10
PEMBAHASAN PRILAKU ORGANISASI Proses Management Control System Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan- tujuan pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Suatu perencanaan strategis akan melaksanakan tujuan dan strategi organisasi. Seluruh informasi yang tersedia dipergunakan untuk membuat perencanaan ini. Perancanaan strategis tersebut kemudian dikonversi menjadi anggaran tahunan yang fokus pada pendapatan dan belanja yang direncanakan untuk masing-masing pusat tanggung jawab. Pusat tanggung jawab ini menjalankan operasi-operasi yang ditugaskan dan hasilnya kemudian dinilai dan dilaporkan. Proses pengendalian manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian manajemen formal merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses : 1) Pemrograman (Programming). Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang akan dilaksanakan dan 1

sap 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

spm

Citation preview

Page 1: sap 3

PEMBAHASAN

PRILAKU ORGANISASI

Proses Management Control System

Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian

manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang

selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi

juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Suatu perencanaan strategis akan melaksanakan tujuan dan strategi organisasi. Seluruh

informasi yang tersedia dipergunakan untuk membuat perencanaan ini. Perancanaan strategis

tersebut kemudian dikonversi menjadi anggaran tahunan yang fokus pada pendapatan dan

belanja yang direncanakan untuk masing-masing pusat tanggung jawab. Pusat tanggung jawab

ini menjalankan operasi-operasi yang ditugaskan dan hasilnya kemudian dinilai dan dilaporkan.

Proses pengendalian manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian

informal masih banyak terjadi. Pengendalian manajemen formal merupakan tahap-tahap yang

saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses :

1) Pemrograman (Programming). Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program

yang akan dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan alokasikan untuk

setiap program yang telah ditentukan.

2) Penganggaran (Budgeting). Pada tahap penganggaran ini program direncanakan secara

terinci, dinyatakan dalam satu moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.

Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat

pertanggungjawaban.

3) Operasi dan Akuntansi (Operating and Accounting). Pada tahap ini dilaksanakan

pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan

yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program

yang telah ditetapkan dan pusat-pusat tanggungjawabnya. Penggolongan yang sesuai

program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman di masa yang akan datang, sedangkan

1

Page 2: sap 3

penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur

kinerja para manajer.

4) Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis). Tahap ini paling penting karena menutup

suatu siklus dari proses pengendalian manajemen agar data untuk proses

pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.

Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa :

1) Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali.

2) Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program di

tahun yang akan datang.

3) Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan perubahan

anggaran, apabila sudah tidak realistis.

4) Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya perbaikan-perbaikan

untuk masalah yang tidak dapat diantisipasi.

Tujuan Organisasi

Secara umum tujuan organisasi merupakan keadaan atau tujuan yang ingin dicapai oleh

organisasi di waktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi. Untuk mencapai tujuan dalam

organisasi, pelaku (orang) dalam organisasi diharapkan untuk mendesain ataupun me-manage

organisasinya dengan matang agar organisasi dapat berjalan dengan baik. Klasifikasi tujuan dari

Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan menurut “sudut pandangan

mereka yang berkepantingan” , yaitu :

1. Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas

yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

2. Tujuan Keluaran (Output Goals), berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam

bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh : barang- barang konsumen, jasa-jas bisnis.

3. Tujuan Sistem (System Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung pada

barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang diambil.

4. Tujuan Produk (Product Goals) / Tujuan Karakteristik Produk, berbagai karakteristik

barang- barang / jasa-jasa produksi.

2

Page 3: sap 3

5. Tujuan Turunan (Derived Goals), tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan

kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain.

Goal Congruence

Manajer senior menginginkan agar organisasi mencapai tujuan organisasi. Tetapi anggota

individual organisasi mempunyai tujuan pribadi masing-masing yang tidak selalu konsisten

dengan tujuan organisasi. Dengan demikian, tujuan utama adalah memastikan tingkat

“keselarasan tujuan (goal congruence)” yang tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan tujuan,

manusia diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka

sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan.

Sistem pengendalian yang memadai setidaknya tidak akan mendorong individu untuk

bertindak melawan kepentingan organisasi. Misalnya, bila sistem menekankan pada pengurangan

biaya, manajer meresponnya dengan cara mengurangi biaya melalui pengorbanan kualitas yang

memadai atau mengurangi biaya dalam unitnya sendiri dengancara mengalokasikan jumlah yang

lebih besar ke unit lain, maka manajer telah termotivasi, tetapi kearah yang keliru. Sistem harus

dirancang sedemikian rupa sehingga tindakan-tindakan setiap anggota perusahaan bisa selaras

dengan kepentingan organisasi

Faktor Informal yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan

Faktor-faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan di

dalam masyarakat, di mana organisasi menjadi bagiannya. Norma-norma ini mencakup

sikap, yang secara kolektif sering juga disebut sebagai etos kerja, yang diwujudkan melalui

loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan, semangat, dan juga kebanggaan yang

dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas. Di lain pihak, sikap dan norma juga

bergantung pada masing-masing Negara.

Faktor-faktor Internal

a. Budaya

Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itusendiri, yang

meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku, serta

3

Page 4: sap 3

asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan yang secara eksplisit dimanifestasikan di

seluruh jajaran organisasi. Norma-norma budaya sangatlah penting karena hal tersebut

bisa menjelaskan mengapa duaperusahaan dengan sistem pengendalian manajemen

formal yang sama, bervariasi dalam hal pengendalian aktual.

Budaya sebuah perusahaan biasanya tidak pernah berubah selamabertahun-tahun,

meskipun tak seorangpun ingat apa yang menjadi alasannya. Budaya organisasi juga

sangat dipengaruhi oleh personalitas dan kebijakan CEO, serta oleh personalitas dan

kebijakan para manajer pada tingkat yang lebihrendah di area-area yang menjadi

tanggung jawab mereka. Upaya-upaya untuk mengubah peraturan selalu mendapatkan

perlawanan, dan semakin besar sertalamanya sebuah perusahaan, maka perlawanannya

pun akan semakin besar.

b. Gaya Manajemen

Faktor internal yang memiliki dampak yang paling kuat terhadap pengendalian

manajeman adalah gaya manajemen. Para manajer memiliki kualitas dan gaya yang

beragam. Beberapa diantaranya memiliki kharisma dan ramah, sementara yang lain ada

yang bergaya agak santai, ada juga manajer yang banyak melewatkan waktunya dengan

melihat-lihat dan berbicara pada banyak orang manajemen dengan cara berjalan

berkeliling (management by walking-around), sementara ada juga manajer yang

menyibukkan dirinyadengan menulis laporan.

c. Organisasi Informal

Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan formal,

yaitu pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Kenyataan-

kenyataan selama berlangsungnya proses pengendalian manajemen, tidak bisa dipahami

tanpa mengenali arti penting dari hubungan-hubungan yang menyusun di organisasi yang

bersifat formal.

d. Persepsi dan Komunikasi

Dalam upaya meraih tujuan-tujuan, para manajer operasi harus mengetahui tujuan

dan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapainya. Mereka menyerap

informasi ini dari berbagai jalur, baik itu jalur formal (seperti anggaran dan dokumen-

dokumen resmi lainnya) ataupun jalur informal (seperti bahan obrolan yang tak resmi).

4

Page 5: sap 3

Meskipun jalurnya sanga tberagam, namun tidak selalu jelas apa yang sesungguhnya

diinginkan oleh pihak manajer senior. Sebuah organisasi adalah sebuah entitas yang

kompleks, dan tindakan-tindakan yang diambil oleh berbagai bagian dari organisasi

untuk mencapai tujuan bersama tersebut tidak bisa dinyatakan secara jelas, bahkan dalam

situasi yang terbaik sekalipun.

Sistem Kontrol Formal

Aturan-Aturan

Aturan-aturan itu beragam sifatnya, mulai dari yang sangat remeh, hingga sangat

penting yang biasanya bersifat jangka panjang. Beberapa aturan adalah pedoman kerja,

yaitu para anggota organisasi diizinkan, dan bahkan diharapkan, untuk menyimpang dari

pedoman tersebut, baik dalam situasi-situasi yang khusus atau ketika mereka menilai

bahwa penyimpangan tersebut akan berakibat baik bagi organisasi. Beberapa jenis aturan

bisa dilihat dibawah ini.

a. Pengendalian Fisik

Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan besi, passwords

computer, televisi pengawas, dan pengendalian fisik lainnya mungkin merupakan bagian

dari struktur pengendalian.

b. Manual

Ada banyak pertimbangan untuk memutuskan aturan-aturan mana yang

harusdituliskan ke dalam panduan, mana yang mesti diklasifikasikan sebagai pedoman,

seberapa banyak toleransi yang diperbolehkan dan beberapa pertimbangan lainnya.

Manual dalam organisasi birokratis jauh lebih rinci dibandingkan dengan aturan

diorganisasi lain. Organisasi besar memiliki panduan dan aturan yang lebih banyak

dibandingkan dengan organisasi-organisasi lain yang lebih kecil. Panduan-panduan dan

serangkaian aturan lain harus dikaji ulang secara berkala untuk memastikan bahwa

aturan-aturan tersebut masih sesuai dengan apa yang diharapkan oleh manajemen senior.

c. Pengamanan Sistem

Berbagai pengamanan dirancang ke dalam sistem pemrosesan informasi

untukmenjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem itu akan bersifat akurat

danuntuk mencegah atau meminimalkan kecurangan. Hal ini meliputi pemeriksaan

5

Page 6: sap 3

silangsecara terinci, pembubuhan tanda tangan dan bukti-bukti lain yang ada bahwa

sebuah transaksi telah dijalankan, melakukan pemilihan, menghitung uang yang ada dan

aktiva-aktiva yang mudah dibawa sesering mungkin, serta sejumlah prosedur lain yang

akan diuraikan dalam buku teks mengenai auditing. Hal tersebut juga mencakup

pengecekan sistem yang dilakukan oleh auditor internal dan eksternal.

d. Sistem Pengendalian

Tugas Pengendalian tugas didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa

tugas-tugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien. Kebanyakan tugas-tugas itu

dikendalikan melalui peraturan-peraturan.

Tipe-tipe Organisasi 

Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya. Jenis

struktur akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi. Meskipun

kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya organisasi bisa dikelompokkan

dalam 3 kategori umum :

1. Struktur Fungsional, didalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungsi-fungsi

yang terspesialisasi seperti produk atau pemasaran.

2. Struktur Unit Bisnis, didalamnya para unit manajer bertanggung jawab atas aktivitas-

aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai bagian yang

semi-independen dari perusahaan.

3. Struktur Matriks, didalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.

6

Page 7: sap 3

DAFTAR PUSTAKA

Govindarajan, Vijay, Anthony, N. Robert. 2011. MANAGEMENT CONTROL SYSTEM. Sistem

Pengendalian Manajemen. Salemba Empat.

http://gonxbross.blogspot.co.id/2013/03/perilku-dalam-organisasi-sistem-pengendalian-

manajemen.html

7