12
ROADMAP PENELITIAN NO . PENELITI/ JUDUL /TAHUN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN METODE PENELITIAN HASIL DAN KESIMPULAN DATA/ VARIABEL/ PARAMETER METODE ANALISIS A. PENILITIAN SEJENIS 1. SUPARMI A. ASPIAN : OPTIMASI POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA MUARA TEWEH MELALUI PENDEKATAN ZONASI / TAHUN 2009. Bagaimana pola pengumpulan sampah di Kota Muara Teweh Bagaimana pola pengangkutan sampah di Kota Muara Teweh. Bagaimana upaya untuk mengoptimalkan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Muara Teweh melalui pendekatan zonasi yangdapat diterapkan dimasa yang akan datang dengan harapan lebih efektif danefisien. untuk optimalisasi pengelolaan sampah KotaMuara Teweh melalui pendekatan zonasi berdasarkan pola pengumpulan danpengangkuta n sampah. Jarak pengangkutan Rute pengangkutan Pola pengumpulan Pola pengangkutan Analisis overlay Analisis deskriptif Pola pengumpulan dan pengangkutan yang sesuai untuk diterapkan di Kota Muara Teweh adalah pengumpulan sampah dengan pola individual langsung dan pola individual tidak langsung. Sedangkan pola pengangkutan sampah yang sesuai sebagai kelanjutan dari pola pengumpulan hasil penilaian adalah pola pengangkutan langsung dan pola pengangkutan dengan sistem kontainer yang diangkat. Berdasarkan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil penilaian, sebagian besar terdapat kesesuaian. Sedangkan

Roadmap Penelitian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Road Map Penelitian. Langkah dalam pemilihan judul penelitian.

Citation preview

ROADMAP PENELITIANNO.PENELITI/ JUDUL /TAHUNRUMUSAN MASALAHTUJUAN PENELITIANMETODE PENELITIANHASIL DAN KESIMPULAN

DATA/ VARIABEL/ PARAMETERMETODE ANALISIS

A.PENILITIAN SEJENIS

1.SUPARMI A. ASPIAN :OPTIMASI POLA PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAHKOTA MUARA TEWEH MELALUI PENDEKATAN ZONASI / TAHUN 2009. Bagaimana pola pengumpulan sampah di Kota Muara Teweh Bagaimana pola pengangkutan sampah di Kota Muara Teweh. Bagaimana upaya untuk mengoptimalkan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Muara Teweh melalui pendekatan zonasi yangdapat diterapkan dimasa yang akan datang dengan harapan lebih efektif danefisien. untuk optimalisasi pengelolaan sampah KotaMuara Teweh melalui pendekatan zonasi berdasarkan pola pengumpulan danpengangkutan sampah. Jarak pengangkutan Rute pengangkutan Pola pengumpulan Pola pengangkutan Analisis overlay Analisis deskriptif Pola pengumpulan dan pengangkutan yang sesuai untuk diterapkan di Kota Muara Teweh adalah pengumpulan sampah dengan pola individual langsung dan pola individual tidak langsung. Sedangkan pola pengangkutan sampah yang sesuai sebagai kelanjutan dari pola pengumpulan hasil penilaian adalah pola pengangkutan langsung dan pola pengangkutan dengan sistem kontainer yang diangkat. Berdasarkan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil penilaian, sebagian besar terdapat kesesuaian. Sedangkan perbedaan yang ditemui seperti pada kondisi eksisting belum ada pelayanan pengelolaan persampahan, akan tetapi seharusnya dapat diterapkan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah baik pola individual langsung dengan pengangkutan langsung maupun pola individual tidak langsung dengan pengangkutan menggunakan sistem kontainer yang diganti. Zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil penilaian yang dibandingkan dengan pola pengumpulan dan pengangkutan sampah eksisting lebih optimal dalam hal jangkauan pelayanan pengelolaan persampahan Kota Muara Teweh. Adapun hasil optimasi zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil penilaian adalah sebesar 56,931 ha. Angka tersebut merupakan selisih dari luas buffer jalan pada wilayah pelayanan pengelolaan persampahan yang dilayani pola pengumpulan dan pengangkutan sampah eksisting sebesar 240,002 ha dengan zonasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah hasil penilaian sebesar 293,963 ha.

2.JOSEPH CHRISTIAN S. :ANALISIS SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM(VRP) (STUDI KASUS: KECAMATAN MAMAJANG) / TAHUN 2011. Bagaimana mengoptimalkan proses pengangkutan dengan satu kali putaran rute agar tidak terjadi penumpukan sampah pada beberapa wilayahpelayanan. Bagaimana membuat rute pengangkutan yang efektif dan efisien padasetiap wilayah pelayanan yang ada dengan keterbatasan biaya bahan bakaryang tersedia di Kota Makassar, khususnya pada Kecamatan Mamajang. Mengoptimalkan proses pengangkutan dengan satu kali putaran rute agartidak terjadi penumpukan sampah pada beberapa wilayah pelayanan. Membuat rute pengangkutan yang efektif dan efisien pada setiap wilayahpelayanan yang ada dengan keterbatasan biaya bahan bakar yang tersediadi Kota Makassar, khususnya pada Kecamatan Mamajang. Pola pengangkutan sampah (rute dan ritasi). Jarak tempuh. Biaya pengangkutan. Model Vehicle Routing Problem Penggunaan metode savings mampu mengoptimalkan proses pengangkutan sampah dengan satu kali putaran rute di mana penumpukan sampah padabeberapa wilayah pelayanan dapat diminimalisir. Rute yang dihasilkan dengan menggunakan Algoritma savings untuk truk I berhasil menghemat jarak tempuh sejauh 1,17 Km dengan jumlah sampah 560 liter lebih banyak. Sedangkan untuk truk II berhasil membuat rute yang lebih efektif dan efisien menjadi 2 hari pengangkutan dibanding rute selamaini yaitu selama 3 hari. Penggunaan metode savings dapat menghemat sebesar Rp.120.100/tahununtuk truk I dan Rp. 8.212.500/tahun untuk truk II.

3.WIDI HARTANTO :KINERJA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN. TAHUN 2006.Bagaimanakah kinerja pengelolaan sampah di Kota Gombongyang dilakukan oleh Pemerintah.Untuk mengkaji kinerja pengelolaan sampah di Kota Gombong dan faktor-faktoryang mempengaruhinya. Jumlah timbulan sampah yang dapat terangkut saat ini hanya sebesar 40 m3/hari sehingga kinerja pengelolaan sampah mencapai 36,5 %, sedangkan luas daerah terlayani mencapai 36,20 % dan penduduk terlayani mencapai 30,17 %. Dengan kondisi tersebut maka kinerja pengelolaan sampah masih sangat kurang atau kurang efektif. Sistem pengangkutan sampah, arm roll truck lebih efisien dibandingkan dengan dump truck. Kondisi sarana dan prasarana persampahan yang ada saat ini dinilai masih kurang memadai seperti penggunaan bak sampah batu bata dan TPS batu bata, yang sudah tidak dianjurkan lagi sehingga menyebabkan pengelolaan sampah menjadi kurang kurang efisien. Penggunaan sarana prasarana yang mempunyai efektifitas tinggi, dapat meningkatkan kinerja pengelolaan sampah. Hasil kinerja pengelolaan sampah berdasarkan persepsi masyarakat, sebagian besar dinilai oleh masyarakat masih kurang baik sehingga belum sepenuhnya sesuaidengan kepuasan atau harapan masyarakat. Hal ini menunjukan kinerja pengelolaansampah belum sepenuhnya berjalan efektif.

4. SILVIA GABRIANA T :ANALISIS ANGKUTAN PERSAMPAHAN DI KECAMATAN KUTA. TAHUN 2010.Bagaimana system pengangkutan sampah di Kecamatan Kuta.Untuk mengoptimalkan system pengangkutan sampah di Kecamatan Kuta. Timbulan sampah. Jumlah armada pengangkut sampah. Ritasi pengangkutan. Analisis deskriptif. Dari hasil analisis didapatkan bahwa timbulan sampah di Kecamatan Kuta pada tahun 2009 mencapai 272,89 m3/hari. Sampah ini diangkut oleh DKP Badung Pangkalan Kuta setiap hari ke TPA Suwung menggunakan 23 truk sampah dalam 4 shift menggunakan sistem container tetap dan sistem kontainer angkat. Sistem kontainer tetap melayani 2 TPS bertempat di Jl. Wana Segara, Tuban dan di Jl. I Gusti Ngurah Rai, Kuta, termasuk titik-titik pengumpulan sampah di sepanjang rute pengambilan. Sistem kontainer angkatmelayani 2 lokasi penempatan container sampah yaitu di Jl. Puri Gerenceng, Tuban dan Pasar Kuta Unit II, Kuta. Untuk mengangkut sampah yang timbuldi Kecamatan Kuta setiap harinya, diperlukan34 ritasi dengan sistem container tetap ditambah 2 ritasi untuk mengosongkankontainer sampah di Jl. Puri Gerenceng,dan 3 ritasi untuk mengosongkankontainer di Pasar Kuta Unit II. Bila tidak dilakukan penerapan kebijakan3R (Reduce-Reuse-Recycle) dalampengelolaan sampah, proyeksi timbulansampah di Kecamatan Kuta periode tahun2010-2015 diramalkan akan terus meningkatsehingga pada tahun 2015 mencapai501,89 m3/hari. Peningkatan volume sampahini memerlukan penambahan ritasiuntuk sistem kontainer tetap setiap tahunnya. Agar dicapai pemerataan pelayananpengangkutan sampah di seluruh area KecamatanKuta, diperlukan perluasan pelayananDKP sampai ke Kelurahan Kedonganan.Untuk ini diusulkan untuk menambah2 rute pengambilan sampah dengansistem kontainer tetap sampai menjangkaukawasan kelurahan di sepanjangpantai, yaitu Jl. Pantai Kedonganan. Perluasanrute dengan sistem kontainer angkatjuga diperlukan dengan menambahsatu kontainer sampah untuk melayaniPasar Ikan Kedonganan.

5.MUHAMAD DINUL BAKTIAN :EVALUASI TEKNIK OPERASIONALPENGUMPULAN DANPENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT (STUDI KASUS :KECAMATAN PELAIHARI). TAHUN 2006.Apakah teknik pengumpulan dan pengangkutan sampah yang ada saat ini sudah berjalan efisien dan efektif dikaitkan dengan jumlah sampah yang terangkut, waktu, rute, dan jumlah armada yang ada dan apakah masih dapat ditingkatkan ?

Mengevaluasi teknik pengumpulan dan pengangkutan sampah yang ada saat ini. Mengevaluasi teknik pengumpulan dan pengangkutan sampah yang ada saat ini berkaitan dengan waktu, rute dan jumlah armada yang tersedia serta jumlah timbulan sampah terangkut dari tempat pembuangan sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA). System pengumpulan dan pengangkutan. Biaya operasional. Analisis deskriptif Pelaksanaan kegiatan pengangkutan sampah di Kecamatan Pelaihari belum didukung oleh jumlah sarana pengangkutan yang memadai sehingga hanya mampu melayani daerah-daerah pusat kota dan di sekitar pusat kota dan belum mampu melakukan pengembangan daerah pelayanan. Saat ini kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kecamatan Pelaihari hanya didukung oleh 4 unit dump truck. Hasil analisa teknis kebutuhan riil kendaraan pengangkut sampah adalah 10 unit dump truck (8m3) sedangkan menurut SNI kebutuhan kendaraan pengangkut sampah adalah 8 unit dump truck (7-10m3). Pengangkutan sampah di Kecamatan Pelaihari masih belum efisien mengingat masih dapat ditingkatkannya jumlah trip per hari dari total 4 trip/hari menjadi 5 trip/hari baik tanpa perbaikan waktu off route maupun dengan perbaikan waktu off route, yaitu dengan meningkatkan jumlah trip dump truck dengan nomor polisi DA 920 L dari 1 trip/hari menjadi 2 trip/hari.

B.PENELITIAN

SATRIAWATI CANGARA:SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH BERDASARKAN ZONASI FUNGSI KAWASAN (STUDI KASUS KOTA SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA) / 2014. Bagaimana karakteristik sampah pada setiap fungsi-fungsi pelayanan di Kota Sungguminasa. Bagaimana efektifitas pengumpulan dan pengangkutan dalam peningkatan pengelolaan persampahan di Kota Sungguminasa. Bagaimana mengoptimalkan system pengumpulan dan pengangkutan sampah berdasarkan fungsi bagian kawasan Sungguminasa. Mengidentifikasi karakteristik sampah pada setiap fungsii pelayanan di Kota Sungguminasa. Menganalisis efektifitas pengumpulan dan pengangkutan dalam peningkatan pengelolaan persampahan di Kota Sungguminasa Mengoptimalkan system pengumpulan dan pengangkutan sampah berdasarkan fungsi bagian kawasan Sungguminasa. System pengumpulan dan pengangkutan sampah. Waktu dan jarak tiap rute pengangkutan sampah. Volume tiap ritasi pengangkutan tiap kawasan. Metode analisis data secara kuantitatif