16
SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN METODE DEMPSTER SHAFER Tuti Maharani Sunarto [email protected] Program Studi Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Penyakit gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat, minimnya pengetahuan serta terbatasnya sumber informasi menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi. Berdasarkan hal tersebut, dengan mengandalkan kemajuan dibidang teknologi dan informasi, diperlukan sebuah sistem yang dapat melakukan diagnosis secara dini, kiranya penerapan sistem untuk penyakit gigi menjadi sangat penting guna memberikan sosialisasi kepada masyarakat, maka dibuatlah sistem diagnosis penyakit gigi. Prinsip dasar yang digunakan pada aplikasi ini adalah penelusuran gejala penyakit dilakukan dengan metode Dempster Shafer. Gejala yang digunakan untuk penelitian ini yaitu 56 gejala dari 17 penyakit dengan 50 data uji. Output dari sistem ini adalah hasil diagnosis berupa nilai densitas dan penyakit yang dialami oleh penderita. Hasil pengujian mendapatkan hasil kesesuian 44 data uji, diperoleh tingkat akurasi sistem sebesar 88%. Kata kunci: Sistem, Penyakit Gigi, Dempster Shafer PENDAHULUAN Kesehatan saat ini merupakan poin terpenting dalam hidup, hal ini dikarenakan aktivitas kita dipastikan akan terganggu jika kita dalam keadaan kurang sehat. Terkadang kita sering melupakan kesehatan dan kebersihan badan kita, terlebih lagi pada daerah tubuh yang kecil seperti gigi. Suatu penyakit pada gigi dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal umur, jenis kelamin, dan wilayah. Penyakit pada gigi yang tidak terlihat tersebut bisa menjadi masalah besar jika tidak ditindaklanjuti dari dini. Penyakit gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat, karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Penyakit ini dapat menyerang dari anak-anak hingga orang dewasa. Minimnya pengetahuan serta terbatasnya sumber informasi menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi, sehingga tidak pernah

SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN METODE

DEMPSTER SHAFER

Tuti Maharani Sunarto

[email protected]

Program Studi Informatika, Fakultas Teknik,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Penyakit gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak

dikeluhkan oleh masyarakat, minimnya pengetahuan serta terbatasnya sumber

informasi menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi.

Berdasarkan hal tersebut, dengan mengandalkan kemajuan dibidang teknologi dan

informasi, diperlukan sebuah sistem yang dapat melakukan diagnosis secara dini,

kiranya penerapan sistem untuk penyakit gigi menjadi sangat penting guna

memberikan sosialisasi kepada masyarakat, maka dibuatlah sistem diagnosis

penyakit gigi. Prinsip dasar yang digunakan pada aplikasi ini adalah penelusuran

gejala penyakit dilakukan dengan metode Dempster Shafer. Gejala yang

digunakan untuk penelitian ini yaitu 56 gejala dari 17 penyakit dengan 50 data uji.

Output dari sistem ini adalah hasil diagnosis berupa nilai densitas dan

penyakit yang dialami oleh penderita. Hasil pengujian mendapatkan hasil

kesesuian 44 data uji, diperoleh tingkat akurasi sistem sebesar 88%.

Kata kunci: Sistem, Penyakit Gigi, Dempster Shafer

PENDAHULUAN

Kesehatan saat ini merupakan poin terpenting dalam hidup, hal ini

dikarenakan aktivitas kita dipastikan akan terganggu jika kita dalam keadaan

kurang sehat. Terkadang kita sering melupakan kesehatan dan kebersihan badan

kita, terlebih lagi pada daerah tubuh yang kecil seperti gigi. Suatu penyakit pada

gigi dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal umur, jenis kelamin, dan

wilayah. Penyakit pada gigi yang tidak terlihat tersebut bisa menjadi masalah

besar jika tidak ditindaklanjuti dari dini.

Penyakit gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak

dikeluhkan oleh masyarakat, karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyakit ini dapat menyerang dari anak-anak hingga orang dewasa. Minimnya

pengetahuan serta terbatasnya sumber informasi menyebabkan rendahnya

kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi, sehingga tidak pernah

Page 2: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

memeriksakan gigi secara rutin ke dokter. Penyakit gigi bisa berdampak serius

bagi kesehatan manusia secara umum, karena gigi dan mulut merupakan tempat

masuknya suatu kuman dan bakteri. Penanganan penyakit gigi diharuskan untuk

segera ditangani lebih cepat dan benar, sebab dengan kita mengetahui jenis

penyakit gigi dan mulut sejak awal sangatlah penting guna melakukan proses

penyembuhan dengan lebih cepat dan tepat. Oleh karena itu diperlukan adanya

sistem yang mempunyai kemampuan untuk mendiagnosis jenis penyakit gigi guna

membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi.

Dalam penelitian ini sistem yang digunakan yakni menggunakan metode

dempster shafer, dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat mendiagnosis

penyakit gigi. Iswanti dan Hartati (2008) metode ini merupakan metode yang

dapat digunakan untuk pembuktian berdasarkan belief fungsi kepercayaan dan

pemikiran yang masuk akal yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan

informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu

peristiwa.

BAHAN DAN METODE

A. Penelitian Terdahulu

Maulana dkk (2016) pada jurnalnya yang berjudul “Implementasi Metode

Dempster Shafer dalam Mendiagnosis Penyakit Tanaman Jeruk” Pada penelitian

ini sistem telah menggunakan metode Dempster Shafer dengan cara menghitung

nilai bobot setiap penyakit berdasarkan jurnlah dan interpretasi pakar. Kemudian

sistem akan memilih penyakit dengan nilai bobot terbesar, Sehingga

menghasilkan persentase hasil akhir keluaran sistem. Dari kasus uji coba yang

telah dilakukan dari 30 data uji, didapatkan hasil pengujian akurasi sebesar 90%

menunjukkan bahwa aplikasi berfungsi dengan baik sesuai dengan metode

Dempster Shafer. Berdasarkan hasil pengujian akurasi bahwa keakurasian hasil

keluaran sistem dengan diagnosa pakar adalah 90%. Ketidakakurasian sistem

pakar ini sebesar 10% yang dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu

subyektifitas pakar dalam pemberian nilai kepercayaan gejala penyakit

dikarenakan keyakinan tiap pakar berbeda dan masukan data gejala fakta yang

komplikasi dengan penyakit yang belum terdapat pada sistem.

Utomo dkk (2017) pada jurnalnya yang berjudul “Pemodelan Sistem Pakar

Diagnosis Penyakit pada Sistem Endokrin Manusia dengan Metode Dempster

Shafer. Pada penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan kesimpulan penyakit

apa yang diderita, dalam perhitungan Dempster Shafer menggunakan gejala-gejala

dari penyakit yang sudah diberi nilai believe (kepercayaan), dimana nilai

kepercayaan tersebut diperoleh dari pakar. Nilai-nilai kepercayaan awalnya

disimpan pada database dari pemodelan sistem pakar, yang kemudian apabila user

melakukan diagnosis maka nilai-nilai tersebut diproses oleh sistem untuk

menghasilkan kesimpulan penyakit apa yang diderita. Hasil uji akurasi diagnosis

penyakit menggunakan metode Dempster Shafer memiliki tingkat akurasi sebesar

91,42%. Dengan kata lain, pemodelan sistem pakar diagnosis pada penyakit

endokrin pada manusia berjalan dengan baik dan dapat memberikan solusi dini

pada penderita penyakit endokrin.

Page 3: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

Triara (2016) pada jurnalnya berjudul” Implementasi Metode Dempster-

Shafer Dalam Sistem Pakar Diagnosa Anak Tunagrahita Berbasis Web” pada

penelitian ini menggunakan algoritma Dempster Shafer untuk permasalahan

diagnosis penyakit ginjal, output dari sistem ini adalah hasil diagnosis berupa nilai

kesimpulan dan klasifikasi tunagrahita yang dialami oleh penderita. Dari hasil

pengujian diperoleh rata-rata nilai densitas untuk 5 data Tunagrahita Ringan

adalah 0,8993, rata-rata nilai densitas untuk 3 data Tunagrahita Sedang adalah

0,92284, dan rata-rata nilai densita suntuk 2 data Tunagrahita Berat adalah 0,9496.

Hasil analisis dan pengujian menunjukkan bahwa ditinjau dari segi akurasi

diagnosis dengan Dempster Shafer mampu menghasilkan diagnosis yang akurat.

Dari uji kelayakan sistem yang dilakukan menggunakan kuesioner diperoleh baik

dengan persentase variabel 52,50%, variabel kemudahan penggunaan 41,67%,

variabel kinerja sistem 45,00%, dan variable isi 48,33%.

Elyza dan Prijodiprojo (2013) pada jurnalnya yang berjudul “Prototype

Sistem Pakar untuk Mendeteksi Tingkat Resiko Penyakit Jantung Koroner dengan

Metode Dempster Shafer”, Penelitian ini bertujuan menerapkan metode

ketidakpastian Dempster Shafer pada sistem pakar untuk mendiagnosis tingkat

resiko penyakit JK seseorang berdasarkan faktor serta gejala penyakit JK. Manfaat

penelitian ini adalah untuk mengetahui keakuratan mesin inferensi Dempster

Shafer. Hasil diagnosis penyakit JK yang dihasilkan oleh sistem pakar sama

dengan hasil perhitungan secara manual dengan menggunakan teori mesin

inferensi Dempster Shafer. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem pakar yang

telah dibangun dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit jantung koroner.

Schubert (2010) pada jurnalnya yang berjudul “Conflict management in

Dempster–Shafer theory using the degree of falsity” pada penelitiannya

menggunakan Dempster-Shafer Theory untuk mengembangkan manajemen

konflik. Pada penelitiannya ini menggunakan setiap bagian bukti secara

proporsional dengan tingkatannya bahwa itu berkontribusi pada konflik. Teori

Dempster Shafer mengembangkan manajemen konflik. Hasilnya menunjukkan

bahwa konflik diperbarui pada setiap langkah, sampai keseluruhan konflik

diturunkan tepat ke tingkat yang dapat diterima yang telah ditentukan.

Panggabean (2018) pada jurnalnya yang berjudul “Comparative Analysis

Of Dempster Shafer Method With Certainty Factor Method For Diagnose Stroke

Diseases”, pada penelitian ini menggunakan Metode Dampster Shafer dan

Certainty factor, dimana Metode Dempster Shafer untuk mendiagnosis stroke

lebih baik daripada Metode Certainty Factor, hasil akurasi diagnosis sistem pakar

dengan Metode Dempster Shafer adalah 85%, sedangkan dengan Metode

Certainty Factor 80%, Jumlah nilai Certainty Factor dihasilkan dari Faktor

Kepastian metode dan nilai kerapatan yang dihasilkan dari metode Dempster

Shafer dan hasil diagnosa dari masing-masing metode ditentukan oleh jumlah

pertandingan antara gejala input dan nilai keyakinan dari setiap gejala.

Page 4: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

B. Metode Dempster Shafer

Teori Dempster Shafer adalah suatu teori matematika untuk pembuktian

berdasarkan belief functions and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan

pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan

informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu

peristiwa. Teori ini dikembangkan oleh Arthur P. Dempster dan Glenn Shafer.

Secara umum Teori Dempster Shafer ditulis dalam suatu interval:

[Belief,Plausibility], Belief adalah adalah ukuran kekuatan evidence (gejala)

dalam mendukung suatu himpunan bagian. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan

bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukan adanya kepastian.

Dalam teori dempster-shafer diasumsikan bahwa hipotesis-hipotesis yang

digunakan dikelompokkan ke dalam suatu lingkungan (environment) tersendiri

yang biasa disebut himpunan semesta pembicaraan dari sekumpulan

hipotesis dan berikan notasi ϴ. Selain itu dikenal juga probabilitas fungsi densitas

(m) yang menunjukkan besarnya kepercayaan evidence terhadap hipotesis tertentu

(Iswanti dan Hartati, 2008).

Maka langkah-langkah perhitungan manual pada Dempster Shafer yaitu

sebagai berikut:

1. Langkah pertama yaitu menghitung nilai Plausability pada densitas 1 (m1) pada

gejala 1 yaitu dengan rumus sebagai berikut:

M1 {Ø} = 1 – Bel (1)

Jika terdapat gejala ke 2, maka menghitung nilai densitasnya juga seperti

rumusan diatas.

2. Langkah kedua yaitu menghitung nilai densitas ketiga (m3) pada gejala ke 3

yaitu dengan rumusan sebagai berikut:

M3 (Z) = Σx∩y=ZM 1 x .M 2(y )

1−k (2)

Maka dari perhitungan diatas akan didapat nilai densitas tertinggi, dari densitas

tertinggi tersebut akan ditemukan sebuah penyakit.

Keterangan:

M = Densitas (Nilai Kepercayaan)

XYZ = Himpunan Evidence

K = Conflict evidence

Ø = Himpunan Kosong

Page 5: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

C. Analisa Perancangan Sistem

Gambar 1.Flowchart perhitungan metode Dempster Shafer

Keterangan:

M1, M2, M3 = Densitas penyakit

X, Y, Z = Himpunan Penyakit

K= Conclict efidence

Data gejala, nilai

belief densitas 1

(M1)

Hitung nilai densitas 1 (M1):

M1{Ø} = 1- Belief

Hitung nilai densitas 3 (M3):

M3 (Z) = Σx∩y=ZM 1 x .M 2(y )

1−k

Densitas terbesar

Hasil diagnosis

penyakit

Selesai

Mulai

Page 6: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

D. Perhitungan Dempster Shafer

Perhitungan manual dempster shafer dari data penyakit gigi, sebagai berikut :

G 8 ( Gigi sering sakit ) = 0,40 { P2, P3, P5, P12, P13, P14, P16 }

G 9 ( Infeksi ) = 0,90 { P3 }

G 12 ( Kista ) = 0,90 { P3 }

G 13 ( Gigi tinggal akarnya saja ) = 0,90 { P3 }

m1 { P2, P3, P5, P12, P13, P14, P16 }

m1 { Ø } = 1 - 0,40 = 0,60

m2 { P3 }

m2 { Ø } = 1 - 0,90 = 0,10

D2

D1

{ P3 }

(0,90)

{ Ø }

(0,10)

{ P2, P3, P5, P12, P13,

P14, P16 }

(0,40)

{ P3 }

(0,36)

{ P2, P3, P5, P12, P13,

P14, P16 }

(0,04)

{ Ø }

(0,60)

{ P3 }

(0,54)

{ Ø }

(0,06)

m3 { P3 } =0,36+0,54

1 − 0= 0,90

m3 { P2, P3, P5, P12, P13, P14, P16 } =0,04

1 − 0= 0,04

m3 { Ø } = 0,06

1 − 0= 0,06

Hasil sementara dari 2 gejala yang didapat, nilai P3 yang paling kuat yaitu 0,90.

Keterangan :

D1 = Densitas 1

D2 = Densitas 2

Ø = Himpunan kosong

m4 { P3 } = 0,90

m4 { Ø } = 1 - 0,90 = 0,10

D4

D3

{ P3 }

(0,90)

{ Ø }

(0,10)

{ P3 }

(0,90)

{ P3 }

(0,81)

{ P3 }

(0,09)

{ P2, P3, P5, P12, P13, { P3 } { P2, P3, P5, P12, P13,

Page 7: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

P14, P16 }

(0,04)

(0,036) P14, P16 }

(0,0004)

{ Ø }

(0,06)

{ P3 }

(0,054)

{ Ø }

(0,006)

m5 { P3 } = 0,081+0,036+0,054+0,09

1 − 0 = 0,99

m5 { P2, P3, P5, P12, P13, P14, P16 } = 0,004

1 − 0 = 0,004

m5 { Ø } = 0,006

1 − 0 = 0,006

Hasil sementara dari 3 gejala yang didapat, tetap nilai P3 yang paling kuat yaitu

0,99

m6 { P3 } = 0,90

m6 { Ø } = 1 – 0,90 = 0,10

D6

D5

{ P3 }

(0,90)

{ Ø }

(0,10)

{ P3 }

(0,99)

{ P3 }

(0,891)

{ P3 }

(0,099)

{ P2, P3, P5, P12, P13,

P14, P16 }

(0,004)

{ P3 }

(0,0036)

{ P2, P3, P5, P12, P13,

P14, P16 }

(0,0004)

{ Ø }

(0,006)

{ P3 }

(0,0054)

{ Ø }

(0,006)

m7 { 34 } = 0,891+0,0036+0,0054+0,099

1 −0 = 0,0999

m7 { P2, P3, P5, P12, P13, P14, P16 } = 0,0004

1 −0 = 0,0004

m7 { Ø } = 0,0006

1−0 = 0,0006

Hasil dari 4 gejala yang dimasukkan tetap nilai dari P3 yang paling kuat yaitu

0,0999. P3 yaitu Penyakit Radiks.

Page 8: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

HASIL

Pengujian cross check dilakukan dengan cara membandingkan hasil akhir

dari proses yang dihasilkan suatu aplikasi / program dengan pengetahuan yang

bersumber dari ahli / pakar terkait penelitian diatas untuk mendapatkan

keakuratan hasil dari sistem pakar yang telah dibangun untuk seterusnya

digunakan oleh user. Data uji coba ditunjukan pada tabel dibawah ini.

No Gejala yang diuji

Hasil

Diagnosa

Pakar

Hasil

Diagnosa

Sistem

Kesimpulan

1

Gigi berlubang

Gigi susu masih ada

Gigi tetap sudah

tumbuh

Persistensi Persistensi Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

2

Gigi berlubang

Gigi susu masih ada

Persistensi Persistensi Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

3

Gigi berlubang

Arah tumbuh gigi

tetap tak searah

dengan gigi susu

yang akan diganti

Persistensi Persistensi Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

4 Gigi berlubang

Sensitif saat

mengunyah

Nyeri pada bagian

rahang

Pulpitis Kronis Pulpitis Kronis Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

5 Sensitif saat

mengunyah

Nyeri berdenyut

pada gigi

Nyeri pada bagian

rahang

Pulpitis Kronis Pulpitis Kronis Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

6 Sensitif saat

mengunyah

Nyeri berdenyut

pada gigi

Pulpitis Kronis Pulpitis

Kronis, Abses

Adanya

perbedaan

antara hasil

dari pakar

dengan hasil

dari sistem

pakar. Pakar

memiliki 1

hasil

Page 9: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

sedangkan

sistem

memiliki

lebih satu

hasil

7 Gigi sering sakit

Infeksi

Kista

Radiks Radiks Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

8 Gigi sering sakit

Infeksi

Kista

Gigi tinggal akarnya

saja

Radiks Radiks Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

9 Gigi sering sakit

Infeksi

Radiks Radiks Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

10 Gigi ngilu

Kepekaan lebih dari

normal

Peka terhadap dingin

Hiperemi

Pulpa

Hiperemi

Pulpa

Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

11 Gigi berlubang

Gigi ngilu

Peka terhadap dingin

Hiperemi

Pulpa

Hiperemi

Pulpa

Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

12 Gigi berlubang

Gigi ngilu

Hiperemi

Pulpa

Hiperemi

Pulpa

Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

13 Bau mulut

Gusi bengkak

Gigi berubah warna

menjadi abu-abu

kehitaman

Gangren Pulpa Gangren Pulpa Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

14 Gigi berlubang

Gigi susu goyang

Mobility Mobility Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

Page 10: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

15 Gigi susu goyang

Gigi mengalami

pendarahan

Mobility Mobility Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

16 Gigi berlubang

Gigi mengalami

pendarahan

Mobility Mobility Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

17 Lidah sering tergigit

Gigi tumbuh tidak

beraturan

Bernapas melalui

mulut

Maloklusi Maloklusi Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

18 Sensitif saat

mengunyah

Gigi tumbuh tidak

beraturan

Perubahan pada

tampak wajah

Maloklusi Maloklusi Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

19 Sensitif saat

mengunyah

Gigi tumbuh tidak

beraturan

Maloklusi Maloklusi

Malposisi

Adanya

perbedaan

antara hasil

dari pakar

dengan hasil

dari sistem

pakar. Pakar

memiliki 1

hasil

sedangkan

sistem

memiliki

lebih satu

hasil

20 Gigi banyak karang

Gigi menjadi goyang

Calculus Calculus Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

21 Gusi bengkak

Bau mulut

Gigi banyak karang

Calculus Calculus Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

22 Gigi banyak karang Calculus Calculus Hasil dari

Page 11: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

Gusi turun

Gigi menjadi goyang

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

23 Gusi bengkak

Bau mulut

Calculus Calculus

Gingivitis

Adanya

perbedaan

antara hasil

dari pakar

dengan hasil

dari sistem

pakar. Pakar

memiliki 1

hasil

sedangkan

sistem

memiliki

lebih satu

hasil

24 Gigi kuning kehijaun

Perubahan warna

gigi

Stain Stain Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

25 Gigi kuning

kehijauan

Perubahan warna

gigi

Garis hitam tipis

pada permukaan oral

dan vestibular

Stain Stain Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

26 Perubahan warna

gigi

Plak mengalami

pewarnaan

kekuning-keningan

Stain Stain Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

27 Gusi bengkak

Gusi turun

Gusi nyeri

Gingivitis Gingivitis Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

28 Bau mulut

Gusi nyeri

Gingivitis Gingivitis

Abses

Adanya

perbedaan

antara hasil

dari pakar

dengan hasil

dari sistem

Page 12: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

pakar. Pakar

memiliki 1

hasil

sedangkan

sistem

memiliki

lebih satu

hasil

29 Gigi tumbuh tidak

beraturan

Tampilan wajah

yang tidak normal

Malposisi Malposisi Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

30 Sensitif saat

mengunyah

Penyelarasan gigi

yang tidak normal

Kesulitan bicara

Malposisi Malposisi Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

31 Gigi sering sakit

Pembusukan gigi

Edentulus Edentulus Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

32 Bau mulut

Pembusukan gigi

Perubahan warna

gigi

Edentulus Edentulus Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

33 Pembusukan gigi

Gigi rentan retak

Gigi ompong

Edentulus Edentulus Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

34 Perubahan warna

gusi

Rongga terbentuk

diantara gigi

Perubahan pada gigi

saat menggigit

Periodontitis Periodontitis Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

35 Gigi menjadi goyang

Gusi bengkak

Perubahan pada gigi

saat menggigit

Periodontitis Periodontitis Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

36 Gigi sering sakit

Bau mulut

Impacted Impacted Hasil dari

pakar dan

Page 13: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

Demam

sistem

adanya

kesesuaian

37 Demam

Kelenjar leher

membengkak

Kesulitan membuka

mulut

Impacted Impacted Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

38 Bau mulut

Gigi geraham

tumbuhnya miring

Kesulitan membuka

mulut

Impacted Impacted Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

39 Demam

Nyeri berdenyut

pada gigi

Pembengkakan pada

wajah

Abses Abses Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

40 Sensitif saat

mengunyah

Gusi bengkak

Gusi nyeri

Kemerahan pada

mulut

Abses Abses Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

41 Sensitif saat

mengunyah

Gusi bengkak

Abses Abses Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

42 Gigi berlubang

Indera perasa mati

rasa

Nyeri pada bagian

rahang

Polip Polip Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

43 Gigi sering sakit

Kemerahan pada

mulut

Ada daging tumbuh

pada gigi

Polip Polip Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

44 Sensitif saat

mengunyah

Nyeri akut dengan

gigitan benda keras

Nyeri saat terhirup

udara dingin

Fraktur

Mahkota

Fraktur

Mahkota

Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

45 Nyeri akut dengan Fraktur Fraktur Hasil dari

Page 14: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

gigitan benda keras

Nyeri saat terhirup

udara dingin

Mahkota Mahkota pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

46 Sensitif saat

mengunyah

Nyeri akut dengan

gigitan benda keras

Fraktur

Mahkota

Fraktur

Mahkota

Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

47 Gigi berlubang

Gigi sering sakit

Gigi berubah warna

menjadi abu-abu

kehitaman

Gangren Pulpa Gangren Pulpa Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

48 Sensitif saat

mengunyah

Penyelarasan gigi

yang tidak normal

Maloklusi Malposisi Adanya

perbedaan

antara hasil

dari pakar

dengan hasil

dari sistem

pakar

49 Perubahan warna

gusi

Rongga terbentuk

diantara gigi

Periodontitis

Periodontitis

Hasil dari

pakar dan

sistem

adanya

kesesuaian

50 Gigi berlubang

Indera perasa mati

rasa

Pulpitis Kronis Polip Adanya

perbedaan

antara hasil

dari pakar

dengan hasil

dari sistem

pakar

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapat beberapa

kesimpulan sebagai berikut.

1. Telah berhasil dibangun Sistem Diagnosis Penyakit Gigi dengan menggunakan

metode dempster shafer yang dapat mempercepat diagnosis penyakit gigi pada

masyarakat berdasarkan gejala-gejala yang diberikan.

2. Berdasarkan pengujian pakar, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil yang

direkomendasikan oleh sistem telah cocok dan sesuai serta memiliki kesamaan

dengan hasil. Pada data uji sebanyak 50 data diperoleh tingkat akurasi sistem

sebesar 88%

Page 15: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Elyza, W.G., dan Prijodiprojo, W., 2013, Prototype Sistem Pakar untuk

Mendeteksi Tingkat Resiko Penyakit Jantung Koroner dengan Metode

Dempster-Shafer, Jurusan Teknik Informatika, FTI UII, Yogyakarta.

Iswanti, S., dan Hartati, S., 2008, Sistem Pakar dan Pengembangannya.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Maulana, S., Hidayat, N., dan Santoso, E., 2016, Implementasi Metode Dempster

Shafer dalam Mendiagnosa Penyakit Tanaman Jeruk, Jurnal

Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Universitas

Brawijaya.

Panggabean, E., 2018, Comparative Analysis of Dempster Shafer Method With

Certainty Factor Method for Diagnose Stroke Diseases, International

Journal of Artificial Intelegence Research, Medan.

Schubert, J., 2010, Conflict management in Dempster–Shafer theory using the

degree of falsity, International Journal of Approximate Reasoning,

Stockholm, Sweden.

Triara, 2016, Implementasi Metode Dempster-Shafer Dalam Sistem Pakar

Diagnosa Anak Tunagrahita Berbasis Web, Jurnal Rekursif,

Universitas Bengkulu.

Utomo, D.W., Suprapto dan Nurul, H., 2017, Pemodelan Sistem Pakar Diagnosis

Penyakit pada Sistem Endokrin Manusia dengan Metode Dempster-

Shafer, Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu

Komputer, Universitas Brawijaya.

Page 16: SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT GIGI DENGAN …repository.umrah.ac.id/2316/1/Tuti Maharani Sunarto...membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa awal terhadap penyakit gigi. Dalam penelitian