15
Seminar Tugas Akhir Juni 2015 1 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR TAHAP CLEARING Tedi Rukmawan 1 , Her Gumiwang Ariswati 2 , I Dewa Gede Hari Wisanaf 3 Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya ABSTRAK Tissue Processor terdiri dari beberapa tahap yaitu Dehidrasi, Clearing, Infiltrasi Paraffin. Tahap yang pertama, tahap dehidrasi yang merupakan tahap untuk menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara merendam jaringan kedalam alkohol mulai dari konsentrasi terendah sampai konsentrasi tinggi, karena alcohol tidak dapat berikatan dengan paraffin, maka dilakukan proses Clearing untuk menarik keluar kadar alcohol yang berada dalam jaringan dengan menggunakan cairan xylol jaringan direndam dengan masing masing tiga larutan xylol selama 1 jam. Penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan metode one group post test desain” karena langsung dilakukan perlakuan terhadap alat tanpa melakukan pengukuran keadaan awal terlebih dahulu dan hasil dari perlakuan langsung diukur tanpa dibandingkan dengan kelompok control. Berdasarkan hasil pengukuran timer, diperoleh kesalahan error pada timer 1 jam adalah larutan satu 1,16 %, larutan dua 1,18 %, larutan tiga 1,18 % dan pada timer 2 jam adalah larutan satu 1,15 %, larutan 1,13 % dan larutan tiga 1,12 %. Dari data hasil pengukuran dan analisis maka dapat disimpulkanbahwa alat dapat bekerja dengan baik. Kata Kunci :tissue processor, timer PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Automatic Tissue Processor adalah alat untuk proses pengolahan jaringan pada kegiatan Histoteknik (proses untuk membuat sajian histologi) yang telah dipotong dan telah melalui tahap proses kimiawi yaitu Fiksasi (Fixation), Pemeriksaan Kotor (Gross Examination), dan kemudian dilakukan Pengolahan Jaringan (Tissue Processing). Tissue Processor atau Pengolahan jaringan bertujuan untuk mengolah jaringan agar proses mikrotom bisa dilakukan secara sempurna. Tissue Processor terdiri dari beberapa tahap yaitu Dehidrasi, Clearing, Infiltrasi Paraffin. (histoteknik dasar, 2009). Tahap yang pertama, tahap dehidrasi yang merupakan tahap untuk menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara merendam jaringan kedalam alkohol mulai dari konsentrasi terendah sampai konsentrasi tinggi, karena alcohol tidak dapat berikatan dengan paraffin, maka dilakukan proses Clearing untuk menarik keluar kadar alcohol yang berada dalam jaringan dengan menggunakan cairan xylol. Tahapan terakhir yaitu Infiltrasi paraffin yang merupakan tahap pengisian rongga atau pori-pori jaringan dengan cairan paraffin. (Rica Vera BR Tarigan , 2012)

Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

1

AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR TAHAP CLEARING

Tedi Rukmawan1, Her Gumiwang Ariswati2, I Dewa Gede Hari Wisanaf3

Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya

Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

ABSTRAK

Tissue Processor terdiri dari beberapa tahap yaitu Dehidrasi, Clearing, Infiltrasi

Paraffin. Tahap yang pertama, tahap dehidrasi yang merupakan tahap untuk

menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara merendam jaringan kedalam

alkohol mulai dari konsentrasi terendah sampai konsentrasi tinggi, karena alcohol

tidak dapat berikatan dengan paraffin, maka dilakukan proses Clearing untuk menarik

keluar kadar alcohol yang berada dalam jaringan dengan menggunakan cairan xylol

jaringan direndam dengan masing masing tiga larutan xylol selama 1 jam.

Penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan metode one group post test

desain” karena langsung dilakukan perlakuan terhadap alat tanpa melakukan

pengukuran keadaan awal terlebih dahulu dan hasil dari perlakuan langsung diukur

tanpa dibandingkan dengan kelompok control.

Berdasarkan hasil pengukuran timer, diperoleh kesalahan error pada timer 1 jam

adalah larutan satu 1,16 %, larutan dua 1,18 %, larutan tiga 1,18 % dan pada timer 2

jam adalah larutan satu 1,15 %, larutan 1,13 % dan larutan tiga 1,12 %. Dari data hasil

pengukuran dan analisis maka dapat disimpulkanbahwa alat dapat bekerja dengan

baik.

Kata Kunci :tissue processor, timer

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Automatic Tissue Processor adalah alat untuk proses pengolahan jaringan pada kegiatan Histoteknik (proses untuk membuat sajian histologi) yang telah dipotong dan telah melalui tahap proses kimiawi yaitu Fiksasi (Fixation), Pemeriksaan Kotor (Gross Examination), dan kemudian dilakukan Pengolahan Jaringan (Tissue Processing). Tissue Processor atau Pengolahan jaringan bertujuan untuk mengolah jaringan agar proses mikrotom bisa dilakukan secara sempurna. Tissue Processor terdiri dari beberapa tahap yaitu Dehidrasi,

Clearing, Infiltrasi Paraffin. (histoteknik dasar, 2009). Tahap yang pertama, tahap dehidrasi yang merupakan tahap untuk menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara merendam jaringan kedalam alkohol mulai dari konsentrasi terendah sampai konsentrasi tinggi, karena alcohol tidak dapat berikatan dengan paraffin, maka dilakukan proses Clearing untuk menarik keluar kadar alcohol yang berada dalam jaringan dengan menggunakan cairan xylol. Tahapan terakhir yaitu Infiltrasi paraffin yang merupakan tahap pengisian rongga atau pori-pori jaringan dengan cairan paraffin. (Rica Vera BR Tarigan , 2012)

Page 2: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

2

Pengolahan jaringan yang rumit cukup merepotkan operator jika dilakukan secara manual, mengingat pada tahap pengolahan jaringan membutuhkan ketelitian dan monitoring waktu yang tepat. Pengolahan jaringan secara manual memiliki persentasi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan pengolahan jaringan secara otomatis. Pada proses manual, operator dituntut untuk benar-benar teliti dalam memonitoring waktu pengolahan jaringan. Ketidaktepatan waktu dapat menyebabkan hasil yang kurang maksimal atau jaringan masih mentah untuk diproses lebih lanjut .

Automatic tissue processor telah dibuat dengan tahap dehidrasi (Amalia Risa Rahma, 2000). Automatic tissue processor dibuat dengan tahap Infiltrasi Paraffin (I Wayan Hermawan, 2000). Tanpa tahap clearing proses pengolahan jaringan tidak bisa dilanjutkan ke tahap infiltrasi paraffin karena cairan alcohol yang digunakan pada tahap dehidrasi tidak dapat berikatan dengan paraffin.

Batasan Masalah

1. Tissue prosessor hanya untuk tahap pembeningan (clearing).

2. Menggunakan 3 tabung larutan. 3. Sumber tegangan berasal dari

jala jala PLN. 4. Menggunakan motor DC

sebagai penggerak mekanik. 5. Menggunakan IC ATMEGA

8535. 6. Menggunakan timer counter up. 7. Waktu pemilihan clearing yaitu

1 dan 2 jam untuk masing - masing tabung.

8. Proses dari hasil clearing tidak bisa dilihat secara langsung karena bukan menggunakan sample dan larutan asli (simulasi).

9. jika terjadi gangguan matinya sumber tegangan maka timer tidak bisa melanjutkan.

Rumusan Masalah Dapatkah dibuat “Automatic Tissue Prosessor Tahap Clearing dengan Menggunakan ATMEGA 8535 ?”

Tujuan Tujuan Umum

Dibuatnya automatic tissue prosessor tahap clearing dengan menggunakan ATMEGA 8535.

Tujuan Khusus 1. Membuat rangkaian mikrokontroler

dan menampilkan ke dalam LCD 2x16 berikut pemrograman untuk menjalankan system.

2. Membuat rangkaian timer otomatis. 3 Membuat rangkaian control motor

DC. 4. Membuat control mekanik dengan

menggunakan motor DC. 5 Menfungsikan AVR sebagai

pengolah data dan pengontrol alat secara keseluruhan.

6 Melakukan uji fungsi alat

Manfaat Manfaat Teoritis

Menambah wawasan di bidang Teknik Elektromedik khususnya alat laboratorium yaitu Automatic Tissue Processor.

Manfaat Praktis Untuk memudahkan pengguna

dalam melakukan proses Tissue Processor.

Page 3: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

3

Telaah Pustaka Automatic Tissue Processor

a) Fiksasi

Untuk mempertahankan struktur sel sehingga menjadi stabil secara fisik dan kimiawi dan mencegah terjadi dialysis atau pembengkakan pada rupture.

b) Dehidrasi Untuk menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara mulai konsentrasi terendah sampai konsentrasi tinggi.

c) Pembeningan (clearing) Pembeningan adalah suatu tahap untuk mengeluarkan alkohol dari jaringan dan menggantinya dengan suatu larutan yang dapat berikatan dengan parafin. Jaringan tidak dapat langsung dimasukkan ke dalam parafin karena alkohol dan parafin tidak bisa saling melarutkan. Proses mengeluarkan alkohol dari jaringan ini sangat krusial karena bila di dalam jaringan masih tertinggal sedikit alkohol maka parafin tidak bisa masuk kedalam jaringan sehingga jaringan menjadi “ matang diluar, mentah di dalam” dan akan menyebabkan jaringan menjadi sulit untuk dipotong dengan mikrotom.

Proses pembeningan dengan menggunakan XYLOL :

Botol 1. Xylol I 1 Jam

Botol 2. Xylol II 1 Jam

Botol 3. Xylol III 1 Jam

d) Infiltrasi paraffin Pembenaman (impregnasi) adalah proses untuk mengeluarkan cairan pembening (clearing agent) dari jaringan dan diganti dengan parafin. Pada tahap ini jaringan harus benar-benar bebas dari cairan pembening karena sisa cairan pembening dapat mengkristal dan sewaktu dipotong dengan mikrotom akan menyebabkan jaringan menjadi mudah robek.

Prinsip Kerja Alat

Keterangan: Automatic Tissue Processor Yaitu yaitu alat yang secara otomatis melakukan gerakan melakukan proses persiapan jaringan dengan timer yang sudah di setting.

Kerangka Konsep Diagram Mekanis Sistem

Desain modul Keterangan: 1) Kontrol pemilihan timer 1 dan 2

jam 2) Rangkaian mekanik sebagai

penghasil gerakan otomatis.

.

Page 4: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

4

Diagram Blok

Diagram Blok Sistem

1. MCU MCU ( Microcontroller Unit ) merupakan otak yang mengatur system mekanik didalam alat.

2. Display Display yaitu untuk menampilkan timer untuk perendaman jaringan.

3. Driver motor. Driver motor untuk mengatur kerja motor.

4. Motor 1 Motor 1 berfungsi sebagai penggerak mekanik naik turun tabung jaringan.

5. Motor 2 Motor 2 berfungsi sebagai penggerak mekanik kanan kiri tabung jaringan.

6. Motor 3 Motor 3 berfungsi sebagai pemutar jaringan.

7. Switch berfungsi sebagai sensor untuk pemberhentian motor.

8. Start berfungsi sebagai tombol awal tanda dimulai proses

Page 5: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

5

Diagram Alir Proses/Program

Diagram Alir Proses

Tombol on di tekan maka proses inisialisasi di mulai, kemudian melakukan setting timer dengan pemilihan 1 jam atau 2 jam. Tombol start di tekan maka proses di mulai yaitu motor 1 bekerja turun sampai merubah switch sehingga motor 1 berhenti motor 3 bekerja dan timer berjalan, setelah timer habis maka motor 3 mati dan motor 1 kembali bekerja dan naik ke atas dan diberhentikan oleh switch dan motor 2 bekerja untuk memindah jaringan ke larutan yang lain, proses ini berlangsung 3 kali sesuai dengan jumlah larutannya. Dan proses selesai.

Tombol start di tekan

Tidak

Start

Inisialisasi

Setting timer

Motor 2 bergerak

Switch larutan 1

Switch larutan 2

Switch larutan 3

Motor 1 turun

Switch

Motor 1 berhenti

Timer aktif

Motor 3 berputar

Timer habis

Motor 1 naik

Switch

Motor 1 turun

Switch

Motor 1 berhenti

Timer aktif

Motor 3 berputar

Timer habis

Motor 1 naik

Switch

Motor 1 turun

Switch

Motor 1 berhenti

Timer aktif

Motor 3 berputar

Timer habis

Motor 1 naik

Switch

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

End

Page 6: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

6

Urutan Kegiatan

Dalam penelitian dan pembuatan modul ini penulis membuat beberapa urutan kegiatan diantaranya : 1) Mencari dan mempelajari teori

yang berkaitandengan permasalahan yangdibahas.

2) Berkonsultasi kepada dosen - dosen yang bersangkutan mengenai permasalahan yang akan diangkat dalam Tugas Akhir.

3) Mengumpulkan refrensi mengenai segala faktor yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

4) Membuat Blok diagram, diagram alir serta desain mekanis untuk modul yang akan dibuat

5) Membuat dan menyusun proposal. 6) Ujian Proposal dan Revisi 7) Membuat, mengumpulkan dan

mempelajari rangkaian- rangkaian yang dibutuhkan untuk pembuatan modul.

8) Membuat layoutan rangkaian ke papan PCB.

9) Menyiapkan bahan berupa komponen dan peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan modul.

10) Memasang komponen pada papan PCB dan trobel shoot.

11) Mempelajari dan membuat Program.

12) Memasang rangkaian pada box modul.

13) Melakukan uji fungsi alat. 14) Pengambilan data – data yang

dibutuhkan dari modul serta menyusunnya menjadi sebuah KTI dengan refrensi yang diambil dari buku, internet serta KTI perpustakaan.

15) Ujian Kelayakan dan Ujian Seminar.

16) Ujian Sidang dan Pengumpulan Karya Tulis Ilmiah (KTI).

Pengujian Dan Pembahasan Teknik Pengujian dan Pengukuran

Dalam penelitian ini menggunakan metode pre eksperimental dengan jenis peneltian “one group post test desain” karena langsung dilakukan perlakuan terhadap alat tanpa melakukan pengukuran keadaan awal terlebih dahulu dan hasil dari perlakuan langsung diukur tanpa dibandingkan dengan kelompok control.

Perlakuan diukur

X -------------------------------- 0

Teknik pengujian dan pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan modul dengan pembanding yaitu :

1. Menggunakan stopwatch untuk membandingkan timer

Hasil Pengukuran

Tabel Pengukuran Waktu

Perpindahan Basket ke Larutan

Perpindahan Waktu

Start ke larutan 1 15 s

Larutan 1 ke

larutan 2

28 s

Laurtan 2 ke

larutan 3

28 s

Page 7: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

7

Table pengukuran 1 jam (3600) Table pengukuran 2 jam (7200)

Page 8: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

8

Analisis Setelah dilakukan pengukuran

maka akan dilakukan perhitungan data yang diperoleh sehingga dapat dianalisa menggunakan rumus, antara lain :

Perhitungan untuk setting waktu 1

jam (3600 s)

Perhitungan larutan 1 :

X

�� =∑��

X = 6

21856

= 3642 s

Simpangan

Error = Xn - X

= 3600 – 3642

= -42

% Error

% Error = Xn

XXn

x 100%

= 3600

36423600 x 100%

= -1,16 %

SD

SD = 1

)6(......)2()1( 222

n

XXXXXX

=

16

2)36423643(

2)36423643(

2)36423642(

2)36423643(

2)36423643(

2)36423642(

= 5

4

= 0,89

UA

�� =��

√� =

0,89

√6 − 1 = 0,39

Perhitungan larutan 2 :

X

�� =∑��

X = 6

21857

= 3642,8 s

Simpangan

Error = Xn - X

= 3600 – 3642,8

= -42,8

% Error

% Error = Xn

XXn

x 100%

= 3600

8,36423600 x 100%

= -1,18 %

SD

SD = 1

)6(......)2()1( 222

n

XXXXXX

=

16

36423643(2

)8,36423643(2

)8,36423642(2

)8,36423643(2

)8,36423643(2

)8,36423643(

= 5

04,004,064,004,004,004,0

= 0,4

Page 9: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

9

UA

�� =��

√� =

0,4

√6 − 1 = 0,178

Perhitungan larutan 3 :

X

�� =∑��

X = 6

21856

= 3642,6 s

Simpangan

Error = Xn - X

= 3600 – 3642,6

= -42,6

% Error

% Error = Xn

XXn

x 100%

= 3600

6,36423600 x 100%

= -1,18 %

SD

SD = 1

)6(......)2()1( 222

n

XXXXXX

=

16

2)6,36423643(

2)6,36423643(

2)6,36423642(

2)6,36423642(

2)6,36423643(

2)6,36423643(

= 5

16,016,036,036,016,016,0

= 0,52

UA

�� =��

√� =

0,52

√6 − 1 = 0,23

5.3.1.2 Perhitungan untuk setting waktu 2 jam (7200 s)

Perhitungan larutan 1 :

X

�� =∑��

X = 6

43692

= 7282 s

Simpangan

Error = Xn - X

= 7200 – 7282

= -82

% Error

% Error = Xn

XXn

x 100%

= 7200

72837200 x 100%

= -1,15 %

SD

SD = 1

)6(......)2()1( 222

n

XXXXXX

=

16

2)72827283(

2)72827283(

2)728227280(

2)72827283(

2)72827283(

2)72827280(

= 5

114114

=1,54

UA

�� =��

√� =

1,54

√6 − 1 = 0,69

Page 10: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

10

Perhitungan larutan 2 :

X

�� =∑��

X = 6

43692

= 7282 s

Simpangan

Error = Xn - X

= 7200 –7282

= -82

% Error

% Error = Xn

XXn

x 100%

= 7200

72827200 x 100%

= -1,13 %

SD

SD = 1

)6(......)2()1( 222

n

XXXXXX

=

16

2)72827284(

2)72827283(

2)728227280(

2)72827280(

2)72827282(

2)72827283(

= 5

414401

= 1,67

UA

�� =��

√� =

1,67

√6 − 1 = 0,74

Perhitungan larutan 3 :

X

�� =∑��

X = 6

43688

= 7281,3 s

Simpangan

Error = Xn - X

= 7200 – 7281,3

= -81,3

% Error

% Error = Xn

XXn

x 100%

= 7200

3,72817200 x 100%

= -1,12 %

SD

SD = 1

)6(......)2()1( 222

n

XXXXXX

=

16

72817281(2

)3,72817283(2

)3,72817282(2

)3,72817280(2

)3,72817280(2

)3,72817280(

= 5

09,089,249,049,069,169,1

= 1,21

UA

�� =��

√� =

1,21

√6 − 1 = 0,54

Page 11: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

11

Pembahasan hardwareRangkaian Keseluruhan Rangkaian Keseluruhan

Penjelasan Rangkaian Minimum Sistem :

Tombol/switch pada rangkaian minimum system ini berupa tombol setting timer pada PINB.3 untuk pemilihan 1 - 2 jam, dan tombol enter pada PINB.1 digunakan untuk menjalankan program yang telah dipilih, kemudian PINB.4 dan PINB.5 menggunakan limit swit yang berfungsi untuk pembatas motor pada saat naik atau turun dan mengirim logika ketika tertekan otomatis oleh gerakan motor sehingga mengirimkan input terhadap micro, dan tiga sensor opcopler berfungsi untuk memberhentikan motor saat perpindahan larutan ke larutan sehingga mengirimkan logika inputan ke micro melalui PINA.1 PINA.2 dan PINA.3.

LCD 2X16 berfungsi sebagai display untuk menampilkan pemilihan TIMER dan tampilan proses TIMER sedang berjalan.

Tombol reset digunakan untuk memberhentikan buzzer saat proses sudah selesai dan membuat alat menjadi kondisi awal lagi. Pin reset ATmega 8535 adalah active low resistor, ini berfungsi untuk pull up yang cara kerjanya secara default ic akan mengenal logika 1 / high jika mendapat triger (saklar ditekan) maka input akan terhubung langsung dengan ground dan mendapat logika nol. Kapasitor yang diparalelkan dengan tombol adalah untuk memberikan delay reset pada waktu rangkaian dinyalakan.

Konektor programmer yang terhubung dengan pin Mosi, Miso, SCK, Reset dan Ground berfungsi untuk

memasukkan dan menghapus program pada mikrokontroller.

:

Rangkaian diatas merupakan pengembangan rangkaian mosfeet Bridge,H-bridge adalah sebuah perangkat keras berupa rangkaian yang berfungsi untuk menggerakkan motor. Rangkaian ini diberi nama H-bridge karena bentuk rangkaiannya yang menyerupai huruf H.

Rangkaian ini terdiri dari dua buah MOSFET kanal P (IRF 540) dan dua buah MOSFET kanal N (IRF 9540). Prinsip kerja rangkaian ini adalah dengan mengatur mati-hidupnya ke empat MOSFET tersebut. Huruf M pada gambar adalah motor DC yang akan dikendalikan. Bagian atas rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub positif, sedangkan bagian bawah rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub negatif. Pada saat MOSFET A dan MOSFET D on sedangkan MOSFET B dan MOSFET C off, maka sisi kiri dari gambar motor akan terhubung dengan kutub positif dari catu daya, sedangkan sisi sebelah kanan motor akan terhubung dengan kutub negatif dari catu daya sehingga motor akan bergerak turun dan ketika sebaliknya Pada saat MOSFET B dan MOSFET C on sedangkan MOSFET A dan MOSFET D off, maka sisi kanan dari gambar motor akan terhubung dengan

PB5

U3

MOC70T3

1

2 4

3

PC

5

PC

2

PC5

PB

2

R7

220

PD2

R41k

1 3

2

PB8

VCC

PD0

PD3

PB4

PB5

PA0

PB6

PB

4

PD5

start limit bawah

PA1

limit

R8

220

PC

4

PB3

VCC

PA3

R1

RESISTOR

PC3

VCC

VCCJ13

programer

123456

PD6

PC

6

PC2

PC0

PB

1

PC

1

PB0

PC4

PC1PA3

PD4U5

MOC70T3

1

2 4

3

R51K

PA1

RESET

U4

MOC70T3

1

2 4

3

R2

RESISTOR

J7to lcd

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

16

PB

5

SW5

PA4

PD7

VCC

PB1

PC7PC6

R3

RESISTOR

PA7PB7

PB2

PB7

C710uF PD1

PA5

VCC

VCC

VCC

VCC

PB6

U1

atmega8535

4

141516

2627

29

38

40

28

39

6

123

181920 21

22232425

5

789

10111213

3736353433323130

17

PB3(OC0/AIN1)

PD0(RXD)PD1(TXD)PD2(INT0)

PC4PC5

PC7(TOSC2)

PA2(ADC2)

PA0(ADC0)

PC6(TOSC1)

PA1(ADC1)

PB5(MOSI)

PB0(XCK/T0)PB1(T1)PB2(INT2/AIN0)

PD4(OC1B)PD5(OC1A)PD6(ICP) PD7(OC2)

PC0(SCL)PC1(SDA)

PC2PC3

PB4(SS)

PB6(MISO)PB7(SCK)RESETVCCGNDX-TALL2X-TALL1

PA3(ADC3)PA4(ADC4)PA5(ADC5)PA6(ADC6)PA7(ADC7)

AREFAGNDAVCC

PD3(INT1)

PA2

PA6

PC

7

RESET

R6

220

PC

0

PA2

Page 12: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

12

kutub positif dari catu daya, sedangkan sisi sebelah kiri motor akan terhubung dengan kutub negatif dari catu daya sehingga motor akan bergerak naik.

Penggunaan opcopler PC817 digunakan untuk pemisah tegangan antara blok motor dan blok micro, opcopler PC817 aktif ketika anoda mendapatkan logika satu yang sudah diatur dari output micro, kemudian fungsi resistor pada kaki collector yang di fungsikan untuk IRF 9540 adalah untuk mengambil ground pada saat optocopler pc817 satu rasi, fungsi pengmabilan ground dikarenakan irf 9540 aktif ketika kaki gate mendapatkan logika 0. Sedangkan fungsi resistor di emitor pada pc817 yang diteruskan ke irf540 adalah untuk pengambilan logika 1 ketika optocopler tersebut satu rasi, di karenakan irf tersebut aktif ketika gate mendapatkan logika 1. Penggunakan tegangan 12 vdc di collector difungsikan agar tegangan pada saat logika 1 lebih jelas atau lebih kuat.

Penggunaan diode diatas di fungsikan untuk mengamankan mosfeet ketika arus balik motor, pada saat sumber tegangan di matikan lilitan motor mengeluarkan tegangan singkat yang dihasilkan oleh induksi lilitan, maka dari itu tegangan singkat tersebut di teruskan oleh diode sehingga mosfeet lebih aman.

Di karenakan untuk gerakan motor dalam proses kerja alat tidak membutuhkan kecepatan motor tertentu, maka dalam penggunaan software tidak menggunakan PWM melainkan cukup logika 1 terus menerus untuk memicu anoda pada pc817.

Penjelasan rangkaian driver motor pemindah larutan :

Fungsi optocopler dan mosfeet irf 9540 adalah sebagai saklar, pada saat anoda dari pc817 mendapat logika 1 dari micro maka collector dan emitor satu rasi sehingga collector mendapatkan ground dikarenakan ada penghalang resistor yang kemudian ground itu digunakan untuk mengaktifkan gate dari mosfeet irf9540 sehingga source mengalirkan tegangan ke drain dan drain meneruskannya ke motor sehingga motor bergerak.

Di karenakan untuk gerakan motor dalam proses kerja alat tidak membutuhkan kecepatan motor tertentu, maka dalam penggunaan software tidak menggunakan PWM melainkan cukup logika 1 terus menerus dari PORTD.2 untuk memicu anoda pada pc817.

Pembahasan Software Listing Program

Subprogram timer dan LCD #include <mega8535.h> #include <lcd.h> #include <stdlib.h> #include <delay.h> eeprom unsigned char te=0,di=1, ru=0; unsigned char mikrodetik, detik=0, menit=0, jam=0; unsigned char temp[10];

D2

in4007

5V

Q2IRF9540N/TO

ISO3PC817

12

43

M1MOTOR AC

PORTD.2 R7100K

M1

-

12VR6

220

M1

+

Page 13: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

13

#asm .equ __lcd_port=0x15 ;PORTC #endasm interrupt [TIM0_OVF] void timer0_ovf_isr(void) { TCNT0=0x9E; mikrodetik++; if (mikrodetik==10) { detik++; mikrodetik=0; } } interrupt [TIM0_COMP] void timer0_comp_isr(void) { TCNT0=0x9E; mikrodetik++; if (mikrodetik==10) { detik++; mikrodetik=0; } } void satu() { if (detik==3) { detik=0; lcd_clear(); menit++; } if (menit==2) { menit=0; lcd_clear(); jam++; if (jam==1) { TCCR0=0x00; }

} } void dua() { if (detik==3) { lcd_clear(); detik=0; menit++; } if (menit==2) { lcd_clear(); menit=0; jam++; if (jam==2) { lcd_clear(); TCCR0=0x00; } } } void tampil_lcd() { itoa(jam,temp); //menampilkan JAM di LCD lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts(temp); itoa(detik,temp); //menampilkan DETIK di LCD lcd_gotoxy(6,1); lcd_puts(temp); lcd_gotoxy(5,1); //menampilkan : lcd_putsf(":"); itoa(menit,temp); //menampilkan MENIT di LCD lcd_gotoxy(3,1); lcd_puts(temp); lcd_gotoxy(2,1); //menampilkan :

Page 14: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

14

lcd_putsf(":"); lcd_gotoxy(2,0); lcd_putsf("jam"); itoa(te,temp); lcd_gotoxy(0,0); lcd_puts(temp); } Subprogram pengaturan logika untuk driver motor menggunakan output PORTD PORTD=0b00001111; Kelemahan/Kekurangan Sistem 1. Pemilihan motor kurang tepat

sehingga gerak mekanik berisik. 2. Timer tidak bisa melanjutkan

PENUTUP KESIMPULAN

Secara menyeluruh pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1 Mikrokontroler dengan ATmega 8535 dapat menampilkan ke dalam LCD 2x16 berikut pemrograman untuk menjalankan system alat.

2 Dapat dibuat rangkaian timer otomatis.

3 Dibuat rangkaian control motor DC dengan mosfeet IRF9540 dan IRF540.

4 Melakukan uji fungsi alat

5 Berdasarkan hasil pengukuran timer, diperoleh kesalahan error pada timer 1 jam adalah larutan satu 1,16 %, larutan dua 1,18 %, larutan tiga 1,18 % dan pada timer 2 jam adalah larutan satu 1,15 %, larutan 1,13 % dan larutan tiga 1,12 %

SARAN

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penyempurnaan penelitian lebih lanjut :

1. Desain yang tepat dan baik, serta pemilihan motor juga harus diperhatikan agar pergerakan motor lebih bagus.

2. Dapat dibuat penyimpanan timer ketka mati listrik terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Aulia Jusuf, (2009). Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Cahyono, (2003). Laporan Praktikum Mikroteknik Pembuatan Preparat Permanen

Dunia Analis (2010). Teknik pembuatan sediaan pemeriksaan minggu 5 desember 2010. http://n1nt1.blogspot.com

Elektronika dasar (2012). Prinsip kerja motor DC. Selasa 4 juli 2012 http://elektronika-dasar.web.id/

Koentjaraningrat, 2006. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia

M. Ary Heryanto dan Wisnu Adi P. 2008. Pemrograman Bahasa C Untuk Mikrokontroller ATMega8535. Yogyakarta: CV. Andi Offset

Page 15: Seminar Tugas Akhir Juni 2015 AUTOMATIC TISSUE PROCESSOR

Seminar Tugas Akhir Juni 2015

15

Rica Vera Br. Tarigan, (2012). Laporan Praktikum Tissue Processing (Pemprosesan Jaringan) Sumanto, (1994) Mesin Arus Searah. Jogjakarta: Penerbit Andi Offset.

Zuhal, (1988). Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: Gramedia,