Upload
puteri-sekar-ananda
View
27
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PERCOBAAN I
KARBOHIDRAT
1. Judul : Karbohidrat
2. Tujuan : Memahami sifat-sifat karbohidrat dan reaksi-reaksi untuk
mengidentifikasi kandungan karbohidrat dalam suatu zat
3. Dasar Teori
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana
karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang
mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa
berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau berupa keton
(disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian diatas berarti
diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum
dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n atau CnH2nOn (Wiratmaja, 2011).
Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak dan
protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber energi utama ialah
karbohidrat. Karbohidrat ialah senyawa organik dengan fungsi utama sebagai
sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh. Peran utama
karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang
kemudian diubah menjadi energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat
terpenting bagi tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai
sumber utama tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi
cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013).
Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa kimiawi
berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus umum
(CH2O)n. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah
ukuran molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida (Fessenden:1990).
Adapun klasifikasi karbohidrat dapat terbagi menjadi sebagai berikut.
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana, monosakarida larut
dalam air dan tidak larut dalam alkohol juga eter. Monosakarida dibagi
menjadi dua, yaitu aldosa dan ketosa. Aldosa, yaitu monosakarida yang
mengandung gugus aldehid. Aldosa terdiri dari glukosa dan galaktosa.
Glukosa adalah suatu aldosa, aldoheksa atau dektrosa karena mempunyai
sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Galaktosa jarang
terdapat di alam bebas (Fessenden, 1999).
2) Oligosakarida
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua sampai
delapan satuan monosakarida (Yunani, oligo-, = beberapa). Senyawa yang
termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri dari beberapa
molekul monosakarida. Oligosakarida dibedakan atas :a) Disakarida, terdiri
atas maltosa, laktosa, solobrosa meletrosa, gatibrosa, dan turatosa (mampu
mereduksi), sukrosa (tidak memiliki sifat pereduksi), b) Trisakarida, terdiri
atas marcotrosa, rhaminosa, rattinosa, meltitosa, c) Tetrasakarida, terdiri
atas stacyosa, schorodosa, d) Pentasakarida, contohnya verbacossa
(Fessenden,1999).
Oligoskarida yang lain adalah trisakarida yang terbentuk dari empat molekul
monosakarida. Contoh dari oligosakarida yaitu sukrosa. Sukrosa adalah gula
yang kita kenakan sehari-hari. Baik yang berasal dari tebu maupun gula.
Dengan hidrolisis, sukrosa akan pecah menjadi fruktosa dan glukosa
(Fesenden, 1994).
3) Polisakarida
Polisakarida menghasilkan lebih dari 6 monosakarida pada hidrolisis.
Contoh–contoh polisakarida yang dapat linier dan bercabang adalah pati dan
dekstrin. Mereka kadang - kadang dinamakan sebagai heksosan, pentosan,
homopolisakarida, atau heteropolisakarida tergantung pada bentuk
monosakarida yang mereka hasilkan pada hidrolisis. Polisakarida
merupakan polimer dari monosakarida. Berat molekul monosakarida
bervariasi dari sekitar 500 sampai 500000, bergantung pada jumlah yang
terkandung dari monoskarida (Harper, 1979).
Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan
kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Metode pengujian
karbohidrat yakni:
1) Uji Molisch
Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa
larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, test ini bisa dilakukan
untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang bereaksi
positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksi dengan
alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat
pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk
membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasi dengan
alphanaftol untuk membentuk produk berwarna (Pranata, 2004).
2) Uji Benedict
. Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam
suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya
menjadi merah bata. Benedict reagen digunakan untuk menguji atau
memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida
yang bersifat redutor, dengan diteteskannya reagean akan menimbulkan
endapanmerah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku
secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin
gelap warna endapan (Wahyudi, 2005).
3) Uji Iodin
Uji Iodin digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang
terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan
adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu
amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang
dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan menghilang. Dan
sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).
4) Uji Barfoed
Uji barfoed bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan
disakarida. Pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya diredusi oleh
monosakarida meskipun terdapat perbedaan kecepatan mereduksi diantara
keduanya. Pemanasan yang lama menghidrolisis disakarida sehingga
bereaksi positif. Percobaan barfoed menghasilkan endapan berwarna lebih
pekat (Ana, 2014).
5) Uji Seliwanoff
Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan aldosa dan ketosa. Ketosa
dan aldosa berbeda pada penyusun keton atau aldehid. Jika gula mengandung
keton maka itu adalah ketosa, sedangkan jika mengnadung adehid maka itu adalah
aldosa. Tes ini berdasar atas jika dipanaskan keton akan lebih cepat terdehidrasi
dibanding aldosa. Reagen yang digunakan dalam reaksi seliwanoff adalah
resosinol dan asam hidrocloric (Clark, 1964).
4. Alat dan bahan
a. Alat
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1 Batang
pengaduk
Untuk mengaduk
larutan
2. Gelas kimia Menampung
bahan kimia atau
larutan dalam
jumlah yang
banyak
3. Gelas ukur Mengukur
volume larutan
4. Penangas air Tempat untuk
memanaskan air
5. Penjepit
tabung reaksi
Untuk menjepit
tabung reaksi
6. Pipet tetes Memindahkan
beberapa tetes zat
cair
7. Rak tabung
reaksi
Tempat tabung
reaksi
8. Tabung
reaksi
Menampung
larutan dalam
jumlah yang
sedikit
b. Bahan
NoNamaBahan Kategori
SifatFungsi
Fisika Kimia
1. Air perasan Apel
Umum - - Sampel
2 Air perasan Mangga
Umum - - Sampel
3. Air perasan Melon
Umum - - Sampel
4. Air perasan Pepaya
Umum - - Sampel
5. Air perasan Semangka
Umum - - Sampel
6. Aquadest Umum Pelarut yang
baik memiliki
pH 7 (netral)
bukan
merupakan zat
pengoksidasi
kuat, lebih
bersifat
reduktor
daripada
oksidator
Rumus
molekul H2O
massa molar
18,053 g, mol
densitas dan
fase 0,998
g/cm3.
Cairan :
0,92 g/cm3
Padatan : titik
lebur 0ºC
(27,15 K)
(37ºF)
Titik didih :
100ºC
(373,15 K)
(212ºF).
Penampilan
cairan tak
berwarna tak
berbau.
Sampel
7. Larutan glukosa 1%
Umum - - Sampel
8. Larutan Fruktosa 1%
Umum - -Sampel
9. Larutan Galaktosa 1%
Umum - -Sampel
10. Larutan Sukrosa 1%
Umum - - Sampel
11. Larutan Maltosa 1%
Umum - - Sampel
12. Amilum 1% Umum - - Sampel
13. H2SO4 Khusus larut dalam
air; titik leleh
10,4OC; titik
didih 315-
338 oC;
korosif dan
reaktif; berat
jenis 1,841.
Pereaksi
14. NaOH 6 M Khusus Mudah
menguap,
higroskopis,
mudah
terionisasi
Berat
molekul
110g/mol
tampilan
putih padat.
Titik didih
1390ºC.
Titik leleh
318ºC.
Pereaksi
15. HCl 6 M Khusus HCl akan
berasap tebal
diudara
lembab,
gasnya
berwarna
kuning
kehijauan dan
berbau
Massa atom
36,45. Massa
jenis 3,21
g/cm3 - 1010
ºC. Energi
ionisasi
1250,1 g/mol.
Kalor jenis
0,115 kal/g.
Pereaksi
merangsang
dapat larut
dalam alkali,
hidroksi
kloroform dan
ozon.
pada suhu
kamar HCl
berbentuk gas
yang tidak
berwarna,
berbau tajam.
16. Larutan Laktosa 1%
Umum - - Sampel
17. Larutan α – naftol 5%
Khusus Pereaksi
18. Larutan Iodin
Khusus Titik cair
114oC; Titik
didih 184oC;
Potensial
reduksi 0,54
volt; Jari-jari
ion 2,06;
Wujud
halogen
padat; Warna
hitam (s)
ungu (g);
Afinitas
elektron -295
Pereaksi
19. Reagen Benedict
Khusus Dapat larut
dalam air,
dapat
digunakan
Berwarna
biru,
berbentuk
encer
Pereaksi
20. Reagen Seliwanoff
KhususPereaksi
5. Prosedur Kerja
1. Uji Molish
- Disiapkan 11 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung
dengan glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa 1%,
maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1%, larutan
sampel dan akuades
- Ditambahkan 2 tetes reagen molish pada masing-masing
tabung
- Ditambahkan 1-2 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung
pelan-pelan sampai timbul 2 lapisan
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi (positif jika
timbul cincin warna ungu dibidang batas kedua lapisan
tercampur)
2. Uji Iodin
- Disiapkan 6 tabung reaksi, 3 tabung diisi masing-masing 2 ml
pati 1%, dan 3 tabung lainnya diisi dengan larutan sampel
(diberi label tabung A, B, C)
- Ditambahkan 2 tetes air pada tabung A, 2 tetes HCl tabung B
dan 2 tetes NaOH pada tabung C
- Dikocok setiap tabung, lali ditambahkan larutan iodin pada
setiap tabung sebanyak 1-2 tetes
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi (+ jika berwarna
biru-ungu)
Sampel
Hasil Pengamatan
Sampel
Hasil Pengamatan
3. Uji Benedict
- Disiapkan 10 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung
dengan 1 ml glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa
1%, maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1% dan
larutan sampel
- Ditambahkan 2-3 ml reagen benedict pada masing-masing
tabung lalu dikocok
- Diamati perubahan yang terjadi
- Dipanaskan sampai mendidih selama 5 menit
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi (+ jika timbul
kekeruhan/endapan hijau-merah bata)
4. Uji Barfoed
- Disiapkan 10 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung
dengan 1 ml glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa
1%, maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1% dan
larutan sampel
- Ditambahkan 2-3 ml reagen barfoed pada masing-masing
tabung lalu dikocok
- Diamati perubahan yang terjadi
- Dipanaskan sampai mendidih selama 2-10 menit (dicatat
waktu perubahan yang terjadi)
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi (+ jika timbul
endapan merah orange)
Sampel
Hasil Pengamatan
Sampel
Hasil Pengamatan
5. Uji Seliwanoff
- Disiapkan 10 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung
dengan 1 ml glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa
1%, maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1% dan
larutan sampel
- Ditambahkan 10 ml reagen barfoed pada masing-masing
tabung lalu dikocok
- Diamati perubahan yang terjadi
- Dipanaskan dalam air mendidih selama 2-5 menit
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi (warna merah
cherry menandakan adanya ketosa)
6. Hasil Pengamatan
Larutan
Karbohidrat
Reagen Uji
Molisch Benedict Barfoed Seliwanoff
Galaktosa (+) (+) (-) (-)
Fruktosa (+) (+) (+) (-)
Laktosa (+) (+) (-) (-)
Maltosa (+) (-) (-) (-)
Sukrosa (+) (-) (-) (-)
Pati (+) (-) (-) (-)
Apel (+) (-) (+) (-)
Mangga (+) (+) (-) (-)
Melon (+) (-) (+) (-)
Pepaya (+) (-) (-) (-)
Semangka (+) (-) (+) (-)
Uji Iodin
Sampel
Hasil Pengamatan
Sampel
Aquadest (A) HCl (B) NaOH (C)
Pati (+) (+) (-)
Apel (-) (-) (-)
Mangga (+) (+) (-)
Melon (-) (-) (-)
Pepaya (+) (-) (-)
Semangka (+) (+) (-)
7. Pembahasan
Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa kimiawi
berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus umum
(CH2O)n. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah
ukuran molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida (Fessenden, 1990).
Adapun pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang uji karbohidrat
yang bertujuan untuk memahami sifat-sifat karbohidrat dan reaksi-reaksi untuk
mengidentifikasi kandungan dalam suatu zat dengan menggunakan larutan
karbohidrat seperti galaktosa, fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, pati, dan
sampel buah apel, mangga, melon, pepaya, dan semangka dengan menggunakan
beberapa uji kualitatif yakni uji Molisch, uji Benedict, uji Barfoed, uji Iodin dan
uji Seliwanoff.
1) Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat
menjadi monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan
mengalami dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara
golongan heksosa menjadi hidroksi multifultural menggunakan asam
organik pekat. Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan yang diuji pada
glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati positif mengandung karbohidrat karena
terbentuk cincin ungu pada batas diantara pereaksi dengan larutan coba.
Cincin ungu terbebtuk dari reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
pekat (H2SO4). H2SO4 pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada
sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi
dengan reagen Molisch α-nafhthol membentuk cincin yang berwarna ungu.
Adapun reaksinya adalah:
2) Uji Benedict
Selanjutnya ialah uji Benedict Uji Benedict berdasarkan pada gula
yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion
Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O
(kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi merupakan gula yang
memiliki gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus –OH glikosidis
pada strukturnya (Sumardjo, 2006). Percobaan menunjukkan hasil bahwa
larutan fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna larutan yang spesifik
yakni warna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan fruktosa dan
sukrosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu
melepaskan O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O). Glukosa dan
pati tidak menunjukan warna merah bata yang berarti tidak ada reaksi
disebabkan keduanya bukan gula pereduksi.
Adapun reaksinya ialah:
3) Uji Barfoed
Uji Barfoed yang bertujuan untuk membedakan monosakarida dan
disakarida atau dalam kata lain untukmengetahui adanya gula monosakarida
pereduksi. Prinsip dari uji Barfoed ini adalah berdasarkan adanya gugus
karbonil bebas mereduksi Cu2+ dalam suasana asam membentuk Cu2O
(endapan warna merah bata). Artinya prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+
menjadi Cu+.
Dilihat dari uji Barfoed, positif (+) itu bila adanya perubahan warna endapan
menjadi merah bata pada sampel yang artinya sampel tersebut mengandung
monosakarida pereduksi. Namun bila tidak adanya perubahan warna endapan
atau hasilnya negatif (-) maka hal itu dikarenakan tidak adanya gula
monosakarida pereduksi yang terkandung pada sampel.
Reaksi yang terjadi adalah:
4) Uji Iodin
Pada uji coba Iodin didapatkan hasil bahwa hanya larutan pati yang
menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna ungu atau hitam
kebiruan. Sedangkan larutan yang lainnya menghasilkan warna orange
jernih. Hal ini menunjukkan bahwa pati menghasilkan larutan yang positif
terhadap kandungan polisakarida sehingga menghasillkan warna hitam
kebiruan. Terbentuknya warna hitam kebiruan disebabkan molekul amilosa
dan amilopektin yang membentuk suatu melekul dengan molekul dari larutan
iodium. Sedangkan pada larutan glukosa, sukrosa, dan aquades tidak
berwarna biru kehitaman karena bukan merupakan jenis polisakarida
sehingga tidak dapat bereaksi dengan larutan iodium dan hanya terbentuk
warna orange jernih pada masing-masing larutan.
5) Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff adalah uji yang spesifik dalam mengidentifikasi gula
ketosaheksosa seperti fruktosa. Dalam pengujian ini golongan aldosa tidak
bereaksi, sedangkan ketosa mengalami proses dehidrasi untuk memberikan
derifat furfuralnya yang kemudian akan mengalami kondensasi dengan dan
membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah. Percobaan
menunjukan hasil bahwa larutan yang diuji pada larutan fruktosa dan sukrosa
menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah pekat yang
mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis
monosakarida. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff
mendehidrasi ruktosa menghasilkan hidroksi furfural sehingga furfural
mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk larutan
yang berwarna merah bata. Pada sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama
dapat menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini
terjadi karena adanya pemanasan berlebihan menyebabkan sukrosa
terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah
yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan
larutan berwarna orange. Hasil negatif dihasilkan oleh larutan aquades,
glukosa dan pati ini dikarenakan larutan tersebut merupakan larutan yang
tidak memiliki gugus keton sehingga uji coba menghasilkan hanya warna
kekuningan pada masing-masing larutan.
8. Kesimpulan
Dalam percobaan mengenai uji karbohidrat ini didapatkan hasil yang
beragam pada masing-masing uji, seperti pada uji Molisch semua sampel positif
mengandung karbohidrat, lalu uji Benedict sampel positif mengandung
karbohidrat yaitu galaktosa, fruktosa, dan laktosa. Adapun pada uji Barfoed
positif mengandung karbohidrat ialah fruktosa, apel, melon, dan semangka. Lalu
uji Iodin positif mengandung karbohidrat yaitu pati, dan yang terakhir yakni uji
Seliwanoff semua sampel negatif mengandung karbohidrat. Kurangnya
penanganan pada sampel buah-buahan yakni pada saat pengambilan sari serat
buah juga ikut terbawa yang dapat mengganggu proses uji karbohidrat inilah
yang menjadi kemungkinan kesalahan pada percobaan ini.
Daftar Pustaka
Clark, John M. 1964. Experimental Biochemistry. WH Freeman and Company.
San Franciso
Djakani, H, dkk, 2013. Gambaran kadar Gula Darah Puasa pada laki-laki Usia 40-
59 Tahun. Jurnal e-Biomedik. Vol. 1 (1): 71-75.
Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Manruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta.
Pranata, C.F, 2004. Kimia Dasar 2 : Commoa Textbook. UM Press. Malang.
Wahyudi, 2005. Kimia Organik II. UM Press. Malang.
Wiratmaja, I. G., dkk., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan
Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma cattonii sebagai Bahan Baku.
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol. 5 (1): 75-84.