29
SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH PROSES MEKANIK TEKSTIL 4 BERBASIS KOMPETENSI MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO 1. URAIAN UMUM 1.1. Penanggung Jawab Usulan Nama Dosen : Ir. Sukirman, MM NIK : 805210101 Jabatan Akademik : Lektor kepala/ IVA Keahlian : Proses Mekanik Tekstil 1.2. Anggota Tim Nama : Ir. Pratikno Hidayat, M.Sc Jabatan Akademik : Lektor / IIIC. Keahlian : Proses Mekanik Tekstil 1.3 Kaitan Judul dengan Kompetensi Mata Kuliah Pilihan dan Keunggulan Program Studi. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (Prodi. TK FTI UII) menyelenggarakan pendidikan tinggi strata satu (S1) dengan dua konsentrasi, yaitu konsentrasi teknik tekstil dan teknik kimia dengan tujuan menghasilkan lulusan yang mampu merancang, menganalisis, dan mengembangkan ilmu teknik tekstil dan teknik kimia, inovatif, fleksibel, adaptif, kreatif dan berakhlak mulia serta memiliki komitmen terhadap kemajuan dan perubahan. Prodi TK FTI UII diarahkan pada keahlian dalam bidang serat dan zat warna alam berbasis teknik kimia, rekayasa polimer, desain proses dan produk, pemodelan dan simulasi, serta limbah industri. Dua konsentrasi di Prodi TK FTI UII mulai dipisahkan pada semester 3 hingga lulus, sehingga masing-masing konsentrasi memiliki kurikulum inti yang wajib ditempuh oleh mahasiswa. Prodi TK FTI UII merupakan Prodi TK yang unik, jika dibandingkan dengan Prodi TK di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta (PTN/PTS) yang ada di Indonesia. Keunikan ini ditunjukkan dengan dibukanya konsentrasi teknik tekstil pada semester 3 hingga lulus dengan jumlah sks sebesar 101 diluar Kerja Praktek, Kuliah Kerja Nyata dan Pendidikan Agama, sedangkan di PTN/PTS tidak membuka konsentrasi teknik tekstil. Di PTN/PTS, yang namanya konsentrasi hanya dibedakan pada mata kuliah pilihan yang

SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH PROSES MEKANIK TEKSTIL 4

BERBASIS KOMPETENSI MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO 1. URAIAN UMUM

1.1. Penanggung Jawab Usulan

Nama Dosen : Ir. Sukirman, MM

NIK : 805210101

Jabatan Akademik : Lektor kepala/ IVA

Keahlian : Proses Mekanik Tekstil

1.2. Anggota Tim

Nama : Ir. Pratikno Hidayat, M.Sc

Jabatan Akademik : Lektor / IIIC.

Keahlian : Proses Mekanik Tekstil

1.3 Kaitan Judul dengan Kompetensi Mata Kuliah Pilihan dan Keunggulan Program

Studi.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam

Indonesia (Prodi. TK FTI UII) menyelenggarakan pendidikan tinggi strata satu (S1)

dengan dua konsentrasi, yaitu konsentrasi teknik tekstil dan teknik kimia dengan tujuan

menghasilkan lulusan yang mampu merancang, menganalisis, dan mengembangkan ilmu

teknik tekstil dan teknik kimia, inovatif, fleksibel, adaptif, kreatif dan berakhlak mulia

serta memiliki komitmen terhadap kemajuan dan perubahan.

Prodi TK FTI UII diarahkan pada keahlian dalam bidang serat dan zat warna alam

berbasis teknik kimia, rekayasa polimer, desain proses dan produk, pemodelan dan simulasi,

serta limbah industri. Dua konsentrasi di Prodi TK FTI UII mulai dipisahkan pada semester

3 hingga lulus, sehingga masing-masing konsentrasi memiliki kurikulum inti yang wajib

ditempuh oleh mahasiswa.

Prodi TK FTI UII merupakan Prodi TK yang unik, jika dibandingkan dengan Prodi

TK di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta (PTN/PTS) yang ada di Indonesia.

Keunikan ini ditunjukkan dengan dibukanya konsentrasi teknik tekstil pada semester 3

hingga lulus dengan jumlah sks sebesar 101 diluar Kerja Praktek, Kuliah Kerja Nyata dan

Pendidikan Agama, sedangkan di PTN/PTS tidak membuka konsentrasi teknik tekstil. Di

PTN/PTS, yang namanya konsentrasi hanya dibedakan pada mata kuliah pilihan yang

Page 2: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

ditawarkan pada semester 7 dan 8 dengan jumlah sks berkisar 6-8, sehingga konsentrasi

teknik tekstil di Prodi TK FTI UII ini dijadikan program unggulan yang harus dikaji,

dikembangkan, dan diaplikasikan.

Kompetensi yang ingin dicapai oleh Prodi TK FTI UII adalah lulusan yang

memiliki:

1) Penguasaan konsep-konsep fundamental teknik tekstil dan teknik kimia.

2) Kemampuan inovatif dalam pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan

manusia.

3) Penguasaan perancangan produk dan proses dengan menjunjung tinggi keselamatan

masyarakat.

4) Pemahaman perilaku dan sifat-sifat bahan berdasarkan pengetahuan struktur

makro dan mikro serta komposisi bahan.

5) Pemahaman prinsip-prinsip peralatan industri tekstil dan kimia.

6) Penguasaan cara-cara perhitungan sebagai basis pengambilan keputusan teknik.

7) Penguasaan teknik evaluasi ekonomi sebagai dasar analisis kelayakan suatu

proyek.

8) Kemampuan merancang dan melaksanakan eksperimen, serta mengumpulkan,

menganalisis, dan menginterpretasi data.

9) Kesadaran dan kepedulian atas perlindungan dan pelestarian lingkungan.

10) Penghayatan nilai-nilai, perilaku, dan etika ahli teknik tekstil dan teknik kimia

profesional.

11) Dasar-dasar yang cukup bagi pengembangan diri yang berkelanjutan.

12) Kemampuan berkomunikasi dan kerja tim yang baik.

13) Kemampuan antisipasi dan adaptasi terhadap berbagai perkembangan.

14) Kemampuan inovatif, kreatif, dan kompetitif.

15) Kemauan dan kemampuan yang cukup untuk mengikuti isu-isu kontemporer

Setiap mata kuliah yang ada di kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi

tersebut dengan memanfaatkan sumber daya internal yang telah dimiliki oleh Prodi TK

FTI UII. Pada kurikulum 2008, mata kuliah Proses Mekanik Tekstil 4 terdapat pada

semester 6 termasuk kelompok mata kuliah keahlian berkarya (MKB) merupakan mata

kuliah inti yang wajib ditempuh oleh mahasiswa konsentrasi teknik tekstil.

Metode ceramah dan tanya jawab pada pembelajaran mata kuliah Proses Mekanik

Tekstil 4 selama ini baru merambah ranah kognitif, sedang ranah afektif (sikap/nilai) dan

Page 3: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

psikomotorik (keterampilan) belum disentuh, sehingga mahasiswa menjadi kurang

inovatif, kreaktif, adaptif, fleksibel, berkomunikasi dan bekerjasama, belajar secara

mandiri, cakap/terampil dan berakhlak mulia. Untuk menguatkan model pembelajaran,

agar dapat menyentuh ranah afektif (sikap/nilai) dan psikomotorik (keterampilan) dan

tercapainya kompetensi atau tujuan pembelajaran, maka diusulkan Scientific Problem

Solving dan Media Video sebagai metode pembelajaran.

Model pembelajaran mata kuliah Proses Mekanik Tekstil 4 akan dijadikan proyek

percontohan model pembelajaran yang efisien dan efektif guna mencapai kompetensi

yang ditetapkan oleh Prodi TK FTI UII berupa menghasilkan mahasiswa yang

mempunyai kompetensi yang mampu menganalisis, merancang, memproduksi,

memperbaiki dan mengembangkan kain non woven, dan bersikap inovatif, adaptif,

fleksibel, kreatif, berakhlak mulia dan senantiasa belajar terus menerus secara mandiri,

serta mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik, sehingga lulusan mampu

bersaing di dunia kerja dan berprestasi di tempa kerja.

2. ABSTRAKSI USULAN

Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran dan penilaian dari Satuan Acara

Perkuliahan (SAP) terlampir,mata kuliah Proses Mekanik Tekstil 4 yang diajarkan pada

semester 6 selama ini memperlihatkan bahwa metode yang digunakan selalu berupa

ceramah dan tanya jawab dengan menggunakan media Ovrehead Proyektor(OHP), LCD,

dan White board serta mahasiswa memperoleh nilai B atau lebih,untuk mata kuliah

Proses Mekanik Tekstil 4 kurang dari 60% pada 3 tahun terakhir. SAP belum memadai

dari rumusan TIU, TIK, metode pembelajaran, evaluasi dan sumber bacaan/referensi.

Metode ceramah dan tanya jawab serta media yang digunakan belum cukup untuk

menghasilkan mahasiswa yang memiliki kompetensi yang mampu menganalisis,

merancang, memproduksi, memperbaiki dan mengembangkan kain woven dan non

woven, inovatif, adaptif, fleksibel, kreatif, berkomunikasi serta bekerjasama dengan baik.

Untuk mengatasi masalah diatas, maka dirancang model pembelajaran mata kuliah

Proses Mekanik Tekstil 4 berbasis kompetensi dengan menggunakan metode Scientific

Problem Solving dan Media Vidio dan flast. Metode ceramah dan tanya jawab tidak sama

sekali tidak dihilangkan, tapi dibatasi penggunaannya. Bahan ajar merujuk pada literatur

dan hasil penelitian 5 tahun terakhir. Bahan ajar diberikan secara sistimatis menurut silabi

dengan menggunakan teori pembelajaran Gestall yang mana menyatakan bahwa

mahasiswa akan tertarik dan lebih cepat memahami ketika menjelaskan tentang Proses

Page 4: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

Mekanik Tekstil 4 dihadapan mahasiswa diperlihatkan mekanisme atau gerakan elemen-

elemen mesin baik menggunakan animasi maupun film serata produk kain berbagai

jenis-jenis anyaman dan non woven. Bagian-bagian tertentu dari bahan ajar dikemas

dengan menggunakan Media Vidio,agar mahasiswa tertarik dan termotivasi ingin tahu

lebih jauh lagi.Media video meghadirkan bahan ajar dari dunia nyata keruang

kuliah.Outcomes model pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mendapat nilai mata

kuliah Proses Mekanik Tekstil 4 adalah sebesar 75% nilai B atau lebih besar.

3. RASIONAL

Mata kuliah Proses Mekanik Tekstil 4 merupakan mata kuliah inti yang wajib

diambil oleh mahasiswa di semester 6 pada konsentrasi teknik tekstil. Mata kuliah Proses

Mekanik Tekstil 4 termasuk kelompok mata kuliah keahlian berkarya (MKB).

Berdasarkan satuan acara perkuliahan (SAP) terlampir yang ada di Prodi TK FTI UII dan

pengamatan di lapangan, metode pembelajaran mata kuliah Proses Mekanik Tekstil 4

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta media overhead proyektor (OHP)

dan white board. Metode ceramah memiliki kelemahan pengajaran hanya terpusat pada

dosen, mahasiswa pasif, tidak banyak memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk

memecahkan masalah dan berfikir, kurang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk

mengeluarkan pendapat sendiri, dan sukar ditangkap, serta berorientasi pada pencapaian

target bahan ajar. Metode tanya jawab merupakan metode yang dapat mendorong dan

mengarahkan kegiatan belajar. Beberapa fungsi pertanyaan antara lain: mengevaluasi

pengetahuan mahasiswa, merangsang mahasiswa untuk berpikir, dapat memusatkan

perhatian mahasiswa pada bagian-bagian tertentu yang memang harus di perhatikan lebih

dari pada yang lain. Walaupun demikian metode ini kurang bisa membantu dalam

meningkatkan dan mempercepat pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah yang

punya karakteristik dan sifat yang abstrak dan memerlukan kemampuan berimajinasi

yang tinggi. Kedua metode tersebut telah digunakan dalam pengajaran Proses Mekanik

Tekstil 4 selama ini. Kedua metode tersebut hanya menyentuh ranah kognitif

(pengetahuan), tetapi belum menyentuh ranah-ranah lain seperti ranah afektif (sikap/nilai)

dan ranah psikomotorik (keterampilan). Hasil dari pembelajaran mata kuliah tersebut

ternyata kurang memuaskan, bahkan jauh dari yang diharapkan yakni belum tercapainya

kompetensi yang diharapkan, yaitu mampu menganalisis, merancang, memproduksi,

memperbaiki dan mengembangkan kain woven ataupun non woven, bersikap inovatif,

adaptif, fleksibel, kreatif, berakhlak mulia dan senantiasa belajar terus menerus secara

Page 5: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

mandiri, serta mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik, sehingga lulusan

mampu bersaing di dunia kerja dan berprestasi di tempat kerja. Hal ini disebabkan

kurangnya pemahaman yang sebenarnya terhadap bahan ajar dan imajinasi yang tidak

sampai pada hakekatnya.

Pembelajaran suatu mata kuliah harus menyentuh ketiga ranah dengan

menggunakan kombinasi beberapa metode yang tepat. Metode pembelajaran yang dikenal

orang selama ini diantaranya (Endang Sri, L., 2003):

Tabel 3.1. Beberapa metode pembelajaran Ranah Pembelajaran

Nama Metode Pembelajaran Pengetahuan (kognitif)

Sikap/Nilai (afektif)

Keterampilan (psikomotorik)

Ceramah √ Diskusi √ Tanya jawab √ Tugas Proyek √ Demonstrasi √ Praktek Laboratorium /Eksperimen √ Praktek Lapangan √ Simulasi √ Penugasan √ Studi Kasus √ Scientific Problem Solving √

Pemilihan metode dalam pembelajaran mata kuliah tertentu sangat mempengaruhi

keberhasilan proses pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang benar

disesuaikan dengan karakteristik dan sifat ilmu suatu mata kuliah. Belum tentu, suatu

metode baik diterapkan pada suatu mata kuliah tertentu juga baik untuk mata kuliah lain.

Proses Mekanik Tekstil 4 termasuk kelompok mata kuliah ilmu pengetahuan alam

(IPA). Bahan ajar dari dunia nyata harus dihadirkan dalam ruang kelas, maka bahan ajar

harus dikemas menggunakan Media Video berupa Handycam, untuk mengkombinasikan

suara, gambar, tulisan, dan animasi. Dengan media ini, mahasiswa akan tertarik dan cepat

memahami materi kuliahnya. Menurut teori Gestall bahwa mahasiswa akan cepat

mengenal materi kuliah, apabila mahasiswa diperkenalkan dulu produk kain non woven

secara utuh baru menuju ke komponen-komponen terkecil. Karena karakteristik dan sifat

ilmu mata kuliah Proses Mekanik Tekstil 4 dan agar tercapai ketiga ranah pembelajaran,

yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap/nilai) dan ranah psikomotorik

(keterampilan) dan tercapainya kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah Proses

Mekanik Tekstil 4, maka diusulkan model pembelajaran menggunakan metode Scientific

Page 6: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

Problem Solving berbasis kompetensi dengan kemasan bahan ajar menggunakan Media

Video.

Metode Scientific Problem Solving bertujuan untuk menjembatani antara dunia

konsep yang bersifat teoritik/abstrak dan dunia nyata, sehingga mahasiswa mempunyai

pengalaman empiris. Mel Silberman (2002) mengatakan bahwa ”Apa yang saya dengar,

saya lupa”, ” apa yang saya lihat, saya ingat”, dan ” Apa yang saya lakukan, saya paham”.

Metode Scientific Problem Solving dan Media Video ini berorientasi kepada kemampuan

kognitif (pengetahuan), afektif (sikap/nilai), dan psikomotorik (keterampilan).

4. TUJUAN

Model pembelajaran yang diusulkan tidak sama sekali menghilangkan kedua

metode dan media yang sudah ada, tetapi melengkapi metode dan medianya sesuai

dengan karakteristik dan sifat ilmu yang ada pada mata kuliah Proses Mekanik Tekstil 4.

Adapun tujuan dari model pembelajaran ini adalah:

a) Memotivasi keingintahuan mahasiswa tentang Proses Mekanik Tekstil 4, agar

mahasiswa belajar terus menerus secara mandiri.

b) Membuat mahasiswa tertarik dan mempercepat pemahaman

c) Melatih mahasiswa memecahkan masalah secara ilmiah

d) Melatih mahasiswa berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik

e) Menumbuhkan sikap inovatif, kreatif, fleksibel dan adaptif

5. OUTPUT

Model pembelajaran yang diusulkan diharapkan dapat menghasilkan keluaran

sebagai berikut:

a) Tersedianya bahan ajar mata kuliah Proses Mekanik Tekstil 4 terkini dan dikemas

menggunakan Media Video

b) Satuan Acara Perkuliahan yang tersusun secara sistematis, berisi, dan runtut

c) Bahan evaluasi sebelum, sedang dan setelah model pembelajaran dilaksanakan

6. LINGKUP KEGIATAN

Model pembelajaran ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

a) Persiapan

Persiapan meliputi peninjauan terhadap Satuan Acara Perkuliahan (SAP), apakah

rumusan TIU dan TIK sudah sesuai dengan capaian tujuan pembelajaran menurut

Page 7: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

silabi dan kompetensi yang ditetapkan oleh Prodi TK FTI UII, apakah pokok bahasan

dan materinya aktual, apakah metode dan media sudah tepat menurut karakteristik dan

sifat ilmu mata kuliah Proses Mekanik Tekstil 4 dan pencapaian ketiga ranah

pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotorik).

Bahan ajar perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) berupa penggunakan literatur dan hasil penelitian 5 tahun terakhir dan

kebutuhan dunia kerja.

Bahan ajar dikemas dengan menggunakan Media Video menggunakan Handycam,

untuk mengkombinasikan suara, gambar, tulisan dan animasi.

Menyiapkan bahan test, seperti pre test (awal semester), formative test (tengah

semester), dan sumative test (akhir semester).

b) Pelaksanaan

Penerapan model pembelajaran di ruang kelas (indoor) dan di luar ruang kelas

(outdoor), seperti di Perpustakaan, di Laboratorium, dan di Pabrik tekstil.

c) Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada tahap sebelum dengan pre test, sedang dengan formative test

dan selesai penerapan model pembelajaran dengan sumative test.

d) Pelaporan

Setelah selesai penerapan model pembelajaran, maka disusunlah laporan kegiatan dan

keuangan. Pelaporan ini juga untuk mendukung pembuatan makalah, untuk di

seminasikan di seminar.

7. RANCANGAN DAN MEKANISME PEMBELAJARAN

Berdasarkan karateristik dan sifat ilmu mata kuliah Proses Mekanik Tekstil 4 yang

telah dijelaskan di atas, maka metode yang tepat adalah dengan metode Scientific

Problem Solving berbasis kompetensi dengan menggunakan Media Video.

a. Metode Scientific Problem Solving

Prinsip-Prinsip Pengajaran Scientific Problem Solving

Metode ini digunakan untuk melatih mahasiswa memecahkan masalah tanpa masalah

secara ilmiah. Setiap manusia selalu menghadapi masalah dan setiap masalah tidak selalu

diselesaikan tergantung dari tingkat kerumitan masalah dan resiko yang diakibatkan oleh

tidak diselesaikan masalah tersebut. Resiko dapat berupa kerugian dari segi materi/uang

dan atau non materi. Pemecahan masalah berkelompok terdiri dari tiga mahasiswa,

Page 8: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

mereka diberi kasus-kasus yang berhubungan dengan mata kuliah Proses Mekanik

Tekstil 4.

b. Metode Tugas Proyek

Tugas proyek merupakan metode pembelajaran bertujuan untuk melatih mahasiswa

supaya aktif, kreatif, inovatif, dan berkomunikasi dan kerjasama yang baik serta dilatih

kejujuran dalam mengerjakan tugas proyek secara berkelompok. Disamping tugas proyek

juga ada tugas latihan yang lebih ringan untuk memotivasi mahasiswa mencari sumber

pembelajaran dari perpustakaan/internet yang merupakan tugas individu. Dalam

memberikan tugas proyek berkelompok dan tugas individu, harus diperhatikan syarat–

syarat sebagai berikut:

1) Tugas harus jelas dan tegas. Tugas yang kabur akan mengacaukan dan menyukarkan

mahasiswa.

2) Tugas harus disertai penjelasan mengenai kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi.

Tugas yang tidak dapat dikerjakan akan menimbulkan frustrasi dan rasa tidak senang

terhadap mata kuliah tersebut.

3) Tugas harus berhubungan dengan yang dipelajari. Ini merupakan motivasi. Tugas

hendaknya disesuaikan dengan kesanggupan.

Jenis-jenis Tugas.

Metode penugasan ini terbagi menjadi dua, yaitu tugas latihan dan tugas proyek.

Tugas-tugas yang akan diberikan pada mata kuliah ini adalah:

1) Tugas Latihan

Tugas latihan ini diberikan kepada mahasiswa secara individu dengan tujuan untuk

memantapkan setiap materi yang telah diberikan. Contoh: mahasiswa diminta untuk

melakukan penyetelan mulut lusi cam,dobby,jacquard baik ATM atau ATBM. Tugas

latihan individu dilakukan hampir tiap minggu.

2) Tugas Proyek

Tugas proyek ini diberikan dengan tujuan untuk lebih mematangkan mahasiswa

dalam merancang pembuatan kain. Tingkat kesulitan tugas proyek lebih besar

daripada tugas latihan. Tugas proyek ini dikerjakan secara berkelompok. Soal tugas

proyek adalah yang riil di industri tekstil. Tugas proyek berkelompok yang terdiri dari

3 orang diberikan pada minggu ke 9, agar mahasiswa cukup bekal untuk mengerjakan

Page 9: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

tugas proyek berkelompok, diberi waktu mengerjakan selama sebulan (4 minggu) dan

dikumpulkan pada minggu ke 13 (minggu terakhir kuliah menjelang UAS).

Contoh: Mahasiswa merancang pembuatan kain ataupun nonwoven. Mahasiswa

diminta untuk merancang produk dan proses hingga menjadi produk bahan lembaran.

c. Kemasan Bahan Ajar dengan Media Vidio

Media Vidio yang menggunakan komputer untuk mengkombinasi suara, gambar,

tulisan dan animasi secara terintegrasi dan mempresentasikan. Bahan ajar menjadi

menarik dan mempercepat pemahaman bahan ajar manakala bahan ajar dikemas

dengan media yang menggunakan komputer. Komputer menghadirkan bahan ajar

dari dunia nyata ke ruang kuliah dengan menggunakan media Handycam dan Kamera

Digital serta program aplikasi seperti Power Point, Word, Macromedia Flash MX

2004. Bahan ajar di kemas dalam bentuk slide menggunakan program aplikasi Power

Point di tunjang oleh Word untuk membuat simbol-simbol matematika dan kimia

yang kemudian dimasukkan ke dalam slide. Exel, untuk mengolah angka dengan

menggunakan fungsi-fungsi matematika dan operasi hitung kemudian dimasukkan ke

dalam slide. Untuk membuat animasi pada slide dimasukkan program aplikasi

Macromedia Flash MX 2004 pada slide.

Sebagai contoh: untuk menjelaskan mekanisasi gerakan komponen mesin dalam proses

pembentukan mulut lusi dengan berbagai sistim, struktur fisika, ditayangkan slide

Handycam/Kamera Digital, juga memakai program aplikasi Macromedia Flash MX 2004.

Bahan-bahan ajar yang dikemas akan disusun secara sistematis menurut silabi.

PERTEMUAN KE 1 SAMPAI KE 14

Pertemuan ke 1 menggunakan silabus, daftar pustaka dan norma penilaian serta

kontrak kuliah yang berkaitan dengan kehadiran kuliah, keterlambatan masuk kuliah,

kedisiplinan mahasiswa, dan pengerjaan tugas.Bahan ajar yang diberikan menggunakan

prinsip Gestall,yaitu mulai dari dunia nyata berupa kain tenun dan kain non woven

menuju kedunia konsep/abstrak, agar mahasiswa paham tujuan dan kegunaan bahan ajar.

Setiap akhir kuliah 2 minggunya selama 14 minggu, mahasiswa diberikan tugas atau

Page 10: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

pekerjaan rumah berkelompok dengan bahan dan kreteria penilaian tertentu dengan

menggunakan pendekatan studi kasus (Scientific Problem Solving).

Bahan ajar pertemuan ke 2 sampei ke 14 menyangkut proses pembuatan kain

tenun/woven dan kain non woven, gerakan pokok dalam proses pertenunan,pembentukan

mulut lusi (shedding mechanism), shedding mechanism dan tegangan benang

lusi,penyisipan benang pakan (weft insertion mechanism), Weft acumulator, penyisipan

pakan dengan fluida jet, penyisipan pakan pada air jet loom, penyisipan pakan pada water

jet loom,penyisipan pakan pada projectile loom, penyisipan pakan pada rapier loom,

sistim bonding pada proses non wowen, manajemen produksi pada unit weving. Bahan

kaliah tersebut dikemas dalam bentuk vidio, agar mahasiswa tertarik dan ingin tahu lebih

jauh lagi tentang bahan ajar.

Setiap memulai pokok bahasan selalu didahului dengan studi kasus untuk

mengangkat permasalahan dalam industri yang terkait dengan pokok bahasan dan

mahasiswa diminta mencari solusinya sesuai dengan logika dan intuisi masing-masing

mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah sebagai pemandu mengarahkan ke jawaban

sesuai bahan ajar yang akan diberikan. Pertengahan semester diadakan ujian tengah

semester dan pada akhir semester diadakan pula ujian akhir semester yang telah

dijadwalkan oleh Fakultas.

8. OUTCOMES

Model pembelajaran yang dirancang, dilaksanakan, di evaluasi, dan pelaporan

memiliki sasaran sebagai berikut:

a) Bagi mahasiswa/Lulusan

Model pembelajaran ini dirancang untuk merubah paradigma pendidikan dari

mahasiswa sebagai objek (pasive learning) menjadi mahasiswa sebagai subjek

(active learning) dan mahasiswa dianggap sebagai gelas yang kosong yang harus

diisi oleh sumber pembelajaran (dosen, perpustakaan dan laboratorium) menjadi

mahasiswa sudah mempunyai potensi kemanusian fikir, rasa, kemauan dan hati

yang harus dibangkitkan dan dikembangkan menuju kepada pencapaian kompetensi.

Jadi sumber pembelajaran sebagai fasilitator. Adapun outcomes yang diharap dari

model pembelajaran ini adalah mahasiswa memiliki kompetensi yang mampu:

• Menganalisis, merancang dan menerapkan ilmu Proses Mekanik Tekstil 4

• Berkomunikasi dan kerjasama dengan baik

• Berinovasi, berkreasi, beradaptasi, dan fleksibel

Page 11: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

• Belajar secara mandiri

• Berakhlak mulia

• Berkompetisi di dunia kerja dan berprestasi di tempat kerja

b) Bagi Dosen

Dosen adalah salah satu sumber pembelajaran yang mempunyai kedudukan yang

strategis dalam membangkitkan dan mengembangkan potensi kemanusiaan yang

dimiliki oleh mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dari

pembelajaran mata kuliah Proses Mekanik Tekstil 4. Adapun outcomes dari model

pembelajaran ini bagi dosen adalah:

• Dosen termotivasi untuk belajar terus menerus, agar ilmu proses pembuatan

tesktil yang dimiliki tetap terkini (uptodate) dan memiliki kemampuan dibidang

komputer sebagai media pembelajaran.

• Dosen terpacu untuk melakukan penelitian terus menerus disamping untuk

keperluan angka kredit kumulatif (kum) juga untuk memperbaharui bahan ajar

dari hasil penelitian dosen itu sendiri, agar bahan ajar tetap uptodate.

• Dosen terpacu untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat secara terus

menerus sebagai aplikasi ilmu yang dimiliki dari hasil pembelajaran dan

penelitian dan sekaligus sebagai umpan balik bagi penelitian lanjutan dan

perbaikan model pembelajaran.

• Dosen akan memiliki kemampuan berinovasi, berkreasi, adaptasi, dan fleksibel.

c) Bagi Institusi/Masyarakat/Profesi/Umum

Model pembelajaran ini memiliki dampak kepada institusi, masyarakat, profesi, dan

umum, karena model pembelajaran ini menggunakan bahan ajar dari literatur dan

hasil penelitian lima tahun terakhir. Adapun outcomes model pembelajaran ini bagi

institusi/masyarakat/profesi/umum sebagai berikut:

• Membantu Prodi TK FTI UII dalam pencapaian sasaran mutu tepat waktu studi

minimal 80% dan berkarya dalam tahun pertama setelah lulus minimal 70%.

• Membantu Prodi TK FTI UII dalam pencapaian kompetensi yang telah

ditetapkan berdasarkan sumber daya internal yang tersedia.

Page 12: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

• Hasil-hasil penelitian dosen disamping untuk bahan ajar juga digunakan

pengabdian kepada masyarakat guna meningkatkan kecerdasan dan

kesejahteraan masyarakat.

• Model pembelajaran dan bahan ajar dapat digunakan untuk pelatihan bagi

industri tekstil.

• Hasil-hasil penelitian dosen dapat digunakan untuk jasa konsultasi dan bantuan

teknis bagi usaha mikro, kecil dan menengah dan penerbitan.

• Model pembelajaran dan bahan ajar ini memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan dan teknologi tekstil.

9. INDIKATOR OUTCOMES

Keberhasilan model pembelajaran ini bisa diukur melalui

a) Nilai sebelum (pre test), sedang (formative test), dan setelah (sumative test) model

pembelajaran ini dijalankan.

Target kuantitatif setelah diterapkan model pembelajaran adalah minimal 75% nilai

akhir mahasiswa yang mengambil mata kuliah Proses Mekanik Tekstil 4 adalah

sama atau lebih besar dari B.

b) Hasil dari tugas proyek berkelompok yang diberikan

Tugas proyek berkelompok yang diberikan berupa mulai dari penyetelan

pembentukan mulut lusi,penyisipan pakan dan bonding serat dengan nidle

punch.Parameter keberhasilan dari pemberian tugas proyek berkelompok ini adalah

mahasiswa berhasil melakukan rancangan dan menyetel mekanik mesin sesuai jenis

produk yang akan dibuat.

Target kuantitatif dari penilaian tugas proyek berkelompok adalah minimal 75% bernilai

Baik. Tugas dikatakan bernilai Baik bila terbentuk rancangan dan penyetelan mekanik

mesin sesuai produk yang akan dibuat.

Page 13: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

Tabel 9.1. Indikator dan Metode Pengukuran

No Indikator Cara pengukuran

1 Nilai Akhir : 75 % mahasiswa mandapatkan nilai minimal B. Komposisi penilaian: Nilai Tugas individu : 10% Nilai Eskperimen : 15% Nilai UTS : 25 % Nilai Tugas proyek berkelompok : 25 % Nilai UAS : 25 %

UTS dilakukan secara tertulis meliputi bahan ajar yang diberikan di ruang kelas (indoor) dan di luar ruang kelas (outdoor). UAS dilakukan dengan praktek di laboratorium berupa membuat dan mengaplikasikan rancangan dan setelan alat proses dari bahan tekstil yang diberikan.

2 Nilai Tugas projek berkelompok: 75% minimal bernilai baik B. Kriteria bernilai baik jika mampu menyetel dalam proses pembentukan mulut lusi dan penyisipan dengan sistim yang berbeda. Serta mampu mempratekan pembutan tekstil non woven dari serat alam

Telah mampu melakukan penyetelan pembentukan mulut lusi dan penyisipan dengan atau tanpa tropong , Serta membuat tekstil non woven dari serat alam.

10. PEMBAHASAN

a. Pelaksanaan model pembelajaran tugas dan eksperimen mata kuliah Proses Mekanik

Tekstil IV berbasis kompetensi telah menunjukkan keberhasilannya dengan

tercapainya indikator yang diharapkan, yaitu minimal 75% nilai akhir mahasiswa

yang mengambil mata kuliah tersebut sama dengan atau lebih besar dari B terpenuhi.

Dari hasil evaluasi akhir semester n nilai yang diperoleh mahasiswa yang mengambil

mata kuliah Proses Mekanik Tekstil IV pada semester ini (Semester Genap Tahun

Akademi 2008/2009) adalah 100% dengan perincian niali A = 16,6 %, A- = 16,6 %,

A/B = 16,6 %, B+ = 16,6 % dan B = 33,2 %.

Melihat target hasil capaian tersebut, jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh

mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini pada tahun ajaran sebelumnya, yaitu

Semester Genap Tahun Akademi 2006/2007, yaitu mahasiswa yang mendapat nilai A

= 3,3%, A- = 3,3 %, A/B = 0%, B+ = 6,6% dan B = 6,6 %, dan juga Semester

Genap Tahun Akademi 2007/2008, mahasiswa yang mendapat nilai A = 0 %, A- =

7,1 %, A/B = 7,1%, B+ = 14,2 % dan B = 0 %, maka hasil perolehan nilai

mahasiswa pada semester ini (Semester Genap Tahun Akademi 2008/2009), bila

dibandingkan dengan kedua semester sebelumnya mengalami kenaikan yang

signifikan. Gambar dibawah memperlihatkan perbandingan nilai ujian mata kuliah

PMT 4 dari Semester Genap Tahun Akademi 2006/2007 sampai dengan Semester

Genap Tahun Akademi 2008/2009.

Page 14: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

b. Dengan penambahan media pembelajaran ternyata dapat meningkatkan ketertarikan

dan membantu pemahaman mahasiswa terhadap materi kuliah yang diberikan, hal

ini dapat terlihat dari data jawaban kuisener yang menunjukkan 100% mejawab Ya,

ketika ditanyakan apakah mahasiswa makin tertarik dan menyukai bahan ajar yang

diberikan.

c. Dari hasil evaluasi metode pembelajaran melalui kuesiner, dengan pola pembelajaran

yang diberikan juga dapat meningkatkan kerja sama dan motivasi belajar mahasiswa,

hal ini dapat terlihat dari hasil poling, sebagaimana terlampir. Pemberian tugas

presentasi dan kasus dapat meningkatkan mahasiswa dalam mengemukan pikiran dan

perasaan secara lisan dan tulisan dengan baik. Selain itu mahasiswa juga merasa

memiliki etika profesi dan pengalaman dalam pergaulan masyarakat industri lebih

baik, hal ini merupakan dampak dari pengalaman mahasiswa selama mencari kasus di

industri.

d. Penambahan media pembelajaran juga dapat menambah sasaran kompetensi mata

kuliah yang dapat tercapai.Tentunya hal ini juga dapat meningkatkan kompetensi

prodi pada lulusan.

Kompetensi

Mata kuliah K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13

Proses Mekanik Tekstil IV

Page 15: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

Keterangan:

No. Kompetensi yang ditargetkan Prodi Teknik Kimia K1. K2. K3. K4. K5. K6. K7. K8. K9. K10. K11. K12. K13.

Menerangkan pengetahuan dasar sain (metematik,fisika dan kimia) Menerapkan pengetahuan dasar teknik Menerapkan pengetahuan dan keahlian teknik kimia dan tekstil Merancang system proses teknik kimia dan tekstil Merancang produk dengan eksperimen dan analisis data Merumuskan dan penyelesaian persoalan teknik kimia dan tekstil Bekerja menggunakan computer atau teknologi informasi dan mampu menggunakan software aplikasi. Mampu menyampaikan ide dengan tulisan dan presentasi secara lisan Mampu menggunakan bahasa Inggris Memahami dampak teknologi dalam skala local/global Memahami tanggung jawab etika profesi Mampu bekerjasama dalam tim baik sesama disiplin maupun disiplin ilmu lain (multidisplin). Belajar dan mengembangkan diri terus menerus (life-long learning)

e. Nilai kinerja dosen (NKD) meningkat secara signifikan ,dari data NKD semester

genap 2007/2008 nilainya 2.250 pada semester genap 2008/2009 menjadi 3.575 ini

terjadi selain pengaruh kenaikan pangkat akademik dosen pengampu mata kuliah

tetapi juga ada peningkatan komponen penilaian mahasiswa yang disemester genap

2007/2008 nilainya 2.500 di semester genap 2008/2009 menjadi 2.845.

Evaluasi Jasa Dosen

2.2502.500

1.000

2.500

3.5324.0004.0002.845

0500

1.0001.5002.0002.5003.0003.5004.0004.500

Penilaian MHS KehadiranMengajar

PenyerahanNilai

JabatanAkademik

Faktor Penilaian

Nila

i NKD 2007/2008

2008/2009

11. DAFTAR PUSTAKA

− Buku Panduan Akademik Jurusan Teknik Kimia 2007/2008, Fakultas

Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2007.

− Endang Sri L, Metodologi Mengajar, Universitas Negeri Yogyakarta,

Yogyakarta, 2003.

− Mel Silberman, Active Learning, Yappendis, Yogyakarta, 2002.

Page 16: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

FM-UII-AA-FKA-05/R1

Versi Revisi

: 1 : 1

Tanggal Revisi Tanggal Berlaku

: :

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Fakultas/Jurusan/Program Studi : Teknologi Industri/Teknik Kimia/Teknik Kimia Kode Mata Kuliah : 52103535 Nama Mata Kuliah : Proses Mekanik Tekstil IV Kelompok Mata Kuliah : MPK/MKK/MKB/MPB/MBB/Praktikum *) Semester/SKS : Genap / 3 SKS

Perte muan ke

Tujuan Instruksional Umum

Tujuan Instruksional Khusus Pokok Bahasan Materi Media Metoda

Pembelajaran Evaluasi Sumber/ referensi

1

Memahami dasar-dasar proses pembuatan kain tenun

Mempelajari proses pembuatan kain tenun

Proses pembuatan kain tenun

Pengertian kain tenun, klasifikasi dan dan properties kain, preparation proses, prinsip dasar proses pertenunan, bagian-bagian pokok mesin tenun

LCD dan White Board,

Tatap muka, tanya jawab,pemberian tugas pembuatan jenis2 anyaman. ( tugas 1)

- A, B, C, D, E

2

Memahami gerakan-gerakan pokok pertenunan

Mempelajari gerakan-gerakan pokok pertenunan

Gerakan-gerakan pokok pertenunan

Pengertian gerakan pokok pertenunan, primary motion dan secondary motion, analisa dan dasar perhitungan produksi mesin tenun

LCD dan White Board

Tatap muka, tanya jawab,

Latihan dan tugas

A, B, C, D, E

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Page 17: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

3

Memahami sistem pembentukan mulut lusi (shedding mechanism)

Mempelajari jenis-jenis sistem dalam pembentukan mulut lusi (shedding mechanism)

Pembentukan mulut lusi (shedding mechanism)

Proses pembentukan mulut lusi, eccentric dan cam, positive dan negative shedding, analisa/perhitungan hubungan roda gigi, putaran mesin dan jenis anyaman

LCD, dan White Board

Tatap muka, tanya jawab, proyek

Latihan, tugas

A, B, C, D, E

4

Memahami hubungan shedding mechanism dengan tegangan benang lusi

Mempelajari hubungan shedding mechanism dengan tegangan benang lusi

Shedding mechanism dan tegangan benang lusi

Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tegangan benang lusi, tinggi dan panjang mulut lusi, persyaratan mulut lusi, gerakan backrest

LCD dan White Board

Tatap muka, tanya jawab,

Latihan, tugas

A, B, C, D, E

5

Memahami sistem penyisipan benang pakan (weft insertion mechanism)

Mempelajari beberapa sistem penyisipan benang pakan (weft insertion mechanism).

Penyisipan benang pakan (weft insertion mechanism).

Prinsip-prinsip penyisipan benang pakan, perbedaan sistem shuttle dan shuttleless loom

LCD dan White Board

Tatap muka, tanya jawab. Tugas 2 ( perancangan tenun)

Latihan, Tugas

A, B, C, D, E

6

Memahami weft accumulator pada sistem shuttleless loom

Mempelajari jenis-jenis weft accumulator pada sistem shuttleless loom

Weft accumulator Prinsip kerja weft acumulator, jenis-jenis weft accumulator, persyaratan weft accumulator, fabric selvedge

LCD dan White Board

Tatap muka, tanya jawab

Latihan, tugas

kasus 1

A, B, C, D, E

7

Memahami penyisipan pakan dengan fluida jet

Mempelajari dasar-dasar penyisipan pakan dengan fluida jet

Penyisipan pakan dengan fluida jet

Prinsip penyisipan pakan pada fluida jet, pengertian tractive force, hubungan tractive force dengan benang pakan, analisa dan perhitungan produksi

LCD dan White Board

Tatap muka, tanya jawab

Latihan, PR

A, B, C, D, E

Page 18: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

8

Memahami prinsip penyisipan pakan pada air jet loom

Mempelajari prinsip penyisipan pakan pada air jet loom

Penyisipan pakan pada air jet loom

Prinsip penyisipan pakan pada air jet loom, fungsi main dan sub nozzle, pengertian confusor, peralatan penggerak jet, analisa timing loom

LCD dan White Board

Tatap muka, tanya jawab

Latihan, PR

A, B, C, D, E

9

Memahami prinsip penyisipan pakan pada water jet loom

Mempelajari prinsip penyisipan pakan pada water jet loom

Penyisipan pakan pada water jet loom

Prinsip penyisipan pakan pada water jet loom, fungsi main nozzle, peralatan penggerak jet, syarat air, analisa timing loom

LCD dan White Board

Tatap muka, tanya jawab

Latihan, PR

A, B, C, D, E

10

Memahami prinsip penyisipan pakan pada projectile loom

Mempelajari penyisipan pakan pada projectile loom

Penyisipan pakan pada projectile loom

Prinsip penyisipan pakan dengan projectile loom, siklus penyisipan, peralatan penggerak rapier, analisa timing loom

LCD dan White Board

Tatap muka, tanya jawab

Latihan, PR

A, B, C, D, E

11

Memahami prinsip penyisipan pakan pada rapier loom

Mempelajari prinsip penyisipan pakan pada rapier loom

Penyisipan pakan pada rapier loom

Prinsip penyisipan pakan pada rapier loom, jenis dan jumlah rapier, siklus penyisipan, penggerak rapier, hubungan rapier dan bahan baku pakan, analisa timing loom

LCD dan White Board

Tatap muka, tanya jawab, dan proyek

Latihan, tugas kasus

2Proses Mekanik

IV

A, B, C, D, E

12

Memahami proses pembuatan tekstil non woven

Mempelajari prinsip-prinsip proses pembuatan non woven.

Karakteristik woven dan non woven

Pengertian kain non woven, material non woven, sistim binding dan bonding pada proses non woven

LCD dan White Board,

Tatap muka, tanya jawab, dan tugas

Latihan, PR

F dan D

Page 19: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

13 Memahami fungsi dan pemanfaatan kain non woven

Mempelajari fungsi dan pemanfaatan kain non woven.

Pemanfaatan kain non woven

Sifat-sifat kain non woven, pengujian kain non woven

LCD dan White Board,

Tatap muka, tanya jawab

Latihan, PR

F dan D

14

Memahami manajemen proses pertenunan

Mempelajari manajemen proses pertenunan

Mananajemen proses pertenunan

Analisa faktor-faktor efisiensi proses, work load, lingkungan kerja, sdm, struktur kain, noise, dan spesifikasi mesin,perancangan produksi di unit pertenunan

LCD dan White Board

Tatap muka, tanya jawab

Latihan, PR

A, C

REFERENSI : A. R. Mark and ATC Robinson, “Principles of Weaving”, Textile Institute. B. PR. Lord and HM. Mohamed, “Weaving: Conversion of Yarn to Fabric”, Merrow Publication. C. Talasavek and Svaty, “Shuttleless Weavng Machines”, Elsiever. D. Ishida, “Modern Weaving, Teory and Practice”, Osaka, Sanken Ltd. E. Dahlan, Elang, “Teknologi PertenunanTanpa Teropong”, STTT Bandung F. Radko Krema, ”Manual of Nonwovens”, Textile Trade Press, England. G. Koerner, Robert, ”Designing with Geosynthetics”, Prentice Hall, Inc. Catatan : *) Coret yang tidak perlu

Page 20: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

Lampiran : Rekapitulasi Hasil Kuisener Evaluasi Proses Pembelajaran

Jawaban No Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah Mahasiswa merasa makin meningkat motivasi belajar untuk tahu

lebih jauh lagi bahan ajar yang diberikan ?. 70 % 30%

2. Apakah Mahasiswa dapat mengemukakan pikiran dan perasaan secara lisan dan tulisan dengan baik ?.

83,3% 16,7%

3. Apakah Mahasiswa dapat bekerja sama dengan baik? 100%

4. Apakah Mahasiswa merasa dapat meningkatkan sikap mandiri dalam belajar dan bekerja ?.

66,7% 33,3%

5. Apakah Mahasiswa merasa makin tertarik dan menyukai bahan ajar yang diberikan ?.

100%

6. Apakah Mahasiswa merasa makin meningkat sikap inovatif, kreatif dan adaptif terhadap perubahan yang terjadi ?.

66,7% 33,3%

7. Apakah Mahasiswa merasa memiliki etika profesi dan pergaulan bermasyarakat Industri dengan baik ?.

100%

8. Apakah Mahasiswa merasa mendapatkan sesuatu yang baru dan bermanfaat ?.

100%

Page 21: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

LAPORAN TUGAS

Eksperimen 1

1. Nama Tugas Eksperimen : Indentifikasi anyaman dan bahan dalam kain 2. Maksud Eksperimen : Mahasiswa agar mengetahui dan memahami bagian dari konstruksi

kain dari tekstil yang ada di pasaran. 3. Nama Alat:

a. Lope b. Pinset c. Kertas

4. Perintah: a. Tentukan jenis anyaman pada sample kain b. Gambarkan anyaman kain c. Indentifikasi jenis serat pada benang.

Nama Mahasiswa No. Mahasiswa 1. .............................................. .............................. 2. .............................................. .............................. 3. .............................................. .............................. 4 .............................................. ..............................

Menyetujui Dosen/Asisten

( ........................................... )

Page 22: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

LAPORAN TUGAS

Eksperimen 2

1. Nama tugas eksperimen : Perancangan tenun 2. Maksud Eksperimen : Mahasiswa agar mampu merancang kain tenunan . 3. Nama Alat:

a) Lope b) Kertas

4. Perintah:

a) Tentukan jenis anyaman pada sample kain b) Gambarkan anyaman kain c) Rancangan tenun/peging plan

Nama Mahasiswa No. Mahasiswa 1. .............................................. .............................. 2. .............................................. .............................. 3. .............................................. .............................. 4 .............................................. ..............................

Menyetujui Dosen/Asisten

( ........................................... )

Page 23: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

LAPORAN TUGAS PROYEK

Kasus 1 1. Nama Tugas : Perancangan desain anyaman dengan menggunakan cam

pembentuk mulut lusi (anyaman) dan jumlah roda gigi bottom dan auxiliary shaft yang diperlukan untuk berbagai anyaman.

2. Maksud Eksperimen : Mahasiswa agar mampu merancang cam pembentuk desain

anyaman dan pengaturan jumlah roda gigi yang diperlukan pada desain anyaman yang berbeda

3. Perintah: a) Tentukan jenis anyaman pada sample kain yang diproduksi di PT Primisima b) Rancang desain cam c) Analisis jumlah roda gigi yang diperlukan untuk bottom dan auxiliary shaft

Nama Mahasiswa No. Mahasiswa 1. .............................................. .............................. 2. .............................................. .............................. 3. .............................................. .............................. 4 .............................................. ..............................

Menyetujui Dosen/Asisten

( ........................................... )

Page 24: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

LAPORAN TUGAS

Eksperimen 4

1. Nama Tugas Eksperimen : Perancangan desain anyaman menggunakan peralatan Dobby 2. Maksud Eksperimen : Mahasiswa agar mampu merancang desain anyaman dengan

menggunakan peralatan Dobby dan pengaturan kartu dobby (dobby card) pada berbagai desain anyaman yang berbeda

3. Nama Alat:

a. Lope b. Kertas gambar

4. Perintah: a) Tentukan jenis anyaman pada sample kain b) Gambarkan anyaman kain c) Rencanakan susunan kartu dobby d) Buat rancangan tenun dalam bentuk peging plan

Nama Mahasiswa No. Mahasiswa 1. .............................................. .............................. 2. .............................................. .............................. 3. .............................................. .............................. 4 .............................................. ..............................

Menyetujui Dosen/Asisten

( ........................................... )

Page 25: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

LAPORAN TUGAS PROYEK

Kasus 2 1.Nama Tugas : Medeteksi faktor-faktor teknis penyebab in efisiensi produksi

unit pertenunan PT.Primisima 2. Maksud : Mahasiswa agar mampu menangani produksi di Unit

Pertenunan 3.Perintah: a.Tentukan jenis anyaman pada sample kain b.Faktor penyebab terjadinya in efisiensi Nama Mahasiswa No. Mahasiswa 1. .............................................. .............................. 2. .............................................. .............................. 3. .............................................. .............................. 4 .............................................. ..............................

Menyetujui Dosen/Asisten

( ........................................... )

Page 26: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

LAPORAN TUGAS

Eksperimen 6 1. Nama Tugas Eksperimen : Mempratekan pembuatan non woven .

2. Maksud Eksperimen : - Mahasiswa agar mampu membuat non woven

- Mahasiswa mampu melakukan pengujian properties kain kain non woven

3. Nama Alat:

a. Mesin Needle Punch b. Alat uji Tensile Strength

4. Perintah:

a) Tentukan jenis anyaman pada sample kain b) Gambarkan anyaman kain c) Buat rancangan tenun dalam bentuk peging plan

Nama Mahasiswa No. Mahasiswa 1. .............................................. .............................. 2. .............................................. .............................. 3. .............................................. .............................. 4 .............................................. ..............................

Menyetujui Dosen/Asisten

( ........................................... )

Page 27: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

LAPORAN TUGAS PROYEK

Eksperimen 7

1. Nama Tugas Eksperimen : Perancangan unit produksi Perusahaan Pertenunan

2. Maksud Eksperimen : Mahasiswa agar mampu menghitung, menganalisa dan merancang kebutuhan bahan baku dan kebutuhan mesin-mesin produksi yang digunakan pada proses pertenunan (weave plan)

3. Nama Perusahaan yang menjadi acuan Perancangan: 4. Perintah:

a) Tentukan jenis produk yang akan dibuat b) Tentukan spesifikasi mesin yang digunakan c) Analisa kebutuhan bahan baku dan mesin produksi

Nama Mahasiswa No. Mahasiswa 1. .............................................. .............................. 2. .............................................. .............................. 3. .............................................. .............................. 4 .............................................. ..............................

Menyetujui Dosen/Asisten

( ........................................... )

Page 28: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

EVALUASI METODE PEMBELAJARAN

Metode Evaluasi : Kuesioner

Jumlah Responden : 6 mahasiswa

Jawaban No Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah Mahasiswa merasa makin meningkat motivasi belajar

untuk tahu lebih jauh lagi bahan ajar yang diberikan ?.

2. Apakah Mahasiswa dapat mengemukakan pikiran dan perasaan secara lisan dan tulisan dengan baik ?.

3. Apakah Mahasiswa dapat bekerja sama dengan baik? 4. Apakah Mahasiswa merasa dapat meningkatkan sikap mandiri

dalam belajar dan bekerja ?.

5. Apakah Mahasiswa merasa makin tertarik dan menyukai bahan ajar yang diberikan ?.

6. Apakah Mahasiswa merasa makin meningkat sikap inovatif, kreatif dan adaptif terhadap perubahan yang terjadi ?.

7. Apakah Mahasiswa merasa memiliki etika profesi dan pergaulan bermasyarakat dengan baik ?.

8. Apakah Mahasiswa merasa mendapatkan sesuatu yang baru dan bermanfaat ?.

Page 29: SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE …fit.uii.ac.id/.../evaluasi-metode-pembelajaran-sap-matakuliah... · SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN MATA KULIAH

EVALUASI KINERJA DOSEN

Metode Evaluasi : Kuesioner

Nama Dosen : Ir. Sukirman, MM/ Ir. Pratikno Hidayat, MSc

Mata Kuliah : Proses Mekanik Tekstil IV

Jumlah SKS : 3

Periode : Semester Genap TA 2008/2009

Nilai Kinerja (Skala 1-4) No Faktor yang dievaluasi

1 2 3 4 1. Kejelasan dan semangat dosen dalam memberikan kuliah 2. Kemampuan dosen menguasai kelas 3. Kemampuan dosen mendorong mahasiswa untuk berperan aktif 4. Tanggapan dan kejelasan dosen dalam menjawab pertanyaan

mahasiswa.

5. Kemampuan dosen memotivasi mahasiswa untuk belajar 6. Hubungan contoh soal dan tugas dengan materi yang diberikan 7. Disiplin dosen terhadap alokasi waktu yang diberikan 8. Kesesuaian materi kuliah dengan silabus/SAP 9. Referensi buku yang disediakan dosen 10. Materi kuliah yang disampaikan dosen