Upload
lamlien
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ROADMAP PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PERGURUAN TINGGI RAHARJA 2012 – 2015
“Mewujudkan Perguruan Tinggi yang melahirkan Pribadi Raharja yang professional memiliki daya saing tinggi dan
unggul di bidang IT”
PERGURUAN TINGGI RAHARJA
2011
Daftar Isi BAB I – PENDAHULUAN BAB II – KERANGKA PENYUSUNAN BAB III – RENCANA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN BAB IV – SASARAN JANGKA PANJANG BAB V – PEMBANGUNAN FUNGSIONALITAS DASAR BAB VI – PENINGKATAN KUALITAS AKSES DAN LAYANAN BAB VII – PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan perguruan tinggi dewasa ini tidak bisa lagi dijalankan dengan cara-cara
tradisional seperti yang dilakukan pada masa lampau. Perguruan tinggi saat ini berada
dalam jaringan (network) value creation, dan menjalankan peran penting dalam
meningkatkan nilai dari berbagai yang dihasilkan jaringan tersebut, khususnya SDM dan
produk-produk intelektual seperti hasil penelitian. Sebagai simpul (node) dalam jaringan,
perguruan tinggi dituntut untuk bisa menjalin komunikasi dan interaksi yang baik dengan
simpul-simpul di sekitarnya, dan senantiasa meningkatkan proses-proses internalnya agar
bisa menghasilkan produk yang berkualitas.
Dalam menjalankan peran tersebut, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah
faktor yang sangat strategis. TIK tidak hanya berperan membantu mempercepat,
mempermudah, dan meningkatkan akurasi proses-proses akademik dan administratif,
tetapi juga memungkinkan terjadinya perbaikan-perbaikan substansial melalui solusi-
solusi yang inovatif. Karena alasan inilah maka banyak perguruan tinggi mulai
menjalankan program-program pengembangan TIK secara besar-besaran.
Kecenderungan ini semakin tinggi akhir-akhir ini, apalagi didorong oleh adanya hibah-
hibah dari Ditjen Dikti untuk kegiatan-kegiatan tersebut.
Salah satu persoalan dalam pengembangan TIK berskala besar adalah dalam
perencanaannya. Selain karena volume dan lingkupnya yang luas, waktu pelaksanaannya
juga lama (biasanya memerlukan waktu lebih dari 1 tahun). Selain itu, yang lebih penting
lagi adalah jaminan konsistensi antara pembangunan TIK dengan proses bisnis (business
process) perguruan tinggi. Hal ini penting agar TIK benar-benar dapat mendorong arah
pengembangan perguruan tinggi itu sendiri sesuai visi, misi dan tujuannya. Untuk itulah
maka pengembangan TIK pada lingkup enterprise (organisasi besar) selalu memerlukan
perencanaan strategis. Rencana strategis ini dapat berupa cetak biru (blue print) yang
menjelaskan tentang komponen-komponen TIK yang akan dikembangkan, arah
pengembangannya, dan sasaran-sasaran yang hendak dicapai.
Pada gilirannya cetak biru TIK perlu dijabarkan dalam sebuah roadmap pengembangan
TIK. Dokumen roadmap ini menjelaskan tentang bagaimana komponen-komponen dalam
blueprint akan dikembangkan dalam kurun waktu dan tahap-tahap tertentu. Blueprint dan
Roadmap menjadi dasar bagi perencanaan yang lebih operasional dalam jangka waktu
yang lebih pendek (misalnya: perencanaan tahunan).
Sejak tahun 2005, Perguruan Tinggi Raharja telah bertekad untuk mengembangkan TIK
secara serius. Perguruan Tinggi Raharja sudah menyiapkan Rencana Strategis TIK 2005–
2010, yang kemudian ditindaklanjuti dengan penyusunan Blueprint TIK 2011 – 2015.
Untuk melengkapi dokumen Blueprint TIK 2011 – 2015, disusunlah dokumen Roadmap
TIK 2012 -2015. Peta Jalan ini menjelaskan tahapan pengembangan komponen-
komponen TIK yang didefinisikan dalam Bluepint TIK, yaitu:
1. Infrastruktur dan perangkat keras
2. Layanan Sistem informasi
3. Kelembagaan dan tatakelola TIK
4. Sumber daya
Komponen sumber daya dan kelembagaan memang bukan komponen TIK, tetapi
keduanya sangat berperan dalam pengembangan komponen-komponen TIK.
Pengembangan komponen-komponen tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu 4 tahun
(2012 sampai dengan 2015), dan mengikuti dua tahapan besar:
1. Pembangunan fungsionalitas dasar
2. Peningkatan kualitas akses dan layanan
Dokumen Roadmap ini diorganisasikan menurut tahapan-tahapan pengembangan di atas.
Sebelumnya, terlebih dahulu disampaikan kerangka berpikir yang melandasi penyusunan
Roadmap ini.
1.2 Tujuan
Secara umum Roadmap TIK 2012 – 2015 bertujuan memberikan arahan bagi
pengembangan TIK di Perguruan Tinggi Raharja yang dijelaskan pada dokumen Blueprint
TIK 2011 – 2015, terutama pada aspek-aspek penahapannya. Secara lebih spesifik,
Roadmap TIK 2012 – 2015 bertujuan:
1. Menyiapkan jalan untuk mewujudkan Perguruan Tinggi Raharja sebagai Perguruan
Tinggi Unggulan.
2. Mewujudkan implementasi TIK yang efektif dan realistis untuk meningkatkan mutu
kegiatan-kegiatan Tridarma di Perguruan Tinggi Raharja.
1. Meningkatkan kapabilitas Perguruan Tinggi Raharja dalam mengimplementasikan
teknologi baru memanfaatkannya untuk mendukung tri Tridarma perguruan tinggi.
1.3 Manfaat
Roadmap TIK Perguruan Tinggi 2012 – 2015 diharapkan dapat memberikan 7 (tujuh)
manfaat sebagai berikut:
1. Mengurangi resiko kegagalan implementasi proyek-proyek TIK di Perguruan Tinggi
Raharja akibat perencanaan yang kurang terarah.
2. Memberikan kendali untuk memaksimalkan kesinambungan program-program
pengembangan TIK.
3. Menghindari investasi pengembangan solusi berbasis TIK yang bersifat lokal dan
hanya memberikan manfaat lokal saja.
4. Mendorong terciptanya solusi-solusi yang lebih terpadu dan berkesinambungan di
lingkungan Perguruan Tinggi Raharja.
5. Meningkatkan kapabilitas TIK unit-unit pelaksana di Perguruan Tinggi Raharja.
6. Memberikan panduan bagi penentuan prioritas pengembangan TIK di Perguruan
Tinggi Raharja, terutama pada aspek penahapan realisasinya.
7. Menjamin keberlanjutan pengembangan TIK melalui perencanaan kegiatan yang lebih
terarah dan berkelanjutan.
BAB II
KERANGKA PENYUSUNAN
2.1 Prinsip-Prinsip
Pengembangan Roadmap adalah sebuah arahan (direction) bagi usaha pengembangan
yang bersifat strategis, berskala besar, dan berdurasi panjang. Esensi sebuah peta jalan
adalah adanya jalur-jalur (paths) pengembangan yang bila diikuti akan membawa
pelakunya mencapai tujuan pengembangan tersebut. Jalur-jalur ini disusun sedemikian
rupa dengan memperhatikan berbagai faktor yang melekat pada konteks, situasi, dan
lingkungan pengembangan, sehingga dapat mengantarkan pada pencapaian tujuan
dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
Efektivitas dan efisiensi dicapai melalui proses pengembangan yang terukur dan
sistematis. Ada tiga prinsip dasar yang digunakan dalam menyusun langkah dan tahapan
pengembangan:
1. Perencanaan yang realistis.
2. Implementasi yang terukur.
3. Keberlanjutan antar kegiatan yang terjaga.
Perencanaan yang realistis berarti sasaran pengembangan dan langkah-langkah yang
akan dilaksanakan harus bisa dicapai dari kondisi saat ini. Pengembangan TIK dilakukan
secara iteratif melalui beberapa tahapan, dan tiap tahapan dijalankan berdasarkan kondisi
saat itu (existing condition). Tiap tahapan memiliki target-target tertentu, dan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan berusaha membawa dari kondisi baseline ke pencapaian target-
target tersebut.
Prinsip berpegang pada realitas menjamin tiap langkah didasarkan pada kondisi yang
sebenarnya, sehingga tiap kegiatan yang dilakukan selalu relevan (tidak mengada-ada).
Implementasi prinsip ini mensyaratkan kemampuan untuk “memotret” kondisi pada satu
periode waktu tertentu, menyusun target-target yang achievable, dan merencanakan
kegiatan-kegiatan yang efektif dalam mencapai target-target tersebut. Pengembangan
yang bersifat iteratif juga mensyaratkan penahapan yang optimum, dalam arti tahap-
tahap yang ditetapkan mampu menghadirkan efek peningkatan utilisasi TIK yang
optimum. Artinya, meskipun pengembangan TIK masih berlangsung, hasil-hasil yang
diperoleh saat itu telah bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Prinsip kedua, implementasi yang terukur, digunakan untuk keperluan pemantauan
(monitoring) dan evaluasi. Dalam pelaksanaan pengembangan, kemajuan yang diperoleh
harus dapat diukur dan dibandingkan. Kepentingan ini terkait juga dengan prinsip
pertama di atas, karena 85 untuk bisa menjalankan tahapan berikutnya, harus diketahui
dahulu kemajuan yang dicapai dalam tahapan sebelumnya.
Keterukuran dicapai melalui identifikasi sasaran-sasaran dan indikator pencapaiannya.
Indikator-indikator ini bersifat kuantitatif dan digunakan sebagai acuan (referensi) dalam
pengukuran ketercapaian sasaran. Dengan membandingkan antara kondisi baseline,
kondisi yang harus dicapai (sasaran yang ditetapkan), dan capaian yang sebenarnya,
dapat diketahui seberapa jauh tingkat kemajuan pengembangan.
Pengetahuan tentang kemajuan ini sangat berguna untuk menentukan langkah-langkah
selanjutnya. Jika misalnya ada penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan, hasil
pemantauan (monitoring) dapat menjadi dasar bagi usaha-usaha perbaikan dan
akselerasi.
Prinsip ketiga, kontinuitas antar kegiatan, berfungsi menjalin satu kegiatan dengan
kegiatan lain dalam membangun satu rangkaian program yang utuh. Kontinuitas kegiatan
dimulai sejak tahap perencanaan. Penyusunan kegiatan dilakukan dengan memperhatikan
urutan dan persyaratan (prerequisite) dari tiap kegiatan. Ada kegiatan yang baru dapat
dimulai setelah kegiatan prerequisite-nya diselesaikan.
Selanjutnya kontinuitas antar kegiatan harus dijaga pada saat implementasi kegiatan-
kegiatan pengembangan, terutama dari aspek ketersediaan sumber daya (SDM dan
anggaran).
2.2 Langkah-Langkah Penyusunan Roadmap
Penyusunan Roadmap Pengembangan TIK Perguruan Tinggi Raharja 2012 – 2015
dilaksanakan berdasarkan Blueprint yang sudah dibuat sebelumnya. Langkah penyusunan
Roadmap ini digambarkan seperti pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Langkah-langkah penyusunan Peta Jalan
Berikut penjelasan umum tentang langkah-langkah yang dijalankan.
Dari dokumen Blueprint dapat diidentifikasi aspek-aspek terkait apa saja yang akan
dikembangkan, yang secara garis besar meliputi infrastruktur dan perangkat keras, sistem
informasi, aplikasi, dan layanan elektronis, sumber daya (khususnya SDM dan
pendanaan), serta aspek kelembagaan. Analisis SWOT yang dilakukan terhadap aspek-
aspek tersebut juga memberikan gambaran tentang kondisi TIK Perguruan Tinggi Raharja
saat ini.
Langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran jangka panjang pembangunan TIK di
Perguruan Tinggi Raharja (sampai dengan tahun 2015). Proses penentuan target ini
dilakukan melalui telaah terhadap hasil analisis SWOT yang disinkronkan dengan kondisi
Perguruan Tinggi Raharja. Metodologinya menggunakan studi pustaka terhadap
dokumen-dokumen Perguruan Tinggi Raharja, focused group discussion (FGD),
wawancara, dan workshop dengan pihak-pihak terkait di lingkungan Perguruan Tinggi
Raharja untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil yang diperoleh.
Setelah gambaran kondisi saat ini dan sasaran-sasaran jangka panjang diperoleh,
dimulailah proses sintesis rencana pengembangan TIK. Dimulai dengan analisis selang
(gap analysis) untuk mengetahui seberapa jauh “jarak” antara kondisi sekarang dengan
sasaran yang hendak dicapai, perencanaan roadmap dimulai dengan menyusun hal-hal
sebagai berikut.
Sasaran Jangka Panjang
Kondisi saat ini
Rencana Pengembangan
Program Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Lingkup Pengemb
angan
Gap analysis
Blueprint
1. Rencana dan strategi pengembangan.
Ada dua kegiatan utama yang dilakukan dalam lingkup ini: 1) identifikasi faktor-faktor
kunci dan strategis yang dapat menjamin terimplementasinya Roadmap ini, dan 2)
penahapan pengembangan TIK di Perguruan Tinggi Raharja periode 2012 – 2015.
Faktor pertama berfungsi mengamankan implementasi Roadmap ini, sementara faktor
kedua terkait pengelolaan proses implementasi, bertujuan meningkatkan peluang
keberhasilannya melalui pendekatan-pendekatan yang lebih sistematis.
2. Identifikasi program/kegiatan.
Pada tahap ini dilakukan sintesis solusi secara lebih rinci: identifikasi
program/kegiatan yang jika diimplementasikan dengan baik dapat mengurangi selang
(gap) antara kondisi saat ini dengan capaian target yang diinginkan. Seperti yang
dijelaskan pada Bagian 2.1, program/kegiatan disusun dengan memperhatikan
karakteristik cause-and-effect dan prerequisite-nya.
3. Indikator keberhasilan dan mekanisme pemantauan dan evaluasi (monev). Untuk tiap
program dan kegiatan, perlu dibuatkan indikator keberhasilannya, sekaligus
mekanisme pengukuran untuk kepentingan pemantauan dan evaluasi.
2.3 Keluaran (Output)
Roadmap Pengembangan TIK Perguruan Tinggi Raharja 2012 – 2015 ini adalah sebuah
dokumen yang menjelaskan strategi implementasi dari usaha-usaha pengembangan yang
dijelaskan dalam dokumen Blueprint. Roadmap dijabarkan dalam beberapa komponen
sebagai berikut:
1. Sasaran jangka panjang untuk tiap aspek yang dikembangkan, beserta indicator-
indikator keberhasilan serta mekanisme pemantauan dan evaluasinya.
2. Penahapan pengembangan
3. Rincian kegiatan, yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen:
a. Kerangka waktu penjadwalan
b. Strategi implementasi
c. Persyaratan (requirements) spesifik
d. Keluaran (output) kegiatan
BAB III
Rencana dan Strategi Pengembangan
3.1 Lingkup Pengembangan
Dokumen Blueprint Pengembangan TIK Perguruan Tinggi Raharja 2011 – 2015
menjelaskan lingkup pengembangan TIK yang akan dijalankan pada jangka waktu
tersebut. Secara ringkas komponen-komponen TIK yang akan dikembangkan adalah
sebagai berikut:
1. Infrastruktur dan perangkat keras
a. Jaringan komputer kampus terpadu pada tingkat core, distribution, dan access
b. Peningkatan kapasitas koneksi Internet
c. Infrastruktur untuk akses jaringan dan komputasi
d. Pengembangan content pembelajaran metode iLearning dengan dukungan
jaringan komputer dan infrastruktur
2. Sistem informasi, aplikasi, dan layanan elektronis
a. Sistem-sistem informasi untuk pengolahan data perguruan tinggi (akademik dan
administratif) menggunakan 4 (Empat) Pillar IT Structure.
b. Aplikasi-aplikasi untuk produktivitas dan keperluan pembelajaran iLearning dengan
mengembangkan 10 (Sepuluh) Pillar IT iLearning.
Selain itu, pengembangan TIK juga menyentuh beberapa aspek non-teknis yang terkait
erat dengan TIK, yaitu:
1. Sumber daya manusia
2. Pendanaan
3. Kelembagaan dan tatakelola TIK
Aspek-aspek non-teknis di atas menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari TIK.
Keberhasilan pengembangan TIK sangat ditentukan oleh dukungan dari ketiga aspek non-
teknis tersebut, sehingga ketiganya perlu diselaraskan dengan komponen-komponen TIK
yang dikembangkan.
3.2 Faktor-Faktor Strategis
3.2.1 Penyelarasan Dengan Proses-Proses Akademik dan Administratif
Pemanfaatan TIK dalam sebuah organisasi pada hakekatnya tidak bisa dipisahkan dari
usaha pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu TIK perlu diselaraskan dengan sistem dan
proses birokrasi yang ada. Ada dua pendekatan besar dalam usaha penyelarasan.
Pertama, TIK menyesuaikan dengan sistem dan proses yang ada saat ini. Paradigma ini
menempatkan TIK sebagai tool pendukung pelaksanaan sistem dan proses birokrasi.
Sebagai pendukung, TIK dimanfaatkan untuk mempercepat, mempermudah,
mempertinggi kehandalan, dan meningkatkan akurasi proses-proses yang dijalankan saat
ini.
Cara pandang kedua, TIK dijadikan driver untuk membuat lompatan-lompatan strategis
dalam menuju kemajuan. Proses-proses akademik dan administratif disesuaikan (bisa jadi
sampai pada tingkat yang cukup radikal) dengan pemanfaatan TIK yang diarahkan untuk
meraih potensi yang sebesar-besarnya. Paradigma ini didasarkan pada kenyataan bahwa
TIK menyediakan peluang-peluang baru yang bisa menghasilkan keuntungan strategis
yang besar.
Cara pandang kedua biasanya lebih sulit diiimplementasikan karena memerlukan tingkat
kematangan persepsi, wawasan, dan tanggapan terhadap TIK yang tinggi. Oleh karena
itu banyak organisasi memulai strategi penyelarasannya dengan cara pandang pertama.
Dengan tradisi TIK yang relatif masih baru, Perguruan Tinggi Raharja disarankan untuk
menempuh pendekatan pertama. Pembangunan TIK diarahkan untuk mendukung sistem
dan proses yang sedang berjalan. Penyelarasan TIK dijalankan dengan mengidentifikasi
kebutuhan sistem saat ini, kemudian merancang solusi-solusi berbasis TIK untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Perubahan proses-proses akademik dan administratif
tetap dapat dilakukan, tapi konteksnya adalah untuk keperluan tune-in atau fitting agar
solusi berbasis TIK tersebut dapat diimplementasikan secara baik (artinya perubahan
yang terjadi tidak bersifat radikal dan substansial).
TIK disebut selaras dengan proses akademik/administratif bila ia dapat memberikan
dukungan maksimal terhadap eksekusi proses akademik/administratif, sehingga diperoleh
keuntungan berupa kecepatan, kemudahan, keluwesan, dan ketelitian dalam menjalankan
proses tersebut. Dukungan maksimal bisa diwujudkan bila TIK benar-benar
dikembangkan berdasarkan proses akademik/administratif yang berlaku, dan kemudian
dimanfaatkan sepenuhnya dalam konteks proses tersebut.
Dalam implementasinya, penyelarasan perlu melibatkan institusi-institusi dari dua domain
yang berbeda. Bidang TIK diwakili oleh Teknik dan REC, sementara bidang akademik dan
administratif diwakili oleh pihak-pihak yang relevan (Jurusan/Prodi, biro, atau lembaga
lainnya). Pada saat pengembangan TIK, khususnya sistem-sistem informasi yang
langsung terkait dengan proses akademik/administratif, institusi pemilik proses perlu
dilibatkan untuk menjamin bahwa spesifikasi sistem TIK conform dengan kebutuhan
proses yang didukungnya. Gambar 3.2 menunjukkan struktur tim pengembangan TIK
yang tersusun dari unsur-unsur kelembagaan TIK dan domain fungsional.
Gambar 3.2. Struktur manajemen pengembangan TIK
Peran manajer proyek atau PIC (person in charge) adalah mengkoordinasikan kegiatan-
kegiatan pengembangan dan kepentingan-kepentingan stakeholders, khususnya dari
domain fungsional (Jurusan/program studi, dan unit-unit administratif). Ketua REC dalam
hal ini sebagai Chief of Information Officer (CIO) adalah pejabat dengan hirarki struktural
yang cukup tinggi yang bertanggung jawab atas keberhasilan seluruh usaha
pengembangan TIK. Fungsi CIO ini bisa saja dilekatkan pada pejabat yang dan bertugas
mengkoordinasikan usaha dan sumberdaya yang terkait dengan pengembangan TIK,
yang lingkupnya berada di luar kewenangan manajemen proyek.
Ketua REC
PIC
Tim Dari Unsur domain
fungsional
Tim teknis pengembangan
TIK
Manajemen Proyek
Setelah sistem informasi dan aplikasi selesai dikembangkan, penerapannya dalam proses-
proses yang didukungnya perlu diperkuat dengan komitmen pimpinan Perguruan Tinggi,
terutama untuk hal-hal yang diperlukan agar penerapan sistem-sistem tersebut dapat
berjalan lancar. Beberapa bentuk komitmen yang diharapkan antara lain:
1. Keputusan pimpinan Perguruan Tinggi tentang penggunaan sistem-sistem informasi
yang telah dikembangkan dalam proses-proses akademik dan administratif. Keputusan
ini menjadi landasan formal bagi enforcement terhadap tiap unit untuk menggunakan
sistem-sistem tersebut.
2. Kebijakan dalam alokasi sumber daya secara berkelanjutan untuk mendukung
operasional sistem-sistem TIK.
3. Dukungan fasilitasi untuk menggerakkan dan mengarahkan segenap komponen
Perguruan Tinggi Raharja dalam menggunakan sistem-sistem baru (dalam bentuk
sosialisasi, pelatihan, pendampingan, serta help desk. Sistem Help Desk yang
dikembangkan berupa iDuHelp! dan iLearning Ask & News (iRAN).
Untuk memudahkan pengelolaan dan meningkatkan kepuasan pelayanan kepada sivitas
akademika Perguruan Tinggi Raharja, maka dibangunlah 14 ystem informasi dengan
arsitektur yang terintegrasi. Sistem Informasi ini dibangun oleh Unit Pelaksana Strategis
yang mengelola 14 ystem informasi di Perguruan Tinggi Raharja yaitu REC (Raharja
Enrichment Centre) bekerja sama dengan seluruh Jurusan/Program Studi yang ada.
Output yang diperoleh adalah merupakan hasil dari penelitian Tridarma Perguruan Tinggi
antara dosen dengan mahasiswa yang diwadahi oleh REC sebagai tim teknis
pengembangan TIK, yang telah banyak menghasilkan Sistem Informasi yang bermanfaat
dan terimplementasi dengan baik.
Sistem Arsitektur pada AMIK Raharja Informatika terdiri dari 4 (empat) pilar IT Structure
(gambar 3.3) yang meliputi RME (Raharja Multimedia Edutainment), SIS (Student
Information Services), GO (Green Orchestra) dan INTEGRAM (Integrated Raharja
Marketing). Sistem Arsitektur teknologi informasi ini adalah instrumen Perguruan Tinggi
Raharja untuk menggapai cita cita luhur seperti yang telah dituangkan didalam visinya.
Gambar 3.3 (empat) Pilar IT Structure AMIK Raharja Informatika
No. Logo Nama Version 1
RME (Raharja Multimedia Edutainment) RME mengandung pengertian bahwa AMIK Raharja Informatika dalam mengembangkan konsep proses pembelajaran berbasis multimedia dikemas secara edutainment (education and entertainment) sehingga menghadirkan konsep Interactive Digital Multimedia Learning (IDML) yang menyentuh kekuatan panca indra meliputi teks, gambar, dan suara untuk memberikan pelayanan dalam proses belajar mengajar kepada seluruh sivitas akademika AMIK Raharja Informatika dan secara terus menerus melakukan perbaikan (continuous improvement) menuju kesempurnaan dalam materi bahan ajar yang selalu berkembang seiring dengan kemajuan
• RME Ver. 1 (RME) • RME Ver. 2 (AO) • RME Ver. 3 (IMM) • RME Ver. 4. (AO
Praktikum) • RME Ver. 5 (IMS) • RME Ver. 6 (IMN) • RME Ver. 7 (Digital
Library) • RME Ver. 8 (IAC) • RME Ver. 9 (Executive) • RME Ver. 10 (R-OJS) • RME Ver. 11 (CEI –
Central Event Information)
No. Logo Nama Version dan perkembangan teknologi. RME dapat memudahkan sivitas akademika untuk memperoleh informasi mengenai SAP, Silabi dan bahan ajar, dosen dengan mudah dapat menuangkan presentasi bahan ajarnya ke dalam RME untuk mempresentasikan kepada mahasiswa, serta sebagai sistem pengkontrolan proses kegiatan Tri Dharma Perguruan dalam mengambil keputusan.
2
SIS (Student Information Services) SIS mengandung pengertian sebuah software yang dirancang khusus untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada mahasiswa dan berfungsi untuk memberikan informasi mengenai: jadwal kuliah mahasiswa berdasarkan semester terpilih, Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa (persemester), tabel Indeks Prestasi Komulatif (IPK), Daftar Nilai, menyediakan layanan pembuatan form yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam mengikuti kegiatan perkuliahan dan sebagainya secara cepat dan real-time.
• SIS Ver. 1 • SIS Ver. 2 (Validasi) • SIS Ver. 3 (Voucher) • SIS Ver. 4 (O-JRS) • SIS Ver. 4 .1 (O-OJRS) • SIS Ver. 5 (Registrasi
Perkuliahan Ujian) • SIS Ver. 6 (Akademik) • SIS Ver. 7 (Next) • SIS Ver. 8 (IAC –
Intelligent Access Card) • SIS Ver 9 (Executive)
3
GO (Green Orchestra) GO adalah instrumen IT Financial and Resources Accounting System pada AMIK Raharja Informatika untuk memberikan service
• GO Ver. 1 • GO Ver. 2 (Next) • GO Ver. 3 (GO IAC) • GO Ver. 4 • GO Ver. 5 (RISKA – Sistem
Informasi Karyawan Absensi)
No. Logo Nama Version excellence kepada Pribadi Raharja secara online dengan memberikan kenyamanan bagi pengguna dari segi kecepatan layanan maupun keakuratan data.
• GO Ver. 6 (PISOBO – Sistem Informasi Pendataan Sarana dan Prasarana)
• GO Ver. 7 (Green Documentation)
4 INTEGRAM (Integrated Raharja Marketing) INTEGRAM (Integrated Raharja Marketing) merupakan sebuah sistem informasi berbasis web yang dirancang secara khusus untuk melayani proses penerimaan mahasiswa baru di AMIK Raharja Informatika. Dengan adanya INTEGRAM, pelayanan penerimaan mahasiswa baru menjadi lebih cepat (excellence service) dan pengontrolan dapat dilakukan dengan baik.
INTEGRAM Ver. 1 INTEGRAM Ver. 2 (Data Warehouse)
Untuk memudahkan pengelolaan dan meningkatkan kepuasan pelayanan kepada sivitas
akademika Perguruan Tinggi Raharja terutama dalam mendukung perkuliahan
menggunakan metode iLearning maka perlu adanya 10 Pillar IT iLearning Perguruan
Tinggi Raharja. Output yang diperoleh adalah merupakan hasil dari penelitian Tridarma
Perguruan Tinggi antara dosen dengan mahasiswa yang diwadahi oleh Raharja
Enrichment Centre.
Sistem Arsitektur pada Perguruan Tinggi Raharja terdiri dari 10 (sepuluh) pilar IT
iLearning, meliputi:
1. Widuri (Wiki iDu Raharja iLearning) adalah media sharing dan kolaborasi untuk
membangun sebuah project dan setiap orang dapat berkontribusi didalamnya.
2. iDu (iLearning Education) adalah media pembelajaran online untuk mendukung
perkuliahan iLearning yang dijalankan secara onsite class dan offsite class.
3. iMe (iLearning Media) adalah ada official portal blogging yang dipersembahkan
untuk Pribadi Raharja dan setiap Pribadi Raharja akan mendapatkan subdomain
sebagai media dokumentasi segala bentuk aktifitas tridarma.
4. iDuHelp! adalah Sistem penerapan campus service system dengan bentuk
layanan elayanan secara in site dan off site dalam mendukung kegiatan iLearning
Education (iDU).
5. iRme (iLearning Raharja Multimedia e-Portfolio) adalah media penyimpanan CV
Pribadi Raharja dalam bentuk online (e-portfolio). Pribadi Raharja bisa
membangun CV mereka dengan praktis kapanpun dan dimanapun dengan konsep
paperless yang ditunjang dengan kemajuan teknologi membuat iRme ini adalah
bukti bahwa Raharja mendukung Go Green.
6. Magics (Multimedia Audio Gallery iLearning Community and Services) magics
adalah media penyimpanan gambar, podcast dan video untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar. Setiap Pribadi Raharja berhak mendapatkan account magics
yang bisa mereka gunakan sebagai tempat penyimpanan.
7. Rooster (Role Online System Ticketing Raharja) merupakan sistem pelayanan yang
melayani secara online dengan menggunakan sistem e-ticket atau ticketing online.
8. iSur (iLearning Survey) adalah sistem survey berbasis web yang digunakan untuk
Pribadi Raharja melakukan survey kegiatan penelitian dan kegiatan akademik
lainnya secara online.
9. iRan (iLearning Raharja Ask & News) adalah sistem yang menampilkan berita dan
FAQs yang berkaitan tentang kampus.
10. eCo (Email.co)
3.2.2 Manajemen Perubahan
Pengembangan infrastruktur, sistem, sumber daya, dan kelembagaan TIK pada akhirnya
akan membawa perubahan-perubahan. Perubahan tidak hanya terjadi pada aspek fisik,
tetapi juga menyentuh bagaimana seseorang bekerja (misalnya jika prosedur kerjanya
berubah), bahkan cara pandangnya (misalnya penerapan iLearning memaksa dosen dan
mahasiswa menjalankan proses-proses pembelajaran secara terintegrasi). Persoalan yang
sering muncul adalah ketidaksiapan dalam menjalani perubahan tersebut, baik pada
tingkat institusi maupun perorangan. Akibatnya dapat terjadi proses demotivasi atau
bahkan resistensi yang dapat mengganggu usaha-usaha pengembangan TIK dan
internalisasinya ke dalam proses-proses akademik dan administratif. Banyak contoh kasus
pengembangan TIK yang gagal bukan karena masalah teknis, tapi karena kegagalan
dalam mengelola perubahan-perubahan yang terjadi selama proyek berlangsung dan
setelah proyek selesai.
Manajemen perubahan adalah usaha yang sistematis untuk menangani perubahan-
perubahan sebagai konsekuensi dari program-program pengembangan TIK. Perubahan
dipandang sebagai sesuatu yang melekat (inherent) dengan pengembangan TIK, dan
mendapatkan perhatian yang seimbang dengan usaha pengembangan itu sendiri.
Perubahan dapat terjadi pada banyak aspek , tetapi pada akhirnya yang menentukan
adalah faktor manusia. Manusialah yang akan menjalankan sistem dan cara kerja baru
yang berbeda dengan yang lama, dan sudah menjadi naluri manusia untuk tidak mudah
menerima perubahan (memiliki resistensi). Semakin strategis level perubahan yang
terjadi, semakin mendasar pula perubahannya, dan semakin sulit menerapkannya pada
perorangan-perorangan yang terkait. Pada akhirnya manajemen perubahan berfokus
pada usaha untuk membawa manusia yang terlibat dalam menjalani perubahan ini
sehingga dapat beradaptasi dengan sistem, mekanisme, dan cara kerja yang baru.
Dengan cara ini, perubahan pada tingkat organisasi didorong oleh perubahan pada para
pelaku di organisasi tersebut.
iLearning Framework
Perubahan yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi Raharja adalah dengan menerapkan
metode perkuliahan iLearning. Metode perkuliahan iLearning dilatarbelakangi terhadap
upaya dalam meningkatkan mutu lulusan di perguruan tinggi, dimana mutu lulusan
perguruan tinggi di Indonesia cukup menghawatirkan hal ini berdasarkan pernyataan dan
studi empiris yang dilakukan diantaranya adalah:
a. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka
pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
b. Menurut Kopertis IV “Kualitas SDM kita yang rendah tercermin dalam Indeks
Pembangunan Manusia yang dilaporkan UNDP tahun 2010. Kita berada diposisi 108
dari 169 negara. Hal ini berdampak pada daya kompetensi tenaga kerja dalam
memperoleh kesempatan kerja baik didalam maupun luar negeri
c. Prof. Dr. A. M. Heru Basuki (guru besar Universitas Gunadarma) mengatakan
banyaknya keluhan masyarakat tentang rendahnya mutu lulusan pada semua tingkat
pendidikan di Indonesia, termasuk mutu lulusan Perguruan Tinggi.
d. Kurangnya mahasiswa di PTS justru disebabkan oleh kampus mengabaikan mutu dan
kualitas pendidikan. (Suara Pembaruan, Oktober 2006).
e. Menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari
seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina
(38), dan Thailand (40).
f. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan
tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan
dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia. (Kompas)f
Sejalan dengan visi dan misi perguruan tinggi yaitu mewujudkan perguruan tinggi yang
melahirkan Pribadi Raharja yang professional dan daya saing yang tinggi dan unggul di
bidang IT, salah satu strategi pencapaian visi ini adalah melalui metode Perkuliahan
iLearning.
Secara definisi iLearning itu memadukan kehidupan dengan pembelajaran. Tidak lagi
terpisah-pisah. Anda mau belajar anda pegang buku. Anda mau istirahat dan santai anda
meletakkan buku. Sekarang tidak lagi demikian, Anda mau belajar anda pegang iPad.
Anda mau instirahat dan santai anda pegang iPad juga. Selain itu iLearning itu 4B yaitu
Belajar, Bekerja, Bermain dan Berdoa. Definisi yang lain iLearning itu kapan waktu kita
sedang senang, Kapan waktupun kita sedang bejalar, lebih banyak have funnya lebih
banyak belajarnya. Definisi secara ilmiahnya adalah Effective integration of resources in
tertiary education utilizing mobile information technology (Mengintegrasikan sumber daya
dalam menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi dengan menggunakan iPad)
Gambar 3.4 iLearning Framework
3.3 Penahapan
Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penahapan pengembangan TIK di
Perguruan Tinggi Raharja untuk periode 2012 – 2015 adalah keseimbangan antara
kebutuhan untuk mengakselerasi kemajuan (faktor efektivitas pelaksanaan) dengan
akomodasi terhadap ketidakpastian, resiko, dan perubahan-perubahan yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya. Yang terakhir ini perlu diperhitungkan karena sampai dengan
saat ini kondisi dan kultur perencanaan di lingkungan instansi pemerintah masih belum
matang. Ketersediaan dana yang tidak dapat dijamin penuh, kebijakan alokasi anggaran
yang tidak pasti, dan penentuan urutan prioritas sektor-sektor pengembangan yang
berubah-ubah adalah beberapa contoh fenomena yang sering muncul dalam kegiatan
perencanaan jangka panjang dan menengah di lingkungan instansi pemerintah.
Untuk menghadapi situasi seperti di atas, penahapan pengembangan TIK di Perguruan
Tinggi Raharja perlu dibuat secara jelas tetapi fleksibel. Jelas dalam arti tahapan-
tahapannya logis, runtut, dan realistis. Fleksibel berarti mampu mengakomodasi berbagai
ketidakpastian dalam bentuk penyesuaian dan perubahan rencana. Dengan pendekatan
seperti ini, Roadmap Pengembangan TIK 2012 – 2015 tidak menganut penahapan yang
terlalu spesifik dan kaku (rigid). Tujuannya untuk memberikan keleluasaan jika diperlukan
penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi real pada saat itu. Meskipun demikian,
fleksibilitas diberlakukan dalam satu kerangka yang solid. Perubahan-perubahan harus
dilakukan menuruti pedoman-pedoman umum yang digariskan dalam penahapan ini.
Pengembangan TIK di Perguruan Tinggi Raharja periode 2012 – 2015 diusulkan
menggunakan dua tahapan besar:
1. Pemantapan fungsionalitas dasar
2. Peningkatan kualitas akses dan layanan
Penahapan tersebut di atas memperhatikan asas kemanfaatan dan keluwesan. Tahap
pertama bertujuan meyakinkan semua pengguna TIK di Perguruan Tinggi Raharja bahwa
mereka dapat memanfaatkan semua fungsionalitas TIK untuk mengerjakan tugas-tugas
pokok mereka.Tahap kedua bersifat memperluas kapabilitas TIK sehingga dapat semakin
memanfaatkan berbagai potensinya, termasuk untuk menggali cara-cara baru dalam
melakukan tugas-tugas tertentu.
Asas keluwesan diwujudkan dalam bentuk kesederhanaan penahapan. Dengan dinamika
yang begitu tinggi, besar kemungkinan rencana-rencana yang disusun dalam Roadmap ini
mengalami perubahan. Hal ini tidak menjadi masalah, selama perubahan-perubahan
tersebut masih berada dalam konteks dua tahapan tersebut di atas.
BAB IV
SASARAN JANGKA PANJANG
Yang dimaksud dengan sasaran jangka panjang adalah sasaran yang akan dicapai pada
akhir periode Peta Jalan ini. Sasaran diungkapkan sejauh mungkin dalam bentuk yang
dapat diukur capaiannya.
Uraian tentang sasaran jangka panjang disampaikan menurut bidang (area)
pengembangan TIK, yaitu infrastruktur, sistem informasi, aplikasi, dan layanan elektronis,
sumber daya, dan kelembagaan. Selain sasaran dan penjelasannya, disebutkan juga
indikator untuk masingmasing sasaran. Indikator menunjukkan tingkat atau kondisi yang
akan dicapai, dalam konteks sasaran yang ditetapkan. Metode untuk mengetahui tingkat
ketercapaian sasaran juga akan dijelaskan.
4.1 Infrastruktur
Perguruan Tinggi Raharja perlu mengembangkan infrastruktur komputasi dan jaringan
yang mencukupi dan handal. Ketersediaan infrastruktur harus bisa memenuhi kebutuhan
segenap warga kampus dalam menjalankan tugas-tugasnya yang memerlukan dukungan
TIK. Infrastruktur TIK juga harus handal, artinya tahan terhadap berbagai gangguan
operasional yang berpotensi menghalangi akses ke fasilitas dan layanan TIK.
Infrastruktur TIK terdiri dari infrastruktur umum dan infrastruktur khusus. Infrastruktur
umum terdiri dari komputer-komputer server, terminal akses (menggunakan SIS dan
iPad), dan workstation, serta jaringan komputer. Infrastruktur khusus adalah fasilitas TIK
yang digunakan untuk keperluan spesifik.
Untuk menghubungkan kampus Perguruan Tinggi Raharja di beberapa lokasi, konfigurasi
jaringan kampus harus dirancang agar dapat dikontrol secara terpusat tanpa harus
mengurangi otonomi unit-unit di bawahnya. Desain jaringan dengan struktur hirarkis
adalah pilihan yang paling tepat karena kontrol terhadap jaringan secara keseluruhan
dapat dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang diberi kewenangan. Prinsipnya secara umum
ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Core layer merupakan inti dari jaringan yang berada pada bagian penting karena harus
mampu melewatkan trafik yang sangat besar pada saat bersamaan. Fungsi utama lapisan
ini adalah melewatkan trafik data.
Distribution layer, atau sering disebut workgroup layer, mengatur komunikasi antara core
layer dengan access layer. Fungsi utama distribution layer antara lain adalah
menyediakan routing protokol, packet filtering, access-list dan menyediakan layanan
untuk mengakses core layer.
Pada bagian inilah biasanya di implementasikan kebijakan security dan beberapa aturan
lainnya seperti routing antar VLAN, aturan broadcast, dan multicast domain. Semua
Jurusan/Program Studi termasuk dalam distribution layer.
Gambar 4.2. pengembangan infrastruktur jaringan TIK di Perguruan Tinggi Raharja
Sasaran-sasaran dalam pengembangan infrastruktur merepresentasikan kriteria-kriteria
penting yang mencirikan kondisi infrastruktur dan dapat dievaluasi secara obyektif.
Sasaran-sasaran tersebut ditetapkan sebagai berikut.
1. Konektivitas jaringan kampus
Kriteria Indikator Metode Pengukuran
Koneksi dengan perangkat pembelajaran
Semua perangkat pembelajaran terhubung ke dalam jaringan
Ping test
Keterhubungan antar gedung dalam kampus
Semua gedung yang memerlukan koneksi jaringan telah terhubung
Ping test
2. Koneksi Internet
Kriteria Indikator Metode Pengukuran
Kapasitas bandwidth 20 MB untuk akses koneksi internet
Speed test
Ketersediaan komputer dan iPad untuk mendukung perkuliahan iLearning untuk akses
Semua gedung yang memerlukan koneksi jaringan telah terhubung
Ping test
4. Aksesibilitas terhadap sumber daya jaringan 26komputer
No. Nama
Laboratorium
Jenis Peralatan Utama Jumlah Unit
Rasio Alat :Mhs per
Kegiatan Praktikum/Pra
ktek
Rata-rata Waktu
Penggunaan (jam/mingg
u) (1) (2) (3) (4) (5) (10) 1 Lab DSL
(M102) Hardware
40
1:1
41
Amd Sempron, Ram 512Mb, HD 129 Gb, Monitor LCD SPC 19”, Keyboard PS/2, Mouse Optical PS/2, Headset Somic, MMP Ben-Q, Speaker Active ECS, Layar MMP Software Visual Studio 6.0 ( Visual C++, Visual Basic 6.0), Studio MX (DreamWeaver), SQL Server, UML, Myob, Microsoft Office 2007, VmWare, Toefl, 3Dmax, Affer Effek 6.5, Corel Draw
2 Lab Komputer (M107)
Hardware
40
1:1
5
Amd Athlon/Duron, Ram 256mb, HD 40 Gb, Monitor 14”/15” Keyboard PS/2, Mouse Optical PS/2, MMP Ben-Q, Layar MMP Software Visual Studio 6.0 ( Visual C++, Visual Basic 6.0), Microsoft Office 2007
3 Lab AIL Hardware
No. Nama
Laboratorium
Jenis Peralatan Utama Jumlah Unit
Rasio Alat :Mhs per
Kegiatan Praktikum/Pra
ktek
Rata-rata Waktu
Penggunaan (jam/mingg
u) (1) (2) (3) (4) (5) (10)
(M106) Intel Dual Core, Ram 1 Gb, HD 250 Gb, Monitor LCD GTC 19”, Keyboard PS/2, Mouse Optical PS/2, Headset Sonicgear, MMP Ben-Q, Speaker Active ECS, Layar MPP
40
1:1
42
Software Visual Studio 6.0 ( Visual C++, Visual Basic 6.0), Studio MX (DreamWeaver), SQL Server, UML, Myob, Microsoft Office 2007, Toefl, 3Dmax, Affer Effek 6.5, Corel Draw, Visual Paradigm, Photoshop, Adobe Primier, Java script
4 Lab Multimedia (M203)
Hardware
40
1:1
14
Amd Sempron, Ram 256mb, HD 80 Gb, Monitor LCD Acer 15”, Keyboard PS/2, Mouse Optical PS/2, Headset Somic, MMP Ben_Q, Speaker Active, Layar MMP Software Visual Studio 6.0 ( Visual C++, Visual Basic 6.0), Studio MX (DreamWeaver), SQL Server, Microsoft Office 2007, VmWare, Toefl
5 iLearning Laboratory
Hardware iMac Apple TV Time Capsule Sofware Mac OS X Mountain Lion Xcode 5.0 iMovie, iWork.
BAB V
PENGEMBANGAN FUNGSIONALITAS DASAR
Seperti telah dijelaskan pada Subbab 3.3, pengembangan TIK di Perguruan Tinggi
Raharja dijalankan dengan penahapan yang longgar. Hanya ada dua tahapan yang
diusulkan: 1) Pemantapan fungsionalitas dasar, dan 2) Peningkatan kualitas layanan dan
akses. Kelonggaran ini bertujuan memberikan keleluasaan dan keluwesan dalam
implementasi, mengingat berbagai kekangan yang mungkin muncul karena belum
matangnya tradisi perencanaan di lingkungan lembaga pemerintah. Dengan strategi ini,
pengembangan tetap dapat dijalankan dalam suatu kerangka kerja yang jelas, tetapi di
dalamnya tetap ada ruang-ruang untuk berimprovisasi sekiranya ada kondisi-kondisi
tertentu yang memerlukan penanganan yang sedikit keluar dari jalur (out of track).
Tahapan pertama, pemantapan fungsionalitas dasar, berfungsi membangun sebuah
lingkungan yang dapat menumbuhkan relasi yang harmonis antara pemakai TIK dengan
teknologi yang akan mereka gunakan sehari-hari. Strategi ini penting karena saat ini
kesadaran (awareness) dan tingkat kematangan (maturity) dalam penggunaan TIK di
Perguruan Tinggi Raharja masih sangat beragam, sementara untuk bisa menggerakkan
potensi TIK secara maksimal diperlukan kesadaran dan tingkat kematangan yang tinggi
dari seluruh Civitas Akademik. Tujuan tahapan pertama dalam pengembangan TIK di
Perguruan Tinggi Raharja periode 2012 – 2015 adalah:
1. Secara substantif, untuk merealisasikan potensi TIK sebagai strategic & operational
tooldalam kegiatan-kegiatan universitas.
2. Secara psikologis, untuk membangun keyakinan pemakai TIK di Perguruan Tinggi
Raharja tentang kemanfaatan TIK. Hasil yang baik yang diperoleh pada tahapan ini pada
akhirnya berujung pada kepercayaan terhadap TIK.
Fungsionalitas dasar TIK yang dimaksud dalam tahapan pertama ini adalah kemampuan
atau kapabilitas TIK dalam menyediakan dukungan bagi proses-proses akademik dan
administratif serta layanan-layanan elektronis sedemikian rupa sehingga dengan
pemahaman yang dimiliki saat ini, seorang pemakai merasa terbantu dalam menjalankan
tugas-tugasnya. Artinya, sistem TIK harus dapat menunjukkan kinerja pada suatu tingkat
yang dianggap berguna oleh pemakai. Sebagai contoh, meskipun ada layanan akses
Internet, tetapi jika kecepatannya sangat lambat, pemakai tidak akan menganggapnya
bermanfaat dan mereka tidak akan mau menggunakannya. Contoh lainnya, meskipun ada
sistem-sistem informasi, tetapi jika proses-proses birokrasi terkait belum selaras, pemakai
juga tidak akan menganggapnya berharga.
Untuk dapat mencapai persyaratan minimal (dasar), tiap komponen sistem TIK harus
berkinerja secara semestinya, demikian pula interaksi antar komponen-komponen
tersebut. Inilah yang menjadi sasaran tahapan pertama dalam pengembangan TIK di
Perguruan Tinggi Raharja.
Bab ini menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk mencapai
sasaran-sasaran yang telah dijelaskan pada Bab IV. Penjelasan yang diberikan meliputi
deskripsi kegiatan, persyaratan (requirements) bagi kegiatan tersebut, keluaran yang
diharapkan, dan hal-hal spesifik yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.
BAB VI
PENINGKATAN KUALITAS AKSES DAN LAYANAN
Setelah melalui tahapan pembangunan fungsionalitas dasar, tahapan kedua adalah
memperluas dan meningkatkan kualitas dari apa yang sudah dibangun pada tahapan
pertama.Cakupan dari perluasan dan peningkatan kualitas ini lebih pada mendorong lebih
jauh realisasi potensi semua sistem dan fasilitas yang telah terpasang dan menambahkan
beberapa sistemsistem dengan fitur baru). Ekstensifikasi ini dijalankan pada tahap kedua
karena tanpa kesiapan teknis (sistem-sistem yang berjalan dengan baik) dan kesadaran
serta penerimaan pemakai yang semakin tinggi, fitur-fitur baru tidak akan dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
BAB VII
PENUTUP
Roadmap Pengembangan TIK Perguruan Tinggi Raharja periode 2012 – 2015 disusun
berdasarkan Blueprint Pengembangan TIK Perguruan Tinggi Raharja 2011 – 2015.
Berdasarkan kondisi Perguruan Tinggi Raharja saat ini, pengembangan TIK dilakukan
secara bertahap untuk pada akhirnya mencapai tingkat yang dapat memberikan
kemanfaatan bagi segenap Civitas Akademik Perguruan Tinggi Raharja dalam
menjalankan tugas-tugasnya.
Roadmap ini disusun dengan menggunakan asas keluwesan, artinya sengaja dibuat tidak
terlalu rigid untuk memberikan ruang dalam melakukan penyesuaian dan modifikasi
dalam perjalanannya. Karena dinamika perkembangan TIK yang begitu cepat perubahan-
perubahan lingkungan dapat terjadi kapan saja, maka dokumen Roadmap ini terbuka
untuk ditinjau dan dievaluasi kapan saja. Jika dari hasil evaluasi ditemukan kebutuhan
untuk mengubah apa yang telah dirancang, perubahan tersebut perlu direfleksikan ke
dalam dokumen ini dan dieksekusi secara semestinya.
Pada akhirnya keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam
dokumen Roadmap ini sangat tergantung pada komitmen pimpinan perguruan tinggi.
Komitmen diwujudkan dalam berbagai bentuk, di antaranya berupa kebijakan, jaminan
kepastian, sampai pada dukungan moril bagi para pelaksana di lapangan. Banyak contoh
menunjukkan bahwa keberhasilan penerapan teknologi tidak ditentukan oleh teknologi itu
sendiri, melainkan pada orang-orang yang mampu menggerakkan dan mengawal
perubahan yang disebabkan karena teknologi tersebut.