Upload
hidayah-mararotua-harahap
View
19
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ilmu penyakit kulit
Citation preview
SIFILIS
Sifilis dulu dikenal dengan lues, ialah penyakit menular, yang ditransmisikan secara
seksual dan mengakibatkan lesi kutaneus dan organik. Ia disebabkan oleh spirochete Trepanoma
Pallidu. Sifilis ialah penyakit yang dialami seumur hidup. Sifilis ialah penyakit granulomatous
yang menahun. Penyakit ini memasuki tubuh melalui mukosa atau kulit, dimana bias kita lihat
dengan tanda-tanda awal. Pada sifilis kongenital trepanoma memasuki bayi melalui plasenta.
Dengan banyaknya kasus sifilis disertai HIV, maka pengobatanya banyak sudah di rubah. Semua
pasien sifilis harus di periksa HIV, untuk menyesuaikan pengobatan yang dijalankan. Stage in
Dissease Penyakit sifilis yang baru bias dialami selama 2 tahun atau lebih, dan memiliki
berberapa fase. Sifilis primer, sifilis sekunder dan sifilis yang latent.
Manifestasi sifilis primer ialah adanya lesi primer, ditemukan pada lokasi masuknya
trepanoma kedalam tubuh, 3 minggu setelah infeksi. Ini juga disertai adanya limfadenopati. Pada
fase ini biasanya pemeriksaan serologis sifilis mendapatkan hasil positif. Sifilis sekunder di
karakteristikkan dengan adanya erupsi generalisata, yang mulai sekitar 3-6 minggu setelah
ditemunya lesi primer (chancre). Ini juga disertai dengan limfadenopati dan lesi mucosal. Dalam
pemeriksaan serologis sifilis ditemui hasil yang positif dengan titer yang tinggi, tetapi pada
pasien HIV bias ditemukan hasil yang bervariasi. Hicks et al telah menjelaskan bahwa pada
sifilis yang menimbulkan hasil positif di pemeriksan serologis dapat di diagnose dengan
keberadaan trepanoma dari hasil biopsy lesi. Penularan paling kuat ialah pada fase sekunder.
Pada awal fase ini, lesi-lesi yang lembab dapat menularkan penyakit ini, walaupun lesi tidak
nampak kemungkinan penularan masih ada.
Sifilis laten hanya bisa dinyatakan dengan pemeriksaan serologis sifilis yang positif,
cairan spinal normal, dan biasanya tidak ditemui adanya manifestasi klinis. Sifilis tertier dapat
terjadi 3-60 tahun dari infeksi pertama dan memiliki manifestasi yang sangat luas. Lesi-lesi
destructive dapat ditemukan pada infark miokard yang disebabkan oleh sifilis pada pembuluh
darah kecil. Pada kulit, lesi terlokalisir, pembentukan ulkus yang dikenal dengan guma. Pada
aorta bisa menyababkan aotitis sapai dengan menyebabkan aneurisme. Di tulang menyebabkan
periostitis dan osteomyelitis. Pada pemeriksaan VDRL ditemui hasil positif pada 75% penderita
pada fase ini. Tingkat penularan pada fase ini hampir nol, walaupun pada fetus. Progresi
neurosifilis dapat berkembang sangat cepat, pada pasien yang terinfeksi HIV. Pada satu enderita
bisa mengalami
berberapa fase dalam waktu yang sama, tetapi secara klinis ada satu fase yang menunjukan
gejala yang lebih jelas. Padasifilis fetalis bisa terjadi dalam hitungan bulan-tahunan. Sifilis fetalis
dapat terjadi apabila ibu terinfeksi oleh sifilis sewaktu hamil, tanpa menerima pengobatan. Sifilis
fetalis juga dapat terjadi pada ibu yang pernah terinfeksi sifilis sebelum hamil dan mendapatkan
terapi yang tidak adekuat. Pada fetus yang terinfeksi sifilis dapat bersifat asimtomatik setelah
melahirkan, dan hanya menimbulkan gejala berberapa lama setelah melahirkan. Fetus yang
memiliki hasil pemeriksaan serologis sifilis yang reaktif dapat menandakan adanya infeksi dalam
masa inkubasi atau adanya pertukaran antibody dari ibu tanpa adanya infeksi. Neonatus dengan
hepatosplenomegali atau sepsis bisa dicurigakan terkena sifilis.
Etiologi. Trepanoma Pallidum ditemukan pertama kali pada tahun 1905 oleh Hoffman
dan Schaudin. Adalah spiroket spiral dan bisa hidup di dalam jaringan. Jumlah spiral bervariasi
antara 4-14, dengan panjang 5-20 nm. Secara mikroskopis dapat dilihat protoplasma yang
bergranul, dengan flagella panjang. Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan pengambilan
sampel dari lesi primer atau sekunder dengan mengunakan lapangan pandang gelap, dengan
teknik flouresensi antibodi. Dari pemeriksaan mikroskopis trepanoma pallidum tidak dapat
dibedakan dengan trepanoma macrodentinum atau mikrodentinum, jadi pemeriksaan
mengunakan lapangan pandang gelap dari lesi pada mulut tidak bisa digunakan sebagai dasar
untuk mengdiagnosa. Mikroskop electron menunjukan bahwa trepanoma pallidum memiliki
filament axial, berberapa fibril, silinder protoplasmic, dan memiliki periplast. Organisme ini
dapat menginfeksi monyet, dan menimbulkan lesi primer dan erupsi sekunder yang mirip dengan
manusia penderita sifilis. Treanoma Pallidum juga bersifat patogenik pada kelinci. Insidensi dan
prevalensi. Walaupun banyak usaha yang telah diterapkan untuk mencegah sifilis, sifilis masih
termasuk salah satu permasalahan yang besar. Institusi kesehatan dari berbagai tempat telah
mencoba untuk mempelajari dan menemukan kasus sifilis. Kira-kira 38 juta pemeriksaan
serologis sifilis dilakukan setiap tahun-nya di amerika. Cutaneus Sifilis (Primer / Kankroid /
Chancre)
Gejala Klinis. “Chancre” ini adalah lesi pertama, yang timbul 18-21 setelah terinfeksi.
Dengan gambaran papul eritomatous dengan bagian superfisial yang mengalami erosi, ini dalam
erberapa minggu berubah bentuk menjadi lebih bulat dan oval, jelas mengeras, sedikit meninggi,
dengan proses erosi, tetapi tidak ulserasi. Sewaktu di palpasi antara dua jari dapat diraba
kekerasan seperti tulang rawan. Biasanya lesi ini tidak di sertai rasa sakit. Ini yang dinamakan
dengan “Hunterian Chancre”. Juga ditemui pembesaran dan pengerasan limfnode di daerah
terinfeksi, ini timbul sekitar 1-2 minggu setelah timbulnya chancre. “Hunterian Chancre” tidak
menimbulkan bekas setelah menyembuh. Chancre bisa timbul secara soliter, tetapi juga
terkadang multipel. Chancre genital pada wanita susah ditemui oleh karena berada di bagian
dalam vaagina ataupun serviks dan hanya berupa erosi. Tetapi terkadang juga ditemui adanya
peradangan labia. Pada lelaki chacre bisa timbul di sulkus koronarius, atau bagian dalam dari
frenum. Lesi primer intraurethral itu sering ditemukan pada sifilis sekunder. Kankroid biasanya
menghasilakan cairan purulent pada meatus dan lokasi yang mengalami indurasi atau
pengerasan. Kankroid ekstragenital biasanya lebih besar disbanding dengan yang pada genital.
Biasanya lesi ini ditemukan di bibir, lidah, dada, dan anus, terutama pada penderita yang
omoseksual. Gejala yang dikeluhkan penderita terdiri dari, pembesaran pada anus, rasa sakit
sewaktu buang air besara ataupun perdarahan.
Kesimpulan
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan treponema pallidum, sangat kronik dan
bersifat sistemik. Hamper semua alat tubuh bisa diserang, termasuk kardio vasicular dan saraf.
Asal penyakit ini tak jelas, dan pada abad ke 18 baru di ketahui bahwa penularannya disebabkan
oleh senggama. Pada tahun 1905 penyebab sifilis dtemukan oleh Hoffman ialah treponema
pallidum yang termasuk ordo spirocheateles familia spirocheataceae dan genus treponema