Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SILABUS MATA KULIA H
Nama Mata Kuliah : HarmoniKode Mata Kuliah : 341420722SKS : 2 SKSHari/pertemuan/jam : Kamis, 09.40 –Tempat Pertemuan : Ruang Kuliah BS. 06 UNG
I. Manfaat Mata Kuliah
Mata kuliah harmoni bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan
yang berorientasi pada keseimbangan rasa maupun tingkat musikalitas
mahasiswa.
II. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini bertujuan memberikan pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan kepada mahasiswa tentang ilmu harmoni.
III. Tujuan Isntruksional Umum
Setelah melaksanakan mata kuliah mahasiswa diharapkan dapat memiliki
wawasan dan pengetahuan ilmu harmoni dengan melakukan pendekatan
musik.
No. TIK Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Waktu Daftar Pustaka
1. Pada akhir perkuliahan
mahasiswa memahami
konsep tentang Ilmu
Harmoni dan
fungsinya dalam
musik.
Pengertian
konsep ilmu
harmoni
Pengertian Ilmu
Harmoni Dan
fungsi dalam
musik.
1
2.
3.
4.
5.
Pada akhir perkuliahan
mahasiswa mampu
memahami tangga
nada primer dalam
tangga nada mayor.
Pada akhir perkuliahan
mahasiswa mampu
memahami
penggabungan akord
(kadens dalam tangga
nada mayor).
Pada akhir perkuliahan
mahasiswa mampu
memahami trinada
primer maupun
sekunder dan kadens
dalam tangga nada
minor.dan mayor.
Pada akhir perkuliahan
mahasiswa mampu
memahami peranan
akord dalam latar
belakang musik.
Tangga nada
primer dalam
tangga nada
mayor
Penggabunga
n akord
(kadens
dalam tangga
nada mayor).
Trinada
primer
maupun
sekunder dan
kadens dalam
tangga nada
minor.dan
mayor
Peranan
akord dalam
latar
belakang
musik.
1. Tangga Nada
2. Tangga
primer dalam
tangga nada
mayor.
Gerakan akord
yang membentuk
kadens dalam
tangga nada
mayor.
1. Trinada
Primer
2. Trinada
Sekunder
3. Kadens dalam
tangga nada
mayor dan
minor.
1. Kecenderunga
n nada-nada
dalam tangga
nada mayor
dan 3 akord
pokok.
2. Pembalikan
akord –
variasi I
3. Pengetrapan
pada tangga
nada minor.
4. Akord minor
2
6. Peranan akord dalam
latar belakang musik
Memahami teknik
menangani akord
dalam musik.
Teknik
menangani
akord dalam
musik.
membantu
lagu mayor-
variasi II A
5. Akord minor
membantu
lagu mayor-
variasi II B
6. Modulasi
1. Interval dan
jenis akord.
2. Susunan
akord.
3. Sambungan
akord.
4. Pembalikan
akord.
5. Akord
pembantu
tingkat I
6. Akord-akord
pembantu
tingkat II.
IV. Strategi Perkuliahan
Perkuliahan ini banyak menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Pada
awal-awal pertemuan, mahasiswa dibekali dengan pemahaman tentang pengertian
konsep ilmu harmoni, tangga nada primer dalam tangga nada mayor,
Penggabungan akord (kadens dalam tangga nada mayor), trinada primer maupun
3
sekunder dan kadens dalam tangga nada minor dan mayor, peranan akord dalam
latar belakang musik, teknik menangani akord dalam musik.
Untuk topik-topik tertentu mahasiswa diminta membuat tugas/latihan dan
selanjutnya untuk dipresentasikan.
IV. Materi/Bacaan Perkeuliahan
Buku rujukan yang digunakan dalam perkuliahan ini adalah :
DAFTAR PUSTAKA
A.J. Mokolensang Teori Dasar Musik 1990
Karl Edmound Prier sj Ilmu Harmoni Edisi terbaru
Latifah Kodijat- Marzuki Tangganada dan Trinada 1993
Mengetahui Gorontalo, 26 April 2008Ketua Jurusan Pemangku Mata Kuliah
Iwin Daud, S.Ag Drs. Harto Malik, M.HumNip. 132318909 Nip. 132056334
MengetahuiDekan Fakultas Sastra dan Budaya
4
Dra. Hj. Sayama Malabar, M.PdNIP. 131 601 237HARMONI
I. Tinjauan Mata Kuliah
1.1 Deskripsi Singkat
Ilmu harmoni merupakan kejadian dua nada atau lebih yang dibunyikan
secara berurutan dan bersamaan baik nada tinggi maupun rendah. Dua nada atau
lebih di atas yang dibunyikan secara bersamaan biasa disebut Akord.
1.2 Kegunaan Mata Kuliah
Bagi mahasiswa kuliah ini dapat berguna untuk menambah wawasan,
pengetahuan tentang ilmu harmoni dalam musik.
1.3 Standar Kompetensi
1. Kemampuan memahami konsep harmoni
2. Kemampuan mengapresiasikan harmoni dalam musik
1.4 Susunan Bahan Ajar
Bab I Pengertian Konsep Ilmu Harmoni
Pengertian Ilmu Harmoni Dan fungsi dalam musik
Bab II Peranan Akord dalam Latar Belakang Musik :
1. Kecenderungan nada-nada dalam tangga nada mayor dan 3 akord pokok
2. Pembalikan akord – variasi I
3. Pengetrapan pada tangga nada minor.
4. Akord minor membantu lagu mayor- variasi II A
5. Akord minor membantu lagu mayor- variasi II B
5
6. Modulasi
Bab III Tangga Nada Primer dalam Tangga Nada Mayor
1. Tangga Nada
2. Trinada primer dalam tangga nada mayor.
Bab IV Penggabungan Akord (kadens dalam tangga nada mayor)
Gerakan akord yang membentuk kadens dalam tangga nada mayor.
Bab V Trinada primer maupun sekunder dan kadens dalam tangga nada minor
dan mayor
1. Trinada Primer
2. Trinada Sekunder
3. Kadens dalam tangga nada mayor dan minor
Bab VI Teknik Menangani Akord dalam Musik.
1. Interval dan jenis akord.
2. Susunan akord.
3. Sambungan akord.
4. Pembalikan akord.
5. Akord pembantu tingkat I
6. Akord-akord pembantu tingkat II.
II. Pengertian Konsep Ilmu Harmoni
A. Pendahuluan
6
a. Deskripsi Singkat : Pada pertemuan ini, mahasiswa akan mempelajari
tentang pengertian ilmu harmoni.
b. Kompetensi Dasar
Dalam pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu menguasai :
Pengertian Ilmu harmoni.
B. Penyajian
Pertemuan I
Pengertian Harmoni
Ilmu harmoni merupakan kejadian dua nada atau lebih dengan tinggi yang
berbeda dan dibunyikan secara berurutan secara bersamaan. Berbicara mengenai
ilmu harmoni tidak terlepas dari peranan dan fungsi sebuah akord.
Akord merupakan bunyi serempak yang harmonis dari beberapa nada.
Misalnya :
5 2 1
3 7 6
1 5 4
I V IV
Nada-nada diatas merupakan nada yang berbeda dan ketika dibunyikan secara
serentak maka akan menghasilkan sebuah akord dan menimbulkan sebuah kesan
harmonis. Untuk mendengar keinginan sebuah akord dalam sebuah melodi kita
dituntut untuk memahami
peranan sebuah akord terlebih dahulu. Misalnya :
1 2 3 4 5 6 7 !
7
Dari urutan nada diatas sangat membutuhkan kehadiran sebuah akord yang baik.
Akord pokok maupun sekunder yang nantinya akan menunjukan sebuah
keindahan dalam susunan melodi diatas. Disini kita akan melihat susunan akord
yang menurut urutan tingkatannya.
I II III IV V VI VII
III. Peranan Akord Dalam Latar Belakang Musik
A. Pendahuluan
a. Deskripsi Singkat : Pada pertemuan ini, mahasiswa akan
mempelajari tentang kecenderungan nada-nada dalam tangga nada mayor
dan 3 akord pokok, pembalikan akord – variasi I, pengetrapan pada tangga
nada minor, akord minor membantu lagu mayor- variasi II A, akord minor
membantu lagu mayor- variasi II B, modulasi.
b. Kompetensi Dasar
Dalam pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu menguasai
kecenderungan nada-nada dalam tangga nada mayor dan 3 akord pokok,
pembalikan akord – variasi I, pengetrapan pada tangga nada minor, akord
minor membantu lagu mayor- variasi II A, akord minor membantu
lagu mayor- variasi II B, modulasi.
B. Penyajian
Pertemuan II-IV
8
1. Kecenderungan nada-nada dalam tangga nada mayor dan 3 akord pokok
Bila kita menyanyikan secara lambat nada-nada
1 2 3 4 5 6 7 ! dan bertanya kepada masing-masing nada : kau
mau lari kemana? Maka terdapat dua kemungkinan yaitu ingin bertahan atau ia
kecenderungan menjadi nada tetangga. Hasil pemeriksaan ini adalah sebagai
berikut :
1 2 3 4 5 6 7 !
Setiap nada dalam tangga nada hanya mempunyai arti dalam hubungan dengan
nada-nada lainnya. Demikian juga dengan akord, sebuah akord terlepas dari akord
sebelum dan sesudahnya belum mempunyai arti. Akan tetapi setelah dihubungkan
dengan akord lainnya maka akan terlihat arti dari sebuah akord itu. Misalnya
Akord Tonika : Bila nada-nada yang menjadi tujuan anak panah di atas kita
jadikan satu, maka kita mendapat satu akord yang disebut tonika.
5 Nama : Tonika (T)
3 Jenis : Mayor
1 = Bas Sifat : Stabil, tenang, bulat.
Peranan: Untuk menutup lagu mayor/sebagian dari lagu, sebagai akord T pusat
untuk tangga nada mayor
2. Pembalikan akord – variasi I
Mengenai susunan akord sampai sekarang kita masih terkonsentrasi tidak
bolehnyaada nada lain dalam satu akord kecuali 3 nada yang bersangkutan, dan
nada terendah atau nada bas harus sama dengan nada dasar dari akord yang
9
bersangkutan. Perlu diingat bahwa dalam memainkan akord yang sama akan tetapi
berulangilang digunakan, maka akan membosankan dan nada bas yang sama pula.
Musiknya menjadi mati dan variasi yang bisa kita lakukan adalah membalik akord
tersebut yaitu :
- Nada terts menjadi bas
Misalnya :
5 Kini menjadi 1
3 5
1 3
Dalam perubahan akord diatas yaitu nada terendah (bas) Do menjadi mi lebih
tepat disebut akord Terts. Namun dalam ilmu harmoni tradisional, akord ini
disebut akord sekst dengan menghitung jaraknya antara nada bas (mi) dengan
nada do diatasnya. Bila kita bunyikan T diatas dengan menggunakan nada mi
sebagai bas tanpa merubah akordnya maka dapat kita rasakan perubahan bunyi
akord diatas yaitu sebelum pembalikan bunyinya sangat bulat dan tenang, setelah
terjadi pembalikan maka bunyinya tajam seakan-akan kehilangan kewibawaan
seperti segi tiga terbalik.
5 1
3 5
1 3
Pada akord 3 5 1 diatas merupakan akord pembalikan pertama yang berjenis
mayor, yang mempunyai sifat kurang tenang maupun berwibawa dan berperan
sebagai variasi sesudah akord T.
10
Dengan demikian peranan akord sendiri tidak berubah, hanya bunyilah
yang terjadi perubahan. Begitu pula dengan akord Dominan (D) maupun Sub
Dominan (S)
2 5
7 2
5 7
Akord Dominan
5 1
3 5
1 3
Akord Sub Dominan
- Nada kwint menjadi bas
Karena akord terdiri dari tiga nada, maka giliran sebagai nada bas
dapat juga jatuh pada nada yang ketiga yang biasa disebut nada
kwint sebagai bas atau biasa disebut pembalikan kedua. Disini
akan terdengar suatu perubahan didalam bunyi akord yang bulat
dari akord dasar (dengan nada dasar dalam bas), serta bunyi yang
tajam dari akord terts (dengan nada terts dalam bas). Dalam
pembalikan kedua dari tonika ini akan menimbulkan
kecenderungan kepada akord Dominan yang ditandai dengan nada
bas adalah sol.
Misalnya:
11
5 Menjadi 3 Nama : Pembalikan kedua
3 1 Jenis : Mayor
1 Bas 5 Sifat : Kurang tenang kurang
wibawa dari pada tonika
Peranan : - Sebagai persiapan untuk
D, maka sering terdapat
sebagai pendahuluan
kadens biasa pada waku
yang berat.
- Sebagai variasi terhadap
tonika dan untuk memper
kaya lagu bas, namun
selalu pada hitunga yang
ringan.
Hal yang sama dapat dibuat juga dengan akord S: Bila nada fa
diganti dengan nada do sebagai nada bas, maka do kinipun
berperan sebagai sebuah magnit untuk mendatangkan akord tonika
(T) yang sudah ditandai oleh nada do sebagai nada bas.
1 Menjadi 6 Nama : Pembalikan kedua
6 4 Jenis : Mayor
4 Bas 1 Sifat : Kurang tenang kurang
wibawa dari pada Sub
dominan
12
Peranan : - Sebagai persiapan untuk
T, maka sering terdapat
sebagai pendahuluan
kadens plagal
- Sebagai variasi terhadap
sub
dominan dan untuk memp
erkaya lagu bas.
- Nada Septim Menjadi Bas
Khusus untuk akord dengan empat nada seperti akord 5-7-2-4
kemungkinan ketiga untu variasi bas yaitu nada septim (fa) dapat
menjadi bas untuk akord D. Misalnya :
4 Menjadi 2
2 7
7 5
5 4
Nama : Pembalikan ketiga dari akord dominan
Jenis : Mayor disonan
Sifat : Sangat tajam, nada Fa sangat menonjol ingin
menjadi T
Peranan : Hanya dipakai secara istimewah sekali demi lagu
Bas yang masuk mi
13
3. Pengetrapan Pada Tangga Nada Minor
Tangga nada merupakan tangga nada yang mempunyai pola jarak 1½ 1 1
1 ½ 1 1 sampai sekarang kita selalu membicarakan mengenai tangga nada
mayor dan akord mayor. Dalam musik internasional ada tiga tangga nada minor
yang malah berwujud tiga tangga nada yang berlainan:
a. Tangga nada minor asli
Dalam memeriksa kecenderungan masing-masing nada dalam tangga nada
minor asli sebaiknya kita berpantau dari perbandingan dengan tangga nada
mayor yang sejajar: 1 2 3 4 5 6 7 1
6 7 1 2 3 4 5 6
Namun bila tangga nada minor dinyanyikan, maka terdengar bahwa
kecenderungan nada di sini jauh lebih lemah daripada hanya dalam tangga
nada mayor. Meskipun demikian di sini dapat kita menarik kesimpulan yang
sejajar dengan apa yang kita lihat pada tangga nada mayor: Nada pertama,
ketiga, dan kelima dari tangga nada mayor dan tangga nada minor adalah nada
yang keenam. Dan kombinasi dari tangga nada pertama (La), ketiga (Do), dan
kelima (Mi) dari tangga nada minor.
3 Nama : Akord tonika dari tangga nada minor (t)
1 Jenis : Minor (maka kode t kini ditulis kecil)
6 Bas Sifat : Tenang, bulat, stabil.
Peranan : Untuk menutup lagu minor/sebagian dari
lagu sebagai akord pusat, untuk tangga
nada minor.
14
Demikian pula dengan nada keempat yaitu Re, keenam adalah Fa, dan
kedelapan adalah La dari tangga nada minor digabungkan sejajar dengan Fa –
La – Do dalam tangga nada mayor.
6 Nama : Akord subdominan dari tangga nada minor (s)
4 Jenis : Minor
2 Bas Sifat : (a) kurang stabil ingin menjadi t tetapi
keinginan ini lemah; (b) progresif terhadap t
Peranan : - fariasi terhadap t
- pada puncak lagu
- sebagai pendahulu d untuk meningkatkan
ketegangan dalam kadens.
b. Tangga nada minor harmonis
Tangga nada minor harmonis merupakan tangga nada minor yang mendapat
kenaikan setengah laras yaitu nada 5 menjadi 5. Langkah yang sebenarnya
dari Sol ke La merupakan langkah penutup dalam tangga nada minor.
Pada abad-abad pertengahan orang kebanyakan membuat kompromi dengan
tangga nada mayor yang kini menjadi biasa dalam hampir semua lagu minor.
Misalnya: waktu naik ke 6 (La) maka 5 (Sol) ditinggikan menjadi 5 dan
apabila pada waktu turun dari La langsung ke Sol.
Langkah 5 – 6 ternyata lebih jauh meyakinkan daripada langkah 5 – 6. Namun
dengan kompromi musik mulai menjadi kecuali dalam lagu minor harmonis,
kita selalu menjumpai nada Sel maupun Sol. Perubahan dari 5 menjadi 5
15
membawa akibat besar pada akord dominan. Maka dalam tangga nada minor
harmonis dapat kita jumpai akord:
7 Nama : Akord dominan dari tangga nada minor
harmonis (d)
5 Jenis : Mayor (D, karena akord ini bukan akord
minor)
3 Bas Sifat : Tidak tenang, ingin sekali menjadi t
Peranan : Sebagai fariasi terpenting terhadap t, dalam
kadens setengah, kadens biasa, dan kadens
lengkap.
c. Tangga nada minor melodis
Tangga nada minor melodis adalah tangga nada yang mendapat kenaikan
setengah laras yaitu nada 4 – 4 kemudian dari nada 5 – 5.
Dalam tangga nada harmonis menimbulkan kesulitan dalam menyanyi, lama
kelamaan timbulah tangga nada minor lain yang tidak begitu banyak dipakai
yaitu tangga nada minor melodis.
Untuk mengiringi nada 4 dalam lagu minor melodis, maka akord 2 – 4 – 6 kini
harus dirubah menjadi akord mayor:
6 Nama : Akord subdominan untuk tangga nada minor
melodis (s)
4 Jenis : Mayor
2 Bas Sifat : Tidak jelas / kabur, bunyi mayor kini sangat
kuat
16
T
Tp
3
1
6
Peranan : Dalam kadens lengkap S – D – t, sekali-kali
juga dalam kadens plagal dalam lagu minor
pada umumnya.
Satu hal yang perlu diketahui yaitu gejala yang kadang-kadang terjadi dalam
lagu minor melodis bahwa nada 7 yang mengantar ke 6 berubah menjadi 7
sejajar dengan nada 5 yang mengantar ke 6. Misalnya: nada 7 ini jelas bersifat
subdominan, maka diiringi dangan akord:
7 Nama : Akord subdominan neapolitan untuk tangga
nada minor melodis (sN)
4 Jenis : Mayor (maka kode dipakai N besar)
2 Bas Sifat : progresif, tegang
Peranan : dalam kadens plagal sN – t; dan kadens
lengkap t – sN – D – t.
4. Akord Minor Membantu Lagu Mayor – Variasi II A
Sampai sekarang kita hanya mengenal tiga akord mayor, ialah T, D, dan S
beserta pembalikannya untuk lagu-lagu mayor. Untuk minor kita telah berjumpa
akord t, D (d), dan s (S) beserta pembalikannya. Memang dalam ayunan musik
hanya terdapat tiga kemungkinan peranan akord ini. Tetapi seperti pembalikan
akord tidak merubah peranan akord melainkan merupakan fariasi pertama dalam
dengung akord, begitu juga akord minor di dalam lagu mayor merupakan fariasi
kedua.
a. Akor pembantu tonika
5 Nama : Akord pembantu Tonika
17
D
Dp
7
5
3
3 - (mayor) atau akord Tonika
1 - paralel (Tp)
= Bas Jenis : Minor, maka dipakai huruf t
T Tp kecil
Sifat : Tenang, stabil, tetapi kalah
dengan Tonika
Peranan : Mewakili akord Tonika atau
Menyusulnya sebagai fariasi
Bila akord Tonika seharus di
Ulang, tetapi tidak bisa di
pakai pada akhir barisan /
kalimat.
Sebenarnya sesudah akord D diharapkan akord T namun menjelang akhir lagu
biasanya akord T dihindari dan dipakai pada nada penutup lagu.
b. Akord pembantu dominan
2 Nama : Akord pembantu dominan
7 - (mayor)
5 - Akord dominan paralel (p)
= Bas Jenis : Minor, tidak pernah bisa
D Dp menjadi 3 – 5 – 7
Sifat : Tidak tenang, namun
kecenderungan kepada
akord lain/tidak begitu kuat.
18
S
Sp
6
4
2
Peranan : Sebagai fariasi bila akord D
diulang, dapat juga dipakai
sesudah T.
Ulang, tetapi tidak bisa di
pakai pada akhir barisan /
kalimat.
c. Akord pembantu sub dominan
1 Nama : Akord pembantu subdominan
6 - (mayor) Akord subdominan
paralel (Sp)
4 - = Bas Jenis : Minor
S Sp Sifat : Tidak tenang, namun tanpa
kecenderungan yang kuat
kepada akord yang lain.
Peranan : Sebagai fariasi bila akord S
diulang atau untuk meng-
gantikan dalam kadens
lengkap
Pada akord mayor dan minor pada dasarnya saling melengkapi. Langkah
dari akord mayor atau akord pokok ke akord minor akord pembantu selalu
memungkinkan dan selalu disertai dengan suatu peningkatan dengung akord.
Begitu juga sebaliknya, dari akord pembantu minor ke akord pokok tidak
19
tP
t
5
3
1
dP
d
2
7
5
selalu mungkin, tergantung dari lagu Bas yang harus disesuaikan dengan
melodi.
5. Akord Minor Membantu Lagu Mayor – Variasi II B
Bila akord minor dapat membantu pada lagu mayor mengapa tidak, juga
sebaliknya akord mayor membantu lagu minor. Persaudaraan ini sangat dalam
lalu lintas dalam dua jurusan (mayor – minor). Berikut adalah ciri khas tangga
nada paralel:
3 - Nama : Akord pembantu Tonika
1 - = Bas minor atau Akord
Tonika paralel untuk tangga
6 = Bas nada minor (tP)
tP t Jenis : Mayor, maka dipakai huruf P
Sifat : stabil, tenang
Peranan : jarang sebagai fariasi t,
tetapi biasanya sebagai
modulasi ke mayor.
7 7 - Nama : Akord pembantu dominan
5 5 - = Bas minor atau Akord dominan
3 3 = Bas paralel untuk tangga nada
D d dP minor (dP)
Jenis : Mayor
20
sP
s
1
6
4
Sifat : tidak tenang, ingin menjadi
tP (1 – 3 – 5)
Peranan : jarang sebagai wakil dari d,
tetapi terutama dipakai
dalam kadens bala lagu
minor bermodulasi ke
mayor.
6 - Nama : Akord pembantu subdominan
4 - = Bas minor atau Akord subdominan
2 = Bas paralel untuk tangga nada
s sP minor (sP)
Jenis : Mayor
Sifat : tidak tenang, namun tanpa
kecenderungan yang kuat,
dengung akord menonjol
Peranan : kadang-kadang sebagai
wakil untuk s terutama dalam
kadens semu, pada umumnya
dipakai dalam bagian mayor
di tengah lagu minor.
6. Modulasi
21
Sebenarnya sudah banyak diuraikan tentang modulasi yang berarti akord
pusat (Tonika) yang ditinggikan dan diganti dengan akord pusat yang baru Tonika
Baru). Akord pusat yang baru itu dicapai melalui suatu kadens. Dalam
memainkan modulasi bisa dilakukan untuk sementara saja kemudian kembali
kepada tonika lama, dan bisa juga tetap (tidak kembali ke tonika lama).
Dalam banyak lagu mayor di tengah sering terdapat suatu gejala yang biasanya
sangat merepotkan para pengiring. Dalam banyak lagu mayor di tengah sering
terdapat suatu gejala yang biasanya sangat merepotkan para pengiring.Bila kita
menyanyikan lagu “Tanah Tumpah Darahku” 5 . 5 5 5 1 . 1 1 1
2 . 2 4 4 5 . . .
Dari beberapa nada diatas kini kita menemukan satu nada asing dalam tangga
nada mayor yaitu 4, kedua-duanya kita saksikan bahwa kalimat disini
ditutup.untuk sementara. Bila kita memandang tangga nada 5, maka segera
menjadi nampak sebabnya disini melodi masuk nada dasar 5 melalui 4 dan ini
menciptakan penutupan
Modulasi kedominan berarti bla sebuah nyanyian ditengah-tengah menuju ke 5
dan berhenti disituuntk sementara. Dan bila 5 ini dicapai melalui ujung atas (2 3
4 5 ) atau melalui ujung bawah (1 7 6 5 ) dari tangga nada 5, maka disinilah
terjadi suatu peralihan kedalam tangga nada 5 tersebut.
III. Tangga Nada Primer Dalam Tangga Nada Mayor
A. Pendahuluan
22
a. Deskripsi Singkat : Pada pertemuan ini, mahasiswa akan mempelajari
tentang pengertian tangga nada primer dalam tangga nada mayor.
b. Kompetensi Dasar
Dalam pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu menguasai :
Tangga nada, dan tangga nada primer dalam mayor.
B. Penyajian
Pertemuan V – VI
1. Tangga Nada
Jika seseorang ingin memainkan tangga nada, maka dia harus memahami
terlebih dahulu tentang tangga nada. Tangga nada merupakan susunan beberapa
nada dengan pola jarak tertentu. Tangga nada ini tersusun atas 7 (tujuh) buah nada
pokok dengan pola jarak 1 (satu) oktaf yaitu : 1 1 ½ 1 1 1 ½ yang
biasa disebut tangga nada diatonis mayor. Dilihat dari suku katanya dia = dua, dan
tonus = nada (dari bahasa latin) dan memiliki dua macam jarak nada yaitu jarak
satu (penuh) dan jarak ½ (setengah). Adapun nada-nadanya adalah sebagai
berikut.
1 1 ½ 1 1 1 ½
C D E F G A B C
Nada-nada di atas biasa disebut Tangga Nada Natural Mayor yang masih terdiri
dari nada-nada pokok dan belum terdapat nada yang ditinggikan maupun
direndahkan. Dalam musik, kita mengenal tiga jenis tangganada yang mempunyai
ciri maupun karakteristik tersendiri, yaitu:
23
a. tangganada mayor
1 1 ½ 1 1 1 ½
C D E F G A B C
b. tangganada minor
1 ½ 1 1 ½ 1 1
A D C D E F G A
c. tangganada pentakonis, yaitu tanggamada yang terdiri dari lima nada pokok.
Tangganada pentatonis menurut jenisnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1) tangganada pelog, yaitu tangganada yang teerdiri dari nada
1 3 4 5 7 1Do Mi Fa Sol Si Do
2) tangganada slendro, tangganada yang terdiri dari nada
1 2 3 5 6 1Do Re Mi Sol La Do
2. Trinada Primer Dalam Tangga Nada Mayor.
Trinada primer dalam sebuah tangganada mayor merupakan susunan
beberapa nada yang memiliki nada dasar, terts, kwint di atasnya, sehingga biasa
disebut Trinada. Misalnya :
a. Trinada dapat dibentuk pada setiap nada sebuah tangganada. Dengan kata
lain dapat dibentuk pada setiap tingkat sebuah tangganada. Nama-nama
24
trinada itu sama dengan nama tingkat dari tangganada, misalnya: akord
tonika, akord subdominan, akord dominan, dan seterusnya.
I II III IV V VI VII
b. Trinada pada tonika subdominan dan dominan adalah trinada primer atau
akord pokok dari tangganada. Trinada-trinada ini membentuk trinada
mayor.
c. Posisi relatif dari terts dapar dipertukarkan, tetapi harus diperhatikan agar
dua suara atas tidak melebihi oktaf. Misalnya :
I IV V
d. Jarak atau interval yang lebih besar dari oktaf, hanya boleh antara Bas (not
paling bawah) dengan not pertama di atasnya.
e. Trinada atau akord dapat ditulis tanpa kwinnya tetapi janganlah tanpa terts.
f. Jika menyusun akord-akord hindarilah menulis terts di bawah c kecil oktaf
kecil.
Bab IV Penggabungan akord (kadens dalam tangganada mayor)
A. Pendahuluan
a. Deskripsi Singkat : Pada pertemuan ini, mahasiswa akan mempelajari
tentang penggabungan akord (kadens dalam tangganada mayor).
25
b. Kompetensi Dasar : Dalam pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
menguasai penggabungan akord (kadens dalam tangganada mayor).
B. Penyajian
Pertemuan VII – VIII
Gerakan Akord Yang Membentuk Kadens Dalam Tangga Nada Mayor.
Gerakan akord yang membentuk kadens dalam tangganada mayor yaitu:
1. Dua akord yang dirangkaikan secara berturut-turut menghasilkan deretan yang
harmonik.
2. Rangkaian V – I (dominan tonika) menghasilkan kadens perfek atau penutup
sempurna dan kesannya adalah final atau selesai.
3 suara
V I V I
3. Rangkaian IV – I (subdominan – tonika) menghasilkan kadens plagel, sering
juga disebut kadens Amen.
IV I
26
4. Kwin dan oktaf yang muncul secara berturut-turut dapatlah disebut kwin dan
oktaf sejajar. Janganlah ada dua nada yang bergerak paralel atau sejajar (kwin
atau oktaf).
a b c
a. S dan B bergerak dari not-not intervalnya 8 dan menuju not-not yang juga
intervalnya 8. T dan B bergerak dri not-not yang intervalnya 5, menuju
not-not yang juga intervalnya 5.
b. A dan B bergerak arah berlawanan menuju not-not yang membentuk oktaf.
c. Dari unisono menuju oktaf (1 menuju 8)
d. Dari oktaf menuju unisono (8 menuju 1)
5. S dan B janganlah bergerak menuju 8 atau 5 sejajar, dengan gerakan lebih
besar dari sekon. Kesalahan ini disebut 8 atau 5 tersembunyi jika S bergerak
sekon menuju not berikutnya.
a b c d
a) Ekspos Oktaf
27
b) Ekspos Kwint
c) Gerak not betul- S bergerak sekon
d) Ekspos diantara II (supertonik) dan V (dominan) diperkenankan
karena terts dari II turun menuju kwint dari V
6. Silang dan kusut
a. janganlah ada suara yang silang
Tidak diperkenankan
b. jangan menuju unisono
(i) Tidak diperkenankan (ii) Diperkenankan
c. kusut dibenarkan jika perlu dari sebuah akord menuju akord itu juga(akord
yang sama)
7. Gerak melodi setiap suara (gerakan melodik)
Janganlah ada suara (S – A – T – B) bergerak 7 mayor atau interval yang lebih
besar dari 8.
Interval 5 diminis, 6 atau 7 minor atau 8, harus didahului dan diikuti oleh not
yang ada dalam wilayah interval.
28
8. Rekomendasi atau anjuran yang perlu diperhatikan jika akan merangkai akor,
maka kita harus menghindari hal-hal yang tidak diperkenankan.
a. Buatlah demikian rupa agar suara-suara atas dan bawah bergerak
berlawanan, misalnya S dan B.
b. Jika harus bergerak naik dan turun, bergeraklah menuju not yang paling
dekat, kecuali B.
Bab V Trinada Primer Maupun Sekunder Dan Kadens Dalam Tangganada
Minor Dan Mayor
A. Pendahuluan
a. Deskripsi Singkat : Pada pertemuan ini, mahasiswa akan mempelajari
tentang Trinada primer maupun sekunder dan kadens dalam tangganada minor
dan mayor
b. Kompetensi Dasar : Dalam pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
menguasai trinada primer maupun sekunder dan kadens dalam tangganada
minor dan mayor
B. Penyajian
Pertemuan IX – X
Trinada Primer Maupun Sekunder Dan Kadens Dalam Tangganada Minor
Dan Mayor
1. Trinada Primer
29
Trinada primer merupakan susunan beberapa nada yang terdiri dari tonika, terts,
dan kwuin. Trinada primer dalam tangganada minor selalu dalam tangga minor
harmonik.
I IV V
Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam menyusun trinada ini
yaitu terts dari trinada konika dan sup dominin dapat munculdua kali dan
digandakan. Karena terts akor-akor itu adalah terts minor dan augmentib dalam
melodi harus dihindari.
1. Kadens dalam tangganada minor
Akor-akor yang dipergunakan, sama dengan akor-akor dalam tangganada
mayor
2. Tierce de picardie
Akor final dalam tangganada minor, tonikar yang sebenarnya trinada minor
menjadi trinada mayor dengan menaikan terts akornya.
3. Tanda pada akor
Akor dapat ditunjuk oleh not bas sering dibawah not bas, ada tanda khusus.
Untuk triece de picardie di atas akan ditambahkan tanda kromatik sebagai
berikut:
30
Tanda pugar ( ) di bawah ini not bas, dimaksud untuk terts dari trinada yang
dasar trinadanya adalah not G dan C.
Seringkali akor Tonik subdominan tangganada minor ( harmonik) tidak
mempergunakan angka romawi I tetapi i dan akor Subdominin iv.
Maksudnya untuk meperingatkan bahwa akor tonik tangganada minor dan
subdominan adalah akor minor.
2. Trinada Sekunder
Trinada sekunder merupakan trinada yang terdiri dari susunan akor tingkat
II, III, dan IV
II III VI
Tingkat II dan VI merupakan tri nada minor dan dapat digandakan. Jika dominan
diikuti oleh submedia ( V-VI ), terbentuk kadens interupsi atau penutup palsu.
31
Not VII bergerak naik menuju not I ( B ke C )
Not pada bas bergerak naik ( G ke A ), tidak pernah bergerak menuju A, dengan
jarak septis
Dua suara lain bergerak berlawanan.
Terts tingkat VI digandakan.
Bab VI Teknik menangani akord dalam musik.
A. Pendahuluan
a. Deskripsi Singkat : Pada pertemuan ini, mahasiswa akan mempelajari
tentang teknik menangani akord dalam musik.
b. Kompetensi Dasar : Dalam pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
menguasai cara menangani akord dalam musik
B. Penyajians
Pertemuan XI – XIII
Teknik Menangani Akord Dalam Musik.
1. Interval dan jenis akord
a. Interval
Interval dan akord pada dasarnya tidak lain hanya berbicara masalah jarak
dan susunan beberapa nada yang terbentuk pada sebuah akord.
Berikut daftar interval :
32
Dari ke : Nama Interval Sifat Jarak Contoh 4 Undesim = Oktaf + Kwart Sel sem Oktaf + 2 ½ 2-5, 3-6, 5-I, 6-2, 7-3
3 Desim = Oktaf + Terts Sel. T.s. Oktaf + 2/ 1 ½ 2-4, 3-5, 4-6, 5-7, 6-i2 Non = Oktaf + Sekon Janggal Oktaf + 1/ ½ 2-3, 3-4, 4-5, 5-6, 6-71 Oktaf = Sel. Sem 6 2 -27 Septim Besar Jang. Sek Oktaf – ½ 4-37 Septim Kecil Janggal Oktaf – 1 2-I, 3-2, 5-4, 6-5, 7-66 Sekst Besar Sel. t . s. Kwint + 1 2-7, 4-2, 5-3.6 Sekst Kecil Sel. t . s. Kwint + ½ 3-I, 6-4, 7-5.5 Kwint Berlebih Sel. t . s. Kwint + ½ 7 - 45 Kwint Murni Sel. Sem 3 ½ 2-6, 3-7, 4-I, 5-2, 6-3.5 Kwint Berkurang Janggal 3 7-4.4 Kwart Berlebih Janggal 3 4-74 Kwart Sel. sem 2 ½ 2-5, 3-6, 5-i, 6-2, 6-3.
3 Terts Besar Sel. t . s. 2 4-6, 5-7.3 Terts Kecil Sel. t . s. 1 ½ 7-2, 2-4, 3-5.2 Sekon Besar Janggal 1 2-3, 4-5, 5-6, 6-7.2 Sekon Kecil Jang. Sek ½ 7-I, 3-4. 1 Prime Sel. Sem 0 2-2
Ciri-ciri Khas masing-masing interval
Prime : Bila nada yang sama diperdengarkan oleh dua sumber suara yang
berlainan, maka terdengarlah bunyi yang senada. Kesan Kompak, polos.
Sekond : Interval yang terpenting untuk vokal. Kesan melangkah.
Terts : Lompatan yang terkecil untuk melodi. Kesan selaras, sangat kuat,
meyakinkan.
Kwart : Interval yang masih mudah dinyanyikan, namun terasa sebagai
langkah yang jauh, maka dengan langkah ini ketegangan
melodi ditingkatkan, kesan selaras.
Kwint : Interval yang paling penting disamping oktaf. Kesan selaras
karena kwint tersusun dari dua terts.
Sekst : Terasa sebagai pembalikan dari terts. Kesan selaras sangat kuat.
Septim : Interval yang tidak enak didengar. Kesan menimbulkan
ketegangan, keterlaluan ingin menjadi oktaf.
33
Non : Dalam musik vokal praktis tidak pernah dipakai, hanya biasa
dipakai dalam musik instrumen. Kesan tak terbatas,
berlimpah- limpah, bertegang.
Undesim : Kesan seperti pada non di sinipun terasa bahwa batas dilampaui
b. Jenis Akord
Dalam sebuah tangga nada ditambah satu nada dengan nada terts dan nada kwint,
maka kita peroleh suatu akord atau trisuara, menurut besarnya terts dan kwint,
maka ada empat kemungkinan atau empat jenis akord yang kita akan bahas yaitu :
Nada Kwint Terts Kecil
Nada Terts Akor Mayor, kesan selaras, gembira
Nada Dasar Terts Besar
Nada Kwint Terts Kecil
Nada Terts Akor Minor, kesan selaras, sedih
Nada Dasar Terts Be
Nada Kwint Terts Kecil
Nada Terts Akor berkurang, kesan janggal
Nada Dasar Terts Besar
Nada Kwint Terts Kecil
Nada Terts Akor berlebih, kesan janggal
Nada Dasar Terts Besar
2. Susunan akord.
34
a. Akord Dasar
Nada yang terpenting dalam setiap akord adalah nada bas, maka nada ini
sering dimunculkan. Misalnya
= Bas
b. Posisi Akord Atau Nada Tertinggi Dalam Akord
Untuk suara atas atau sopran terdapat tiga kemungkinan, ia dapat memakai
nada dasar, atau nada terts, atau nada kwint. Menurut inilah akord disebut
Berposisi oktaf bila nada dasar terdapat dalam sopran, Berposisi terts bila nada
tertes terdapat dalam sopran, Berposisi kwint bila nada kwint terdapat dalam
sopran.
c. Satu nada dipakai dua kali
Bahan mentah untuk masing-masing akord hanyalah tiga nada. Padahal
untuk SATB dibutuhkan empat suara, maka disini akan ada satu nada yang
dipakai dua kali. Pada umumnya nada yang bisa dipakai dua kali yaitu nada dasar
yang tempatnya diatas, dan nada terts.
d. Susunan luas dan sempit.
Kalau sopran, alto, dan tenor disusun sedimikan hingga ketiga nada akord
terpakai berturut-turut, maka susunan akord ini disebut sempit. Dan kalau antara
sopran, alto dan tenor terdapat nada akord yang tidak terpakai, maka susunan
akord ini disebut luas.
35
5
3
1
2
7
5
1
6
4
3
1
6
7
5
3
6
4
2
3. Sambungan akord.
a. Penyambung nada dengan nada
Sebuah akord pada umumnya terdiri dari empat nada yakni S, A, T, B. Namun
sebuah akord tidak pernah berdiri lepas dari konteks, tetapi selalu dalam
hubungan dengan akord lain. Ini berarti bahwa :
- Nada sopran selalu disambung dengan nada sopran akord sebelumnya dan
sesudahnya.
- Nada alto selalu disambung dengan nada alto akord sebelumnya dan sesudahnya.
- Nada tenor selalu disambung dengan nada tenor akord sebelumnya dan
sesudahnya.
- Nada bas selalu disambung dengan nada bas akord sebelumnya dan sesudahnya.
Perhatikan contoh dibawah ini :
- Nada yang sama (g) dipergunakan dalam suara yang sama (tenor) tiga kali.
- S dan A melangkah pada nada terdekat.
- S mula-mula mendapat nada dasar, kemudian nada terts
- A mula-mula mendapat nada terts, kemudian nada kwint
- T mula-mula mendapat nada kwint, kemudian nada oktaf
- Hanya nada bas di sini dan biasanya mendapat nada dasar.
36
b. Empat cara untuk bergerak
Suatu suara selalu harus dilihat pula dalam hubungannya dengan suara lain.
Jarak dengan suara tetangga atau suara lain lagi dapat tetap sama atau tidak:
- Bila jaraknya sama misalnya dalam terts atau sekst, ini disebut gerakan yang
sejajar
- Bila suara yang satu menahan nada, dan suara yang lain bergerak, ini disebut
gerakan kesamping.
- Bila jaraknya menjadi makin besar, ini disebut gerakan yang lurus/searah
- Bila suara yang satu naik, yang lainnya turun dan sebaliknya, ini disebut gerakan
yang berlawanan.
4. Pembalikan akord (akord sekst)
a. Akord terts
Susunan akord terts disusun diatas nada terts dari akord yang bersangkutan.
Dalam arransemen empat suara, perlu salah satu nada dari akord dipakai dua kali
yang diprioritaskan pada nada dasar, nada kwint, dan terts hanya dapat dilakukan
secara terpaksa pada nada terts. Penggunaan dari akord ini yaitu variasi terhadap
akord dasar, untuk mempertajam bunyinya, tertutama pada puncak sebuah lagu.
b. Akord kwint (akord kwart sekst)
Susunan akord kwint didirikan diatas nada kwint dari akord yang bersangkutan,
dalam susunan akord dengan empat suara hampir selalu nada kwint dipakai dua
kali. Penggunaan akord ini yaitu sebagai akord vorhalt, sebagai akord pembalikan
kedua, dan sebagai akord peralihan.
37
5. Akord pembantu tingkat I
a. Akord pokok dan akord pembantu
Akord T S D disebut akord pokok untuk tangga nada mayor (akord t s d
disebut akord pokok dalam tangga nada minor), akord terdekat dengan ketiga
akord mayor tersebut adalah akord-akord minorparalel Tp, Sp, Dp. (untuk tangga
nada minor tP, sP, dP). Akord-akord ini biasa disebut akord pembantu tingkat
satu, karena akord pokok hadir di dalam akord pembantu yang bersangkutan, dua
nada yang dimiliki bersama menciptakan persaudaraan.
b. Akord pembantu untuk tangga nada mayor (Tp, Sp, Dp)
Akord pembantu tidak hanya mengambil alih peranan akord yang diwakili,
tetapi juga memperkaya dengungnya, ialah suasana minor dai dalam tangga nada
mayor dan sebaliknya.
Oleh karena kadens-kadens minor tidak begitu meyakinkan, maka pemasukan
akord minor kedalam tangga nada mayor tidak mengganggu kedudukan akord T
sebagai akord pusat dan memperkaya dengungannya.
Secara lebih intensif penyaluran peranan ini terjadi, bila akord minor berbentuk
akord terts, karena disini nada dasar akord tetap merupakan nada bas dalam akord
pembantu yang bersangkutan.
Secara lebih lemah akord pokok dapat juga diwakili oleh akord minor yang
terdapat satu terts di atasnya. Namun disini nada dasar akord pokok tidak dipakai
lagi dalam akord pembantu yang bersangkutan.
Dalam prakteknya, akord pembantu dipakai sebagai berikut :
38
1. Tp (Tonika Paralel atau pembantu Tonika/wakil tonika)
Peranannya : Akord Tp dapat dipergunakan sesudah akord T, akord Tp
dipakai dalam kadens semu, akord Tp secara istimewah dapat juga
mendahului akord D.
2. Sp (Sub dominan paralel atau pembantu sub dominan/wakil sub
dominan)
Peranannya : Akord Sp dapat dipergunakan sesudah akord S, akord Sp
sering dipakai sebelum akord D dalam kadens lengkap.
3. Dp (Dominan Paralel atau pembantu dominan/wakil dominan)
Peranannya : Akord Dp dapat menyusul akord D, dan secara istimewah
akord Dp dapat juga mewakili T.
6. Akord-akord pembantu tingkat II.
Biasanya lalu lintas langkah akord dalam tangga nada mayor itu terbatas
pada akord T, D, S serta Tp, Dp, dan Sp. Lingkaran kecil ini dapat diperlukan
kearah atas, maupun bawah.
Berikut kita melihat adanya kemungkinan terjadinya yaitu :
- Minorisasi dari mayor, artinya kita masuk dalam tangga nada
minor kembar (tingkat atas)
Tangga nada mayor dan tangga nada minor yang mulai dengan
nada yang sama, disebut tangga nada kembar. Misalnya tangga
nada C bersaudara dengan tangga nada c sebagai saudara
kembarnya.
39
- Mayorisasi dari minor kembar, artinya tangga nada mayor yang
paralel dengan minor kembar (tingkat atas)
Disini lebih penting dari ketiga akord minor tadi yaitu ketiga akord
mayor yang sejajar dengan ketiga akord minor t, s, d. Namun perlu
diperhatikan bahwa akord mayor paralel untuk minor kembar
terdapat satu terts kecil diatas akord minor.
- Mayorisasi dari minor paralel (tingkat bawah) ini sngat berlainan
dengan akord-akord diatas, golongan akord ini menguraikan akord
yang terdapat dibawah tangga nada minor paralel. Maka kedua
tangga nada inipun adalah tangga nada kembar. Misalnya : a dan A
(a adalah natural, A memakai 3#.
Berikut tabel persaudaraan akord pembantu tingkat II untuk tangga
nada mayor:
Mayor
Minore
Mayor
Sk – Tk – Dk
s – t - d
S - T - D
Misalnya: As-Es-Bes
Misalnya: f - c – g
Misalnya: F – C – G
Akord mayor
dari tangga
nada minor
kembar.Akord minor
kembar.
Akord pokok.
Akord
pembantu
tingkat II atas
Akord
40
Minor
Mayor
Sp - Tp – Dp
Sp - TP – Dp
Misalnya: d - a - e
Misalnya: D – A - E
Akord minor
paralel.
Akord minor
paralel yang
dimayorkan
pembantu
tingkat I
Akord
pembantu
tingkat II
bawah
41