20
Esyi Nur Aisyah 3415131008 Resume Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia dan PERMENDIKBUD No. 22 dan 23 Kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan dan dijadikan sebagai pedoman hidup serta menjadi sebuah falsafah hidup bangsa sebagai arah kemana kita berjalan. Setiap waktu akan terjadi perubahan pengetahuan dan alat teknologi, maka dari itu kurikulum digunakan untuk mengantisipasi masalah tersebut karena pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah. Perubahan dari kurikulum dapat sebagian atau secara keseluruhan. Perubahan kurikulum menyangkut berbagai faktor, baik orang-orang yang terlibat dalam pendidikan dan faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan. Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum. Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan struktural kurikulum menyangkut komponen kurikulum yakni; perubahan dalam tujuan, isi dan struktur, strategi kurikulum, sarana kurikulum, dan perubahan dalam sistem evaluasi hukum.

ResumeTekur2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

c

Citation preview

Esyi Nur Aisyah3415131008Resume Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia dan PERMENDIKBUD No. 22 dan 23

Kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan dan dijadikan sebagai pedoman hidup serta menjadi sebuah falsafah hidup bangsa sebagai arah kemana kita berjalan. Setiap waktu akan terjadi perubahan pengetahuan dan alat teknologi, maka dari itu kurikulum digunakan untuk mengantisipasi masalah tersebut karena pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah. Perubahan dari kurikulum dapat sebagian atau secara keseluruhan. Perubahan kurikulum menyangkut berbagai faktor, baik orang-orang yang terlibat dalam pendidikan dan faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan.Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum.Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan struktural kurikulum menyangkut komponen kurikulum yakni; perubahan dalam tujuan, isi dan struktur, strategi kurikulum, sarana kurikulum, dan perubahan dalam sistem evaluasi hukum.Pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004 dan 2006. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.Setelah Indonesia merdeka dalam pendidikan dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum sederhana (1947-1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan proses (1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006).1. Kurikulum Rencana Pelajarn (1947-1968)Pada masa penjajahan Belanda, setidaknya ada tiga sistem pendidikan dan pengajaran yang berkembang saat itu. Pertama, sistem pendidikan Islam yang diselenggarakan perantren. Kedua, sistem pendidikan Belanda. Sistem pendidikan belanda pun bersifat diskriminatif. Susunan persekolahan zaman kolinial adalah sebagai berikut (Sanjaya, 2007:207). a) Persekolahan anak-anak pribumi untuk golongan non priyayi menggunakan pengantar bahasa daerah, namanya Sekolah Desa 3 tahun. Kemudian melajutkan ke Sekolah Sambungan (Vervolg School) selama 2 tahun. Lalu melanjutkan ke Sekolah Guru atau Mulo Pribumi selama 4 tahun, b) Untuk orang timur asing disediakan sekolah seperti Sekolah Cina 5 tahun dengan pengantar bahasa Cina, Hollandch Chinese School (HCS) yang berbahasa Belanda selama 7 tahun. Siswa HCS dapat melanjutkan ke Mulo. c) Sedangkan untuk orang Belanda disediakan sekolah rendah sampai perguruan tinggi, yaitu Eropese Legere School 7 tahun, sekolah lanjutan HBS 3 dan 5 tahun Lyceum 6 tahun, Maddelbare Meisjeschool 5 tahun, Recht Hoge School 5 tahun, Sekolah kedokteran tinggi 8,5 tahun, dan kedokteran gigi 5 tahun. Kurikulum rencana pembelajaran merupakan suatu kurikulum yang dibuat setelah tiga tahun Indonesia meredeka. Awalnya memakai istilah leer plan. Asas pendidikannya ditetapkan oleh pancasila. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikira dalam arti kognitif, namun yang diutamakan pendidikan watak atau perilaku (value , attitude), meliputi : a) Kesadaran bernegara dan bermasyarakat b) Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari c) Perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

Rencana Pelajaran Terurai 1952Merupakan suatu penyempurnaan dari kurikulum rencana pembelajaran 1947. Ciri dari kurikulum ini bahwa rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kurikulum ini merinci setiap matab pelajaran yang disebut rencana pelajaran terurai 1952.Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional, ketrampilan, jasmaniah

Rencana Pendidikan 1964Konsep pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan sekolah membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri pemecahan persoalan (problem solving). Menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana. Disebut Pancawardhana karena lima kelompok bidang studi, yaitu kelompok perkembangan moral, kecerdasan, emosional/artisitk, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah.Cara belajar dijalankan dengan metode disebut gotong royong terpimpin. Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentuk manusia pacasialis yang sosialis Indonesia, dengan sifat-sifat seperti pada ketetapan MPRS No II tanun 1960. Kurikulum 1964 bersifat separate subject curriculum, yang memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima kelompok bidang studi (Pancawardhana). Mata pelajaran yang ada pada Kurikulum 1968:

I. Pengembangan Moral 1. Pendidikan kemasyarakatan 2. Pendidikan agama/budi pekerti II Perkembangan kecerdasan 1. Bahasa Daerah 2. Bahasa Indonesia 3. Berhitung 4. Pengetahuan Alamiah III Pengembangan emosional atau Artistik Pendidikan kesenian IV Pengembangan keprigelan Pendidikan keprigelan V Pengembangan jasmani Pendidikan jasmani/Kesehatan

Kurikulum 1968Ciri dari kurikulum ini bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana. Kurikulum 1968 merupakan suatu pembaharuan dari kurikulum sebelumnya yaitu 1964, perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.Bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Dalam kurikulm ini ditekankan untuk membentuk manusia Pncasila sejati.Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya materi pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan. Muatan materi pelajarannya sendiri hanya teoritis, tak lagi mengkaitkannya dengan permasalahan faktual di lingkungan sekitar. Berikut adalah struktur kurikulum 1968:

I. Pembinaan Jiwa Pancasila 1. Pendidikan agama 2. Pendidikan kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Daerah 5. Pendidikan olahragaIII. Pengembangan pengetahuan dasar 6. Berhitung 7. IPA 8. Pendidikan kesenian 9. Pendidikan kesejahteraan keluarga III Pembinaan kecakapan khusus 10. Pendidikan kejuruan

2. Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994)Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin ilmu. Menurut kurikulum ini, belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi pelajaran sebanyak-banyaknya. kurikulum subjek akademik tidak berarti terus tetap hanya menekankan materi yang disampaikan, dalam sejarah perkembangannya secara berangsur-angsur memperhatikan juga proses belajar yang dilakukan peserta didik.

Kurikulum 1975Tahun 1969 di Negara Indonesia telah banyak perubahan yang terjadi sebagai akibat lajunya pembangunan nasional, yang mempunyai dampak baru terhadap program pendidikan nasional. Pada Kurikulum 1968, hal-hal yang merupakan faktor kebijaksanaan pemerintah yang berkembang dalam rangka pembangunan nasional tersebut belum diperhitungkan, sehingga diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum 1968 tersebut agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun. Atas dasar pertimbangan tersebut maka dibentuklah kurikulum tahun 1975 sebagai upaya untuk mewujudkan strategi pembangunan di bawah pemerintahan orde baru dengan program Pelita dan Repelita.Prinsipnya, berorientasi pada tujuan, menganut pendekatan integrative, menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu, menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (Drill). Sistem PPSI ini berpandangan bahwa proses belajar-mengajar sebagai suatu system yang senantiasa diarahkan pada pencapaian tujuan. Sistem PPSI ini berpandangan bahwa proses belajar-mengajar sebagai suatu system yang senantiasa diarahkan pada pencapaian tujuan. Komponen PSSI meliputi; pedoman perumusan tujuan, prosedur pengembangan alat penilaian, proses kegiatan belajar siswa, program kegiatan guru, pelaksanaan program, perbaikan atau revisi.

Kurikulum 1984Yang menyebabkan perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1984 adalah terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik. terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah. Ciri dari kurikkulum ini adalah berorientasi kepada tujuan instruksional, pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik, materi pelajarannya dikemas dengan pendekatan spiral, menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum latihan, materinya disedikan berdasarkan kesiapan atau kematangan siswa.Kalau pada Kurikulum 1975 terdapat delapan pelajaran inti, pada Kurikulum 1984 terdapat enam belas mata pelajaran inti. Mata pelajaran yang termasuk kelompok inti tersebut adalah : Agama, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia, Geografi Indonesia, Geografi Dunia, Ekonomi, Kimia, Fisika, Biologi, Matematika, Bahasa Inggris, Kesenian, Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Sejarah Dunia dan Nasional. Kalau semula pada Kurikulum 1975 terdapat 3 jurusan di SMA, yaitu IPA, IPS, Bahasa, maka dalam Kurikulum 1984 jurusan dinyatakan dalam program A dan B. Program A terdiri dari. a. A1, penekanan pada mata pelajaran Fisika b. A2, penekanan pada mata pelajaran Biologi c. A3, penekanan pada mata pelajaran Ekonomi d. A4, penekanan pada mata pelajaran Bahasa dan Budaya. Sedangkan program B adalah program yang mengarah kepada keterampilan kejuruan yang akan dapat menerjunkan siswa langsung berkecimpung di masyarakat

Kurikulum 1994Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Ciri dari kurikulum ini terdapat pada Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut; beban materi belajar siswa lebih berat karena banyaknya materi pelajaran. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikan dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah. Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.

3. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan KTSP (2004/2006)Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan (1975-1994) berimpilkasi pada penguasaan kognitif lebih dominan namun kurang dalam penguasaan keterampilan (skill). Penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan peserta didik. diamanatkan dalam kebijakan-kebijakan nasionalsebagai berikut;1. Perubahan keempat UUD 1945 Pasal31 tentang Pendidikan. 2. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004. 3. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional. 4. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang OtonomiDaerah 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentangKewenangan Atas dasar itulah maka Indonesia memilih untuk memberlakukan Kurikulum KBK sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan serta penyempurnaannya dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Kurikulum ini lahir sebagai tuntutan reformasi, diantaranya UU No 2 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan.j pendidikan nasional.KBK tidak lagi mempermasalahkan proses belajar, yang terpenting pada tingkatan tertentu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge, understanding, skill, value, attitude, dan interest.Adapun kompentensi sendiri diklasifikasikan menjadi: kompetensi lulusan (dimilik setelah lulus), kompetensi standar (dimiliki setelah mempelajari satu mata pelajaran), kompetensi dasar (dimiliki setelah menyelesaikan satu topik/konsep), kompetensi akademik (pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan persoalan), kompetensi okupasional (kesiapan dan kemampuan beradaptasi dengan dunia kerja), kompetensi kultural (adaptasi terhadap lingkungan dan budaya masyarakat Indonesia), dan kompetensi temporal (memanfaatkan kemampuan dasar yang dimiliki siswa.Secara umum kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Sedangkan Kurkikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai pebelajar, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.

Menurut Anderson dan Krathwol, Kompetensi Utama dapat dikelompok menjadi 4 (empat) gugus, yaitu:1) factual knowledge, menyangkut pengetahuan tentang fitur-fitur dasar yang harus diketahui oleh pebelajar dalam sebuah disiplin keilmuan dan dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Jenis kompetensi ini terdiri dari dua, yaitu: pengetahuan tentang terminologi 2) conceptual knowledge, pengetahuan tentang detil spesifik (specific details) dan fitur-fitur dasar (basic elements). Conceptual knowledge meliputi kompetensi yang menunjukkan pemahaman tata hubungan antar fitur dasar dalam suatu struktur yang lebih luas dan yang memungkinkan berfungsinya fitur-fitur tersebut. 3) procedural knowledge, meliputi pengetahuan dan pemahaman bagaimana melakukan sesuatu (technical know how), metode inkuiri, dan kriteria dalam menggunakan keterampilan, algotima, teknik, dan metode4) metacognitive knowledge, merupakan kompetensi yang menyangkut tentang pengetahuan terhadap kognisi secara umum dan kesadaran serta memahami kognisi diri sendiri. Kompetensi ini meliputi 3 hal, yaitu: 1) pengetahuan strategis, 2) pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan tentang kontekstualitas dan kondisi khusus, dan 3) pengetahuan tentang diri sendiri.Ke-empat gugus kompetensi utama tersebut perlu dijembatani dengan lima unsur pokok yang diamanatkan dalam Kepmen 045/U/2002, yaitu: Pengembangan kepribadian (MK), pengembangan keahlian dan keterampilan (MKK), pengemabngan keahlian berkarya (MKB), pengembangan perilaku berkarya (PPB), dan pengembangan berkehidupan bermasyarakat (PBB).Keunggulan KBK:a) KBK yang dikedepankan adalah penguasaan materi hasil dan kompetenasi paradigma pembelajaran versi UNESCO: learning to know,learning to do, learning to live together, dan learning to be. b) Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dan siswa dalam proses pembelajaran, silabus menjadi kewenagan guru. c) Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu, tetapi jumlah mata pelajaran belum bisa dikurangi. d) Metode pembelajaran Keterampilan proses dengan melahirkan metode pembelajaran PAKEM dan CTL, e) Sistem penilaian lebih menitik beratkan pada aspek kognitif, penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengan penekanan penilaian berbasis kelas. f) KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB), penilaian berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (PKBS). KHB berisi tentang perencaan pengembangan kompetensi siswa yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai usia 18 tahun. PBK adalah melakukan penilaian secara seimbang di tiga ranah, dengan menggunakan instrumen tes dan non tes, yang berupa portofolio, produk, kinerja, dan pencil test. KBM diarahkan pada kegiatan aktif siswa dala membangun makna atau pemahaman, guru tidak bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi sebagai motivator yang dapat menciptakan suasana yang memungkinkan siswa dapat belajar secara penuh dan optimal

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat. 1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum, 2) Beban belajar, 3) Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan 4) Kalender pendidikan. SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.Penyusunan KTSP pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP dimana panduan tersebut berisi sekurang-kurangnya model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikandan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Sedangkan cara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah.a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.KTSP perlu diterapkan pada satuan pendidikan berkaitan dengan tujuh hal berikut : (a) Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya. (b) Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan. (c) Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh sekolah karena sekolah sendiri yang paling tahu yang terbaik bagi sekolah tersebut.(d) Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat. (e) Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikannya masing-masing. (f) Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain dalam meningkatkan mutu pendidikan. (g) Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakatdan lingkungan yang berubah secara cepat serta mengakomodasikannya dengan KTSP.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan MenengahPemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional untuk mengembangkan fungsi pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan pendidikan ini diwujudkan dengan wajib belajar 9 tahun.Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.

Kerangka Dasar KurikulumPeraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas;a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;d. kelompok mata pelajaran estetika;e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Prinsip Pengembangan KurikulumDikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut;a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannyab. Beragam dan terpaduc. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan senid. Relevan dengan kebutuhan kehidupane. Menyeluruh dan berkesinambunganf. Belajar sepanjang hayatg. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Prinsip Pelaksanaan Kurikuluma. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensid. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tuladae. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guruf. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

Struktur Kurikulum Pendidikan Umum1. Struktur Kurikulum SD/MI2. Struktur Kurikulum SMP/MTs3. Struktur Kurikulum SMA/MA

Struktur Kurikulum Pendidikan KejuruanBertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya.Terdiri dari mata pelajaran wajib, kejuruan, dan muatan lokal. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik. Struktur kurikulum SMK/MAK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII.ukan karier peserta didik

Struktur Kurikulum Pendidikan KhususStruktur Kurikulum dikembangkan untuk peserta didik berkelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial berdasarkan standar kompetensi lulusan, standar kompetensi kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi mata pelajaran.Peserta didik berkelainan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu;(1) peserta didik berkelainan tanpa disertai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata, (2) peserta didik berkelainan disertai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata.Kurikulum Pendidikan Khusus terdiri atas delapan sampai dengan 10 mata pelajaran, muatan lokal, program khusus, dan pengembangan diri.Peserta didik berkelainan tanpa disertai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata, dalam batas-batas tertentu masih dimungkinkan dapat mengikuti kurikulum standar meskipun harus dengan penyesuaian-penyesuaian. Peserta didik berkelainan yang disertai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata, diperlukan kurikulum yang sangat spesifik, sederhana dan bersifat tematik untuk mendorong kemandirian dalam hidup sehari-hari.

Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarStandar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran pada setiap tingkat dan semester disajikan pada lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini yang terdir atas: Lampiran 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dan SDLB, Lampiran 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP/MTs dan SMPLB, dan Lampiran 3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK.Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket. Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori standar menggunakan sistem paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.Sistem kredit semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur. Panduan tentang sistem kredit semester diuraikan secara khusus dalam dokumen tersendiri.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan MenengahA. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni: 1. Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan SMP/MTs./SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut 2. Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut 3. Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya

B. STANDAR KOMPETENSI KELOMPOK MATA PELAJARAN (SK-KMP) Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) dikembangkan berdasarkan tujuan dan cakupan muatan dan/ atau kegiatan setiap kelompok mata pelajaran, yakni: 1. Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. 2. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. 3. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujuan: mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik. 4. Kelompok mata pelajaran Estetika bertujuan: membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. 5. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan bertujuan: membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.

C. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN 1. Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI)

a. Pendidikan Agama Islam SD/MI b. Pendidikan Agama Kristen SD c. Pendidikan Agama Katolik SD d. Pendidikan Agama Hindu SDe. Pendiidkan Agama Buddha SDf. Pendidikan Kewarganegaraan SD/MIg. Bahasa Indonesia SD/MIh. Matematika SD/MIi. Ilmu Pengetahuan SD/MIj. Ilmu Pengetahu Sosial SD/MIk. Seni Budaya dan Ketrampilan SD/MIl. Pendidikan Jasmani, Olahraga, Kesehatan SD/MIm. Bahasa Inggris SD/MI

2. SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

a. Pendidikan Agama Islam SMP/MTs b. Pendidikan Agama Kristen SMPc. Pendidikan Agama Katolik SMP e. Pendidikan Agama Buddha SMP f. Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs g. Bahasa Indonesia SMP/MTs h. Bahasa Inggris SMP/MTs i. Matematika SMP/MTs j. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs k. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs l. Seni Budaya SMP/MTs m. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SMP/MTs n. Keterampilan SMP/MTs o. Teknologi Informasi dan Komunikasi SMP/MTs

3. SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)/ MADRASAH ALIYAH (MA)a. Pendidikan Agama Islam SMA/MA/SMK/MAK b. Pendidikan Agama Kristen SMA/SMK c. Pendidikan Agama Katolik SMA/SMK d. Pendidikan Agama Hindu SMA/SMK e. Pendidikan Agama Buddha SMA/SMK f. Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA g. Bahasa Indonesia SMA/MA h. Bahasa Inggris SMA/MA i. Matematika SMA/MA j. Fisika SMA/MA k. Biologi SMA/MA l. Kimia SMA/MA m. Sejarah SMA/MAn. Geografi SMA/MA o. Ekonomi SMA/MA p. Sosiologi SMA/MA q. Seni Budaya SMA/MA r. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SMA/MA s. Teknologi Informasi dan Komunikasi SMA/MA t. Keterampilan SMA/MA u. Bahasa Asing SMA/MA v. Antropologi SMA/MA

4. SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB-A,B,D,E)

a. Pendidikan Agama Islam b. Pendidikan Agama Kristen c. Pendidikan Agama Katolik d. Pendidikan Agama Hindu e. Pendidikan Agama Buddha f. Pendidikan Kewarganegaraan g. Bahasa Indonesia h. Matematika i. Ilmu Pengetahuan Alam i. Seni Budaya dan Keterampilan j. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan k. Bahasa Inggris

5. SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMPLB-A,B,D,E)

a. Pendidikan Agama Islam b. Pendidikan Agama Kristen c. Pendidikan Agama Katolik d. Pendidikan Agama Hindu e. Pendidikan Agama Buddha f. Pendidikan Kewarganegaraan g. Bahasa Indonesia h. Bahasa Inggris i. Matematika j. Ilmu Pengetahuan Alam k. Ilmu Pengetahuan Sosial l. Seni Budaya m. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan n. Keterampilan o. Teknologi Informasi dan Komunikasi

6. SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA (SMALB-A,B,D,E)

a. Pendidikan Agama Islamb. Pendidikan Agama Kristen c. Pendidikan Agama Katolik d. Pendidikan Agama Hindu e. Pendidikan Agama Buddha f. Pendidikan Kewarganegaraan g. Bahasa Indonesia h. Bahasa Inggris i. Matematika j. Ilmu Pengetahuan Alam k. Ilmu Pengetahuan Sosial l. Seni Budaya m. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan n. Keterampilan Vokasional/Teknologi Informasi dan Komunikasi

7. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (MAK)

a. Pendidikan Agama Islam SMK/MAK

b. Pendidikan Agama Kristen SMK c. Pendidikan Agama Katolik SMK d. Pendidikan Agama Hindu SMK e. Pendidikan Agama Buddha SMK f. Pendidikan Kewarganegaraan SMK/MAK g. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SMK/MAK h. Bahasa Indonesia SMK/MAKi. Bahasa Inggris SMK/MAK j. Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan Teknologi Kerumahtanggaan SMK/MAK k. Matematika Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran dan Akuntasi SMK/MAK l. Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian SMK/MAK m. Ilmu Pengetahuan Alam SMK/MAK n. Fisika Kelompok Pertanian SMK/MAK o. Fisika Kelompok Teknologi SMK/MAK p. Kimia Kelompok Pertanian SMK/MAKq. Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan SMK/MAKr. Biologi Kelompok Pertanian SMK/MA

1. Memahami keanekaragaman hayati dan klasifikasinya, peranan keanekaragaman hayati bagi kehidupan dan upaya pelestariannya. 2. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem 3. Memahami konsep sel dan jaringan, keterkaitan antara struktur dan fungsi organ, kelainan dan penyakit yang mungkin terjadi pada sistem organ, serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, proses metabolisme dan hereditas, evolusi dan implikasinya dengan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat 5. Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat 6. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi, serta keterkaitannya dengan IPA lainnya 7. Meningkatnya kesadaran dan peran-serta dalam menjaga kelestarian lingkungan 8. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan menganalisis lingkungan dan alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari 9. Mengembangkan pemahaman dan kemampuan untuk menunjang kompetensi produktif dan pengembangan diri

s. Biologi Kelompok Kesehatan SMK/MAK 1. Memahami keanekaragaman hayati dan klasifikasinya, peranan keanekaragaman hayati bagi kehidupan dan upaya pelestariannya. 2. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem 3. Memahami konsep sel dan jaringan, keterkaitan antara struktur dan fungsi organ, kelainan dan penyakit yang mungkin terjadi pada sistem organ, serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, proses metabolisme dan hereditas, evolusi dan implikasinya dengan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat 5. Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat 6. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi, serta keterkaitannya dengan IPA lainnya 7. Meningkatnya kesadaran dan peran-serta dalam menjaga kelestarian lingkungan 8. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan menganalisis lingkungan dan alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari 9. Mengembangkan pemahaman dan kemampuan t. Ilmu Pengetahuan Sosial SMK/MAK u. Seni Budaya SMK/MAK v. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi SMK/MAK w. Kewirausahaan SMK/MAK