5
 Runtutan Penjahitan Runtutan penjahiatan bisa beragam, namun tehnik yang sama digunakan untuk setiap  penjahitan individual. Untuk penjahitan end-to-end anastomosis 1 , benang jahit disisipkan pada setiap ujung dari bukaan. Dinding belakang kemudian dijahit, diikuti dengan dinding depan (Gambar 4.48). Gambar 4.4 8. lan gka hla ngk ah end-to -end anast omosi s, yang emnu njukk an peny elesaian  penjahitan dinding belakang, diikuti d engan penjahitan dinding depan. Un tuk end-to-end anastomosis, tehnik tria ngu lasi se!ara kla sik ya ng did eskripsikan "le h #arrel adalah standar. $ehnik ini meliputi penyisipan tiga jahitan kun!i pada jarak yang sama di sekitar lingkar garis anast"m"sis, !elah!elah yang saling mempengaruhi diisi dengan  jahitan tambahan (Gambar 4.4%). Gamb ar 4.4% . runtutan yang digun akan dalam end-to-end anastomosis yang menunjukkan  penyisipan tiga jahitan kun!i pada jarak yang sama disekitar lingkar garis anast"m"sis dan  penyelesaian dengan jahitan untuk menutup !elah!elah yang saling mempengaruhi. Dua pertama jahit an kun! i disisip kan 1&' '  terpisah, dan jahitan tambahan disisipkan diant arany a. emb uluhp embu luh darah dibalikkan , dan jahita n kun!i ketig a dileta kkan ditengah dinding belakang yang jaraknya sama dari dua jahitan yang pertama. #elah!elah yang saling mempengaruhi kemudian ditutup. arak antar jahitanjahitan individual harus sebegitu rupa sehingga ujuangujung pembuluh darah benarbenar berdekatan (lekat) tanpa meninggalkan lubang diantaranya, dimana darah bisa keluar. Runtutan tempa t pemb uluhp embu luh darah itu dilek atkan (di lakukan anast" m"sis) dalam beberapa hal bersi*at rujukan pribadi, dan seringkali diatur "leh keadaan dalam kasus individual. ika salah satu pembeuluh darah terletak jauh didalam dibandingkan pembuluh darah lainnya, maka akan semakin dalam anast"m"sisnya dilakukan. 1  end to end anastomosis adal ah penya mbunga n dua rongga yang awa lnya terpisa h kemudian disambung kembali melalui proses pembedahan 1

runtututan penjahitan

  • Upload
    jarmi

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

xvv

Citation preview

Runtutan Penjahitan

Runtutan penjahiatan bisa beragam, namun tehnik yang sama digunakan untuk setiap penjahitan individual.

Untuk penjahitan end-to-end anastomosis , benang jahit disisipkan pada setiap ujung dari bukaan. Dinding belakang kemudian dijahit, diikuti dengan dinding depan (Gambar 4.48).

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 4.48. langkah-langkah end-to-end anastomosis, yang emnunjukkan penyelesaian penjahitan dinding belakang, diikuti dengan penjahitan dinding depan.----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk end-to-end anastomosis, tehnik triangulasi secara klasik yang dideskripsikan oleh Carrel adalah standar. Tehnik ini meliputi penyisipan tiga jahitan kunci pada jarak yang sama di sekitar lingkar garis anastomosis, celah-celah yang saling mempengaruhi diisi dengan jahitan tambahan (Gambar 4.49).----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 4.49. runtutan yang digunakan dalam end-to-end anastomosis yang menunjukkan penyisipan tiga jahitan kunci pada jarak yang sama disekitar lingkar garis anastomosis dan penyelesaian dengan jahitan untuk menutup celah-celah yang saling mempengaruhi.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dua pertama jahitan kunci disisipkan 1200 terpisah, dan jahitan tambahan disisipkan diantaranya. Pembuluh-pembuluh darah dibalikkan, dan jahitan kunci ketiga diletakkan ditengah dinding belakang yang jaraknya sama dari dua jahitan yang pertama. Celah-celah yang saling mempengaruhi kemudian ditutup. Jarak antar jahitan-jahitan individual harus sebegitu rupa sehingga ujuang-ujung pembuluh darah benar-benar berdekatan (lekat) tanpa meninggalkan lubang diantaranya, dimana darah bisa keluar.

Runtutan tempat pembuluh-pembuluh darah itu dilekatkan (di lakukan anastomosis) dalam beberapa hal bersifat rujukan pribadi, dan seringkali diatur oleh keadaan dalam kasus individual. Jika salah satu pembeuluh darah terletak jauh didalam dibandingkan pembuluh darah lainnya, maka akan semakin dalam anastomosisnya dilakukan.

Dalam melaksanakan anastomosis pembuluh darah, permasalahan yang dihadapi dokter bedah adalah apa yang harus dilakukan dengan jarum jahit sementara ikatan instrumental setiap jahitan sedang dilakukan. Adalah penting untuk tetap menjaga lokasi selalu terlihat, siap untuk diambil ketika ujung dari simpul yang telah diselesaikan itu dipotong. Solusinya adalah dengan menyisipkan ujungnya kedalam gauze swab yang biasanya diletakkan di lokasi (Gambar 4.50) yang dipakai untuk menyerap kelebihan cairan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Gambar 4.50 penggunaan gauze swab dimana jarum bisa disisipkan untuk menjaga supaya arum tetap dalam wilayah pandangan ketika tidak digunakan.---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketika kedua anastomosis, arteri dan vena, diselesaikan, maka sirkulasi direstorasi dengan mengangkat microclamp (jepit kecil), mulai dengan clamp distal (jepit distal) ke vena anastomosis, bekerja terhadap arah aliran, dan menyelesaikan dengan jepit proksimal ke anastomosis arterial. Jepit distal ke anastomosis manapun dalam arah aliran harus selalu diangkat dulu, jika tidak tekanan yang terbangun akan menyebabkan kebocoran darah dari anastomosis dan bisa terjadi thrombosis.

Ketika jepit dibuka, dan darah melewati anastomosis, munkin ada sedikit perdarahan diantara jahitan-jahitan, namun ini akan dengan cepat mereda. Sumber kebocoran yang jelas akan memerlukan jahitan tambahan. Akan butuh beberapa lama supaya penutup itu berwarna merah muda, dan tanda pertama sirkulasi seringkali merupakan pengisian pembuluh darah. Pertamanya, alirannya mungkin lambat, namun biasanya akan cepat. Arteri yang berdenyut, mengikat, dan penutup berwarna merah muda (pink), serta vena yang penuh merupakan tada-tanda sirkulasi yang sehat dan memuaskan. Jika tanda-tanda ini tidak segera muncul, maka penyebabnya harus dicari. Kejang arteri bisa dikoreksi dengan aplikasi agen pelebar (dilating agent) topikal seperti anastesi lokal atau apaverine, namun jika ini gagal, maka lebih baik untuk membongkar dan mengulang anastomosis dan memperbaikinya. Manajemen expektan (menunggu) hanya menunda hal-hal yang tidak diinginkan untuk terjadi. Hal yang sama berlaku untuk permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan vena. Tes patensi (nyata atau tidak) (Gambar 4.51)

Jika ada keraguan, patensi (nyata) bisa dites dengan menutup jalan distal pembuluh darah pada anastomosis dengan dua mikroforsep yang diletakkan bersebelahan. Darah dihambat secara distal dengan forsep distal sehingga membuat ruang kosong (dari darah) pada pembuluh darah. Forsep proksimal dibuka dan, jika bagian kosong terisi, itu berarti anastomosis bersifat paten (nyata).---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 4.51 Metode untuk menguji patensi (nyata) anastomosis pembuluh darah.---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah anastomosis selesai dan berfungsi, pembueluh darah biasanya mengambil posisi alami dimana mereka melengkung atau berputar secara lembut, namun dokter bedah harus juga melihat bahwa tidak ada kompresi atau pembelitan. Tahapan akhir dalam prosedur ini adalah penyisipan saluran pengaliran (cairan) dibawah penutup sambungan. Jika penghisapan untuk pengeringan digunakan, maka seharusnya diterapkan dalam suatu jarak dari lokasi anastomosis, sebaiknya posisinya tetap dengan menggunakan jahitan transfixing melalui saluran pengaliran dan kulit.Cangkok pembuluh darah

Kadang ketika merencanakan rekonstruksi, maka jelas dari awal bahwa penutup bebas yang dimaksud kurang panjang jangkauan gagangnya ke pembuluh darah reseptor yang sehat. Kekurangan ini mungkin belum muncul hingga ketika prosedur dijalankan. Entah tak ada rekonstruksi alternatif yang emmungkinkan atau entah berada pada titik yang tak mungkin kembali, kekurangan ini, yang berkaitan dengan gagang penutup yang pendek atau karena ibrosis pembuluh darah reseptor yang diseabkan oleh trauma atau iradiasi, bisa diselesaikan dengan cangkok pembuluh darah.

Seksi pembuluh darah superfisial (dangkal) dari anggota tubuh basilik atau cepalik di lengan, saphenous panjang ataupendek di kaki bisa diambil dan disisipkan diantara reseptor dan pembuluh darah penutup sebagai suatu penyalur vaskuler untuk mengembalikan sirkulasi. Pelru hati-hati dalam memilih pembuluh darah yang ukurannya sesuai untuk menyediakan kesesuaian yang baik untuk pembuluh darah tempat cangkokan di anastomosis. Pengambilan cangkokan pembuluh darah seharusnya bersifat atraumatik, dengan koagulasi atau ligasi bipolar yang hati-hati dari sisi-sisi percabangan. Oreintasi panjang dan aksial harus tepat ketika disisipkan. Yang paling penting, arahnya harus disesuaikan untuk memperhitungkan klep dalam cangkokan pembuluh darah. Konsekuensinya, cangkokan harus dibalik sebelum penyisipan kedalam sisi arterial sirkulasi (darah), dan diorientasikan secara normal untuk menjembatani kekurangan (defisit) vena. Dilatasi (pelebaran) cangkokan pembuluh darah yang nyata yang menjembatani kekurangan arterial itu hal yang lazim. Ini menciptakan kecenderungan pergolakan aliran darah , dan karena akan ada 4 anastomosis, bukannya 2, maka tingkat komplikasi vaskuler yang berkaitan dengan thrombosis cenderung lebih tinggi dari biasanya. Tehnik jahitan mikrovaskuler tidak dirubah dan setiap anastomosis bisa bersifat end-to-end (ujung bertemu ujung) atau end-to-side (ujung bertemu sisi) tergantung pada kondisi lokal. MANAJEMEN PASCA OPERASI

Penutup-penutup bebas (free flaps0 paling rentan selama 72 jam setelah operasi, an sebagian besar komplikasi akan muncul selama periode waktu ini. Keadaan bisa memburuk kemudian, namun cukup jarang bahwa 3 jam awal bisa dianggap sebagai periode berbahaya ketika observasinya dilakukan dengan paling akut. Komplikasi yang muncul lebih dari 3 hari pasca operasi cenderung membawa prognosis yang buruk, dan nampaknya sedikit terpengaruh oleh campurtangan bedah.

Berjalannya pasca operasi penutup bebas (free flap) yang berhasil tak lalu seperti berhasil pada penutup yang dicangkok. Oedema (penumpukan cairan) biasa muncul setelah 14 48 jam dan mulai reda setelah 72 jam. Oedema sementara itu normal pada penutup pola acak yang dicangkok, namun kurang nyata terjadi pada rata-rata penutup bebas (free flap). Kemajuan yang memuaskan diindikasikan suatu penutup dengan warna penutup (flap) yang merah muda (pink), warnany pucat ketika di tekan, tidan berbeda dengan penutup pola acak yang sehat. Penyimpangan terhadap pola ini harus meningkatkan kecurigaan bahwa anastomosis tidak berfungsi secara baik.

Suatu penutup (flap) yang nampak rebah dan kosong, tidak memucat ketika ditekan dan terasa dingin, hampir pasti akibat dari ketidakcukupan arteri, bisa terkait karena kejang atau thrombosis. Hal tersebut dibedakan secara klinis dengan menusuk penutup (flap) dengan jarum wide-bore hypodermic jika ada kejang, akan nampak perdarahan, meskipun kuantitasnya berkurang, namun akan tidak terjadi perdarahan jika pembuluh mengalami thrombosis. Perbedaan itu secara esensial bersifat akademis, kejang arterial hampir selalu berjalan menuju ke thrombosis pada anastomosis.

Pembengkakan penutup (flap) yang berlebihan, cyanosis, dingin, dan stasis vena ketika ditekan merupakan indikasi thrombosis vena atau permasalahan ketidakcukupan vena bersifat lebih umum ketimbang permasalahan arterial.

Beragam usaha telah dilakukan untuk menyediakan penilaian berkelanjutan yang obyektif terhadap keadaan sirkulasi penutup bebas, dengan menggunakan pletysmografi dalam beragam bentuknya, ultrasuara Doppler, suhu, dan pengukuran tekanan oksigen perkutan. Tak satupun dari mereka yang benar-benar memuaskan, dan sesungguhnya mereka bisa menyesatkan. Keputusan apakah anastomosis itu perlu diperbaiki atau tidak secara esensial bersifat klinis, dan aturannya sederhana. Jika ragu, jelajahi ulang. Penutup (flap) tidak akan terpengaruh karena penjelajahan ulang. Menunda penjelajahan dan perbaikan karan putus harapan akan perbaikan yang bersifat seketika yang kemudian menimbulkan prasangka terhadap kemampuan bertahannya (survival) penutup (flap), dan bisa berubah menjadi kegagalan penutup yang tak terhindarkan.

Penggunaan agen farmasi untuk membantu patensi anastomosis dan perfusi penutup yang baik telah dideskripsikan. Meski ada kebaikan teoritis, sedikti bukti yang dihasilkan bahwa mereka mengurangi kejadian thrombosis. Di masa keemasan gagang tabung (tube pedicle), pendekatan farmasi yang menonjol disarankan dalam usaha untuk menyelamatkan penutup (flap) yang gagal. Dengan penutup gagang atau cangkok (pedcle flap), solusinya terletak pada perancangan penutup yang lebih aman; dengan penutup bebas, solusinya terletak pada tehnik anastomosis yang baik. end to end anastomosis adalah penyambungan dua rongga yang awalnya terpisah kemudian disambung kembali melalui proses pembedahan

PAGE 5