9

SAK ETAP Farisan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SAK ETAP

Citation preview

Page 1: SAK ETAP Farisan
Page 2: SAK ETAP Farisan

SEWA

Klasifikasi sewa pembiayaan pada SAK umum berdasarkan indikator dan situasi yang memerlukan judgement, jadi bersifat principal based. Pada SAK ETAP indikatornya tidak memerlukan judgement, asal telah memenuhi salah satu dari indikator tersebut (opsi beli, pengalihan aset, umur ekonomis minimal 75%, nilai kini minimal 90% dari nilai wajar dan aset bersifat khusus) maka sudah dikategorikan sebagai sewa pembiayaan, sehingga bersifat rule based.

Page 3: SAK ETAP Farisan

SEWAContoh: PT A menyewakan peralatan kepada PT B. Nilai wajar Rp20.000.000. masa sewa hingga 8 tahun dan masa manfaat peralatan 10 tahun. Diketahui PV peralatan sebesar Rp15.500.000 dan PT B akan mengembalikan peralatannya pada akhir masa sewa.Maka: Aset akan dikembalikan pada akhir masa sewa (tidak memenuhi) Umur ekonomis : 8 tahun, sama dengan 80% dari masa manfaat

(memenuhi) Nilai kini Rp15.500.000, dan nilai wajar Rp20.000.000, maka nilai PV =

77.5% dari nilai wajar peralatan (tidak memenuhi) Tidak cukup informasi mengenai opsi pembelian (tidak memenuhi) Tidak cukup informasi mengenai aset khusus (tidak memenuhi)

Maka sewa diatas masuk ke dalam sewa pembiayaan (finance lease), karena salah satu dari indikator, yaitu umur ekonomis, memenuhi persyaratan.

Page 4: SAK ETAP Farisan

BIAYA PINJAMAN

Yaitu bunga atau biaya lainnya yang ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan kewajiban suatu entitas.

Pada SAK ETAP diakui sebagai beban pada laporan laba rugi berjalanContoh: Perusahaan A melakukan leasing terhadap aset seharga Rp150.000.000 dengan biaya instalasi sebesar Rp10.000.000. Maka Rp150.000.000 dicatat pada laporan posisi keuangan sebagai aset sewa dan utang sewa, Rp10.000.000 dicatat sebagai beban sewa pada laporan laba rugi.

Page 5: SAK ETAP Farisan

IMBALAN KERJA

Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yang diberikan oleh entitas sebagai pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja, termasuk direktur dan manajemen.

Pada SAK ETAP, penggunaan Projected unit credit boleh digunakan apabila perusahaan mampu, apabila kurang mampu, metode projected unit kredit dapat disederhanakan dengan mengabaikan hal:• Estimasi kenaikan gaji• Jasa yang akan datang• Mortalitas pekerja

Page 6: SAK ETAP Farisan

IMBALAN KERJA

Contoh : pembayaran imbalan kerja sebesar Rp1.000.000 tiap tahun dan mulai dibayarkan pada saat karyawan tersebut pensiun. Maka Rp1.000.000 merupakan “biaya jasa kini” dan Rp1.000.000 dikalikan dengan jumlah tahun jasa sampai dengan tahun pelaporan (kini) merupakan “kewajiban imbalan pasti”. Pada angka Rp1.000.000 mengabaikan adanya estimasi kenaikan gaji dan mortalitas lainnya, seperti pengunduran diri, cacat kerja, dan lain-lain.

Page 7: SAK ETAP Farisan

PAJAK PENGHASILAN

meliputi pajak penghasilan termasuk seluruh pajak domestik dan luar negeri sebagai dasar penghasilan kena pajak. Pajak penghasilan juga termasuk pajak, misalnya pemungutan dan pemotongan pajak, yang terutang oleh entitas anak, entitas asosiasi atau joint venture atas distribusi ke entitas pelaporan

Pada SAK ETAP hanya menggunakan tax payable concept. Jadi tidak ada pengukuran pajak kini dan tangguhan

Page 8: SAK ETAP Farisan

PAJAK PENGHASILAN

Contoh: Laba sebelum pajak suatu entitas, berdasarkan laporan keuangan perusahaan sebesar Rp10.000.000. Terdapat perbedaan temporer yaitu pada beban depresiasi sebesar Rp250.000 dan pendapatan sewa sebesar Rp400.000, selain itu perusahaan terkena penalti akibat pembayaran ganti rugi sebesar Rp500.000. Hitunglah laba setelah pajak dan pajak terutangnya dengan tax rate 25%. Pada kasus diatas, maka:Laba sebelum pajak Rp 10.000.000Beda permanen (penalti) 500.000Laba setelah pajak Rp 10.500.000Pajak penghasilan (25%) 2.625.000Laba bersih Rp 7.875.000

Page 9: SAK ETAP Farisan

AKTIVITAS KHUSUS

Dalam SAK ETAP tidak diatur aktivitas khusus seperti akuntansi koperasi, perbankan, asuransi, pertambangan dan lain-lain.