123
SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Oleh : M. Lutfi Eko P., SPt., MP BADAN DIKLAT PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 2012

SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh : M. Lutfi Eko P., SPt. , MP BADAN DIKLAT PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 201 2. Namanya Pak Lutfi Lahir di Kediri Jawa Timur Pada 5 April 1971 Hobinya Membaca, Nonton Film, Main game. Boleh Menghubungi Saya - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN

REPUBLIK INDONESIA

Oleh :M. Lutfi Eko P., SPt., MP

BADAN DIKLAT PROVINSI JAWA TENGAHSemarang, 2012

Page 2: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Namanya Pak Lutfi Lahir di Kediri Jawa TimurPada 5 April 1971Hobinya Membaca, Nonton Film, Main game

Boleh Menghubungi Sayadi 081 328 092 044Atau di my email:[email protected]

Boleh juga interaksi di my web blog :http://paknewulan.wordpress.com

Page 3: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

KOMPETENSI DASAR

Pada akhir pembelajaran Bapak dan Ibu mampu memahami hal ikhwal tentang sistem penyeleng garaan pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia

Page 4: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

INDIKATOR KEBERHASILAN

Bapak dan Ibu mampu : Menjelaskan pengertian sistem

penyelenggaraan pemerintahan negara; Menjelaskan tata kepemerintahan yang baik ; Menjelaskan pembentukan peraturan

perundangan; Menjelaskan lembaga-lembaga pemerintah; Menjelaskan hubungan Presiden dg lembaga-

lembaga negara lainnya dlm rangka penyelenggaraan pemerintahan negara;

Menjelaskan proses manajemen pemerintahan.

Page 5: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

5

.

PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN

SISTEMNEGARA

KESATUAN REPUBLIK

INDONESIA

ANDA

DANNGAPAIN

DI MANA

PENGERTIAN : Mekanisme bekerjanya lembaga eksekutif, yang dipimpin oleh Presiden

baik selaku Kepala Pemerintahan maupun sebagai Kepala Negara

Page 6: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

6

SISTEMKINERJA

UNSUR NILAI TATA NILAI YANG MENDASARI, MEMOTIVASI, MEMBERI ACUAN DAN MERUPAKAN TUJUAN

UNSUR STRUKTURTATANAN ORGANISASI DALAM PEMERINTAHAN NEGARA (PN) DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT BANGSA (MB)

UNSUR PROSES AKTIVITAS FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DLM PENYELENGGARAAN NEGARA DAN PEMBANGUNAN BANGSA

PENDEKATAN SISTEM

TUJUAN BERNEGARA

NILAI

STRUKTUR

PROSES

Page 7: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

UNSUR NILAI

PANCASILACITA CITA NEGARA

TUJUAN NEGARA

FALASAFAH ATAU PANDANGAN HIDUP

YG MEMPERSATUKAN BANGSA DAN MEMBERI PETUNJUKDLM UPAYA

MENCAPAI KESEJAHTERAAN DAN KEBAHAGIAANLAHIR DAN BATIN BAGI

MASYARAKAT INDONESIAYANG BERANEKA

RAGAM

VISI IDEAL INDONESIA

NEGARA INDONESIA YANGMERDEKA, BERSATUBERDAULAT, ADIL

DAN MAKMUR

MISI IDEAL INDONESIA :

MELINDUNGI SEGENAPBANGSA INDONESIA

DAN SELURUH TUMPAHDARAH INDONESIA

MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN UMUM

MENCERDASKANKEHIDUPAN BANGSA, IKUT MELAKSANAKAN KETERTIBAN DUNIA YG

BERDASARKAN KEMERDEKAAN, PERDAMAIAN ABADI DAN KEADILAN

SOSIAL

Page 8: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

UNSUR STRUKTUR

STRUKTUR PENYELENGGARAAN NEGARA

STRUKTUR PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA

MELIPUTI SELURUH APARATURNEGARA, BAIK APARATURKENEGARAAN MAUPUN

APARATUR PEMERINTAHAN, BESERTA ORGANISASI POLITIKLEMBAGA KEMASYARAKATAN

DAN DUNIA USAHA YG BERKEMBANG SESUAI DENGAN

KEHIDUPAN DAN KEMAJUANBANGSA

MENCAKUP PRESIDEN BESERTASELURUH APARATUR

PEMERINTAHAN, BAIK DI TINGKAT PUSAT MAUPUN

DAERAH

Page 9: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

UNSUR PROSES

PROSES PENYELENGGARAAN NEGARA

PROSES PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA

Page 10: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PROSES PENYELENGGARAAN NEGARA

MPR SEBAGAI LEMBAGA NEGARA, BERWENANG MENGUBAH DAN MENETAPKAN UUD, MELANTIK PRESIDEN DAN/ATAU WAPRES

KPU MENYELENGGARAKAN PEMILIHAN UMUM DPR BERSAMA PRESIDEN MENYUSUN UU DALAM RANGKA

PENYELNGGARAAN NEGARA MK MENGADILI PADA TINGKAT PERTAMA DAN TERAKHIR

UNTUK MENGUJI UU MA MENGUJI PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

DIBAWAH UU BEPEKA MEMERIKSA PENGELOLAAN DAN TANGGUNG

JAWAB TENTANG KEUANGAN NEGARA BI MEMELIHARA KESTABILAN NILAI RUPIAH

Page 11: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PROSES PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAHAN NEGARA :

PROSES PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN PUSAT

PROSES PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Page 12: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Sistem Penyelenggaraan Negara dan Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan

NegaraSistem Penyelenggaraan Negara adalah SANRI dalam arti luas, yaitu :

Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara adalah SANRI dalam arti sempit, yaitu :

Merupakan mekanisme lembaga eksekutif yang dipimpin oleh Presiden baik selaku Kepala Pemerintahan maupun sebagai Kepala Negara.

Merupakan sistem penyelenggaraan kehidupan negara &dan bangsa dlm segala aspeknya, dgn mendayagunakan segala kemampuan seluruh Aparatur Negara beserta rakyat dan dunia usaha/swasta u. memanfaatkan segenap sumber daya yg tersedia secara nasional, demi tercapainya tujuan dan terlaksananya tugas nasional/negara sebagaimana dimaksud UUD 1945.

(Aktivitas seluruh lembaga Negara : Eeksekutif, Legislatif, Maupun Yudikatif).

Page 13: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

13.

NGAPAIN KITA DALAM SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA ?

APAPUN POSISI ANDA DALAM SUATU ORGANISASI PEMERINTAHAN, STAF ATAU PIMPINAN, ANDA SENATIASA TERLIBAT DALAM KEGIATAN :

1. PENGELOLAAN KEBIJAKAN 2. PELAYANAN

Page 14: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Presiden Sebagai

Kepala Lembaga Eksekutif

Sebagai Kepala Pemerintahan Presiden berhak mengajukan RUU dan menetapkan PP untuk melaksanakan Undang Undang.

Page 15: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Presiden

Sebagai

Kepala Negara1. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat,

Angkatan Udara, dan Angkatan Laut.2. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian

dengan negara lain dengan persetujuan DPR.3. Dalam membuat perjanjian lainnya yang menimbulkan

akibat luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan / atau mengharuskan perubahan atau pembentukan Undang-Undang harus dengan persetujuan DPR.

4. Menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibat keadaan bahaya ditetapkan dengan Undang-Undang.

5. Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, memperhatikan pertimbangan DPR.

6. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

Tugas Presiden 1

Page 16: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Hak Presiden

Sebagai

Kepala Negara

7. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung (MA).

8. Memberi abolisi dan amnesti dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

9. Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan Undang-Undang.

10.Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasehat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dengan Undang-Undang.

11.Membahas rancangan undang-undang untuk mendapatkan persetujuan bersama DPR.

12.Mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama DPR untuk menjadi Undang-Undang.

Lanjutan . . . 1

Tugas Presiden 2

Page 17: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

13.Dalam hal ikhwal kegentingan memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti Undang-Undang.

14.Mengajukan rancangan undang-undang APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD (Dewan Perwakilan Daerah).

15.Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah dipilih oleh DPR atas dasar pertimbangan DPD.

16.Menetapkan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial dan telah mendapat persetujuan DPR untuk menjadi hakim agung.

17.Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.

18.Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.

Hak Presiden

Sebagai

Kepala NegaraLanjutan . . . 2

Tugas Presiden 3

Page 18: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Presiden/Wakil Presiden

BAB II. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden

Antara lain tentang: memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)]; berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*]; menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*]; memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa

[Pasal 9 (1)*]; memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10); menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****]; membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***]; menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12); mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*]; menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*]; memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*]; memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*]; memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*; membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****; pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*]; pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*]; hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)]; pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***]; peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***]; penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***]; pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***]; pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].

Wewenang, Kewajiban, dan Hak

8

Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus

seorang warga negara Indonesia sejak

kelahirannya dan tidak pernah menerima

kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah

mengkhianati negara, serta mampu secara

rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan

kewajiban sebagai Presiden dan Wakil

Presiden. [Pasal 6 (1)***]

Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung

oleh rakyat [Pasal 6A (1)***]

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima

tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali

dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali

masa jabatan. (Pasal 7 *)

Tugas Presiden menurut UUD 1945

Page 19: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

mengangkat dan menerima Duta[Pasal 13 (2)* dan (3)*]

memberi grasi dan rehabilitasi[Pasal 14 (1)*]

memberi amnesti dan abolisi[Pasal 14 (2)*]

BAB II. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA

menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan

negara lain dan internasional lainnya[Pasal 11 (1)**** dan (2)***]

memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan

undang-undang(Pasal 15 *)

menyatakan keadaan bahaya(Pasal 12)

denganpersetujuan

denganpertimbangan

denganpertimbangan

denganpertimbangan

PresidenDPR MA

13

Hubungan Presiden, DPR,

MA

Page 20: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Pemilu

mendapatkan suara >50% jumlah suara

dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 jumlah

provinsi[Pasal 6A (3)***]

Presidendan

Wapres

BAB II. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat

[Pasal 6A (1)***]

diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebelum pemilu

[Pasal 6A (2) ***]

9

Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih

[Pasal 6A (4)****]

pasangan calon yang memperoleh suara

terbanyak pertama dalam pemilu

pasangan calon yang memperoleh suara

terbanyak kedua dalam pemilu

Pemilupasangan

yang memperoleh

suara terbanyak

Pemilihan Presiden & Wapres

Page 21: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

MPR

MK

BAB II. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARAPengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden

DPR

usul DPR tidak

diterima

wajib memeriksa, mengadili, dan memutus

paling lama 90 hari setelah permintaan diterima

[Pasal 7B (4)***]

Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya dapat

dilakukan dengan dukungan sekurang-

kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir dalam

sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-

kurangnya 2/3 dari jumlah anggota

[Pasal 7B (3)***]

Pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil

Presiden telah melakukan pelanggaran hukum

ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat[Pasal 7B (2)***]

wajib menyelenggarakan sidang untuk

memutuskan usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima[Pasal 7B (6)***]

Keputusan diambil dalam sidang paripurna, dihadiri sekurang-

kurangnya 3/4 jumlah anggota, disetujui

sekurang-kurangnya 2/3 jumlah yang hadir, setelah Presiden

dan/atau wakil presiden diberi kesempatan

menyampaikan penjelasan

[Pasal 7B (7)***]

DPR menyelenggaraka

n sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR

[Pasal 7B (5)***]

usul DPRditerima

Presiden dan/atau

Wakil Presiden

terus menjabat

Presiden dan/atau Wakil

Presiden diberhentikan

10

tidak terbukti

terbukti

Impeach Presiden

Page 22: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Presiden

dibantumenteri-menteri negara

[Pasal 17 (1)]

yang diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden[Pasal 17 (2)*]

membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan[Pasal 17 (3)*]

membentuk suatu dewan pertimbangan

yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden

(Pasal 16) ****

BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARAKementerian Negara dan Dewan Pertimbangan

Pembentukan, pengubahan, dan

pembubaran kementerian negara diatur

dalam undang-undang

[Pasal 17 (4) ***]

14

Hubungan Presiden dan Menteri

Page 23: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Latihan 2

19. Mengapa Mentri-Mentri tidak bertanggung jawab kepada DPR ?

20. Mengapa latar belakang syarat perolehan suara pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia ?

Page 24: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III : PENYELENGGARAAN TATA

KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

(GOOD GOVERNANCE)

1. Partisipasi

2. Aturan Hukum

3. Transparansi

4. Ketanggapan

5. Orientasi Pada

Konsensus

6. Kesetaraan

7. Efektifitas dan

Efisiensi

CIRI – CIRIGood Governance

Tata kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat madani.

Page 25: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Customers

GovernmentCustomers

Business

Government

Business

C2C

B2CG2B

G2GG2C

B2B

Pengembangan E-Goverment

Page 26: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

CIRI GOOD GOVERNANCE

1. PARTISIPASI, setiap WNI baik langsung

maupun tidak, mempunyai suara dlm

pengambilan kpts dlm pemerintahan.

2. ATURAN HUKUM, kerangka Hkm hrs adil dan

dilaksank tanpa pandang bulu, terutama untuk

HAM.

3. TRANSPARANSI, yg dibangun atas dsr

kebebasan arus informasi, informasi dpt

diperoleh bg yg membutuhkan serta dpt

dipahami dan dimonitor.

Page 27: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

LANJUTAN

4. KETANGGAPAN,berbagai lembaga dan

prosedur hrs berupaya untuk melayani setiap

stakeholder dg baik, aspiratif.

5. ORIENTASI PD KONSENSUS, pemerintah

menjadi perantara kepentingan yg berbeda

unt memperoleh pilihan terbaik bg

kepentingan yg lebih luas.

Page 28: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

LANJUTAN

6. KESETARAAN (Equity), Semua WNI

mempunyai kesempatan yg sama

unt meningkatkan atau

mempertahankan kesejahteraannya.

7. EFEKTIFITAS & EFISIENSI,

penggunaan sumber-sumber secara

berdaya guna dan berhasil guna.

Page 29: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PRINSIP GOOD GOVERNANCE

1. Wawasan ke Depan2. Keterbukaan dan Transparansi3. Partisipasi Masyarakat4. Tanggung Gugat5. Supremasi Hukum6. Demokrasi7. Profesionalisme dan Kompetensi8. Daya Tanggap9. Keefisienan dan Keefektifan10.Desentralisasi11.Kemitraan Dengan Dunia Usaha Swasta dan

Masyarakat12.Komitmen Pada Pengurangan Kesenjangan13.Komitmen Pada Lingkungan Hidup14.Komitmen Pada Pasar Yang Fair

Page 30: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

AKIP AKIP

Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung- jawaban secara periodik.

Definisi AKIP

Page 31: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1.Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel;

2.Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3.Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan;

4.Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh;

5.Harus jujur, objektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas.

PRINSIP AKUNTABILITAS

Prinsip Akuntabilitas

Page 32: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) dibentuk

berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara dan Undang-Undang No. 9

Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang

No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Peradilan Tata Usaha Negara melengkapi 3 peradilan lain yang

sudah lama ada dibawah Mahkamah Agung yaitu Peradilan Umum,

Peradilan Agama dan Peradilan Militer, sebagai pelaksana

kekuasaan kehakiman berdasarkan UU No. 4 Tahun 2004 tentang

Kekuasaan Kehakiman.

PTUN diciptakan untuk menyelesaikan sengketa antara Pemerintah dengan warga negaranya.

PERADILAN TATA USAHA NEGARA (PTUN)

Page 33: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Latihan 2

1. Sebutkan asas asas umum penyelenggaraan negara berdasarkan UU No. 28 Tahun 1999 ?

2. Apa pengertian akuntabilitas yang resmi dianut pemerintah dan apa prinsip prinsipnya ?

3. Mengapa para penyelenggara negara perlu mempertanggungjawabkan keberhasilan/keggalan pencapaian misi atau tujuan organisasi ?

Page 34: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Kejelasan Tujuan :

Setiap pembentukan peraturan perUU-an hrs

mempunyai tujuan yg jelas yg hendak dicapai.

Kelembagaan / Organ Pembentukan Yang Tepat :

Setiap jenis peraturan per-UU-an hrs dibuat oleh

lembaga/pejabat pembentuk per-uu-an yg

berwenang.

BAB IV : PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Bab IV Pembentukan Peraturan Perundangan

Page 35: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Lanjutan ….

Kesesuaian Antara Jenis Dan Materi Muatan :

Dalam pembentukan peraturan per-UU-an hrs benar2

memperhatikan materi muatan yg tepat dgn jenis perturan

per-UU-annya.

Dapat Dilaksanakan :

Setiap pembentukan peraturan per-UU-an hrs

memperhitungkan efektifitas peraturan tsb dlm

masyarakat baik scr filosofis, yuridis maupun sosiologis.

Kedayagunaan dan Kehasilgunaan :

Setiap peraturan per-UU-an dibuat krn memang benar2

dibutuhkan dan bermanfaat dlm mengatur kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Page 36: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Lanjutan ….

Kejelasan Rumusan :Setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi

persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan,

sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa

hukumnya jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak

menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

Keterbukaan : Dlm proses pembentukan peraturan per-UU-an mulai dari

perencanaan, persiapan, penyusunan dan pembahasan bersifat

transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan

masyarakat mempunyai kesempatan yg seluas2nya untuk

memberikan masukan dlm proses pembuatannya.

Page 37: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Pengayoman

Kemanusiaan

Kebangsaan

Kekeluargaan

Kenusantaraan

Bhineka Tunggal Ika

Keadilan

Kesamaan Kedudukan Dalam Hukum dan Pemerintahan

Ketertiban dan Kepastian Hukum

Keseimbangan, Keserasian dan Keselarasan

PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

ASAS MATERI PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN

Page 38: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

UUD 1945

TAP MPR

UU

PERPU

PP

KEPRES

PERDA

UUD 1945

PP

PERPRES

PERDA

UU/PERPU

TAP MPR RI No. III/MPR/2000UU No. 10 Tahun 2004

UU No. 10/2004 Tentang Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan

Page 39: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Undang-Undang Dasar 1945

Peraturan Pemerintah

Peraturan Presiden

JENIS DAN HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (UU no 12 Tahun 2011)

Undang-Undang / Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang

Peraturan Daerah Provinsi

Ketetapan MPR

Peraturan Daerah Kab/kota

Page 40: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Page 41: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Antara lain:• Amandemen UUD

1945• Penghapusan doktrin

Dwi Fungsi ABRI• Penegakan hukum,

HAM, dan pemberantasan KKN

• Otonomi Daerah• Kebebasan Pers• Mewujudkan

kehidupan demokrasi

Tuntutan Reformasi

• Pembukaan• Batang Tubuh - 16 bab - 37 pasal - 49 ayat - 4 pasal Aturan

Peralihan - 2 ayat Aturan

Tambahan• Penjelasan

Sebelum Perubahan

• Kekuasaan tertinggi di tangan MPR

• Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden

• Pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan multitafsir

• Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang

• Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi

Latar Belakang Perubahan

Menyempurnakan aturan dasar, mengenai:

• Tatanan negara• Kedaulatan Rakyat• HAM• Pembagian kekuasaan• Kesejahteraan Sosial• Eksistensi negara

demokrasi dan negara hukum

• Hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa

Tujuan Perubahan

• Pasal 3 UUD 1945

• Pasal 37 UUD 1945

• TAP MPR

No.IX/MPR/1999

• TAP MPR

No.IX/MPR/2000

• TAP MPR

No.XI/MPR/2001

Dasar Yuridis

• Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945

• Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

• Mempertegas sistem presidensiil

• Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukan ke dalam pasal-pasal

• Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”

Kesepakatan Dasar

• Sidang Umum MPR

1999

Tanggal 14-21 Okt

1999

• Sidang Tahunan MPR

2000

Tanggal 7-18 Agt 2000

• Sidang Tahunan MPR

2001

Tanggal 1-9 Nov 2001

• Sidang Tahunan MPR

2002

Tanggal 1-11 Agt 2002

Sidang MPR

• Pembukaan • Pasal-pasal: - 21 bab - 73 pasal - 170 ayat - 3 pasal Aturan

Peralihan - 2 pasal Aturan

Tambahan

Hasil Perubahan

1

Page 42: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

mengesahkan UU

[Pasal 20 (4)*]

Dalam hal RUU tidak disahkan dalam waktu 30

hari, RUU tersebut sah

menjadi UU dan wajib

diundangkan[Pasal 20 (5)**]DPR

memegang kekuasaan

membentuk UU[Pasal 20 (1)*]

Anggota berhak

mengajukan usul RUU

(Pasal 21*)

tidak boleh diajukan lagi

dalam persidangan

masa itu[Pasal 20 (3)*]

BAB III. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Presiden

berhak mengajukan

RUU[Pasal 5 (1)*]

mendapat persetujuan bersama

tidak mendapat persetujuan bersama

18

RUU dibahas oleh DPR dan

Presiden untuk

mendapat persetujuan

bersama[Pasal 20 (2)*]

Pembentukan Undang-Undang

Page 43: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

mengesahkan UU

[Pasal 20 (4)*]

Dalam hal RUU tidak disahkan

dalam waktu30 hari, RUU tersebut sah menjadi UUdan wajib

diundangkan[Pasal 20 (5)**]

DPRmemegang kekuasaan membentuk

UU[Pasal 20 (1)*]

Anggota berhak

mengajukan usul RUU

(Pasal 21*)

tidak boleh diajukan lagi

dalam persidangan

masa itu[Pasal 20 (3)*]

Presiden

berhak mengajuka

n RUU[Pasal 5

(1)*]

mendapat persetujuan bersama

tidak mendapat persetujuan bersama

RUU dibahas oleh DPR dan

Presiden untuk

mendapat persetujuan

bersama[Pasal 20 (2)*]

BAB III. DEWAN PERWAKILAN RAKYATPembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD

19

DPDdapat

mengajukan RUU yang

sesuai dengan kewenanganny

a [Pasal 22D

(1)***]ikut membahas dan

memberikan pertimbangan atas RUU yang sesuai dengan kewenanganny

a [Pasal 22D (2)***]

Page 44: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Presiden

harus dicabut

[Pasal 22 (3)]

Dalam hal ihwal kegentingan

yang memaksa, berhak

menetapkan Perpu

[Pasal 22 (1)]

Perpu itu harus

mendapat persetujuan

DPR[Pasal 22 (2)]

menjadi UU

BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYATPeraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu)

setuju

tidaksetuju

21

DPR

Pengusulan Perpu

Page 45: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANKERANGKA PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

Judul

PEMBUKAAN

BATANG TUBUH

PENUTUP

Judul

PEMBUKAAN

BATANG TUBUH

PENUTUP

1

2

3

4

Page 46: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V :LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAH

1. Politik Luar Negeri : mengangkat pejabat politik & menunjuk warga

negara dlm jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan

luar negeri, perjanjian dgn negara lain, menetapkan kebijakan

perdagangan.

2. Pertahanan : mendirikan & membentuk angkatan bersenjata,

menyatakan damai & perang, menyatakan negara dlm keadaan

bahaya, membangun sistem pertahanan negara & persenjataan,

menetapkan kebijakan wajib militer, bela negara

3. Keamanan : mendirikan & membentuk kepolisian negara,

menetapkan kebijakan keamanan nasional, menindak pelanggar

hukum, menindak melanggar keamanan negara.

4. Moneter dan Fiskal : mencetak uang & menentukan nilai mata

uang, menetapkan kebijakan moneter, mengendalikan peredaran

uang.

5. Yustisi : mendirikan lembaga peradilan, mengangkat hakim dan

jaksa, mendirikan lembaga pemasyarakatan, memberi grasi,

amnesti, abolisi, membentuk UU, Perpu, PP

6. Agama : menetapkan hari libur keagamaan, pengakuan thd suatu

agama, menetapkan kebijakan dlm penyelenggaraan kehidupan

agama.

A. URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH :

Urusan Pemerintah Pusat

Page 47: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

B. URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH

1. URUSAN WAJIB YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI MERUPAKAN URUSAN DALAM SEKALA PROVINSI ( 16 URUSAN WAJIB )

2. URUSAN WAJIB YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA MERUPAKAN URUSAN YANG BERSKALA KABUPATEN/KOTA ( 16 URUSAAN WAJIB )

Page 48: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;d. Penyediaan sarana dan prasarana umum;e. Penanganan bidang kesehatan;f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial;g. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten / kota;h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten / kota;i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk lintas

kabupaten / kota;j. Pengendalian lingkungan hidup;k. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten / kota;l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;n. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten / kota;o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan

oleh kabupaten / kota;p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

URUSAN WAJIB DALAM SKALA PROVINSI

Urusan Wajib Provinsi

Page 49: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;d. Penyediaan sarana dan prasarana umum;e. Penanganan bidang kesehatan;f. Penyelenggaraan pendidikan;g. Penanggulangan masalah sosial;h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan;i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah;j. Pengendalian lingkungan hidup;k. Pelayanan pertanahan; l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;n. Pelayanan administrasi penanaman modal;o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; danp. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

URUSAN WAJIB DALAM SKALA KABUPATEN / KOTA

Urusan Wajib Kabupaten

Page 50: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

URUSAN PEMERINTAHAN

ABSOLUT(Mutlak Urusan

Pemerintah Pusat)

• Politik Luar Negeri• Pertahanan• Keamanan• Moneter dan Fiskal• Yustisi• Agama

WAJIB(Obligatory)

PILIHAN(Optional)

CONCURRENT(Urusan Bersama

antara Pemerintah, Provinsi, dan Kabupaten / Kota)

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI,

KABUPATEN / KOTA

Bagan Pembagian Urusan Pemerintah

Page 51: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

URUSAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT CONCURRENT DAN ABSOLUT

• CONCURRENT

Urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

• ABSOLUT

Urusan pemerintahan yang mutlak merupakan urusan pemerintah Pusat

Page 52: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

URUSAN PEMERINTAH YG BERSIFAT CONCURRENT

1. Pemerintah dpt. Melaksanakan sendiri sebagian urusan pemerintahan.

2. Melimpahkan sbgn urusan pemerintahan kepada Gubernur sbg. Wakil Pemerintah

3. Menugaskan sebagian urusan pemerintah Berdasarkan tugas pembantuan.

Page 53: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

DISTRIBUSI URUSAN PEMERINTAHANANTAR TINGKAT PEMERINTAHAN

Kriteria Distribusi Urusan Pmerintahan Antar Tingkat Pemerintahan :

1. Externalitas (Spill-over)

Siapa kena dampak, mereka yang berwenang mengurus

2. Akuntabilitas

Yang berwenang mengurus adalah tingkatan pemerintahan yang paling dekat dengan dampak tersebut (sesuai prinsip demokrasi)

3. Efisiensi

Otonomi Daerah harus mampu menciptakan pelayanan publik yang efisien dan mencegah High Cost Economy

Efisiensi dicapai melalui skala ekonomis (economic of scale) pelayanan publik

Skala ekonomis dapat dicapai melalui cakupan pelayanan (catchment area) yang optimal

Kriteria Distribusi Urusan Pemerintah

Page 54: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAH

1. Kementerian Negara

a. Kementerian Koordinator

b. Departemen

c. Kementerian Negara

2. Lembaga Pemerintah Non

Departemen (LPND)

3. Kesekretariatan Yang Membantu

Presiden

A. LEMBAGA PEMERINTAH TINGKAT PUSAT

Pemerintah Pusat atau Pemerintah adalah Presiden RI yang memegang kekuasaan pemerintahan negara RI.

4. Kejaksaan Agung5. Perwakilan RI di Luar Negeri6. Tentara Nasional Indonesia (TNI)7. Kepolisian Negara RI (POLRI)8. Badan / Lembaga Ekstra Struktural.

Lembaga-Lembaga Pemerintah

Page 55: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

B. SETELAH PERUBAHAN UUD 1945

UUD 1945

BPK MPR

DPRDPD

PRESIDEN

WAKIL PRESIDEN

KEKUASAAN KEHAKIMAN

MK MA KY

LEGISLATIF EKSEKUTIF YUDIKATIF

MPR : Majelis Permusyawarahan RakyatDPR : Dewan Perwakilan RakyatUUD : Undang – Undang DasarBPK : Badan Pemeriksa KeuanganDPD : Dewan Perwakilan Daerah

MK : Makamah KonstitusiMA : Makamah AgungKY : Komisi YudicialDPA : Dewan Pertimbangan Agung

( UUD 1945 DAN PERUBAHANNYA )

A. SEBELUM PERUBAHAN UUD 1945

Perbandingan Struktur Ketatanegaraan

Page 56: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

TNI/POLRI

dewan pertimbanga

n

kementerian negara

badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan

kekuasaan kehakiman

KY

UUD 1945

kpu bank sentra

l

DPR DPDMPR

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAANmenurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BPK MA MKPresiden

PUSAT

DAERAH

Lingkungan Peradilan TUN

Lingkungan Peradilan Militer

Lingkungan Peradilan Agama

Lingkungan Peradilan Umum

Perwakilan BPK

Provinsi

Pemerintahan Daerah Provinsi

DPRDGubernur

Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota

DPRDBupati/

Walikota

5

Bagan Lembaga Negara

Page 57: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Pasal 24 (1)***Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan

yang merdeka untuk menyelenggarakan

peradilan guna menegakkan

hukum dan keadilan

MA MK

Pasal 4 (1)Memegang kekuasaan

pemerintahan

Presiden

Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD

Pasal 20 (1)*Memegang kekuasaan

membentuk UU

DPR

6

Pembagian Kekuasaan: Eksekutif, Legislatif, Yudikatif

Page 58: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

MPRPasal 2 (1)****

Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ];

Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 3 ayat (2)***/**** ];

Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar

[Pasal 3 ayat (3)***/****];

Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***];

Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****].

Wewenang

BAB II. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

ANGGOTA DPR

dipilih melalui pemilu

ANGGOTADPDdipilih

melalui pemilu

7

Page 59: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

WK. PPRESIDEN

MENKOPOLHUKAM

MENKOKESRA

MENKOPEREK

MENTERI2 MENTERI2MENTERI2

LPND JAGUNG TNI

GUBERNUR

LESPRI di LNPOLRI

SEKKAB &SEKNEG

Bagan Lembaga Tk Pusat

Page 60: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1. Kementerian Negara

a. Kementerian Koordinator

b. Departemen

c. Kementerian Negara

2. Lembaga Pemerintah Non

Departemen (LPND)

3. Kesekretariatan Yang Membantu

Presiden

C. LEMBAGA PEMERINTAH TINGKAT PUSAT

Pemerintah Pusat atau Pemerintah adalah Presiden RI yang memegang kekuasaan pemerintahan negara RI.

4. Kejaksaan Agung5. Perwakilan RI di Luar Negeri6. Tentara Nasional Indonesia (TNI)7. Kepolisian Negara RI (POLRI)8. Badan / Lembaga Ekstra Struktural.

Page 61: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KOORDINATORPP. NO. 9/2005

1. KEMENTERIAN KOORDINATOR POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN

2. KEMENTERIAN KOORDINATOR PEREKONOMIAN

3. KEMENTERIAN KOORDINATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

Page 62: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KEPPRES 102/2001

MENTERI

Staf Ahli

Penasehat

Irjen Sekjen

Biro

Bandiklat Dep Ditjen

BiroBiro

Bag BagBag

Subag SubagSubag

Staf StafStaf

Ditjen

DirektoratDirektorat

SubDit SubDitSUbDit

Seksi SeksiSeksi

Staf StafStaf

Page 63: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1. D. Dalam Negeri2. D. Luar Negeri3. D. Keuangan4. D. Kesehatan5. D. Pertanian6. D. Pendidikan Nasional7. D. Perhubungan8. D. Pertahanan9. D. Kelautan dan Perikanan10. D. Agama11. D. Tenaga Kerja dan Transmigrasi12. D. Energi dan Sumber Daya Mineral13. D. Pekerjaan umum14. D. Sosial15. D. Kehutanan16. D. Perindustrian17. D. Kebudayaan dan Pariwisata18. D. Komunikasi dan Informatika19. D. Hukum Ham dan Hak Asasi Manusia20. D. Perdagangan

Page 64: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN NEGARA

Kedudukan : Adalah unsur pelaksana pemerintah yang dipimpin oleh Menteri

Negara yg berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Tugas :Membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi dibidang tertentu dalam kegiatan pemerintahan negara.

Fungsi :1. Perumusan kebijakan nasional dibidangnya;2. Koordinasi pelaksanaan kebijkan dibidangnya;3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yangh menjadi

tanggung jawabnya;4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan

dibidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.

Page 65: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERI NEGARA TERDIRI :

1. Kementrian Negara Riset dan Teknologi2. Kementerian Negara Koperasi dan UKM3. Kementerian Negara Lingkungan Hidup4. Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan5. Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara6. Kementerian Negara Pembangunan Daerah

Tertinggal7. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Bappenas8. Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara9. Kementerian Negara Perumahan Rakyat10. Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga

Page 66: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN

Kedudukan : Adalah lembaga pemerintah pusat yg dibentuk untuk

melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden. LPND berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Tugas :

Mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Page 67: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

LPND (LEMBAGA PEM NON DEPARTEMEN)1. Lembaga Administrasi Negara (LAN)2. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)3. Badan Kepegawaian Negara (BKN)4. Perpustakaan nasional RI (Perpusnas)5. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)6. Badan Pusat Statistik (BPS)7. Badan Standarisasi Nasional (BSN)8. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)9. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)10.Badan Intelejen Negara (BIN)11.Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG)12.Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN)13.Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN)14.Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

(BAKOSURTANAL)15.Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)16.Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)17.Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)18.Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)19.Badan Pertanahan Nasional (BPN)20.Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)21.Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS)22.Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).

Page 68: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Dasar : Perpres 64/2005 LPND dalam melaksanakan tugas dikoordinasikan Menteri :

1. Mendagri bagi BPN2. Menteri Perdagangan bagi BKPM3. Menhan bagi LEMHANAS dan LEMSANEG4. Menkes bagi BPOM dan BKKBN5. Menteri Pendidikan bagi PERPUSNAS6. Menpan bagi LAN, BKN, BPKP dan ANRI7. Menristek bagi LIPI, LAPAN, BPPT, BATAN,

BAPETEN, BAKOSURTANAL dan BSN8. Meneg Perencanaan Pembangunan bagi BPS9. Menhub bagi BMG

Page 69: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

.

1. Sekretariat NegaraDipimpin Sekretaris Negara, bertugas memberikan dukungan staf dan pelayanan administrasi kepada Preseden selaku Kepala Negara.

2. Sekretariat Kabinet. Dipimpin Sekretaris Kabinet, bertugas memberikan

dukungan staf dan pelayanan administrasi kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan.

SEKRETARIAT PEMBANTU

PRESIDEN

Page 70: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

KEJAKSAAN AGUNG

Berdasar UU Nomor 16 Tahun 2004

Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara secara merdeka dibidang penuntutan dan bidang lain berdasar Undang -Undang.

Page 71: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Perwakilan RI Diluar Negeri

1) Perwakilan DiplomatikPerwakilan Diplomatik terdiri atas Kedutaan Besar RI dan

Perwakilan Tetap RI yang dipimpin oleh seorang Duta Besar

Luar Biasa dan Berkuasa Penuh dan bertanggung awab

kepada Presiden selaku Kepala Negara melalui Menteri Luar

Negeri. 2) Perwakilan KonsulerPerwakilan Konsuler terdiri atas Konsulat Jenderal RI dan

Konsulat RI yang dipimpin oleh Konsul Jenderal dan Konsul,

yang bertanggung jawab kepada Duta Besar Luar Biasa dan

Berkuasa Penuh, bertanggung jawab langsung kepada

Menteri Luar Negara.

Page 72: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

TENTARA NASIONAL INDONESIA

Berdasar UU Nomor 34 Tahun 2004 Kedudukan TNI diatur sebagai

berikut :1. Dalam penegesahan dan penggunaan

kekuatan militer, TNI berkedudukan dibawah Presiden;

2. Dalam kebijakan dan strategi pertahanan serta dukungan administrasi, TNI dibawah koordinasi Departemen Pertahanan.

Page 73: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

KEPOLISIAN NEGARA RI (POLRI)

Berdasar UU Nomor 2 Tahun 2002, Polri mrpk alat negara yg berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Susunan dan Kedudukan Polri : 1. Polri mrpk Kepolisian Nasional yg organisasinya disusun

secara berjenjang dari tk.Pusat sampai Daerah;2. Polri berada dibawah PRESIDEN;3. Polri dipimpin oleh Kapolri yg diangkat dan diberhentikan

oleh Presiden dgn persetujuan DPR;4. Anggota Polri tunduk pada kekuasaan peradilan umum.

Page 74: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Badan/Lembaga Ekstra Struktural Badan/Lembaga Ekstra Struktural adalah badan/Lembaga yang

bersifat penunjang dan/atau pelengkap tatanan organisasi pemerintahan yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus dibidang tertentu untuk menunjang pelaksanaan urusan pemerintahan.

Badan/Lembaga Ekstra Struktural yang terbentuk : 1. Dewan : Dewan Buku Nasional, Dewan Ekonomi Nasional

(DEN), Dewan Gula Indonesia, Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD), Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres);

2. Badan : Badan Koordionasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi, Badan Pertimbangnan dan Pendidikan Nasional;

3. Komisi : Komisi Hukum Nasional (KHN), Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP), Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, Komisi Kepolisian Nasional;

4. Komite : Komite Kebijakan Sektor Keuangan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Komite Olahraga Nasional;

5. Lembaga : Lembaga Sensor Film, Lembaga Koordinasi Pangan Dalam Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat.

Page 75: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA INDEPENDEN

1. Dewan Pers

2. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)

3. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

4. Komisi Pemilihan Umum (KPU)

5. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

6. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

7. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

8. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

9. Komisi Yudisial (KY)

10. Ombudsman Republik Indonesia (ORI)

11. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)

Page 76: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA PEREKONOMIAN

NEGARA

a) Perusahaan Perseroan

(Persero)

b) Perusahaan Umum (Perum)

1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

2. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

a) Persahaan Umum Daerah (Perumda)

b) Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda)

Lembaga Perekonomian Negara

Page 77: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

B. PEMERINTAH DAERAH

Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Penyelenggara Pemerintah an Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Definisi Pemerintah Daerah

Page 78: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (2)**]

menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan

pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai urusan

Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **]berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan

tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**]

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan

daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,

kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan

undang-undang [Pasal 18 (1)**]

PEMERINTAHAN DAERAH

KEPALA PEMERINTAH

DAERAH

DPRD

BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH

anggota DPRD dipilih melalui pemilu

[Pasal 18 (3) **]

Gubernur, Bupati,

Walikota dipilih secara

demokratis[Pasal 18 (4)**]

15

Pemerintahan Daerah menurut UUD 1945

Page 79: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat

istimewa yang diatur dengan undang-undang[Pasal 18 B (1)**]

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya

sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,

yang diatur dalam undang-undang[Pasal 18 B (2)**]

Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil

dan selaras berdasarkan undang-undang[Pasal 18 A (2)**]

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang

dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah[Pasal 18 A (1)**]

16Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Menurut UUD 1945

Page 80: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA PEMERINTAH

TINGKAT DAERAH PERANGKAT DAERAH PROVINSI 1. Sekretariat Daerah2. Sekretariat DPRD3. Dinas Daerah 4. Lembaga Teknis Daerah

PERANGKAT DAERAH KABUPATEN / KOTA

1.Sekretariat Daerah2.Sekretariat DPRD3.Dinas Daerah4.Lembaga Teknis Daerah5.Kecamatan6.Kelurahan

Perangkat Daerah

Page 81: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PERANGKAT DAERAH (pasal 120 UU 32/2004)

GUBERNURPsl. 24 (1)(2)(3)(4)

SETDAPsl. 120 (1)

DPRD PROVINSIPsl. 3 (1) a

ST DPRDPsl. 120 (1)

INSPEKTORATDINAS DAERAH

Psl. 120 (1)

PERANGKAT DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi (Psl. 3 (1)a)

BAPPEDALTD

Psl. 120 (1)

Bagan Lembaga Tk. Provinsi

Page 82: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI/WALIKOTAPsl. 24 (1)(2)(3)(4)

SETDAPsl. 120 (2)

DPRD KAB./KOTAPsl. 3 (1) b

ST DPRDPsl. 120 (2)

LTDPsl. 120 (2)

DINAS DAERAHPsl. 120 (2)

PERANGKAT DAERAH

Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota (Psl. 3 (1) b)

KECAMATANPsl. 120 (2)

KELURAHANPsl. 120 (2)

INSPEKTORAT BAPPEDA

Bagan Lembaga Tk Kabupaten

Page 83: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

a. Sebutkan urusan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat ?

b. Sebutkan urusan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah ?

c. Apa saja yang termasuk lembaga lembaga pemerintah tingkar Pusat;

d. Apa saja yang termasuk lemabaga lembaga tingkat Daerah ?e. Apa tujuan dibentuknya Lembaga Perekonomian Negara ?

Latihan 3

Page 84: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BAB VI : HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA LAINNYA DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA

A. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN MPR

B. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN DPR

C. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN DPD

D. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN BPK

E. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN MA

F. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN MK

G. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN BANK INDONESIA (BI)

Page 85: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA

A. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN MPR : PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN DILANTIK OLEH MPR SBLM MEMANGKU JABATANNYA, PRES & WAPRES BERSUMPAH

MENURUT AGAMA ATAU BERJANJI DI HADAPAN MPR/DPR APABILA WAKIL PRESIDEN BERHALANGAN, PRESIDENDAN/ATAU DPR DPT MEMINTA MPR MENGADAKAN SIDANG ISTIMEWA U.MEMILIH WAPRES

PRES DAN ATAU WAPRES DAPAT DIBERHENTIKAN DALAM MASA JABATANNYA OLEH MPR ATAS USUL DPR APABILA TERBUKTI TELAH MELAKUKAN PELANGGARAN HUKUM MPR MEMILIH PRES & WAPRES APABILA TERJADI KEKOSONGAN DARI DUA PASANGAN CALON YANG DIUSULKAN PARPOL/GAB. PARPOL YANG PASANGAN TERSEBUT MERAIH SUARA TERBANYAK PERTAMA & KEDUA DARI PEMILU SEBELUMNYA PRESIDEN & WK.PRESIDEN MENYAMPAIKAN PENJELASAN DLM SIDANG PARIPURNA MPR, SBLM MPR MEMUTUSKAN USUL USUL DPR MENGENAI PEMBERHENTIAN PRES DAN/ATAU WK.PRESIDEN PRESIDEN MERESMIKAN KEANGGOTAAN MPR DENGAN KEPUTUSAN PRESIDEN

Page 86: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

B. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN DPR :

PRES BEKERJA SAMA DENGAN DPR, TETAPI TIDAK BERTANGGUNG JAWAB KEPADA DPR & TIDAK DAPAT MEMBEKUKAN DAN / ATAU MEMBUBARKAN DPR, SEBALIKNYA DPR TIDAK DAPAT MEMBERHENTIKAN PRESIDEN

DPR BERKEWAJIBAN MENGAWASI TINDAKAN-TINDAKAN PRESIDEN DLM MENJALANKAN UNDANG-UNDANG SEBELUM MEMANGKU JABATANNYA PRES DAN / ATAU WAPRES BERSUMPAH DI HADAPAN MPR ATAU DPR

DPR BERSAMA PRESIDEN MENJALANKAN FUNGSI LEGISLATIF PRESIDEN DGN PERSETUJUAN DPR MENYATAKAN PERANG, MEMBUAT PERDAMAIAN & PERJANJIAN DENGAN NEGARA LAIN PRESIDEN MENGANGKAT DUTA DAN MENERIMA PENEMPATAN DUTA DR NEGARA LAIN DGN MEMPERHATIKAN PERTIMBANGAN DPR PRESIDEN MEMBERI AMNESTI, ABOLISI DENGAN MEMPERHATIKAN PERTIMBANGAN DPR

PRESIDEN MENETAPKAN HAKIM AGUNG DAN MERESMIKAN ANGGOTA BPK YANG TELAH DIPILIH DAN DISETUJUI DPR DAN 3 ORANG HAKIM KONSTITUSI YG DIAJUKAN DPR SERTA MENGANGKAT & MEMBERHENTIKAN ANGGOTA KOMISI YUDISIAL DGN PERSETUJUAN DPR

Page 87: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

C. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN DPD :

DPD DPT MELAKUKAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN UNDANG- UNDANG MENGENAI OTONOMI DAERAH, PEMBENTUKAN, PEMEKARAN & PENGGABUNGAN DAERAH, HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH, PENGELOLAAN SUMBER DAYA DAN BELANJA NEGARA, PAJAK, PENDIDIKAN DAN AGAMA YANG DIULAKSANAKAN OLEH PRESIDEN PRESIDEN MERESMIKAN KEANGGOTAAN DPD

PIMPINAN DPD BERKONSULTASI DENGAN PRESIDEN SESUAI PUTUSAN DPD

D. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN BPK :

BPK MEMERIKSA SEMUA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PRESIDEN MERESMIKAN ANGGOTA BPK DARI CALON-CALON YANG TELAH DIPILIH DAN DISETUJUI OLEH DPR.

Page 88: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

E. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN MA :

MA DAPAT MEMBERIKAN PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN HUKUM KPD PORESIDEN, BAIK DIMINTA MAUPUN TIDAK MA MEMBERIKAN NASIHAT HUKUM KEPADA PRESIDEN/KEPALA NEGARA UNTUK PEMBERIAN/PENOLAKAN GRASI DAN REHABILITASI HAKIM AGUNG DITETAPKAN OLEH PRESIDEN ATAS CALON YANG DIUSULKAN OLEH KOMISI YUDISIAL DAN TELAH DISETUJUI DPR87.000000000 MA MENGAJUKAN TIGA CALON UNTUK DITETAPKAN SEBAGAI HAKIM KONSTITUSI OLEH PRESIDEN

F. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN MAHKAMAH KONSTITUSI : MK MEMBERIUKAN PUTUSAN TENTANG DUGAAN

PELANGGARAN OLEH PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN PRESIDEN MENETAPKAN HAKIM KONSTITUSI

PUTUSAN MK MENGENAI PENGUJIAN UNDANG-UNDANG THDP UUD 1945 DISAMPAIKAN KPD PRESIDEN

PUTUSAN MK MENGENAI SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA YANG KEWENANGANNYA DIBERIKAN OLEH UUD DISAMPAIKAN KEPADA PRESIDEN PUTUSAN MK MENGENAI PERSELISIHAN HASIL PEMILU DISAMPAIKAN KEPADA PRESIDEN

Page 89: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

G. HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN BANK INDONESIA : BI BERTINDAK SEBAGAI PEMEGANG KAS PEMERINTAH UNTUK & AN. PEMERINTAH, BI DPT MENERIMA PINJAMAN LUAR NEGERI, MENATAUSAHAKAN SERTA MENYELESAIAKAN TAGIHAN & KEWAJIBAN KEU PEMERINTAH THDP PIHAK LUAR NEGERI

PEMERINTAH WAJIB MEMINTA PENDAPAT BI DAN ATAU MENGUNDANGNYA DLM SIDANG KABINET YG MEMBAHAS MASALAH EKONOMI, PERBANKAN, & KEU YG BERKAITAN DGN TUGAS BI DISAMPING WAJIB BERKONSULTASI DGN DPR, DLM HAL PEMERINTAH AKAN MENERBITKAN SURAT2 UTANG NEGARA, PEMERINTAH WAJIB TERLEBIH DAHULU BERKONSULTASI DGN BI

BI DPT MEMBANTU PENERBITAN SURAT2 UTANG NEGARA YG DITERBITKAN PEMERINTAH

BI DILARANG MEMBELI UNTUK DIRI SENDIRI SURAT2 UTANG NEGARA, KECUALI DI PASAR SEKUNDER DINYATAKAN BATAL DEMI HUKUM BI DILARANG MEMBERIKAN KREDIT KPD PEMERINTAH DLM HAL BI MELANGGAR KETENTUAN TSB, PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT KPD PEMERINTAH ITU BATAL DEMI HUKUM

RAPAT DEWAN GUBERNUR U.MENETAPKAN KEBIJAKAN UMUM DBDNG MONETER DPT DIHADIRIOLEH SEORANG MENTERI DG HAK BICARA

GUB & DEPUTI GUB SENIOR DIUSULKAN & DIANGKJAT OLEH PRESIDEN DGN PERSETUJUAN DPR

SELAMBAT2NYA 15 HARI SEBELUM T.A, DEWAN GUB.MENYAMPAIKAN ANGGARAN BI YG TLH DITETAPKAN PEMERINTAH & DPR.

Page 90: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PROSES MANAJEMEN PEMERINTAHAN

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pelaksanaan

4. Pengawasan

Proses Manajemen Pemerintah

Page 91: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

adalah satu kesatuan tata

cara perencanaan

pembangunan untuk

menghasilkan rencana

pembangunan dalam jangka

panjang, jangka menengah,

dan tahunan yang

dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara pemerintahan

di pusat dan daerah dengan

melibatkan masyarakat.

PERENCANAAN

??

Perencanaan

Page 92: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

UU. No. 25/2004 Tentang :

Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional adalah

satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk

menghasilkan rencana

pembangunan dalam jangka

panjang, jangka menengah, dan

tahunan yang dilaksanakan oleh

unsur penyelenggara

pemerintahan di pusat dan daerah

dengan melibatkan masyarakat.

PERENCANAAN

??

Page 93: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PERENCANAAN

Penyusunan Rencana

Penetapan Rencana

Pengendalian Pelaksanaan Rencana

Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Tahap-Tahap

Perencanaan

Tahap Perencanaan

Page 94: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Pengorganisasan dapat diartikan sebagai penetapan pekerjaan-

pekerjaan yang harus dilaksanakan, pengelompokkan

tugas-tugas dan pembagian pekerjaan kepada setiap pegawai

dan penetapan hubungan-hubungan kerja.

PENGORGANISASIAN

PENGORGANISASIAN

Page 95: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Prinsip Pengorganisasian

1. Prinsip Pembagian Habis Tugas2. Prinsip Perumusan Tugas

Pokok Dan Fungsi Yang Jelas3. Prinsip Fungsionalisasi4. Prinsip Koordinasi, Integrasi,

dan Sinkronisasi5. Prinsip Kontinuitas6. Prinsip Lini dan Staf 7. Prinsip Kesederhanaan

8. Prinsip Fleksibilitas9. Prinsip Pendelegasian

Wewenang Yang Jelas10. Prinsip Pengelompokkan

Yang Homogen11. Prinsip Rentang / Jenjang

Pengendalian12. Prinsip Akordion

Prinsip Pengorganisasian

Page 96: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan

pembangunan pada dasarnya terbagi habis kepada setiap aparat

pemerintah atau lembaga-lembaga pemerintah.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan

Page 97: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Dlm rangka Pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan, kegiatan aparatur perlu dipadukan, diserasikan dan diselaraskan u.cegah tumpang tindih. Oleh krn itu koordinasi antar kegiatan aparatur pemerintah hrs dilakukan. Maka koordinasi dlm pelaksanaan tugas2 pemerintahan pada hakekatnya mrpk upaya memadukan, menyerasikan dan menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yg saling berkaitan, beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan dan saaran bersama. Koordinasi dilaksanakan mulai dr proses perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan sd pengawasan dan pengendaliannya.

PELAKSANAAN

Page 98: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1) Koordinasi hierarkis (vertikal)

2) Koordinasi fungsional

3) Koordinasi fungsional horizontal

4) Koordinasi fungsional diagonal

5) Koordinasi fungsional teritorial

1. Jenis Koordinasi Jenis Koordinasi

Page 99: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

4. Pelaksanaan Koordinasi Dalam Sistem

Penyelenggaraan Pemerintahan Negara

a. Sidang Kabinet (Paripurna dan Terbatas)

b. Rapat di Lingkungan Menko

c. Koordinasi Antar Departemen / Instansi

Pemerintah Pusat d. Koordinasi Aparatur

Pemerintah Pusat Di Luar Negeri e. Koordinasi Pemerintah

Pusat Terhadap Pemerintah Daerah f. Koordinasi Tingkat Daerah

5. Koordinasi dan Hubungan Kerja

1. Jenis Koordinasia. Koordinasi Hierarkisb. Koordinasi Fungsional - Fungsional Horizontal - Fungsional Diagonal - Fungsional Teritorial

2. Pedoman Koordinasi3. Sarana Atau Mekanisme

Koordinasia. Kebijakanb. Rencanac. Prosedur dan Tata Kerjad. Rapate. SKB / SEBf. Tim, Panitia, Gugus Tugas atau Satuan Tugasg. Dewan atau Badanh. SAMSAT dan Sistem Pelayanan Satu Pintu

PELAKSANAAN

Koordinasi Pelaksanaan

Page 100: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

3. Sarana atau Mekanisme Koordinasi

a. Kebijakan

b.Rencana

c. Prosedur dan Tata Kerja

d.Rapat dan Taklimat (Briefing)

e.Surat Keputusan Bersama / Surat Edaran Bersama

f. Tim, Panitia, Kelompok Kerja, Satuan Tugas.

g.Dewan atau Badan

h.Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT atau One Roof System) dan Sistem Pelayanan Satu Pintu (One Door Service)

Sarana Koordinasi

Page 101: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

2. Beberapa Hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam KoordinasiKoordinasi sudah harus dimulai pada saat perumusan

kebijakan.

Perlu ditentukan secara jelas siapa atau satuan kerja mana yang secara fungsional berwenang dan bertanggung jawab atas sesuatu masalah.

Pejabat atau instansi yang secara fungsional berwenang dan bertanggung jawab mengenai sesuatu masalah, berkewajiban memprakarsai dalam penyelenggaraan koordinasi.

Perlu kejelasan wewenang, tanggung jawab dan tugas unit/instansi yang terkait.

Perlu dirumuskan program kerja organisasi secara jelas yang memperlihatkan keserasian kegiatan diantara satuan-satuan kerja.

Perlu ditetapkan prosedur dan tata cara melaksanakan koordinasi.

Perlu dikembangkan komunikasi timbal balik untuk menciptakan kesatuan bahasa dan kerja sama.

Koordinasi akan lebih efektif apabila pejabat yang berkewajiban mengkoordinasikan mempunyai kemampuan kepemimpinan dan kredibilitas yang tinggi.

Dalam pelaksanaan koordinasi perlu dipilih sarana koordinasi yang paling tepat.

Page 102: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1) Sidang Kabinet

a) Sidang Kabinet Paripurna

b) Sidang Kabinet Terbatas

3) Koordinasi antara Departemen / Instansi Pemerintah Tingkat Pusat

4. Pelaksanaan Koordinasi Dalam Sistem

Pemerintahan Indonesia

2) Rapat di Lingkungan Menteri Koordinator

Pelaksanaan Koordinasi dlm Sistem Pemerintahan

Page 103: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

5). Koordinasi Pemerintah Pusat

Terhadap Pemerintahan Daerah

a. Selaku aparatur pusat yang secara fungsional membantu Presiden dalam urusan-urusan daerah pada umumnya, Menteri Dalam Negeri :1. Secara fungsional horizontal mengkoordinasikan

departemen dan instansi tingkat pusat lainnya sepanjang mengenai masalah-masalah umum di daerah.

2. Secara fungsional diagonal mengkoordinasikan Provinsi, Kabupaten dan Kota.

b. Menteri / departemen dan instansi teknis melakukan koordinasi baik terhadap instansi pusat lainnya (koordinasi fungsional horizontal) maupun terhadap Provinsi, Kabupaten dan Kota (koordinasi fungsional diagonal) sepanjang mengenai bidang tugas pokoknya.

Koordinasi Pemerintah dan Daerah

Page 104: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

6). Koordinasi di Tingkat Daerah

a. Gubernur selaku Wakil Pemerintah

Pusat melakukan koordinasi

fungsional teritorial disamping

terhadap instansi vertikal, juga

terhadap Bupati dan Walikota.

b. Kepala Daerah, disamping

mengkoordinasikan aparatur daerahnya

sendiri (koordinasi hierarkis),

berwenang pula secara operasional

mengkoordinasikan instansi-instansi lain

yang berada di daerahnya (koordinasi

fungsional teritorial).

Koordinasi di Tingkat Daerah

Page 105: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PENGAWASAN Pengawasan adalah salah satu fungsi organik manajemen, yang

merupakan proses kegiatan pimpinan untuk

memastikan dan menjamin bahwa tujuan dan sasaran

serta tugas-tugas organisasi akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana, kebijakan, instruksi dan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

Pengawasan

Page 106: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PENGAWASAN

Jenis

Pengawasan

1.Pengawasan Melekat

(Waskat)

2.Pengawasan Fungsional

(Wasnal)

3.Pengawasan Teknis

Fungsional

4.Pengawasan Legislatif

(Wasleg) atau

Pengawasan Politik

(Waspol)

5.Pengawasan Masyarakat

(Wasmas)

6.Pengawasan Yudikatif

Jenis Pengawasan

Page 107: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1. INPRES NO. 1 / 1989 Pengawasan + pengendalian atasan langsung pada

bawahan secara preventif + represif supaya pelaksanaan tugas sesuai dengan Peraturan Perundang – udangan.

2. SASARAN WASKAT a. Tingkatkan disiplin + kinerja b. Menekan penyalahgunaan wewenang c. Menekan kebocoran + pemborosan keuangan

negara & pungli d. Percepat penyelesaian ijin + pelayanan pada masy e. Percepat pengurusan administrasi kepegawaian

Waskat

Page 108: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Agar pelaksanaan Waskat dpt tercapai dgn baik, prinsip-prinsip pokoknya :

1. Berjenjang;

2. Kesadaran dan Kewajiban;

3. Pencegahan;

4. Pembinaan;

5. Obyektif;

6. Terus Menerus;

7. Sistematis;

8. Diterminitik.

Prinsip Waskat

Page 109: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Wasnal adalah pengawasan yg dilakukan aparat yg tugas pokoknya khusus membantu pimpinan untuk melaksanakan tugasnya masing2. Aparat Wasnal dalam suatu Instansi secara umum disebut Satuan Pengawasan Intern (SPI).

1. Aparat Wasnal Intern Instansi : - Inspektorat Jenderal di Departemen - Inspektorat Utama di LPND - Inspektorat Provinsi, Kabupatan, dan Kota - Satuan Pengawas Intern di berbagai BUMN/BUMD 2. Aparat Wasnal Ekstern Instansi/Intern Pemerintah - BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)

Was Fungsional

Page 110: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Setiap instansi wajib lakukan pengawasan supaya kebijakan pemerintah sesuai tupoksinya ditaati aparatur + masy.

1. Pengawasan pada aparatur : - Menpan dibidang pendayagunaan aparatur - LAN dibidang Diklat PNS - Ditjen Anggaran dibidang keuangan - BKN dibidang administrasi kepegawaian - Bappenas dibidang perencanaan pembangunan

2. Pengawasan pada masyarakat + aparatur - BPN ttg pertanahan - Dinas Tata Kota ttg IMB bangunan - Kepolisian ttg keamana + ketertiban - Depdikbud ttg pendidikan sekolah negeri / swasta

Pelaku Wasnal

Page 111: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Dasar :

1. UUD 1945 pasal 20 ayat 1 jo UU No. 22 tahun 2003 DPR mempunyai fungsi : - Fungsi Legislasi - Fungsi Anggaran - Fungsi Pengawasan

2. Dalam melaksanakan fungsinya, DPR punya hak : - Hak Interpelasi - Hak Angket - Hak Menyatakan Pendapat

Was Legislatif

Page 112: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1. Tidak Langsung : a. Lewat DPR jadi materi wasleg b. Lewat organisasi profesi seminar, makalah c. Lewat lembaga sosial masy lembaga konsumen, LBH

2. Langsung a. Tatap muka dgn pejabat ybs b. Secara tertulis kpd pejabat yb c. Lewat media massa karikatur, surat pembaca, artikel, tajuk rencana d. Gugatan lewat PTUN / peradilan umum e. Unjuk ras

Was Masyarakat

Page 113: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1. Perlu karena : a. Pem RI berdasar demokrasi b. Penyelenggaraan Pem tergantung partisipasi masy. c. Misi Pemerintah wujudkan aparatur bebas KKN, profesional, layani masyarakat d. Keterbatasan waskat + wasnal

2. Kriteria Wasmas a. Obyektif + tidak fitnah b. Utk perbaikan c. Sampaikan fakta + bukti d. Sampaikan bentuk pelanggaran, penyalahgunaan wewenang e. Memuat saran - saran f. Identitas pelapor jelas

Manfaat dan Kriteria Wasmas

Page 114: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1. Salah satu fungsi Mahkamah Agung adalah mengawasi peraturan perundangan, antara lain dilaksanakan dengan :

a. Menguji secara material terhadap peraturan perundangan dibawah Undang-Undang; b. Menyatakan tidak sah semua peraturan perundangan dibawah Undang-Undang, apabila bertentangan dengan peraturan perundangan

yang lebih tinggi;2. Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan bersifat formal untuk

menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945. Dengan demikian Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi memiliki

wewenang sekaligus kewajiban untuk melakukan pengawasan ekstern terhadap pemerintah.

Pengawasan ini sangat penting, karena negara Indonesia adalah negara hukum, sehingga :

a. Dapat dicegah penyalahgunaan wewenang baik yang disengaja maupun tidak; b. Kepastian dan tertib hukum dapat diwujudkan dengan baik.

Was Yudikatif

Page 115: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

SELAMAT BERDISKUSI

Page 116: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Latihan 4

1. Apa yang dimaksud Sistem

Perencanaan Pembangunan

Nasional ? Dan apa pula yang

dimaksud RPJM Nasional ?

2. Mengapa pengorganisasian

diperlukan dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan Negara ?

3. Mengapa koordinasi diperlukan

dalam pelaksanaan tugas tugas

pemerintahan ?

4. Apa saja fungsi DPR dan apa saja

hak DPR dalam pelaksanaan

paengawasan bagi waskat

merpakan pengawasan intern pokok

5. Bagaimana sikap aparatur

pemerintah sebaiknya dalam

menghadapi wasmas ?

Page 117: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

end

Belum

Puas

?!!

Kunjungi s

aja

paknew

ulan.w

ordpre

ss

.com

Trima Kasih atas perhatiannya….Mohon Ma’af Yang Sebesar-besarnyaDan……….Wass. Wr. Wb.

Page 118: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Page 119: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DISKUSI KELOMPOK I

Dalam rangka melakukan reformasi birokrasi, muncul wacana agar Gubernur sebagai Kepala Wilayah dan wakil pemerintah pusat di daerah cukup ditunjuk oleh Presiden tidak dipilih dalam Pilgub. Konsekuensinya DPRD Provinsi dihapus. Dengan demikian ada penghematan karena Provinsi tidak perlu mengeluarkan dana Pilgub dan dana operasional DPRD yang sangat besar jumlahnya. Diskusikan topik ini dalam kelompok.

Page 120: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DISKUSI KELOMPOK II

Belum lama ini KH. Hasyim Muzadi Ketua PB NU menyarankan kepada pemerintah agar PILKADA langsung dihapuskan karena memakan biaya yang sangat besar dan menimbulkan konflik horisontal dalam masyarakat. Bupati cukup dipilih oleh DPRD. Diskusikan masalah ini . Apa pendapat anda. Setuju atau tidak setuju berikan argumentasi.

Page 121: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DISKUSI KELOMPOK III

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

yang bersih dari KKN, pengawasan perlu ditingkatkan salah satunya adalah Wasmas, karena Waskat dan Wasnal sangat terbatas, bahkan seringkali kurang efektif. Bagaimana

sikap anda ketika instansi dimana anda bekerja

menjadi sasaran Wasmas, karena telah terjadi penyelewengan. Apakah anda akan membela kepentingan masyarakat atau instansi anda.

Page 122: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DISKUSI KELOMPOK IV

Dewasa ini, setelah UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diamandemen; atas keputusan Mahkamah Konstitusi, Calon Kepala Daerah dimungkinkan untuk diusulkan oleh Kelompok Independen, bukan dari Partai Politik. Diskusikan apa kelebihan dan kekurangan Kepala Daerah yang terpilih berdasarkan usulan Kelompok Independen dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah.

Page 123: SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

UGAS KELOMPOK V :

SEBUTKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN PENTING DALAM SISTEM

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERKAITAN DENGAN

AMANDEMEN UUD 1945 DISKUSIKAN DALAM KELOMPOK