16
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tanpa bahasa tiada komunikasi. Tanpa komunikasi apakah manusia dapat bersosialisasi, dan apakah manusia layak disebut makhluk sosial? Sebagai sarana komunikasi maka segala yang berkaitan dengan komunikasi tidak lepas dari bahasa, seperti berpikir sistematis dalam menggapai ilmu dan pengetahuan. Dalam kata lain, tanpa mempunyai kemampuan berbahasa seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur. Demikian pula ilmu–ilmu pengetahuan, semuanya sudah mempergunakan matematika, baik matematika sebagai pengembangan aljabar maupun statistik. Phylosopy modern tidak akan tepat bila pengetehuan tentang matematika tidak mencukupi. Hampir dapat dikatakan bahwa fungsi matematika sama luasnya dengan fungsi bahasa yang berhubungan dengan pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir, seperti : setengah tidak boleh lebih dari satu. Dalam kamus ilmiah populer, kata statistik berarti tabel, grafik, daftar informasi, angka-angka, informasi. Statistik berarti ilmu pengumpulan, analisis, dan klasifikasi data, angka sebagai dasar untuk induksi.

Sarana-sarana Ilmu Pengetahuan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ini merupakan materi yang berisikan sarana - sarana dalam ilmu pengetahuan

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tanpa bahasa tiada komunikasi. Tanpa komunikasi apakah manusia dapat bersosialisasi, dan apakah manusia layak disebut makhluk sosial? Sebagai sarana komunikasi maka segala yang berkaitan dengan komunikasi tidak lepas dari bahasa, seperti berpikir sistematis dalam menggapai ilmu dan pengetahuan. Dalam kata lain, tanpa mempunyai kemampuan berbahasa seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur.Demikian pula ilmuilmu pengetahuan, semuanya sudah mempergunakan matematika, baik matematika sebagai pengembangan aljabar maupun statistik. Phylosopy modern tidak akan tepat bila pengetehuan tentang matematika tidak mencukupi. Hampir dapat dikatakan bahwa fungsi matematika sama luasnya dengan fungsi bahasa yang berhubungan dengan pengetahuan dan ilmu pengetahuan.Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir, seperti : setengah tidak boleh lebih dari satu.Dalam kamus ilmiah populer, kata statistik berarti tabel, grafik, daftar informasi, angka-angka, informasi. Statistik berarti ilmu pengumpulan, analisis, dan klasifikasi data, angka sebagai dasar untuk induksi.

1.2Rumusan Masalah Apa saja sarana sarana pengembangan ilmu pengetahuan ? Bagaimana hubungan dari sarana sarana pengembangan ilmu pengetahuan ?

1.3Tujuan Mengetahui sarana sarana pengembangan ilmu pengetahuan. Mengetahui hubungan dari sarana sarana pengembangan ilmu pengetahuan.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 BAHASA SEBAGAI SARANA ILMU PENGETAHUAN

Bahasa mempunyai peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam hidup dan kehidupan manusia. Kelaziman tersebut membuat manusia jarang memperhatikan bahasa dan menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa, seperti bernafas dan berjalan. Padahal bahasa mempunyai pengaruh-pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya. Ernest Cassirer berpendapat bahwa keunikan manusia bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa. Oleh karena itu, Ernest menyebut manusia sebagai Animal Symbolicum, yaitu mahkluk yang menggunakan simbol.Wittgenstein menyatakan : Batas bahasaku adalah batas duniaku. Melalui pernyataan ini orang-orang yang berpikir (homo sapiens) akan bertanya dalam diri apa itu manusia? Apa fungsinya? Bagaimana peran bahasa dalam berpikir ilmiah?Bloch and Trager mengatakan : a language is a system of arbitrary vocal symbol by means of which a social group cooperates (Bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi.Joseph Broam mengatakan : bahasa adalah suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain.Batasan diatas memerlukan sedikit penjelasan agar tidak terjadi salah paham. Oleh karena itu, perlu diteliti setiap unsur yang ada didalamnya :

2.1.1Simbol Simbol Simbol simbol berarti sesuatu yang menyatakan sesuatu yang lain. Hubungan antara simbol dan sesuatu yang dilambangkannya itu tidak merupakan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya atau sesuatu yang bersifat alamiah, seperti yang terdapat antara awan hitam dan turunnya hujan, ataupun antara tingginya panas badan dan kemungkinan terjadinya infeksi. Awan hitam adalah tanda turunnya hujan, panas suhu badan yang tinggi tanda suatu penyakit.

Simbol - Simbol VokalSimbol simbol yang membangun ujaran manusia adalah simbol-simbol vokal, yaitu bunyi- bunyi yang urutan-urutan bunyinya dihasilkan dari kerjasama berbagai organ atau alat tubuh dalam sistem pernafasan. Untuk memenuhi maksudnya, bunyi-bunyi tersebut haruslah didengar oleh orang lain dan harus diartikulasikan sedimikian rupa untuk memudahkan si pendengar untuk merasakannya secara jelas dan berbeda dari yang lainnya. Dengan kata lain, tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh organ-organ vokal manusia merupakan simbol-simbol bahasa, lambang-lambang kebahasaan. Contoh : bersin, batuk, dengkur, biasanya tidak mengandung nilai simbolis, semua itu tidak bermakna apa-apa diluar mereka sendiri.

Simbol-Simbol Vokal Arbitrer Istilah arbitrer disini bermakna mana suka dan tidak perlu ada hubungan yang valid secara fisologis antara ucapan lisan dan arti yang dikandungnya. Hal ini akan lebih jelas bagi orang yang mengetahui lebih dari satu bahasa. Misalnya untuk menyatakan jenis binatang Equus Caballus, orang inggris menyebutnya horse, orang prancis cheval, orang indonesia kuda, dan orang arab hison. Semua kata ini sama tepatnya, sama arbitrernya. Semuanya adalah konvensi sosial yakni sejenis persetujuan yang tidak diucapkan atau kesepakatan secara diam-diam sesama anggota masyarakat yang memberi setiap kata makna tertentu.

Suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol yang arbitrer.Walaupun hubungan antara bunyi dan arti ternyata bebas dari setiap suara hati nurani, lagika atau psikologi, namun kerjasama antara bunyi-bunyi itu sendiri, didalam bahasa tertentu, ditandai oleh sejumlah konsistensi, ketetapan intern. Misalnya : setiap bahasa beroperasi dengan sejumlah bunyi dasar yang terbatas (dan ciri-ciri fonetik lainnya seperti tekanan kata dan intonasi).

Yang dipergunakan oleh para anggota sesuatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain.Fungsi bahasa memang sangat penting dalam dunia manusia. Dengan bahasa para anggota masyarakat dapat mengadakan intereksi sosial.

2.1.2Fungsi BahasaPara pakar telah berselisih pendapat dalam hal fungsi bahasa. Aliran filsafat bahasa dan psikolinguistik melihat fungsi bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan emosi, sedangkan aliran sosiolinguistik berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah sarana untuk perubahan masyarakat.Walaupun tampak perbedaan tetapi saling melengkapi. Secara umum dapat dinyatakan bahwa fungsi bahasa adalah : Koordinator kegiatan-kegiatan masyarakat. Penetapan pemikiran dan pengungkapan. Penyampain pemikiran dan perasaan. Penyenangan jiwa. Pengurangan kegoncangan jiwa.Menurut Halliday sebagaimana yang dikutip oleh Thaimah bahwa fungsi bahasa adalah sebagai berikut : Fungsi Instrumental : penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi seperti makan, minum dan sebagainya. Fungsi Regulatoris : penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku. Fungsi Interaksional : penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan perasaan pemikiran antara seseorang dan orang lain. Fungsi Personal : seseorang menggunakan bahasa untuk mencurahkan perasaan dan pikiran. Fungsi Heuristik : penggunaan bahasa untuk mencapai mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya. Fungsi Imajinatif : penggunaan bahasa untuk mencapai mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya. Fungsi Representasional : penggunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta menyampaikan pada orang lain.Kneller mengemukakan 3 fungsi bahasa yaitu simbolik, emotif dan afektif. Fungsi simbolik dan emotif menonjol dalam komunikasi ilmiah, sedangkan fungsi afektif menonjol dalam komunikasi estetik.Sedangkan Buhler membedakan fungsi bahasa ekspresif, bahasa konatif, dan bahasa representasional. Bahasa ekspresif yaitu bahasa yang terarah pada diri sendiri yakni si pembicara; bahasa kognitif yaitu bahasa yang terarah pada lawan bicara; dan bahasa representasional yaitu bahasa yang terarah pada kenyataan lainnya, yaitu apa saja selain pembicara atau lawan bicara.

2.1.3Bahasa sebagai Sarana Berpikir IlmiahAda dua hal yang harus diperhatikan masalah sarana ilmiah, yaitu pertama, sarana ilmiah itu merupakan ilmu dalam pengertian bahwa ia merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah, seperti menggunakan pola berpikir induktif dan deduktif dalam mendapatkan pengetahuan. Kedua, tujuan mempelajari saran ilmiah adalah agar dapat melakukan penelaahan ilmiah secara baik.Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain, baik pikiran yang berlandaskan logika induktif maupun deduktif. Dengan kata lain, kegiatan berpikir ilmiah ini sangat berkaitan erat dengan bahasa. Menggunakan bahasa yang baik dalam berpikir belum tentu mendapatkan kesimpulan yang benar apalagi dengan bahasa yang tidak baik dan benar. Premis yang salah akan menghasilkan kesimpulan yang salah juga. Semua itu tidak terlepas dari fungsi bahasa itu sendiri sebagai sarana berpikir.

2.1.4Bahasa Ilmiah dan Bahasa AgamaBahasa ilmiah adalah bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah, berbeda dengan bahasa agama. Ada dua pengertian mendasar tentang bahasa agama, pertama bahasa agama adalah kalam Ilahi yang terabadikan dalam kitab suci. Kedua, bahasa agama merupakan ungkapan serta perilaku keagamaan seseorang atau kelompok sosial. Dengan kata lain, bahasa agama dalam konteks kedua ini merupakan wacana keagamaan yang dilakukan oleh umat beragama maupun sarjana ahli agama, meskipun tidak selalu menunjuk serta menggunakan ungkapan-ungkapan kitab suci.Bahasa ilmiah dalam tulisan-tulisan ilmiah, terutama sejarah, selalu dituntut secara deskriptif sehingga memungkinkan pembaca (orang lain) untuk ikut menafsirkan dan mengembangkan lebih jauh. Sedangkan bahasa agama selain menggunakan bahasa deskriptif juga menggunakan gaya preskriptif, yakni struktur makna yang dikandung selalu bersifat imperatif dan persuasif dimana pengarang menghendaki pembaca mengikuti pesan pengarang sebagaimana terformulasikan dalam teks. Dengan kata lain gaya bahasa ini cenderung memerintah.

2.2Matematika sebagai Sarana Ilmu Pengetahuan

Dalam abad ke-20 ini, seluruh kehidupan manusia sudah mempergunakan matematika, baik matematika ini sangat sederhana hanya untuk menghitung satu, dua, tiga maupun yang sampai sangat rumit, misalnya perhitungan antariksa.Penalaran ilmiah menyadarkan kita kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistik mempunyai peran penting dalam berpikir induktif.2.2.1Matematika sebagai BahasaMatematika adalah yang melambangkan serangkaian makna dari serangkaian pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu makna matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati.Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan, untuk mengurangi kekurangan yang terdapat pada bahasa verbal, kita berpaling pada matematika. Dalam hal ini kita katakan bahwa matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat majemuk dan emosional dari bahasa verbal. Contoh: menghitung kecepatan jalan kaki seorang anak kita lambangkan X, jarak tempuh seorang anak kita lambangkan Y, waktu berjalan kaki seorang anak kita lambangkan Z, maka kita dapat melambangkan hubungan tersebut sebagai Z=Y/X. Pernyataan Z=Y/X kiranya jelas tidak mempunyai konotasi emosional dan hanya mengemukakan informasi mengenai hubungan antara X, Y dan Z. Dalam hal ini pernyataan matematika mempunyai sifat yang jelas, spesifik dan informatif dengan tidak menimbulkan konotasi yang tidak bersifat emosional.

2.2.2Matematika sebagai Sarana Berpikir DeduktifMatematika merupakan ilmu deduktif. Karena penyelesaiaan masalah-masalah yang dihadapi tidak didasari atas pengalaman, malainkan didasarkan atas deduksi-deduksi (penjabaran-penjabaran). Matematika lebih mementingkan bentuk logisnya. Pernyataan-pernyataannya mempunyai sifat yang jelas. Pola berpikir deduktif banyak digunakan baik dalam bidang ilmiah maupun bidang lain yang merupakan proses pengambilan kesimpulan yang didasarkan kepada premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan. Contoh : jika diketahui A termasuk dalam lingkungan B, sedangkan B tidak ada hubungan dengan C, maka A tidak ada hubungan dengan C.

2.2.3Matematika Untuk Ilmu Alam dan Ilmu SosialMatematika merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual. Disamping pengetahuan mengenai matematika itu sendiri, matematika juga memberikan bahasa, proses dan teori yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan.Dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam matematika memberikan kontribusi yang cukup besar. Kontribusi matematika dalam perkembangan ilmu alam, lebih ditandai dengan penggunaan lambang-lambang bilangan untuk perhitungan dan pengukuran, disamping hal lain seperti bahasa, metode yang lainnya.Adapun ilmu-ilmu sosial dapat ditandai oleh kenyataan bahwa kebanyakan dari masalah yang dihadapinya tidak mempunyai pengukuran yang mempergunakan bilangan dan pengertian tentang ruang adalah sama sekali tidak relevan.

2.3Logika sebagai Sarana Ilmu Pengetahuan

Logika adalah sarana berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir.Hukum-hukum pikiran beserta mekanismenya dapat digunakan secara sadar dalam mengontrol perjalanan pikiran yang sulit dan panjang itu.

2.3.1Aturan Cara Berpikir yang Benar :Kondisi adalah hal-hal yang harus ada supaya sesuatu dapat terwujud, dapat terlaksana. Untuk berpikir baik, yakni berpikir benar, logis-dialektis, juga dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu: Mencintai kebenaranSikap ini sangat fundamental untuk berpikir yang baik, sebab sikap ini senantiasa menggerakkan si pemikir untuk mencari, mengusut, meningkatkan mutu penalarannya; menggerakkan si pemikir untuk senantiasa mewaspadai ruh-ruh yang akan menyelewengkannya dari yang benar. Misalnya, menyederhanakan kenyataan, menyempitkan cakrawala/perspektif, berpikir terkotak-kotak. Cinta terhadap kebenaran diwujudkan dalam kerajinan (jauh dari kemalasan, jauh dari takut sulit, dan jauh dari kecerobohan) serta diwujudkan dengan kejujuran, yakni disposisi atau sikap kejiwaan (dan pikiran) yang selalu siap sedia menerima kebenaran meskipun berlawanan dengan prasangka dan keinginan/kecendrungan pribadi atau golongannya. Ketahuilah (dengan sadar) apa yang sedang anda kerjakanKegiatan yang sedang dikerjakan adalah kegiatan berpikir. Seluruh aktivitas intelek kita adalah suatu usaha terus menurus mengejar kebenaran yang diselangi dengan diperolehnya pengetahuan tentang kebenaran tetapi parsial sifatnya. Untuk mencapai kebenaran, kita harus bergerak berbagai macam langkah dan kegiatan. Ketahuilah (dengan sadar) apa yang anda katakanPikiran diungkap kedalam kata-kata. Kecermatan pikiran diungkapkan ke dalam kecermatan kata-kata, karenanya kecermatan ungkapan pikiran ke dalam kata merupakan sesutau yang tidak boleh ditawar lagi. Anda senantiasa perlu menguasai ungkapan pikiran kedalam kata tersebut. Waspadalah terhadap term-term ekuivokal (bentuk sama, tetapi arti berbeda), analogis (bentuk sama, arti sebagian berbeda). Ketahuilah pula perbedaan kecil arti (nuansa) dari hal-hal yang anda katakan. Buatlah distingsi (pembedaan) dan pembagian (klasifikasi) yang semestinya.Jika ada dua hal yang tidak mempunyai bentuk yang sama, hal itu jelas berbeda. Tetapi kejadian dimana dua hal atau lebih mempunyai bentuk yang sama, namun tidak identik. Disinilah perlu dibuat suatu distingsi, suatu pembedaan. Karena realitas begitu luas, perlu diadakan pembagian (klasifikasi). Peganglah suatu prinsip pembagian yang sama. Cintailah definisi yang tepatPenggunaan bahasa sebagai ungkapan sesuatu kemungkinan tidak ditangkap sebagaimana yang akan diungkapkan atau yang dimaksudkan. Karenanya jangan segan membuat definisi. Definisi artinya pembatasan, yakni membuat jelas batas-batas sesuatu. Hindari uraian-uraian yang tidak jelas artinya. Ketahuilah (dengan sadar) mengapa anda menyimpulkan begini dan begitu.Anda harus bisa dan biasa melihat asumsi-asumsi, implikasi-implikasi, dan konsekuensi-konsekuensi dari suatu penuturan (assertion), pernyataan, atau kesimpulan yang anda buat. Jika bahan yang ada tidak cukup atau kurang untuk menarik kesimpulan, hendaknya orang menahan diri untuk tidak membuat kesimpulan atau membuat pembatasan-pembatasan (membuat reserve) dalam kesimpulan. Hindarilah kesalahan-kesalahan dengan segala usaha dan tenaga, serta sangguplah mengenali jenis, macam, dan nama kesalahan, demikian juga mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran (penalaran).Dalam belajar logika ilmiah (scientific) anda tidak hanya mau tahu hukum-hukum, prinsip-prinsip, bentuk-bentuk pikiran sekedar untuk tahu saja. Anda perlu juga; Dalam praktik, menjadi cakap dan cekatan berpikir sesuai dengan hukum, prinsip, bentuk berpikir yang betul, tanpa mengabaikan dialektika, yakni proses perubahan keadaan. Logika ilmiah melengkapi dan mengantar kita untuk menjadi cakap dan sanggup berpikir kritis, yakni berpikir secara menentukan karena menguasai ketentuan-ketentuan berpikir baik. Selanjutnya sanggup mengenali jenis-jenis, macam-macam, nama-nama, sebab-sebab kesalahan pemikiran, dan sanggup menghindar, juga menjelaskan segala bentuk dan sebab kesalahan dengan semestinya.

2.3.2KlasifikasiSebuah konsep klasifikasi, seperti panas atau dingin, hanyalah menempatkan objek tertentu dalam sebuah kelas. Pertimbangan yang berdasarkan klasifikasi tentu saja lebih baik daripada tak ada pertimbangan sama sekali. Misal; terdapat tiga puluh lima orang yang melamar pekerjaan yang membutuhkan kemampuan tertentu, dan perusahaan yang akan menerima mempunyai psikolog harus menetapkan cara-cara pelamar dalam memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Ahli psikologi tersebut membuat klasifikasi kasar berdasarkan keterampilan, kemampuan dibidang metematika, stabilitas emosional, dan sebagainya. Ketiga puluh lima orang tersebut dibandingkan dengan pengetahuan yang berdasarkan klasifikasi kuat, lemah dan sedang, kemudian ditempatkan dalam urutan berdasarkan kemampuannya masing-masing.

2.3.3Aturan Definisi Definisi secara estimologi adalah suatu usaha untuk memberi batasan terhadap sesuatu yang dikehendaki seseorang untuk memindahkannya kepada orang lain.Sedangkan pengertian definisi secara terminologi adalah sesuatu yang menguraikan makna lafads kulli yang menjelaskan karakteristik khusus pada diri individu.Definisi yang baik adalah jamiwa mani (menyeluruh dan membatasi). Hal ini sejalan dengan kata definisi itu sendiri, yaitu definite (membatasi).

2.4Statistika sebagai Sarana Ilmu Pengetahuan2.4.1Pengertian StatistikPada mulanya kata statistik diartikan sebagai keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh negara dan bergunan bagi negara.Secara etimologi, kata statistik berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa inggris), yang dalam bahasa indonesia diterjemahkan dengan negara. Pada mulanya, kata statistik diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka maupun data yang tidak berwujud angka, yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara. Namun pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi pada kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) saja.Ditinjau dari segi terminologi, dewasa ini istilah statistik terkandung berbagai macam pengertian; Istilah statistik kadang diberi pengertian sebagai data statistik, yaitu kumpulan bahan keterangan berupa angka atau bilangan. Sebagai kegiatan statistik atau kegiatan perstatistikan atau kegiatan penstatistikan. Kadang juga dimaksudkan sebagai metode statistik yaitu cara-cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun, atau mengatur, menyajikan, menganalisis, dan memberikan interprestasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka itu dapat berbicara atau dapat memberikan pengertian makna tertentu. Istilah statistik dewasa ini juga dapat diberi pengertian sebagai ilmu statistik, ilmu statistik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan memperkembangkan secara ilmiah tahap-tahap yang ada dalam kegiatan statistik atau ilmu pengetahuan yang membahas (mempelajari) dan memperkembangkan prinsip-prinsip, metode dan prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka; Pengumpulan data angka. Penyusunan atau pengaturan data angka. Penyajian atau penggambaran atau pelukisan data angka. Penganalisis terhadap data angka. Penarikan kesimpulan (conclusion). Pembuatan perkiraan (estimation). Penyusunan ramalan (prediction) secara ilmiah (dalam hal ini secara matematik) atas dasar pengumpulan data angka tersebut.Dalam kamus ilmiah populer, kata statistik berarti tabel, grafik, daftar informasi, angka-angka, informasi. Sedangkan kata statistik berarti ilmu pengumpulan, analisis dan klasifikasi data, angka sebagai dasar untuk induksi.

2.4.2Tujuan Pengumpulan Data StatistikTujuan ini dibagi menjadi dua golongan besar yaitu : Tujuan kegiatan praktis Dalam kegiatan praktis hakikat alternatif yang sedang dipertimbangkan telah diketahui, paling tidak secara prinsip, dimana konsekuensi dalam memilih salah satu dari alternatif tersebut dapat dievaluasi berdasarkan serangkaian perkembangan yang akan terjadi. Tujuan kegiatan keilmuan Kegiatan statistika dalam bidang keilmuan diterapkan pada pengambilan suatu keputusan yang konsekuensinya sama sekali belum diketahui. Dengan demikian konsekuensi dalam melakukan kesalahan dapat diketahui secara lebih pasti dalam kegiatan praktis dibandingkan dalam kegiatan keilmuan.

2.4.3Statistika dan Cara Berpikir InduktifIlmu secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang telah teruji kebenarannya. Semua pernyataan ilmiah adalah sesuai faktual, dimana konsekuensinya dapat diuji baik dengan jalan mempergunakan pancaindera, maupun dengan alat-alat yang membantu pancaindera tersebut. Statistika merupakan pengetahuan untuk melakukan penarikan kesimpulan induktif secara lebih seksama.Kesimpulan yang ditarik dalam penalaran deduktif adalah benar jika premis-premis yang dipergunakan adalah benar dan prosedur penarikan kesimpulannya adalah sah. Sedangkan dalam penalaran induktif meskipun premis-premisnya adalah benar dan prosedur penarikan kesimpulannya adalah sah, maka kesimpulan itu belum tentu benar. Tapi kesimpulan itu mempunyai peluang untuk benar.Statistik merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah, statistika membantu kita untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.

2.4.4Peranan Statistika Dalam Tahap-Tahap Metode Keilmuan Langkah langkah yang lazim dipergunakan dalam kegiatan keilmuan yang dapat dirinci sebagai berikut; Observasi Statistika dapat mengemukakan secara terperinci tentang analisis yang akan dipakai dalam observasi. HipotesisUntuk menerangkan fakta yang diobservasi, dugaan yang sudah ada dirumuskan dalam sebuah hipotesis. Dalam tahap kedua ini statistika membantu kita dalam mengklasifikasikan hasil observasi. Ramalan Dari hipotesis dikembangkanlah deduksi. Jika teori yang dikemukakan memenuhi syarat deduksi akan menjadi pengetahuan baru. Fakta baru ini disebut ramalan. Pengujian kebenaran Untuk menguji kebenaran ramalan, mulai dari tahapan-tahapan berulang seperti sebuah siklus.

2.4.5Peranan StatistikaStatistika diterapkan secara luas dalam hampir semua pengambilan keputusan dalam bidang manajemen. Statistika diterapkan dalam penelitian pasar, penelitian produksi, kebijaksanaan penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing dan masih banyak lagi.

2.5Hubungan Antara Sarana Ilmiah Bahasa, Matematika, Logika dan Statistika

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana yang berupa bahasa, matematika, logika, statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai seluruh proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.Ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan berpikir deduktif dan berpikir induktif. Untuk itu penalaran ilmiah menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Jadi keempat sarana ilmiah ini saling berhubungan erat satu sama lain.

BAB IIIPENUTUP

3.1Kesimpulan

Bahasa mempunyai peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam hidup dan kehidupan manusia. Kelaziman tersebut membuat manusia jarang memperhatikan bahasa dan menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa, seperti bernafas dan berjalan. Padalah bahasa mempunyai pengaruh pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya.Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari serangkaian pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang lambang matematika bersifat artifisial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu makna matematika hanya merupakan kumpulan rumus rumus yang mati.Logika adalah sarana berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan aturan berpikir. Statistik, yaitu kumpulan bahan keterangan berupa angka atau bilangan. Metode statistik yaitu cara cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun, atau mengatur, menyajikan, menganalisis, dan memberikan interprestasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka itu dapat berbicara atau dapat memberikan pengertian makna tertentu.

3.1SaranSemoga makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi penambahan ilmu mengenai mata kuliah ilmu alamiah dasar dan kami juga memohon jika apa yang kami buat mendapatkan perhatian dengan munculnya pertayaan mengenai kekurangan apa saja yang berguna untuk membangun makalah kami ini.

Daftar pustaka

Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.Suriasumantri, Jujun S. 1995. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.Hidayat, Komaruddi. 1996. Memahami Bahasa Agama, Jakarta: Paramadina.Salam, Burhanuddin. 1997. Logika Materil Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta: PT Rineka Cipta.Suriasumantri, Jujun S. 2002. Filsafat Ilmu (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan)Poespoprojo, W. 1999. Logika Scientifika: Pengantar Dialektika dan Ilmu, Bandung: Putaka Grafika.Suriasumantri, Jujun S. 2001. Ilmu dalam Perspektif, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Dajan, Anto. 2000. Pengantar Metode Statistik, Jilid I, Pustaka LP3ES Indonesia.Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Indonesia.Pratanto, Plus A. Dan Al Barri, M. Dahlan. 1994. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola.

12