31
Makalah Sejarah Tentang Kerajaan Singhasari, Kerajaan Holing, dan Kerajaan Mataram Islam Tim 11 IPA-3: Muhammad Mufid (21) Muthia Septiani (22) Nabilah Shabrina (23) Prabawati Dwi Sari (24) Rianti Novianti (25) Ray Luke Siregar (26) Renaldi Surya (27) Resti Yuliana (28) Riani Permatasari (29) Rita Amalia (30) DIPUNGGAH OLEH MUHAMMAD MUFID DI BLOGNYA http://bytearea.blogspot.com

SEJARAH KERAJAAN

  • Upload
    umar

  • View
    14.245

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SEJARAH KERAJAAN

Makalah Sejarah Tentang Kerajaan Singhasari, Kerajaan Holing, dan Kerajaan Mataram Islam

Tim 11 IPA-3: Muhammad Mufid (21) Muthia Septiani (22) Nabilah Shabrina (23) Prabawati Dwi Sari (24) Rianti Novianti (25) Ray Luke Siregar (26) Renaldi Surya (27) Resti Yuliana (28) Riani Permatasari (29) Rita Amalia (30)

DIPUNGGAH OLEH MUHAMMAD MUFID DI BLOGNYA http://bytearea.blogspot.com

Page 2: SEJARAH KERAJAAN

2 — Kata Pengantar (Versi Online)

KATA PENGANTAR (VERSI

ONLINE)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT yang

Alhamdulillah telah memberikan izin terselesaikannya makalah ini. Shawalat serta salam

juga semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar kita, Nabi Muhammad SAW yang mana

insya Allah kita akan diberikan syafa’atnya oleh beliau. Amin.

Pada versi online ini Saya tidak mau panjang lebar. Namun yang jelas adalah e-book ini

merupakan hasil kerjasama dari nama-nama penulis tercantum di halaman depan.

Tujuan dipunggahnya e-book ini tidak lain dan tidak bukan untuk memudahkan

pengaksesan informasi demi terciptanya pendidikan yang benar-benar terdistribusi.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Page 3: SEJARAH KERAJAAN

3 — Daftar Isi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................................................... 1

Daftar Isi ................................................................................................................................................................... 3

Kerajaan Singosari .................................................................................................................................................... 4

Kerajaan Holing ...................................................................................................................................................... 12

Kerajaan Mataram Islam ......................................................................................................................................... 20

Daftar Pustaka ........................................................................................................................................................ 31

Page 4: SEJARAH KERAJAAN

4 — Kerajaan Singosari

KERAJAAN SINGOSARI SUMBER: E-DUKASI .NET Nama kerajaan Singosari tentu bukan sesuatu yang asing bagi Anda karena

Singosari sangat identik dengan Ken Arok dan banyak cerita dan lakon

drama yang mengambil ide cerita dari riwayat hidup Ken Arok dan

berdirinya Singosari.

SUMBER SEJARAH

Keberadaan kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak

ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga

melalui kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama

karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di

Singosari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh

keajaiban. Kitab Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau dongeng tetapi dari

kitab Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui. Sebelum menjadi

raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel menggantikan Tunggul

Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung.

Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri yang

diperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadiri

meminta perlindungannya. Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M/1144 C Ken

Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di

desa Ganter.

Dengan kemenangannya maka Ken Arok dapat menguasai seluruh kekuasaan kerajaan

Kadiri dan menyatakan dirinya sebagai raja Singosari dengan gelar Sri Rajasa Sang

Amurwabhumi.

SILSILAH

Sebagai raja pertama Singosari maka Ken Arok menandai munculnya dinasti baru yaitu

dinasti Rajasa atau dinasti Girindra untuk menambah pemahaman Anda tentang

keturunan dinasti Rajasa, maka simaklah silsilah berikut ini:

Page 5: SEJARAH KERAJAAN

5 — Kerajaan Singosari

Dengan memperhatikan silsilah tersebut di atas, maka yang perlu Anda ketahui bahwa

nama yang diberi nomor dan diberi kotak/dalam kotak itulah urutan raja-raja Singosari.

Raja pertama sampai ketiga yang diberi tanda (*) mati dibunuh karena persoalan

perebutan tahta dan balas dendam. Dari kelima raja Singosari tersebut, raja

Kertanegaralah yang paling terkenal, karena dibawah pemerintahan Kertanegara

Singosari mencapai puncak kebesarannya. Kertanegara bergelar Sri Maharajaderaja Sri

Kertanegara mempunyai gagasan politik untuk memperluas wilayah kekuasaannya.

PETA KEKUASAAN

Apa yang dicita-citakan oleh Kertanegara, mengakibatkan daerah kekuasaan Singasari

meluas. Untuk lebih jelasnya, simaklah gambar peta 15 berikut ini!

Page 6: SEJARAH KERAJAAN

6 — Kerajaan Singosari

Setelah Anda menyimak gambar peta kekuasaan Singasari tersebut, yang perlu Anda

ketahui bahwa kekuasaan tersebut dicapai oleh Kertanegara karena tindakan politiknya

seperti:

Untuk... Di Antaranya Adalah...

Kebijakan dalam negeri Pergantian pejabat kerajaan, bertujuan menggalang pemerintahan yang kompak.

Memelihara keamanan dan melakukan politik perkawinan. Tujuannya menciptakan kerukunan dan politik yang stabil.

Kebijakan Luar Negeri Menggalang persatuan 'Nusantara' dengan mengutus ekspedisi tentara Pamalayu ke Kerajaan Melayu (Jambi). Mengutus pasukan ke Sunda, Bali, Pahang.

Menggalang kerjasama dengan kerajaan lain. Contohnya menjalin persekutuan dengan kerajaan Campa.

Dari tindakan-tindakan politik Kertanegara tersebut, di satu sisi Kertanegara berhasil

mencapai cita-citanya memperluas dan memperkuat Singasari, tetapi dari sisi yang lain

muncul beberapa ancaman yang justru berakibat hancurnya Singasari. Ancaman yang

muncul dari luar yaitu dari tentara Kubilai-Khan dari Cina Mongol karena Kertanegara

tidak mau mengakui kekuasaannya bahkan menghina utusan Kubilai-khan yaitu Meng-

chi. Dari dalam adanya serangan dari Jayakatwang (Kadiri) tahun 1292 yang bekerja

sama dengan Arya Wiraraja Bupati Sumenep yang tidak diduga sebelumnya.

Kertanegara terbunuh, maka jatuhlah Singasari di bawah kekuasaan Jayakatwang dari

Page 7: SEJARAH KERAJAAN

7 — Kerajaan Singosari

Kediri. Setelah Kertanegara meninggal maka didharmakan/diberi penghargaan di candi

Jawi sebagai Syiwa Budha, di candi Singasari sebagai Bhairawa. Di Sagala sebagai Jina

(Wairocana) bersama permaisurinya Bajradewi. Untuk memperjelas pemahaman Anda,

tentang candi Singosari tempat Kertanegari di muliakan, maka simaklah gambar 16.

berikut ini!

Setelah Anda menyimak gambar candi Singosari tersebut maka simaklah uraian materi

berikut.

KEHIDUPAN SOSIAL, POLITIK, EKONOMI, AGAMA

Dalam kitab Pararaton maupun Negara Kertagama diceritakan bahwa kehidupan sosial

masyarakat Singosari cukup baik karena rakyat terbiasa hidup aman dan tenteram sejak

pemerintahan Ken Arok bahkan dari raja sampai rakyatnya terbiasa dengan kehidupan

religius. Kehidupan religius tersebut dibuktikan dengan berkembangnya ajaran baru

yaitu ajaran Tantrayana (Syiwa Budha) dengan kitab sucinya Tantra.

Ajaran Tantrayana berkembang dengan baik sejak pemerintahan Wisnuwardhana dan

mencapai puncaknya pada masa Kertanegara, bahkan pada akhir pemirintahan

Kertanegara ketika diserang oleh Jayakatwang, sedang melaksanakan upacara

Tantrayana bersama Mahamantri dan pendeta terkenal.

Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber secara jelas. Ada

kemungkinan perekonomian ditekankan pada pertanian dan perdagangan karena

Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan

Bengawan Solo sebagai sarana lalu lintas perdagangan dan pelayaran.

Singosari banyak meninggalkan bangunan berupa candi yang berhubungan dengan

agama yaitu seperti candi Kidal, candi Jago, candi Singosari dan patung Joko Dolok yang

merupakan perwujudan Kertanegara terletak di simpang tiga Surabaya, Jatim.

SUMBER: ID.WIKIPEDIA

Page 8: SEJARAH KERAJAAN

8 — Kerajaan Singosari

Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari, adalah sebuah kerajaan di Jawa

Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan

ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.

NAMA IBU KOTA

Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari yang

sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama,

ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel

bernama Kutaraja.

Pada tahun 1254, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang

bernama Kertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti nama ibu

kota menjadi Singhasari. Nama Singhasari yang merupakan nama ibu

kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka,

Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan

Singhasari.

Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan

dengan ejaan Tu-ma-pan.

AWAL BERDIRINYA

Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri.

Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul

Ametung. Ia mati dibunuh secara licik oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken

Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Tidak hanya itu, Ken Arok bahkan berniat

melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.

Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum

brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat

dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang

melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.

Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel,

namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan

Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan

Kertajaya raja Kadiri.

Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri

Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari

Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel

tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum

maju perang melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.

Page 9: SEJARAH KERAJAAN

9 — Kerajaan Singosari

RAJA-RAJA TUMAPEL

Terdapat perbedaan antara Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan

urutan raja-raja Singhasari.

Raja-raja Tumapel versi Pararaton adalah:

1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)

2. Anusapati (1247 - 1249)

3. Tohjaya (1249 - 1250)

4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)

5. Kertanagara (1272 - 1292)

Raja-raja Tumapel versi Nagarakretagama adalah:

1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)

2. Anusapati (1227 - 1248)

3. Wisnuwardhana (1248 - 1254)

4. Kertanagara (1254 - 1292)

Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah yang

dilatari balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati

dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan

Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara

(putranya) secara damai.

Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan antara

raja pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena

Nagarakretagama adalah kitab pujian untuk Hayam Wuruk raja Majapahit. Peristiwa

berdarah yang menimpa leluhur Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai aib.

Di antara para raja di atas hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang didapati

menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam Prasasti Mula Malurung

(yang dikeluarkan Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut

Tohjaya sebagai raja Kadiri, bukan raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita

dalam Nagarakretagama.

Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255 selaku raja bawahan di

Kadiri. Jadi, pemberitaan kalau Kertanagara naik takhta tahun 1254 perlu dibetulkan.

Yang benar adalah, Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri dahulu. Baru pada tahun

1268, ia bertakhta di Singhasari.

TAFSIR BARU SEJARAH TUMAPEL

Dengan ditemukannya prasasti Mula Malurung maka sejarah Tumapel versi Pararaton

perlu untuk direvisi.

Page 10: SEJARAH KERAJAAN

10 — Kerajaan Singosari

Kerajaan Tumapel didirikan oleh Rajasa alias Bhatara Siwa setelah menaklukkan Kadiri.

Sepeninggalnya, kerajaan terpecah menjadi dua, Tumapel dipimpin Anusapati

sedangkan Kadiri dipimpin Bhatara Parameswara (alias Mahisa Wonga Teleng).

Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya. Sementara itu,

Anusapati digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana.

Prasasti Mula Malurung menyebutkan bahwa sepeninggal Tohjaya, Kerajaan Tumapel

dan Kadiri dipersatukan kembali oleh Seminingrat. Kadiri kemudian menjadi kerajaan

bawahan yang dipimpin oleh putranya, yaitu Kertanagara.

PEMERINTAHAN BERSAMA

Pararaton dan Nagarakretagama menyebutkan adanya pemerintahan bersama antara

Wisnuwardhana dan Narasingamurti. Dalam Pararaton disebutkan nama asli

Narasingamurti adalah Mahisa Campaka.

Apabila kisah kudeta berdarah dalam Pararaton benar-benar terjadi, maka dapat

dipahami maksud dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya rekonsiliasi antara

kedua kelompok yang bersaing. Wisnuwardhana merupakan cucu Tunggul Ametung

sedangkan Narasingamurti adalah cucu Ken Arok.

PUNCAK KEJAYAAN

Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1268 -

1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun

1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan pulau Sumatra sebagai

benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsaMongol. Saat itu penguasa

pulau Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu).

Kerajaan ini akhirnya tunduk dengan ditemukannya bukti arca Amoghapasa yang dikirim

Kertanagara sebagai tanda persahabatan kedua negara.

Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada

tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa

mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara.

Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di luar Jawa pada

masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.

PERISTIWA KERUNTUHAN

Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya

mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan

Page 11: SEJARAH KERAJAAN

11 — Kerajaan Singosari

Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus

besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.

Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru

di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.

HUBUNGAN DENGAN MAJAPAHIT

Pararaton, Nagarakretagama, dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya cucu

Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanagara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria

Wiraraja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan

diberi hak mendirikan desa Majapahit.

Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa.

Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah

Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar

dari tanah Jawa.

Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singhasari,

dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan

oleh Ken Arok.

Page 12: SEJARAH KERAJAAN

12 — Kerajaan Holing

KERAJAAN HOLING NEONOVAN .TOPCITIES

LOKASI KERAJAAN

Berita Cina berasal dari Dinasti T'ang yang menyebutkan bahwa letak Kerajaan Holing

berbatasan dengan Laut Sebelah Selatan, Ta-Hen-La (Kamboja) di sebelah utara, Po-Li

(Bali) sebelah Timur dan To-Po-Teng di sebelah Barat. Nama lain dari Holing adalah Cho-

Po (Jawa), sehingga berdasarkan berita tersebut dapat disimpulkan bahwa Kerajaan

Holing terletak di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah.

J.L. Moens dalam menentukan letak Kerajaan Holing meninjau dari segi perekonomian,

yaitu pelayaran dan perdagangan. Menurutnya, Kerajaan Holing selayaknya terletak di

tepi Selat Malaka, yaitu di Semenanjung Malaya. Alasannya, Selat Malaka merupakan

selat yang sangat ramai dalam aktifitas pelayaran perdagangan saat itu. Pendapat J.L.

Moens itu diperkuat dengan ditemukannya sebuah daerah di Semenajung Malaya yang

bernama daerah Keling.

SUMBER SEJARAH

I-Tsing menyebutkan bahwa seorang temannya bernama Hui-Ning

dengan pembantunya bernama Yunki pergi ke Holing tahun 664/665 M

untuk mempelajari ajaran agama Budha. Ia juga menterjemahkan kitab

suci agama Budha dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina. Dalam

menerjemahkan kitab itu, ia dibantu oleh pendeta agama Budha dari

Holing yang bernama Jnanabhadra. Menurut keterangan dari Dinasti

Sung, kitab yang diterjemahkan oleh Hui-Ning adalah bagian terakhir

kitab Parinirvana yang mengisahkan tentang pembukaan jenazah Sang Budha.

Page 13: SEJARAH KERAJAAN

13 — Kerajaan Holing

KEHIDUPAN POLITIK, SOSIAL, EKONOMI

Berdasarkan berita Cina disebutkan bahwa Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja

putri yang bernama Ratu Sima.

Pemerintahan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Rakyat tunduk dan

taat terhadap segala perintah Ratu Sima. Bahkan tidak seorang pun rakyat atau pejabat

kerajaan yang berani melanggar segala perintahnya.

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal ini disebabkan

karena sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima. Di samping ini juga sangat adil

dan bijaksana dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati dan

mentaati segala keputusan Ratu Sima.

Kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Holing berkembang pesat. Masyarakat

Kerajaan Holing telah mengenal hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan

perdagangan pada suatu tempat yang disebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka

mengadakan hubungan perdagangan dengan teratur.

DOT WORDPRESS Kerajaan ini ibukotanya bernama Chopo ( nama China ), menurut bukti- bukti China

pada abad 5 M. Mengenai letak Kerajaan Holing secara pastinya belum dapat

ditentukan. Ada beberapa argumen mengenai letak kerajaan ini, ada yang menyebutkan

bahwa negara ini terletak di Semenanjung Malay, di Jawa barat, dan di Jawa Tengah.

Tetapi letak yang paling mungkin ada di daerah antara pekalongan dan Plawanagn di

Jawa tengah. Hal ini berdasarkan catatan perjalanan dari Cina

Kerajaan Holing adalah kerajaan yang terpengaruh oleh ajaran agama Budha. Sehingga

Holing menjadi pusat pendidikan agama Budha. Holing sendiri memiliki seorang pendeta

yang terkenal bernama Janabadra. Sebgai pusat pendidikan Budha, menyebabkan

seorang pendeta Budha dari Cina, menuntut ilmu di Holing. Pendeta itu bernama Hou

ei- Ning ke Holing, ia ke Holing untuk menerjemahkan kitab Hinayana dari bahasa

sansekerta ke bahasa cina pada 664-665.

Sistem Administrasi kerajaan ini belum diketahui secara pasti. Tapi beberapa bukti

menunjukkan bahwa pada tahun 674-675, kerajaan ini diperintah oleh seoarang raja

wanita yang bernama Simo.

Holing sendiri banyak ditemukan barang-barang yang bercirikan kebudayaan Dong-Song

dan India. Hal ini menunjukkan adanya pola jaringan yang sudah terbentuk antar Holing

dengan bangsa luar. Wilayah perdaganganya meliputi laut China Selatan sampai pantai

utara Bali. Tetapi perkembangan selanjutnya sistem perdagangan Holing mendapat

tantangan dari Srivijaya, yang pada akhirnya perdagangan dikuasi oleh Srivijaya.

Sehingga Srivijaya menjadi kerajaan yang menguasai perdagangan pada pertengahan

abad ke-8.

Page 14: SEJARAH KERAJAAN

14 — Kerajaan Holing

MANDAILING .ORG MANDAILING DALAM LINTASAN SEJARAH

Sepanjang yang dapat diketahui sampai sekarang, belum ada seseorang yang menulis

dan menerbitkan sejarah Mandailing. Oleh karena itu kita tidak dapat memperoleh

refensi untuk membicarakan sejarah Madailing. Suku bangsa atau kelompok etnis

Mandailing. Suku bangsa atau kelompok etnis Mandailing memang mempuyai aksara

sendiri yang dinamakan Surat Tulak-Tulak. Tetapi ternayata orang-orang Mandailing

pada zaman dahulu tidak menggunakan aksara tersebut untuk menuliskan sejarah. Pada

umumnya yang dituliskan adalah mengenai ilmu pengobatan tradisional, astronomi

tradisional, ilmu ghaib, andung-andung dan tarombo atau silsilah keturunan keluarga-

keluarga tertentu. Setalah sekolah berkembang di Mandailing, Surat Tulak-Tulak mulai

dipergunakan oleh guru-guru untuk menuliskan cerita-cerita rakyat Mandailing sebagai

bacaan murid-murid sekolah.

Beberapa legenda yang mengandungi unsur sejarah dan berkaitan dengan asal-usul

marga orang Mandailing masih hidup di tengah masyarakat Mandailing. Seperti legenda

Namora Pande Bosi dan legenda Si Baroar yang dtulis oleh Willem Iskandar pada abad

ke-18. Tetapi legenda yang demikian itu tidak memberi keterangan yang cukup berarti

mengenai sejarah Mandailing. Dalam bebrapa catatan sejarah seperti sejarah Perang

Paderi yang disusun oleh M. Radjab, disebut-sebut mengenai Mandailing dan

keterlibatan orang Mandailing dalam Perang Paderi. Catatan sejarah ini hanya

berhubungan dengan masyarakat Mandailing pada abad ke-18 dan awal masuknya

orang Belanda ke Mandailing. Bagaimana sejarh atau keadaan masyarakat Mandailing

pada abad-abad sebelumnya tidak terdapat tulisan yang mencatatnya.

KITAB NEGARAKERTAGAMA

Mpu Prapanca, seorang pujangga Kerajaan Majapahit menulis satu kitab yang berjudul

Negarakertagama sekitar tahun 1365. kitab tersebut ditulisnya dalam bentuk syair yang

berisi keterangan mengenai sejarah Kerajaan Majapahit. Menurut Prof. Slamet Mulyana

(1979:9). Kitab Negarakertagama adalah sebuah karya paduan sejarah dan sastra yang

bermutu tinggi dari zaman Majapahit. Berabad-abad setelah runtuhnya Kerajaan

Majapahit, keberadaan dimana kitab ini tidak diketahui. Baru pada tahun 1894, satu

Kitab Negarakertagama ditemukan di Puri Cakranegara di Pulau Lombok. Kemudian

pada tanggal & Juli 1979 ditemukan lagi satu Kitab Negarakertagama di Amlapura,

Kabupaten Lombok, Pulau Bali.

Dalam Pupuh XIII Kitab Negarakertagama, nama Mandailing bersama nama banyak

negeri di Sumatera dituliskan oleh Mpu Prapanca sebagai negara bawahan Kerajaan

Majapahit. Tidak ada keterangan lain mengenai Mandailing kecuali sebagai salah satu

negara bawahan Kerajaan Majapahit. Namun demikian, dengan dituliskan nama

Page 15: SEJARAH KERAJAAN

15 — Kerajaan Holing

Mandailing terdapatlah bukti sejarah yang otentik bahwa pada abad ke-14 telah diakui

keberadaannya sebagai salah satu negara bawahan Kerajaan Majapahit.. pengertian

negara bawahan dalam hal ini tidak jelas artinya karena tidak ada keterangan

berikutnya.

Jadi dapatlah dikatakan bahwa Negri Mandailing sudah ada sebelum abad ke-14. Karena

sebelum keberadaannya dicatat tentunya Mandailing sudah terlebih dahulu ada. Kapan

Negeri Mandailing mulai berdiri tidak diketahui secara persis. Tetapi karena nama

Mandailing dalam kitab ini disebut-sebut bersama nama banyak negeri di Sumatera

termasuk Pane dan Padang Lawas, kemungkinan sekali negeri Mandailing sudah mulai

ada pada abad ke-5 atau sebelumya. Karena Kerajaan Pane sudah disebut-sebut dalam

catatan Cina pada abad ke-6. Dugaan yang demikian ini dapat dihubungkan dengan

bukti sejarah berupa reruntuhan candi yang terdapat di Simangambat dekat Siabu.

Candi tersebut adalah Candi Siwa yang dibangun sekitar abad ke-8.

Apakah pada abad ke-14 Mandailing merupakan satu kerajaan tidak diketahui. Karena

dalam Kitab Negarakertagama, Mandailing tidak disebut-sebut sebagai kerajaan tetapi

sebagai negara bawahan Kerajaan Majapahit. Tetapi dengan disebutkan negeri

Mandailing sebagai negara, ada kemungkinan pada masa itu Mandailing merupakan

satu kerajaan. Keterangan mengenai keadaaan Mandailing sebelum abad ke-14 tidak

ada sama sekali kecuali keberadaaan Candi Siwa di Simangambat. Namun demikian,

berdasarkan berbagai peninggalan dari zaman pra sejarah dan peninggalan dari zaman

Hindu/Buddha yang terdapat di Mandailing kita dapat mengemukakan keterangan yang

bersifat hipotesis.

HIPOTESIS TENTANG KERAJAAN MANDALA HOLING

Pada bagian terdahulu sudah dikemukakan bahwa di Simangambat terdapat reruntuhan

Candi Siwa (Hindu) dari abad ke-8. Candi tersebut jauh lebih tua dari candi-candi di

Portibi (Padang Lawas) yang menurut perkiraan para pakar dibangun pada abad ke-11.

Dengan adanya candi ini bisa menimbulkan pertanyaan mengapa dan kapan ummat

Hindu yang selanjutnya saya sebut orang Hindu dari India datang ke Mandailing yang

terletak di Sumatera yang mereka namakan Swarna Dwipa (Pulau Emas).

Besar kemungkinan orang Hindu datang ke Mandailing yang terletak di Swarna Dwipa

adlah untuk mencari emas. Dalam sejarah Inida, terdapat keterangan yang

menyebutkan bahwa sekitar abad pertama Masehi pasokan emas ke India yang

didatangi dar Asia Tengan terhenti. Karena di Asia Tengan terjadi berbagai

peperangan.Oleh karena itu kerajaan-kerajaan yang terdapat di India berusaha

mendapatkan emas dari tempat lain yaitu dari Sumatera/Swarna Dwipa. Dalam

hubungan ini kita mengerti bahwa di wilayah Mandailing yang pada masa lalu hingga

kini di dalamnya termasuk kawasan Pasaman terdapat banyak emas. Bukti-bukti

mengenai hal ini banyak sekali. Jadi besar sekali kemungkinan bahwa tempat yang dituju

Page 16: SEJARAH KERAJAAN

16 — Kerajaan Holing

oleh orang Hindu dari India untuk mencari emas di Swarna Dwipa adalah daerah

Mandailing. Pada masa daerah ini belum bernama Mandailing. Entah apa namanya kita

tidak mengetahui.

Orang Hindu yang datang ke wilayah Mandailing adalah yang berasal dari negeri atau

Kerajaan Kalingga di India. Oleh karena itu mereka disebut orang Holing atau orang

Koling. Ada kemungkinan mereka masuk darri daerah Singkuang. Karena Singkuang yang

merupakan tempat bermuaranya Sungai Batang Gadis cukup terkenal sebagai

pelabuhan. Itulah sebabnya tempat tersebut dinamakan Singkuan oleh pedagang Cina

yang berarti harapan bar. Karena melalui pelabuhan ini mereka biasa memperoleh

berbagai barang dagangan yang penting yang berasal dari Sumatera seperti damar,

gitan, gading dsb.

Menurut dugaan setelah orang Holing/Koling tiba di Singkuang, selanjutnya mereka

menyusuri Sungai Batang Gadis ke arah hulunya. Dengan demikian maka akhirnya

mereka sampai di satu dataran rendah yang subur yaitu di kawasan Mandailing Godang

yang sekarang. Sejak zaman pra sejarah di kawasan tersebut dan di berbagai tempat di

Mandailing sudah terdapat penduduk pribumi. Hal ini dibuktikan oleh adanya

peninggalan dari zaman pra sejarah berupa lumpang-lumpang batu besar di tengah

hutan di sekitar Desa Runding di seberang Sungai Batang Gadis dan bukti-bukti lainnya

di berbagai tempat.

Pada waktu orang Holing/Koling sampai di kawasan Mandailing Godang (waktu itu kita

tidak tahu nama kawasan ini) maka mereka bertemu dengan penduduk pribumi

setempat. Penamaan orang Holing/Koling digunakan untuk menyebutkan orang Hindu

yang berasal dari Negeri Kalingga tersebut dibuat oleh penduduk pribumi. Setibanya di

wilayah Mandailing, orang-orang Holing/Koling tersebut menemukan apa yang mereka

cari yaitu emas. Kita mengetahui melalui sejarah bahwa emas tercatat sebagai salah

satu modal utama dalam berdirinya kerajaan-kerajaan besar dan emas juga merupakan

sumber kemakmuran. Setelah orang-orang Hindu menemukan banyak emas di kawasan

Mandailing yang sekarang ini, mereka kemudian menetap di kawasan tersebut. Karena

orang-orang Holing/Koling menetap di kawasan itu maka dinamakan Mandala

Holing/Koling. Mandala artinya lingkungan atau kawasan. Mandala Holing/Koling berarti

lingkungan atau kawasan tempat tinggal orang-orang Holing/Koling. Sampai sekarang

kita sering mendengar disebut-sebut adanya Banua Holing/Koling. Tetapi orang-orang

tidak mengetahui dimana tempat yang dinamakan Banua Holing/Koling itu.

Berdasarkan hipotesis ini kita dapat mengatakan bahwa yang disebut Banua

Holing/Koling itu adalah wilayah Mandailing yang dahulu ditempati oleh orang-orang

Holing/Koling. Dengan kata lain Banua Holing/Koling adalah Mandala Holing/Koling.

Berabad-abad kemudian Mandalan Holing/Koling dikenal sebagai Kerajaan Holing.

Dalam hubungan ini Slamet Mulyana (1979:59) mengemukakan bahwa hubungan

dagang dan diplomat antara Cina dan Jawa berlangsung mulai dari berdirinya Kerajaan

Holing pada permulaan abad ke-7 sampai runtuhnya Kerajaan Majapahit pada

permulaan abad ke-16. Sejalan dengan keterangan Slamer Mulyana ini kita dapat

melihat hubungan antara Kerajaan Holing dengan adanya Candi Siwa Di Simangambat

Page 17: SEJARAH KERAJAAN

17 — Kerajaan Holing

yang dibangunkan pada abad ke-8. Dalam hubungan ini dapat pula dikemukan bahwa

dari berbagai catatan sejarah disebut-sebut adanya Kerajaan Kalingga dan Kerajaan

Holing. Tetapi sampai sekarang para sejarah belum menentukan dimana sebenarnya

lokasinya yang pasti. Ada pakar sejarah yang menduga bahwa Kerajaan Kalingga terletak

di Jawa Timur tetapi Kerajaan Holing yang disebut-sebut dalam catatan Cina tidak

diketahui lokasinya yang pasti. Dan dapat pula dipertanyakan apakah Kerajaan Kalingga

adalah yang disebut juga sebagai Kerajaan Holing.

Dengan argumentasi yang telah dikemukan di atas, kita mengajukan dugaan (hipotesis)

bahwa yang disebut Kerajaan Holing itu dahulu terletak di wilayah Mandailing yang juga

disebut sebagai Kerajaan Mandala Holing/Koling. Kiranya cukup beralasan untuk

menduga bahwa nama Mandahiling (Mandailing) yang disebut oleh Mpu Prapanca

dalam Kitan Negarakertagama pada abad ke-14 berasal dari nama Mandalaholing yang

kemudian mengalami perubahan penyebutan menjadi Mandahiling dan akhirnya kini

menjadi Mandailing. Untuk membuktikan kebenaran dugaan atau hipotesis ini tentu

masih perlu dilakukan penelitian. Dan ini merupakan tantangan bagi orang Mandailing

yang berkedudukan sebagai pakar sejarah.

Diperkiranya orang-orang Hindu menetap di Kerajaan Mandalaholing (Kerajaan Holing/

Banua Holing) yang kaya dengan emas berabad-abad lamanya. Yaitu sejak mereka

datang pertama kali pada abad-abad pertama Masehi. Sampai abad ke-13 orang-orang

Hindu masih ada yang menetap di Mandailing yang sekarang ini. Hal ini dibuktikan

dengan ditemukannya cukup banyak peninggalan Hindu/Buddha di wilayah Mandailing.

Salah satu diantaranya adalah tiang batu di Gunung Sorik Merapi yang bertarikh abad

ke-13 di kawasan Mandailing Godang (Pidoli) terdapat lokasi persawahan yang bernama

Saba Biara. Yang disebut biara atau vihara adalah tempat orang-orang Hindu-Buddha

melakukan kegiatan keagamaan. Pada waktu saya berkunjung ke tempat yang bernama

Saba Biara itu beberapa tahun yang lalu, pada jalan masuk ke lokasi tersebut saya

melihat di 5 (Lima) tempat adanya batu bata yang tersusun dalam lubang tanah yang

dalamnya kurang lebih 2 (Dua) meter. Kemungkinan sekali batu bata yang tersusun itu

adalah reruntuhan candi dari zaman dahulu. Susunan batu bata tersebut ada yang

terletak pada gundukan tanah. Ketika orang-orang yang pulang dari sawah saya

tanyakan apakan susunan batu bata seperti yang berada pada gundukan tanah itu ada

terdapat di tengah persawahan, mereka mengatakan bahwa semua pulau-pulau

(gundukan tanah) yang banyak terdapat di tengah persawahan adalah tumpukan atau

susunan batu bata di bawahnya. Oleh karena itu besar sekali kemungkinan bahwa di

lokasi yang bernama Saba Biara di Pidoli adalah reruntuhan puluhan candi peninggalan

kerajaan Hindu/Buddha (Kerajaan Mandalaholing). Untuk membuktikannya perlu

dilakukan eskavasi (penggalian)

Menurut dugaan Kerajaan Mandalaholing yang dahulu pernah terdapat di Mandailing

yang sekarang meluas sampai ke kawasan Pasaman (yang dahulu merupakan bagian dari

Mandailing). Menurut keterangan yang pernah saya peroleh di Pasaman, batas antara

wilayah Mandailing dan wilayah Minangkabau terletak di Si Pisang lewat Palupuh.

Sekarang batas antara Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Di kawasan

Page 18: SEJARAH KERAJAAN

18 — Kerajaan Holing

Pasaman, yaitu di tempat yang bernama Tanjung Medan dekat Rao terdapat juga candi

yang mirip keadaannya dengan candi di Portibi. Dan kita tahu bahwa di kawasan

Pasaman juga terdapat emas yang dibutuhkan oleh orang-orang Hindu. Kalau tidak salah

di kawasan yang bernama Manggani. Dan di kawasan itu juga terdapat tambang emas

Belanda pada masa penjajahan.

INDOFORUM .ORG KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI, POLITIK

Kerajaan Yang Sangat Makmur Ini Bernama Kerajaan Holing.

Letak Kerajaan Holing tidak dapat diketahi secara pasti, sebab tidak ada prasasti yg

ditinggalkan..Namun demikian ada sumber berita dari China yang digunakan untuk

menganalisis letaknya.Berita China dari dinasti Tang menyebutkan bahwa letak Holing

berbatasan dengan Laut sebelah selatan, Ta-Hr-La(Kamboja) di sebelah utara, Po-Li (Bali)

disebelah timur dan To-Po-Teng I disebelah barat..Holing disebut dengan istilah Cho-

Po(Jawa).Berdasarkan berita China tersebut dapat disimpulkan bahwa letak Holing ada

di Jawa khususnya Jawa Tengah.

Negri Yang Makmur Dengan Ratu Yang Adil

Kerajaan Holing diperintah oleh seorang Ratu yang bernama Ratu Sima yang sangat

keras namun adil dan bijaksana.Kejujuran sangat di tanamkan pada rakyatnya.Pejabat

kerajaan dan rakyat sangat taat pada aturan dari pemerintah di bawah kekuasaan Ratu

Sima hingga rakyat menjadi makmur.

Berita tentang Ratu Sima yg adil beserta negrinya yang makmur dan rakyatnya yang

jujur telah terdengar sampai China dan sampai di telinga Raja Ta-che.Raja Ta-che

penasaran kenapa kerajaan Holing begitu terkenal akan kejujurannya hingga sampai

terdengar di China yg terbilang sangat jauh dari jawa.Akhirnya Raja Ta-che ingin

membuktikan kebenaran dari kejujuran rakyat Holing.Ia pun mengirim utusann ke

Holing untuk membuktikan hal itu.Utusan Raja Ta-che diperintah untuk menaruh pundi-

pundi emas secara diam-diam di tengah jalan dekat keramaian pasar.

Berhari-hari,Berbulan-bulan,hingga sampai tiga tahun..pundi-pundi itu berpindah dari

tempatnya.tidak satupun orang yang menyentuh pundi-pundi itu.

Hingga sampailah pada suatu hari..Sang Putra Mahkota yaitu anak tertua dari Ratu Sima

berjalan melewati pasar tersebut.ketika ia berjalan,tak sengaja kakinya menyenggol

pundi-pundi tersebut.

Salah seorang warga melihat kejadian tersebut..akhirnya ia melaporkan kepada

pemerintah kerajaan akan kejadian tersebut.setelah laporan tersebut terdengar oleh

Ratu Sima,Ratu Sima langsung memerintahkan kepada hakim untuk menghukum mati

Page 19: SEJARAH KERAJAAN

19 — Kerajaan Holing

Sang Putra Mahkota yang tidak lain adalah anaknya sendiri.Ratu Sima menganggap itu

hal itu termasuk dalam kejahatan pencurian.Peraturan Kerajaan kerajaan bagi pencuri

adalah hukuman mati.karena Ratu Sima berpendapat bahwa mencuri itu berawal dari

menyentuh barang tersebut hingga timbul keinginan untuk mencuri.

Beberapa Patih kerajaan tidak setuju dengan keputusan Ratu Sima.Mereka mengajukan

pembelaan untk Sang Putra Mahkota kepada Ratu Sima.Pembelaan mereka yaitu, Sang

Putra Mahkota menyenggol pundi-pundi tersebut karena tidak sengaja dengan

kakinya.maka lebih baik cukup kakinya saja yang di potong,tidak perlu di hukum mati

karena ada unsur ke tidak sengajaan

Setelah melalui perdebatan yang panjang..Ratu Sima akhirnya menyetujui pembelaan

dari Patih kerajaan.Sang Putra Mahkota pun akhirnya hanya di hukum potong kaki.

Utusan Raja Ta-che kembali ke china setelah melihat kebenaran tentang Adilnya Ratu

Sima yang mau menghukum anaknya yang telah melakukan kesalahan dan kejujuran

rakyat Holing yang benar-benar luar biasa.

Pembuktian Raja Ta-che akhirnya dibenarkan oleh utusannya.

Page 20: SEJARAH KERAJAAN

20 — Kerajaan Mataram Islam

KERAJAAN MATARAM ISLAM THE MAPS

Peta Mataram Baru yang telah dipecah menjadi empat kerajaan pada tahun 1830,

setelah Perang Diponegoro. Pada peta ini terlihat bahwa Kasunanan Surakarta memiliki

banyak enklave di wilayah Kasultanan Yogyakarta dan wilayah Belanda. Mangkunagaran

juga memiliki sebuah enklave di Yogyakarta. Di kemudian hari enklave-enklave ini

dihapus.

Page 21: SEJARAH KERAJAAN

21 — Kerajaan Mataram Islam

Page 22: SEJARAH KERAJAAN

22 — Kerajaan Mataram Islam

Page 23: SEJARAH KERAJAAN

23 — Kerajaan Mataram Islam

Page 24: SEJARAH KERAJAAN

24 — Kerajaan Mataram Islam

Page 25: SEJARAH KERAJAAN

25 — Kerajaan Mataram Islam

Page 26: SEJARAH KERAJAAN

26 — Kerajaan Mataram Islam

Page 27: SEJARAH KERAJAAN

27 — Kerajaan Mataram Islam

PAKYOK BLOG Nama kerajaan Mataram tentu sudah pernah Anda dengar sebelumnya dan ingatan

Anda pasti tertuju pada kerajaan Mataram wangsa Sanjaya dan Syailendra pada zaman

Hindu-Budha. Kerajaan Mataram yang akan dibahas dalam modul ini, tidak ada

hubungannya dengan kerajaan Mataram zaman Hindu-Budha. Mungkin hanya

kebetulan nama yang sama. Dan secara kebetulan keduanya berada pada lokasi yang

tidak jauh berbeda yaitu Jawa Tengah Selatan.

Pada awal perkembangannya kerajaan Mataram adalah daerah kadipaten yang dikuasai

oleh Ki Gede Pamanahan. Daerah tersebut diberikan oleh Pangeran Hadiwijaya (Jaka

Tingkir) yaitu raja Pajang kepada Ki Gede Pamanahan atas jasanya membantu mengatasi

perang saudara di Demak yang menjadi latar belakang munculnya kerajaan Pajang. Ki

Gede Pamanahan memiliki putra bernama Sutawijaya yang juga mengabdi kepada raja

Pajang sebagai komando pasukan pengawal raja. Setelah Ki Gede Pamanahan meninggal

tahun 1575, maka Sutawijaya menggantikannya sebagai adipati di Kota Gede tersebut.

Setelah pemerintahan Hadiwijaya di Pajang berakhir, maka kembali terjadi perang

saudara antara Pangeran Benowo putra Hadiwijaya dengan Arya Pangiri, Bupati Demak

yang merupakan keturunan dari Raden Trenggono.

Akibat dari perang saudara tersebut, maka banyak daerah yang dikuasai Pajang

melepaskan diri, sehingga hal inilah yang mendorong Pangeran Benowo meminta

bantuan kepada Sutawijaya. Atas bantuan Sutawijaya tersebut, maka perang saudara

dapat diatasi dan karena ketidakmampuannya maka secara sukarela Pangeran Benowo

menyerahkan takhtanya kepada Sutawijaya. Dengan demikian berakhirlah kerajaan

Pajang dan sebagai kelanjutannya muncullah kerajaan Mataram. Lokasi kerajaan

Mataram tersebut di Jawa Tengah bagian Selatan dengan pusatnya di kota Gede yaitu di

sekitar kota Yogyakarta sekarang.

KEHIDUPAN POLITIK

Pendiri kerajaan Mataram adalah Sutawijaya. Ia bergelar Panembahan Senopati,

memerintah tahun (1586 – 1601). Pada awal pemerintahannya ia berusaha

menundukkan daerah-daerah seperti Ponorogo, Madiun, Pasuruan, dan Cirebon serta

Galuh. Sebelum usahanya untuk memperluas dan memperkuat kerajaan Mataram

terwujud, Sutawijaya digantikan oleh putranya yaitu Mas Jolang yang bergelar Sultan

Anyakrawati tahun 1601 – 1613. Sebagai raja Mataram ia juga berusaha meneruskan

apa yang telah dilakukan oleh Panembahan Senopati untuk memperoleh kekuasaan

Mataram dengan menundukkan daerah-daerah yang melepaskan diri dari Mataram.

Akan tetapi sebelum usahanya selesai, Mas Jolang meninggal tahun 1613 dan dikenal

dengan sebutan Panembahan Sedo Krapyak. Untuk selanjutnya yang menjadi raja

Mataram adalah Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senopati ing alogo

Ngabdurrahman, yang memerintah tahun 1613 – 1645. Sultan Agung merupakan raja

terbesar dari kerajaan ini. Pada masa pemerintahannya Mataram mencapai puncaknya,

karena ia seorang raja yang gagah berani, cakap dan bijaksana.

Page 28: SEJARAH KERAJAAN

28 — Kerajaan Mataram Islam

Pada tahun 1625 hampir seluruh pulau Jawa dikuasainya kecuali Batavia dan Banten. Di

samping mempersatukan berbagai daerah di pulau Jawa, Sultan Agung juga berusaha

mengusir VOC Belanda dari Batavia. Untuk itu Sultan Agung melakukan penyerangan

terhadap VOC ke Batavia pada tahun 1628 dan 1629 akan tetapi serangan tersebut

mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan serangan terhadap VOC antara lain karena

jarak tempuh dari pusat Mataram ke Batavia terlalu jauh kira-kira membutuhkan waktu

1 bulan untuk berjalan kaki, sehingga bantuan tentara sulit diharapkan dalam waktu

singkat. Dan daerah-daerah yang dipersiapkan untuk mendukung pasukan sebagai

lumbung padi yaitu Kerawang dan Bekasi dibakar oleh VOC, sebagai akibatnya pasukan

Mataram kekurangan bahan makanan. Dampak pembakaran lumbung padi maka

tersebar wabah penyakit yang menjangkiti pasukan Mataram, sedangkan pengobatan

belum sempurna. Hal inilah yang banyak menimbulkan korban dari pasukan Mataram.

Di samping itu juga sistem persenjataan Belanda lebih unggul dibanding pasukan

Mataram.

Untuk selanjutnya silahkan Anda diskusikan dengan teman-teman Anda mencari

penyebab kegagalan yang lain serangan Mataram ke batavia. Hasil diskusi Anda dapat

dikumpulkan pada guru bina Anda dan kemudian lanjutkan menyimak uraian materi

selanjutnya. Walaupun penyerangan terhadap Batavia mengalami kegagalan, namun

Sultan Agung tetap berusaha memperkuat penjagaan terhadap daerah-daerah yang

berbatasan dengan Batavia, sehingga pada masa pemerintahannya VOC sulit menembus

masuk ke pusat pemerintahan Mataram. Setelah wafatnya Sultan Agung tahun 1645,

Mataram tidak memiliki raja-raja yang cakap dan berani seperti Sultan Agung, bahkan

putranya sendiri yaitu Amangkurat I dan cucunya Amangkurat II, Amangkurat III, Paku

Buwono I, Amangkurat IV, Paku Buwono II, Paku Buwono III merupakan raja-raja yang

lemah. Sehingga pemberontakan terjadi antara lain Trunojoyo 1674-1679, Untung

Suropati 1683-1706, pemberontakan Cina 1740-1748.

Kelemahan raja-raja Mataram setelah Sultan Agung dimanfaatkan oleh penguasa daerah

untuk melepaskan diri dari kekuasaan Mataram juga VOC. Akhirnya VOC berhasil juga

menembus ke ibukota dengan cara mengadu-domba sehingga kerajaan Mataram

berhasil dikendalikan VOC. VOC berhasil menaklukan Mataram melalui politik devide et

impera, kerajaan Mataram dibagi dua melalui perjanjian Gianti tahun 1755. Sehingga

Mataram yang luas hampir meliputi seluruh pulau Jawa akhirnya terpecah belah :

1. Kesultanan Yogyakarta, dengan Mangkubumi sebagai raja yang bergelar Sultan

Hamengkubuwono I.

2. Kasunanan Surakarta yang diperintah oleh Sunan Paku Buwono III.

Belanda ternyata belum puas memecah belah kerajaan Mataram. Akhirnya melalui

politik adu-domba kembali tahun 1757 diadakan perjanjian Salatiga. Mataram terbagi 4

wilayah yaitu sebagian Surakarta diberikan kepada Mangkunegaran selaku Adipati tahun

1757, kemudian sebagian Yogyakarta juga diberikan kepada Paku Alam selaku Adipati

tahun 1813.

Page 29: SEJARAH KERAJAAN

29 — Kerajaan Mataram Islam

Demikianlah perkembangan politik kerajaan Mataram. Untuk menambah pemahaman

Anda, buatlah silsilah raja-raja Mataram dari awal berdirinya Mataram sampai tahun

1757. Sebagai referensinya Anda dapat membaca buku Sejarah Nasional

KEHIDUPAN EKONOMI

Letak kerajaan Mataram di pedalaman, maka Mataram berkembang sebagai kerajaan

agraris yang menekankan dan mengandalkan bidang pertanian. Sekalipun demikian

kegiatan perdagangan tetap diusahakan dan dipertahankan, karena Mataram juga

menguasai daerah-daerah pesisir. Dalam bidang pertanian, Mataram mengembangkan

daerah persawahan yang luas terutama di Jawa Tengah, yang daerahnya juga subur

dengan hasil utamanya adalah beras, di samping kayu, gula, kapas, kelapa dan palawija.

Sedangkan dalam bidang perdagangan, beras merupakan komoditi utama, bahkan

menjadi barang ekspor karena pada abad ke-17 Mataram menjadi pengekspor beras

paling besar pada saat itu. Dengan demikian kehidupan ekonomi Mataram berkembang

pesat karena didukung oleh hasil bumi Mataram yang besar. Dari penjelasan tersebut,

apakah Anda sudah memahami? Kalau sudah paham, bandingkan dengan uraian materi

selanjutnya.

KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA

Sebagai kerajaan yang bersifat agraris, masyarakat Mataram disusun berdasarkan sistem

feodal. Dengan sistem tersebut maka raja adalah pemilik tanah kerajaan beserta isinya.

Untuk melaksanakan pemerintahan, raja dibantu oleh seperangkat pegawai dan

keluarga istana, yang mendapatkan upah atau gaji berupa tanah lungguh atau tanah

garapan. Tanah lungguh tersebut dikelola oleh kepala desa (bekel) dan yang

menggarapnya atau mengerjakannya adalah rakyat atau petani penggarap dengan

membayar pajak/sewa tanah. Dengan adanya sistem feodalisme tersebut,

menyebabkan lahirnya tuan-tuan tanah di Jawa yang sangat berkuasa terhadap tanah-

tanah yang dikuasainya. Sultan memiliki kedudukan yang tinggi juga dikenal sebagai

panatagama yaitu pengatur kehidupan keagamaan. Sedangkan dalam bidang

kebudayaan, seni ukir, lukis, hias dan patung serta seni sastra berkembang pesat. Hal ini

terlihat dari kreasi para seniman dalam pembuatan gapura, ukiran-ukiran di istana

maupun tempat ibadah. Contohnya gapura Candi Bentar di makam Sunan Tembayat

(Klaten) diperkirakan dibuat pada masa Sultan Agung.

Contoh lain hasil perpaduan budaya Hindu-Budha-Islam adalah penggunaan kalender

Jawa, adanya kitab filsafat sastra gending dan kitab undang-undang yang disebut Surya

Alam. Contoh-contoh tersebut merupakan hasil karya dari Sultan Agung sendiri.

Di samping itu juga adanya upacara Grebeg pada hari-hari besar Islam yang ditandai

berupa kenduri Gunungan yang dibuat dari berbagai makanan maupun hasil bumi.

Page 30: SEJARAH KERAJAAN

30 — Kerajaan Mataram Islam

Upacara Grebeg tersebut merupakan tradisi sejak zaman Majapahit sebagai tanda

terhadap pemujaan nenek moyang.

Page 31: SEJARAH KERAJAAN

31 — Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

~DarkBlood. (2008, 08 30). Negeri dengan Rakyat Yang Jujur di Indonesia. Retrieved 08

05, 2008, from IndoForum: http://indoforum.org/showthread.php?p=438387

Kerajaan Singosari. (t.thn.). Dipetik 08 05, 2008, dari e-Dukasi.net: http://www.e-

dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=118&fname=sej106_11.htm

Kronik Sejarah untuk Kelas 1 SMP.

Lubis, D. P. (n.d.). Mandailing Dalam Lintas Sejarah. Retrieved 08 05, 2008, from Horas

Mandailing: http://www.mandailing.org/ind/rencana18.html

Neonovan. (n.d.). Sejarah Kerajaan Indonesia. Retrieved 8 5, 2008, from Neonovan Base

Href: neonovan.topcities.com/sejarah_kerajaan_indonesia.htm

Sudartoyo. (2008, 01 14). Kerajaan Mataram Islam. Retrieved 08 05, 2008, from

Indonesianto 07: http://pakyok.wordpress.com/2008/01/14/kerajaan-mataram/

Wikipedia. (2008, 0405 04). Kerajaan Singhasari. Retrieved 08 05, 2008, from Wikipedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singhasari

Yuka, T. (n.d.). Kerajaan Pada Masa Awal Hindu-Budha. Retrieved from

http://sejarawan.wordpress.com/2007/10/05/kerajaan-pada-masa-awal-hindu-budha/