Sasaran-Keselamatan-Pasien-selesai.doc

  • Upload
    elissa

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Paper Sasaran Keselamatan PasienDisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Keperawatan IIOleh :

Istiqomah

22020113120006Erlina Dwi Hastuti

22020113120014Kartika Cahyaningrum

22020113120011

Nindy Kartika Dewi

22020113120029

Sayyidati Ummy Nurul Baity 22020113120040

Elissa Maharani

22020113120043

Etik Nurochmah

22020113120046

Meta Anindya Aryanti Gunawan22020113120050

Indah Sri Maryati

22020113130082

Tsania Ayu Z.

22020113140126

Nurbahrian Alfan M.

22020113140067A.13.2

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2015Sasaran Keselamatan Pasien

Sasaran Keselamatan Pasien ada 6 yaitu1. Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien2. Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif3. Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)4. Sasaran IV: Kepastian tepat-lokasi, tepat prosedur, tepat-pasien operasi5. Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan6. Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuhA. Sasaran I : Ketepatan Identifikasi PasienRumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki / meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.Gelang identitas

Gelang penanda:Biru: laki laki

Merah: alergiPink: perempuan

Kuning: risiko jatuhUngu: do not resuscitatePetugas harus melakukan identifikasi pasien saat:1. Pemberian obat2. Pemberian darah / produk darah3. Pengambilan darah dan specimen lain untuk pemeriksaan klinis

4. Sebelum memberikan pengobatan5. Sebelum memberikan tindakanIdentifikasi pasien : menggunakan dua identitas dari minimal tiga identitasa. Nama pasien (e-ktp)b. Tanggal lahir atauc. Nomor rekam medisCatatan:a) dilarang identifikasi dengan nomor kamar pasien atau lokasib) bila ada kekecualian, rs harus membuat spo khususCara Identifikasi Pasien

1. Petemuan pertama seorang petugas dengan pasien:

a. Secara verbal: tanyakan nama pasien

b. Secara visual: lihat ke gelang pasien dua dari tiga identitas, cocokkan dengan perintah dokter

2. Pertemuan berikutnya lihat secara visual ke gelang pasien, dua identitas dari tiga identitasSPO saat pemasangan gelang oleh petugas1. Jelaskan manfaat gelang pasien2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang .dll3. Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan atau memberi obat memberikan pengobatan tidak menkonfirmasi nama dan mengecek ke gelang kebijakan

Identifikasi Pasien1. Identifikasi menggunakan gelang pasien, identifikasi terdiri dari tiga yaitu identitas: nama pasien (e ktp), nomor rekam medik, dan tanggal lahir.2. Pasien laki-laki memakai gelang warna biru, pasien perempuan memakai gelang warna pink, sedangkan gelang merah sebagai penanda alergi, dan gelang kuning penanda risiko jatuh, gelang ungu penanda do not resucitate3. Pada gelang identifikasi pasien: nama pasien harus ditulis lengkap sesuai e-ktp bila tak ada gunakan ktp/kartu identitas lainnya, bila tak ada semuanya minta pasien/keluarganya untuk menulis pada formulir identitas yang disediakan rs dengan huruf kapital pada kotak kota huruf yang disediakan, nama tidak boleh disingkat, tak boleh salah ketik walau satu huruf4. Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan tangan hanya boleh bila printer sedang rusak/tak ada fasilitas untuk itu dan harus segera diganti bila printer berfungsi kembali.5. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan pemberian obat, tranfusi/produk darah, pengobatan, prosedur /tindakan, diambil sample darah, urin atau cairan tubuh lainnya6. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien kecuali telah ditetapkan lain oleh rs,misalnya ruang haemodialisa, endoskopi

7. Pasien dengan nama sama harus diberi tanda hati hati pasien dengan nama sama pada rekam medik dan semua formulir permintaan penunjangB. Sasaran II: Peningkatan Komunikasi yang EfektifRumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan terjadi pada saat:a. Perintah diberikan secara lisanb. Perintah diberikan melalui telponc. Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis.Perintah lisan/lewat telepon1. Tulis lengkapa. Isi perintah

b. Nama lengkap dan tanda tangan pemberi perintah

c. Nama lengkap dan tanda tangan penerima perintah

d. Tanggal dan jam2. Baca ulang- eja untuk norum/lasa3. Konfirmasi (Lisan dan tanda tangan)SPO persiapan perawat sebelum memberikan laporan kepada dokter1. Visit dan periksa pasien2. Diskusikan keadaan pasien dengan pn3. Review hasil pemeriksaan untuk menetapkan dokter yg tepat yang akan dilapori4. Ketahui kapan pasien masuk dan diagnosis waktu masuk5. Baca catatan perkembangan terakhir dari dokter dan perawat Kebijakan pelaporan hasil pemeriksaan kritisa. Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes dikembangkan rumah sakit untuk pengelolaan hasil kritis dari tes diagnostik untuk menyediakan pedoman bagi para praktisi untuk meminta dan menerima hasil tes pada keadaan gawat darurat.b. RS mempunyai prosedur yang meliputia) Penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis bagi setiap tipe tes,b) Oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis harus dilaporkanc) Menetapkan metode monitoring yang memenuhi ketentuanContoh kebijakan menerima perintah lisan/lisan lewat telepona. Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan melakukan konfirmasib. Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tanggal, isi perintah, nama penerima perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda tangan (pada kesempatan berikutnya)c. Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat lasa, maka nama obat lasa harus dieja satu persatu hurufnyad. Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat look alike sound alike, look alike, dan sound alikee. Konfirmasi lisan dan tertulis, konfirmasi lisan sesaat setelah pemberi perintah mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran pembacaan secara lisan misal ya sudah benar . konfirmasi tertulis dengan tanda tangan pemberi perintah yang harus diminta pada kesempatan kunjungan berikutnya .f. Ada kolom keterangan yang dapat dipakai mencatat hal-hal yang perlu dicatat, misal pemberi perintah tak mau tanda tanganC. Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert)Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (highalert)Obat yang perlu diwaspadai : obat yang sering menyebabkan ktd atau kejadian sentinel;1. High alert2. Elektrolit konsentrat3. Norum/lasa (nama obat rupa ucapan mirip/lookalike sound alike)Kesalahan yang bisa terjadi:1. Secara tidak sengaja2. Bila perawat tidak mendapatkan orientasi sebelum ditugaskan3. Pada keadaan gawat daruratLasa (Look Alike Sound Alike)

Norum ( Nama Obat Rupa Mirip)a. Hidraalazineb. Cerebyxc. Vinblastined. Chlorpropamidee. Glipizidef. Daunorubicinea. Hidroxyzineb. Celebrexc. Vincristined. Chlorpromazinee. Glyburidef. Doxorubicine

Obat High Alert1. Obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau kejadian sentinel (sentinel event)2. Obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)3. Obat-obat yang (nama obat, rupa dan ucapan mirip/norum, atau look-alike sound-alike / lasa)Obat high alert: katagori obat (ismps) adrenalin)1. ADRENERGIC ANTAGONIS IV (Contoh: Propanolol)

2. ANESTETIC AGENT GENERAL, INHALED dan IV (Misal: Propofol)

3. CARDIOPLEGIC SOLUTION

4. CHEMOTERAPIC AGENTS PARENTERAL DAN ORAL

5. DEXTROSE HIPERTONIC 20% ATAU LEBIH

6. DIALISIS SOLUTION (PERITONEAL, HEMODIALISIS)

7. OBAT EPIDURAL DAN INTRATHECAL

8. GLICOPROTEIN INHIBITOR II B/III A (Misal: Ephbatide)

9. HIPOGLIKEMIK ORAL

10. OBAT OBAT INOTROPIK IV (Misal: Digoxin, milrinone)

11. LIPOSOMAL FORM OF DRUGS (Liposomal Ampheterisine B)

12. MODERATE SEDATION AGENTS IV (Contoh : Midazolame)

13. MODERATE SEDATION AGENTS ORAL FOR CHILDREN (Contoh Chloralhydrate)

14. ANESTETIC/OPIATE IV DAN ORAL ( Termasuk cairan konsentrat, immediate and sustained released Formulation)

15. NEUROMUSCULAR BLOCKING AGENT (Contoh: Succynil Choline)

16. RADIO CONTRAS AGENT IV

17. THROMBOLITIC/ FIBRINOLITIC IV (Contoh: Tenecteplace)

18. TOTAL PARENTERAL SOLUTION10 hipoglikemik oralDaftar Obat High Alert Obat Spesifik1. Colcichine Injection

2. Heparin, Low moluculer weigt injection

3. Heparin Unfractionated IV

4. Insulin SC dan IV

5. Lidocaine IV

6. Magnesium SUlfat Injecion

7. Methotrxate oral non oncologic use

8. Netiride

9. Nitroprusside sodium for injection

10. Potasium Cloride for injection concentrate

11. Potasium Phospate injection

12. Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%

13. WarfarinElektrolit konsentrate1. Cairan ini bisa mengakibatkan ktd/sentinel event bila tak disiapkan dan dikelola dengan baik2. Hal yang terpenting :a. Ketersediaan b. aksesc. resepd. pemesanane. persiapanf. distribusig. labelh. verifikasi

i. administrasi dan pemantauanCara Untuk Mengurangi atau Mengeliminasi KTD:1. Tingkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai2. Pindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi.3. Rs punya kebijakan dan/atau prosedura. Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di rumah sakitb. Identifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti di igd atau kamar operasic. Pemberian label secara benar pada elektrolit konsentrat penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi akses untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja / kurang hati-hati. Elektrolit konsentrateStandarisasi dosis, unit ukuran, dan terminology adalah elemen penting dari penggunaan yang aman1. Campuran larutan elektrolit harus dihindari (misalnya : natrium klorida dengan kalium klorida).2. upaya ini memerlukan perhatian khusus, keahlian yang sesuai, antar-profesional kolaborasi, proses verifikasi, dan fungsi yang akan memastikan penggunaan yang aman.Contoh kebijakan penanganan obat high alertDefinisi: obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang bermakna bila digunakan secara salah.Ketentuan :1. Setiap unit yan obat harus tersedia daftar obat high alert, obat lasa, elektrolit konsentrat, serta panduan penata laksanaan obat high alert2. Setiap staf klinis terkait harus tahu piata laksanaan obat high alert3. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas4. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja perhurufKebijakan penyimpanan obat high alert di instalasi farmasi1. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat

2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan diserahkan kepada perawat3. Pisahkan obat high alert dengan obat lain dalam kontainer khusus4. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya

5. Simpan obat narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double, setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat, setiap ganti sif harus tercatat dalam buku serah terima lengkap dengan jumlahnya dan di tanda tangani6. Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain untuk memastikan tak ada salah pasien dan salah dosis (double check)7. Obat high alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel stiker label, nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuanD. Sasaran IV : Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien OperasiRumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-lokasi, tepat prosedur, dan tepat- pasien.Kebijakan penandaan lokasi operasi1. Penandaan dilakukan pada kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)2. Perlu melibatkan pasien3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine4. Mudah dikenali5. Digunakan secara konsisten di rs6. Dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan,7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayatKebijakan verifikasi praoperatif :1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dan dipampang dengan baik3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant 2 implant yg dibutuhkan4. Tahap time out :a. Memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan

b. Dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai,

c. Melibatkan seluruh tim operasi

5. Pakai surgical safety check-listPenyebab salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi1. Komunikasi yang tidak efektif/tidak adekuat antara anggota tim bedah2. Kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking)3. Tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi4. Assesment pasien yang tidak adekuat5. Penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat6. Budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim beda7. Tulisan perintah/resep yang tidak terbaca (illegible handwriting)tah8. Pemakaian singkatanPanduan sebelum induksi anestesi:1. Identifikasi pasien, prosedur, informed concent sudah dicek ?2. Sisi operasi sudah ditandai ?3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ?4. Pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ?5. Allergi ?6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau aspirasi7. Risiko kehilangandarah >= 500mlPanduan sebelum insisi kulit (time-out):1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi incisi3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 menit sebelumnya4. Antisipasi kejadian kritis:a. Dr bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood lost ?b. Dr anestesi: apa ada patients spesific corcern ?c. Perawat : sterilitas , instrumen ?d. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?Panduan sebelum pasien meninggalkan kamar operasi1. Perawat melakukan konfirmasi secara verbal, bersama dr dan anestesia. nama prosedur,b. instrumen, gas verband, jarum dihitung harus lengkapc. speciment telah di beri label dengan pid tepatd. apa ada masalah peralatan yang harus ditangani

2. Dokter kepada perawat dan anesesi, apa yang harus diperhatikan dalam recovery dan manajemen pasienE. Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan KesehatanRumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.Contoh: penggunaan jembatan keledai, enam area dalam hand-wash/rub

1. Telapak tangan

2. Punggung tangan

3. Sela- sela jari

4. Punggung jari-jari (gerakan kunci)

5. Sekeliling ibu jari (putar- putar)

6. Kuku dan ujung jari (putar-putar)

Lama cuci tangan:

hand rub : 20-30 detik

hand wash: 40-60 detik

F. Sasaran VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh1. Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh maksud dan tujuan skp vi.2. Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera pasien rawat inap.3. Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh.4. Evaluasi :a. Riwayat jatuh,b. Obat dan telaah terhadap konsumsi alkoholc. Gaya jalan dan keseimbangand. Serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.5. Rogram tersebut harus diterapkan di rumah sakit.Contoh langkah pencegahan pasien risiko jatuh1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan2. Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip3. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien4. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang5. Pastikan lorong bebas hambatan6. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien7. Pasang bedside rel8. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait10. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan11. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi12. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur, posisi bedside rel dalam keadaan terpasang13. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan.Lampiran

1. Contoh formulir catatan lengkap perintah lisan/melalui telepon/pelaporan hasil pemeriksaan kritis.

2. Contoh hasil pemeriksaan kritis yang wajib dilaporkan segera

3. Contoh stiker obat high alert pada botol infuse

4. Penggunaan singkatan di Rumah Sakit

5. Penandaan pada pasien operasi

6. Prosedur hand wahsing dan handrub

7. Contoh: asesment risiko jatuh morse fall scale

\