Upload
gigass78
View
71
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
asfasasfas
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Pengertian
Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari
tentang ikan dengan segala aspek kehidupanya. Salah satu sub pokok bahasan
ikhtiologi adalah sistem integumen pada ikan. Sistem integumen pada seluruh
mahluk hidup merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan
lingkungan luar tempat mahluk hidup tersebut berada. Pada sistem integumen
terdapat sejumlah organ atau struktur dengan fungsi yang beraneka pada
bermacam-macam jenis mahluk hidup.
Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat
integumen. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan,
yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat
integumen merupakan suatu struktur yang secara embryogenetik berasal dari salah
satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya.
2. Tujuan
Ikhtiologi merupakan dasar beberapa ilmu seperti fisiologi dan reproduksi
hewan air,pemanfaatan sumberdaya perairan atau teknik penangkapan ikan.
Dengan mempelajari ikhtiologi diharapkan mahasiswa akan lebih mudah
memahami tentang ikan dengan segala aspek kehidupanya,khususnya pada sistem
integumen pada ikan.
0
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bentuk tubuh ikan dan modifikasinya
Bentuk tubuh pada setiap ikan sangat dipengaruhi oleh sistem rangka,sistem
otot,dan habitat dimana ikan tersebut hidup. Oleh karena itu beberapa spesies
ikan mengalami perubahan bentuk tubuh secara berangsur angsur mulai dari larva
hingga dewasa, sehingga bentuk tubuhnya menyerupai induknya.Namun ada juga
species ikan lainnya yang selama perkembangannya tidak mengalami perubahan
bentuk yang tidak berarti.
Secara umum bentuk ikan dibagi 2 yaitu :
1. Simetrik Bilateral
Yaitu ikan yang apabila tubuh dibelah dua secara membujur atau memanjang
tubuh mulai dari pertengahan ujung kepala sampai ekor akan menghasilkan dua
belahan tubuh yang serupa. Bentuk tubuh seperti inin banyak dimiliki semua jenis
ikan. Contohnya : ikan kerapu (Epinephelus pachyceniru), ikan mujair
(Orecrhomis mossambicus).
2. Non Simetrik Bilateral
Yaitu apabila ikan dibelah dua secara membujur / memanjang maka belahan tubuh
sebelah kanan tidak mencerminkan/tidak sama dengan belahan sebelah
kiri.Contohnya : ikan lidah (cynoglossus lingua), ikan sebelah (psettodes
erumeri).
1
Bentuk-bentuk tubuh ikan dapat dikelomppokan menjadi :
1. Bentuk tubuh pipih(Compressed)
Ikan yang berbentuk pipih atau dengan
kata lain lebar tubuh jauh lebih kecil
dibanding tinggi tubuh dan panjang
tubuh,contohnya : ikan gurame
(O sphronemus gouramy)
2. Bentuk ikan bola(Globiform)
Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini apabila
sedang mengembang maka bentuk tubuhnya
akan menyerupai bola.Contohnya : Ikan Buntal
(diodon hystrix ) , ikan jebong (Abalistes
stellaris)
3. Bentuk kotak(Ostrachiform)
2
Ikan seperti ini bentuk tubuhnya menyerupai kotak. Contohnya : Whitedotted
Boxfish ,yaitu ikan laut yang hidup diperairan pasifik , hindia, dan samudra
pasifik.
4. Bentuk Panah (Sagittiform)
Tubuh ikan seperti anak panah,
kepalanya lancip/meruncing , badan
memanjang kebelakang dengan bentuk
yang hampir seimbang dan ekor
bercagak. Contohnya ikan alu-alu
(sphyraena jello) , ikan kelah (Tor
khudree), ikan kuniran (upeneus vittatis) .
5. Bentuk Ular(Anguilliform)
Tubuh ikan berbentuk bulat
memanjangn seperti ular dengan
ukuran panjang tubuh dapat
mencapai 20kali tingginya.
Contohnya : Belut (Monopterus
albus) , ikan sidat (Anguilla
bicolor) .
6. Bentuk Cerutu(Fusiform)
Tinggi ikan
hampir sama
3
dengan lebarnya dan kedua ujung nya hampir meruncing/
Bentukikan menyerupai cerutu dan apabila dilihat dari depan maka
tubuhnya menyerupai bentuk lingkaran yangsempurna,contohnya
ikan tongkol(Euthynnus affinis) .
7. Bentuk Pita(Taeniform)
Tubuh ikan seperti ini berbentuk pipih mendatar dan hampir menyerupai
pita. Contohnya :
ikan layur
(Trichiurus
Savala) .
8. Bentuk kepala picak dan badan pipih(Compressed)
Ikan ini bentuk kepalanya hampir
pipih mendatar secara horizontal dan
badannya berbetuk compressed.
Contohnya : ikan lele lokal (Clarias
batrachus) , ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus).
9. Bentuk Tali (filliform)
Ika n seperti ini bentuk tubuhnya
menyerupai tali. Contohnya: pipefish
(Pseudophallus straksii).
4
1. SISTEM INTEGUMEN
Sistem integumen pada seluruh mahluk hidup merupakan bagian tubuh yang
berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat mahluk hidup tersebut
berada. Pada sistem integumen terdapat sejumlah organ atau struktur dengan
fungsi yang beraneka pada bermacam-macam jenis mahluk hidup.
Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat
integumen. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan,
yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat
integumen merupakan suatu struktur yang secara embryogenetik berasal dari salah
satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya.
Sistem integumen yang berhubungan langsung dengan lingkungan tempat
hidup memiliki berbagai fungsi yang sangat vital pada kehidupan ikan, yaitu :
1.Pertahanan fisik
Merupakan fungsi utama dari integument yaitu sebagai pertahanan pertama
dari infeksi, paparan sinar ultra violet [UV] dan gesekan tubuh dengan air atau
benda keras lainnya. Hal ini disebabkan karena kulit memiliki kelenjar mukosa
sebagai pelindung kulit dari parasit, bakteri dan mikroorganisme merugikan
lainnya serta memperkecil gesekan dengan adanya sifat mucus yang licin.
2. Keseimbangan cairan [air]
Keseimbangan cairan dilakukan oleh integumen kelompok amphibian dan
ikan memiliki sistem tersendiri dalam proses keseimbangan cairan yaitu dengan
menggunakan insangnya.
5
3. Thermoregulasi
Thermoregulasi dilakukan oleh vertebrata dengan jalan memasukkan dan
mengeluarkan panas secara bergantian melalui aliran darah pada kulit.
4. Warna
Warna yang ada pada integurnen ikan digunakan sebagai alat komunikasi,
tingkah laku seksual, peringatan dan penyamaran untuk mengelabui predator.
Warna yang dihasilkan akan berbeda-beda yang disebabkan karena perbedaan
tempat hidup dari ikan tersebut. Pada open-water fishes, warna tubuh ikan terbagi
atas warna keperakan dibagian ventral dan warna iridescent biru atau hijau di
bagian dorsal [countershading]. Ada tiga macam warna dominan ikan yang hidup
dilautan, yaitu keperakan bagi ikan yang hidup di permukaan laut, kemerahan
pada ikan yang hidup di daerah tengah perairan dan violet atau gelap pada ikan
yang hidup di dasar perairan.
5. Pergerakan
Pergerakan ikan dipengaruhi pula oleh keberadaan sisik yang membantu dalam
meningkatkan kemampuan berenang ikan yang menghadapi halangan kuat.
6. Respirasi
Respirasi ikan tidak menggunakan kulit sebagai sarananya tetapi dilakukan oleh
golongan Amphibian. Hal ini dilakukan karena kulit merupakan lapisan yang
relatif tipis, selalu basah dan terdapat banyak pembuluh darah sehingga
pertukaranoksigen dan karbondioksida dapat berlangsung.
7. Kelenjar kulit
Pada kulit terdapat kelenjar yang memungkinkan ikan dapat mengeluarkan
pheromone untuk menarik pasangannya dan sebagai alat untuk menetapkan
daerah teritorial. Selain itu, kelenjar kulit juga dapat menghasilkan zat-zat racun
yang berguna untuk mencari mangsa ataupun untuk pertahanan diri dari predator.
6
8. Keseimbangan garam [homeostatis] pada ikan dilakukan pada kulit dan insang
yaitu dengan pengaturan kadar garam cairan tubuh ikan [osmoregulasi] sehingga
cairan dalam tubuh akan tetap stabil sesuai dengan lingkungan dimana ikan
berada. Pada ikan yang hidup di laut,kulit akan menjaga pengeluaran cairan dalam
tubuh yang berlebihan sedangkan pada ikan yang hidup di perairan tawar, kulit
akan mengatur agar cairan dari luar tubuh tidak terlalu banyak yang masuk ke
dalam tubuh. Selain itu, kulit berperan dalam proses ekskresi hasil metabolisme
yang dilakukan oleh tubuh.
9. Organ indera
Kulit memiliki sel-sel yang berfungsi sebagai reseptor dari stimulus lingkungan,
misalnya panas, sakit dan sentuhan. Derivat integumen seperti barbels dan flaps
memiliki sel-sel syaraf sebagai indera. Barbels berfungsi sebagai alat bantu makan
dan mengandung organ-organ sensory serta sebagai alat untuk kamuflase pada
ikan demikian juga flaps. Barbels ini ada yang berbentuk seperti alga. Letak dari
barbels ada pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut dengan bentuk rambut, pecut,
sembulan, bulu dan lain-lain.
2.3 STRUKTUR PENUTUP TUBUH IKAN
Kulit ikan terdiri dari dua lapisan ,bagian luar adalah epidermis,dan
batin,dermis/colium. Epidermis ikan mirip dalam banyak hal dalam lapisan mulut
manusia,biasanya adalah komposet dangkal dari beberapa lapisan diratakan,sel-sel
epitel lembab. Lapisan terdalam adalah zona pertumbuhan sel aktif dan stratum
germinativum. Sel berlangsung sepanjang waktu untuk mengganti dari dalam
lapisan terluar dari sel seperti yang memudar dan menyediakan untuk
pertumbuhan. Sel-sel epitel dari epidermis adalah yang pertama untuk menutup
luka permukaan.
Lapisan derma kulit mengandung pembuluh darah, saraf,organ-organ
indera kulit, dan jaringan ikat. Serat-serat jaringan ikat yang mengikat kulit ke
7
otot dan tulang yang mendasari sangat jelas. Dermis memainkan peran utama
dalam pembentukan skala dan yang berkaitan dengan struktur kulit.
2.3.1 KULIT
Kulit merupakan pembungkus luar dan berfungsi sebagai alat pertahanan
pertama terhadap serangan penyakit serta juga dapat mencegah pengaruh faktor-
faktor luar terhadap tubuh ikan. Kulit juga merupakan sistem pembalut tubuh
yang terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya. Derivat sisi ikan antara lain gigi
ikan hiu, jari-jari sirip, scute (penebalan pada linealateralis), finlet (siripkecil),
keel (gerigikecil) dan beberapa keping tulang tengkorak . Dalam beberapa hal,
kulit juga dapat berfungsi sebagai alat respirasi, alat ekskresi, dan alat
osmoregulasi.
Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut epidermis dan
lapisan dalam yang disebut dermis atau corium.
1. Epidermis merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan
lingkungan dan sistem somatis, mempunyai sejarah evolusi yang
kompleks. Integumen sekalian hewan merupakan lapisan protektif yang
menjaga lalulintas air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya secara bebas.
Epidermis tidak dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh darah, keperluan
metabolisme diperoleh secara difusi, karena itu kecenderungan dari sel-sel
yang paling di luar untuk menjadi mati dan lepas sangat besar sekali.
Epidermis bagian dalam terdapat lapisan sel yang disebut stratum
germinativum (lapisan malphigi). Lapisan ini sangat giat dalam melakukan
pembelahan untuk menggantikan sel-sel bagian luar yang lepas dan untuk
persediaan pengembangan tubuh. Epidermis selalu basah karena adanya
lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang
dalam terdiri dari lapisan sel yang selalu giat mengadakan pembelahan
untuk mengantikan sel-sel sebelah luar yang lepas dan untuk persediaan
pengembangan tubuh. Lapisan ini dinamakan stratum germinativum
(lapisan Malphigi).
8
2. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang
bersisik, dan derivat-derivat kulit lainnya. Pada dermis ini terkandung
pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat. Asal mula terbentuknya
dermis ini belum banyak diketahui; diperkirakan bahwa jaringan ikat di
bawah epidermis dulunya berubah, terutama sekali menjadi tulang pada
hewan nenek moyang vertebrata, seperti yang terlihat pada fosil-fosil
Ostracodermi yang mempunyai prisai-prisai tulang pada kulitnya, yang
pertumbuhannya sangat baik.
1. FungsiKulit :
2. a. Alatpertahananpertamapadapenyakit
b. Perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor lingkungan
(linealateralissebagai organ sensori)
c. Alateksresidan osmoregulasi
d. Alatpernafasantambahanpadabeberapajenisikan
3. Beberapaalat yang terdapatdalamkulit :
a. Kelenjarracun, sumberpewarnaan, sumbercahaya, kelenjar mucous (lendir)
sehinggalicin&berbaukhas.
b. Alat tersebutuntukmempertahankan diri dan untukmenyerang
2.3.2 S I S I K
Ikan yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan
primitive, sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal
tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikandungnya. Sisik dibuat di
dalam dermis sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis.
Di samping ikan bersisik terdapat pula ikan yang sama sekali tidak
bersisik, di temukan pada ikan lajur (Trichiurus, Lepturancanthus, Demissolinea),
ikan sub-ordo Siluroidea (Pegasius, Clarias, Fluta alba). Sebagai suatu
9
kompensasi dari tidak terdapatnya lendir pada tubuhnya, mereka memiliki lendir
yang lebih tebal sehingga badannya menjadi lebih licin.Ada beberapa jenis ikan
yang hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu saja. Seperti “paddle fish”,
ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian operculum dan ekor. Dan adapula
yang hanya ditemukan sepanjang linea lateralis. Ikan sidat (Anguilla) yang
terlihat seperti tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil dan dilapisi
lendir yang tebal.
Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan
dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, Ganoid, Cycloid
dan Ctenoid.
a. Sisik Placoid
Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes).
Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau
bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di
bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari
permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur exoskeleton yang
primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang
biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar, tangkai sentral
dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan
saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga
sering disebut dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa.
Pertumbuhan dari sisik placoid menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai
dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis yang seterusnya akan tumbuh
menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak epidermis yang ada
di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik.
b. Sisik Cosmoid
Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah
dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa
10
lapisan, yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam
enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular,
terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan
sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-
sel hidup yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis
ikan Latimeria chalumnae.
c. Sisik Ganoid
Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan
Scaphyrynchus (Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan
terluar disebut ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik,
kemudian lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah
isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik
type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan
Polyodontidae.
d.Sisik Cycloid dan Ctenoid
Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat
pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan
berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid
hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris
di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan
bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi
menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya secara tertanam ke
dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting yang
dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik
yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap
daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-
butir pigmen (chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh)
transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid
11
adalah pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil).
Focus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di
tengah-tengah sisik.
1. Pigmen Warna
Ikan-ikan yang hidup di perairan bebas seperti tenggiri (Scomberomorus
commersoni) dan lain-lain mempunyai warna tubuh yang sederhana, bertingkat
dari keputih-putihan pada bagian perut, keperak-perakan pada sisi tubuh bagian
bawah sampai kebiru-biruan atau kehijau-hijauan pada sisi atas dan
kehitamhitaman pada bagian punggungnya. Ikan yang hidup didaerah dasar,
bagian dasar perutnya bewarna pucat dan bagian punggungnya bewarna gelap.
Warna tubuh yang cemerlang dan cantik biasanya dimiliki oleh ikan-ikan yang
hidup di sekitar karang, misalnya ikan-ikan yang termaksud kedalam familia
Apogonidae, Chaetodontidae, Achanturidae, dan sebagainya. Umumnya ikan laut
yang hidup dilapisan atas bewarna keperak-perakan, dibagian tengah kemerah-
merahan dan dibagian bawah ungu atau hitam. Warna ikan tersebut dikarenakan
oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan biochrome ( pigmen pembawa
warna).
Schemachrome putih terdapat pada rangka, gelembung renang sisik; biru dan
ungu pada iris mata; warna-warna pelangi pada sisik, mata dan membran usus.
Yang termasuk biochrome ialah :
1. Carotenoid; berwarna kuning, merah dan corak lainnya.
2. Chromolipoid; berwarna kuning sampai coklat.
3. Indigoid; berwarna biru, merah dan hijau.
12
4. Melanin; kebanyakan berwarna hitam atau coklat.
5. Porphyrin atau pigmen empedu; berwarna merah, kuning, hijau, biru dan
coklat.
6. Flavin; berwarna kuning tetapi sering dengan fluoresensi kehijau-hijauan
7. Purin; berwarna putih atau keperak-perakan.
8. Pterin; berwarna putih, kuning, merah dan jingga .
Sel khusus yang memberikan warna pada ikan ada dua macam yaitu :
• Iridocyte (leucophore dan guanophore)
Sel ini dinamakan juga sel cermin karena mengandung bahan yang dapat
memantulkan warna di luar tubuh ikan. Bahan yang terkandung dalam sel
cermin antara lain guanin kristal (warna keputih-putihan) sebagai hasil
buangan metabolisme.
• Chromatophore terdapat di dalam dermis
Sel ini mempunyai butir-butir pigmen yang merupakan sumber warna
sesungguhnya. Butir pigmen ini dapat menyebar ke seluruh sel atau
mengumpul pada suatu titik. Gerakan inilah yang menyebabkan perubahan
warna pada ikan. Jika butir-butir pigmen mengumpul pada suatu titik maka
warna yang dihasilkan secara keseluruhan nampak pucat. Sedangkan jika butir
pigmen menyebar, maka warna akan terlihat jelas tergantung pada butir
pigmen tersebut. Ummnya satu warna khas tergantung pada kombinasi
chromatophore dasar yang mengandung satu warna. Chromatophore dasar ada
empat jenis yaitu erythrophore (merah dan jingga), xanthophore (kuning),
melanophore (hitam), dan leucophore (putih).
13
2.3.3 Lendir
Lendir pada ikan dihasilkan oleh kelenjar lendir yang terdapat pada bagian epidermis kulit. Kelenjar ini menghasilkan mucin (glikoprotein) yang jika bercampur dengan air akan membentuk lendir. Fungsi lendir pada ikan antara lain:
a. untuk mengurangi gesekan b. untuk mencegah infeksi c. untuk mencegah kekeringan d. untuk mempertahankan diri e. untuk membantu dalam proses reproduksi f. untuk osmoregulasi
2.4 Organ Cahaya
Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens,
yang umumnya bewarna biru atau biru kehijau-hijauan. Terdapat dua sumber
cahaya yang dikeluarkan oleh ikan dan keduanya terdapat pada kulit, yaitu warna
yang dikeluarkan oleh bakteri yang bersimbiosis dengan ikan dan cahaya yang
dikeluarkan oleh ikan itu sendiri. Ikan-ikan yang dapat mengeluaran cahaya
umumnya tinggal di bagian laut dalam dan hanya sedikit yang hidup diperairan
dangkal. Sebagian dari padanya bergerak ke permukaan untuk ruaya makanan.
Dimiliki oleh ikan yang hidup di laut dalam yang terletak antara 300 –
1000 meter dibawah permukaan laut. Sel pada kulit ikan yang dapat
mengeluarkan cahaya disebut sel cahaya atau photophore (photocyt). Ini biasanya
terdapat pada golongan Elasmobranchii (Sphinax, Etmopterus, Bathobathis
moresbyi) dan Teleostei (Stomiatidae, Hyctophiformes, Batrachoididae). Cahaya
yang dikeluarkan oleh bakteri yang hidup bersimbiosis dengan ikan, misalnya
terdapat pada ikan-ikan dari famili Macroridae, Gadidae, Honcentridae,
Anomalopodidae, Leiognathidae, Serranidae, dan Saccopharyngidae. Di Laut
Banda ikan leweri batu (Photoblepharon palpebatrus) dan leweri air (Anomalops
katoptron), yang keduanya termaksud kedalam famili Anomalopodidae,
mempunyai bakteri cahaya yang terletak dibawah matanya. Kedua ikan tersebut
hidup di perairan dangkal.
14
Anomalops mengeluarkan cahaya yang berkedap-kedip secara teratur yang
dikendalikan oleh organ cahaya yang keluar masuk suatu kantong pigmen hitam
dibawah mata. Photoblepharon menunujukan suatu cahaya yang menyala terus,
tetapi dapat pula dipadamkan oleh suatu lipatan jaringan hitam yang
menutupiorgan cahayanya. Bakteri yang dapat mengeluarkan cahaya terdapat
didalam kantung kelenjar di epidermis. Pemantulan cahaya yang dikeluarkan oleh
bakteri diatur oleh jaringan yang berfungsi sebagai lensa. Pada bagian yang
berlawanan dengan lensa banyak pigmen yang berfungsi sebagai pemantul. Ada
juga kelenjar yang berisi bakteri itu dikelilingi oleh sel-sel pigmen itu seluruhnya.
Pemencaran cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri diatur oleh konstraksi pigmen
yang berfungsi sebagai iris mata.
Pada ikan Malacocephalus (yang hidup di laut dalam), pengeluaran
cahayanya mempunyai peranan dalam pemijahan. Kekuatan cahayanya dapat
menerangi sejauh 10 meter dengan panjang gelombang 410 – 600 mikrometer.
Pada musim pemijahan, bila ikan jantan bertemu dengan ikan betina, maka si
jantan akan membimbing betinanya untuk mencari tempat yang baik untuk
berpijah. Cahaya yang dikeluarkan oleh ikan jantan dipakai sebagai isyarat untuk
diikuti si jantan.
“Anglor fish”(Linophyrin brevibarbis), yang terdapat didasar laut,
mempunyai tentakel yang bercahaya. Diduga ikan ini mempunyai kultur bakteri
yang terdapat pada kulitnya. Tentakel yang ujungnya mempunyai jaringan yang
membesar itu digosokan di atas kultur bakteri tersebut, sehingga bakteri yang
bercahaya terbawa oleh tentakel untuk menarik perhatian mangsanya. Jadi fungsi
organ cahaya pada ikan ialah sebagai tanda pengenal individu ikan sejenis untuk
memikat mangsa, menerangi lingkungan sejenis, mengejutkan musuh, dan
melarikan diri, sebagai penyesuaian ketidak adaan sinar di laut dalam dan diduga
sebagai ciri ikan beracun.
2.5 Organ Beracun
Kelenjar beracun merupakan derivat kulit yang merupakan modifikasi
kelenjar yang mengeluarkan lendir. Kelenjar beracun ini bukan saja dipergunakan
untuk pertahanan diri, tetapi juga untuk menyerang dan mencari makan. Studi
15
tentang racun ikan ini dinamakan ichthyotoxisme, yang meliputi
ichthyosarcotoxisme (mempelajari berbagai macam keracunan akibat memakan
ikan beracun) dan ichthyoacanthotoxisme (mempelajari sengatan ikan berbisa).
Jadi ichthyotoxisme tidak terbatas mempelajari yang dikeluarkan oleh kulit saja,
melainkan racun yang berasal dari organ-organ lain dan gejala keracunan dengan
segala aspek-aspeknya. Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung
kelenjar beracun antara lain ikan-ikan yang hidup disekitar karang, ikan lele dan
sebangsanya (Siluroidea), dan golongan Elasmobranchii (Dasyatidae,
Chimaeridae, Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal (Tetraodontidae) juga
terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal dari sistem integumennya,
melainkan dari kelenjar empedu.
Ikan lepu ayam ( Pterois volitans dan Pterois russelli ) mempunyai alat
beracun yang terdiri dari 13 jari-jari keras sirip punggung, 3 jari-jari keras sirip
dubur dan 2 jari-jari keras sirip perut. Jari-jari kerasnya berbentuk panjang, lurus,
ramping dan indah warnanya. Pada bagian sisi kiri kanan jari-jari keras tersebut
terdapat celah yang terbuka sehingga membentuk saluran. Jari-jari keras ini
dilapisi oleh selaput integumen.
Pada ikan lepu angin (Scorpaena guttata) alat beracunnya terdiri dari12
jari-jari keras sirip punggung, 3 jari-jari keras sirip dubur dan 2 jari-jari keras sirip
perut. Ikan lepu tembaga, Synanceja horrida, mempunyai racun yang dapat
mematikan manusia. Racunnya ini terdapat pada 13 jari-jari keras sirip punggung,
3 jari-jari keras sirip dubur dan 2 jari-jari keras sirip perut. Ikan lepu tembaga
yang paling ditakuti oleh para nelayan.
Badannya berbintil-bintil dengan warna kecoklatan. Ikan lepu tembaga
tinggal di dasar perairan yang dangkal berpasir atau berkarang, dan di daerah yang
terdapat vegetasi umpamanya samo-samo (Enhalus acoroides ).Gerakannya
lamban dan pada siang hari hanya berdiam diri dalam waktu yang lama.
Permukaan tubuhnya yang mempunyai warna yang mirip benar dengan dasar
perairan dan bentuknya yang mirip batu menjadikan ikan ini sukar dilihat.
Kadang-kadang kulitnya ditutupi pasir atau bahan lainnya.Dibandingkan dengan
16
lepu ayam dan lepu angin, ikan lepu tembaga mempunyai jari-jari keras beracun
yang lebih pendek dan kukuh.
Ikan baronang (Siganus) mempunyai kelenjar beracun yang terdapat pada
13 jari-jari keras sirip punggung, 4 jari-jari keras sirip perut dan 7 jari-jari keras
sirip dubur.
Kantung kelenjar pada Siluroidea umumnya terdapat pada dasar jari-jari
keras sirip punggung dan dada, yang dilengkapi gerigi yang membengkok ke
dalam. Bila kantung kelenjar tertekan oleh jari-jari siripnya akan mengeluarkan
cairan yang beracun melalui sebuah alur yang terdapat pada jari-jari keras tersebut
dan diteruskan ke dalam luka. Beberapa anggota Siluroidea misalnya: sembilang
(Plotosus canius), lele (Clarias batrachus).
Kelenjar beracun ikan pari (Dasyatis) terdapat pada duri di ekornya. Duri
ini tersusun dari bahan yang disebut vasodentino. Sepanjang kedua sisi duri
tersebut terdapat gerigi yang bongkok ke belakang. Duri tersebut ditandai oleh
adanya sejumlah alur yang dangkal sepanjang duri. Sepanjang tepi alur, pada
bagian bawah duri, didapatkan satu celah yang dalam. Jika diamati dengan teliti
maka pada celah ini akan tampak berisikan suatu jalur berupa jaringan kelabu,
“spongy“, lembut meluas sepanjang celah.
Racun dihasilkan oleh jaringan ini, meskipun jumlahnya lebih sedikit dari
pada yang dihasilkan oleh bagian lain dari selaput integumen dan bagian khusus
tertentu kulit pada ekor yang terletak didekat duri. Celah ini berfungsi melindungi
jaringan kelenjar .Mengingat adanya racun pada duri ikan pari, maka para nelayan
akan membuang duri tersebut segera setelah ikan tertangkap untuk mencegah hal-
hal yang tidak diinginkan.
17
BAB 3
KESIMPULAN
Sistem Integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Organ
integumen yang terdapat pada ikan (pisces) seperti kulit, lendir, pigmen warna,
organ cahaya, kelenjar beracun.
Kulit merupakan pembungkus luar dan berfungsi sebagai alat pertahanan
pertama terhadap serangan penyakit serta juga dapat mencegah pengaruh faktor-
faktor luar terhadap tubuh ikan. Kulit juga merupakan sistem pembalut tubuh
yang terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya. Derivat sisi ikan antara lain gigi
ikan hiu, jari-jari sirip, scute (penebalan pada linealateralis), finlet (siripkecil),
keel (gerigikecil) dan beberapa keping tulang tengkorak . Dalam beberapa hal,
kulit juga dapat berfungsi sebagai alat respirasi, alat ekskresi, dan alat
osmoregulasi. Struktur kulit dibagi menjadi dua, yang pertama epidermis yaitu
kuloit bagian luar, dan dermis kulit bagian dalam.
18
Ikan yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan
primitive, sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal
tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikandungnya. Sisik dibuat di
dalam dermis sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis.Berdasarkan
bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan
menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, ganoid, Cycloid dan Ctenoid.
Lendir yaitu zat (semacam glycoprotein) yang dinamakan mucin.Apabila
bersentuhan dengan air membentuk lendir yang terdapat pada ikan yang tidak
bersisik lebih tebal dari pada ikan yang bersisik. Sisik merupakan mmerupakan
bagian dari rangka dermis karena dibuat dari lapisan dermis. Bentuk dan bahan
yang dikandung sisik ikan dibedakan menjadi 5 jenis yaitu cosmoid contohnya
ikan coelacanth (catemeria chalumnae), placoid hewan bertulang rawan
(chondrichthyes), ganoid, cycloid, stenoid.
Beragamnya warna dari bermacam – macam jenis ikan diakibatkan oleh
schemachrom (konfigurasi fisik), biochrome (pigmen pembawa warna), iridocyte
(sel cermin karena dapat memantulkan warna dari luar tubuh), cromatophore
(butiran – butiran pigmen merupakan sumber warna sesungguhnya). Organ
cahaya pada jasad hidup atau disebut biolumines. Cahaya yang dikeluarkan oleh
ikan terdapat dua sumber pada kulit yaitu dikeluarkan oleh bakteri yang
bersimbiosis dengan ikan seperti ikan lemeri batu dan lemeri air, dan cahaya yang
dikeluarkan sendiri oleh ikan contohnya ikan malacocephalus.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://otakmuda.blogspot.com/2010/10/bentuk-bentuk-tubuh-ikan.html
(diakses pada tanggal 11 Maret 2013 16.50)
http://isnanbio.blogspot.com/2009/11/sistem-integumen-pada-
pisces.html#ixzz2MxBSc700
(diakses pada tanggal 11 maret 2013 17.00)
Djamali, A., Burhanuddin, dan M. Hutomo. 1994. Fauna Ikan-ikan Laut Berbisa
dan Beracun di Indonesia. Proyek Pemasyarakatan dan Pembudayaan
IPTEK, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988.Fishes.An Introduction to Ichthyology.
Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Karl F.Lagler.1988.Ichtyology.canada
20
21