25
1. Scientific research: kegiatan manusia yang membutuhkan kecer dikan (astute), pengamatan atau persepsi obyektif dan dan daya evaluasi dan generalisasi yang tajam. Tujuan dari penelitian ilmiah adalah untuk memperoleh pengertian terhadap suatu fenomena atau proses dalam penyelidikan spesifik untuk dapat memprediksikan dengan akurat mengenai apa yang terjadi dalam proses itu sendiri atau memodifi- kasikan proses atau dalam mengembangkan proses baru seperti metoda produksi (teknologi) yang lebih efisien. Dilihat dari segi metodologi, seluruh ilmu pengetahuan didasarkan pada: (1). Pengamatan dan pengalaman manusia yang terus menerus; dan pengumpulan data yang sistematis. (2). Analisis yang digunakan dalam bentuk berbagai cara, antara lain: (a). Analisis langsung (direct analysis), (b). Analisis perbandingan (comparative analysis), (c). Analisis matematis dengan meng gunakan model matematis. (3). Penyusunan model-model atau teori, serta pemuatan peramalan-peramalan dengan menggunakan model itu. (4). Penelitian-penelitian untuk menguji ramalan-ramalan tersebut, hasilnya mungkin benar atau mungkin salah. Proses penelitian juga dapat diartikan sebagai usaha manusia yang dilakukan secara sadar dan terencana dengan pentahapan proses secara sistematik untuk : (1) memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan praktis di lapang, atau (2) menambah khasanah ilmu penge tahuan, baik berupa penemuan teori-teori baru atau penyempurnaan yang sudah ada. Dengan demikian penelitian juga dapat digunakan sebagai tolok ukur kemajuan suatu negara, karena melalui penelitian inilah ilmu pengetahuan dan teknologi baru dapat dihasilkan. Secara umum penelitian (research), dalam pengertian umum dapat dibedakan antara survai (survey) atau studi kasus (case study) di satu pihak dan penelitian (experiment) di pihak lain. Untuk dapat melaksanakan penelitian secara baik, diperlukan penguasaan yang memadai tentang metode penelitian itu sendiri, baik yang menyangkut pengetahuan teoritikal, ketrampilan dalam

Scientific Research

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metodologi

Citation preview

Page 1: Scientific Research

1. Scientific research: kegiatan manusia yang membutuhkan kecer dikan

(astute), pengamatan atau persepsi obyektif dan dan daya evaluasi dan generalisasi yang tajam. Tujuan dari penelitian ilmiah adalah untuk memperoleh pengertian terhadap suatu fenomena atau proses dalam penyelidikan spesifik untuk dapat memprediksikan dengan akurat mengenai apa yang terjadi dalam proses itu sendiri atau memodifikasikan proses atau dalam mengembangkan proses baru seperti metoda produksi (teknologi) yang lebih efisien. Dilihat dari segi metodologi, seluruh ilmu pengetahuan didasarkan pada: 

(1). Pengamatan dan pengalaman manusia yang terus menerus; dan pengumpulan data yang sistematis. 

(2). Analisis yang digunakan dalam bentuk berbagai cara, antara lain: (a). Analisis langsung (direct analysis), (b). Analisis perbandingan (comparative analysis), (c). Analisis matematis dengan meng gunakan model matematis. 

(3). Penyusunan model-model atau teori, serta pemuatan peramalan-peramalan dengan menggunakan model itu. 

(4). Penelitian-penelitian untuk menguji ramalan-ramalan tersebut, hasilnya mungkin benar atau mungkin salah. 

Proses penelitian juga dapat diartikan sebagai usaha manusia yang dilakukan secara sadar dan terencana dengan pentahapan proses secara sistematik untuk : (1) memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan praktis di lapang, atau (2) menambah khasanah ilmu penge tahuan, baik berupa penemuan teori-teori baru atau penyempurnaan yang sudah ada. 

Dengan demikian penelitian juga dapat digunakan sebagai tolok ukur kemajuan suatu negara, karena melalui penelitian inilah ilmu pengetahuan dan teknologi baru dapat dihasilkan. Secara umum penelitian (research), dalam pengertian umum dapat dibedakan antara survai (survey) atau studi kasus (case study) di satu pihak dan penelitian (experiment) di pihak lain. Untuk dapat melaksanakan penelitian secara baik, diperlukan penguasaan yang memadai tentang metode penelitian itu sendiri, baik yang menyangkut pengetahuan teoritikal, ketrampilan dalam praktek dan juga pengalaman-pengalaman. Lebih dari itu, cara pelaksanaan penelitian yang baik saja sering dirasa belum mencukupi bila kita tidak berhasil menyebar luaskan dan meyakinkan akan kegunaan hasil penelitian tersebut kepada masyarakat, melalui publikasi-publikasi dan pertemuan ilmiah. 

Page 2: Scientific Research

Sementara orang seringkali mencampur-adukkan pengertian "metode penelitian" dan "metodologi penelitian". Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya, serta pemilihan metode yang akan digunakan dalam suatu penelitian. Sedangkan "metode penelitian" mengemukakan secara teknis tentang metode-metod yang dipakai dalam suatu penelitian. 

Seringkali metodologi penelitian diperkenalkan dalam maknanya yang teknis belaka, misalnya langsung membahas tentang populasi, teknik sampling, merumuskan masalah, mendisain dan merancang instrumen kuantifikasi data, dan sebagainya. Selain itu, banyak peneliti telah tenggelam pada berbagai teknik sampling, teknik instrumentasi, teknik analisis, tanpa menyadari bahwa dia telah menjadi penganut filsafat ilmu tertentu. Pengguna metodologi seperti biasnaya akan cenderung menolak cara-cara kerja lainnya sebagai spekulatif, subyektif, dan sebagainya. Sebaliknya para penganbut filsafat ilmu yang berbeda memberi cap "bohong", "munafik" pada lanbgkah-langkah kerja penelitian yang memulai tulisannya dengan "alasan pemilihan judul", dan lainnya. Mereka ini lupa atau tidak tahu bahwa ada metodologi penelitian berbeda yang menggunakan dasar filsafat ilmu yang lain, yang memang menuntut langkah kerja seperti itu. 

Berdasarkan uraian di atas maka seyogyanya seorang peneliti mengetahui dan menyadari bahwa dia menggunakan landasan filsafat ilmu yang mana untuk metodologi penelitian yang digunakannya; sehingga dia menyadari kelebihan dan kelemahan metodologi yang digunakannya, dan sadar pula bahwa ada metodologi epenelitian lain yang menggunakan landasan filsafat ilmu yang berbeda. 

Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat untuk penelitian. Di lingkungan filsafat, logika dikenal sebagai ilmu tentang alat untuk mencari kebenaran, dan kalau disusun secara sistematis, metodologi penelitian merupakan bagian dari logika. Kita mengenal lima macam model logika, yaitu (1) logika formal Aristoteles, (2) Logika matematika deduktif, (3) Logika matematika induktif, (4) Logika matematik probabilistik, dan (5) Logika reflektif. 

Logika formal Aristoteles berupaya menyusun struktur hubungan antara sejumlah proposisi. Untuk membuat generalisasi, logika Aristoteles mengaksentuasikan pada prinsip-prinsip relasi formal antar proposisi. Proposisi merupakan penegasan tentang relasi antar jenis , proposisi juga dapat dimaknakan sebagai hubungan antar konsep. 

Logika matematika deduktif membangun konstruksi pembuktian kebenaran mendasarkan pada proposisi-proposisi kategorik seperti Logika tradisional Aristoteles. Bedanya ialah kalau Logika Aristoteles mendasarkan pada kebenaran formalnya, sedangkan Lohgika Matematik deduktif mendasrakan pada kebenaran materiil. Logika Aristoteles menguji kebenaran formal dari proposisi khusus (yang

Page 3: Scientific Research

disebut sebagai premis minor) berdasar kebenaran proposisi universal (disebut sebagai premis mayor). Kontradiksi antar keduanya berarti premis minor ditolak. Konstruksi keseluruhan pembuktiannya menggunakan silogisme: bahwa kalau a termasuk dalam b dan b dalam c, maka a termasuk dalam c. Logika matematik deduktif menguji kebenaran materiil kasus berdasarkan dalil, hukum, teori, atau proposisi umum universal lain. Logika Aristoteles menuntut dipenuhi syarat formal, logika matematika deduktif melihat kebenaran materiil. Proposisi universal dikenal dengan nama-nama: asumsi, aksioma, postulat, teori, dan tesis. Asumsi merupakan proposisi universal yang "self evident" benar dan tidak memerlukan pembuktian. Aksioma merupakan pernyataan tentang sejumlah sesuatu yang mempunyai hubungan tertentu dan benar; kebenaran ini kalau perlu dapat dibuktikan. Setara dengan "aksioma", dalam ilmu-ilmu sosial dikenal istilah "postulat". Tesis merupakan pernyataan yang telah diuji kebenarannya lewat evidensi, mungkin berlandaskan empoiris, atau berdasarkan argumentasi tergantung pada teori yang dianut. "Teori" merupakan suatu konstruksi pernyataan yang integratif yang didalamnya terkandung asumsi, aksioma/postulat, sejumlah tesis, dan sejumlah proposisi. Teori yang valid memuat lebih banyak tesis daripada proposisi. 

Logika matematik induktif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu logika matematika induktif kategorik dan logika matematik probabilistik. Keduanya membangun generalisasi secara induktif berdasarkan empiri. Logika kategorik menetapkan kebenaran dengan penetapan yang implisit dan eksplisit terhadap ketegorisasi yang ditetapkan; sedangkan Logika probabilistik menamplkan proposisi universal relatif yang memberi peluang atas kemungkinan benar dan salah dalam proposisinya. 

Untuk menguji dan memperoleh kebenaran logika reflektif bergerak mondar-mandir antara induksi dan deduksi. Untuk hal-hal yang deterministik digunakan logika reflektif kategorik, sedngkan untuk hal-hal yang indeterministik digunakan logika reflektif probabilistik. 

STEPS OF SCIENTIFIC RESEARCH

Langkah-Langkah dalam Penelitian Ilmiah

1.  Memilih topik atau masalah dan perumusan judul penelitian

2.  Perumusan masalah penelitian

3.  Penyusunan kerangka teoritik penelitian

4.  Merumuskan hipotesis

5.  Menentukan variable penelitian

Page 4: Scientific Research

6.  Menentukan populasi dan sampel

7.  Menetapkan metode pengumpulan data

8.  Menyusun instrument pengumpulan data (INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA)

9.  Strategi pelaksanaan pengumpulan data

1. Strategi pengolahan data2. Menetapkan metode analisis data3. Menyajikan dan menganalisis data4. Mendiskusikan hasil analisis data5. Menyusun laporan penelitian

 

Langkah 1

Memilih Topik dan Perumusan Judul Penelitian

Topik adalah aspek atau bagian pokok dari bidang ilmu yang menjadi obyek penelitian yang di dalamnya mengandung sesuatu yang tidak sesuai antara teori ilmu tersebut dengan praktek di lapangan.

Judul penelitian harus dapat menggambarkan obyek studi, sifat, ruang lingkup dan metodologi yang digunakan, misalnya:

Judul                   : pelaksanaan pendidikan agama di SMU di…

Obyek                : pendidikan agama di pendidikan formal yaitu SMU

Sifat                    : deskriptif atau korelatif

Ruang lingkup     : pendidikan, murid, manajemen PBM, dan amaliah agama

Metodologi         : survey atau studi korelasi

 

Langkah 2

Perumusan Masalah Penelitian

Masalah penelitian berada pada kesenjangan antara fakta, fenomena, atau peristiwa (DAS SEIN) dengan teori (DAS SOLLEN). Teori tidak sama dengan praktek. Penelitian berusaha untuk mencari jawab atau menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi.

Page 5: Scientific Research

Masalah dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

Masalah Deskriptif, yaitu bila kejadian itu belum jelas, belum bisa digambarkan atau dilukiskan dengan gamblang fenomenanya seperti apa adanya.

Masalah Fungsional, yaitu bila kejadian penyimpangan itu diduga berkaitan dengan berfungsi tidaknya suatu organisme lembaga tersebut, misalnya fungsi: kepala sekolah, dewan guru, BP3, dan sebagainya.

Masalah Korelatif, yaitu bila munculnya fenomena itu berkaitan dengan ada tidaknya hubungan antara dua faktor atau variable atau lebih.

Masalah Kausal, yaitu bila adanya fenomena itu adalah hasil dari proses sebab akibat.

 

Adapun perumusannya bisa dalam bentuk:

Pertanyaan (what, who, when, where, why, and how)

Pernyataan (bahwa ini begini, itu begitu)

 

 

 

Langkah 3

Penyusunan Kerangka Teoritik Penelitian

Kerangka teoritik disusun berdasarkan teri-teori dari ilmu terkait, yang salah satu topiknya sedang kita teliti. Kerangka teoritik sangat penting untuk pedoman dalam menentukan konsep, variable, indikator, jenis data dan ruang lingkup penelitian serta pedoman memilih metode penelitian yang tepat. Kerangka teoritik akan menjelaskan bagaimana hubungan antar konsep, antar variable menurut teori itu, sehingga peneliti bisa menelusuri proses terjadinya fenomena atau peristiwa yang sedang diteliti, kemudian mencari berbagai alternative jawaban mengapa fenomena itu bisa terjadi. Misalnya: bagaimana proses anak bisa menjadi: nakal, pengguna narkoba, agresif, dan sebagainya.

 

Langkah 4

Mrumuskan Hipotesis Penelitian

Page 6: Scientific Research

Hasil kajian teoritik pada langkah ketiga, tentang hubungan antar konsep dan antar variable, peneliti bisa menduga-duga mengapa fenomena atau peristiwa itu bisa terjadi. Dugaan itu dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menghubungkan dua atau lebih konsep atau variable yang dapat diuji dengan data empiris. Oleh karena itu, diterima atau ditolaknya hipotesis tergantung didukung data empiris atau tidak.

Hipotesis ada dua macam, yaitu:

1. Hipotesis alternative, yaitu hipotesis yang dinyatakan seperti apa yang diduganya, seperti: ada pengaruh X terhadap Y.

2. Hipotesis Nol, yaitu hipotesis yang dinyatakan kebalikan dari hipotesis alternative, seperti: tidak ada pengaruh (Nol) X terhadap Y.

 

Langkah 5

Menentukan Variabel Penelitian

A           da tiga hal yang terkait dengan variable penelitian, yaitu: konsep, variable dan indicator. Konsep adalah abstraksi dari fenomena yang dirumuskan berdasarkan cirri-ciri khusus dari fenomena itu dari hasil observasi di lapangan. Konsep-konsep yang sudah ada umunya telah diberi nama tertentu, sehingga kalau nama itu disebut orang telah bisa mengerti apa maksudnya, seperti: murid, pendidik, sekolah, dan sebagainya. Varibel ialah segala sesuatu yang menunjukkan adanya variasi (bukan hanya satu macam), baik bentuknya, besarnya, kualitasnya, nilainya, warnanya, dan sebagainya. Seperti variabel murid, maka ada variasinya yaitu: ada murid SD, SLTP, SLTA. Murid SD jug bervariasi, ada murid kelas 1, kelas 2, dan sebagainya. Indicator adalah tanda-tanda khusus yang dimiliki oleh masing-masing variable, sehingga berbeda dengan variable lainnya. Misalnya: cirri-ciri murid SD berbeda dengan cirri-ciri murid SLTP.

 

Macam-macam variable adalah sebagai berikut:

1. Variable Terikat (dependent variable) adalah variabel respon atau output, atau sesuatu yang  muncul akibat suatu stimulus.

2. Variabel Bebas (Independent variable) adalah variable yang diduga sebagai sebab munculnya variable terikat.

3. Variable Moderator (moderate Variable) adalah sebuah tipe khusus variable bebas yang dipilih untuk menentukan apakah variable tersebut mempengaruhi hubungan antara dependent variable dan Independent variable.

4. Variabel Kontrol (control variable) adalah factor-faktor yang dikontrol atau dinetralkan pengaruhnya pada hubungan dependent variable dan Independent variable.

Page 7: Scientific Research

5. Variable Antara (intervening variable) adalah factor yang secara teoritik mempunyai pengaruh terhadap variable terikat tapi tidak dapat dimanipulasi.

 

Contoh: Variable apa saja yang berpengaruh pada tingkat keterampilan.

Dependent Variable = tingkat keterampilan

Independent Variable = jumlah latihan

Moderate Variable = jenis kelamin

Control Variable = IQ

Intervening Variable = belajar.

 

Pengukuran (measurement) adalah prosedur penetapan angka (skala pengukuran) yang mewakili atribut yang dimiliki oleh variable. Ada empat macam skala pengukuran yaitu:

1. Skala nominal, yaitu rentangan angka hanya berfungsi untuk menunjukkan kategori secara terpisah (deskrit)

2. Skala ordinal, yaitu rentangan angka selain menunjukkan kategori, juga menunjukkan jenjang.

3. Skala interval, yaitu sama dengan skala ordinal, hanya mempunyai jarak rentangan atau perbedaan kuantitas yang sama antara dua jenjang yang berturutan.

4. Skala rasio, yaitu sama dengan skala interval, hanya dia mempunyai angka nol mutlak.

 

Langka 6

Penentuan Sampel

Sampel ialah sebagian dari anggota populasi yang diteliti secara mendalam sebagai wakil populasi.

Teknik sampling yaitu teknik yang digunakan untuk mengambil sampel agar terjamin representasinya terhadap populasi.

Macam-macam teknik sampling yaitu:

1. Random ampling

Page 8: Scientific Research

2. Proportional Sampling3. Stratified Sampling4. Purpsive Sampling5. Quota Sampling6. Double Sampling7. Area Probability Sampling8. Cluster Sampling

Note:

Besarnya sampel yang diambil tergantung pada heteroginisis populasi. Makin heterogin makin banyak, sebab sampel harus mewakili seluruh variasi dari anggota populasi.

 

Langkah 7

Menetapkan Metode Engumpulan Data

Setelah ditentukan jenis data, indicator, dan sumber data, maka metode pengumpulan data dipilih yang paling cocok. Bila jenis data berupa sesuatu yang bisa langsung diamati dengan panca indera, maka digunakan metode observsi.

Bila jenis datanya berupa gejala bersifat umum dan jumlahnya besar, maka digunakan metodee angket.

Bila jenis datanya berupa gejala yang bersifat individual atau rahasia pribadi, maka metode interview yang digunakan.

Bila jenis data memerlukan pengukuran yang cermat, maka metode tes yang digunakan atau eksperimen.

 

Langkah 8

Menyususn Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpul data ialah alat yang digunakan untuk mengali atau mengambil data dari sumber data. Masing-masing metode mempunyai instrument pengumpul data sendiri.

Instrumen pengumpulan data terdiri dari:

–          Metode Observasi:   cek list (daftar cek), ratting scale, anecdotal record, slide, film, tape recorder, had camp, dan sebagainya.

–          Metode Interview:  pedoman interview.

Page 9: Scientific Research

–          Metode Angket: daftar pertanyaan tertulis yang disodorkan pada responden

–          Metode tes: daftar soal tes, baik tulis mauun lisan.

 

 

 

Langkah 9

Strategi Pelaksanaan Pengumpulan Data

Setelah langkah 1-8 selesai dikerjakan, maka tiba saatnya untuk terjun ke lapangan untukmengumpulkan data.

Ada dua prosedur yng harus ditempuh:

1. Prosedur administrasi  yaitu mengurus surat-surat izin yang diperlukan .2. Prosedur metodologis yaitu membawa perlengkapan penelitian yang

diperlukan seperti Instrumen Pengumpulan Data, surat izin penelitian dan sebagainya, serta  mempersiapkan obyek dan sumber data.

Langkah yang harus dilalui antara lain:

Mengenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian pada key people dan memohon izinnya.

Menetapkan sampel yang akan diteliti dihadapan key people

Mengunjungi atau menemui responden yang menjadi sampel dan meminta kesediaannya untuk memberi  informasi.

Membuat janji kapan angket dapat diambil dan lain-lain.

 

Langkah 10

Strategi Pengolahan Data

Setelah seluruh data terkumpul, sebelum meninggalkan lapangan (apalagi lokasinya jauh), maka dilakukan :

Ceking data yaitu memeriksa seluruh Instrumen Pengumpulan Data apakah sudah terisi lengkap dan betul cara mengisinya.

Page 10: Scientific Research

Editing data yaitu memeriksa jawaban Instrumen Pengumpulan Data apakah sudah jelas tulisannya, maksudnya, ejaannya dan lain-lain.

Langkah berikutnya, bisa dikerjakan dirumah, ialah coding dan tabulating.

Coding yaitu member kode-kode menurut jenis datanya.

Tabulating yaitu memasukkan data kedalam table-tabel tertentu menurut kebutuhan analisis.

Langkah berikutnya ialah menguji validitas dan reliabilitas data.

Data siap untuk dianalisis.

 

Langkah 11

Menetapkan Metode Analisis Data

Ada dua macam analisis, yaitu:

Analisis kualitatif, anaisis yang berupa uraian, penjelasan, pemaknaan, penafsiran dan sebagainya, tanpa menggunakan statistic. Metodenya bisa : deduksi, induksi, atau refleksi dan komparasi.

Analisis kuantitatif, analisis statistic, metodenya bisa: mode, mean, median, percentile, chi kwadrat, product moment dan sebagainya. Sesuai dengan data dan tujua yang hendak dicapai.

 

Langkah 12

Menyajikan dan Menganalisis Data

Ada dua macam kelompok data yang harus kita dapatkan dari lapangan, yaitu data latar belakang objek dan data untuk dianalisis.

data latar belakang objek yaitu data yang dapat menggambarkan keadaan dimana fenomena yang kita teliti terjadi. Data ini disajikan dibawah judul latar belakang obyek pada bab laporan  hasil penelitian.

data untuk dianalisis yaitu data yang berkaitan dengan masalah yang kita teliti dan disajikan dalam uraian deskriptif (untuk data kwalitatif) atau dalam bentuk tabel tunggal atau table silang (untuk data kuantitatif), sesuai dengan metode analisis yang kita gunakan.

Page 11: Scientific Research

Data ii disajikan dibawah judul penyajian dan analisis data pada bab laporan hasil penelitian. Penyajiannya urut per masalah dan hipotesis yang akan diuji signifikansinya lengkap dengan proses analisisnya.

 

Langkah 13

Mendiskusikan Hasil Temuan dan Menyimpulkan Hasilnya

Temuan dari hasil analisis data didiskusikan dengan jalan, membandingkan, menafsirkan, memaknai temuan tersebut dengan teori yang terkait dengan penelitian kita, apakah mendukung teori atau menolaknya. Baik menerima atau menolak teori, inilah yang menjadi kesimpulan penelitian kita.

Dukungan pada teori, bemanfaat untuk memperkuat atau untuk  mengembangkan teori tersebut. Sedangkan penolakan terhadap teori, bisa berguna untuk menemukan teori yang baru dan menggantian teori lama yang sudah using.

 

Langkah 14

Menyusun Laporan Penelitian

Setelah langkah 1-13 selesai dilakukan, sampai pada langkah terakhir penelitian yaitu menyusun laporan yaitu melaporkan segala kegiatan dan hasil temuan dalam format laporan tertentu.

Format laporan mengikuti pedoman penulisan yang dibuat oleh lembaga terkait (universitas, institut atau sekolah tinggi)

 

Isi laporan pada umumnya memuat:

Bab I pendahuluan

Bab II Kerangka teori

Bab III metodologi penelitian

Bab IV Laporan Hasil Penelitian, memuat:

1. Latar belakang obyek2. Penyajian dan analisis data

Page 12: Scientific Research

Bab V pembahasan hasil temuan

Bab VI Kesimpulan dan saran-saran.

Disertasi merupakan suatu bentuk tugas akhir yang ditulis berdasarkan hasil

penelitian ilmiah melalui penerapan berbagai metode penelitian (riset). Disertasi

ditulis oleh mahasiswa dalam rangka memenuhi salah satu tugas akademik untuk

memperoleh gelar doktor dalam bidangnya. Mengapa harus riset? Karena salah

satu tujuan progran doktor yang merupakan gelar akademik tertinggi dari suatu

perguruan tinggi adalah untuk menghasilkan seorang peneliti (researcher) dalam

bidang ilmunya.

Oleh karena itu, bagi dosen yang tidak bergelar doktor, pada beberapa perguruan

tinggi,  tidak dapat menjadi profesor. Mengingat salah satu kewenangan seorang

profesor adalah layak membimbing disertasi mahasiswa program doktor, maka

sebaiknya calon profesor tersebut sudah bergelar doktor agar berpengalaman dan

merasakan bagaimana riset untuk disertasi telah pernah dilakukan.

Jenis penelitian disertasi sangat beragam disesuaikan dengan masalah ilmiah

yang akan dipecahkan. Jenis penelitian kualitatif dipilih karena mungkin

mahasiswa ingin mencari informasi secara verstehen, naturalistik, terhadap suatu

proses fenomena psikologis dan sosial dalam setting tertentu dan terdapat

keunikan untuk diteliti secara kualitatif. Dalam hal ini, melakukan pengamatan

dan pencatatan field notes merupakan salah satu kemampuan yang harus

dikuasai oleh peneliti. Demikian peneliti diharapkan  juga memiliki kemampuan

mengintepretasikan field notes tersebut menjadi sebuah temuan naratif dan di

“argue” dengan berbagai teori yang relevan.

Berbeda dengan penelitian kualitatif, riset kuantitatif lebih menekankan pada

cara-cara cross-sectional, artinya fokus pada produk dan bukan proses. Riset jenis

ini dapat berupa riset non kausal seperti studi korelasional atau riset kausal

seperti path analisis, eksperimen atau ex post facto.

Apapun metode yang dipakai, dalam paradigma kuantitatif (baca lagi perbedaan

paradigma kualitatif dan kuantitatif di topik lain dalam web ini), logika berpikir

tetap mengikuti alur deducto hipothetico verificatif.

Artinya, alur berpikir dalam riset kuantitatif dimulai dengan mencari jawaban

terhadap masalah riset yang telah dirumuskan melalui berbagai teori yang

relevan. Kemudian, karena teori-teori tersebut bersifat abstrak, umum dan

universal, maka dengan menggunakan cara berpikir deduktif dengan bantuan

sarana matematika, maka dapat dirumuskan kesimpulan yang bersifat lebih

khusus yang disebut hipotesis yakni jawaban sementara terhadap masalah.

Hipotesis inilah kemudian diverifikasi secara empiris, inilah hakikat deducto-

Page 13: Scientific Research

hipothetico-verificatif. Jadi hipotesis itu didasarkan pada teori-teori, sehingga tidak

mungkin seorang peneliti dapat merumuskan hipotesis tanpa terlebih dahulu

membaca teori-teori. Kunci utama dalam penulisan disertasi adalah adanya

rumusan masalah ilmiah (scientific research problems) yang akan dipecahkan dan

tentu masalah yang muncul tersebut harus didahului dengan argumen mengapa

masalah tersebut penting untuk diteliti.

Untuk itu, pada bagian awal perlu dideskripsikan berbagai fakta yang mendasari

atau melatarbelakangi “why” masalah tersebut ingin dipecahkan. Jadi fakta-fakta

sebagai latar belakang rumusan masalah dapat diperoleh dari sumber-sumber

informasi seperti majalah, koran, buletin-buletin, dsb atau dapat juga dari text

books sehingga akan tampak alasan (reasoning) mengapa masalah itu perlu dan

urgent untuk diteliti. Cara penulisannya dapat berupa alur berpikir seperti

piramida terbalik, dimana ujungnya merupakan masalah yang akan diteliti.

Setelah latar belakang dirasa cukup kuat maka masalah perlu diidentifikasi,

misalnya kinerja manager sebagai aspek utama dalam sebuah disertasi, karena

itu faktor-faktor apa saja yang masih diduga menentukan atau mempengaruhi

kinerja dapat dijadikan indetifikasi masalah. Karena terbatasnya waktu dan

sumber dana, maka perlu masalah-masalah tersebut dibatasi dalam pembatasan

masalah.

Semua hal yang telah dibahas di atas ada di bab pendahuluan dan masuk ke bab

2 sudah harus mulai berpikir tentang deskripsi teoretis, kerangka argumentatif,

lalu pengajuan hipotesis.

Didalam Bab 2, semua variabel penelitian dideskripsikan teorinya sehingga

variabel tersebut konseptual. Berdasarkan deskripsi teori-teori tersebut dapat

dirumuskan definisi konseptual setiap variabel penelitian melalui berpikir sintesis,

sehingga dapat dengan jelas diketahui dimensi-dimensi dan indikator-indikator

variabel tesebut.

Disamping itu juga deskripsi teori-teori tersebut dapat dijadikan dasar untuk

merumuskan kerangka berpikir yang bersifat argumentatif tentang mengapa

variabel-variabel tersebut berkaitan atau saling berpengaruh. Misalnya peneliti

ingin menghubungkan motivasi kerja dengan kinerja, jadi setelah teori-teori kedua

variabel tersebut dideskripsikan maka akan tampak adanya hubungan logis antar

kedua variabel tersebut berdasarkan kerangka berpikir argumentatif.

Atas dasar kerangka berpikir inilah dapat dibuat kesimpulan tentang dugaan

adanya hubungan logis antar kedua variabel tersebut dalam bentuk hipotesis.

Apabila peneliti, dalam hal ini, menggunakan cara berpikir silogistik, maka

kesimpulan tersebut disebut kesimpulan tautologis setelah terlebih dahulu

ditetapkan adanya premis mayor dan minor.

Page 14: Scientific Research

Sampai sejauh ini peneliti baru menggunakan cara berpikir atau logika berpikir

deduktif yang berakhir dalam bentuk rumusan hipotesis. Karena itu, untuk

membuktikan apakah hipotesis peneliti ditolak atau diterima maka perlu dilakukan

verifikasi dengan menggunakan logika berpikir induktif dengan sarana berpikir

statistika induktif.

Jadi dalam sebuah riset ilmiah terdapat dua proses yang harus dilakukan yaitu

justifikasi (justification) yang merupakan proses dalam men “justify” kesimpulan

dalam bentuk hipotesis dan kemudian proses diskoveri (discovery) atau temuan

setelah dilakukan analisis statistika inferensial untuk memverifikasi apakah

hipotesis ditolak atau diterima.

Mungkin dapat terjadi hipotesis yang diajukan tidak sesuai dengan temuan

peneliti, hal ini  terjadi apabila hipotesis tidak terbukti secara empiris maka itu

berarti temuan penelitian tidak signifikan. Karena ini adalah sebuah temuan maka,

signifikan maupun tidak, penelitian tidak perlu diulang. Peneliti hanya dituntut

untuk membuat argumentasi teoretik dan statistik mengapa hipotesis yang

demikian kuatnya didukung oleh berbagai teori namun pada saat diverifikasi tidak

terbukti secara empiris. Dalam hal ini, seorang ilmuwan akan tetap membela

hipotesisnya dengan mengatakan bahwa untuk saat ini temuan atau hasil

pengujian hipotesis belum mampu membuktikan kebenaran hipotesis secara

empiris.

2.a. Cuaca merupakan salah satu faktor utama yang dijadikan patokan sebelum

memulai aktivitas di luar rumah. Di setiap negara di dunia, ada badan tertentu

yang khusus bekerja untuk menganalisa dan memprakirakan bagaimana cuaca

hari ini, esok ataupun lusa.

Dari badan - badan itulah kita mengetahui kondisi cuaca di wilayah kita. Namun,

selain mengetahui cuaca dari badan pemantau cuaca, ternyata kita juga dapat

menganalisa sendiri dan memprakirakan apakah akan turun hujan atau cerah

hanya dengan mengamati perilaku alam.

Pada zaman dahulu orang membuat analisa atau membuat prakiraan cuaca tidak

perlu kaedah - kaedah ilmiah. Tapi, cukup dengan memperhatikan tanda - tanda

alam. Seperti memperhatikan tingkah laku hewan atau memperhatikan sifat

tumbuhan, agar kita tidak lupa dengan alam dan tetap diperhatikan.

Page 15: Scientific Research

Dengan demikian, keberadaaan hewan dan tumbuhan sangat diperlukan dalam

melihat pola cuaca yang akan terjadi. Apa saja tanda - tanda alam yang dapat

dijadikan bahan untuk memprakirakan cuaca:

1. Memperhatikan Jenis Dan Pergerakan Awan. 

A. Awan Cumulonimbus

Awan Cumulonimbus adalah awan yang tumbuh di pagi hari dan berkembang

pada siang hari mempunyai peluang akan terjadi cuaca buruk.

Page 16: Scientific Research

Apabila terdapat gerakan awan yang berbeda - beda, misal lapisan yang satu

bergerak ke barat dan lapisan yang lain bergerak ke utara bertanda cuaca buruk

akan terjadi.

B. Awan Mamatus.

Awan mamatus adalah awan yang terbentuk dari udara yang tertahan pada

suatu lapisan. Dapat terbentuk akibat adanya awan yang menimbulkan cuaca

buruk dan thunderstorm yang tidak begitu hebat atau type awan yang lain.

Page 17: Scientific Research

C. Awan Cirrus

Apabila terdapat Awan Cirrus berbentuk pita panjang, bertanda dalam 36 jam

mendatang akan terjadi cuaca buruk.

D. Awan Altocumulus.

Awan Altocumulus, yang seperti sisik makarel, juga berarti cuaca buruk dalam 36

jam mendatang.

E. Awan Towering

Page 18: Scientific Research

Apabila terdapat jenis awan towering menandakan akan terjadi hujan keesokan

harinya bahkan 3 jam kedepan akan terjadi hujan lebat tiba - tiba. 

F. Awan Nombostratus.

Jenis awan ini terlihat gelap dan rendah, bergelantungan berat di udara, ini

berarti hujan akan cepat turun. Apabila terdapat awan menutupi

sebagian langit dimalam hari musim dingin berarti udara terasa panas / lebih

hangat, karena awan mencegah radiasi panas yang akan menurunkan suhu

pada malam yang cerah.

Page 19: Scientific Research

2. Memperhatikan Keadaan Rumput Jika rumput kering, ini menunjukkan awan atau angin yang kuat, yang dapat

berarti hujan. Jika ada embun, mungkin tidak akan hujan hari itu. Namun,

jika hujan pada malam hari, metode ini tidak akan dapat diandalkan.

3. Memperhatikan Langit Berwarna Merah. Dalam sajak sebutkan, Langit Merah di malam hari, kegembiraan pelaut, langit

merah di pagi hari, pelaut mengambil peringatan . Carilah tanda - tanda merah di

langit tapi, bukan Matahari merah.

Jika Anda melihat langit merah senja ( ketika Anda menghadap ke barat ), ada

sistem tekanan tinggi dengan udara kering yang mengaduk partikel debu di

udara, inilah yang menyebabkan langit terlihat merah. Karena pergerakan front

berlaku dan jet stream, ini biasanya fenomena cuaca akan bergerak dari barat ke

timur, dan udara kering menuju ke arah Anda.

Langit merah di pagi hari ( di Timur, di mana Matahari terbit ) berarti bahwa udara

kering telah pindah melewati Anda, dan setelah itu ada sistem tekanan rendah

yang membawa kelembaban menuju kearah Anda.

4. Memperhatikan Pelangi Di Barat. Pelangi di barat berarti kelembaban yang cukup tinggi menandakan hujan dalam

perjalanan menuju anda. Di sisi lain, pelangi di timur sekitar Matahari

terbenam berarti bahwa hujan menjauhi yang berarti diharapkan udara akan

Page 20: Scientific Research

cerah. Penting: apabila ada pelangi di pagi hari, maka perlu membuat peringatan

dalam 12 jam kedepan.

5. Memperhatikan Kebiasan Angin. Perhatikan kebiasaan angin yang bertiup di tempat Anda, angin timuran berarti

angin dari timur yang menyimpang dari kebiasaan ditempat Anda berarti akan

ada badai angin. 

Sebaliknya apabila ada angin barat menyimpang dari kebiasaannya berarti

cuaca akan bagus. Apabila terjadi angin kencang dari sepanjang hari dan diikuti

hari berikutnya berarti disekitar wilayah Anda terdapat sistem tekanan tinggi.

Perhatikan pohon yang daunnya berguguran tepat dibawah pohonnya, ini berarti

ada hembusan angin yang biasa terjadi.

6. Pernafasan. Ambil napas dalam - dalam, kemudian tutup mata dan hirup bau udara. Tanaman

biasanya akan melepaskan limbahnya menandakan ada sistem tekanan rendah

dan menghasilkan bau sepertikompos dan mengindikasikan akan turun hujan

diwaktu mendatang.

Sebuah rawa akan menmbulkan gas pada saat sebelum badai datang hal ini

ditunjukkan bau tak sedap. Pepatah mengatakan Bunga bau sebelum hujan.

Aroma lebih kuat udara lembab, berhubungan dengan cuaca hujan. 

7. Kelembaban.Biasanya kelembaban dapat dilihat pada model rambut ( rambut melengkung /

mengerucut ). Anda juga dapat melihat daun oak atau pohon maple.

Daun ini cenderung melengkung / mengerucut pada kelembaban tinggi, yang

cenderung berkembang menjadi hujan lebat. Sisik kerucut pinus tetap tertutup

jika kelembaban tinggi, tetapi terbuka pada udara kering. Dalam kondisi lembab,

kayu membengkak. Apabila membuka pintu akan terasa pintu sulit dibuka /

lengket dengan tiang.

8. Hewan Hewan lebih peka dibandingkan dengan manusia, dan hewan biasanya akan

Page 21: Scientific Research

bereaksi apabila terjadi perubahan tekanan.

A. Jika burung terbang tinggi di langit, ada kemungkinan akan cerah. Tekanan

udara rendah disebabkan terjadinya badai, sehingga burung merasa tidak

nyaman khususnya pada telinganya, dengan demikian burung akan terbang

rendah untuk meringankannya. Sebagian besar burungbersarang pada saluran

listrik dan ini menunjukan tekanan udara turun.

B. Burung Camar ( Seagulls ) cenderung berhenti terbang dan berlindung di

pantai jika badai akan datang. burung camar menjadi sangat tenang dalam

terbangnya sebelum hujan. 

C. Sapi biasanya akan berbaring sebelum badai. Mereka juga cenderung untuk

tetap dekat bersama - sama jika cuaca buruk akan datang.

D. Semut membangun bukit dengan sangat curam sebelum hujan.

E. Kucing cenderung membersihkan di belakang telinganya sebelum hujan.

F. Kura - kura ( Turtles ) sering mencari tempat yang lebih tinggi apabila hujan

lebat akan turun. Mereka biasanya sering berada di jalan selama periode 1

sampai 2 hari sebelum terjadinya hujan. 

G. Jika burung bergerak cepat ini berarti badai hujan akan turun untuk waktu

yang lama.

9. Api Unggun Asap api unggun harus naik terus. Apabila asap berputar - putar dan turun

bertanda tekanan rendah, yang berarti hujan akan menuju Anda.

10. Bulan Jika Bulan terlihat kemerahan dan terlihat agak buram ini bertanda banyak debu

di udara. Sebaliknya apabila Bulan terlihat terang, ini menunjukan udara terlihat

cerah, biasanya telah terjadi hujan akibat terdapat sistem tekanan rendah. 

Apabila di sekitar Bulan terdapat lingkaran cincin dan terdapat Cirostarus ini

Page 22: Scientific Research

menandakan dalam 3 hari kedepan akan turun hujan.

Metode ini biasanya pada prakirawan yang selalu memperhatikan tanda - tanda

alam disekitarnya. Dengan menggabungkan disiplin ilmunya dengan

pengalamannya sebagai prakirawan akan menciptakan metode prakiraan yang

berlaku di daerahnya.

b. melakukan pngukuran dengan alat ukur sensor.

c.