Upload
dhieto-basuki-putra
View
332
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 RM Pada Amputasi
1/28
BAB I
PENDAHULUAN
Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan membuang bagian tubuh.
Amputasi dapat terjadi oleh berbagai sebab, seperti trauma, kelainan bawaan,
infeksi, keganasan, gangguan vaskuler dengan atau tanpa diabetes mellitus. Tipe
amputasi berdasarkan tingkatan dibagi menjadi partial foot, syme, transtibial
(below knee), knee disarticulation (through knee), hip disarticulation,
transcondylar/supracondylar, transfemoral (above knee), transpelvic
(hemipelvectomy), dan translumbar (hemicorporectomy).,!
"enurut sumber the National Center for Health Statistics, terdapat
.!#$.$$$ amputee di Amerika, dengan kasus amputasi baru yang dilakukan
pertahunnya sebanyak %$.$$$ orang. &erbandingan antara amputasi ektremitas
atas dan ekstremitas bawah adalah ' ,. *ebanyakan terjadi karena penyakit
vaskuler, dengan $+ melibatkan kaki. ekitar %+ merupakan amputasipartial
foot dan ankle,%$+ merupakan below knee amputation, #%+ merupakan above
knee, dan -$+ merupakan amputasi pada hip.#,
ilangnya sebagian alat gerak akan menyebabkan ketidakmampuan
seseorang dalam derajat yang bervariasi, tergantung dari luas hilangnya alat gerak,
usia pasien, ketepatan operasi dan manajemen pasca operasi. atu atau seluruh
faktor ini bertanggung jawab atas kondisi ketidakmampuan pasien untuk kembali
ke kemampuan fungsional seperti sebelumnya. 0leh karena itu, pengetahuan
mengenai penanganan rehabilitasi medik pada amputasi sangat diperlukan olehsemua dokter.%
1
7/24/2019 RM Pada Amputasi
2/28
BAB II
AMPUTASI
II.1. Definisi
Amputasi (bahasa latin' 1amputare2 yaitu memotong, atau memangkas)
adalah pembuangan suatu anggota gerak / anggota badan atau hasil perkembangan
badan.3
II.2. Insiden dan Demografi
"enurut sumber the National Center for Health Statistics, terdapat
.!#$.$$$ amputee di Amerika, dengan kasus amputasi baru yang dilakukan
pertahunnya sebanyak %$.$$$ orang. &erbandingan antara amputasi ekstremitas
atas dan ekstremitas bawah adalah ' ,.#
&enyebab tersering amputasi pada ekstremitas atas adalah trauma dan
penyakit kanker, selanjutnya akibat komplikasi penyakit vaskular. 4evel tersering
amputasi ekstremitas atas adalah transradial, sebanyak %-+ dari semua kasusamputasi lengan. Amputasi transhumeral sebanyak !#+ dari semua kasus
amputasi. ebanyak 3$+ amputeelengan berusia ! sampai 3 tahun, dan $+
berusia lebih muda dari ! tahun.#
&ada ekstremitas bawah, -%+ #+ tindakan amputasi disebabkan oleh
karena penyakit vaskuler (penyakit diabetes, aterosklerosis, imunologik dan
idiopatik). 5iabetes merupakan faktor risiko terbanyak pada amputasi sebesar !/#
semua kasus amputasi ekstremitas bawah. ebanyak 3+ $+ amputasi
ekstremitas bawah disebabkan oleh trauma pada ekstremitas serta akibat tumor.-
5i 6nggris, insiden terjadinya peningkatan amputasi ekstremitas bawah karena
vascular impairmentatau iskemik ekstremitas bawah meningkat dari %3+ pada
tahun 7/ menjadi -%+ pada tahun !$$/$%.7ejak tahun 3% di Amerika,
perbandingan amputasi atas lutut dengan amputasi bawah lutut adalah -$ ' #$.
eperempat abad kemudian, karena alasan pentingnya dalam mempertahankan
2
7/24/2019 RM Pada Amputasi
3/28
7/24/2019 RM Pada Amputasi
4/28
II.3.2. Program &e#a'i%iasiAmputeeE!remias Ba"a#
&rinsip umum penatalaksanaan amputasi ekstremitas bawah dapat dibagi
dalam empat () fase '-
. &enanganan preprostetik (preprosthetic management)
!. &erawatan pasca operasi (postoperative care)
#. ittingprotesa dan latihan (prosthetic fitting and training)
. ollow!upjangka panjang (long!term follow!up care)
II.3.2.1. Penanganan Preprosei!
&enanganan preprostetik dimulai ketika keputusan untuk melakukan
amputasi telah dibuat dan fase ini berakhir ketika pasien melakukan fitting
protesa. asil yang optimal dapat diperoleh apabila anggota tim dapat
mengevaluasi penderita sebelum dilakukan amputasi, tetapi seringkali kejadian
terlambat sampai periode pasca operasi.-
*eadaan psikologi pasien, sarana pendukung yang tersedia serta keluarga
merupakan faktor penting yang mempengaruhi rehabilitasi. "mputee berusia
muda akan mengalami kesulitan menerima keadaannya, gambaran diri, sosialisasi,
kehilangan pekerjaan, keuangan, dan fungsi seksual. Aspek psikologis atau tidak
adanya dukungan sosial dapat memperburuk keadaan pasien. eringkali
konsultasi psikologi secara formal atau kejiwaan tidak dibutuhkan. Akan tetapi,
bila keadaan psikologi amputee mempengaruhi peran serta dalam program
rehabilitasi, maka diperlukan konsultasi secara formal.
9valuasi prepostetik, yang dilakukan pre atau pasca operasi, sebaiknya
memperhatikan faktorfaktor yang akan mempengaruhi status fungsional dari
pasien dan fitting protesa. 0leh karena itu diperlukan penilaian keadaan
premorbiditas penderita, fungsi muskuloskeletal, neurologis dan kardiopulmonal
yang akan mempengaruhi program rehabilitasi. &ertimbangan ini terutama pada
amputasi ekstremitas bawah.
!
4
7/24/2019 RM Pada Amputasi
5/28
A. (ungsi )ardio$as!u%ar
&emakaian protesa ekstremitas bawah meningkatkan jumlah kebutuhan
energi selama ambulasi bila dibandingkan dengan kecepatan berjalan yang sama
pada ekstremitas bawah tanpa amputasi. &emakaian protesa bawah lutut unilateral
membutuhkan energi sekitar $+ %$+ lebih daripada normal, sedangkan pada
penggunaan protesa atas lutut membutuhkan energi $+ $$+. &ada beberapa
pasien, peningkatan energi ini dapat memberikan beban pada otot jantung,
mengakibatkan iskemia. ehingga pemakaian protesa tersebut dapat mencetuskan
congestive heart failureatau infark miokard.!
Le$e% of Ampuaion Energ* In+rease
&artial foot $ !$ +
ymes $ #$ +
:elow knee $ %$ +
Above knee $ $$ +
:ilateral below knee 3$ $$+
B. Sisem Saraf Pusa
8angguan pada serebrovaskular akibat adanya sindrom otak organik.
Apabila kemampuan daya ingat jangka pendek dan kemampuan belajar
keterampilan motorik baru terganggu, maka kemampuan untuk belajar pemakaian
protesa menjadi sulit.!
,. Peng%i#aan
;ungsi penglihatan yang adekuat sangat penting, di mana untuk membantu
visual feedback terhadap hilangnya sensibilitas pada bagian tubuh yang
5
7/24/2019 RM Pada Amputasi
6/28
diamputasi. *emampuan membaca majalah dan untuk penempatan ! kaki di lantai
merupakan kriteria sederhana untuk dapat melakukan latihan protesa dengan
berhasil.!
D. (ungsi Mus!u%os!e%ea%
*ekuatan otot dan 48 sebaiknya dievaluasi pada sisi amputasi dan non
amputasi. *ekuatan otot proksimal, terutama ekstensi dan abduksi panggul,
penting pada amputeeatas lutut. !
II.3.2.2 Pera"aan Pas+a -perasi
Tujuannya adalah untuk mengurangi edema, nyeri, mencegah kontraktur,
mencegah komplikasi kardiopulmoner dan general body deconditioning, latihan
anggota gerak khususnya lengan untuk persiapan pemakaian kruk, edukasi
penderita dan keluarganya serta memberikan dukungan psikologik.-
&rogram yang diberikan meliputi 'positioninguntuk mencegah kontraktur,
mobilisasi di tempat tidur, latihan transfer, mobilitas dengan kursi roda, latihan
lingkup gerak sendi untuk semua sendi, latihan penguatan isometrik untuk semuakelompok otot / ekstremitas, aktivitas fungsional (berpakaian, hygiene personal,
toiletingdll), perawatan kardiovaskular dan respirasi, edukasi tentang perawatan
kulit serta perlindungan terhadap penyakit pembuluh darah perifer, dukungan
mental dan terapi psikologik bila diperlukan.#
&ada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah ' #
a. Men+ega# !omp%i!asi pas+a operasi
4atihan pernafasan sebaiknya diberikan untuk mencegah komplikasi
anestesi berupa pernafasan dalam (deep breathing) dan mekanisme batuk
efektif. al ini untuk mencegah terjadinya pneumonia statis. 5engan intake
oksigen yang meningkat ini dapat mengurangi kemungkinan timbulnya
hipotensi postural pada saat perubahan posisi dari berbaring ke posisi tegak.
'. Me%a!sana!an pera"aan %u!a dan mengurangi edema
6
7/24/2019 RM Pada Amputasi
7/28
asaran dari penanganan pasca operasi adalah untuk mencapai
penyembuhan luka operasi dan mengusahakan jaringan puntung terbentuk
stabil sedini mungkin serta mulai memobilisasi penderita.
;aktorfaktor yang menghambat penyembuhan luka '
edema
infeksi
berkurangnya aliran darah
penyakit sistemik seperti diabetes melitus
5ilakukan perawatan pada luka pasca amputasi dengan menggunakan
pembalut / dressing dapat berupa 1rigid dressing# atau $soft dressing#%
&emasangan rigid dressing / plaster of &arisdapat dilakukan segera setelah
operasi, keuntungannya adalah untuk mencegah edema sehingga mempercepat
penyembuhan luka dan maturasi puntung, mengurangi nyeri post operasi,
melindungi dari trauma dan memungkinkan untuk segera kembali berdiri dan
ambulasi lebih awal. Teknik ini dikenal dengan 6&0; ('mmediate &ost
perative itting). igid dressing harus dibuka untuk melihat luka operasi
pada hari ke - < $, dan bila terjadi pengendoran gips ataupun ada tandatanda
infeksi lokal maupun sistemik merupakan indikasi untuk melepas gips lebih
awal. :ila luka baik, rigid dressing baru dapat dipasangkan lagi, dan
dilanjutkan ambulasi dengan atau tanpa pylon sampai bisa memakai protesa
definitif (biasanya 7 minggu). :ila pemasangan rigid dressingbaik, dapat
juga digunakan sebagai socketuntuk protesa sementara. ecara psikologis hal
ini dapat juga memberikan dorongan semangat pada penderita.-
&ada soft dressing, biasanya digunakan verban elastik / elastic bandage
dan terutama dipakai untuk lukaluka yang perlu sering dikontrol, seperti
adanya infeksi. &enderita juga diajarkan caracara pembalutan ini sehingga
dapat memakainya sendiri. &embalutan dimulai dari ujung distal kearah
proksimal dengan metoda 7 sampai di atas kondilus femoralis dengan
penekanan terutama pada distal, tidak boleh terlalu ketat pada sebelah
7
7/24/2019 RM Pada Amputasi
8/28
proksimal karena akan menyebabkan bagian distal menjadi iskemik. 5aerah
patela tidak ditutupi untuk memudahkan lingkup gerak sendi lutut
*lastic bandagedapat dilepas dan kemudian dipakai kembali sampai siap
menggunakan prostesis definitif. &embebatan puntung akan mempercepat
penyembuhan, penyusutan dan maturasi. &rosedurnya harus dipahami benar
oleh amputee%
8ambar !. =ara pemakaian elastic bandagepada amputasi atas lutut
+. Mempera#an!an aau memper'ai!i !ondisi anggoa gera! unu!
men+apai !ondisi opima%
&ada fase ini pencegahan kontraktur sangat penting. al ini diakibatkan oleh
karena '
ketidakseimbangan otot akibat tindakan amputasi
rasa nyeri dan postur yang kurang baik di tempat tidur dalam jangka waktu
lama
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut ' menggunakansplintdi belakang sendi lutut yang diamputasi
mempertahankan postur tubuh yang baik
5alam hal ini selain menghindari postur tubuh yang kurang baik di tempat
tidur, juga dianjurkan untuk tidur dalam posisi tengkurap. Apabila duduk
dengan kursi roda menggunakan stump board, tetapi penggunaan kursi roda
sebaiknya dihentikan bila pasien sudah dapat menggunakan kruk atau protesa.
8
7/24/2019 RM Pada Amputasi
9/28
d. Me%ai# agar dapa me%a!sana!an a!i$ias !e#idupan se#ari#ari se+ara
mandiri
Aktivitas terapi fisik dimulai segera setelah amputasi dan intensitasnya
ditingkatkan secara bertahap dalam mempersiapkan penderita untuk latihan
jalan dan mandiri dalam A*. 6ni dapat diperoleh melalui program latihan
yang selektif seperti penguatan otototot ekstremitas atas, latihan spesifik bagi
puntung dan latihan untuk tungkai yang sehat.
4atihan dimulai dengan latihan ranges of motion (+), mulamula
dibantu kemudian aktif. *emudian diberi tahanan manual untuk meningkatkan
kekuatan otot. Stump eercisejuga perlu dilakukan, latihan ini ditujukan untuk
penguatan otototot yang dipergunakan untuk mengontrol protesa. 5isamping
itu dilakukan pula keseimbangan pada posisi duduk, berdiri, dan berjalan.%
e. Peme%i#araan punung dan ung!ai *ang ida! diampuasi
&emeliharaan puntung ini sangat penting, karena puntung yang sehat dan
terawat dapat berfungsi sebagai aktivator dan pengungkit bagi protesa. &untung
ini juga harus menumpu berat badan pada daerahdaerah yang secara anatomis
tidak dirancang untuk itu.
&emeliharaan puntung meliputi perawatan kebersihan kulit, massage,
tappingdan desensitisasi.+assage dan tappingpada puntung yang dilakukan
lebih awal akan menolong toleransi puntung terhadap sentuhan dan tekanan.
Teknik ini dapat dilakukan ketika menggunakan soft compression dressing dan
sampaisoft compresion dressingtersebut dilepas. ebagai tambahan, teknik ini
juga dapat mengurangi sensasi dari phantom pain%3 etiap malam puntung
dicuci dengan air hangat dan sabun yang lembut, kemudian dikeringkan
dengan handuk. :egitu juga dengan daerah lipatan kulit dibersihkan.
&erawatan terhadap puntung ini berlangsung untuk selamanya.3
+assage ' -
9
7/24/2019 RM Pada Amputasi
10/28
"enggunakan satu atau dua tangan, lakukangentle massagepada puntung.
atihati pada daerah bekas operasi.
etelah melewati daerah bekas operasi, tekanan pemijatan dapat
ditingkatkan.
+assageini sebaiknya dilakukan > % menit # < kali sehari. al ini dapat
dilakukan lebih sering jika dirasakan dapat mengurangiphantom pain.
8ambar #.+assagepada puntung. -
-apping'-
4akukan tapping pada puntung dengan menggunakan ujung jari tangan.
atihati bila melakukannya didaerah bekas operasi
etelah melewati daerah bekas operasi, tappingdapat dilakukan lebih keras
menggunakan satu atau dua tangan
-appingsebaiknya dilakukan ! menit # kali sehari.
8ambar . -appingpada puntung -
10
7/24/2019 RM Pada Amputasi
11/28
5esensitisasi '-
Teknik ini dilakukan ketika tidak mengenakan soft compression dressing.
5ilakukan !# menit dua kali sehari dan biasanya dilakukan ketika mandi.
Awalnya, dilakukan dengan cotton ball dan digosokkan secara langsung
pada kulit puntung dengan gerakan sirkular.
*etika rasa dapat ditoleransi, secara progresif baru dapat menggunakan
bahan yang lebih kasar seperti tissue.
Akhirnya, selanjutnya dapat menggunakan handuk mandi. Teknik ini sebaiknya dilakukan sampai penderita dapat mentoleransi
gosokan dari handuk.
8ambar %. =ara melakukan desensitisasi pada puntung-
8ambar 3. 6nspeksi dengan menggunakan cermin -
11
7/24/2019 RM Pada Amputasi
12/28
Tungkai yang tidak diamputasi merupakan tungkai yang dominan dalam
ambulasi dan harus bekerja keras. &erawatannya meliputi kebersihan kulit
seperti tungkai yang diamputasi. edang untuk perawatan kuku harus
dilakukan secara hatihati terutama pendertia diabetes melitus dan gangguan
vaskular.-
&roblem yang sering timbul pada puntung adalah infeksi, neuroma dan
nyeriphantomseperti yang telah disebutkan sebelumnya.-
f. Persiapangait training
ebelum penderita berlatih untuk jalan, perlu dilatih dahulu keseimbangan
pada posisi duduk, bangkit berdiri, keseimbangan tegak secara stasioner.
etelah itu dapat dimulai dengan menggunakan bilateral aillary crutches /
kruk untuk ambulasi. *ruk ini dapat digunakan secara intermittent dalam
hidupnya.1/
4atihan dapat dilakukan di parallel bar, disamping itu juga diajarkan
penggunaan protesa, latihan jalan, naik turun tangga, berjalan di atas dasar
yang tidak rata.%
II.3.2.3. FittingProesa
esudah puntung cukup stabil maka dapat diberikan suatu protesa definitif
yang lebih komplek dan secara kosmetik lebih baik dari yang sementara. &rotesa
definitif ini dikendalikan sepenuhnya oleh kekuatan otot penderita sebagai daya
pengungkit puntung.
Tujuan selama stadium ini adalah '3
evaluasi persiapan dan pemasangan dengan protesa yang sesuai
melatih penderita memakai dan menggunakan protesa
melaksanakanprosthetic check outakhir
&rotesa ekstremitas bawah diberikan pada bagian ekstremitas bawah yang
hilang dengan maksud untuk mengembalikan kesimetrisan tubuh amputee dan
biasanya dilakukan untuk fungsi ambulasinya.
12
7/24/2019 RM Pada Amputasi
13/28
II.3.2.0. Lai#an Prosei!
Teknik latihan pada penderita amputasi ekstremitas bawah sangat
bervariasi tergantung dari level amputasi dan apakah kasus unilateral atau bilateral
serta usianya.
II.3.2.0.1. Lai#an !eseim'angan
4atihan dasar keseimbangan dimulai di parallel bardengan jarak kedua
kaki dibuka sekitar 7 inch. &erhatikan postur tubuh harus tegak dan kemudian
tubuh digerakkan ke samping secara bergantian untuk merasakan protesa pada
puntung. &erpindahan beban tubuh yang dirasakan pada tungkai normal ke protesa
haruslah mempunyai durasi yang sama. etelah penderita merasa percaya diri,
maka kedua tangan diparallel bardapat dilepas dan penderita dapat melakukan
latihan dengan kedua tangan diletakkan di sisi tubuh. &andangan pasien lurus
terhadap cermin pengoreksi yang diletakkan di depan pasien.7
II.3.2.0.2. Lai#an 'era%an
&enderita merentangkan kedua kakinya kirakira # inch. :erat badan
dibebankan pada sisi tungkai yang normal, lutut pada sisi amputasi difleksikan,
kemudian kaki yang memakai prostetik digerakkan perlahan ke depan dan
kemudian kembali ke posisi berdiri secara normal. =ara ini diulang sampai
penderita merasa mampu mengontrol gerakan shank dan kakinya. :eban
kemudian dipindahkan pada protesa dan prosedur diulangi pada sisi tungkai yang
normal.7
II.3.2.0.3. Am'u%asi progresif
etelah keseimbangan dan rasa percaya diri meningkat, penderita dapat
dipersiapkan untuk latihan berjalan di luar parallel bar. aat ini penderita
membutuhkan kemampuan untuk memutarkan badan. ?ntuk dapat memutar
dengan mudah, letakkan kaki normal di depan, dari tungkai yang normal,
kemudian putar kearah kaki prostetik. :erbalik 7$ derajat seharusnya dapat
dilakukan dengan mudah, dengan secara langsung memutar setengah lingkaran
penuh, dari pada serangkaian putaran yang bertahap.7
13
7/24/2019 RM Pada Amputasi
14/28
II.3.2.0.0.Nai! dan urun angga
*etika naik tangga, penderita melangkahkan kaki normal lebih dahulu
pada anak tangga, kemudian bawa prostesis dengan mengangkatnya melalui
tungkai yang normal. =ara ini dilakukan sampai anak tangga terakhir dicapai.
Turun tangga, penderita menempatkan kaki prostesis lebih dulu pada anak
tangga, kemudian diikuti kaki yang normal. &enderita dapat memulai dengan
berpegangan pada pengangan tangga, kemudian hanya menggunakan tangan pada
sisi prostesis dan akhirnya tanpa berpegangan.7
II.3.2./. Follow Up Masa%a# amputeedan penanganann*a
&asien yang telah menyelesaikan program rehabilitasi sebaiknya melakukan
follow!up kepada seorang tim minimal setiap # bulan selama 7 bulan pertama.
*unjungan dapat lebih sering apabila pasien mendapatkan masalah dalam fitting
protesa, kondisi puntung, maupun kesulitan dalam melakukan aktivitas tertentu.
etelah periode ini, pasien dianjurkan melakukan pemeriksaan minimal tiap 3
bulan untuk menjamin keadaan dan fungsi protesa adekuat. &enting untuk
mengganti protesa atau komponenkomponennya setiap ! atau # tahun. :eberapa
masalah yang perlu diperhatikan adalah '!,3
1. Edema
9dema hebat dapat menyebabkan nekrosis, edema dapat diminimalkan
dengan pemakaian rigid dressing%
2. N*eri
@yeri insisional akan mereda sejalan dengan penyembuhan (% hari),
penanganannya adalah evaluasi anggota gerak, rigid dressingpost operasi.
3. Hemaoma
&engontrolan perdarahan yang baik sebelum menutup luka dan
penggunaan drain akan mengurangi risiko terjadinya hematoma. 5engan
adanya hematoma akan memperlambat penyembuhan dan merupakan suatu
media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, sehingga memudahkan
terjadinya infeksi. :ila ditemukan hematom, perlu dilakukan aspirasi dan
kompresi kuat pada daerah yang terkena.
14
7/24/2019 RM Pada Amputasi
15/28
0. Infe!si
Angka kejadian infeksi oleh karena amputasi sekitar %+ dan sering
ditemukan pada amputasi dengan penyakit pembuluh darah perifer, terutama
diabetes melitus. Antibiotika profilaksis dapat diberikan, akan tetapi harus
diingat bahwa level antibiotika pada puntung sangat rendah.
/. Ne!rosis U%serasi dan 4angren
@ekrosis akan memperlambat penyembuhan. edikit nekrosis pada tepi
kulit dapat diobati secara konservatif. @ekrosis yang lebih berat menunjukkan
insufisiensi aliran darah pada level tersebut yang mungkin memerlukan
reseksi atau reamputasi pada level yang lebih proksimal.
5. Neuroma
uatu neuroma terjadi pada akhir potongan saraf. @yeri yang timbul pada
umumnya disebabkan oleh tarikan pada saraf tersebut oleh jaringan parut dan
juga oleh karena tekanan pada saraf tersebut.
&enanganan neruroma adalah dengan melakukan perubahan pada kantong
protesa sehingga tidak menekan atau menarik pada tempat yang sakit.
&enyuntikan secara langsung dengan anestesi lokal, dengan atau tanpa
steroid, dapat membantu. @eurlosis dengan fenol dapat dicoba setelah
penyuntikan anestesi lokal gagal. :ila tindakan konservatif gagal,
pembedahan untuk membebaskan saraf pada level proksimal dapat
dipertimbangkan.
6. Sensasiphantom dan n*eriphantom
ensasi phantom adalah bila penderita pasca amputasi masih merasa
bahwa bagian tubuh yang telah diamputasi masih ada, sensasi ini dapat
mengganggu tetapi jarang menimbulkan nyeri, dan biasanya hilang dengan
sendirinya setelah protesa digunakan secara teratur.
edangkan nyeriphantomadalah nyeri bayangan / semu yang merupakan
rasa sakit yang dirasakan oleh penderita pada bagian tubuh yang sebenarnya
telah diamputasi. @yeriphantompada umumnya timbul lebih lambat daripada
sensasi phantom dan frekuensinya lebih sedikit pada usia di bawah #% tahun.
6nsiden dan beratnya nyeri phantom meningkat pada amputee yang
15
7/24/2019 RM Pada Amputasi
16/28
mengalami iskemi sebelum amputasi, profil kepribadian yang kompulsif atau
tipe pekerja keras, amputasi pada ekstremitas atas, adanya nyeri kronik
sebelumnya dan amputasi atas indikasi trauma, nyeri phantom akan
berkurang bila program rehabilitasi post operatif segera diberikan.
"eskipun telah dicoba menggunakan beberapa modalitas terapi,
penanganan nyeri phantombelum memberikan hasil yang optimal. 0bat oral
yang dimasukkan dalamfirst linepenanganan nyeriphantomadalah golongan
antidepresan trisiklik dan antikonvulsan (misal carbamaepin, gabapentin).
0bat lain yang dapat diberikan dan ternyata telah memberikan keberhasilan
termasuk meBiletine, calcitonin, @methyl5aspartate (@"5A) reseptor
antagonis, dan opioid. 9valuasi dan koreksi dari masalah protesa dan nyeri
puntung juga merupakan komponen penting dalam penanganan awal nyeri
phantom. 4atihan C0", relaksasi, massage puntung, pemberian
transcutaneous electrical nerve stimulation (-*NS), compressive stockingdan
mengajarkan pemakaian protesa yang benar dapat bermanfaat dalam
membantu penanganan medis.
7. )onra!ur
*ontraktur sering terjadi pada puntung yang pendek. *ontraktur sendi
dapat dicegah dengan positioningyang fisiologis dari puntung dan latihan
penguatan otototot maupun mobilisasi sendi.
*ontraktur ringan dapat ditangani dengan stretching pasif pada sendi
secara gentle dan disertai latihan penguatan otot yang mengontrol sendi
tersebut. *ontraktur sendi yang berat dapat terjadi pada puntung yang
pendek, dan adanya kontraktur ini akan menyulitkan pemakaian protesa,
sehingga diperlukan tindakan bedah.
8. Problemu%ang
"asalah yang sering ditemui yaitu fraktur, osteoporosis dan spur.
&enyebab fraktur adalah gait yang tidak stabil, dimana risiko untuk jatuh
meningkat. 6nsiden diperkirakan #%+.
16
7/24/2019 RM Pada Amputasi
17/28
19. S!o%iosis
5isebabkan karena panjang tungkai yang tidak sama. &enanganannya
dengan koreksi panjang prostesis.
11.Masa%a# pen*esuaian psi!ososia%
"mputeemerasa rendah diri, depresi dan tidak cakap. "ereka memerlukan
konseling psikologis untuk memecahkan masalah secara terbuka. Adaptasi
psikologis dipengaruhi oleh kepribadian premorbid, tipe amputasi, kondisi
medis dan keberhasilan program prostesis.
12. Masa%a# a!i$ias !e#idupan se#ari#ari :A)S; dan pen*esuaian
pe!eraan
"mputeedapat mengalami hambatan dalam melakukan A*. Tidak ada
kontra indikasi untuk melakukan berbagai aktivitas fisik yang dapat dilakukan
amputee, kecuali aktivitasaktivitas yang menuntut keseimbangan yang baik
(misal bekerja dalam ketinggian).
17
7/24/2019 RM Pada Amputasi
18/28
BAB III
)ESIMPULAN
Amputasi (bahasa latin' 1amputare2 yaitu memotong, atau memangkas)
adalah pembuangan suatu anggota gerak / anggota badan atau hasil perkembangan
badan. 6ndikasi amputasi adalah untuk live saving dan atau limb saving%
*omplikasi amputasi ' masalah kulit, infeksi, tulang, neuroma, phantom
sensation, phantom pain,edema, kontraktur, respirasi D sirkulasi. 9dema dapat
diatasi dengan elastic bandagefigure of eight%ementara kontraktur sendi dapat
dihindari dengan menghindari posisi fleksi genu, abduksi hip, dan fleksi hip
(positioning).
al yang harus diperhatikan pada pasien yang ingin menggunakan
prostetik yaitu kardiovaskuler, masalah vaskuler pada puntung, defisit
serebrovaskuler, masalah sensasi, serta penglihatan dan pendengaran. "mputee
dapat mengalami hambatan dalam melakukan A*. Tidak ada kontra indikasi
untuk melakukan berbagai aktivitas fisik yang dapat dilakukan amputee, kecuali
aktivitasaktivitas yang menuntut keseimbangan yang baik (misal bekerja dalam
ketinggian).
DA(TA& PUSTA)A
18
7/24/2019 RM Pada Amputasi
19/28
. "cAnelly, C5., D Eirgil F. ;aulker. 3. 4ower 4imb &rostheses. Candall
4. :raddom, et al (9ds.).&hysical +edicine . ehabilitation%&hiladelphia '
F.: aunders =ompany. &.!7!-.!. Ceksoprodjo, . 77. 6ndikasi dan *ondisi &ra/&asca Amputasi. Naskah
/engkap Simposium Kedokteran isik . ehabilitasi +edik 0alam Klinik%
Gakarta ' ;akultas *edokteran ?niversitas 6ndonesia. al.7.
#. 9sHuenai A. ?pper limb amputee rehabilitation and prosthetic restoration.
6n' :raddom C4. &hysical medicine and rehabilitation, ! nded. &hiladelphia'
F: aunders companyI !$$$' !3#--.
. ;riedmann, 4F. $. Cehabilitation of The 4ower 9Btremity Amputee.
;rederic G. *ottke, et al (9ds.).Krusen1s Handbook of &hysical +edicine and
ehabilitation% th9dition. &hiladelphia ' F.: aunders =ompany. &.$!
$37.
%. Eitriana. !$$!. Cehabilitasi &asien Amputasi :awah 4utut dengan
"enggunakan 6mmediate &ost 0perative &rosthetic% J0nlineK. J5iakses -Ganuari !$3K. L&9C46@*
http//www.pustaka.unpad.ac.id/rebilitasiMpasienMamputasi M bawahMlutut.pdf.
3. @ewman 5FA. *amus kedokteran 5orland. 9disi bahasa 6ndonesia. 9d !.
Gakarta' 98=I !$$!' 7$.
-. 8itter A, :osker 8. ?pper and lower eBtremity prosthetics. 6n ' 5elisa,
editors. &hysical medicine and rehabilitation principle and practice. th ed.
Eol !. &hiladelphia' 4ippicott Filliams and FilkinsI !$$%' #!%$.
7. Gudy . Forld wide wounds. Found healing complications associated with
lower limb amputation. ?* (4ast updated' ept !$$3). Available from ?C4'
http'//www.worldwidewounds.com/
. *elly :". ?pper limb prosthetics. (4ast updated' Gan , !$$). Available
from ?C4'http'//emedicine.medscape.com/$. ?ustal , :aerga 9. &rosthetics. 6n' =ucurullo . &hysical medicine and
rehabilitation board review. @ew Lork' 5emosI !$$' 3%7.
. Tan G=. &rostheses. 6n' Tan G=. &ractical manual of physical medicine and
rehabilitation. Toronto' "osbyI 7' !!%.
!. "eier C. Cehabilitation in patient with amputation, 6n ' alstead 4,
8rabois ". "edical rehabilitation. @ew Lork' Caven press :ooksI 7%'
##%.
#. Terrence &8, :arry ". Amputations. 6n' 8arrison G. andbook of physical
medicine and rehabilitation basics. "edical rehabilitation. &hiladelphia' G.:.
4ippincott companyI %' ##, --7.
. &owel ". Amputation. 6n' &owel ". 0rthopaedics nursing and rehabilitation.
th ed. t 4ouis' 9nglish 4anguage :ook ociety/=hurchill 4ivingstoneI
73' 33%-.
%. 0Nullivan :, =ullen *9, chmidt TG. &hysical rehabilitation evaluation
and treatment procedures. &hiladelphia' ;A 5avis =ompanyI 7' 7,
!!.
3. 4eonard 96, editors. 4ower limb prostheses. 6n' :raddom C4. &hysical
medicine and rehabilitation, !nd ed. &hiladelphia' F: aunders companyI
!$$$' !-#$7.
-. Cossbach &. "ilitary in step. A publication of the amputee coalition of
America in partnership with the ?.. Army amputee patient care program.
A=A. (4ast updated ' 3 "arch !$$7). Available from ?C4 '
http'//www.amputeecoalition.org/
19
http://www.pustaka.unpad.ac/http://www.pustaka.unpad.ac/http://www.worldwidewounds.com/http://emedicine.medscape.com/http://emedicine.medscape.com/http://www.amputee-coalition.org/http://www.worldwidewounds.com/http://emedicine.medscape.com/http://www.amputee-coalition.org/http://www.pustaka.unpad.ac/7/24/2019 RM Pada Amputasi
20/28
7. 9dward GF, Ann A. &hysical treatment and training of amputees. 6n' Eultee
;9. 0rthopaedic appliances atlas. Eol !. "ichiganI 3$' ###-.
LAP-&AN )ASUS
I. IDENTITAS PASIEN
20
7/24/2019 RM Pada Amputasi
21/28
@ama ' Tn. A
?mur ' # tahun
Genis kelamin ' 4akilaki
Alamat ' =imangud CT 3/ *asumalang ubang, Gawa :arat
Agama ' 6slam
&ekerjaan ' *ondektur bis
@o. C" ' !7!#!
Tanggal periksa ' 7 Ganuari !$3
II. ANAMNESIS)e%u#an Uama@yeri pada luka operasi
&i"a*a Pen*a!i Se!arang'
*isaran tahun yang lalu (;ebruari !$%), pasien mengalami kecelakaan
saat bekerja sebagai kondektur bis (tabrakan dengan truk kontainer). Akibat
kecelakaan itu, tungkai kiri pasien harus diamputasi setinggi paha (atas lutut).
elain itu, pasien juga menjalani operasi pada tungkai kanan (betis). Tungkai
kanan pasien sudah dioperasi sebanyak # kali, operasi yang pertama bersamaan
dengan operasi amputasi tungkai kiri (debridement). etelah # hari dari operasi
pertama, pasien lalu menjalani operasi yang kedua yaitu pemasangan eksternal
fiksasi. 0perasi dilakukan di C &ermata "edika emarang (kecelakaan terjadi di
tol *rapyak). elama ini, pasien rutin kontrol ke dokter p0T di ubang sebulan
sekali. aat kontrol terakhir bulan 5esember !$%, pasien dirujuk ke C0 olo
untuk menjalani operasi yang ketiga.
aat ini, pasien sudah menjalani operasi yang ketiga berupa pemasangan
ulang eksternal fiksasi pada betis kanannya. Tidak ada keluhan pada tungkai kiri
yang diamputasi. aat ini pasien mengeluh nyeri pada tungka kanan. aat ini
pasien sudah bisa duduk, untuk perawatan diri dan toileting masih dibantu oleh
keluarga. &asien dan keluarga ingin pasien bisa jalan mandiri dengan alat bantu
atau kaki palsu dan pasien ingin dapat kembali bekerja.
&i"a*a Pen*a!i Da#u%u
Ciwayat hipertensi dan diabetes melitus disangkal
21
7/24/2019 RM Pada Amputasi
22/28
&i"a*a Sosia% E!onomi
ebelum tungkai kiri pasien diamputasi, pasien bekerja sebagai kondektur bis.
&asien tinggal bersama istri yang tidak bekerja, dan ! orang anak yang masih
sekolah (# tahun dan 3 tahun). :iaya pengobatan ditanggung :&G.
&i"a*a A!i$ias Se'e%um Sa!i
"obilisasi ' dapat berdiri dan berjalan mandiri
*omunikasi ' berbicara dan pemahaman baik
A54 ' mandiri 0kupasional ' kondektur bis
ubungan sosial ' penderita mempunyai hubungan yang baik dengan
keluarga dan tetangga
.
III. PEME&I)SAAN (ISI)
*esadaran ' compos mentis
*ontak ' baik
*omunikasi ' baik
Tanda vital '
T5 ' !$/7$ mmg, @ ' -7 B/menit, CC ' 3 B/menit, uhu ' afebris
&ostur dan mobilisasi '
Tungkai bawah 'amputasi atas lutut kiri, terpasang eksternal fiksasi
pada regio cruris kanan
aat duduk ' punggung lurus, bahu simetris, alignment vertebra
simetris pada garis tengah
Alih baring di bed ' sudah dapat dilakukan
:erbaringduduk ' sudah dapat dilakukan 5udukberbaring ' sudah dapat dilakukan
*eseimbangan duduk ' baik
Saus genera%
*ulit ' warna coklat, rash (), kulit kering (), hiperpigmentasi ()
*epala ' mesosefal
"ata ' konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
idung ' discharge(), deviasi (), bentuk normal
22
7/24/2019 RM Pada Amputasi
23/28
"ulut ' bibir tidak sianosis
Telinga' fungsi pendengaran kesan baik, discharge()
Thoraks
&ulmo '
- 6nspeksi ' simetris statis dan dinamis, retraksi suprasternal (),
retraksi interkostal ()
- &alpasi ' stem fremitus kanan O kiri, ekspansi dinding dada (P)
- &erkusi ' sonor di seluruh lapangan paru
- Auskultasi ' vesikuler, ronkhi (), wheeing ()
=or '
- 6nspeksi ' iktus cordis tidak tampak
- &alpasi ' iktus cordis teraba di 6= E medial midclavicula sinistra,
tidak kuat angkat
- &erkusi ' batas kiri ! cm medial midclavicula line sinistra 6= E
batas atas 6= 666 linea parasternal sinistra
batas kanan linea parasternalis dekstra
- Auskultasi ' :G 6 dan 66 reguler, murmur (), gallop ()
Abdomen '
- 6nspeksi ' datar
-&alpasi ' supel, hepar/ lien tidak teraba, nyeri tekan (), massa ()- &erkusi ' timpani
- Auskultasi ' bising usus normal
Trunkus ' alignment vertebra lurus, bahu dan scapula simetris, spasme otot (),
nyeri tekan (), hump (), lecet/decubitus ()
Saus neuromus!u%er
Superior Inferior
0edem / /
=apilary refill Q!2 / Q!2 Q!2 / Q!2
ianosis / /
Akral dingin / /
Motorik :
8erak + / + P / P
*ekuatan %%%%% / %%%%% bde (nyeri) / %
Tonus @ormotonus @ormotonus
Trofi
C0" anggota gerak
9utrofi
;ull / ;ull
hipotrofi
ip ' full, knee dan
ankle ' terbatas / ;ull
C.;isiologis PP/PP PP/PP
23
7/24/2019 RM Pada Amputasi
24/28
C.&atologis / /
=lonus / /
ensibilitas ' normal
Saus %o!a%is
E!sremias Inferior
6nspeksi '
pada posisi supine, stump (kiri) pada posisi lurus posisi insisi pada distal
posterior
tampak eksternal fiksasi pada regio cruris dekstra, rembes (P)
bentuk stump ' conical, dog ear (), panjang stump (dari perineum) 7 cm,
tanda radang (), nyeri tekan (), tonjolan tulang (P), pulsasi arteri femoralis (P)
&erineum
%# cm
$ cm
# cm
7 cm
*ekuatan 5
0tototot fleksor hip bde %
0tototot ekstensor hip bde %
0tototot adduktor hip bde
%
0tototot abduktor hip bde
%
24
7/24/2019 RM Pada Amputasi
25/28
tump 'phantom sensation(),phantom pain ()
I
7/24/2019 RM Pada Amputasi
26/28
>(oo +ruris de!sra :6 =anuari 2915;
7/24/2019 RM Pada Amputasi
27/28
7/24/2019 RM Pada Amputasi
28/28
(stump eBercise)
4atihan pemeliharaan kekuatan otot ekstremitas atas dan otot ekstremitasbawah yang tersisa
4atihan penguatan isometrik otototot ekstremitas bawah kanan
upport mental penderita dan keluarga' untuk mengembangkan hobi yang
disenangiI semangat dalam berlatih agar dapat mandiri dalam A*