98
SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG PEMANTAUAN KAPAL MARITIME COMMUNICATION SYSTEM TO SUPPORT VESSEL MONITORING YURIKA NANTAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDIN MAKASSAR 2018

SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG

PEMANTAUAN KAPAL

MARITIME COMMUNICATION SYSTEM TO SUPPORT

VESSEL MONITORING

YURIKA NANTAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDIN

MAKASSAR

2018

Page 2: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

ii

SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG PEMANTAUAN

KAPAL

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Teknik Elektro

Disusun dan diajukan oleh

YURIKA NANTAN

kepada

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDIN

MAKASSAR

2018

Page 3: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 4: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yurika Nantan

Nomor Mahasiswa : P2700215028

Program Studi : Teknik Elektro

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang penulis tulis ini

benar – benar merupakan hasil karya penulis sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini

hasil karya orang lain, penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, 15 Februari 2018

Yang menyatakan,

Yurika Nantan

Page 5: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul

SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG PEMANTAUAN

KAPAL.

Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Master Teknik pada

Program Pascasarjana Teknik Elektro Universitas Hasanuddin Makassar.

Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian Tesis ini, terutama kepada yang

terhormat:

1. Orang Tua yang selalu mendoakan dan mendukung hingga penulis

mampu menyelesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. Ir. Zahir Zainuddin, M.Sc. dan Bapak Dr. Eng. Wardi, S.T.,

M.Eng. selaku Pembimbing I dan Pembimbing II atas kesabarannya

memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penelitian.

3. Saudara, Sahabat, dan Keluarga terbaik yang tiada henti memberikan

spirit serta berbagai pertolongan yang sangat berarti.

4. Teman-teman di seluruh angkatan untuk semangat dan inspirasi.

5. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tesis ini dan

tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala kebaikan

kalian.

Page 6: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

vi

Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih memiliki banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu melalui kata pengantar

ini penulis sangat terbuka menerima kritik serta saran yang membangun

sehingga secara bertahap penulis akan dapat memperbaikinya.

Namun demikian penulis sangat berharap kiranya Tesis ini dapat

memberikan manfaat dan kontribusi yang besar untuk kepentingan

bersama. Amin.

Makassar, 15 Februari 2018

Penulis

Page 7: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

vii

ABSTRAK

Yurika Nantan. Sistem Komunikasi Maritim Untuk Mendukung

Pemantauan Kapal. (dibimbing oleh Zahir Zainuddin dan Wardi).

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pemantauan kapal

yang sedang berlayar pada wilayah laut dan kepulauan yang tidak

mendapat akses internet dengan memanfaatkan jaringan teresterial yang

sudah ada. Kegiatan pemantauan kapal sangat bermanfaat dalam aktifitas

pelayaran untuk mengetahui informasi kapal yang sedang berlayar

sehubungan dengan kondisi lapangan yang ada utamanya saat cuaca

buruk.

Penelitian ini memanfaatan teknologi Wireless Fidelity Long Range

(Wi-Fi LR) pada frekuensi bebas 2.4 GHz dalam bidang maritim untuk

mendukung sistem pemantauan kapal yang sedang berlayar. Penggunaan

Wi-Fi LR pada frekuensi 2.4 GHz dipakai sebagai perpanjangan koneksi

layanan data secara point to point yang diperoleh dari Base Tranceiver

Station (BTS) terdekat sehingga akses internet dapat dimanfaatkan secara

bersamaan oleh kapal-kapal yang sedang berlayar khususnya kapal

nelayan untuk mengirimkan informasi penting yang berkaitan dengan

pelayaran seperti posisi kapal melalui Global Positioning System (GPS)

pada Mobile Phone.

Penelitian ini menghasilkan perpanjangan koneksi layanan data

sejauh 6 Km antara Base Station (BS) dan Customer Premises Equipment

(CPE). Adapun nilai throughput yang diperoleh adalah sebesar 2,4 Mbit/s

dengan kuat sinyal sebesar -66 dBm pada CPE. Nilai kuat sinyal ini berada

pada level excellent berdasarkan standar level pengukuran sinyal yang

dikeluarkan vendor yaitu ≥–70 dBm yang berarti CPE masih dapat

menerima sinyal dari BS dengan sangat baik.

Kata kunci : Komunikasi Maritim, pemantauan kapal, Wi-Fi LR, point to

point, level sinyal.

Page 8: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

viii

ABSTRACT

Yurika Nantan. The Maritime Communication System to Support Vessel

Monitoring. (supervised by Zahir Zainuddin and Wardi)

The research aimed to designing the vessel monitoring system being

sailing in the marine areas and islands not getting the internet access by

utilizing the existing terrestrial network. The vessel monitoring activity was

very useful in the shipping activity to find out the ship information sailing

related to the existing field condition primarily in bad weather.

The method used by utilizing of the Long Range Wireless Fidelity

(Wi-Fi LR) in the free frequency of 2.4 GHz in the maritime field to support

the monitoring system of the vessel which was sailing. The Long Range Wi-

Fi in the frequency of 2.4 GHz was utilized as the extension of the data

service connection point to point which were obtained from the nearby Base

Tranceiver Station (BTS), so that the internet access could be utilized

simultaneously by sailing vessels particularly the fishing boats to transmit

the vital information related to the voyages such as the ship position via the

Global Positioning System (GPS) on Mobile Phone.

The research produces the extension of the data service connection

as far as 6 Km between Base Station (BS) and Customer Premises

Equipment (CPE). The throughput value is 2.4 Mbit/s with the signal level

measurement on CPE is -66 dBm. The signal level value is an excellent

level based on the vendor standard level that is >=-70 dBm which CPE still

receive signal from BS as very well.

Keywords : Maritime communication, vessel monitoring, Wi-Fi LR, point to

point, sign al level.

Page 9: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................. vii

ABSTRACT .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

E. Batasan Masalah .................................................................................. 5

F. Sistematika ........................................................................................... 6

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 8

A. Landasan Teori ..................................................................................... 8

1. Sistem Pemantauan Perkapalan ..................................................... 8

2. Jaringan Komputer ........................................................................ 10

a. Klasifikasi Jaringan Komputer .................................................. 10

b. Topologi Jaringan .................................................................... 15

Page 10: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

x

c. Jaringan Point to point ............................................................. 15

d. Transmission Control Protokol /Internet Protocol (TCP/IP) ...... 16

e. Routing Protocol ...................................................................... 18

3. Jaringan Nirkabel .......................................................................... 21

4. Wireless Fidelity (Wi-Fi) ................................................................ 23

a. Jenis Wireless .......................................................................... 23

b. 802.11 Low Power ................................................................... 26

5. Pengaruh Lingkungan pada Sistem Komunikasi Bergerak Seluler 28

a. Propagasi gelombang dalam lingkungan bergerak .................. 28

b. Perkiraan rugi-rugi lintasan propagasi ..................................... 29

c. Konsep perhitungan jari-jari sel ............................................... 30

6. Komunikasi Maritim ....................................................................... 34

B. Penelitian Terkait dan State Of The Art .............................................. 37

C. Kerangka Pikir .................................................................................... 38

METODE PENELITIAN ............................................................................ 39

A. Tahapan Penelitian ............................................................................. 39

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 40

C. Instrumentasi Penelitian ..................................................................... 41

D. Teknik Pengambilan Data................................................................... 41

E. Perancangan Sistem .......................................................................... 42

1. Perancangan Hardware ................................................................ 45

a. Perancangan BS ...................................................................... 45

b. Perancangan CPE ................................................................... 46

Page 11: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

xi

c. Instalasi AP .............................................................................. 48

d. Perancangan GPS Tracker ...................................................... 49

2. Perancangan Software .................................................................. 50

a. Perancangan Software pada Server ........................................ 51

b. Perancangan Software pada MS ............................................. 52

F. Pengujian Sistem ................................................................................ 53

1. Pengujian Performansi Jaringan ................................................... 54

a. Throughput .............................................................................. 54

b. Delay ........................................................................................ 55

c. Packet Loss ............................................................................. 55

d. Beamwidth ............................................................................... 56

e. Link Budget .............................................................................. 56

2. Pengujian Jarak Jangkauan Sistem Pemantauan Kapal ............... 57

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 59

1. Hasil Pengujian Performansi Jaringan .......................................... 59

2. Hasil Tampilan Pemantauan Kapal ............................................... 65

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 70

A. Kesimpulan ......................................................................................... 70

B. Saran .................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar 802.11 .......................................................................... 25

Tabel 2. State of the art penelitian terkait komunikasi maritim ................. 37

Tabel 3. Tampilan menu pada server ...................................................... 51

Tabel 4. Klasifikasi delay Berdasarkan ITU-T .......................................... 55

Tabel 5. Pengukuran kualitas sinyal/Received Signal Strength Indication

(RSSI) ....................................................................................... 57

Tabel 6. Hasil pengujian transfer paket data BS ke CPE. ........................ 59

Tabel 7. Hasil pengujian transfer paket data CPE ke BS ......................... 60

Tabel 8. Hasil pengujian transfer paket data CPE ke MS ........................ 60

Tabel 9. Pengukuran beamwidth antena ................................................. 64

Tabel 10. Kanal Wi-Fi .............................................................................. 65

Tabel 11. Data koordinat antara BS dan CPE ......................................... 68

Tabel 12. Data koordinat antara CPE dan BS ......................................... 68

Page 13: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jaringan Berkabel .................................................................. 12

Gambar 2. Jaringan Nirkabel ................................................................... 13

Gambar 3. Jaringan Client-Server ........................................................... 14

Gambar 4. Jaringan Peer-to-peer ............................................................ 14

Gambar 5. Jaringan Ad-hoc ..................................................................... 22

Gambar 6. Jaringan Infrastruktur ............................................................. 23

Gambar 7. Propagasi Line of Sight .......................................................... 27

Gambar 8. Sistem komunikasi menggunakan dua antena ....................... 32

Gambar 9. Toplogi jaringan...................................................................... 35

Gambar 10. Kerangka pikir penelitian ...................................................... 38

Gambar 11. Diagram Alir Penelitian ......................................................... 39

Gambar 12. Konfigurasi keseluruhan sistem ........................................... 42

Gambar 13. Perancangan sistem ............................................................ 43

Gambar 14. Arsitektur jaringan ................................................................ 44

Gambar 15. Instalasi BS .......................................................................... 45

Gambar 16. Pengaturan alamat IP pada BS ............................................ 46

Gambar 17. Instalasi CPE pada kapal ..................................................... 47

Gambar 18. Pengaturan CPE .................................................................. 47

Gambar 19. Pengaturan alamat IP AP ..................................................... 48

Gambar 20. Perancangan GPS tracker ................................................... 49

Gambar 21. Blok Diagram Perancangan Software .................................. 50

Page 14: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

xiv

Gambar 22. Tampilan awal server monitoring ......................................... 52

Gambar 23. Tampilan pada aplikasi pada HP android (a) dalam keadaan

off dan (b) dalam keadaan on .............................................. 53

Gambar 24. Pengukuran Jarak Jangkauan Sistem. ................................. 58

Gambar 25. Link Budget vs RSSI ............................................................ 61

Gambar 26. Penggunaan Kanal............................................................... 64

Gambar 27. Hasil tampilan realtime dari aplikasi pemantauan kapal. ...... 66

Gambar 28. Hasil Pemantauan Kapal BS ke CPE ................................... 67

Gambar 29. Hasil Pemantauan Kapal CPE ke MS .................................. 68

Gambar 30. Hasil perancangan GPS tracker ........................................... 69

Page 15: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi pengambilan data

Lampiran 2. Listing program server

Lampiran 3. Listing program MS/client

Lampiran 4. Listing program GPS

Lampiran 5. Perhitungan Link Budget

Page 16: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia

dengan jumlah pulau mencapai 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000

km yang menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar.

Kawasan pesisir dan lautan yang dinamis tidak hanya memiliki potensi

sumber daya, tetapi juga memiliki potensi bagi pengembangan berbagai

aktivitas pembangunan yang bersifat ekstrasi seperti industri, pemukiman,

konservasi dan lain sebagainya. Wilayah pesisir yang ditetapkan

penggunaannya bagi berbagai sektor kegiatan membutuhkan pemantauan

dari berbagai aspek. Salah satunya yaitu pemantauan kapal yang sangat

bermanfaat dalam aktifitas pelayaran untuk mengetahui informasi kapal

yang sedang berlayar sehubungan dengan kondisi lapangan yang ada

utamanya saat cuaca buruk.

Banyak teknologi telekomunikasi yang dapat digunakan untuk

melakukan kegiatan pemantauan kapal mulai dari teknologi konvensional

sampai modern. Sejak jaman dahulu pelaut di seluruh dunia telah

menggunakan bendera sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi namun

hal ini masih sangat terbatas penggunaannya. Teknologi satelit (Nasser,

2014), radar (Stastny et al., 2015) dan sonar dapat menyelesaikan

Page 17: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

2

permasalahan keterbatasan komunikasi dari kapal ke pantai dan dari pantai

ke kapal yang berada dalam jarak jangkau yang jauh dari darat, akan tetapi

masih memiliki kendala utama diantaranya efisiensi biaya yang tinggi dan

ukuran perangkat yang digunakan juga relatif besar.

Banyak penelitian dalam bidang sistem komunikasi radio dilakukan,

hal ini dikarenakan pengguna kapal kebanyakan menggunakan mobile

phone sebagai alat komunikasi utamanya. Sistem komunikasi radio BTS

yang ada di darat juga masih memiliki keterbatasan komunikasi karena

jarak jangkauan sinyal dari satu BTS yang terbatas (Rahardjo, 2013)

sedangkan daerah pelayaran yang dilalui tidak termasuk dalam cakupan

sinyal BTS atau disebut blind spot. Pemanfaatan teknologi Wimax untuk

komunikasi maritim mampu memberikan kecepatan data yang tinggi

dengan jarak jangkauan yang jauh dan memberikan layanan multimedia

yang dapat digunakan dalam sistem navigasi (Choi et al., 2013) (Reyes-

Guerrero et al., 2011). Akan tetapi perkembangan teknologi Wimax di

Indonesia sendiri masih terkendala pada regulasi pemakaian frekuensi.

Penerapan sebuah bridge maricom (Kim et al., 2015) dengan

berbagai teknik untuk meningkatkan performansinya (Yoo et al., 2015) dan

gabungan teknologi broadband yang lain dalam penelitian bluecom+

(Campos et al., 2016) juga dilakukan untuk mendukung komunikasi pada

wilayah laut yang hemat biaya dan memiliki akses data rate yang tinggi.

Penerapan teknik ini juga masih memiliki kekurangan disisi banyaknya

perangkat yang digunakan sehingga tidak memungkinkan untuk kapal

Page 18: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

3

berukuran kecil seperti kapal nelayan untuk memilikinya. Solusi yang paling

efektif adalah dengan memanfaatkan sistem komunikasi pemancar stasiun

radio terdekat yang berada di daratan, seperti memanfaatkan BTS terakhir

sebagai koneksi untuk dapat terhubung ke jaringan internet sehingga

memudahkan untuk melakukan kegiatan pemantauan kapal pada wilayah

laut dan kepulauan. Penelitian dengan membandingkan teknologi Wi-Fi dan

LoRa pada frekuensi kerja 2.4 GHz (Kim and Lim, 2016) dan frekuensi 5.8

GHz (Lopes et al., 2014) juga telah dilakukan. Penelitian ini diaplikasikan

pada lingkup maritim secara point to point antara kapal dan stasiun

pemancar yang berada di daratan. Dari penelitian tersebut, LoRa

menghasilkan jarak jangkauan yang jauh dengan konsumsi daya yang

rendah, karena tingkat pengiriman datanya rendah. Hasil yang diperoleh

adalah jarak jangkauan hingga 4 Km pada pengiriman data sebesar 1

Mbit/s.

Berdasarkan pada kedua penelitian tersebut, pada penelitian ini

memanfaatkan teknologi LoRa untuk perancangan sistem komunikasi

maritim yang digunakan untuk mendukung pemantauan kapal

menggunakan Wi-Fi LR dengan frekuensi kerja 2.4GHz. Adapun koneksi

Internet yang diperoleh berasal dari dari penyedia jaringan komunikasi BTS

terdekat yang sudah ada di daratan. Frekuensi 2.4GHz dipilih karena

mampu menyediakan rentang maksimum yang sama dengan kecepatan

data, sehingga memudahkan pengguna kapal untuk menyampaikan

Page 19: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

4

informasi penting seperti posisi kapal ke stasiun pemancar yang berada di

daratan sehuungan dengan kegiatan pemantauan kapal.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dijadikan sebagai fokus studi dalam penelitian

terkait rancang bangun system antena cerdas akan mencakup beberapa

hal sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang suatu sistem komunikasi maritim pada wilayah

laut?

2. Bagaimana kapal dapat menyampaikan informasi posisi kapal ke

stasiun penerima yang ada di daratan?

3. Bagaimana performansi dari jaringan komunikasi yang digunakan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah

dijabarkan antara lain:

1. Untuk mendapatkan gambaran sistem jaringan komunikasi pada area

laut.

2. Untuk membantu meningkatkan layanan komunikasi dalam bidang

maritim sehubungan dengan kegiatan pemantauan posisi kapal.

3. Untuk mendapatkan performansi jaringan dari sistem komunikasi

maritim di laut.

Page 20: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

5

4. Menghasilkan aplikasi pemantauan kapal yang dapat diakses secara

real time.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian komunikasi

mobile di laut teritorial ini adalah:

1. Bagi Masyarakat, bermanfaat memberikan layanan komunikasi maritim.

2. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan

kemampuan mengenai perancangan sistem komunikasi maritim.

3. Bagi institusi pendidikan Magister Jurusan Teknik elektro bidang

telekomunikasi, dapat digunakan sebagai referensi ilmiah dalam

penelitian untuk pengembangan sistem komunikasi maritim

sehubungan dengan kegiatan pemantauan kapal.

E. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah penelitian perancangan sistem komunikasi

maritim pada wilayah laut ini yaitu perancangan sistem konektivitas layanan

data dilakukan secara point to point dengan memanfaatkan layanan

komunikasi Wi-Fi Long Range pada rentang frekuensi bebas 2.4 GHz.

Page 21: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

6

F. Sistematika

Adapun sistematika penulisan pada penelitian sistem komunikasi

maritim untuk mendukung pemantauan kapal adalah:

Bab I Pendahuluan

Berisi penjelasan tentang latar belakang yang menjabarkan alasan

dilakukannya penelitian sistem komunikasi maritim untuk mendukung

pemantauan kapal berdasarkan peluang penelitian dan uraian penelitian

awal tentang komunikasi maritim; rumusan masalah; tujuan penelitian;

manfaat penelitian; batasan masalah; dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Berisi penjelasan tentang landasan teori yang digunakan dalam

penelitian. Diuraikan pula tentang tinjauan pustaka yang merupakan

penjelasan tentang hasil-hasil penelitian lainnya yang berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan kemudian state of the art dari penelitian ini.

Landasan teori merupakan suatu penjelasan tentang sumber acuan

terbaru dari pustaka primer seperti buku, artikel, jurnal, prosiding dan

tulisan asli lainnya untuk mengetahui perkembangan penelitian yang

relevan dengan judul atau tema penelitian yang dilakukan dan juga

sebagai arahan dalam memecahkan masalah yang diteliti. Dalam bab

ini juga diurakan tentang kerangka pemikiran yang merupakan

penjelasan tentang kerangka berpikir untuk memecahkan masalah yang

sedang diteliti, termasuk menguraikan objek penelitian.

Page 22: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

7

Bab III Metode Penelitian

Berisi penjelasan tentang tahapan penelitian, waktu dan lokasi

penelitian, jenis penelitian, perancangan sistem, sumber data,

instrumentasi penelitian dan roadmap penelitian. Penjabaran masing-

masing poin yang bertujuan untuk menjelaskan konsep dan teknik

dalam perencanaan kegiatan penelitian yang akan dilakukan secara

terperinci.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Berisi tentang penjabaran hasil penelitian dalam bentuk tabel dan kurva

serta pembahasan hasil penelitian secara mendetail yang tersusun

dalam poin-poin pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Berisi kesimpulan dan saran pengembangan untuk penelitian di masa

yang akan datang.

Page 23: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sistem Pemantauan Perkapalan

Pada dasarnya setiap sumber daya yang ada di bumi perlu dikelola,

sekalipun itu merupakan milik bersama. Pengelolaan ini biasanya ditujukan

untuk sumberdaya yang dibutuhkan semua orang namun memiliki daya

pemulihan yang lama. Dengan adanya pengelolaan diharapkan

sumberdaya ini dapat dimanfaatkan secara terus-menerus untuk

kemakmuran rakyat. Salah satu sumber daya jika terlalu dieksploitasi bisa

berdampak pada jumlah populasi sumber daya tersebut adalah Sumber

Daya Ikan (SDI). Pengawasan dalam bidang perikanan mulai

dikembangkan dengan berbagai cara agar SDI tetap terjaga kelestariannya

adapun pengawasan itu sendiri terdiri dari monitoring, controlling, dan

surveilance (MCS). Dimulai dari mengumpulkan data tentang sumberdaya

dan pemanfaatannya, berlanjut dengan terciptanya kebijakan batasan-

batasan pengelolaan (terciptanya peraturan) kemudian menjamin

terlaksananya peraturan yang telah dibuat atau disepakati.

Pengumpulan data bisa dilakukan mulai dari pencatatan jumlah hasil

tangkapan di tempat-tempat pendaratan ikan hingga menggunakan

bantuan satelit. Salah satu pengaplikasiannya adalah Vessel Monitoring

Page 24: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

9

System (VMS). Dengan adanya VMS ini diharapkan mampu menganalisa

tempat-tempat potensi ikan dan melakukan perkiraan ketersediaan ikan

dikawasan tersebut. Lebih jelasnya, VMS atau sistem pemantauan kapal

perikanan merupakan salah satu bentuk sistem pemantauan untuk

mendukung pengawasan di bidang penangkapan dan pengangkutan ikan

dengan menggunakan satelit dan peralatan pemancar VMS yang

ditempatkan pada kapal perikanan yang dapat mempermudah pengawasan

dan pemantauan terhadap kegiatan atau aktivitas kapal perikanan

berdasarkan posisi kapal yang terpantau di Pusat Pemantauan Kapal

Perikanan/Fisheries Monitoring Center (FMC).

Secara sederhana, setiap kapal akan dipasangi sebuah kotak

pemancar VMS, yang selanjutnya kotak ini mengirimkan sinyal pada satelit

kemudian menyampaikan posisi kapal pada layar pusat pemantauan. Dari

pantauan ini juga bisa dilakukan analisa mengenai pelanggaran yang

mungkin dilakukan kapal, misalnya terkait daerah penangkapan yang

dilarang maupun penggunaan alat tangkap yang di larang.

Beberapa keuntungan dari adanya alat pemantau kapal ini sebagai

berikut:

a. Informasi keberadaan kapal dapat diketahui oleh FMC.

b. Memudahkan proses pencarian jika kapal mengalami kecelakaan atau

cuaca buruk.

Page 25: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

10

2. Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekelompok otonom yang saling

berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol

komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi

informasi, program-program, serta penggunaan bersama hardware. Selain

itu, jaringan komputer dapat diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal

yang berada diberbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang

saling berhubungan. Dua buah komputer dapat dikatakan saling terkoneksi

apabila keduanya dapat saling bertukar informasi.

Setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan

memberikan layanan. Pihak yang meminta/menerima layanan disebut

pengguna (client) dan yang memberikan/mengirim layanan disebut

penyedia (server). Desain ini disebut dengan sistem client-server, dan

digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.

Jaringan komputer terbagi dalam dua aspek yaitu perangkat lunak

(software) dan perangkat keras (hardware). software meliputi susunan

protokol dan perjalanan data dari satu komputer ke komputer lain.

Sedangkan hardware meliputi jenis transmisi, dan bentuk-bentuk jaringan

komputer atau topologi (Onno, 2013).

a. Klasifikasi Jaringan Komputer

Berdasarkan kriterianya, jaringan komputer dapat dibedakan

menjadi beberapa jenis yaitu:

Page 26: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

11

1. Berdasarkan jangkauan geografis

• Local Area Network (LAN)

LAN merupakan jaringan milik pribadi didalam sebuah gedung atau

kampus. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-

komputer pribadi dalam kantor perusahaan, pabrik atau kampus. Setiap

komputer dapat mengakses sumber daya yang ada pada LAN sesuai

dengan hak akses yang telah diatur.

• Metropolitan Area Network (MAN)

MAN merupakan versi LAN yang lebih besar, dimana MAN

merupakan suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data

berkecepatan tinggi, yang dapat menghubungkan berbagai lokasi.

Jangkauan dari MAN cukup luas yaitu antara 10 sampai 50 km.

• Wide Area Network (WAN)

WAN merupakan jaringan komputer yang area yang sangat luas,

sebagai contoh yaitu jaringan antar wilayah, kota atau negara bahkan

benua. WAN juga dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer

yang membutuhkan router dan saluran komunikasi publik.

2. Berdasarkan distribusi sumber informasi atau data

• Jaringan terpusat

Jaringan terpusat terdiri dari komputer client dan server yang mana

komputer client yang berfungsi sebagai prantara untuk mengakses

sumber informasi atau data yang berasal dari komputer server.

Page 27: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

12

• Jaringan terdistribusi

Jaringan terdistribusi merupakan perpaduan dari beberapa jaringan

terpusat sehingga terdapat beberapa komputer server saling

berhubungan dengan client membentuk sistem jaringan tertentu.

3. Berdasarkan media transmisi data

• Jaringan berkabel (wired network)

Pada jaringan berkabel, untuk menghubungkan satu komputer

dengan komputer lain diperlukan penghubung berupa kabel jaringan.

Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam bentuk sinyal

listrik antar komputer jaringan seperti yang terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Jaringan Berkabel

• Jaringan nirkabel (wireless network)

Jaringan nirkabel merupakan jaringan dengan perantara berupa

gelombang elektromagnetik. Pada jaringan nirkabel tidak diperlukan

kabel untuk menghubungkan antar komputer karena menggunakan

Page 28: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

13

gelombang elektromagnetik untuk mengirimkan sinyal informasi antar

jaringan komputer seperti yang terlihat pada gambar 2.

Gambar 2. Jaringan Nirkabel

4. Berdasarkan peranan komputer dalam proses data

• Jaringan Client-Server

Pada jaringan client-server terdapat satu atau beberapa komputer

server atau client. Komputer yang akan menjadi komputer server

maupun menjadi komputer client dan dapat diubah melalui software

jaringan pada protokolnya. Komputer client sebagai perantara untuk

dapat mengakses data pada komputer server sedangkan komputer

server menyediakan informasi yang diperlukan oleh komputer client

seperti yang terlihat pada gambar 3.

Page 29: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

14

Gambar 3. Jaringan Client-Server

• Jaringan peer-to-peer

Pada jaringan peer-to-peer tidak ada komputer client maupun

komputer server karena semua komputer dapat melakukan pengiriman

maupun penerimaan informasi sehingga semua komputer berfungsi

sebagai client sekaligus sebagai server seperti yang terlihat pada

gambar 4.

Gambar 4. Jaringan Peer-to-peer

Page 30: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

15

b. Topologi Jaringan

Topologi jaringan atau arsitektur adalah gambaran perencanaan

hubungan antarkomputer dalam LAN yang umumnya menggunakan kabel

(sebagai media transmisi), dengan konektor, ethernet card, dan perangkat

pendukung lainnya.

Ada beberapa jenis topologi yang terdapat pada hubungan komputer

pada jaringan lokal, seperti:

• Topologi Bus

• Topologi Ring

• Topologi Star

• Topologi Tree

• Topologi Mesh

• Topologi Hybrid

c. Jaringan Point to point

Jaringan yang dibentuk secara Point to Point merupakan sutu

komputer/perangkat yang disambungkan ke satu perangkat/komputer yang

lain baik menggunakan perangkat wireless maupun menggunakan kabel

LAN. Suatu paket untuk dapat dikirim dari satu sumber ke tempat tujuan,

harus melalui satu atau lebih mesin-mesin perantara. Bahkan seringkali

harus melalui banyak rute yang mungkin berbeda jaraknya. Oleh karena itu,

algoritma routing memegang peranan penting pada jaringan point to point.

Secara umum jaringan yang lebih kecil dan terlokalisasi secara geografis

Page 31: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

16

cenderung memakai jaringan broadcast, sedangkan jaringan yang lebih

besar umumnya menggunakan point to point.

Jaringan ini mempunyai kelebihan antara lain :

• Murah dan mudah

• Tidak memerlukan software administrasi jaringan khusus

• Tidak memerlukan administrator jaringan

Kelemahan dari jaringan point to point yaitu :

• Tingkat keamanan jaringan rendah

• Tidak ada yang memanajemen jaringan

• Semakin banyak mesin yang disharing, akan mempengaruhi kinerja

komputer.

• Digunakan pada jaringan yang tidak terlalu besar.

d. Transmission Control Protokol /Internet Protocol (TCP/IP)

TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh

komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke

komputer lain di dalam jaringan internet. Protokol ini tidak dapat berdiri

sendiri dikarenakan protokol ini merupakan kumpulan beberapa protokol

(protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak

digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk software

di sistem operasi. Istilah yang diberikan terhadap software ini adalah

TCP/IP stack.

Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir decade 1970-an hingga

awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan

Page 32: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

17

komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang

luas. TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat

independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan,

sehingga dapat digunakan dimana saja. Protokol ini menggunakan skema

pengalamatan yang sederhana yang disebut IP (IP address) yang

mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling

berhubungan satu sama lainnya di internet. Protokol ini juga bersifat

routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-

sistem yang berbeda (seperti microsoft windows dan keluarga UNIX) untuk

membentuk jaringan yang berbeda.

Pada TCP/IP terdapat beberapa protokol sub yang menangani

masalah komunikasi antar komputer. TCP/IP mengimplementasikan

arsitektur berlapis yang terdiri atas empat lapis, diantaranya adalah:

1. Protokol lapisan aplikasi

Bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada aplikasi

terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic

Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS),

Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet,

Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network Management

Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya. Dalam beberapa

implementasi stack protokol. Seperti halnya microsoft TCP/IP, protokol-

protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka

Windows Sockets (Winsock) atau NetBIOS over TCP/IP (NetBT).

Page 33: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

18

2. Protokol lapisan antar-host

Berguna untuk membuat komunikasi menggunakan sesi koneksi

yang bersifat connection-oriented atau broadcast yang bersifat

connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission Control

Protokol (TCP), User Datagram Protocol (UDP) dan OLSR.

3. Protokol lapisan internetwork

Bertanggung jawab untuk melakukan pemetaan (routing) dan

enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol

yang bekerja pada lapisan ini adalah Internet Protokol (IP), Adress

Resolution Protocol (ARP), Internet Control Message Protocol (ICMP), dan

Internet Group Management Protocol (IGMP).

4. Protokol lapisan antarmuka jaringan

Bertanggung jawab untuk meletakkan frame-frame jaringan di atas

media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja dengan banyak

teknologi transport, mulai dari teknologi transport dalam LAN (seperti halnya

ethernet dan token ring), MAN dan WAN (seperti halnya dial-up modem

yang berjalan diatas Public Switched Telephone Network (PSTN),

Intergrated Services Digital Network (ISDN), serta Asynchronus Transfer

Modem (ATM).

e. Routing Protocol

Routing adalah mekanisme penentuan jalur dari node pengirim ke

node penerima yang bekerja pada layar 3 OSI (layar network). Protokol

routing diperlukan karena untuk mengirimkan paket data dari node pengirim

Page 34: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

19

ke node penerima akan melewati beberapa node penghubung

(intermediate node), dimana protokol routing berfungsi untuk mencarikan

jalur route yang terbaik dari jalur yang akan dilalui melalui mekanisme

pembentukan routing table. Pemilihan route terbaik tersebut didasarkan

atas beberapa pertimbangan seperti bandwidth, link dan jaraknya.

Terdapat berbagai jenis protokol routing pada jaringan ad-hoc yang

secara keseluruhan dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu

proactive routing, reactive routing, flow oriented routing, dan Hybrid routing

protocol.

1. Proactive Routing Protocol

Alogaritma ini akan mengelola daftar tujuan dan rute terbaru masing-

masing dengan cara mendistribusikan routing table ke seluruh jaringan,

sehingga jalur lalu lintas (traffic) akan sering dilalui oleh routing table

tersebut. Hal ini akan memperlambat aliran data jika terjadi restrukturisasi

routing table. Beberapa contoh alogaritma proactive routing adalah:

• Babel

• Better Approarch to Mobile Ad hoc Network (BATMAN)

• Destination Sequanced Distance Vector Routing Protocol (DSDV)

• Hierarchial State Routing Protocol (HSR)

• Intrazone Routing Protocol (IARP)

• Linked Cluster Architecture (LCA)

• Witness Aided Routing (WAR)

Page 35: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

20

• Optimized Link State Routing Protocol CSGR–Cluster Switch

Gateway Routing (OLSR)

• Wireless Routing Protocol (WRP)

2. Reactive Routing Protocol

Tipe ini akan mencari rute (on demand) dengan cara membanjiri

jaringan dengan permintaan paket router. Sehingga dapat menyebabkan

jaringan akan penuh (clogging). Beberapa contoh alogaritma reactive

routing adalah:

• SENCAST

• Reliable Ad Hoc On Demand Distance Vector Routing Protocol

• Ant-Based Routing Algoritm for Mobile Ad Hoc Network

• Admission Control Enabled On Demand (ACOR)

• Ariadne

• Associativity Based Routing (ABR)

• Ad HocOn Demand Distance Vector (AODV)

• Ad Hoc On Demand Multipath Distance Vector

• Backup Source Routing

• Dynamic Source Routing (DSR)

• Flow State in the Dynamic Source Routing

• Dynamic MANET On Demand Routing (DYMA)

• Temporally Ordered Routing Algoritm (TORA)

Page 36: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

21

3. Flow Oriented Routing Protocol

Tipe protokol ini mencari rute dengan mengikuti aliran yang

disediakan. Salah satu pilihan adalah dengan unicast secara terus-menerus

ketika meneruskan data saat mempromosikan jalur baru. Beberapa

kekurangan tipe protokol ini adalah membutuhkan waktu yang lama untuk

mencari rute yang baru. Beberapa protokol yang memiliki tipe ini adalah:

• Interzone Routing Protocol (IERP)

• Lightweight Underlay Network Ad Hoc Routing (LUNAR)

• Signal Stability Routing (SSR)

4. Hybrid Routing Protocol

Tipe protokol ini menggabungkan antara proactive routing dengan

reactive routing. Protokol untuk tipe ini adalah:

• Hybrid Routing Protocol for Large Scale MANET (HRPLS)

• Hybrid Wireless Mesh Protocol (HWMP)

• Zone Routing Protocol (ZRP).

3. Jaringan Nirkabel

Berdasarkan media transmisi yang digunakan, jaringan komputer

terbagi atas dua jenis yaitu jaringan berkabel dan jaringan nirkabel.

Jaringan nirkabel merujuk pada teknologi yang memungkinkan dua

komputer atau lebih untuk berkomunikasi menggunakan standar protokol

jaringan. Sebagian besar fungsi dari jaringan nirkabel adalah untuk hotspot

Page 37: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

22

area. LAN nirkabel adalah suatu jaringan area lokal nirkabel yang

menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya.

Teknologi nirkabel didorong oleh munculnya standar industri antar

penyedia layanan seperti IEEE 802.11 yang telah menghasilkan sejumlah

solusi nirkabel yang terjangkau dan semakin popular di industri bisnis dan

aplikasi yang digunakan di sekolah. Terdapat dua jenis jaringan nirkabel

yaitu jaringan ad-hoc dan jaringan infrastruktur. Jaringan ad-hoc adalah

jaringan dimana beberapa komputer terhubung secara langsung atau lebih

yang dikenal dengan istilah peer-to-peer. Jaringan ini cukup praktis bila

yang terkoneksi hanya 2 atau 3 komputer, tanpa harus membeli Access

Point (AP) seperti terlihat pada gambar 5.

Gambar 5. Jaringan Ad-hoc

Jaringan infrastruktur menggunakan AP yang berfungsi sebagai

pengatur lalu lintas data, sehingga memungkinkan banyak client dapat

saling terhubung melalui jaringan seperti pada gambar 6.

Page 38: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

23

Gambar 6. Jaringan Infrastruktur

4. Wireless Fidelity (Wi-Fi)

Wi-Fi merupakan singkatan dari Wireless Fidelity, yaitu sekumpulan

standar yang digunakan untuk jaringan lokal nirkabel (WLAN) yang didasari

pada spesifikasi IEEE 802.11.

Wi-Fi dibuat dan dikembangkan para engineer Amerika Serikat yang

bekerja pada Institute of Electrical and Electronics Enginer (IEEE)

berdasarkan standar teknik perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan

802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya bukan hanya bisa bekerja pada

jaringan wireless LAN dan juga di jaringan wireless MAN.

a. Jenis Wireless

Ada banyak protokol di keluarga 802.11 dan tidak semua

berhubungan langsung dengan protokol radio itu sendiri. Beberapa standar

nirkabel yang sekarang di implementasikan di peralatan yang sudah siap

pakai, yaitu:

Page 39: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

24

1. 802.11a

Disahkan juga oleh IEEE pada tanggal 16 September 1999, 802.11a

memakai OFDM. 802.11a mempunyai kecepatan maksimum data 54 Mbps,

dengan throughput sampai setinggi 27 Mbps. 802.11 beroperasi di ISM

band antara 5.754 dan 5.806 GHz, dan di bagian dari UNII band diantara

5.150 dan 5.320 GHz. Ini membuatnya tidak cocok dengan 802.11b atau

802.11g, dan frekuensi yang tinggi berarti jangkauan lebih pendek dari pada

802.11b/g dengan daya pancar yang sama. Memang bagian dari spectrum

relative belum dipakai dibandingkan dengan 2.4 GHz, sayangnya 802.11a

hanya legal digunakan di sedikit negara di dunia. Sebelum memakai

peralatan 802.11a ada baiknya bertanya kepada pihak yang berwenang,

utamanya untuk penggunaan di luar ruangan. Peralatan 802.11a

sebenarnya relatif murah, tapi kurang terkenal dibandingkan 802.11b/g.

2. 802.11b

Disahkan oleh IEEE pada tanggal 16 September 1999, 802.11b

adalah protokol jaringan nirkabel yang paling banyak digunakan saat ini.

Jutaan alat-alat yang mendukung telah dikeluarkan sejak 1993. 802.11b

memakai modulasi yang dikenal sebagai Direct Sequence Spread

Spectrum (DSSS) di bagian dari ISM band dari 2.4 GHz sampai 2.495 GHz

dan mempunyai kecepatan maksimum 11 Mbps, dengan kecepatan

sebenarnya bisa dipakai sampai 5 Mbps.

Page 40: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

25

3. 802.11 g

Sebuah standar jaringan nirkabel yang bekerja pada frekuensi 2.45

GHz dan menggunakan metode modulasi OFDM. 802.11g yang

dipublikasikan pada bulan Juni 2003 mampu mencapai kecepatan hingga

54 Mbps pada pita frekuensi 2.45 GHz, sama seperti halnya IEEE 802.11

biasa dan IEEE 802.11b. Standar ini menggunakan modulasi sinyal OFDM,

sehingga lebih resistan terhadap interferensi dari gelombang lainnya.

4. 802.11n

Teknologi 802.11n bekerja pada dua tipe frekuensi, yaitu 2.4 dan 5

GHz. Jika dibandingkan dengan versi sebelumnya yaitu 802.11g, yang

memiliki raw dan data rate sebesar 54 Mbps maka ada kenaikan yang

sangat signifikan pada 802.11n. 802.11n dapat menembus raw data rate

hingga 600 Mbps dengan lebar kanal 40 Mhz (Welch et al., 2003). Berikut

ini merupakan tabel standar 802.11:

Tabel 1. Standar 802.11

Protokol Tahun Frekuensi Rate (typical)

Rate (max)

Range (indoor)

Legacy 1997 2.4 GHz 1 Mbps 2 Mbps -

802.11a 1999 5GHz 25 Mbps 54 Mbps ~ 30 m

802.11b 1999 2.4 GHz 6.5 Mbps 11 Mbps ~ 30 m

802.11g 2003 2.4 GHz 25 Mbps 54 Mbps ~ 30 m

802.11n 2008 2.4/5 GHz 200 Mbps 540 Mbps ~ 50 m

( Sumber: Man, Committee and Computer, 2012)

Page 41: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

26

Selain dari standar di atas, ada beberapa pengembangan pada

peralatan, kecepatan yang tinggi, enkripsi yang lebih kuat, dan jangkauan

lebih jauh, yang secara khusus merupakan bawaan dari vendor. Akan tetapi

pengembangan ini tidak bisa bekerja diantara peralatan-peralatan dari

produsen lain, dan membeli berarti mengharuskan untuk memakai vendor

tersebut di semua bagian peralatan jaringan anda. Peralatan dan standar

baru (contoh: 802.11y, 802.16, MIMO dan WiMAX) menjanjikan

pertambahan kecepatan secara signifikan dan bisa diandalkan.

b. 802.11 Low Power

Low power di IEEE 802.11 menggunakan multi-hop routing, dapat

diketahui dari parameter nirkabel. Low power mengurangi delay dan

meningkatkan efisiensi energi. Ada beberapa gambaran pada jaringan

nirkabel yang rendah daya. Setiap paket dijadwalkan dan disinkronisasi

untuk efisiensi energi tanpa adanya tambahan (Tx) atau menjaga interval

waktu (Rx). Ketika sinyal nirkabel memantul dari benda-benda di sekitar

pemancar, multipath fading akan terjadi dan berakibat gema destruktif yang

mengganggu antena penerima. Sebuah kanal frekuensi tunggal RF akan

mengalami masalah selama operasional sistem nirkabel karena lingkungan

di sekitar sistem nirkabel.

Page 42: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

27

Gambar 7. Propagasi Line of Sight

Gambar 7 menunjukkan hambatan seperti pohon dan hutan yang

dapat melemahkan sinyal microwave, dan bukit-bukit membuat sulit untuk

mendapatkan propagasi LOS. Di sebuah kota, bangunan akan berdampak

pada kecepatan dan juga konektivitas. Sinyal radio seperti yang ditunjukkan

pada gambar 8, dan beton atau plester dinding menyerap sinyal microwave

secara signifikan (Jain, 2016).

Tergantung pada bandwidth yang diberikan, 802.11 dapat

beroperasi pada 4 Mbps atau 7.8 Mbps. Jika kondisi kanal yang cukup baik,

802.11 dapat memberikan ratusan data rate Mpbs, berkat modulasi dan

skema pengkodean yang dibawa dari 802.11 (Augustin et al., 2016).

Page 43: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

28

5. Pengaruh Lingkungan pada Sistem Komunikasi Bergerak Seluler

Mekanisme propagasi gelombang sangat ditentukan oleh frekuensi

gelombang yang dipancarkan serta lingkungan propagasi yang dilalui

seperti pepohonan, perumahan, gedung, bukit ataupun gunung. Akibat

adanya variasi lingkungan tersebut maka lintasan gelombang transmisi

antara pemancar dan penerima akan bervariasi dari lintasan langsung (line

of sight) sampai lintasan tak langsung akibat dipantulkan atau dihamburkan

oleh gelombang tersebut.

a. Propagasi gelombang dalam lingkungan bergerak

Secara umum, rugi-rugi lintasan propagasi akan meningkat tidak

hanya disebabkan oleh semakin tingginya frekuensi gelombang radio yang

digunakan namun juga berbanding lurus dengan peningkatan jarak antara

pemancar dan penerima. Jika suatu BS dengan ketinggian antena 30 m –

100 m serta ketinggian antena unit bergerak kira-kira 3 m dan jarak antara

BS dengan unit bergerak tersebut 2 km atau lebih, maka sudut datang

gelombang langsung dan gelombang pantul akan sangat kecil. Sudut

datang dari gelombang langsung yang disebut juga sudut elevasi, θ1,

sedangkan sudut datang dari gelombang pantul adalah θ2. Dengan model

diatas maka redaman lintasan propagasi sekitar 40 dB/dec. Pada

lingkungan radio bergerak redaman lintasan propagasi dinyatakan sebagai

berikut:

� ∝ ��� = ���� (1)

Page 44: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

29

Dengan:

C = daya yang diterima

R = jarak antara pemancar dan penerima

α = konstanta

γ = tetapan redaman propagasi, bernilai antara 2 – 5

Persamaan (1) jika dinyatakan dalam skala dB, akan menjadi :

� = 10log� − 10� log����� (2)

b. Perkiraan rugi-rugi lintasan propagasi

Dalam lingkungan komunikasi radio bergerak keadaan akan

berbeda-beda seperti keadaan bentuk bangunan, perubahan cuaca dan

perubahan keadaan penghalang. Hal ini dapat mengakibatkan perkiraan

rugi-rugi propagasi menjadi sulit. Untuk menghitung perkiraan rugi-rugi

propagasi lingkungan radio bergerak terdapat berbagai model perhitungan

baik model teoritis maupun model empiris yang dapat digunakan sebagai

tolak ukur.

Salah satu model yang dapat digunakan adalah rumusan Hatta yang

merupakan pengembangan matematis dari model empiris yang

dikemukakan oleh Y. Okumura. Model ini paling sering digunakan dan

sudah dianggap sebagai acuan pengukuran untuk menghitung perkiraan

rugi-rugi propagasi, karena dapat diterapkan tidak hanya untuk lintasan

radio pada daerah urban, namun juga untuk jenis daerah yang lain. Untuk

memudahkan penerapan model empiris dari Y. Okumura ini, maka Hatta

membuat suatu rumusan matematis untuk lebih memperjelas informasi

Page 45: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

30

grafis pada model empiris Y. Okumura. Rumusan Hatta ini hanya dapat

diterapkan untuk daerah yang memiliki permukaan rata.

c. Konsep perhitungan jari-jari sel

Pada kenyataannya jari-jari setiap sel memiliki radius sel yang tidak

sama, hal ini disebabkan oleh lingkungan serta permukaan propagasi yang

heterogen. Namun jika diasumsikan bahwa lingkungan serta permukaan

propagasi adalah homogen maka akan diperoleh daerah cakupan

(coverage) sel yang berbentuk lingkaran dengan radius tertentu. Batas

cakupan sel merupakan jarak terjauh dari BS dengan kuat medan yang

terukur didaerah tersebut berada pada batas minimum yang diinginkan.

Untuk menghitung radius sel diperlukan besaran-besaran sebagai berikut :

1. Redaman Minimum

Redaman minimum merupakan hasil konversi dari kuat medan

minimum yang dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah. Kuat

medan minimum untuk sistem seluler tidaklah sama tergantung pada jenis

komunikasi yang digunakan.

��� = 20 log ��������

�� !�"#$� × 1,76168.10�+ (3)

2. Effective Radiated Power (ERP) dari pemancar

Nilai ERP pemancar dapat dihitung jika diketahui parameter-

parameter pemancar dari Base Station (BS), yaitu :

• Daya pemancar (dBm)

• Panjang kabel dari BS ke pemancar (m)

Page 46: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

31

• Rugi-rugi kabel (dB/m)

• Rugi-rugi sambungan (dB)

• Gain antena pemancar (dB)

3. Perkiraan redaman lintasan propagasi dengan rumusan Okumura–

Hatta.

Prakiraan redaman propagasi ini dapat dihitung jika diketahui

parameter-parameter sebagai berikut :

• Jenis lingkungan frekuensi kerja (150 – 1500 MHz)

• Tinggi efektif antena BS (30 – 200 m)

• Tinggi efektif antena mobil unit (1 – 10 m)

Persamaan yang digunakan kemudian adalah :

PrakiraanredamanHatta = ERPpemancar– Redamanminimum (4)

Dari persamaan diatas jari-jari sel (R) dapat diperoleh dengan

menghitung jarak antara pemancar dengan BS (d) yang berada dalam

perkiraan redaman Hatta dalam satuan kilometer.

4. Perhitungan Link Budget

Perhitungan link budget sistem komunikasi bergerak mempunyai

peranan penting agar perencanaan jaringan komunikasi bergerak dapat

mencapai hasil yang maksimal. Link budget dimaksudkan untuk dapat

menghitung atau merencanakan daya pancar (PT) yang dibutuhkan,

sehingga kualitas sinyal di penerima memenuhi standar yang digunakan.

Jika (PR) adalah daya penerima (dBm), AT adalah redaman lintasan

propagasi (dB), serta GT, GR, LT, dan LR adalah gain dan loss pada sistem

Page 47: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

32

pemancar dan penerima (dB), maka daya pancar (PT) yang dibutuhkan

dapat ditulis dengan persamaan:

>?@ = ?A B CA − DA − E@ B C@ − DA − D�F (5)

Redaman lintasan propagasi untuk lintasan HF dipengaruhi oleh beberapa

redaman, yaitu redaman absorption, free space, ground reflection,

polarisasi, dan sporadic E (Rachmadina et al., 2014).

Two-ray model digambarkan seperti Gambar 8 dengan tinggi antena

pemancar ht dan antena penerima hr. Pemodelan ini berlaku untuk

komunikasi Line of sight, tidak ada halangan diantara stasiun pemancar dan

penerima. Pemodelan ini mengasumsikan dua sinar, 1 sinar jalur langsung

dan 1 sinar pantul yang dominan (biasanya dari tanah) dapat dilihat pada

gambar 8.

Gambar 8. Sistem komunikasi menggunakan dua antena

Dengan menjumlahkan pengaruh dari masing-masing sinar, daya

terima (PR) dapat dihitung berdasarkan persamaan 6, yaitu:

Page 48: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

33

?A = ?@ G H+IJ

KL ��� exp�−NOP1� B ᴦ�R� �

�K STU�−NOP2�LK (6)

Dimana :

ht = ketinggian antena pemancar (Tx)

hr = ketinggian antena penerima (Rx)

d = jarak antara antena pemancar dan penerima

Pt = daya pancar

Pr = daya terima

λ = panjang gelombang

r1 = pancaran langsung dari Tx ke Rx

r2 = jarak pancaran dari Tx ke titik pantul pada tanah

Г = koefisien refleksi yang tergantung dari sudut datang

α = sudut datang

k = 2Π / λ

Besarnya koefisien refleksi tergantung pada besar sudut datang (α)

yang dapat dihitung menggunakan persamaan 7.

ᴦ�V� = WXYZ�[\]^�Y_`� ZWXYZa[\]^�Y_`� Z

(7)

Dengan θ=-90 dan a=1/εr untuk polarisasi vertikal, a=1 untuk polarisasi

horizontal, konstanta dielektrik realtifnya bernilai εr=15-j60, dimana untuk

konduktivitas permukaan tanah (Ʈ) adalah 0,005 mho/m (Ratih Hikmah

et.al., 2011).

Page 49: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

34

6. Komunikasi Maritim

Akses Internet dari kapal dan jenis lain dari kendaraan maritim

menggunakan akses satelit, jaringan selular, atau radio. Penggunaan akses

satelit, ada suara dan layanan data yang tersedia secara menyeluruh, tapi

dengan biaya bulanan yang tinggi. Transmisi data menggunakan satelit

geostasioner, yang sekitar 36000 km di atas permukaan bumi dengan delay

propagasi dapat sekitar 275 ms. Penggunaan jaringan selular memiliki

keterbatasan karena cakupan area. Pada komnuikasi maritim juga

memungkinkan untuk berkomunikasi menggunakan, VHF / UHF yang

memungkinkan bit rate antara 2.4 Kbit/s dan 9.6 Kbit/s (Lopes et al., 2014).

Komunikasi maritim memanfaatkan arsitektur jarak jauh atau Long

Range (LR) Wi-Fi sebagai teknologi yang menghubungkan standar

jaringan Wi-Fi di kapal ke BS di pantai. Jarak ini dapat diatasi dengan

menggunakan perahu sebagai hop langsung. Asumsinya adalah bahwa

daerah memancing di mana perahu yang akan memancing berada pada

jarak yang wajar dan akan memastikan kehadiran kapal menengah untuk

menyediakan jangkauan bagi kapal lain. Dengan memberikan toleransi

keterlambatan dalam jaringan, tingkat pengiriman paket dapat ditingkatkan

seiring dengan peningkatan latency (Rao, Raj and Aiswarya, 2016).

Pada setiap komponen berlangsung proses transmisi baik uplink dan

downlink. Oleh karena ditemukan bahwa hubungan antara BS dan

Customer Premises Equipment (CPE) adalah sekitar 18 km (tergantung

kondisi lingkungan dan sumber interferensi). Ini berarti nelayan bisa

Page 50: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

35

mendapatkan konektivitas internet hingga 18 km ke laut. BS yang berada

di pantai akan menyediakan jaringan secara point-to-point ke CPE pada

kapal. CPE akan terhubung ke node akses dalam hal ini titik akses nirkabel

(AP), yang akan menyediakan jaringan akses ke peralatan pengguna (UE)

seperti ponsel pintar, tablet, laptop, dll yang diaktifkan secara nirkabel.

Perahu dalam setiap kluster akan saling berhubungan sebagai jaringan

mesh wireless. Dalam rangka untuk meningkatkan jangkauan, salah satu

kapal di tepi cluster pada dasarnya dapat memberikan titik lain untuk

multipoint dengan rentang link Wi-Fi yang panjang dengan bertindak

sebagai BS seperti yang ditunjukkan pada gambar 9 (Unni et al., 2015).

Gambar 9. Toplogi jaringan

Teknologi nirkabel, dan kabel serat merupakan alternatif yang

sangat diinginkan untuk instalasi lepas pantai. Instalasi tetap yang

terpasang disetiap daerah biasanya dilengkapi dengan kapasitas tinggi,

dan dengan demikian dapat digunakan sebagai Base Transceiver Station

Page 51: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

36

(BTS) nirkabel atau fasilitas relay untuk menutupi lingkungan sekitarnya.

Kemajuan dalam layanan broadband, teknologi nirkabel terestrial di

perairan pesisir dan di sekitar BTS lepas pantai (<20 -100 km) dimana

jangkauan tergantung dari kapasitas (Roste, Yang and Bekkadal, 2013).

Pada dasarnya, sistem ini didasarkan pada satu pasang sistem

utama dan masing-masing dilengkapi dengan dua subsistem utama.

Pertama, subsistem termasuk banyak perangkat sensor yang mengukur

data secara lokal. Kedua, sistem radio yang bertugas mengirimkan mereka

ke stasiun pangkalan pusat untuk pengolahan dan tujuan pemantauan.

Teknologi nirkabel yang saat ini digunakan yaitu VHF, sistem

telekomunikasi selular bergerak (GSM, UMTS, dll) dan sistem komunikasi

satelit (INMARSAT, VSAT, dll). Namun, sistem ini memiliki banyak

kelemahan seperti bandwidth rendah atau kapasitas (GSM, satelit dan

sistem VHF), low range, biaya tinggi untuk aplikasi tertentu (satelit dan

sistem telekomunikasi seluler bergerak) dan ukuran perangkat yang cukup

besar dan berat seperti antena dan transceiver (sistem VHF). keterbatasan

ini telah memotivasi untuk mengembangkan sistem komunikasi baru

broadband nirkabel (Reyes-Guerrero et al., 2011).

Komunikasi di laut saat ini terbatas pada penggunaan radio HF / VHF

dan satelit. Komunikasi HF memiliki radio analog VHF biasanya digunakan

untuk komunikasi kapal ke kapal dan kapal ke pantai. Namun, terbatas

pada aplikasi. Komunikasi satelit dapat digunakan untuk mengakses

internet di laut dan biasanya digunakan oleh glider untuk mengirimkan data

Page 52: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

37

yang dikumpulkan di bawah air, tetapi merupakan proprietary, terjangkau,

dan masih terbatas penggunaan bandwidth (Campos et al., 2016).

B. Penelitian Terkait dan State Of The Art

Berikut ini disajikan tabel 2 yang merupakan state of the art dari

penelitian terkait metode-metode yang digunakan pada sistem komunikasi

maritim.

Tabel 2. State of the art penelitian terkait komunikasi maritim

PENELITIAN TOPOLOGI NETWORK MODE

JARAK TRANSFER RATE

KETERANGAN

(Lopes et al., 2014)

Bus/Point to point

WiFi 4 Km 1 Mbps Wi-Fi Broadband Maritime Communications Using 5.8 GHz Band

(Kim et al., 2015)

Bus/multi hop

3G & LTE 17.7 km 400 KBps Implementation of MariComm Bridge for LTEWLAN Maritime Heterogeneous Relay Network

(Campos et al., 2016)

Bus/multi hop

LTE 20 Km 1 Mbps BLUECOM+: Cost-effective Broadband Communications at Remote Ocean Areas

(Kim and Lim, 2016)

Mesh Wi-Fi & LoRa

20 Km - Low-Power, Long-Range, High-Data Transmission Using Wi-Fi and LoRa

(Yurika, 2018) Bus/Point to point

WiFi 6 Km - Sistem Komunikasi Maritim Untuk Mendukung Pemantauan Kapal

Perbandingan beberapa penelitian komunikasi maritim yang

digunakan dapat dilihat pada tabel 2. Beberapa penelitian yang telah

dilakukan seperti pada tabel 2 tersebut masing-masing telah mampu

mengatasi keterbatasan area jangkauan komunikasi. Akan tetapi yang

Page 53: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

38

menjadi tantangan adalah bagaimana merancang suatu sistem komunikasi

maritim yang efisien bagi pengguna kapal.

Penelitian ini menekankan pada kemampuan untuk merancang

sistem komunikasi maritim yang dapat mendukung pemantauan kapal yang

sedang berlayar. Mengingat bahwa hasil penelitian perancangan sistem

komunikasi maritim untuk mendukung pemantauan kapal memberikan

manfaat kepada pemerintah dalam menyediakan layanan komunikasi

dalam bidang kelautan khususnya bagi masyarakat daerah pesisir dalam

berkomunikasi.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir penelitian disajikan dalam bagan penelitian seperti

yang ditunjukkan pada gambar 10.

Gambar 10. Kerangka pikir penelitian

Page 54: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tahapan Penelitian

Penelitian ini terbagi ke dalam 2 bagian yaitu perancangan jaringan

komunikasi maritim dan pembuatan program aplikasi pemantauan kapal.

Alur penelitian berdasarkan konsep Research and Development (R&D)

dapat dilihat pada diagram alir penelitian berikut:

Gambar 11. Diagram Alir Penelitian

Page 55: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

40

Penjelasan mengenai bagan tahapan penelitian pada gambar 11

yaitu sebagai berikut:

1. Studi Literatur, merupakan tahapan pengumpulan studi literatur. Adapun

literatur yang dipelajari adalah yang berkaitan dengan: topologi fisik

jaringan, perhitungan link budget jaringan nirkabel, quality of service.

2. Perancangan Sistem Komunikasi Maritim. Bagian ini merupakan

tahapan perancangan yang mengacu pada hipotesa awal, terbagi

menjadi 2 bagian yaitu perancangan hardware dan perancangan

software.

3. Pengukuran QoS, Level sinyal (RSSI), dan Beamwidth. Merupakan

tahapan uji coba sistem yang telah dirancang. Adapun data QoS yang

akan diukur meliputi: throughput, delay, dan packet loss dari masing-

masing ukuran paket.

4. Hasil Pengukuran dan Analisa. Merupakan tahapan pengumpulan data

dan evaluasi kinerja sistem.

5. Penulisan Laporan dan Publikasi Ilmiah. Merupakan tahapan untuk

menulis keseluruhan proses penelitian yang telah dilakukan, berupa

laporan tesis dan artikel jurnal yang akan dipublikasikan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kampus Teknik Gowa Universitas

Hasanuddin dan kawasan pantai Makassar, Sulawesi Selatan. Waktu

penelitian dimulai dari bulan Oktober 2016 sampai Januari 2018.

Page 56: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

41

C. Instrumentasi Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain:

1. Laptop ASUS CPU Intel Core i5 dan RAM 4 GB;

2. Ubiquiti Nanostation M2 dengan frekuensi kerja 2.4 GHz;

3. Wireless Router TP-Link MR;

4. Mobile Phone dengan OS Android;

5. Software wireshark;

6. Software dukto;

7. NodeMCU ESP8266;

8. GPS Ublox neo-6m;

9. Display OLED

D. Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan di kawasan pantai Makassar dengan

menempatkan Nanostation M2 sebagai BS dan Customer Premises

Equipment (CPE). Posisi BS diletakkan pada pesisir pantai sedangkan CPE

diletakkan pada kapal, dapat dilihat pada gambar 12.

Page 57: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

42

Gambar 12. Konfigurasi keseluruhan sistem

Data pengukuran jarak maksimum dari koneksi point to point yang

dilakukan antara BS dan CPE diambil dengan cara CPE bergerak menjauhi

BS sampai titik dimana sinyal BS sudah tidak dapat diterima. Setiap titik

merupakan perhentian untuk mengambil data posisi kapal, QoS, beamwidth

dan level sinyal dengan mengaktifkan aplikasi pemantauan dan aplikasi

pendukung pengukuran. Adapun hasil uji dari pemantauan posisi kapal

ditunjukkan melalui software yang di buat. Selain pengambilan data posisi,

juga dilakukan pengambilan data performansi jaringan dari sistem yang

berupa: throughput, delay, packet loss, pengambilan data beamwidth

antena, pengukuran kuat sinyal, dan penggunaan kanal.

E. Perancangan Sistem

Bagian ini memberikan gambaran tentang perancangan hardware

dan software dari sistem yang digunakan untuk mendukung komunikasi

maritim dalam rangka melakukan pemantauan posisi kapal-kapal yang

Page 58: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

43

sedang melakukan pelayaran. Perancangan sistem pada wilayah laut dan

kepulauan secara keseluruhan diperlihatkan pada gambar 13.

Gambar 13. Perancangan sistem

Untuk dapat memberikan akses internet yang hemat biaya di wilayah

laut maka perangkat yang digunakan pada penelitian ini memanfaatkan

teknologi wireless yaitu Long Range Wireless Fidelity (Wi-Fi LR) produksi

Ubiquiti dengan rentang frekuensi kerja 2.4GHz. Penerapan teknologi long

range (LR) sendiri dipilih karena menghasilkan jarak jangkauan yang jauh

dengan konsumsi daya yang rendah. Konsumsi daya yang rendah pada

penggunaan teknologi long range ini dikarenakan tingkat pengiriman

datanya yang rendah. Adapun penggunaan frekuensi 2.4GHz dipilih karena

mampu menyediakan rentang maksimum yang sama dengan kecepatan

data.

Page 59: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

44

Koneksi Wi-Fi standar menggunakan AP diperoleh oleh pengguna

kapal/Mobile Station (MS) yang berasal dari Wi-Fi LR yang diletakkan pada

wilayah kepulauan atau kapal sebagai Customer Premises Equipment

(CPE). Adapun koneksi internet yang diperoleh diambil dari jaringan BTS

terdekat menggunakan perangkat Wi-Fi LR yang di peruntukkan sebagai

BS yang diletakkan di sekitar daratan yang masih dalam jangkauan sinyal

BTS sehingga menghasilkan konektivitas secara point to point antara BS

dan CPE.

BS yang berada di daratan akan menyediakan koneksi point to point

kearah CPE yang nantinya akan meneruskan jaringan Wi-Fi ke arah MS

menggunakan koneksi point to point. Hal ini akan memaksimalkan

pemanfaatan jaringan secara bersamaan dalam rangka mendukung

pemantauan kapal yang sedang melakukan pelayaran di wilayah laut dan

kepulauan. Gambar 14 menunjukkan asitektur jaringan yang digunakan.

Gambar 14. Arsitektur jaringan

Kapal-kapal yang sudah terdaftar dalam sistem dan yang masih

berada dalam jangkauan CPE dapat dipantau dengan mudah posisinya

dengan menerapkan sistem ini. Informasi posisi kapal yang diperoleh oleh

CPE yang terdekat dari kapal selanjutnya akan diteruskan ke CPE yang lain

Page 60: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

45

atau dapat langsung diteruskan ke BS yang berada di daratan. Penerapan

sistem ini akan memudahkan pengguna kapal untuk menyampaikan

informasi penting seperti lokasi kapal ke stasiun pemancar yang berada di

daratan untuk digunakan sehubungan dengan kegiatan pemantauan kapal.

1. Perancangan Hardware

Pada perancangan perangkat sangat penting untuk dilakukan

pengaturan parameter fisik seperti tinggi antena, tilt, dan azimuth sehingga

antara BS dan CPE dapat saling berkomunikasi dengan baik. Besarnya

jarak yang mampu dihasilkan antara BS dan CPE tergantung pada kondisi

lingkungan dan parameter fisik dari antena pada saat percobaan dilakukan

yang nantinya dijadikan acuan perpanjangan koneksi internet kearah laut.

a. Perancangan BS

Perancangan BS dilakukan dengan memasang perangkat BS pada

daratan seperti yang terlihat pada gambar 15.

Gambar 15. Instalasi BS

Page 61: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

46

Tahap selanjutnya dengan menghubungkan perangkat BS ke laptop dan

dilakukan pengaturan alamat IP. Secara umum agar dapat terhubung maka

IP perangkat harus berada pada satu jaringan dengan server. Dalam hal ini

alamat IP yang digunakan oleh perangkat BS adalah 192.168.137.20

seperti yang terlihat pada gambar 16.

Gambar 16. Pengaturan alamat IP pada BS

Setelah melakukan pengaturan IP address, langkah terakhir adalah

memastikan letak dan posisi BS yang sesuai sehingga sinyal BS dapat

diterima secara efektif oleh CPE.

b. Perancangan CPE

Perancangan CPE dilakukan dengan memasang perangkat CPE

pada kapal atau kepulauan sekitar. Pemasangan perangkat CPE pada

kapal terlihat pada Gambar 17.

Page 62: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

47

Gambar 17. Instalasi CPE pada kapal

Sama halnya dengan pengaturan BS, pada CPE juga dilakukan pengaturan

IP address sesuai dengan kelas pengalamatan yang sudah dilakukan

sebelumnya. Adapun pengaturan IP address untuk CPE dapat dilihat pada

gambar 18.

Gambar 18. Pengaturan CPE

Page 63: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

48

Untuk IP address yang digunakan perangkat CPE adalah

192.168.137.10. Perangkat yang digunakan antara BS dan CPE adalah

sama yakni masing-masing menggunakan nanostation M2, yang

membedakan hanyalah settingan mode wireless. Untuk BS menggunakan

pengaturan wireless sebagai AP sedangkan untuk CPE menggunakan

mode station.

c. Instalasi AP

Untuk dapat membagi koneksi dari CPE ke pelanggan dalam hal ini

MS maka diperlukan sebuah AP. Pada AP juga dilakukan pengaturan

alamat IP yang dapat dilihat pada gambar 19.

Gambar 19. Pengaturan alamat IP AP

Sama halnya dengan CPE, pemberian alamat IP yang digunakan

perangkat AP masih dalam satu kelas pengalamatan yakni 192.168.137.15.

Melalui AP maka MS dapat memanfaatkan layanan internet yang diteruskan

oleh CPE.

Page 64: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

49

d. Perancangan GPS Tracker

Untuk mendapatkan posisi lokasi dari kapal maka diperlukan data

berupa koordinat lokasi yang diperoleh melalui GPS yang umumnya

merupakan bawaan dari mobile phone pengguna. Namun mobile phone

yang mampu mendukung aplikasi ini hanya pada perangkat smartphone

saja. Untuk pengguna kapal yang tidak menggunakan atau memiliki

smartphone maka dilakukan perancangan GPS tracker. Blok rangkaian dari

perancangan GPS tracker dapat dilihat pada gambar 20.

Gambar 20. Perancangan GPS tracker

Hubungkan modul NodeMCU dengan GPS ublox dan display OLED

seperti pada gambar diatas. Modul GPS tracker akan menerima data

berupa koordinat dari satelit dengan format degree minute. Selanjutnya

data dari GPS tracker ini dikonversi terlebih dahulu menjadi format desimal

degree oleh NodeMCU. Data koordinat yang diterima oleh NodeMCU

dikonfigurasi dan dikoneksikan dengan Wifi untuk selanjutnya dikirim ke

Page 65: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

50

halaman web dan secara serial dihubungkan ke display OLED untuk

mendapatkan tampilan melalui koordinat pada layar.

2. Perancangan Software

Perancangan software ini terbagi dua yaitu pada perancangan

software pada server yang dibuat menggunakan program php dan

perancangan software pada MS yang dibuat dengan menggunakan aplikasi

android. Perancangan software dilakukan untuk memantau posisi kapal-

kapal yang sedang melakukan pelayaran dan telah terdaftar sebelumnya.

Blok diagram dari perancangan software dapat dilihat pada gambar 21.

Gambar 21. Blok Diagram Perancangan Software

MS melakukan update location dengan meminta posisi terkini dari

pengguna aplikasi yang telah didaftar sebelumnya melalui antarmuka yang

telah dipasang pada ponsel android. Dengan mengaktifkan mode location

dan aplikasi GPS tracker pada ponsel MS, maka diperoleh data posisi

Page 66: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

51

terkini. Data lokasi dari MS kemudian di teruskan ke server melalui koneksi

internet dari jaringan yang telah dibangun sebelumnya. Di sisi server

seluruh data lokasi dalam satu waktu dari setiap user akan disimpan

kedalam database sebagai satu sessionid. Database ini nantinya akan

ditampilkan pada web server berdasarkan sessionid dari pengguna. Untuk

melihat posisi terkini dari pengguna, dapat dengan memilih menu yang

diinginkan seperti yang terlihat pada tabel 3.

Tabel 3. Tampilan menu pada server

MENU FUNGSI

Select Route Untuk melakukan pemilihan session id.

Delete Untuk menghilangkan database yang tidak diperlukan.

Auto Refresh Off Untuk mennonaktifkan otomatis tampilan lokasi

Refresh Untuk melihat tampilan secara manual

View All Melihat semua session id yang tersimpan pada database

a. Perancangan Software pada Server

Software pada server merupakan program yang berisi perintah untuk

menampilkan posisi kapal pada peta google maps dan dikoneksikan melalui

jaringan berbasis website dimana setiap pergerakan kapal dapat dipantau.

Gambar 22 merupakan tampilan aplikasi pada web server yang digunakan

untuk melakukan kegiatan pemantauan kapal. Alamat web pada server

dapat diakses pada http://trackmygps.xyz.

Page 67: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

52

Gambar 22. Tampilan awal server monitoring

b. Perancangan Software pada MS

Software pada MS berfungsi untuk melakukan koneksi dan sebagai

pemberi perintah kepada server untuk melakukan update location sesuai

rute dan jam kerjanya. Perangkat yang digunakan pada MS berupa ponsel

dengan sistem operasi android. Tampilan aplikasi pada perangkat MS

dapat dilihat pada gambar 23. Pada perangkat MS dilakukan aktifasi

koneksi GPS untuk memberikan informasi posisi, kemudian mengaktifkan

aplikasi GPS Tracker dengan memasukkan nama MS dan alamat website

yang dituju untuk melakukan koneksi ke server.

Untuk dapat melakukan update location pada MS, maka pada

perangkat MS dimasukkan alamat web seperti berikut:

http://trackmygps.xyz/updatelocation.php, kemudian melakukan pemilihan

waktu pengiriman posisi dengan pilihan waktu 1 menit, 5 menit dan 15

Page 68: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

53

menit. Untuk mengaktifkan aplikasi dengan memilih menu Tracking is On

dan untuk non aktifkan aplikasi dengan memilih menu Tracking is Off.

(a) (b)

Gambar 23. Tampilan pada aplikasi pada HP android (a) dalam keadaan

off dan (b) dalam keadaan on

F. Pengujian Sistem

Untuk melihat kinerja dari perancangan sistem komunikasi maritim

dalam rangka mendukung pemantauan kapal, dilakukan beberapa

pengujian yaitu untuk melihat performansi jaringan dari sistem yang

dibangun dan pengujian jarak jangkauan sistem keseluruan berdasarkan

aplikasi yang dibuat. Hasil yang diperoleh dari pengujian bertujuan untuk

membuktikan kelayakan dari solusi sistem komunikasi maritim yang

diberikan.

Page 69: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

54

1. Pengujian Performansi Jaringan

Pengujian performansi jaringan dilakukan untuk mengetahui

kemampuan dari sebuah layanan untuk menjamin performansi dan

merupakan parameter untuk mengukur kualitas dari sebuah layanan. Pada

pengujian performansi jaringan yang akan menjadi parameter yang akan

dianalisis adalah throughput, delay, dan packet loss. Untuk mengukur

kualitas saluran transmisi dilakukan pengukuran RSSI yang hasilnya akan

diandingkan dengan nilai perhitungan link budget. Selain itu juga dilakukan

pengukuran beamwidth untuk mengetahui besar pergeseran sudut

maksimum antara antena BS dan CPE.

a. Throughput

Throughput adalah jumlah bit yang diterima perdetik melalui sebuah

sistem atau media komunikasi (kemampuan sebenarnya suatu jaringan

dalam melakukan pengiriman data). Throughput diukur setelah melakukan

transmisi data (host/client) karena suatu sistem akan menambah delay

yang disebabkan oleh processor limitations, kongesti jaringan, buffering

inefficients, error transmisi, traffic loads atau mungkin desain hardware

yang tidak mencukupi. Hal penting dari pengukuran throughput yaitu

ketersediaan bandwidth yang cukup untuk menjalankan aplikasi. Ini

menentukan besarnya trafik yang dapat diperoleh suatu aplikasi saat

melewati jaringan. Adapun persamaan yang digunakan untuk mencari

throughput yaitu:

bℎPdefℎUeg = hijk[lm[n[o[pqmrsr�rjt[sniu pqr�rj[pm[n[ (8)

Page 70: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

55

Untuk pengujian throughput, dilakukan dengan cara komputer server

mengirimkan data kepada client dan sebaliknya dengan menggunakan

software dukto.

b. Delay

Delay adalah waktu yang diperlukan suatu paket data yang

berasal dari pemancar hingga mencapai penerima. Delay diperoleh dari

selisih waktu pengiriman satu paket dengan paket lainnya. Adapun

pengelompokan delay berdasarkan aturan ITU-T (International

Telecommunication Union–Telecommunication) dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Klasifikasi delay Berdasarkan ITU-T

DELAY KUALITAS

0 – 150 ms Baik

150 – 300 ms Cukup

>300 ms Buruk

c. Packet Loss

Packet Loss adalah banyaknya paket yang hilang pada saat

pengiriman paket dibandingkan dengan jumlah total paket yang diterima

pada sisi client suatu jaringan yang disebabkan oleh tabrakan (collision),

penuhnya kapasitas jaringan, dan penurunan paket yang disebabkan oleh

habisnya TTL (Time To Live) paket. Pengukuran packet loss bertujuan

untuk untuk mendapatkan nilai perbandingan jumlah paket yang hilang

atau rusak terhadap total paket yang berhasil diterima di sisi client dan

Page 71: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

56

pengaruh dari besar kecilnya background traffic terhadap penurunan

kualitasnya.

d. Beamwidth

Beamwidth merupakan ukuran sudut dari lobus utama (main lobe)

atau beam utama di salah satu atau keduanya secara horisontal atau

vertikal. Ada beberapa definisi untuk beamwidth yaitu: Half Power

Beamwidth (HPBW), 10 dB beamwidth, dan First Null Beamwidth (FNBW).

HPBW adalah besarnya sudut pancaran antena dimana dayanya turun

setengah (-3dB) terhadap daya terima paling besar (referensi). Pada

umumnya HPBW digunakan dimana nilai maksimum gain 3 dB berada di

bawah nilai maksimum. Beamwidth pertama null adalah sudut yang

dibentuk dari nilai maksimum gain yang pertama terjadi minimal lokal dalam

pola. Setengah daya atau 3 dB merupakan beamwidth yang paling sering

digunakan.

Lobus utama (main lobe) adalah lobus yang mempunyai arah

dengan pola radiasi maksimum. Biasanya juga ada lobus-lobus yang lebih

kecil dibandingkan dengan main lobe yang disebut dengan minor lobe.

e. Link Budget

Berdasarkan datasheet dari perangkat yang digunakan (Outdoor,

Industrial and Link, 2014), maka dilakukan perhitungan link budget dengan

menggunakan pendekatan model Okumura-Hatta. Besarnya daya pada

penerima (PX) merupakan hasil penjumlahan daya pada pemancar (PT)

Page 72: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

57

dengan penguatan yang ada (GT dan GR), dikurangi dengan semua rugi

yang terjadi pada sistem dapat dilihat pada persamaan 5.

Adapun rugi-rugi ruang bebas yang terjadi merupakan penjumlahan

antara jarak pemancar dan penerima (d) dengan frekuensi (f) seperti pada

persamaan berikut:

Dvwx = 32,4 B 20 log� B 20 log { (9)

Hasil dari perhitungan link budget akan dibandingkan dengan hasil

pengukuran kuat sinyal yang dilakukan dan akan ditampilkan pada bagian

hasil dan pembahasan. Kategori pengukuran kualitas sinyal dapat dilihat

pada tabel 5.

Tabel 5. Pengukuran kualitas sinyal/Received Signal Strength Indication (RSSI)

Kuat Sinyal RSSI

Excellent ≥ –70 dBm

Good –70 dBm to -85 dBm

Fair –86 dBm to -100 dBm

Poor < –100 dBm

No Signal –110 dBm

(Sumber: Anritsu, 2014)

2. Pengujian Jarak Jangkauan Sistem Pemantauan Kapal

Pengujian jarak jangkauan sistem pemantauan kapal dilakukan

dengan melakukan pengukuran jarak jangkauan keseluruhan sistem

dilakukan dengan cara mengukur jarak jangkauan BS ke CPE dan

selanjutnya mengukur jarak jangkauan CPE ke MS seperti gambar 24.

Page 73: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

58

Gambar 24. Pengukuran Jarak Jangkauan Sistem.

Pengukuran jarak jangkauan BS ke CPE dilakukan dengan

menempatkan BS pada pesisir pantai dan CPE pada kapal sedangkan

pengukuran jarak jangkauan antara CPE ke MS dengan meletakkan CPE

pada pesisir dan MS pada kapal. Data pengukuran jarak maksimum diambil

dengan cara kapal bergerak menjauhi pesisir pantai sampai titik dimana

sinyal sudah tidak dapat diterima. Setiap titik merupakan perhentian untuk

mengambil data posisi kapal dan level sinyal dengan mengaktifkan aplikasi

pemantauan kapal dan aplikasi pendukung pengukuran pada MS.

Adapun cara pengujian dilakukan dengan menempatkan posisi BS

pada pesisir pantai sedangkan CPE diletakkan pada kapal. Data

pengukuran jarak maksimum diambil dengan cara CPE bergerak menjauhi

BS sampai titik dimana sinyal BS sudah tidak dapat diterima. Setiap titik

merupakan perhentian untuk mengambil data posisi kapal dan level sinyal

dengan mengaktifkan aplikasi pemantauan dan aplikasi pendukung

pengukuran yang sudah ada pada mobile phone.

Page 74: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini terdiri dari 2 bagian perancangan yaitu perancangan

hardware dan perancangan software sehingga hasil perancangan juga

akan disajikan dalam 2 bagian tersebut berdasarkan titik pengambilan data

hasil pengukuran.

1. Hasil Pengujian Performansi Jaringan

Pengukuran performansi jaringan dilakukan dengan mengirimkan

data MP3 sebesar 3,1Mbit. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan dari

BS ke CPE dengan menggunakan aplikasi wireshark diperoleh nilai rata-

rata untuk setiap parameter performansi jaringan yang dapat dilihat pada

tabel 6 dan 7.

Tabel 6. Hasil pengujian transfer paket data BS ke CPE.

Pengukuran Throughput (Mbit/s)

Packet Loss (%)

Delay (s)

1 2.797 0 0.016755

2 2.617 0 0.034487

3 1.602 0 0.173755

4 2.286 0 0.041155

5 2.698 0 0.024143

Rata-rata 2.4 0 0.058059

Page 75: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

60

Tabel 7. Hasil pengujian transfer paket data CPE ke BS

Pengukuran Throughput (Mbit/s)

Packet Loss (%)

Delay (s)

1 2.779 0 0.015991

2 1.495 0 0.126678

3 2.233 0 0.03281

4 2.240 0 0.036556

5 1.707 0 0.185788

Rata-rata 2.0908 0 0.0795646

Berdasarkan tabel 6, diperoleh nilai rata-rata throughput untuk

pengiriman data dari BS ke CPE sebesar 2,4 Mbit/s dengan rata-rata delay

sebesar 0,058059 s. Pada tabel 7 diperoleh nilai rata-rata throughput

sebesar 2,09 Mbit/s, rata-rata delay sebesar 0,0795646 untuk pengiriman

data dari CPE ke BS.

Untuk pengujian performansi jaringan antara CPE ke MS

diperlihatkan pada tabel 8. Dari tabel diperoleh nilai rata-rata throughput

untuk pengiriman data dari CPE ke MS sebesar 1,38925 Mbit/s dengan

rata-rata delay sebesar 0,81196 detik.

Tabel 8. Hasil pengujian transfer paket data CPE ke MS

Pengukuran Throughput (Mbit/s)

Packet Loss (%)

Delay (s)

1 1.584 0 0.0706

2 1.581 0 0.0315

3 1.355 0 0.08603

4 1.037 0 3.05971

Rata-rata 1.38925 0 0.81196

Page 76: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

61

Perbedaan data pada setiap pengiriman paket ini disebabkan oleh

kondisi jaringan saat pengiriman data yang dilakukan dan juga disebabkan

adanya paket yang ditransmisikan ulang dimana pada Transmission

Control Protocol (TCP) setiap paket yang gagal ke penerima akan

ditransmisikan ulang sehingga akan menjamin bahwa setiap paket akan

sampai ke tujuan. Semakin banyak paket yang dikirimkan ulang akan

mengubah statistik jumlah paket data yang ditransmisikan menjadi lebih

besar, sehingga menurunkan nilai throughput dan menambah nilai delay

yang diperoleh.

Besarnya kuat sinyal yang diukur pada penerima ditunjukkan pada

gambar 25. Adapun level sinyal yang diukur ini dibandingkan dengan

perhitungan link budget. Pengukuran level sinyal yang diterima diambil

dengan menggunakan aplikasi android pada mobile phone.

Gambar 25. Link Budget vs RSSI

Dengan menempatkan BS pada ketinggian 5 m dan CPE pada ketinggian

2 m diperoleh data hasil pengukuran lapangan sebesar -66 pada jarak 6 Km

Page 77: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

62

sedangkan jika dilakukan perhitungan link budget sesuai persamaan 5

diperoleh nilai sebesar -70 dBm dengan nilai atenuasi untuk propagasi

gelombang air laut antara 0 – 0,3 dBm/Km (ITU-R, 1990). Sehingga

menyebabkan selisih sebesar -4 dBm antara pengukuran level sinyal dan

perhitungan link budget. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi propagasi suatu

kanal wireless diantaranya:

• Lingkungan propagasi

Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi perambatan gelombang

radio. Gelombang radio dapat diredam, dipantulkan, atau dipengaruhi oleh

noise dan interferensi. Tingkat peredaman tergantung frekuensi, dimana

semakin tinggi frekuensi redaman juga semakin besar. Parameter yang

mempengaruhi kondisi propagasi yaitu rugi-rugi propagasi, fading, delay

spread, noise, dan interferensi.

• Rugi-rugi propagasi

Dalam lingkungan radio, konfigurasi alam yang tidak beraturan,

bangunan, dan perubahan cuaca membuat perhitungan rugi-rugi propagasi

menjadi agak sulit.

• Fading

Fading atau fluktuasi amplituda sinyal. Fading margin merupakan level

daya yang harus dicadangkan yang besarnya merupakan selisih antara

daya rata-rata yang sampai di penerima dan level sensitivitas penerima.

Nilai fading margin biasanya sama dengan peluang level fading yang

terjadi, yang nilainya tergantung pada kondisi lingkungan dan sistem yang

Page 78: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

63

digunakan. Nilai fading margin minimum agar sistem bekerja dengan baik

sebesar 15 dBm.

• Noise

Noise dihasilkan dari proses alami seperti petir, noise thermal pada

sistem penerima dan sebagainya. Disisi lain sinyal transmisi yang

mengganggu dan tidak diinginkan dikelompokkan sebagai interferensi.

Jika dilihat pada tabel 4, level RSSI untuk hasil uji lapangan dan

berdasarkan perhitungan link budget, maka hasil perolehan level sinyal

yang diterima masih masuk pada kategori excellent. Hal ini berarti sinyal

yang dikirimkan dari BS pada sistem yang dirancang masih dapat diterima

dengan baik oleh MS. Untuk tabel perhitungan link budget dapat dilihat

pada lampiran 4.

Hasil pengujian beamwidth antena terhadap jarak dapat dilihat pada

tabel 9, dimana pada jarak 6 Km beamwidth antena menjadi kecil yaitu

sebesar 10°. Hal ini disebabkan oleh penggunaan antena sektoral dimana

antena sektoral hanya menyebarkan pola medan ke arah tertentu. Antena

sektoral memiliki lebar beamwidth yang jauh lebih sempit dan mempunyai

gain yang paling tinggi, oleh karena itu sangat sesuai digunakan untuk

koneksi jarak jauh.

Page 79: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

64

Tabel 9. Pengukuran beamwidth antena

Jarak (Km) Beamwidth

1 55°

2 55°

3 40°

4 28°

5 17°

6 10°

Penggunaan kanal saat dilakukan pengukuran lapangan yang paling

optimal yang dihasilkan sistem berada pada kanal 6 yang ditampilkan pada

gambar 26.

Gambar 26. Penggunaan Kanal.

Penggunaan kanal berdasarkan pada standar terbaru dari spesifikasi dalam

IEEE 802.11b/g beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz.

Pembagian operasi dalam 11 kanal (masing-masing 5 MHz), berpusat di

frekuensi seperti diperlihatkan pada tabel 10.

Page 80: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

65

Tabel 10. Kanal Wi-Fi

Channel Frekuensi (MHz)

Channel 1 2.142

Channel 2 2.417

Channel 3 2.422

Channel 4 2.427

Channel 5 2.432

Channel 6 2.437

Channel 7 2.442

Channel 8 2.447

Channel 9 2.452

Channel 10 2.457

Channel 11 2.462

Jika dibandingkan kanal yang digunakan pada saat pengambilan data

lapangan dengan pembagian kanal berdasarkan aturan standar IEEE

802.11b/g, kanal 6 menggunakan frekuensi sebesar 2.437 MHz .

2. Hasil Tampilan Pemantauan Kapal

Hasil tampilan dari perancangan software dapat dilihat pada alamat

situs http://trackmygps.xyz, dengan menampilkan nama pengguna, waktu,

dan posisi berupa longitude dan latitude seperti terlihat pada gambar 27

dibawah.

Page 81: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

66

Gambar 27. Hasil tampilan realtime dari aplikasi pemantauan kapal.

Pengujian software dillakukan pada daerah pesisir pantai Makassar,

Sulawesi Selatan, Indonesia. Pengujian dilakukan dengan 2 cara yaitu

menempatkan BS pada pesisir pantai dengan posisi longitude 119.3840744

dan latitude -5.1884389 sedangkan CPE pada kapal yang bergerak

menjauhi BS sampai titik dimana sinyal sudah tidak dapat di terima. Kedua

dengan menempatkan CPE pada pesisir pantai dengan posisi longitude

119.3941528 dan latitude -5.1370083 sedangkan MS pada kapal yang

bergerak menjauhi CPE sampai titik dimana sinyal sudah tidak dapak dapat

di terima lagi.

Setiap titik merupakan perhentian untuk mengambil data posisi kapal

dan level sinyal dengan mengaktifkan aplikasi pemantauan kapal dan

aplikasi pendukung pengukuran pada mobile phone. Dari keseluruhan titik

pengambilan data yang dilakukan diperoleh rentang jarak konektivitas

internet maksimal antara BS dan CPE mencapai 6 Km dan antara CPE ke

Page 82: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

67

MS mencapai 55 m secara point to point. Pengukuran jarak ini dilakukan

dengan mengambil jarak udara antara titik awal dan titik akhir.

Untuk menghasilkan konektivitas internet secara point to multipoint

antara BS ke CPE pada jarak 6 Km maka diperlukan penambahan

perangkat access point yang masing-masing diletakkan pada BS dan CPE.

Penambahan perangkat access point ini diperlukan untuk membagi

konektivitas ke banyak kapal. Pengukuran jarak antara BS ke CPE

dilakukan seperti terlihat pada gambar 28.

Gambar 28. Hasil Pemantauan Kapal BS ke CPE

Adapun pengukuran jarak antara CPE ke BS yang dilakukan terlihat seperti

pada gambar 29.

Page 83: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

68

Gambar 29. Hasil Pemantauan Kapal CPE ke MS

Pada pengujian ini, antena BS diletakkan dengan ketinggian antena

setinggi 5 m dan antena CPE 2 m dengan tilt antena sebesar 0°. Data posisi

kapal dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 11. Data koordinat antara BS dan CPE

Jarak (Km) Longitude Latitude

1 119.3797 -5.1847

2 119.376 -5.1821

3 119.3725 -5.1787

4 119.3716 -5.1743

5 119.3702 -5.16967

6 119.3676 -5.16602

Tabel 12. Data koordinat antara CPE dan BS

Jarak (m) Longitude Latitude

20 119.3943 -5.13690278

40 119.39444167 -5.1367833

55 119.39456389 -5.1367167

Page 84: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

69

Data posisi kapal yang berasal dari koneksi satelit diperoleh melalui

GPS ublox selanjutnya data ini diteruskan oleh modul NodeMCU yang

kemudian ditampilkan pada layar LCD dan dapat diakses secara realtime

melalui website pemantauan kapal yang telah dibuat. Hasil tampilan dari

perancangan GPS tracker diperlihatkan pada gambar 30.

Gambar 30. Hasil perancangan GPS tracker

Dari gambar diatas dapat dilihat tampilan pada layar LCD GPS tracker,

yang menampilkan data longitude, latitude, time, jumlah satelit, dan jarak

antara pemancar dan penerima.

Page 85: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini dan mengacu pada

rumusan masalah antara lain:

1. Penelitian ini mengaplikasikan penggunaan Wi-Fi LR sebagai solusi

perpanjangan koneksi layanan data sejauh 6 Km antara BS ke CPE dan

55 m antara CPE ke MS secara point to point dengan kuat sinyal

sebesar -66 dBm.

2. Penelitian ini menghasilkan data pengukuran antara BS ke CPE dengan

nilai throughput sebesar 2,4 Mbit/s, delay sebesar 0.058059 detik dan

packet loss sebesar 0% dan antara CPE ke MS menghasilkan data

pengukuran throughput sebesar 1,38925 Mbit/s, delay sebesar 0,81196

detik dan packet loss sebesar 0%.

3. Penggunaan kanal pada saat pengujian menempati kanal 6 dengan

pembagian kanal berdasarkan aturan standar IEEE 802.11b/g, kanal 6

menggunakan frekuensi sebesar 2.437 MHz.

4. Penelitian ini juga menghasilkan sistem pemantauan kapal yang dapat

diakses secara real time melalui alamat situs http://trackmygps.xyz.

Page 86: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

71

B. Saran

Penelitian mengenai sistem komunikasi maritim untuk mendukung

pemantauan kapal ini dapat dikembangkan ke arah perancangan sistem

yang tidak hanya menggunakan layanan komunikasi bebasis Wi-Fi saja

akan tetapi dapat digunakan untuk layanan komunikasi lainnya sesuai

dengan rentang frekuensi masing-masing dan aplikasi tracking antena

untuk mendapatkan arahan antena terbaik antara pemancar dan penerima.

Page 87: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

DAFTAR PUSTAKA

Anritsu (2014) ‘Mapping BER and Signal Strength of P25 Radio Systems’, Mapping BER and Signal Strength of P25 Radio Systems, (Figure 1), pp. 1–8.

Augustin, A. et al. (2016) ‘A Study of LoRa : Long Range & Low Power Networks for the Internet of Things’, pp. 1–18. doi: 10.3390/s16091466.

Campos, R. et al. (2016) ‘BLUECOM+: Cost-effective broadband communications at remote ocean areas’, OCEANS 2016 - Shanghai. doi: 10.1109/OCEANSAP.2016.7485532.

Choi, M. S. et al. (2013) ‘Ship to shore maritime communication for e-Navigation using IEEE 802.16e’, International Conference on ICT Convergence, pp. 759–762. doi: 10.1109/ICTC.2013.6675472.

ITU-R (1990) ‘Report P.1008-1: Reflection from the surface of the Earth’.

Jain, R. (no date) ‘Long Range Low Power ( LRLP ) Wireless Network’, pp. 1–26.

Kim, D. H. and Lim, J. Y. (2016) ‘Using Wi-Fi and LoRa’, 2016 Ieee, pp. 1–3. doi: 10.1109/ICITCS.2016.7740351.

Kim, H. et al. (2015) ‘Implementation of MariComm Bridge for LTE- WLAN Maritime Heterogeneous Relay Network’, pp. 3–7.

Lopes, M. J. et al. (2014) ‘Wi-Fi Broadband Maritime Communications Using 5 . 8 GHz Band’, pp. 5–9.

Man, L. a N., Committee, S. and Computer, I. (2012) IEEE Std 802.11TM-2012, IEEE Standard for Information technology—Telecommunications and information exchange between systems—Local and metropolitan area networks—Specific requirements—Part 11: WLAN MAC and PHY specifications.

Nasser, E. N. (2014) ‘Multi mission low earth orbit equatorial satellite for Indonesian regions: Telecommunication payload’, Proceeding - ICARES 2014: 2014 IEEE International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology, (c), pp. 121–126. doi: 10.1109/ICARES.2014.7024394.

Outdoor, I., Industrial, L. and Link, P. (no date) ‘Indoor/Outdoor airMAX ® CPE’.

Page 88: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

Perkantoran, D. A. N. (no date) ‘PERHITUNGAN LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI GSM DI DAERAH URBAN CLUSTER CENTRAL BUSINESS DISTRIC ( CBD ), RESIDENCES ’, pp. 1–7.

Rachmadina, N. et al. (2014) ‘Sub-Sistem Pemancar Pada Sistem Pengukuran Kanal HF Pada Lintasan Merauke-Surabaya’, 1(1), pp. 1–6.

Rahardjo, N. (no date) ‘Evaluasi Cakupan Sinyal BTS Secara Spasial Di Sebagian Kabupaten Buleleng Provinsi Bali’.

Rao, S. N., Raj, D. and Aiswarya, S. (2016) ‘Realizing Cost-Effective Marine Internet for Fishermen’.

Reyes-Guerrero, J. C. et al. (2011) ‘Buoy-to-ship experimental measurements over sea at 5.8 GHz near urban environments’, Mediterranean Microwave Symposium, pp. 320–324. doi: 10.1109/MMS.2011.6068590.

Roste, T., Yang, K. and Bekkadal, F. (2013) ‘Coastal coverage for maritime broadband communications’, OCEANS 2013 MTS/IEEE Bergen: The Challenges of the Northern Dimension. doi: 10.1109/OCEANS-Bergen.2013.6608109.

Stastny, J. et al. (2015) ‘Application of RADAR Corner Reflectors for the Detection of Small Vessels in Synthetic Aperture Radar’, IEEE Journal of Selected Topics in Applied Earth Observations and Remote Sensing, 8(3), pp. 1099–1107. doi: 10.1109/JSTARS.2014.2359797.

Unni, S. et al. (2015) ‘Performance measurement and analysis of long range Wi-Fi network for over-the-sea communication’, 2015 13th International Symposium on Modeling and Optimization in Mobile, Ad Hoc, and Wireless Networks, WiOpt 2015, pp. 36–41. doi: 10.1109/WIOPT.2015.7151030.

Welch, G. et al. (2003) TR 101 190 - V1.3.2 - Digital Video Broadcasting (DVB); Implementation guidelines for DVB terrestrial services; Transmission aspects, European Broadcasting Union. doi: 10.1109/35.685371.

Yoo, D. et al. (2015) ‘A Novel Antenna Tracking Technique for Maritime Broadband Communication ( MariComm ) System’, pp. 1–5.

Page 89: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

Lampiran 1. Dokumentasi pengambilan data

Penempatan antena BS di pesisir pantai

Penempatan antena CPE pada kapal pantai untuk pengambilan data

Page 90: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

Pengambilan data beamwidth antena

Pengambilan data tilt antena

Page 91: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

Lampiran 2. Listing program server

<!doctype html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <title>Gps Tracker</title> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <script src="//code.jquery.com/jquery-1.11.1.min.js"></script> <script asyn defer src="https://maps.googleapis.com/maps/api/js?key=AIzaSyBa7_F_mvcCXzsaQrVFCs03-OLE2Yjyfgg&callback=initMap"></script> <script src="js/maps.js"></script> <script src="js/leaflet-0.7.5/leaflet.js"></script> <script src="js/leaflet-plugins/google.js"></script> <script src="js/leaflet-plugins/bing.js"></script> <link rel="stylesheet" href="js/leaflet-0.7.5/leaflet.css"> <!-- "//maps.google.com/maps/api/js?v=3&sensor=false&libraries=adsense" //"https://maps.googleapis.com/maps/api/js?key=AIzaSyBa7_F_mvcCXzsaQrVFCs03-OLE2Yjyfgg&callback=initMap" to change themes, select a theme here: http://www.bootstrapcdn.com/#bootswatch_tab and then change the word after 3.2.0 in the following link to the new theme name --> <link rel="stylesheet" href="//maxcdn.bootstrapcdn.com/bootswatch/3.3.5/cerulean/bootstrap.min.css"> <link rel="stylesheet" href="css/styles.css"> </head> <body> <div class="container-fluid"> <div class="row"> <div class="col-sm-4" id="toplogo"> <img id="halimage" src="images/gpstracker-man-blue-37.png">GpsTracker </div> <div class="col-sm-8" id="messages"></div> </div> <div class="row"> <div class="col-sm-12" id="mapdiv"> <div id="map-canvas"></div> </div> </div> <div class="row"> <div class="col-sm-12" id="selectdiv"> <select id="routeSelect" tabindex="1"></select> </div> </div> <div class="row">

Page 92: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

<div class="col-sm-3 deletediv"> <input type="button" id="delete" value="Delete" tabindex="2" class="btn btn-primary"> </div> <div class="col-sm-3 autorefreshdiv"> <input type="button" id="autorefresh" value="Auto Refresh Off" tabindex="3" class="btn btn-primary"> </div> <div class="col-sm-3 refreshdiv"> <input type="button" id="refresh" value="Refresh" tabindex="4" class="btn btn-primary"> </div> <div class="col-sm-3 viewalldiv"> <input type="button" id="viewall" value="View All" tabindex="5" class="btn btn-primary"> </div> </div> </div> </body> </html>

Page 93: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

Lampiran 3. Listing program MS/client

<?php include 'dbconnect.php'; print_r($_GET); $latitude = isset($_GET['latitude']) ? $_GET['latitude'] : '0'; $latitude = (float)str_replace(",", ".", $latitude); // to handle European locale decimals $longitude = isset($_GET['longitude']) ? $_GET['longitude'] : '0'; $longitude = (float)str_replace(",", ".", $longitude); $date = isset($_GET['date']) ? $_GET['date'] : '0000-00-00 00:00:00'; $date = urldecode($date); $locationmethod = isset($_GET['locationmethod']) ? $_GET['locationmethod'] : ''; $locationmethod = urldecode($locationmethod); $username = isset($_GET['username']) ? $_GET['username'] : 0; $phonenumber = isset($_GET['phonenumber']) ? $_GET['phonenumber'] : ''; $sessionid = isset($_GET['sessionid']) ? $_GET['sessionid'] : 0; $extrainfo = isset($_GET['extrainfo']) ? $_GET['extrainfo'] : ''; $eventtype = isset($_GET['eventtype']) ? $_GET['eventtype'] : ''; // doing some validation here if ($latitude == 0 && $longitude == 0) { exit('-1'); } $params = array(':latitude' => $latitude, ':longitude' => $longitude, ':date' => $date, ':locationmethod' => $locationmethod, ':username' => $username, ':phonenumber' => $phonenumber, ':sessionid' => $sessionid, ':extrainfo' => $extrainfo, ':eventtype' => $eventtype ); switch ($dbType) { case DB_MYSQL: $stmt = $pdo->prepare( $sqlFunctionCallMethod.'prcSaveGPSLocation( :latitude, :longitude, :date, :locationmethod, :username,

Page 94: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

:phonenumber, :sessionid, :extrainfo, :eventtype);' ); break; case DB_POSTGRESQL: case DB_SQLITE3: $stmt = $pdo->prepare('INSERT INTO gpslocations (latitude, longitude, gpsTime, locationMethod, userName, phoneNumber, sessionID, accuracy, extraInfo, eventType) VALUES (:latitude, :longitude, :date, :locationmethod, :username, :phonenumber, :sessionid, :extrainfo, :eventtype)'); break; } $stmt->execute($params); $timestamp = $stmt->fetchColumn(); echo $timestamp; ?>

Page 95: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

Lampiran 4. Listing program GPS

#include <TinyGPS++.h> GPS Plus Library #include <SoftwareSerial.h> Software Serial Library so we can use other Pins for communication with the GPS module #include <time.h> #include "ESP8266WiFi.h" #include "ESP8266HTTPClient.h" #include <Adafruit_ssd1306syp.h> // Adafruit oled library for display Adafruit_ssd1306syp display(5, 4); // OLED display (SDA to Pin 4), (SCL to Pin 5) static const int RXPin = 12, TXPin = 13; // Ublox 6m GPS module to pins 12 and 13 static const uint32_t GPSBaud = 600; // Ublox GPS default Baud Rate is 600 TinyGPSPlus gps; // Create an Instance of the TinyGPS++ object called gps SoftwareSerial ss(RXPin, TXPin); // The serial connection to the GPS device WiFiClient client; void setup() { } Serial.println(""); Serial.println("WiFi connected"); Serial.println("IP address: "); Serial.println(WiFi.localIP()); Serial.print("Netmask: "); Serial.println(WiFi.subnetMask()); Serial.print("Gateway: "); Serial.println(WiFi.gatewayIP()); configTime(timezone, dst, "pool.ntp.org","time.nist.gov"); Serial.println("\nWaiting for Internet time"); while(!time(nullptr)){ Serial.print("*"); delay(1000); } } void loop() { display.clear(); display.setCursor(0,0); display.print("Latitude : "); display.println(gps.location.lat(), 5); display.print("Longitude : "); display.println(gps.location.lng(), 4);

Page 96: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

display.print("Satellites: "); display.println(gps.satellites.value()); display.print("Elevation : "); display.print(gps.altitude.feet()); display.println("ft"); display.print("Time UTC : "); display.print(gps.time.hour()); // GPS time UTC display.print(":"); display.print(gps.time.minute()); // Minutes display.print(":"); display.println(gps.time.second()); // Seconds display.print("Heading : "); display.println(gps.course.deg()); display.print("Speed : "); display.println(gps.speed.mph()); smartDelay(500); // Run Procedure smartDelay if (millis() > 5000 && gps.charsProcessed() < 10) display.println(F("No GPS data received: check wiring")); datetime(); kirim(); } static void smartDelay(unsigned long ms) // This custom version of delay() ensures that the gps object is being "fed". { unsigned long start = millis(); do { while (ss.available()) gps.encode(ss.read()); } while (millis() - start < ms); } void kirim(){ //String sesID = String ("8BA21D90-3F90-407F-BAAE-800B04B1F5ED"); float longti = gps.location.lng(); float lati = gps.location.lat(); //String user = String ("yuriD"); //String phone = String ("8bb33b81-2f99-4a88-8214-b2cf1c4ff792"); //String thn = String (gps.time.hour()); //String hh = String (gps.time.hour()); //String mm = String (gps.time.hour()); //String ss = String (gps.time.hour()); Serial.println("\nStarting connection to server..."); // if you get a connection, report back via serial: if (client.connect(server, 80)) { Serial.println("connected to server");

Page 97: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

WiFi.printDiag(Serial); String data = "latitude=-4.12121&longitude=114.2342432"; inc = inc + 5; String slong = "&longitude="+ String (longti, 7), slat= "&latitude="+ String (lati, 7), suser= "&username=xyz", sphone= "&phonenumber=8bb33b81-2f99-4a88-8214-b2cf1c4ff792", sid= "&sessionid=8BA21D90-3F90-407F-BAAE-800B04B1F5EF", stime= "&date="+ String (waktu), sevent= "&eventtype=GPS"; client.print("GET /updatelocation.php?"); client.print(sid); client.print(suser); client.print(sphone); client.print(slong); client.print(slat); client.print(stime); client.print(sevent); client.print(" "); client.print("HTTP/1.1"); //change this if using your Sub-domain client.println(); client.println("Host: trackmygps.xyz"); //client.print("Content-Length: "); //client.print(data.length()); //client.print("\r\n"); //client.print(data); client.println(); client.stop(); Serial.println("\n"); Serial.println("My data string im POSTing looks like this: "); Serial.print(sid); Serial.print(" "); Serial.print(suser); Serial.print(" "); Serial.print(sphone); Serial.print(" "); Serial.print(slong); Serial.print(" "); Serial.print(slat); Serial.print(" "); Serial.print(stime); Serial.print(" "); Serial.print(sevent); //Serial.println("And it is this many bytes: "); //Serial.println(data.length()); } } }

Page 98: SISTEM KOMUNIKASI MARITIM UNTUK MENDUKUNG ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yurika Nantan

Lampiran 5. Perhitungan Link Budget

Jarak (Km)

PTx GTx FSL Grx Lcable AT Link Budget (dBm)

Pengukuran RSSI (dBm)

0.5 28 11 94.03 11 3 0.15 -47.18 -48

1 28 11 100.05 11 3 0.3 -53.35 -51

1.5 28 11 103.58 11 3 0.45 -57.03 -54

2 28 11 106.07 11 3 0.6 -59.67 -56

2.5 28 11 108.01 11 3 0.75 -61.76 -57

3 28 11 109.60 11 3 0.9 -63.50 -58

3.5 28 11 110.94 11 3 1.05 -64.99 -60

4 28 11 112.10 11 3 1.2 -66.30 -62

4.5 28 11 113.12 11 3 1.35 -67.47 -63

5 28 11 114.03 11 3 1.5 -68.53 -64

5.5 28 11 114.86 11 3 1.65 -69.51 -65

6 28 11 115.62 11 3 1.8 -70.42 -66

Untuk perhitungan rugi ruang bebas digunakan persamaan berikut:

|}D = 32,45 B 20log�� { B 20 log���

Untuk perhitungan link budget digunakan persamaan berikut:

?A� = ?@� B C@� −|}D B CA� − D�[�k − E@