10
 STA TUS KEPA NITERAAN THT FK.YARSI RS MOH RIDWA N MEUREKSA JAKARTA  IDENTITAS  NAMA : An. D JENIS KELAMIN : Perempuan USIA : 7.5 tahun AGAMA : Islam PEKERJAAN : pelajar  PENDIDIKAN : SD ALAMA : J!har "aru GL PE MERIKSAAN : #$ Apr %l &' #$  ANAMNESA Autoanamnesa & Alloanamnesa (!u "asen# KE$UHAN UTAMA % Sul%t menelan ma(anan Ra 'at Pen'at S ea)an* % Pas %en )atan * (e p!l% + RS MRM )en* an (el uha n t+a !sa menelan ma(anan ,an* !en tu n'a e)as ata u "a+at- seh%n**a pas%en han,a % sa menelan ma(anan )alam entu( halus atau /a%r 0uur1- (eluhan %n% )%rasa(an seja( # m%n**u ,an* lalu- namun sul%t menelan ,an* )%rasa(an pas%en t%)a( )%serta% atu( )an sesa( na2as. Pas%en mampu untu( men*un,ah ma(anan ,an*  pa)at- tap% pa)a saat menelan ma(anan pa)at ,an* telah )%(un,ah- ma(anan terseut )%muntah(an !leh pas%en. Dalam sehar% pas%en ma(an esar #3& (al%- ma(an esar terseut erupa uu r. Karena pas%en sul%t menel an ma(ana n pa)at- sepert% nas% )an lau(3pau(- a(%atn,a na,su maan "asen menu)un. Sela%n %tu- !ran* tua pas%en men*eluh(an pas%en men+en*u) (n*o)o# "a+a saa t t+ u) - (eluhan %n% )%rasa(an set%ap har% selama # m%n**u SMRS. Pas%en ser%n* teran*un (et%(a t%)ur- ser%n* men*antu(- mu)ah lelah- aler*% ma(anan atau !at3!atan- sesa( na2as- )an !ran* tua per!(!( )%san*(al pas%en. atu- "le (!e)n*us# +an +emam )%rasa(an (et%(a a)a seran*an. Keluhan3 (eluha n terseut )%rasa(an /lan* tm!ul se0a 1 ta/un 'an* lalu - a(an tetap% saat n "asen t+a men*elu/an  hal3hal terseut. Keluhan3(eluhan terseut 1

Revisi Status Kepaniteraan Tht Fk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

status

Citation preview

STATUS KEPANITERAAN THT FK.YARSIRS MOH RIDWAN MEUREKSA JAKARTA

IDENTITASNAMA: An. DJENIS KELAMIN: PerempuanUSIA: 7.5 tahunAGAMA: IslamPEKERJAAN: pelajarPENDIDIKAN: SDALAMAT: Johar BaruTGL PEMERIKSAAN: 14 April 2014

ANAMNESAAutoanamnesa & Alloanamnesa (ibu pasien)

KELUHAN UTAMA: Sulit menelan makanan

Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke poli THT RS MRM dengan keluhan tidak bisa menelan makanan yang bentuknya keras atau padat, sehingga pasien hanya bisa menelan makanan dalam bentuk halus atau cair (bubur), keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, namun sulit menelan yang dirasakan pasien tidak disertai batuk dan sesak nafas. Pasien mampu untuk mengunyah makanan yang padat, tapi pada saat menelan makanan padat yang telah dikunyah, makanan tersebut dimuntahkan oleh pasien. Dalam sehari pasien makan besar 1-2 kali, makan besar tersebut berupa bubur. Karena pasien sulit menelan makanan padat, seperti nasi dan lauk-pauk, akibatnya nafsu makan pasien menurun. Selain itu, orang tua pasien mengeluhkan pasien mendengkur (ngorok) pada saat tidur, keluhan ini dirasakan setiap hari selama 1 minggu SMRS. Pasien sering terbangun ketika tidur, sering mengantuk, mudah lelah, alergi makanan atau obat-obatan, sesak nafas, dan orang tua perokok disangkal pasien. Batuk, pilek (beringus) dan demam dirasakan ketika ada serangan. Keluhan-keluhan tersebut dirasakan hilang timbul sejak 3 tahun yang lalu, akan tetapi saat ini pasien tidak mengeluhkan hal-hal tersebut. Keluhan-keluhan tersebut dirasakan saat pasien sering minum minuman dingin, makan gorengan, dan makan pedas.Keluhan batuk, pilek, hidung tersumbat, demam, bersin-bersin, dan sakit kepala atau sakit di daerah wajah dan rasa adanya cairan yang mengalir di tenggorokan disangkal pasien. Keluhan nyeri pada telinga, telinga terasa mendengung dan rasa penuh di telinga, keluhan gangguan suara (suara serak), dan sukar membuka mulut disangkal pasien. Dalam waktu 3 tahun pasien sudah 3 kali berobat karena keluhan yang sama (sulit menelan) ke dokter umum. Dokter mengatakan bahwa pasien memiliki sakit amandel dan diberikan obat antibiotik dan penurun panas, namun keluhannya hilang sementara kemudian muncul kembali.

Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien mengeluhkan penyakit/keluhan yang sama sejak 3 tahun yang lalu, dirasakan hilang timbul. Riwayat asma, diabetes melitus, hipertensi, gastritis, alergi obat, alergi makanan, alergi debu/udara, disangkal oleh pasien.Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki riwayat alergi dan mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

PEMERIKSAAN FISIKKEADAAN UMUM: Sakit ringanKESADARAN: Compos MentisTANDA VITAL: Denyut nadi: 88 x/menit Frekuensi Nafas : 20 x/menit Suhu: 37, 5oC Berat Badan: 31 KgSTATUS GENERALISKEPALA: NormocephalMATA KONJUNGTIVA: Anemis -/- SKLERA: Ikterik -/- PUPIL: Bulat, Isokor, Reflek Cahaya +/+LEHER: Pembesaran kelenjar limfe teraba membesar (-) THORAX INSPEKSI: Simetris hemitoraks kanan dan kiri. PALPASI: Simetris hemitoraks kanan dan kiri PERKUSI: Sonor di seluruh lapang paru AUSKULTASI Cor: BJ I-II reguler murni, murmur (-), gallop (-) Pulmo: Vesikuler +/+, Ronkhi -/- , wheezing -/-ABDOMEN INSPEKSI: Simetris datar AUSKULTASI: Normal PALPASI: nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba PERKUSI: TimpaniEKSTREMITAS EDEMA: - - SIANOSIS: - - NEUROLOGIS REFLEK FISIOLOGIS: +/+ REFLEK PATOLOGIS: -/-GENITALIA: Tidak diperiksa

STATUS LOKALISA. TELINGABAGIANKELAINANKANANKIRI

PreaurikulerKongenitalRadangTumorTraumaNyeri tekan tragus(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)

AurikulerKongenitalRadangTumorTrauma(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)

RetroaurikulerEdema Nyeri TekanHiperemisSikatriksFistula Fluktuasi (-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)

CAEKongenitalKulit Sekret Cerumen Edema Jaringan granulasiMassa (-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)

Membran TimpaniWarna Intak Refleks CahayaGambarPutih perak(+)(+) baik

perakpositif (+)

Putih perak(+)(+) baik

Cavum TimpaniTidak dapat dinilaiTidak dapat dinilai

TES PENDENGARANKANANKIRI

Tes RinnePositif Positif

Tes WeberTidak ada lateralisasiTidak ada lateralisasi

Tes SwabachSama dengan pemeriksaSama dengan pemeriksa

A. HIDUNGPEMERIKSAANKELAINANKANANKIRI

Keadaan luarBentuk dan ukuranNormalNormal

Rhinoskopi AnteriorMukosaTenangTenang

Sekret(-)(-)

Krusta(-)(-)

Konka inferiorEutrofi Eutrofi

Septum deviasi (-)

Polip tumor(-)(-)

Pasase udara(+) Baik(+) Baik

Gambar:

Rhinoskopi PosteriorMukosa Tidak dilakukanTidak dilakukan

Sekret Tidak dilakukanTidak dilakukan

ChoanaTidak dilakukanTidak dilakukan

Torus TubariusTidak dilakukanTidak dilakukan

Fossa RossenmullerTidak dilakukanTidak dilakukan

Massa/tumorTidak dilakukanTidak dilakukan

Os.tuba eustachiusTidak dilakukanTidak dilakukan

B. CAVUM ORIS DAN OROFARING

BAGIANKETERANGAN

MukosaNormal

LidahNormal

Gigi geligiM3 M2 M1 P2 P1 C I1 I2 I1 I2 P1 P2 M1 M2 M3M3 M2 M1 P2 P1 C I1 I2I1 I2 P1 P2 M1 M2 M3Keterangan : normal

UvulaDalam batas normal

PilarTenang, +/+ simetris

Halitosis(-)

Palatum MolleTenang, simetris

Tonsil Mukosa Besar Kripta Detritus Perlengketan Gambar TenangT3-T3melebar(+/+)(-/-)

Faring Mukosa Granula Post nasal dripTenang(-) (-)

Laring1. Epiglotis 2. Kartilago arytenoid3. Plika vestibularis4. Plika vokalis5. Plika aryepiglotika6. Rima glotis7. TrakeaTidak diperiksa

C. MAXILLOFACIALBAGIANKETERANGAN

Maxillofacial Bentuk Parese N.CranialisSimetris(-)

D. LEHER

BAGIANKETERANGAN

Leher Bentuk MassaSimetris, (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANGBelum dilakukan pemeriksaan penunjang RESUMEDilaporkan Pasien usia 7 tahun datang ke poli THT RS MRM dengan keluhan tidak bisa menelan makanan yang bentuknya keras atau padat sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mampu untuk mengunyah makanan yang padat, tapi pada saat menelan makanan padat yang telah dikunyah, makanan tersebut dimuntahkan oleh pasien. Dalam sehari pasien makan besar 1-2 kali, makan besar tersebut berupa bubur. Karena pasien sulit menelan makanan padat seperti nasi dan lauk-pauk, akibatnya nafsu makan pasien menurun. Pasien juga mengeluhkan mendengkur pada saat tidur 1 minggu yang lalu dan tidak disertai sesak nafas serta terbangun saat tidur. Pasien mengaku sering minum minuman dingin, makan gorengan, dan makan pedasDalam waktu 3 tahun pasien sudah 3 kali berobat karena keluhan yang sama (sulit menelan) ke dokter umum. Dokter mengatakan bahwa pasien memiliki sakit amandel dan diberikan obat antibiotik dan penurun panas, namun keluhannya hilang sementara kemudian muncul kembali.Pada pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan status lokalis orofaring didapatkan; tonsil hipertropi T3-T3 dan kripta melebar.

PERMASALAHANAnamnesisPemeriksaan fisik

Sulit menelan makanan padat 1 minggu yang lalu akibat tonsil membesar. Selama 3 tahun terakhir pasien telah mengalami keluhan peradangan tonsil, yang hilang timbul dengan frekuensi 3 kali per tahun. Keluhan tambahan: mendengkur saat tidur Riwayat kebiasaan : pasien suka mengkonsumsi gorengan, makanan pedas dan minuman dingin (menjadi faktor predisposisi timbulnya tonsilitis). Dengan keluhan yang sama, riwayat pengobatan ke dokter umum, sudah diobati namun tidak membaik. (terapi tonsilitis tidak adekuat, menjadi faktor predisposisi tonsilitis kronik) Berat Badan 31 Kg Tonsil : T3-T3 Kripta melebar

DIAGNOSIS KERJATonsislitis Kronis Hipertrofi DIAGNOSIS BANDING- Tonsilitis Kronis Folikular- Tonsilitis Kronis Membranosa RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG (IPDx)1. Pemeriksaan Laboratorium (darah lengkap, fungsi hemostasis).2. Uji kultur dan Uji resistensi kuman dari swab mukosa tenggorok. RENCANA PENATALAKSANAAN (IPTx) Terapi konservatif (Medikamentosa):a) Antibiotik b) Vit B complexc) Vit C d) Antiinflamsi e) Anti septik oral (obat kumur) Terapi Bedah: Tonsilektomi

MONITOR Subjektif : Memantau keluhan-keluhan seperti disfagia, obstruksi sleep apneu (OSA), batuk saat menelan makanan, dan demam. Keluhan-keluhan tersebut membaik/ berkurang, atau malah memburuk. Objektif : Ukur suhu tubuh pasien, nilai ukuran tonsil.

EDUKASI Minum obat secara teratur, kembali ke dokter setelah obat habis. Hindari lingkungan yang terkena polusi asap. Hindari makanan atau minuman yang mengiritasi seperti minuman yang terlalu dingin, minuman beralkohol, makanan yang terlalu; pedas, manis, asam dan asin, serta makanan berminyak. Istirahat cukup. membersihkan mulut dengan obat kumur. Makan makanan yang bergizi dan teratur dengan cara dilunakkan (diblender).

KOMPLIKASI TONSISLITIS KRONIS HIPERTROFI Abses peritonsilar Abses parafaringeal dan otitis media akut Abses retrofaring Bronkhitis artritis Kardiopulmonal akibat jalan nafas tersumbat glomerulonefritis Malnutrisi dan gangguan pertumbuhan

PROGNOSISQUO AD VITAM: ad bonamQUO AD FUNCTIONAM: ad bonam

1