Upload
lynhan
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
14 i DRPM gazette i vol. 05 No. 04 oktobeR 12
Pengabdian masyarakat yang merupakan salah satu tridarma perguruan tinggi yang
semestinya merupakan satu kesatuan dengan dua darma yang lain, adalah bagian penting
dalam kehidupan universitas. Namun harus diakui, pengabdian masyarakat cenderung lebih
tertinggal dibanding riset dan pengajaran. Sebenarnya, banyak pembelajaran dari gerakan
yang muncul di masyarakat yang dapat memperluas wawasan para sivitas akademika
dalam bidang pengabdian masyarakat. Lebih menarik lagi, banyak dari gerakan tersebut
memanfaatkan modal sosial secara inovatif dan kreatif sehingga membentuk sebuah
gerakan yang sungguh dapat berperan dalam memberdayakan masyarakat.
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia bekerjasama dengan
Pokja Pengendali PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri dan PNPM
Support Facility telah melaksanakan kegiatan Seminar Pemberdayaan Masyarakat: Inovasi dan Kreativitas dalam Pemanfaatan Modal Sosial. Seminar dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 29 Oktober 2012 bertempat di Ruang Terapung Perpustakaan UI, The Crystal of
Knowledge, Kampus Depok.
Konsep acara seminar ini adalah dengan menghadirkan 2 tokoh masyarakat yang berhasil
membangun gerakan untuk ‘memberdayakan’ masyarakat sekitarnya. Kedua tokoh tersebut
adalah Bapak Nurrohim dari Depok yang menggagas Sekolah MASTER (Masyarakat Terminal)
dan Bapak Noverius Nggili sebagai pendiri Geng Motor IMUT (Aliansi Masyarakat Peduli
Ternak) di Nusa Tenggara Timur. Dua tokoh ini dihadirkan untuk mengetuk kesadaran para
sivitas akademika yang dengan kapasitas keintelektualan dan sokongan dana dari institusinya
diharapkan mampu berbuat lebih besar dari kedua tokoh tersebut.
Seminar Pemberdayaan Masyarakat
Inovasi dan Kreativitas dalam Pemanfaatan Modal Sosial
oleh Lenny Maykel
Dua pembicara yang diundang, Bapak Noverius Nggili (kiri) dan Bapak Nurrohim (tengah) serta penanggap, Ibu Niniek L. Karim (kanan)
vol. 05 No. 04 oktobeR 12 i DRPM gazette i 15
Seminar ini mampu menarik perhatian sivitas akdemika baik dari
dalam maupun luar UI. Ada 115 orang peserta yang hadir dan
berasal dari berbagai institusi yang terdiri dari FlipMas (Forum
Layanan IPTEKS bagi Masyarakat) Sabilulungan Jawa Barat,
PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks), PERTIWI,
Kementerian Kesehatan RI, ICMI, Bappenas, Bina Swadaya
Konsultan, ATRO Bali, DPP PAN dan PNPM Perkotaan. Unsur
akademisi diwakili oleh 52 universitas yang ada di dalam dan luar
Jakarta serta lembaga penelitian (LPPM) berbagai universitas.
Seminar dimulai pukul 9.30 WIB dan dibuka secara resmi oleh
Bachtiar Alam, Ph.D selaku Direktur Riset dan Pengabdian
Masyarakat UI. Dalam sambutannya, Beliau memaparkan posisi
pengabdian masyarakat di UI serta program-program pengabdian
masyarakat yang telah dan sedang berjalan selama tahun 2012.
Setelah pembukaan, acara seminar dilanjutkan dengan sesi
keynote speech oleh Jan Weetjens selaku Social Sector Manager the
World Bank-PNPM Support Facility.
Acara kemudian masuk ke inti, yaitu pemaparan dari 2 tokoh
masyarakat yang diundang. Sebagai penanggap sekaligus
moderator, hadir dosen Fakultas Psikologi UI sekaligus pegiat
lingkungan yang saat ini aktif dalam gerakan Jakarta Glue, Ibu
Niniek L. Karim.
Bapak Nurrohim, penggagas dan pendiri Sekolah MASTER
memaparkan latar belakang berdirinya sekolah MASTER. Sekolah
tersebut dibangun sebagai tempat alternatif untuk menimba
ilmu bagi kalangan marjinal khususnya anak-anak yang tinggal di
sekitar Terminal Depok. Bagi sebagian orang, mereka hanyalah
sekumpulan anak-anak yang lahir dari orang-orang ‘kalah’ tetapi,
bagi Bapak Nurrohim, anak-anak tersebut adalah generasi
bangsa ini yang harus dibela untuk mendapatkan hak yang sama
dengan anak-anak lainnya: akses ke dunia pendidikan. Saat ini,
Bapak Nurrohim bisa berbangga hati karena pengabdiannya
kepada masyarakat tersebut telah membuahkan hasil. Banyak
siswanya yang telah diterima di berbagai, universitas termasuk UI.
Sebagiani lagi malah lebih membanggakan: mendapat beasiswa
kuliah di luar negeri!
Pemaparan selanjutnya adalah Bapak Noverius Nggili, pendiri
Geng Motor IMUT, NTT. Awalnya, Bapak Noverius dan teman-
temannya yang berlatar belakang sarjana peternakan lulusan
Universitas Cendana memiliki hobi yang sama yaitu naik motor.
Seringnya bertemu dan berkendara bersama membuat mereka
membuat geng motor. Mendengar kata geng motor, yang
terlintas umumnya adalah hal negatif seperti tawuran dan
kejahatan. Namun tidak untuk geng motor Bapak Noverius. Para
anggota geng ini memilih untuk membangun daerahnya dengan
Peserta seminar memanfaatkan kesempatan untuk bertanya langsung kepada para pembicara
Materi dan video kegiatan Bapak Nurrohim dan Bapak Noverius Nggili dapat diunduh di http://research.ui.ac.id/drpm/spm2012
16 i DRPM gazette i vol. 05 No. 04 oktobeR 12
memanfaatkan potensi yang ada di diri mereka (sarjana) dan
potensi yang ada di tiap desa di NTT.
Saat mereka melakukan touring, mereka melakukan pemetaan
potensi desa yang mereka singgahi. Di salah satu desa, mereka
menemukan bagaimana penduduk desa kesulitan air bersih. Dari
kenyataan tersebut, mereka kemudian membuat alat pengubah
air laut menjadi air tawar layak konsumsi dengan cara penguapan.
Alat desalinasi ini merupakan contoh nyata inovasi Geng Motor
IMUT yang membantu masyarakat. Selain mendapatkan air
bersih, masyarakat juga mendapatkan garam yang dapat dijual
untuk meningkatkan perekonomian mereka. Semua kegiatan
yang dilakukan oleh Bapak Noverius dan gengnya tanpa dibiayai
oleh APBD dan APBN.
Niniek L. Karim dalam tanggapannya menyatakan bahwa
hadirnya kedua tokoh tersebut adalah bukti bahwa masih banyak
orang yang dapat berbuat sesuatu bagi orang lain dalam segala
keterbatasan termasuk dana. Membantu sesama adalah wujud
dari kebutuhan fitrah manusia: mengaktualisasikan diri. Dari
kisah mereka kita sebagai sivitas akademika dan UI sebagai
institusi pendidikan besar dapat tergerak untuk melakoni fitrah
sebagai manusia dengan kebutuhan dasar ingin berbuat yang
terbaik, mulia, berguna dan berdampak positif bagi orang lain.
Dengan demikian, sinar UI pun akan semakin memancar terang
seiring dengan meningkatnya pengabdian kepada masyarakat.
Dalam sesi diskusi dan tanya jawab, ada banyak pertanyaan yang
diajukan oleh peserta. Salah satunya datang dari Bapak Teguh,
dosen UPN Jogja. Beliau bertanya kepada kedua pembicara
tentang bagaimana cara mereka dapat bertahan sekian lama
membina orang lain yang tentu saja sangat menguras waktu
dan tenaga. Pertanyaan ini seakan mewakili pertanyaan banyak
sivitas akademika yang tergerak untuk melakukan pengabdian
masyarakat. Bagi Bapak Nurrohim, ajaran agama menjadi
pondasi dalam pengabdiannya. Terilhami oleh sebuah hadis yang
menyatakan bahwa membantu orang-orang yang berada dalam
kesulitan adalah ladang jihad, Bapak Nurrohim meyakini bahwa
pengabdiannya bertahun-tahun tidak akan pernah sia-sia. Tuhan
pasti akan membantu dan membalas semua perbuatan baik.
Bapak Noverius menambahkan bahwa kegiatan pengabdian
masyarakat harus berangkat dari niat yang tulus, bukan mencari
untung. Selain itu, dukungan keluarga juga penting.
Diakhir acara, Bapak Sujana Royat, DEA selaku Deputi Bidang
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Menko Kesra menutup
acara dengan mengajak seluruh sivitas akademika untuk
mengaplikasikan kelimuwan mereka dalam upaya meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat. n
_
Lenny Maykel Muliawati adalah staf khusus pengabdian masyarakat di
Subdit Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat DRPM UI