79
. PENERAPAN AKUNTANSI PEMDA BERBASIS AKRUAL PERBUP KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN SISTEM AKUNTANSI PEMDA DI SAMPAIKAN OLEH: KEPALA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALTENG ISKANDAR NOVIANTO, AK.,MSI www.bpkp.go.id Hotel Aquarius, Palangka Raya 23 September 2014

SAP Akrual.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Slide 1

.

PENERAPAN AKUNTANSI PEMDA BERBASIS AKRUAL PERBUP KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN SISTEM AKUNTANSI PEMDA

DI SAMPAIKAN OLEH:

KEPALA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALTENGISKANDAR NOVIANTO, AK.,MSIwww.bpkp.go.id

Hotel Aquarius, Palangka Raya 23 September 20141Curriculum VitaeNama : Iskandar Novianto, Ak.,M.Si HP/e-mail : 082150662013 / [email protected] Tempat/tgl lahir : Jakarta, 20 November 1963Agama : IslamJabatan : Kepala PerwakilanRiwayat Pendidikan : - Akuntan, lulus tahun 1993 dari STAN, Depkeu, Jakarta - Magister Administrasi Publik, Univ Gadjah Mada lulus tahun 2005Riwayat Jabatan :1. Kepala Seksi, tahun 1998 2002 di Perw.BPKP Kalimantan Selatan2. Pengendali Teknis, tahun 2003 2005 di Perw.BPKP DIY3. Kasubdit Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah, BPKP 2005-2011 4.Kasubdit Pengawasan Pertahanan dan Keamanan, BPKP Maret 2012- Sept 2012 5. Kepala Perwakilan BPKP Prov. Kalteng, Sept 2012 s.d SekarangAktivitas Lain : 1. Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD), Bid.Monev 2. Tim Teknis Nasional Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 3. Pokja Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP)

23LEMBAGA

PERWAKILANHUBUNGAN KONTRAK PRINSIPALAGEN: SOLUSIAkuntansiPelaporanAuditingPRINSIPALRAKYATAGENPEMERINTAHKetentuan Undang-UndangRencana Anggaran / Kerja+DASARHUKUMUU No.17/2003UU No.1/2004UU No.32/2004Penerapan SAPBerbasis Akrualpada PemdaPP No. 58/2005PP No. 71/2010PermendagriNo. 64/2013Dasar HukumProses Perkembangan Penyelesaian Pergubtentang Kebijakan AkuntansiAkrual&SAPDPeraturan Gubernur tentang KebijakanAkuntansi0%15%35%Belum DiprosesSedang Diproses Telah Diproses Tanpa Keterangan50%Peraturan Gubernur tentangSistem Akuntansi Pemerintah Daerah0%15%50%Belum DiprosesSedang DiprosesTelah DiprosesTanpa Keterangan35%Sumber Data : Ditjen Keuangan DaerahProses Perkembangan Penyelesaian Perbup/Perwaltentang Kebijakan Akuntansi

Peraturan Bupati/Walikota tentang Kebijakan AkuntansiAkrual&SAPD1%13%Belum DiprosesSedang DiprosesTelah DiprosesTanpa Keterangan22%64%Peraturan Bupati/Walikota tentang SistemAkuntansi Pemerintah Daerah3%16%Belum DiprosesSedang DiprosesTelah DiprosesTanpa Keterangan17%64%Sumber Data : Ditjen Keuangan DaerahOPINI BPK ATAS LKPD TAHUN 2008 S.D. 2013PROVINSI KALIMANTAN TENGAHNo.Nama Pemda2013201220112010200920081Provinsi Kalimantan TengahWDPTMPWDPWDPTWWDP2Kab. Barito SelatanTMPWDPTMPTWTWTW3Kab. Barito UtaraWDPTMPTMPTMPTWTW4Kab. Barito TimurTWTMPTMPTMPTWTMP5Kab. Kotawaringin BaratWDPWDPWDPWDPTWWDP6Kab. Kotawaringin TimurWDPTMPWDPTWTWTW7Kota Palangka RayaTMPTMPWDPWDPTWWDP8Kab. KapuasWDPWDPWDPWDPWDPTW9Kab. Murung RayaWDPWDPWDPTWTWTW10Kab. Pulang PisauTWTMPTWTWTWTW11Kab. Gunung MasWDPWTPWDPWDPTWTW12Kab. LamandauWTPWDPWDPWDPTWTW13Kab. SukamaraWTPWTPWDPWDPTWWDP14Kab. KatinganWTPWDPTMPTMPWDPWDP15Kab. SeruyanWDPTMPTMPTMPTMPTMP

8 Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik.

TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH Melaporkan upaya dan hasil pelaksanaan kegiatan untuk kepentingan: AkuntabilitasManajemenTransparansiKeseimbangan antar generasi (intergenerational equity)

PERANAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHMempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yg dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik

AkuntabilitasMembantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat

ManajemenMemberikan informasi keuangan yg terbuka dan jujur kepada masyarakat.Masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

TransparansiMembantu para pengguna dalam menilai kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yg akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut

Keseimbangan AntargenerasiPendapatan diakui pada saat hak telah diperoleh

Beban atau biaya diakui pada saat kewajiban timbul (manfaat telah diterima) atau sumber daya dikonsumsi

Pengakuan dalam Basis AkrualPenyajian informasi keuangan yang lebih informatif, terutama dalam hubungannya dengan pengukuran kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan dalam periode akuntansi terkait.Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah untuk tujuan pengambilan keputusanmenyajikan nilai barang dan jasa yang digunakan, dihibahkan, dan diperolehsesuai dengan konsep capital maintenance.Mengikuti International Best Practices dan memenuhi amanat paket UU di bidang Keuangan NegaraMengapa Akrual?SAP Akrual dikembangkan dari SAP yang ditetapkan dalam PP 24/2005 dengan mengacu pada International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) dan memperhatikan peraturan perundangan serta kondisi Indonesia.Pertimbangan : SAP yang ditetapkan dengan PP 24/2005 berbasis Kas Menuju Akrual sebagian besar telah mengacu pada praktik akuntansi berbasis akrual,Para Pengguna yang sudah terbiasa dengan SAP PP 24/2005 dapat melihat kesinambungannya.Penyusunan SAP Akrual KRONOLOGIS SAP AkrualDengar Pendapat (hearing) telah dilaksanakan dari tahun 2007 sampai tahun 2008;September 2008,konsultasi ke DPRDesember 2008, draft final telah disampaikan ke BPK untuk dimintakan pertimbangan;Februari 2009, Surat Pertimbangan BPKAgustus 2009, RPP SAP Akrual disampaikan ke Menkeu dan MenhukhamNovember 2009-Juni 2010, pembahasan dengan MenhukhamJuli 2010, RPP SAP Akrual disampaikan ke MensesnegOktober 2010, terbit PP 71 SAP AkrualStruktur SAP AkrualKerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanPernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa;PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.

Tantangan Basis AkrualSistem Akuntansi dan IT Based SystemKomitmen dari pimpinanTersedianya SDM yang kompetenResistensi terhadap perubahan

TUJUAN LAPORAN KEUANGANTujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

2122Tujuan khusus pelaporan keuangan pemerintah menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan:menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;TUJUAN LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

23menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi;menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.TUJUAN LAPORAN KEUANGAN - Lanjutan

24LK juga berperanan prediktif dan prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya resources yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, resources yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang terkait. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai:indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran; danindikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan, termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPR/DPRD.TUJUAN UMUM LK LAINNYA

25TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada pada pimpinan entitas

26KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN Komponen LK terdiri dari lap. mandatory dan laporan finansial terdiri dari:Laporan Realisasi Anggaran;Laporan Perubahan SAL (LP-SAL); Neraca;Laporan Operasional (LO);Laporan Arus Kas (LAK); Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

27KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN Komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas pelaporan, kecuali Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan (Bendahara Umum Negara/Daerah)Selain menyajikan laporan keuangan pokok, entitas pelaporan diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja Keuangan berbasis akrual dan Laporan Perubahan Ekuitas

PERIODE PELAPORANLaporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Apabila laporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun, diungkapkan :Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun,Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentu seperti arus kas dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

28LAPORAN REALISASI ANGGARANLRA menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporanLRA mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD

2930LAPORAN REALISASI ANGGARANLRA (Paragraf 32 s.d. 37)Diatur khusus dalam PSAP Nomor 2LRA menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur:pendapatan;belanja;transfer; surplus/defisit LRA; pembiayaan;sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran

LAPORAN PERUBAHAN SALLP SAL menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut: Saldo Anggaran Lebih awal;Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya; danLain-lain.Di samping itu, suatu entitas pelaporan menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam LP SAL dalam CaLK

3132ISI SINGKAT NERACAAset LancarKas dan Setara KasInvestasi Jangka PendekPiutang Pajak dan bukan PajakPersediaanAset Non Lancar:Investasi Jangka PanjangAset TetapAset LainnyaKewajiban Jangka PendekKewajiban Jangka PanjangEkuitasNeraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.NERACA

33ASETSumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah. Sebagai akibat dari peristiwa masa lalu. Manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan yang diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Dapat diukur dalam satuan uang,

34ASET LANCARDiharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. atauBerupa kas dan setara kas Semua aset selain yang termasuk dalam (a) dan (b), diklasifikasikan sebagai aset nonlancarAset lancar meliputi: kas, dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan.

Akuntansi Persediaan diatur dalam PSAP Nomor 05

35ASET NON LANCAR Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud, yang digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum.Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya untuk mempermudah pemahaman atas pos-pos aset nonlancar yang disajikan di neraca.Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi jangka panjang terdiri dari investasi nonpermanen dan investasi permanen.

36ASET NON LANCAR Investasi nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.Investasi nonpermanen terdiri dari: Investasi dalam Surat Utang Negara;Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada fihak ketiga; danInvestasi nonpermanen lainnyaInvestasi permanen terdiri dari:Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/perusahaan daerah, lembaga keuangan negara, badan hukum milik negara, badan internasional dan badan hukum lainnya bukan milik negara.Investasi permanen lainnya.

37ASET TETAPAset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.Aset tetap terdiri dari:Tanah;Peralatan dan mesin;Gedung dan bangunan;Jalan, irigasi, dan jaringan;Aset tetap lainnya; danKonstruksi dalam pengerjaan.

38DANA CADANGANDana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran. Dana cadangan dirinci menurut tujuan pembentukannya.

39ASET NONLANCAR LAINNYAAset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan fihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.

Akuntansi Investasi diatur dalam PSAP Nomor 06Akuntansi Aset Tetap diatur dalam PSAP Nomor 07Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan diatur dalam PSAP Nomor 08

40PENGAKUAN ASET Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.Pengukuran aset adalah sebagai berikut:Kas dicatat sebesar nilai nominal;Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan;Piutang dicatat sebesar nilai nominal;Persediaan dicatat sebesar:Biaya Perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

41PENGAKUAN ASET Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut;Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

42KEWAJIBANUtang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintahAkuntansi Kewajiban diatur dalam PSAP Nomor 09

43KEWAJIBAN JANGKA PENDEKSuatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Semua kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

44KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (1/2)Suatu entitas pelaporan tetap mengklasifikasikan kewajiban jangka panjangnya, meskipun kewajiban tersebut jatuh tempo dan untuk diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan jika:jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 (dua belas) bulan;entitas bermaksud mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut atas dasar jangka panjang; dan

45KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (2/2)maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian pendanaan kembali (refinancing), atau adanya penjadualan kembali terhadap pembayaran, yang diselesaikan sebelum laporan keuangan disetujui.

Jumlah setiap kewajiban yang dikeluarkan dari kewajiban jangka pendek sesuai dengan paragraf ini, bersama-sama dengan informasi yang mendukung penyajian ini, diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

46PENGAKUAN DAN PENGUKURAN KEWAJIBANPengakuan Kewajiban:Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.Pengukuran Kewajiban:Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.;Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

47EKUITASEkuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan.

Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.

48LAPORAN ARUS KAS Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.Laporan Arus Kas diatur dalam PSAP 03

49LAPORAN OPERASIONALLaporan finansial mencakup laporan operasional yang menyajikan pos-pos sebagai berikut:Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;Beban dari kegiatan operasional ; Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada;Pos luar biasa, bila ada;Surplus/defisit-LO.Penambahan pos-pos, judul dan subtotal disajikan dalam laporan operasional jika standar ini mensyaratkannya, atau jika diperlukan untuk menyajikan dengan wajar hasil operasi suatu entitas pelaporan.Laporan Operasionaldiatur dalam PSAP 12

50LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (1/2)Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos: Ekuitas awalSurplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;Koreksi-koreksi yang langsung menambah/ mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya: koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya;perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.

51LAPORAN PERUBAHAN EKUITASDalam Laporan Perubahan Ekuitas sekurang-kurangnya harus disajikan pos-pos: Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran;Setiap pos pendapatan dan belanja beserta totalnya seperti diisyaratkan dalam standar-standar lainnya, yang diakui secara langsung dalam ekuitas;Efek kumulatif atas perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang mendasar diatur dalam suatu standar terpisah.

52CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (1/3)Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya, Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

53Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan;Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (2/3)54Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam LRA, LP SAL, Neraca, LO, LAK, dan LPE, harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam CaLK;CaLK meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, LP SAL, Neraca, LO, LAK, dan LPE;Termasuk pula CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh SAP serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas LK, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (3/3)55Bagian kebijakan akuntansi pada Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan hal-hal berikut ini:dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan masa transisi Standar Akuntansi Pemerintahan diterapkan oleh suatu entitas pelaporan; dansetiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan keuangan.

PENYAJIAN KEBIJAKAN AKUNTANSI56KONSEPSI BASIS AKRUAL DAN PERANAN LAPORAN OPERASIONAL 57LO menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnyaPerformanceKONSEPSI BASIS AKRUAL DAN PERANAN LAPORAN OPERASIONAL Estimate58Laporan Operasional menyajikan informasi beban akrual yang dapat digunakan untuk menghitung cost per program/kegiatan pelayananPERANAN LAPORAN OPERASIONAL DALAM PERHITUNGAN COST COST untuk setiap program/kegiatan59PERANAN LAPORAN OPERASIONAL DALAM PENILAIAN KINERJA efektivitasefisienekonomiLaporan OperasionalKonsep VFM digunakan untuk menilai apakah suatu organisasi telah mencapai benefit maksimal, dengan mengunakan sumber daya yang ada.Laporan KinerjaKonsep VFM memberikan pengertian akan cost dan kinerja dalam mencapai efisiensi dan efektivitas aktivitas organisasiEvaluasi kinerja berdasarkan konsep Value for Money (ekonomi, efisien & efektif)Manajemen Kinerja

60UU 1/2004 & PP 8/2006 Mengatur tentang laporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahKinerja berupa keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran (beban/cost), dengan kuantitas dan kualitas terukurLAPORANKEUANGANLAPORANKINERJAEVALUASI KINERJAPERANAN LAPORAN OPERASIONAL DALAM PENILAIAN KINERJA Manajemen Keuangan

Aset & KewajibanPendapatanCostKinerjaBebanMengaitkan cost dengan kinerja61LAPORAN KINERJA : KETERKAITAN BEBAN DAN HASIL/KELUARAN

Dengan diterapkannya LO, dapat dihitung beban akrual untuk dibandingkan dengan hasil/keluranTRANSAKSI PENDAPATANAKRUAL - LOTelah terbit Surat Ketetapan Pajak (SKP) di tahun 2011 sebesar Rp700 Dicatat sebagai pendapatan pajak pada periode dikeluarkannya SKPJurnal:Piutang Pajak 700 Pendapatan Pajak 7002. Pajak diterima oleh kas daerah Rp600Dicatat sebagai pelunasan piutang

Jurnal : Kas 600 Piutang Pajak 6003. Pada tanggal neraca terdapat SKP yang belum dibayar oleh Wajib Pajak Rp100Tidak ada jurnalCONTOH TRANSAKSI PADA LAPORAN OPERASIONALTRANSAKSI BEBANAKRUAL-LOSatuan Kerja menerima tagihan listrik sebesar Rp300 pemakaian bulan Desember 2011Dicatat sebagai bebanJurnal:Beban langganan daya dan jasa 300 Utang Belanja 3002. Pada tanggal 31 Desember 2011 belum dilakukan pembayaran tagihan listrikTidak ada jurnalCONTOH TRANSAKSI PADA LAPORAN OPERASIONAL TRANSAKSI NON OPERASIONALAKRUAL-LOSatker menjual aset non lancar pada Desember 2011 sebesar Rp 150, dengan harga perolehan Rp 90Dicatat sebagai Surplus penjualan aset non lancar.Jurnal:Kas 150 Aset tetap 90 Surplus penjualan aset non lancar 60Pendapatan 700Beban (300)Surplus/Defisit Opr 400Kegiatan non operasional 60Surplus/Defisit LO 460Laporan OperasionalLaporan Perubahan EkuitasEkuitas Awal 1.000Surplus/Defisit LO 460Ekuitas Akhir 1.460 NeracaAset 2.000Kewajiban 540Ekuitas 1.460LRAPendapatan 750Belanja (0)Surplus/(defisit) 750Pembiayaan 1.000SILPA 1.750 Laporan Perubahan SALSAL Awal 100Penggunaan SAL (30)SILPA 1.750SAL Akhir 1.820KETERKAITAN LAPORAN KEUANGAN65HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM IMPLEMENTASI PSAP 12Keterkaitan laporan keuangan mengingat dual basis penganggaran dan pelaporan. Keterkaitan laporan keuangan, terutama Laporan Operasional, dengan laporan kinerjaLampiran I PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013Panduan Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah DaerahRuang Lingkup:KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGANKEBIJAKAN AKUNTANSI AKUNKEBIJAKAN AKUNTANSIKebijakan akuntansi adalah proses pemilihan metode pelaporan, alternatif, sistem pengukuran dan teknik pengungkapan tertentu diantara semua yang mungkin tersedia untuk pelaporan keuangan oleh suatu perusahaan (Elden S Hendriksen)Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilh oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan (PSAP 04)Kebijakan akuntansi akan mempengaruhi pengakuan, pengukuran dan penyajian atas elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban, pada laporan keuangan.

Kebijakan AkuntansiPengakuanBerapa banyak yang diakuiKapan dan kondisi seperti apa diakuiBagaimana disajikannya dan pengungkapannya di Laporan Keuangan dan CaLKPengukuranPenyajian&Pengungkapandipilih oleh entitas pelaporan untuk menjelaskan:Kebijakan Akuntansi Lanjutan....Pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat dan penyiapan laporan keuangan:Pertimbangan sehat;Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi;Subtansi mengungguli bentuk;Materialitas

Pengungkapan kebijakan akuntansi harus mengindentifikasikan dan menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan metode penerapannya yang secara material mempengaruhi penyajuan LRA, LPSAL, Neraca, LO, LAK dan LPE. (paragraf 41 PSAP No.04)

Secara umum, kebijakan akuntansi pada CaLK menjelaskan hal-hal berikut:Entitas pelaporan;Basis akuntansi yang mendasari penyusunan L/K;Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan L/K;Sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan PSAP ini diterapkan oleh suatu entitas pelaporan pada masa transisi. Sebaliknya penerapan lebih dini disarankan beradasarkan kesiapan entitas;Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami L/KDalam menentukan perlu tidaknya suatu kebijakan akuntansi diungkapkan, manajemen harus mempertimbangkan manfaat pengungkapan tersebut dalam membantu pengguna untuk memahami setiap transaksi yang tercermin dalam laporan keuangan.Kebijakan Akuntansi Lanjutan....Kebijakan-kebijakan akuntansi yang perlu dipertimbangkan untuk disajikan antara lain:Pengakuan pendapatan-LRA;Pengakuan pendapatan-LO;Pengakuan belanja;Pengakuan beban;Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian;Investasi;Pengakuan dan penghentian/penghapusan aset berwujud dan tidak berwujud;Kontrak-kontrak konstruksi;Kebijakan kapitalisasi pengeluaran;Kemitraan dengan pihak ketiga;Biaya peneilitian dan pengembangan;Persedian;Pembentukan dana cadangan;Pembentukan dana kesejahteraan pegawai;Penjabaran mata uang asing dan lindung nilaiKebijakan Akuntansi Lanjutan....SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAHSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH73Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan dilingkungan organisasi pemerintahan daerah

Pasal 1 angka 8Alat :JURNALAlat :NERACA SALDOAlat :Kode Rekening(BUKU BESAR)IdentifikasiTransaksiPosting/KlasifikasiLaporan Keuangan74SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH - LANJUTAN(Pasal 5 ayat 1)SAPD memuat pilihan prosedur dan teknik akuntansi dalam melakukan identifikasi transaksi, pencatatan pada jurnal, posting kedalam buku besar, penyusunan neraca saldo dan penyajian laporan keuangan.

75(Pasal 6 ayat 1)SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH - LANJUTANSAPD diatur lebih lanjut dengan peraturan kepala daerah(Pasal 6 Ayat 4)Pencatatan Anggaran PPKDAkuntansi Pendapatan PPKDAkuntansi Beban PPKDAkuntansi Aset PPKDAkuntansi Kewajiban PPKDAkuntansi Pembiayaan PPKDJurnal Koreksi dan Penyesuaian PPKDAkuntansi KonsolidatorPenyusunan Laporan Keuangan PPKDPenyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Pemerintah Daerah

76SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH - LANJUTAN(Pasal 6 ayat 2)Pencatatan Anggaran SKPDAkuntansi Pendapatan SKPDAkuntansi Beban SKPDAkuntansi Aset SKPDAkuntansi Kewajiban SKPDJurnal Koreksi dan Penyesuaian SKPDPenyusunan Laporan Keuangan SKPD77SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH - LANJUTAN(Pasal 6 ayat 3)SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH - LANJUTANIdentifikasi prosedurMenentukan pihak-pihak terkaitMenentukan dokumen terkaitMenentukan jurnal standar Menuangkannya dalam langkah teknis

78LAMPIRAN II : SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAHPada bagian Petunjuk Penyusunan dijelaskan bahwa :Pemerintah daerah dapat mengembangkan sistem akuntansi pemerintah daerah dengan menambahkan bagan alir dan ilustrasi soal atau transaksi beserta jawabannya.Panduan penyusunan SAPD tercantum dalam Lampiran IIPasal 6 ayat (5)Tahapan Penyusunan

Terima Kasih 7979