Upload
rahma-irul-risha
View
155
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
PRATEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL II)
(ABBC 371)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
GURU PAMONG :
Sairi, S. Pd
OLEH :
Rahmatul Ummah
A1C310226
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
OKTOBER 2013
I. IDENTITAS
Nama Sekolah : SMA PGRI 1 Banjarmasin
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas / Semester : XI / I
Waktu : 2 x 45 menit
Materi : Kesetimbangan Kimia
Hari/tanggal : Sabtu, 26 Oktober 2013
II. STANDAR KOMPETENSI
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari dan industri.
III. KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
IV. INDIKATOR
A. Kognitif
1. Produk
1) Menjelaskan kesetimbangan dinamis.
2) Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen.
3) Menjelaskan tetapan kesetimbangan.
4) Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le Chatelier.
2. Proses
Melakukan model NHT (Numbered Heads Together)
B. Psikomotor
Terampil menggunakan alat-alat laboratorium.
C. Afektif
1. Perilaku Berkarakter
Toleransi, kerja keras dan tanggung jawab
2. Keterampilan Sosial
Komunikatif dan saling menghargai
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Kognitif
1. Produk
1) Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dinamis.
2) Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan homogen dan
heterogen.
3) Siswa dapat menjelaskan tetapan kesetimbangan.
4) Siswa dapat meramalkan arah pergeseran kesetimbangan
dengan menggunakan azas Le Chatelier.
2. Proses
Diberikan soal tentang materi kesetimbangan kimia dengan
menerapkan model NHT (Numbered Heads Together) untuk
mencapai tujuan produk.
B. Psikomotor
Siswa dapat menggunakan alat-alat laboratorium dengan terampil.
C. Afektif
1. Perilaku Berkarakter
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling
tidak siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan
karakter toleransi, kerja keras dan tanggung jawab.
2. Keterampilan sosial
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling
tidak siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan
perilaku keterampilan sosial komunikatif dan saling menghargai.
VI. MATERI POKOK
KESETIMBANGAN KIMIA
Persamaan termokimia reaksi pembentukan ammonia dinyatakan
sebagai berikut :
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Stoikiometri reaksi menunjukkan bahwa 1 mol nitrogen bereaksi
dengan 3 mol hidrogen membentuk 2 mol ammonia. Akan tetapi, dari
percobaan diketahui bahwa hasil seperti itu tidak pernah dicapai.
Artinya jika direaksikan 1 mol nitrogen dengan 3 mol hidrogen
ternyata tidak dapat menghasilkan 2 mol ammonia, tetapi selalu kurang
dari 2 mol. Reaksi seperti berhenti. Setelah sebagian nitrogen dan
hidrogen bereaksi. Reaksi berakhir dengan suatu campuran yang
mengandung NH3, N2, dan H2. Keadaan seperti itulah yang disebut
keadaan setimbang. Jadi, keadaan setimbang adalah suatu keadaan di
mana zat-zat pereaksi dan hasil reaksi terdapat bersama-sama, tetapi
tidak ada lagi perubahan yang dapat diamati. Dengan kata lain,
campuran masih mengandung zat-zat pereaksi, tetapi reaksi seolah-
olah sudah berhenti. Dikatakan seolah-olah berhenti karena ternyata
reaksi tetap berlangsung pada tingkat mikroskopis.
A. Konsep Kesetimbangan Dinamis
Pada awalnya, hanya terjadi satu reaksi yaitu pembentukan
amonia.
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Amonia dapat pula terurai membentuk nitrogen dan hidrogen.
Oleh karena itu, segera setelah terbentuk, sebagian amonia akan terurai
kembali membentuk gas nitrogen dan gas hidrogen.
2NH3 (g) N2 (g) + 3H2 (g)
Selanjutnya kedua reaksi tersebut akan berlangsung secara
bersama-sama dengan diberi tanda (⇄) dimaksudkan untuk menyatakan reaksi dapat balik berikut.
N2 (g) + 3H2 (g) ⇄ 2NH3 (g)
Melalui percobaan dapat ditunjukkan bahwa dalam keadaan
setimbang reaksi tetap berlangsung pada tingkat molekul (tingkat
mikroskopis). Artinya reaksi antara nitrogen dengan hidrogen
membentuk amonia teteap berlangsung, demikian pula penguraian
amonia membentuk nitrogen dan hidrogen. Oleh karena itu,
kesetimbangan kimia disebut kesetimbangan dinamis, yaitu dalam
reaksi setimbang terjadi reaksi dua arah yang berlawanan dengan laju
reaksi yang sama, ini berarti selama dalam kesetimbangan itu terus
terjadi reaksi baik ke kanan maupun ke kiri tetapi dengan laju yang
sama. Sedang kesetimbangan statis misalnya kesetimbangan yang
terjadi dalam neraca pada saat kita menimbang, dalam kesetimbangan
ini tidak terjadi perubahan apa pun.
Sebelum mencapai kesetimbangan, jumlah zat yang bereaksi
makin lama berkurang dan jumlah hasil reaksi bertambah, akhirnya
pada saat reaksi maju dan reaksi balik memiliki laju reaksi yang sama
akan tercapai kesetimbangan dinamis.
Konsentrasi A; [A] mula-mula besar kemudian waktu bereaksi
makin berkurang dan berubah menjadi zat B. Reaksi yang terjadi
berlangsung cepat dan makin melambat. Sebaliknya, pada keadaan
awal konsentrasi B; [B] = 0, makin lama makin bertambah. Zat B yang
terbentuk dapat berubah kembali menjadi zat A yang reaksinya mula-
mula lambat kemudian makin cepat. Pada saat yang bersamaan [A]
terurai sama banyaknya dengan [A] yang terbentuk kembali. Dapat
pula dikatakan [B] yang terbentuk sama dengan [B] yang terurai. Pada
keadaan ini telah tercapai kesetimbangan. Tercapainya kesetimbangan
dapat digambarkan seperti berikut.
a. Reaksi Reversible dan Irreversible
Biasanya, jika zat sudah bereaksi sekali, sebagian besar tidak bisa
kembali lagi menjadi penyusunnya. Misalnya, pada reaksi pembakaran
kayu atau proses pengkaratan besi. Reaksi seperti ini dikatakan
berlangsung satu arah atau reaksi ireversibel (tidak dapat balik).
Namun, ada juga reaksi yang dapat bolak-balik menjadi reaktan atau
produk. Misalnya, pada pembentukan ammonia. Reaksi seperti ini
berlangsung dua arah atau disebut dengan reaksi reversible (dapat
balik/kesetimbangan). Reaksi yang berjalan dua arah dinyatakan
dengan panah ganda (⇄).
b. Kesetimbangan homogen dan heterogen
1. Kesetimbangan homogen
Kesetimbangan yang semua komponennya satu fase kita sebut
kesetimbangan homogen.
Contoh kesetimbangan homogen :
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)
2. Kesetimbangan heterogen
Kesetimbangan yang terdiri dari dua fase atau lebih kita sebut
kesetimbangan heterogen.
Contoh kesetimbangan heterogen :
CaCO3(s) ⇄ CaO(s) + CO2(g)
B. Tetapan Kesetimbangan
Fenomena kesetimbangan ditemukan oleh Cato Maximillan dan
Peter Waage (1866) yang dikenal dengan Hukum Aksi Massa.
“Pada suhu tetap, hasil kali konsentrasi produk pangkat koefisien
dibandingkan dengan hasil kali pereaksi pangkat koefisien adalah
tetap.”
Tetapan tersebut kemudian dikenal dengan tetapan kesetimbangan
dan dinyatakan dengan lambang Kc (tetapan kesetimbangan
konsentrasi). Ungkapan hukum kesetimbangan untuk reaksi
kesetimbangan berikut adalah:
CO (g) + 3H2 (g) ⇄ CH2 (g) + H2O (g)
Kc = [CH 2]
❑ [H 2 O ]❑
[CO ]❑[H 2]3
C. Pergeseran Kesetimbangan
1. Asas Le Chatelier
Pernahkah kalian bermain jungkat-jungkit? Jika pernah, kalian
pasti lebih menyukai bermain dengan seseorang yang memiliki berat
badan hampir sama agar seimbang bukan? Kesetimbangan kimia dapat
kalian bayangkan seperti papan jungkat-jungkit seimbang dengan
reaktan di satu sisi dan produk di sisi lain. Ketika terjadi perubahan di
salah satu sisi, maka kesetimbangan tersebut dapat terganggu. Alasan
inilah yang mendasari Henri Louis Le Chatelier untuk menganalisa apa
yang terjadi jika kesetimbangan kimia terganggu.
Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri
atau ke kanan. Marilah kita bahas penerapan azas Le Chatelier untuk
meramalkan arah pergeseran kesetimbangan.
a. Pengaruh Konsentrasi
Jika konsentrasi salah satu komponen diperbesar maka reaksi sistem
adalah mengurangi komponen tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi
“ Jika suatu sistem kesetimbangan menerima suatu aksi maka sistem
tersebut akan mengadakan reaksi, sehingga pengaruh aksi menjadi
sekecil-kecilnya.”
salah satu komponen diperkecil, maka reaksi sistem adalah menambah
komponen itu.
Jika konsentrasi preaksi diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke
kanan (hasil reaksi).
Jika konsentrasi preaksi diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke
kiri (hasil reaksi).
Contoh :
Ditentukan kesetimbangan :
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Ke arah mana kesetimbangan bergeser, jika konsentrasi N2 diperbesar?
Jawab :
Jika konsentrasi N2 diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah kanan atau NH3.
b. Pengaruh Tekanan
Penambahan tekanan dengan cara memperkecil volum akan
memperbesar konsentrasi. Sesuai dengan azas Le Chatelier, maka
sistem akan bereaksi dengan mengurangi tekanan. Sebagaimana Anda
ketahui, tekanan gas bergantung pada jumlah molekul dan tidak
bergantung pada jumlah molekul dan tidak bergantung pada jenis gas.
Oleh karena itu, untuk mengurangi tekanan maka reaksi kesetimbangan
akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Sebaliknya,
jika tekanan dikurangi dengan cara memperbesar volum, maka sistem
akan bereaksi dengan menambah tekanan dengan cara menambah
jumlah molekul. Reaksi akan bergeser ke arah yang jumlah
koefisiennya lebih besar.
Jika tekanan diperbesar (volum diperkecil), kesetimbangan akan
bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya terkecil.
Jika tekanan diperkecil (volum diperbesar), kesetimbangan akan
bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya terbesar.
Contoh :
Ditentukan kesetimbangan :
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Ke arah mana kesetimbangan bergeser, jika tekanan diperbesar?
Jawab :
Jika tekanan diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
yang jumlah koefisiennya terkecil.
Maka,
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Jumlah koefisien di ruas kiri = 3; sedangkan di ruas kanan = 2
Kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
c. Pengaruh Suhu
Jika suhu sistem kesetimbangan dinaikkan, maka reaksi sistem
adalah menurunkan suhu, kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi
yang menyerap kalor (ke pihak reaksi endoterm). Sebaliknya jika suhu
diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi
eksoterm.
Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
endoterm.
Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
eksoterm.
Contoh :
Ditentukan reaksi kesetimbangan
N2 (g) + 3H2 (g) ⇄ 2NH3 ∆H = -92,2 kJ
Ke arah mana kesetimbangan bergeser jika suhu dinaikkan?
Jawab :
Pada kenaikkan suhu, kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi endoterm
maka reaksi bergeser ke kiri.
d. Pengaruh Katalis
Sesuai dengan fungsinya sebagai zat yang mempercepat reaksi,
katalis berfungsi mempercepat tercapainya kesetimbangan, dengan cara
mempercepat reaksi maju dan reaksi balik sama besar. Jadi, katalis
berfungsi pada awal reaksi (sebelum kesetimbangan tercapai).
Jika laju reaksi maju = laju reaksi balik (setelah kesetimbangan
tercapai), maka katalis berhenti berfungsi. Katalis hanya mampu
mempercepat reaksi, tetapi tidak dapat membuat reaksi. Jadi, katalis
tidak dapat menggeser reaksi yang telah setimbang
Contoh:
2 SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (g)
Reaksi tersebut dapat berlangsung lebih cepat jika ditambah katalis,
yaitu vanadium pentoksida (V2O5).
VII. STRATEGI PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran : Ceramah / penyampaian informasi
dan pemberian tugas
Model Pembelajaran : Numbered Heads Together (NHT)
VIII. ALOKASI WAKTU
2 x 45 menit ( 1 kali pertemuan)
IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan awal :
1. Salam pembuka dan berdoa bersama
2. Memeriksa kehadiran siswa
3. Memotivasi siswa dengan menyampaikan apersepsi tentang
kesetimbangan kimia (jika laju perpindahan manusia dari lantai atas ke
bawah sama dengan laju perpindahan manusia dari lantai lantai bawah
ke atas, maka jumlah manusia manusia di lantai atas dan di lantai
bawah akan konstan (tetap)).
4. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran berupa produk.
Kegiatan Inti :
1. Eksplorasi
o Guru menjelaskan tentang model Number Head Together
(NHT) yang akan digunakan.
o Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (satu
kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang).
o Guru menyampaikan materi mengenai Kesetimbangan Kimia.
o Siswa melakukan demonstrasi untuk mengamati suatu reaksi
kimia yang berlangsung bolak-balik (reaksi reversible) sesuai
dengan video yang telah ditampilkan oleh guru. Demonstrasi
ini bertujuan agar siswa terampil menggunakan alat-alat
laboratorium. Selain itu siswa juga diharapkan bisa
bertoleransi dengan saling membantu jika ada anggota
kelompoknya yang belum mengerti atau memahami mengenai
suatu reaksi kimia yang berlangsung bolak-balik (reaksi
reversible).
2. Elaborasi
o Guru menjadi pemimpin diskusi kecil yang sudah terbentuk
pada model NHT.
o Guru meminta siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.
Dengan ini siswa diharapkan bisa mengembangkan rasa
tanggung jawab, kerja keras, saling menghargai, serta
komunikatif dalam mendiskusikan jawaban dari LKS yang
telah dibagikan oleh guru.
o Guru menyebutkan salah satu nomor yang ada di kepala siswa
dan setiap siswa dalam satu kelompok yang memakai nomor
kepala seperti yang disebutkan guru cepat-cepatan mengangkat
tangan.
o Siswa yang paling cepat mengangkat tangan akan
menyampaikan hasil pekerjaan dari kelompok mereka.
o Melakukan tanya jawab tentang hasil dari pekerjaan siswa yang
menjadi perwakilan kelompoknya dengan kelompok yang lain.
3. Konfirmasi
o Siswa dipersilahkan untuk bertanya jika ada permasalahan
yang tidak dimengerti atau tidak dapat dipecahkan oleh siswa.
Kegiatan Akhir :
1. Guru mengumumkan siapa kelompok yang menang dalam model
NHT.
2. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari.
3. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
4. Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
X. PENILAIAN HASIL BELAJAR
No Aspek Penilaian
1. Kognitif
a. Produk
Teknik Penilaian : LKS (Berupa soal)
Rubrik Penilaian : (terlampir)
b. Proses
Teknik Penilaian : LKS (Berupa soal-soal yang ada di produk)
Rubrik Penilaian : (terlampir)
2. Psikomotor
Teknik Penilaian : Demonstrasi
Rubrik Penilaian : (terlampir)
3. Afektif
Teknik Penilaian : non-tes
Rubrik Penilaian : (terlampir)
XI. ALAT DAN MEDIA
1. Papan tulis
2. Spidol
3. Power Point
4. LKS
5. LCD Proyektor
6. Laptop
XII. ALAT DAN BAHAN DEMONSTRASI
A. Alat
1. Labu Erlenmeyer 100 mL
2. Gelas ukur 50 mL
3. Pipet tetes
B. Bahan
1. Kalium kromat, K2CrO4 0,1 M
2. Asam asetat, CH3COOH 0,1 M (atau asam klorida)
3. Natrium hidroksida, NaOH 0,1 M
XIII. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku BSE untuk SMA kelas XI
2. Buku Kimia SMA Erlangga kelas XI
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas
dan Silabus kelas XI
Banjarmasin, 19 Oktober 2013
Pengajar
R AHMATUL UMMAH
A1C310226
Mengetahui,
Dosen Pembimbing PPL II Guru Pamong Kimia SMA PGRI 1
Dra. Hj. RILIA IRIANI, M. Si S AIRI , S. P d
NIP. 19660115 19911120 01 NIP. 19720804 20060410 13
LAMPIRAN
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Lembar Penilaian Kognitif (Produk dan proses)
Soal :
1. Manakah di bawah ini yang termasuk reaksi reversible dan irreversible.
o NaOH(aq)+ HCl(aq) NaCl(aq)+ H2O(l)
o 2 SO2 (g)+ O2 (g) ⇄ 2 SO3 (g)
2. Tentukan apakah kesetimbangan berikut tergolong kesetimbangan homogen
atau heterogen.
o 3 Fe (s)+ 4 H2O (g) ⇄ Fe3O4 (s) + 4H2 (g)
o CH3COO- (aq) + H2O (l) ⇄ CH3COOH (aq) + OH- (aq)
3. Tulislah persamaan tetapan kesetimbangan (Kc) untuk sistem kesetimbangan
berikut.
2 H2S (g) + 3O2 (g) ⇄ 2 H2O (g) + 2 SO2 (g)
4. Ditentukan reaksi kesetimbangan:
2 H2O (g) ⇄ H2 (g) + 2O2 (g)
Ke arah mana kesetimbangan bergeser jika
a. Ditambahkan konsentrasi H2O
b. Ditambahkan volum H2O
c. Tekanan diperbesar
d. Suhu dinaikkan
e. Ditambahkan katalis
KUNCI JAWABAN
PRODUK DAN PROSES
1. Reaksi irreversible : NaOH(aq)+ HCl(aq) NaCl(aq)+ H2O(l)
Reaksi reversible : 2 SO2 (g)+ O2 (g) ⇄ 2 SO3 (g)
2. 3 Fe (s)+ 4 H2O (g) ⇄ Fe3O4 (s) + 4H2 (g) dan CH3COO- (aq) + H2O (l) ⇄ CH3COOH (aq) + OH- (aq) termasuk kesetimbangan heterogen.
3. Kc = [SO2]
2[ H 2 O ]2
[H 2 S]2[O2]3
4. Dari reaksi kesetimbangan:
H2O (g) ⇄ ½ H2 (g) + O2 (g) ∆H = +242 kJ
Jika;
a. Ditambahkan konsentrasi H2O maka kesetimbangan bergeser ke arah
kanan.
b. Ditambahkan volum H2O maka kesetimbangan bergeser ke arah kanan.
c. Tekanan diperbesar maka kesetimbangan bergeser ke arah kiri.
d. Suhu dinaikkan maka kesetimbangan bergeser ke arah kanan.
e. Ditambahkan katalis tidak mengubah komposisi kesetimbangan karena
katalis hanya mempercepat pencapaian keadaan setimbang atau
mempercepat laju reaksi saja.
RUBRIK PENILAIAN
LP I : PRODUK DAN PROSES
No. Indikator Jumlah butir
soalSkor
1. Menjelaskan
kesetimbangan dinamis.
1 Skor untuk 1 soal benar
= 1
2. Menjelaskan
kesetimbangan homogen
dan heterogen.
1 Skor untuk 1 soal benar
= 20
Menjelaskan tetapan
kesetimbangan.
1 Skor untuk 1 soal benar
= 10
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier.
1 Skor untuk 1 soal benar
= 50
Catatan : jika jawaban salah atau tidak dijawab maka skor = 0
LP 2: PSIKOMOTOR
Prosedur :
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Meminta salah satu siswa untuk melakukan demonstrasi sesuai
dengan video yang sudah ditampilkan.
Format Asesmen Kinerja Psikomotor
No Aspek yang dinilai Skor
Maksimum
1 Memipet larutan 10
2 Mencampurkan larutan 15
3 Membaca skala volume larutan 10
4 Menambahkan bahan tetes demi tetes
menggunakan pipet tetes.
15
Skor Total 50
Lembar Penilaian Psikomotor
Nama : Kelas: Tanggal :
No Aspek yang dinilai Skor Maksimum
1 Memipet larutan
2 Mencampurkan larutan
3 Membaca skala volume larutan
4 Menambahkan bahan tetes demi
tetes menggunakan pipet tetes.
Skor Total
LP 3 : KARAKTER
No. Aspek Penilaian Kriteria Skor
1. Bertanggung
jawab
- Sangat berusaha memahami materi dan
aktif ikut serta dalam menjawab
pertanyaan/soal – soal yang diberikan
serta berani untuk menyampaikan hasil
pekerjaan kelompoknya.
- Berusaha memahami materi dan ikut
serta menjawab pertanyaan/soal – soal
yang diberikan serta bersedia
menyampaikan hasil pekerjaan
kelompoknya.
- Kurang berusaha memahami materi dan
kurang ikut serta pada saat pengerjaan
soal-soal, tetapi bersedia juka diminta
menyampaikan hasil pekerjaan dari
kelompoknya.
- Tidak ikut serta dalam menjawab
pertanyaan/soal-soal yang diberikan dan
tidak berani menyampaikan hasil
pekerjaan dari kelompoknya.
A
B
C
D
2. Kerja keras - Berusaha dengan keras agar bisa
mengerjakan soal di LKS dan bisa
menyampaikan hasil pekerjaan dari
kelompoknya.
- Berusaha agar bisa mengerjakan soal di
LKS dan menyampaikan hasil pekerjaan
kelompoknya jika diminta.
A
B
- Berusaha agar bisa mengerjakan soal di
LKS tidak mau menyampaikan hasil
pekerjaan dari kelompoknya.
- Tidak berusaha agar bisa mengerjakan
LKS dan tidak mau menyampaikan hasil
pekerjaan dari kelompoknya.
C
D
3. Toleransi - Sangat memperhatikan teman
sekelompoknya yang tidak memahami
materi maupun kesulitan dalam
mengerjakan soal ataupun melakukan
pengenceran dan bersedia dengan sigap
membantunya hingga dapat memahami
materi dan mampu mengerjakan soal
serta melakukan pengenceran tersebut.
- Memperhatikan teman sekelompoknya
yang tidak memahami materi maupun
kesulitan dalam mengerjakan soal
ataupun melakukan pengenceran dan
bersedia membantunya hingga dapat
memahami materi dan mampu
mengerjakan soal serta melakukan
pengenceran tersebut.
- Kurang memperhatikan teman
sekelompoknya yang tidak memahami
materi maupun kesulitan dalam
mengerjakan soal ataupun melakukan
pengenceran.
- Tidak memperhatikan sama sekali
terhadap teman sekelompoknya yang
tidak memahami materi dan kesulitan
dalam mengerjakan soal.
A
B
C
D
Format Pengamatan Perilaku Berkarakter
Siswa: Kelas: Tanggal:
Petunjuk:
Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku
berkarakter siswa menggunakan skala berikut ini:
A = sangat baik B = Memuaskan
C = menunjukkan kemajuan D = memerlukan perbaikan
No Rincian Tugas Kinerja (RTK) A B C D Keterangan
1. Toleransi
2. Tanggung jawab
3. Kerja keras
LP 4: KETERAMPILAN SOSIAL
No. Aspek Penilaian Kriteria Skor
1. Komunikatif - Dapat berkomunikasi dengan
sangat baik terhadap teman
sekelompoknya dalam
mendiskusikan jawaban dari soal
yang ada di LKS yang telah
dibagikan.
- Dapat berkomunikasi dengan
baik terhadap teman
sekelompokknya dalam
mendiskusikan jawaban dari soal
yang ada di LKS yang telah
dibagikan.
- Kurang berkomunikasi terhadap
teman sekelompokknya dalam
mendiskusikan jawaban dari soal
yang ada di LKS yang telah
dibagikan.
- Tidak berkomunikasi sama
sekali terhadap teman
sekelompokknya dalam
mendiskusikan jawaban dari soal
yang ada di LKS yang telah
dibagikan.
A
B
C
D
2. Saling
menghargai
- Memperhatikan dengan sangat
baik ketika temannya dari
kelompok lain menyampaikan
hasil pekerjaan dari
kelompoknya dan memberikan
A
tanggapan.
- Memperhatikan dengan baik
ketika temannya dari kelompok
lain menyampaikan hasil
pekerjaan dari kelompoknya dan
mencoba memberikan
tanggapan.
- Kurang memperhatikan ketika
temannya dari kelompok lain
menyampaikan hasil pekerjaan
dari kelompoknya dan tidak
memberikan tanggapan.
- Tidak memperhatikan ketika
temannya dari kelompok lain
menyampaikan hasil pekerjaan
dari kelompoknya.
B
C
D
Format Pengamatan Keterampilan Sosial
Siswa: Kelas: Tanggal:
Petunjuk:
Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku
berkarakter siswa menggunakan skala berikut ini:
A = sangat baik B = Memuaskan
C = menunjukkan kemajuan D = memerlukan perbaikan
No Rincian Tugas Kinerja (RTK) A B C D Keterangan
1. Komunikatif
2. Saling menghargai