Upload
khairiatul-muna
View
26
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Disusun oleh Diah
Citation preview
RPP Kimia 9
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA: Kesetimbangan Kimia
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 7 Banjarmasin
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : Kelas XI/ Semester I
Materi Pembelajaran : Asas le Chatelier dan aplikasi
kesetimbangan kimia dalam industri
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Hari/Tanggal :
___________________________________________________________________________
I. Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
II. Kompetensi Dasar : Menjelaskan penerapan prinsip keseimbangan dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
III. Indikator
A. Kognitif
1. Produk:
a. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas le
Chatelier.
2. Proses:
a. Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan kimia di industri
yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan.
B. Afektif
1. Karakter
a. disiplin,
b. kerja keras,
c. rasa ingin tahu,
2. Keterampilan sosial:
a. menjadi pendengar yang baik,
b. komunikatif,
c. kerja sama.
IV. Tujuan Pembelajaran:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 1
A. Kognitif
1. Produk:
a. Secara mandiri siswa dapat meramalkan arah pergeseran kesetimbangan
dengan menggunakan azas le Chatelier dengan mengerjakan soal LP
Produk sesuai dengan kunci jawaban.
2. Proses
a. Diberikan Lembar Pengerjaan siswa dapat menjelaskan kondisi optimum
untuk memproduksi bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi
kesetimbangan sesuai kunci LP 2 Proses.
B. Afektif
1. Karakter:
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa
dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter rasa ingin tahu, kerja
keras, dan disiplin.
2. Keterampilan sosial:
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa
dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan perlaku keterampilan sosial
menjadi pendengar yang baik, komunikatif, dan bekerja sama.
V. Materi Ajar
A. Asas Le Chatelier
Berdasarkan pengamatan pada sistem kesetimbangan yang dipengaruhi oleh keadaan
eksternal, seorang ahli kimia bangsa Prancis yang bernama Le Chatelier mengumumkan
prinsip umum secara kualitatif mengenai pergesaran kesetimbangan. Selanjutnya, prinsip itu
terkenal sebagai asas Le Chatelier, yaitu : jika pada sistem kesetimbangan diadakan suatu aksi,
sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tersebut sekecil mungkin.
B. Aplikasi Kesetimbangan Kimia dalam Industri
Contoh aplikasi kesetimbangan kimia dalam industri adalah pembuatan amonia (NH3)
dan asam pembuataan asam sulfat (H2SO4).
1. Pembuatan Amonia (NH3)
Pengetahuan prinsip kimia dapat memberikan keuntungan secara komersial. Misalnya,
pembuatan senyawa nitrogen seperti amonia (NH3), asam nitran (HNO3), pupuk amonia nitrat
(NH4NO3), anilin, dan bahan peledak TNT (trinitrotoluena). Tahap yang paling sulit adalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 2
pengubahan nitrogen di udara menjadi senyawa nitrogen yang secara komersial
menguntungkan, misalnya pembuatan NH3 :
N2 (g) + 3 H2 (g) ⇄ 2 NH3 ∆H = -92,2 kJ
Bagaimana kondisi optimum yang dpaat menghasilkan amonia dengan efisiensi yang
tinggi? Haruskah sistem kesetimbangan dipertahankan pada temperatur rendah dan tinggi?
Menurut asa Le Chatelier, pada temperatur rendah, kesetimbangan akan bergeser ke
arah eksoterm, yaitu ke arah pembentukan NH3. Haruskah pembuatan amonia dilakukan apda
temperatur rendah dan tekanan tinggi agar kesetimbangan bergeser ke arah jumlah molekul
yang kecil (NH3)? Akan tetapi, bagaimana praktiknya? Pada temperatur rendah, reaksi
berlangsung lambat. Dengan demikian, diperlukan kondisi yang paling sesuai. Temperatur
rendah diperlukan untuk menggeser kesetimbangan ke arah NH3, sedangkan temperatur tinggi
diperlukan untuk kecepatan reaksi yang optimum secara komersial. Untuk itu, diperlukan
temperatur yang tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi.
Kondisi yang baik untuk pembuatan amonia adalah tekanan 350 atm, te,peratur 500 oC,
digunakan katalis Fe3O4 (campuran FeO dan Fe2O3), dan amonia yang terbentuk sebagai cairan
segera dipisahkan. Proses sintesis amonia cara ini dikenal sebagai proses Habel-Bosch karena
merekalah yang pertama kali berusaha mendapatkan kondisi optimum.
2. Pembuatan Asam Sulfat (H2SO4)
Negara-negara industri maju memproduksi asam sulfat dalam jumlah yang banyak
karena asam sulfat berperan dalam proses industri, seperti sintesis pupuk, rayon, pewarna,
asam klorida, dan detergen. Pembuatan asam sulfat di industri kebanayakan menggunakan
suatu metode yang disebut proses kontak.
Reaksi yang paling penting dalam proses pembuatan asam sulfat adalah reaksi
kesetimbangan oksidasi belerang dioksida membentuk belerang trioksida yang juga
memerlukan katalis.
2 SO2 (g) + O2 (g) ⇄ 2 SO3 (g) ∆H = -792 kJ
Dalam proses tersebut, digunakan katalis V2O5 atau platina (Pt). katalis V2O5 lebih
banyak digunakan karena harganya lebih murah. Akan tetapi, katalis ini bekerja pada
temperatur di atas 400 oC.
Reaksi SO3 merupakan reaksi eksoterm. Menurut asa Le Chatelier, agar diperoleh gas
SO3 yang optimum, reaksi dilakukan pada temperatur rendah (pada tmeperatur rendah,
kesetimbangan akan bergeser ke arah eksoterm). Akan tetapi, pada temperatur rendah, laju
reaksi berjalan lambat. Dalam proses kontak, reaksi sintesis asam sulfat tidak dilakukan pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 3
temperatur rendah karena reaksi berlangsung lambat, tetapi dilakukan pada temperatur sekitar
420 oC dan gas yang terbentuk segera didinginkan.
Secara teori, sintesis asam sulfat seharusnya dilakukan pada tekanan tinggi agar reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah SO3 (jumlah molekul yang kecil). Akan tetapi, dalam
praktiknya dilakukan pada tekanan atmosfer karena alasan ekonomis. Penggunaan tekanan
tinggi memerlukan biaya tinggi, tetapi hasilnya tidak efisien.
Pengubahan SO2 menjadi SO3 secara ekonomis dilakukan pada temperatur 420 oC dan
tekanan atmosfer normal (1 atm). Gas SO3 yang diperoleh direaksikan dengan H2SO4 untuk
menghasilkan oleum (H2S2O7).
SO3 (g) + H2SO4 (l) ⇄ H2S2O7 (l)
H2SO4 dipisahkan dengan cara menambahkan oleum ke air.
H2S2O7 (l) + H2O (l) ⇄ 2 H2SO4 (l)
VI. Model dan Metode Pembelajaran:
Model Pembelajaran : Integratif
Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
Media Pembelajaran : Buku ajar, Lembar Pengerjaan, power point
VII. Proses Belajar Mengajar
A. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan
Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa
bersama dan memeriksa kehadiran siswa.
Mempersilahkan siswa memakai name tag sebagai kode untuk
mempermudah penilaian.
Memotivasi siswa dan melakukan apersepsi dengan membuat
kaitan dengan materi yang telah diajarkan
Melakukan pre-test (optional).
Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses,
karakter, dan keterampilan sosial.
B. Inti (70 menit)
Kegiatan
Penggalan 1
Eksplorasi
Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 3-4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 4
orang dan menjelaskan bagaimana kegiatan akan dilakukan.
1. Fase Berujung-Terbuka
Siswa mendeskripsikan, membandingkan, dan mencari pola.
Titik awal bagi analisis siswa, guru membantu siswa
mengakrabkan diri dengan data dan juga memulai proses
menganalisisnya, dapat melalui: guru sekadar mengarahkan
perhatian siswa pada satu sel di dalam matriks dan meminta
mereka mengamati dan menggambarkan informasi atau guru
meminta siswa untuk bekerja keras mencari kesamaan dan
perbedaan dalam dua atau lebih sel. (Mencatat informasi)
Penggalan 2
Elaborasi
2. Fase Kausal
Siswa berusaha memberikan penjelasan bagi kesamaan dan
perbedaan yang diidentifikasi pada fase sebelumnya. Yaitu,
mereka mencari kemungkinan hubungan sebab-akibat di
dalam informasi. Ini menciptakan tautan tambahan di dalam
bangunan pengetahuan sistematis yang guru ajarkan dan
membantu siswa memahami hubungan di dalam informasi.
Umumnya, pertanyaan di dalam fase kausal dimulai dengan
“Mengapa…?” (Perbandingan yang bisa dijelaskan)
Penggalan 3
Elaborasi
3. Fase Hipotesis
Murid menghipotesiskan hasil bagi kondisi-kondisi yang
berbeda. Fase ini menandai langkah maju tambahan dalam
kemampuan siswa menganalisis informasi. Ini berkembang
secara langsung dari fase sebelumnya. Pertanyaan-
pertanyaan dalam fase ini meminta siswa untuk berpikir
secara hipotetis. Siswa diharapkan bekerja keras dalam
mebuat hipotesis. Selain itu, siswa diharapkan komunikatif
dan bekerja sama dalam membuat hipotesis tersebut.
Sehingga, pertanyaan-pertanyaan itu pada umumnya mulai
dengan sebuah pertanyaan seperti “Apa yang akan terjjadi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 5
jika…,” atau “Apa yang kita harapkan untuk lihat...”
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini memberikan kesempatan
bagi siswa untuk berpikir lebih dalam tentang informasi baru
tersebut dan menerapkannya pada situasi baru. (Conditioning)
Penggalan 4
4. Penutup dan Penerapan
Siswa melakukan gengeralisasi untuk membuat hubungan
luas, yang meringkaskan materi. Kemudian siswa
menerapkan pemahaman mereka pada situasi-situasi baru.
Gengeralisasi yang dibuat siswa di sini penting karena
merupakan “ide-ide besar” yang guru harapkan akan dibawa
siswa dari pelajaran. (Mengingat informasi yang disampaikan
dan meringkas untuk dipahami dan diingat)
Penggalan 7
Mengevaluasi pemahaman siswa dengan melakukan post-test
(optional). Siswa diharapkan disiplin dalam mengumpulkan
post test sesuai waktu yang telah ditentukan.
C. Penutup (10 menit)
Kegiatan
Membimbing siswa menyimpulkan pelajaran dengan
menyebutkan poin-poin penting.
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa jika ada.
Mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
VIII. Sumber Pembelajaran
1. Lembar Pengerjaan Hukum Kekekalan Energi
2. Kunci Lembar Pengerjaan Hukum Kekekalan Energi
3. LP 1: Produk dilengkapi Kunci LP 1
4. LP 2: Proses
5. LP 3: Pengamatan Perilaku Berkarakter
6. LP 4: Pengamatan Keterampilan Sosial
7. Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian
8. Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 6
Daftar Pustaka
Eggen, Paul dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: Indeks.
Foliantini. 2009. Buku Pintar Kimia SMA untuk Kelas 1,2 dan 3. Jakarta: WahyuMedia.
Ginnis, Paul. 2008. Trik & Taktik Mengajar Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di
Kelas. Jakarta: Indeks.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Komarudin, Omang. 2010. Ringkasan Lengkap Kimia SMA Kelas 1,2 dan 3. Jakarta: Cmedia.
Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk Kelas XI SMA dan MA. Solo:
Paltinum Tiga Serangkai.
Riyanto, Nurdin dan Ari Yustisia Akbar. 2009. Super Genius Olimpiade Kimia SMA. Yogyakarta:
Pustaka Widyatama.
Tim Penulis. 2008. Tinta Kimia Meniti Ujian Tahap Akhir untuk SMA dan MA. Solo: Tiga
Serangkai.
Unit Program Pengalaman Lapangan (UPPL). 2012. Pokok-pokok Materi Keterampilan Dasar
Mengajar. Banjarmasin: UNLAM.
Banjarmasin, 14 September 2013
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Guru Pamong
Yudha Irhasyuarna, M.Pd Siti Fatimah, S. Pd
NIP. 19690214 199403 1 003 NIP. 19790219 200501 2 009
Mahasiswa
Muhammad Maulani
A1C310006
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 7
Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian
Indikator LP dan Butir Soal Kunci LP dan Butir Soal
Produk:
1. Meramalkan arah pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas le Chatelier.
LP 1: Produk
Butir 1
LP 1: Produk
Butir 1
Proses:
1. Menjelaskan kondisi optimum untuk
memproduksi bahan kimia di
industri yang didasarkan pada
reaksi kesetimbangan.
LP 2: Proses:
Butir 1
Kunci LP 2: Proses sebagai
pedoman. Skor
Dipercayakan kepada Guru
Karakter:
Rasa ingin tahu, disiplin, dan kerja
keras
LP 4: Karakter:
RTK 1, 2, dan 3.
Seluruh RTK itu minimal
memperoleh penilaian
Menunjukkan kemajuan dan
dipercayakan kepada
judgement Penilai/Guru.
Keterampilan Sosial
Komunikatif, bekerja sama, dan
menjadi pendengar yang baik.
LP 5: Keterampilan
Sosial: RTK 1, 2, dan
3.
Seluruh RTK itu minimal
memperoleh penilaian
Menunjukkan kemajuan dan
dipercayakan kepada
judgement Penilai/Guru.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 8
LP 1: PRODUK
1. Diketahui reaksi kesetimbangan gas-gas berikut pada temperatur 200 oC.
4 NH3 (g) + 7 O2 (g) ⇄ 6 H2O (g) + 4 NO2 (g) ∆H = -x kJ
Menurut asas Le Chatelier, ke arah mana pergeseran kesetimbangan jika :
A. Tekanan diperbesar (volume diperkecil),
B. Temperatur dinaikkan,
C. Ditambah gas NH3 berlebihan,
D. Ditambah gas O2 berlebihan, dan
E. Ditambah zat penyerap air?
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 9
Kunci LP 1: PRODUK
1. Penyelesaian sebagai berikut.
A. Jumlah molekul sebelah kiri = 4 + 7 = 11, sebelah kanan = 6 + 4 = 10. Tekanan
diperbesar (volume diperkecil) menyebabkan kesetimbangan bergeser ke jumlah
molekul yang kecil, yaitu ke kanan (ke arah terbentuknya gas NO2).
B. Temperatur dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan, yaitu ke arah
terbentuknya gas NO2.
C. Ditambah gas NH3 berlebih, kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan, yaitu ke arah
terbentuknya gas NO2.
D. Ditambah gas O2 berlebih, kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan, yaitu ke arah
terbentuknya gas NO2.
E. Ditambah zat penyerap air, kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan, yaitu ke arah
H2O berada.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 10
LP 2: PROSES
1. Pembuatan asam sulfat di industri kebanayakan menggunakan suatu metode yang disebut
proses kontak. Reaksi yang paling penting dalam proses pembuatan asam sulfat adalah
reaksi kesetimbangan oksidasi belerang dioksida membentuk belerang trioksida yang juga
memerlukan katalis.
2 SO2 (g) + O2 (g) ⇄ 2 SO3 (g) ∆H = -792 kJ
Dalam proses tersebut, digunakan katalis V2O5 atau platina (Pt). Katalis V2O5 lebih banyak
digunakan karena harganya lebih murah. Akan tetapi, katalis ini bekerja pada temperatur di
atas 400 oC.
Reaksi SO3 merupakan reaksi eksoterm. Secara teori, sintesis asam sulfat seharusnya
dilakukan pada tekanan tinggi agar reaksi kesetimbangan bergeser ke arah SO3 (jumlah
molekul yang kecil). Gas SO3 yang diperoleh direaksikan dengan H2SO4 untuk
menghasilkan oleum (H2S2O7).
SO3 (g) + H2SO4 (l) ⇄ H2S2O7 (l)
H2SO4 dipisahkan dengan cara menambahkan oleum ke air.
H2S2O7 (l) + H2O (l) ⇄ 2 H2SO4 (l)
Tentukan taksiran kondisi optimum untuk membuat asam sulfat melalui proses kontak.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 11
Kunci LP 2: PROSES
1. Dalam proses tersebut, digunakan katalis V2O5 atau platina (Pt). katalis V2O5 lebih banyak
digunakan karena harganya lebih murah. Akan tetapi, katalis ini bekerja pada temperatur di
atas 400 oC.
Reaksi SO3 merupakan reaksi eksoterm. Menurut asa Le Chatelier, agar diperoleh gas SO3
yang optimum, reaksi dilakukan pada temperatur rendah (pada tmeperatur rendah,
kesetimbangan akan bergeser ke arah eksoterm). Akan tetapi, pada temperatur rendah, laju
reaksi berjalan lambat. Dalam proses kontak, reaksi sintesis asam sulfat tidak dilakukan
pada temperatur rendah karena reaksi berlangsung lambat, tetapi dilakukan pada
temperatur sekitar 420 oC dan gas yang terbentuk segera didinginkan.
Secara teori, sintesis asam sulfat seharusnya dilakukan pada tekanan tinggi agar reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah SO3 (jumlah molekul yang kecil). Akan tetapi, dalam
praktiknya dilakukan pada tekanan atmosfer karena alasan ekonomis. Penggunaan tekanan
tinggi memerlukan biaya tinggi, tetapi hasilnya tidak efisien.
Pengubahan SO2 menjadi SO3 secara ekonomis dilakukan pada temperatur 420 oC dan
tekanan atmosfer normal (1 atm). Gas SO3 yang diperoleh direaksikan dengan H2SO4 untuk
menghasilkan oleum (H2S2O7).
Format Asesmen Kinerja Proses
No Rincian Tugas Kinerja
Skor
Maksimum
Skor
Asesmen
OlehGuru
1 Menentukan temperature pada butir 1 dengan
penjelasan
50
2 Menetukan tekanan pada butir 1 dengan
penjelasan
50
Skor Total 100
Banjarmasin, 2013
Guru
( )
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 12
LP 3 : KARAKTER
Format Pengamatan Perilaku Berkarakter
Siswa: Kelas: Tanggal:
Petunjuk:
Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa
menggunakan skala seperti yang tertera pada rubrik.
No Rincian Tugas Kinerja (RTK) Skor Skor Total Keterangan
1 Rasa Ingin Tahu
2 Disiplin
3 Kerja keras
Banjarmasin, 2013
Pengamat
( )
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 13
Standar Kompetensi: Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya
Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksi eksoterm, dan reaksi endoterm.
SKOR KOMPETENSI KETERAMPILAN BERKARAKTER KARAKTER
3
Siswa secara aktif atunsias dalam mengikuti proses belajar-mengajar melalui penyampaian pendapat sesuai dengan topik pembelajaran yang sedang dibahas dengan baik dan jelas serta mencari informasi-informasi dari sumber-sumber pembelajaran yang lain.
Rasa ingin tahu
2
Siswa secara aktif atunsias dalam mengikuti proses belajar-mengajar melalui penyampaian pendapat dengan baik dan jelas sesuai dengan topik pembelajaran yang sedang dibahas namun tidak mencari informasi-informasi dari sumber-sumber pembelajaran yang lain.
1Siswa pasif/tidak mengikuti proses belajar-mengajar serta tidak mencari sumber pembelajaran lain untuk mendapatkan informasi.
3Siswa menyelesaikan dan mengumpulkan tugas evaluasi dengan baik dan benar sesuai waktu pengerjaan yang telah ditentukan serta tidak ribut selama permainan berlangsung.
Disiplin2
Siswa menyelesaikan dan mengumpulkan hasil diskusi dan tugas evaluasi sesuai waktu pengerjaan yang telah ditentukan tetapi ribut selama permainan berlangsung..
1Siswa tidak menyelesaikan dan mengumpulkan hasil diskusi dan tugas evaluasi tidak tidak sesuai dari waktu pengerjaan yang telah ditentukan ribut selama permainan berlangsung..
3Siswa berkompetisi secara sehat dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan dan permainan dengan bersungguh-sungguh dan pantang menyerah.
Kerja Keras2Siswa berkompetisi secara sehat dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan atau permainan tetapi tidak bersungguh-sungguh dan mudah menyerah.
1Siswa berkompetisi secara tidak sehat dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan dan permainan dengan tidak bersungguh-sungguh dan pantang menyerah.
3 Penilaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 14
Merupakan konversi skor total yang diperoleh dari penilaian karakter siswa.
A = 8 – 9 Baik
B = 5 – 7 Cukup
C = 3 – 4 Buruk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 15
LP 4: KETERAMPILAN SOSIAL
Format Pengamatan Keterampilan Sosial
Siswa: Kelas: Tanggal:
Petunjuk:
Untuk setiap keterampilan sosial berikut ini, beri penilaian atas keterampilan sosial siswa itu
menggunakan skala seperti yang tertera pada rubrik.
No Rincian Tugas Kinerja (RTK) SkorSkor
TotalKeterangan
1 Komunikatif
2 Berkerja Sama
3 Menjadi pendengar yang baik
Banjarmasin, 2013
Pengamat
( )
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 16
Standar Kompetensi: Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara
pengukurannya
Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksi eksoterm,
dan reaksi endoterm.
SKOR KOMPETENSI KETERAMPILAN SOSIAL KARAKTER
3
Siswa secara aktif mampu mengemukakan jawaban/solusi
pemecahan masalah menggunakan kata-kata yang sopan
dengan baik, jelas dan tepat.
Komunikatif2
Siswa secara aktif kurang tepat mengemukakan jawaban/solusi
pemecahan masalah menggunakan kata-kata yang sopan
dengan baik, jelas dan tepat.
1
Siswa secara aktif tidak mampu mengemukakan jawaban/solusi
pemecahan masalah menggunakan kata-kata yang sopan
dengan baik, jelas dan tepat.
3Siswa berdiskusi kelompok dengan memberikan seluruh
opini/pendapat secara jelas dan tepat terhadap suatu masalah.
Bekerja Sama2Siswa berdiskusi kelompok dan tidak menyampaikan
opini/pendapat terhadap suatu masalah.
1Siswa pasif/tidak berdiskusi kelompok dan tidak menyampaikan
opini/pendapat terhadap suatu masalah.
3Siswa menghargai setiap pendapat teman dengan menjadi
pendengar yang baik selama diskusi kelompok.
Menjadi
pendengar
yang baik
2Siswa menghargai beberapa pendapat teman dengan diam
selama kegiatan diskusi kelompok.
1
Siswa tidak menghargai beberapa pendapat teman dengan
membuat ramai sendiri, dan mengganggu teman lainnya selama
kegiatan diskusi kelompok..
3 Penilaian
Merupakan konversi skor total yang diperoleh dari penilaian karakter siswa.
A = 8 – 9 Baik
B = 5 – 7 Cukup
C = 3 – 4 Buruk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA (Kimia): Kesetimbangan Kimia 17