54
J Gastrointest Surg (2014) 18:1358–1372 REVIEW BERBASIS BUKTI PADA PRAKTEK BEDAH TERKINI Operasi Mempertahankan Sfingter Pada Pasien dengan Kanker Rektal Letak Rendah : Teknik, Hasil dari segi Onkologi, dan Efek Fungsional. Abstrak Latar Belakang. Manajemen kanker rektum telah berkembang menjadi suatu pendekatan kompleks multimodalitas dengan parameter kelangsungan hidup (survival), kekambuhan , dan kualitas hidup yang menjadi tujuan akhir yang relevan. Terapi pembedahan untuk kanker rektum telah berubah secara dramatis selama 100 tahun terakhir. Diskusi. Reseksi abdominoperineal, pernah menjadi standar pelayanan untuk semua jenis kanker rektum, dan saat ini lebih jarang digunakan sebagaimana ahli mulai merancang dan menguji teknik baru untuk mengamankan sfingter, menjaga springer

Review Berbasis Bukti Pada Praktek Bedah Terkini Sphincter sparing

Embed Size (px)

DESCRIPTION

medical

Citation preview

[Type text][Type text][Type text]

J Gastrointest Surg (2014) 18:13581372

REVIEW BERBASIS BUKTI PADA PRAKTEK BEDAH TERKINI

Operasi Mempertahankan Sfingter Pada Pasien dengan Kanker Rektal Letak Rendah : Teknik, Hasil dari segi Onkologi, dan Efek Fungsional.

AbstrakLatar Belakang. Manajemen kanker rektum telah berkembang menjadi suatu pendekatan kompleks multimodalitas dengan parameter kelangsungan hidup (survival), kekambuhan , dan kualitas hidup yang menjadi tujuan akhir yang relevan. Terapi pembedahan untuk kanker rektum telah berubah secara dramatis selama 100 tahun terakhir. Diskusi. Reseksi abdominoperineal, pernah menjadi standar pelayanan untuk semua jenis kanker rektum, dan saat ini lebih jarang digunakan sebagaimana ahli mulai merancang dan menguji teknik baru untuk mengamankan sfingter, menjaga kontinuitasnya, dan melakukan reseksi anterior yang sangat rendah (ultra-low anterior) atau reseksi lokal. Kemajuan dalam ilmu bedah kanker rektum bergantung pada peningkatan pemahaman anatomi dan patofisiologi dari penyakit, teknik bedah yang inovatif, peningkatan teknologi, pendekatan multimodalitas, dan peningkatan penghargaan terhadap kualitas hidup pasien. Pasien dengan kanker rektum letak rendah pernah secara universal divonis akan mengalami impotensi dan akan memiliki kolostomi, dan sekarang mereka justru memiliki potensi nyata untuk mengalami peningkatan kelangsungan hidup, menghindari stoma permanen, dan memiliki rute defekasi yang tetap seperti sebelumnya.

Kata Kunci.Kanker rektum. Mempertahankan sfingter. Eksisi total mesorektum. Reseksi anterior. Reseksi intersfingter. Eksisi lokal kanker rektum.

Latar Belakang Sejarah.Era moderen operasi kanker rektum dimulai dengan deskripsi dari reseksi abdominoperineal (APR) oleh Miles di tahun 1908. Pendekatan perineal dan sakral yang lebih dulu (misalnya pendekatan Kraske) untuk pada reseksi kanker rektum menghasilkan angka komplikasi yang tinggi, kejadian kanker berulang, rendahnya kualitas hidup (QOL) dan rendahnya tingkat kelangsungan hidup. Operasi Miles merefleksikan pemahaman yang lebih luas akan sejarah alamiah kanker rektum yang pada masa itu didasarkan pada pemeriksaan postmortem dari pasiennya yang telah menjalani reseksi perineal. Ia mengamati implant yang memiliki sifat kanker dalam pelvis peritoneum, mesorektum, dan nodus yang terpengaruh pada bifurkasio iliaka kiri. Temuan ini menuntun beliau untuk menemukan konsep silindris dari penyebaran kanker rektum ke atas, ke bawah, dan ke zona lateral. Operasi aslinya termasuk reseksi rektum, sigmoid, mesorektum, nodus dari bifurkasio iliaka, dan komponen perineal meliputi juka anus dan muskulus levator ani. Mortalitas pasca operasi sangat tinggi pada awalnya, namun kejadian kanker berulang menurun dengan dramatis dari 95% menjadi 29%. Peningkatan subsekuen dalam hal antisepsis, anestesia, dan perawatan pasca operasi meningkatkan kelangsungan hidup secara signifikan dan membuat APR menjadi operasi gold standard untuk semua kanker rektum. Dari waktu ke waktu, beberapa modifikasi dibuat dalam hal posisi pasien , manajemen luka perineal, pembuatan kolostomi, penggunaan drain, dan terapi adjuvant, namun tujuan akhir dari prosedur ini ialah pengangkatan en bloc (pengangkatan tumor besar tanpa diseksi) dari rektum dengan suplai limfovaskulernya tidak mengalami perubahan.Kemajuan pembedahan dalam abad ke dua puluh membatasi APR untuk kanker dibawah refleksi peritoneal. Pelaksanaan reseksi anterior yang berhasil pada rektum tengah dan atas, sebagaimana dipublikasikan oleh Claude Dixon pada 1948 menuntun pada penerimaan prosedur ni dan pembuatan aturan 5 cm dari linea dentate~ditunjukan untuk menangani kanker dibawah tingkatan ini.Peningkatan pemahaman mengenai biologi kanker dan teknologi pembedahan telah mengarahkan ahli bedah untuk menerima batas distal yang lebih kecil, yang sering diterjemahkan menjadi angka mempertahankan yang ditingkatkan. Namun, hasil onkologik dan fungsinal dari preservasi kontinuitas intestinal, berlanjut menjadi suatu topik yag selalu menjadi bahan penelitian dan perdebatan. Meskipun suatu APR tetap menjadi pendekatan yang sesuai untuk berbagai tumor rektum letak rendah, penggunaan prosedur ini telah berkurang secara signifikan selama 4 dekade terakhir, terutama di pusat-pusat yang memiliki ahli bedah khusus. Pada makalah klasiknya, Claude F. Dixon menyebut 20 cm terakhir sebagai segmen paling kontroversial dari usus besar.. dan untuk daerai ini , prosedur baru secara konstan diusulkan dan ketertarikan akan prosedur lama dihidupkan kembali. Lebih dari 60 tahun kemudian pernyataannya masih tetap akurat, meskipun mungkin yang paling relevan sekarang adalah pendekatan 5 cm dari rektum.Alasan melakukan teknik mempertahankan sfingter.Evaluasi kembali terhadap aturan 5 cm dimulai pada tahun 80-an dan 90-an dan panjang yang dipersyaratkan untuk menjadi batas reseksi mulai mengecil. Paralel dengan pengenalan sistematis radiasi dan kemoradiasi untuk kanker stadium II dan III, tingkatan DRM ditantang oleh pengakuan terhadap pentingnya batas reseksi sirkumferensial (CRM), pengenalan terhadap teknik eksisi total mesorektal, dan adopsi dari stapler sirkuler dengan anastomosis pelvis rendah yang difasilitasi. Williams et al. memeriksa 50 spesimen APR yang memiliki potensi kuratif dan menemukan 90 % tidak memiliki atau berjarak < 1 cm penyebaran intramural distalnya dari tumor primernya. Lebih lanjut, pasien yang memiliki penyebaran intramural juga memiliki tumor primer yang berdiferensiasi buruk dan akhirnya mengalami metastasis jauh. Penyusun menyimpulkan bahwa pelaksanaan aturan 5 cm memberikan sedikit keuntungan onkologik, terutama pada pasien dengan fitur histologi yang buruk, dan pada saat yang sama juga memiliki ukuran metrik yang negatif. Penelitian lain mengkonfirmasi bahwa penyebaran intramural ke distal dari kanker rektum ini tidaklah sering dan lebih sering dihubungkan dengan tumor tingkat tinggi (high grade tumor) dan tingkat kelangsungan hidup ditentukan oleh penyakit metastasisnya daripada rekurensi lokalnya. Suatu review retrospektif dari 334 pasien yang menjalani reseksi anterior dengan DRM 5 cm menemukan bahwa tidak ada perbedaan dalam rekurensi lokal ( 7.3 , 6.2 , atau 7.8%, secara respektif) atau angka kelangsungan hidup 5 tahunannya (69.1 , 68.4 , atau 69.6%). Senada dengan itu, Leo et al. menemukan perbedaan signifikan pada angka kelangsungan hidup dan rekurensi antara pasien dengan DRM positif dan negatif, akan tetapi tidak ada perbedaan setelah 5 tahun antara pasien dengan DRM negatif < 1 dan >1 cm. Bukti yang mendukung DRM yang lebih kecilpun semakin bertambah. Suatu review sistematis dari 17 penelitian menemukan tidak ada pengaruh negatif dari DRM