6
SIFILIS Sifilis dulu dikenal dengan lues, ialah penyakit menular, yang ditransmisikan secara seksual dan mengakibatkan lesi kutaneus dan organik. Ia disebabkan oleh spirochete Trepanoma Pallidu. Sifilis ialah penyakit yang dialami seumur hidup. Sifilis ialah penyakit granulomatous yang menahun. Penyakit ini memasuki tubuh melalui mukosa atau kulit, dimana bias kita lihat dengan tanda-tanda awal. Pada sifilis kongenital trepanoma memasuki bayi melalui plasenta. Dengan banyaknya kasus sifilis disertai HIV, maka pengobatanya banyak sudah di rubah. Semua pasien sifilis harus di periksa HIV, untuk menyesuaikan pengobatan yang dijalankan. Stage in Dissease Penyakit sifilis yang baru bias dialami selama 2 tahun atau lebih, dan memiliki berberapa fase. Sifilis primer, sifilis sekunder dan sifilis yang latent. Manifestasi sifilis primer ialah adanya lesi primer, ditemukan pada lokasi masuknya trepanoma kedalam tubuh, 3 minggu setelah infeksi. Ini juga disertai adanya limfadenopati. Pada fase ini biasanya pemeriksaan serologis sifilis mendapatkan hasil positif. Sifilis sekunder di karakteristikkan dengan adanya erupsi generalisata, yang mulai sekitar 3-6 minggu setelah ditemunya lesi primer (chancre). Ini juga disertai dengan limfadenopati dan lesi mucosal. Dalam

sifilis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ilmu penyakit kulit

Citation preview

Page 1: sifilis

SIFILIS

Sifilis dulu dikenal dengan lues, ialah penyakit menular, yang ditransmisikan secara

seksual dan mengakibatkan lesi kutaneus dan organik. Ia disebabkan oleh spirochete Trepanoma

Pallidu. Sifilis ialah penyakit yang dialami seumur hidup. Sifilis ialah penyakit granulomatous

yang menahun. Penyakit ini memasuki tubuh melalui mukosa atau kulit, dimana bias kita lihat

dengan tanda-tanda awal. Pada sifilis kongenital trepanoma memasuki bayi melalui plasenta.

Dengan banyaknya kasus sifilis disertai HIV, maka pengobatanya banyak sudah di rubah. Semua

pasien sifilis harus di periksa HIV, untuk menyesuaikan pengobatan yang dijalankan. Stage in

Dissease Penyakit sifilis yang baru bias dialami selama 2 tahun atau lebih, dan memiliki

berberapa fase. Sifilis primer, sifilis sekunder dan sifilis yang latent.

Manifestasi sifilis primer ialah adanya lesi primer, ditemukan pada lokasi masuknya

trepanoma kedalam tubuh, 3 minggu setelah infeksi. Ini juga disertai adanya limfadenopati. Pada

fase ini biasanya pemeriksaan serologis sifilis mendapatkan hasil positif. Sifilis sekunder di

karakteristikkan dengan adanya erupsi generalisata, yang mulai sekitar 3-6 minggu setelah

ditemunya lesi primer (chancre). Ini juga disertai dengan limfadenopati dan lesi mucosal. Dalam

pemeriksaan serologis sifilis ditemui hasil yang positif dengan titer yang tinggi, tetapi pada

pasien HIV bias ditemukan hasil yang bervariasi. Hicks et al telah menjelaskan bahwa pada

sifilis yang menimbulkan hasil positif di pemeriksan serologis dapat di diagnose dengan

keberadaan trepanoma dari hasil biopsy lesi. Penularan paling kuat ialah pada fase sekunder.

Pada awal fase ini, lesi-lesi yang lembab dapat menularkan penyakit ini, walaupun lesi tidak

nampak kemungkinan penularan masih ada.

Sifilis laten hanya bisa dinyatakan dengan pemeriksaan serologis sifilis yang positif,

cairan spinal normal, dan biasanya tidak ditemui adanya manifestasi klinis. Sifilis tertier dapat

terjadi 3-60 tahun dari infeksi pertama dan memiliki manifestasi yang sangat luas. Lesi-lesi

destructive dapat ditemukan pada infark miokard yang disebabkan oleh sifilis pada pembuluh

darah kecil. Pada kulit, lesi terlokalisir, pembentukan ulkus yang dikenal dengan guma. Pada

aorta bisa menyababkan aotitis sapai dengan menyebabkan aneurisme. Di tulang menyebabkan

Page 2: sifilis

periostitis dan osteomyelitis. Pada pemeriksaan VDRL ditemui hasil positif pada 75% penderita

pada fase ini. Tingkat penularan pada fase ini hampir nol, walaupun pada fetus. Progresi

neurosifilis dapat berkembang sangat cepat, pada pasien yang terinfeksi HIV. Pada satu enderita

bisa mengalami

berberapa fase dalam waktu yang sama, tetapi secara klinis ada satu fase yang menunjukan

gejala yang lebih jelas. Padasifilis fetalis bisa terjadi dalam hitungan bulan-tahunan. Sifilis fetalis

dapat terjadi apabila ibu terinfeksi oleh sifilis sewaktu hamil, tanpa menerima pengobatan. Sifilis

fetalis juga dapat terjadi pada ibu yang pernah terinfeksi sifilis sebelum hamil dan mendapatkan

terapi yang tidak adekuat. Pada fetus yang terinfeksi sifilis dapat bersifat asimtomatik setelah

melahirkan, dan hanya menimbulkan gejala berberapa lama setelah melahirkan. Fetus yang

memiliki hasil pemeriksaan serologis sifilis yang reaktif dapat menandakan adanya infeksi dalam

masa inkubasi atau adanya pertukaran antibody dari ibu tanpa adanya infeksi. Neonatus dengan

hepatosplenomegali atau sepsis bisa dicurigakan terkena sifilis.

Etiologi. Trepanoma Pallidum ditemukan pertama kali pada tahun 1905 oleh Hoffman

dan Schaudin. Adalah spiroket spiral dan bisa hidup di dalam jaringan. Jumlah spiral bervariasi

antara 4-14, dengan panjang 5-20 nm. Secara mikroskopis dapat dilihat protoplasma yang

bergranul, dengan flagella panjang. Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan pengambilan

sampel dari lesi primer atau sekunder dengan mengunakan lapangan pandang gelap, dengan

teknik flouresensi antibodi. Dari pemeriksaan mikroskopis trepanoma pallidum tidak dapat

dibedakan dengan trepanoma macrodentinum atau mikrodentinum, jadi pemeriksaan

mengunakan lapangan pandang gelap dari lesi pada mulut tidak bisa digunakan sebagai dasar

untuk mengdiagnosa. Mikroskop electron menunjukan bahwa trepanoma pallidum memiliki

filament axial, berberapa fibril, silinder protoplasmic, dan memiliki periplast. Organisme ini

dapat menginfeksi monyet, dan menimbulkan lesi primer dan erupsi sekunder yang mirip dengan

manusia penderita sifilis. Treanoma Pallidum juga bersifat patogenik pada kelinci. Insidensi dan

prevalensi. Walaupun banyak usaha yang telah diterapkan untuk mencegah sifilis, sifilis masih

termasuk salah satu permasalahan yang besar. Institusi kesehatan dari berbagai tempat telah

mencoba untuk mempelajari dan menemukan kasus sifilis. Kira-kira 38 juta pemeriksaan

serologis sifilis dilakukan setiap tahun-nya di amerika. Cutaneus Sifilis (Primer / Kankroid /

Chancre)

Page 3: sifilis

Gejala Klinis. “Chancre” ini adalah lesi pertama, yang timbul 18-21 setelah terinfeksi.

Dengan gambaran papul eritomatous dengan bagian superfisial yang mengalami erosi, ini dalam

erberapa minggu berubah bentuk menjadi lebih bulat dan oval, jelas mengeras, sedikit meninggi,

dengan proses erosi, tetapi tidak ulserasi. Sewaktu di palpasi antara dua jari dapat diraba

kekerasan seperti tulang rawan. Biasanya lesi ini tidak di sertai rasa sakit. Ini yang dinamakan

dengan “Hunterian Chancre”. Juga ditemui pembesaran dan pengerasan limfnode di daerah

terinfeksi, ini timbul sekitar 1-2 minggu setelah timbulnya chancre. “Hunterian Chancre” tidak

menimbulkan bekas setelah menyembuh. Chancre bisa timbul secara soliter, tetapi juga

terkadang multipel. Chancre genital pada wanita susah ditemui oleh karena berada di bagian

dalam vaagina ataupun serviks dan hanya berupa erosi. Tetapi terkadang juga ditemui adanya

peradangan labia. Pada lelaki chacre bisa timbul di sulkus koronarius, atau bagian dalam dari

frenum. Lesi primer intraurethral itu sering ditemukan pada sifilis sekunder. Kankroid biasanya

menghasilakan cairan purulent pada meatus dan lokasi yang mengalami indurasi atau

pengerasan. Kankroid ekstragenital biasanya lebih besar disbanding dengan yang pada genital.

Biasanya lesi ini ditemukan di bibir, lidah, dada, dan anus, terutama pada penderita yang

omoseksual. Gejala yang dikeluhkan penderita terdiri dari, pembesaran pada anus, rasa sakit

sewaktu buang air besara ataupun perdarahan.

Page 4: sifilis

Kesimpulan

Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan treponema pallidum, sangat kronik dan

bersifat sistemik. Hamper semua alat tubuh bisa diserang, termasuk kardio vasicular dan saraf.

Asal penyakit ini tak jelas, dan pada abad ke 18 baru di ketahui bahwa penularannya disebabkan

oleh senggama. Pada tahun 1905 penyebab sifilis dtemukan oleh Hoffman ialah treponema

pallidum yang termasuk ordo spirocheateles familia spirocheataceae dan genus treponema