Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
“ UPAYA MENINGKATKAN ASPEK PENGEMBANGAN
MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEMBATIK MELALUI
METODE DEMOSTRASI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK
STROBERI ”
DISUSUN OLEH : RATU ENI SEPTIANI
NIM : 822480843
Atas Lisensi : Ibu Ai Z. Sutinah, S. Pd. Aud
Mata Kuliah : PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Semester : VI ( ENAM )
FAKULTAS ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU – PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS TERBUKA
2014
KATA PENGANTARAlhamdulillah, Puji Syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Hidayah – Nya, khususnya kepada penulis sehingga saya dapat
merampungkan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini. Laporan Penelitian
Tindakan Kelas ini berjudul : “ UPAYA MENINGKATKAN ASPEK
PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN
MEMBATIK MELALUI METODE DEMOSTRASI PADA ANAK
KELOMPOK B DI TK STROBERI ”.
Shalawat serta Salam semoga tetap tercurah kepada nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman yang jahiliyah menuju
zaman madani.
Dimaksudkan untuk memenuhi tugas Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
semester VI ( Enam ) dari Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas atas bimbingan
dari dosen kami Ibu Ai Z. Sutinah, S. Pd. Aud.
Penulis juga bermaksud mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada semua pihak yang telah memotivasi penulis baik dari segi moriil
dan materiil dalam melakukan kegiatan penelitian sehingga bisa terselesaikannya
penyusunan Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca yang budiman.
Pandeglang, Mei 2014
Penulis
i
DAFTAR ISIHalaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan dan Pemecahan Masalah .......................................... 5
1.3 Rencana Pemecahan Masalah ................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bidang Kajian ………………………...................................... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rencana dan Prosedur Penelitian …………………….............. 21
3.2 Hasil Penelitian .......................................................................... 23
3.2 Jadwal Penelitian ……………………………………….......... 25
3.3 Biaya Penelitian ………………………………………............. 26
3.4 Personalia Penelitian ………………………………………...... 27
BAB IV PENUTUP
4.1 Daftar Pustaka ..................................................................... 28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani. Agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. Perkembangan Motorik adalah
perkembangan dari unsur pengembangan dan pengendalian gerak tubuh.
Perkembangan motorik berkembang dengan kematangan syarat dan otot.
Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan halus. Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu
sendiri. Widodo (2008) perkembangan motorik adalah gerakan yang
menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam
melakukan sesuatu kegiatan.Motorik merupakan perkembangan pengendalian
gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot,
otak, dan spinal cord. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-
otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan
benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis
dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa
berkembang dengan optimal.
1
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak.Lewat bermain
terjadi stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat, melempar,
atau berlari. Selain itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi,
perasaan, dan pikirannya. Pendidikan di Taman kanak-kanak (TK)
dilaksanakan dengan prinsip “Bermain sambil belajar, atau belajar seraya
bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu diharapkan seorang
pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasa senang, tenang, aman
dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar. Dalam standar kompetensi
kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikan di Taman Kanak-Kanak
adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik
yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa,
fisik/motorik, kemandirian, dan seni untuk memasuki pendidikan dasar.
Berdasarkan observasi di TK STROBERI anak-anak menunjukkan
keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam kegiatan mencetak
yang ditandai dengan kurang terampilnya siswa dalam pengembangan
kreativitas dalam pembelajaran. Aktivitas anak dalam keterampilan
menggerakan motorik halus dalam perkembangan mencetak dari kreativitas
anak masih belum trampil dengan ketidakmaksimalan ini penyebabnya adalah
pengelolaan kelas, yaitu penggunaan metode dalam menumbuhkembangkan
kreativitas anak dalam meningkatkan ketrampilan motorik halusnya.
Pendidikan di TK dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus mempunyai
kemampuan menyesuaikan metode sesuai dengan karakteristik tujuan anak
yang diberi pembelajaran. Untuk pengembangan kemampuan dasar anak
dilihat dari kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru TK STROBERI
akan membantu meningkatkan keterampilan fisik/motorik anak dalam hal
memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar dan halus anak,
meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan
koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat
sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan terampil.
2
Sedangkan kompetensi dasar motorik anak TK yang diharapkan dapat
dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga prasekolah/TK adalah anak
mampu; Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka
kelenturan dan persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan, dan
melatih keberanian. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai
gagasan dan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu
karya seni. Untuk mengembangkan kemampuan motorik anak TK, guru dapat
menggunakan berbagai metode pembelajaran. Karakteristik mengembangkan
kemampuan motorik anak di TK STROBERI, melatih gerakan-gerakan kasar
dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh
dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat.
Lebih lanjut dalam menentukan metode untuk mengembangkan keterampilan
motorik anak, guru memperhatikan tempat kegiatan, apakah di dalam ataukah
di luar kelas, keterampilan apa yang hendak dikembangkan melalui berbagai
kegaiatan, serta tema dan pola yang dipilih dalam kegiatan pembelajaran.
Misalnya untuk pengembangan motorik halus anak yang bertujuan agar anak
dapat berlatih menggerakan pergelangan tangan dengan menggambar dan
mewarnai atau menggunting dan menempel maka guru dapat memilih
kegiatan yang dilakukan didalam kelas. Namun, guru perlu menyediakan
semua peralatan yang diperlukan setiap anak, seperti kertas, gunting pensil
warna atau buku-buku untuk pola yang akan digunting anak, jumlah peralatan
dan bahan diharapkan sesuai dengan jumlah anak sehingga setiap anak dapat
berlatih sendiri-sendiri. Metode yang dipergunakan adalah metode
demonstrasi yang dapat memacu semua kegiatan motorik yang perlu
dikembangkan anak seperti untuk kegaitan motorik halus anak dapat diberikan
aktivitas menggambar, melipat, membentuk, meronce dan sebagainya. Berikut
ini di TK STROBERI perencanaan pengembangan motorik anak, dimana guru
merencanakan bentuk evaluasi untuk pengembangan motorik halus anak.
Tujuan kegiatan adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus
anak TK STROBERI dengan kegiatan membatik.
3
Dari kegiatan ini anak berlatih menggerakkan pergelangan tangan saat
mencetak dengan berbagai media dan juga agar anak dapat menyalurkan
perasaannya dan menciptakan keindahan. Topik yang dipilih adalah
keterampilan membatik. Kegiatan akan dilaksanakan di dalam kelas. Guru pun
sudah merencanakan langkah kegiatan apa saja yang akan dilakukannya
bersama anak- anak di kelas. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
tertarik untuk mengambil judul “ UPAYA MENINGKATKAN ASPEK
PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN
MEMBATIK MELALUI METODE DEMOSTRASI PADA ANAK
KELOMPOK B DI TK STROBERI ”.
Berikut ini di TK STROBERI perencanaan pengembangan motorik anak,
dimana guru merencanakan bentuk evaluasi untuk pengembangan motorik
halus anak.
Tujuan kegiatan adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus
anak TK STROBERI dengan membatik dengan media sederhana. Dari
kegiatan ini anak berlatih mengkoordinasikan mata dan tangan dengan selaras,
menggerakkan pergelangan tangan saat menggerakkan tangan mengikuti pola
gambar dan juga agar anak dapat menyalurkan perasaannya serta menciptakan
keindahan.
Topik yang dipilih adalah keterampilan membatik dengan media
sederhana. Kegiatan akan dilaksanakan didalam kelas. Guru pun sudah
merencanakan langkah kegiatan apa saja yang akan dilakukannya bersama
anak- anak di kelas.
4
1.2 RUMUSAN DAN IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah
penelitian: ” Apakah Pendekatan Demonstrasi dapat meningkatkan
Kemampuan Membatikk dengan media sederhana Dalam Aspek
Pengembangan Motorik Halus Anak Kelompok B Di TK
STROBERI ? ”.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Anak masih kaku dalam memegang material pencetak, cara
mencetak anak belum sesuai pola yang diharapkan, dan hasil
cetakan anak tidak mengikuti petunjuk guru.
2. Anak kurang tertarik melaksanakan kegiatan.
3. Perhatian anak kurang terpusat pada penjelasan guru.
4. Anak kurang konsentrasi pada kerjaannya.
1.3 RENCANA PEMECAHAN MASALAH
Adapun tahapan siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Siklus 1
Tahapan Perencanaan pada siklus 1 diawali dengan melakukan langkah –
langkah pembelajaran dengan membuat Rencana Kegiatan Harian.
Tahapan Pelaksanaan dalam siklus 1 dilaksanakan proses belajar mengajar
dan guru memberikan contoh kepada anak.
Tahapan observasi pada siklus satu dilaksanakan dengan menggunakan
lembar observasi.
Tahapan Refleksi pada siklus 1 merupakan kegiatan untuk mengemukakan
apa yang sudah dilakukan.
b. Siklus 2
Tahapan Perencanaan pada siklus 2 diawali dengan melakukan langkah –
langkah pembelajaran dengan membuat Rencana Kegiatan Harian.
5
Tahapan Pelaksanaan pada siklus 2 dilaksanakan proses belajar mengajar
dengan aspek kegiatan membatik dengan media sederhana. Guru
menunjukkan peragaan dan mencontohkan cara kegiatan membatik dengan
media sederhana, agar anak lebih semangat mengikuti kegiatan keterampilan
membatik dengan media sederhana.
Tahapan Observasi pada siklus 2 dilaksanakan dengan menggunakan
lembar observasi, Tanya jawab kepada anak tentang kegiatan membatik
dengan media sederhana.
Tahapan Refleksi pada siklus 2 merupakan kegiatan mengevaluasi,
analisis, penjelasan, penyimpulan. Perhatian anak tercurah pada pekerjaan
kegiatan mencetak dengan berbagai media sederhana, anak dapat mengikuti
dan bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
6
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dan
melaksanakan pembelajaran membatik dengan berbagai media sederhana
dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK
STROBERI Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran
2013/2014.
Mendeskripsikan apakah membatik dengan berbagai media sederhana
dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK
STROBERI Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran
2013/2014.
Meningkatkan hasil belajar membatik dengan berbagai media sederhana
dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di kelompok B TK
STROBERI Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran
2013/2014.
7
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Penelitian Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini proses
pembelajaran dapat ditingkatkan sebab sangat berguna bagi anak didik, bagi guru,
bagi sekolah. Manfaat perbaikan pembelajaran:
1. Bagi guru
Sebagai pandangan serta perubahan yang lebih menarik dalam
pembelajaran menggunting agar lebih efektif di dalam pembelajaran
melalui metode demonstrasi dan pemberian tugas.
Meningkatkan profesionalisme guru menjalankan tugas pembelajaran.
2. Bagi anak didik
Memberikan pengalaman belajar yang bermakna.
Dapat meningkatkan hasil belajar anak.
3. Bagi lembaga TK STROBERI
Memberikan masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran di TK
STROBERI, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang.
Sebagai sarana pengembangan dan peningkatan profesionalisme guru.
4. Bagi orang tua
Memberi wawasan baru bagi orang tua dalam mengembangkan
kemampuan menggunting anak di lingkungan keluarga.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini
Sebelum dibicarakan tentang pendidikannya terlebih dahulu akan dibahas
tentang anak usia dini. adapun yang dimaksud dengan anak usia dini adalah
sebagai berikut : Anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun
(di Indonesia berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional), adapun berdasarkan para pakar pendidikan anak, yaitu
kelompok manusia yang berusia 9-8 tahun. Anak usia dini adalah kelompok anak
yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik,
dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik
halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan
kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa
dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak. Berdasarkan keunikan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, anak usia dini terbagi dalam tiga tahapan, yaitu (a) masa bayi
lahir sampai 12 bulan, (b) masa toddler (batita) usia 1-3 tahun, (c) masa
prasekolah usia 3-6 tahun, (d) masa kelas awal SD 6-8 tahun. Pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang
tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sosial emosional,
bahasa dan komunikasi yang seimbang sebagai dasar pembentukan pribadi yang
utuh.
9
Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran
yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan bagi
anak usia dini merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru
lahir sampai dengan delapan tahun. Pendidikan pada tahap ini memfokuskan pada
physical, intelligence, emotional, social education.
Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka
penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Upaya PAUD bukan hanya dari
sisi pendidikan saja, tetapi termasuk upaya pemberian gizi dan kesehatan anak
sehingga dalam pelaksanaan PAUD dilakukan secara terpadu dan komprehensif
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan,
pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan
dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan
kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang
diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru, dan
bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh
potensi dan kecerdasan anak. Oleh kerena anak merupakan pribadi yang unik dan
melewati berbagai tahap perkembangan kepribadian, maka lingkungan yang
diupayakan oleh pendidik dan orangtua yang dapat memberikan kesempatan pada
anak untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman dengan berbagai suasana,
hendaklah memperhatikan keunikan anak-anak dan disesuaikan dengan tahap
perkembangan kepribadian anak.Contoh : jika anak dibiasakan untuk berdoa
sebelum melakukan kegiatan baik di rumah maupun lingkungan sekolah dengan
cara yang paling mudah dimengerti anak, sedikit demi sedikit anak pasti akan
terbiasa untuk berdoa walaupun tidak di damping oleh orang tua ataupun guru
mereka.
10
B. Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Pengembangan Anak Usia
Dini
Pendidikan adalah proses interaksi antara pendidik dan anak didik dan atau
lingkungan secara sadar, teratur, terencana dan sistematis guna membantu
pengembangan potensi anak didik secara maksimal. Pengertian ini dianggap lebih
lengkap dan memadai daripada pengertian-pengertian tentang pendidikan yang
dikemukakan oleh banyak ahli di bidang pendidikan. Setelah dikatakan Anak Usia
Dini, berikut di paparkan tentang Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ). PAUD
adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam
tahun secara menyuluruh, yang mencakup aspek fisik dan non-fisik, dengan
memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan
spiritual ), motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang tepat agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal. Adapun upaya yang dilakukan mencakup
stimulasi intelektual, pemeliharaan kesehatan, pemberian nutrisi, dan penyediaan
kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi dan belajar secara aktif.
Dengan demikian, PAUD dapat di deskripsikan sebagai berikut :Pertama,
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Kedua, Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan
fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap perilaku serta
agama), bahasa dan komunikasi. Ketiga, sesuai dengan keunikan dan
pertumbuhan Pendidikanan Usia Dini (PAUD) disesuaikan dengan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
11
Tujuan PAUD yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait
dengan pendidikan dan perkembangan anak usia dini. secara khusus tujuan yang
ingin dicapai, adalah :
1. Dapat mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan
mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan
fisiologis yang bersangkutan.
2. Dapat memahami perkembangan kreatifitas anak usia dini dan usaha-
usaha yang terkait dengan pengembangannya.
3. Dapat memahami kecerdasan jamak dan kaitannya dengan
perkembangan anak usia dini.
4. Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini.
5. Dapat memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi
pengembangan anak usia kanak-kanak.
Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusus kegiatan pendidikan
bertujuan agar:
Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan
Tuhan dan mencintai sesama. Contoh : pendidik mengenalkan kepada
anak didik bahwa Allah SWT menciptakan berbagai makhluk selain
manusia, seperti binatang, tumbuhan, dan sebagainya yang semua itu harus
kita sayangi.
Anak mampu mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan-garakan
yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta
menerima rangsangan sensorik (panca indera). Contoh: menari, bermain
bola, menulis ataupun mewarnai.
12
Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan
dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan
belajar. Contoh : ketika sudah melakukan pembahasan tema, diberikan
kepada anak didik untuk bertanya atau menjawab isi tema yang telah
diberikan.
Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan
masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. Contoh : mencari
pasangan gambar yang berkaitan dengan sebab akibat, lalu anak akan
berusaha memecahkan masalah dan memberika alasan tersebut.
Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan
masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu
mengembangkan konsep diri, sikap postif terhadap belajar, kontrol diri
dan rasa memiliki.
Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi,
bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif. Contoh : anak
yang senang dan menyukai dengan musik, saat mendengar lagu maka akan
segera mengikutinya, ataupun ketika diminta melanjutkan syair kedua
hingga selesai, maka anak mampu melakukannya.
Selain itu, tujuan pendidikan anak usia dini adalah :
Untuk membentuk anak Indonesia yang berkuailtas, yaitu anak yang tumbuh
dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki
yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi
kehidupan di masa dewasa.
Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di
sekolah.
Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan
potensi-potensi yang tersembunyi (hidden potency) yaitu dimensi
perkembangan anak (bahasa, intelektual, emosi, sosial, motorik, konsep diri,
minat dan bakat)
13
C. Pengertian Motorik Halus
Sumantri (2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan
tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan,
keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk
mengerjakan suatu objek.
Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005:118),
menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan
menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar,
menyusun balok dan memesukkan kelereng.
Demikian pula menurut Bambang Sujiono (2008:12.5) menyatakan bahwa
motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan pergelangan tangan yang tepat.
Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan
ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya
gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting
kertas, menggambar, melipat, mewarnai, serta menganyam. Namun tidak semua
anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang
sama.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh
perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu menurut
Hurlock (1996) adalah sebagai berikut:
a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan
memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat
mainan.
14
b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya
pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent.
Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri
untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
c. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah
Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-
berbaris.
d. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain
atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan
terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
D. Perkembangan Motorik Halus Anak
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf
motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan
rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok,
memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat
kertas dan sebagainya.
Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan maupun
ketepatannya. perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai
yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua) mempunyai pengaruh yang lebih
besar dalam kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan dapat meningkatkan
ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama
kehidupannya.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang
optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan
rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya.
15
Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin
diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi
bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan,
hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha dilakukan si kecil.
Terdapat dua dimensi dalam perkembangan motorik halus anak yang di
uraikan oleh Gesell (1971),yaitu:
1. Kemampuan memegang dan memanifulasi benda-benda.
2. Kemampuan dalam koordinasi mata dan tangan.
Beberapa dimensi perkembangan motorik halus anak :
a. Melakukan kegiatan dengan satu lengan, seperti mencorat-coret dengan alat tulis
b. Membuka halaman buku berukuran besar satu persatu.
c. Memakai dan melepas sepatu berperekat/tanpa tali.
d. Memakai dan melepas kaos kaki.
e. Memutar pegangan pintu.
f. Memutar tutup botol.
g. Melepas kancing jepret.
h. Mengancingkan/membuka velcro dan retsleting (misalnya pada tas).
i. Melepas celana dan baju sederhana.
j. Membangun menara dari 4-8 balok.
k. Memegang pensil/krayon besar.
l. Mengaduk dengan sendok ke dalam cangkir.
m. Menggunakan sendok dan garpu tanpa menumpahkan makanan.
n. Menyikat gigi dan menyisir rambut sendiri.
o. Memegang gunting dan mulai memotong kertas.
p. Menggulung, menguleni, menekan, dan menarik adonan atau tanah liat.
16
E. Kegunaan Motorik Halus
Kegunaan/Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Bermainnnya.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan
kepada anak sejak lahir dan sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani. Perkembangan motorik adalah perkembangan
dari unsur pengembangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik
berkembang dengan kematangan syaraf dengan otot. Dalam standar kompetensi
kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikan di TK adalah membantu
mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral
dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik,
kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
Kegunaan motorik halus :
1. Mengembangkan kemandirian, contohnya memekai baju sendiri, mengancingkan
baju, mengikat tali sepatu, dll.
2. Sosialisasi, contohnya ketika anak menggambar bersama teman-temannya.
3. Pengembangkan konsep diri, contohnya anak telah mandiri dalam melakukan
aktivitas tertentu.
4. Kebanggaan diri, anak yang mandiri akan merasa bangga terhadap kemandirian
yang dilakukannya.
5. Berguna bagi keterampilan dalam aktivitas sekolah misalnya memegang pensil
atau pulpen.
17
F. Metode Demontrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau
benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan,
yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Kelebihan metode demonstrasi :
a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,
sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau
kalimat)
b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
c. Proses pengajaran lebih menarik
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
Kekurangan metode demonstrasi :
a. metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa
ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif
b. fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik
c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di
samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa
mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
18
G. Membatik
Membatik ialah proses memberi corak dan motif pada kain, dengan bahan
lilin atau malam sebagai penghalang, dan untuk pewarnaanya menggunakan
pewarna alam. Dari segi proses pembuatannya, batik terdiri dari beberapa macam
jenis, diantaranya batik tulis, batik cap, dan batik jumputan.
Di taman kanak, termasuk TK Darunnajah juga dikenalkan cara membatik.
Tapi tekhnik cara maupun alatnya tidak sama dengan membatik umumnya. Sangat
sederhana sesuai umur anak usia dini sekitar 4-5 tahun. Walaupun pembuatan
yang sederhana, tetapi anak mampu memahami apa arti membatik dan senang
serta semangat untuk mencoba membatik.
Alat dan bahan yang dipakai :
kertas putih dengan pola yang sudah dibuat,
crayon,
air,
wantek (warna sesuai keinginan),
nampan.
19
Caranya : Anak mewarnai dahulu pola yang sudah dibuat dengan crayon.
Sediakan air campuran wantek di dalam nampan. Setelah anak selesai mewarnai,
kertas tersebut dicelupkan ke dalam air campuran wantek. Usahakan jangan
mencelupkan terlalu lama, supaya tidak membuat robek kertas. Setelah itu angkat
dan keringkan kertas. Maka hasil mewarnai anak akan terlihat lebih terang dan
menyala.
20
SIKLUS I
SIKLUS II
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. DESAIN PENELITIAN
1. Rencana Penelitian.
Subjek penelitian ini adalah Anak Usia Dini kelompok B kelas Nol
Besar sebanyak 12 peserta didik. Tempat Penelitian dilakukan di TK
STROBERI Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang.
2. Prosedur Penelitian.
Prosedur penelitian dilaksanakan dengan 2 siklus atau daur
pembelajaran. Setiap siklus pembelajaran yang dilaksanakan dengan
menggunakan prosedur sebagai berikut :
21
Rencana / Tindakan
Rencana / Tindakan
Refleksi
Refleksi
Tindakan / Observasi
Tindakan / Observasi
a. Perencanaan ( Planning ), Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyusun lembar observasi dan menyusun
alat evaluasi.
b. Pelaksanaan ( Acting ),Melaksanakan Skenario Pembelajaran yang telah
direncanakan.
c. Pengamatan (Observing) dilakukan oleh teman sejawat sebagai
pengamat dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi.
d. Refleksi ( Reflecting ), yakni hasil yang diperoleh dari observasi
yang telah dilaksanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran,
dianalisis untuk melihat kemampuan anak dan untuk melakukan
tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.
22
b. HASIL PENELITIANData siklus I
Tema / subtema : Tanaman / BungaKegiatan inti : Membatik dengan berbagai media sederhana
No NamaPenilaian
1 YUDHA
2 RIRIN
3 ADIT
4 GEISHYA
5 OFFI
6 MELATI
7 RIFKY
8 RAHMA
9 ALAN
10 HAIDAR
11 ZAKI
12 DWI
Dari data siklus 1 di atas, dapat dideskripsikan bahwa kemampuan anak
masih dibawah target yang ibu guru harapkan. Hal ini terlihat dari banyaknya
jumlah anak yang mampu melaksanakan kegiatan membatik dengan berbagai
media hanya mendapatkan penilaian *1, pada tahapan siklus 1 anak didik hanya
sebagian kecil yang mampu melaksanakan kegiatan membatik dengan berbagai
media.
23
Data siklus II
Tema / subtema : Tanaman / BungaKegiatan inti : Membatik dengan berbagai media sederhana
No NamaPenilaian
1 YUDHA
2 RIRIN
3 ADIT
4 GEISHYA
5 OFFI
6 MELATI
7 RIFKY
8 RAHMA
9 ALAN
10 HAIDAR
11 ZAKI
12 DWI
Dari data siklus 2 di atas, dapat dideskripsikan bahwa kemampuan anak
dalam melaksanakan kegiatan membatik dengan berbagai media penilaian anak
mengalami kenaikan 58%. Terlihat dari banyaknya jumlah anak yang mampu
melaksanakan kegiatan membatik dengan berbagai media mendapatkan penilaian
*4, pada tahapan siklus 1 anak didik hanya sebagian kecil yang mampu
melaksanakan kegiatan tersebut namun setelah penulis menjelaskan langkah –
langkah kegiatan serta penggunaan media yang bervariatif ternyata mulai terlihat
kenaikan nilai dan mutu pembelajaran anak. Hal ini tentu memberi dampak
positif bagi mutu anak dalam proses pembelajaran. Ibu guru sangat senang karena
siswa bisa mengikuti proses pengembangan motorik halus kegiatan membatik
dengan berbagai media dengan metode demontrasi.
24
c. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Minggu ke -
1 2 3 4 1 2 3
1 Perencanaan √
2 Proses pembelajaran √
3 Evaluasi √
4 Pengumpulan data √
5 Analisis data √
6 Penyusunan hasil √
7 Pelaporan hasil √
25
d. Biaya Penelitian
No Fotokopi Naskah Jumlah
1 Fotokopi Naskah : Rp. 25. 000, 00
2 Kertas A4 1 Pack : Rp. 30. 000, 00
3 Jilid Buku : Rp. 25. 000, 00
4 Rental Komputer : Rp. 120. 000, 00
5 Lain – lain : Rp. 100. 000, 00
Jumlah Total Rp. 350. 000, 00
26
e. Personalia Peneliti
Nama : RATU ENI SEPTIANI
NIM : 822480843
Tempat, tanggal lahir : Pandeglang, 16 September 1992
Alamat rumah : Kp. Cikole Rt/Rw : 01/07 Desa Sukaratu
Kecamatan Majasari – Kabupaten Pandeglang
Sekolah : TK STROBERI
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 DAFTAR PUSTAKA
Avin, F.H. (1999) Gaya Kelekatan dan Konsep Diri. (1), 9-17. Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda. Dwi, H. (2009). Stimulasi Psikososial Pada Anak Kelompok Bermain dan
Pengaruhnya Pada Perkembangan Motorik, Kognitif, Sosial Emosi, Dan Moral/Karakter Anak. Vol.2, (1),41-56.
Ernawulan, S. (2003). Perkembangan Anak Usia Dini (0-8 tahun). Bahan Pelatihan Pembelajaran Terpadu Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi 2003, Bandung.
Hurlock, E.B (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Laboratorium Pendidikan Luar Sekolah. (2009). Pelatihan Tenaga Pendidik PAUD Nonformal. Bandung: Laboratorium Pendidikan Luar Sekolah
Mosvirohtadkiroatun. (2010). Cerdas melalui bermain (cara mengasah multiple intelegence pada anak AUD). Jakarta: Grasindo gramedia widia sarana indonesia.
Patmonodewo, Soemiarti. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Ulfiani, R. (2003). Karakteristik Anak Usia Dini. Makasar.
·
28