17
SAMPLE PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 2: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

SinningLike aChristian

7 DosaMematikan

William H. Willimon

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 3: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

Originally published in the U.S.A. under the title:

Sinning Like a Christian Copyright ©2005 by Abingdon Press

Nashville, Tennessee

Hak cipta terjemahan IndonesiaPenerbit Gandum Mas

Cetakan Pertama 2015Hak Cipta dilindungi undang-undang

Penerjemah: David HerlambangKorektor: Yenny Agus Salim

Tiada ungkapan yang lebih manis

selain mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus,karena Anda telah menghargai dan tidak memperbanyak

karya tulis saudara seiman ini

dalam bentuk dan dengan cara apa pun termasuk fotokopi,

tanpa izin tertulis dari Penerbit Gandum Mas

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 4: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

1. Memikirkan Tentang Dosa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17

2. Kesombongan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31

3. Iri Hati. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47

4. Kemarahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63

5. Kemalasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75

6. Ketamakan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 91

7. Kerakusan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 105

8. Nafsu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 123

Catatan Tambahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 139

Pertanyaan untuk Pembelajaran dan Refleksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . 143

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 5: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

Dahulu kala ada Dia yang datang menghampiri kita, yang menyentuh yang tidak tersentuh, memalingkan diri dari perhiasan kecil dunia

yang gemerlap, mencintai bahkan hingga akhir hayatnya, dan tidak pernah memalingkan pandangan-Nya dari Allah. Dan kita membenci-Nya karena hal itu. Dia mendatangi kita dengan tangan yang terbuka lebar, meng-

undang dengan murah hati, mencari kita, sabar sekaligus bersemangat mengejar kita. Dan dengan begitu Dia menunjukkan hal terburuk dari diri

kita.Kita berpikir bahwa hubungan antara kita dengan Allah tidaklah seburuk

itu, namun di saat Dia berbicara kepada kita tentang Allah, dan tentang diri

kita, dan selalu mengingatkan kita tentang apa yang kita anggap benar, ya, kita mengira bahwa kita itu baik sampai kita berjumpa dengan-Nya. Dia memanggil kita untuk berusaha keras melakukan perbuatan moral yang

besar, kemudian menyaksikan saat kita benar-benar gagal. Dia mengundang kita untuk bergabung dengan kerajaan-Nya, kemudian menetapkan tuntutan

Kerajaan sedemikian tinggi sehingga ketika tiba saatnya bagi kita untuk berdiri teguh dan memperlihatkan siapa diri kita, kita malah melarikan diri, menyelinap ke dalam kegelapan. Dia berkata, “Marilah kepada-Ku. Pikullah

kuk-Ku.” Dan serentak kita berteriak, “Salibkan Dia!”Sebuah film dokumenter di televisi baru-baru ini, yang berjudul

“Perubahan Rupa Dalam Ibadah” membawa kita melihat banyak gereja “postmodern” yang bertumbuh, dan inovatif. Hari Minggu di kebanyakan gereja-gereja seperti itu terasa sangat riang, bersemangat, dan positif, tepat seperti yang saya harapkan dari “Gereja para pencari yang peka” yang ditata

dengan baik. Tetapi seorang pendeta muda dari West Coast, pemimpin dari jemaat yang sedang berkembang dan kebanyakan terdiri dari orang-orang dewasa muda, ketika diminta untuk menjelaskan mengapa begitu banyak orang yang berkumpul untuk beribadah bersamanya, mengatakan, “Terlalu sedikit orang dewasa muda mendapati seseorang menatap wajah mereka dan

mengatakan terus terang, dengan kepedulian dan belas kasihan, ‘Kamu benar-benar tidak menyenangkan.’”

Saya bisa saja mengatakan hal ini dengan lebih elegan, tetapi saya setuju

dengannya secara teologi. Orang-orang tidak sebodoh seperti penganut Protestan Liberal umumnya, atau dalam hal ini, tidak membohongi diri

sendiri seperti yang dituduhkan oleh penganut konservatisme alkitabiah. Seperti yang ditunjukkan C. S. Lewis, “Merupakan siasat Iblis untuk

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 6: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

meyakinkan kita bahwa tidak ada Iblis.” Merupakan tanda pasti dari sebuah 1

gereja yang berkompromi – sebuah gereja yang telah mundur dari

peperangan melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap dan roh-roh jahat di udara, sebuah gereja tanpa nabi – ketika kita menemukan sebuah gereja yang telah berhenti mengatasi dosa. Atau, seperti yang dikatakan oleh

karakter dalam salah satu drama Oscar Wilde, “Kita harus memercayai adanya kejahatan pada diri setiap orang, sampai, tentu saja, orang itu

diketahui baik. Tapi itu membutuhkan sejumlah besar penyelidikan sekarang ini” (A Woman of No Importance).

Ketika secara terang-terangan saya merasa terheran-heran dengan

kesuksesan program TV “Dr. Phil,” bertanya-tanya mengapa gaya bicara Texasnya yang terus terang, langsung pada intinya, menarik banyak pemirsa seperti itu, seorang psiko-terapis dalam jemaat saya menjelaskan, “Orang-

orang siap diberitahukan kebenaran tentang diri mereka, sekalipun hal itu menyakitkan, karena mereka tahu, bahwa tanpa memperoleh kebenaran

mereka tidak akan memperoleh kehidupan.” Walaupun kita tidak menyukai bila kebenaran itu diberitahukan langsung kepada kita, kita tentu suka ketika mendengar Dr. Phil mengatakan kebenaran kepada orang lain.

Anton Chekov mengatakan dalam “Manusia hanya akan Notebooks,menjadi lebih baik saat Anda membuatnya melihat seperti apa dirinya.” Dan Anda benar-benar belum mengatakan yang sebenarnya tentang kami sampai

Anda mengatakan kepada kami bahwa jauh di dalam, saat semuanya telah dikatakan dan dilakukan, bahkan dalam usaha terbaik kita, kita benar-benar tidak menyenangkan. Atau kata-kata semacam itu.

Aneh bahwa kita bahkan telah membuat Yesus terlibat dalam sejumlah besar penegasan dan kemurahan sedemikian, mengingat betapa seringnya,

secara spontan dan dengan bersemangat Yesus mengatakan kepada kita bahwa kita adalah orang-orang berdosa. Siapa pun yang mengira Yesus tertarik dalam keinklusifan, penegasan diri, dan penerimaan penuh keterbukaan dan hati yang gembira, maka harus memikirkan mengapa kita menanggapi-Nya dengan memaku-Nya di kayu salib. Dia sampai ke sana bukan untuk mendorong kita agar “memperhatikan bunga bakung” tetapi

untuk menyebut kita “kuburan yang dilabur putih” atau bahkan lebih buruk.Namun mungkin bukanlah misteri besar yang telah kita usahakan – Kitab

Suci akan dikritik – untuk menghasilkan Yesus yang menyenangkan, tidak memilih-milih. Lagi pula, kita adalah orang-orang yang, setelah melewati abad paling kejam dalam sejarah, menandai awal dari abad yang baru di pagi

bulan September dengan menyaksikan pembunuhan banyak sekali warga sipil yang tidak bersalah, kemudian mengizinkan terjadinya perang Bush lainnya yang telah membantai bahkan lebih banyak lagi warga sipil yang

1. C. S. Lewis, seperti dikutip dalam Mephistopheles: The Devil in the Modern World,oleh Jeffrey Burton Russell (Ithaca, NY: Cornell University Press, 1986), 80.

8 Sinning Like a Christian: Tujuh Dosa Mematikan

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 7: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

tidak bersalah di Irak dan Afganistan, semuanya dengan motif nasional, demokratis yang terbaik. Bisa dikatakan bahwa kita tidak memberikan awal

yang baik dalam mempersembahkan diri kita sebagai orang-orang yang baik, ramah, penuh kasih, dan sudah mendapat pencerahan yang pada akhirnya telah meninggalkan semua dosa primitif itu.

Saya bertanya kepada seorang pecandu alkohol yang sedang dalam masa penyembuhan dalam jemaat saya, “Sam, mengapa Anda tidak datang lagi ke

gereja?” Dia menjawab, “Pendeta, setelah Anda mengalami kecanduan alkohol, dan mendapatkan pengobatan, dan harus menghadapi sifat iblis Anda, lalu harus berdiri telanjang di depan dua puluh pemabuk lainnya dan

menceritakan semua hal buruk yang pernah Anda lakukan atau pikirkan, kemudian harus meminta Allah dan mereka agar mengampuni Anda karena menjadi diri Anda sendiri, yah, gereja terlihat sebagai sesuatu yang mem-

buang-buang waktu.”Gereja lebih dari sekadar tentang dosa, namun, dengan kasih karunia

Tuhan, gereja seharusnya tidak boleh kurang dari itu.Mengajarkan kepada orang-orang bahwa kita adalah orang berdosa

merupakan pelayanan nubuatan dari gereja. Bayangkan gereja sebagai

sebuah pembelajaran seumur hidup tentang bagaimana menjadi seorang berdosa. Mungkin saja kita mengerti tentang dosa, tetapi kita tidak berhasil untuk menyadari dosa tanpa kasih karunia Tuhan. “Dosa” orang-orang non-

Kristen cenderung tidak terlalu berarti. Bagi umat Kristen, dosa itu bukan merupakan sifat dalam kondisi manusia, walaupun hal itu benar; tetapi, dosa lebih merupakan persoalan antara kita dengan Allah. Dosa adalah

pemberontakan terhadap Penguasa sejati kita, suatu penghinaan terhadap maksud Sang Pencipta menciptakan kita. Cerita Injil bahwa kita adalah orang-

orang berdosa yang ditebus karena telah diampuni adalah cara di mana kita bisa bersikap jujur tentang kenyataan, kerumitan, dan kebobrokan dosa kita.

Banyak orang yang peka dan penuh perhatian menyadari akan kekacauan dan penyakit umum dalam keberadaan manusia. Bacalah surat kabar pagi ini, telusurilah sejarah peradaban dunia Barat, pusatkan perhatian pada gaya hidup ipar laki-laki Anda, maka Anda dapat yakin bahwa kita berdosa, baik

Anda percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atau tidak. Kesadaran yang disamaratakan akan keadaan manusia yang terbatas ini tidak terlalu berhubungan dengan anggapan Kristen tentang dosa. Dosa lebih daripada hal tabu, rasa takut, atau rasa malu. Terjemahan Yunani dari Alkitab Yahudi untuk “dosa” yaitu atau “tidak sesuai norma” hanya menambah hamartia

kebingungan. Dosa itu lebih dari sekadar hidup tidak sesuai dengan kemampuan manusiawi kita, tersandung, membuat kesalahan, atau sedikit keluar dari norma. Bila orang-orang Kristen mengatakan “dosa,” maka kita

menggambarkan lebih dari sekadar fenomena kultural universal bahwa umat manusia hidup tidak seperti yang seharusnya.

Rienhold Niebuhr, mengutip Herbert Butterfield, terkenal dengan pernyataannya bahwa doktrin tentang dosa mula-mula adalah satu-satunya

9Pendahuluan

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 8: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

doktrin Kristen yang bisa dibuktikan secara empiris. Bahkan orang-orang yang tidak tahu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan juga tahu tentang dosa.

Niebuhr salah. Dosa Kristen terjadi bukan akibat dari ketidakbahagiaan kita akan keterbatasan dari keberadaan manusia dan respons kita yang tidak benar atas ketidakpuasan dari keadaan kita yang terbatas (Niebuhr). 2

Melainkan, dosa Kristen itu diperoleh dari dan bergantung pada apa yang diketahui umat Kristen tentang Allah yang dinyatakan dalam Yesus Kristus.

Salah satu hal yang membuat saya terkesan dalam membaca catatan klasik gereja mengenai Tujuh Dosa Mematikan adalah kurangnya dasar secara teologis dan alkitabiah untuk catatan ini, meskipun catatan-catatan ini

dikemukakan oleh ahli teologi besar seperti Santo Thomas Aquinas. Saya percaya bahwa alasan terbaik yang harus diperhatikan oleh umat Kristen tentang dosa bersifat teologis. Di sana ada Allah yang datang kepada kita

sebagai Yesus Kristus yang membuat kita peduli terhadap kecenderungan manusiawi yang dianggap biasa seperti Nafsu, dan membuat kita bisa

menyebutkan pelanggaran khususnya dan meng anggap bahwa kecenderungan yang memberi kontribusi pada konsepsi dari kehidupan manusia adalah hal yang “mematikan.”

Anggapan gereja tentang dosa, seperti anggapan umat Israel sebelumnya, sangat ganjil. Pengertian itu diambil bukan dari spekulasi tentang keadaan umum atau universal dari kemanusiaan, tetapi lebih dari catatan aneh yang

cukup spesifik tentang apa maksud Allah di dunia ini. Maksud Allah ini disebut sebagai Kitab Perjanjian, Taurat, atau, bagi umat Kristen, Salib Yesus. Jika kita mencoba memulainya dari Kitab Kejadian, dengan Adam dan Hawa

dan “kejatuhan” mereka, maka kita keliru, seperti halnya Niebuhr, bila menganggap dosa sebagai masalah bawaan kecil yang tidak dapat

dihilangkan dalam sifat manusia. Kita harus memulai dengan Keluaran bukan dengan Kejadian, dengan Sinai dan bukan dengan Taman Eden, dengan Kalvari. Hanya dengan meluruskan ceritanya – kisah Allah tentang penebusan—barulah kita bisa menceritakan kisah kita dengan sebenar-benarnya. Umat Kristen percaya bahwa satu-satunya cara untuk memahami dosa kita dengan keseriusan yang pantas dan tanpa kekecewaan adalah

2. Salah satu tujuan dari (New York: Scribner, 1964) karya Nature and Destiny of ManReinhold Niebuhr adalah “untuk mengaitkan konsepsi Kristen yang alkitabiah dan berbeda dari dosa sebagai kesombongan dan mengasihi diri sendiri dengan perilaku manusia yang bisa diamati.” Bagi Niebuhr, dosa adalah sebutan universal yang diperlihatkan semua orang sebagai akibat dari kesadaran mereka akan keadaan yang terbatas. Penganut feminis mengkritik pandangan Niebuhr tentang dosa sebagai pandangan yang terikat oleh budaya, mungkin ditentukan oleh jenis kelamin, daripada diambil secara alkitabiah. Lihat khususnya Sex, Sin, and Grace: Women’s Experience and the Theologies of Reinhold Niebuhr and Paul Tillich (Washington, DC: University Press of America, 1980), 62-72, karya Judith Plaskow.

10 Sinning Like a Christian: Tujuh Dosa Mematikan

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 9: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

dengan pengetahuan kita tentang Allah yang bisa bersikap murah hati sekaligus mengatakan yang sebenarnya. Situasi kita sebagai manusia adalah

bahwa kita semua bukan diperlengkapi dengan keinginan yang kuat dan keadaan tidak bisa dipahami tanpa arah yang dituju, selain keadaan yang terbatas serta kegagalan. Situasi kita adalah bahwa kita melihat hidup kita

melalui serangkaian dusta tentang diri kita, cerita-cerita bohong tentang diri kita dan maksud kita diciptakan, tanpa pernah memperoleh gambaran yang

akurat tentang diri kita. Melalui “lensa” dari kisah Yesus kita mampu melihat diri kita dengan benar dan menyebutkan segala hal dengan benar pula. Hanya melalui kisah Salib Kristus kita dapat melihat betapa dalam dan seriusnya

dosa kita. Hanya melalui kisah yang menggabungkan salib dan kebangkitan ini kita dapat melihat seluruh sumber daya dan kasih dari Allah yang menetapkan untuk menyelamatkan orang-orang berdosa (Rm. 3:21-25).

Karenanya Barth dapat menyatakan bahwa “tidak ada pengetahuan tentang dosa kecuali dari sudut pandang salib Kristus.”3

Dalam lukisan Hieronymus Bosch di Prado, Madrid, yang dilukis sekitar tahun 1485, tujuh dosa itu digambarkan sebagai jari-jari dari sebuah roda atau pancaran dari sinar matahari. Di tengah-tengahnya ada sebuah mata yang

besar, Allah yang Maha melihat dan mengetahui semua rahasia kita. Namun ini juga merupakan gambaran Allah yang sifatnya adalah kekudusan dan te-rang, yang membuat kecenderungan manusia disebut sebagai dosa.

Buku ini adalah sebuah karya dari antropologi Kristen – yaitu, sebuah eksplorasi tentang siapa diri kita sebagai manusia – tetapi untuk menjadi sebuah catatan Kristen yang dapat dipercaya, buku ini harus berdasarkan

teologi. Kita bisa dengan jujur membicarakan tentang dosa hanya dari titik awal penebusan kita, jika tidak pembicaraan kita tentang dosa akan menjadi

tidak serius ataupun membawa kita pada rasa penasaran yang salah dan sia-sia. Oleh karena itu saya setuju dengan ahli teologi Baptist James McClendon saat ia mengatakan bahwa, agar bisa berpikir benar tentang doktrin yang di-terima gereja tentang dosa,

Sangatlah penting untuk membuat titik awal, bukan dari perbuatan dosa Adam (atau Hawa!) atas nama bayi-bayi yang tidak berdosa dan orang-orang percaya yang setia yang dilahirkan berabad-abad setelahnya, tapi lebih kepada kesetiaan penuh kepada Yesus dari Nazaret, yang melawan pencobaan yang menghadang-Nya dalam perjalanan menuju kayu salib, yang mengalahkan segala penghulu-penghulu dunia yang gelap dan roh-roh jahat di zaman-Nya dengan mengorbankan nyawa-Nya, dan yang telah bangkit dari kematian, memanggil para pengikut untuk meninggalkan semua dosa dan mengikuti dengan setia pelopor keselamatan mereka. Sebuah doktrin dosa yang terhubung dengan narasi penting ini . . . [tidak hanya akan memperlihatkan] bayangan gelap yang dibuat oleh dosa . . . [tetapi juga akan] memegang kesetiaan ilahi ini sebagai ukuran atas segala kehidupan, dan harus mengakui

3. Karl Barth, (New York: Harper, 1959), 151.Dogmatics in Outline

11Pendahuluan

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 10: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

bahwa apa pun yang tidak berhasil memenuhi, menyangkal, atau berlawanan dengan kesetiaan Kristus adalah dosa.4

Menyaksikan kisah ganjil ini berarti terus meminta pengampunan atas dosa yang kita ketahui dan yang tidak kita ketahui. Itu artinya memohon,

setiap hari Minggu, pengampunan dari dosa yang merupakan akibat dari niat jahat kita yang tersembunyi, serta dosa yang hanya merupakan akibat dari keadaan kita sebagai manusia yang kadang-kadang melakukan kesalahan. Itu

artinya tetap hidup dalam keyakinan bahwa pada akhirnya Yesus benar-benar bermaksud memiliki dunia melalui proses melayani yang tidak layak

Dia lakukan terhadap sekumpulan orang berdosa seperti kita. Itu artinya du-5

duk dengan ceroboh di atas kemenangan moral kita yang amat kecil, menge-tahui bahwa itu semua diwarnai dengan sedikit sentuhan dosa, dan pada saat

yang sama bersikap lembut pada kegagalan kita dan kegagalan sesama kita, tidak mengharapkan terlalu banyak dari orang-orang seperti kita. Itu artinya memiliki selera humor yang lahir dari kekaguman kita bahwa Yesus Kristus

mati, bukan demi nama harum bangsa, atau garasi yang bisa menampung dua mobil, atau dana pensiun yang besar (semua idealisme yang menjadi tujuan

hidup kita), tetapi , yaitu, orang-orang untuk menyelamatkan orang-orang berdosaseperti kita. Karena hal ganjil yang dilakukan Allah bagi orang-orang berdosa, sangatlah mungkin bagi kita untuk mengakui dosa kita dan tetap hidup

dalam iman, pengharapan, dan kasih, dengan mengetahui bahwa dalam dosa kita pun, kita mampu untuk percaya bahwa “kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Rm. 8:37).

Jadi pertimbangan akan dosa, dari sudut pandang kristiani, harus selalu dimulai dengan, dan harus selalu tertambat pada, Kristus yang datang untuk mencari dan menyelamatkan, untuk makan bersama dan menebus, orang-

orang berdosa. Kita juga harus terus mengingat bahwa pertimbangan akan dosa menempatkan kita pada posisi yang membahayakan. Ahli teologi Karl

Barth mengatakan bahwa kita harus berhati-hati agar tidak menganggap dosa terlalu serius. Setan itu membosankan, sedangkan malaikat itu meme-sonakan. Dosa itu nyata, meresap, mematikan, dan mengalahkan, ujar Barth. Musuh Kristus masih berkeliaran, namun, setelah kekalahan musuh pada hari Jumat Agung dan Paskah, kehancuran musuh menjadi pasti. Karenanya Barth mengatakan dosa sebagai – tidak penting, tidak berarti. Das Nichtige

Akan merupakan hal yang menyimpang secara teologi bila kita lebih tertarik dan terkesan dengan dosa manusia daripada dengan pengampunan ilahi atas dosa kita.

4. James William McClendon, Jr., “Sin,” dalam A New Handbook of Christian Theology,ed D.W. Musser dan J. L. Price (Nashville: Abingdon Press, 1992), 446-447.

5 Lihat (Nashville: Abingdon Press, . Sighing for Eden: Sin and Evil in the Christian Life1985) untuk pemikiran saya tentang implikasi dari doktrin tentang dosa mula-mula untuk praktik dari ministri Kristen (hlm. 183-190).

12 Sinning Like a Christian: Tujuh Dosa Mematikan

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 11: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

Dusta terhadap diri sendiri muncul dalam banyak bentuk. Bahwa saya bersusah payah untuk merenungkan Tujuh Dosa Mematikan bisa menjadi

sebuah indikasi bahwa saya sedang berusaha menutupi keterlibatan saya dalam dosa dengan mengambil inisiatif, menyerang, dengan tujuan untuk menutupi dosa-dosa saya sendiri. Saya bisa mengambil keuntungan awal dari

Anda dengan menyebutkan dosa Anda secara amat jujur untuk mengalihkan perhatian dari dosa saya. Dengan menyebutkan kemalasan Anda, saya

menutupi ketamakan saya sendiri. Saya akan berusaha dengan fasih untuk menjelaskan bahwa dosa saya dalam menulis buku ini demi uang, tidaklah berarti secara moral seperti kegagalan Anda untuk bangun dari tempat tidur,

duduk di depan komputer, dan menulis buku ini. Pejuang moral, setidaknya dalam kesusasteraan, sering kali merupakan orang sesat yang dikenal tertutup.

Seperti yang ditunjukkan, Karl Barth memperingatkan kita agar jangan menjadi terlalu terkesima dengan Iblis dan memberikan terlalu banyak

pertimbangan kepada Iblis. Rasa takjub saya dengan beberapa bentuk dari penyimpangan moral bisa saja menyimpang. Fokus saya terhadap nafsu Anda membuat saya bisa menjadi seorang yang menghambur-hamburkan

dengan mandat. Mengapa Inggris tidak termasuk salah satu negara dengan tingkat pembunuhan terendah di dunia? Mereka memiliki Agatha Christie, Dorothy Sayers, P. D. James, dan novelis wanita besar lainnya yang menulis

tentang pembunuhan dan penganiayaan. Siapa yang perlu melakukan dosa, bila Anda dapat menikmatinya seolah mengalami sendiri dengan penggambaran yang sangat baik? Selama tahun-tahun saya di Duke, lebih

dari satu mahasiswa cemerlang menunjukkan bahwa saya agak terlalu gembira dalam kritik khotbah saya akan ketamakan mereka. Bahwa saya

tidak memperoleh gaji yang akan mereka peroleh suatu hari nanti mungkin merupakan sumber dari kemarahan saya yang dapat dibenarkan. Berhati-hatilah terhadap sebuah (hubungan segitiga) antara iri hati, ménage à troiskeserakahan, dan kemarahan, terutama di dalam gereja.

Oscar Wilde menegur kita kaum moralis dan para pembela kebenaran dengan mengatakan, “Saya tidak pernah bertemu dengan seseorang yang

moralitasnya begitu dominan yang tidak kejam, penuh dendam, keras kepala, tidak punya hati, dan benar-benar tidak ada rasa kemanusiaan sedikit pun. Orang-orang bermoral, seperti yang mereka sebut diri mereka sendiri, hanyalah binatang buas. Saya akan segera memiliki lima puluh sifat buruk alamiah daripada satu kebaikan tidak alamiah. “Tentu saja kita bisa menebak

itu dalam diri Oscar.”6

Ketika kita membicarakan tentang dosa, akan membantu bila di mana pun kita selalu berhati-hati untuk membicarakan tentang dosa , dosa . kita saya

Siapa yang mengenal dosa lebih baik daripada orang-orang yang berada di

6. Alvin Redman, (New York: Day, 1956), 74.Oscar Wilde Epigrams: An Anthology

13Pendahuluan

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 12: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

dalam rumah tangga Allah? Dalam bukunya , Scott Peck People of the Lie 7

mengatakan bahwa, jika seseorang mencari kejahatan sejati, maka orang itu

pertama-tama harus mencari di dalam tempat ibadah dan gereja. Sudah merupakan sifat dasar dari kejahatan untuk “bersembunyi di tengah-tengah kebaikan.” Iblis menyamar sebagai Malaikat terang. Lagi pula namanya ada-

lah Lucifer. Pemimpin-pemimpin gereja seperti saya harus selalu waspada, tidak hanya karena kami bekerja ditengah-tengah orang-orang saleh, tetapi

juga karena kami sendiri, yang terpanggil untuk berbicara pada dan bagi Allah kepada umat Allah, berada dalam posisi yang rawan secara moral di mana dosa selalu mengintip di depan pintu (Kej. 4:7).

Hal lain yang harus pertama-tama diperhatikan tentang Tujuh Dosa Mematikan bukan saja karena semua dosa itu sangat personal dan individual, tetapi juga sangat kecil dan remeh. Kerakusan, nafsu, dan kesombongan,

walaupun bukan atribut pribadi paling menarik, hampir tidak dapat dibandingkan dengan sexisme, rasisme, dan perbuatan yang menumpahkan

darah seperti yang dilakukan oleh Donald Rumsfeld. Tujuh dosa itu terlihat kecil, sangat biasa, dan tidak bisa dihindari, dibandingkan dengan begitu banyak dosa lainnya, dan banyak penulis yang mengatakan seperti itu. Seven

Deadly Sins of the Petite Bourgeoisie karya Brecht adalah sebuah satir yang menonjolkan dua orang wanita kelas menengah yang mencari ketujuh kota rumah kecil yang nyaman untuk tempat tinggal. “Ode” karya Auden (1931)

menyebut Tujuh dosa sebagai “Batalion Ketakutan,” obsesi dari jiwa yang pilih-pilih yang mencemaskan setiap kelemahan kecil seakan-akan itu adalah persoalan yang sangat besar. James Joyce, dalam cerita pendeknya “The

Dead,” menyajikan Tujuh Dosa dalam bentuk simbolis di malam “penyucian” tak ada akhir saat Gabriel bertahan menghadapi sekelompok orang-orang tua

yang angkuh mengibakan.Saat kita memikirkan tentang “kejahatan,” kita hampir tidak pernah

memikirkan apa pun di dalam diri kita. Kejahatan selalu kita gambarkan sebagai sumber impersonal di luar diri kita – tornado, banjir, gempa bumi, dan penyakit. “Iblis yang menyuruhku melakukannya.” Kadang orang berkata, “Dengan adanya semua penderitaan dan kejahatan di dunia, bagaimana

mungkin saya bisa percaya kepada Tuhan?” melibatkan Tuhan dalam pengalaman kejahatan kita. Namun Kitab Kejadian menggambarkan dunia mula-mula yang menyenangkan, tidak berdosa, dan ideal sampai hari ketika kita datang. Kejahatan muncul bersamaan dengan kedatangan manusia, bukan pada saat Allah menciptakan dunia. Yesus mengatakan bahwa

kejahatan timbul, bukan dari cara dunia diciptakan, tetapi dari apa yang timbul dalam hati manusia (Mrk. 7:21).

Mungkin itulah sebabnya mengapa agak lebih mudah untuk menge-

7. M. Scott Peck, (New York: Simon and People of the Lie: The Hope for Healing EvilSchuster, 1983), 263.

14 Sinning Like a Christian: Tujuh Dosa Mematikan

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 13: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

luhkan bahwa kejahatan itu besar, sistemik, politis, alami, dan kosmis. Membuat dosa tetap luas, global, universal. Berbicara tentang kejahatan yang

dilakukan kepada kita oleh institusi yang kejam, sistem distribusi ekonomi yang tidak adil. Tentu saja bagian dari popularitas buku adalah Left Behindkarena mereka menganggap ancaman kejahatan adalah dari luar, di suatu

tempat, dalam sebuah konspirasi kosmis yang luas. Yesus, yang digambarkan dengan lebih baik dalam Perjanjian Baru daripada dalam buku-buku Left

Behind, akan mengatakan kepada kita bahwa kita tidak perlu melihat terlalu jauh untuk menemukan sumber dari sebagian besar keburukan yang menimpa kita. Yudas mengkhianati Yesus demi tiga puluh keping perak.

Tujuh dosa, meskipun terkadang tampak kecil dan remeh dibandingkan dengan beberapa dosa kemanusiaan lainnya, setidaknya membuat dosa itu sebagai sesuatu yang pribadi – dosa Anda, dosa saya, dosa kita. Scott Peck

mengatakan bahwa “Ancaman terbesar bagi keselamatan kita tidak lagi berasal dari alam di luar sana tetapi dari sifat di dalam diri kita sendiri sebagai

manusia. Kelalaian kita, niat buruk kita, keegoisan kita, dan kesombongan serta keacuhan yang disengaja yang membahayakan dunia.” G. K.

8

Chesterton pernah diminta oleh sebuah surat kabar Inggris untuk menulis

sebuah esai tentang “Apa Yang Salah Dengan Dunia Ini?” Chesterton mengirim kembali esai berisikan dua kalimat: Apa Yang Salah Dengan Dunia Ini? .Saya

Sekarang mari kita menelaah dosa itu satu per satu, memegang cermin di depan diri kita sendiri, bertanya mengapa dalam nama Tuhan kita harus menyusahkan hati nurani kita dengan dosa itu. Personal, tidak dapat

disangkal secara manusiawi, tetapi dapat dipertanyakan secara teologis, meresap hingga tahap menjadi tidak menarik, lebih mengarah sebagai objek

kaum humoris ketimbang moralis, itulah Tujuh Dosa Mematikan.

William H. Willimon

* Informasi tentang dokumentari ini di http://www.sbcbaptistpress.org/bpnews.asp?ID=17211

8. Ibid.

15Pendahuluan

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 14: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

Dalam film horor berjudul Seven, yang dibintangi oleh

Morgan Freeman dan Brad Pitt, seorang pembunuh maniak berkeliaran di jalan dan membunuh

sejumlah orang dalam serangkaian pembunuhan sadis. Para detektif ke-

bingungan sampai mereka menya-dari bahwa pelaku membunuh kor-ban-korbannya sebagai hukuman sa-

dis karena mereka telah melakukan salah satu dari Tujuh Dosa Mema-tikan. Pembunuhan itu sangat keji,

tempat kejadian perkara sungguh menyeramkan. Keseluruhan film itu

sangat gelap, suram, dan mengeri-kan.

Dengan kata lain, film ini tidak

seperti penjelasan historis tentang Tujuh Dosa. Seandainya benar bah-wa dosa-dosa ini adalah asal mula yang ganjil dari seorang gila dan maniak, dari seorang Hitler atau Mao. Tetapi hal yang pertama kali membuat kita tertarik dengan Tujuh Dosa adalah bahwa Tujuh Dosa itu bisa sangat biasa dan tidak spekta-kuler. Ini adalah kelemahan biasa, yang sangat manusiawi dari umat

manusia secara umum, bukan hanya dari beberapa orang yang sangat bejat. Mungkin ada sesuatu di dalam

diri kita yang ingin memercayai bah-wa “dosa” pasti berlaku pada sese-

orang selain diri kita sendiri. Maka kita membuat sebuah film yang menggambarkan Tujuh Dosa itu

sebagai hal yang menyeramkan, keji, dan sangat buruk. Sesungguhnya

tidaklah demikian. Di sinilah kita hidup, inilah diri kita yang sebenar-nya.

Saya menulis buku ini setelah menjalani proses pemilihan episko-pal gereja saya yang cukup melelah-

kan. Pengalaman saya tentang proses di mana gereja saya memilih pemim-

pinnya itu memberi saya banyak se-kali kesempatan untuk mengamati dosa yang sedang beraksi – dosa orang lain maupun dosa saya sendiri – sehingga, sekali lagi, saya tertarik dengan subjek ini. Sebuah proses

pemilihan yang mengarah kepada pengagungan posisi kependetaan, sebuah proses di mana para kandidat

diminta untuk secara positif mem-persembahkan diri mereka sendiri ke

hadapan orang lain dan pada saat yang sama bersikap rendah hati dan tidak menonjolkan diri sendiri ten-

tang segala hal, dan sebuah proses di mana para pemilih harus mengambil keputusan tentang kecocokan dan

Memikirkan Tentang Dosa SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 15: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

Jika kesombongan menjadi sebuah dosa, maka itu adalah dosa khu-

sus Kristen. Bukan hanya karena umat Kristen secara rutin bersalah karena Kesombongannya, tetapi juga

karena kita tidak akan tahu bahwa Kesombongan adalah dosa jika saja

bukan karena teladan Yesus. Saat Karl Barth mengatakan bahwa hanya umat Kristen yang benar-benar ber-

dosa, pasti ada dosa Kesombongan dalam pikirannya. Maksudnya, jika seseorang tidak berusaha mende-

ngarkan dan mengikuti Yesus, saya tidak dapat membayangkan bagai-

mana seseorang bisa tahu bahwa Ke-sombongan adalah hal yang buruk.

Kesombongan, bila ditilik dari da-lam, dapat menjadi sebuah kebaikan yang paling menarik. Kita sebagai orang-tua berusaha untuk mena-

namkan “harga-diri” (Kebanggaan) di dalam diri anak-anak kita. Suatu hari seseorang memperlihatkan ke-

pada saya sebuah meja kopi indah yang ia buat dari kayu pohon ek.

“Aku bangga dengan meja itu,” kata-nya, “Tanganku yang telah mem-buatnya.” Saya terpesona.

Lebih pasti lagi, Kesombongan yang terlalu banyak disebut “keang-kuhan,” tetapi efek menguntungkan

dari Kesombongan – suatu perasaan pencapaian, hasrat menuju kesem-

purnaan, sebuah aspirasi untuk me-lakukan yang terbaik – semuanya lebih banyak daripada hasil sam-

pingan yang merusak dari kesom-bongan yang berlebihan.

Kesombongan agak luar biasa ka-rena tidak satu pun dari dosa-dosa lain dalam Tujuh Dosa, dalam cara

apa pun, mengalami perubahan pe-nuh kebaikan, seperti dialami oleh Kesombongan selama beberapa ta-

hun terakhir. Ini bukanlah pernyata-an yang dilebih-lebihkan bila menga-

takan bahwa Kesombongan telah bergeser dari yang utama di antara Tujuh Dosa, akar dari banyak keja-hatan, menjadi akar dari semua ke-baikan, sebuah kebaikan positif yang harus terus dilaksanakan dan dipeli-

hara dengan penuh kasih. Kesom-bongan telah direhabilitasi dari men-jadi sebuah keburukan yang harus

dihindari menjadi sebuah kebaikan yang harus dipelihara – kebanggaan

menjadi orang berkulit hitam, ke-banggaan menjadi gay, kebanggaan menjadi orang dari Selatan, dan ma-

sih banyak lagi.Baru-baru ini saya mendengar

seorang ahli manajemen yang me-

KesombonganSAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 16: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

Di meja perjamuan, menjelang ke-matian Yesus, para murid bertanya,

“Siapakah yang akan duduk di se-belah kanan-Mu saat Engkau masuk ke dalam kerajaan-Mu?” (Luk. 22:24).

Bahkan setelah pengulangan yang terus diberikan Yesus tentang tempat

ke pelayanan dalam kerajaan-Nya, bahkan saat Dia berlutut di hadapan kita sambil membawa handuk dan

baskom, membasuh kaki kita, bah-kan saat Dia maju untuk menghadapi kematian yang penuh penderitaan

dan memalukan, kita semua masih ingin menjadi Nomor Satu. Dan cara

lazim untuk menjadi Nomor Satu adalah dengan menyerang diam-diam dari belakang.

Walaupun mungkin kita ingin menganggap Iri Hati sebagai kele-mahan manusiawi belaka, ada alasan

yang bagus untuk menganggapnya lebih serius. Untuk satu hal, Iri Hati adalah salah satu dari beberapa dosa

mematikan yang memiliki imbangan langsung dalam Sepuluh Perintah

Allah, dengan perintah yang menen-tang sifat tamak. (Memang benar, Sepuluh Perintah tidak memberikan

perhatian khusus pada Iri Hati sam-pai menjelang akhir.) Pembunuhan, perzinaan, dan pencurian adalah hal-

hal yang kita ; Iri hati, seperti lakukankebanyakan Tujuh Dosa lainnya, me-

rupakan sesuatu yang kita . rasakanBeberapa orang mengatakan bahwa hanya ketamakan yang di-perbuatan

larang oleh Perintah kesembilan, te-tapi saya ragu bahwa kita bisa terbe-

bas dari tanggung jawab dengan mu-dah. Alkitab lazimnya tidak menge-tahui dikotomi modern kita tentang

bagian dalam/bagian luar, perso-nal/sosial, dan pribadi/publik. Me-mikirkan suatu perbuatan berarti me-

lakukannya, seperti kata Yesus saat Dia menyamakan pikiran penuh naf-

su dengan perbuatan zina. Urusan hati itu penting; sikap dan kehendak hati kita, setidaknya bagi Yesus, sama pentingnya dengan tindakan kita. Umat Kristen percaya bahwa Allah telah menciptakan kemanusia-

an dengan hati yang resah, yang mengaruniai kita dengan hasrat yang tidak dapat dipuaskan yang hanya

dapat dipuaskan dan menemukan ketenangan di tangan Allah yang

menciptakan kita.Berlawanan dengan yang mung-

kin dipikirkan oleh beberapa orang,

Umat Kristen menganggap hasrat se-bagai sebuah atribut, dari kemanu-siaan kita, yang baik, yang dicipta-

Iri HatiSAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])

Page 17: SAMPLE - gandummas.comgandummas.com/images/sample/MEMBERSHIP - Sinning Like a Christian.pdf · “postmodern” yang bertumbuh ... karakter dalam salah satu drama ... percaya bahwa

SAMPLE

PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email: [email protected])