12
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Struktur Rambut Manusia Keterangan: 1. Bulbus 2. Folikel Rambut 3. Papila Rambut

Sistem Integumen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem Integumen

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Struktur Rambut Manusia

Keterangan:

1. Bulbus

2. Folikel Rambut

3. Papila Rambut

Sumber: Tortora, Gerard J & Bryan Derricskon. 2009. Principles of Anatomy and

Physiology 12th Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Page 2: Sistem Integumen

2. Bulu pada burung

Keterangan:

1. Ramus

2. Rakis

3. Hiporakis

4. Kalamus

Sudrajat, Faisal. 2012. Buku Ajar Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.

Page 3: Sistem Integumen

3. Permukaan Kulit dan Sisik pada Kadal

Keterangan:

1. Sisik Granular

2. Cakar

Sumber: Lewington, John H. 2005. Clinical Anatomy and Physiology of Exotic

Species. London: Elsevier Limited.

Page 4: Sistem Integumen

4. Permukaan Kulit pada Kodok

Keterangan:

1. Kelenjar

2. Selaput Renang

Iuliis, Gerardo De. 2007. The Dissection of Vertebrates. London: Elsevier Inc.

Page 5: Sistem Integumen

5. Sisik pada Ikan

Keterangan:

1. Ctenoid

Kardong, Kenneth V. 2008. Vertebrates: Comparative Anatomy, Function,

Evolution 5th Edition. United States of America: The McGraw−Hill Companies,

Inc.

B. Pembahasan

1. Struktur Rambut Manusia

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap rambut manusia, terlihat

bagian bulbus rambut, folikel, serta papila rambut. Selain itu pada bagian terluar

rambut terdapat sarung akar dermal yang terdiri atas dermis padat yang

mengelilingi folikel rambut. Bulbus merupakan bagian dasar rambut yang

menggelembung dan mengandung sel-sel aktif yang membentuk rambut.

Page 6: Sistem Integumen

Setiap rambut tersusun atas sel-sel epidermis yang telah mengalami

keratinisasi dan disatukan oleh protein ekstraseluler. Batang rambut adalah bagian

permukaan dari rambut, yang memanjang diatas permukaan kulit. Akar rambut

adalah bagian dari rambut yang tertanam ke dalam dermis, dan kadang-kadang

sampai ke lapisan subkutan. Batang dan akar rambut terdiri dari tiga lapisan sel-sel

yang tersusun konsentris, yaitu medula, korteks, dan kutikula (Sudrajat, 2012).

Bagian dalam medula, yang mungkin kurang di dalam rambut tipis, terdiri dari dua

atau tiga baris sel berbentuk tidak teratur. Korteks tengah membentuk bagian

utama dari poros dan terdiri dari sel-sel memanjang. Kutikula rambut, merupakan

lapisan terluar, terdiri dari satu lapisan tipis, sel datar yang paling berat keratin. Sel

kutikula pada poros disusun seperti ruam, dengan tepi bebas menunju ke arah

ujung rambut (Tortora, 2009).

2. Bulu pada burung

Pengamatan ini bertujuan mengidentifikasi struktur turunan epidermis pada

burung, berdasarkan gambar terlihat bagian kalamus yang merupakan tempat

dimana bulu melekat dengan kulit selain itu adapula rakis, ramus, dan hiporakis

yang menyusun bulu itu sendiri. Rakis merupakan pemanjangan dari kalamus dan

menghasilkan percabangan yang sangat rapat pada sisinya yang disebut ramus

(barbs).

Bulu membedakan burung dari semua vertebrata lainnya. Bulu bisa struktural

rumit dan datang dalam berbagai bentuk. Namun bulu adalah produk nonvascular

dan nonnervous kulit, terutama dari epidermis dan sistem keratinisasi. Bulu

terletak di sepanjang saluran khas disebut pteriale, pada permukaan tubuh. Melalui

salah satu atau beberapa pergantian bulu, yang diganti setiap tahunnya (Kardong,

2008). Bulu tertanam kuat didalam folikel kulit oleh sebuah struktur pendek dan

berbentuk tubular yang disebut kalamus, rakis memanjang dari kalamus dan

menghasilkan percabangan yang sangat rapat pada sisinya yang disebut ramus

(barbs). Radii (barbules) adalah cabang dari ramus, radii distal dan radii proksimal

merupakan cabang dari sisi yang berlawanan pada ramus (Sudrajat, 2012).

Page 7: Sistem Integumen

3. Sisik dan Cakar pada Kadal

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap kadal yakni pada sisik dan

cakarnya, dapat dilihat adalanya sisik granular (berbingkul-bingkul) yang

bercampur dengan bintil-bintil yang agak besar yang menyusun permukaan

kulitnya. Selain itu pada kadal terlihat cakarnya kuat.

Kadal penggali kehilangan anggota tungkai mereka, tetapi tidak seperti ular,

mereka masih mempertahankan gelang bahu dan panggul mereka. Beberapa kadal

dapat menahan kaki depan mereka dari tanah dan berjalan bersama di kaki

belakang mereka dalam gerakan bipedal. Spesies tersebut umumnya memiliki ekor

panjang sebagai penyeimbang dan otot paha ringan (Lewington, 2005). Sebagian

jenis mempunyai sisik-sisik yang halus berkilau, terkesan licin atau seperti

berminyak, walaupun sebenarnya sisik-sisik itu amat kering karena kadal tidak

memiliki pori di kulitnya untuk mengeluarkan keringat atau minyak (Anonim,

2013).

4. Permukaan Kulit pada Kodok

Pengamatan dilakukan terhadap permukaan kulit kodok. Pada permukaan

dorsal terasa kasar dan kering, terdapat pula bentol atau bintik pada permukaannya

hal ini disebabkan adanya kelenjar granular atau kelenjar racun massa kelenjar ini

membuat tekstur permukaan kulit amfibi menjadi kasar.

Kelenjar granular atau kelenjar bisa yang menghasilkan bisa atau toksin atau

substansi yang dapat menyebabkan iritasi, ini merupakan mekanisme perlindungan

diri yang dimiliki oleh beberapa spesies amfibi dari ancaman predator, massa

kelenjar ini membuat tekstur permukaan kulit amfibi menjadi kasar (Sudrajat,

2012). Kelenjar racun (kelenjar granular) cenderung lebih besar dan sering

mengandung sekresi yang tersimpan dalam lumen masing-masing kelenjar.

Sekresi kelenjar racun cenderung tidak menyenangkan atau bahkan beracun bagi

predator. Namun, hanya sedikit orang yang menangani amfibi terganggu oleh

sekresi ini, tidak perlu khawatir, karena berpotensi berbahaya hanya jika dimakan

atau disuntikkan ke dalam aliran darah (Kardong, 2008).

Page 8: Sistem Integumen

5. Sisik pada Ikan

Pengamatan ini dilakukan pada sisik ikan mas, terlihat garis-garis meilngkar,

ujung-ujungnya seperti sisir. Sisik jenis ini disebut sisik ktenoid yang bergerigi di

tepi luarnya dan biasanya ditemukan pada ikan-ikan yang lebih ‘modern’ yang

memiliki sirip-sirip berduri.

Sisik sikloid dan ktenoid adalah jenis sisik yang terdapat pada teleostei, kedua

jenis sisik tersebut sangat mirip dan keduanya mungkin terdapat pada ikan yang

sama. Kedua sisik tersebut tersusun atas lapisan luar dari tulang dan lapisan dalam

dari jaringan ikat, tidak mengandung enamel dan dentin. Lapisan tulang pada

umumnya dicirikan oleh rabung konsentris yang menggambarkan proses

pertumbuhan selama kehidupan ikan. Tepi belakang sisik ktenoid memiliki

struktur yang bergigi atau seperti sikat, sedangkan si sik sikloid memiliki tepi

belakang yang halus. Sisik sikloid dan ktenoid memiliki struktur yang tipis, lentur,

bagian anterior menempel pada dermis, dan saling tumpang tindih satu dengan

yang lain seperti sirap pada atap. Kedua sisik ini berperan meningkatkan

fleksibilitas tubuh dan merupakan ciri dari ikan teleostei (Sudrajat, 2012).

Page 9: Sistem Integumen

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Kadal. https://id.wikipedia.org/wiki/Kadal. Diakses tanggal 18 Maret 2013.

Kardong, Kenneth V. 2008. Vertebrates: Comparative Anatomy, Function, Evolution 5th Edition. United States of America: The McGraw−Hill Companies, Inc.

Lewington, John H. 2005. Clinical Anatomy and Physiology of Exotic Species. London: Elsevier Limited.

Sudrajat, Faisal. 2012. Buku Ajar Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.

Tortora, Gerard J & Bryan Derrickson. 2009. Principles Of Anatomy And Physiology, 12th Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.