Upload
rafly-suwandhi
View
68
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Resume metode penelitian
Citation preview
Tugas Kelompok Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Resume dan Soal dari Buku Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif oleh Jonathan Sarwono
Kelompok 5
MUJAHIDATUL KHAERAT K111 12 038
RIRI SUWAHYUNI WAHID K111 12 275
KESMAS A
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
BAB 9
TEKNIK-TEKNIK MEMANIPULASI DAN MENGONTROL VARIABEL
Manipulasi variabel berarti peneliti memberikan perlakuan tertentu terhadap variabel
bebas yang akan diukur pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Karakteristik penelitian
eksperimental yaitu memungkinkan peneliti untuk melakukan manipulasi dan mengontrol
variabel. Tujuannya yaitu untuk melihat seberapa besar pengaruh pemberian perlakuan yang
berbeda variabel bebas terhadap variabel tergantung sehingga dapat diketahui perlakuan yang
paling efektif. Mengontrol variabel berarti peneliti melakukan pengendalian sedemikian rupa
sehingga peneliti dapat menghilangkan pengaruh variabel lain di luar variabel yang akan
diteliti. Variabel eksternal dikontrol hanya jika kelompok dibentuk dengan random
assignment dan tetap utuh. Tujuannya yaitu menghilangkan bias yang kemungkinan akan
muncul karena pengaruh variabel lain yang tidak dikehendaki peneliti.
KELOMPOK PENGENDALI
Salah satu teknik dalam melakukan manipulasi dan mengonrol variabel yaitu dengan
membuat kelompok pengendali atau pembanding yang dapat mengontrol kemungkinan
munculnya faktor yang dapat memengaruhi proses penilaian yang valid terhadap efek kondisi
perlakuan yang dikenakan pada kelompok yang sedang diteliti.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VALIDITAS INTERNAL
Dalam penelitian eksperimental sebaiknya dilakukan pengontrolan variabel agar validitas
internal tidak terganggu. Validitas internal merupakan kesesuaian antara data hasil peneltian
dengan keadaan sebenarnya. Validitas ini diperoleh dengan penggunaan instumen pengambil
data yang memenuhi persyaratan ilmiah (valid dan reliable).Variabel-variabel eksternal yang
dapat memengaruhi validitas internal yaitu history, seleksi, maturasi, testing, instrumentasi,
mortalitas eksperimen, stabilitas, kombinasi interaktif dari beberapa faktor, dan pengharapan.
1. History
Faktor history mengacu pada kejadian yang sering terjadi di lingkungan pada waktu
yang sama ketika variabel sedang diuji. Contohnya jika anggota suatu kelompok sedang
mengalami suatu masalah diluar dari apa yang ingin diteliti peneliti maka hasil
pengukuran teks eksperimental kemungkinan tidak akan mencerminkan masalah yang
diinginkan peneliti tetapi mencerminkan faktor kejadian lain yang disebut external
historical event.
2. Seleksi
Proses seleksi yang tidak baik akan menimbulkan perbedaan dalam kemampuan
penerimaan, respon, umur, jenis pekerjaan, dan sebagainya pada kelompok yang sedang
dilakukan pengujian. Akibanya terjadi perbedaan terhadap perlakuan yang sedang diujikan
sehingga menghasilkan kesimpulan yang salah atau bias.
3. Maturasi
Faktor maturasi yaitu terjadi proses perubahan yang terjadi pada objek yang sedang
diteliti pada saat mereka berpartisipasi dalam penelitian. Biasanya terjadi dalam penelitian
yang memerlukan jangka waktu panjang. Contohnya responden secara terus menerus
mengalami perubahan baik secara fisik atau pun mental yang mengakibatkan bias pada
hasil pengukuran.
4. Testing
Testing mengacu pada efek-efek yang terjadi karena adanya pre-test pre-test yang
mendahului tes sebenarnya yang akan dikenakan pada objek yang diteliti. Terdapat
kemungkinan terjadi kecenderungan bagi individu yang telah mengikuti pre-test akan
menghasilkan hasil yang lebih baik pada tes sebenarnya.
5. Instrumentasi
Instrumentasi yaitu terdapat perubahan yang terjadi pada pengukuran atau prosedur
obsservasi selama eksperimen berlangsung. Prosedur tersebut mencakup tes, instrumen
pengukuran yang bersifat mekanik, dan petugas yang melakukan penilaian. Contohnya
yaitu petugas observasi, penilai, atau pewawancara baik disengaja atau tidak disengaja
melakukan pencocokan terhadap hipotesis penelitian yang diinginkan. Kejadian ini
memungkinkan petugas mengarahkan responden dalam hipotesis yang diinginkan.
6. Mortalitas eksperimen
Mortalitas eksperimen mengacu pada perbedaan kuantitas responden saat dilakukan
pre-test dan post-test. Misalnya, peneliti menggunakan para lulusan dari dua kelompok
disiplin ilmu yang berbeda. Namun, karena alasan tertentu beberapa anggota kelompok
tidak hadir sehingga salah satu dari kelompok tersebut kehilangan anggotanya lebih
banyak dari anggota kelompok lain maka akan menimbulkan bias.
7. Stabilitas
Bias stabilitas yaitu hasil temuan penelitian tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Bias ini dapat diuji dengan uji statistik.
8. Kombinasi interaktif dari beberapa faktor
Ada pula kemungkinan terjadinya hasil penelitian yang validitas internalnya tidak
disebabkan oleh beberapa faktor kombinasi secara bersamaan misalnya karena interaksi
faktor seleksi dan maturasi. Dalam menentukan seleksi kelompok yang didasarkan pada
umur, maka beberapa anggota kelompok yang sudah dewasa sementara yang lain masih
pada tahap perubahan fisik dan mental.
9. Faktor pengharapan
Faktor pengharapan mengacu pada harapan peneliti untuk mendapatkan hasil
peneitian sesuai dengan keinginannya. Agar tujuan tersebut tercapai, maka peneliti secara
sadara taupun tidak akan berusaha memengaruhi proses penelitian dan objek yang
ditelitinya yang mengakibatkan hilangnya validitas internal.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VALIDITAS EKSTERNAL
Selain faktor yang memengaruhi validitas inernal, terdapat beberapa faktor juga yang
memengaruhi validitas eksternal. Validitas eksternal yaitu adanya generabilitas atau
kemampuan populasi mewakili hasil penelitian. Hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam
konteks waktu, tempat, dan objek penelitian yang berbeda. Hanya penelitian yang
mempunyai validitas eksternal yang hasilnya dapat dikatakan mencerminkan populasi.
1. Dampak reaktif suatu testing
Jika peneliti menggunakan pre-test yang memengaruhi responden yang diteliti maka
dampak perlakuan dapat dipengaruhi dari kegiatan pre-test tersebut.
2. Efek interaksi bias seleksi
Jika peneliti membuat kesalahan dalam penarikan sampel yang tidak mewakili
populasi maka peneliti akan mengalami kesulitan dalam menggeneralisasi penemuan
studinya ketingkatan sampel sampai populasi. Contohnya, jika peneliti mengambil sampel
dari suatu bagian kota A maka hasilnya tidak akan valid jika diterapkan kebagian lain kota
tersebut.
3. Efek reaktif pengaturan eksperimen
Peneliti dapat melakukan pengaturan eksperimen secara disengaja atau tidak dapat
menciptakan kondisi yang dibuat-buat untuk membatasi kemungkinan hasil penelitian
yang dapat digeneralisasi dalam pengujian suatu perlakuan yang bukan eksperimen.
4. Inferensi perlakuan jamak
Dengan memberikan perlakuan-perlakuan baik eksperimental atau bukan yang dapat
berinteraksi sehingga menyebabkan perwakilan dampak perlakuan tersebut berkurang.
MENYAMAKAN KELOMPOK EKSPERIMENTAL DAN PENGONTROL
Peneliti perlu memilih anggota kelompok pengontrol yang memiliki kemiripan
karakteristik dengan anggota kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merujuk pada
membiarkan tidak ada variasi, mengkhususkan variasi yang dimungkinkan, atau
mendistribusikan variabel secara merata. Cara untuk menyamakan kedua kelompok tersebut
yaitu randomisasi, teknik pasangan yang cocok, teknik kelompok yang cocok, dan membatasi
populasi.
1. Teknik randomisasi
Suatu prosedur untuk mengontrol variabel-variabel seleksi tanpa mengindetifikasinya
terlebih dahulu. Tujuannya yaitu menghindari kemungkinan munculnya perbedan tipe
orang yang dipilih sebagai anggota.
2. Teknik pemasangan yang cocok
Peneliti perlu menentukan kontrol mana yang dapat diaplikasikan kepada individu
yang berbeda misalnya jenis kelamin, umur, status sosio-ekonomi, IQ, prestasi sedangkan
pada variabel tergantung biasanya digunakan nilai pre-test. Misalnya, peneliti membuat
pasangan antara satu anggota kelompok yang berumur 30 tahun dengan anggota lain yang
berumur sama. Kemudian memilih kelompok dengan randomisasi satu anggota setiap
pasangan akan dijadikan sebagi anggota kelompok ekperimental sedangkan yang lain
menjadi anggota kelompok pengontrol.
3. Teknik kelompok yang cocok
Menggunakan teknik kelompok dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan
teknik pasangan yang cocok.
4. Membatasi populasi
Denganmembatasikarakteristikpopulasimakasecaraotomatismembatasikarakteristiksa
mpel. Misalnya peneliti ingin melakukan penelitian dengan menggunakan responden
mahasiswa perguruan tinggi sebaiknya dilakukan pembatasan seperti pada tingkat
universitas kemudian dibatasi lagi hanya mahasiswa jurusan teknik. Pembatasan ini
menghasilkan karakteristik yang sama pada populasi dan jika dari populasi tersebut ditarik
sampel maka sampel akan memiliki karakteristik yang sama.
BAB 10
MEMBUAT DESAIN PENELITIAN
Menurut Sarwono (2006), desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang
menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan, tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat
melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah
yang jelas.
KESALAHAN DALAM PROSES PENELITIAN
Adapun kesalahan-kesalahan dalam proses penelitian yaitu (Sarwono, 2006):
1. Kesalahan dalam perencanaan
Kesalahan dalam perencanaan dapat terjadi saat peneliti membuat kesalahan dalam
menyusun desain yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi. Kesalahan ini dapat
terjadi pula bila peneliti salah dalam merumuskan masalah.
2. Kesalahan dalam pengumpulan data
Kesalahan dalam pengumpulan data terjadi pada saat peneliti melakukan kesalahan dalam
proses pengumpulan data di lapangan.
3. Kesalahan dalam melakukan analisis
Kesalahan dalam menganalisis data disebabkan adanya kesalahan dalam memilih teknik
analisis yang sesuai dengan masalah dan data yang tersedia.
4. Kesalahan dalam pelaporan
Kesalahan dalam pelaporan terjadi jika peneliti membuat kesalahan dalam
menginterpretasikan hasil-hasil penelitian.
TIPE-TIPE DESAIN PENELITIAN
1. Desain riset exploratori digunakan untuk riset awal yang berfungsi untuk menjelaskan dan
mendefinisikan suatu masalah. Yang termasuk dalam kategori ialah survei yang dilakukan
oleh ahli, studi kasus, analisis data sekunder dan riset yang menggunakan pendekatan
kualitatif.
2. Desain riset konklusif digunakan untuk riset deksriptif dan riset eksperimental. Riset
deksriptif berfungsi untuk menggambarkan karakteristik, gejala, fungsi suatu populasi. Riset
kausal digunakan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara variabel-variabel.
Secara garis besar dalam penelitian kuantitatif yang bersifat konklusif ada dua macam
tipe desain yaitu:
a. Desain Ex Post Facto yaitu menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada
tataran permukaan. Desain Ex Post Facto terdiri atas:
Studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengkombinasikan antara pencarian
literatur, survei berdasarkan pengalaman.
Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya
mencerminkan kondisi nyata.
b. Desain eksperimen yaitu dapat menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam.
Desain eksperimen terdiri atas:
Eksperimen lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan latar
yang realistis dimana peneliti melakukan campur tangan dan melakukan manipulasi
terhadap variabel bebas.
Eksperimen laboratorium merupakan peneliti melakukan campur tangan dan manipulasi
variabel-variabel bebas serta memungkinkan peneliti melakukan kontrol terhadap
aspek-aspek kesalahan utama.
VALIDITAS
Validitas merupakan ciri yang harus dimiliki oleh instrument pengukuran karena
berhubungan langsung dengan dapat tidaknya data dipercaya kebenarannya (Kuntjojo, 2009).
Menurut Abdullah (2014), dalam desain penelitian, terdapat dua jenis validasi yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Validitas internal
Suatu desain penelitian harus mempunyai validasi yang tinggi sehingga perbedaan yang
diperlihatkan benar-benar disebabkan oleh perlakuan yang diberikan, bukan karena faktor
atau variabel dari luar. Ada beberapa hal yang menjadi kendala untuk memperoleh validitas
internal:
a. Sejarah : faktor ini terjadi terjadi ketika kejadian dalam penyelidikan
b. Maturasi: adanya perubahan yang terjadi pada diri responden dalam kurun waktu tertentu.
c. Testing: efek yang dihasilkan oleh proses dapat mengubah sikap atau tindakan responden.
d. Instrumentasi: efek yang terjadi disebabkan oleh perubahan alat pada saat melakukan
penelitian.
e. Seleksi: efek tiruan dimana prosedur mempengaruhi hasil-hasil studi.
f. Mortalitas: efek adanya, hilangnya atau perginya responden yang diteliti.
2. Validitas eksternal
Suatu desain penelitian juga harus mempunyai validitas eksternal yang tinggi sehingga hasil
dari percobaan akan cukup representatif untuk mewakili populasi. Hal yang menjadi sumber
validitas eksternal ialah:
a. Interaksi testing: efek tiruan yang dibuat dengan menguji respondenn akan mengurangi
generalisasi pada situasi dimana tidak ada pengujian pada responden.
b. Interaksi seleksi: efek dimana tipe-tipe responden yang mempengaruhi hasil studi.
c. Interaksi setting: efek tiruan yang dibuat dengan latar tertentu dalam penelitian tidak dapat
dieplikasi dalam situasi lainnya.
DESAIN SPESIFIK EX POST FACTO DAN EKSPERIMENTAL
1. Ex Post Facto merupakan tidak ada manipulasi perlakuan terhadap variabel bebas makan
notasi, baik studi lapangan atau survei hanya ditulis dengan O atau O lebih dari satu.
2. Desain eksperimental dibagi menjadi dua yaitu pre-eksperimental dan desain
eksperimental sebenarnya. Perbedaan kedua tipe desain ini terletak pada konsep kontrol.
3. Desain eksperimental tingkat lanjut terdiri dari:
Desain random sempurna
Desain blok random
Desain latin square
Desain faktorial
Soal Metodologi Penelitian
BAB 9 DAN BAB 10
1. Tujuan mengontrol variabel adalah untuk….a. Menghilangkan biasb. Memanipulasi datac. Menyempurnakan penelitiand. Menambah variabele. Mengurangi variabel
2. Salah satu teknik dalam melakukan manipulasi dan mengontrol variable adalah dengan membuat kelompok….a. Pengendalib. Pembandingc. Perancud. Sekundere. Tersier
3. Yang tidak termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal adalah….a. Lokasib. Seleksic. Maturasid. Testinge. Instrumentasi
4. Hasil temuan penelitian yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah disebut….a. Stabilitasb. Maturasic. Hipotesisd. Integritase. Korelasi
5. Efek reaktif pengturan eksperimen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi validitas….a. Internalb. Eksternalc. Penelitid. Datae. Variabel
6. Membuat justifikasi prosedur analisis yang digunakan untuk menyimpulkan dan memanipulasi data adalah cara untuk mengatasi kesalahan dalam….a. Perencanaanb. Pengumpulan datac. Melakukan analisisd. Pelaporane. Evaluasi
7. Aliran kuantitatif yang bersifat konklusif terdapat dua macam tipe desain, yakni….a. Desain ex post facto dan desain experimentalb. Desain ex post facto dan desain ex factoc. Desain ex post facto dan desain sub factod. Desain ex post facto dan desain ex sub factoe. Desain experimental dan desain ex sub facto
8. Sub desain ex post facto diantaranya….a. Surveyb. Experimen lapanganc. Experiment laboratoriumd. Uji validitase. Riset deskriptif
9. Berikut yang termasuk desain-desain eksperimental, kecuali….a. One shot case studyb. One group pre-test – post-test designc. Static group comparisond. Post test only control group designe. Ex post facto design
10. Berikut yang termasuk desain-desain eksperimental tingkat lanjut ialah…a. Desain blok randomb. Desain studi lapanganc. Desain uji validitasd. Desain survey lapangane. Desain observasional