32
BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME Sindroma Metabolik Tugas Mandiri Kelompok : A-08 Ketua : Dicha Oseanni Andriswari (1102010076) Sekretaris : Fitria Rizka Utami (1102010106) Anggota : Andhika Dwianto (1102010019) Annisa Chaerani B. (1102010027) Dyana Pastria Utami (1102010084) Fitri Rahmawati (1102010104) Fitria Nurulfath (1102010105) Hafidiani (1102010117) Keyko Septiyanti (1102010143) Lisa Chairunnisa (1102010153)

sindroma metabolik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sindrom metabolik

Citation preview

Page 1: sindroma metabolik

BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME

Sindroma Metabolik

Tugas Mandiri

Kelompok : A-08

Ketua : Dicha Oseanni Andriswari (1102010076) Sekretaris : Fitria Rizka Utami (1102010106)Anggota : Andhika Dwianto (1102010019)

Annisa Chaerani B. (1102010027) Dyana Pastria Utami (1102010084) Fitri Rahmawati (1102010104) Fitria Nurulfath (1102010105)

Hafidiani (1102010117) Keyko Septiyanti (1102010143) Lisa Chairunnisa (1102010153)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA

2011/2012

Page 2: sindroma metabolik

Sindroma Matabolik

Tn. B, 26 tahun, karyawan swasta mengatakan bahwa berat badannya semakin meningkat sejak 1 tahun terakhir, sehingga mengakibatkan cepat lelah bila bekerja. Karna pekerjaan yang mengharuskannya sering bepergian, maka ia lebih sering makan di luar rumah dan hampir tidak pernah berolahraga. Saat ini ia berobat ke dokter keluarga karena mendapat informasi dari internet bahwa gemuk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg. Status antropometri didapatkan berat badan 95 kg, tinggi badan 175 cm dan indeks massa tubuh (IMT) 31 kg/m2, lingkar perut 112 cm. tidak didapatkan kelainan pada jantung, paru ataupun abdomen. Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium, karna menduga bahwa pasien tersebut sudah menderita sindroma metabolic.

Saat kunjungan kedua, Tn. B sudah membawa hasil laboratorium yang memperlihatkan glukosa darah puasa 116 mg/dl, 2 jam setelah makan 165 mg/dl, kolestrol total 226 mg/dl, kolestrol LDL 138 mg/dl, kolestrol HDL 36 mg/dl, trigliserida 180 mg/dl dan asam urat 7,8 mg/dl

Melihat kondisi tersebut, maka dokter memberikan edukasi tentang perencanaan makan dan jenis olahraga yang sesuai.

2

Page 3: sindroma metabolik

Tugas mandiri

1. Memberikan edukasi kepada pasien tentang sindroma metabolic1.1 Menjelaskan tentang definisi dan etiologi sindroma metabolic 1.2 Menjelaskan tentang patofisiologi sindroma metabolic1.3 Menjelaskan tentang bahaya yang terjadi akibat sindroma metabolic1.4 Menjelaskan tentang penatalaksanaan holistic sindroma metabolic

2. Memberikan edukasi cara menghitung kebutuhan kalori pada pasien sindroma metabolic2.1 Menjelaskan perhitungan kebutuhan kalori total sesuai jenis kelamin, usia, berat

badan, tinggi badan, aktivitas fisik dan factor stress, dengan metoda Broca dan Harris Benedict

2.2 Menjelaskan persentase komposisi makronutrien karbohidrat, protein, lemak dan menterjemahkannya dalam bentuk gram

2.3 Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein, lemak dalam bentuk bahan makanan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan Penukar (DKBM)

2.4 Menjelaskan pembagian frekuensi makan selama satu hari2.5 Menjelaskan cara menyusun menu sepanjang hari

3. Memberikan edukasi tentang olahraga pada pasien sindroma metabolic3.1 Menjelaskan manfaat olahraga pada sindroma metabolic (berdasarkan biokimia dan

fisiologi tubuh manusia)3.2 Menjelaskan jenis dan pengaturan olahraga yang sesuai pada pasien sindroma

metabolic 4. Memberikan edukasi tentang ajaran Islam perihal makanan yang halal dan baik

4.1 Menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram4.2 Menjelaskan tentang jenis, pengaturan dan cara makan yang baik sesuai ajaran islam

5. Menghitung jumlah kalori bahan makanan yang dimakan 1 hari yang lalu, termasuk makan besar dan selingan

3

Page 4: sindroma metabolik

1. Memberikan edukasi kepada pasien tentang sindroma metabolic1.1 Menjelaskan tentang definisi dan etiologi sindroma metabolic

Sindroma metabolic disebut juga sindrom resistensi insulin atau sindrom X merupakan kumpulan dari factor – factor risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular yang ditemukan pada seorang individu. Berdasarkan The National Cholesterol Education Program Third Adult Treatment Panel (NCEP-ATP III), sindroma metabolik adalah seseorang dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut:

1. Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan untuk pria > 102 cm)2. Peningkatan kadar trigliserida darah ( ≥ 150 mg/dL atau ≥ 1,69 mmol/ L)3. Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L pada pria dan pada

wanita < 50 mg/dL atau < 1,29 mmol/ L)4. Peningkatan tekanan darah (tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg, tekanan darah diastolic

≥85 mmHg atau sedang memakai obat anti hipertensi)5. Peningkatan glukosa darah puasa (kadar glukosa puasa ≥ 110 mg/dL, atau ≥ 6,10 mmol/

L atau sedang memakai obat anti diabetes)

Faktor resiko :

1. Overweight /obesitasDeposit lemak  menjadi kunci utama pada sindrom metabolik ini, yang

merefleksikan fakta bahwa prevalensi sindrom metabolik ini diperkuat oleh adanya hubungan antara lingkar perut dan peningkatan deposit lemak. Namun, disamping pentingnya faktor obesitas, pasien dengan berat badan normal juga memiliki kemungkinan terjadinya resistensi insulin dan akhirnya terjadi sindrom metabolik.

2. Gaya hidup yang salahKurangnya aktifitas fisik seseorang dapat dikaitkan dengan kemungkinan

terjadinya cardiovascular disease dan juga kemungkinan kematian. Banyak komponen dari metabolic sindrom yang dihubungkan dengan gaya hidup yang salah, termasuk diantaranya peningkatan deposit lemak (terutama di perut), penurunan kadar kolesterol HDL, peningkatan kadar trigliserida, peningkatan tekanan darah dan juga peningkatan kadar glukosa dalam darah.

3. UsiaAngka kejadian sindrom metabolik pada populasi di Amerika Serikat, 44%

terjadi pada orang-orang dengan usia 50an. Pada rentang usia ini angka kejadian sindrom metabolik lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria.

4. Diabetes MellitusFaktor diabetes mellitus ini terdapat pada kriteria NCEP dan International

Diabetes Foundation (IDF) tentang definisi sindrom metabolik. Diperkirakan mayoritas besar ±75% pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 atau impaired glucose tolerance (IGT) memiliki sindrom metabolik.

5. Penyakit Jantung Koroner (PJK)Angka prevalensi dari pasien metabolik sindrom dengan penyakit jantung

koroner adalah 50%, dengan prevalensi sebesar 37% pasien mengalami penyakit jantung koroner yang premature (usia kurang dari 45 tahun), biasanya terdapat pada wanita. Dengan perawatan jantung yang baik disertai dengan perubahan gaya hidup (misalnya nutrisi yang baik, olahraga teratur, penurunan berat badan, dan pada beberapa kasus menggunakan agen farmakologis) maka prevalensi dari sindrom metabolik dapat diturunkan.

4

Page 5: sindroma metabolik

6. LipodistrofiAda yang secara genetik misalnya Berardinelli-Seip congenital lipodystrophy,

Dunnigan familial partial lipodystrophy atau didapat misalnya lipodistrofi pada pasien-pasien HIV yang diberikan terapi antiretroviral dapat membentuk lipodistrofi yang dapat meningkatkan tingkat keparahan resistensi insulin dan banyak lagi komponen sindrom metabolik.

Adapun etiologi sindroma metabolik :Etiologi sindrom metabolic belum dapat diketahui secara pasti. Suatu hipotesis

menyatakan bahwa penyebab primer dari sindrom metabolic adalah resistensi insulin. Resistensi insulin mempunyai korelasi dengan timbunan lemak visceral yang dapat ditentukan dengan pengukuran lingkar pinggang atau waist to hip ratio. Hubungan antara resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular diduga dimediasi oleh terjadinya stress oksidatif yang menimbulkan disfungsi endotel yang akan menyebabkan kerusakan vascular dan pembentukan atheroma. Hipotesis lain menyatakan bahwa terjadi perubahan hormonal yang mendasari terjadinya obesitas abdominal. Suatu studi membuktikan bahwa pada individu yang mengalami peningkatan kadar kortisol didalam serum (yang disebabkan oleh stress kronik) mengalami obesitas abdominal, resistensi insulin dan dislipidemia. Para peneliti juga mendapatkan bahwa ketidakseimbangan aksis hipotalamus-hipofisis-adrena yang terjadi akibat stress akan menyebabkan terbentuknya hubungan antara gangguan psikososial dan infark miokard.

Faktor lain pencetus sindrom metabolic yaitu:1. Diet yang salah

Pada sindrom metabolik yang menjadi perhatian adalah bukan berapa banyak makanan yang dimakan, tapi apa jenis makanan yang dimakan. Konsumsi makanan dengan tinggi karbohidrat yang mengandung gula putih dan tepung terigu menyababkan terjadinya sindrom metabolik dalam masyarakat modern sekarang ini.

2. Sindrom ovarium polikistik Sindrom ini merupakan bentuk gangguan hormonal yang sering ditemui pada

wanita, diderita oleh 6-10% wanita premenopause. Pada keadaan ini produksi hormone wanita meningkat, sehingga ovulasi dihambat. Karena ovulasi tidak terjadi, maka produksi hormone progesterone menjadi terhambat, menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilitas. Wanita dengan sindrom ovarium polikistik mempunyai tendensi mengalami sindrom metabolic lebih besar, dan tujuh kali lebih sering mengalami diabetes mellitus tipe 2, terutama jika ,mereka juga mengalami kelebihan berat badan.

3. Faktor GeneticBila diantara anggota keluarga mempunyai riwayat obesitas, diabetes mellitus

tipe 2,hipertensi, sindrom ovarium polikistik atau penyakit jantung, maka resiko untuk mengalamisindrom metaboolik meningkat.

4. Fitness dan ExerciseResistensi insulin lebih umum ditemui pada orang yang biasa hidup dengan cara

lifestyle buruk dan tidak melakukan olahraga secara teratur. Kekurangan latihan olahraga akan meningkatkan resiko sindrom metabolic sebanyak 20-25%. Meskipun latihan olahraga teratur akan menurunkan resistensi insulin, manfaatnya akan hilang bila latihan olahraga tersebut dihentikan. Merokok dapat sedikit meningkatkan resistensi insulin, sedangkan minuman beralkohol 1-2 gelas/hari tidak meningkatkan tendensi sindrom metabolic.

5

Page 6: sindroma metabolik

1.2 Menjelaskan tentang patofisiologi sindroma metabolic

Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa resistensi insulin dan obesitas sentral merupakan patofisiologi dasar yang saling berkaitan erat satu sama lain tanpa mengesampingkan factor lainnya dari sindrom metabolik.

1. Obesitas sentralObesitas dapat disebabkan oleh banyak factor tetapi prinsip dasarnya adalah sama

yaitu ketidakseimbangan dalam penyimpanan dan pengeluaran energi. Energi yang dimasukkan dalam tubuh tidak digunakan secara efektif sehingga tertimbun dalam jaringan lemak. Terdapat dua tipe obesitas yaitu obesitas sentral dan perifer. Pada obesitas sentral terjadi penimbunan lemak dalam tubuh melebihi nilai normal di daerah abdomen. Sedangkan obesitas perifer adalah penimbunan lemak didaerah gluteofemoral. Obesitas sentral merupakan factor yang sangat berpengaruh dalam mencetuskan terjadinya resistensi insulin. Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin, antara lain :

a. LipotoksisitasPemaparan asam lemak bebas yang lama pada sel beta pancreas meningkatkan

pengeluaran insulin basal tapi menghambat sekresi insulin yang disebabkan oleh glukosa. Selain itu asam lemak bebas juga dapat menghambat ekspresi insulin pada keadaan glukosa plasma yang tinggi dan menginduki apoptosis sel beta pankreas. Asam lemak bebas yang meningkat mengganggu kemampuan insulin untuk menghambat penghasilan glukosa hepatic dan menghambat pemasokan glukosa ke dalam otot skelet, juga menghambat sekresi insulin dari sel beta pankreas. Hal ini menyebabkan resistensi insulin pada organ hati dan otot.

b. AdipositokinSitokin-sitokin yang dihasilkan oleh sel lemak seperti TNF-α, IL-6 dan resistin

dapat mencetuskan terjadinya resistensi insulin karena adanya efek proinflamasi. Efek-efek ini dapat mengganggu fungsi GLUT-4 sebagai transporter glukosa sehingga tidak dapat memasukkan glukosa ke dalam sel. Jaringan lemak yang dulu dianggap sebagai deposit trigliserid ternyata mempunyai fungsi endokrin sitokin dengan menghasilkan hormon TNF-α, leptin, interleukin 6, resistin. TNFα, interleukin dan resitin menyebabkan resistensi insulin sedang adiponektin dan leptin menghambat resistensi insulin.- Adinopektin

Adinopektin adalah protein sekretorik mirip kolagen yang dihasilkan oleh sel lemak. Kadar adinopektin dalam serum berbanding terbalik dengan berat badan. Adinopektin juga memiliki peran dalam meningkatkan sensitifitas insulin, anti inflamasi dan anti-aterogenik.

Gambar 1. Peran Aditnopektin terhadap resistensi insulin

6

Page 7: sindroma metabolik

- Leptin Kadar leptin serum sangat berhubungan dengan ekspresi mRNA leptin pada

sel lemak dan kadar trigliserida dalam sel tersebut. Tempat kerja leptin di hipotalamus, dimana leptin bekerja sebagai regulator pemasukan dan pengeluaran energi. Leptin memiliki efek menurunkan sintesis lemak,menurunkan sintesis trigliserida dan meningkatkan oksidasi asam lemak sehingga bisa meningkatkan sensitifitas insulin. Selain itu leptin berfungsi menurunkan nafsu makan dan meningkatkan penggunaan energi.

- Interleukin-6IL-6 adalah sitokin yang dihasilkan oleh sel lemak dimana peningkatan

kadarnya dipengaruhi oleh peningkatan jumlah dan ukuran sel lemak. IL-6 disekresi 2-3 kali lebih banyak oleh jaringan lemak viseral daripada jarigan lemak subkutan pada orang yang obes berat IL-6 memiliki sifat pro-inflamasi yang dapat dihubungkan dengan terjadinya resistensi insulin. IL-6 diperkirakan dapat mengirimkan sinyal-sinyal secara sistemik untuk menurunkan sensitifitas sel terhadap insulin khususnya sel hati.

- ResistinResistin adalah hormone yang diekspresi dan disekresi oleh sel lemak.

Ekspresi gen resistin diinduksi pada saat diferensiasi sel lemak. Resistin diperkirakan memiliki peran dalam obesitas dan resistensi insulin.

- TNF-αSel lemak merupakan sumber dan target dari sitokin TNF-α. Orang yang

mengalami obesitas mengekspresikan mRNA TNF-α 2-3 kali lebih banyak daripada orang kurus. Kadar TNF-α akan menurun dengan penurunan berat badan. Efek TNF-α pada jaringan lemak yaitu penurunan eksresi transporter glukosa GLUT-4 dan peningkatan hormon lipase. TNF-α memiliki potensi untuk mencetuskan resistensi insulin karena glukosa plasma yang masuk ke sel berkurang.

2. Resistensi insulinPerkembangan resistensi insulin pada sindrom metabolik disebabkan oleh banyaknya

asam lemak bebas yang beredar di plasma pada orang dengan obesitas sentral.

Gambar 2. Patofisiologi gangguan pada sindrom metabolik

7

Page 8: sindroma metabolik

Berdasarkan gambar diatas, adanya resistensi insulin ini akan semakin meningkatkan pemecahan asam lemak bebas (lipolisis) di jaringan adiposa yang menyebabkan terjadinya beberapa gangguan pada sistem organ antara lain: Jaringan otot : terjadi penurunan ambilan glukosa (Glucose uptake) Hati : terjadi peningkatan pemecahan glukosa di hati (glukoneogenesis) Pankreas : terjadi peningkatan sekresi insulin oleh sel-β pancreas Pembuluh darah : terjadinya vasokonstriksi dan penurunan relaksasi pembuluh darah

akibat penurunan Nitrit oxide.

Resistensi insulin dapat menyebabkan dislipidemia melalui peningkatan asam lemak bebas yang dapat meningkatkan sintesis dan sekresi apoB100 sebagai kofaktor dari trigliserid dan VLDL. Pada hipertrigliseridemia terjadi penurunan isi ester kolesterol dari inti lipoprotein menyebabkan penurunan isi kolesterol HDL dengan peningkatan beragam trigliserida menjadikan partikel kecil dan padat. Hal ini menyebabkan peningkatan bersihan HDL di sirkulasi.

Gambar 3. Patofisiologi dislipidemia pada sindrom metabolik

Hipertensi pada sindrom metabolik dapat disebabkan oleh mekanisme yang sulit dipisahkan satu sama lain karena adanya resistensi insulin dan obesitas. Adanya resistensi insulin akan mengganggu produksi endothelial Nitric OxideSynthase (eNOS) sehingga menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah.

Gambar 4. Patofisiologi hipertensi pada sindrom metabolik

8

Page 9: sindroma metabolik

Selain itu, obesitas juga dapat menimbulkan hipertensi melalui beberapa mekanisme berikut:

Pada individu obese terjadi peningkatan volume darah, stroke volume dan cardiac output sehingga terjadi peningkatan peripheral vascular resistance pada individu obese yang dapat menimbulkan kondisi hipertensi

Obesitas dikaitkan dengan disfungsi endotel, resistensi insulin, perubahan sistem saraf simpatik, dan pelepasan mediator proinflamasi (Tumor NecrosisFactor/TNF-α dan Intrleukin/IL-6) sehingga terjadi peningkatan peripheralvascular resistance.

1.3 Menjelaskan tentang bahaya yang terjadi akibat sindroma metabolic

Penyakit Kardiovaskular

Risiko relatif untuk onset baru CVD pada pasien dengan sindrom metabolik, pada pasien tanpa diabetes, rata-rata antara 1,5 dan tiga kali lipat. Dalam sebuah tindaklanjut dari laki-laki setengah baya dan wanita di Framingham Offspring Study (FOS), risiko penduduk yang timbul pada pasien dengan sindrom metabolik untuk mengembangkan CVD adalah 34% pada pria dan 16% pada wanita. Dalam studi yang sama, baik sindrom metabolik dan diabetes stroke iskemik diprediksi dengan risiko lebih besar untuk pasien dengan sindrom metabolik daripada untuk diabetes sendiri (19% vs 7%), khususnya pada wanita (27% vs 5%). Pasien dengan sindrom metabolik juga pada peningkatan risiko untuk penyakit pembuluh darah perifer.

Diabetes mellitus type 2

Secara keseluruhan, resiko diabetes tipe 2 pada pasien dengan sindrom metabolik adalah meningkat tiga sampai lima kali lipat. Dalam FOS's tindak-lanjut dari laki-laki setengah baya dan wanita, resiko populasi yang timbul untuk mengembangkan diabetes tipe 2 62% pada pria dan 47% pada wanita.

Keadaan-keadaan lain yang menyertai sindrom metabolik

Nonalkoholik fatty liver disease

Fatty liver adalah relatif umum. Namun, dalam NASH, akumulasi trigliserida baik dan hidup berdampingan peradangan. NASH kini hadir di 2-3% dari populasi di Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Sebagai prevalensi kelebihan berat badan / obesitas dan peningkatan sindrom metabolik, NASH dapat menjadi salah satu penyebab lebih sering dari penyakit hati stadium akhir dan karsinoma hepatoseluler. Hiperurisemia Hyperuricemia mencerminkan defek dalam aksi insulin pada reabsorpsi tubular ginjal asam urat, sedangkan peningkatan dimethylarginine asimetris, penghambat endogenoksida nitrat sintase, berhubungan dengan disfungsi endotel. Mikroalbuminuria juga bisa disebabkan oleh patofisiologi endotel diubah pada keadaan resisten insulin. Sindrom ovarium polikistik PCOS sangat berhubungan dengan sindrom metabolik, dengan prevalensi antara 40dan 50%. Wanita dengan PCOS yang 2-4 kali lebih mungkin untuk memiliki sindrom metabolik dibandingkan dengan wanita tanpa PCOS.

9

Page 10: sindroma metabolik

Obstructive Sleep Apnea

OSA umumnya terkait dengan obesitas, hipertensi, meningkatkan sirkulasi sitokin, IGT, dan resistensi insulin. Dengan asosiasi, maka tidak mengherankan bahwa sindrom metabolik sering hadir. Apalagi bila biomarker resistensi insulin dibandingkan antara pasien dengan OSA dan berat kontrol cocok, resistensi insulin lebih parah pada pasien dengan OSA. tekanan udara Continuous positif (CPAP) pengobatan pada pasien OSA meningkatkan sensitivitas insulin

1.4 Menjelaskan tentang penatalaksanaan holistic sindroma metabolic

Saat ini belum ada studi acak terkontrol yang khusus tentang penatalaksanaan Sindrom Metabolik. Berdasarkan studi klinis, penatalaksanaan agresif terhadap komponen - komponen Sindrom Metabolik dapat mencegah atau memperlambat onset diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskular.

1. Latihan Fisik :

Otot rangka merupakan jaringan yang paling sensitif terhadap insulin didalam tubuh, dan merupakan target utama terjadinya resistensi insulin. Latihan fisik terbukti dapat menurunkan kadar lipid dan resistensi insulin didalam otot rangka. Pengaruh latihan fisik terhadap sensitivitas insulin terjadi dalam 24 – 48 jam dan hilang dalam 3 sampai 4 hari.   Jadi aktivitas fisik teratur hendaklah merupakan bagian dari usaha untuk memperbaiki resistensi insulin. Pasien hendaklah diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan  derajat aktifitas fisiknya. Manfaat paling besar dapat diperoleh bila pasien menjalani latihan fisik sedang secara  teratur dalam jangka panjang. Kombinasi latihan fisik aerobik dan latihan fisik menggunakan beban merupakan pilihan terbaik. Dengan menggunakan dumbbell ringan dan elastic exercise band merupakan  pilihan terbaik untuk latihan dengan menggunakan beban. Jalan kaki dan jogging selama 1 jam perhari juga terbukti dapat menurunkan lemak viseral secara bermakna pada laki - laki tanpa mengurangi jumlah kalori yang dibutuhkan.

2. Diet

Sasaran utama dari diet terhadap Sindrom Metabolik adalah menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus. Review dari Cochrane Database mendukung peranan intervensi diet dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Bukti-bukti dari suatu studi besar menunjukkan bahwa diet rendah sodium dapat membantu mempertahankan penurunkan tekanan darah. Hasil-hasil dari studi klinis diet rendah lemak selama lebih dari 2 tahun menunjukkan penurunan bermakna dari kejadian komplikasi kardiovaskular dan menurunkan angka kematian total. 

The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) merekomendasikan tekanan darah sistolik antara 120 – 139 mmHg atau diastolik 80 – 89 mmHg sebagai stadium pre hipertensi, sehingga modifikasi gaya hidup sudah mulai ditekankan pada stadium ini untuk mencegah penyakit kardiovaskular. Berdasarkan studi dari the Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), pasien yang mengkonsumsi diet rendah lemak jenuh dan tinggi

10

Page 11: sindroma metabolik

karbohidrat terbukti mengalami penurunan tekanan darah yang berarti walaupun tanpa disertai penurunan berat badan.

Penurunan asupan sodium dapat menurunkan tekanan darah lebih lanjut atau mencegah kenaikan tekanan darah yang menyertai proses menua. Studi dari the Coronary Artery Risk Development in Young Adults  mendapatkan bahwa konsumsi produk-produk rendah lemak dan garam disertai dengan penurunan risiko sindrom metabolik yang bermakna. Diet rendah lemak tinggi karbohidrat dapat meningkatkan kadar trigliserida dan menurunkan kadar HDL kolesterol, sehingga memperberat dislipidemia. Untuk menurunkan hipertrigliseridemia atau meningkatkan kadar HDL kolesterol pada pasien dengan diet rendah lemak, asupan karbohidrat hendaklah dikurangi dan diganti dengan makanan yang mengandung lemak tak jenuh (monounsaturated fatty acid = MUFA) atau asupan karbohidrat yang mempunyai indeks glikemik rendah. Diet ini merupakan pola diet Mediterrania yang terbukti dapat menurunkan mortalitas penyakit kardiovaskular. Suatu studi menunjukkan adanya korelasi antara penyakit kardiovaskular dan asupan biji-bijian dan kentang. Para peneliti merekomendasikan diet yang mengandung biji-bijian, buah-buahan dan sayuran untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Efek jangka panjang dari diet rendah karbohidrat belum diteliti secara adekuat, namun dalam jangka pendek, terbukti dapat menurunkan kadar trigliserida, meningkatkan kadar HDL-cholesterol dan menurunkan berat badan.

Pilihan untuk menurunkan asupan karbohidrat adalah dengan mengganti makanan yang mempunyai indeks glikemik tinggi dengan indeks glikemik rendah yang banyak mengandung serat. Makanan dengan indeks glikemik rendah dapat menurunkan kadar glukosa post prandial dan insulin.

3. Edukasi

Dokter-dokter keluarga mempunyai peran besar dalam penatalaksanaan pasien dengan Sindrom Metabolik, karena mereka dapat mengetahui dengan pasti tentang gaya hidup pasien serta hambatan - hambatan yang dialami mereka  dalam usaha memodifikasi gaya hidup tersebut. Dokter keluarga juga diharapkan dapat mengetahui pengetahuan pasien tentang hubungan gaya hidup dengan kesehatan, yang kemudian memberikan pesan-pesan tentang peranan diet dan latihan fisik yang teratur dalam menurunkan risiko penyulit dari Sindrom Metabolik. Dokter keluarga hendaklah mencoba membantu pasien mengidentifikasi sasaran jangka pendek dan jangka panjang dari diet dan latihan fisik yang diterapkan.  Pertanyaan-pertanyaan seperti : “ Bagaimana pendapat anda apakah diet dan latihan fisik yang diterapkan dapat mempengaruhi kesehatan anda ?” atau “ Permasalahan apa yang anda hadapi dalam mencoba menerapkan perubahan diet atau aktifitas fisik ?” , dapat membantu dokter keluarga dalam menerapkan langkah – langkah berikutnya terhadap masing-masing pasien. Jawaban pasien hendaklah dicatat dalam rekam medik dan direview pada kunjungan berikutnya. Hal ini dapat membantu dokter mengidentifikasi adanya hambatan-hambatan dalam menerapkan perubahan gaya hidup. 

4. Farmakoterapi

11

Page 12: sindroma metabolik

Terhadap pasien-pasien yang mempunyai faktor risiko dan tidak dapat ditatalaksana hanya dengan perubahan gaya hidup, intervensi farmakologik diperlukan untuk mengontrol tekanan darah dan dislipidemia. Penggunaan aspirin dan statin dapat menurunkan kadar C-reactive protein dan memperbaiki profil lipid sehingga diharapkan dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.  Intervensi farmakologik yang agresif terhadap faktor2 risiko telah terbukti dapat mencegah penyulit kardiovaskular pada penderita DM tipe 2.

Target Sasaran

Turunkan LDL kolesterol , risiko PJK dan

ekivalennya  (10-year risk for CHD > 20%)

Sedikitnya 2 faktor risiko dan 10-year risk <

20%

< 100 mg/dl (< 2,60

mmol/L)

< 120 mg/dl (< 2,25

mmol/L)

Pengendalian berat badan = 10% dari BB awal

Aktifitas fisik 20 – 40 menit per hari, 3 – 5

hari per minggu

Obati hipertensi < 120/85 mmHg

2. Memberikan edukasi cara menghitung kebutuhan kalori pada pasien sindroma metabolic2.1 Menjelaskan perhitungan kebutuhan kalori total sesuai jenis kelamin, usia, berat

badan, tinggi badan, aktivitas fisik dan factor stress, dengan metoda Broca dan Harris Benedict

Dengan:

Jenis kelamin: laki-laki Umur: 26 tahun Berat badan: 95 kg Tinggi badan: 175 cm

o Berat Badan Ideal (BBI): (TB - 100) – 10%= (175 - 100) – 10% = 75 – 7,5 = 67,5

o Berat Badan Normal (BBN): BBI ± 10%= 67,5 + 6,75 = 74,25= 67,5 – 6,75 = 60,75

BBN: 60,75 – 74,25

Maka dengan berat badan normal 60,75 – 74,25 dengan berat 95 kg maka pasien tersebut masuk katagori gemuk.

12

Page 13: sindroma metabolik

o Broca: (TB-100) x 25 + Tingkat Aktivitas= (175 – 100) x 25 + 25 = 75 x 25 + 25= 1900 kal

o Harris Benedict: 66 + (13,7 x BBI) + (5 x TB) - (6,8 x U)

= 66 + (13,7 x 67,5) + (5 x 175) - (6,8 x 26)= 66 + 924,75 + 875 – 176,8= 1688,95 ~ 1700 (kebutuhan kalori basal)

KKT = kebutuhan kalori basal + 10% 1700 + 170 = 1870 ~ 1900 kal

2.2 Menjelaskan persentase komposisi makronutrien karbohidrat, protein, lemak dan menterjemahkannya dalam bentuk gram

Rekomendasi persentase :

• Karbohidrat: 60% x kebutuhan kalori

• Protein: 15% x kebutuhan kalori

• Lemak: 25% x kebutuhan kalori

Maka:

Karbohidrat = 0,6 x 1900 = 1140 kal Protein = 0,15 x 1900 = 285 kal Lemak = 0,25 x 1900 = 475 kal

Konversi ke dalam bentuk gram, dengan 1 kal = 4 gram

Karbohidrat = 1140 kal : 4 = 285 gr Protein = 285 kal : 4 = 71,25 gr = 71 gr Lemak = 475 : 4 = 118,79 gr = 119 gr

2.3 Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein, lemak dalam bentuk bahan makanan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan Penukar (DKBM)

Pagi Siang Malam TotalKarbohidrat 1½ penukar 2 penukar 2 penukar 5½ penukar

Contoh:1 gls nasi (150 g)

Contoh:1. 1 gls Bihun

(100 g)

Contoh:1. 1 ½ gls nasi

(200 g)

450 gram

Protein 1½ penukar 2 penukar 2 penukar 5½ penukar- Hewani 1 penukar

Contoh:1 ptg daging sapi (35 g)

1 penukarContoh:1 btr telur ayam (55 g)

1 penukarContoh:1 ptg sdg daging ayam tanpa kulit (40 g)

115 gram

- Nabati ½ penukar 1 penukar 1 penukar 75 gram

13

Page 14: sindroma metabolik

Contoh:1 sdm kacang hijau (10 g)

Contoh:1½ sdm kacang mente (15 g)

Contoh:2 ptg sdg tempe (50 g)

Lemak 2 penukar 2 penukar 2 penukar 6 penukar2 sdt minyak zaitun (10 g)

2 sdt minyak kelapa (10 g)

2/3 gelas santan (80 g)

100 gram

Waktu Bahan Makanan Penukar Gram URT Contoh MenuPagi Nasi 1 ½ Karbohidrat 150 1 gelas Nasi

Daging sapi 1 Hewani 35 1 ptg Daging masak kecapKacang hijau ½ Nabati 10 1 sdm Bubur kacang hijauSayuran S Sayur A 100 1/2 mangkuk Tumis kangkung

Selingan Apel 1 Buah 75 1 bh sdg ApelSiang Bihun 2 Karbohidrat 100 1 gelas Bihun goreng:

- BihunTelur ayam 1 Hewani 55 1 btr - TelurKacang mete 1 Nabati 15 1½ sdm - Kacang meteSawi 1 Sayuran B 100 1 mangkuk - SawiBelimbing 1 Buah 140 1 bh besar Belimbing

Selingan Duku 1 Buah 80 9 bh sdg DukuMalam Nasi 2 Karbohidrat 200 1½ gelas Nasi

Gulai:Daging ayam tanpa kulit 1 Hewani 30 1/3 ekor sdg - AyamTempe 1 Nabati 50 2 ptg sdg - TempeBroccoli 1 Sayuran B 100 1 mangkuk Tumis BroccoliKurma 1 Buah 15 3 bh Kurma

2.4 Menjelaskan pembagian frekuensi makan selama satu hari

Frekuensi makan dalam satu hari adalah tiga makan besar (pagi, siang, malam) dan dua kali selingan setelah makan pagi dan makan siang.

2.5 Menjelaskan cara menyusun menu sepanjang hari

NB:S : SekehendakPtg : potongSdm : sendok makanBtr : ButirSdg : SedangKcl : KecilBh : Buah

14

Page 15: sindroma metabolik

3. Memberikan edukasi tentang olahraga pada pasien sindroma metabolic3.1 Menjelaskan manfaat olahraga pada sindroma metabolic (berdasarkan biokimia dan

fisiologi tubuh manusia)

Olahraga dapat membantu perbaikan efek secara fisiologi bagi penderita sindrom metabolik, berikut adalah penjelas tentang peristiwa yang terjadi selama olahraga. Efek dari pelatihan dapat dipelajari paling mudah dengan mengelompokkan perubahan sebagai berikut:

1. Yang terjadi pada lavel jaringan, yaitu, perubahan biokimia2. Yang terjadi secara sistemik, yaitu orang mempengaruhi sistem peredaran darah dan

pernapasan, termasuk tranport oksigen system3. Perubahan lain seperti kita mereka yang peduli dengan komposisi tubuh, kolesterol darah

dan trigliserida, perubahan tekanan darah, dan perubahan sehubungan dengan panas aklimatisasi.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Duke University Medical Center baru-baru ini ditemukan bahwa berjalan kaki 30 menit dalam sehari dapat mengurangi metabolic syndrome, yaitu salah satu penyebab tingginya risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan stroke yang akan menyebabkan kematian. Sebanyak 24 juta perempuan di AS menderita metabolic syndrome. Sementara itu dalam sebuah penelitian di Inggris menyebutkan bahwa dengan berjalan kaki selama setengah jam dalam sehari dapat mengurangi bahaya penyakit jantung sebesar 11%, terutama bagi perempuan.(Noda & Team, 2005) Pertama-tama tentu menekan risiko serangan jantung. Otot jantung membutuhkan aliran darah lebih deras (dari pembuluh koroner yang memberinya suplay) agar bugar dan berfungsi normal memompakan darah tanpa henti. Untuk itu, otot jantung membutuhkan aliran darah yang lebih deras dan lancar. Berjalan kaki tergopoh-gopoh memperderas aliran darah ke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdegup. Bukan hanya itu, kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang terlatih menguncup dan mengembang akan terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuh yang berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu. Hasil akhirnya, tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah yang bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan berkurang. (Dede Kusuma, 2006)

Dengan meningkatkan olahraga, tubuh menggunakan insulin lebih efisien sampai 70 jam setelah latihan. Jadi, berolahraga 3-4 kali seminggu akan bermanfaat pada kebanyakan orang. Penelitian menunjukkan bahwa baik latihan aerobik dan latihan ketahanan dapat membantu mengendalikan diabetes, tapi manfaat terbesar berasal dari program fitness yang meliputi keduanya. Perlu dicatat bahwa banyak manfaat olahraga yang independen terhadap penurunan berat badan. Namun, bila dikombinasikan dengan penurunan berat badan, keuntungannya meningkat secara substansial

15

Page 16: sindroma metabolik

3.2 Menjelaskan jenis dan pengaturan olahraga yang sesuai pada pasien sindroma metabolic

Untuk pasien obes, terapi harus dimulai secara perlahan, dan intensitasnya sebaiknya,ditingkatkan secara bertahap. Latihan dapat dilakukan seluruhnya pada satu saat atau secarabertahap sepanjang hari. Pasien dapat memulai aktivitas fisik dengan berjalan selama 30menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45menit dengan jangka waktu 5 kali seminggu. Dengan regimen ini, pengeluaran energy tambahan sebanyak 100 sampai 200 kalori per hari dapat dicapai. Regimen ini dapat diadaptasi kedalam berbagai bentuk aktivitas fisik lain, tetapi jalan kaki lebih menarik karena keamananya dan kemudahannya. Pasien harus dimotivasi untuk meningkatkan aktivitas sehari-hari seperti naik tangga daripada naik lift. Seiring waktu, pasien dapat melakukan aktivitas yang lebih berat.

4. Memberikan edukasi tentang ajaran Islam perihal makanan yang halal dan baik4.1 Menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram

Kriteria makanan halal

Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah menjelaskan bahwa makanan halal adalah apabila al-Qur’an maupun hadis menjelaskannya dan tidak melarangnya. Namun makanan halal yang dijelaskan teks agama tidak mencakup seluruh makanan yang ada. Karena itu para ulama berijtihad sesuai kaedah: ”al-Ashlu fi al-asyya’ al-ibahah illa ma dalla ad-dalilu ‘ala tahrimihi” (Hukum asal segala sesuatu itu adalah mubah/boleh kecuali bila ada dalil yang mengharamkannya).

Secara umum al-Qur’an maupun hadis memberikan kriteria bahwa makanan halal itu adalah thayyib (halalan thayyiban). Maksud halalan thayyiban, menurut Sayyid Sabiq, terangkum dalam tiga hal:

1. Sesuai selera alamiah manusia.2. Bermanfaat dan tidak membahayakan tubuh manusia.3. Diperoleh dengan cara yang benar dan dipergunakan untuk hal yang benar.

Para ulama menjelaskan kriteria makanan yang halal sebagai berikut:

1. Makanan nabati berupa tumbuh-tumbuhan, biji-bijian dan buah-buahan, selama tidak membahayakan tubuh.

2. Minuman seperti air, susu (dari hewan yang boleh dimakan dagingnya), kopi, cokelat.3. Makanan hewani terdiri dari binatang darat dan air. Hukum binatang darat baik liar

mapun jinak adalah halal selain yang diharamkan syariat. Begitu juga binatang air, dalam pendapat yang paling sahih, adalah halal kecuali yag membahayakan.

Hal ini dijelaskan dalam hadis Nabi SAW ketika ditanya tentang bersuci dengan air laut, beliau menjawab: “Laut itu suci airnya dan halal bangkai binatangnya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i).

16

Page 17: sindroma metabolik

Menurut Syeikh Mutawalli Asy-Sya’rawi bahwa apa yang dihalalkan oleh Syariat lebih banyak dibandingkan dengan yang diharamkan. Makanan yang diharamkan sangat sedikit, itulah hikmah Syari’at lebih banyak menyebut yang haram ketimbang yang halal.

Kriteria makanan haram

Makanan dan minuman yang pelarangannya dijelaskan oleh al-Qur’an dan al-Hadis adalah haram. Al-Qur’an maupun hadis menjelaskan kriteria makanan haram itu adalah khabitsah dan rijs, seperti khamr yang dinyatakan rijs min ‘amal asy-syaithan (QS. al-Maidah: 90). 

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Rijskata ulama berarti najis secara fisik dan ma’nawi. Dalam Shahih Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Harga anjing itu khabits, mahar pelacur itu khabits dan upah bekam itu khabits.” 

Selain itu setiap binatang yag diperintahkan untuk dibunuh adalah haram. Seperti binatang fawasiq (pengganggu); burung gagak, rajawali, kalajengking, anjing gila dan tikus. Hal ini dijelaskan dalam riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i dari Aisyah RA. Begitu juga hewan-hewan yang dilarang untuk dibunuh seperti semut, lebah, burung hud-hud dan burung surad dan katak. Namun pendapat ini ditolak Imam Syaukani, bahwa tidak mesti hewan yang diperintahkan untuk dibunuh atau dilarang berarti haram dagingnya. Karena keharaman mengonsumsinya harus ada dalil yang jelas.

Makanan yang diharamkan dalam Islam terbagi menjadi haram lidaztihi dan haram lighairihi; yaitu makanan yang pada asalnya halal namun ada faktor lain yang haram menjadikannya haram. Makanan yang diharamkan lidzatihi oleh al-Qur’an dan hadis secara jelas, antara lain darah (dam masfuh), daging babi, khamr (minuman keras), binatang buas yang bertaring, burung bercakar yang memangsa dengan cakarnya seperti elang, binatang yang dilarang dibunuh, binatang yang diperintahkan untuk dibunuh, keledai rumah (humur ahliyah), binatang yang lahir dari perkawinan silang yang salah satunya diharamkan, anjing, binatang yang menjijikan dan kotor, semua makanan yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Sedangkan makanan yang haram lighairihi, di antaranya adalah binatang yang disembelih untuk sesajian, binatang yang disembeli tanpa menyebut nama Allah (basmalah), bangkai dengan berbagai kriterianya, makanan halal yang diperoleh dengan cara haram dan diperuntukkan untuk hal yang dilarang, jallalah atau binatang yang sebagian besar

17

Page 18: sindroma metabolik

makanannya kotoran atau bangkai, dan makanan halal yang tercampur dengan najis dalam bentuk cair, namun bila berbentuk padat, maka cukup membuang yang terkena najis saja.

4.2 Menjelaskan tentang jenis, pengaturan dan cara makan yang baik sesuai ajaran islam

Menurut al-Quran dan Hadis, jiwa manusia sebagaimana tubuh membutuhkan makanan yang baik. Untuk itu, Allah Swt dalam al-Quran menegaskan urgensi gizi yang bersih dan sehat bagi jiwa manusia. Al-Quran  dalam surat Abasa ayat 24

Artinya : Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya

Riset fisiologis menunjukan bahwa tubuh manusia membutuhkan berbagai jenis makanan. Kini kita perhatikan surat Abasa ayat 27 hingga 32

Artinya: "Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun yang lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan  untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu."

Ayat ini menjelaskan jenis makanan yang baik bagi tubuh manusia. Selain itu, ayat tersebut juga menyinggung tempat yang baik untuk membudidayakan hewan seperti kambing dan sapi. Menariknya, sejak 14 abad lalu, Islam telah memperhatikan masalah ini, dan kini menjadi masalah penting bagi para ahli medis dan gizi. Kini, mereka mengakui bahwa seluruh jenis makanan ini bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.

Al-Quran menyebutkan sekitar 49 kali jenis makanan yang menjadi sumber tumbuhan, dan 16 kali menyinggung produk olahan hewan dan daging sebagai sumber gizi bagi manusia. Menariknya, al-Quran menyebutkan bahan makanan olahan nabati tiga kali lebih banyak dari hewani. Kini pakar medis menyebut sumber penyakit berbahaya disebabkan konsumsi melebih batas terhadap daging dan lemak, serta sedikitnya mengkonsumsi buah dan sayuran. Mengenai konsumsi daging melebihi batas, Imam Sadiq berkata, "Makanlah daging sekali saja selama sepekan, dan jangalah berlebihan dalam mengkonsumsi daging."

Memang urusan makan sepintas tampak sederhana tapi Rasulullah saw menaruh perhatian besar pada urusan yang satu ini. Beliau terbukti memiliki tubuh yang sehat, kuat, kekar, dan bugar sehingga Beliau hanya mengalami dua kali sakit sepanjang hidupnya. Pertama, ketika diracuni oleh wanita Yahudi. Kedua, pada saat menjelang wafatnya. Rasulullah saw bersabda:

18

Page 19: sindroma metabolik

“Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali jika sudah betul-betul lapar dan apabila makan, kami berhenti sebelum kenyang.” (Al-Hadist).

Dalam sabdanya, Beliau menambahkan;

“Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalaupun dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk nafasnya” (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim).

Selain hadis di atas, dipertegas pula secara langsung dalam Al-Quran Surat Al-A’raf : 31 yang menjelaskan bahwa budaya makan berlebih-lebihan sangat dibenci Allah swt.

Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, serta janganlah kalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (Al-A’raf: 31).

Etika makan dan minum :

1. Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda; “Aku tdk makan sedangkan aku menyandar”. (Hadis Riwayat: al-Bukhari)

2. Tidak makan & minum dgn menggunakan bejana terbuat dari emas & perak3. Hendaknya memulai makanan & minuman dgn membaca Bismillah & diakhiri dgn

Alhamdulillah4. Tidak berlebih-lebihan di dalam makan & minum5. Hendaknya pemilik makanan (tuan rumah) tdk melihat ke muka orang-orang yg sedang

makan, namun seharusnya ia menundukkan pandangan matanya, karena hal tersebut dpt menyakiti perasaan mereka & membuat mereka menjadi malu.

6. Hendaknya kamu tdk memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis ada orang yg lbh berhak memulai, baik kerena ia lbh tua atau mempunyai kedudukan, karena hal tersebut bertentangan dgn etika.

7. Jangan sekali-kali kamu melakukan perbuatan yg orang lain bisa merasa jijik, seperti mengirapkan tangan di bejana, atau kamu mendekatkan kepalamu kpd tempat makanan di saat makan, atau berbicara dgn nada-nada yg mengandung makna kotor & menjijik-kan.

8. Jangan minum langsung dari bibir bejana.9. Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur10. Hendaknya makan dgn tangan kanan & dimulai dari yg ada di depanmu11. Berupaya utk mencari makanan yg halal.

19

Page 20: sindroma metabolik

12. Hendaklah makan & minum yg kamu lakukan diniatkan agar bisa dpt beribadah kpd Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan & minummu itu.

13. Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, & begitu juga setelah makan utk menghilangkan bekas makanan yg ada di tanganmu.

14. Hendaklah kamu puas & rela dgn makanan & minuman yg ada, & jangan sekali-kali mencelanya.

15. Disunnatkan makan dgn 3 jari & menjilati jari-jari itu sesudahnya.16. Disunnatkan mengambil makanan yg terjatuh & membuang bagian yg kotor darinya lalu

memakannya17. Tidak meniup makan yg masih panas atau bernafas di saat minum.

Div. Ilmiyah Dar Al Wathan, Terjemah : Tim Dar Al Wathan

5. Menghitung jumlah kalori bahan makanan yang dimakan 1 hari yang lalu, termasuk makan besar dan selingan

Subject : Annisa Chaerani Burhanuddin, BB 53 kg dan TB 162 cm

BMI = (BB(kg)TB(m2)

¿ = 53

1,62² = 52

2,62 = 20,23

Berat Badan Ideal (BBI) = (TB - 100) – 10%= (162-100)-10%= 62 - 6,2= 55,8 kg

BB normal = 55,8± 10%

= 55,8 + 5,58 = 61,4

= 55,8 – 5,58 = 50,2

BBN = 50,2 - 61,4 kg

Maka dengan berat badan normal 50,2 - 61,4 dengan berat 53 kg maka pasien tersebut masuk katagori normal.

Kebutuhan Kalori = BBI x 35

= 55,8 x 35 (pelajar/mahasiswa aktivitas sedang dan kurus)

= 1953 kalori

20

Page 21: sindroma metabolik

Waktu Bahan Makanan Gram URT Contoh MenuTotal Kalori

PagiKiwi 110 1½ bh Jus Kiwi

492Gula 13 1 sdmRoti putih 70 3 iris Roti Selai Coklat

415Selai coklat 15 3 sdmRisol 249 1 bh Risol 242.8

Selingan Biskuit krakers 50 5 bh Biskuit 200

Siang

Daging ayam dengan kulit 55 1 ptg

Soto Lamongan

670

Kol 5 1 ptgMinyak 20 4 sdtKerupuk 30 3 buahBihun 50 ½ gelasNasi 100 ¾ gelas Nasi 400Gula 13 + Gula 1 sdm Teh Manis 52

Selingan Apel 75 ½ bh sdg Apel 300Malam Tidak makan malam

Total kalori 2772 kalori

21

Page 22: sindroma metabolik

Daftar Pustaka

Kasiman S. Pengaruh Makanan Pada Sindrom Metabolik. J Kardiol Indones. 2011;32:24-26

Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

Suryono, S. 2004. Daftar Bahan Makanan Penukar. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Waspadji S, Semiardji G. 2004. Cara Mudah Mengatur Makanan Sehari-hari. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

http://quran.com

http://repository.usu.ac.id

http://indonesian.irib.ir

http://kesehatan.kompasiana.com

http://www.rahasiasunnah.com

www.majalahgontor.net

22