9

Click here to load reader

SINTAKSIS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jangan di kopas

Citation preview

Page 1: SINTAKSIS

Rangkuman

Sintaksis

(Untuk memenuhi tugas sintaksis)

Oleh :

Alfian Arif Bintara

(09121011)

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan

Universitas muhammadiyah Surabaya

Page 2: SINTAKSIS

KALIMAT

1. Pengertian

Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata (Frasa) atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.

2. Macam-macam Kalimat

1.Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.

Kalimat Tunggal Susunan Pola Kalimat

Ayah merokok.Adik minum susu.Ibu menyimpan uang di dalam laci.

S-PS-P-OS-P-O-K

2. Kalimat MajemukKalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau

lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:a. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa

sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.Misalnya: Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)

Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.(subjek pada kalimat pertama diperluas)

b. Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.Misalnya: Susi menulis surat (kalimat tunggal I)

Bapak membaca koran (kalimat tunggal II) Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.

Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.1) Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:a. Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata

tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.b. Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik,

maupun. Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.

c. Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.

Page 3: SINTAKSIS

Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.

2) Kalimat majemuk bertingkatKalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:

a.Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.Misalnya: Diakuinya hal itu P S Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu. anak kalimat pengganti subjek

b. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.Misalnya: Katanya begitu Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu. anak kalimat pengganti predikat

c. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.Misalnya: Mereka sudah mengetahui hal itu. S P O Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya. anak kalimat pengganti objek

d. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.Misalnya: Ayah pulang malam hari S P KAyah pulang ketika kami makan malam anak kalimat pengganti keterangan

3) Kalimat majemuk campuranKalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat.

Ketika ia duduk minum-minum datang seorang pemuda berpakaian Pola bawahan atas pola bawahan I bagus

datang menggunakan kendaraan roda empat pola bawahan II

3. Verba

Verba adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau

pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat.

Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua: kata kerja transitif yang membutuhkan

Page 4: SINTAKSIS

pelengkap atau objek seperti memukul (bola), serta kata kerja intransitif yang tidak membutuhkan

pelengkap seperti lari.

Ciri-ciri Verba :

1. Berfungsi Predikat,

2. Mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaan,

3. Tidak dapat diberi ter- untuk verba keadaan. (Contoh : teramati)

Jenis-jenis Verba:

1 . Verba Perbuatan menjawab pertanyaan “apa yang dilakukan subyek”. Contohnya : lari, belajar,

mendekat, mencuri, pergi haji, mandi.

2. Verba Proses menjawab pertanyaan “apa yang terjadi pada subyek”. Contoh : meledak,

memmbesar, mengering, mengecil, meninggal, mati dsb. Verba perbuatan dapat dipakai dalam kaliamat

perintah, sedangkan verba proses tidak dapat.

3. Verba keadaan tidak dapat menjawab pertanyaan (a) “apa yang dilakukan subyek” dan (b) “apa

yang sedang terjadi pada subyek”. Verba ini juga tidak bisa digunakan dalam kalimat perintah.

Perbedaannya dengan ajektif ialah verba keadaan tidak dapat diberi ter- yang menyatakan paling.

Contoh : terdingin, tersulit(ajektif), tersuka teramati (verba keadaan).

4. Verba transitif ialah verba yang memerlikan nomina sebagai objek dalam kaliamat aktif, dan objek

itu dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif.

5. Verba Intransitif ialah verba yang tidak memmerlukan objek yang dapat berfungsi pula sebagai

subjek dalam kalimat pasif.

Contoh : Petani itu bertanam jagung.

*Dalam kalimat tersebut “jagung” bukan objek, melainkan pelegkap. Objek dapatb dilihat pada

kalaimat dibawah ini.

“Ibu sedang membersihkan kamar mandi”.

*”Kamar madi” merupakan objek dan dapat menjadi subjek dalam kalaimat pasif.

4. Kalimat aktif

Kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku actor. Subjek kalimat aktif berperan sebagai

perbuatan yang dinyatakan oleh predikat. Predikat kalimat aktif tediri atas verba transitif dan verba

intransitive. Afiks yang digunakan dalam pembentukan kata yang berfungsi sebagai perdikat kalimat

aktif ialah meN- dan ber- yang dapat dikombinasikan dengan –I atau –kan.

Page 5: SINTAKSIS

Contoh :

Anak itu memetik bunga di taman.

Ayah membelikan kakak baju baru.

Pembantu itu sedang menyapu halaman.

5. Kalimat pasif

Kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita. Subjek dalam kalimat pasif berperan

sebagai penderita perbuatan yang dinyatakan oleh predikat kalimat tersebut.Predikat kalimat pasif

terdiri atas verba verba yang berpredikat di- yang dapat bekombinasi dengan sufiks –i dan –kan,

beprefiks ter-, berkonfiks ke-an, dan verba yang didahului oleh pronominal persona (Samsuri,

1985:434).

Contoh :

Badannya dilumuri minyak.

Kita apakan barang-barang ini?

Tidak terlihat olehku benda yang kau tujukan itu.

6. Kalimat Verbal dan Nominal

1. Kalimat verbal. yaitu kalimat yang predikatnya kata kerja.

Contoh:

Adik tidur. Dia tidak melamun, tetapi berpikir,

2. Kalimat nominal, yaitu Kalimat yang predikatnya bukan kata kerja.

Nartosabdo dalang. Mereka murid-murid kebanggaan. Pelajar di sekolah ini hampir semuanya rajin dan disiplin.

7. Kalimat Berita

Kalimat berita adalah kalimat yang mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian. Orang yang menyampaikan peristiwa tersebut, berusaha mengungkapkannya seobyektif mungkin. Ia boleh menyampaikan suatu hal secara langsung, yakni langsung mengucapkan tutur orang lain, atau menyampaikan secara tak langsung dengan pengolahannya sendiri. Oleh karena itu kalimat berita dapat berbentuk ucapan langsung atau ucapan tidak langsung.

Contoh:

Page 6: SINTAKSIS

a. Ucapan langsung:

1. Ia mengatakan, “Saya tak mau membayar hutang itu.”

2. “Dahulu orang yang masyhur itu berdiam di sini,” katanya sejurus kemudian

b. Ucapan tak langsung:

1. Ayah membeli sebidang tanah.

2. Ia pernah sekali datang ke mari.

Ciri-ciri formal yang dapat membedakan kalimat berita dari macam-macam kalimat yang lain hanyalah intonasinya yang netral, tak ada suatu bagian yang lebih dipentingkan dari yang lain. Susunan kalimat tak dapat dijadikan ciri-ciri karena susunannya hampir sama saja dengan susunan kalimat-kalimat lain. Kadang-kadang kita mendapat ciri formal lain, misalnya kata-kata tanya pada kalimat tanya, serta macam-macam kata tugas pada beberapa macam kalimat perintah.

Suatu bagian dari kalimat berita dapat dijadikan pokok pembicaraan. Dalam hal ini bagian tersebut dapat ditempatkan di depan kalimat, atau bagian yang bersangkutan mendapat intonasi yang lebih keras. Intonasi yang lebih keras yang menyertai kalimat berita semacam ini disebut intonasi pementing.

8. Kalimat Tanya

Kalimat pertanyaan adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing response yang berupa jawaban. Kalimat pertanyaan dapat dikenal dari pola intonasinya yang bernada akhir naik serta nada terakhir dan pola intonasi kalimat pertanyaan. Nada akhir kalimat pertanyaan ditandai dengan tanda Tanya (?) dalam bahasa tulisan.

Contoh :

Kakak sudah menikah?

Mengapa anak itu tidak tidur?

Siapa pemilik rumah itu?

9. Kalimat Perintah

Kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa tindakan (Samsuri, 1985:276-

278). Kalimat perintah ditandai dengan tanda seru (!). tetapi penggunaan seru ini biasanya tidak dipakai

kalau sifat perintah itu menjadi lemah, demikian juga predikatnya diikuti oleh partikel-lah. Kalimat

perintah dapat bersifat negative. Untuk menegatifkan kalimat perintah, digunakan kata jangan yang

biasanya ditempatkan pada bagian awal kalimat. Kaliamat perintah yang besifat negative beubah

menjadi larangan.

Contoh :

Masuklah!

Marilah kita belajar bersama-sama!

Page 7: SINTAKSIS

Jangan membuang sampah di sembarang tempat!.

11. Kalimat Trasformasi

Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.Contoh kalimat Inti, Luas, dan Transformasi

a. Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis.b. Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang

belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika.c. Kalimat transformasi. Contoh:

i) Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.

ii) Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.

iii) Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.iv) Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?.