16
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN KELOMPOK VI : 1.Dimas Ibnu Wijanarko 2.Devy Kalkausari 3.Aziz Mugi Raharjo 4.Fitri Nur Hidayah

Revisi pa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Revisi pa

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN

KELOMPOK VI :

1. Dimas Ibnu Wijanarko2. Devy Kalkausari3. Aziz Mugi Raharjo4. Fitri Nur Hidayah

Page 2: Revisi pa

1. Pertumbuhan sebagai Proses “Menjadi”

Pertumbuhan dan perkembangan setiap organism mempunyai prinsip: selalu berproses untuk menjadi. Oleh karena itu, organism merupakan sistem yang hidup dan terbuka karena selalu mengalami kemajuan dan perubahan yang sifatnya dinamis. Perkembangan yang dinamis didasari oleh:

` a. Faktor-faktor hereditas (pembawaan kodrati)

b. Dirangsang oleh pengaruh lingkungan atau alam sekitar

c. Diperlancar oleh usaha belajar.

Anak merupakan pelaku atau author yang leluasa memilih satu pola hidup tertentu dan mengarah pada tujuan hidup tertentu pula. Namun selanjutnya mereka akan menyadari bahwa kebebasannya dibatasi oleh faktor-faktor kodrati dan kondisi lingkungan hidupnya.

Page 3: Revisi pa

2. Paduan antara Dorongan-Dorongan Mempertahankan Diri dan Pengembangan Diri

Pada setiap orang terdapat dorongan fisik dan psikis untuk mempertahankan diri dan mempertahankan hidupnya. Berkat dorongan mempertahankan diri tersebut seseorang akan menyimpan segala pengalaman yang berguna. Karena pengalaman-pengalaman itu penghayatan hidupnya menjadi makin kaya dan mendalam. Jadi ada tingkat perjuangan yang mengarah pada taraf yang lebih tinggi atau orang Jerman menyebutnya “Anspruchsniveau” (tingkat tuntutan).

Hakekat perjuangan anak manusia dan manusia itu ialah “”I’homme passé infiniment I’homme” atau manusia itu tidak habis-habisnya berusaha mengatasi kemanusiaannya.

Page 4: Revisi pa

3. Individualitas Anak dan Perbedaan Individual

Sejak dilahirkan setiap bayi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karena itu individu anak merupakan pribadi yang khas dan unik yang berusaha mengembangkan diri serta merealisasi diri. Ciri-ciri karakteristik yang tampak sejak lahir cenderung tetap bertahan sampai usia dewasa meskipun terdapat sedikit perbedaan.

Anak akan menampilkan nilai dan martabat sendiri yaitu memiliki sistem penilaian kanak-kanak menurut criteria dan norma anak sendiri. Sistem penilaian kanak-kanak ini melalui pendidikan harus bisa dikaitkan dengan penilaian manusia dewasa. Oleh karena itu, tugas pendidikan ialah melengkapkan martabat-manusiawi anak, sehingga lambat laun anak mampu mencapai martabat manusiawinya secara penuh.

Page 5: Revisi pa

4. Anak sebagai Makhluk Sosial

Anak merupakan pribadi-sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memenusiakan dirinya. Kondisi dan situasi sosial akan menguntungkan dan positif bagi anak apabila kombinasi dari pengaruh lingkungan sosial bisa membantu realisasi-diri serta proses sosialisasi anak sebagai manusia. Kondisi ini bisa menjadi tidak menguntungkan jika perkembangan anak terhambat akibat pengaruh-pengaruh negatif dari luar.

Anak akan berkembang secara penuh apabila ia mendapat tuntunan dan bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, tercapainya martabat manusiawi dan kedewasaan itu akan berkembang dengan bantuan orang dewasa.

Page 6: Revisi pa

5. Hukum Konvergensi dari William Stern

Konvergensi artinya: kerjasama atau bertemu pada satu titik. Hukum konvergensi menyatakan adanya kerjasama antara faktor kodrati dan faktor sosial. Maksudnya, dalam setiap perkembangan anak, factor hereditas atau endogin dan faktor eksogin atau faktor sosial itu harus bekerjasama.

Faktor Pribadi endogin, misalnya kemampuan berbicara dan berjalan. Faktor eksogin merupakan faktor yang yang memberikan kesempatan dan persyaratan yang menguntungkan bagi perkembangan fungsi berjalan dan berbicara yang wajar bagi potensi endogin anak.

Orang tua merupakan faktor yang besar pengaruhnya pada pembentukan pribadi anak. Selain itu kualitas kodrati anak dan kemauan anak sendiri juga ikut menentukan proses perkembangannya. Jika terdapat abnormalitas dan kelemahan pada anak, hendaknya orang tua memahami betul kekurangan tersebut, bersedia melindungi dan berusaha meringankan beban anak.

 

Page 7: Revisi pa

6. Pemenuhan Kebutuhan sebagai Sumber Dinamika Aktivitas Anak

Setiap individu anak mempunyai kebutuhan tertentu. Kebutuhan-kebutuhan itu menuntut agar dipenuhi, sehingga tidak terjadi ketegangan batin, konflik-konflik batin dan frustasi.

Menurut teori equilibrium, setiap individu selalu berusaha mencari kondisi keseimbangan dengan jalan mengatasi kesulitan-kesulitan berupa iritasi, frustasi dalam pemenuhan kebutuhannya.

Prinsip perkembangan menyatakan: motif utama dari hidup ialah meniadakan dan melepaskan diri dari semua rintangan, rasa tegang dan disequilibrium batin untuk mencapai kepuasan dan equilibrium batin.

Teori disequilibrium: sehubungan dengan adanya dinamika manusia, maka anak tidak mencari keseimbangan, akan tetapi dengan sengaja mencari dan menantang timbulnya ketidakimbangan dengan jalan mencobakan semua potensinya dalam macam-macam aktivitas dan eksperimen. Unsur dinamisme merupakan ciri pokok pada individu anak yang sehat.

Page 8: Revisi pa

7. Penggunaan Fungsi-Fungsi Secara Spontan sebagai Tanda Kemampuan Tumbuh

Jika kapasitas-kapasitas untuk berbuat, berfikir dan merasakan pada anak sudah matang, maka anak akan di dorong oleh impuls-impuls yang kuat untuk menggunakannya.

Sejak masa bayi, anak senantiasa menunjukkan usaha untuk maju dengan bantuan segenap peralatan fisik dan psikisnya, untuk mencapai kemungkinan-kemungkinan baru yang terletak di depannya.

Ciri khas dari perkembangan kemampuan/kapasitas anak ialah:

1) Kecenderungan untuk menggunakan semua kapasitas, kemungkinan, kekuatan, dan kemampuannya secara spontan dan aktif.2) Mekanisme perkembangan anak sudah sejak semula dilengkapi dengan self-starter yang dinamis.

Page 9: Revisi pa

8. Tempo Dan Ritme Perkembangan yang KhasPerkembangan setiap anak itu berlangsung menurut

tempo atau kecepatan dan ritme/irama tertentu, sesuai dengan pembawaan kodrati sendiri.

Jadi, pada setiap anak terdapat impuls untuk berkembang dengan caranya sendiri dalam melatih semua bakat serta kemampuannya.

Segala sesuatu yang sudah dicapai oleh anak, dijadikan persiapan atau titik-tolak baru bagi pengalaman dan kemampuan berikutnya.

Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat kematangan fungsi-fungsi. Pada saat itu terlihat adanya selingan di antara cepat dan lambatnya perkembangan, yang kurang lebih tetap konstan sifatnya. Inilah yang disebut sebagai irama perkembangan.

Page 10: Revisi pa

9. Kematangan dan Masa PekaManusia yang baru dilahirkan itu dalam

banyak hal keadaannya lebih miskin dibandingkan dengan anak binatang yang manapun. Sebabnya ialah: semua fungsi jasmaniahnya dan rohaniah anak baru merupakan lembaga yang belum mekar. Maka faktor waktu dan usaha belajarlah yang memupuk perkembangannya.

Hampir semua fungsi jiwani memerlukan periode berlatih atau periode belajar. Kadang kala periode tersebut berlangsung pendek, tetapi ada kalanya berlaku agak lama, misalnya pada proses belajar bercakap-cakap.

Page 11: Revisi pa

Proses kematangan (maturation) ditandai oleh kematangan potensi-potensi dari organisme, baik yang fisik maupun yang psikis, untuk terus maju menuju pemekaran/perkembangan secara maksimal. Maka prestasi dari itu bergantung pada derajat kematangan tadi, sebab kematangan ini mempengaruhi kualitas hasil usaha belajar anak.

Page 12: Revisi pa

10. Perkembangan sebagai Proses Diferensiasi

Seorang anak sejak bayi sudah mempunyai gambaran meskipun gambaran itu belum jelas terlihat. Oleh karena perkembangan, gambaran yang belum jelas tersebut menjadi sedikit lebih jelas.

Semakin cepat perkembangan berjalan, semakin cepat pula proses diferensiasi (prinsip totalitas pada anak) mempunyai struktur yang semakin lengkap, strukur itu misalnya gerak, bentuk, komunikasi, watak dan sifat pada anak.

Struktur yang mulai berkembang itu merupakan bagian dari totalitas yang disebut proses diferensiasi sekunder, sedangkan pada totalitas (mencakup semua bagian) disebut proses diferensiasi primer.

Page 13: Revisi pa

11. Masa Trotzalter

Masa Trotzalter adalah masa pembangkangan anak yang terjadi pada usia 3-4 tahun dan akan terjadi lagi pada usia 12-15 tahun.

Pada saat masa ini berlangsung pembangkangan ini di picu dengan dimana anak dalam fase menemukan dirinya sendiri, ia beranggapan bahwa ia tidak lagi memerlukan bantuan orang di sekitarnya lagi dan mau berbuat semaunya sendiri. Anak mulai tegar dan keras kepala, juga tidak patuh terhadap perintah orang tua maupun gurunya. Anak tidak suka diperintah dan tidak suka aturan-aturan yang mengikat.

Page 14: Revisi pa

Anak yang berusia 12 -15 berada dalam pertumbuhan masa remaja.

Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan di kalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang Barat sebagai perode strum und drong. Sebabnya karena mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di kalangan masyarakat.

Ada pula ahli psikologi yang menganggap masa remaja sebagai peralihan dari masa anak ke masa dewasa, yaitu saat-saat ketika anak tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak.

Page 15: Revisi pa

12. Perjuangan sebagai Ciri Perkembangan

Anak dalam perkembangan adalah perjuangan mencari kedewasaan. Dimana saat anak sedang mempunyai rintangan , kegagalan,kekecewaan, ataupun masalah dalam hidupnya . Karena itu anak tersebut harus belajar menerima risiko dan mengatasi semua dengan kedewasaan.

Dari suatu masalah yang di miliki anak tersebut , maka sang anak beruaha memperjuangkan apa yang ada pada diri anak tersebut dan cenderung sekali anak menggunakan kemampuan dan melatih fungsinya sehingga anak beruaha dengan spontan akan terus berjuang dan beruaha.

Dalam perkembangannya anak akan mempelajari macam-macam kesanggupan baru yang akan di awali dengan kegairahan. Dan dalam perkembangan pertumbuhannya anak akan semakin memikul masalahdalam perjuangannya.

Page 16: Revisi pa

13. Pemulihan Diri dan Revisi Kebiasaan

Proses pemulihan diri merupakan kemampuan yang membantu proses perkembangan. Pada anak penderitaan batin bisa di sembuhkan dan jika sudah parah akan menimbulkan ganguan mental. Pada saat itu di namakan sebagai titik patah dan penderita tidak akan bisa di sembuhkan lagi mentalnya.

Tingkah laku juga mempengaruhi perkembangannya yang mungkin anak tersebut memperoleh luka ataupun pengalaman yang cukup pahit, maka luka tersebut akan meninggalkan bekas yang sulit hilang. Namun, pada proses tingkah laku tersebut semakin lama fungsi lain pada anak juga akan semakin matang sehingga prestasi anak tersebut bisa saja lebih baik.