Upload
sara-valenzuela
View
133
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh : M. Lutfi Eko P., SPt. , MP BADAN DIKLAT PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 201 2. Namanya Pak Lutfi Lahir di Kediri Jawa Timur Pada 5 April 1971 Hobinya Membaca, Nonton Film, Main game. Boleh Menghubungi Saya - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
Oleh :M. Lutfi Eko P., SPt., MP
BADAN DIKLAT PROVINSI JAWA TENGAHSemarang, 2012
Namanya Pak Lutfi Lahir di Kediri Jawa TimurPada 5 April 1971Hobinya Membaca, Nonton Film, Main game
Boleh Menghubungi Sayadi 081 328 092 044Atau di my email:[email protected]
Boleh juga interaksi di my web blog :http://paknewulan.wordpress.com
KOMPETENSI DASAR
Pada akhir pembelajaran Bapak dan Ibu mampu memahami hal ikhwal tentang sistem penyeleng garaan pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia
INDIKATOR KEBERHASILAN
Bapak dan Ibu mampu : Menjelaskan pengertian sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara; Menjelaskan tata kepemerintahan yang baik ; Menjelaskan pembentukan peraturan
perundangan; Menjelaskan lembaga-lembaga pemerintah; Menjelaskan hubungan Presiden dg lembaga-
lembaga negara lainnya dlm rangka penyelenggaraan pemerintahan negara;
Menjelaskan proses manajemen pemerintahan.
5
.
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
SISTEMNEGARA
KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA
ANDA
DANNGAPAIN
DI MANA
PENGERTIAN : Mekanisme bekerjanya lembaga eksekutif, yang dipimpin oleh Presiden
baik selaku Kepala Pemerintahan maupun sebagai Kepala Negara
6
SISTEMKINERJA
UNSUR NILAI TATA NILAI YANG MENDASARI, MEMOTIVASI, MEMBERI ACUAN DAN MERUPAKAN TUJUAN
UNSUR STRUKTURTATANAN ORGANISASI DALAM PEMERINTAHAN NEGARA (PN) DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT BANGSA (MB)
UNSUR PROSES AKTIVITAS FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DLM PENYELENGGARAAN NEGARA DAN PEMBANGUNAN BANGSA
PENDEKATAN SISTEM
TUJUAN BERNEGARA
NILAI
STRUKTUR
PROSES
UNSUR NILAI
PANCASILACITA CITA NEGARA
TUJUAN NEGARA
FALASAFAH ATAU PANDANGAN HIDUP
YG MEMPERSATUKAN BANGSA DAN MEMBERI PETUNJUKDLM UPAYA
MENCAPAI KESEJAHTERAAN DAN KEBAHAGIAANLAHIR DAN BATIN BAGI
MASYARAKAT INDONESIAYANG BERANEKA
RAGAM
VISI IDEAL INDONESIA
NEGARA INDONESIA YANGMERDEKA, BERSATUBERDAULAT, ADIL
DAN MAKMUR
MISI IDEAL INDONESIA :
MELINDUNGI SEGENAPBANGSA INDONESIA
DAN SELURUH TUMPAHDARAH INDONESIA
MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN UMUM
MENCERDASKANKEHIDUPAN BANGSA, IKUT MELAKSANAKAN KETERTIBAN DUNIA YG
BERDASARKAN KEMERDEKAAN, PERDAMAIAN ABADI DAN KEADILAN
SOSIAL
UNSUR STRUKTUR
STRUKTUR PENYELENGGARAAN NEGARA
STRUKTUR PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA
MELIPUTI SELURUH APARATURNEGARA, BAIK APARATURKENEGARAAN MAUPUN
APARATUR PEMERINTAHAN, BESERTA ORGANISASI POLITIKLEMBAGA KEMASYARAKATAN
DAN DUNIA USAHA YG BERKEMBANG SESUAI DENGAN
KEHIDUPAN DAN KEMAJUANBANGSA
MENCAKUP PRESIDEN BESERTASELURUH APARATUR
PEMERINTAHAN, BAIK DI TINGKAT PUSAT MAUPUN
DAERAH
UNSUR PROSES
PROSES PENYELENGGARAAN NEGARA
PROSES PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA
PROSES PENYELENGGARAAN NEGARA
MPR SEBAGAI LEMBAGA NEGARA, BERWENANG MENGUBAH DAN MENETAPKAN UUD, MELANTIK PRESIDEN DAN/ATAU WAPRES
KPU MENYELENGGARAKAN PEMILIHAN UMUM DPR BERSAMA PRESIDEN MENYUSUN UU DALAM RANGKA
PENYELNGGARAAN NEGARA MK MENGADILI PADA TINGKAT PERTAMA DAN TERAKHIR
UNTUK MENGUJI UU MA MENGUJI PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
DIBAWAH UU BEPEKA MEMERIKSA PENGELOLAAN DAN TANGGUNG
JAWAB TENTANG KEUANGAN NEGARA BI MEMELIHARA KESTABILAN NILAI RUPIAH
PROSES PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAHAN NEGARA :
PROSES PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN PUSAT
PROSES PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Sistem Penyelenggaraan Negara dan Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan
NegaraSistem Penyelenggaraan Negara adalah SANRI dalam arti luas, yaitu :
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara adalah SANRI dalam arti sempit, yaitu :
Merupakan mekanisme lembaga eksekutif yang dipimpin oleh Presiden baik selaku Kepala Pemerintahan maupun sebagai Kepala Negara.
Merupakan sistem penyelenggaraan kehidupan negara &dan bangsa dlm segala aspeknya, dgn mendayagunakan segala kemampuan seluruh Aparatur Negara beserta rakyat dan dunia usaha/swasta u. memanfaatkan segenap sumber daya yg tersedia secara nasional, demi tercapainya tujuan dan terlaksananya tugas nasional/negara sebagaimana dimaksud UUD 1945.
(Aktivitas seluruh lembaga Negara : Eeksekutif, Legislatif, Maupun Yudikatif).
13.
NGAPAIN KITA DALAM SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA ?
APAPUN POSISI ANDA DALAM SUATU ORGANISASI PEMERINTAHAN, STAF ATAU PIMPINAN, ANDA SENATIASA TERLIBAT DALAM KEGIATAN :
1. PENGELOLAAN KEBIJAKAN 2. PELAYANAN
Presiden Sebagai
Kepala Lembaga Eksekutif
Sebagai Kepala Pemerintahan Presiden berhak mengajukan RUU dan menetapkan PP untuk melaksanakan Undang Undang.
Presiden
Sebagai
Kepala Negara1. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat,
Angkatan Udara, dan Angkatan Laut.2. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain dengan persetujuan DPR.3. Dalam membuat perjanjian lainnya yang menimbulkan
akibat luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan / atau mengharuskan perubahan atau pembentukan Undang-Undang harus dengan persetujuan DPR.
4. Menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibat keadaan bahaya ditetapkan dengan Undang-Undang.
5. Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, memperhatikan pertimbangan DPR.
6. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Tugas Presiden 1
Hak Presiden
Sebagai
Kepala Negara
7. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung (MA).
8. Memberi abolisi dan amnesti dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
9. Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan Undang-Undang.
10.Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasehat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dengan Undang-Undang.
11.Membahas rancangan undang-undang untuk mendapatkan persetujuan bersama DPR.
12.Mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama DPR untuk menjadi Undang-Undang.
Lanjutan . . . 1
Tugas Presiden 2
13.Dalam hal ikhwal kegentingan memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti Undang-Undang.
14.Mengajukan rancangan undang-undang APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD (Dewan Perwakilan Daerah).
15.Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah dipilih oleh DPR atas dasar pertimbangan DPD.
16.Menetapkan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial dan telah mendapat persetujuan DPR untuk menjadi hakim agung.
17.Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
18.Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.
Hak Presiden
Sebagai
Kepala NegaraLanjutan . . . 2
Tugas Presiden 3
Presiden/Wakil Presiden
BAB II. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden
Antara lain tentang: memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)]; berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*]; menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*]; memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa
[Pasal 9 (1)*]; memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10); menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****]; membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***]; menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12); mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*]; menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*]; memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*]; memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*]; memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*; membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****; pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*]; pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*]; hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)]; pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***]; peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***]; penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***]; pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***]; pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].
Wewenang, Kewajiban, dan Hak
8
Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus
seorang warga negara Indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah
mengkhianati negara, serta mampu secara
rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban sebagai Presiden dan Wakil
Presiden. [Pasal 6 (1)***]
Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung
oleh rakyat [Pasal 6A (1)***]
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali
dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali
masa jabatan. (Pasal 7 *)
Tugas Presiden menurut UUD 1945
mengangkat dan menerima Duta[Pasal 13 (2)* dan (3)*]
memberi grasi dan rehabilitasi[Pasal 14 (1)*]
memberi amnesti dan abolisi[Pasal 14 (2)*]
BAB II. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
negara lain dan internasional lainnya[Pasal 11 (1)**** dan (2)***]
memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan
undang-undang(Pasal 15 *)
menyatakan keadaan bahaya(Pasal 12)
denganpersetujuan
denganpertimbangan
denganpertimbangan
denganpertimbangan
PresidenDPR MA
13
Hubungan Presiden, DPR,
MA
Pemilu
mendapatkan suara >50% jumlah suara
dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 jumlah
provinsi[Pasal 6A (3)***]
Presidendan
Wapres
BAB II. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)***]
diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebelum pemilu
[Pasal 6A (2) ***]
9
Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih
[Pasal 6A (4)****]
pasangan calon yang memperoleh suara
terbanyak pertama dalam pemilu
pasangan calon yang memperoleh suara
terbanyak kedua dalam pemilu
Pemilupasangan
yang memperoleh
suara terbanyak
Pemilihan Presiden & Wapres
MPR
MK
BAB II. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARAPengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
DPR
usul DPR tidak
diterima
wajib memeriksa, mengadili, dan memutus
paling lama 90 hari setelah permintaan diterima
[Pasal 7B (4)***]
Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya dapat
dilakukan dengan dukungan sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir dalam
sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
[Pasal 7B (3)***]
Pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden telah melakukan pelanggaran hukum
ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat[Pasal 7B (2)***]
wajib menyelenggarakan sidang untuk
memutuskan usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima[Pasal 7B (6)***]
Keputusan diambil dalam sidang paripurna, dihadiri sekurang-
kurangnya 3/4 jumlah anggota, disetujui
sekurang-kurangnya 2/3 jumlah yang hadir, setelah Presiden
dan/atau wakil presiden diberi kesempatan
menyampaikan penjelasan
[Pasal 7B (7)***]
DPR menyelenggaraka
n sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR
[Pasal 7B (5)***]
usul DPRditerima
Presiden dan/atau
Wakil Presiden
terus menjabat
Presiden dan/atau Wakil
Presiden diberhentikan
10
tidak terbukti
terbukti
Impeach Presiden
Presiden
dibantumenteri-menteri negara
[Pasal 17 (1)]
yang diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden[Pasal 17 (2)*]
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan[Pasal 17 (3)*]
membentuk suatu dewan pertimbangan
yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden
(Pasal 16) ****
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARAKementerian Negara dan Dewan Pertimbangan
Pembentukan, pengubahan, dan
pembubaran kementerian negara diatur
dalam undang-undang
[Pasal 17 (4) ***]
14
Hubungan Presiden dan Menteri
Latihan 2
19. Mengapa Mentri-Mentri tidak bertanggung jawab kepada DPR ?
20. Mengapa latar belakang syarat perolehan suara pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia ?
BAB III : PENYELENGGARAAN TATA
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
(GOOD GOVERNANCE)
1. Partisipasi
2. Aturan Hukum
3. Transparansi
4. Ketanggapan
5. Orientasi Pada
Konsensus
6. Kesetaraan
7. Efektifitas dan
Efisiensi
CIRI – CIRIGood Governance
Tata kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat madani.
Customers
GovernmentCustomers
Business
Government
Business
C2C
B2CG2B
G2GG2C
B2B
Pengembangan E-Goverment
CIRI GOOD GOVERNANCE
1. PARTISIPASI, setiap WNI baik langsung
maupun tidak, mempunyai suara dlm
pengambilan kpts dlm pemerintahan.
2. ATURAN HUKUM, kerangka Hkm hrs adil dan
dilaksank tanpa pandang bulu, terutama untuk
HAM.
3. TRANSPARANSI, yg dibangun atas dsr
kebebasan arus informasi, informasi dpt
diperoleh bg yg membutuhkan serta dpt
dipahami dan dimonitor.
LANJUTAN
4. KETANGGAPAN,berbagai lembaga dan
prosedur hrs berupaya untuk melayani setiap
stakeholder dg baik, aspiratif.
5. ORIENTASI PD KONSENSUS, pemerintah
menjadi perantara kepentingan yg berbeda
unt memperoleh pilihan terbaik bg
kepentingan yg lebih luas.
LANJUTAN
6. KESETARAAN (Equity), Semua WNI
mempunyai kesempatan yg sama
unt meningkatkan atau
mempertahankan kesejahteraannya.
7. EFEKTIFITAS & EFISIENSI,
penggunaan sumber-sumber secara
berdaya guna dan berhasil guna.
PRINSIP GOOD GOVERNANCE
1. Wawasan ke Depan2. Keterbukaan dan Transparansi3. Partisipasi Masyarakat4. Tanggung Gugat5. Supremasi Hukum6. Demokrasi7. Profesionalisme dan Kompetensi8. Daya Tanggap9. Keefisienan dan Keefektifan10.Desentralisasi11.Kemitraan Dengan Dunia Usaha Swasta dan
Masyarakat12.Komitmen Pada Pengurangan Kesenjangan13.Komitmen Pada Lingkungan Hidup14.Komitmen Pada Pasar Yang Fair
AKIP AKIP
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung- jawaban secara periodik.
Definisi AKIP
1.Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel;
2.Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3.Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan;
4.Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh;
5.Harus jujur, objektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas.
PRINSIP AKUNTABILITAS
Prinsip Akuntabilitas
Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara dan Undang-Undang No. 9
Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Peradilan Tata Usaha Negara melengkapi 3 peradilan lain yang
sudah lama ada dibawah Mahkamah Agung yaitu Peradilan Umum,
Peradilan Agama dan Peradilan Militer, sebagai pelaksana
kekuasaan kehakiman berdasarkan UU No. 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman.
PTUN diciptakan untuk menyelesaikan sengketa antara Pemerintah dengan warga negaranya.
PERADILAN TATA USAHA NEGARA (PTUN)
Latihan 2
1. Sebutkan asas asas umum penyelenggaraan negara berdasarkan UU No. 28 Tahun 1999 ?
2. Apa pengertian akuntabilitas yang resmi dianut pemerintah dan apa prinsip prinsipnya ?
3. Mengapa para penyelenggara negara perlu mempertanggungjawabkan keberhasilan/keggalan pencapaian misi atau tujuan organisasi ?
ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Kejelasan Tujuan :
Setiap pembentukan peraturan perUU-an hrs
mempunyai tujuan yg jelas yg hendak dicapai.
Kelembagaan / Organ Pembentukan Yang Tepat :
Setiap jenis peraturan per-UU-an hrs dibuat oleh
lembaga/pejabat pembentuk per-uu-an yg
berwenang.
BAB IV : PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Bab IV Pembentukan Peraturan Perundangan
Lanjutan ….
Kesesuaian Antara Jenis Dan Materi Muatan :
Dalam pembentukan peraturan per-UU-an hrs benar2
memperhatikan materi muatan yg tepat dgn jenis perturan
per-UU-annya.
Dapat Dilaksanakan :
Setiap pembentukan peraturan per-UU-an hrs
memperhitungkan efektifitas peraturan tsb dlm
masyarakat baik scr filosofis, yuridis maupun sosiologis.
Kedayagunaan dan Kehasilgunaan :
Setiap peraturan per-UU-an dibuat krn memang benar2
dibutuhkan dan bermanfaat dlm mengatur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Lanjutan ….
Kejelasan Rumusan :Setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan,
sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa
hukumnya jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak
menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.
Keterbukaan : Dlm proses pembentukan peraturan per-UU-an mulai dari
perencanaan, persiapan, penyusunan dan pembahasan bersifat
transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan
masyarakat mempunyai kesempatan yg seluas2nya untuk
memberikan masukan dlm proses pembuatannya.
Pengayoman
Kemanusiaan
Kebangsaan
Kekeluargaan
Kenusantaraan
Bhineka Tunggal Ika
Keadilan
Kesamaan Kedudukan Dalam Hukum dan Pemerintahan
Ketertiban dan Kepastian Hukum
Keseimbangan, Keserasian dan Keselarasan
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
ASAS MATERI PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN
UUD 1945
TAP MPR
UU
PERPU
PP
KEPRES
PERDA
UUD 1945
PP
PERPRES
PERDA
UU/PERPU
TAP MPR RI No. III/MPR/2000UU No. 10 Tahun 2004
UU No. 10/2004 Tentang Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar 1945
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
JENIS DAN HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (UU no 12 Tahun 2011)
Undang-Undang / Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
Peraturan Daerah Provinsi
Ketetapan MPR
Peraturan Daerah Kab/kota
PENDAHULUAN PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Antara lain:• Amandemen UUD
1945• Penghapusan doktrin
Dwi Fungsi ABRI• Penegakan hukum,
HAM, dan pemberantasan KKN
• Otonomi Daerah• Kebebasan Pers• Mewujudkan
kehidupan demokrasi
Tuntutan Reformasi
• Pembukaan• Batang Tubuh - 16 bab - 37 pasal - 49 ayat - 4 pasal Aturan
Peralihan - 2 ayat Aturan
Tambahan• Penjelasan
Sebelum Perubahan
• Kekuasaan tertinggi di tangan MPR
• Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden
• Pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan multitafsir
• Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang
• Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi
Latar Belakang Perubahan
Menyempurnakan aturan dasar, mengenai:
• Tatanan negara• Kedaulatan Rakyat• HAM• Pembagian kekuasaan• Kesejahteraan Sosial• Eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum
• Hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa
Tujuan Perubahan
• Pasal 3 UUD 1945
• Pasal 37 UUD 1945
• TAP MPR
No.IX/MPR/1999
• TAP MPR
No.IX/MPR/2000
• TAP MPR
No.XI/MPR/2001
Dasar Yuridis
• Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
• Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Mempertegas sistem presidensiil
• Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukan ke dalam pasal-pasal
• Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”
Kesepakatan Dasar
• Sidang Umum MPR
1999
Tanggal 14-21 Okt
1999
• Sidang Tahunan MPR
2000
Tanggal 7-18 Agt 2000
• Sidang Tahunan MPR
2001
Tanggal 1-9 Nov 2001
• Sidang Tahunan MPR
2002
Tanggal 1-11 Agt 2002
Sidang MPR
• Pembukaan • Pasal-pasal: - 21 bab - 73 pasal - 170 ayat - 3 pasal Aturan
Peralihan - 2 pasal Aturan
Tambahan
Hasil Perubahan
1
mengesahkan UU
[Pasal 20 (4)*]
Dalam hal RUU tidak disahkan dalam waktu 30
hari, RUU tersebut sah
menjadi UU dan wajib
diundangkan[Pasal 20 (5)**]DPR
memegang kekuasaan
membentuk UU[Pasal 20 (1)*]
Anggota berhak
mengajukan usul RUU
(Pasal 21*)
tidak boleh diajukan lagi
dalam persidangan
masa itu[Pasal 20 (3)*]
BAB III. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Presiden
berhak mengajukan
RUU[Pasal 5 (1)*]
mendapat persetujuan bersama
tidak mendapat persetujuan bersama
18
RUU dibahas oleh DPR dan
Presiden untuk
mendapat persetujuan
bersama[Pasal 20 (2)*]
Pembentukan Undang-Undang
mengesahkan UU
[Pasal 20 (4)*]
Dalam hal RUU tidak disahkan
dalam waktu30 hari, RUU tersebut sah menjadi UUdan wajib
diundangkan[Pasal 20 (5)**]
DPRmemegang kekuasaan membentuk
UU[Pasal 20 (1)*]
Anggota berhak
mengajukan usul RUU
(Pasal 21*)
tidak boleh diajukan lagi
dalam persidangan
masa itu[Pasal 20 (3)*]
Presiden
berhak mengajuka
n RUU[Pasal 5
(1)*]
mendapat persetujuan bersama
tidak mendapat persetujuan bersama
RUU dibahas oleh DPR dan
Presiden untuk
mendapat persetujuan
bersama[Pasal 20 (2)*]
BAB III. DEWAN PERWAKILAN RAKYATPembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD
19
DPDdapat
mengajukan RUU yang
sesuai dengan kewenanganny
a [Pasal 22D
(1)***]ikut membahas dan
memberikan pertimbangan atas RUU yang sesuai dengan kewenanganny
a [Pasal 22D (2)***]
Presiden
harus dicabut
[Pasal 22 (3)]
Dalam hal ihwal kegentingan
yang memaksa, berhak
menetapkan Perpu
[Pasal 22 (1)]
Perpu itu harus
mendapat persetujuan
DPR[Pasal 22 (2)]
menjadi UU
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYATPeraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu)
setuju
tidaksetuju
21
DPR
Pengusulan Perpu
KERANGKA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANKERANGKA PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Judul
PEMBUKAAN
BATANG TUBUH
PENUTUP
Judul
PEMBUKAAN
BATANG TUBUH
PENUTUP
1
2
3
4
BAB V :LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAH
1. Politik Luar Negeri : mengangkat pejabat politik & menunjuk warga
negara dlm jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan
luar negeri, perjanjian dgn negara lain, menetapkan kebijakan
perdagangan.
2. Pertahanan : mendirikan & membentuk angkatan bersenjata,
menyatakan damai & perang, menyatakan negara dlm keadaan
bahaya, membangun sistem pertahanan negara & persenjataan,
menetapkan kebijakan wajib militer, bela negara
3. Keamanan : mendirikan & membentuk kepolisian negara,
menetapkan kebijakan keamanan nasional, menindak pelanggar
hukum, menindak melanggar keamanan negara.
4. Moneter dan Fiskal : mencetak uang & menentukan nilai mata
uang, menetapkan kebijakan moneter, mengendalikan peredaran
uang.
5. Yustisi : mendirikan lembaga peradilan, mengangkat hakim dan
jaksa, mendirikan lembaga pemasyarakatan, memberi grasi,
amnesti, abolisi, membentuk UU, Perpu, PP
6. Agama : menetapkan hari libur keagamaan, pengakuan thd suatu
agama, menetapkan kebijakan dlm penyelenggaraan kehidupan
agama.
A. URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH :
Urusan Pemerintah Pusat
B. URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH
1. URUSAN WAJIB YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI MERUPAKAN URUSAN DALAM SEKALA PROVINSI ( 16 URUSAN WAJIB )
2. URUSAN WAJIB YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA MERUPAKAN URUSAN YANG BERSKALA KABUPATEN/KOTA ( 16 URUSAAN WAJIB )
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;d. Penyediaan sarana dan prasarana umum;e. Penanganan bidang kesehatan;f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial;g. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten / kota;h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten / kota;i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk lintas
kabupaten / kota;j. Pengendalian lingkungan hidup;k. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten / kota;l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;n. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten / kota;o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan
oleh kabupaten / kota;p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
URUSAN WAJIB DALAM SKALA PROVINSI
Urusan Wajib Provinsi
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;d. Penyediaan sarana dan prasarana umum;e. Penanganan bidang kesehatan;f. Penyelenggaraan pendidikan;g. Penanggulangan masalah sosial;h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan;i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah;j. Pengendalian lingkungan hidup;k. Pelayanan pertanahan; l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;n. Pelayanan administrasi penanaman modal;o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; danp. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
URUSAN WAJIB DALAM SKALA KABUPATEN / KOTA
Urusan Wajib Kabupaten
URUSAN PEMERINTAHAN
ABSOLUT(Mutlak Urusan
Pemerintah Pusat)
• Politik Luar Negeri• Pertahanan• Keamanan• Moneter dan Fiskal• Yustisi• Agama
WAJIB(Obligatory)
PILIHAN(Optional)
CONCURRENT(Urusan Bersama
antara Pemerintah, Provinsi, dan Kabupaten / Kota)
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
PROVINSI,
KABUPATEN / KOTA
Bagan Pembagian Urusan Pemerintah
URUSAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT CONCURRENT DAN ABSOLUT
• CONCURRENT
Urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
• ABSOLUT
Urusan pemerintahan yang mutlak merupakan urusan pemerintah Pusat
URUSAN PEMERINTAH YG BERSIFAT CONCURRENT
1. Pemerintah dpt. Melaksanakan sendiri sebagian urusan pemerintahan.
2. Melimpahkan sbgn urusan pemerintahan kepada Gubernur sbg. Wakil Pemerintah
3. Menugaskan sebagian urusan pemerintah Berdasarkan tugas pembantuan.
DISTRIBUSI URUSAN PEMERINTAHANANTAR TINGKAT PEMERINTAHAN
Kriteria Distribusi Urusan Pmerintahan Antar Tingkat Pemerintahan :
1. Externalitas (Spill-over)
Siapa kena dampak, mereka yang berwenang mengurus
2. Akuntabilitas
Yang berwenang mengurus adalah tingkatan pemerintahan yang paling dekat dengan dampak tersebut (sesuai prinsip demokrasi)
3. Efisiensi
Otonomi Daerah harus mampu menciptakan pelayanan publik yang efisien dan mencegah High Cost Economy
Efisiensi dicapai melalui skala ekonomis (economic of scale) pelayanan publik
Skala ekonomis dapat dicapai melalui cakupan pelayanan (catchment area) yang optimal
Kriteria Distribusi Urusan Pemerintah
LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAH
1. Kementerian Negara
a. Kementerian Koordinator
b. Departemen
c. Kementerian Negara
2. Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND)
3. Kesekretariatan Yang Membantu
Presiden
A. LEMBAGA PEMERINTAH TINGKAT PUSAT
Pemerintah Pusat atau Pemerintah adalah Presiden RI yang memegang kekuasaan pemerintahan negara RI.
4. Kejaksaan Agung5. Perwakilan RI di Luar Negeri6. Tentara Nasional Indonesia (TNI)7. Kepolisian Negara RI (POLRI)8. Badan / Lembaga Ekstra Struktural.
Lembaga-Lembaga Pemerintah
B. SETELAH PERUBAHAN UUD 1945
UUD 1945
BPK MPR
DPRDPD
PRESIDEN
WAKIL PRESIDEN
KEKUASAAN KEHAKIMAN
MK MA KY
LEGISLATIF EKSEKUTIF YUDIKATIF
MPR : Majelis Permusyawarahan RakyatDPR : Dewan Perwakilan RakyatUUD : Undang – Undang DasarBPK : Badan Pemeriksa KeuanganDPD : Dewan Perwakilan Daerah
MK : Makamah KonstitusiMA : Makamah AgungKY : Komisi YudicialDPA : Dewan Pertimbangan Agung
( UUD 1945 DAN PERUBAHANNYA )
A. SEBELUM PERUBAHAN UUD 1945
Perbandingan Struktur Ketatanegaraan
TNI/POLRI
dewan pertimbanga
n
kementerian negara
badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan
kekuasaan kehakiman
KY
UUD 1945
kpu bank sentra
l
DPR DPDMPR
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAANmenurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
BPK MA MKPresiden
PUSAT
DAERAH
Lingkungan Peradilan TUN
Lingkungan Peradilan Militer
Lingkungan Peradilan Agama
Lingkungan Peradilan Umum
Perwakilan BPK
Provinsi
Pemerintahan Daerah Provinsi
DPRDGubernur
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
DPRDBupati/
Walikota
5
Bagan Lembaga Negara
Pasal 24 (1)***Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
MA MK
Pasal 4 (1)Memegang kekuasaan
pemerintahan
Presiden
Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD
Pasal 20 (1)*Memegang kekuasaan
membentuk UU
DPR
6
Pembagian Kekuasaan: Eksekutif, Legislatif, Yudikatif
MPRPasal 2 (1)****
Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ];
Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 3 ayat (2)***/**** ];
Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar
[Pasal 3 ayat (3)***/****];
Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***];
Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****].
Wewenang
BAB II. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
ANGGOTA DPR
dipilih melalui pemilu
ANGGOTADPDdipilih
melalui pemilu
7
WK. PPRESIDEN
MENKOPOLHUKAM
MENKOKESRA
MENKOPEREK
MENTERI2 MENTERI2MENTERI2
LPND JAGUNG TNI
GUBERNUR
LESPRI di LNPOLRI
SEKKAB &SEKNEG
Bagan Lembaga Tk Pusat
1. Kementerian Negara
a. Kementerian Koordinator
b. Departemen
c. Kementerian Negara
2. Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND)
3. Kesekretariatan Yang Membantu
Presiden
C. LEMBAGA PEMERINTAH TINGKAT PUSAT
Pemerintah Pusat atau Pemerintah adalah Presiden RI yang memegang kekuasaan pemerintahan negara RI.
4. Kejaksaan Agung5. Perwakilan RI di Luar Negeri6. Tentara Nasional Indonesia (TNI)7. Kepolisian Negara RI (POLRI)8. Badan / Lembaga Ekstra Struktural.
KEMENTERIAN KOORDINATORPP. NO. 9/2005
1. KEMENTERIAN KOORDINATOR POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN
2. KEMENTERIAN KOORDINATOR PEREKONOMIAN
3. KEMENTERIAN KOORDINATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KEPPRES 102/2001
MENTERI
Staf Ahli
Penasehat
Irjen Sekjen
Biro
Bandiklat Dep Ditjen
BiroBiro
Bag BagBag
Subag SubagSubag
Staf StafStaf
Ditjen
DirektoratDirektorat
SubDit SubDitSUbDit
Seksi SeksiSeksi
Staf StafStaf
1. D. Dalam Negeri2. D. Luar Negeri3. D. Keuangan4. D. Kesehatan5. D. Pertanian6. D. Pendidikan Nasional7. D. Perhubungan8. D. Pertahanan9. D. Kelautan dan Perikanan10. D. Agama11. D. Tenaga Kerja dan Transmigrasi12. D. Energi dan Sumber Daya Mineral13. D. Pekerjaan umum14. D. Sosial15. D. Kehutanan16. D. Perindustrian17. D. Kebudayaan dan Pariwisata18. D. Komunikasi dan Informatika19. D. Hukum Ham dan Hak Asasi Manusia20. D. Perdagangan
KEMENTERIAN NEGARA
Kedudukan : Adalah unsur pelaksana pemerintah yang dipimpin oleh Menteri
Negara yg berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Tugas :Membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi dibidang tertentu dalam kegiatan pemerintahan negara.
Fungsi :1. Perumusan kebijakan nasional dibidangnya;2. Koordinasi pelaksanaan kebijkan dibidangnya;3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yangh menjadi
tanggung jawabnya;4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan
dibidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.
KEMENTERI NEGARA TERDIRI :
1. Kementrian Negara Riset dan Teknologi2. Kementerian Negara Koperasi dan UKM3. Kementerian Negara Lingkungan Hidup4. Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan5. Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara6. Kementerian Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal7. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas8. Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara9. Kementerian Negara Perumahan Rakyat10. Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga
LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN
Kedudukan : Adalah lembaga pemerintah pusat yg dibentuk untuk
melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden. LPND berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Tugas :
Mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
LPND (LEMBAGA PEM NON DEPARTEMEN)1. Lembaga Administrasi Negara (LAN)2. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)3. Badan Kepegawaian Negara (BKN)4. Perpustakaan nasional RI (Perpusnas)5. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)6. Badan Pusat Statistik (BPS)7. Badan Standarisasi Nasional (BSN)8. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)9. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)10.Badan Intelejen Negara (BIN)11.Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG)12.Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN)13.Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN)14.Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(BAKOSURTANAL)15.Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)16.Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)17.Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)18.Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)19.Badan Pertanahan Nasional (BPN)20.Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)21.Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS)22.Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
Dasar : Perpres 64/2005 LPND dalam melaksanakan tugas dikoordinasikan Menteri :
1. Mendagri bagi BPN2. Menteri Perdagangan bagi BKPM3. Menhan bagi LEMHANAS dan LEMSANEG4. Menkes bagi BPOM dan BKKBN5. Menteri Pendidikan bagi PERPUSNAS6. Menpan bagi LAN, BKN, BPKP dan ANRI7. Menristek bagi LIPI, LAPAN, BPPT, BATAN,
BAPETEN, BAKOSURTANAL dan BSN8. Meneg Perencanaan Pembangunan bagi BPS9. Menhub bagi BMG
.
1. Sekretariat NegaraDipimpin Sekretaris Negara, bertugas memberikan dukungan staf dan pelayanan administrasi kepada Preseden selaku Kepala Negara.
2. Sekretariat Kabinet. Dipimpin Sekretaris Kabinet, bertugas memberikan
dukungan staf dan pelayanan administrasi kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan.
SEKRETARIAT PEMBANTU
PRESIDEN
KEJAKSAAN AGUNG
Berdasar UU Nomor 16 Tahun 2004
Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara secara merdeka dibidang penuntutan dan bidang lain berdasar Undang -Undang.
Perwakilan RI Diluar Negeri
1) Perwakilan DiplomatikPerwakilan Diplomatik terdiri atas Kedutaan Besar RI dan
Perwakilan Tetap RI yang dipimpin oleh seorang Duta Besar
Luar Biasa dan Berkuasa Penuh dan bertanggung awab
kepada Presiden selaku Kepala Negara melalui Menteri Luar
Negeri. 2) Perwakilan KonsulerPerwakilan Konsuler terdiri atas Konsulat Jenderal RI dan
Konsulat RI yang dipimpin oleh Konsul Jenderal dan Konsul,
yang bertanggung jawab kepada Duta Besar Luar Biasa dan
Berkuasa Penuh, bertanggung jawab langsung kepada
Menteri Luar Negara.
TENTARA NASIONAL INDONESIA
Berdasar UU Nomor 34 Tahun 2004 Kedudukan TNI diatur sebagai
berikut :1. Dalam penegesahan dan penggunaan
kekuatan militer, TNI berkedudukan dibawah Presiden;
2. Dalam kebijakan dan strategi pertahanan serta dukungan administrasi, TNI dibawah koordinasi Departemen Pertahanan.
KEPOLISIAN NEGARA RI (POLRI)
Berdasar UU Nomor 2 Tahun 2002, Polri mrpk alat negara yg berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
Susunan dan Kedudukan Polri : 1. Polri mrpk Kepolisian Nasional yg organisasinya disusun
secara berjenjang dari tk.Pusat sampai Daerah;2. Polri berada dibawah PRESIDEN;3. Polri dipimpin oleh Kapolri yg diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden dgn persetujuan DPR;4. Anggota Polri tunduk pada kekuasaan peradilan umum.
Badan/Lembaga Ekstra Struktural Badan/Lembaga Ekstra Struktural adalah badan/Lembaga yang
bersifat penunjang dan/atau pelengkap tatanan organisasi pemerintahan yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus dibidang tertentu untuk menunjang pelaksanaan urusan pemerintahan.
Badan/Lembaga Ekstra Struktural yang terbentuk : 1. Dewan : Dewan Buku Nasional, Dewan Ekonomi Nasional
(DEN), Dewan Gula Indonesia, Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD), Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres);
2. Badan : Badan Koordionasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi, Badan Pertimbangnan dan Pendidikan Nasional;
3. Komisi : Komisi Hukum Nasional (KHN), Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP), Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, Komisi Kepolisian Nasional;
4. Komite : Komite Kebijakan Sektor Keuangan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Komite Olahraga Nasional;
5. Lembaga : Lembaga Sensor Film, Lembaga Koordinasi Pangan Dalam Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat.
LEMBAGA INDEPENDEN
1. Dewan Pers
2. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)
3. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
4. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
5. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
6. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
7. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
8. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
9. Komisi Yudisial (KY)
10. Ombudsman Republik Indonesia (ORI)
11. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
LEMBAGA PEREKONOMIAN
NEGARA
a) Perusahaan Perseroan
(Persero)
b) Perusahaan Umum (Perum)
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
a) Persahaan Umum Daerah (Perumda)
b) Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda)
Lembaga Perekonomian Negara
B. PEMERINTAH DAERAH
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Penyelenggara Pemerintah an Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Definisi Pemerintah Daerah
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (2)**]
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **]berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**]
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang [Pasal 18 (1)**]
PEMERINTAHAN DAERAH
KEPALA PEMERINTAH
DAERAH
DPRD
BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH
anggota DPRD dipilih melalui pemilu
[Pasal 18 (3) **]
Gubernur, Bupati,
Walikota dipilih secara
demokratis[Pasal 18 (4)**]
15
Pemerintahan Daerah menurut UUD 1945
BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat
istimewa yang diatur dengan undang-undang[Pasal 18 B (1)**]
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang[Pasal 18 B (2)**]
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil
dan selaras berdasarkan undang-undang[Pasal 18 A (2)**]
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang
dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah[Pasal 18 A (1)**]
16Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Menurut UUD 1945
LEMBAGA PEMERINTAH
TINGKAT DAERAH PERANGKAT DAERAH PROVINSI 1. Sekretariat Daerah2. Sekretariat DPRD3. Dinas Daerah 4. Lembaga Teknis Daerah
PERANGKAT DAERAH KABUPATEN / KOTA
1.Sekretariat Daerah2.Sekretariat DPRD3.Dinas Daerah4.Lembaga Teknis Daerah5.Kecamatan6.Kelurahan
Perangkat Daerah
PERANGKAT DAERAH (pasal 120 UU 32/2004)
GUBERNURPsl. 24 (1)(2)(3)(4)
SETDAPsl. 120 (1)
DPRD PROVINSIPsl. 3 (1) a
ST DPRDPsl. 120 (1)
INSPEKTORATDINAS DAERAH
Psl. 120 (1)
PERANGKAT DAERAH
Pemerintah Daerah Provinsi (Psl. 3 (1)a)
BAPPEDALTD
Psl. 120 (1)
Bagan Lembaga Tk. Provinsi
BUPATI/WALIKOTAPsl. 24 (1)(2)(3)(4)
SETDAPsl. 120 (2)
DPRD KAB./KOTAPsl. 3 (1) b
ST DPRDPsl. 120 (2)
LTDPsl. 120 (2)
DINAS DAERAHPsl. 120 (2)
PERANGKAT DAERAH
Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota (Psl. 3 (1) b)
KECAMATANPsl. 120 (2)
KELURAHANPsl. 120 (2)
INSPEKTORAT BAPPEDA
Bagan Lembaga Tk Kabupaten
a. Sebutkan urusan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat ?
b. Sebutkan urusan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah ?
c. Apa saja yang termasuk lembaga lembaga pemerintah tingkar Pusat;
d. Apa saja yang termasuk lemabaga lembaga tingkat Daerah ?e. Apa tujuan dibentuknya Lembaga Perekonomian Negara ?
Latihan 3
BAB VI : HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA LAINNYA DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA
A. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN MPR
B. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN DPR
C. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN DPD
D. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN BPK
E. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN MA
F. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN MK
G. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN BANK INDONESIA (BI)
HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA
A. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN MPR : PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN DILANTIK OLEH MPR SBLM MEMANGKU JABATANNYA, PRES & WAPRES BERSUMPAH
MENURUT AGAMA ATAU BERJANJI DI HADAPAN MPR/DPR APABILA WAKIL PRESIDEN BERHALANGAN, PRESIDENDAN/ATAU DPR DPT MEMINTA MPR MENGADAKAN SIDANG ISTIMEWA U.MEMILIH WAPRES
PRES DAN ATAU WAPRES DAPAT DIBERHENTIKAN DALAM MASA JABATANNYA OLEH MPR ATAS USUL DPR APABILA TERBUKTI TELAH MELAKUKAN PELANGGARAN HUKUM MPR MEMILIH PRES & WAPRES APABILA TERJADI KEKOSONGAN DARI DUA PASANGAN CALON YANG DIUSULKAN PARPOL/GAB. PARPOL YANG PASANGAN TERSEBUT MERAIH SUARA TERBANYAK PERTAMA & KEDUA DARI PEMILU SEBELUMNYA PRESIDEN & WK.PRESIDEN MENYAMPAIKAN PENJELASAN DLM SIDANG PARIPURNA MPR, SBLM MPR MEMUTUSKAN USUL USUL DPR MENGENAI PEMBERHENTIAN PRES DAN/ATAU WK.PRESIDEN PRESIDEN MERESMIKAN KEANGGOTAAN MPR DENGAN KEPUTUSAN PRESIDEN
B. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN DPR :
PRES BEKERJA SAMA DENGAN DPR, TETAPI TIDAK BERTANGGUNG JAWAB KEPADA DPR & TIDAK DAPAT MEMBEKUKAN DAN / ATAU MEMBUBARKAN DPR, SEBALIKNYA DPR TIDAK DAPAT MEMBERHENTIKAN PRESIDEN
DPR BERKEWAJIBAN MENGAWASI TINDAKAN-TINDAKAN PRESIDEN DLM MENJALANKAN UNDANG-UNDANG SEBELUM MEMANGKU JABATANNYA PRES DAN / ATAU WAPRES BERSUMPAH DI HADAPAN MPR ATAU DPR
DPR BERSAMA PRESIDEN MENJALANKAN FUNGSI LEGISLATIF PRESIDEN DGN PERSETUJUAN DPR MENYATAKAN PERANG, MEMBUAT PERDAMAIAN & PERJANJIAN DENGAN NEGARA LAIN PRESIDEN MENGANGKAT DUTA DAN MENERIMA PENEMPATAN DUTA DR NEGARA LAIN DGN MEMPERHATIKAN PERTIMBANGAN DPR PRESIDEN MEMBERI AMNESTI, ABOLISI DENGAN MEMPERHATIKAN PERTIMBANGAN DPR
PRESIDEN MENETAPKAN HAKIM AGUNG DAN MERESMIKAN ANGGOTA BPK YANG TELAH DIPILIH DAN DISETUJUI DPR DAN 3 ORANG HAKIM KONSTITUSI YG DIAJUKAN DPR SERTA MENGANGKAT & MEMBERHENTIKAN ANGGOTA KOMISI YUDISIAL DGN PERSETUJUAN DPR
C. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN DPD :
DPD DPT MELAKUKAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN UNDANG- UNDANG MENGENAI OTONOMI DAERAH, PEMBENTUKAN, PEMEKARAN & PENGGABUNGAN DAERAH, HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH, PENGELOLAAN SUMBER DAYA DAN BELANJA NEGARA, PAJAK, PENDIDIKAN DAN AGAMA YANG DIULAKSANAKAN OLEH PRESIDEN PRESIDEN MERESMIKAN KEANGGOTAAN DPD
PIMPINAN DPD BERKONSULTASI DENGAN PRESIDEN SESUAI PUTUSAN DPD
D. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN BPK :
BPK MEMERIKSA SEMUA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
PRESIDEN MERESMIKAN ANGGOTA BPK DARI CALON-CALON YANG TELAH DIPILIH DAN DISETUJUI OLEH DPR.
E. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN MA :
MA DAPAT MEMBERIKAN PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN HUKUM KPD PORESIDEN, BAIK DIMINTA MAUPUN TIDAK MA MEMBERIKAN NASIHAT HUKUM KEPADA PRESIDEN/KEPALA NEGARA UNTUK PEMBERIAN/PENOLAKAN GRASI DAN REHABILITASI HAKIM AGUNG DITETAPKAN OLEH PRESIDEN ATAS CALON YANG DIUSULKAN OLEH KOMISI YUDISIAL DAN TELAH DISETUJUI DPR87.000000000 MA MENGAJUKAN TIGA CALON UNTUK DITETAPKAN SEBAGAI HAKIM KONSTITUSI OLEH PRESIDEN
F. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN MAHKAMAH KONSTITUSI : MK MEMBERIUKAN PUTUSAN TENTANG DUGAAN
PELANGGARAN OLEH PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN PRESIDEN MENETAPKAN HAKIM KONSTITUSI
PUTUSAN MK MENGENAI PENGUJIAN UNDANG-UNDANG THDP UUD 1945 DISAMPAIKAN KPD PRESIDEN
PUTUSAN MK MENGENAI SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA YANG KEWENANGANNYA DIBERIKAN OLEH UUD DISAMPAIKAN KEPADA PRESIDEN PUTUSAN MK MENGENAI PERSELISIHAN HASIL PEMILU DISAMPAIKAN KEPADA PRESIDEN
G. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN BANK INDONESIA : BI BERTINDAK SEBAGAI PEMEGANG KAS PEMERINTAH UNTUK & AN. PEMERINTAH, BI DPT MENERIMA PINJAMAN LUAR NEGERI, MENATAUSAHAKAN SERTA MENYELESAIAKAN TAGIHAN & KEWAJIBAN KEU PEMERINTAH THDP PIHAK LUAR NEGERI
PEMERINTAH WAJIB MEMINTA PENDAPAT BI DAN ATAU MENGUNDANGNYA DLM SIDANG KABINET YG MEMBAHAS MASALAH EKONOMI, PERBANKAN, & KEU YG BERKAITAN DGN TUGAS BI DISAMPING WAJIB BERKONSULTASI DGN DPR, DLM HAL PEMERINTAH AKAN MENERBITKAN SURAT2 UTANG NEGARA, PEMERINTAH WAJIB TERLEBIH DAHULU BERKONSULTASI DGN BI
BI DPT MEMBANTU PENERBITAN SURAT2 UTANG NEGARA YG DITERBITKAN PEMERINTAH
BI DILARANG MEMBELI UNTUK DIRI SENDIRI SURAT2 UTANG NEGARA, KECUALI DI PASAR SEKUNDER DINYATAKAN BATAL DEMI HUKUM BI DILARANG MEMBERIKAN KREDIT KPD PEMERINTAH DLM HAL BI MELANGGAR KETENTUAN TSB, PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT KPD PEMERINTAH ITU BATAL DEMI HUKUM
RAPAT DEWAN GUBERNUR U.MENETAPKAN KEBIJAKAN UMUM DBDNG MONETER DPT DIHADIRIOLEH SEORANG MENTERI DG HAK BICARA
GUB & DEPUTI GUB SENIOR DIUSULKAN & DIANGKJAT OLEH PRESIDEN DGN PERSETUJUAN DPR
SELAMBAT2NYA 15 HARI SEBELUM T.A, DEWAN GUB.MENYAMPAIKAN ANGGARAN BI YG TLH DITETAPKAN PEMERINTAH & DPR.
PROSES MANAJEMEN PEMERINTAHAN
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan
4. Pengawasan
Proses Manajemen Pemerintah
Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
adalah satu kesatuan tata
cara perencanaan
pembangunan untuk
menghasilkan rencana
pembangunan dalam jangka
panjang, jangka menengah,
dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara pemerintahan
di pusat dan daerah dengan
melibatkan masyarakat.
PERENCANAAN
??
Perencanaan
UU. No. 25/2004 Tentang :
Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional adalah
satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana
pembangunan dalam jangka
panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh
unsur penyelenggara
pemerintahan di pusat dan daerah
dengan melibatkan masyarakat.
PERENCANAAN
??
PERENCANAAN
Penyusunan Rencana
Penetapan Rencana
Pengendalian Pelaksanaan Rencana
Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Tahap-Tahap
Perencanaan
Tahap Perencanaan
Pengorganisasan dapat diartikan sebagai penetapan pekerjaan-
pekerjaan yang harus dilaksanakan, pengelompokkan
tugas-tugas dan pembagian pekerjaan kepada setiap pegawai
dan penetapan hubungan-hubungan kerja.
PENGORGANISASIAN
PENGORGANISASIAN
Prinsip Pengorganisasian
1. Prinsip Pembagian Habis Tugas2. Prinsip Perumusan Tugas
Pokok Dan Fungsi Yang Jelas3. Prinsip Fungsionalisasi4. Prinsip Koordinasi, Integrasi,
dan Sinkronisasi5. Prinsip Kontinuitas6. Prinsip Lini dan Staf 7. Prinsip Kesederhanaan
8. Prinsip Fleksibilitas9. Prinsip Pendelegasian
Wewenang Yang Jelas10. Prinsip Pengelompokkan
Yang Homogen11. Prinsip Rentang / Jenjang
Pengendalian12. Prinsip Akordion
Prinsip Pengorganisasian
Pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan pada dasarnya terbagi habis kepada setiap aparat
pemerintah atau lembaga-lembaga pemerintah.
PELAKSANAAN
Pelaksanaan
Dlm rangka Pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan, kegiatan aparatur perlu dipadukan, diserasikan dan diselaraskan u.cegah tumpang tindih. Oleh krn itu koordinasi antar kegiatan aparatur pemerintah hrs dilakukan. Maka koordinasi dlm pelaksanaan tugas2 pemerintahan pada hakekatnya mrpk upaya memadukan, menyerasikan dan menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yg saling berkaitan, beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan dan saaran bersama. Koordinasi dilaksanakan mulai dr proses perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan sd pengawasan dan pengendaliannya.
PELAKSANAAN
1) Koordinasi hierarkis (vertikal)
2) Koordinasi fungsional
3) Koordinasi fungsional horizontal
4) Koordinasi fungsional diagonal
5) Koordinasi fungsional teritorial
1. Jenis Koordinasi Jenis Koordinasi
4. Pelaksanaan Koordinasi Dalam Sistem
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
a. Sidang Kabinet (Paripurna dan Terbatas)
b. Rapat di Lingkungan Menko
c. Koordinasi Antar Departemen / Instansi
Pemerintah Pusat d. Koordinasi Aparatur
Pemerintah Pusat Di Luar Negeri e. Koordinasi Pemerintah
Pusat Terhadap Pemerintah Daerah f. Koordinasi Tingkat Daerah
5. Koordinasi dan Hubungan Kerja
1. Jenis Koordinasia. Koordinasi Hierarkisb. Koordinasi Fungsional - Fungsional Horizontal - Fungsional Diagonal - Fungsional Teritorial
2. Pedoman Koordinasi3. Sarana Atau Mekanisme
Koordinasia. Kebijakanb. Rencanac. Prosedur dan Tata Kerjad. Rapate. SKB / SEBf. Tim, Panitia, Gugus Tugas atau Satuan Tugasg. Dewan atau Badanh. SAMSAT dan Sistem Pelayanan Satu Pintu
PELAKSANAAN
Koordinasi Pelaksanaan
3. Sarana atau Mekanisme Koordinasi
a. Kebijakan
b.Rencana
c. Prosedur dan Tata Kerja
d.Rapat dan Taklimat (Briefing)
e.Surat Keputusan Bersama / Surat Edaran Bersama
f. Tim, Panitia, Kelompok Kerja, Satuan Tugas.
g.Dewan atau Badan
h.Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT atau One Roof System) dan Sistem Pelayanan Satu Pintu (One Door Service)
Sarana Koordinasi
2. Beberapa Hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam KoordinasiKoordinasi sudah harus dimulai pada saat perumusan
kebijakan.
Perlu ditentukan secara jelas siapa atau satuan kerja mana yang secara fungsional berwenang dan bertanggung jawab atas sesuatu masalah.
Pejabat atau instansi yang secara fungsional berwenang dan bertanggung jawab mengenai sesuatu masalah, berkewajiban memprakarsai dalam penyelenggaraan koordinasi.
Perlu kejelasan wewenang, tanggung jawab dan tugas unit/instansi yang terkait.
Perlu dirumuskan program kerja organisasi secara jelas yang memperlihatkan keserasian kegiatan diantara satuan-satuan kerja.
Perlu ditetapkan prosedur dan tata cara melaksanakan koordinasi.
Perlu dikembangkan komunikasi timbal balik untuk menciptakan kesatuan bahasa dan kerja sama.
Koordinasi akan lebih efektif apabila pejabat yang berkewajiban mengkoordinasikan mempunyai kemampuan kepemimpinan dan kredibilitas yang tinggi.
Dalam pelaksanaan koordinasi perlu dipilih sarana koordinasi yang paling tepat.
1) Sidang Kabinet
a) Sidang Kabinet Paripurna
b) Sidang Kabinet Terbatas
3) Koordinasi antara Departemen / Instansi Pemerintah Tingkat Pusat
4. Pelaksanaan Koordinasi Dalam Sistem
Pemerintahan Indonesia
2) Rapat di Lingkungan Menteri Koordinator
Pelaksanaan Koordinasi dlm Sistem Pemerintahan
5). Koordinasi Pemerintah Pusat
Terhadap Pemerintahan Daerah
a. Selaku aparatur pusat yang secara fungsional membantu Presiden dalam urusan-urusan daerah pada umumnya, Menteri Dalam Negeri :1. Secara fungsional horizontal mengkoordinasikan
departemen dan instansi tingkat pusat lainnya sepanjang mengenai masalah-masalah umum di daerah.
2. Secara fungsional diagonal mengkoordinasikan Provinsi, Kabupaten dan Kota.
b. Menteri / departemen dan instansi teknis melakukan koordinasi baik terhadap instansi pusat lainnya (koordinasi fungsional horizontal) maupun terhadap Provinsi, Kabupaten dan Kota (koordinasi fungsional diagonal) sepanjang mengenai bidang tugas pokoknya.
Koordinasi Pemerintah dan Daerah
6). Koordinasi di Tingkat Daerah
a. Gubernur selaku Wakil Pemerintah
Pusat melakukan koordinasi
fungsional teritorial disamping
terhadap instansi vertikal, juga
terhadap Bupati dan Walikota.
b. Kepala Daerah, disamping
mengkoordinasikan aparatur daerahnya
sendiri (koordinasi hierarkis),
berwenang pula secara operasional
mengkoordinasikan instansi-instansi lain
yang berada di daerahnya (koordinasi
fungsional teritorial).
Koordinasi di Tingkat Daerah
PENGAWASAN Pengawasan adalah salah satu fungsi organik manajemen, yang
merupakan proses kegiatan pimpinan untuk
memastikan dan menjamin bahwa tujuan dan sasaran
serta tugas-tugas organisasi akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana, kebijakan, instruksi dan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan
PENGAWASAN
Jenis
Pengawasan
1.Pengawasan Melekat
(Waskat)
2.Pengawasan Fungsional
(Wasnal)
3.Pengawasan Teknis
Fungsional
4.Pengawasan Legislatif
(Wasleg) atau
Pengawasan Politik
(Waspol)
5.Pengawasan Masyarakat
(Wasmas)
6.Pengawasan Yudikatif
Jenis Pengawasan
1. INPRES NO. 1 / 1989 Pengawasan + pengendalian atasan langsung pada
bawahan secara preventif + represif supaya pelaksanaan tugas sesuai dengan Peraturan Perundang – udangan.
2. SASARAN WASKAT a. Tingkatkan disiplin + kinerja b. Menekan penyalahgunaan wewenang c. Menekan kebocoran + pemborosan keuangan
negara & pungli d. Percepat penyelesaian ijin + pelayanan pada masy e. Percepat pengurusan administrasi kepegawaian
Waskat
Agar pelaksanaan Waskat dpt tercapai dgn baik, prinsip-prinsip pokoknya :
1. Berjenjang;
2. Kesadaran dan Kewajiban;
3. Pencegahan;
4. Pembinaan;
5. Obyektif;
6. Terus Menerus;
7. Sistematis;
8. Diterminitik.
Prinsip Waskat
Wasnal adalah pengawasan yg dilakukan aparat yg tugas pokoknya khusus membantu pimpinan untuk melaksanakan tugasnya masing2. Aparat Wasnal dalam suatu Instansi secara umum disebut Satuan Pengawasan Intern (SPI).
1. Aparat Wasnal Intern Instansi : - Inspektorat Jenderal di Departemen - Inspektorat Utama di LPND - Inspektorat Provinsi, Kabupatan, dan Kota - Satuan Pengawas Intern di berbagai BUMN/BUMD 2. Aparat Wasnal Ekstern Instansi/Intern Pemerintah - BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)
Was Fungsional
Setiap instansi wajib lakukan pengawasan supaya kebijakan pemerintah sesuai tupoksinya ditaati aparatur + masy.
1. Pengawasan pada aparatur : - Menpan dibidang pendayagunaan aparatur - LAN dibidang Diklat PNS - Ditjen Anggaran dibidang keuangan - BKN dibidang administrasi kepegawaian - Bappenas dibidang perencanaan pembangunan
2. Pengawasan pada masyarakat + aparatur - BPN ttg pertanahan - Dinas Tata Kota ttg IMB bangunan - Kepolisian ttg keamana + ketertiban - Depdikbud ttg pendidikan sekolah negeri / swasta
Pelaku Wasnal
Dasar :
1. UUD 1945 pasal 20 ayat 1 jo UU No. 22 tahun 2003 DPR mempunyai fungsi : - Fungsi Legislasi - Fungsi Anggaran - Fungsi Pengawasan
2. Dalam melaksanakan fungsinya, DPR punya hak : - Hak Interpelasi - Hak Angket - Hak Menyatakan Pendapat
Was Legislatif
1. Tidak Langsung : a. Lewat DPR jadi materi wasleg b. Lewat organisasi profesi seminar, makalah c. Lewat lembaga sosial masy lembaga konsumen, LBH
2. Langsung a. Tatap muka dgn pejabat ybs b. Secara tertulis kpd pejabat yb c. Lewat media massa karikatur, surat pembaca, artikel, tajuk rencana d. Gugatan lewat PTUN / peradilan umum e. Unjuk ras
Was Masyarakat
1. Perlu karena : a. Pem RI berdasar demokrasi b. Penyelenggaraan Pem tergantung partisipasi masy. c. Misi Pemerintah wujudkan aparatur bebas KKN, profesional, layani masyarakat d. Keterbatasan waskat + wasnal
2. Kriteria Wasmas a. Obyektif + tidak fitnah b. Utk perbaikan c. Sampaikan fakta + bukti d. Sampaikan bentuk pelanggaran, penyalahgunaan wewenang e. Memuat saran - saran f. Identitas pelapor jelas
Manfaat dan Kriteria Wasmas
1. Salah satu fungsi Mahkamah Agung adalah mengawasi peraturan perundangan, antara lain dilaksanakan dengan :
a. Menguji secara material terhadap peraturan perundangan dibawah Undang-Undang; b. Menyatakan tidak sah semua peraturan perundangan dibawah Undang-Undang, apabila bertentangan dengan peraturan perundangan
yang lebih tinggi;2. Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan bersifat formal untuk
menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945. Dengan demikian Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi memiliki
wewenang sekaligus kewajiban untuk melakukan pengawasan ekstern terhadap pemerintah.
Pengawasan ini sangat penting, karena negara Indonesia adalah negara hukum, sehingga :
a. Dapat dicegah penyalahgunaan wewenang baik yang disengaja maupun tidak; b. Kepastian dan tertib hukum dapat diwujudkan dengan baik.
Was Yudikatif
SELAMAT BERDISKUSI
Latihan 4
1. Apa yang dimaksud Sistem
Perencanaan Pembangunan
Nasional ? Dan apa pula yang
dimaksud RPJM Nasional ?
2. Mengapa pengorganisasian
diperlukan dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara ?
3. Mengapa koordinasi diperlukan
dalam pelaksanaan tugas tugas
pemerintahan ?
4. Apa saja fungsi DPR dan apa saja
hak DPR dalam pelaksanaan
paengawasan bagi waskat
merpakan pengawasan intern pokok
5. Bagaimana sikap aparatur
pemerintah sebaiknya dalam
menghadapi wasmas ?
end
Belum
Puas
?!!
Kunjungi s
aja
paknew
ulan.w
ordpre
ss
.com
Trima Kasih atas perhatiannya….Mohon Ma’af Yang Sebesar-besarnyaDan……….Wass. Wr. Wb.
TUGAS DISKUSI KELOMPOK I
Dalam rangka melakukan reformasi birokrasi, muncul wacana agar Gubernur sebagai Kepala Wilayah dan wakil pemerintah pusat di daerah cukup ditunjuk oleh Presiden tidak dipilih dalam Pilgub. Konsekuensinya DPRD Provinsi dihapus. Dengan demikian ada penghematan karena Provinsi tidak perlu mengeluarkan dana Pilgub dan dana operasional DPRD yang sangat besar jumlahnya. Diskusikan topik ini dalam kelompok.
TUGAS DISKUSI KELOMPOK II
Belum lama ini KH. Hasyim Muzadi Ketua PB NU menyarankan kepada pemerintah agar PILKADA langsung dihapuskan karena memakan biaya yang sangat besar dan menimbulkan konflik horisontal dalam masyarakat. Bupati cukup dipilih oleh DPRD. Diskusikan masalah ini . Apa pendapat anda. Setuju atau tidak setuju berikan argumentasi.
TUGAS DISKUSI KELOMPOK III
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih dari KKN, pengawasan perlu ditingkatkan salah satunya adalah Wasmas, karena Waskat dan Wasnal sangat terbatas, bahkan seringkali kurang efektif. Bagaimana
sikap anda ketika instansi dimana anda bekerja
menjadi sasaran Wasmas, karena telah terjadi penyelewengan. Apakah anda akan membela kepentingan masyarakat atau instansi anda.
TUGAS DISKUSI KELOMPOK IV
Dewasa ini, setelah UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diamandemen; atas keputusan Mahkamah Konstitusi, Calon Kepala Daerah dimungkinkan untuk diusulkan oleh Kelompok Independen, bukan dari Partai Politik. Diskusikan apa kelebihan dan kekurangan Kepala Daerah yang terpilih berdasarkan usulan Kelompok Independen dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah.
UGAS KELOMPOK V :
SEBUTKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN PENTING DALAM SISTEM
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERKAITAN DENGAN
AMANDEMEN UUD 1945 DISKUSIKAN DALAM KELOMPOK