Save Our School

Embed Size (px)

DESCRIPTION

it is about education problem

Citation preview

Ringkasan bukuSOS (save our school)57 langkah menyelamatkan sekolahKarya mary miller, Ph.D.

Ada pendapat bahwa naiknya anggaran pendidikan akan mengubah wajah pendidikan kita menjadi makin cerah. Benarkah demikian ? kita tidak mungkin mengharapkan durian runtuh pada musim yang salah.Sebenarnya setiap sekolah bisa mengusahakan peningkatan kualitas tanpa biaya sepeser pun. Kunci peningkatan kualitas terletak pada pelibatan guru, orang tua, dan masyarakat. Sekaranglah saatnya untuk berbicara tentang solusi atas rendahnya kualitas pendidikan kita. Kita harus sehati dan sejiwa membentuk komunitas pendidikan (komit sekolah yang terdiri dari pihak sekolah dan orang tua) bagi kepentingan pendidikan anak-anak kita.Buku ini memberi 57 gambaran langkah yang perlu diambil semua pihak yang terkait dengan pendidikan sekolah untuk terlibat dalam upaya menyelamatkan sekolah.

Bagian pertamaApa yang dapat dikerjakan orang tua?1. Bentuklah perkumpulan yang mempertemukan orang tua dan guru dalam komite sekolah2. Sesekali ajaklah anak-anak hadir dalam pertemuan komite sekolah3. Tumbuhkan minat baca dalam diri anak anda4. PR adalah tanggung jawab anak. Jangan pernah mengambil alih tanggung jawab itu. Biarkan ia mengambil keputusan untuk mengerjakan atau tidak mengerjakannya.5. Doronglah agar anak anda selalu pergi ke sekolah. Jangan mulai berkompromi dengan mengizinkan dia membolos karena dalih aku tidak enak badan yang dibuat-buat. Jangan menulis surat permohonan izin dengan alasan bohong.6. Jika anak anda mengadu tentang guru atau temannya, cek dulu kebenarannya. Jangan langsung melabrak atau marah-marah di dalam kelas.Bagian keduaBagaimana anda dapat membantu anak-anak berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah7. Doronglah anak anda untuk selalu ikut serta menyelesaikan maslah dan memulai perubahan ke arah yang lebih baik. Ajak mereka menyadari bahwa orang lain yang tidak ikut ambil bagian dalam menyelesaikan masalah justru menjadi bagian dari masalah.8. Libatkan murid dalam program pengabdian masyarakat. Jika dirasa bermanfaat dan menumbuhkan semangat, yakinkan kepala sekolah agar memberikan perhatian khusus atas program ini.9. Hematlah anggaran pengeluaran sekolah, misalnya dengan cara mengajak murid-murid mengelola program kebersihan sekolah. Doronglah mereka dan tunjukkan bahwa penghematan itu memungkinkan sekolah menyelenggarakan program yang berguna atau menyediakan prasarana belajar yang lebih baik.10. Rangsanglah agar murid-murid menerbitkan koran satu lembar, misalnya seminggu sekali yang didistribusikan ke seluruh warga sekolah. Isinya bukan berita, melainkan terutama aspirasi dan opini tentang sekolah sehingga memungkinkan terbukanya komunikasi dan pada akhirnya perubahan.11. Doronglah agar OSIS menjalin kerja sama dengan sekolah lain dengan menyelenggarakan diskusi secara rutin tentang berbagai macam topik, dari politik hingga pendidikan.12. Jangan berhenti dengan diskusi saja. Doronglah para murid untuk melibatkan diri dalam kegiatan kemasyarakatan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah atau lembaga swadaya masyarakat. Jika perlu susunlah proposal kegiatan untuk mengubah suatu permasalahan yang dirasa sangat memprihatinkan.13. Dukunglah para murid untuk menyelenggarakan sendiri kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri: ekstrakurikuler, pengayaan materi pelajaran, pelatihan berorganisasi dan sebagainya.14. Biarkan anak pernah mengalami kegagalan dan melakukan kesalahan. Namun, tunjukkan bahwa mereka dapat meminta bantuan ketika mereka merasa tidak berdaya.15. Jangan membuat hidup menjadi terlampau mudah bagi anak anda. Biarkan ia menyadari bahwa proses belajar memang berat dan kadang membosankan. Begitulah hidup.Bagian ketigaBagaimana anda meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar di sekolah.16. Usahakan agar susunan bangku di kelas tidak berderet seperti di bioskop, melainkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan murid berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok.17. Bantulah guru yang putus asa karena murid tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Tawarkan gagasan kesepakatan bersama antara guru dan murid.18. Diskusikan dengan guru tentang kemungkinan menerapkan proses belajar dngan metode penemuan, sebagai ganti metode duduk, dengar, dan mencatat.19. Doronglah guru untuk memberi tugas mandiri kepada murid secara teratur.20. Bantulah guru menyemangati murid di kelas dengan latihan imajinatif.21. Doronglah guru untuk meminta pertanggung jawaban atas pekerjaan mereka.22. Yakinkan guru bahwa anda mengharapkan anak anda berusaha keras mencapai prestasi terbaik yang mampu diraihnya.23. Bantulah guru memandang murid sebagai manusia utuh, bukan sekadar nomor absensi.24. Doronglah guru untuk tidak memutlakkan nilai.25. Sarankan penerapan evaluasi murid secara adil dam bermakna kepada guru.26. Doronglah guru untuk mengizinkan murid mengevaluasinya pada akhir tahun pelajaran.27. Doronglah guru memanfaatkan sarana mengajar yang sangat melimpah, yakni para murid. Suara gaduh murid untuk saling membantu jauh lebih produktif daripada keheningan kelas yang tidak belajar sama sekali.28. Temui guru anak anda pada awal tahun ajaran. Ungkapkan dukungan dan harapan anda untuk terlibat dalam proses belajar-mengajar.29. Doronglah guru untuk menjaga komunikasi dengan orang tua murid.30. Buatlah acara bersama guru, murid dan orang tua murid.31. Mintalah guru untuk menjelaskan bahwa kesalahan dalam mengerjakan soal bukan akhir dari segalanya, tetapi sarana untuk belajar.32. Pendidikan akan berkembang pesat jika semua guru memahami perkembangan anak. Ini seperti mimpi, tetapi jadikan mimpi itu nyata.

Bagian keempatBagaimana anda membantu meningkatkan kualitas administrasi sekolah33. Ajaklah kepala sekolah untuk merumuskan dan menentukan tujuan sekolah.34. Mintalah kepala sekolah menyusun rencana pengembangan sekolah yang dirumuskan bersama dengan pihak-pihak terkait.35. Yakinkan kepala sekolah untuk mengembangkan sistem pendidikan yang lebih fleksibel.36. Jangan biarkan kepala sekolah menghapus program seni, apapun situasinya.37. Dukunglah kepala sekolah untuk terus menerus mengembangkan profesionalisme guru.38. Doronglah kepala sekolah untuk mengadakan studi banding bagi para guru dan murid atau OSIS.39. Sarankan agar kepala sekolah membudayakan guru untuk melihat kegiatan belajar-mengajar di kelas lain.40. Mintalah kepala sekolah untuk membudayakan guru mengevaluasi diri.41. Sumbangkan ide masa depan anda dan mintalah kepala sekolah untuk mengajak para guru mengevaluasi diri mereka sendiri.42. Mintalah kepala sekolah untuk mengajak dewan guru mengevaluasi diri.43. Sarankan pengelola sekolah untuk mengembangkan sistem penghargaan bagi guru.44. Doronglah kepala sekolah untuk mencari relawan dalam pengembangan pendidikan di sekolah.45. Doronglah kepala sekolah untuk mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada guru.46. Doronglah agar sekolah menyediakan ruang khusus untuk menerima orang tua.47. Sarankan kepala sekolah untuk mengizinkan warga sekitar menggunakan sarana sekolah setelah jam sekolah atau saat-saat libur.48. Sarankan juga pada kepala sekolah untuk menyewakan tempat pada saat kosong.49. Doronglah kepala sekolah anda untuk mengundang masyarakat agar terlibat dalam program sekolah50. Doronglah kepala sekolah mengusahakan sukarelawan guru/instruktur dari masyarakat.51. Doronglah kepala sekolah untuk mengangkat guru dari kaum minoritas52. Sarankan kepala sekolah untuk tetap membuka sekolah sampai pukul 17.30 atau 18.00Bagian kelimaBagaimana sekolah anak anda hidup berdampingan dengan masyrakat sekitar.53. Ajaklah masyarakat untuk menjadikan sekolah sebagai bagian dari hidup mereka.54. Mintalah kepada pihak keamanan pemerintah untuk menjaga lingkungan sekolah.55. Doronglah kepala sekolah untuk mengunjungi murid di rumah masing-masing.56. Doronglah kepala sekolah untuk menjalin kerja sama dengan dunia usaha atau lembaga pengembangan sumber daya manusia.57. Doronglah kepala sekolah untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi atau lembaga penelitian.

Guru jangan memutlakkan nilaiBentuk evaluasi berbentuk multiple choice yang diterapkan di Indonesia memungkinkan para murid melakukan kecurangan dengan berbagai alasan, diantaranya agar mereka tidak mengecewakan orang tua dan guru, bisa masuk ke sekolah unggulan. Para orang tua dan guru tampaknya setuju bila sekolah menanamkan persaingan pada para murid sejak dini. Murid dipersiapkan menghadapi dunia nyata yang konon penuh persaingan atau kompetisi. Barangkali itulah dunia nyata para orang tua murid karena mereka dahulu diajar bagaimana bagaimana harus bersaing. Di bagian dunia lain, yakni di suku Zuni dan Inuit, anak-anak mereka tumbuh menjadi dewasa dalam semangat kerja sama. Pola pikir seperti inilah yang harus dirombak, bahwa pendidikan bukan hanya masalah perolehan nilai atau rangking di kelas tetapi selalu terkait dengan kerja keras dan proses belajar dari kesalahan dalam sebuah pembelajaran. Setiap orang yang menerima sesuatu menyadari bahwa risiko kegagalan harus selalu dipikul. Apakah Thomas Alfa Edison langsung berhasil ketika pertama ia membuat lampu? Apakah Alexander Graham Bell berhasil membunyikan dering telepon ketika pertama kali ia mencoba? Kegagalan bukan terjadi karena seseorang tidak mencoba tetapi kegagalan adalah satu langkah menuju keberhasilan.Namun banyak kasus yang ternyata merupakan kesesatan mata rantai pendidikan, semua murid ingin lulus karena takut dengan orang tua, semua guru ingin muridnya lulus karena takut dengan kepala sekolah, kepala sekolah ingin sekolahnya lulus semua karena takut dengan kepala rayon, kepala rayon ingin sekolah di rayonnya lulus semua karena takut dengan diknas provinsi, seterusnya hingga ke pusat. Sehingga banyak cara yang digunakan yang tampaknya mempunyai tujuan luhur.