5
H.2 Sistem Ekonomi Kerakyatan 1 Agenda reformasi sosial berupa demokratisasi ekonomi untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia telah dirumuskan sebagai cita-cita konstitusional yang termaktub dalam filosofi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33. Muhammad Hatta merumuskannya dalam sebuah sistem ekonomi Indonesia yaitu Sistem Ekonomi Kerakyatan. Dalam Sistem Ekonomi Kerakyatan, semua aktivitas ekonomi harus disatukan dalam organisasi koperasi sebagai bangun bangsa yang sesuai dengan asas kekeluargaan. Hanya dalam asas kekeluargaan dapat diwujudkan prinsip demokrasi ekonomi yaitu produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, sedangkan pengelolaannya dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat sendiri. Konsep Sistem Ekonomi Kerakyatan inilah yang kemudian dituangkan dalam UUD 1945 sebagai dasar sistem perekonomian nasional. Sistem Ekonomi Kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang mengacu pada amanat konstitusi nasional sehingga landasan konsitusionalnya adalah produk hukum yang mengatur perikehidupan ekonomi nasional yaitu Pancasila, Pasal 27 ayat 2 UUD 1945, Pasal 28 UUD 1945, Pasal 31 UUD 1945, Pasal 33 UUD 1945, dan Pasal 34 UUD 1945. 1 Materi bagian ini sebagian besar berasal dari tulisan Revrisond Baswir ( 2009 ) dan Situs www.ekonomikerakyatan.com yang diunduh pada 29 Mei 2010.

Sistem Ekonomi Kerakyatan

  • Upload
    hrmnd

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem Ekonomi Kerakyatan

Citation preview

H.2 Sistem Ekonomi Kerakyatan[footnoteRef:1] [1: Materi bagian ini sebagian besar berasal dari tulisan Revrisond Baswir ( 2009 ) dan Situs www.ekonomikerakyatan.com yang diunduh pada 29 Mei 2010.]

Agenda reformasi sosial berupa demokratisasi ekonomi untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia telah dirumuskan sebagai cita-cita konstitusional yang termaktub dalam filosofi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33. Muhammad Hatta merumuskannya dalam sebuah sistem ekonomi Indonesia yaitu Sistem Ekonomi Kerakyatan. Dalam Sistem Ekonomi Kerakyatan, semua aktivitas ekonomi harus disatukan dalam organisasi koperasi sebagai bangun bangsa yang sesuai dengan asas kekeluargaan. Hanya dalam asas kekeluargaan dapat diwujudkan prinsip demokrasi ekonomi yaitu produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, sedangkan pengelolaannya dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat sendiri.Konsep Sistem Ekonomi Kerakyatan inilah yang kemudian dituangkan dalam UUD 1945 sebagai dasar sistem perekonomian nasional. Sistem Ekonomi Kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang mengacu pada amanat konstitusi nasional sehingga landasan konsitusionalnya adalah produk hukum yang mengatur perikehidupan ekonomi nasional yaitu Pancasila, Pasal 27 ayat 2 UUD1945, Pasal 28 UUD 1945, Pasal 31 UUD 1945, Pasal 33 UUD 1945, dan Pasal 34 UUD 1945.Sistem ekonomi kerakyatan mengacu pada nilai Pancasila sebagai sistem nilai bangsa Indonesia yang tujuannya adalah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan salah satu unsur intrinsiknya berdasarkan Pancasila. Adapun peran negara disini menjadi penting dalam sistem ekonomi kerakyatan. Peran negara tidak hanya terbatas sebagai pengatur jalannya roda perekonomian melainkan dengan pendirian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu untuk menyelenggarakan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, maka negara dapat terlibat secara langsung dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan ekonomi. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menjamin agar kemakmuran masyarakat senantiasa lebih diutamakan daripada kemakmuran orang seorang dan agar tampuk produksi tidak jatuh ke tangan orang seorang, yang memungkinkannya penindasan rakyat banyak oleh segelintir orang yang berkuasa.Disisi lain, Baswir ( 2009 ) menjabarkan ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Tiga prinsip dasar ekonomi kerakyatan adalah sebagai berikut : (1) perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. (2) Cabangcabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Dan (3) Bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.Berdasarkan ketiga prinsip tersebut dapat disaksikan betapa sangat besarnya peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebagaimana dilengkapi oleh Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34, peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan antara lain meliputi lima hal, yakni sebagai berikut : (1) Mengembangkan koperasi. (2) Mengembangkan BUMN. (3) Memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (4) Memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Terakhir, memelihara fakir miskin dan anak terlantar.Bila mencermati perbedaan mencolok antara ekonomi kerakyatan dengan sistem yang lain, misal neoliberalisme. Tidaklah terlalu berlebihan bila disimpulkan bahwa ekonomi kerakyatan pada dasarnya adalah antitesis dari neolib. Meski demikian, ekonomi negara kesejahteraan ( Keynesianisme ), juga tidak dapat disamakan dengan ekonomi kerakyatan. Keynes memang menaruh perhatian yang besar terhadap penciptaan kesempatan kerja penuh, namun demikian sistem ini dibangun berdasarkan prinsip persaingan bebas dan pemilikan alat produksi secara pribadi. Berikut dalam tabel 3, akan disajikan perbandingan peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan dan sistem ekonomi kapitalisme.Tabel 3Peran Negara dalam EkonomiDitinjau dari Sistem Ekonomi Kerakyatan dan KapitalisEkonomi KerakyatanKapitalisme

Negara KesejahteraanEkonomi Neoliberal

Menyusun perekonomian sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan;mengembangkan koperasi( Pasal 33 ayat 1 )Mengintervensi pasar untuk menciptakan kondisi kesempatan kerja penuhMengatur dan menjaga bekerjanya mekanisme pasar; mencegah monopoli

Menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak; mengembangkan BUMN( Pasal 33 ayat 2 )Menyelenggarakan BUMN pada cabang-cabang produksiyang tidak dapat diselenggarakan oleh perusahaan swastaMengembangkan sektor swasta dan melakukan privatisasi BUMN

Menguasai dan memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat ( Pasal 33 ayat 3 )Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan pembangunanMemacu laju pertumbuhan ekonomi, termasuk dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi masuknya investasi asing

Mengelola anggaran negara untuk kesejahteraan rakyat; memberlakukan pajak progresif dan memberikan subsidi.Mengelola anggaran untuk kesejahteraan rakyat; memberlakukan pajak progresif dan memberikan subsidiMelaksanakan kebijakan anggaran ketat termasuk menghapuskan subsidi

Menjaga stabilitas moneterMenjaga stabilitas moneterMenjaga stabilitas moneter

Memastikan setiap warga negara memperoleh haknya untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ( Pasal 27 ayat 2.Memastikan setiap warga negara memperoleh haknya untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layakMelindungi pekerja perempuan, pekerja anak, danbila perlu menetapkan upah minimum

Memelihara fakir miskin dan anak terlantar ( Pasal 34 )Memelihara fakir miskin dan anak terlantar-

Sumber : Baswir ( 2009 )