18
BAB II PEMBAHASAN 2.1 PERAN AGEN PERUBAHAN Dalam pandangannya, agen memiliki peran kritis yaitu : 1. Katalisator Adalah peran untuk meyakinkan pegawai tentang pentingnya perubahan menuju ke arah yang lebih baik; Orang-orang yang benar-benar sukses menjadi katalisator perubahan tentu memiliki visi yang jelas tentang perubahan berkelanjutan dengan membantu untuk memastikan bahwa orang-orang bergerak maju. 2. Pemberi solusi Adalah peran sebagai pemberi alternatif solusi kepada pegawai yang mengalami kendala.Agen perubahan mengetahui pentingnya hubungan emosional dalam kelompoknya, ketika mereka bergerak maju. Kemampuan ini juga digunakan saat membantu olah pemikiran (brainstorming) atas apa yang terjadi, tantangan dan hal-hal harus dilakukan, mendorong diskusi dan tukar pendapat sehingga orang-orang dapat menyimpulkan sendiri berdasarkan pengalaman mereka. 3. Mediator Adalah peran dalam membantu melancarkan proses perubahan. Agen perubahan adalah pemimpin yang memiliki karakter, integritas dan kredibilitas selain memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam strategi melancarkan proses perubahan. 4. Penghubung 1 | Budaya&Pengembangan Organisasi

RMK BAB 4 BUDAYA ORGANISASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PERAN AGEN PERUBAHANDalam pandangannya, agen memiliki peran kritis yaitu :1. KatalisatorAdalah peran untuk meyakinkan pegawai tentang pentingnya perubahan menuju ke arah yang lebih baik; Orang-orang yang benar-benar sukses menjadi katalisator perubahan tentu memiliki visi yang jelas tentang perubahan berkelanjutan dengan membantu untuk memastikan bahwa orang-orang bergerak maju.

Citation preview

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 PERAN AGEN PERUBAHANDalam pandangannya, agen memiliki peran kritis yaitu :1. KatalisatorAdalah peran untuk meyakinkan pegawai tentang pentingnya perubahan menuju ke arah yang lebih baik; Orang-orang yang benar-benar sukses menjadi katalisator perubahan tentu memiliki visi yang jelas tentang perubahan berkelanjutan dengan membantu untuk memastikan bahwa orang-orang bergerak maju.2. Pemberi solusiAdalah peran sebagai pemberi alternatif solusi kepada pegawai yang mengalami kendala.Agen perubahan mengetahui pentingnya hubungan emosional dalam kelompoknya, ketika mereka bergerak maju. Kemampuan ini juga digunakan saat membantu olah pemikiran (brainstorming) atas apa yang terjadi, tantangan dan hal-hal harus dilakukan, mendorong diskusi dan tukar pendapat sehingga orang-orang dapat menyimpulkan sendiri berdasarkan pengalaman mereka.3. MediatorAdalah peran dalam membantu melancarkan proses perubahan. Agen perubahan adalah pemimpin yang memiliki karakter, integritas dan kredibilitas selain memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam strategi melancarkan proses perubahan.4. PenghubungAdalah peran dalam menghubungkan pegawai dengan pembuat kebijakan. Pemimpin sebagai agen perubahan dapat membangun hubungan yang kuat atas dasar kepercayaan. Seseorang tidak akan bersedia untuk tumbuh dan berubah jika mereka tidak memiliki kepercayaan terhadap orang yang mendorong perubahan. Kepercayaan juga dibangun ketika kita mengetahui bahwa sebagai resiko dan konsekuensi dari perubahan maka ada kemungkinan kita akan berurusan dengan hal-hal tertentu yang mungkin saja sebelumnya dihindari. 5. Role modelAdalah peran sebagai contoh, baik dalam prestasi kerjanya maupun dalam perilakunya. Agen perubahan harus mampu memberdayakan dan membawa orang lain untuk menjadi agen perubahan baru selaras dengan budaya kepemimpinan dan pembelajaran.

6. Untuk mengembangkan kebutuhan akan perubahan pada klienSeorang agen perubahan awalnya sering membantu klien menjadi sadar akan kebutuhan untuk merubah sikap/tingkah laku mereka. Dalam tujuan untuk memulai proses perubahan, agen perubahan mengusulkan alternatif baru dari masalah yang terjadi, menguraikan dengan baik dan jelas pentingnya masalah tersebut untuk diatasi, danmeyakinkan klien bahwa mereka mampu untuk menghadapi masalah tersebut. Agen perubahan menilai kebutuhan klien sangat penting pada tahap ini dan juga mencoba membantu klien untuk mendapat kebutuhan yang lebih baik.7. Untuk membuat sebuah hubungan pertukaran informasiKetika kebutuhan akan perubahan dibuat/diciptakan, seorang agen perubahan harus mengembangkan hubungan dengan kliennya. Agen perubahan dapat meningkatkan hubungan dengan klien dengan sikap dapat dipercaya (credible), kompeten, dan terpercaya (trustworthy) dan juga empati terhadap kebutuhan dan masalah klien. Klien harus menerima agen perubahan sebelum mereka akan menerima inovasi yang dipromosikannya. Inovasi dinilai pada dasar bagaimana agen perubahan itu dirasakan oleh klien.8. Untuk menganalisis masalah klienAgen perubahan bertanggungjawab untuk menganalisis masalah para klien untuk menentukan mengapa alternatif yang ada tidak cocok dengan kebutuhan mereka. Dalam menuju kesimpulan analisis, agen perubahan harus melihat situasi dengan empatik dari sudut pandang klien. Disini agen perubahan akan mencoba untuk mengetahui masalah apa yang dihadapi klien dan mencoba menemukan inovasi yang paling tepat.9. Untuk menumbuhkan niat berubah pada klienSetelah agen perubahan mengeksplorasi/menyelidiki bermacam-macam kesempatan dari tindakan yang dapat mengantarkan klien mencapai tujuan mereka, agen perubahan mencari cara agar mereka tertarik dengan inovasi.10. Untuk menerjemahkan niat klien ke dalam tindakanAgen perubahan mencoba untuk mempengaruhi sikap klien dalam menyesuaikan saran/rekomendasi berdasarkan kebutuhan para klien. Jaringan interpersonal mempengaruhi dari pengamatan jarak dekat yang paling penting pada tahap persuasi dan keputusan dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Change agent dapat secara efektif menstabilkan perilaku baru di kalangan sistem klien melalui penguatan pesan kepada klien yang sudah mengadopsi.11. Untuk menstabilkan adopsi dan mencegah diskontinyuAgen perubahan mungkin secara efektif menstabilkan tingkah laku baru sampai menguatkan pesan kepada klien yang telah mengadopsi, dengan demikian seperti membekukan tingkah laku/sikap baru dari klien. Bantuan ini diberikan ketika seorang klien sedang berada pada tahap implementasi atau konfirmasi dalam proses keputusan inovasi.12. Untuk mencapai sebuah hubungan yang berulang-ulangTujuan akhir dari agen perubahan adalah untuk mengembangkan sikap memperbaharui diri (self-renewing) dalam bagian dari klien. Ketika perubahan telah terjadi pada klien dan dipandang telah stabil, maka seorang agen perubahan harus dapat menarik dirinya untuk keluar dari urusan dengan mengembangkan kemampuan klien untuk menjadi change agent bagi dirinya sendiri. Dengan kata lain, change agent berusaha untuk merubah sistem klien dari posisi mempercayai change agent menjadi mempercayai dirinya sendiri atau seseorang dari kalangan mereka sendiri.

2.2 JENIS JENISAGENPERUBAHANa. Agen perubahan internalAgen perubahan internal adalah staf ahli dari dalam organisasi sendiri yang secara khusus dilatih untuk melakukan pengambangan organisasi. Keunggulan agen perubahan internal:1. Memahami organisasi secara mendalam2. Dapat melakukan hubungan dan kepercayaan yang diperlukan dalam perubahan. Kelemahannya:Sering dianggap sebagai agen yang hanya melihat permasalahan dari sisi manajemen saja.

b. Agen perubahan eksternalAgen perubahan eksternal adalah individu dari luar organisasi yang diminta atau ditugaskan untuk memberikan usulan tentang perubahan. Keuntungan agen perubahan eksternal:1. Dapat memandang permasalahan lebih obyektif.2. Dapat membawa gagasan baru.3. Pekerja lebih terbuka mengemukakan permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.4. Pekerja lebih percaya pada kemampuan orang luar daripada orang dalam. Kelemahannya:1. Sulit menanamkan rasa kepercayaan.2. Kurang pemahamannya terhadap organisasi sehingga kurang mampu melihat permasalahan secara proporsional.3. Cenderung memberikan rekomendasi perubahan yang drastis.

c. Agen perubahan eksternal-internalAgen perubahan eksternal-internal adalah berusaha memadukan orang-orang dari dalam dan dari luar organisasi dengan mengambil manfaat atau kelebihan dan mengurangi kelemahan dari agen perubahan internal dan eksternal.

2.2.1 Agen-agen Perubahan dapat berupa: Manajer Karyawan Konsultan luarSeorang agen perubahan harus mampu menanamkan karakteristik dalam dirinya agar dapat menjadi panutan atau teladan bagi sekelompok orang yang menjadi target perubahannya. Menurut Havelock (1970) dalam Nasution, 1990:38, agen pengubah dalam pengembangan organisasi memiliki karakteristik sebagai berikut :1. Agen perubahan harus memiliki nilai-nilai dan sikap mental yang dapat mempertimbangkan manfaat inovasi atau perubahan bagi organisasinya maupun masyarakat sekitar.2. Agen perubahan harus mengetahui bahwa individu, kelompok dan masyarakat dalam organisasi merupakan sistem-sistem terbuka yang saling berhubungan dimana agen perubahan harus mengetahui bagaimana orang lain memandang peranannya. Serta dapat memperkirakan konsep alternatif mengenai perubahan di masa sekarang dengan masa mendatang.3. Agen perubahan harus memiliki keterampilan untuk menyampaikan kepada orang lain mengenai pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang dimilikinya, mengembangkan dan memelihara hubungan proyek peubahan dengan orang lain, mengatasi kesalahpahaman dan konflik, membina tim kerja sama untuk perubahan, dan menyampaikan ke masyarakat akan potensi yang tersedia dari sumber-sumber mereka sendiri.

2.3 PENDEKATAN MELAKUKAN PERUBAHANHarold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan struktur, teknologi dan atau orang-orangnya.a. Pendekatan struktur :Pengubahan struktur orgaisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sisteminternal, seperti acuan kerja, ukuran, dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi, hubungan-hubungan tangggung jawabatau wewenang. Pendekatanstrukturaldibagimenjadi tigakelompok yang terdiri dari :1. Aplikasi prinsip-prinsip perancangan Organisasi klasik Para teoritis klasik berusaha untuk memperbaiki prestasi organisasi melalui perumusan secara jelas dan hati-hati tanggung jawab jabatan para anggota organisasi. Mereka menekankan pentingnya penciptaan pembagian kerja dan garis wewenang yang tepat. Pada saat sekarang, banyak manajer masih dapat memperbaiki prestasi organisasi mereka dengan pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan, bidang-bidang tanggung jawab, hubung hubungan pelaporan, dan sebagiannya.2. DesentralisasiPendekatan ini berusaha menciptakan satuan satuan organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri dan memusatkan perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi.3. Aliran KerjaPendekatan ini didasarkanpada pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara langsung dan cendeung memperbaiki semangat kepuasan kerja.

b. Pendekatan teknologiUntuk memperbaiki prestasi organisasi F.W.Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawn dan mesein-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi. Hal ini dapat menciptakan ketidak senangan dan pemuusan hubungan diantara para anggota organisasi akibatnya terjadi penurunan produktivitas labih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi. Penggabungan pendekatan struktural dan pendekatan tekhnologi (teknostruktural) bermaksud memperbaiki prestasi melalui perubahan berbagai aspek, baik struktur organisasi maupun teknologuinya, contohnya pengenalan teknologi baru yang diikuti pengorganisasian kembali bagiab-bagian menjadi kelompok-kelompok lebih kecil.Contoh-contoh pendekatan perubahan teknonsrtuktural lain adalah perluasan jabatan dan pengembangan jabatan. Dengan program ini, tugas-tugas yang membuat suatu jabatan, cara-cara berbagai tugas dilaksanakan, dan hubungan-hubungan karyawan diubah untuk memperbaiki kepuasan karyawan dan barang kali meningkatkan produktivitas. Dalam pengembangan jabatan, berbagai kegiatan dari suatu bagian vertikal organisasi digabungkan menjadi satu jabatan untuk membuatnya lebih menantang.

c. Pendekatan orangPendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemutusan pada ketrampilan sikap, persepsi dan pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif. Ketrampilan dan sikap baru ini juga dapat mendorong para karyawan untuk memprakarsai perubahan dalam struktur dalam teknologi organisasi, yang mengarah pada perbaikan prestasi organisasi.Usaha-usaha untuk merubah perilaku dan sikap orang dapat diarahkan kepada perseorangan, kelompok atau organisasi sebagai keseluruhan. Teknik yang sering digunakan adalah pengembangan organisasi.

2.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Agen Perubahan1. Usaha dari Agen Perubahan itu SendiriSatu faktor dalam kesuksesan agen perubahan adalah dari banyaknya waktu yang dihabiskan dalam aktivitas komunikasi dengan klien. Pernyataan generalisasi9-1: Kesuksesan agen perubahan dalam menjaga adopsi inovasi oleh klien merupakan sesuatu yang positif berhubungan dengan usaha agen dalam menghubungi/melakukan mengkontak dengan klien.

2. Orientasi KlienPosisi agen perubahan sosial adalah pertengahan antara agensi perubahan dan sistem klien. Agen perubahan adalah subjek kebutuhan untuk peran persaingan . seorang agen perubahan sering diharapkan untuk menjanjikan dalam perilaku pasti oleh agensi perubahan, dan pada waktu yang sama klien mengharapkan agen perubahan untuk mewujudkan tindakan-tindakan yang benar-benar berbeda. Generalisasi 9-2 :Kesuksesan Agen perubahan dalam menjamin adopsi inovasi dari klien secara positif berhubungan untuk orientasi seorang klien lebih daripada orientasi agensi perubahan. Orientasi klien agen perubahan lebih kepada untuk diingatkan timbal balik untuk memilki penutup hubungan dengan klien mereka dan lebih dari kredibilitas dalam penglihatan klien mereka dan untuk dasar aktivitas difusi mereka dalam kebutuhan para klien.

3. Kesesuaian inovasi dengan Kebutuhan KlienSebuah peranan penting dan sulit untuk agen perubahan untuk mendiagnosis kebutuhan para klien. Generalisasi 9-3 : : Kesuksesan Agen perubahan dalam mernjamin adopsi inovasi dari klien secara positif berhubungan untuk derajat dimana sebuah program difusi sesuai dengan kebutuhan para klien.Proyek perubahan itu mengabaikan klien dirasakan dibutuhkan sering serba salah atau membuar tidak diharapkan konsekuensinya. Untuk contoh, suatu perdesaan India telah disediakan dengan dana perkembangan untuk memperbaiki sumur-sumur irigasi dimana hasil panen dari lahan-lahan yang ada dapat menjadi berlimpah. Tapi, masyarakat ingin sumur untuk diminum karena mereka ingin membawa air mereka beberapa mil dari sebuah sungai. Petani kecil membangun sumur pada pusat desa, lebih baik daripada pada lahan-lahan mereka dan diminum air, mengganti mengairi lahan mereka. Jika agen perubahan punya dasar programnya yang sedang berlangsung dirasakan dibutuhkan dari masyarakat, satu sumur mungkin telah disediakan untuk tujuan diminum. Mungkin sebuah kebutuhan yang lebih kuat untuk irigasi dapat dijadikan dan dikembangkan oleh pengarah melunasi pembayaran finansial dari mengadopsi ini.Seorang agen perubahan dapat mengizinkan para klien untuk mengejar solusi untuk kebutuhan mereka sangat lengkap bahwa kesalahan komitmen mereka atau prioritas salah arah. Agen perubahan seharusnya berhati-hati pada para klien mereka dirasakan dibutuhkan dan diadaptasi program perubahan mereka. Mereka tidak seharusnya melepaskan peran mereka pada keadaan kebutuhan mereka, sehingga sebagai untuk optimalkan kesejahteraan para klien jangka panjang.

4. Empati dari Agen PerubahanEmpati berasal dari bahasa Yunani yang berarti ketertarikan fisik. Sehingga dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain. Empati dapat pula diartikan sebagai derajat untuk individu yang dapat meletakan dirinya sendiri ke dalam peran dari orang lain. Empati dari agen perubahan dengan klien adalah ketika klien mengalami kesulitan secara ekstrim yang berbeda dari agen perubahan. diharapkan agen perubahan lebih sukses jika mereka mendapatkan empati dengan klien mereka. Generalisasi 9-4 :Kesuksesan agen perubahan dalam menjamin adopsi inovasi secara positif berhubungan untuk empati dengan para klien.Agen perubahan secara umum berorientasi untuk mencapai adopsi inovasi klien. Pada banyak kasus mereka mungkin lebih banyak efekif dalamlong runjika mereka dicapai adopsi berkualitas tinggi, itulah, adopsi oleh klien yang dimana banyak dipuaskan dan yang dilalui selama sikap positif ini untuk adopter individu lainnya yang berpotensi. Program keluarga berencana akan diakui jika kualitas servis klien ditingkatkan, kecepatan angka penghentian akan turun, dan tanggung jawab akan adopsi akan menaik. Salah satu cara mengembangkan kualitas pelayanan klien telah melatih untuk perawat dan staf klinik lainnya untuk menyambut klien ketika mereka memasuki klinik, untuk mendengarkan apa yang menjadi kebutuhan klien untuk membentuk rencana keluarga, untuk lakukan kontak mata dengan klien, untuk bersenyum, dan untuk mengembangkan hubungan baik dengan klien. Ketrampilan interpersonal ini diakarkan untuk staf klinik di Nigeria dalam pelatihan selama tiga hari, dimana setelah dievaluasi oleh data yang ada dari rekaman klinik.

5. Homofilitasnya dengan klienSeperti yang telah didefinisikan pada sebelumnya, homophily adalah interaksi yang terjadi antara individu yang memiliki kesamaan pada pandangan, pengetahuan dan lainnya. Sedangkan heterophily adalah kebalikan dari homophily yaitu merupakan interaksi antar individu yang memiliki perbedaan. Agen perubahan memiliki banyak perbedaan dalam banyak hal dari kliennya dan mereka memiliki kontak dengan kilen yang memiliki lebih banyak kesamaan pada diri mereka. Pernyataan umum seperti menimbulkan serangkaian generalisasi mengenai kontak agen perubahan dengan klien yang memiliki dukungan empiris yang kuat.Generalisasi 9-5:kontak agen perubahan positif berkaitan dengan status sosial lebih tinggi di antara klien.Generalisasi 9-6:kontak agen perubahan positif terkait partisipasi sosial yang lebih besar antara klien.Generalisasi 9-7:kontak agen perubahan positif berkaitan dengan pendidikan formal lebih tinggi di antara klien.Generalisasi 9-8:kontak agen perubahan positif terkait dengan pandangan internasional antara klien.Semua generalisasi tersebut menunjukkan bahwa komunikasi terjadi lebih efektif antara agen perubahan dan kliennya jika mereka memiliki lebih banyak kesamaan antar satu sama lain. Komunikasi akan berlangsung efektif seperti itu dan bermanfaat sehingga mendorong agen perubahan untuk menghubungi klien yang jauh seperti mereka.Nida (Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba) memperkirakan bahwa sekitar 15,000 orang bekerja di program terapi obat di Amerika Serikat, sebagian besar dari mereka bekerja sebagai konselor penyalahgunaan obat-obatan. Konselor ini dibayar relatif rendah (rata-rata sekitar $ 16,000 per tahun pada tahun 1990) yang memiliki tingkat pendidikan formal yang rendah dan sebagian besar mantan pecandu narkoba.Dengan demikian mereka relatif homophilous (memiliki kesamaan) dengan klien mereka. Peran konselor terutama disiplin: Mendesak klien-klien untuk mengambil metadon mereka, mengharuskan mereka harus menjalani tes urin rutin untuk menjamin bahwa mereka bebas narkoba, dan sebagainya. Rekan dekat agen perubahan tersebut tampaknya relatif sukses sebagai konselor penyalahgunaan obat, dimana homophily dengan klien pada variabel seperti status sosial ekonomi, budaya dan status minoritas, dan sebelumnya pengalaman pribadi dalam penggunaan obat penting.

6. Kredibilitas Agen PerubahanMeskipun asisten agen perubahan kurang memiliki kredibilitas kompetensi, yang didefinisikan sebagai sejauh mana sumber komunikasi atau saluran dianggap berpengetahuan dan ahli, mereka memiliki keuntungan khusus yaitu kredibilitas keamanan, sejauh mana sumber komunikasi atau saluran dianggap sebagai dipercaya.Sumber heterophilous / saluran (seperti agen perubahan profesional) dianggap memiliki kredibilitas kompetensi, sedangkan sumber homophilous / saluran (seperti asisten) dianggap memiliki kredibilitas keamanan. Seorang agen perubahan yang ideal akan memiliki keseimbangan antara kompetensi dan kredibilitas keamanan. Seorang agen perubahan mungkin homophilous dengan kliennya dalam karakteristik sosial (seperti status sosial ekonomi, etnisitas, dan sebagainya) tetapi heterophilous dalam hal kompetensi teknis tentang inovasi yang disebarkan.Seorang asisten agen perubahan yang sebelumnya mengadopsi suatu inovasi dia akan mempromosikan pendekatan dengan menggunakan kombinasi homophily / heterophily dan kredibilitas kompetensi / kredibilitas sumber.Generalisasi 9-10 menyatakan:keberhasilan agen perubahan dalam penerapan inovasi oleh klien secara positif terkait dengan kredibilitas di mata klien.Salah satu agen perubahan yang diragukan mengenai kredibilitasnya adalah salesman. Penerapan ide baru selalu mensyaratkan pembelian produk baru. Klien mengganggap bahwa salesman mempunyai kredibilitas yang rendah. Sebagai contoh, ditemukan bahwa 97% dari sampel para petani Ohio mereka lebih percaya kepada tetangga mereka daripada kepada salesman (Rogers, 1961).

7. Sejalan dengan Pemimpin OpiniPemimpin Opini adalah sejauh mana seorang individu dapat mempengaruhi individu lain secara informal sikap atau perilaku terbuka cara yang dikehendaki dengan frekuensi yang relatif. Kampanye difusi akan lebih berhasil jika agen perubahan mengidentifikasi dan memobilisasi para pemimpin opini.Generalisasi 9-11 adalah:agen perubahan dalam menjamin keberhasilan adopsi inovasi oleh klien secara positif berkaitan dengan memperpanjang bahwa ia bekerja melalui pemimpin opini.Waktu dan energi dari agen perubahan adalah sumber daya yang langka. Dengan memfokuskan kegiatan komunikasi pada pemimpin opini dalam suatu sistem sosial, agen perubahan dapat memanfaatkan sumber daya yang langka ini dan mempercepat laju difusi suatu inovasi di antara klien. Upaya ekonomi dicapai karena menghubungi pemimpin opini membutuhkan jauh lebih sedikit dari sumber daya agen perubahan dibandingkan jika setiap anggota sistem klien itu harus dikonsultasikan.Terkadang agen perubahan keliru mengira inovator sebagai pemimpin opini. Pemimpin opini memiliki pengikut, sedangkan inovator adalah yang pertama mengadopsi ide-ide baru. Ketika agen perubahan berkonsentrasi pada upaya-upaya komunikasi inovator, bukan pemimpin pendapat, hasilnya mungkin adalah untuk meningkatkan kesadaran-pengetahuan tentang inovasi, tetapi hanya sedikit klien yang akan dibujuk untuk mengadopsi. Dengan memusatkan komunikasi kepada para pemimpin opini dalam sistem sosial klien, seorang agen perubahan dapat mengendalikan sumberdaya yang terbatas ini, bahkan dapat meningkatkan kecepatan difusi inovasi. Di sisi lain, dengan memanfaatkan bantuan para pemimpin opini, agen perubahan mendapatkan perlindungan dari sponsor lokal. Jaringan pesan dari near-peer seperti pemimpin opini dianggap kredibel dalam meyakinkan perorangan untuk mengadopsi inovasi.

8. Kemampuan Evaluasi KlienSalah satu masukan unik agen perubahan untuk proses difusi kompetensi teknis. Tetapi jika agen perubahan membutuhkan pendekatan jangka panjang untuk melakukan perubahan, ia harus berusaha untuk meningkatkan kompetensi teknis klien dan kemampuan klien untuk mengevaluasi potensi inovasi sendiri. Kemudian klien dapat menjadi agen perubahan bagi diri mereka sendiri. Ini menunjukkan Generalisasi 9-12:keberhasilan agen perubahan untuk mengamankan adopsi inovasi oleh klien terkait dengan meningkatkan kemampuan klien untuk dapat mengevaluasi inovasi.Sayangnya, seringkali agen perubahan lebih peduli dengan tujuan-tujuan jangka pendek seperti peningkatan laju adopsi inovasi. Sebaliknya, dalam banyak kasus, kemandirian klien harus menjadi tujuan utama dari agen perubahan, sehingga dapat menghentikan ketergantungan klien terhadap agen perubahan. Tujuan ini, jarang dicapai oleh sebagian besar agen-agen perubahan, mereka biasanya lebih mementingkan untuk mempromosikan adopsi inovasi, daripada mencari klien untuk diajarkan keterampilan dasar tentang bagaimana untuk mengevaluasi inovasi bagi diri mereka sendiri.2.4 ETIKA AGEN PERUBAHANEtika adalah sistem nilai pribadi yang digunakan memutuskan apa yang benar, atau apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu, memutuskan yang konsisten dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi. Etika Agen Perubahan dapat berupa sebagai berikut :1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri.2. Tanggung jawab profesionalisme dalam pengembangan dan kompetensi.3. Tanggung jawab terhadap klien dan pihak-pihak lain.4. Tanggung jawab terhadap profesi.5. Tanggung jawab sosial.2 | Budaya&Pengembangan Organisasi