9
OUTLINE Introduction Gambaran umum negara Indonesia Aspek geografi, populasi, agama dan ekonomi Gambaran land tenure di Indonesia Struktur dan pengaturan land tenure Sistem registrasi lahan Institusi legal Review sejarah dan status land tenure Perkembangan land tenure sistem di Indonesia Sistem tenure dan kerangka regulasi Analisis Usaha pemerintah dalam pengembangan sistem land tenure Peran donor internasional dan program Analisis SWOT Kesimpulan

Revisi Kelompok 1-Introduction.ppt

  • Upload
    aida

  • View
    25

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Revisi Kelompok 1-Introduction.ppt

OUTLINE• Introduction

• Gambaran umum negara Indonesia • Aspek geografi, populasi, agama dan ekonomi

• Gambaran land tenure di Indonesia• Struktur dan pengaturan land tenure• Sistem registrasi lahan• Institusi legal

• Review sejarah dan status land tenure• Perkembangan land tenure sistem di Indonesia• Sistem tenure dan kerangka regulasi

• Analisis• Usaha pemerintah dalam pengembangan sistem land tenure• Peran donor internasional dan program• Analisis SWOT

• Kesimpulan

Page 2: Revisi Kelompok 1-Introduction.ppt

PENDAHULUAN Sistem land tenure (penguasaan

lahan) tidak dapat dijelaskan secara mudah dengan mengikuti norma universal tetapi harus menyesuaikan kondisi lokal dengan memperhatikan sejarah, budaya, aspek legal dan juga kondisi ekonomi yang mempengaruhi persepsi manusia dan perilakunya (Rudiarto, 2006)

Secara umum land tenure diartikan sebagai hak untuk mendiami dan menggunakan lahan secara legal atau diakui dan diatur oleh pemerintah.

Sifat lahan yang terbatas, dengan bertambahnya penduduk dan semakin majunya aktivitas ekonomi menyebabkan kebutuhan manusia akan tanah meningkat sehingga kedudukan tanah (land security) menjadi sangat penting terutama dalam penguasaan, penggunaan dan kepemilikannya.

Hingga saat ini, sistem informasi lahan di Indonesia belum tersedia dengan optimal, dimana data kepemilikan lahan belum tercatat sehingga sulit mengetahui ketersediaan lahan saat ini.

Page 3: Revisi Kelompok 1-Introduction.ppt

GAMBARAN UMUM INDONESIA

1.1.1 Geografi• Indonesia memiliki lebih dari 17.508 pulau besar dan kecil

dengan luas 9,8 juta km2. Luas daratan 4 kali lebih kecil dibanding luas perairan

• Luas perairan Indonesia sekitar 7,9 juta km2, hal ini sejumlah 81% dari total luas negara Indonesia. Terdapat 5 pulau besar yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya.

• Dengan keadaan geografi Indonesia yang seperti ini, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia

Page 4: Revisi Kelompok 1-Introduction.ppt

1.1.2 POPULASI & AGAMA Indonesia menduduki posisi ke-4

penduduk terbanyak sedunia setelah China, India, dan Amerika, dengan jumlah penduduk yaitu 206.264.595 juta jiwa (2000)

Bank Dunia memperkirakan ada sekitar 900.000 rumah tangga baru per tahun ada di Indonesia (BAPPENAS, 2013)

Indonesia mempunyai tingkat laju urbanisasi yang tinggi yang akan meningkatkan permintaan untuk lahan dan perumahan selama dekade kedepan

1

2

3

4

Page 5: Revisi Kelompok 1-Introduction.ppt

• Pertumbuhan penduduk mulai dari 1990-2000 sekitar 1.3% setiap tahunnya dan diperkirakan tahun 2030 penduduk Indonesia lebih dari 270 juta jiwa (WDI, 2006 and APERC, 2006 cited in IRG, 2007).

• Jumlah penduduk hingga Juli 2015 berdasarkan CIA World Factbook adalah 255.993.674 jiwa, artinya jumlah ini sudah sangat mendekati angka 270 juta yang diperkirakan baru muncul di tahun 2030.

• Lebih dari 59% dari total penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa, dimana Jakarta merupakan wilayah yang terpadat yaitu 12700 jiwa/km2. (Statistics Indonesia and Macro International, 2008)

• Peningkatan penduduk dengan kondisi lahan yang terbatas terutama di perkotaan menyebabkan rumah tangga tanpa secure tenure terus meningkat dari 2006-2011. Pada tahun 2011 mencapai 4,69 juta Rumah Tangga.

Tabel Persentase Rumah Tangga Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah di Perkotaan 2006-

2011

Sumber: BAPPENAS, 2013

Page 6: Revisi Kelompok 1-Introduction.ppt

• 207.176.162 jiwa atau 87,18% warga Indonesia pada tahun menganut agama Islam (BPS, 2013)

• Karena sebagian besar penduduk Muslim, maka hukum tanah Islam juga memberikan kontribusi jenis kepemilikan lahan di Indonesia, ex: tanah waqaf.

• Berdasarkan Direktorat Pemberdayaan Wakaf Kementrian Agama RI, hingga maret 2014 terhitung ada 435.395 tanah wakaf di Indonesia dengan luas total 4.142.464.27,906 m2

• 61,27% dari total tanah yang ada berlokasi di Pulau Jawa

Page 7: Revisi Kelompok 1-Introduction.ppt

1.1.3 EKONOMI Dalam transformasi menuju negara

industri, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan setelah krisis ekonomi tahun 1997/1998

Menurut data BPS (2014), pertumbuhan ekonomi Indonesia terjadi secara fluktuatif

Hubungan lahan dengan ekonomi terkait dengan fungsi lahan sebagai faktor produksi berbagai aktivitas ekonomi seperti pertanian, permukiman, industri, komersil, dll.

Sumber: Badan Pusat Statistik Tahun 2014

Page 8: Revisi Kelompok 1-Introduction.ppt

Pertumbuhan ekonomi indonesia yang baik menimbulkan daya tarik investor baik lokal maupun asing untuk menanamkan modal di Indonesia.

Ketertarikan investor untuk menanamkan modal tentunya berpengaruh terhadap permintaan akan lahan terutama lahan di pusat kota.

Penggunaan lahan perkotaan sebagai kegiatan industri dan permukiman mengakibatkan lahan di perkotaan memiliki nilai pasar yang tinggi dibanding lahan di pedesaan.

Nilai lahan perkotaan yang tinggi dapat ditunjukkan dengan kontribusi sektor pengangkutan dan transportasi yang terbesar terhadap PDRB Indonesia. Artinya, kebanyakan dari masyarakat mengeluarkan biaya transportasi dalam menjangkau akses fasilitas di pusat kota.

Page 9: Revisi Kelompok 1-Introduction.ppt

Salah satu contoh tingginya permintaan lahan adalah di Jakarta yang dipergunakan sebagai kegiatan industri.

Tingginya angka permintaan terhadap lahan di Jakarta didorong oleh letaknya yang strategis dan sangat mendukung untuk kegiatan industri serta faktor perbaikan perekonomian yang sedang dilakukan oleh indonesia dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar.

Permintaan yang tinggi dan tidak diseimbangi oleh suplai yang ada menyebabkan harga lahan di Jakarta semakin tinggi.

Sumber: Industrial Space Across The World 2011