13
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) Disusun Oleh : Cucu Dian Saputra (A01201617) Ika Erwiana (A01301765) Jamilatun Ma’sumah (A01301773) Linda Ristianingsih (A01301783) Ludi Nur Kurniawan (A01301784) Miftahurohman (A01301786) Nia Kurniasih (A01301789) Nur Za’adah (A01301797) Nurul Istiqomah (A01301800) 1

SAP ispa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sap

Citation preview

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

(ISPA)

Disusun Oleh :

Cucu Dian Saputra (A01201617)

Ika Erwiana (A01301765)

Jamilatun Ma’sumah (A01301773)

Linda Ristianingsih (A01301783)

Ludi Nur Kurniawan (A01301784)

Miftahurohman (A01301786)

Nia Kurniasih (A01301789)

Nur Za’adah (A01301797)

Nurul Istiqomah (A01301800)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

2015

1

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Topik kegiatan : Penyuluhan Kesehatan tentang ISPA

Tempat :

Hari / Tanggal :

Waktu : 60 menit

Sasaran : Ibu-ibu serta balita yang menghadiri posyandu

Pelaksana :

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang ISPA diharapkan peserta

mampu mengerti dan memahami tentang ISPA

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang ISPA diharapkan peserta

mampu :

1. Menjelaskan kembali pengertian ISPA

2. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

ISPA

3. Menyebutkan kembali tanda, gejala ISPA

4. Menyebutkan pencegahan ISPA

5. Menyebutkan perawatan ISPA

C. Materi penyuluhan atau pengajaran (out line)

1. Pengertian ISPA

2. Penyebab ISPA

3. Tanda dan Gejala ISPA

4. Pencegahan ISPA

5. Perawatan ISPA

2

D. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Metode : diskusi, ceramah, tanya jawab

2. Pokok-pokok kegiatan

No. Tahap Waktu Kegiatan

Pengajar Peserta

1. Pembukaan 10 menit - Memberikan salam pembuka

- Perkenalan, menyampaikan kontrak dan tujuan

- Menjawab salam dari pengajar

- Memahami tujuan yang disampaikan

2. Pelaksanaan 30 menit - Menyampaikan isi materi1. Pengertian ISPA2. Penyebab ISPA3. Faktor resiko yang

menyebabkan ISPA

4. Tanda dan gejala ISPA

5. Pencegahan ISPA

Mendengarkan materi yang telah disampaikan

3. Penutup 20 menit - Melakukan tanya jawab pada mahasiswa tentang ISPA

- Menyimpulkan materi

- Mengakhiri kegiatan dengan mengucapkan salam

- Peserta aktif bertanya dengan pengajar

- Peserta mendengarkan materi yang telah disimpulkan

- Menjawab salam dari pengajar

E. Alat dan sumber pengajaran

1. Alat-alat yang digunakan / media

1.1 Lembar balik

2. Sumber bahan/materi

3

2.1 buku literatur dari Ngastiyah (2005) dan Nelson (2000)

2.2 e-book panduan pengendalian ISPA Depkes RI tahun 2011

2.3 e-book ISPA cenderung menjadi endemi dan pandemi

F. Evaluasi

1. Struktur

- SAP (Satuan Acara Pembelajaran / pre planning telah disusun dan

dikonsultasikan pembimbing)

- Media sudah tersedia

- Tempat sudah tersedia

- Sudah kontrak dengan petugas kesehatan

2. Proses

- Peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir

- Peserta datang tepat waktu

- Peserta kooperatif

- Peserta mampu memahami materi yang disampaikan

3. Hasil

- Menjelaskan kembali pengertian ISPA

- Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA

- Menyebutkan kembali tanda, gejala ISPA

- Menyebutkan pencegahan ISPA

- Menyebutkan perawatan ISPA

4

MATERI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

A. Pengertian

Menurut DEPKES RI tahun 2011 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dari/lebih dari saluran nafas mulai

hidung sampai alveoli termasuk adneksanya ( sinus, rongga telinga, pleura ).

B. Penyebab

Menurut DEPKES RI, 2011 Terjadinya ISPA disebabkan oleh :

1. Bakteri Sterptococcus pnemonia, Haemophilus influenza, Respiratory

Syncytial Virus.

2. Kurangnya pemberian ASI ekslusif

3. Gizi buruk

4. Polusi udara

5. BBLR

6. Kurangnya imunisasi Campak

7. Daya tahan tubuh menurun

Daya tahan tubuh lemah adalah kemampuan tubuh untuk mencegah masuk

dan berkembang biaknya kuman-kuman didalam tubuh, daya tahan tubuh

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Keadaan gizi : Kurang gizi

b. Keadaan kekebalan : Imunisasi tidak lengkap

8. Keadaan lingkungan yang buruk

Lingkungan perumahan sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya

ISPA.

1. Rumah yang kurang mempunyai jendela menyebabkan pertukaran udara

tidak dapat berlangsung dengan baik misalnya : asap rokok, asap kompor, dapat

terkumpul didalam rumah.

2. Rumah yang lembab dan basah karena banyak air yang terserap didinding

tembok dan matarahari pagi sukar masuk kedalam rumah.

5

3. Rumah yang padat dan perkampungan yang padat menyebabkan

berkembang biaknya berbagai kuman.

C. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala timbulnya ISPA sesuai dengan berat ringannya ISPA

dibagi menjadi 3 yaitu :

1. ISPA Ringan

Seseorang dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan tanda dan

gejalanya adalah Batuk, pilek, demam, tidak ada nafas cepat, 40x / menit tidak ada

tarikan dinding dada kedalam

2. ISPA Sedang

Seseorang dinyatakan menderita ISPA, jika ditemukan tanda dan gejalanya

adalah sesak nafas, suhu lebih dari 390C, bila bernafas mengeluarkan suara seperti

mengorok

3. ISPA Berat

Seseorang dinyatakan menderita ISPA berat, jika ditemukan tanda dan

gejalanya adalah kesadaran menurun, nadi cepat / tidak teraba, nafsu makan

menurun, bibir dan ujung jari membiru, gelisah, rewel, cuping hidung kembang

kempis waktu bernafas

(DEPKES RI, 1999).

D. Pencegahan

Pencegahan adalah cara terbaik dalam menangani ISPA. Berikut ini adalah

beberapa pola hidup higienis yang bisa dilakukan sebagai tindakan

pencegahan.

1. Mencuci tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas di tempat

umum.

2. Hindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata, agar

Anda terlindung dari penyebaran virus dan bakteri.

6

3. Perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin terutama

vitamin C. Vitamin sangat membantu dalam meningkatkan dan menjaga

sistem kekebalan tubuh Anda.

4. Hindari asap rokok

5. Ketika Anda bersin, pastikan menutupnya dengan tisu atau tangan. Hal ini

dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang bisa menular kepada

orang lain (www.aldokter.com)

E. Perawatan

1. Bila penderita demam

- Kompres dengan air hangat

- Beri obat penurun panas (parasetamol)

2. Bila penderita pilek

- Anjurkan banyak minum air putih

- Anjurkan untuk berbaring/banyak istirahat

- Anjurkan membersihkan ingus dengan kain bersih atau tissu kering

3. Bila penderita batuk

- Beri obat yang beredar di pasaran

- Beri obat tradisional, misalnya jeruk nipis ditambah kecap manis.

Cara membuat dan memberikan obat batuk tradisional

Misalnya: jeruk nipis ditambah kecap manis

a. Sediakan 1 buah jeruk nipis dan kecap manis ½ sendok teh

b. Potong jeruk nipis secara melintang hingga terbagi 2 bagian, ambil 1 bagian

kemudian diperas

c. Campurkan air perasan jeruk nipis (1/2 sendo teh) dengan ½ sendok teh

kecap manis

d. Aduk sebentar

e. Berikan 3x sehari habis makan sampai batuknya berhenti

Pada dasarnya ISPa ringan dapat diobati sendiri di rumah oleh keluarga.

Sedangkan ISPA sedang harus mendapat pertolongan tenaga kesehatan dan ISPA

7

berat harus dirawat di rumah sakit/instansi kesehatan lain yang mempunyai

fasilitas pemberian infus dan oksigen.

(Buku Kesehatan Ibu dan Anak)

8

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.1999. Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta : EGC.

Ngastiyah.2005. Perawatan Anak Sakit.Edisi 2. Jakarta : EGC.

Behrman., Kliegman. & Arvin. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. edisi: 15, vol.

2. Jakarta : EGC.

www.aldokter.com diakses pada tanggal 5 November 2015 jam 14.00 Wib

Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan. Pedoman pengendalian infeksi saluran

pernapasan akut,-- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2011

9