33
1 BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANGGARAI, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan urusan wajib bagi Pemerintah Kabupaten dalam rangka memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting lainnya yang dialami oleh penduduk yang berada di dalam dan di luar daerah; b. bahwa berhubung Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 06 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan tidak sesuai lagi dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, maka perlu diubah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; SALINAN

SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

  • Upload
    dinhanh

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

1

BUPATI MANGGARAIPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAINOMOR 3 TAHUN 2015

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAINOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MANGGARAI,

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil merupakan urusan wajib bagi Pemerintah

Kabupaten dalam rangka memberikan perlindungan,

pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum

setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting lainnya

yang dialami oleh penduduk yang berada di dalam dan di

luar daerah;

b. bahwa berhubung Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai

Nomor 06 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan tidak sesuai lagi dengan Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan, maka perlu diubah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan

Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten

Manggarai Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

SALINAN

Page 2: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

2

2. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah

Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan

Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 1655);

3.

4.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4674), sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan

Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 262, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5475);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5679);

5.

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4736);

Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 06 Tahun

2011 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

(Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2011 Nomor

06);

Page 3: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

3

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MANGGARAI

danBUPATI MANGGARAI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATASPERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 6TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASIKEPENDUDUKAN.

Pasal IBeberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 06

Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan (Lembaran

Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2011 Nomor 06), diubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Manggarai.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Manggarai.

3. Bupati adalah Bupati Manggarai.

4. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan

penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan

melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, Pengelolaan Informasi

Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk

pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

5. Dinas adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Manggarai yang bertanggung jawab dan berwewenang melaksanakan

pelayanan administrasi kependudukan.

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas, selanjutnya disebut UPT Dinas, adalah

satuan kerja di tingkat kecamatan yang bertanggung jawab kepada

Dinas.

7. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah

Kabupaten Manggarai.

8. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah

kabupaten dalam wilayah kerja kecamatan.

9. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

Page 4: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

4

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat

setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

10. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang

bertempat tinggal secara sah di wilayah Kabupaten Manggarai.

11. Warga Negara Indonesia yang selanjutnya disingkat WNI adalah orang-

orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang

disahkan dengan undang-undang sebagai WNI.

12. Pendatang adalah penduduk WNI atau Orang Asing yang bermaksud

tinggal sementara di daerah dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari

sampai 1 (satu) tahun.

13. Tamu adalah WNI atau Orang Asing yang melakukan kunjungan

singkat di Kabupaten Manggarai yang lamanya kurang dari 30 (tiga

puluh) hari.

14. Orang Asing adalah orang bukan WNI.

15. Penyelenggara adalah Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab dan

berwenang dalam urusan Administrasi Kependudukan.

16. Kantor Urusan Agama Kecamatan, selanjutnya disingkat KUA Kec,

adalah satuan kerja yang melaksanakan pencatatan nikah, talak, cerai,

dan rujuk pada tingkat kecamatan bagi penduduk yang beragama

Islam.

17. Peradilan agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama

Islam.

18. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh

Dinas yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik

yang dihasilkan dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan

Sipil.

19. Data Kependudukan adalah data perseorangan dan/atau data agregat

yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil.

20. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk,

pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan

penduduk rentan Administrasi Kependudukan serta penerbitan

Dokumen Kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan

kependudukan.

21. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang

harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau

perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat

Page 5: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

5

keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan

alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

22. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK, adalah nomor

identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat

pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia.

23. Kartu Keluarga, selanjutnya disingkat KK adalah kartu identitas

keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan

dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga.

24. Kartu Tanda Penduduk Elektronik, selanjutnya disingkat KTP-el adalah

Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi cip yang merupakan identitas

resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Dinas.

25. Pencatatan Sipil adalah pencatatan Peristiwa Penting yang dialami oleh

seseorang dalam register Pencatatan Sipil pada Dinas.

26. Pejabat Pencatatan Sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatan

Peristiwa Penting yang dialami seseorang pada Dinas yang

pengangkatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

27. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi

kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan

anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan

perubahan status kewarganegaraan.

28. Kelahiran adalah peristiwa kemunculan atau pemisahan lengkap bayi

dari ibunya yang ditandai setelah pemisahan tersebut bayi

menunjukan bukti-bukti kehidupannya.

29. Lahir Mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang

berumur paling sedikit 28 (dua puluh delapan) minggu pada saat

dilahirkan tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

30. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan

sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa.

31. Perceraian adalah putusnya suatu perkawinan yang syah di depan

hakim pengadilan berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan undang-

undang.

32. Pembatalan perkawinan adalah pembatalan ikatan suami istri dalam

suatu perkawinan berdasarkan putusan pengadilan.

33. Pembatalan perceraian adalah bersatunya kembali ikatan suami istri

dalam suatu perkawinan berdasarkan penetapan pengadilan.

Page 6: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

6

34. Kematian adalah tidak adanya secara permanen seluruh kehidupan

pada saat manapun setelah kelahiran hidup terjadi.

35. Pengangkatan Anak adalah perbuatan hukum untuk mengalihkan hak

anak dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah,

atau orang lain yang bertanggungjawab atas perawatan, pendidikan

dan membesarkan anak tersebut ke dalam lingkungan keluarga orang

tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan.

36. Pengakuan Anak merupakan pengakuan seorang ayah terhadap

anaknya yang lahir dari perkawinan yang telah sah menurut hukum

agama dan disetujui oleh ibu kandung anak tersebut.

37. Pengesahan Anak merupakan pengesahan status seorang anak yang

lahir di luar ikatan perkawinan sah pada saat pencatatan perkawinan

kedua orang tua anak tersebut.

38. Perubahan nama adalah bertambah, berkurang atau bergantinya nama

seseorang dalam akta kelahiran yang ditetapkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

39. Perubahan kewarganegaraan adalah perubahan status

kewarganegaraan dari seorang WNI menjadi Warga Negara Asing (WNA)

atau seorang WNA menjadi WNI sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

40. Peristiwa Penting lainnya adalah peristiwa yang ditetapkan oleh

Pengadilan Negeri untuk dicatatkan pada Dinas, antara lain perubahan

jenis kelamin.

41. Pengukuhan Surat Keterangan Pengangkatan Anak adalah pencatatan

pengangkatan anak di luar wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia dalam Buku Pelaporan Peristiwa Penting dan pemberian

stempel pada dokumen kependudukan tersebut.

42. Izin Tinggal Terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang

Asing untuk tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

dalam jangka waktu yang terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

43. Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang

Asing untuk tinggal menetap di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

44. Petugas Registrasi adalah pegawai yang diberi tugas dan tanggung

jawab memberikan pelayanan pelaporan peristiwa kependudukan dan

peristiwa penting serta pengelolaan dan penyajian data kependudukan

di desa/kelurahan atau nama lainnya.

Page 7: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

7

45. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, disingkat SIAK adalah

sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi Administrasi

Kependudukan di tingkat penyelenggara dan Dinas sebagai satu

kesatuan.

46. Data Pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat

dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya.

47. Petugas Rahasia Khusus adalah petugas reserse dan petugas intelijen

yang melakukan tugas khusus di luar daerah domisilinya.

48. Dokumen identitas lainnya adalah dokumen resmi yang diterbitkan

oleh kementerian/lembaga pemerintah non kementerian atau badan

hukum publik dan badan hukum privat yang terkait dengan identitas

penduduk, selain dokumen kependudukan.

49. Database adalah kumpulan berbagai jenis data kependudukan yang

tersimpan secara sistematik, terstruktur dan saling berhubungan

dengan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan

komunikasi data.

50. Data center adalah tempat/ruang penyimpanan perangkat database

pada Dinas yang memuat database kependudukan Kabupaten

Manggarai.

51. Hak akses adalah hak yang diberikan oleh menteri kepada petugas

yang ada pada Dinas untuk dapat mengakses database kependudukan

sesuai dengan izin yang diberikan.

52. Pengguna Data Pribadi adalah Instansi Pemerintah dan swasta yang

membutuhkan informasi data sesuai dengan bidangnya.

53. Akta Pencatatan Sipil adalah Akta Autentik yang diterbitkan oleh Dinas

mengenai Peristiwa Kelahiran, Perkawinan, Kematian, Pengakuan

Anak, Pengesahan Anak, Pengangkatan Anak, Ganti Nama dan

Perubahan Nama yang diterbitkan dan disimpan pada Dinas sebagai

Dokumen Negara.

54. Kutipan Akta Pencatatan Sipil adalah kutipan data autentik yang

dipetik sebagian dari register akta pencatatan sipil yang diterbitkan

dan disahkan oleh pejabat berwenang berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

55. Salinan Akta adalah salinan lengkap isi Akta Pencatatan Sipil yang

diterbitkan oleh Dinas mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan

pelayanan pencatatan sipil.

Page 8: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

8

56. Surat Keterangan adalah surat yang diterbitkan oleh Dinas mengenai

sesuatu hal yang berkaitan dengan pelayanan Administrasi

Kependudukan.

57. Tanda Bukti Pelaporan adalah tanda bukti yang diterbitkan oleh Dinas

atas pelaporan yang dilakukan oleh Warga Negara Indonesia mengenai

perkawinan dan perceraian yang bukan beragama Islam.

58. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah

serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri

Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik untuk mencari tindakan pidana

di bidang retribusi daerah yang terjadi guna menemukan tersangkanya.

59. Buku Harian Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting (BHPKPP),

selanjutnya disebut Buku Harian adalah buku yang digunakan untuk

mencatat kegiatan harian di desa/kelurahan, kecamatan dan Dinas

dalam wilayah Kabupaten Manggarai berkaitan dengan pelayanan

terhadap pelaporan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting

atau pengurusan dokumen kependudukan.

60. Buku Mutasi Penduduk, selanjutnya disingkat BMP adalah buku yang

digunakan untuk mencatat peristiwa kependudukan dan peristiwa

penting yang dialami seseorang yang mengakibatkan perubahan

jumlah penduduk sesuai dengan nomor urut KK dalam BIP.

61. Buku Induk Penduduk, selanjutnya disingkat BIP adalah buku yang

digunakan untuk mencatat identitas dan status kependudukan yang

dimiliki oleh seseorang yang dibuat untuk setiap keluarga dan

dimutakhirkan setiap terjadi peristiwa kependudukan dan peristiwa

penting bagi penduduk WNI maupun penduduk WNI yang kawin

dengan Orang Asing yang memiliki Ijin Tinggal Tetap.

62. Buku Mutasi Penduduk Sementara, selanjutnya disingkat BMPS

adalah buku yang digunakan untuk mencatat peristiwa kependudukan

dan peristiwa penting yang dialami seseorang yang mengakibatkan

perubahan jumlah penduduk sesuai dengan nomor urut KK dalam BIP

bagi WNI Tinggal Sementara dan Orang Asing Tinggal Terbatas.

63. Hari adalah hari kerja.

2. Ketentuan Pasal 5 huruf h diubah, sehingga Pasal 5 berbunyi sebagai

berikut :

Pasal 5

Bupati berkewajiban dan bertanggungjawab menyelenggarakan urusan

Administrasi Kependudukan, yang dilakukan oleh Bupati dengan

kewenangan meliputi:

Page 9: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

9

a. koordinasi dalam penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;

b. pembentukan Dinas yang tugas dan fungsinya menyelenggarakan

Administrasi Kependudukan;

c. pembentukan UPTD di tingkat kecamatan dan pengangkatan Petugas

Registrasi Desa/Kelurahan;

d. pengaturan teknis penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

berdasarkan peraturan perundang-undangan;

e. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan;

f. pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di bidang

penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;

g. penugasan kepada desa/kelurahan untuk menyelenggarakan sebagian

urusan Administrasi Kependudukan berdasarkan asas tugas

pembantuan;

h. penyajian data kependudukan skala daerah berasal dari data

kependudukan yang telah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh

kementerian yang bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan

dalam negeri;

i. koordinasi dan pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan; dan

j. koordinasi perkembangan kependudukan, proyeksi dan penyerasian

kebijakan kependudukan.

3. Ketentuan Pasal 6 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diubah dan ditambahkan 1

(satu) ayat yaitu ayat (4) baru, sehingga Pasal 6 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 6

(1) Dinas berkewajiban dan bertanggungjawab melaksanakan urusan

Administrasi Kependudukan yang meliputi:

a. mendaftar peristiwa kependudukan dan mencatat peristiwa

penting;

b. memberikan pelayanan yang sama dan profesional kepada setiap

Penduduk atas pelaporan peristiwa kependudukan dan peristiwa

penting;

c. mencetak, menerbitkan dan mendistribusikan Dokumen

Kependudukan;

d. mendokumentasikan hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan

sipil;

Page 10: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

10

e. menjamin kerahasiaan data dan keamanan data atas peristiwa

kependudukan dan peristiwa penting;

f. melakukan verifikasi dan validasi data dan informasi yang

disampaikan oleh penduduk dalam pelayanan Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil;

g. melakukan pengendalian administrasi kependudukan; dan

h. mengolah dan menyajikan data statistik kependudukan.

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, untuk

pencatatan nikah, talak, cerai dan rujuk bagi Penduduk yang beragama

Islam pada tingkat kecamatan dilakukan oleh pegawai pencatat pada

KUAKec.

(3) Pelayanan Pencatatan Sipil pada tingkat kecamatan dilakukan oleh

UPTD sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh

Dinas;

(4) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk persyaratan

dan tata cara Pancatatan Peristiwa Penting bagi penduduk yang

agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan peraturan

perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan berpedoman

pada Peraturan Perundang-undangan.

4. Ketentuan Pasal 10 diubah, sehingga Pasal 10 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 10

(1) Petugas Registrasi membantu Kepala Desa/Lurah dan Dinas dalam

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

(2) Petugas Registrasi sebagimana dimaksud pada ayat (1), diangkat dan

diberhentikan oleh Bupati diutamakan dari PNS yang memenuhi

persyaratan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pengangkatan dan

pemberhentian serta tugas pokok Petugas Registrasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

5. Ketentuan Pasal 11 diubah, sehingga Pasal 11 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 11

(1) Setiap penduduk diberikan NIK.

Page 11: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

11

(2) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku seumur hidup dan

selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Dinas

kepada setiap penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata.

(3) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dicantumkan dalam setiap

Dokumen Kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor, surat

izin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, polis asuransi, sertifikat

hak atas tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara dan ruang

lingkup dokumen identitas lainnya, serta pencantuman NIK diatur

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Ketentuan judul Bab IV Paragraf 3 diubah, sehingga judul Paragraf 3

berbunyi sebagai berikut :

Paragraf 3Penerbitan Kartu Tanda Penduduk

7. Ketentuan Pasal 14 diubah, sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 14

(1) Penduduk WNI dan Orang Asing yang memiliki izin tinggal tetap yang

telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah

kawin wajib memiliki KTP-el.

(2) KTP-el diterbitkan oleh Dinas.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara penerbitan

KTP-el sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dengan Peraturan

Bupati.

8. Ketentuan Pasal 15 ayat (2) ditambah 1 (satu) huruf yaitu huruf d baru,

sehingga Pasal 15 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 15

(1) Dinas bertanggungjawab menerbitkan perubahan dokumen

Pendaftaran Penduduk sebagai akibat perubahan alamat.

(2) Perubahan alamat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

atas terjadinya:

a. pemekaran wilayah kecamatan, desa/kelurahan,

dusun/lingkungan, rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW);

b. penghapusan dan/atau penggabungan wilayah kecamatan,

desa/kelurahan, dusun/lingkungan, RT atau RW;

Page 12: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

12

c. perubahan nama lingkungan/jalan/desa/kelurahan/kecamatan/

kabupaten; dan

d. perubahan domisili penduduk.

9. Ketentuan Pasal 19 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 19 berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 19

(1) Orang Asing pindah datang dalam daerah dan dari luar Negeri wajib

melapor secara berjenjang kepada RT/RW/Dusun, Desa/Kelurahan,

Kecamatan dan Dinas, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja

sejak tanggal diterbitkannya Surat Keterangan Pindah Datang.

(2) Orang Asing pindah datang antar RT/RW/Dusun dalam satu

desa/kelurahan wajib melapor kepada desa/kelurahan dan diterbitkan

Surat Keterangan Pindah yang ditanda tangani oleh Kepala

Desa/Lurah.

(3) Orang Asing pindah datang antar desa/kelurahan dalam satu

kecamatan wajib melapor kepada kecamatan dan diterbitkan Surat

Keterangan Pindah yang ditanda tangani oleh Camat.

(4) Orang Asing pindah datang antar kecamatan dalam satu kabupaten

wajib melapor kepada kecamatan dan diterbitkan Surat Keterangan

Pindah yang ditanda tangani oleh Camat.

(5) Orang Asing pindah datang antar kabupaten dalam satu provinsi wajib

melapor kepada Dinas dan diterbitkan Surat Keterangan Pindah yang

ditanda tangani oleh Kepala Dinas.

(6) Orang Asing pindah datang antar provinsi dalam wilayah NKRI wajib

melapor kepada Dinas dan diterbitkan Surat Keterangan Pindah yang

ditanda tangani oleh Kepala Dinas.

10. Di antara Pasal 19 dan Pasal 20, ditambahkan 1 (satu) Pasal baru, yakni

Pasal 19A dengan bunyi sebagai berikut :

Pasal 19A

(1) Orang asing yang mengalami perubahan status dari Izin Tinggal

Terbatas menjadi izin Tinggal Tetap, wajib melapor kepada Dinas

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal

diterbitkannya KITAP.

(2) Orang asing yang memperpanjang Surat Keterangan Pendaftaran

Penduduk Tetap dan/atau Terbatas, wajib melaporkan kepada Dinas

Page 13: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

13

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal

diterbitkannya perpanjangan KITAP atau KITAS.

11. Ketentuan Pasal 20 diubah, sehingga Pasal 20 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 20

(1) WNI yang pindah datang dalam daerah dan dari luar Daerah wajib

melapor secara berjenjang kepada RT/RW/Dusun, Desa/Kelurahan,

Kecamatan dan Dinas selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja

sejak tanggal diterbitkannya Surat Keterangan Pindah Datang.

(2) WNI yang pindah datang antar RT/RW/Dusun dalam satu

desa/kelurahan wajib melapor kepada desa/kelurahan dan diterbitkan

Surat Keterangan Pindah yang ditandatangani oleh Kepala

Desa/Lurah.

(3) WNI yang pindah datang antar desa/kelurahan dalam satu kecamatan

wajib melapor kepada Camat dan diterbitkan Surat Keterangan Pindah

yang ditanda tangani oleh Camat.

(4) WNI yang pindah datang antar kecamatan dalam satu kabupaten wajib

melapor kepada Camat dan diterbitkan Surat Keterangan Pindah yang

ditandatangani oleh Camat.

(5) WNI yang pindah datang antar kabupaten dalam satu provinsi wajib

melapor kepada Dinas dan diterbitkan Surat Keterangan Pindah yang

ditandatangani oleh Kepala Dinas.

(6) WNI yang pindah datang antar provinsi dalam wilayah NKRI wajib

melapor kepada Dinas dan diterbitkan Surat Keterangan Pindah yang

ditanda tangani oleh Kepala Dinas.

12. Ketentuan Pasal 26 diubah, sehingga Pasal 26 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 26

Penduduk yang mengalami peristiwa penting dan peristiwa penting lainnya

wajib dicatat berdasarkan asas domisili.

13. Ketentuan Pasal 27 ayat (1), diubah dan di antara ayat (1) dan ayat (2)

ditambah 1 (satu) ayat baru yakni ayat (1)a, sehingga Pasal 27 berbunyi

sebagai berikut :

Pasal 27

Page 14: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

14

(1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Dinas

setempat, paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.

(1)a Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat

Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan

menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

(2) Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

dengan memperhatikan:

a. tempat domisili ibunya bagi penduduk WNI;

b. di luar tempat domisili ibunya bagi penduduk WNI;

c. tempat domisili ibunya bagi penduduk Orang Asing;

d. di luar tempat domisili ibunya bagi penduduk Orang Asing;

e. orang asing pemegang Izin Kunjungan; dan

f. anak yang tidak diketahui asal-usulnya atau keberadaan orang

tuanya.

(3) Dalam hal pencatatan kelahiran tidak dapat menyerahkan bukti

perkawinan orang tuanya, pencatatannya tetap dilaksanakan sebagai

anak seorang perempuan.

(4) Dalam hal pencatatan kelahiran bagi anak yang tidak diketahui asal-

usulnya atau keberadaan orangtuanya, pencatatannya tetap

dilaksanakan sebagai anak yang tidak diketahui orangtuanya.

(5) Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tanpa

dipungut biaya.

(6) Persyaratan dan tata cara pencatatan kelahiran sebagaimana

dimaksud pada ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) diatur lebih lanjut oleh

Bupati.

14. Ketentuan Bab V Paragraf 2 diubah, sehingga Paragraf 2 berbunyi sebagai

berikut :

Paragraf 2Pelaporan Kelahiran Warga Negara Indonesia di Luar Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia

15. Ketentuan Bab V Paragraf 3 diubah, sehingga Paragraf 3 berbunyi sebagai

berikut :

Paragraf 3Pencatatan Kelahiran Warga Negara Indonesia

yang terjadi di atas Kapal Laut atau Pesawat Terbang

Page 15: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

15

16. Ketentuan Pasal 30 ayat (1) diubah dan ayat (2) dihapus, sehingga Pasal 30

berbunyi sebagai berikut :

Pasal 30

(1) Pelaporan kelahiran yang melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari

sejak tanggal kelahiran, pencatatan dan penerbitan Akta Kelahiran

dilaksanakan setelah mendapatkan Keputusan Kepala Dinas.

(2) dihapus

(3) Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dikelompokkan sesuai urutan kelahiran.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan

kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur oleh Bupati.

17. Ketentuan Pasal 40 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) diubah, sehingga

Pasal 40 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 40

(1) Setiap kematian wajib dilaporkan oleh Ketua Rukun Tetangga atau

nama lainnya di domisili penduduk kepada Dinas atau UPTD setempat

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal kematian.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat

Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kematian dan

menerbitkan Kutipan Akta Kematian.

(3) Pencatan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan

berdasarkan keterangan kematian dari pihak yang berwenang.

(4) Setiap kematian penduduk yang pelaporannya dilakukan melebihi 30

(tiga puluh) hari, pencatatan kematiannya dapat dilaksanakan oleh

Kepala Dinas atau UPTD yaitu:

a. di atas 30 (tiga puluh) hari sampai dengan 1 (satu) tahun dengan

penetapan Kepala Dinas; dan

b. di atas 1 (satu) tahun dengan penetapan Bupati.

(5) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat

(2) dibedakan antara :

a. penduduk daerah; dan

b. penduduk di luar daerah.

(6) Persyaratan dan tata cara pencatatan kematian sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Page 16: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

16

18. Ketentuan Pasal 41 ayat (1), ayat (2), ayat (3) diubah, sehingga Pasal 41

berbunyi sebagai berikut :

Pasal 41

(1) Dalam hal terjadi ketidakjelasan keberadaan seseorang karena hilang

atau mati tetapi tidak ditemukan jenazahnya, pencacatan oleh Pejabat

Pencatatan Sipil baru dilakukan setelah adanya penetapan pengadilan.

(2) Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas atau UPTD mencatat pada Register

Kematian dan menerbitkan Kutipan Akta Kematian terhadap kematian

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Persyaratan dan tata cara pencatatan kematian sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), diatur oleh Bupati.

19. Ketentuan Pasal 42 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 42 berbunyi sebagai

berikut :

Pasal 42

(1) Pencatatan kematian seseorang yang ditemukan jenazahnya tetapi

tidak jelas identitasnya dilaksanakan oleh Dinas atau UPTD

berdasarkan Surat Keterangan Kepolisian.

(2) Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas atau UPTD sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), menerbitkan Surat Keterangan Kematian.

(3) Persyaratan dan tata cara pencatatan kematian sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), diatur oleh Bupati.

20. Ketentuan Pasal 46 diubah, sehingga Pasal 46 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 46

(1) Orang tua melaporkan pengakuan Anak kepada Dinas paling lambat 30

(tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh ayah dan

disetujui oleh ibu dari anak yang bersangkutan.

(2) Pengakuan Anak hanya berlaku bagi anak yang orang tuanya telah

melaksanakan perkawinan sah menurut hukum agama, tetapi belum

sah menurut hukum negara.

(3) Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada register akta pengakuan anak

dan menerbitkan kutipan akta pengakuan anak, berdasarkan laporan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Persyaratan dan tata cara pencatatan pengakuan anak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), diatur oleh Bupati.

Page 17: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

17

21. Ketentuan Pasal 47 diubah, sehingga Pasal 47 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 47

(1) Orang tua wajib melaporkan setiap pengesahan anak kepada Dinas

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak ayah dan ibu dari anak yang

bersangkutan melakukan perkawinan dan mendapatkan akta

perkawinan.

(2) Pengesahan anak hanya berlaku bagi anak yang orang tuanya telah

melaksanakan perkawinan sah menurut hukum agama dan hukum

negara.

(3) Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada register akta pengesahan anak

dan menerbitkan kutipan akta pengesahan anak, berdasarkan laporan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Persyaratan dan tata cara pencatatan pengesahan anak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), diatur oleh Bupati.

22. Ketentuan Pasal 62 ayat (4) dihapus dan ditambah 1 (satu) ayat yakni ayat

(7) baru, sehingga Pasal 62 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 62

(1) Penduduk WNI dan Orang Asing yang memiliki izin tinggal tetap yang

telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah

kawin wajib memiliki KTP.

(2) Orang Asing yang mengikuti status orang tuanya yang memiliki Izin

Tinggal Tetap dan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun wajib

memiliki KTP.

(3) KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku secara

nasional.

(4) Dihapus.

(5) Penduduk WNI dan Orang Asing yang memiliki izin tinggal tetap yang

telah memiliki KTP wajib membawanya pada saat bepergian.

(6) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), hanya

diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP.

(7) Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaporkan

perpanjangan masa berlaku atau mengganti KTP kepada Dinas paling

lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum masa Izin Tinggal Tetap berakhir.

Page 18: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

18

23. Ketentuan Pasal 64 dihapus.

Pasal 64Dihapus.

24. Ketentuan dalam Pasal 67 ayat (1) ditambahkan 1 (satu) huruf baru setelah

huruf e, sehingga Pasal 67 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 67

(1) Register Akta Pencatatan Sipil terdiri atas :

a. kelahiran;

b. kematian;

c. perkawinan;

d. perceraian;

e. pengakuan anak; dan

f. pengesahan anak.

(2) Register Akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikelompokan menurut:

a. WNI dan Orang Asing; dan

b. waktu pelaporan meliputi tepat waktu dan terlambat.

(3) Register Akta Pencatatan Sipil memuat :

a. jenis peristiwa penting;

b. NIK dan status kewarganegaraan;

c. nama orang yang mengalami Peristiwa Penting;

d. nama dan identitas pelapor;

e. tempat dan tanggal peristiwa;

f. nama dan identitas saksi;

g. tempat dan tanggal dikeluarkannya akta; dan

h. nama dan tanda tangan pejabat yang berwenang.

(4) Register Akta Pencatatan Sipil disimpan di Dinas dan UPTD Dinas.

(5) Register Akta Pencatatan Sipil berlaku selamanya.

25. Ketentuan dalam Pasal 69 ayat (1) ditambahkan 1 (satu) huruf baru setelah

huruf e, sehingga Pasal 69 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 69

(1) Kutipan Akta Pencatatan Sipil terdiri atas Kutipan Akta:

a. Kelahiran;

Page 19: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

19

b. Kematian;

c. Perkawinan;

d. Perceraian;

e. Pengakuan anak; dan

f. Pengesahan anak.

(2) Kutipan Akta Pencatatan Sipil, memuat:

a. jenis peristiwa penting;

b. NIK dan status kewarganegaraan;

c. nama orang yang mengalami peristiwa penting;

d. tempat dan tanggal peristiwa;

e. tempat dan tanggal dikeluarkannya akta;

f. nama dan tanda tangan pejabat yang berwenang; dan

g. pernyataan kesesuaian kutipan tersebut dengan data yang terdapat

dalam register Akta Pencatatan Sipil.

26. Ketentuan Pasal 72 ayat (1) diubah dan ditambah ayat (5) dan Ayat (6),

sehingga Pasal 72 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 72

(1) Dinas wajib menyimpan dan melindungi kerahasian data perseorangan

dan dokumen kependudukan.

(2) Data Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disimpan

dalam ruang data center Dinas.

(3) Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

disimpan dalam ruang dokumen Dinas.

(4) Data dan dokumen kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dibuatkan back up atau cadangan.

(5) Setiap orang dilarang memerintahkan dan/atau memfasilitasi

dan/atau melakukan manipulasi data kependudukan dan/atau elemen

data penduduk.

(6) Petugas Dinas dilarang menyebarluaskan data kependudukan yang

tidak sesuai dengan kewenangannya.

27. Ketentuan Pasal 75 ditambah ayat (4), ayat (5) dan ayat (6), sehingga Pasal

75 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 75

(1) Dinas wajib mengelola Informasi Administrasi Kependudukan di

Daerah.

Page 20: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

20

(2) Pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), menggunakan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK).

(3) Dinas wajib melaksanakan dan mengembangkan SIAK berdasarkan

peraturan perundang-undangan.

(4) Data penduduk yang dihasilkan oleh SIAK dan tersimpan di dalam data

base kependudukan dimanfaatkan untuk kepentingan perumusan

kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan Daerah.

(5) Pemanfaatan data penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

harus mendapatkan izin Bupati.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara

mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5), diatur oleh

Bupati.

28. Ketentuan Pasal 78 ayat (2) ditambah huruf h, huruf i, huruf j dan huruf k,

sehingga Pasal 78 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 78

(1) Dinas/UPTD dan Petugas Registrasi Desa/Kelurahan wajib menjaga

dan melindungi data pribadi penduduk yang dihasilkan dari

penyelenggaraan administrasi kependudukan.

(2) Data Pribadi yang harus dijaga dan dilindungi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), meliputi :

a. nomor KK;

b. NIK;

c. tanggal, bulan dan tahun lahir;

d. keterangan tentang kecacatan fisik dan/atau mental;

e. NIK ibu kandung;

f. NIK ayah kandung;

g. catatan peristiwa-peristiwa penting;

h. sidik jari;

i. iris mata;

j. tanda tangan; dan

k. elemen data lainnya yang merupakan aib seseorang.

Page 21: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

21

29. Ketentuan Pasal 81 diubah, sehingga Pasal 81 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 81

Setiap penduduk yang karena kelalaiannya melampaui batas waktu

pelaporan peristiwa kependudukan dan kelalaian untuk mengamankan

dokumen kependudukan, dikenai sanksi administrasi sebagai berikut :

a. pindah datang bagi orang asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

ayat (1), sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

b. perubahan status dari izin tingggal terbatas menjadi izin tinggal tetap

bagi Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19A ayat (1),

sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);

c. orang asing yang memperpanjang Surat Keterangan Pendaftaran

Penduduk Tetap dan/atau Terbatas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 19A ayat (2), sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah);

d. pindah datang dari luar daerah bagi penduduk WNI sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1), sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu

rupiah);

e. pindah ke luar negeri bagi Orang Asing yang memiliki izin tinggal tetap

atau KITAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3), sebesar

Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);

f. pindah keluar daerah bagi orang asing yang terlambat melapor di

tempat tujuan dan membutuhkan pembaharuan dokumen pindah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2), sebesar Rp.100.000,-

(seratus ribu rupiah);

g. pindah keluar daerah bagi WNI yang terlambat melapor di tempat

tujuan dan membutuhkan pembaharuan dokumen pindah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2), sebesar Rp.100.000,-

(seratus ribu rupiah); dan

h. pencetakan ulang KTP dan Akta Catatan Sipil karena hilang atau rusak

sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah).

30. Ketentuan dalam Pasal 82 diubah sehingga ketentuan Pasal 82 berbunyi

sebagai berikut :

Pasal 82

Setiap penduduk dikenai sanksi administratif berupa denda apabila

melampaui batas waktu pelaporan peristiwa penting sebagai berikut:

a. kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), Pasal 28

ayat (1), Pasal 29 ayat (1), Pasal 30 ayat (1) dan Pasal 31 ayat (1):

Page 22: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

22

1. di atas 60 (enam puluh) hari sampai dengan 1 (satu) tahun :

a). WNI; anak pertama dan anak kedua sebesar Rp.75.000,-

(tujuh puluh lima ribu rupiah), anak ketiga dan seterusnya

sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah); dan

b). Orang Asing; anak pertama dan anak kedua sebesar

Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah), anak ketiga dan

seterusnya sebesar Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

2. di atas 1 (satu) tahun:

a) WNI : anak pertama dan anak kedua sebesar Rp.100.000,-

(seratus ribu rupiah), anak ketiga dan seterusnya sebesar

Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah); dan

b) Orang Asing : anak pertama dan anak kedua sebesar

Rp.400.000,- (empat ratus ribu rupiah), anak ketiga dan

seterusnya sebesar Rp.900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah).

b. perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dan Pasal

34 sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah);

c. pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat

(1) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);

d. perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) sebesar

Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);

e. pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1)

sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

f. pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1)

dan Pasal 45 ayat (1);

1. untuk WNI sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

2. untuk Orang Asing yang mengangkat anak orang Indonesia

sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah); dan

3. WNI yang mengangkat anak Orang Asing sebesar Rp. 500.000,-

(lima ratus ribu rupiah).

g. pengakuan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)

sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah);

h. pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1)

sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah);

i. perubahan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1)

sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

j. perubahan status kewarganegaraan di Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta

rupiah); dan

Page 23: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

23

k. Peristiwa Penting lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat

(1) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

31. Ketentuan dalam Pasal 83 diubah sehingga Ketentuan Pasal 83 berbunyi

sebagai berikut :

Pasal 83

(1) Setiap penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (5) yang

berpergian tidak membawa KTP dikenakan denda administratif sebesar

Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah).

(2) Setiap Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 63 ayat (4) yang berpergian tidak membawa Surat Izin Tinggal

dikenai denda administratif sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).

32. ketentuan dalam Pasal 84 diubah sehingga ketentuan Pasal 84 berbunyi

sebagai berikut :

Pasal 84

Pejabat pada Dinas yang melakukan tindakan atau sengaja melakukan

tindakan yang memperlambat pengurusan Dokumen Kependudukan dalam

batas waktu yang ditentukan dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi

berupa denda sebesar Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

33. Diantara Bab XII dan Bab XIII ditambahkan 1 (satu) bab baru yakni Bab

XIIA, dengan bunyi sebagai berikut :

BAB XIIAKETENTUAN PIDANA

34. Diantara Pasal 85 dan Pasal 86 dimasukan pasal baru yakni Pasal 85A,

yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 85A

(1) Setiap orang yang memerintahkan dan/atau memfasilitasi dan/atau

melakukan manipulasi Data Kependudukan dan/atau elemen data

Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (5), dikenakan

sanksi pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Setiap orang yang tanpa hak menyebarluaskan Data Kependudukan

dan data pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (6) dan

Page 24: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

24

Pasal 78 ayat (1), dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

35. Di antara Bab XIIA dan Bab XIII ditambahkan 1 (satu) bab yakni Bab XIIB,

yang berbunyi sebagai berikut :

BAB XIIBKETENTUAN PENYIDIKAN

36. Diantara Pasal 85A dan Pasal 86 dimasukan pasal baru yakni Pasal 85B,

yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 85B

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah

diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan

penyidikan tindak pidana di bidang kependudukan, sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah Pejabat Pegawai

Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat

oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(3) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah:

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang kependudukan

agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan

jelas;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan

sehubungan dengan tindak pidana di bidang kependudukan;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau

badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang

kependudukan;

d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaan dengan

tindak pidana di bidang kependudukan;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta melakukan

penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

Page 25: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

25

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan tindak pidana di bidang kependudukan;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan

ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung

dan memeriksa identitas orang, benda dan/atau dokumen yang

dibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di

bidang kependudukan;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan/atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

tindak pidana di bidang kependudukan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memberitahukan

dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada

Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik

Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-

Undang Hukum Acara Pidana.

37. Di antara Pasal 91 dan Pasal 92, ditambahkan 1 (satu) Pasal baru yakni

Pasal 91 A dengan bunyi sebagai berikut :

Pasal 91 A

Semua singkatan “KTP” sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Manggarai Nomor 06 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan harus dimaknai “KTP-el”.

Page 26: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

26

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Manggarai.

Ditetapkan di Rutengpada tanggal 25 Mei 2015

BUPATI MANGGARAI,ttd

CHRISTIAN ROTOK

Diundangkan di Rutengpada tanggal 25 Mei 2015

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MANGGARAI,ttd

MANSELTUS MITAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TAHUN 2015 NOMOR 3.

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI PROVINSI NUSATENGGARA TIMUR : 03/2015.

Page 27: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

27

PENJELASANATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAINOMOR 3 TAHUN 2015

TENTANGPERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI

NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAANADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

I. UMUMPenyelenggaraan Administrasi Kependudukan merupakan salah

satu bentuk perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah kepada warga

masyarakatnya. Bahwa sejak manusia terlahir ke dunia sampai

menghembuskan nafas terakhirnya, senantiasa akan diwarnai dengan

berbagai macam administrasi hukum, termasuk penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan. Kelahiran seorang anak kemudian diawali

dengan kegiatan pendaftaran penduduk, pelaporan kelahiran dengan

keharusan memiliki Surat Keterangan Lahir (SKL). Selanjutnya dengan

surat tersebut seseorang akan memperoleh Akta Kelahiran. Berikutnya

dengan Akta Kelahiran seseorang bisa masuk sekolah, kemudian apabila

sudah mencapai usia 17 tahun wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk

(KTP). Dengan syarat KTP-el seseorang baru bisa mendapatkan Surat Izin

Mengemudi (SIM), menjadi Pemilih dalam Pemilu, melamar pekerjaan serta

melakukan hal-hal lain yang terkait dengan seluruh aktivitas

kehidupannya. Dengan demikian, apabila seseorang melalaikan Pendaftaran

Penduduk, berimplikasi pada terganggunya seluruh aktivitas kehidupannya.

Dalam rangka tertib penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan, telah ditetapkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan. Menurut undang-undang tersebut

diatas, Administrasi Kependudukan didefinisikan sebagai,

“rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumendan Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil,Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaanhasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain”.

Pada dasarnya Undang-undang tersebut diatas memuat

pengaturan dan pembentukan sistem yang mencerminkan adanya reformasi

dalam bidang Administrasi Kependudukan. Sistem dimaksud mengatur

tentang pencatatan, penerbitan dan penertiban dokumen kependudukan

sebagai hasil dari proses pelaporan dan/atau pendataan atas peristiwa

kependudukan (seperti NIK, KTP-el, biodata penduduk, perubahan alamat,

perubahan status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap dan/atau

Page 28: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

28

perubahan elemen data), peristiwa penting (seperti kelahiran, kematian,

lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak,

pengangkatan anak, perubahan nama, perubahan status kewarganegaraan),

serta peristiwa penting lainnya (seperti perubahan jenis kelamin, dll.).

Dari sudut pandang penduduk, eksistensi Administrasi

Kependudukan memberikan pemenuhan hak-hak administratif, seperti

pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan dengan Dokumen

Kependudukan, tanpa adanya perlakuan yang diskriminatif sebagaimana

amanat Undang-undang yang menyatakan bahwa Administrasi

Kependudukan diarahkan untuk:

1. memenuhi hak asasi setiap orang di bidang Administrasi Kependudukan

tanpa diskriminasi dalam pelayanan publik yang profesional;

2. meningkatkan kesadaran Penduduk akan kewajibannya untuk berperan

serta dalam pelaksanaan Administrasi Kependudukan;

3. memenuhi data statistik secara nasional mengenai Peristiwa

Kependudukan dan Peristiwa Penting;

4. mendukung perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan

secara nasional, regional, serta lokal; dan

5. mendukung pembangunan sistem Administrasi Kependudukan.

Adapun yang menjadi tujuan penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan untuk memberikan keabsahan identitas dan kepastian

hukum atas dokumen penduduk untuk setiap peristiwa kependudukan dan

peristiwa penting yang dialami oleh penduduk. Yang dimaksud peristiwa

penting dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 yakni kejadian yang

dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati,

perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan

anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan. Disamping

itu, tujuan penyelenggaraan Administrasi Kependudukan untuk

memberikan perlindungan status hak sipil penduduk; menyediakan data

dan informasi kependudukan secara nasional mengenai Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil pada berbagai tingkatan secara akurat,

lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi

perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya. Selanjutnya

untuk mewujudkan tertib Administrasi Kependudukan secara nasional dan

terpadu serta menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar

bagi sektor terkait dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintahan,

pembangunan, dan kemasyarakatan.

Keberadaan Administrasi Kependudukan harus ditunjang oleh

suatu sistem informasi. Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006,

Page 29: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

29

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dimaksudkan untuk

terselenggaranya Administrasi Kependudukan dalam skala nasional yang

terpadu dan tertib, terselenggaranya Administrasi Kependudukan yang

bersifat universal, permanen, wajib, dan berkelanjutan, terpenuhinya hak

penduduk di bidang Administrasi Kependudukan dengan pelayanan yang

profesional dan tersedianya data dan infomasi secara nasional mengenai

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil pada berbagai tingkatan secara

akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi acuan

bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya.

Dalam rangka mengimplementasikan Undang-undang Nomor 23

Tahun 2006, pemerintah menerbitkan peraturan pelaksanaan dalam bentuk

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan

menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan

dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, serta peraturan

pelaksanaan lainnya terkait dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013.

Merujuk Pasal 7 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 dan

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013, serta Pasal 17 Peraturan

Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 bahwa :

”Pemerintah Kabupatan/Kota berkewajiban dan bertanggungjawabmenyelenggarakan urusan administrasi kependudukan, yang dilakukan olehBupati/Wali Kota dengan kewenangan meliputi :a. koordinasi penyelenggaran Administrasi Kependudukan;b. pembentukan Dinas yang tugas dan fungsinya di bidang Administrasi

Kependudukan;c. pengaturan teknis penyelenggaran Administrasi Kependudukan sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;d. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi

Kependudukan;e. pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di bidang Administrasi

Kependudukan;f. penugasan kepada desa atau nama lain untuk menyelenggarakan

sebagian urusan Administrasi Kependudukan berdasarkan asas tugaspembantuan;

g. pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskalakabupaten/kota; dan

h. koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan AdministrasiKependudukan.”

Amanat Pasal 7 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 telah

diimplementasikan oleh Pemerintah Daerah dengan menerbitkan Peraturan

Daerah Nomor 6 Tahun 2011, namun karena beberapa pasal dalam

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 mengalami perubahan maka

pemerintah daerah perlu menyesuaikan perubahan tersebut dengan cara

Page 30: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

30

menerbitkan perubahan peraturan daerah sebagai implementasi lebih lanjut

sesuai amanat perubahan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I

Angka 1

Pasal 1

Cukup jelas.

Angka 2

Pasal 5

Cukup jelas.

Angka 3

Pasal 6

Cukup jelas.

Angka 4

Pasal 10

Cukup jelas.

Angka 5

Pasal 11

Cukup jelas.

Angka 6

Cukup jelas.

Angka 7

Pasal 14

Cukup jelas.

Angka 8

Pasal 15

Cukup jelas.

Angka 9

Pasal 19

Cukup jelas.

Angka 10

Pasal 20

Cukup jelas.

Angka 11

Pasal 19A

Ayat (1)

Cukup jelas.

Page 31: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

31

Ayat (2)

Yang dimaksudkan dengan Kartu Izin Tinggal Terbatas

(KITAS) adalah adalah salah satu jenis izin keimigrasian

yang diberikan pada orang asing untuk tinggal di wilayah

Negara Republik Indonesia dalam jangka waktu yang

terbatas.

Yang dimaksudkan dengan Kartu Izin Tinggal Tetap

(KITAP) adalah Izin tinggal yang dapat diberikan kepada

orang asing pemegang Visa Tinggal Terbatas dan orang

asing pemegang Visa Terbatas yang telah tinggal di

Indonesia sekurang-kurangnya lima tahun berturut-

turut terhitung sejak tanggal diberikannya Izin Tinggal

Terbatas.

Angka 12

Pasal 26

Cukup jelas.

Angka 13

Pasal 27

Cukup jelas.

Angka 14

Cukup jelas.

Angka 15

Cukup jelas.

Angka 16

Pasal 30

Cukup jelas.

Angka 17

Pasal 40

Cukup jelas.

Angka 18

Pasal 41

Cukup jelas.

Angka 19

Pasal 42

Cukup jelas.

Angka 20

Pasal 46

Cukup jelas.

Page 32: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

32

Angka 21

Pasal 47

Cukup jelas.

Angka 22

Pasal 62

Cukup jelas.

Angka 23

Pasal 64

Cukup jelas.

Angka 24

Pasal 67

Cukup jelas.

Angka 25

Pasal 69

Cukup jelas.

Angka 26

Pasal 72

Cukup jelas.

Angka 27

Pasal 75

Cukup jelas.

Angka 28

Pasal 78

Cukup jelas.

Angka 29

Pasal 81

Cukup jelas.

Angka 30

Pasal 82

Cukup jelas.

Angka 31

Pasal 83

Cukup jelas.

Angka 32

Pasal 84

Cukup jelas.

Angka 33

Cukup jelas.

Page 33: SALINAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · 1 bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 3 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan

33

Angka 34

Pasal 85A

Cukup jelas.

Angka 35

Cukup jelas.

Angka 36

Pasal 85B

Cukup jelas.

Angka 37

Pasal 91A

Cukup jelas.

Pasal IICukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 03.