23
SATUAN ACARA PENYULUHAN Mata Ajar : Keperawatan Jiwa Sasaran : Klien dan keluarga yang datang berobat ke Poliklinik GMO RSJ Prof. HB. Saanin Padang Hari/Tanggal : Senin / 27 Februari 2012 Waktu : 08.30 – 09.00 Wib Tempat : Di Poliklinik GMO RSJ. Prof. HB. Saanin Padang A. Latar Belakang Sebetulnya penggunaan narkotik, obat-obatan, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) untuk berbagai tujuan telah ada sejak jaman dahulu kala. Masalah timbul bila narkotik dan obat-obatan digunakan secara berlebihan sehingga cenderung kepada penyalahgunaan dan menimbulkan kecanduan. Lebih memprihatinkan lagi bila yang kecanduan adalah remaja yang merupakan masa depan bangsa, karena penyalahgunaan NAPZA ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan, sosial dan Ekonomi suatu bangsa. Dalam istilah sederhana NAPZA berarti zat apapun juga apabila dimasukkan keda1am tubuh manusia, dapat mengubah fungsi fisik dan/atau psikologis.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

acara penyuluhan

Citation preview

Page 1: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Ajar : Keperawatan Jiwa

Sasaran : Klien dan keluarga yang datang berobat ke Poliklinik GMO

RSJ Prof. HB. Saanin Padang

Hari/Tanggal : Senin / 27 Februari 2012

Waktu : 08.30 – 09.00 Wib

Tempat : Di Poliklinik GMO RSJ. Prof. HB. Saanin Padang

A. Latar Belakang

Sebetulnya penggunaan narkotik, obat-obatan, psikotropika dan zat adiktif

lainnya (NAPZA) untuk berbagai tujuan telah ada sejak jaman dahulu kala. Masalah

timbul bila narkotik dan obat-obatan digunakan secara berlebihan sehingga cenderung

kepada penyalahgunaan dan menimbulkan kecanduan. Lebih memprihatinkan lagi bila

yang kecanduan adalah remaja yang merupakan masa depan bangsa, karena

penyalahgunaan NAPZA ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan, sosial dan Ekonomi

suatu bangsa. Dalam istilah sederhana NAPZA berarti zat apapun juga apabila

dimasukkan keda1am tubuh manusia, dapat mengubah fungsi fisik dan/atau psikologis.

Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi

kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan

ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika,

Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis

maupun non sintetis yang dapat menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau

mengurangi hilang rasa atau nyeri dan perubahan kesadaran yang menimbulkan

ketergantungna akan zat tersebut secara terus menerus. Contoh narkotika yang terkenal

adalah seperti ganja, heroin, kokain, morfin, amfetamin, dan lain-lain.

Page 2: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan audien dapat mengetahui tentang

penyalahgunaan napza.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan audien mampu :

Mengetahui pengertian dari penyalahgunaan NAPZA

Mengetahui penyebab dari penyalahgunaan NAPZA

Mengetahui tanga dan gejala dari penyalahan NAPZA

Mengetahui dampak atau pengaruh dari penyalahgunaan NAPZA

Mengetahui upaya pencegahan dari penyalahgunaan NAPZA

Mengetahui program terapi untuk peyalahgunaan NAPZA

C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Pokok bahasan : Penyalahgunaan NAPZA

2. Sasaran dan target : Klien dan keluarga yang datang berobat ke Poliklinik GMO

RSJ Prof. HB. Saanin Padang

3. Metoda : Ceramah dan tanya jawab

4. Media alat : Flip Chart dan Leaflet

5. Waktu dan Tempat : Senin/ 28 Februari 2012 pada pukul 08.30 - 09.00 di

Poliklinik GMO RSJ. Prof. HB.Saanin Padang

D. Pengorganisasian

a. Moderator : Leni Marlina S. Kep

- Membuka dan menutup acara

- Membuat tata tertib bagi anggota

- Mengatur kelancaran acara

b. Presenter : Ade Irma Suryani S.Kep

- Menyampaikan materi penyuluhan

- Bekerja sama dengan leader dalam kelancaran acara

Page 3: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

c. Obsever : Maulia Oktivani S.kep

- Mengobservasi jalannya kegiatan

- Mencatat jumlah klien yang hadir

- Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung

- Membuat laporan hasil kegiatan

d. Fasilitator : Andri Sartika S.Kep, Rospita Dian sari S.Kep, Susilawati A

S.Kep

- Memotivasi audiens untuk mengemukakan pertanyaan dan pendapat

- Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan

- Membuat absensi

- Memfasilitasi Kegiatan

E. Setting Tempat

Keterangan :

1. Presenter

2. Moderator

3. Pembimbing

4. Fasilitator

5. Observer

Flip chart

presenter

klien

pembimbing

fasilitator

observer

Page 4: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

Kegiatan Penyuluhan

Wa

ktu

Kegiatanmahasiswa Kegiatanpeserta

5

men

it

Tahappembukaan

1. Mengucapkansalam

2. Memperkenalkandiridanpembim

bing

3. Menjelaskantujuanpenyuluhan

4. Menjelaskankontrakwaktu

1. Menjawabsalam

2. Memperhatikan

3. Mendengarkandanmemperh

atikan

4. Mendengarkandanmemperh

atikan

20

men

it

Tahappelaksanaan

1. Mengidentifikasi pengetahuan

peserta tentang penyalahgunaan

NAPZA

2. Memberi reinforcement positif

3. Menjelaskanpengertiandaripenyal

ahgunaan NAPZA

4. Mengidentifikasi pengetahuan

peserta tentang penyebab

penyalahgunaan NAPZA

5. Memberi reinforcement positif

6. Menjelaskan penyebab

penyalahgunaan NAPZA

7. Mengidentifikasi pengetahuan

peserta tentang tanda dan gejala

penyalahgunaan NAPZA

1. Memperhatikandanmengemu

kakanpendapat

2. Tersenyum dan

memperhatikan

3. Mendengarkandanmemperha

tikan

4. Memperhatikan dan

mengemukakan pendapat

5. Tersenyum dan

memperhatikan

6. Mendengarkandanmemperha

tikan

7. Memperhatikandanmengemu

kakanpendapat

Page 5: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

8. Memberikan reinforcement

positif

9. Menjelaskan tanda dan gejala

penyalahgunaan NAPZA

10. Mengidentifikasi pengetahuan

peserta tentang dampak/pengaruh

penyalahgunaan NAPZA

11. Memberikan reinforcement

positif

12. Menjelaskan dampak/pengaruh

penyalahgunaan NAPZA

13. Mengidentifikasi pengetahuan

peserta tentang program therapy

untuk orang yang melakukan

penyalahgunaan NAPZA.

14. Memberikan reinforcement

positif

15. Menjelaskan program therapy

untuk orang yang melakukan

penyalahgunaan NAPZA.

Proses tanya jawab

1. Memberikan kesempatan pada

audien untuk bertanya

2. Memberikan reinforcement positif

3. Menjawab pertanyaan audience

8. Tersenyum dan

memperhatikan

9. Mendengarkandanmemperha

tikan

10. Memperhatikandanmengemu

kakanpendapat

11. Tersenyum dan

memperhatikan

12. Mendengarkandanmemperha

tikan

13. Mendengarkandanmemperha

tikan

14. Tersenyum dan

memperhatikan

15. Mendengarkandanmemperha

tikan

1.Bertanya dan

memperhatikan

2.

Mendengarkandanmemperha

tikan

3. Menjawabpertanyaan

Page 6: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

5

men

it

Tahappenutup

1. Bersamapesertamenyimpulkanma

teri

2. Mengadakanevaluasidenganmeng

ajukanpertanyaan

3. Menutuppenyuluhandanmemberi

kansalam

1. Bersamapenyuluhmenyimpul

kanmateri

2. Menjawabpertanyaan

3. Memperhatikandanmenjawa

bsalam

Materi terlampir

Pengertian dari penyalahgunaan NAPZA

Penyebab dari penyalahgunaan NAPZA

Tanda dan gejala dari penyalahan NAPZA

Dampak atau pengaruh dari penyalahgunaan NAPZA

Upaya pencegahan dari penyalahgunaan NAPZA

Program terapi untuk peyalahgunaan NAPZA

Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi struktur

Moderator : Leni Marlina, S.Kep

Penyaji : Ade Irma Suryani, S.kep

Observer : Maulia Oktivani, S.Kep

Fasilitator : Andri Sartika, S.Kep

Rospita Dian Sari, S.Kep

Susilawati A, S.Kep

Tempat, waktu dan media serta alat penyuluhan sesuai dengan rencana

Duduk sesuai setting

b. Evaluasi proses

Kegiatan berlangsung sesuai rencana

Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik/ keluar masuk selama

Kegiatan

Page 7: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

Peserta aktif dan dapat memberikan tanggapan dengan segera dan

sopan selama proses penyuluhan berlangsung

c. Evaluasi hasil

Evaluasi hasil dilakukan ketika proses penyuluhan berlangsung khususnya

pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai

dengan tujuan penyuluhan, maka diharapkan:

Klien mampu menyebutkan pengertian dari penyalahgunaan NAPZA

Klien mampu menyebutkan penyebab dari penyalahgunaan NAPZA

Klien mampu menyebutkan tanga dan gejala dari penyalahan NAPZA

Klien mampu menyebutkan dampak atau pengaruh dari penyalahgunaan

NAPZA

Klien mampu menyebutkan upaya pencegahan dari penyalahgunaan NAPZA

Klien mampu menyebutkan program terapi untuk peyalahgunaan NAPZA

Page 8: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

MATERI

A. Pengertian

Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) atau Narkoba adalahbahan / zat yang

dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan

perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.

Penyalahguanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara

berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan

fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.

Ketergatungan adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis,

sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah ( toleransi ),

apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat

( withdrawal symptom )

Penyalahgunaan Napza atau Narkoba adalah kesalahan seseorang menggunakan atau

memakai bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang

(pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan

psikologi.

B. Penyebab Penyalahgunaan Napza

1.Faktor individual

Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami

perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri - ciri remaja yang

mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :

a. Cenderung memberontak

Page 9: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.

c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada

d. Kurang percaya diri

e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif

f. Murung, pemalu, pendiam

g. Merasa bosan dan jenuh

h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan

i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode

j. Identitas diri kabur

k. Kemampuan komunikasi yang rendah

l. Putus sekolah

m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar

rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.

1. Lingkungan Keluarga

a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik

b. Hubungan kurang harmonis

c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi

d. Orang tua terlampau sibuk, acuh

e. Orang tua otoriter

f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya

g. Kurangnya kehidupan beragama.

Page 10: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

2. Lingkungan Sekolah

a. Sekolah yang kurang disiplin

b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan

c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan

diri secara kreatif dan positif

d. Adanya murid pengguna NAPZA.

3. Lingkungan Teman Sebaya

a. Berteman dengan penyalahguna

b. Tekanan atau ancaman dari teman.

4. Lingkungan Masyrakat / Sosial

a. Lemahnya penegak hukum

b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

C. Gejala Klinis Penyalahgunaan Napza

A. Perubahan Fisik :

1. Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ), apatis

( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.

2. Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi

lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.

3. Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare,

rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.

4. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan

dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.

B. Perubahan sikap dan perilaku :

1. Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos,

pemalas, kurang bertanggung jawab.

2. Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau

tempat kerja.

Page 11: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

3. Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijinN

4. Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan

anggota keluarga yang lain.

5. Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga

yang lain.

6. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas

penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga,

mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.

7. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan

pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

D. Pengaruh Penyalahgunaan Napza

NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :

Biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup lama. Pengaruhnya pada :

A. Otak dan susunan saraf pusat :

- gangguan daya ingat

- gangguan perhatian / konsentrasi

- gangguan bertindak rasional

- gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi

- gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja

- gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.

B. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia )

pembengkakan paru ( Oedema Paru )

A. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.

B. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan seksual.

C. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.

D. Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.

E. Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik,

sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.

Page 12: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

F. Komplikasi pada kehamilan :

- Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.

- Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati

- Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.

F. Dampak Sosial :

a. Di Lingkungan Keluarga :

• Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi pertengkaran,

mudah tersinggung.

• Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.

• Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas)

dan menjadi aib keluarga.

• Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan,

sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.

• Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya

pengobatan dan rehabilitasi.

b. Di Lingkungan Sekolah :

• Merusak disiplin dan motivasi belajar.

• Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.

• Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman sebaya.

c. Di Lingkungan Masyarakat

• Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna / mangsanya.

• Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah menjadi

ketergantungan.

• Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian, pembunuhan

sehingga masyarkat menjadi resah.

• Meningkatnya kecelakaan.

Page 13: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

E. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Napza

1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan

melakukan intervensi.Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang

mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan

intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA.

Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat

menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.

2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi

menggunakan NAPZA.

3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.

Yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga untuk mencegah penyalahgunaan

NAPZA :

1. Mengasuh anak dengan baik.

2. penuh kasih sayang

3. penanaman disiplin yang baik

4. ajarkan membedakan yang baik dan buruk

5. mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab

6. mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai

prestasi tertentu.

7. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat

Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.

8. Meluangkan waktu untuk kebersamaan.

9. Orang tua menjadi contoh yang baik.

Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang tidak baik bagi anak.

10. Kembangkan komunikasi yang baik

Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan

menghormati pendapat anak.

11. Memperkuat kehidupan beragama.Yang diutamakan bukan hanya ritual

keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama

dan menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari.

Page 14: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

12. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi

dengan anak

F.Program Terapi dan Rehabilitasi Sebagai Rujukan

Program terapi dan rehabilitasi adalah salah satu rujukan untuk menangani pasien-pasien

yang mengalami ketergantungan NAPZA yang dilakukan oleh Instansi pemerintah dan

swasta. Program terapi dan rehabilitasi ini bertujuan untuk membina para penyalahguna

NAPZA agar dapat pulih dari ketergantungannya dengan menggunakan berbagai pendekatan

serta nilai dan norma yang berlaku.(Subhan Hamonangan, Viktimisasi penyalahguna NAPZA

akibat dualisme hukum positip) Rehabilitasi sendiri menurut Undang-Undang adalah fasilitas

pembinaan bagi penyalahguna NAPZA dari segi medis, psikis dan sosial. Rehabilitasi yang

ditunjuk oleh Menteri Kesehatan dan atau Menteri Sosial (Pasal 39, undang-undang no.5

tahun 1997, tentang psikotropika)

Pada dasarnya tidak ada satu program terapi pun yang bisa membuat para penyalahguna

NAPZA lepas dari ketergantungan. Karena banyak penyalahguna NAPZA yang sudah

menjalani berbagai jenis terapi NAPZA, tetap mengalami kekambuhan, karena didalam

menjalani terapi NAPZA, tidak hanya pengguna saja yang mempunyai komitmen, tetapi

dibutuhkan juga support orang-orang terdekatnya, dalam hal ini adalah keluarga. Karena

sering keluarga juga mengalami kejenuhan dalam merawat anggota keluarganya, karena

terapi NAPZA membutuhkan perawatan dalam waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak

sedikit. Hal tersebut yang menjadi kendala bagi program terapi pasien NAPZA.

Rehabilitasi tidak dapat memberikan jaminan kepada setiap pasien atau klien yang dirawat

akan langsung sembuh dari ketergantungan, dalam istilah NAPZA tidak ada kata sembuh,

tetapi istilah yang digunakan adalah pulih. Walaupun tidak memberikan jaminan pulih,

didalam rehabilitasi digunakan pendekatan individual dan kelompok untuk menggali lebih

jauh permasalahan utama yang dihadapi oleh individu yang mengalami ketegantungan dan

mengarahkan yang bersangkutan untuk dapat menyelesaikan masalahnya.

Penulis tidak dapat menutup mata, tidak semua rehabilitasi menerapkan progaram pemulihan

secara ideal. Masing-masing pelayanan rehabilitasi membuat modifikasi-modifikasi dalam

program terapinya. Mengingat perkembangan tren NAPZA yang terus berubah, dan kondisi

pasien NAPZA pun dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Kalau dahulu lebih ke arah

Page 15: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

pelayanan mental dan emosional, tapi saat ini lebih kearah penyelamatan hidup, pelayanan

fisik dan psikiatrik. Hal ini disebabkan karena banyak Klien NAPZA yang sudah mengalami

komplikasi medis (HIV-AIDS, Hepatitis C dan B, TB-HIV) dan kasus-kasus psikiatrik makin

meningkat. Sehingga program rehabilitasi pun mengalami pergeseran, dari program TC

(Therapeutic Community) kemudian ada proses modifikasi sesuai kondisi pasien.

Masih terdapat beberapa pusat rehabilitasi yang melakukan pendekatan kedisiplinan ala

militer, dimana kekerasan fisik masih sering terjadi. Hal ini dapat terminimalisasi karena

dapat dipastikan bahwa setiap lembaga yang mengatasnamakan panti rehabilitasi tidak

seharusnya menerapkan atau membiarkan terjadinya kekerasan fisik didalam programnya.

Karena pendekatan dengan menggunakan kekerassan fisik pada pasien NAPZA, tidak akan

membuat pennguna pulih, tetapi akan membuat klien trauma menjalani program terapi,

termasuk keluarganya.

Page 16: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)

PENUTUP

Demikianlah proposal ini kami ajukan dalam rangka memenuhi tugas profesi

keperawatan jiwa di RSJ. Prof. HB. Sa’anin Padang. Atas perhatian yang ibu berikan

kami ucapkan terima kasih.

Padang, 27 Februari 2012

Ketua Kelompok

(Andry Sartika, S.Kep)

Disetujui oleh

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ns. Ira Sri Budiarti, S.Kep) (Ns. Basmanelly, M.Kep. SP. Kep Jiwa)

Page 17: SATUAN ACARA PENYULUHAN (2)