22
MAKALAH UNIT PROSES PENGOLAHAN AIR SECARA KIMIA REVERSE OSMOSIS OLEH: KELOMPOK XV DESI RATNA KOMALA (0910941014) WILDA UTAMI NURHUDA (0910942032) FACHRUDIE PUTRA NASEVY (07 174 019) DOSEN: DR. PUTI SRI KOMALA

reverse osmosis.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas wilda utami nurhudateknik lingkungan unand

Citation preview

Page 1: reverse osmosis.docx

MAKALAH UNIT PROSES

PENGOLAHAN AIR SECARA KIMIA

REVERSE OSMOSIS

OLEH:

KELOMPOK XV

DESI RATNA KOMALA (0910941014)

WILDA UTAMI NURHUDA (0910942032)

FACHRUDIE PUTRA NASEVY (07 174 019)

DOSEN:

DR. PUTI SRI KOMALA

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2012

Page 2: reverse osmosis.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses penjernihan air untuk mendapatkan air yang berkualitas telah dilakukan

oleh manusia beberapa abad yang lalu. Pada tahun 1771, di dalam edisi pertama

Encyclopedia Britanica telah dibicarakan fungsi filter (filtrasi) sebagai sistem

penyaring untuk mendapatkan air yang lebih jernih. Perkembangan selanjutnya

dari proses pengolahan air minum, telah menghasilkan bahwa pembubuhan zat

pengendap atau penggumpal (koagulan) dapat ditambahkan sebelum proses

penyaringan (filtrasi). Selanjutnya proses penggumpalan yang ditambahkan

dengan proses pengendapan (sedimentasi) dan penyaringan (filtrasi) serta

menggunakan zat-zat organik dan anorganik adalah merupakan awal dari cara

pengolahan air. Sekarang, ilmu pengetahuan telah berkembang dengan

cepatnya dengan menciptakan sarana pengolahan air minum dengan berbagai

sistem.

Pada tahun 1784, seorang ahli fisika dari Perancis bernama Jean Antoinne Nollet

menemukan suatu kejadian yang saat ini dikenal sebagai osmosis, yaitu sebuah

kejadian dimana air mengalir melewati membran semi permeable. Air tersebut

mengalir dari keadaan air yang encer (soluble water) menuju kepada keadaan air

yang pekat sampai keseimbangannya atau disebut juga equilibriumnya tercapai.

Dua ratus tahun kemudian, sekitar tahun 1950-an, para ilmuwan memodifikasi

kejadian tersebut untuk menciptakan sistem reverse osmosis yang pertama

kalinya. Para ilmuwan menemukan bahwa sistem osmosis konvensional dapat di

rekayasa menjadi sebaliknya (reverse), yaitu dengan cara memberikan tekanan

pada air yang pekat. Dengan kata lain sistem tersebut dapat menghasilkan air

bersih yang telah tersaring.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan memahami prinsip kerja sistem reverse osmosis dalam

menghasilkan air bersih;

2. Mengetahui dan memahami mekanisme atau cara kerja sistem reverse

osmosis dalam menghasilkan air bersih;

Page 3: reverse osmosis.docx

3. Mengetahui dan memahami aplikasi penerapan sistem reverse osmosis pada

pengolahan air.

Page 4: reverse osmosis.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Membran ialah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran memiliki

ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis serta ada

yang homogen dan ada juga ada heterogen. Menurut Siti Agustina dkk dalam

Workshop Teknologi Industri Kimia dan Kemasan, membran berfungsi

memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk molekul, menahan

komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar dari pori-pori

membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang lebih kecil.

Larutan yang mengandung komponen yang tertahan disebut konsentrat dan

larutan yang mengalir disebut permeat. Filtrasi dengan menggunakan membran

selain berfungsi sebagai sarana pemisahan juga berfungsi sebagai sarana

pemekatan dan pemurnian dari suatu larutan yang dilewatkan pada membran

tersebut.

Berdasarkan jenis pemisahan dan strukturnya, membran dapat dibagi menjadi 3

kategori (Wahyu Hidayat, 2007):

a. Porous membrane

Pemisahan berdasarkan atas ukuran partikel dari zat-zat yang akan

dipisahkan. Hanya partikel dengan ukuran tertentu yang dapat melewati

membran sedangkan sisanya akan tertahan. Berdasarkan klasifikasi dari

IUPAC, pori dapat dikelompokkan menjadi macropores (>50nm), mesopores

(2-50nm), dan micropores (<2nm). Porous membrane digunakan pada

microfiltration dan ultrafiltration.

b. Non-porous membrane

Dapat digunakan untuk memisahkan molekul dengan ukuran yang sama,

baik gas maupun cairan. Pada non-porous membrane, tidak terdapat pori

seperti halnya porous membrane. Perpindahan molekul terjadi melalui

mekanisme difusi. Jadi, molekul terlarut di dalam membran, baru kemudian

berdifusi melewati membran tersebut.

c. Carrier membrane

Pada carriers membrane, perpindahan terjadi dengan bantuan carrier

molecule yang mentransportasikan komponen yang diinginkan untuk

melewati membran. Carrier molecule memiliki afinitas yang spesifik terhadap

Page 5: reverse osmosis.docx

salah satu komponen sehingga pemisahan dengan selektifitas yang tinggi

dapat dicapai.

Gambar 2.1 Membran

Sweep (berupa cairan atau gas) digunakan untuk membawa permeate hasil pemisahan.

Sumber: (Wahyu Hidayat, 2007)

Menurut Siti Agustina teknologi membran memiliki beberapa keunggulan

dibandingkan dengan proses lain, antara lain :

a. Pemisahan dapat dilakukan secara kontinu;

b. Konsumsi energi umumnya relatif lebih rendah;

c. Proses membran dapat mudah digabungkan dengan proses pemisahan

lainnya ( hybrid processing);

d. Pemisahan dapat dilakukan dalam kondisi yang mudah diciptakan;

e. Mudah dalam scale up;

f. Tidak perlu adanya bahan tambahan;

g. Material membran bervariasi sehingga mudah diadaptasikan pemakaiannya.

Kekurangan teknologi membran antara lain : fluks dan selektifitas karena pada

proses membran umumnya terjadi fenomena fluks berbanding terbalik dengan

selektifitas. Semakin tinggi fluks seringkali berakibat menurunnya selektifitas dan

sebaliknya. Sedangkan hal yang diinginkan dalam proses berbasiskan membran

adalah mempertinggi fluks dan selektifitas.

Proses pemisahan dengan membran yang memakai gaya dorong berupa beda

tekan umumnya dikelompokkan menjadi empat jenis diantaranya mikrofiltrasi,

osmosis balik (reverse osmosis), ultrafiltrasi dan nanofiltrasi.

Pada tahun 1784, seorang ahli fisika dari Perancis bernama Jean Antoinne Nollet

menemukan suatu kejadian yang saat ini dikenal sebagai osmosis, yaitu sebuah

kejadian dimana air mengalir melewati membran semi permeable. Air tersebut

mengalir dari keadaan air yang encer (soluble water) menuju kepada keadaan air

Page 6: reverse osmosis.docx

yang pekat sampai keseimbangannya atau disebut juga equilibriumnya tercapai.

Dua ratus tahun kemudian, sekitar tahun 1950-an, para ilmuwan memodifikasi

kejadian tersebut untuk menciptakan sistem reverse osmosis yang pertama

kalinya. Para ilmuwan menemukan bahwa sistem osmosis konvensional dapat di

rekayasa menjadi sebaliknya (reverse), yaitu dengan cara memberikan tekanan

pada air yang pekat. Hal ini dilakukan dengan dasar pemikiran, air yang pekat

tersebut diberi tekanan tertentu (dapat berbentuk tekanan ataupun mesin

vaccum) agar berkontak dengan membran semi permeable yang ada, sehingga

air dapat menembus dinding semi permeable tersebut. Walaupun air dapat

menembus dinding semi permeable, kandungan yang menyebabkan kepekatan

air tersebut dapat tertahan di dinding karena diameternya lebih kecil dari

diameter membran, sehingga menghasilkan air bersih yang telah tersaring.

Dengan kata lain, air bisa dilewatkan menembus membran yang sangat tipis

sekalipun dengan cara diberi tekanan dan dapat menyaring partikel kecil seperti

kadar garam, virus, pestisida dan sebagian besar material organik lainnya

(Miftahhurrahman, 2008).

Menurut Abdul Malik Maulana dan Ariyanto S. Widodo, sistem reverse osmosis

umumnya terdiri dari 4 proses, yaitu :

1. Pengolahan Awal (pratreatment)

Air umpan terlebih dahulu diolah agar sesuai dengan kondisi membran

dengan menghilangkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH operasi dan

menambahkan inhibitor untuk control scaling yang disebabkan konstituen-

konstituen seperti kalsium sulfat.

2. Pemberian Tekanan

Air umpan yang sudah diolah dinaikkan tekanannya dengan pompa sampai

tekanan operasi yang diinginkan agar sesuai dengan membran dan kadar

garam air umpan.

3. Separasi Membran

Membran semipermeabel menghambat jalannya air umpan yang melewatinya.

Air hasil keluaran dari membran berupa air bersih yang disebut permeate, dan

yang tertahan pada membran disebut concentrate. Namun, karena tidak ada

membran yang dapat bekerja 100% sempurna, maka ada sebagian kecil

garam yang masih dapat melewati membran.

Page 7: reverse osmosis.docx

4. Stabilisasi

Air hasil keluaran membran (air produk) biasanya disesuaikan pHnya terlebih

dahulu sebelum ditransfer ke sistem distribusi.

Gambar 2.2 Sea Water Desalinantion

Sumber: (Wahyu Hidayat, 2007)

Kelebihan dan kekurangan sistem reverse osmosis, yaitu:

1. Kelebihan

• Proses reverse osmosis tergolong mudah;

• Biaya instalasi rendah;

• Tanpa material non-metalik dalam konstruksi;

• Energi yang digunakan untuk mengolah air payau antara 1-3 kWh tiap 1 m3

air produk;

• Dapat menghasilkan rasio kapasitas produksi yang besar, antara 25.000 –

60.000 liter per hari per m2;

• Teknologi RO dapat digunakan untuk menghilangkan kontaminan

kontaminan organik maupun anorganik;

• Tidak mempunyai dampak terhadap lingkungan.

2. Kekurangan

• Membran sensitif atau tidak efisien bila digunakan berlebihan;

• Air umpan harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan partikulat-

partikulat;

Page 8: reverse osmosis.docx

• Operasi RO membutuhkan material dan alat dengan kualitas standar yang

tinggi;

• Ada kemungkinan terjadi pertumbuhan bakteri pada membran itu sendiri.

Sebelum memahami cara kerja proses reverse osmosis, terlebih dahulu kita

ketahui proses terjadinya osmosis. Kedua proses tersebut dapat diilustrasikan

berdasarkan gambar di bawah ini.

Gambar 2.3 Proses Osmosis dan Reverse Osmosis

Sumber: (Agung Arif Wijaya, 2010)

Terdapat dua jenis larutan yang berbeda diletakkan secara berdampingan dan

diantara kedua jenis larutan tersebut diletakkan membran semi permeable

sebagai pembatas. Pada wadah sebelah kiri disebut concentrated solution, yaitu

larutan dengan kadar garam tinggi. Sedangkan pada wadah sebelah kanan

disebut dilute solution, yaitu larutan dengan kadar garam rendah. Membran semi

permeable merupakan membrane molekul yang bisa dilewati oleh molekul air

tapi tidak bisa dilewati oleh molekul garam. Proses osmosis ini merupakan

proses mengalirnya molekul air dari larutan berkonsentrasi rendah ke larutan

berkonsentrasi tinggi. Sedangkan proses reverse osmosis pada prinsipnya

adalah kebalikan dari proses osmosis, yaitu proses mengalirnya molekul air dari

larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi rendah dengan cara

memberikan tekanan pada larutan yang berkonsentrasi tinggi. Oleh karena itu,

komponen utama dari alat reverse osmosis adalah tekanan tinggi dan membran

semi permeable (Agung Arif Wijaya, 2010).

Pada proses reverse osmosis juga terdapat kendala-kendala yang menyebabkan

kesulitan dalam penerapan proses tersebut. Pada saat reverse osmosis molekul

air mengalir menembus membrane semi permeable yang mengakibatkan

Page 9: reverse osmosis.docx

tertahannya molekul garam pada membrane tersebut. Setelah beberapa waktu,

pada wadah sebeleah kiri akan mengalami pengurangan volume air, sementara

jumlah garam tetap sama . Hal ini mengakibatkan konsentrasi garam menjadi

meningkat. Peningkatan konsentrasi garam akan terus berlanjut seiring

berkurang jumlah air. Peningkatan konsentrasi garam inilah yang menjadi

penyebab utama terjadinya “scalling” pada membran semi permeable. Scalling

merupakan peristiwa dimana terbentuknya padatan atau endapan yang

disebabkan pertemuan antara ion positif dan ion negatif. Misalnya padatan

Calcium Carbonat (CaCO3). Endapan tersebut dapat menyebabkan

terhambatnya (kebuntuan) aliran molekul air pada membran semi permeable.

Secara umum penyebab terjadinya kebuntuan membran dapat dikategorikan

menjadi dua, yaitu scalling dan fouling. Fouling sendiri terjadi disebabkan karena

adanya beberapa zat tertentu di dalam air yang memiliki kecendrungan dapat

menempel dipermukaan membran. Misalnya zat organik, zat besi, silika, dan lain-

lain (Agung Arif Wijaya, 2010).

Pada saat ini penerapan teknologi reverse osmosis ini telah banyak digunakan.

Adapun aplikasi dari teknologi reserve osmosis, antara lain (Wahyu Hidayat,

2007):

1. Pemurnian air minum dan air buangan;

2. Di bidang industri, teknologi reserve osmosis dapat digunakan untuk

memurnikan air umpan boiler;

3. Pengolahan air laut menjadi air tawar (desalinasi);

4. Dialisis untuk proses cuci darah penderita penyakit ginjal.

Page 10: reverse osmosis.docx

BAB III

METODOLOGI PENULISAN

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode penulisan

sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan. Studi ini merupakan pedoman teori yang dibutuhkan

untuk penulisan makalah ini dengan mengambil dari berbagai literatur

mengenai reserve osmosis.

b. Melakukan analisa atau pembahasan. Pembahasan yang akan dilakukan

pada laporan mengacu pada literatur-literatur yang dirangkum dalam bab

II tinjauan pustaka yang terdiri dari prinsip, mekanisme, dan aplikasi pada

pengolahan air.

c. Pengambilan kesimpulan. Dari literatur dan analisa maka diambil

beberapa poin penting mengenai teknologi reserve osmosis.

d. Flow chart/ Diagram Alir

Mulai/ Start

Studi Literatur

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Page 11: reverse osmosis.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

4. 1. STUDI KASUS

Teknologi Reserve Osmosis untuk Delinasi Air Laut Menjadi Air Tawar

Desalinasi dalam bahasa sederhananya dapat diartikan sebagai proses

pengurangan kadar garam berlebih yang terlarut di dalam air sehingga

diharapkan akan diperoleh kadar air yang lebih bebas garam. Proses Desalinasi

Air laut ada bermacam macam, tapi yang paling sering digunakan adalah:

1. Proses Evaporasi

proses ini menggunakan evaporator untuk dipekatkan atau bisa juga

menggunakan flash drum, diuapakn, uap ditampung kemudian

dikondesasi lagi menghasilkan air agak tawar.

2. Proses Reverse Osmosis

proses ini menggunakan membran sebagai unit pemisah. Biasanya

digunakan membran nanofiltrasi.

Dua metode diatas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Seperti di Timur Tengah, kondisi di sana memang banyak memiliki

sumber energi sehingga digunakan proses RO. Sedangkan di Industri digunakan

proses evaporasi karena penggunaannya tidak banyak mengacu ke air minum,

lebih ke bagian utilitas.

R.O atau Reverse Osmosis atau osmosis balik adalah kebalikan dari proses

Osmosis itu sendiri. Osmosis adalah perpindahan massa cairan dari konsentrasi

rendah ke konsentrasi tinggi melalui membran. Sehingga nantinya pada proses

reverse osmosis ini terjadi perpindahan massa dari konsentrasi tinggi ke

konsentrasi rendah melalui membran dengan cara ditekan.

Dengan proses RO diharapkan ion-ion Natrium akan tertahan di membran, dan

hanya airnya saja yang akan melewati celah-celah di membran itu. Makanya di

RO memakai membran dengan diameter hingga ukuran nano. Dan beberapa

unsur mineral juga tertahan di membran sehingga nantinya didapat produk pure

water. Didal pure water ini sudah tidak menagndung unsur mineral yang tersisa,

tidak ada bakteri dan virus karena sudah tertahan di membran. Sebagian orang-

orang tidak terlalu suka dengan pure water karena rasanya yang tidak enak di

Page 12: reverse osmosis.docx

lidah. Kecuali di daerah tertentu misal di Australi, atau daerah lain yang sudah

terbiasa menggunakan pure water.

4. 2. Pembahasan

Gambar 1. Ilustrasi metode RO

Berkut ini adalah Proses Desalinasi Air Laut, alat yang biasa dipakai

adalah:

a. Filter

Digunakan untuk menyaring tumbuhan atau hewan atau semua beda asing

agar tidak masuk ke pipa.

b. Pipa

Digunakan pipa anti korosif untuk mengalirkan air laut.

c. Unit Pretreatmen

Digunakan untuk mematikan senyawa berbahaya dengan cara mengatur pH,

memurnikan air laut dari suspended solid dengan cara sedimentasi, dan

sebagainya.

d. Pompa

Pompa di sini sangat berperan penting dalam proses desalinasi. Bisa bisa

pada nantinya ongkos untuk beli pompanya lebih malah dari membrannya

karena untuk menekan air laut ke membran dibutuhkan tekanan yang tinggi.

e. Membran

Membran berperan penting dalam proses pemisahan air dari garam

garamnya.

Page 13: reverse osmosis.docx

f. Unit post treatment

Unit ini digunakan untuk memproses produk air yang sudah berkurang kadar

garamnya agar diperoleh air yang lebih bebas dari bakteri dan sebagainya.

g. Unit bypass dan adjustmen

Unit ini digunakan kalau hasil olahan yang diinginkan bukan pure water.

Caranya dengan diinjeksi pH, ditambahi mineral dari bebatuan gunung.

Sehingga hasilnya bisa memenuhi standar air minum yang berlakumodul

(rumah) membrannya.

Pemahaman Konsep Reserve Osmosis khususnya pada proses Delinasi

pada air Laut menjadi Air Tawar

Gambar 3. Proses terjadinya RO

Terdapat dua jenis larutan yang berbeda diletakkan secara berdampingan dan

diantara kedua jenis larutan itu diletakan membrane semi permeable sebagai

pembatas. Pada wadah sebelah kiri disebut concentrated solution, yaitu larutan

dengan kadar garam tinggi. Sedangkan pada wadah sebelah kanan disebut

dilute solution, yaitu larutan dengan kadar garam rendah. Fungsi membrane semi

permeable diletakkan ditengah kedua larutan tersebut untuk mencegah

terjadinya percampuran diantara kedua larutan tersebut. Membrane semi

permeable adalah membrane yang bisa dilewati oleh molekul air tetapi tidak bisa

dilewati molekul garam.

Proses osmosis adalah proses mengalirnya molekul air dari larutan berkadar

garam rendah (dilute solution) menuju ke larutan berkadar garam tinggi

(concentrated solution). Proses osmosis merupakan proses alamiah yang terjadi

sebagai upaya untuk menyeimbangkan konsentrasi garam pada kedua sisi.

Page 14: reverse osmosis.docx

Proses osmosis ini akan menyebabkan ketinggian permukaan air pada

concentrated solution akan menjadi lebih tinggi daripada permukaan pada dilute

solution. Secara alamiah air akan memberikan tekanan dari permukaan air yang

lebih tinggi ( concentrated solution ) menuju ke permukaan air yang lebih rendah

( dilute solution ). Tekanan yang terjadi inilah biasa kita disebut sebagai osmotic

pressure. Pada ketinggian air tertentu di concentrated solution), besarnya

osmotic pressure ini akan menyebabkan proses osmosis berhenti.

Proses reverse osmosis pada prinsipnya adalah kebalikan proses osmosis.

Dengan memberikan tekanan larutan dengan kadar garam tinggi (concentrated

solution) supaya terjadi aliran molekul air yang menuju larutan dengan kadar

garam rendah (dilute solution). Pada proses ini molekul garam tidak dapat

menembus membrane semipermeable, sehingga yang terjadi hanyalah aliran

molekul air saja. Melalui proses ini, kita akan mendapatkan air murni yang

dihasilkan dari larutan berkadar garam tinggi. Inilah prinsip dasar reverse

osmosis.

Berdasarkan penjelasan sederhana diatas, dalam proses reverse osmosis

minimal selalu membutuhkan dua komponen yaitu adanya tekanan tinggi (high

pressur ) dan membrane semi permeable. Itulah alasan kenapa pada mesin

reverse Osmosis modern, membrane semi permeable dan pompa tekanan tinggi

(high pressure pump ) menjadi komponen utama yang harus ada.

Jika kita perhatikan ilustrasi gambar diatas, saat kita memberikan tekanan pada

sisi larutan kadar garam tinggi (concentrated solution), maka terjadilah proses

yang disebut reverse osmosis terjadi. Pada saat proses reverse osmosis molekul

air mengalir menembus membrane semi permeable, akan tetapi pada saat yang

bersamaan molekul garam tertahan di wadah sebelah kiri karena molekul garam

tidak mampu melewati membran semi permeable. Sehingga setelah beberapa

waktu, terjadi pengurangan vlolume air yang ada di wadah sebelah kiri,

sementara itu jumlah garam tetap sama. Hal ini mengakibatkan konsentrasi

garam menjadi meningkat tajam. Peningkatan konsentrasi ini akan terus berlanjut

seiring berkurangnya jumlah air. Peningkatan konsentrasi garam inilah yang akan

menjadi penyebab utama “scaling” di membrane semi permeable. Scaling sendiri

merupakan peristiwa dimana terbentuknya padatan / endapan yang disebabkan

pertemuan antara ion positif dan ion negatif. Misalnya ion Calsium yang bereaksi

dengan ion karbonat, akan menghasilkan padatan Calsium Carbonat. Pada saat

Page 15: reverse osmosis.docx

konsentrasi ion Calsium dan Carbonate di air masih sangat rendah, kedua ion ini

tidak bisa bereaksi membentuk padatan. Tetapi pada saat konsentrasinya

meningkat tajam ( karena semakin berkurangnya jumlah molekul air ), maka

terbentuklah endapan. Endapan yang terbentuk ini bisa menempel pada

permukaan membrane, dan menjadi penyebab terjadinya kebuntuan pada

membrane.

Pada sistem Reverse Osmosis masalah utama yang sering terjadi adalah

kebuntuan membrane ( membrane blocked ). Secara umum penyebab terjadinya

kebuntuan membrane dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu Scaling dan

Fouling. Fouling sendiri terjadi disebabkan karena adanya beberapa zat tertentu

di dalam air yang memiliki kecenderungan dapat menempel di permukaan

membrane. Misalnya zat organik, zat besi, silika, dan masih banyak lagi. Untuk

mengantisipasi serta mengatasi permasalahan ini, maka aspek desain system

Reverse Osmosis menjadi sangat penting.

Page 16: reverse osmosis.docx

BAB V

PENUTUP

5. 1. KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Reserve Osmosis adalah peristiwa pemberikan tekanan larutan dengan

kadar konsentrasi tinggi supaya terjadi aliran molekul air yang menuju

larutan dengan kadar konsentrasi rendah dengan memanfaatkan fungsi dari

lapisan semipermeabel.

2. Reserve Osmosis sering diterapkan dalam system pengolahan air,

contohnya dalam mendelinasi air laut menjadi air tawar.

5. 2. SARAN

Setelah mempelajari secara keseluruhan mengenai reserve osmosis, maka

penulis menyarankan untuk meangantisipasi serta mengatasi permasalahan

yang dapat ditimbulkan dari reserve osmosis seperti scaling dan fouling, maka

desain sistem reverse osmosis harus lebih dipertimbangkan lagi.

Page 17: reverse osmosis.docx

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Siti, dkk. Tanpa tahun. Penggunaan Teknologi Membran pada

Pengolahan Air Limbah Industri Kelapa Sawit. Workshop Teknologi

Industri Kimia dan Kemasan. Tanggal akses 29 Januari 2012

Hidayat, Wahyu. 2007. Teknologi Membran. http://majarimagazine.

com/2007/11/teknologi-membran. Tanggal akses 29 Januari 2012

Maulana, A.M.,dan Ariyanto S.W. Tanpa Tahun. Pengolahan Air Produk Reverse

Osmosis Sebagai Umpan Boiler Dengan Menggunakan Ion exchange.

http://eprints.undip.ac.id/3372/1. Tanggal akses 29 Januari 2012

Miftahhurrahman. 2008. Pengolahan Air minum Menggunakan Membran

Reverse osmosi. http://www.sera-envirotama.com/2008/10/pengolahan-

air-minum-menggunakan.html. Tanggal akses 29 Januari 2012

Wijaya, Agung Arif. 2010. Prinsip Kerja Reverse Osmosis.

http://www.profil.waterindonesia.com. Tanggal akses 29 Januari 2012