Upload
chocopretzelball
View
35
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
JENIS MEDIA
· Menurut konsistensinya: media Soboroud Dextrose Agar merupakan media berbentuk padat
(solid).
· Menurut fungsinya: media Soboroud Dextrose Agar merupakan media selektif untuk pertumbuhan
jamur dan menghambat pertumbuhan bakteri.
· Menurut bahan penyusunnya: media Soboroud Dextrose Agar tersusun dari bahan sintetis.
· Menurut wadahnya: media Soboroud Dextrose Agar merupakan media yang disimpan dalam plate
(cawan petri).
FUNGSI MEDIA
Umum
Adapun fungsi media secara umum yaitu:
1. Isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni,
2. Memanipulasi komposisi media pertumbuhannya,
3. Menumbuhkan mikroorganisne,
4. Memperbanyak jumlah,
5. Menguji sifat-sifat fisiologisnya
6. Menghitung jumlah mikroba.
SDA
Media SDA biasanya digunakan untuk pertumbuhan jamur khususnya jamur Aspargilus, di
media ini pertumbuhan jamur akan optimal pada suhu 25 - 30 derajat celcius.
Media SDA banyak di gunakan untuk media jamur khususnya banyak ke jamur Aspargilus, di
media ini pertumbuhan jamur akaan optimal di suhu 25 - 30 drajat celcius.
a. Komposisi Media SDA (Soboroud Dextrose Agar)
· Mycological peptone............................... 10 g
· Glucose ............................................. 40 g
· Agar .................................................. 15 g
b. Fungsi dari komponen dalam SDA :
1. Mycological peptone : menyediakan nitrogen dan sumber vitamin yang diperlukan untuk
pertumbuhan organisme dalam Sabouraud Dextrose Agar.
2. Glucose : dalam konsentrasi yang tinggi dimasukkan sebagai sumber energi
3. Agar : berperan sebagai bahan pemadat
c. Digunakan pada mikrobiologi :
· Untuk budidaya jamur patogen & komensal dan ragi
· Baik untuk isolasi terutama dermatofit
· Digunakan untuk menentukan kandungan mikroba dalam kosmetik
· Digunakan dalam evaluasi mikologi makanan, dan secara klinis membantu dalam diagnosis ragi
dan jamur penyebab infeksi.
PROSEDUR PEMBUATAN MEDIA
1. Semua APD digunakan dengan baik, benar dan lengkap.
2. Disiapkan semua alat- alat dan bahan- bahan yang akan digunakan.
3. Dipastikan semua alat dan bahan dalam keadaan siap digunakan.
4. Ditimbang serbuk media SDA (Soboroud Dextrose Agar) sebanyak 1,560 gram.
5. Dipindahkan serbuk media SDA (Soboroud Dextrose Agar) ke beaker glass, lalu
ditambahkan aquades sebanyak 24 ml, dipindahkan ke dalam erlenmeyer.
6. Dihomogenkan larutan dengan bantuan pemanasan dan pengadukan.
7. Pelarutan tidak boleh sampai mendidih(pelarutan harus sempurna sehingga tidak ada
kristal yang tersisa).
8. Dicek pH larutan sesuai petunjuk media (pH = 5,6 ±0,2) pada suhu 250C
9. Diperhatikan pengecekan suhu larutan saat pengecekan pH media.
10. Ditambahkan NaOH 0,01N jika pH larutan kurang basa dan ditambahkan HCl 0,01N jika
pH larutan kurang asam.
11. Disterilisasi ±1210C (1 atm) selama ±15 menit.
12. Dikeluarkan larutan dari autoklaf , saat suhu rendah (200C) dan tekanan telah turun
(dilihat indikator autoklaf).
13. Dibiarkan larutan hingga suhu ±500C lalu ditambahkan antibiotik amoxicilyne 500 mg
(sebelumnya antibiotik amoxicilyne 500 mg telah dilarutkan dengan 10 ml aquades, dan
tiap 100 ml SDA = 1 ml suspensi amoxicilyne).
14. Dihomogenkan larutan yang telah ditambahkan antibiotik amoxicilyne(dapat dibantu
pemanasan, suhu ≤ 700C).
15. Dituangkan ke petri disk steril yang telah disediakan.
16. Dibiarkan media pada petri disk membeku dengan sempurna.
17. Dimasukkan media ke inkubator (± 370C) ,selama ± 24 jam untuk uji kualitas media,
dengan posisi petri disk terbalik.
18. Disimpan pada suhu 40C- 80C untuk menyimpan media.
UJI KUALITAS MEDIA
Agar media mempunyai kualitas seperti yang diharapkan perlu dilakukan uji
kualitas,seperti uji sterilitas dan uji spesifitas. Uji sterilisasi dilakukan untuk mengetahui apakah
bahan atau sediaan yang harus steril, sudah memenuhi syarat atau tidak. Uji isterilitas dapat
dilakukan dengan menginkubasi media selama sehari dalam inkubator. Pada media idealnya
tidak boleh ditemukan pertumbuhan bakteri. Akan tetapi koloni yang tumbuh kurang dari 2 dapat
diterima. Sedangkan uji spesifitas dilakukan dengan menggunakan bakteri kontrol yang sesuai
dengan jenis dan fungsi media yang dibuat. Hal ini bermanfaat untuk membantu mengetahui
kelompok dan jenis serta fungsi media yang dibutuhkan. Uji kualitas media mencakup aspek
yang luas, baik media buatan sendiri maupun media jadi. Oleh karena itu, penyiapan media harus
mendapat perhatian. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyiapan media.
Ada bermacam-macam cara untuk menguji mutu media yang telah dibuat, yaitu:
a. Secara Visual
Yaitu dengan memperhatikan atau melihat warna, kekeruhan dan lain-lain. Bila warna media
tidak sesuai dengan warna standar maka harus dicurigai adanya perbedaan pH, untuk dapat
diperiksa dengan kertas pH atau pH meter. Bila pH media berbeda ± 0,2 satuan, dapat
ditambahkan asam atau basa atau membuat media yang baru. Warna media SDA adalah kuning
sedikit kecoklatan
b. Uji Sterilitas
Uji sterilitas merupakan suatu keharusan terutama pada media yang diperkaya dengan bahan-
bahan tertentu seperti agar darah atau agar coklat. Cara untuk menguji sterilitas media adalah
dengan:
1. Mengambil sejumlah 5 %volume dari tiap wadah media yang dibuat.
2. Media diinkubasi selama 1-2 hari pada suhu 35° C.
3. Apabila terdapat pertumbuhan lebih dari 2 koloni mikroorganisme/cawan petri atau lebih, hal
itu menandakan seluruh media dari wadah tersebut tidak dapat digunakan.
c. Uji Spesifitas
Uji spesifitas dengan penanaman mikroorganisme kontrol positif dan control
negatif. Mikroorganisme kontrol kualitas (strain kuman) adalah mikroorganisme spesifik yang
seharusnya tumbuh pada media tertentu. Mikroorganisme tersebut memiliki ciri morfologi,
biokimia, serologi yang dapat diuji dan mampu menunjukkan stabilitas reproduksi yang tetap
ketika ditempatkan pada kondisi yang sesuai.
PENYIMPANAN MEDIA
Setelah pembuatan media selesai, media serta bahan pendukung yang ditempatkan dalam
wadah-wadah petridisk (dalam posisi terbalik) dan diberi label berupa; Nama media dan tanggal
pembuatan, label ditempel pada badan media agar mudah dilihat pada saat pengambilan media
karena petridisk diletakkan terbalik. Fungsi dari peletakkan petridisk terbalik agar mudah dalam
pengangkatan karena tutup petridisk lebih besar dari badannya, untuk memperlancar sirkulasi
udara karena udara masuk melalui atas, agar uap air hasil pemanasan tidak jatuh ke media.
Media yang telah dibuat namun belum digunakan dapat disimpan di dalam lemari es dengan
suhu yang relatif stabil yaitu ± 40C. Hal ini untuk menjaga kualitas media dan mencegah
tumbuhnya mikroorganisme dalam media. Karena suhunya yang rendah, mikroorganisme sulit
tumbuh dalam media. Batas waktu penyimpanan media jadi, bila disimpan di dalam gelap dan
dingin yaitu
· Media didalam tabung dengan tutup kapas/aluminium foil : 1 minggu
· Media di dalam tabung dengan tutup screw cap : 3 bulan
· Media di dalam cawan petri : 1-2 minggu
NILAI KRITIS PEMBUATAN MEDIA SDA
1. Penimbangan media harus sesuai dengan perhitungan yaitu menggunakan rumus
v1/m1 = v2/m2 dimana massa awal dan volume awalnya terdapat pada kemasan media.
2. Pada saat penghomogenan dengan cara pemanasan, media tidak boleh sampai mendidih.
Pemanasan berlebihan dapat menyebabkan penyimbangan pH, warna lebih gelap (darkening),
kekuatan gel menjadi berkurang, menurunnya kualitas media. Pelarutan harus sempurna
sehingga tidak ada Kristal yang bersisa agar media dapat memadat dengan sempurna.
3. Tingkat keasaman (pH) media harus diperhatikan karena mikroorganisme yang tumbuh hanya
akan tumbuh optimal pada pH tersebut. Ph yang tepat pada media SDA adalah 5,6 ±0,2.
Pengecekan pH harus dilakukan pada suhu 25oC agar hasil pengukuran pH akurat. Apabila pH
kurang asam dapat ditambahkan HCl 0,01 N, sedangkan apabila pH kurang basa dapat ditambah
NaOH setetes demi setetes hingga menunjukkan pH yang diinginkan.
4. Penambahan antibiotik pada media dilakukan setelah proses sterilisasi oleh karena itu,
penuangan antibiotik harus dilakukan dengan cara aseptis atau dekat dengan api spiritus agar
tidak ada kontaminan yang masuk.
5. Antibiotik yang biasa digunakan adalah kloramfenikol namun penggunaan antibiotik dapat
menggunakan antibiotik apa saja karena fungsi antibiotik pada media ini adalah untuk mencegah
bakteri tumbuh pada media karena media SDA berfungsi untuk menumbuhkan jamur. Apabila
bakteri tumbuh pada media akan mengganggu pengamatan pada media.
6. Antibiotik yang ditambahkan adalah sebanyak 1% dari media atau 1 ml dalam 100 ml media.
Volume tersebut cukup untuk mencegah bakteri tidak tumbuh pada media.