Roi Pelatihan

  • Upload
    ermina

  • View
    265

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Roi Pelatihan

    1/5

    Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 4 Oktober 2005

    53

    MENGUKUR ROI

    R TURN on INV SM NT

    )

    TERHADAP EFEKTIVITAS SUATU PELATIHAN

    DriwantaraStaf Pengajar J urusan Teknik Industri FT. UISU

    Abstrak:Di masa kini tugas para training manageratau training coordinator menjadi lebih berat, karena untukmeyakinkan para kolega mereka (manager dari divisi lain) atau pun pihak Manajemen (Board Of Director),seorang training manager harus dapat menghitung atau memprediksikan berapa besar nilaiReturn on Investment(ROI=Pengembalian Keuntungan Investasi) dari sebuah pelatihan yang akan diselenggarakan. Tentu saja untukmelakukan hal ini, seorang training manager dituntut untuk memiliki kemampuan di bidang finansial sehingga

    dapat menterjemahkan investasi dari program pelatihan tersebut ke dalam angka-angka sehingga dapat dilihatdengan jelas hasil perhitungannya.

    Abstract: Is present day, duty manager training or of training coordinator become heavierly, because to

    assure all their kolega (manager of other division) nor Management ( Board Of Director), a manager training

    have to earn to calculate or estimating how big value of Return Investment on (ROI=Return Advantage of

    Invesment) from a training to be carried out. Of course to conduct this matter, a manager training claimed to

    have ability area of financing so that can translate invesment of the training program into numbers so that

    can be seen clearly result of its calculation.

    I. PendahuluanDalam menghadapi tuntutan tersebut diatas tidak

    jarang beberapa training managergagal meyakinkanpara koleganya sendiri ataupun pihak manajemen,apalagi jika program pelatihan harus bersaing denganprogram lain yang diajukan oleh divisi lain yangdengan gampang dapat dihitung nilai investasi

    maupun keuntungannya. Biasanya jika terjadi halseperti ini maka hampir dapat dipastikan bahwaprogram pelatihan akan menjadi prioritas kedua.Kondisi seperti ini seringkali membuat para trainingmanager menjadi berkecil hati (terutama jika sangmanager tidak memiliki pengalaman atau

    latarbelakang pendidikan di bidang finansial) danakhirnya menjadi "malas" untuk mengajukan

    program pelatihan meskipun program tersebut sudahsangat mendesak untuk dilaksanakan.

    Beberapa manager yang "kurang bijaksana"mungkin akan beranggapan bahwa pelatihan tidak

    bisa diukur dengan uang karena hasilnya adalahberupa perubahan perilaku dari peserta pelatihanyang seringkali untuk mengetahuinya dibutuhkanwaktu yang lama dan belum tentu perubahan tersebutsemata-mata terjadi karena pelatihan. Selain itu

    mereka beranggapan bahwa masih banyak cara lainuntuk mengevaluasi hasil pelatihan yang tidak selaludapat dihitung dengan angka (uang). Anggapantersebut mungkin ada benarnya. Namun jika ditelaahlebih lanjut maka bisa dikatakan bahwa pendapattersebut tidaklah tepat mengingat bahwa pelatihan

    tidak boleh dianggap sebagai suatu "expense"(pengeluaran), melainkan lebih sebagai investasi

    sumber daya manusia di perusahaan. Sebagai suatuinvestasi, pihak manajemen tentu ingin melihatseberapa besar keuntungan yang dapat disumbangkanoleh program-program pelatihan dan berapa lama

    waktu yang diperlukan untuk mendapatkan

    keuntungan tersebut. Oleh karena itu, jika sangtraining managermau bersaing secara sportif makaia harus bisa mengukur ROI suatu pelatihan supayamenjadi jelas bagi semua.

    II. Evaluasi Keberhasilan PelatihanSebagaimana kegiatan-kegiatan lain dalam suatu

    perusahaan atau organisasi, maka kegiatan pelatihanpun perlu dievaluasi untuk melihat sejauhmanaprogram pelatihan yang telah dilaksanakan memilikikontribusi kepada perusahaan. Beberapa alasan yangsangat mendasar mengapa program pelatihan harus

    dievaluasi adalah sebagai berikut:1.

    Memastikan bahwa pelatihan benar-benar

    merupakan sarana atau tindakan yang tepatdalam usaha untuk memperbaiki kinerja danproduktivitas perusahaan sehingga dapatdisejajarkan dengan sarana-sarana atau tindakan-

    tindakan lain yang digunakan dalam perusahaan2.

    Memastikan bahwa dana yang digunakan benar-

    benar dapat dipertanggungjawabkan karenasudah melalui berbagai evaluasi dan telaah

    secara mendalam3. Membantu dalam memperbaiki desain program

    pelatihan di masa yang akan datang4. Membantu dalam menentukan metode-metode

    pelatihan yang paling tepat

    Bentuk-bentuk evaluasi yang digunakan ataudipilih sangat tergantung pada kriteria apa yang akandigunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan.

    Secara umum ada beberapa kriteria yang dapatdijadikan dasar penilaian keberhasilan suatupelatihan, yaitu:

  • 7/25/2019 Roi Pelatihan

    2/5

    Mengukur ROI (Return on Invesment) terhadap Efektivitas suatu PelatihanDriwantara

    54

    1. Jumlah peserta. Meskipun jumlah pesertabelum tentu mengindikasikan efektivitas suatupelatihan, namun paling tidak jumlah pesertayang hadir menunjukkan bahwa pelatihanmemang telah didesain sesuai dengan kebutuhan

    yang ada.2. Efisiensi. Efisiensi menunjuk pada seberapa

    besar usaha yang dikeluarkan dan waktu yang

    digunakan untuk mempelajari sesuatu danmenyelesaikan suatu dalam pelatihan. Efisiensi

    sangat erat kaitannya dengan biaya - semakinefisien metode suatu pelatihan, maka akansemakin sedikit biaya yang harus dikeluarkan.

    3. Jadwal. Keberhasilan pelatihan juga dapatdievaluasi dari seberapa tepat pelaksanaanpelatihan tersebut mengikuti jadwal yang telah

    dibuat. Semakin banyak jadwal yang dilanggarmaka akan semakin mengganggu program

    pelatihan yang telah disusun sehinggakemungkinan untuk mencapai tujuan pelatihanakan semakin kecil.

    4. Suasana Kondusif. Dalam perusahaan yangmemiliki karyawan yang banyak atau punjaringan yang luas, maka peserta pelatihan bisasaja berasal dari berbagai divisi, wilayah, kantor

    cabang bahkan mungkin antar negara. Dalam halini sebuah pelatihan harus mampu menciptakansuasana yang kondusif sehingga para pesertamau berbaur dan berbagi pengalaman denganrekan-rekan baru mereka.

    5. Reaksi Peserta.Dalam suatu pelatihan, jika para

    peserta bereaksi negatif terhadap pelatihantersebut maka akan kecil kemungkinan bagi

    mereka untuk dapat menyerap materi pelatihantersebut dan mengaplikasikannya ke dalampekerjaan sehari-hari. Akibatnya merekacenderung memberikan laporan yang negatifterhadap pelatihan dan akhirnya akan membuatpelatihan tersebut kehilangan peserta (tidakdiminati).

    6. Pembelajaran.Pelatihan yang dianggap berhasiladalah pelatihan yang dapat memberikantambahan pengetahuan, ketrampilan atau punperubahan sikap dan perilaku kepada para

    peserta. Oleh karena itu dalam pelatihanseringkali dilakukan test berupa pretest dan post-test yang berguna untuk melihat sejauhmanatelah terjadi perubahan pengetahuan,

    ketrampilan, sikap dan perilaku.7. Perubahan Perilaku.Apa yang telah dipelajari

    oleh peserta dalam suatu pelatihan tentudiharapkan dapat direfeleksikan dalam bentukperilaku. Perubahan perilaku ini dapat diukurdengan melakukan observasi, kuestioner,

    maupun test tertentu.8.

    Perubahan Kinerja.Jika peserta pelatihan telah

    berperilaku sesuai dengan tuntutan pekerjaan

    maka ia diharapkan dapat memberikan dampakpositif terhadap kinerja. Beberapa cara yang bisadilakukan untuk mengukur perubahan kinerja,

    diantaranya adalah melihat jumlah complain(keluhan) yang masuk, jumlah penjualan, jumlah

    produksi per jam/hari/minggu, dsb. Meski harusdiakui bahwa perubahan kinerja yang terjadibelum tentu semuanya dipengaruhi oleh hasil

    pelatihan, namun setidaknya jika kinerja tersebutdapat diukur secara periodik maka manajemendan karyawan lambat-laun akan merasakan arti

    penting suatu pelatihan.9.

    Menghitung ROI.Sebuah pelatihan merupakan

    suatu investasi, oleh karena itu sudah sewajarnyajika ROI dari suatu pelatihan harus dapat diukur.Untuk menghitung ROI maka pertama-tamaharus dievaluasi seberapa besar biaya dankeuntungan yang akan diperoleh dari suatupelatihan.

    III. Pengukuran ROI

    a. Menghitung Biaya :Langkah pertama yang harus dilakukan dalam

    rangka mengukur ROI suatu pelatihan adalah dengan

    menghitung biaya pelatihan, yang mencakup hal-halsebagai berikut:

    Desain dan PengembanganUntuk dapat menghasilkan suatu program pelatihanyang baik maka harus melewati tahapan-tahapan

    tertentu. Salah satu tahapan tersebut adalahperancangan dan pengembangan yang matang,termasuk mengukur kebutuhan pelatihan. Pada

    tahapan ini tidak jarang penyelenggara (baca:training coordinator/manager) membutuhkan bantuanatau konsultasi dengan pihak lain (cth: konsultant)sehingga membutuhkan biaya dan waktu. Selain ituuntuk mengembangkan materi pelatihan mungkindibutuhkan serangkaian penelitian atau observasi dan

    analysis. Semua hal ini tentu membutuhkan biaya.

    PromosiDalam banyak kasus, suatu pelatihan membutuhkanwaktu untuk diterima oleh karyawan atau pihakmanajemen. Dengan perkataan lain, sebelum

    dilaksanakan maka pelatihan tersebut terlebih dahulu

    harus diperkenalkan atau disosialisasi kepada seluruhkaryawan yang ada dalam perusahaan. Untukmelaksanakan hal tersebut seringkali pihakpenyelenggara pelatihan (divisi pelatihan &pengembangan / HRD) harus mengadakan pertemuandengan manager dari divisi lain atau bahkan harusmelakukan perjalanan ke luar kota/luar negeri. Tentusaja biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatantersebut harus dihitung dengan seksama.

    AdministrasiTermasuk dalam biaya administrasi adalah semuabiaya yang dikeluarkan untuk kegiatan administrasi,

    misalnya surat menyurat, telepon, pembuatanformulir, buku absen, dan biaya administrasi ataupendaftaran yang dibebankan kepada peserta (jika

    diperlukan).

  • 7/25/2019 Roi Pelatihan

    3/5

    Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 4 Oktober 2005

    55

    MaterialPada umumnya dalam setiap pelatihan materi telahdisusun sedemikian rupa dalam satu buku ataubundel sehingga lebih memudahkan peserta dalammengikuti pelatihan. Materi tersebut bisa berupa

    buku panduan (manual) atau buku kerja (woksheet).

    FasilitasFasilitas yang digunakan dalam pelatihan dapatberupa sewa ruangan, media pelatihan (alat peraga,

    peralatan audio-video, OHP/LCD proyektor, dll),atau pun fasilitas-fasilitas lain yang secara khususdisediakan demi kelancaran pelatihan.

    FakultatifTermasuk dalam kategori biaya ini adalah semua

    biaya yang berhubungan dengan pelaksanaanpelatihan, baik yang dilaksanakan dengan bantuan

    instruktur/pelatih/fasilitator langsung maupunpelatihan yang dilaksanakan oleh si peserta sendiri(pelatihan secara online, workbook, dsb). Untukdapat menghitung biaya tersebut maka harusdidapatkan bebergai informasi sebagai berikut: Jumlah peserta yang akan mengikuti pelatihan Durasi pelatihan (berapa jam/hari) Honor untuk instruktur/pelatih/fasilitator Biaya transport, akomodasi, konsumsi, dsb Durasi waktu yang digunakan peserta pelatihan

    untuk belajar sendiri Waktu yang harus disediakan untuk

    berkoresponden dengan peserta pelatihan, dsb.

    PesertaKetika karyawan harus mengikuti pelatihan padajam-jam kerja, maka hal itu harus dikalkulasikandengan seksama sebab ketika mengikuti pelatihanmaka si karyawan berhenti dari kegiatannya. Dengankata lain selama pelatihan maka karyawankehilangan peluang untuk memberikan kontribusipada perusahaan (cth: salesman tidak akan

    menemukan klien baru) sementara di lain pihakperusahaan tetap harus membayar gajinya secarapenuh. Selain itu, jika pelatihan dilaksanakan ditempat lain (bukan dalam perusahaan) maka biaya-

    biaya yang dikeluarkan oleh peserta sepertitransportasi, akomodasi dan lain-lain juga harus tetapdihitung.

    EvaluasiUntuk melakukan evaluasi pelatihan mungkindigunakan berbagai cara sehingga mau tidak maupasti akan membutuhkan sejumlah dana. Dana iniharus dapat dihitung secara jelas mulai dari persiapanevaluasi sampai pada pembuatan laporan.

    b. Menghitung KeuntunganSetelah selesai menghitung biaya yang harus

    dikeluarkan untuk suatu pelatihan maka tahapberikutnya adalah menghitung sejauhmanakeuntungan finansial yang bisa diperoleh. Tahapan

    inilah yang sebenarnya amat sulit dilakukan oleh paratraining manager sebab keuntungan finansial yang

    sesungguh hanya bisa diukur dengan melihat adanyaperbaikan kinerja karyawan yang terefleksi dalamproduktivitas perusahaan.

    Meskipun termasuk sulit namun jika inginprogram pelatihan disetujui oleh pihak manajemenmaka seorang training manager harus mampu

    membuat estimasi keuntungan finansial dari programpelatihan. Sebagai dasar dalam menghitung

    keuntungan finansial dari suatu pelatihan, seorangtraining manager dapat menggunakan salah satuindikator di bawah ini:

    Peningkatan ProduktivitasUntuk dapat mengetahui adanya suatu

    peningkatan produktivitas maka perusahaan harusterlebih dahulu memiliki alat untuk mengevaluasi

    kinerja (Performance Appraisal). Dalam hal ini makaoutput (hasil) yang diharapkan untuk dimiliki olehpeserta training harus sudah tersusun secara rincisehingga akan lebih mudah untuk dilakukan evaluasi.Beberapa hal yang menjadi indikator adanyapeningkatan produktivitas karyawan, misalnya : Perbaikan metode atau prosedur kerja sehingga

    menjadi lebih efisien peningkatan ketrampilan sehingga membuat

    pekerjaan diselesaikan dengan cepat dan tepat Peningkatan motivasi kerja sehingga mau

    melakukan berbagai upaya untuk mencapaikeberhasilan

    Penghematan BiayaPenghematan biaya yang merupakan hasil dari

    suatu pelatihan bisa dihitung dari beberapa halseperti: berkurangnya alat-alat kerja/mesin yang rusak

    sehingga bisa menghemat biaya pemeliharaan Berkurangnya biaya kerja (Cth: pengurangan

    jumlah karyawan karena satu karyawan dapatmengerjakan tugas secara efisien bahkanmungkin bisa multitasking, akses informasimenjadi lebih mudah dan cepat sehingga usahayang harus dikeluarkan untuk menyelesaikan

    suatu tugas relatif sedikit) sehingga dana yangharus dikeluarkan menjadi lebih kecil

    Menurunnya jumlah turnover sehingga biayarekrutmen dan pelatihan dapat dikurangi

    PendapatanUntuk beberapa jabatan mungkin akan dapat

    dengan mudah mengukur pendapatan finansial yangdiperolehnya sebagai hasil dari pelatihan yangdiikutinya. Seringkali pendapatan tersebut

    merupakan bagian dari penilaian yang mengukurpeningkatan produktivitas. Namun jika ingin dirinci

    lebih lanjut maka peningkatan pendapatan dapat

    dilihat dari: Keberhasilan memenangkan tender sehingga

    berpengaruh pada peningkatan penjualan

  • 7/25/2019 Roi Pelatihan

    4/5

    Mengukur ROI (Return on Invesment) terhadap Efektivitas suatu PelatihanDriwantara

    56

    Peningkatan jumlah penjualan yang merupakan

    hasil referal dari karyawan non-sales Gagasan-gagasan baru yang akhirnya melahirkan

    produk baru yang dapat membawa kesuksesanpada perusahaan

    IV. Menghitung ROIReturn on investment (pengembalian keuntungan

    investasi) biasanya dinyatakan dalam bentukprosentase. Prosentase tersebut menunjukkan

    pengembalian investasi yang mungkin diperolehdalam jangka waktu tertentu sebagai hasil daripelatihan.Dari informasi tentang biaya dan keuntungan yangmungkin diperoleh dari suatu pelatihan, makadiperoleh rumus penghitungan prosentase ROI

    sebagai berikut:

    ROI (%) = (Keuntungan Bersih Program / BiayaProgram) x 100

    Cara lain untuk mengukur ROI adalah denganmenghitung berapa lama (bulan) jangka waktu yangdibutuhkan agar biaya yang telah investasikan untukpelatihan menjadi impas. Artinya biaya tersebut telah

    berhasil ditutup (diimbangi) dengan keuntungan yangdiperoleh. Cara ini biasanya disebut dengan istilah

    jangka waktu pengembalian biaya (payback period).Dengan cara ini, pihak manajemen akan lebih mudahmelihat berapa lama dana yang diinvestasikan untukpelatihan akan kembali dan menghasilkan

    keuntungan sehingga kemungkinan untuk menerimausulan pengadaan program pelatihan menjadi

    semakin besar. Adapun rumus untuk menghitungjangka waktu pengembalian investasi adalah:

    Jangka Waktu Pengembalian = Biaya Program /Keuntungan Bulanan

    Contoh Pengukuran ROI:

    PT. XYZ yang bergerak di bidang jasa perbankanakan mengadakan suatu pelatihan bagi para customerservice dengan durasi pelatihan selama 48 jam,

    jumlah peserta 50 orang dan jangka waktupenghitungan keuntungan adalah 12 bulan.

    Durasi Pelatihan 48 jam

    Perkiraan jumlah peserta 50 peserta

    Jangka waktu perhitungan

    keuntungan 12 bulan

    Biaya-biaya:

    Desain dan Pengembangan Rp. 10.000.000

    Promosi Rp. 5.000.000

    Administrasi Rp. 3.000.000

    Material Rp. 5.000.000Fasilitas Rp. 10.000.000

    Fakultatif Rp. 7.500.000

    Peserta Rp. 15.000.000

    Evaluasi Rp. 2.500.000

    Total Biaya Rp. 58.000.000

    Keuntungan (Bersih):

    Produktivitas Rp. 50.000.000

    Penghematan Rp. 40.000.000Pendapatan Rp. 0

    Total Keuntungan Rp. 90.000.000

    Return on Invesment * 155 %

    Jangka waktu pengembalian

    Biaya ** 7 bulan

    * ROI (%) = (Rp. 90.000.000 / Rp. 58.000.000)= 155 %

    ** Rp. 90.000.000/12 = Rp. 7.500.000(keuntungan bulanan), maka jangka waktu

    pengembalian adalah :Rp. 58.000.000 / Rp. 7.500.000 = 7, 73 bulan(dibulatkan menjadi 7 bulan)

    V. KesimpulanDengan melihat perhitungan diatas, tentu saja

    akan sulit dilakukan jika sang trainingmanager/training coordinator tidak bekerjasama

    dengan divisi atau departemen lain. Oleh karena ituseorang training manager hendaknya juga memiliki

    kemampuan interpersonal relationship yang baik,selain memahami tentang masalah-masalah finansial.

    Dengan memandang bahwa pelatihan merupakansuatu investasi dan bukan lagi sekedar pengeluaranyang harus dikeluarkan oleh perusahaan secara rutin

    (dalam kondisi ekstrim bahkan hanya sebagai saranauntuk menghabiskan dana yang telah dianggarkan),maka diharapkan pihak manajemen dan rekan kerjadari divisi lain akan lebih mudah memahamihubungan antara pelatihan dengan keuntungan yangakan diperoleh.

    Dengan penggunaan teknik pengukuran ROIdiharapkan pandangan-pandangan negatif dari

    sebagian orang (BOD atau Manager) bahwapelatihan merupakan suatu kegiatan yang tidak

    signifikan (lebih sebagai pelengkap dalamperencanaan anggaran/budget) lambat laun akanberubah. Dengan kondisi demikian maka semboyanbahwa "SDM merupakan aset terbesar dariperusahaan" (ini seringkali dinyatakan oleh parasenior manager / BOD) bukan lagi hanya sebagai "lipservice" semata, tetapi benar-benar dapat dibuktikan

    dengan memberikan pelatihan dan pengembangansesuai dengan kebutuhan yang ada.

  • 7/25/2019 Roi Pelatihan

    5/5

    Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 4 Oktober 2005

    57

    DAFTAR PUSTAKA

    Fred Luthans, 1987, Organizational Behavior, New

    York, Mc Graw Hill.

    Grant. EL & W.G Ireson & R.S. Leaven Worth,1982, Principles of Engineering Economy,

    Singapore, John Wiley & Sons

    Newnan, Donald G, 1988, Engineering Economic

    Analysis, California, Engineering Press.

    Sukanto Reksohadiprodjo, 1984, KebijaksanaanPerusahaan (Business Policy), Yogyakarta,

    BPFE.

    Thuesen, H.G & W.J. Fabrycry & C.J Thuesen, 1981,Engineering Economy, Englewood.

    William H. Newman, 1980, Administrative Action :The Techniques of Organization and

    Management, New York, Prentice Hall.

    William H. N, E. Kirby Warren & Jerome E Schne,1982, The Process of Management :

    Strategy, Action, Result, New York,Prentice Hall.