238
Siti Zulaeha (21170181000016) Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2020

Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Siti Zulaeha

(21170181000016)

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2020

Page 2: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

EVALUASI PROGRAM EKSTRAKURIKULER ROBOTIKA

PADA SISWA MTS NEGERI 1 KOTA TANGERANG SELATAN

Tesis

Oleh:

SITI ZULAEHA

NIM: 21170181000016

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 3: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada
Page 4: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada
Page 5: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada
Page 6: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada
Page 7: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

v

ABSTRAK

Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler

Robotika pada Siswa MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Prodi Magister

Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi konteks, masukan, proses, dan

produk dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika di MTs Negeri 1 Kota

Tangerang Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan

menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan metode observasi, wawancara, kuesioner dan analisa dokumen. Analisa data

menggunakan Model Alir dengan langkah reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan

metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aspek context (konteks) sudah

baik, namun belum terdapat pedoman pelaksanaan kegiatan dan kurikulum

ekstrakurikuler robotika sebagai dasar pelaksanaan program ekstrakurikuler

robotika; (2) aspek input (masukan) cukup baik, masih terdapat kualifikasi

instruktur belum sesuai, penggunaan metode sudah bervariasi namun dalam

penyampaian materi masih terdapat instruktur yang kurang menguasai, sarana

prasarana pembelajaran masih belum optimal; (3) aspek process (proses) cukup

baik, dalam materi pembelajaran tertentu penggunaan peralatan robotika masih

terdapat kekurangan karena jumlahnya yang terbatas, dalam proses pembelajaran

terlihat antusias peserta yang menurun saat mempelajari materi yang berkaitan

dengan pemrograman, dan terdapat juga beberapa siswa yang kurang disiplin dalam

pembelajaran ekstrakurikuler robotika; (4) aspek product (produk) sudah sangat

baik, namun dalam hal ini peneliti tidak dapat melihat apakah perubahan sikap

peserta juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atau tidak. Selain itu, prestasi

yang diraih oleh MTsN 1 Kota Tangerang Selatan hanya bisa menjadi tolok ukur

keberhasilan madrasah saja, belum dapat mengukur keberhasilan peserta secara

individu karena tidak semua peserta ekstrakurikuler robotika mengikuti kompetisi.

Hasil evaluasi program ekstrakurikuler robotika di MTs Negeri 1 Kota Tangerang

Selatan dengan menggunakan model evaluasi CIPP secara keseluruhan terlaksana

dengan baik, tetapi masih perlu beberapa perbaikan terkait kegiatan pembelajaran

guna menghasilkan kualitas peserta yang berkompeten dan profesional.

Kata Kunci: Evaluasi Program, Ekstrakurikuler Robotika, CIPP

Page 8: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

vi

ABSTRACT

Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluation of Robotics Extracurricular

Program in MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan Students. Master of Islamic

Education Management Study Program, Faculty of Educational Sciences,

Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State University.

This study aims to evaluate the context, input, process, and product in the

implementation of robotics extracurricular activities in MTs Negeri 1 Kota

Tangerang Selatan. This research is an evaluative study using a qualitative

descriptive approach. Data collection techniques were carried out by observation,

interviews, questionnaires and document analysis. Data analysis uses Flow Model

with data reduction, data presentation, and conclusion drawing steps. Triangulation

used is the triangulation of sources and methods. The results showed that (1) the

context aspect (context) was good, but there were no guidelines on the

implementation of robotics extracurricular activities and curriculum as a basis for

the implementation of robotics extracurricular programs; (2) the input aspect is

quite good, there are instructors' qualifications that are not yet suitable, the use of

methods has varied but in the delivery of material there are still instructors who are

not proficient, learning infrastructure is still not optimal; (3) the aspect of the

process is quite good, in certain learning materials the use of robotics equipment is

still lacking because of the limited number, in the learning process the participants'

enthusiasm seems to decrease when learning material related to programming, and

there are also some students who lack discipline in robotics extracurricular learning;

(4) aspects of the product have been very good, but in this case the researcher

cannot see whether the change in the attitude of the participants is also applied in

daily life or not. In addition, the achievements achieved by MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan can only be a measure of madrasa success, they have not been

able to measure the success of individual participants because not all robotics

extracurricular participants take part in the competition. The results of the

evaluation of the robotics extracurricular program at MTs Negeri 1 Kota Tangerang

Selatan by using the CIPP evaluation model as a whole have been carried out well,

but there still need to be some improvements related to learning activities in order to

produce competent and professional quality participants.

Keywords: Program Evaluation, Robotics Extracurricular, CIPP

Page 9: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan ke hadirat Dzat Yang Maha Pengasih, atas

karunia, rahmat, dan hidayah-Nya tesis ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam

semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad

SAW sang pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh

alam.

Penulis sadar sepenuh hati bahwa tesis ini hanya sejentik debu jalanan untuk

orang-orang besar. Namun dalam kapasitas penulis yang dikepung dengan berbagai

keterbatasan, tesis ini rasanya sebuah pencapaian monumental yang membesarkan

perasaan penulis dan mengobarkan bara semangat untuk memburu pencapaian-

pencapaian berikutnya.

Terwujudnya tesis ini tidak lepas dari kemuliaan hati berbagai pihak yang telah

memberikan motivasi, bimbingan, kemudahan, pemikiran, dan kekuatan yang

selama ini telah mendorong penulis untuk mampu menyelesaikan tesis ini. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA., selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Jejen Musfah, MA., selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen

Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Fauzan, MA. dan Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing

yang telah memberikan bimbingan, perhatian dan pengarahan, saran serta

nasehat yang penulis butuhkan selama pembuatan tesis ini.

5. Seluruh Dosen dan Civitas Akademika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah membimbing dan mendidik penulis dengan memberikan bekal ilmu

pengetahuan yang sangat bermanfaat.

6. Petugas Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

pelayanan dalam penyediaan pustaka yang dibutuhkan penulis dalam

penyelesaian tesis ini.

7. Kepala MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan, WKM Kurikulum, WKM

Kesiswaan, Koordinator ekstrakurikuler, Pembina Ekstrakurikuler robotika,

serta peserta ekstrakurikuler robotika yang telah memberikan informasi kepada

penulis dalam penelitian tesis.

8. Suamiku tercinta Zubadillah, yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan,

dan selalu sabar dalam membimbingku, terima kasih tak terhingga atas

perjuangan dan doanya.

9. Terkhusus Ananda yang saat ini sudah sembilan bulan berada di dalam

kandungan. Terima kasih karena telah menjadi motivasi terbesar dan selalu

Page 10: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

viii

menemani Bunyak berjuang dalam penyelesaian tesis ini. Engkau adalah salah

satu alasan Bunyak untuk tidak menyerah hingga akhirnya tesis ini dapat

terselesaikan.

10. Orang tua penulis, Ayahanda Marjuki dan Ibunda Siti Maryah, serta Abi

Kurtubi dan Mamah Robiah. Terima kasih atas kesabaran dan ketulusannya

yang selalu mendoakan putrinya sehingga penyusunan tesis ini terselesaikan.

11. Adik-adik yang kucinta, Fitri Nurlaela, Akbar Fauzi, Viony Azizah, Indah, dan

Amar, serta Abang Maftuh. Terima kasih selama ini telah memberikan doa dan

semangatnya.

12. Sahabat seperjuangan, Dinda Nusa Putri, Faiz Bi’amrillah, dan kawan-kawan

di Prodi Magister MPI A angkatan 2017 lainnya yang tidak bisa disebutkan

satu-persatu. Terima kasih telah berbagi semangat, dukungan, dan menjadi

tempat belajar selama di kampus.

13. Teman-teman penulis, Khoirudin Muslim, Ikhlas Alwan, dan khususnya

Rhenata Amalia, terima kasih telah memberikan doa, dukungan dan informasi

kepada penulis tentang robotika. Semoga sukses selalu menyertai kalian.

14. Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih

atas bantuan dan motivasinya kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

Semoga segala kebaikan tersebut mendapat balasan yang setimpal dari Allah

SWT. Semoga rahmat, taufik, dan hidayah-Nya selalu dilimpahkan pada kita

semua. Aamiin.

Penulis berharap semoga tesis ini menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang

bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca.

Jakarta, 2 Januari 2020

Penulis

Siti Zulaeha

Page 11: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TESIS ....................................................................... i

PENGESAHAN SEMINAR HASIL..................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 10

C. Batasan Masalah ................................................................................ 11

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 11

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 11

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 11

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 13

A. Kegiatan Ekstrakurikuler .................................................................... 13

B. Robotika ............................................................................................. 16

1. Kategori Robot ............................................................................. 18

2. Robot Hardware ........................................................................... 20

3. Robot Perception .......................................................................... 21

4. Aplikasi Robotika ......................................................................... 21

C. Evaluasi Program ................................................................................ 23

1. Pengertian Program dan Evaluasi Program .................................. 23

2. Tujuan Evaluasi Program ............................................................. 25

3. Manfaat Evaluasi Program ........................................................... 26

4. Model-Model Evaluasi Program ................................................. 26

a. CSE-UCLA Model ................................................................. 27

b. Countenance Evaluation Model (Stake Model) .............. ...... 27

c. Discrepancy Model ......................................................... ...... 28

d. Context, Input, Process, Product (CIPP) Model ............ ...... 28

D. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 34

E. Kerangka Berpikir .............................................................................. 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 38

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................................... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 38

C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 39

1. Wawancara ................................................................................... 39

2. Kuesioner .................................................................................... 40

Page 12: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

x

3. Observasi ..................................................................................... 40

4. Analisa Dokumen ......................................................................... 41

E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 41

1. Kisi-Kisi Wawancara ................................................................... 41

2. Kisi-Kisi Kuesioner ..................................................................... 43

3. Kisi-Kisi Observasi ...................................................................... 43

4. Kisi-Kisi Dokumen ...................................................................... 45

F. Teknik Analisa Data ........................................................................... 45

G. Keabsahan Data .................................................................................. 46

H. Kriteria Evaluasi ................................................................................. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 48

A. Gambaran Umum MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ................ 48

1. Sejarah Berdirinya MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ......... 48

2. Identitas MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ......................... 49

3. Visi Misi MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ........................ 49

4. Tujuan MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ........................... 50

5. Strategi dalam Meningkatkan Profesionalitas Pembinaan

Ekstrakurikuler .............................................................................. 50

6. Struktur Organisasi MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ........ 51

7. Susunan Pejabat MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ............. 52

8. Data Guru MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ....................... 52

B. Gambaran Umum Program Ekstrakurikuler Robotika MTs Negeri 1

Kota Tangerang Selatan ..................................................................... 53

1. Sejarah Terbentuknya Ekstrakurikuler Robotika di MTs Negeri 1

Kota Tangerang Selatan ............................................................... 53

2. Daftar Peserta Robotika MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan . 54

3. Daftar Instruktur Robotika MTs Negeri 1 Kota Tangerang

Selatan ........................................................................................... 55

C. Deskripsi dan Analisis Data Penelitian .............................................. 56

1. Evaluasi Konteks (Context) ......................................................... 56

2. Evaluasi Masukan (Input) ............................................................ 61

3. Evaluasi Proses (Process) ............................................................ 68

4. Evaluasi Produk (Product) ........................................................... 86

D. Pembahasan ........................................................................................ 95

1. Evaluasi Konteks (Context) ......................................................... 95

2. Evaluasi Masukan (Input) ............................................................ 99

3. Evaluasi Proses (Process) ........................................................... 106

4. Evaluasi Produk (Product) ......................................................... 111

E. Kendala dan Upaya Mengatasinya .................................................... 113

F. Diskusi Hasil Penelitian .................................................................... 114

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 122

A. Kesimpulan ........................................................................................ 122

B. Rekomendasi .................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 125

LAMPIRAN

Page 13: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Struktur Kurikulum MTs ......................................................................... 5

Tabel 1.1 Jumlah Siswa dan Peserta Ekstrakurikuler Robotika ............................... 9

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 39

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara ............................................................................... 42

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner ................................................................................. 43

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Observasi ................................................................................. 43

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Dokumen .................................................................................. 45

Tabel 3.6 Kriteria Evaluasi ...................................................................................... 47

Tabel 4.1 Peserta Ekstrakurikuler Robotika MTs Negeri 1 Kota Tangerang

Selatan ...................................................................................................... 54

Tabel 4.2 Daftar Instruktur Robotika MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan ........ 56

Tabel 4.3 Daftar Prestasi Peserta Ekstrakurikuler Robotika Tingkat Nasional ....... 93

Tabel 4.4 Daftar Prestasi Peserta Ekstrakurikuler Robotika Tingkat Internasional . 94

Tabel 4.5 Kendala dan Upaya Mengatasinya ......................................................... 113

Tabel 4.6 Kesesuaian Pelaksanaan Program .......................................................... 118

Page 14: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Evaluasi CIPP ........................................................................ 34

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 37

Gambar 4.1 Struktur Organisasi MTsN 1 Kota Tangerang Selatan ...................... 51

Diagram 4.1 Jenis Kelamin Guru MTsN 1 Kota Tangerang Selatan ..................... 52

Diagram 4.2 Lulusan Guru MTsN 1 Kota Tangerang Selatan ............................... 53

Diagram 4.3 Perkenalan Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika ................................ 69

Diagram 4.4 Rekrutmen Peserta Ekstrakurikuler Robotika ................................... 70

Diagram 4.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika .................. 71

Diagram 4.6 Ruang Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika ....................................... 72

Diagram 4.7 Alat yang Digunakan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika ..... 73

Diagram 4.8 Bahan yang Digunakan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika .. 74

Diagram 4.9 Instruktur Menjelaskan Tujuan Kegiatan .......................................... 76

Diagram 4.10 Instruktur Menjelaskan Target Kegiatan ........................................... 76

Diagram 4.11 Instruktur Melakukan Persiapan Sebelum Kegiatan ......................... 77

Diagram 4.12 Instruktur Memberikan Contoh Saat Menjelaskan Materi ................ 78

Diagram 4.13 Instruktur Memantau Kemajuan Peserta ........................................... 78

Diagram 4.14 Peserta Diberikan Waktu untuk Diskusi ........................................... 80

Diagram 4.15 Keikutsertaan Peserta dalam Kompetisi ............................................ 81

Diagram 4.16 Instruktur Memberikan Tugas ........................................................... 83

Diagram 4.17 Instruktur Memberikan Penilaian secara Objektif ............................ 84

Diagram 4.18 Instruktur Melibatkan Peserta dalam Penilaian ................................. 85

Diagram 4.19 Pelaksanaan Kompetisi untuk Meningkatkan Kemampuan .............. 86

Diagram 4.20Pelaksanaan Ujian .............................................................................. 87

Diagram 4.21Peningkatan Kemampuan Komunikasi .............................................. 88

Diagram 4.22 Peningkatan Kreatifitas ..................................................................... 89

Diagram 4.23 Peningkatan Kemampuan Kerja Sama .............................................. 90

Diagram 4.24 Peningkatan Kedisiplinan ................................................................. 90

Diagram 4.25 Ekstrakurikuler Robotika sebagai Sarana Pengembangan Minat ..... 91

Diagram 4.26 Ekstrakurikuler Robotika sebagai Sarana Pengembangan Bakat ...... 92

Diagram 4.27 Ekstrakurikuler Robotika Meningkatkan Prestasi Non-akademik .... 94

Page 15: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah negara yang ingin maju tentu harus melakukan perubahan di berbagai

bidang. Apalagi saat ini, ketika Indonesia tengah menghadapi era revolusi industri 4.0

dimana persaingan kian ketat. Salah satu perubahan itu bisa terbentuk dengan

perbaikan sumber daya manusia. Era Revolusi Industri 4.0 tengah dirasakan oleh

seluruh masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Internet of Things (IoT) sangat

diperlukan pada era sekarang karena pengaruh internet sudah menjalar dimana-mana.

Tidak lupa dengan Artificial Intelegence (AI) yang sebagian orang mengkhawatirkan

keberadaannya.

Lee et al (2013 : 38-41) menjelaskan industri 4.0 ditandai dengan peningkatan

digitalisasi manufaktur yang didorong oleh empat faktor: 1) peningkatan volume data,

kekuatan komputasi, dan konektivitas; 2) munculnya analisis, kemampuan, dan

kecerdasan bisnis; 3) terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin;

dan 4) perbaikan instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D

printing.

Saat ini, revolusi industri keempat (4.0) mengubah ekonomi, pekerjaan, dan

bahkan masyarakat itu sendiri. Hakikat Industri 4.0, merupakan penggabungan

teknologi fisik dan digital melalui analitik, kecerdasan buatan, teknologi kognitif,

dan Internet of Things (IoT) untuk menciptakan perusahaan digital yang saling terkait

dan mampu menghasilkan keputusan yang lebih tepat.

Perusahaan digital dapat berkomunikasi, menganalisis, dan menggunakan data

untuk mendorong tindakan cerdas di dunia fisik. Singkatnya, revolusi ini menanamkan

teknologi yang cerdas dan terhubung tidak hanya di dalam perusahaan, tetapi juga

kehidupan sehari-hari kita. World Economic Forum (WEF) menyebut Revolusi

Industri 4.0 adalah revolusi berbasis Cyber Physical System yang secara garis besar

merupakan gabungan tiga domain yaitu digital, fisik, dan biologi. Ditandai dengan

munculnya fungsi-fungsi kecerdasan buatan (artificial intelligence), mobile super

computing, intelligent robot, self-driving cars, neuro-technological brain

enchancements, era big data yang membutuhkan kemampuan cybersecurity, era

pengembangan biotechnology dan genetic editing (manipulasi gen).

Hermann et al (2016) menambahkan, ada empat desain prinsip industri 4.0.

Pertama, interkoneksi (sambungan) yaitu kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan

orang untuk terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui Internet of Things

(IoT) atau Internet of People (IoP). Prinsip ini membutuhkan kolaborasi, keamanan,

dan standar. Kedua, transparansi informasi merupakan kemampuan sistem informasi

untuk menciptakan salinan virtual dunia fisik dengan memperkaya model digital

dengan data sensor termasuk analisis data dan penyediaan informasi. Ketiga, bantuan

teknis yang meliputi; (a) kemampuan sistem bantuan untuk mendukung manusia

dengan menggabungkan dan mengevaluasi informasi secara sadar untuk membuat

keputusan yang tepat dan memecahkan masalah mendesak dalam waktu singkat; (b)

kemampuan sistem untuk mendukung manusia dengan melakukan berbagai tugas yang

tidak menyenangkan, terlalu melelahkan, atau tidak aman; (c) meliputi bantuan visual

dan fisik. Keempat, keputusan terdesentralisasi yang merupakan kemampuan sistem

Page 16: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

2

fisik maya untuk membuat keputusan sendiri dan menjalankan tugas seefektif

mungkin.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan bahwa paradigma

pembelajaran abad 21 menekankan pada kemampuan peserta didik dalam mencari tahu

dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan kerjasama serta

berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah (Litbang Kemdikbud, 2013). Adapun

penjelasan mengenai framework pembelajaran abad ke-21 menurut (BSNP:2010)

adalah sebagai berikut: (a) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah

(Critical-Thinking and Problem-Solving Skills), mampu berfikir secara kritis, lateral,

dan sistemik, terutama dalam konteks pemecahan masalah; (b) Kemampuan

berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills), mampu

berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak; (c)

Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and Innovation Skills), mampu

mengembangkan kreativitas yang dimilikinya untuk menghasilkan berbagai terobosan

yang inovatif; (d) Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and

Communications Technology Literacy), mampu memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi untuk meningkatkan kinerja dan aktivitas sehari-hari; (e) Kemampuan

belajar kontekstual (Contextual Learning Skills) , mampu menjalani aktivitas

pembelajaran mandiri yang kontekstual sebagai bagian dari pengembangan pribadi,

dan (f) Kemampuan informasi dan literasi media, mampu memahami dan

menggunakan berbagai media komunikasi untuk menyampaikan beragam gagasan dan

melaksanakan aktivitas kolaborasi serta interaksi dengan beragam pihak.

Untuk menghadapi pembelajaran di abad 21, setiap orang harus memiliki

keterampilan berpikir kritis, pengetahuan dan kemampuan literasi digital, literasi

informasi, literasi media dan menguasai teknologi informasi dan komunikasi

(Frydenberg & Andone, 2011). Pendidikan setidaknya harus mampu menyiapkan anak

didiknya menghadapi tiga hal: a) menyiapkan anak untuk bisa bekerja yang

pekerjaannya saat ini belum ada; b) menyiapkan anak untuk bisa menyelesaikan

masalah yang masalahnya saat ini belum muncul, dan c) menyiapkan anak untuk bisa

menggunakan teknologi yang sekarang teknologinya belum ditemukan. Sungguh

sebuah pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi dunia pendidikan.

Dalam penjelasannya, Prof. Ali Ghufron Mukti selaku Dirjen Sumber Daya Ilmu

Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kementrian riset teknologi dan

pendidikan tinggi mengatakan bahwa bukan tidak mungkin jika Sumber Daya Manusia

(SDM) tergantikan oleh robot (UB, 2018, para.1). Dari kaitannya dengan aspek

Pendidikan, para calon pekerja dalam bidang tersebut harus melatih keahlian sejak dini

sejalan dengan era revolusi industri 4.0.

Untuk mendapatkan SDM yang kompetitif dalam industri 4.0, kurikulum

pendidikan harus dirancang agar luarannya mampu menguasai literasi baru. Luaran

tersebut diantaranya adalah literasi data, yaitu kemampuan membaca, menganalisis dan

memanfaatkan informasi big data dalam dunia digital. Selain itu literasi teknologi

adalah memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi. Terakhir adalah literasi

manusia, humanities, komunikasi dan desain yang bertujuan agar manusia dapat

berfungsi dengan baik di lingkungan yang semakin dinamis (UB, 2018, para.7).

Literasi big data, literasi teknologi, dan literasi humanities inilah yang harus dikuasai

oleh SDM agar mampu bersaing di era digital saat ini.

Revolusi industri 4.0 sedang dan telah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu.

Kekhawatiran akan perubahan struktur kerja telah muncul dan menghantui tenaga

Page 17: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

3

kerja saat ini. Padahal perubahan akibat revolusi industri 4.0 pun akan sangat

berdampak pada angkatan kerja pada generasi berikutnya. Berbagai kondisi dan

pekerjaan yang tidak dapat dibayangkan saat ini, akan terjadi di masa depan. Serta

terdapat kondisi-kondisi yang baru yang belum dialami generasi sebelumnya, hal ini

perlu menarik perhatian stakeholder pendidikan dan pemerintah. Tujuannya agar dapat

mengantisipasi perubahan tersebut dan mempersiapkan anak-anak saat ini untuk

menghadapi masa depan.

Studi menunjukkan bahwa 65% dari pendidikan dasar saat ini sudah tidak sesuai

dengan pekerjaan yang tersedia. Bahkan diproyeksikan pekerjaan yang disiapkan

untuk anak-anak saat ini akan hilang di masa depan. Hal ini menunjukkan adanya

kesenjangan antara pendidikan dan kebutuhan kapasitas di masa depan (Forbil, 2018,

para.6). Oleh karena itu terdapat berbagai hal yang perlu dilakukan untuk

mempersiapkan anak-anak saat ini menghadapi revolusi industri 4.0. Terdapat

beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, melakukan transformasi ekosistem

pendidikan. Berbagai aspek dalam sistem pendidikan perlu mempersiapkan anak-anak

untuk ekosistem dunia industri 4.0. Adaptasi tersebut perlu dipersiapkan mulai dari

pendidikan dasar, bahkan pendidikan usia dini. Selanjutnya kurikulum dan tenaga

pendidik perlu beradaptasi pula. Dunia pendidikan perlu memberikan gambaran yang

sebenarnya dari kondisi masa depan, khususnya dunia kerja. Oleh karena itu

penggunaan teknologi digital perlu menjadi dasar proses pendidikan. Selain itu,

terdapat aspek penting untuk dikembangkan, yaitu pendidikan kejuruan, keterbukaan

pendidikan untuk melakukan inovasi, kritis, dan pengembangan konsep dan

implementasi lifelong learning.

Strategi kedua yang perlu dikembangkan adalah memfasilitasi transisi menuju

dunia kerja yang baru. Saat ini terjadi perbedaan pendapat dan muncul berbagai

pandangan tentang bagaimana dampak revolusi industri 4.0 terhadap kondisi kerja.

Dibutuhkan dukungan kebijakan dan program di bidang pendidikan untuk

mengantisipasi perubahan yang akan terjadi. Ada beberapa upaya praktis yang dapat

dilakukan, seperti menemukenali model-model kerja yang ada saat ini dan berbagai

model yang akan bertahan dan tidak. Selanjutnya memperbaharui sistem perlindungan

sosial untuk memastikan setiap orang akan mendapatkan jaminan kesejahteraan.

Selanjutnya di bidang pendidikan, perlu ada program reskilling dan pelayanan bagi

tenaga kerja untuk memperbaharui pengetahuan dan keahliannya.

Perlu dibenahi sistem pendidikan yang ideal untuk mempersiapkan anak-anak saat

ini untuk bersaing di era industri 4.0, salah satunya dengan intervensi terhadap sistem

pendidikan yang perlu dilakukan sejak dini. Orang tua dan sekolah perlu

memperhatikan aspek tersebut sebagai dasar pengembangan anak, khususnya pada

pendidikan dasar.

Kurikulum di pendidikan pun harus mengikuti dinamika industri. Teknologi dan

model bisnis terus berkembang. Agar anak-anak saat ini mampu mengikuti

perkembangan tersebut, maka materi yang diajarkan di sekolah harus mengikuti

perkembangan di dunia kerja. Hal ini telah menjadi kebutuhan. Contohnya yaitu

Finlandia, yang juga menjadi salah satu negara dengan pendidikan terbaik di dunia.

Finlandia melakukan pembaharuan terhadap kurikulumnya secara rutin. Tujuannya

untuk mengakomodasi perkembangan.

Dunia pendidikan membutuhkan generasi penerus yang memiliki kreatifitas tinggi

mengingat perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin pesat. Namun di

sekolah-sekolah pengenalan terhadap IPTEK belum maksimal. Bahkan dalam 5 tahun

Page 18: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

4

terakhir mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai mata

pelajaran yang menunjang dalam pemahaman teknologi di sekolah sempat dihapus

dalam kurikulum 2013. Mata pelajaran TIK diintegrasikan ke dalam mata pelajaran

lain, tidak berdiri sendiri menjadi sebuah mata pelajaran. Hal tersebut disahkan dalam

PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam PP tersebut menunjukan

bahwa mata pelajaran TIK dihapus dalam struktur kurikulum sebagai sebuah mata

pelajaran. Padahal struktur kurikulum sebelum kurikulum 2013 yaitu kurikulum 2004

(KBK) dan kurikulum 2006 (KTSP), mata pelajaran TIK ada walau hanya sebagai

muatan lokal (mulok). Hal ini membuat peserta didik kesulitan untuk mempelajari

teknologi secara khusus di sekolah.

Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryadi dkk., ada sebanyak

46% peserta didik tidak setuju dengan penghapusan mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Kurikulum 2013. Mata pelajaran TIK

dihapuskan dan diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran. Walaupun tidak semua

peserta didik memiliki komputer dan mengerti cara mengoperasikannya, sehingga

hanya di sekolah satu-satunya cara untuk belajar. Tetapi, jika pada Kurikulum 2013

pelajaran TIK dihapuskan maka anak-anak menjadi akan semakin gagap teknologi

(gaptek). Hal inilah yang membuat kurikulum pendidikan di Indonesia tidak relevan

dengan kebutuhan masyarakat.

Namun kegelisahan tersebut akhirnya dijawab pemerintah (Kemendikbud). Di

akhir Desember 2018, Muhajir Effendi selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

membuat gebrakan dengan menganulir kebijakan lama dan mengeluarkan 2 kebijakan

penting sehubungan dengan mata pelajaran TIK ini, yakni Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 36 Tahun 2018 dan

Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 (Hariawan, 2019). Permendikbud Nomor 36

tahun 2018, berisi tentang perubahan atas Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014

tentang Kurikulum 2013 SMA/MA. Yang mana pada Permendikbud 59 Tahun 2014

tidak lagi mencantumkan mapel TIK di jenjang SMA/MA. Maka sejak

diberlakukannya Permendikbud 36 tahun 2018, maka di jenjang SMA/MA mata

pelajaran TIK akan diberlakukan kembali. Namanya bukan lagi TIK tapi

informatika. Secara eksplisit tertulis di Permendikbud 36/2018, terdapat pasal

perubahan yakni Pasal 10A: “Pelaksanaan pembelajaran informatika sebagai mata

pelajaran pilihan dilaksanakan mulai tahun ajaran 2019/2020 sesuai kesiapan sekolah”.

Hal serupa juga diberlakukan di jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) yang

dituangkan dalam Permendikbud 37 Tahun 2018. Di sana tertulis, ada pasal tambahan

2A yang menyuratkan: Muatan Informatika pada SD/ MI digunakan sebagai alat

pembelajaran dan atau dipelajari melalui ekstrakurikuler dan atau muatan lokal.

Sedangkan untuk jenjang SMP/ MTs diberlakukan kembali mata pelajaran TIK dengan

nama informatika. Gebrakan ini patut diapresiasi karena terbitnya Permendikbud 36

tahun 2018 dan 37 Tahun 2018 adalah langkah tepat dan konkret untuk memenuhi

kebutuhan dasar peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya pada era

digital.

Dalam salinan lampiran 1 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor

35 tahun 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

nomor 58 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah menjelaskan tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Struktur Kurikulum SMP/MTs terdiri atas

Page 19: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

5

mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Khusus

untuk MTs, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh

Kementerian Agama. Untuk mata pelajaran Prakarya dan mata pelajaran Informatika,

sekolah dapat menyelenggarakan salah satu atau kedua mata pelajaran tersebut. Peserta

didik dapat memilih salah satu mata pelajaran yaitu Prakarya atau Informatika yang

disediakan oleh sekolah. Struktur kurikulum MTs adalah sebagai berikut (KMA N0.

184 tahun 2019):

Tabel 1.1

Struktur Kurikulum MTs

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Perpekan

Kelompok A VII VIII IX

1 Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur‟an Hadis 2 2 2

b. Akidah Akhlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3

3 Bahasa Indonesia 6 6 6

4 Bahasa Arab 3 3 3

5 Matematika 5 5 5

6 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5

7 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

8 Bahasa Inggris 4 4 4

Kelompok B

1 Seni Budaya 3 3 3

2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3 3

3 Prakarya dan/atau Informatika 2 2 2

4 Muatan Lokal - - -

Jumlah 46 46 46

Keterangan

1. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang

muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.

2. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang

muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi

dengan muatan/konten lokal.

3. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang

berdiri sendiri.

4. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 (empat puluh) menit.

5. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dapat memuat

konten lokal.

6. Untuk Mata Pelajaran Prakarya dan/atau Mata Pelajaran Informatika, satuan

pendidikan menyelenggarakan salah satu atau kedua mata pelajaran tersebut.

Peserta didik dapat memilih salah satu mata pelajaran yaitu Mata Pelajaran

Page 20: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

6

Prakarya atau Mata Pelajaran Informatika yang disediakan oleh satuan

pendidikan.

7. Muatan Lokal dapat memuat Bahasa Daerah dan/atau kearifan lokal atau

mata pelajaran lain yang menjadi kekhasan/keunggulan madrasah terdiri atas

maksimal 3 (tiga) mata pelajaran dengan jumlah maksimal 6 (enam) jam

pelajaran.

Kembalinya TIK menjadi mata pelajaran dinilai tak akan berjalan mulus dan tak

bisa serentak di semua sekolah oleh pengamat pendidikan dari Eduspec Indonesia

Indra Charismiadji. Sarana dan prasarana pendukung terlebih dahulu harus dibangun

oleh pemerintah. Kemungkinan hanya sekolah yang berada di kota besar yang

langsung siap menggelar mapta pelajaran Informatika (Pikiran Rakyat, 3 September

2018). “Sambil menyiapkan sarana dan prasarana, juga tenaga pendidik yang

mengampu mata pelajaran tersebut. Secara konsep, masuknya Informatika ke dalam

kurikulum sudah siap. Namun ada keraguan dari pihak Kemendikbud terkait kesiapan

sekolah itu sendiri. Terutama dari sisi sarana dan prasarana komputer, dan kesiapan

gurunya,” kata Indra. Selama ini pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer

(UNBK) saja, masih ada sekolah yang harus menumpang ke sekolah lain. Selain itu,

kompetensi guru Informatika juga harus ditingkatkan melalui beragam pelatihan.

Berdasarkan data Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 2014, misalnya,

dari 1,3 juta guru peserta uji kompetensi, hanya 30 persen yang telah melek

teknologi (Harian Nasional, 2015). Bahkan Kepala Pusat Teknologi Informasi dan

Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Kapustekkom) Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Gogot Suharwoto mengatakan hanya 40 persen guru yang siap dengan

teknologi. Jumlah itu berdasarkan populasi guru nonteknologi informasi dan

komunikasi (TIK) (Liputan6.com, 2018).

Bahkan Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa guru yang

mempunyai kualifikasi di bidang TIK, untuk semua jenjang pendidikan hanya sebesar

10,10 persen. Berdasarkan jenjang pendidikan SMA dan sederajat lebih besar yaitu

14,43 persen, diikuti SMP dan sederajat sebesar 11,33 persen, lalu SD dan sederajat

sebesar 6,90 persen. Berdasarkan status sekolah, sekolah swasta lebih banyak guru

yang mempunyai kualifikasi di bidang TIK yaitu 12,43 persen dibandingkan sekolah

negeri hanya 8,73 persen (BPS, 2018:17). Data tersebut menunjukkan bahwa masih

banyak guru di Indonesia yang kurang menguasai teknologi. Padahal, kemampuan

guru menguasai teknologi informasi sangat berhubungan dengan upaya adaptasi

terhadap peserta didik. Hal itu karena peserta didik telah terpapar sajian teknologi.

Guru harus terus belajar dan selalu mengembangkan diri. Karena dengan

keberadaan internet, guru akan ditinggalkan jika tidak menguasai teknologi. Jadi

kemungkinan pelaksanaan mata pelajaran informatika tidak diwajibkan di semua

sekolah terlebih dahulu sambil mempersiapkan guru yang akan mengajar agar mampu

mengampu mata pelajaran ini. Perkembangan teknologi informasi belum disambut

kemampuan oleh tenaga pengajar.

Dalam hal ini pendidikan melalui ekstrakurikuler juga memiliki peranan yang

tidak kalah penting. Pendidikan ini berfungsi untuk membantu peserta didik untuk

memaksimalkan potensi dan bakatnya yang mungkin belum seluruhnya bisa diperoleh

melalui jam pelajaran di sekolah. Program ekstrakurikuler dapat membentuk

kepribadian peserta didik menjadi terampil dan terbiasa dengan suatu kegiatan.

Program ekstrakurikuler dapat membiasakan peserta didik terampil mengorganisasi,

Page 21: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

7

mengelola, menambah wawasan, memecahkan masalah, sesuai karakteristik

ekstrakurikuler yang diikutinya.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh

peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di

bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan sebagaimana telah diamanatkan

dalam Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada

Pendidikan Dasar dan Menengah pasal 1 ayat 1. Peserta didik yang ikut serta dalam

kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan oleh satuan pendidikan tergantung pada

bakat, minat dan kebutuhan peserta didik. Program ekstrakurikuler menjadi salah satu

kegiatan yang memiliki peran penting untuk pembinaan peserta didik.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arief Yuri (2009), ekstrakurikuler sangat

penting dalam pendidikan nilai karena dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik

terlibat secara aktif dalam kegiatan tersebut dan mendapatkan pengalaman secara

langsung sehingga pendidikan nilai didapatkan melalui aktivitas kegiatan

ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan

juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pengembangan diri peserta

didik.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikatakan berhasil jika dapat mengembangkan

bakat dan minat peserta didik secara baik dan memperluas wawasan peserta didik

sehingga dapat menghasilkan prestasi pada kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh

peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler juga dilaksanakan sebagai bentuk pemenuhan

hak peserta didik dalam pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat dan kemampuannya.

Dengan demikian, sekolah diwajibkan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.

Melalui kegiatan ekstrakurikuler nantinya peserta didik diharapkan bisa melatih

dirinya agar benar-benar mampu memerankan dirinya dalam kehidupan sosial, sesuai

dengan kapasitasnya sebagai insan terpelajar, dan jika benar-benar digalakkan sesuai

esensinya, semua jenis ekstrakurikuler mengarah pada apresiasi berbagai pengetahuan

yang diserap peserta didik. Dalam hal ini, pendidikan di sekolah dan di luar sekolah,

serta pendidikan dalam keluarga maupun di luar keluarga harus bersinergi (Sidi, 2013).

Di samping itu, melalui kegiatan ekstrakurikuler peserta didik akan mempunyai ruang

yang lebih luas untuk memberdayakan dan mengembangkan minat serta bakat yang

dimilikinya.

Saat ini, robotika merupakan hal yang dianggap penting di bidang teknologi.

Robotika memiliki peranan yang penting terhadap daya saing bangsa sehingga

pengenalan robotika terhadap peserta didik perlu dilakukan. Pendidikan robotika

adalah salah satu cara untuk mewadahi peserta didik dalam mempelajari teknologi,

yaitu dengan menjadikannya salah satu bidang ekstrakurikuler di sekolah. Pengenalan

dan pelatihan merakit serta memprogram robot bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi

peserta didik dalam mempelajari teknologi. Dengan adanya pendidikan robotika,

peserta didik tidak hanya sekedar bermain robot saja, tetapi juga belajar membuat

robot dan teknik-teknik pemrogramannya yang dapat membuat peserta didik menjadi

kreatif dan imajinatif.

Sebagai masyarakat yang mayoritas muslim dan sedang giat membangun untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sudah seharusnya kita memahami imtaq

maupun sainstek dengan berpegang teguh pada nilai-nilai budaya bangsa yang

bercirikan khas Islam. Dengan bermodalkan sumber daya manusia yang

berkeunggulan inilah masyarakat muslim mampu berperan di garis depan dalam upaya

mengembangkan sains dan eknologi dalam upaya pembangunan yang semakin merata

Page 22: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

8

pada era global ini. Sejarah sains sulit diungkapkan karena terbatasnya informasi yang

menunjang. Salah satu sumber yang dapat dipedomani adalah Al-Qur‟an:

ؤلء آء ى ثؤسأ جـ ئكة فقبل أ ه ب ثى عزضىأ عهى ٱنأ آء كه سأ عهى ءادو ٱلأ إ كتىأ

﴿ دقي تآ إك أث ٱنأعهيى ٱنأحكيى ﴿﴾ ١٣ص أ ك ل عهأى نآ إل يب عه ﴾١٣قبنا سجأح

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,

kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah

kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!".

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa

yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha

Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS Al-Baqarah: 31-32).

Ternyata sesuai dengan ayat ini manusia mempunyai pengetahuan lebih luas dan

mereka benar-benar sudah mengetahui bentuk segala sesuatu yang hidup dan yang

mati. Suatu kewajiban kita untuk terus menggali sains dan teknologi agar dapat

digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup umat manusia (Jumin, 2012:11). Dunia

tanpa batas sekarang ini mengisyaratkan umat Islam harus peka dan tanggap terhadap

isu-isu aktual dan faktual yang berlangsung hari ini. Kemajuan sains dan teknologi

yang begitu cepat perlu diselaraskan dengan pemahaman agama dan disesuaikan

dengan nilai sosial dan budaya yang ada. Mempelajari hal tersebut perlu dilakukan

sejak dini, salah satunya melalui pendidikan di madrasah.

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

mengarahkan perhatiannya terhadap perkembangan teknologi baru yang inovatif

seperti robot, yang dapat diajarkan kepada para peserta didik di madrasah. MTs Negeri

1 Kota Tangerang Selatan memiliki visi “Terselenggaranya layanan prima untuk

membentuk insan religius, berprestasi nasional, dan berwawasan global”. Demi

mencapai visi tersebut MTsN 1 Kota Tangerang Selatan menjalankan misinya dengan

meningkatkan pembinaan dan pengembangan kecakapan global. Salah satu cara yang

dilakukan yaitu dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler di bidang robotika.

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler robotika

sejak tahun 2013. Namun, tenaga pendidik di madrasah yang berkompeten dalam

bidang robotika jumlahnya sangat minim. Sehingga madrasah menganggap perlu

adanya tenaga pendidik yang didatangkan dari luar madrasah untuk dijadikan

instruktur dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika. Oleh karena itu, MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan bekerjasama dengan salah satu lembaga kursus robotika di

Tangerang Selatan sebagai penyedia instrukturnya.

Ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan merupakan salah

satu ekstrakurikuler yang banyak diminati oleh peserta didik. Pada tahun ajaran

2019/2020 jumlah peserta ekstrakurikuler robotika mencapai 64 peserta didik. Bahkan

di tahun ajaran sebelumnya, untuk dapat mengikuti ekstrakurikuler robotika peserta

didik diharuskan mengikuti seleksi. Berikut jumlah siswa dan peserta ekstrakurikuler

robotika selama 3 tahun terakhir.

Page 23: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

9

Tabel 1.2

Jumlah Siswa dan Peserta Ekstrakurikuler Robotika

No. Tahun Ajaran Jumlah Siswa MTsN 1

Kota Tangerang Selatan

Jumlah Peserta

Ekstrakurikuler Robotika

1. 2017 – 2018 972 70

2. 2018 – 2019 967 76

3. 2019 – 2020 984 76

Jumlah peserta ekstrakurikuler yang terdapat pada tabel di atas merupakan jumlah

peserta setelah melalui tahap seleksi. Peserta ekstrakurikuler robotika dibagi menjadi

dua rombongan belajar. Pembatasan kuota diberlakukan oleh pihak madrasah

dikarenakan pihak madrasah belum dapat memfasilitasi seluruh peserta yang berminat.

Media dalam pembelajaran robotika yang dimiliki oleh madrasah jumlahnya terbatas.

Keterbatasan media dalam pembelajaran robotika yang dimiliki oleh madrasah

disebabkan oleh mahalnya harga peralatan robotika yang digunakan dalam

pembelajaran.

Pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika pembelajaran berkonsentrasi

pada perakitan dan pemrograman robot. Dalam pembelajaran, peserta didik ditargetkan

untuk menciptakan alat yang dapat diterapkan dan memudahkan dalam kehidupan

sehari-hari. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotika terdiri dari

peserta didik kelas VII dan kelas VIII.

Kemampuan peserta didik MTsN 1 Kota Tangerang Selatan di bidang robotika

berkembang cukup pesat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang diraih

oleh peserta didik MTsN 1 Kota Tangerang Selatan, tidak hanya prestasi di tingkat

nasional, namun juga prestasi di tingkat internasional. Pada Agustus 2019 peserta didik

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan meraih juara empat kategori creative robot tingkat

internasional yang diselenggarakan di Korea Selatan. Pada tahun sebelumnya peserta

didik MTsN 1 Kota Tangerang Selatan juga meraih prestasi di kategori yang sama

pada kompetisi robotika internasional yang diadakan di Beijing, Tiongkok. Dan masih

banyak lagi prestasi yang telah diraih peserta didik dalam kompetisi robotika. Hal ini

dapat menjadi salah satu keunggulan madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam.

Banyaknya peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler robotika diharapkan

sebagai salah satu cara dalam meningkatkan pendidikan di bidang teknologi bagi

generasi muda. Dengan terselenggaranya kegiatan ekstrakurikuler robotika di berbagai

sekolah, ini menandakan bahwa pihak madrasah memang peduli betapa pentingnya arti

pendidikan di bidang teknologi di era revolusi industri saat ini, namun di sisi lain perlu

adanya perhatian mengenai penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler robotika.

Apabila tidak diikuti dengan penyelenggaraan kegiatan yang baik, maka tidak akan

menunjukkan hasil yang optimal.

Selama ekstrakurikuler robotika diselenggarakan, MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan belum pernah melakukan evaluasi secara khusus untuk mengukur seberapa

optimal kegiatan ekstrakurikuler terselenggara. Sebagai salah satu ekstrakurikuler yang

memiliki kemajuan cukup pesat dan banyak meraih prestasi, ekstrakurikuler robotika

di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan membutuhkan evaluasi mengenai

penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler, yang nantinya akan menjadi tolok ukur

seberapa pencapaian ekstrakurikuler robotika. Maka sangat diperlukan penelitian untuk

mengevaluasi pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika di MTs Negeri 1 Kota

Page 24: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

10

Tangerang Selatan. Dengan baiknya pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika,

diharapkan semakin banyak peserta didik yang tertarik dengan teknologi, dan nantinya

akan semakin banyak peserta didik yang siap menghadapi era revolusi industri 4.0.

Dari sekian banyak model evaluasi, terdapat salah satu model evaluasi yang

berbasis manajemen. Model evaluasi ini diajukan oleh Daniel L. Stufflebeam et. al.

pada Komite Pengkajian Nasional Phi Delta Kappa (Ansyar, 2015:486). Model ini

dikenal dengan “the CIPP Model”, akronim dari Context, Input, Process, dan Product.

Evaluasi konteks merupakan bagian awal dari program evaluasi yang fokus pada

kajian lingkungan program. Evaluasi input bertujuan untuk memperoleh informasi dan

menyajikan keterangan yang mendasari penetapan cara-cara pemanfaatan sumber daya

untuk mencapai tujuan terealisasi. Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dilakukan

untuk menetapkan kesesuaian antara kegiatan yang direncanakan dan yang

dilaksanakan. Terakhir adalah evaluasi produk yang fokus pada pengumpulan data

untuk menentukan apakah program yang dilaksanakan menghasilkan pembelajaran

bagi peserta didik yang sesuai dengan desain yang direncanakan.

Model CIPP dianggap model evaluasi yang komprehensif, khususnya pada bidang

kurikulum. Alasannya ialah karena model CIPP tidak hanya fokus pada evaluasi

produk (sumatif) saja, tetapi juga pada evaluasi formatif yang mencakup evaluasi

konteks, evaluasi input, dan evaluasi proses. Selain itu model CIPP merupakan suatu

proses yang berkelanjutan dengan tekanan terutama pada evaluasi formatif daripada

evaluasi sumatif saja (Ornstein & Hunkins, 1988:261; Miller & Seller, 1985:317).

Karena model evaluasi CIPP memandang evaluasi sebagai proses berkelanjutan, model

ini menetapkan tujuan, metode, dan saling kaitan antara tiap-tiap evaluasi dan

pengambilan keputusan dalam konteks perubahan untuk meningkatkan efektivitas

suatu program.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada Siswa MTs

Negeri 1 Kota Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut:

1. Indonesia tengah menghadapi era revolusi industri 4.0, namun kurikulum di

Indonesia belum mencukupi kebutuhan peserta didik dalam pemahaman teknologi,

hal ini ditandai dengan sempat dihapusnya mata pelajaran TIK dari Kurikulum

2013.

2. Masih banyak guru di Indonesia yang kurang menguasai teknologi.

3. MTsN 1 Kota Tangerang Selatan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler

robotika, namun tenaga pendidik yang menguasai bidang robotika sangat minim.

4. Banyaknya jumlah peminat kegiatan ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan, sedangkan media pembelajaran robotika yang dimiliki

madrasah jumlahnya terbatas.

5. MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan belum pernah melakukan evaluasi untuk

mengukur pencapaian kegiatan ekstrakurikuler robotika, karena apabila tidak

diikuti dengan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang baik, maka kegiatan

tersebut tidak akan memberikan hasil yang optimal bagi peserta didik.

Page 25: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

11

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan untuk membatasi penelitian agar

lebih fokus, maka penelitian dititikberatkan pada evaluasi program ekstrakurikuler

robotika di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan, dan model evaluasi yang

digunakan oleh peneliti adalah model evaluasi CIPP (Context, Input, Process,

Product).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas,masalah dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana konteks pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika di MTsN 1

Kota Tangerang Selatan?

2. Bagaimana input dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika di MTsN 1

Kota Tangerang Selatan?

3. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan?

4. Bagaimana produk yang dihasilkan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan?

5. Apa saja kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler

robotika dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengevaluasi konteks pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika di MTsN 1

Kota Tangerang Selatan.

2. Mengevaluasi masukan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan.

3. Mengevaluasi proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika di MTsN 1

Kota Tangerang Selatan.

4. Mengevaluasi produk yang dihasilkan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan.

5. Untuk mengetahui kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan program

ekstrakurikuler robotika dan merekomendasikan cara untuk mengatasi kendala

tersebut.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik

Sebagai bahan evaluasi bagi kegiatan ekstrakurikuler robotika sehingga

pelaksanaannya akan menjadi lebih optimal, yang nantinya akan berdampak pada

banyaknyapeserta didik yang tertarik dengan teknologi dan siap menghadapi era

revolusi industri 4.0.

2. Bagi Madrasah

Sebagai sarana penilaian pada penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler robotika

sehingga dapat menjadi masukan maupun bahan pertimbangan untuk

mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler robotika.

Page 26: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

12

3. Bagi peneliti

Sebagai sarana penerapan teori-teori pendidikan yang Peneliti pelajari ketika

perkuliahan dan semakin menambah wawasan pengetahuan peneliti tentang

evaluasi program yang terdapat di lembaga pendidikan.

Page 27: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

13

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kegiatan Ekstrakurikuler

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional). Sekolah menjadi tempat istimewa bagi penanaman nilai-nilai

dan laboratorium bagi latihan pelaksanaan nilai yang membantu mengembangkan

individu menjadi pribadi yang semakin utuh, menghayati kebebasan, dan bertanggung

jawab sebagai individu dan makhluk sosial.

لس حوا فى ٱلمج ا إذا قيل لكم تفس ها ٱلذين ءامنو أي لكم وإذا قيل ٱنشزوا ي فٱفسحوا يفسح ٱلل

بما تعمل ت وٱلل ٱلذين ءامنوا منكم وٱلذين أوتوا ٱلعلم درج ون خبير فٱنشزوا يرفع ٱلل

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah

dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.

Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan. (QS. Al-Mujadilah:11)

Pada ayat tersebut terdapat beberapa catatan sebagai berikut. Pertama, terkait

dengan kegiatan menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang berpusat pada

majelis ilmu, tempat dimana berkumpul para pakar untuk memanfaatkan kebebasan

akademik secara bertanggung jawab. Kedua, terkait dengan etika berada di dalam

majelis, yakni harus saling memberi akses kepada setiap orang yang akan ikut terlibat

dalam kegiatan ilmiah. Ketiga, bahwa ilmu dan iman harus disandingkan, dan bukan

dipertentangkan (Nata, 2018:58). Untuk itu patut ditelaah kegiatan apa yang akan

menjadi momen bagi peserta didik dalam sekolah yang dapat dijadikan locus

educationis pendidikan karakter di dalam lembaga pendidikan, antara lain sebagai

berikut.

Pertama, kegiatan intrakurikuler atau proses belajar mengajar di kelas merupakan

kegiatan utama sekolah. Sekolah diberi kebebasan memilih strategi, metode, dan

teknik-teknik pembelajaran dan pengajaran yang efektif, sesuai dengan karakteristik

mata pelajaran, peserta didik, guru, dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di

sekolah. Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan pengembangan diri yang

dilaksanakan sebagian besar di dalam kelas (Kunandar, 2007:177). Kegiatan

intrakurikuler tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar yang merupakan proses inti

yang terjadi di satuan pendidikan sebagai suatu lembaga pendidikan formal. Dengan

demikian, belajar diartikan sebagai suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang

dinyatakan dalam cara bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.

Tujuan proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat

membentuk dan mengubah struktur kognitif peserta didik, berhubungan dengan tipe

pengetahuan yang harus dipelajari dan harus melibatkan peran lingkungan sosial

Page 28: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

14

(Sanjaya, 2005). Secara umum, strategi pengajaran dan pembelajaran berpusat pada

peserta didik (student center). Yang dimaksud dengan pembelajaran berpusat pada

peserta didik adalah pembelajaran yang menekankan pada keaktifan belajar peserta

didik, bukan pada keaktifan mengajar guru. Oleh karena itu, cara-cara belajar peserta

didikaktif seperti active learning, cooperative learning, dan quantum learning perlu

diterapkan (Rohiat, 2010:65). Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam

menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif, dikarenakan guru yang banyak

menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Hal ini menuntut

perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar,

strategi belajar-mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola

proses belajar-mengajar.

Kedua, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh

peserta didik di luar jam belajar (Permendikbud No. 62 tahun 2014). Jadi, kegiatan

ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam

belajar kurikulum standar. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar peserta didik dapat

mengembangkan bakat, kepribadian, dan kemampuan di luar bidang akademik.

Kegiatan ini diadakan secara swadaya oleh pihak sekolah atau peserta didik untuk

merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler sendiri dapat

berbentuk kegiatan pengembangan kepribadian, olahraga, seni, dan kegiatan lain yang

positif untuk kemajuan peserta didik itu sendiri. Kegiatan ekstrakurikuler dapat

menemukan dan mengembangkan kegiatan peserta didik, serta memberikan manfaat

sosial yang besar dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerjasama

dengan orang lain. Di samping itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat memfasilitasi bakat,

minat, dan kreatifitas peserta didik yang berbeda-beda. Sebagaimana yang tercantum

dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 62

Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk

mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama dan

kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan

pendidikan nasional.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar jam mata pelajaran untuk

membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan

minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan

atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di

sekolah/madrasah (Depdiknas, 2007:213). Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam

rangka mengembangkan aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang

sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapannya yang

disesuaikan dengan kebutuhan hidup peserta didik maupun lingkungan sekitarnya

(Mulyono, 2010:186). Kegiatan ekstrakurikuler menjadi wadah yang disediakan oleh

sekolah untuk mengembangkan hobi, minat, bakat, kepribadian, dan kreatifitas peserta

didik yang dapat digunakan untuk menemukan talenta peserta didik (Badrudin,

2014:140). Kegiatan ekstrakurikuler tidak termasuk dalam ketentuan kurikulum,

namun kegiatan ini bersifat pedagogis dan akan menunjang tercapainya suatu tujuan

sekolah (Hamalik, 1992:128).

Saleh mendefinisikan bahwa program ekstrakurikuler merupakan kegiatan

pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan

pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembinaan peserta didik agar memiliki

kemampuan dasar penunjang (Saleh, 2006:70). Hal tersebut sejalan dengan yang

dikatakan oleh Sahertian (1994:32) yang mengungkapkan bahwa kegiatan

Page 29: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

15

ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran biasa

(termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan

tujuan untuk memperluas pengetahuan peserta didik mengenai hubungan antara

berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya

pembinaan manusia seutuhnya (Sahertian, 1994:132).

Berdasarkan berbagai penjelasan tentang ekstrakurikuler di atas, dapat

disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang dilaksanakan

diluar jam pelajaran dan diprogramkan oleh sekolah yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan potensi peserta didik sehingga peserta

didik dapat menyalurkan bakat, minat dan kemampuannya.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan alat dari pengalaman belajar peserta didik

dan memiliki nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian. Adapaun tujuan dari

kegiatan ekstrakurikuler sekolah menurut Seno (1991:8) yaitu:

1. Dapat meningkatkan pengetahuan baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor

peserta didik.

2. Mengembangkan minat dan bakat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi

yang positif.

3. Dapat mengenal, mengetahui, serta membedakan hubungan antara satu mata

pelajaran dengan mata pelajaran yang lain.

Dengan demikian, adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah diharapkan tidak hanya

sebagai sarana pengembangan minat dan bakat peserta didik, namun juga dapat

meningkatkan pengetahuan yang didapatkan oleh peserta didik di kelas.

Untuk mencapai tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler, satuan pendidikan harus

perpedoman pada prinsip antara lain (Mulyasa, 2003:38):

1. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat dan

minat, serta potensi masing-masing peserta didik.

2. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan

peserta didik dan diikuti secara sukarela.

3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang mengharuskan

adanya keikutsertaan peserta didik secara penuh.

4. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang

menggembirakan peserta didik.

5. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat

peserta didik untuk bekerja dengan baik.

6. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan

untuk kepentingan masyarakat.

Dengan berpedoman pada prinsip tersebut, diharapkan kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan di sekolah dapat mencapai tujuan dengan maksimal. Kegiatan

Ekstrakurikuler diselenggarakan tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan potensi,

bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik

secara optimal, namun juga dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan

nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Page 30: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

16

B. Robotika

Di era globalisasi saat sekarang ini kemajuan teknologi berkembang sangat pesat,

telah banyak diciptakan suatu teknologi baru yang dapat membantu pekerjaan

manusia. Salah satu bentuk dari berkembangnya teknologi tersebut adalah robot.

Secara umum robot didefenisikan sebagai sebuah piranti mekanik yang mampu

melakukan pekerjaan manusia atau berprilaku seperti manusia.

Robotika merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang struktur dan prinsip

kerja dari robot, mulai dari sensor robot, mekanik robot dan otak robot. Kemajuan

teknologi terus berkembang pesat sampai di berbagai bidang. Kemajuan teknologi

yang sedang berkembang saat ini identik dengan perkembangan teknologi otomasi dan

robotika.

Kata robot sudah tidak asing lagi didengar oleh kita. Kata robot berasal dari

bahasa Czech “robota” yang memiliki arti bekerja (Budiharto & Suhartono, 2014:280).

Robot adalah physical agent yang mengerjakan tugas dengan memanipulasi physical

world. Kata robot itu sendiri diperkenalkan ke publik oleh seorang penulis dari

Cekoslovakia yaitu Karel Capek dalam Rossum’s Universal Robots yang

dipublikasikan pada tahun 1920. Istilah robotics diawali oleh Isaac Asimov pada tahun

1941 pada cerita pendeknya yang bernuansa science-fiction dengan judul Liar

(Budiharto & Suhartono, 2014 : 266-267).

Penerapan robotika tidak lepas dari adanya Artificial Intelligence (AI). AI

merupakan bidang ilmu komputer yang mempunyai peran penting di era kini dan masa

akan datang. Bidang ini telah berkembang sangat pesat di 20 tahun terakhir seiring

dengan pertumbuhan kebutuhan akan perangkat cerdas pada industri rumah tangga

(Budiharto & Suhartono, 2014 : 2).

Kata intelligence berasal dari bahasa Latin intelligo yang berarti „saya paham‟.

Jadi, dasar dari intelligence adalah kemampuan memahami dan melakukan aksi.

Sebenarnya area AI bermula dari kemunculan komputer sekitar tahun 1940-an,

meskipun sejarah perkembangannya dapat dilacak hingga zaman Mesir Kuno

(Budiharto & Suhartono, 2014:3). Sebagian kalangan menerjemahkan AI sebagai

kecerdasan buatan, kecerdasan artifisial, intelijensia artifisial, atau intelijensia buatan.

Para ilmuwan memiliki dua cara pandang yang berbeda tentang AI. Yang pertama

adalah memandang AI sebagai bidang ilmu yang hanya fokus pada proses berpikir.

Sedangkan yang ke dua adalah memandang AI sebagai ilmu yang fokus pada tingkah

laku. Cara pandang ke dua dinilai memandang AI secara lebih luas, karena suatu

tingkah laku selalu didahului dengan proses berpikir (Suyanto, 2011:10).

Definisi AI yang paling tepat untuk saat ini adalah acting rationally dengan

pendekatan rational agent. Acting rationally merupakan cara melakukan aksi secara

rasional dengan menalar secara logis. Dengan menalar secara logis, maka bisa

didapatkan kesimpulan bahwa aksi yang diberikan akan mencapai tujuan atau tidak.

Jika mencapai tujuan, maka agent dapat melakukan aksi berdasarkan kesimpulan

tersebut (Suyanto, 2011:3). Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa komputer

dapat melakukan penalaran secara logis dan juga bisa melakukan aksi secara rasional

berdasarkan hasil penalaran tersebut. Dengan kata lain, komputer tersebut dapat

meniru kemampuan kecerdasan dan perilaku manusia.

Sejak pertama kali dikemukakan istilah AI pada tahun 1956 di konferensi

Darthmouth, AI terus dikembangkan melalui berbagai penelitian mengenai teori-teori

dan prinsip-prinsipnya. Perkembangan AI mengalami pasang surut mengikuti antusias

para peneliti dan dana penelitian yang tersedia. Pada periode 1966 sampai 1974,

Page 31: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

17

perkembangan AI melambat. Tetapi sejak tahun 1980, AI menjadi sebuah industri

yang besar dengan perkembangan yang sangat pesat. Banyak industri skala besar yang

melakukan investasi besar-besaran dalam bidang AI (Suyanto, 2011:10). Saat ini,

dengan semakin cepatnya perkembangan hardware dan software, berbagai produk AI

telah berhasil dibangun dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan teknologi

hardware yang performansinya semakin tinggi dan berukuran kecil serta didukung

teknologi software yang semakin beragam dan kuat, produk-produk berbasis AI

semakin dekat dengan kehidupan manusia.

Pada masa mendatang, AI ditantang untuk membuat suatu kecerdasan yang

hampir menyamai kecerdasan manusia. Ray Kurzweil memprediksi bahwa hal itu akan

mungkin terwujud melalui tahapan-tahapan prediksi yang dibuatnya secara bertahap

sampai sekitar tahun 2099 (Suyanto, 2011:10).

Hampir keseluruhan ilmu kecerdasan buatan pada akhirnya akan mengarah

kepada robotika. Kebanyakan penelitian di bidang neural network, natural language

processing, image recognition, speech recognition bertujuan pada penerapan teknologi

mereka ke dalam robot. Robot ini biasanya lebih banyak disebut sebagai robot

humanoid (Budiharto & Suhartono, 2014 : 266).

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa AI merupakan bidang ilmu

komputer yang mana dapat melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia,

juga dapat berpikir sesuai dengan yang diinginkan oleh manusia. Perkembangan

kecerdasan buatan ini sangat penting baik di masa kini maupun masa yang akan

datang. Hampir semua perangkat komputer dan perangkat elektronika canggih

menerapkan kecerdasan buatan untuk membuat system lebih handal. Di masa yang

akan datang, diperkirakan semua perangkat elektronika dan komputer menjadi jauh

lebih cerdas karena telah ditanamkan teknologi yang mempermudah kehidupan

manusia.

Perkembangan robotika telah mengalami kemajuan yang sangat mengagumkan

yang ditandai dengan pengembangan berbagai jenis robot yang digunakan dalam

bidang medis, penerbangan, konstruksi, pemindaian wilayah, pertanian, dan jasa

lainnya. Robot tidak harus berstruktur menyerupai manusia (humanoid). Namun, yang

jelas, robot ini diciptakan untuk memudahkan atau membant manusia melakukan

berbagai kegiatannya, termasuk juga kegiatan yang sangat berisiko bagi keselamatan

atau kesehatan penggunanya.

Di dunia penerbangan, terdapat pesawat tanpa awak yang digunakan untuk

berbagai keperluan. Di Inggris terdapat lembaga pengkajian teknologi penerbangan

yang bernama Autonomous System Technology Related Airborne Evaluation and

Assesment (ASTRAEA). Lembaga tersebut telah berhasil merancang dan menguji

sebuah pesawat penumpang yang terbang tanpa awak. Walaupun belum ada regulasi

yang mengatur penerbangan pesawat penumpang tanpa awak ini, tetapi penelitian tetap

dikembangkan. Bukan tidak mungkin, ke depannya, pesawat penumpang ini

benarbenar dapat dioperasikan tanpa pilot di pesawat (Prima, 2016:3).

“Robot” terbang lain yang berhasil diciptakan adalah sebuah robot berbentuk

burung, yang benar-benar bisa terbang layaknya seekor burung. Berbeda dengan robot

berbentuk burung yang telah ada, karya dari kelompok penelitian SK Gupta di

University of Maryland, Amerika Serikat ini, bisa melakukan gerakan terbang terbalik,

berputar, bahkan menyelam. Kemampuan ini dimungkinkan karena penggunaan

sejenis bahan nilon berkualitas tinggi dan micro controller yang mereka ciptakan dari

hasil penelitian selama 8 tahun. Robot ini dapat diaplikasikan dalam bidang pertanian

Page 32: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

18

untuk mengusir burung di ladang atau sebagai alat pemindai atau pemantau wilayah.

Menariknya, karena sangat mirip dengan burung sungguhan, dalam beberapa

“penerbangannya” robot yang diberi nama Robo Raven ini pernah diserang oleh

seekor elang, karena dianggap sebagai “musuh”.

Dalam dunia kedokteran, teknologi robot juga digunakan dalam memudahkan

proses penanganan medis. Seperti pembedahan dengan teknik robotik yang telah

berkembang sejak era 1980-an. Bahkan di Amerika Serikat penggunaan robot bedah

(robotic surgery) sudah sangat rutin dilakukan pada berbagai jenis tindakan

pembedahan seperti hysterectomy (angkat rahim), myomectomy (pengangkatan

myoma), radical prostatectomy (operasi kanker prostat) dan lain sebagainya (Prima,

2016:5). Dunia medis di Indonesia pun sudah mengadopsi teknologi robot. Dengan

menggunakan alat medis canggih seperti robot bedah, dokter dapat menjangkau

tempat-tempat yang sulit dijangkau jika hanya menggunakan teknologi laparoskopik

biasa. Salah satu terobosoan dalam teknologi dunia medis yang patut dicatat adalah

operasi bedah jantung dengan menggunakan robot yang dilakukan pertama kali di

akhir 1988. Saat itu, dr. Ralph Damiano di rumah sakit di Pennsylvania, Amerika

Serikat, melakukan operasi by-pass jantung pada 17 pasiennya. Penggunaan robot

dalam operasi bedah jantung ini ternyata mampu mengurangi dampak getaran tangan

para ahli bedah saat mengoperasi jantung dan bagian dalam tubuh lainnya.

1. Kategori Robot

Robot secara umum dapat diartikan sebuah sistem yang terdiri dari hardware

dan software yang dapat melakukan tugas tertentu dari manusia. Robot dirancang

oleh manusia untuk membantu bahkan menggantikan kegiatan manusia yang butuh

ketelitian dan beresiko tinggi. Kategori robot merupakan pembangunan jenis robot

baik berdasarkan bentuk fisik robot maupun berdasarkan cara mengendalikan

robot. Terdapat banyak sekali jenis robot yang dikembangkan, namun robot pada

umumnya terbagi menjadi tiga kategori, yaitu manipulator robot, mobile robot,

dan mobile manipulator.

a. Manipulator Robot

Secara fisik, lengan manipulator robot terhubung dengan workplace.

Misalnya, dalam sebuah jalur perakitan pada pabrik. Gerakan manipulator

biasanya mengikutsertakan rantai yang dikontrol oleh persendiannya. Hal ini

memungkinkan setiap robot untuk menempatkan effector-nya pada posisi

manapun di workplace-nya (Budiharto & Suhartono, 2014 : 267).

Manipulator robot merupakan tipe yang paling umum dalam industri

robot. Jumlah manipulator robot yang terinstalasi di dunia sekitar satu juta

unit. Beberapa mobile manipulator dan beberapa manipulator tersebut

digunakan untuk men-generate karya asli mereka. Robot jenis ini sering

dijumpai untuk menggantikan manusia, terutama dalam pekerjaan yang

repetitive (berulang-ulang), seperti adanya mesin-mesin otomatis di pabrik-

pabrik yang membantu proses produksi sebuah produk.

b. Mobile Robot

Jenis robot ini bergerak sesuai lingkungan menggunakan roda, lengan,

atau mekanisme lainnya. Mobile robot biasanya ditugaskan untuk

mengirimkan makanan di rumah sakit, memindahkan barang saat bongkar

Page 33: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

19

muat, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang sejenis (Budiharto & Suhartono, 2014

: 268). Contoh dari mobile robot antara lain:

1) Unmanned Ground Vehicle (kendaraan darat tanpa awak) atau UGV yang

dapat berjalan secara otomatis melewati jalan raya.

2) Planetary rover yang mengeksplorasi Mars dalam jangka waktu 3 bulan

pada tahun 1997.

3) Robot NASA yang berikutnya yaitu Mars ExplorationRover yang

mendarat pada tahun 2003 dan masih terus beroperasi hingga enam tahun

setelahnya.

4) Unmanned Air Vehicle (UAV) yang pada umumnya digunakan untuk

pengawasan, penyemprotan tanaman, dan operasi militer.

5) Autonomous Underwater Vehicle yang digunakan untuk mengeksplorai

lautan yang dalam.

Dengan demikian, mobile robot adalah konstruksi robot yang ciri

khasnya adalah mempunyai aktuator berupa roda untuk menggerakkan

keseluruhan badan robot tersebut, sehingga robot tersebut dapat melakukan

perpindahan posisi dari satu titik ke titik yang lain. Jenis robot ini mungkin

disukai bagi orang yang mulai mempelajari robot. Hal ini karena untuk

membuat mobile robot tidak memerlukan kerja fisik yang berat dan dapat

dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan seperti

triplek, akrilik, atau logam. Mobile robot dapat dibuat sebagai pengikut garis

(Line Follower) atau pengikut dinding (Wall Follower) ataupun pengikut

cahaya.

Pengembangan mobile robot telah dilakukan oleh beberapa anak bangsa

bahkan peserta didik sekolah pun telah mencoba untuk mengembangkan robot

ini untuk beberapa fungsi, diantaranya ada robot line follower, maze solving

dan beberapa bentuk lain yang lebih unik yang dapat dikembangkan dalam

kegiatan ekstrakurikuler robotika. Selain itu, beberapa perlombaan juga

diadakan untuk menguji sejauh mana anak-anak mampu untuk mendalami

ilmu robotika.

c. Mobile Manipulator

Tipe mobile manipulator mengombinasikan mobilitas dan manipulasi.

Robot humanoid menirukan bagian-bagian tubuh dari manusia. Mobile

manipulator dapat menggunakan effector-nya jauh lebih baik daripada yang

dapat dilakukan anchored manipulator. Namun pekerjaan mobile manipulator

dibuat lebih sulit karena tidak memiliki kekakuan seperti yang dimilik oleh

anchor(Budiharto & Suhartono, 2014 : 269).

Dapat disimpulkan bahwa tipe mobile manipulator merupakan tipe robot

yang paling mirip dengan manusia. Robot humanoid semakin banyak

dikembangkan. Bahkan di dunia pendidikan saat ini mulai dikembangkan tutor

robot (machine learning) yang dapat mendampingi peserta didik dalam

memberikan pelajaran di kelas.

Dengan semakin berkembangnya teknologi robotika, diharapkan dapat

mempermudah kehidupan manusia. Robot dapat menggantikan pekerjaan yang

tidak dapat dilakukan oleh manusia karena adanya beberapa keterbatasan

Page 34: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

20

kemampuan manusia. Misalnya, robot dapat meningkatkan produktivitas dan

efisiensi pada sebuah pabrik saat robot industri digunakan untuk menjalankan

fungsi-fungsi pada lini produksi, seperti pengemasan dalam jumlah yang sangat

banyak atau mengangkat beban yang sangat berat. Mengingat besarnya volume

produksi, robot industri tersebut dapat mengurangi downtime, sementara

mengoptimalkan produktivitas berarti bias memenuhi permintaan yang lebih besar.

2. Robot Hardware

Ada beberapa jenis robot pada saat ini seperti robot beroda, robot berkaki dan

robot humanoid, robot tersebut dikendalikan secara manual dan otomatis. Robot

manual adalah robot yang pengoperasiaannya masih dikendalikan oleh manusia

seperti robot dengan remote control. Robot otomatis adalah robot yang bergerak

otomatis sesuai perintah yang telah diatur sehingga robot ini tidak memerlukan

campur tangan manusia dalam pengoperasiannya, seperti robot pendeteksi logam,

kebakaran dan lainnya. Agar robot dapat berfungsi sebagaimana mestinya, terdapat

komponen hardware seperti sensor dan effector. Robot hardware merupakan

komponen yang terdapat pada robot yang dapat terlihat dan disentuh secara fisik.

Berikut penjelasan mengenai sensor dan effector pada robot. a. Sensor

Sensor adalah perceptual interface antara robot dengan environment-nya.

Sensor dibagi menjadi 2 kategori, yaitu (Budiharto & Suhartono, 2014 : 270):

1) Passive sensor, yaitu pengamat yang sesungguhnya dari environment.

Mereka mengambil sinyal yang di-generate oleh source lain pada

environment. Contoh: kamera.

2) Active sensor, yaitu sensor yang mengirimkan energi kepada environment.

Mereka bergantung pada fakta bahwa energi ini dipantulkan kembali

menuju ke sensor. Contoh: sonar.

Active sensor cenderung memberikan informasi yang lebih banyak daripada

passive sensor, akan tetapi ketika multiple active sensor digunakan pada satu

waktu maka dapat terjadi kenaikan konsumsi power dan bahaya dari berbagai

gangguan. Baik menggunakan active sensor maupun passive sensor, sensor

dapat dibagi menjadi 3 jenis, tergantung dari cara mengenali environtment,

lokasi robot, atau konfigurasi internal dari robot.

b. Effector

Effector adalah sarana robot untuk bergerak dan mengubah bentuk

body.untuk memahami perancangan effector lebih lanjut, kita perlu memahami

motion dan bentuk secara abstrak menggunakan Degree of Freedom (DOF).

Kita menghitung satu DOF untuk setiap arah independen dari satu effector-nya

yang dapat bergerak (Budiharto & Suhartono, 2014 : 271).

Kesuksesan pembuatan robot bergantung pada desain sensor dan effector

sehingga cocok untuk berbagai jenis pekerjaan. Sensor dan effector yang

digunakan pada robot disesuaikan fungsinya dengan jenis robot apa yang

dikembangkan.

Page 35: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

21

3. Robot Perception

Untuk manusia, perception muncul sebagai akibat dari proses informasi yang

diterima. Perception yang manusia miliki antara satu dengan yang lain berbeda

tergantung cara menerima informasi. Informasi dapat berupa gambar, suara,

kejadian, dan sebagainya. Untuk robot, perception adalah proses konversi sensor

map menjadi representasi internal dan environment. Robot perception merupakan

robot yang terbentuk melalui pemrograman sehingga robot dapat menafsirkan

perintah yang diberikan. Perception dapat terjadi ketika sebuah sistem robot menggunakan sensornya

untuk memperoleh informasi, kemudian menginterpretasikannya menjadi

perception atau model dari environtment. Perception sulit terdefinisi secara baik

karena sensor biasanya cukup bising dan hanya sebagian environtment yang dapat

diobservasi, tidak terprediksi, dan seringkali berupa environment dinamis. Sebuah

representasi internal yang baik untuk robot harus memiliki tiga kelengkapan, yaitu

(Budiharto & Suhartono, 2014 : 272):

a. Memuat informasi yang cukup supaya robot dapat membuat keputusan terbaik.

b. Terstruktur, sehingga dapat di-update secara efisien.

c. Bersifat natural dalam indera, sehingga variable internal dapat

berkorespondensi dengan variable natural state pada phisical world.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengestimasi kondisi

dan lingkungan robot dapat digunakan sensor robot. Sinyal yang dihasilkan oleh

sensor akan dilewatkan ke controller untuk memungkinkan perilaku yang

sesuai.Sensor pada robot didasarkan pada fungsi organ sensorik manusia. Robot

membutuhkan informasi yang luas tentang lingkungannya agar berfungsi secara

efektif.

4. Aplikasi Robotika

Teknologi robotika merupakan sesuatu yang tidak bisa kita hindari di masa

depan. Teknologi robotika telah menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari

dan akan semakin dekat dengan kehidupan kita di masa depan.

ط نيقو انبص ثبنأقسأ يشا انأ أشنأب يعى انأكتبة أ بت سهأب رسهب ثبنأجي أشنأب نقدأ أرأ أ ثؤأص ي انأحديد في ق الل رسه ثبنأغيأت إ أصز أ ي ي هى الل نيعأ يبفع نهبص شديد

عشيش

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-

bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca

(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi

yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,

(supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa

yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.

Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Hadid : 25)

Ayat di atas secara tegas mengaitkan antara turunnya al-Qur‟an dan adanya

besi. Itu menunjukkan bahwa antara al-Qur‟an dan teknologi memiliki hubungan

yang erat. Al-Qur‟an sebagai wahyu memberikan arahan-arahan konseptual,

Page 36: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

22

sementara teknologi adalah aplikasi dari konsep tersebut sehingga membawa

manfaat dan kemaslahatan bagi manusia dan alam semesta (Alim, 2014:99).

Besi dan berbagai jenis logam lainnya adalah ciptaan Allah yang jika

dipanaskan akan mencair dan jika didinginkan akan membeku, sehingga besi itu

dapat diubah ke dalam berbagai bentuk yang diinginkan manusia, sesuai dengan

inovasi yang mereka kembangkan. Dari besi, manusia dapat membuat mobil,

kereta api, kapal laut, bahkan pesawat terbang. Banyak perkakas rumah tangga

yang terbuat dari besi dan berbagai jenis logam lainnya.

ب يقد ي اثيب يأم سثدا ر م ٱنس ت ثقدرب فٱحأدية أ بء يبء فسبنثأ أ ٱنس أشل ي عهيأ

ثد فى ٱنبر ٱ ب ٱنش طم فؤي ٱنأج ٱنأحق زة ٱلل نك يضأ ثأهۥ كذ ع سثد ي أ يت ثأتغبء حهأية أ

ثبل يأ ٱلأ زة ٱلل نك يضأ ض كذ رأ كث فى ٱلأ أ ب يب يفع ٱنبص في أي ت جفبء فيذأ

Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-

lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang.

Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan

atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah

membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan

hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat

kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat

perumpamaan-perumpamaan. (QS. Ar-Ra‟du: 17)

Aplikasi robotika merupakan teknologi robot yang diterapkan dalam berbagai

bidang dan bertujuan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Ada beberapa

domain aplikasi yang utama untuk teknologi robotika (Budiharto & Suhartono,

2014 : 275-276), antara lain:

a. Industri dan Pertanian. Robot yang ada pada bidang ini sebenarnya ditujukan

untuk menggantikan pekerjaan kasar. Pekerjaan yang dimaksud harus

terstruktur sehingga diterima pada otomasi robot. Contoh: penempatan alat,

pemindahan material, pengecatan, dll.

b. Transportasi. Banyak sekali contoh robot yang ditempatkan untuk membantu

manusia di bidang transportasi. Contoh: kursi roda otomatis untuk orang yang

kesulitann menggerakkan roda.

c. Mobil robotik. Isu yang paling sering terjadi ketika mengendarai mobil adalah

pengemudi memegang handphone sambil chatting atau melakukan panggilan

telepon. Fakta yang cukup mengerikan adalah kegiatan tersebut menyebabkan

banyak kecelakaan lalu lintas. Telah dikembangkan robot untuk mengatasi hal

ini. Tidak hanya membuat pengemudi lebih aman, namun mobil robotik ini

juga mampu membebaskan pengemui melakukan pekerjaan di dalam mobil.

d. Perawatan kesehatan. Kini semakin banyak robot yang digunakan untuk

membantu dokter bedah dalam penempatan alat ketika operasi organ seperti

otak, mata, dan hati. Selain itu, di luar area kedokteran, peneliti sudah mulai

mengembangkan robot untuk membantu orang cacat.

e. Lingkungan yang berbahaya. Robot dapat membantu manusia membersihkan

sampah-sampah kimia nuklir.

Page 37: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

23

f. Eksplorasi. Contoh yang paling mudah mengenai eksplorasi adalah yang

sering dilakukan oleh NASA dengan mengirim robot untuk misi luar angkasa.

g. Pelayanan pribadi. Service robot dapat membantu individu melakukan

pekerjaan sehari-hari.

h. Entertainment. Robot juga mulai digunakan dalam bidang entertainment.

Contohnya, robot soccer, sebuah permainan sejenis sepak bola yang

mempertandingkan antar robot dengan aturan permainan yang mirip dengan

sepak bola.

i. Human augmentation. Domain aplikasi akhir pada teknologi robotika adalah

human augmentation. Para peneliti sudah mengembangkan mesin yang

berjalan menggunakan kaki yang dapat mengangkat manusia untuk

menggantikan kuri roda. Robotic teleoperation atau telepresence adalah

bentuk lain dari human augmentation. Teleoperation mampu membawa task

dalam jarak yang jauh dengan bantuan dari device robot.

Dari paparan di atas, dapat terlihat bahwa teknologi robotika begitu sangat

berpengaruh dan membantu bagi kehidupan manusia. Robot dibuat untuk

meningkatkan produksi dalam industri, robot juga dibuat manusia untuk dapat

bekerja hingga 24 jam. Berbeda dengan kemampuan manusia yang terbatas, robot

bisa bekerja secara maksimal tanpa mengenal lelah. Robot juga ditujukan untuk

membantu pekerjaan manusia yang butuh konsentrasi, butuh tenaga tanpa henti

dan sebagainya. Otak manusia memang lebih canggih dari robot, tapi siapa sangka

jika ketelitian yang tinggi dapat terganggu ketika seseorang sedang memikirkan

banyak hal, sehingga robot menjadi pilihan yang terbaik untuk pekerjaan dengan

ketelitian yang tinggi.

C. Evaluasi Program

Setiap kegiatan manajemen akan dikatakan sempurna jika dalam prosesnya

dilaksanakan suatu evaluasi, tidak terkecuali dalam manajemen pendidikan. Program

pendidikan sebagai penjabaran dari perencanaan pendidikan harus dievaluasi dengan

seksama, menggunakan strategi yang tepat sehingga hasilnya dapat dipertanggung-

jawabkan. Evaluasi terhadap program pendidikan dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu program pendidikan. Hasil evaluasi tersebut

dapat dijadikan informasi sebagai masukan untuk menentukan tindak lanjut dari

program yang sedang atau telah dilaksanakan.

1. Pengertian Program dan Evaluasi Program

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu kata evaluation. Kata tersebut

diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya

dengan penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi” (Arikunto & Jabar,

2010:1).

Evaluasi adalah measurement, assesment and evaluation are hierarchical.

The comparison of observation with the criterion is a measurement the

interpretation and description of the evidence is an assessment and the judgment

of the value of implication of the behavior is an evaluation. Sedangkan menurut

Joint Committe on Standar Evaluation menyatakan bahwa evaluation is the

systematic assesment of the worth or merit of some object (Stufflebeam, 1971:3).

Page 38: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

24

Definisi lain dikemukakan oleh Worthen dan Sanders (2004:5), mereka

mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga

tentang sesuatu, dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi

yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur,

serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan.

Sementara itu, ahli lain menerangkan evaluasi sebagai suatu tindakan atau

proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Sudjiono, 2005:1). Evaluasi dipahami

pula sebagai proses pengambilan keputusan-nilai (value judgement) mengenai

kualitas produk atau kinerja peserta didik sekolah (Nitko, 2001:7). Wiersma dan

Jurs (1990:9) membatasi evaluasi sebagai proses yang mencakup pengukuran dan

bisa juga pengetesan (testing), dan mengandung konsep pengambilan keputusan

menurut standar tertentu. Djaali dan Muljono (2004:1) menandaskan bahwa

evaluasi adalah proses penilaian sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah

ditetapkan, yang diteruskan dengan pengambilan keputusan atas objek yang

dievaluasi.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah

kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat

dalam mengambil sebuah keputusan.

Menurut pengertian secara umum, program dapat diartikan sebagai rencana.

Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan dalam

waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena

melaksanakan suatu kebijakan. Oleh karena itu, sebuah program dapat berlangsung

dalam kurun waktu relatif lama. Program dapat diartikan sebagai suatu unit atau

kesatuan kegiatan sehingga program dapat dianggap sebagai suatu sistem, yaitu

rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan

(Arikunto & Jabar, 2010:4). Pelaksanaan program selalu terjadi di dalam sebuah

organisasi yang artinya harus melibatkan sekelompok orang.

Apabila program ini langsung dikaitkan dengan evaluasi program, maka

program dapat didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang

merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam

proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang

melibatkan sekelompok orang.

Paulson mengartikan evaluasi program sebagai proses untuk memeriksa suatu

program berdasarkan standar-standar nilai tertentu dengan tujuan membuat

keputusan yang tepat (Paulson, 2006:20). Dengan perkataan lain, evaluasi program

berisikan kegiatan pengujian terhadap fakta atau kenyataan untuk mendapatkan

bahan pengambilan keputusan. Evaluasi program juga merupakan aktivitas untuk

mengetahui tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan suatu program yang

diberikan sebagai kegiatan yang dilakukan berdasarkan perencanaan (Arikunto,

1999:291); dan aktivitas pengumpulan data yang tepat sebagai bahan bagi pembuat

keputusan untuk menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau sudah

dilaksanakan (Arikunto dan Jabar, 2010:22).

Dalam bidang pendidikan, evaluasi merupakan penilaian dalam bidang ini

atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan

(Sudjiono, 2005:1). Evaluasi program pendidikan diterangkan pula sebagai sebuah

studi yang dirancang dan dilakukan untuk membantu audiens memutuskan dan

Page 39: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

25

meningkatkan keberhargaan program pendidikan (Madaus, Scriven, dan

Stufflebeam, 1983:24). Pengertian yang hampir sama menyatakan bahwa evaluasi

program pendidikan merupakan studi yang sistematis dan didesain, dilaksanakan,

serta dilaporkan untuk membantu klien memutuskan dan/atau meningkatkan

keberhargaan dan/atau manfaat program-program pendidikan (Stufflebeam dan

Shinkfield, 1986, 46-47).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi program

adalah proses yang berisi kegiatan yang memeriksa suatu program berdasarkan

standar nilai tertentu untuk mengetahui pencapaian program yang sedang atau

telah dilaksanakan yang nantinya digunakan sebagai bahan bagi pembuat

keputusan untuk menentukan tindak lanjut program tersebut.

2. Tujuan Evaluasi Program

Tujuan dari diadakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui

pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan

program, karena evaluator program ingin mengetahui bagian mana dari komponen

dan subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya (Arikunto &

Jabar, 2010:18). Oleh karena itu, sebelum mulai dengan langkah evaluasi,

evaluator perlu memperjelas dirinya dengan apa tujuan program yang akan

dievaluasi.

Agar pengukuran tujuan dapat diketahui secara cermat dan teliti sampai

diketahui sisi positif dan negatifnya, dapat menunjukkan bagian mana dari

kebijakan yang dapat diimplementasikan dan mana yang tidak dapat

diimplementasikan, serta apa penyebabnya maka tujuan evaluasi perlu dirinci.

Ada dua macam tujuan evaluasi, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan

khusus diarahkan pada masing-masing komponen (Arikunto & Jabar, 2010:27).

Agar dapat melakukan tugasnya maka seorang evaluator program dituntut untuk

mampu mengenali komponen-komponen program. Selanjutnya Djudju Sudjana

(2006:35), menjelaskan tujuan evaluasi secara implisit telah tertuliskan dalam

definisi evaluasi yaitu untuk menyajikan data sebagai masukan pengambilan

keputusan. Tujuan khusus dijelaskan adalah upaya memberi masukan tentang

kebijakan pendidikan, hasil program pendidikan, kurikulum, tanggapan

masyarakat terhadap program, sumber daya program pendidikan, dampak

pembelajaran, manajemen program pendidikan dan sebagainya.

Untuk mempermudah mengidentifikasi tujuan evaluasi program, kita harus

memerhatikan unsur-unsur dalam kegiatan atau penggarapannya. Ada tiga unsur

yang penting dalam kegiatan atau penggarapan suatu kegiatan, yaitu apa yang

digarap (what), siapa yang menggarap (who), dan bagaimana menggarapnya (how)

(Arikunto & Jabar, 2010:27). Dengan memfokuskan perhatian pada tiga unsur

kegiatan tersebut, paling sedikit dapat diidentifikasi adanya tiga komponen

kegiatan, yaitu tujuan, pelaksana kegiatan, dan prosedur atau teknik pelaksanaan.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan data,

informasi serta gambaran tentang suatu program mulai dari perencanaan hingga

pelaksanaan akhir yang akan digunakan untuk bahan penyusun kebijaksanaan

berdasarkan keputusan yang rasional dan objektif. Dengan adanya evaluasi,

diharapkan program yang dilaksanakan akan terukur tingkat keberhasilannya.

Page 40: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

26

3. Manfaat Evaluasi Program

Dalam organisasi pendidikan, evaluasi program dapat disamaartikan dengan

kegiatan supervisi. Secara singkat, supervisi diartikan sebagai upaya mengadakan

peninjauan untuk memberikan pembinaan. Maka evaluasi program adalah langkah

awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan

dengan pemberian pembinaan yang tepat pula.

Evaluasi program pendidikan tidak lain adalah supervisi pendidikan dalam

pengertian khusus, tertuju pada lembaga secara keseluruhan (Arikunto & Jabar,

2010:21). Terdapat hubungan antara evaluasi program dengan kebijakan. Program

adalah rangkaian kegiatan sebagai realisasi dari suatu kebijakan. Apabila suatu

program tidak dievaluasi, maka tidak dapat diketahui bagaimana dan seberapa

tinggi kebijakan yang sudah dikeluarkan dapat terlaksana. Informasi yang

diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan

kebijakan lanjutan dari program, karena dari masukan hasil evaluasi itulah para

pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang

atau telah dilaksanakan. Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari

evaluator untuk pengambil keputusan. Ada empat kemungkinan kebijakan yang

dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program, yaitu

(Arikunto & Jabar, 2010:22):

a. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada

manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.

b. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan

harapan.

c. Melanjutkan program, ketika pelaksanaan program menunjukkan bahwa

program sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang

bermanfaat.

d. Menyebarluaskan program, ketika program tersebut berhasil dengan baik,

sehingga sangat baik jika dilaksanakan kembali di tempat dan waktu yang lain.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat adanya hubungan antara evaluasi

program dengan kebijakan. Program merupakan rangkaian kegiatan sebagai

realisasi dari suatu kebijakan. Apabila suatu program tidak dievaluasi maka tidak

dapat diketahui bagaimana dan seberapa tinggi kebijakan yang sudah dikeluarkan

dapat terlaksana. Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna

bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan dari program, karena dari

masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan

menentukan tidak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.

4. Model-Model Evaluasi Program

Terdapat banyak model yang bisa digunakan dalam mengevaluasi suatu

program pendidikan. Meskipun antara satu dengan yang lainnya berbeda, namun

maksud dari model evaluasi tersebut sama yaitu melakukan pengumpulan

informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, yang bertujuan

menyediakan bahan bagi pengambil keputusan untuk menentukan tindak lanjut

dari suatu program. Beberapa model evaluasi program yang sering digunakan

adalah sebagai berikut.

Page 41: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

27

a. CSE-UCLA Model

Model evaluasi CSE-UCLA yang dikembangkan oleh Alkin memiliki

lima macam tahapan evaluasi, yaitu: system assesment, program planning,

program implementation, program improvement, dan program certification

(Tayibnapis, 2000). Hal senada diungkapkan oleh Suryanto, Gafur, dan

Sudarsono bahwa evaluasi CSE-UCLA yang dikembangkan oleh Alkin

mengevaluasi program dalam lima tahap evaluasi yaitu: system assesment,

program planning, program implementation, program improvement, dan

program certification (Suryanto, Gafur, dan Sudarsono, 2013).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu sintesis

secara umum bahwa model CSE-UCLA merupakan model evaluasi yang

memiliki lima dimensi evaluasi, antara lain system assesment yang

memberikan informasi tentang keadaan sistem, program planning yang

membantu pemilihan program tertentu untuk memenuhi kebutuhan program,

program implementation yang menyiapkan informasi untuk memperkenalkan

program, program improvement yang memberikan informasi tentang

fungsi/kinerja program, program certification yang memberi informasi tentang

manfaat atau guna program.

b. Countenance Evaluation Model (Stake Model)

Walaupun sudah banyak kritik terhadap evaluasi yang berorientasi

terhadap tujuan, ternyata beberapa pendidik secara konsisten masih tetap

menggunakannya sebagai acuan model yang muncul pada waktu berikutnya,

salah satunya adalah model evaluasi countenance. Model ini secara garis besar

memiliki dua kelengkapan utama yang tercakup dalam data matrik, yaitu

matrik deskripsi dan matrik keputusan. Setiap matrik dibagi menjadi dua

kolom, yaitu kolom tujuan dan kolom pengamatan. Pada kolom ini mencakup

deskripsi matriks dan deskripsi standar, sedangkan pada deskripsi keputusan

berisi matriks pertimbangan. Kedua matriks dibagi menjadi tiga baris yang

secara vertikal disebut sebagai baris awal (antecedent), transaksi (transaction),

dan hasil (outcomes) (Sukardi, 2009:60). Antecedents dalah keadaan sebelum,

transaksi adalah proses, dan hasil adalah kemampuan yang diperoleh peserta

didik (Hasan, 2009:206).

Stake (1967) dalam Farida Yusuf (2008:22) mengemukakan bahwa

analisis proses evaluasi yang dikemukakannya membawa dampak yang cukup

besar dalam bidang ini dan meletakkan dasar yang sederhana namun

merupakan konsep yang cukup kuat untuk perkembangan yang lebih jauh

dalam bidang evaluasi.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam model ini antara

masukan, proses, dan hasil data yang dibandingkan tidak hanya untuk

menentukan apakah ada perbedaan antara tujuan dengan keadaan yang

sebenarnya, namun juga dibandingkan dengan standar yang absolut untuk

menilai manfaat program. Hal yang menarik pada evaluasi ini terletak pada

perbedaan antara deskripsi tindakan dan keputusan yang sesuai dengan

program pendidikan pada antecedent, transaction dan outcomes. Berdasarkan

hal tersebut, keuntungan evaluasi model countenance stake adalah

penilaiannya didasarkan atas kebutuhan program yang dievaluasi, sehingga

dapat mengdeskripsikan secara kompleks program yang dilaksanakan serta

Page 42: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

28

memiliki potensi besar untuk memperoleh pengalaman dan teori terhadap

program yang dievaluasi.

c. Discrepancy Model

Discrepancy Model dikembangkan oleh Malcom Provus pada 1972

didasarkan pada pendapat bahwa evaluasi program untuk mencapai dua tujuan,

yaitu proses pengembangan program dan cara mengkaji manfaat program

(Ansyar, 2015:480). Discrepancy Model juga mengaitkan evaluasi dengan

teori manajemen sistem yang terdiri dari empat tingkat, yaitu menentukan

standar program, menentukan unjuk kerja program, membandingkan unjuk

kerja dan standar, dan menetapkan apakah terdapat kesenjangan antara unjuk

kerja dan standar (Ansyar, 2015:480).

Evaluasi model ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui tingkat

kesesuaian antara standar yang telah ditentukan dalam program dengan

penampilan aktual dari program tersebut (Ananda & Rafida, 2017:69). Standar

adalah kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan dengan hasil yang

efektif, sedangkan penampilan adalah sumber, prosedur, manajemen, dan hasil

nyata yang tampak ketika program dilaksanakan.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa model ini merupakan

suatu prosedur problem solving untuk mengidentifikasi kelemahan dan untuk

mengambil tindakan korektif. Dengan model ini, proses evaluasi pada

langkah-langkah dan isi kategori dilakukan sebagai cara memfasilitasi

perbandingan capaian program dengan standar, sementara pada waktu yang

sama mengidentifikasi standar untuk digunakan untuk perbandingan di masa

depan. Semua program memiliki daur hidup. Karena program terdiri atas

langkah-langkah pengembangan, aktivitas evaluasi banyak diartikan adanya

integrasi pada masing-masing komponennya.

d. Model Context, Input, Process, Product (CIPP)

Model evaluasi CIPP merupakan model evaluasi yang terdiri dari empat

jenis evaluasi, yaitu: Context evaluation (evaluasi konteks), Input evaluation

(evaluasi masukan), Process evaluation (evaluasi proses) dan Product

evaluation (evaluasi hasil) (Arikunto & Jabar, 2010:45; Wirawan, 2011:92;

Zaini, 2009:152). Model CIPP ini dikembangkan oleh Sufflebeam, dkk. di

Ohio State University. CIPP merupakan sebuah model evaluasi yang

menggunakan pendekatan yang berorientasi pada manajemen (management-

oriented evaluation approach) atau disebut sebagai bentuk evaluasi

manajemen program (evaluation in program management) (Owen, 1993:21).

Model CIPP berpijak pada pandangan bahwa tujuan terpenting dari evaluasi

program bukanlah membuktikan (to prove), melainkan meningkatkan (to

improve) (Madaus, Scriven, dan Stufflebeam, 1983:118). Artinya, model

CIPP diterapkan dalam rangka mendukung pengembangan organisasi dan

membantu pemimpin dan staf organisasi tersebut mendapatkan dan

menggunakan masukan secara sistematis supaya lebih mampu memenuhi

kebutuhan-kebutuhan penting atau, minimal, bekerja sebaik-baiknya dengan

sumber daya yang ada.

Merumuskan evaluasi sebagai suatu proses menggambarkan,

memperoleh dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai

Page 43: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

29

alternatif keputusan. Membuat pedoman kerja untuk melayani para manajer

dan administrator menghadapi empat macam keputusan pendidikan, membagi

evaluasi menjadi empat macam, yaitu (Stufflebeam, 1971:25):

1) Context evaluation to serve planning desicion, konteks evaluasi ini

membantu merencanakaan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan

dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program.

2) Input evaluation, structuring desicion, evaluasi ini menolong mengatur

keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif yang

diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, bagaimana

prosedur kerja untuk mencapainya.

3) Process evaluation, to serve implementing desicion, evaluasi proses

untuk membantu mengimplementasikan keputusan sampai sejauhmana

rencana telah dapat diterapkan? apa yang harus direvisi? Begitu

pertanyaan tersebut terjawab prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan

diperbaiki.

4) Product evaluation, to serve recycling desicion, evaluasi produk untuk

menolong keputusan selanjutnya, apa hasil yang telah dicapai? apa yang

dilakukan setelah program berjalan.

Keempat kata tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain

adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan kata lain

model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang

dievaluasi sebagai sebuah sistem.

1) Evaluasi Context (Konteks)

Evaluasi konteks utamanya mengarah pada identifikasi kekuatan

dan kelemahan organisasi dan pada pemberian masukan untuk

memperbaiki organisasi (Fitzpatrick, Sanders, dan Worthen, 2004:96).

Tujuan pokok dari evaluasi konteks adalah menilai seluruh keadaan

organisasi, mengidentifikasi kelemahannya, menginventarisasi

kekuatannya yang bisa dimanfaatkan untuk menutupi kelemahannya,

mendiagnosis masalah-masalah yang dihadapi organisasi, dan mencari

solusi-solusinya (Mahmudi, 2011:120). Evaluasi konteks juga bertujuan

untuk menilai apakah tujuan-tujuan dan prioritas-prioritas yang telah

ditetapkan memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang menjadi sasaran

organisasi. Dengan demikian evaluasi konteks berupaya mendeskripsikan

dan merinci kebutuhan, lingkungan, populasi, dan tujuan disusunnya

suatu program.

Sax mendefinisikan evaluasi konteks, sebagai berikut (Widoyoko,

2009:181):

“…the delineation and specification of project’s environment,it’s unmet,

the population and sample individual to be served, and theproject

objectives. Context evaluation provides a rationale forjustifying a

particular type of program intervention”.

Evaluasi konteks merupakan spesifikasi tentang kebutuhan yang belum

dipenuhi, lingkungan program, karakteristik populasi dan sampel dari

individu yang dilayani serta tujuan program. Evaluasi konteks membantu

Page 44: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

30

stakeholder dalam menentukan kebutuhan dan merencanakan keputusan

yang akan dicapai oleh program serta merumuskan tujuan program.

Konteks merupakan situasi atau latar belakang yang mempengaruhi

jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan

dalam sistem, seperti masalah pendidikan yang dirasakan, pandangan

hidup masyarakat, keadaan ekonomi negara, dan seterusnya (Daryanto,

2007: 88). Evaluasi konteks menghasilkan informasi tentang berbagai

macam kebutuhan yang telah diatur prioritasnya, agar tujuan dapat

diformulasikan (Sukardi, 2011: 63).

Context evaluation to serve planning decision. Konteks evaluasi

membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan

dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan program (Tayibnapis,

2008:14). Evaluasi konteks dilaksanakan untuk mengidentifikasi kondisi,

berbagai isu, kendala, dan kesempatan yang terdapat di dalam

lingkungan program (Mutrofin, 2010: 38). Hal tersebut menjadi analisis

kebutuhan, suatu kegiatan yang dilakukan di awal untuk mengidentifikasi

berbagai jenis program yang sesuai dengan latar belakang yang ada.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

konteks merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi tentang dasar dan latar belakang diadakannya suatu program.

Evaluasi konteks juga mengidentifikasi dan menilai kebutuhan-

kebutuhan yang mendasari disusunnya suatu program sehingga dapat

merumuskan tujuan diselenggarakannya program tersebut. Dengan

demikian, evaluasi konteks terdiri dari upaya identifikasi dan analisis: 1)

latar belakang pelaksanaan program, 2) kebutuhan yang mendasari

penyelenggaraan program, dan 3) tujuan yang akan diupayakan. Analisis

konteks berfungsi sebagai latar belakang suatu desain proyek yang lebih

rinci dan spesifik yang menyertainya.

2) Evaluasi Input (Masukan)

Evaluasi input dimaksudkan untuk membantu menentukan program

guna melakukan perubahan-perubahan yang dibutuhkan (Madaus,

Scriven, dan Stufflebeam, 1983:128-130). Evaluasi input mencari

hambatan dan potensi sumber daya yang tersedia. Tujuan utamanya ialah

membantu klien mengkaji alternatif-alternatif yang berkenaan dengan

kebutuhan-kebutuhan organisasi dan sasaran organisasi. Dengan

perkataan lain, evaluasi input berfungsi untuk membantu klien

menghindari inovasi-inovasi yang sia-sia dan diperkirakan akan gagal

atause kurang-kurangnya menghambur-hamburkan sumber daya.

Masukan merupakan sarana dan rencana strategi yang ditetapkan

untuk mencapai suatu tujuan (Daryanto, 2007: 88). Selain itu, evaluasi

input juga menyediakan informasi tentang masukan yang terpilih,

strategi, dedsain, dan butir-butir kekuatan dan kelemahan untuk

merealisasikan tujuan (Sukardi, 2011: 63).

Input evaluation, structuring decision (Tayibnapis, 2008: 14).

Evaluasi masukan membantu mengatur keputusan, alternatif yang

diambil, menentukan sumber-sumber yang ada, rencana dan strategi

untuk mencapai kebutuhan, dan bagaimana prosedur kerja untuk

Page 45: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

31

mencapainya. Evaluasi input juga memberikan informasi dalam

menentukan bagaimana cara memanfaatkan sumber daya untuk

mencapai tujuan dan sasaran suatu program (Mutrofin, 2010: 38).

Menurut Stufflebeam, pertanyaan yang berkaitan dengan masukan

mengarah pada pemecahan masalah yang mendorong

diselenggarakannya suatu program. Komponen evaluasi masukan

meliputi (Widoyoko, 2009: 182):

a) Sumber daya manusia.

b) Dana atau anggaran.

c) Sarana dan peralatan pendukung.

d) Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan.

Dari beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi

masukan merupakan evaluasi yang mengidentifikasi sumber daya yang

ada dan prosedur dalam pemanfaatannya sehingga dapat merealisasikan

tujuan program secara optimal. Dengan demikian, evaluasi input dapat

membantu pengambil keputusan dalam menilai prioritas, tujuan, dan

manfaat-manfaat program, rencana tindakan, menilai pendekatan

alternatif, rencana staf, dan anggaran untuk fleksibilitas dan potensi

efisiensi untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan yang diharapkan.

Evaluasi input terdiri dari analisis dan identifikasi: 1) kapabilitas agen

dan kelompok yang bertanggung jawab yang relevan (kualifikasi SDM),

2) berbagai strategi (prosedur dan aturan) untuk mencapai tujuan

program, 3) sarana dan prasarana penunjang untuk melaksanakan

strategi, dan 4) sumber dana. Informasi yang diberikan dalam evaluasi

input menjadi informasi penting untuk menentukan desain spesifik agar

mencapai tujuan suatu program.

3) Evaluasi Process (Proses)

Evaluasi proses meliputi data penilaian yang telah ditentukan dan

diterapkan dalam pelaksanaan program. Evaluasi proses dilakukan untuk

mengetahui seberapa jauh rencana yang sudah dilaksanakan dalam suatu

program, apakah sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana,

dan komponen apa yang perlu mendapat perbaikan.

Evaluasi proses pada dasarnya memeriksa pelaksanaan rencana

yang telah ditetapkan (Madaus, Scriven, dan Stufflebeam, 1983:132-

133). Tujuannya adalah memberikan masukan bagi pengelola atau

manajer dan stafnya tentang kesesuaian antara pelaksanaan rencana dan

jadwal yang sudah dibuat sebelumnya dan efisiensi penggunaan sumber

daya yang ada. Apabila rencana tersebut perlu dimodifikasi atau

dikembangkan, evaluasi proses memberikan petunjuknya. Masih ada

tujuan-tujuan lain yang patut diperhatikan, yakni menilai secara periodik

seberapa jauh penerimaan para partisipan program dan keberhasilan

mereka dalam melaksanakan peran-peran mereka, dan memberikan

catatan yang lengkap tentang pelaksanaan rencana dan perbandingannya

dengan tujuan awalnya.

Evaluasi proses merupakan pelaksanaan strategi dan penggunaan

sarana dalam kegiatan nyata di lapangan (Daryanto, 2007: 88). Process

evaluation, to serve implementing decision (Tayibnapis, 2008: 14).

Page 46: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

32

Evaluasi proses dilakukan untuk membantu mengimplementasikan

keputusan. Sampai sejauh mana rencana telah diterapkan? Apa yang

harus direvisi? Begitu pertanyaan tersebut terjawab, prosedur dapat

dikontrol, dimonitor, dan diperbaiki. Evaluasi proses menyediakan

informasi untuk evaluator melakukan prosedur monitoring yang baru

diimplementasi sehingga butir yang kuat dapat digunakan dan yang

lemah dapat dihilangkan (Sukardi, 2011: 63).

Evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada apa (what)

kegiatan yang dilakukan pada program, siapa (who) orang yang ditunjuk

sebagai penanggung jawab program, kapan (when) kegiatan akan selesai

(Arikunto & Jabar, 2010:47). Stufflebeam mengusulkan beberapa

pertanyaan untuk evaluasi proses antara lain (Arikunto dan Safruddin,

2009: 47):

1. Apakah staf yang terlibat di dalam perlaksanaan program akan

sanggup menangani kegiatan selama program berlangsung dan

kemungkinan jika dilanjutkan?

2. Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal?

3. Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan

program dan kemungkinan jika program dilanjutkan?

4. Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara

maksimal?

Dari beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi

proses merupakan prosedur monitoring terhadap pelaksanaan strategi

dalam penggunaan sumber daya pada program yang dilaksanakan.

Evaluasi proses dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang program

yang sedang dilaksanakan. Evaluasi proses berupaya melaksanakan

program dari rencana-rencana yang ditargetkan yang selanjutnya menilai

program dan mengintepretasikan manfaat dari program yang

direncanakan. Evaluasi proses terdiri dari upaya identifikasi dan analisis:

1) pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan program, 2) penggunaan

sumber daya dalam pelaksanaan program, dan 3) prosedur monitoring

program yang dilaksanakan.

4) Evaluasi Product (Produk)

Evaluasi produk atau hasil diarahkan pada hal-hal yang

menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah (Arikunto &

Jabar, 2010:47). Menurut Sax fungsi evaluasi produk atau hasil adalah

“to allow to project director (or teacher) to make decision regarding

continuation, termination, or modification of program” (Widoyoko,

2009: 183). Dari hasil evaluasi proses diharapkan dapat membantu

pimpinan proyek atau guru untuk membuat keputusan yang berkenaan

dengan kelanjutan, akhir maupun modifikasi program.

Evaluasi produk dilakukan untuk membantu membuat keputusan

selanjutnya, baik mengenai apa yang dilakukan setelah program itu

berjalan maupun mengenai hasil yang telah dicapai (Tayibnapis, 2008:

14). Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan

perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Evaluasi produk

merupakan hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir

Page 47: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

33

pengembangan sistem pendidikan yang bersangkutan (Daryanto, 2007:

88). Evaluasi produk juga mengakomodasi informasi untuk meyakinkan

dalam kondisi apa tujuan dicapai, selain itu evaluasi produk juga untuk

menentukan strategi yang berkaitan dengan prosedur dan metode yang

diterapkan guna mencapai tujuan, apakah sebaiknya berhenti,

dimodifikasi atau dilanjutkan dalam bentuk yang seperti sekarang

(Sukardi, 2011: 63).

Evaluasi produk bertujuan untuk mengukur, menafsirkan, dan

menilai capaian-capaian program (Madaus, Scriven, dan Stufflebeam,

1983:134-135). Langkahnya dapat diawali dengan menilai kinerja

organisasi berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang telah didiagnosis

sebelumnya (Madaus, Scriven, dan Stufflebeam, 1983:134-135).

Berikutnya, evaluasi produk juga memeriksa dampak-dampak program,

baik yang sesuai dengan tujuan dan maksud program maupun tidak, yang

positif maupun negatif. Evaluasi produk kerap kali diperluas dengan

menilai dampak-dampak jangka panjang dari program. Beberapa

pertanyaan yang dapat diajukan dalam evaluasi produk antara lain:

a) Apa saja hasil yang telah dicapai dalam program?

b) Apa saja yang dilakukan setelah program telah berjalan?

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

produk berupaya untuk mendapat informasi tentang tingkat keberhasilan

dari pelaksanaan program. Lebih jelasnya, evaluasi produk bertujuan

untuk menilai keberhasilan program dalam memenuhi kebutuhan-

kebutuhan sasaran program. Evaluasi produk juga mengidentifikasi

output dan manfaat, baik jangka pendek atau jangka panjang, baik yang

direncanakan ataupun yang tidak direncanakan,. Penilaian-penilaian

tentang keberhasilan program atau organisasi ini dikumpulkan dari

orang-orang yang terlibat secara individual atau kolektif, dan kemudian

dianalisis. Artinya, keberhasilan atau kegagalan program dianalisis dari

berbagai sudut pandang.

Evaluasi produk terdiri dari upaya identifikasi dan analisis: 1)

perubahan (dampak) yang terjadi setelah program dilaksanakan, dan 2)

hasil (prestasi) yang telah dicapai sebagai dampak dari pelaksanaan

program. Data yang dihasilkan akan sangat menentukan apakah program

diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan. Dengan demikian, evaluasi

produk merupakan tahap terakhir dari serangkaian proses evaluasi model

CIPP.

Page 48: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

34

Rancangan evaluasi program dengan model CIPP dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Model Evaluasi CIPP

Sumber: The CIPP Approach to Evaluation (Bernadette Robinson, 2002)

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang terdahulu, ada beberapa penelitian yang memiliki

relevansi dengan judul yang diteliti oleh penulis.

Pertama, penelitian yang diteliti oleh Fauzan pada tahun 2014 yang berjudul

“Studi Evaluasi Kurikulum PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam Meningkatkan

Kompetensi Pedagogik Guru (Studi Kritis terhadap Kurikulum di Jurusan/Prodi PAI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan ada dua

kompetensi yang menjadi tagihan jurusan PAI FITK UIN Jakarta di setiap kurikulum

yang diterapkan, yakni penguatan pedagogik dan penguasaan materi PAI. Penguatan

materi PAI tersebut ditawarkan sebagai upaya untuk memberikan penguatan terhadap

ilmu-ilmu keislaman. Maka, jurusan PAI menawarkan berbagai mata kuliah yang

sangat beragam. Namun dalam penerapannya masih terdapat struktur kurikulum atau

mata kuliah yang kurang relevan dengan kebutuhan kompetensi yang diharapkan,

bahkan tawaran mata kuliah untuk kompetensi pedagogik masih terlihat sangat

minim. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan, bahwa penulis meneliti

kurikulum dan berfokus kepada program ekstrakurikuler.

Kedua, penelitian yang diteliti oleh Ario Wiratmoko pada tahun 2012 yang

berjudul “Pengaruh kegiatan Ekstrakurikuler Robotika terhadap Kecerdasan

Emosional Peserta didik di SMK Negeri 3 Yogyakarta”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa antara kegiatan ekstrakurikuler robotika dan kecerdasan

emosional peserta didik terdapat pengaruh yang positif dan signifikan,dengan

kontribusi 40,7% dan sisanya 59,3% ditentukan oleh variabel lain. Hal inidapat dilihat

dari nilai thitung > ttabel (4,755 > 2,042) pada taraf signifikansi 5%. Perbedaan dari

penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis berfokus kepada program

ekstrakurikuler robotika dan mengevaluasi pelaksanaan programnya tanpa

menghubungkannya dengan kecerdasan emosional peserta didik.

Ketiga, penelitian yang diteliti oleh Achmad Fahrizal Zulfani pada tahun 2014

yang berjudul “Implementasi Manajemen Ekstrakurikuler untuk Meningkatkan

Context

• Tujuan, prioritas dan sasaran pada program

Input

• Sumber daya dan langkah-langkah yang diperlukan pada pelaksanaan program

Process

•Dukungan staff dan moral, kekuatan dan kelemahan material, dan permasalahan penganggaran pada pelaksanaan program

Product

•Hasil yang diharapkan pada pelaksanaan program

Formatif Sumatif

Page 49: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

35

Prestasi Peserta didik Non-akademik di SMA Al-Multazam Mojokerto”. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa perencanaan kegiatan ekstrakurikuler sudah

diterapkan dengan baik penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler melalui

program rutin dan prioritas yang meliputi yaitu: a) menanamkan nilai-nilai Islam; b)

pembentukan ekstrakurikuler terpadu; c) peningkatan prestasi nonakademik peserta

didik. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler meliputi: a) pembinaan secara kontinyu

dan berkelanjutan; b) student day; c) mengadakan seleksi; d) pengiriman duta ke luar

sekolah. Pelaksanaan evaluasi dilakukan dalam beberapa tahap: a) setiap minggu; b)

setiap bulan; c) akhir tahun dilaporkan kepada kepala sekolah. Teknik evaluasinya

meliputi tes tertulis dan praktek dan rapat koordinasi tim ekstrakurikuler. Implikasi

terhadap peningkatan prestasi non-akademik sebagai berikut: a) dapat mencerdaskan

dan melatih kemandirian peserta didik; b) sekolah dikenal masyarakat luas. Perbedaan

dengan penelitian yang penulis lakukan, bahwa penulis berfokus kepada satu

ekstrakurikuler saja, yaitu Robotika. Selain itu, penulis juga menganalisis

menggunakan metode kualitatif dengan melihat aspek konteks, input, proses, dan

produknya.

Keempat, jurnal internasional yang disusun oleh Norazilawati Abdullah dkk.

pada tahun 2016 yang berjudul “The Evaluation and Effectiveness of School Based

Assessment among Science Teachers in Malaysia Using CIPP Model”. Hasil

menunjukkan bahwa aspek konteks, input dan produk berada pada tingkat sedang,

sedangkan tingkat aspek proses tinggi. Hipotesis juga diterima, tidak ada hubungan

yang signifikan antara tingkat aspek konteks, input, proses dan produk dalam

implementasi SBA dengan pengalaman mengajar. Analisis wawancara menunjukkan

bahwa sebagian besar responden setuju bahwa ada keunggulan SBA, sehingga sesuai

dengan tujuan Malaysia untuk menciptakan sumber daya manusia kelas dunia.

Sebagai kesimpulan, penelitian ini memberikan kontribusi baru kepada para guru di

Malaysia untuk mengimplementasikan SBA secara efektif melalui pelatihan, kursus,

pemantauan dan dukungan berkelanjutan dari Departemen Pendidikan. Perbedaan dari

penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis berfokus kepada program

ekstrakurikuler robotika dan mengevaluasi pelaksanaan programnya, bukan

mengevaluasi kegiatan intrakurikuler sekolah.

E. Kerangka Berpikir

Pada pelaksanaan kegiatan tidaklah lepas dari tahap evaluasi. Tahap evaluasi ini

bertujuan untuk memperbaiki kegiatan yang sudah ada atau bahkan memberikan

perbaikan jika yang didapat sangat jauh dari rencana. Dalam metode penelitian yang

dipakai yaitu CIPP, dibagi menjadi empat tahap yaitu context, input, process, product.

Kerangka berpikir dibuat untuk dapat merinci secara umum aspek-aspek yang

akan diteliti dalam penelitian secara terkonsep. Dalam kerangka berpikir ini terdapat

model CIPP yang meliputi context, input, process, product yang pada model CIPP

tersebut masing-masing terdapat aspek-aspek yang sesuai dengan empat bagian model

penelitian CIPP.

Sax mendefinisikan evaluasi konteks sebagai gambaran dan spesifikasi tentang

kebutuhan yang belum dipenuhi, lingkungan program, karakteristik populasi dan

sampel dari individu yang dilayani serta tujuan program (Widoyoko, 2009:181).

Evaluasi konteks membantu merencanakan keputusan dan menentukan kebutuhan

yang akan dicapai oleh program serta merumuskan tujuan program. Dengan demikian,

evaluasi konteks terdiri dari upaya identifikasi dan analisis: 1) latar belakang

Page 50: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

36

pelaksanaan program, 2) kebutuhan yang mendasari penyelenggaraan program, dan 3)

tujuan yang akan diupayakan. Analisis konteks berfungsi sebagai latar belakang

desain proyek yang lebih terinci dan spesifik yang mungkin menyertainya.

Menurut Stufflebeam, pertanyaan tentang masukan mengarah pada pemecahan

masalah yang mendorong dilaksanakannya program yang bersangkutan (Widoyoko,

2009: 182). Komponen evaluasi input meliputi sarana dan peralatan pendukung,

sumber daya manusia, dana, dan berbagai prosedur serta aturan yang diperlukan.

Berdasarkan teori tersebut, evaluasi input terdiri dari upaya identifikasi dan analisis:

1) kapabilitas agen dan kelompok yang bertanggung jawab yang relevan (kualifikasi

SDM), 2) berbagai strategi (prosedur dan aturan) untuk mencapai tujuan program, 3)

sarana dan prasarana penunjang untuk melaksanakan strategi, dan 4) sumber dana.

Informasi yang diberikan dalam suatu evaluasi input merupakan informasi yang

penting untuk menstrukturkan desain spesifik agar dapat mencapai tujuan program.

Evaluasi proses merupakan pelaksanaan strategi dan penggunaan sarana dalam

kegiatan nyata di lapangan (Daryanto, 2007: 88). Process evaluation, to serve

implementing decision (Tayibnapis, 2008: 14). Evaluasi proses untuk membantu

mengimplementasikan keputusan. Sampai sejauh mana rencana telah diterapkan? Apa

yang harus direvisi? Begitu pertanyaan tersebut terjawab, prosedur dapat dimonitor,

dikontrol, dan diperbaiki. Dengan demikian, evaluasi proses terdiri dari upaya analisis

dan identifikasi: 1) pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan program, 2)

penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan program, dan 3) prosedur monitoring

program yang dilaksanakan.

Evaluasi produk atau hasil diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan

yang terjadi pada masukan mentah (Arikunto & Jabar, 2010:47). Menurut Daryanto

(2007: 88) evaluasi produk adalah hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir

pengembangan sistem pendidikan yang bersangkutan. Dengan demikian, evaluasi

produk terdiri dari upaya identifikasi dan analisis: 1) perubahan (dampak) yang terjadi

setelah program dilaksanakan, dan 2) hasil (prestasi) yang telah dicapai sebagai

dampak dari pelaksanaan program.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi baik dan tepat untuk

keberlangsungan kegiatan esktrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan lebih baik lagi. Kerangka berpikir

penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 51: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

37

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Product Dampak kegiatan

Prestasi bidang robotika

Pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler

Penggunaan sumber daya

Monitoring kegiatan

Rekomendasi

Process

Evaluasi

Latar belakang program

Analisis Kebutuhan

Tujuan Program

Kualifikasi SDM

Prosedur dan aturan

dalam kegiatan

Sarana dan Prasarana

Sumber Dana

Input

Context

Model CIPP Aspek

Page 52: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peneliti

dalam pelaksanaan penelitian, mulai dari merumuskan masalah hingga menarik

kesimpulan dan mendapatkan data yang akurat. Penelitian ini menggunaan pendekatan

penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2005:

4).

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini pada umumnya berupa uraian

berbentuk deskripsi dan gambaran dari orang-orang yang berkaitan dengan program

ekstrakurikuler robotika. Selanjutnya data dihimpun dengan pengamatan secara

seksama dan mendetail, disertai catatan-catatan dari hasil wawancara yang mendalam,

serta hasil analisis dokumen.

Pendekatan deskriptif dalam penelitian mendeskripsikan suatu situasi tertentu

yang bersifat faktual secara akurat dan sistematis (Danim, 2002: 41). Dengan

demikian, tujuan dari pendekatan deskriptif adalah menggambarkan sebuah kondisi

atau peristiwa yang terjadi saat ini. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini ialah penelitian evaluatif, yakni jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika yang berlangsung di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan.

Penelitian evaluatif adalah suatu desain dan prosedur evaluasi dalam menganalisis

data secara sistematis untuk menentukan manfaat (worth) atau nilai dari suatu praktik

(Sukmadinata, 2006: 120). Penelitian evaluatif dibutuhkan untuk mendesain,

menyempurnakan dan menguji pelaksanaan suatu kegiatan pendidikan. Evaluasi pada

penelitian ini merupakan kegiatan pengumpulan informasi dan data untuk pengambilan

keputusan mengenai program yang sedang dijalankan, keputusan tersebut antara lain

melanjutkan program, memperluas program, memperbaiki program, dan menghentikan

program. Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan model evaluasi yang

dikembangkan oleh Stufflebeam, yaitu model evaluasi CIPP yang terdiri dari empat

komponen, yaitu Context, Input, Process, dan Product. Keunggulan model ini adalah

memberikan suatu kajian yang komprehensif dari suatu fenomena yang diamati.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada program ekstrakurikuler robotika MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan yang terletak di Jalan Pajajaran No.31 Pamulang Barat, Kota

Tangerang Selatan. Pemilihan lokasi penelitian ini didasari pada pertimbangan berikut:

pertama, MTsN 1 Kota Tangerang Selatan merupakan satuan pendidikan dasar di

bawah naungan Kementrian Agama yang memiliki ekstrakurikuler robotika. Kedua,

pelaksanaan ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Tangerang Selatan sudah berlangsung

selama enam tahun, bahkan bisa dikatakan sebagai madrasah pelopor yang

mengadakan program ekstrakurikuler robotika dan masih aktif hingga saat ini. Ketiga,

peserta ekstrakurikuler robotika MTsN 1 Kota Tangerang Selatan aktif dalam megikuti

kompetisi dan sering meraih prestasi di bidang robotika baik di tingkat lokal, regional,

bahkan hingga tingkat internasional.

Page 53: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

39

Adapun penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan yaitu pada bulan Juli 2019 –

Januari 2020.

Tabel 3.1

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No

. Kegiatan

2019 2020

Juli Ags Sept Okt Nov Des Jan

1. Observasi Awal

2. Bimbingan dengan Dosen

Pembimbing

3. Penelitian ke Lapangan

4. Pengolahan Data

5. Penyusunan Hasil Penelitian

6. Ujian Hasil Tesis

7. Promosi Tesis

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian merupakan subjek yang dituju untuk diteliti dalam suatu

penelitian. Dalam penelitian ini, subjek penelitian meliputi sumber data dan informasi

yang berupa orang, dokumentasi, dan sumber data tertulis maupun cetak lainnya.

Subjek penelitian dibutuhkan sebagai pemberi keterangan mengenai informasi dan

data yang menjadi sasaran dalam penelitian. Sedangkan objek penelitian merupakan

objek yang dijadikan penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan, Wakil Kepala bidang Kurikulum, Koordinator Ekstrakurikuler, Pembina

Ekstrakurikuler Robotika, Instruktur Ekstrakurikuler Robotika, dan peserta didik yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan.

Objek dalam penelitian ini ialah pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika yang

meliputi konteks, masukan, proses, dan hasil dari program ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan.

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai evaluator eksternal. Peneliti tidak

memiliki keterikatan baik secara administratif maupun secara lembaga dengan MTsN

1 Kota Tangerang Selatan. Peneliti juga tidak ikut serta dalam program ekstrakurikuler

robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan tanpa mengetahui teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data

menjadi langkah strategis dalam sebuah penelitian, dan tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2011: 224). Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini ada empat metode, yaitu wawancara, observasi,

kuesioner dan analisa dokumen.

1. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari narasumber (Arikunto, 2010: 198). Sedangkan

menurut Susan Stainback, “interviewing provide the researcher a means to gain a

deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenom

Page 54: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

40

than can be gained through observation alon.” (Sugiyono, 2011: 318). Jadi

melalui wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam

tentang partisipan dalam menggambarkan situasi dan fenomena yang terjadi,

dimana hal ini tidak dapat ditemukan melalui observasi.

Pada teknik wawancara, peneliti datang dan berhadapan langsung dengan

responden yang diteliti. Responden yang diwawancara antara lain kepala MTsN 1

Kota Tangerang Selatan, Wakil Kepala bidang Kurikulum, Koordinator

Ekstrakurikuler, Pembina Ekstrakurikuler Robotika, 3 orang Instruktur

Ekstrakurikuler Robotika, dan 7 orang peserta didik yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler robotika. Hal-hal yang ditanyakan kepada responden merupakan

sesuatu yang telah direncanakan dan hasilnya dicatat sebagai informasi penting.

Sebelum wawancara dilakukan, instrumen wawancara disiapkan oleh peneliti yang

disebut dengan panduan wawancara. Panduan tersebut berisi pertanyaan atau

pernyataan untuk dijawab oleh responden. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa

mencakup data, fakta, pengetahuan, pendapat, konsep, persepsi atau evaluasi

responden tentang program ekstrakurikuler robotika yang sedang dilaksanakan.

Penelitian ini menggunakan metode wawancara untuk memperoleh data dan

informasi dalam mengungkap lebih jauh tentang program ekstrakurikuler robotika

di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan.

2. Kuesioner

Penggunaan kuesioner dalam penelitian ini adalah untuk memperkuat data

kualitatif. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang ditujukan untuk peserta

didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotika. Jumlah responden yang

menggunakan kuesioner ini sebanyak 59 orang. Kuesioner dalam penelitian ini

terdiri menjadi dua aspek yaitu aspek proses dan aspek produk. Kuesioner ini

berisi pernyataan yang berkaitan dengan kompetensi pembina, materi

ekstrakurikuler, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, evaluasi kegiatan

ekstrakurikuler,dan hasil kegiatan ekstrakurikuler. Kuesioner dalam penelitian ini

merupakan jenis kuesioner tertutup karena telah disediakan alternatif jawaban

sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban dari alternatif jawaban yang

telah disediakan. Kuesioner ini diharapkan menjadi data pelengkap karena

terbatasnya jumlah responden yang digunakan dalam teknik wawancara.

3. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan cara

melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata,

2006: 220). Observasi digunakan oleh evaluator dengan cara merasakan dan

melihat sendiri hal yang telah dilakukan oleh subjek atau objek yang dievaluasi

(Sukardi, 2014: 83). Dalam observasi, evaluator biasanya menggunakan alat bantu

seperti alat perekam untuk memaksimalkan perolehan data observasi. Tujuannya

adalah untuk memaksimalkan perolehan data sehingga diperoleh hasil yang

maksimal tentang program yang dinilai. Observasi dapat dilakukan secara

partisipatif maupun non-partisipatif. Dalam observasi partisipatif pengamat ikut

serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Sedangkan observasi non-

patisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan.

Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi

nonpartisipatif. Peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika di

Page 55: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

41

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan melainkan hanya mengamati. Observasi dalam

penelitian ini berisi aspek dari konteks, input, proses, dan produk yang berkaitan

dengan program ekstrakurikuler robotika yang diteliti.

4. Analisa Dokumen

Evaluator pada umumnya mendatangi program yang dinilai (Sukardi, 2014:

83). Evaluator mencari informasi dari dokumen yang mendukung dan relevan

dengan program yang berhubungan dengan fokus evaluasi. Data dokumentasi

dibagi menjadi dua jenis, yaitu data resmi yang dikeluarkan oleh lembaga tempat

program yang sedang dievaluasi bernaung, seperti dokumen resmi berupa surat

perintah operasional, surat keputusan menteri, resi belanja atau jual beli barang,

surat perintah perjalanan dinas, dan sebagainya. Sedangkan data personal

merupakan data yang berasal dari pelaku secara individual yang sifatnya pribadi,

seperti nota pembelian bahan dalam pelaksanaan proyek dan nota dinas catatan

harian. Data dokumen ini digunakan oleh evaluator untuk mendapatkan data atau

informasi tentang program yang dievaluasi.

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa buku, surat kabar, catatan, majalah, prasasti, transkip, notulen rapat,

agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Dokumen dapat berbentuk tulisan,

gambar, atau karya dari seseorang (Sugiyono, 2010: 329). Dokumen berbentuk

tulisan misalnya sejarah kehidupan, catatan harian, biografi, ceritera, peraturan,

kebijakan, dan sebagainya.

Dokumen bisa juga berbentuk gambar, seperti foto, sketsa, gambar hidup, dan

lain-lain. Dokumentasi menjadi pelengkap dari metode observasi dan wawancara

dalam sebuah penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, analisa dokumen

digunakan untuk mencari informasi dan data mengenai program ekstrakurikuler

robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan yang ditinjau dari evaluasi CIPP.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Peneliti kualitatif berperan sebagai human instrument, yaitu berfungsi dalam

memilih informan sebagai sumber data, menetapkan fokus penelitian, melakukan

pengumpulan data, analisis data, menilai kualitas data, menafsirkan data dan membuat

kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2011: 222). Dengan demikian, dalam

penelitian kualtatif seorang peneliti menjadi instrumen kunci penelitian.

Instrument penelitian membutuhkan kisi-kisi yang dijadikan pedoman dalam

merumuskan butir-butir instrumen. Kisi-kisi merupakan sebuah tabel yang

menunjukkan adanya hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dan kolom

(Arikunto, 2010: 205). Kisi-kisi dalam penyusunan instrumen menunjukkan adanya

kaitan antara metode yang digunakan, variabel yang diteliti dengan sumber data, dan

instrumen yang disusun. Kisi-kisi yang terdapat dalam penelitian ini antara lain kisi-

kisi wawancara, kisi-kisi observasi, dan kisi-kisi dokumen yang akan diuraikan

dibawah ini:

1. Kisi-Kisi Wawancara

Panduan wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

dari kepala Madrasah, Wakil Kepala bidang Kurikulum, Koordinator

Ekstrakurikuler, Pembina Ekstrakurikuler Robotika, Pembimbing Ekstrakurikuler

Page 56: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

42

Robotika, dan peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotika.

Adapun kisi-kisi wawancara dapat diamati pada tabel berikut.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Wawancara

NO ASPEK INDIKATOR

1. Context (Konteks) a. Analisis kebutuhan kegiatan ekstrakurikuler

robotika

b. Latar belakang kegiatan ekstrakurikuler robotika

c. Aturan pelaksanaan ekstrakurikuler robotika

d. Tujuan dilaksanakannya ekstrakurikuler

robotika

e. Kebijakan mengenai pelaksaaan ekstrakurikuler

robotika

2. Input (Masukan) a. Syarat menjadi peserta ekstrakurikuler robotika

b. Proses rekrutmen peserta ekstrakurikuler

robotika

c. Jumlah peserta ekstrakurikuler robotika

d. Kualifikasi instruktur ekstrakurikuler robotika

e. Waktu pelaksanaan ekstrakurikuler robotika

f. Materi ekstrakurikuler robotika

g. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam

ekstrakurikuler robotika

h. Media pembelajaran dalam kegiatan

ekstrakurikuler robotika

i. Sarana dan prasarana dalam kegiatan

ekstrakurikuler robotika

j. Sumber dana yang digunakan dalam kegiatan

ekstrakurikuler robotika

k. Teknologi yang digunakan dalam pembelajaran

robotika

3. Process (Proses) a. Jadwal pelaksanaan ekstrakurikuler robotika

b. Aktifitas peserta ekstrakurikuler robotika

c. Kinerja instruktur ekstrakurikuler robotika

d. Ketersediaan sarana dan prasarana

e. Kesesuaian media pembelajaran

f. Kelayakan materi ekstrakurikuler

g. Kesesuaian metode pembelajaran

h. Keaktifan peserta ekstrakurikuler dalam

kompetisi robotika

i. Hambatan dalam pelaksanaan ekstrakurikuler

robotika

j. Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler robotika

4. Product (Produk) a. Perubahan keterampilan peserta ekstrakurikuler

robotika

b. Kualitas penguasaan materi robotika

c. Prestasi yang diperoleh siswa dalam bidang

robotika

Page 57: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

43

2. Kisi-Kisi Kuesioner

Kisi-kisi kuesioner dalam penelitian ini digunakan sebagai pelengkap dalam

memperoleh data mengenai program ekstrakurikuler robotika MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan. Adapun kisi-kisi kuesioner dapat diamati pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Kuesioner

No. Aspek Indikator Nomor Butir

1. Proses

Pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler 4, 5, 6

Penggunaan sumber

daya 8, 12, 13

Monitoring Kegiatan:

a. Kinerja Instruktur

b. Aktifitas peserta

c. Evaluasi kegiatan

1, 2, 3, 7, 10

9, 18

11, 16, 17

2. Produk

Dampak kegiatan:

a. Penguasaan

materi

b. Perubahan sikap

14, 15

19, 20, 21, 22, 24, 25

Prestasi siswa 23

3. Kisi-Kisi Observasi

Kisi-kisi observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

mengenai program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan.

Adapun kisi-kisi observasi dalam penelitian ini dapat diamati pada tabel berikut.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Observasi

No. Model

CIPP Aspek Indikator

1.

Context

(Konteks)

Dasar

Hukum

Memiliki UU

Memiliki Perda

Memiliki SK

2. Tujuan Memiliki tujuan yang didasari pada

kebutuhan

3. Kurikulum Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan

Ditetapkan secara sistematis

4.

Input

(Masukan)

Kriteria

Instruktur

Mempunyai kepribadian yang baik

Mempunyai sikap seorang pendidik

Berpengalaman dibidangnya

5. Peserta

Sesuai karakteristik

Termotivasi mengikuti ekstrakurikuler

Memenuhi persyaratan

6. Materi Sesuai dengan kurikulum

Page 58: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

44

Berkaitan dengan tujuan

Sesuai standar kompetensi

Bahan ajar tersedia

7. Metode

Sesuai dengan materi

Orientasi PBL

Komunikatif

Mengembangkan kreatifitas

8. Media

Berfungsi optimal

Ketersediaan memadai

Mampu memfasilitasi

Kondisi baik

Mampu memotivasi

Memperjelas materi

Sesuai SOP

9. Sarana dan

Prasarana

Mampu memfasilitasi

Kondisi baik

Ketersediaan memadai

Berfungsi optimal

Sesuai SOP

10. Pendanaan

Optimalisasi penggunaan dana

Melalui rapat kerja anggaran

Transparan

11.

Process

(Proses)

Jadwal

Kegiatan

Seluruh rangkaian aktifitas ekstrakurikuler

Tersusun rapi dan terlaksana dengan baik.

12. Kinerja

Instruktur

Menguasai kelas

Menguasai materi

Menunjukkan sikap seorang pendidik

Mampu menjawab pertanyaan peserta

Berpengalaman dibidangnya

13. Aktifitas

Peserta

Mentaati tata tertib

Disiplin

Selalu memperhatikan penjelasan instruktur

Peserta serius saat mengikuti pembelajaran

Aktif menjawab ketika diberikan pertanyaan

Aktif bertanya jika diberikan kesempatan

14. Evaluasi Evaluasi dilakukan pada fasilitas, instruktur,

peserta ekstrakurikuler, dan program.

15.

Product

(Produk)

Penguasaan

Materi

Aktif dalam tanya jawab di kelas

Memiliki nilai evaluasi minimal 75.00

Mampu mengoperasikan alat praktik

16. Prestasi

Siswa aktif dalam berbagai kompetisi

robotika

Siswa menjuarai kompetisi robotika tingkat

nasional

Siswa menjuarai kompetisi robotika tingkat

Page 59: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

45

internasional

4. Kisi-Kisi Dokumen

Kisi-kisi dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

tentang pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan. Adapun kisi-kisi dokumen dapat diamati pada tabel berikut.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Dokumen

DOKUMENTASI CETAK DOKUMENTASI FOTO

a. Gambaran umum

b. Visi dan misi

c. Arah strategi

d. Struktur organisasi

e. Data peserta ekstrakurikuler

f. Data instruktur robotika

g. Materi ekstrakurikuler robotika

h. Jadwal pelaksanaan ekstrakurikuler

robotika

i. Hasil evaluasi peserta

ekstrakurikuler robotika

j. Data prestasi siswa di bidang

robotika

a. Proses pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler robotika

b. Ruang kegiatan ekstrakurikuler

robotika

c. Sarana dan prasarana

ekstrakurikuler robotika

d. Bentuk robot yang dihasilkan oleh

peserta ekstrakurikuler robotika

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif.

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen merupakan upaya yang dilakukan

dengan menggunakan data, yaitu dengan mengorganisasikan data, memilah-milah data

menjadi satuan yang dapat diolah, mensintesiskan data, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain

(Moleong, 2005: 248). Menurut Nasution, analisis telah dimulai sejak merumuskan

masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan terus berlangsung hingga penulisan hasil

penelitian (Sugiyono, 2011: 336). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

Model Alir (Miles & Huberman, 2014: 18) yang dibagi menjadi tiga tahapan yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal inti, fokus pada hal-hal

penting, hingga mencari tema dan polanya. Dengan demikian, gambaran yang

lebih jelas akan didapatkan setelah data direduksi, dan mempermudah peneliti

dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila dibutuhkan.

Dalam penelitian ini, data yang terkumpul dari hasil wawancara Kepala Madrasah,

WKM Kurikulum, Koordinator Ekstrakurikuler, Pembina Ekstrakurikuler

Robotika, Instruktur, dan 7 orang peserta ekstrakurikuler robotika, hasil observasi,

kuesioner yang diisi oleh 59 orang peserta ekstrakurikuler, dan dokumentasi

peneliti yang selanjutnya dibuat kategorisasi dan dituangkan ke dalam bentuk

laporan terinci. Setelah dianalisis, hal-hal yang dianggap tidak ada kaitan langsung

dengan penelitian kemudian dieleminasi.

Page 60: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

46

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan

teks yang sifatnya naratif. Dengan menyajukan data, maka peneliti akan

dimudahkan dalam memahami situasi yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan hal-hal yang telah dipahami. Dalam penelitian ini,

penyajian data dilakukan dengan cara melihat gambaran keseluruhan atau bagian-

bagian tertentu dari hasil data yang telah direduksi untuk dilakukan klasifikasi

berdasarkan aspek-aspek pada model evaluasi CIPP.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel apabila

pada tahap awal penelitian didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten.

Dalam penelitian ini, penarikan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan

informasi yang didapat secara terus menerus selama penelitian berlangsung dan

selama masih ada temuan-temuan baru di lapangan hingga mendapatkan hasil yang

diinginkan.

G. Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan

triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahaan data yang

memanfaatkan sesuatu diluar data tersebut untuk pembanding data atau keperluan

pengecekan data (Moleong, 2005: 330). Denzin membedakan empat macam

triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

penggunaan metode, sumber, penyidik, dan teori (Moleong, 2005: 330). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan keabsahan data, yaitu:

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber berarti peneliti mendapatkan data dari sumber yang

berbeda-beda dengan menggunakan metode yang sama. Triangulasi sumber yang

digunakan dalam penelitian ini ialah wawancara yang dilakukan dengan kepala

Madrasah, Wakil Kepala bidang Kurikulum, Koordinator Ekstrakurikuler,

Pembina Ekstrakurikuler Robotika, Pembimbing Ekstrakurikuler Robotika, dan 7

orang peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler robotika.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode berarti peneliti menggunakan metode pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Dalam

penelitian ini, triangulasi metode yang digunakan ialah observasi, wawancara, dan

analisa dokumen untuk sumber data yang sama.

Jadi, triangulasi menjadi cara terbaik dalam menghilangkan perbedaan konstruksi

realita yang terdapat dalam konteks suatu studi saat mengumpulkan data tentang

berbagai pandangan. Dengan adanya triangulasi, peneliti dapat memeriksa ulang

temuannya dengan cara membandingkan data dan informasi yang diperoleh dari subjek

penelitian dan pihak-pihak terkait. Dengan demikian, akan dihasilkan keabsahaan data

untuk menghindari subjektivitas peneliti.

Page 61: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

47

H. Kriteria Evaluasi

Berikut kriteria evaluasi yang penulis susun berdasarkan aspek CIPP: Tabel 3.6

Kriteria Evaluasi

Aspek Kriteria

Context (Konteks) Pelaksanaan program dilatarbelakangi oleh adanya

kebutuhan dan tujuan madrasah, serta memiliki dasar

hukum seperti undang-undang, peraturan pemerintah, dan

pedoman penyelenggaraan program ekstrakurikuler sebagai

dasar yang memperkuat latar belakang pelaksanaan

program

Melakukan analisis kebutuhan dalam mengembangkan

program seperti menyusun kurikulum, memilih metode

pembelajaran, menganggarkan biaya pelaksanaan,

menentukan instruktur, dan sebagainya

Memiliki tujuan untuk mengembangkan keterampilan

peserta yang telah disesuaikan dengan kebutuhan, minat,

dan bakat peserta didik

Input (Masukan) Tersedianya instruktur dengan kualifikasi akademik S-1

atau D-IV sesuai dengan bidang keahlian yang diajarkan

Peserta memiliki latar belakang yang homogen dan

jumlahnya ideal

Rumusan materi memenuhi kebutuhan peserta akan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap

Metode yang digunakan dalam pembelajaran bervariasi

Media pembelajaran yang digunakan tepat guna dan

berdaya guna

Sarana dan prasarana lengkap dan menunjang proses

pembelajaran

Dana digunakan secara optimal sehingga kegiatan yang

direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik

Process (Proses) Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada waktu luang, di

luar jam pelajaran

Penggunaan sarana dalam proses pembelajaran yang

optimal

Instruktur mampu menciptakan iklim belajar yang baik,

menguasai materi, dan menyampaikan materi dengan baik

Peserta berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

Adanya evaluasi pembelajaran dan evaluasi kegiatan

ekstrakurikuler

Product (Produk) Peserta menguasai materi yang diajarkan dan memiliki

perubahan sikap yang baik setelah mengikuti program

ekstrakurikuler robotika

Peserta memiliki prestasi di bidang robotika

Page 62: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

1. Sejarah Berdirinya MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Tangerang Selatan berdiri

pada 17 Agustus tahun 1981 di Cimanggis Ciputat Tangerang. Cikal bakal MTsN

1 Kota Tangsel adalah MTs. Darussalam yang berlokasi di Cimanggis Ciputat.

Pada tahun 1987 MTs. Darussalam dinegerikan oleh pemerintah dan berganti

nama menjadi MTsN Tangerang II Pamulang. Pada tahun ini pula MTsN

Tangerang II Pamulang dipindahkan ke kelurahan Pamulang di Jalan Raya

Pajajaran No. 31 Pamulang. Pada Tahun 2016 berganti nama menjadi MTsN 1

Kota Tangerang Selatan.

Kepala Madrasah yang pertama adalah Drs. Syamsudin (1981-1989)

kemudian pada tahun 1989 sampai 1993 dijabat oleh Drs. Edy Djunaedy, dan

pada tahun 1993-1994 diganti oleh Drs. Nasharudin Sarbini (1993-1994). Masa

tersebut adalah masa-masa perjuangan yang berat untuk memantapkan

keberadaan madrasah, karena masih dihadapkan pada pandangan masyarakat

yang menganggap bahwa madrasah hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama saja.

Padahal di madrasah alokasi pelajaran umum sama dengan seluruh pelajaran

yang ada di sekolah umum. Sedangkan pelajaran agama yang diwajibkan dari

Departemen Agama terjabar secara rinci ke dalam bidang 5 bidang pelajaran

agama, yaitu Al-Qur‟an Hadits, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam,

Fiqih, dan Bahasa Arab.

Pada tahun 1994-2002 kepala sekolah dijabat oleh Dra. Hj. Iis Aisyah.Pada

masa kepemimpinan beliau mulailah diletakkan dasar-dasar pengelolaan

madrasah yang sesuai dengan harapan masyarakat, pembangunan serana fisik

mulai dilakukan. Sedikit demi sedikit madrasah mulai diperhitungkan di

masyarakat, terbukti dengan minat masyarakat untuk bersekolah di MTsN

Tangerang II meningkat pesat. Pada tahun 2003-2007 dilanjutkan oleh Drs. M.

Askolani, pada masa ini mulai dilakukan pembangunan secara fisik secara

bertahap sehingga mejadi sekolah yang cukup memadai, begitu juga sarana dan

prasarana.

Pada tahun 2007 terjadi pergantian kepala sekolah oleh Drs. Suhardi,

MA.Pada masa ini mulai diadakan inovasi pendidikan, seperti dibukannya kelas-

kelas unggulan yaitu: Kelas Bina Prestasi, Kelas Sains, Kelas Bilingual Arab,

Kelas Bilingual Inggris, Kelas TI, Kelas Agama, dan Kelas Sosial.

Selain itu banyak pula prestasi-prestasi yang telah dicapai, diantaranya

adalah juara I Lomba Sekolah Sehat tingkat Nasional tahun 2010,juara I Lomba

Matematika tingkat Nasional di Bandung tahun 2012, dan berhasil meraih Juara

III PIKR tingkat Nasional (Pusat Informasi Konseling Remaja) pada tahun 2013.

Selain itu juga meraih beberapa prestasi di bidang ekstrakurikuler,

diantaranyatiga kali berturut-turutmeraih juara ILomba Marching Band tingkat

Nasional Piala Presiden yaitu pada tahun 2010, 2011, 2012;Pada tahun 2013,

pertama kalinya MTsN Tangerang II Pamulang berhasil meraih prestasi pada

lomba robotika tingkat Internasional meraih 1 Medali Emas, 2 Perak dan 1

Perunggu dalam International Islamic School Robot Olimpiad di Johor Baharu

Page 63: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

49

Malaysia;Pada tahun 2014-2015 berturut- turut meraih Juara I Kompetisi

SainsMadrasah Bidang Studi Biologi; dan tahun 2015 meraih Juara II Jurnalistik

tingkat Nasional;serta masih banyak lagi prestasi yang diraih dalam bidang

Akademik, Olah Raga dan Seni.

Setelah 9 tahun menjabat sebagai kepala madrasah, Drs. H. Suhardi,

M.Ag. digantikan oleh Ulik Widiantoro, S.Pd., M.Pd. pada tanggal 26 Juli

2016, yang sebelumnya merupakan guru dan wakil kepala sekolah bidang

Kurikulum, yang masih muda energik dan progresif.

2. Identitas MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

Nama Madrasah : MTs Negeri I Kota Tangerang Selatan

Status Madrasah : Negeri

No. Statistik Madrasah : 121136740001

No. Pokok Sekolah Nasional : 20623031

Akreditasi : A

Nama Kepala Madrasah : Ulik Widiantoro, M.Pd.

Alamat : Jalan Raya Pajajaran No.31 Pamulang,

aaaaaaaaaaaaaaaaTangerang Selatan, Banten. 15417.

Telp / Fax : 021-7415023 / 021-7415023

Website : www.mtsn1tangsel.sch.id

Luas Tanah : 6.852 m2

3. Visi Misi MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

a. Visi

“Terselenggaranya layanan prima untuk membentuk insan religius,

berprestasi nasional, dan berwawasan global.”

Sebagai sebuah lembaga pendidikan, visi merupakan cerminan dan

sebagai cita-cita yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan. Sama halnya

dengan cita-cita yang ingin dicapai oleh MTs Negeri 1 Kota Tangerang

Selatan. Dengan visi yang dimiliki, MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

ingin menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam yang dapat membentuk

peserta didik yang religius, memiliki prestasi nasional dan berwawasan

global.

b. Misi

1) Meningkatkan kualitas pembinaan keimanan dan ketakwaan

2) Meningkatkan kualitas pembinaan ibadah, akhlak mulia, prestasi

akademik

3) Meningkatkan profesionalitas pembinaan ekstrakurikuler

4) Meningkatkan kualitas tata kelola atau manajemen madrasah secara lebih

transparan, partisipatif, efektif, efisien, dan akuntabel

5) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan

6) Meningkatkan kompetensi guru dan profesionalitas pegawai ASN,

ASNPN

7) Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan, pribadi, dan masyarakat

8) Mengembangkan tradisi pembelajar bagi seluruh komunitas madrasah

9) Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sosial, ekonomi, dan

budaya masyarakat Pamulang dan masyarakat di sekitarnya

Page 64: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

50

10) Membekali siswa, guru, dan pegawai dengan kecakapan-kecakapan yang

diperlukan di era global

Misi merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai visi

yang telah ditetapkan bersama. Oleh karena itu, pihak madrasah harus

mampu melaksanakan misi tersebut dalam bentuk kegiatan yang nyata

sehingga memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut yang nantinya akan

berujung pada ketercapaian visi madrasah.

4. Tujuan MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

Terwujudnya guru, karyawan dan peserta didik dalam mengembangkan

seluruh potensi insaniyahnya secara optimal sehingga dapat melaksanakan tugas

dan fungsinya semaksimal mungkin. Bagi siswa dapat meraih prestasi setinggi-

tingginya dan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya pada lembaga-

lembaga pendidikan yang unggul.

Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai dalam jangka waktu yang telah

ditetapkan. Tujuan dapat menunjukkan kondisi yang ingin dicapai pada masa

mendatang. Dengan demikian, tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,

program, kebijakan, dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi MTsN 1

Kota Tangerang Selatan. Pencapaian tujuan dapat dijadikan indikator untuk

menilai kinerja stakeholder MTsN 1 Kota Tangernag Selatan.

5. Strategi dalam Meningkatkan Profesionalitas Pembinaan Ekstrakurikuler

a. Meningkatkan kualitas pengelolaan ekstrakurikuler

b. Menyeleksi bentuk-bentuk ekstrakurikuler dan menentukan skala prioritas,

diatur dalam kriteria ekstrakurikuler

c. Menyeleksi pelatih ekstrakurikuler yang sesuai dengan kompetensi di

bidangnya

d. Meningkatkan administrasi perencanaan, pelaksanaan dan hasil berdasarkan

MoU pertahun bagi Pembina/pelatih

e. Membuat dan mengefektifkan prosedur dan tata tertib kegiatan

ekstrakurikuler

f. Membuka penyaluran bakat dan minat siswa melalui momen-momen

kegiatan internal maupun eksternal

g. Memberikan penghargaan bagi siswa yang meraih prestasi terbaik dalam

bidang ekstrakurikuler

Strategi merupakan rencana yang mengandung cara komprehensif dan

integratif yang dapat dijadikan sebagai pegangan untuk bekerja. Strategi menjadi

salah satu instrumen manajemen yang ampuh dan tidak dapat dihindari termasuk

dalam manajemen MTsN 1 Kota Tangerang Selatan. Strategi di atas menjelaskan

metode dan pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan madrasah,

khususnya pada bidang ekstrakurikuler.

Page 65: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

51

6. Struktur Organisasi MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

……..

…. …….. … …

……………………………………

Keterangan:

__________ = garis komando

…………… = garis koordinasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

Kepala

Madrasah

Komite

Madrasah

Kaur Tata

Usaha

PKM

Kurikulum

PKM

Kesiswaan

PKM

Humas

PKM

Sarpras

Ketua

Ma‟had

Team

Kurikulum

Lab, Olim

MGMP

Pemb. OSIS

Koor. Ekskul

DKM Masjid

Teknisi &

Instalasi

OB

Kom, Pubdok

Security

Unit Pelayanan

Perpustakaan

Kerumahtanggaan

Tim UKS

Guru Wali Kelas Guru BK

Siswa

Page 66: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

52

7. Susunan Pejabat MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

Kepala Madrasah : Ulik Widiantoro, M.Pd.

Kepala Tata Usaha : A. Djalaludin, S.Ag.

PKM Kurikulum : Dra. Eka Munawaroh, M.Ed.

PKM Kesiswaan : Abd. Rozak, SH., MA.

PKM Humas : Drs. Ikhlas, M.Pd.

PKM Sarana dan Prasarana : Ir. Imam Sucipto, S.Kom.

Ketua Ma‟had : H. Romlan, S.Ag.

Kerumahtanggaan : Dra. Hj. Surtini, M.Si.

Administrasi dan Media Kurikulum : Drs. Panji Waluyo, M.Pd.

Peningkatan Mutu dan Evaluasi : Dra. N. Supriyati, M.Pd.

Web dan IT / Portal Kurikulum : Aulia Rahman, S.Pd.

Pembina OSIS : Masri‟ah, M.A.

Pengembangan Diri / Ekstrakurikuler : Nofrianto, S.Pd.

Pembina BK – PIKR : Sri Widiastuti, S.Psi.

Pembina DKM : Drs. Ashar Munadi

Web MTsN Kom, Pubdok : Afif Fauzi, S.Pd.

8. Data Guru MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan memiliki guru sebanyak 65 orang

yang terdiri dari 27 orang guru laki-laki dan 38 orang guru perempuan.

Diagram 4.1

Jenis Kelamin Guru MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

Dari diagram di atas dapat dilihat perbandingan guru laki-laki dan

perempuan di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan hampir seimbang, yaitu

dengan prosentase sebesar 42% guru laki-laki dan 58% guru perempuan.

Guru yang terdapat di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan memiliki latar

belakang pendidikan minimal S1, bahkan terdapat 24 orang yang telah

menyelesaikan studi S2.

L

42%

P

58%

Page 67: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

53

Diagram 4.2

Lulusan Guru MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

Dari diagram di atas dapat dilihat guru MTs Negeri 1 Kota Tangerang

Selatan yang telah menyelesaikan studi S2 cukup banyak, yaitu dengan

prosentase sebesar 37%. Sedangkan sisanya sebanyak 63% merupakan guru

dengan lulusan S1.

MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan memiliki guru yang pendidikannya

hampir seluruhnya sesuai dengan bidangnya. Namun masih ada guru yang latar

belakang pendidikannya tidak sesuai dengan tugas mengajarnya, di antaranya ada

guru yang lulusannya sarjana agama yang mengajar mata pelajaran seni budaya,

ada juga guru lulusan sarjana komputer yang mengajar mata pelajaran prakarya.

Guru-guru yang mengajar sudah memiliki pengalaman karena telah mengajar

cukup lama. Berdasarkan hal-hal tersebut guru-guru dapat memberikan layanan

yang baik dan optimal terutama dalam hal mengajar sehingga sangat mungkin

siswa memperoleh layanan pembelajaran yang maksimal. Daftar guru

selengkapnya dapat dilihat di lampiran.

B. Gambaran Umum Program Ekstrakurikuler Robotika MTs Negeri 1 Kota

Tangerang Selatan

1. Sejarah Terbentuknya Ekstrakurikuler Robotika di MTs Negeri 1 Kota

Tangerang Selatan

Imajinasi anak-anak milenial saat ini sudah semakin berkembang. Dalam hal

bermain robot, dulu mereka hanya berpikir bagaimana merangkai dan

memainkan alat-alat robot rakitan. Namun saat ini mereka sudah berpikir

bagaimana dapat membuat bermacam-macam robot sesuai dengan keperluan

mereka. MTsN 1 Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu lembaga

pendidikan tingkat menengah pertama yang unggul di bidang robotika. MTsN ini

berhasil mengharumkan nama lembaga pendidikan Islam dengan

mempersembahkan juara di hampir setiap kompetisi robotika nasional dan

internasional.

Keikutsertaan MTsN 1 Kota Tangerang Selatan pada kompetisi robotika

bermula saat madrasah ini mendapatkan undangan kompetisi robotika tingkat

Jabodetabek yang diadakan oleh lembaga Racer Robotics di auditorium RS Sari

Asih Ciputat pada Mei 2013. Saat itu MTsN 1 Kota Tangerang Selatan belum

memiliki kegiatan ekstrakurikuler robotika. Namun lembaga Racer Robotics

bersedia memberikan pelatihan sebanyak tiga kali kepada peserta yang akan

S1

63%

S2

37%

Page 68: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

54

mengikuti kompetisi. Dengan melalui banyak pertimbangan, akhirnya Bapak

Imam Sucipto selaku guru MTsN 1 Kota Tangerang Selatan memutuskan untuk

mencari peserta didik yang cerdas terutama di bidang matematika, logika dan

sains. MTsN 1 Kota Tangerang Selatan mengirim dua tim yang terdiri dari 6

orang peserta didik. Minat peserta didik yang cukup tinggi dan ditunjang dengan

kecerdasan yang memadai sehingga MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, madrasah ini mendapatkan juara

ketiga pada kompetisi robotika kategori creative robot.

Sejak saat itulah Bapak Imam Sucipto berani mengajukan ke pimpinan

untuk mengadakan program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan. Program ekstrakurikuler robotika ini dimulai pada tahun ajaran baru

2013 dengan bekerja sama dengan lembaga kursus robotika Racer Robotics, dan

Bapak Imam Sucipto yang menjadi Pembina ekstrakurikuler robotika.

2. Daftar Peserta Ekstrakurikuler Robotika MTs Negeri 1 Kota Tangerang

Selatan

Peserta ekstrakurikuler robotika berjumlah 59 orang, yang terdiri dari 35

orang siswa kelas VII dan 24 orang siswa kelas VIII. Berikut daftar peserta

ekstrakurikuler robotika MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

Tabel 4.1

Peserta Ekstrakurikuler Robotika MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

NO. NAMA SISWA KELAS

1. MUTHIA ZAHIDA VII-1

2. MAHARANI SEKAR VII-1

3. M. KIANDRA RAMDOVA VII-1

4. DIMAS ADYLITA VII-1

5. AULIA NUR IZZATI VII-2

6. HAFIDZ AFLAH VII-2

7. FEBY NAILA ANDIANI VII-2

8. HISYAM ARIEF VII-2

9. M. FITRIAN RIZKY VII-2

10. GATHAN ATTAR VII-3

11. M. NUFAIL ARINDA VII-3

12. M. SALMAN VII-4

13. RESYA ARLINGGA VII-4

14. SAFIRA FITRI ANDINI VII-4

15. PUSPA RIZKY ALIKA VII-4

16. RASYA ISLAMI PASHA VII-4

17. SAKHI SAVERA VII-4

18. M. RAADHI DJAUHAR VII-4

19. HAJIRA KHAIRUNNISA VII-5

20. ALIYYA ZAHRA VII-5

21. M. AKBAR MAULANA VII-5

22. ZACKY ISNAI SYAH VII-5

23. AULIA KEYSA IRAWAN VII-6

Page 69: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

55

24. RAHMAD AGUNG VII-7

25. RAJWA RAHIQ VII-8

26. NABILA NUR ZAHRA VII-8

27. FAIQ KEENANDITYA VII-9

28. MEYLISA NURAULIA VII-10

29. M. KHAFI ALGHIFARI VII-10

30. GHISAN ALIF RAJA VII-10

31. AHMAD SYAUQI VII-10

32. LATANSYA AGNIA VII-10

33. IBRAHIM ANDRA VII-11

34. AUFAR RIJAL VII-11

35. ASYHA KAKADZA VII-11

36. HIKARI FATHAN VIII-1

37. HUMAM RIFQY VIII-1

38. REFA NAILATUDDHUHA VIII-2

39. SAHL IZZAN VIII-2

40. BINTANG FAREL ULAL VIII-2

41. ARYA BAYU ARKANA VIII-3

42. VALDAN AKHDAN VIII-3

43. ARIASATYA EZRA VIII-4

44. RASHIFALMAS VIII-5

45. REYVAN KEIVI VIII-5

46. M. HAZRIEL SETYAWAN VIII-6

47. MAULANA ZAQI VIII-6

48. RILDHA NURAIN VIII-6

49. ZIDNI FAHMI ADZKARI VIII-6

50. M. DZAKWAN VIII-8

51. M. ISMAIL ZUHAIR VIII-9

52. M. RIZKI RAMADHAN VIII-9

53. M. HAFIDZ RAMADHAN VIII-9

54. GHASKA GHIFAF VIII-9

55. SALMAN VIII-9

56. M. ADITYA RAHMAN VIII-10

57. EMIR FADLAN VIII-11

58. AQILA RAIHAN VIII-11

59 RADITYA SURYANSYAH VIII-11

3. Daftar Instruktur Robotika MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan Racer Robotics

dalam penyelenggaraan program ekstrakurikuler robotika, termasuk dalam hal

penyediaan instruktur. Instruktur dari Racer Robotics membimbing peserta

ekstrakurikuler robotika kelas VII, sedangkan kelas VIII dibimbing langsung

oleh Pembina Ekstrakurikuler robotika. Namun dalam beberapa kesempatan

tertentu seperti persiapan lomba dan pembuatan karya, instruktur dari Racer

Robotics juga ikut terlibat dalam pembelajaran kelas VIII.

Page 70: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

56

Intruktur yang disediakan memiliki latar belakang yang beragam. Sebagian

besar memiliki latar belakang di bidang IT dan elektro. Ada pula beberapa

instruktur pendamping yang diikutsertakan dalam kegiatan pembelajaran.

Instruktur pendamping tersebut merupakan siswa SMK yang sedang melakukan

kegiatan magang di Racer Robotics. Racer Robotics sendiri memiliki standar

dalam penyediaan instruktur, yaitu satu orang instruktur membimbing 10 orang

siswa. Sehingga untuk membimbing peserta kelas VII yang berjumlah 35 orang,

instruktur yang disediakan sebanyak 3 hingga 4 orang.

Berikut daftar instruktur inti dalam program ekstrakurikuler robotika MTsN

1 Kota Tangerang Selatan.

Tabel 4.2

Daftar Instruktur Robotika MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

No. Nama Tempat

Tanggal Lahir Pendidikan Terakhir

Pengalaman

Melatih

1. Khoirudin

Muslim

Tangerang,

05/11/2000

SMK (Teknik Komputer

dan Jaringan) 1 tahun

2. Syafriwan, ST. Tangerang,

03/06/1994 S1 3 tahun

3. Imam Sucipto,

SP. S.Kom.

Blora,

10/07/1970 S1 3 tahun

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa instruktur inti dalam

program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan berjumlah

3 orang. Instruktur ekstrakurikuler robotika memiliki latar belakang pendidikan

S1 sebanyak 2 orang yang masing-masing memiliki bidang keahlian teknik

elektro dan komputer, dan terdapat 1 orang instruktur memiliki latar belakang

pendidikan SMK dengan bidang keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.

Instruktur inti dalam program ekstrakurikuler robotika juga telah memiliki

pengalaman melatih. Satu orang instruktur dengan pengalaman melatih selama 1

tahun dan dua orang instruktur dengan pengalaman melatih selama 3 tahun.

C. Deskripsi dan Analisis Data Penelitian

1. Evaluasi Konteks (Context)

A. Latar Belakang Program

Berdasarkan hasil observasi, MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

berupaya menyelenggarakan program ekstrakurikuler robotika sebagai

kegiatan yang menyalurkan minat dan bakat peserta didik di bidang

teknologi. MTsN 1 Kota Tangerang Selatan mengarahkan perhatiannya

terhadap perkembangan teknologi baru yang inovatif seperti robot, yang

dapat diajarkan kepada siswa-siswa di madrasah. Hal ini dilakukan untuk

meningkatkan pembinaan dan pengembangan kecakapan global. Sedangkan

menurut hasil wawancara, latar belakang pelaksanaan program

ekstrakurikuler robotika sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Imam selaku

Pembina ekstrakurikuler robotika mengatakan bahwa: “Yang

melatarbelakangi sebenarnya adalah visi madrasah. Visi madrasah itu adalah

berwawasan global. Sementara kita belum bergaul atau berbicara di tingkat

Page 71: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

57

internasional. Kita ingin mengangkat nama madrasah di tingkat

internasional. Jadi sebenarnya kalau berbicara pioneer madrasah di tingkat

internasional, yaa MTsN 1 Tangsel ini.” (wawancara tanggal 23 Oktober

2019).

Sedangkan yang diungkap oleh Ibu Eka selaku Wakil Kepala Bidang

Kurikulum mengatakan bahwa: “Awalnya ditawarkan oleh pembina

olimpiade, lalu kita pelajari robotik itu seperti apa. Ditunjukkan alat-alatnya,

setelah dipertimbangkan sepertinya memungkinkan untuk dipelajari oleh

anak-anak MTs ini. Lalu kami ajukan ke Kepala Madrasah, dan Kepala

Madrasah menyetujui. Dia memang ingin kita menjadi pelopor di bidang

apapun.” (wawancara tanggal 14 November 2019).

Menurut keterangan dari Bapak Nofrianto selaku Koordinator

Ekstrakurikuler mengatakan bahwa: “Di luar sana sudah mulai booming

robotik, dari penjaringan minat dan bakat anak-anak juga ternyata besar di

robotik. Sehingga kita mengakomodir untuk pelaksanaan ekskul robotik.”

(wawancara tanggal 12 November 2019).

Sedangkan Khoirudin sebagai instruktur mengungkapkan bahwa:

“Pelaksanaan ekstrakurikuler robotik saat ini dirasa penting di zaman

teknologi seperti saat ini, apalagi memasuki era 4.0, saya rasa penting murid

diajarkan hal-hal yang berhubungan dengan teknologi. Seperti dalam

ekstrakurikuler robotika disini, murid diperkenalkan dengan dasarnya

terlebih dahulu, dengan membuat robot-robot sederhana seperti robot kipas

angin, dan sebagainya. Setidaknya murid mengenal dan tahu teknologi itu

seperti apa.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Penyelenggaraan program ekstrakurikuler robotika MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan juga didasari dengan adanya surat keputusan sebagai

dasar hukum penyelenggaraan program. Hal tersebut sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Bapak Imam selaku pembina yang mengatakan bahwa:

“SK nya sih ada, nanti saya tanyakan di TU” (wawancara tanggal 23

Oktober 2019). Sedangkan yang diungkapkan oleh Bapak Ulik selaku

Kepala Madrasah mengatakan bahwa: “Dasar hukumnya ada, ada di

Permendikbud, ada di kurikulum K-13. Sebetulnya di raport namanya itu

pengembangan diri bukan ekstrakurikuler, SK penugasannya juga ada”

(wawancara tanggal 14 November 2019). Menurut dokumen yang

didapatkan, penyelenggaraan program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1

Kota Tangerang Selatan berdasarkan Surat Tugas Nomor

B.756/MTs.28.08.02.01/PP 00.5/07/2019. Kemudian diperkuat dengan dasar

hukum sebagai berikut :

1) Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 pasal 3

2) Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 pasal 12 ayat 1b

3) Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

4) Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan

5) Permendiknas No. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan

6) Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler

pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Page 72: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

58

Semakin berkembangnya teknologi di era 4.0 menjadi salah satu latar

belakang MTsN 1 Kota Tangerang Selatan perlu mengadakan kegiatan yang

berhubungan dengan teknologi. Mata pelajaran TIK di madrasah dirasa

masih belum cukup dalam memfasilitasi pembelajaran di bidang teknologi.

Oleh karena itu, diadakanlah kegiatan berupa program ekstrakurikuler

robotika pada tahun 2013.Saat itu masih jarang lembaga pendidikan yang

mengadakan kegiatan ekstra terkait teknologi, khususnya robotika. Bahkan

belum ada madrasah yang mengadakan kegiatan ekstrakurikuler robotika.

Sehingga dapat dikatakan bahwa MTsN 1 Kota Tangerang Selatan adalah

pelopor dalam penyelenggaraan program ekstrakurikuler robotika di

madrasah. Selain itu, penyelenggaraan program ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan juga diperkuat dengan adanya dasar

hukum berupa Surat Tugas. Dengan begitu, penyelenggaraan program ini

semakin terarah dan terstruktur dengan baik. Melalui program

ekstrakurikuler robotika, MTsN 1 Kota Tangerang Selatan dapat mewadahi

minat dan bakat peserta didik di bidang teknologi khususnya yang berkaitan

dengan robot. Peminat ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan juga sangat banyak. Dengan adanya program ini, diharapkan mampu

mengembangkan bakat peserta didik di bidang robotika sehingga nantinya

dapat berprestasi, tidak hanya di tingkat nasional namun juga hingga tingkat

internasional. Dengan demikian, madrasah tidak hanya menjadi lembaga

pendidikan yang unggul di bidang agama Islam, namun juga mampu unggul

di bidang lain, khususnya bidang teknologi.

B. Analisis Kebutuhan

Berdasarkan hasil observasi, program ekstrakurikuler robotika MTsN 1

Kota Tangerang Selatan diselenggarakan dalam rangka memenuhi

kebutuhan dasar peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya pada

era digital. Selain itu, minat dan bakat peserta didik di bidang teknologi

sangatlah tinggi. Pengenalan dan pelatihan merakit serta memprogram robot

menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa dalam mempelajari teknologi.

Dengan adanya pendidikan robotika, siswa tidak hanya sekedar bermain

robot saja, tetapi juga belajar membuat robot dan teknik-teknik

pemrogramannya yang dapat membuat siswa menjadi kreatif dan imajinatif.

Selain berdasarkan observasi tersebut, diselenggarakannya program

ekstrakurikuler robotika di MTs Negeri kota Tangerang Selatan

diungkapkan oleh Ibu Eka selaku Wakil Kepala Bidang Kurikulum yang

mengatakan bahwa:“Kalau kita sih melihat peluang yaa. Ekskul robotik ini

kan terkait dengan terapan IT, pemerintah ingin arahnya ada terapan IT

dalam pembelajaran, dan anak-anak ini kalau diberikan hal-hal yang berbau

IT tuh seneng banget dan saat dulu melihat belum banyak tingkatan SMP

yang melaksanakan ekskul robotik, makanya kita ambil kesempatan itu.

Walau mahal peralatannya, tapi antusias dari siswa dan orang tua sangat luar

biasa.” (wawancara tanggal 14 November 2019).

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Bapak Nofrianto selaku

Koordinator Ekstrakurikuler mengatakan bahwa: “Robotik ini prospek ke

depannya sangat bagus, apalagi didukung oleh dua sisi yaitu pihak sekolah

Page 73: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

59

dan orang tua. Selain itu, berangkat dari minat anak-anak yang kita beri

angket. Ternyata dari angket yang kita kumpulkan, minat anak-anak cukup

besar disini. Dari 18 pilihan ekstrakurikuler, robotik menjadi urutan ketiga

setelah futsal dan marching band.” (wawancara tanggal 12 November 2019).

Ekstrakurikuler Robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan menjadi

wadah dalam menyalurkan bakat dan minat peserta didik di bidang robotika.

Selain itu, tidak sedikit yang menjadikan ekstrakurikuler robotika sebagai

sarana bagi peserta didik dalam meraih prestasi di bidang robotika. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ulik selaku Kepala MTsN 1

Kota Tangerang Selatan mengatakan bahwa: “Sebenarnya tidak hanya

robotika, pengadaan ekskul itu sebenarnya terletak pada raker. Ada atau

tidaknya, lanjut atau tidaknya suatu ekskul itu juga diputuskan saat raker.

Pertimbangannya adalah kegiatan ekskul kedepannya, seperti adanya

kompetisi rutin yang diikuti oleh madrasah, pertimbangan lain diadakannya

ekskul juga karena kegiatan tersebut memiliki ciri khas keislaman, lalu juga

mempertimbangkan banyaknya siswa yang memiliki minat dan bakat di

bidang tersebut. Nah robotika ini termasuk salah satu kegiatan yang banyak

diminati oleh siswa sehingga madrasah butuh memfasilitasi

ekstrakurikulernya, apalagi setiap tahun siswa madrasah rutin mengikuti

kompetisinya dan bisa berprestasi.” (wawancara tanggal 14 November

2019).

Berdasarkan hasil observasi, kurikulum program ekstrakurikuler

robotika MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah relevan dengan tujuan yang

diharapkan dan mampu terlaksana dengan baik. Tidak hanya memahami hal-

hal terkait robotika, namun siswa juga dituntut untuk menghasilkan sebuah

karya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Imam selaku Pembina

ekstrakurikuler robotika mengatakan bahwa: “Kurikulumnya sendiri

sebenarnya kita sudah kerja sama dengan Racer. Jadi kelas 7 itu

kurikulumnya menggunakan modul My Robot Time (MRT), itu ada bukunya

dari level 1 sampai 4. Nah kelas 8 itu adalah ke arah kreativitas. Jadi kelas 8

harus bisa membuat robot kreatif baik menggunakan arduino ataupun MRT,

diutamakan arduino yaa. Karena itu bekal untuk mereka nanti saat kuliah

ataupun untuk mengikuti lomba. Karena biasanya lomba itu mengadakan

kategori open. Dan project yang digunakan biasanya menggunakan arduino.

Jadi kelas 8 dilatih untuk membuat project sederhana seperti traffic light

menggunakan arduino, penyiram otomatis, dan sebagainya.” (wawancara

tanggal 23 Oktober 2019).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Khoirudin selaku instruktur

mengatakan bahwa: “Menurut saya sih (kurikulum) sudah relevan.”

(wawancara tanggal 11 Oktober 2019). Lukmanul Hakim selaku instruktur

menambahkan, “(Kurikulum) Sudah relevan. Terkadang disesuaikan dengan

permintaan sekolah juga.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Menurut Bapak Nofrianto selaku Koordinator ekstrakurikuler

mengatakan bahwa: “Pembelajarannya terkait dengan TIK. Untuk materi

secara detail saya kurang tahu, tetapi secara hasil saya sering lihat karya

yang dibuat oleh anak-anak, seperti robot pemadam kebakaran.”

(wawancara tanggal 12 November 2019).

Page 74: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

60

Begitu juga yang diungkapkan oleh Ibu Eka selaku Wakil Kepala

Bidang Kurikulum mengatakan bahwa: “Pembinanya yang menyusun materi

ekskul, sampai kepada apa yang mau dicapai, setiap minggu kegiatannya

apa saja. Termasuk jika instruktur itu didatangkan dari luar. Dan sudah

disesuaikan dengan kompetensi.” (wawancara tanggal 14 November 2019).

Program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

dirasa perlu untuk diadakan, tidak hanya sekedar untuk memenuhi arahan

pemerintah akan adanya pembelajaran mengenai IT terapan, namun juga

sebagai wadah pemenuhan kebutuhan siswa akan minat dan bakatnya di

bidang teknologi. Tingginya animo peserta didik serta dukungan dari orang

tua membuat program ekstrakurikuler robotika terus bertahan hingga saat

ini. Ekstrakurikuler robotika juga memiliki prospek yang bagus ke

depannya. Tidak sedikit siswa yang mengembangkan kemampuan dan

menjadikan program ekstrakurikuler robotika sebagai batu loncatan untuk

meraih perstasi di bidang teknologi. Hal ini tidak terlepas dengan adanya

kurikulum pembelajaran robotika yang sudah relevan dengan kebutuhan.

Kurikulum disusun oleh Pembina ekstrakurikuler robotika dan disesuaikan

dengan kebutuhan peserta didik. Setelah mengikuti program ekstrakurikuler

robotika setidaknya peserta dapat mengerti hal-hal yang berkaitan dengan

robotika dan dapat menghasilkan karya sederhana yang bermafaat.

C. Tujuan Program

Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan program ekstrakurikuler

robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan memiliki tujuan untuk

menyalurkan bakat dan minat peserta didik di bidang teknologi sehingga

nantinya dapat menyiapkan generasi muda yang memiliki kompetensi dan

unggul dalam bidang teknologi.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Eka selaku Waka Kurikulum

yang mengatakan bahwa tujuan program ekstrakurikuler robotika adalah:

“Untuk menggali potensi anak-anak supaya mereka bisa mengaplikasikan

potensi mereka di bidang IT, lalu juga mengajak mereka berani bersaing

dengan sekolah lain. Karena tidak semua anak yang ikut ekskul robotik itu

adalah anak-anak yang kompetensi mata pelajaran di kelasnya bagus, jadi

anak-anak ini kita giring agar bisa menunjukkan kompetensinya di bidang

lain.” (wawancara tanggal 14 November 2019).

Bapak Nofrianto selaku koordinator ekstrakurikuler mengatakan

bahwa: “Selain untuk menampung dan menyalurkan bakat dari anak-anak,

kami juga berorientasi pada prestasi. Dan kami sudah membuktikan sudah

banyak prestasi yang diraih anak-anak di bidang robotik. Sering juga kami

diundang oleh Kemenag pusat untuk menerima penghargaan.” (wawancara

tanggal 12 November 2019). Sama halnya dengan Bapak Imam selaku

Pembina ekstrakurikuler robotika mengatakan bahwa tujuan

diselenggarakannya program ekstrakurikuler robotika adalah: “Yang

pertama adalah melatih kerja sama tim, yang kedua mengasah kreativitas

anak di bidang robot, seperti merakit robot, lalu melatih anak berpikir logic.

Tentu tujuannya untuk meraih prestasi baik di tingkat nasional maupun di

tingkat internasional.” (wawancara tanggal 23 Oktober 2019).

Page 75: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

61

Selaku instruktur ekstrakurikuler robotika, Khoirudin mengungkapkan

bahwa: “Tujuannya melatih mereka agar lebih kreatif, mengasah motorik

mereka juga.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019). Selain itu Hakan yang

juga menjadi instruktur menyampaikan bahwa tujuan diselenggarakannya

ekstrakurikuler robotika adalah: “Untuk memperkenalkan robot kepada

generasi muda sejak dini” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Adanya program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan tidak hanya bertujuan untuk menyalurkan bakat dan minat peserta

didik, namun juga untuk menggali potensi di bidang teknologi,

mengaplikasikan potensi tersebut, hingga dapat bersaing dengan sekolah

lain dalam berbagai kompetisi. Dan tentunya adanya program

ekstrakurikuler robotika bertujuan untuk membantu peserta dalam meraih

prestasi di bidang teknologi hingga ke tingkat Internasional. Tidak hanya

untuk mengembangkan pengetahuan mengenai robotika sejak dini, program

ekstrakurikuler juga memiliki tujuan mengembangkan sikap peserta didik,

antara lain melatih kerja sama tim, mengasah kreatifitas, melatih berpikir

logic, dan mengasah motorik.

2. Evaluasi Masukan (Input)

A. Kualifikasi SDM

1) Instruktur Ekstrakurikuler Robotika

Instruktur ekstrakurikuler memiliki peranan penting dalam

kelancaran dan keberhasilan suatu program ekstrakurikuler.

Berdasarkan hasil observasi, instruktur ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan berasal dari lembaga kursus robotika

yang bernama Racer Robotics. Lembaga ini telah bekerja sama dengan

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan selama 6 tahun. Syarat menjadi

seorang instruktur di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan adalah memiliki

latar belakang di bidang elektro atau informatika serta memiliki

pengalaman mengajar. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Imam

selaku pembina mengatakan bahwa: “Karena kerja sama dengan Racer,

maka instruktur disediakan dari pihak Racer. Namun kita tetap

memiliki kriteria instruktur tersendiri yang harus diikuti oleh pihak

Racer. Yang pertama harus punya kualifikasi atau background di

bidang elektro atau informatika. Yang kedua, sudah punya pengalaman

mengajar.” (wawancara tanggal 23 Oktober 2019).

Bapak Ulik selaku Kepala Madrasah mengatakan bahwa: “Pada

dasarnya kami punya standar tersendiri terkait instruktur atau pelatih

ekstrakurikuler. Jadi pelatih harus punya sertifikat pelatih nasional,

misalnya pelatih basket harus punya sertifikat pelatih basket. Namun

ketetapan ini menjadi kesulitan bagi kita dalam menentukan kualifikasi

pelatih yang tidak tersertifikasi secara nasional, contohnya ekskul

robotika. Kan tidak ada secara nasional yang mengeluarkan sertifikat

pelatih robotika. Namun disini yang kita lihat adalah track record-nya,

dia sudah pernah membawa anak didiknya berprestasi dimana saja,

sudah sampai tingkat apa. Memang agak sedikit susah karena kalau

sertifikat kan lebih jelas penilaiannya.” (wawancara tanggal 14

November 2019).

Page 76: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

62

Bapak Nofrianto selaku coordinator ekstrakurikuler juga

mengatakan bahwa: “Secara keseluruhan untuk ekstrakurikuler itu ada

instruktur dari luar dan ada yang dari dalam. Untuk ekskul yang sudah

banyak meraih prestasi, kita memakai instruktur yang profesional yang

berasal dari luar, tapi harus ada pembina dari dalam yang ahli di bidang

tersebut untuk memantau pelaksanaan ekstrakurikuler. Untuk syarat

instrukturnya kita serahkan ke pembina ekskul terkait. Biasanya kita

memberlakukan sertifikat untuk instruktur, namun jika tidak ada

sertifikatnya biasanya pembina punya referensi tersendiri dalam

menentukan instruktur ekskul tersebut.” (wawancara tanggal 12

November 2019).

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan memiliki instruktur

ekstrakurikuler yang beragam. Ada yang berasal dari internal madrasah,

ada juga yang berasal dari luar madrasah. Walaupun terdapat instruktur

yang berasal dari luar madrasah, kegiatan ekstrakurikulernya tetap

dipantau oleh pembimbing ekstrakurikuler dari internal madrasah. Bagi

ekstrakurikuler yang telah banyak meraih prestasi, MTsN 1 Tangerang

Selatan bekerja sama dengan instruktur luar yang profesional dan

dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat pelatih/instruktur. Namun

tidak semua instruktur yang di bidangnya sudah ada sertifikasi,

contohnya robotika. Tidak adanya sertifikasi instruktur di bidang

robotika membuat MTsN 1 Kota Tangerang Selatan selektif dalam

memilih instruktur. Oleh karena itu, MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

bekerja sama dengan lembaga kursus robotika (Racer Robotics) dalam

penyelenggaraan program ekstrakurikuler robotika, termasuk dalam

penyediaan instrukturnya. Racer Robotics dianggap memiliki rekam

jejak yang baik dalam membimbing peserta dan dapat membawa

peserta mengikuti kompetisi dan berprestasi di tingkat Internasional.

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan juga menetapkan kualifikasi khusus

bagi instruktur ekstrakurikuler robotika, yaitu harus memiliki latar

belakang di bidang informatika atau elektro dan memiliki pengalaman

mengajar.

2) Peserta Ekstrakurikuler Robotika

Berdasarkan hasil observasi, peserta ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan adalah peserta didik yang memiliki

bakat dan minat di bidang teknologi yang memilih robotika sebagai

program ekstrakurikuler pada awal tahun ajaran baru. Jumlah peserta

ekstrakurikuler robotika sebanyak 59 orang yang terdiri dari 35 orang

peserta kelas VII dan 24 orang peserta kelas VIII.

Pada dasarnya tidak ada syarat tertentu untuk menjadi peserta

ekstrakurikuler robotika. Sebagaimana diungkapkan oleh Khoirudin

dan Lukmanul Hakim selaku instruktur mengatakan bahwa:

“Sebenarnya tidak ada syarat tertentu. Semua anak bisa mempelajari

robotika.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Namun sebagai bahan seleksi, maka peserta yang ingin mengikuti

ekstrakurikuler robotika diwajibkan memiliki laptop sebagai media

pembelajaran.

Page 77: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

63

Sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Eka selaku Waka Kurikulum

mengatakan bahwa: “Ada beberapa ekskul yang harus diseleksi,

terutama ekskul yang peminatnya banyak. Jadi dipilih anak-anak yang

memiliki dasar ekskul yang akan diikuti. Kalau robotik peminatnya

dibatasi dengan cara diberikan syarat harus memiliki laptop sebagai

salah satu media pembelajarannya.” (wawancara tanggal 14 November

2019).

Sama halnya diungkapkan oleh Bapak Imam selaku pembina

mengatakan bahwa: “(Pada saat pengenalan ekstrakurikuler)

Disampaikan juga persyaratan untuk mengikuti ekskul ini yaitu

memiliki laptop. Karena jika tidak disampaikan seperti itu, akan banyak

sekali siswa yang mendaftar, bahkan pernah mencapai 68 siswa yang

mendaftar ekskul ini.” (wawancara tanggal 23 Oktober 2019).

Aqila Raihan sebagai peserta ekstrakurikuler robotika kelas VIII-

11 juga mengatakan hal yang samabahwa: “Syarat ikut ekskul robotika

harus punya laptop dan aplikasinya” (wawancara tanggal 23 Oktober

2019). Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Sahl Izzan sebagai

peserta ekstrakurikuler robotika kelas VIII-2 yang mengungkapkan

bahwa: “Syarat ikut ekskul robotika salah satunya punya laptop untuk

coding aplikasi robot.” (wawancara tanggal 23 Oktober 2019).

Pada dasarnya tidak ada syarat untuk menjadi peserta

ekstrakurikuler robotika. Semua peserta didik MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan yang memiliki minat di bidang robotika bisa mengikuti

program ekstrakurikuler robotika. Namun dikarenakan banyaknya

peserta yang berminat, Pembina ekstrakurikuler robotika memutuskan

untuk membatasi peserta yang ingin mengikuti program ekstrakurikuler

robotika dengan memberlakukan syarat kepemilikan laptop yang

nantinya akan digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler. Hal ini

dilakukan untuk menjaga kualitas pembelajaran ekstrakurikuler

robotika dan menyesuaikan dengan ketersediaan sarana

pembelajarannya.

B. Prosedur dan Aturan dalam Kegiatan

1) Kelayakan Materi

Berdasarkan hasil observasi, materi yang disampaikan dalam

program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

ini disesuaikan dengan kurikulum yang telah disusun oleh Pembina

ekstrakurikuler robotika yang bekerja sama dengan tim dari lembaga

kursus robotika, Racer Robotics. Materi yang diberikan juga

disesuaikan dengan kebutuhan peserta ekstrakurikuler. Ketika

menjelang kompetisi, peserta ekstrakurikuler akan diberikan materi-

materi terkait kompetisi yang akan dihadapi. Peserta akan mempelajari

berbagai kategori dalam kompetisi robotika.

Sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Imam selaku pembina

mengatakan bahwa: “Karena kita kerja sama dengan Racer Robotics,

jadi untuk materi kelas VII kita murni menggunakan materi dari sana.

Kita hanya meminta materi apa saja yang nanti diajarkan kepada siswa.

Kalau kelas VIII ada materinya sendiri. Kita sudah punya materi

Page 78: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

64

arduino, pihak Racer yang membantu dalam pembuatan project-nya.

Kita sudah mempunyai Arduino Kit. Disini sudah ada CD yang berisi

materi, selain ada arduino-nya, disini ada sensor-sensornya, ada

remote-nya juga. Jadi materi yang diajarkan disesuaikan dengan

kompetensi. Anak diharapkan punya karya, meskipun sederhana, tapi

dia bisa.” (wawancara tanggal 23 Oktober 2019).

Beberapa peserta ekstrakurikuler robotika mengemukakan

beberapa materi yang telah dipelajari selama mengikuti ekstrakurikuler

robotika. Gathan Attar dari kelas VII-3 menyebutkan: “Coding, materi-

materi yang akan dilombakan.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Sedangkan Meylisa dari kelas VII-10 menyebutkan: “Maze solving,

permainan-permainan yang menggunakan robot seperti merakit, soccer

robot.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Selanjutnya, Raditya sebagai peserta ekstrakurikuler robotika dari

kelas VIII-11 menyebutkan materi: “Merakit robot MRT (My Robot

Time), maze solving, coding forest, coding arduino.” (wawancara

tanggal 23 Oktober 2019). Dan Emir dari kelas VIII-11 mengatakan:

“Sudah belajar merakit robot, memprogram coding di laptop, merakit

LED dengan arduino, merakit robot sumo.” (wawancara tanggal 23

Oktober 2019).

Terkait materi pembelajaran, Khoirudin selaku instruktur

mengatakan bahwa: “Kita kan punya pegangan seperti silabus,

terkadang juga keluar dari materi yang ada di silabus itu sendiri,

menyesuaikan dengan kebutuhan murid. Misalnya seperti saat ini,

sebentar lagi akan ada lomba, jadi materi yang ada di silabus ditunda

dulu, kita utamakan mendalami materi-materi yang akan dilombakan.

Jadi sesuai situasi dan kondisi.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Sama halnya dengan yang diungkap Hakan selaku instruktur

mengatakan bahwa: “(Materi) disesuaikan juga dengan kebutuhan.”

(wawancara tanggal 11 Oktober 2019). Lukmanul Hakim selaku

instruktur mengungkapkan bahwa, “(Materi) Sudah sesuai. Kalau

menjelang lomba, kita mengajarkan materi-materi yang akan

dilombakan.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Kurikulum dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika disusun

oleh Pembina ekstrakurikuler robotika dengan bekerja sama dengan

Racer Robotics. Materi ekstrakurikuler robotika dibuat oleh instruktur

berdasarkan kurikulum dan silabus yang sudah disusun. Namun

demikian, materi yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan.

Jika menjelang kompetisi, maka materi yang terdapat dalam silabus

akan ditunda dan materi yang diberikan adalah materi terkait dengan

berbagai kategori yang terdapat dalam kompetisi. Materi kelas VII

murni disusun oleh tim Racer Robotics yang isinya sudah disesuaikan

dengan permintaan dari Pembina ekstrakurikuler robotika. Sedangkan

kelas VIII mempelajari materi mengenai Arduino yang disusun oleh

Pembina ekstrakurikuler robotika. Baik kelas VII maupun kelas VIII

dalam akhir pembelajaran diharapkan dapat membuat karya sederhana

terkait robotika. Adapun materi yang diberikan selama program

Page 79: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

65

ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan dapat

dilihat di lampiran.

2) Metode

Berdasarkan hasil observasi, metode yang digunakan dalam proses

pembelajaran Ekstrakurikuler Robotika di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan disesuaikan dengan materi apa yang diajarkan, metode yang

digunakan antara lain:

a) Ceramah + Tanya Jawab

b) Demonstrasi

c) Eksperimental

d) Project Method

Berdasarkan hasil wawancara, metode yang digunakan dalam

pembelajaran pada program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan adalah metode ceramah dan praktik secara

berkelompok.

Sebagaimana diungkapkan oleh Hakan selakuinstruktur

mengatakan bahwa: “Untuk metode biasanya kita bentuk kelompok-

kelompok lalu anak menyelesaikan project-nya.” (wawancara tanggal

11 Oktober 2019).

Sama halnya dengan yang diungkap oleh Lukmanul Hakim selaku

instruktur mengatakan bahwa: “Metodenya, awalnya anak-anak

dijelaskan, diperkenalkan alat-alat yang digunakan, fungsinya apa,

programnya bagaimana, setelah itu mereka praktik secara berkelompok.

Kalau sudah selesai, nanti diuji coba robotnya.” (wawancara tanggal 11

Oktober 2019).

Terkait metode pembelajaran, berdasarkan hasil wawancara

dengan Meylisa sebagai peserta ekstrakurikuler robotika kelas VII-10

mengatakan bahwa: “Pertama dijelaskan oleh instrukturnya, lalu

dibagikan alatnya untuk dipraktekkan.” (wawancara tanggal 11 Oktober

2019).

Hal yang sama diungkapkan oleh Raihan selaku peserta dari kelas

VIII-11 mengatakan bahwa: “Pertama instruktur menjelaskan, setelah

itu dipraktekkan, lalu diaplikasikan.” (wawancara tanggal 11 Oktober

2019).

Begitu pula yang diungkapkan oleh Emir sebagai peserta dari kelas

VIII-11 yang mengatakan bahwa: “Metode pembelajaran awalnya

instruktur menjelaskan bagian-bagian robot, lalu merakit robot

bersama-sama atau membuat program.” (wawancara tanggal 23

Oktober 2019).

Terdapat beragam metode yang digunakan dalam pembelajaran

ekstrakurikuler robotika. Metode yang digunakan disesuaikan dengan

materi yang diberikan saat pembelajaran. Pembuatan robot dalam

pembelajaran dilakukan oleh peserta secara berkelompok. Pada

umumnya, di awal pembelajaran instruktur memberikan penjelasan

terkait materi ekstrakurikuler seperti mengenalkan peralatan yang

digunakan, fungsi alatnya, program yang digunakan, bagaimana cara

Page 80: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

66

mengaplikasikan programnya, hingga menerapkan program ke dalam

robot yang sudah dibuat dan melakukan uji coba.

3) Media

Media adalah salah satu komponen penting dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini dikarenakan media berfungsi sebagai alat

penyampaian materi. Keberadan media mampu memberikan dukungan

dalam pelaksanaan pembelajaran dan memberikan pengalaman nyata.

Menurut hasil observasi, media yang digunakan di dalam kelas pada

program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

adalah Laptop, LCD Proyektor, handout, dan berbagai peralatan

robotika yang penggunaannya disesuaikan dengan materi yang

diajarkan. Berdasarkan hasil wawancara, Khoirudin selaku instruktur

mengatakan bahwa: “Media yang digunakan biasanya ada proyektor,

handphone juga dipakai, laptop, untuk robotnya sendiri menggunakan

My Robot Time (MRT) 3, MRT 5, sama Humanoid.” (wawancara

tanggal 11 Oktober 2019).

Sama halnya yang diungkapkan oleh Hakan selaku instruktur

mengatakan bahwa: “Robot MRT (My Robot Time), Linecore, Arduino,

Drone, yang pasti kita menggunakan laptop untuk mengaplikasikan

programnya.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Begitu pula yang diungkapkan oleh Lukman selaku instruktur

yang mengakatan bahwa: “Media yang kita gunakan ada laptop untuk

program, kalau robotnya banyak sih. Yang sering digunakan itu MRT

(My Robot Time) untuk merakit, robot-robot Humanoid seperti

Linecore dan Aelos, ada macam-macam Drone juga.” (wawancara

tanggal 11 Oktober 2019).

Menurut data yang diperoleh dari silabus ekstrakurikuler robotika,

peralatan robot yang digunakan dalam pelaksanaan ekstrakurikuler

antara lain My Robot Time (MRT) Kit, Mainboard (Coding dan

Precoding), berbagai sensor (sound sensor, IR sensor, LED Sensor,

CDS Sensor, Touch sensor), Servo Motor, DC Motor, Humanoid,

Arduino, Drone, IoT.

Robotika merupakan ekstrakurikuler yang menggunakan banyak

media dalam pembelajarannya. berbagai peralatan digunakan untuk

menunjang kegiatan pembelajaran. Pada umumnya media yang

digunakan dalam setiap pembelajaran antara lain laptop, LCD

proyektor, dan modul. Untuk penggunaan peralatan disesuaikan dengan

materi yang sedang dipelajari. Kelas VII menggunakan My Robot Time

(MRT) sebagai dasar mempelajari robotika. MRT sendiri berisi

berbagai bentuk part semacam lego yang dilengkapi dengan berbagai

elektrikal seperti mainboard, DC Motor, baterai, berbagai sensor, dan

remote. Sedangkan kelas VIII mempelajari materi Arduino yang

menggunakan Arduino Kit sebagai media pembelajarannya. Arduino

Kit terdiri dari project board, servo, LED, resistor, transistor,

capasitor, kabel downloader, kabel jumper, seven segment, ultrasonic

sensor, LCD, remote IR, dan modul berbentuk CD. Media lain yang

digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika antara lain

Page 81: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

67

berbagai robot Humanoid (Rero, Aelos, Line Core), Drone, bahkan

handphone juga dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Sedangkan

dalam mempelajari materi untuk kompetisi disesuaikan dengan kategori

yang diadakan dalam kompetisi tersebut.

C. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana mempunyai peran penting dalam memberikan

fasilitas dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

untuk mencapai tujuan program. Menurut hasil observasi, sarana dan

prasarana yang diberikan pada program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1

Kota Tangerang Selatan sudah cukup memadai, namun terkadang masih

ditemukan beberapa kekurangan terutama pada peralatan robotika dalam

mendukung pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler robotika.

Sarana yang digunakan dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler

robotika antara lain:

1) Handout

2) Alat tulis

3) Laptop

4) LCD Proyektor

5) Air Conditioning (AC)

6) Berbagai jenis set robot seperti My Robot Time (MRT) Kit, Drone,

Aelos, Line Core, dan sebagainya

7) Berbagai peralatan elektro seperti baterai, remote, Arduino Kit, dan

sebagainya

8) Arena robot

Sedangkan prasarana yang digunakan antara lain :

1) Ruang Aula Perpustakaan lantai 2

2) Ruang Kelas

Berdasarkan hasil wawancara, Bapak Imam selaku pembina

mengatakan bahwa: “Memang ekskul ini kan perlu alat yaa. Dengan peserta

yang banyak, saya rasa masih kurang. Untuk sarana, ada yang dari sekolah,

ada yang dari Racer, ada juga yang dari siswa. Alat-alat yang digunakan

antara lain robot MRT (My Robot Time), basic arduino, lego, Rero. Kita

juga menggunakan robot teknologi Jerman, Fischer Technik.” (wawancara

tanggal 23 Oktober 2019).

Hal yang sama diungkapkan oleh Meylisa dari kelas VII-10 selaku

peserta mengatakan bahwa: “(Sarana dan prasarana) Sudah bagus sih, tapi

terkadang robotnya suka error. Sering ditemukan juga alat-alat yang

kondisinya rusak.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Sedangkan menurut Hakan selaku instruktur juga mengatakan bahwa:

“Terkadang masih ada yang kurang. Harus dicek dulu kelengkapannya

sebelum mengajar.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Pengadaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran ekstrakurikuler

robotika dilakukan secara bersama-sama antara pihak madrasah, komite, dan

orang tua peserta. Instruktur dari Racer Robotics juga berkontribusi dalam

pengadaan sarana dengan meminjamkan peralatan yang digunakan dalam

Page 82: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

68

pembelajaran ekstrakurikuler robotika. Sarana yang digunakan dalam

pembelajaran antara lain modul, laptop, LCD proyektor, alat tulis, AC,

berbagai set robot, berbagai peralatan elektro, dan arena robot jika

dibutuhkan. Sarana dalam pembelajaran harus diperiksa kembali kondisi dan

kelengkapannya karena seringkali dalam kegiatan pembelajaran ditemukan

beberapa robot dan peralatan yang kondisinya kurang optimal. Pembelajaran

dilakukan di dalam ruangan, sehingga kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler

robotika tidak terganggu atau berbenturan dengan kegiatan ekstrakurikuler

lain.

D. Sumber Dana

Berdasarkan hasil wawancara, sumber dana program ekstrakurikuler

robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan diperoleh dari Pemerintah,

Komite, dan orang tua peserta ekstrakurikuler robotika itu sendiri.

Sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Ulik selaku Kepala Madrasah

mengatakan bahwa: “Sumber dana, yang pertama dari DIPA yaitu dana dari

pemerintah. Jadi kita bisa mengajukan peralatan-peralatan yang dibutuhkan

dalam ekskul baik ke pemerintah pusat maupun ke pemerintah daerah. Akan

tetapi memang kuota yang kita miliki tidak semua terpenuhi. Dan yang

kedua sumbernya dari komite. Namun, dana dari komite pun tidak hanya

fokus untuk ekskul saja sehingga belum maksimal alokasi untuk ekskulnya.

Jadi salah satu cara melengkapinya yaitu dari orang tua peserta ekskul itu

sendiri. Termasuk ekskul robotik yang membutuhkan banyak dana karena

peralatanya juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.” (wawancara

tanggal 14 November 2019).

Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Imam selaku pembina bahwa:

“Ada dua sumber, yang pertama adalah sumbangan dari orang tua yang

dikoordinir oleh komite. Yang kedua adalah dari dana BOS.” (wawancara

tanggal 23 Oktober 2019).

Ketika mengikuti kompetisi yang bersifat terbuka tanpa adanya batasan

jumlah peserta, dana yang digunakan adalah dana pribadi dari orang tua

peserta, termasuk ketika terdapat kompetisi tingkat internasional yang

diselenggarakan di luar negeri. Sedangkan dalam mengikuti kompetisi yang

pesertanya terbatas dalam mewakili madrasah, dana yang digunakan diambil

dari anggaran madrasah yang sudah dialokasikan untuk kegiatan

ekstrakurikuler robotika.

Program ekstrakurikuler robotika termasuk kegiatan yang

membutuhkan banyak dana. Hal ini dikarenakan harga peralatan yang

digunakan dalam pembelajaran tidaklah murah. Dana yang digunakan dalam

penyelenggaraan program ekstrakurikuler berasal dari beberapa sumber,

yaitu dari pemerintah, sumbangan dari komite madrasah, dan swadaya dari

orang tua peserta ekstrakurikuler robotika.

3. Evaluasi Proses (Process)

A. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Berdasarkan hasil observasi, program ekstrakurikuler robotika di MTsN

1 Kota Tangerang Selatan rutin dilaksanakan satu kali setiap minggunya,

yaitu pada hari jumat atau sabtu dengan durasi 90 menit. Jadwal kegiatan

Page 83: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

69

ekstrakurikuler sudah sesuai dengan pelaksanaannya, hanya saja jika jadwal

bertepatan dengan hari libur maka akan ada pergantian jadwal yang

waktunya disesuaikan. Hal ini dilakukan agar target pembelajaran tercapai

sesuai dengan materi yang telah disusun sehingga tidak mengganggu

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika. Selain itu, ketika menjelang

kompetisi akan ada penambahan jam latihan untuk memperdalam materi

yang akan diikuti dalam kompetisi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Lukman selaku instruktur mengatakan bahwa: “(Jadwal) Sudah sesuai.

Biasanya suka ada yang minta jadwal tambahan juga kalau menjelang

lomba.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Sama halnya yang dikatakan oleh Raihan selaku peserta bahwa: “Sudah

sesuai. Jadwal setiap hari jumat atau sabtu selama satu setengah jam.”

(wawancara tanggal 23 Oktober 2019). Meylisa selaku peserta juga

mengungkapkan bahwa: “Sudah sesuai. Kadang ada jadwal tambahan kalau

mau ada lomba.” (wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Sedangkan menurut Bapak Imam selaku Pembina mengatakan bahwa:

“Sudah sesuai jadwal. Seminggu satu kali, durasinya 1,5 jam kadang sampai

2 jam. Kelas VII itu ekskulnya setiap hari jumat. Kalau kelas VIII itu hari

jumat atau sabtu. Semuanya seminggu sekali.” (wawancara tanggal 23

Oktober 2019). Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak

Nofrianto selaku koordinator ekstrakurikuler bahwa: “Setiap hari jumat, dan

hari sabtu untuk kelas VIII. Kadang kalau mendekati lomba diadakan jam-

jam tambahan.” (wawancara tanggal 12 November 2019).

Berikut hasil perhitungan angket peserta ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan mengenai pelaksanaan program

ekstrakurikuler:

1) Perkenalan Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika

Diagram 4.3

Perkenalan Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika

Pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika diawali dengan

adanya pengenalan kegiatan ekstrakurikuler robotika kepada peserta

didik. Hal ini dilakukan setiap awal tahun ajaran. Pada masa orientasi,

peserta didik diperkenalkan dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler

melalui adanya demo ekstrakurikuler, termasuk robotika. Pembina

ekstrakurikuler robotika akan menjelaskan tentang apa saja yang akan

dipelajari dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika, waktu pelaksanaan

SB 63%

B 32%

C 5%

K 0%

Page 84: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

70

ekstrakurikuler, persyaratan yang harus dimiliki jika ingin mengikuti

kegiatan, hingga menyebutkan beberapa prestasi yang telah diraih oleh

peserta ekstrakurikuler robotika. Selain itu, dalam pengenalan ini juga

ditunjukkan cara kerja beberapa robot untuk menarik peserta didik.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 63% peserta

ekstrakurikuler robotika menilai perkenalan kegiatan ekstrakurikuler

robotika sangat baik pelaksanaannya, 32% menilai baik, dan 5%

menilai cukup baik. Tidak ada peserta yang menilai kurang baik dalam

kegiatan pengenalan ekstrakurikuler robotika. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa perkenalan kegiatan ekstrakurikuler robotika sudah

terlaksana dengan sangat baik.

2) Rekrutmen Peserta Ekstrakurikuler Robotika

Diagram 4.4

Rekrutmen Peserta Ekstrakurikuler Robotika

Rekrutmen peserta ekstrakurikuler dilakukan setelah adanya

perkenalan kegiatan ekstrakurikuler. Peserta didik diminta mengisi

angket dan memilih kegiatan ekstrakurikuler yang ingin diikuti. Dalam

satu tahun ajaran, Pembina ekstrakurikuler robotika membatasi peserta

beru sebanyak 32 orang yang nantinya akan dijadikan satu rombongan

belajar. Jika jumlah peserta jauh melebihi kuota yang tersedia, maka

akan diadakan seleksi berupa tes. Namun tahun ajaran 2019/2020 ini

tidak diadakan seleksi karena peserta yang mendaftar berjumlah 38

orang yang diprediksi nantinya akan ada pengurangan jumlah peserta

yang dikarenakan adanya peserta yang mengundurkan diri.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 53% peserta

menilai proses rekrutmen peserta ekstrakurikuler robotika sangat baik

pelaksanaannya, 43% menilai baik, dan 4% menilai cukup baik. Tidak

ada peserta yang menilai kurang baik dalam kegiatan pengenalan

ekstrakurikuler robotika. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

proses rekrutmen peserta ekstrakurikuler robotika sudah terlaksana

dengan sangat baik.

SB 53%

B 43%

C 4%

K 0%

Page 85: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

71

3) Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika

Diagram 4.5

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika

Kegiatan ekstrakurikuler robotika dilaksanakan satu kali dalam

seminggu pada hari jumat atau sabtu dengan durasi 90 menit. Jika

jadwal ekstrakurikuler robotika bertepatan dengan hari libur atau

bertepatan dengan adanya kegiatan lain di madrasah, maka jadwal akan

diganti di lain hari sehingga kegiatan dan target pembelajaran tetap

terlaksana sesuai dengan yang telah dijadwalkan. Ketika akan

mengikuti kompetisi, seringkali diadakan jadwal tambahan untuk

memperdalam materi mengenai kompetisi yang akan diikuti yang

waktu pelaksanaannya disesuaikan.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 39% peserta

menilai jadwal kegiatan ekstrakurikuler robotika sangat baik

pelaksanaannya, 47% menilai baik, dan 14% menilai cukup baik. Tidak

ada peserta yang menilai kurang baik dalam kegiatan pengenalan

ekstrakurikuler robotika. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

jadwal kegiatan ekstrakurikuler robotika sudah terlaksana dengan baik.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika diawali dengan adanya

pengenalan kegiatan ekstrakurikuler di awal tahun ajaran, yaitu pada saat

masa orientasi. Setelah adanya pengenalan, peserta didik akan memilih

kegiatan ekstrakurikuler yang akan diikuti dengan cara mengisi angket yang

dikoordinir oleh koordinator ekstrakurikuler. Angket yang telah diisi akan

dikelompokkan sesuai dengan ekstrakurikulernya, lalu diserahkan kepada

masing-masing Pembina ekstrakurikuler untuk dipertimbangkan. Pembina

ekstrakurikuler robotika akan melakukan seleksi berupa tes dalam proses

rekrutmen peserta jika jumlah peserta yang mendaftar jauh melebihi kuota

yang tersedia (32 orang). Namun pada tahun ajaran 2019/2020 ini jumlah

peserta yang mendaftar masih bisa diwadahi karena hanya berjumlah 38

orang sehingga tidak diadakan seleksi. Kegiatan ekstrakurikuler robotika

dilaksanakan satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari jumat atau sabtu

dengan durasi 90 menit. Jika terdapat jadwal bertepatan dengan hari libur

atau terdapat halangan lain, maka kegiatan ekstrakurikuler akan diganti

jadwal pelaksanaannya di hari lain sesuai kesepakatan. Dan akan ada

SB 39%

B 47%

C 14%

K 0%

Page 86: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

72

penambahan jadwal pembelajaran ketika mendekati kompetisi robotika

untuk memperdalam materi kompetisi yang akan diikuti.

B. Penggunaan Sumber Daya

Penggunaan sumber daya dalam suatu program menjadi hal penting

yang harus diperhatikan. Hal ini bertujuan agar dapat memfasilitasi program

dengan maksimal sehingga tujuan program dapat tercapai. Sumber daya

tidak hanya berupa sarana dan prasarana, namun juga SDM terkait program

itu sendiri. Menurut hasil observasi, penggunaan sumber daya yang

diberikan pada program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan sudah cukup baik, namun terkadang masih ditemukan

beberapa kekurangan terutama pada peralatan robotika dalam mendukung

pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler robotika.

Bapak Imam selaku Pembina mengungkapkan bahwa: “Memang ekskul

ini kan perlu alat yaa. Dengan peserta yang banyak, saya rasa masih kurang.

Untuk sarana, ada yang dari sekolah, ada yang dari Racer, ada juga yang

dari siswa. Kalau melihat jumlah siswa yang banyak yaa masih kurang.

Kadang ada materi yang baru bisa selesai setelah dua kali pertemuan.

Karena pada dasarnya siswa harus praktek.” (Wawancara tanggal 23

Oktober 2019).

Hal tersebut juga dirasakan oleh peserta, Gathan peserta dari kelas VII-

3 mengatakan bahwa: “Sudah lengkap sih. Lebih lengkap lagi jika

dibandingkan saat ekskul di SD, mungkin karena materinya lebih sulit. Tapi

masih suka ada alat yang kurang seperti baterai, terkadang baterai yang ada

sudah lemah.” (Wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Sedangkan Bapak Ulik selaku Kepala Madrasah mengungkapkan

bahwa: “Saya melihat keaktifan siswa ini dipengaruhi oleh sarana, kualitas

pelatih, dan dari minat siswa. Saya melihat rata-rata di dalam ekskul itu ada

pasang surut. Jadi jika pelatihnya kurang bagus akan berdampak ke

siswanya jadi kurang semangat. Jika pelatihnya bagus siswa juga akan

semangat. Adanya pergantian pelatih juga membuat kita agak kesulitan

untuk membina, selain itu sarana yang dipakai juga belum cukup untuk

memfasilitasi peserta ekskul.” (Wawancara tanggal 14 November 2019).

Berikut hasil perhitungan angket peserta ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan mengenai penggunaan sumber daya:

1) Ruang Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika

Diagram 4.6

Ruang Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika

SB 59%

B 27%

C 14%

K 0%

Page 87: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

73

Kegiatan ekstrakurikuler robotika memiliki ruangan tersendiri

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tidak ada kendala dalam

penggunaan ruangan sebagai tempat pelaksanaan ekstrakurikuler

robotika karena tidak bentrok dengan kegiatan ekstrakurikuler lain.

Kegiatan ekstrakurikuler robotika kelas VII dilaksanakan di ruang aula

perpustakaan lantai 2. Ruangan ini cukup luas dan dilengkapi dengan

AC.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 59% peserta

menilai penggunaan ruangan dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika

sangat baik, 27% menilai baik, dan 14% menilai cukup baik. Tidak ada

peserta yang menilai kurang baik dalam penggunaan ruang kegiatan

ekstrakurikuler robotika. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

pengguanaan ruangan dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika sudah

sangat baik.

2) Alat yang Digunakan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika

Diagram 4.7

Alat yang Digunakan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika

Robotika merupakan salah satu ekstrakurikuler yang

membutuhkan banyak alat dalam pembelajarannya. Adanya praktik

dalam setiap pembelajaran membuat ekstrakurikuler robotika sangat

bergantung dengan ketersediaan alat serta kondisinya yang optimal.

Selain jumlahnya yang cukup banyak, harga beberapa alat yang

digunakan dalam pembelajaran juga tidak murah. Sehingga dibutuhkan

perhatian khusus dalam penggunaan peralatan yang digunakan agar

kondisinya tetap terjaga dengan baik.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 24% peserta

menilai alat yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika

sangat baik, 52% menilai baik, dan 24% menilai cukup baik. Tidak ada

peserta yang menilai kurang baik dalam penggunaan alat dalam

kegiatan ekstrakurikuler robotika. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa penggunaan peralatan dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika

sudah baik.

SB 24%

B 52%

C 24%

K 0%

Page 88: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

74

3) Bahan yang Digunakan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika

Diagram 4.8

Bahan yang Digunakan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika

Dalam ekstrakurikuler robotika seringkali dibutuhkan beberapa

bahan dalam pembelajarannya. Hal ini dikarenakan adanya praktik

dalam setiap pembelajaran sehingga ketersediaan bahan sangat penting

dalam setiap pembelajaran. Tidak hanya jumlah bahannya, namun juga

kondisi bahan yang digunakan dalam pembelajaran haruslah optimal.

Sehingga karya yang nantinya dihasilkan dalam praktik dapat berfungsi

dengan baik.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 32% peserta

menilai bahan yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika

sangat baik, 51% menilai baik, dan 17% menilai cukup baik. Tidak ada

peserta yang menilai kurang baik dalam penggunaan bahan dalam

kegiatan ekstrakurikuler robotika. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa penggunaan bahan dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika

sudah baik.

Tidak hanya ketersediaannya, penggunaan sumber daya yang ada juga

mempengaruhi proses pembelajaran dalam program ekstrakurikuler

robotika. Sumber daya tidak hanya berupa sarana dan prasarana, tapi juga

berupa sumber daya manusia, dalam hal ini instruktur dan peserta. Dapat

dikatakan keaktifan peserta dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya

dipengaruhi oleh sarana yang digunakan, tapi juga dipengaruhi oleh kualitas

instruktur dan minat peserta itu sendiri. Ekstrakurikuler robotika sangat baik

dalam penggunaan ruang belajar karena memiliki ruangan tersendiri untuk

pelaksanaan kegiatannya dan tidak terganggu dengan kegiatan

ekstrakurikuler lain. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan

ekstrakurikuler juga sudah memadai. Namun terkadang masih ditemukan

kendala dalam penggunaan alat dan bahan seperti keadaan alat yang kurang

optimal ataupun kurangnya ketersediaan mengingat jumlah peserta yang

banyak.Sehingga terkadang diperlukan tambahan waktu untuk mempelajari

suatu materi. Hal ini dikarenakan peserta harus melakukan praktik

sedangkan penggunaan alat harus bergantian karena jumlahnya yang

terbatas.

SB 32%

B 51%

C 17%

K 0%

Page 89: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

75

C. Monitoring Kegiatan

1. Kinerja Instruktur

Berdasarkan hasil observasi, instruktur yang melaksanakan

program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

sudah berpengalaman dibidangnya dan mampu menguasai materi yang

diajarkan. Instruktur dinilai menguasai materi karena mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta ekstrakurikuler

robotika. Instruktur juga mampu mengatasi kendala yang ditemukan

oleh peserta saat mempelajari materi robotika, terutama ketika robot

yang dihasilkan tidak bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

Banyaknya materi yang diberikan dalam pembelajaran, instruktur

dinilai sanggup menyampaikan materi tersebut dengan baik. Namun

demikian, terdapat beberapa instruktur yang dinilai masih kurang

mampu menarik perhatian dan kurang mampu menciptakan iklim

belajar yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian siswa

ketika instruktur menjelaskan materi.

Menurut hasil wawancara, Bapak Imam selaku Pembina

mengatakan bahwa: “Instruktur yang sekarang seringkali saya kawal.

Terkadang saya request minta diajarkan materi apa. Jadi harus selalu

disupervisi, yaa supervisi kecil-kecilan. Alhamdulillah karena ada

pengecekan itu, jadi instruktur tidak sembarangan kasih materi.

Masalahnya, terkadang instruktur yang diberikan pihak Racer tidak

sesuai kompetensi yang dimilikinya. Contoh, saat ada project tapi dia

tidak bisa menyelesaikan masalah, itu kan artinya tidak kompeten. Tapi

memang robotika itu kan banyak kategorinya yaa. Itu juga masalah

untuk instruktur, karena dia harus bisa menguasai semua. Ekskul

robotika itu kan harus ada fun, kreatifitas, kompetisi. Siswa juga tidak

melulu diberikan materi game-game robot, tapi juga harus ada

pembelajarannya. siswa juga sangat suka dengan materi game-game

robot, padahal itu hanya selingan.” (Wawancara tanggal 23 Oktober

2019).

Menurut Raditya selaku peserta ekstrakurikuler robotika kelas

VIII-11 mengatakan bahwa: “Cara kerja instruktur lumayan, cuma

perhatiannya terbagi oleh kelompok lain karena di kelas VIII hanya 1

instruktur yang mengajar.” (Wawancara tanggal 23 Oktober 2019).

Sedangkan menurut Nufail selaku peserta ekstrakurikuler robotika

kelas VII-3 mengatakan bahwa: “Cara mengajarnya sudah bagus.”

(Wawancara tanggal 11 Oktober 2019). Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Sahl Izzan peserta ekstrakurikuler robotika kelas VIII-2

bahwa: “Cara instruktur mengajar sudah bagus.” (Wawancara tanggal

23 Oktober 2019). Dan Raihan selaku peserta ekstrakurikuler robotika

kelas VIII-11 mengungkapkan bahwa: “Cara penyampaian instruktur

seru dan menarik” (Wawancara tanggal 23 Oktober 2019).

Berikut hasil perhitungan angket peserta ekstrakurikuler robotika

di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan mengenai kinerja instruktur:

Page 90: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

76

a) Instruktur Menjelaskan Tujuan Kegiatan

Diagram 4.9

Instruktur Menjelaskan Tujuan Kegiatan

Penyampaian tujuan kegiatan dalam setiap pembelajaran

sangat penting dilakukan oleh instruktur. Hal ini dikarenakan agar

peserta mengerti apa tujuan dan manfaat mempelajari materi

tersebut. Dengan demikian, peserta akan lebih serius dalam

memahami materi yang akan dipelajari.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 46% peserta

menilai instruktur sudah menjelaskan tujuan kegiatan

ekstrakurikuler robotika dengan sangat baik, 49% menilai baik,

dan 5% menilai cukup baik. Tidak ada peserta yang menilai

kurang baik dalam penyampaian tujuan kegiatan ekstrakurikuler

oleh instruktur robotika. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa instruktur sudah menjelaskan tujuan kegiatan

ekstrakurikuler robotika dengan baik.

b) Instruktur Menjelaskan Target Kegiatan

Diagram 4.10

Instruktur Menjelaskan Target Kegiatan

Penyampaian target kegiatan dalam setiap pembelajaran

sangat penting dilakukan oleh instruktur. Hal ini dikarenakan agar

peserta tahu bagaimana pencapaian yang akan dihasilkan setelah

mempelajari materi tersebut. Selain itu, nantinya peserta juga

SB 46%

B 49%

C 5%

K 0%

SB 41%

B 44%

C 15%

K 0%

Page 91: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

77

dapat mengukur seberapa berhasil ketercapaiannya dalam

pembelajaran, apakah sudah maksimal atau belum. Dengan

demikian, peserta akan lebih serius dalam memahami materi yang

akan dipelajari.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 46% peserta

menilai instruktur sudah menjelaskan tujuan kegiatan

ekstrakurikuler robotika dengan sangat baik, 49% menilai baik,

dan 5% menilai cukup baik. Tidak ada peserta yang menilai

kurang baik dalam penyampaian tujuan kegiatan ekstrakurikuler

oleh instruktur robotika. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa instruktur sudah menjelaskan tujuan kegiatan

ekstrakurikuler robotika dengan baik.

c) Instruktur Melakukan Persiapan Sebelum Kegiatan

Diagram 4.11

Instruktur Melakukan Persiapan Sebelum Kegiatan

Melakukan persiapan sebelum pembelajaran menjadi salah

satu hal penting yang harus dilakukan oleh instruktur. Tidak hanya

persiapan materi pembelajaran saja, tapi juga harus

mempersiapkan ketersediaan alat dan bahan yang digunakan dalam

pembelajaran. Selain mempersiapkan jumlah alat dan bahan,

instruktur juga perlu melakukan pemeriksaan terhadap kondisi alat

dan bahan yang akan digunakan. Hal ini dilakukan agar alat dan

bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran dapat berfungsi

dengan optimal.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 36% peserta

menilai instruktur sudah melakukan persiapan sebelum kegiatan

ekstrakurikuler robotika dengan sangat baik, 49% menilai baik,

dan 10% menilai cukup baik. Namun demikian, masih ada 2%

peserta yang menilai instruktur kurang baik dalam melakukan

persiapan sebelum kegiatan ekstrakurikuler oleh instruktur

robotika. Dapat disimpulkan bahwa instruktur melakukan

persiapan sebelum kegiatan ekstrakurikuler robotika dengan baik.

SB 39%

B 49%

C 10%

K 2%

Page 92: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

78

d) Instruktur Memberikan Contoh Saat Menjelaskan Materi

Diagram 4.12

Instruktur Memberikan Contoh Saat Menjelaskan Materi

Memberikan contoh dalam setiap penyampaian materi

pembelajaran sangat penting dilakukan oleh instruktur. Hal ini

dilakukan agar peserta semakin mengerti dalam mempelajari

materi tersebut.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 49% peserta

menilai instruktur sudah memberikan contoh saat menjelaskan

materi ekstrakurikuler robotika dengan sangat baik, 42% menilai

baik, dan 9% menilai cukup baik. Tidak ada peserta yang menilai

kurang baik dalam pemberian contoh oleh instruktur robotika saat

menjelaskan materi ekstrakurikuler. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa instruktur sudah contoh dengan sangat baik

saat menjelaskan materi ekstrakurikuler robotika.

e) Instruktur Memantau Kemajuan Peserta

Diagram 4.13

Instruktur Memantau Kemajuan Peserta

Memantau kemajuan peserta dalam setiap pembelajaran

sangat penting dilakukan oleh instruktur. Hal ini dilakukan agar

instruktur tahu bagaimana perkembangan kemampuan peserta

setelah mempelajari materi-materi yang telah disampaikan oleh

instruktur. Selain itu, ketika akan diadakan kompetisi, instruktur

SB 49%

B 42%

C 9%

K 0%

SB 44%

B 42%

C 14%

K 0%

Page 93: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

79

juga dapat mengetahui mana peserta memiliki kemampuan untuk

diikutsertakan dan sesuai dengan kategori kompetisi yang ada.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 44% peserta

menilai instruktur memantau kemajuan peserta ekstrakurikuler

robotika dengan sangat baik, 42% menilai baik, dan 14% menilai

cukup baik. Tidak ada peserta yang menilai instruktur kurang baik

dalam memantau kemajuan peserta ekstrakurikuler robotika.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instruktur sudah

sangat baik dalam memantau kemajuan peserta ekstrakurikuler

robotika.

Kinerja instruktur menjadi salah satu faktor penting dalam

pembelajaran ekstrakurikuler robotika. Instruktur tidak cukup hanya

dengan berpengalaman di bidang robotika, namun juga harus mampu

menciptakan iklim belajar yang baik. Instruktur juga tidak hanya

dituntut untuk menguasai materi, namun juga harus mampu

menyampaikan materi tersebut dengan baik kepada peserta. Instruktur

ekstrakurikuler robotika MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah

berpengalaman di bidang robotika dan menguasai materi pembelajaran

dengan baik, hal ini dibuktikan dengan kemampuan instruktur dalam

menjawab pertanyaan dari peserta dan mengatasi kendala yang

ditemukan oleh peserta dalam pembelajaran. Namun beberapa instruktir

masih belum bisa menguasai kelas, terlihat dari adanya beberapa siswa

yang kurang memperhatikan saat instruktur menjelaskan materi.

Kurangnya jumlah instruktur juga menjadi kendala dalam pembelajaran

ekstrakurikuler robotika kelas VIII. Peserta merasa perhatian instruktur

terbagi dikarenakan jumlah instruktur yang mengajar hanya satu orang

sedangkan dalam satu rombongan belajar terdapat beberapa kelompok

yang seringkali dalam praktik menemukan kendala. Kinerja instruktur

selalu dipantau oleh Pembina ekstrakurikuler robotika. Hal ini

dilakukan untuk menjaga kualitas dalam pembelajaran ekstrakurikuler

agar sesuai dengan yang diharapkan. Menurut penilaian peserta,

instruktur sudah baik dalam menjelaskan tujuan kegiatan di awal

pertemuan kegiatan, menjelaskan target kegiatan, dan melakukan

persiapan.Dan instruktur sudah sangat baik dalam memberikan contoh

saat menjelaskan materi dan memantau kemajuan peserta didik.

2. Aktifitas Peserta Ekstrakurikuler

Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran

ekstrakurikuler robotika, keterlibatan peserta terlihat sangat aktif. Hal

tersebut terlihat dari respon peserta ekstrakurikuler yang ditunjukkan

saat melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Saat pembelajaran di kelas,

peserta memperhatikan penjelasan instruktur dengan baik, tidak ada

yang mengantuk ataupun tidur. Begitu pula ketika instruktur

memberikan kesempatan untuk bertanya, beberapa peserta dengan aktif

mengajukan pertanyaan. Peserta juga aktif merespon pertanyaan yang

diberikan oleh instruktur. Selain itu, peserta juga menunjukkan

keaktifan dan keseriusannya pada saat praktik, baik saat merakit robot,

Page 94: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

80

mengaplikasikan program, maupun saat menjalankannya. Antusias

peserta paling terlihat ketika materi yang disampaikan adalah materi

yang berupa kategori kompetisi. Banyaknya kategori permainan robot

membuat peserta tidak cepat bosan dan selalu ingin mencoba.

Namun demikian, masih terdapat hal-hal yang dinilai kurang

disiplin dari sikap yang ditunjukkan oleh peserta ekstrakurikuler.

diantaranya adalah terdapat beberapa siswa yang datang terlambat,

mengobrol di luar materi pembelajaran, makan, bahkan ada juga peserta

yang bercanda saat pembelajaran.

Sedangkan menurut hasil wawancara, Lukman selaku instruktur

mengatakan bahwa: “Beragam, kebanyakan siswa aktif jika mendapat

materi games robot, kalau materi yang di dalamnya membahas program

agak kurang. Siswa paling menguasai materi-materi games, paling

semangat.” (Wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Hal yang sama dikatakan oleh Hakan selaku instruktur bahwa:

“Bermacam-macam, ada yang serius, ada yang aktifnya main, ada juga

yang pasif. Kalau untuk merakit, siswa sudah mahir, kalau program

masih baru mengenal.” (Wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Khoirudin selaku instruktur juga mengatakan hal yang sama

bahwa: “Hampir semua aktif, tapi aktifnya bermacam-macam yaa. Ada

yang aktifnya karena ingin tahu, ada juga yang aktif karena senang

main-main dengan robotnya.” (Wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Sedangkan Bapak Imam selaku Pembina mengungkapkan bahwa:

“Untuk keaktifan kelas VII sih siswa masih aktif, karena materinya

masih dasar dan bervariasi, masih banyak materi-materi permainan

robot. Namun di kelas VIII sudah agak menurun. Yaa karena itu tadi,

karena di kelas VIII mereka sudah mulai diajari program dan

pembuatan project.” (Wawancara tanggal 23 Oktober 2019).

Berikut hasil perhitungan angket peserta ekstrakurikuler robotika

di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan mengenai aktifitas peserta

ekstrakurikuler:

a) Peserta Diberikan Waktu untuk Diskusi

Diagram 4.14

Peserta Diberikan Waktu untuk Diskusi

Dalam kegiatan pembelajaran sangatlah penting memberikan

kesempatan berdiskusi kepada peserta. Selain untuk menggali

SB 32%

B 54%

C 14%

K 0%

Page 95: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

81

potensi peserta dalam memahami materi dan menyelesaikan

masalah, hal ini juga dilakukan agar peserta memiliki kemampuan

bersosialisasi dan kerja sama yang baik. Selain itu, peserta juga

dilatih agar memiliki kemampuan berkomunikasi.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 32% peserta

menilai sangat baik dalam pemberian waktu untuk berdiskusi, 52%

menilai baik, dan 14% menilai cukup baik. Tidak ada peserta yang

menilai kurang baik dalam pemberian waktu berdiskusi dalam

pembelajaran ekstrakurikuler robotika. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa pemberian waktu kepada peserta untuk

melakukan diskusi dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika

sudah baik.

b) Keikutsertaan Peserta dalam Kompetisi

Diagram 4.15

Keikutsertaan Peserta dalam Kompetisi

Keikutsertaan peserta dalam kompetisi dirasa penting untuk

dilakukan. Hal ini bukan hanya untuk melihat sejauh mana

kemampuan peserta dalam menguasai materi yang telah dipelajari,

namun juga menjadi alat ukur dan perbandingan dengan

kemampuan peserta lain. Secara tidak langsung, prestasi yang

dihasilkan dari keikutsertaan peserta dalam kompetisi akan

menjadi salah satu indikator dalam keberhasilan program

ekstrakurikuler robotika.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 63% peserta

menilai sangat baik dalam keikutsertaannya dalam kompetisi, dan

37% menilai baik. Tidak ada peserta yang menilai cukup ataupun

kurang baik dalam pemberian kesempatan untuk ikut serta dalam

kompetisi robotika. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

keikutsertaan peserta dalam kompetisi robotika sudah sangat baik.

Dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika, peserta tidak hanya

duduk dan mendengarkan instruktur menjelaskan suatu materi, namun

peserta juga dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Adanya

pembentukan kelompok dalam setiap kegiatan pembelajaran membuat

peserta aktif berinteraksi dengan peserta lain, saling bekerja sama saat

melakukan praktik, dan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu masalah.

SB 63%

B 37%

C 0%

K 0%

Page 96: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

82

Dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika, peserta aktif bertanya

dan merespon pertanyaan dari instruktur. Peserta juga antusias saat

melakukan berbagai kegiatan seperti merakit robot, membuat program,

hingga uji coba robot yang telah dibuat. Antusias peserta semakin

terlihat ketika materi yang dipelajari adalah materi lomba yang terdiri

dari berbagai kategori yang mayoritas merupakan permainan robot

seperti Soccer Robot, Volley, Sumo Push Push, dan sebagainya. Namun

antusias peserta terlihat menurun ketika materi yang dipelajari

mengenai program robot, dimana dalam pembelajarannya

menggunakan coding pemrograman. Dalam memperlajari

pemrograman dibutuhkan keseriusan dalam pembelajaran karena cukup

sulit untuk memahami bahasa pemrograman yang nantinya akan

diaplikasikan dalam pembuatan robot. Selain itu, dalam kegiatan

ekstrakurikuler robotika terlihat beberapa peserta yang masih kurang

disiplin seperti adanya beberapa peserta yang terlambat, mengobrol di

luar materi pembelajaran, makan, dan bercanda dengan peserta lain.

Oleh karena itu, peran instruktur sangat dibutuhkan agar kegiatan

pembelajaran ekstrakurikuler robotika berjalan dengan kondusif.

3. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui keberhasilan suatu

program yang telah dilaksanakan. Berdasarkan wawancara, evaluasi

program ekstrakurikuler di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan dilakukan

satu kali dalam setahun, yaitu pada saat diadakan rapat kerja. Evaluasi

dilakukan tidak hanya untuk melihat sejauh mana kemampuan peserta

dalam bidang ekstrakurikuler yang telah dipilihnya, melainkan juga

evaluasi instruktur dan penyelenggaraan (fasilitas).

Bapak Ulik sebagai Kepala Madrasah mengungkapkan bahwa:

“Evaluasi sebenarnya ada dua. Yang pertama setiap semester, biasanya

ini mengevaluasi ketercapaian siswa ekskul yang nantinya akan tertulis

juga di raport. Evaluasi yang kedua yaitu setiap tahun saat raker. Hal-

hal yang dievaluasi antara lain mengenai target ekskul, apakah ekskul

sudah memenuhi target, kalau belum apa kendalanya. Lalu mengenai

jumlah peserta, apakah jumlah peserta ekskul sesuai dengan persyaratan

yang ditetapkan. Kalau kurang dari 20 orang ekskul tersebut akan

dihapuskan.” (Wawancara tanggal 14 November 2019).

Bapak Imam selaku pembina mengatakan bahwa: “Ekskul itu

dievaluasi oleh kesiswaan. Awalnya Pembina ekskul dikumpulkan

untuk menyampaikan targetnya apa, jadi evaluasinya kalau target

memenuhi, sering juara. Kalau belum mencapai target, hambatannya

apa, lalu dilakukan pembenahan-pembenahan. Jika tidak mencapai

target, terutama jumlah siswanya, ekskul tersebut bisa ditutup. Biasanya

evaluasi secara menyeluruh dilakukan setahun sekali. Ada juga evaluasi

yang dilakukan secara situasional. Misalnya, tidak menang saat lomba,

itu dievaluasi apa hambatannya.” (Wawancara tanggal 23 Oktober

2019).

Sedangkan Bapak Nofrianto selaku koordinator ekstrakurikuler

mengungkapkan bahwa: “Biasanya setiap akhir tahun kita evaluasi.

Page 97: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

83

Untuk pelaksanaan sih setiap minggu bisa kita pantau. Biasanya yang

kita evaluasi akhir tahun itu prestasinya, sesuai dengan visi misi kita

“berprestasi secara global”, tentang waktu pelaksanaan yang suka

bentrok dengan ekskul lain” (Wawancara tanggal 12 November 2019).

Ibu Eka sebagai Waka Kurikulum mengatakan bahwa: “Paling

tidak dievaluasi setahun sekali. Biasanya terjadi antara Kepala

Madrasah dengan pembina. Laporannya ada di koordinator ekskul. Hal-

hal yang dievaluasi antara lain seperti apa pelaksanaannya, kendalanya

apa, pencapaiannya bagaimana.” (Wawancara tanggal 14 November

2019).

Sedangkan untuk mengevaluasi dan mengukur kemampuan peserta

ekstrakurikuler robotika dalam memahami materi yang disampaikan

dalam pembelajaran, instruktur biasanya melakukan tanya jawab

hingga melakukan berbagai tes sederhana. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Khoirudin selaku instruktur yang mengatakan bahwa:

“Murid suka diberikan tes setelah selesai penyampaian materi, seperti

materi tentang maze solving kemarin, kita melakukan pengambilan

nilai, siswa dites dalam pengerjaan robotnya dan memahami program.”

(Wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hakan selaku

instruktur bahwa: “Setelah pembelajaran suka diulas lagi dengan tanya

jawab agar tahu siswa sudah paham atau belum.” (Wawancara tanggal

11 Oktober 2019). sedangkan Lukman sebagai instruktur

mengungkapkan bahwa: “Setiap akhir semester ada soal yang diberikan

ke anak. Ada juga project yang dikerjakan, biasanya kalau project

setiap akhir tahun ajaran.” (Wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Berikut hasil perhitungan angket peserta ekstrakurikuler robotika

di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan mengenai evaluasi kegiatan

ekstrakurikuler:

a) Instruktur Memberikan Tugas

Diagram 4.16

Instruktur Memberikan Tugas

Pemberian tugas dalam setiap pembelajaran ekstrakurikuler

robotika dilakukan untuk mengukur sejauh mana pemahaman

peserta terhadap materi yang telah dipelajari. Seringkali tugas yang

diberikan berupa project. Hal ini dikarenakan nantinya setelah

SB 47%

B 41%

C 12%

K 0%

Page 98: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

84

mengikuti program ekstrakurikuler robotika, peserta dituntut untuk

mampu menghasilkan sebuah karya.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 47% peserta

menilai instruktur sudah baik dalam memberikan tugas ketika

pembelajaran, 41% menilai baik, dan 12% menilai cukup baik.

Tidak ada peserta yang menilai instruktur kurang baik dalam

memberikan tugas saat pembelajaran. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa instruktur sudah sangat baik dalam

memberikan tugas ketika pembelajaran ekstrakurikuler robotika.

b) Instruktur Memberikan Penilaian secara Objektif

Diagram 4.17

Instruktur Memberikan Penilaian secara Objektif

Pemberian penilaian yang objektif oleh instruktur sangat

penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan nantinya penilaian

akan dijadikan alat ukur dalam pencapaian pembelajaran oleh

peserta. Hasil penilaian akan dijadikan acuan seberapa jauh

pemahaman dan kemampuan peserta setelah mengikuti program

ekstrakurikuler robotika.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 30% peserta

menilai instruktur sudah memberikan penilaian yang objektif

kepada peserta dengan sangat baik, 54% menilai baik, dan 14%

menilai cukup baik. Namun masih ada 2% peserta yang

mengatakan bahwa instruktur masih kurang baik dalam

memberikan penilaian yang objektif kepada peserta

ekstrakurikuler robotika. Dapat disimpulkan bahwa instruktur

sudah baik dalam memberikan penilaian yang objektif kepada

peserta ekstrakurikuler robotika.

SB 30%

B 54%

C 14%

K 2%

Page 99: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

85

c) Instruktur Melibatkan Peserta dalam Penilaian

Diagram 4.18

Instruktur Melibatkan Peserta dalam Penilaian

Keterlibatan peserta dalam proses penilaian dirasa perlu

dilakukan oleh instruktur. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir

subjektivitas dalam penilaian pembelajaran. Selain itu peserta juga

menjadi lebih paham dalam mengukur ketercapaian pembelajaran.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 31% peserta

menilai instruktur sudah sangat baik dalam melibatkan peserta

dalam penilaian, 51% menilai baik, dan 15% menilai cukup baik.

Namun masih ada 3% peserta yang mengatakan bahwa instruktur

masih kurang baik dalam melibatkan peserta dalam melakukan

penilaian. Dapat disimpulkan bahwa instruktur sudah baik dalam

melibatkan peserta dalam penilaian ekstrakurikuler robotika.

Evaluasi secara keseluruhan dalam kegiatan ekstrakurikuler di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan dilaksanakan sekali dalam setahun

pada saat rapat kerja. Terdapat berbagai hal yang dievaluasi seperti

pelaksanaan seluruh kegiatan ekstrakurikuler, intruktur, fasilitas, dan

pencapaian ekstrakurikuler. Setiap minggunya pelaksanaan

ekstrakurikuler juga dipantau oleh koordinator ekstrakurikuler. kegiatan

ekstrakurikuler robotika sendiri selalu disupervisi secara berkala oleh

Pembina ekstrakurikuler robotika, baik terkait intruktur, aktivitas

peserta, materi pembelajaran, maupun media pembelajaran yang

digunakan. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta dalam

materi yang telah diajarkan, instruktur memberikan tes sederhana

berupa tugas ataupun dengan tanya jawab setiap akhir pembelajaran.

Evaluasi lebih lanjut dilakukan tiap akhir semester dengan memberikan

tes berupa soal atau dengan pembuatan project sederhana yang nantinya

akan dilaporkan hasilnya dalam raport ekstrakurikuler robotika. Peserta

berpendapat bahwa instruktur sudah sangat baik dalam memberikan

tugas/project, instruktur juga sudah baik dalam memberikan penilaian

secara objektif dan melibatkan peserta dalam penilaian.

SB 31%

B 51%

C 15%

K 3%

Page 100: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

86

4. Evaluasi Produk (Product)

A. Dampak Kegiatan

1. Penguasaan Materi

Penguasaan materi merupakan kondisi saat peserta mampu

memahami bahkan menguasai materi yang telah disampaikan oleh

instruktur saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil

observasi, penguasaan materi peserta program ekstrakurikuler robotika

di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan dapat dikatakan baik. Hal tersebut

terlihat dari peserta yang aktif baik dalam hal tanya jawab, maupun

ketika praktik. Sebagaimana diungkapkan oleh Lukman selaku

instruktur mengatakan bahwa: “Merakit robot juga sudah lancar, sudah

bisa mandiri mengikuti modul. Tinggal bagaimana menerapkan

programnya, kadang masih suka gagal setelah programnya diterapkan,

kurang teliti.” (Wawancara tanggal 11 Oktober 2019).

Sedangkan Khoirudin selaku instruktur mengungkapkan bahwa:

“Untuk penguasaan materi, belum semua menguasai sih, tapi sebagian

besar sudah.” (Wawancara tanggal 11 Oktober 2019). Hal serupa juga

dikatakan oleh Hakan selaku instruktur bahwa: “Kalau untuk merakit,

siswa sudah mahir, kalau program masih baru mengenal.” (Wawancara

tanggal 11 Oktober 2019).

Bapak Imam selaku Pembina mengatakan bahwa: “Yang saya lihat

siswa robotika sudah bisa mencapai KKM jika dalam pembelajaran.

Kalau dinilai bisa sampai 80. Karena biasanya mereka yang ikut

robotika itu sudah siap dan punya kemampuan.” (Wawancara tanggal

23 Oktober 2019).

Selain itu, Ibu Eka selaku Waka Kurikulum mengungkapkan

bahwa: “Biasanya kita melihat dari ketika anak dikirim lomba ke luar.

Namun kendalanya tidak semua siswa yang mengikuti ekskul juga

mengikuti lombanya. Jadi kita juga melihat dari raportnya, jadi ada

beberapa ekskul yang mengadakan ujian sendiri, termasuk ekskul

robotik.” (Wawancara tanggal 14 November 2019).

Berikut hasil perhitungan angket peserta ekstrakurikuler robotika

di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan mengenai penguasaan materi:

a) Pelaksanaan Kompetisi untuk Meningkatkan Kemampuan

Diagram 4.19

SB 58%

B 30%

C 12%

K 0%

Page 101: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

87

Pelaksanaan Kompetisi untuk Meningkatkan Kemampuan

Keikutsertaan peserta dalam pelaksanaan kompetisi tidak

semata-mata hanya untuk mencari prestasi, namun juga menjadi

sarana untuk meningkatkan kemampuan peserta. Dalam sebuah

kompetisi peserta akan menghadapi peserta lain yang tentunya

juga memiliki kemampuan di bidang robotika. Jika dalam kegiatan

pembelajaran kemampuan peserta diukur dengan tugas dan ujian,

maka dalam sebuah kompetisi kemampuan peserta akan diukur

dengan kemampuan peserta lain. Dengan demikian semakin

terlihat bagaimana penguasaan materi yang peserta miliki.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 58% peserta

menilai sangat baik dalam pelaksanaan kompetisi untuk

meningkatkan kemampuan peserta, 30% menilai baik, dan 12%

menilai cukup baik. Tidak ada peserta yang menilai kurang baik

dalam pelaksanaan kompetisi untuk meningkatkan kemampuan

peserta. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

kompetisi untuk meningkatkan kemampuan peserta sudah sangat

baik.

b) Pelaksanaan Ujian

Diagram 4.20

Pelaksanaan Ujian

Salah satu cara untuk mengukur penguasaan peserta terhadap

materi pembelajaran adalah melalui pelaksanaan ujian. Dalam

pembelajaran ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan tidak hanya dilakukan ujian berupa teori, tapi juga praktik

dalam membuat suatu karya. Hasil dari pelaksanaan ujian akan

tertulis dalam raport ekstrakurikuler robotika.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 41% peserta

menilai sangat baik dalam pelaksanaan ujian, 37% menilai baik,

dan 22% menilai cukup baik. Tidak ada peserta yang menilai

kurang baik dalam pelaksanaan ujian. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan ujian dalam kegiatan

pembelajaran ekstrakurikuler robotika sudah sangat baik.

Penguasaan materi oleh peserta ekstrakurikuler robotika dapat

dilihat dari aktifitas yang dilakukan selama pembelajaran. Sebagian

SB 41%

B 37%

C 22%

K 0%

Page 102: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

88

besar peserta ekstrakurikuler robotika MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

dianggap sudah menguasai materi ekstrakurikuler dan dianggap sudah

mencapai KKM. Peserta sudah mahir dalam merakit robot dengan

mengikuti modul, namun dalam penerapan programnya masih harus

banyak berlatih lagi. Selain itu, penguasaan materi oleh peserta juga

terlihat dari keikutsertaannya dalam berbagai kompetisi. Dalam

kompetisi, peserta akan mengukur sejauh mana penguasaan materi yang

telah dimiliki jika dibandingkan dengan peserta lain. Peserta menilai

pelaksanaan kompetisi sudah sangat baik dalam meningkatkan

kemampuan peserta. Peserta juga menilai pelaksanaan ujian dalam

program ekstrakurikuler robotika juga sudah berjalan dengan sangat

baik. Contoh raport ekstrakurikuler robotika dapat dilihat di lampiran.

2. Perubahan Sikap

Perubahan sikap menjadi salah satu dampak kegiatan yang dapat

ditimbulkan setelah mengikuti program ekstrakurikuler robotika.

Kondisi dimana peserta menjadi lebih aktif, bisa bekerja sama, dan

pantang menyerah terutama dalam menyelesaikan masalah.

Sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Eka selaku Waka Kurikulum

mengatakan bahwa: “Anak itu kan tidak sama kemampuannya, jadi

tidak melulu hanya kognitifnya saja yang dikembangkan, bisa saja

kemampuannya di bidang seni atau psikomotoriknya yang lebih unggul.

Anak-anak pintar yang hobinya membaca buku saja, kini dituntut untuk

bergerak. Kita berusaha untuk mendorong dan memberikan motivasi

sehingga tidak ada lagi pernyataan bahwa anak pintar itu tidak bisa

menguasai bidang lain. Jadi dengan adanya ekskul kita berupaya agar

anak itu berkembang semua potensinya. Sehingga ekskul ini diperlukan

sebagai penyeimbang. Selain itu anak memiliki kemampuan

bersosialisasi. Karena ekstrakurikuler itu kan anak digabung dengan

teman-temannya yang berasal dari kelas lain, sehingga ekstrakurikuler

itu dapat membaurkan anak.” (Wawancara tanggal 14 November 2019).

Sementara Bapak Imam selaku Pembina mengungkapkan bahwa:

“anak lebih bisa bekerja sama, yang kedua kreatifitas anak meningkat,

lalu anak juga terlatih untuk berpikir logic” (Wawancara tanggal 23

Oktober 2019).

Berikut hasil perhitungan angket peserta ekstrakurikuler robotika

di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan mengenai perubahan sikap:

a) Peningkatan Kemampuan Komunikasi

Diagram 4.21

SB 47%

B 36%

C 14%

K 3%

Page 103: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

89

Peningkatan Kemampuan Komunikasi

Kemampuan peserta dalam komunikasi dapat dilihat dari

aktifitas peserta dalam melakukan tanya jawab dan berdiskusi.

Dalam kegiatan pembelajaran, peserta akan terlatih untuk

berkomunikasi baik dengan instruktur maupun dengan sesame

peserta ekstrakurikuler robotika. Dengan demikian, setelah

mengikuti program ekstrakurikuler robotika diharapkan

kemampuan komunikasi peserta semakin meningkat.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 47% peserta

menilai kegiatan ekstrakurikuler robotika sangat baik dalam

meningkatkan kemampuan komunikasi peserta, 36% menilai baik,

dan 14% menilai cukup baik. Namun masih ada 3% peserta yang

merasa kegiatan ekstrakurikuler robotika kurang meningkatkan

kemampuannya dalam berkomunikasi. Dapat disimpulkan bahwa

kegiatan ekstrakurikuler robotika sudah sangat baik dalam

meningkatkan kemampuan peserta dalam berkomunikasi.

b) Peningkatan Kreatifitas

Diagram 4.22

Peningkatan Kreatifitas

Peserta ekstrakurikuler robotika selalu melakukan praktik

dalam setiap pembelajaran. Hal ini membuat kreatifitas peserta

semakin terasah karena setiap kegiatan ekstrakurikuler peserta

dituntut untuk membuat robot. Dalam setiap pembelajaran, siswa

akan praktik membuat robot dengan mengikuti langkah-langkah

yang telah tertera di dalam modul. Dan nantinya robot tersebut

dapat dimodifikasi sesuai kreatifitas peserta.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 47% peserta

menilai kegiatan ekstrakurikuler robotika sangat baik dalam

meningkatkan kreatifitas peserta, 44% menilai baik, dan 7%

menilai cukup baik. Namun masih ada 2% peserta yang merasa

kegiatan ekstrakurikuler robotika kurang dalam meningkatkan

kreatifitas. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

robotika sudah sangat baik dalam meningkatkan kreatifitas peserta.

SB 47%

B 44%

C 7%

K 2%

Page 104: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

90

c) Peningkatan Kemampuan Kerja Sama

Diagram 4.23

Peningkatan Kemampuan Kerja Sama

Dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika, peserta akan

dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menyelesaikan sebuah

project. Dalam pelaksanaan praktik, siswa dituntut untuk bekerja

sama dengan peserta lain dalam kelompoknya. Tidak hanya

bekerja sama dalam merakit robot ataupun membuat program,

namun juga bekerja sama dalam memecahkan masalah saat

pembuatan robot. Dengan demikian, diharapkan kemampuan kerja

sama peserta semakin meningkat setelah mengikuti program

ekstrakurikuler robotika.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 42% peserta

menilai kegiatan ekstrakurikuler robotika sangat baik dalam

meningkatkan kemampuan kerja sama, 49% menilai baik, dan 7%

menilai cukup baik. Namun masih ada 2% peserta yang merasa

kegiatan ekstrakurikuler robotika kurang meningkatkan

kemampuan kerja sama. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler robotika sudah baik dalam meningkatkan

kemampuan peserta dalam kerja sama.

d) Peningkatan Kedisiplinan

Diagram 4.24

Peningkatan Kedisiplinan

Dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika, peserta dilatih

kedisiplinannya dari berbagai hal. Peserta harus tepat waktu saat

SB 42%

B 49%

C 7%

K 2%

SB 19%

B 64%

C 17%

K 0%

Page 105: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

91

praktik menyelesaikan project. Selain itu, peserta juga harus

disiplin dalam menggunakan berbagai alat dan bahan yang ada.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 19% peserta

menilai kegiatan ekstrakurikuler robotika sangat baik dalam

meningkatkan kedisiplinan peserta, 64% menilai baik, dan 17%

menilai cukup baik. Tidak ada peserta yang merasa kegiatan

ekstrakurikuler robotika kurang baik dalam meningkatkan

kedisiplinan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler robotika sudah baik dalam meningkatkan

kedisiplinan peserta.

e) Ekstrakurikuler Robotika sebagai Sarana Pengembangan Minat

Diagram 4.25

Ekstrakurikuler Robotika sebagai Sarana Pengembangan Minat

Salah satu faktor yang mempengaruhi peserta mengikuti suatu

kegiatan ekstrakurikuler ialah adanya minat yang dimiliki terhadap

ekstrakurikuler tersebut. Peserta yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler robotika merupakan siswa yang memiliki

ketertarikan terhadap teknologi, khususnya robot. Materi dalam

pembelajaran ekstrakurikuler robotika tidak hanya berisi tentang

bagaimana membuat program, namun juga menyisipkan beberapa

kategori permainan robot sehingga membuat peserta semakin

semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 53% peserta

menganggap kegiatan ekstrakurikuler robotika telah menjadi

sarana pengembangan minat dengan sangat baik, 44% menilai

baik, dan 3% menilai cukup baik. Tidak ada peserta yang merasa

kegiatan ekstrakurikuler robotika kurang baik sebagai sarana

pengembangan minat.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

ekstrakurikuler robotika merupakan kegiatan yang sangat baik

sebagai sarana pengembangan minat peserta.

SB 53%

B 44%

C 3%

K 0%

Page 106: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

92

f) Ekstrakurikuler Robotika sebagai Sarana Pengembangan Bakat

Diagram 4.26

Ekstrakurikuler Robotika sebagai Sarana Pengembangan Bakat

Materi dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika sangatlah

beragam. Tidak hanya mempelajari bagaimana cara merakit robot

dan membuat program, namun juga mengasah keterampilan

peserta dalam memainkan berbagai kategori permainan robot.

Dengan demikian, peserta dapat mengembangkan bakat sesuai

dengan bidang yang tersedia.

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 51% peserta

menganggap kegiatan ekstrakurikuler robotika telah menjadi

sarana pengembangan bakat dengan sangat baik, 47% menilai

baik, dan 2% menilai cukup baik. Tidak ada peserta yang merasa

kegiatan ekstrakurikuler robotika kurang baik sebagai sarana

pengembangan bakat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

ekstrakurikuler robotika merupakan kegiatan yang sangat baik

sebagai sarana pengembangan bakat peserta.

Peserta didik memiliki kemampuan yang beragam, ada yang

unggul dari sisi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Banyaknya

jumlah mata pelajaran di madrasah membuat MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan merasa perlu mengadakan suatu program ekstrakurikuler

sebagai penyeimbang sehingga siswa tidak hanya terasah sisi

kognitifnya saja, tetapi juga afektif dan psikomotoriknya. Program

ekstrakurikuler robotika tidak hanya meningkatkan pengetahuan peserta

dalam bidang teknologi saja, namun terdapat juga beberapa sikap dan

keterampilan yang berkembang setelah mengikuti program

ekstrakurikuler ini, antara lain peserta memiliki kemampuan

bersosialisasi dan bekerja sama, meningkatkan kreatifitas, terlatih untuk

berpikir logic, dan sebagainya. Peserta juga merasakan dampak setelah

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotika. Dampak yang dirasakan

antara lain sangat baik dalam peningkatan kemampuan berkomunikasi,

sangat baik dalam peningkatan kreatifitas, baik dalam peningkatan

kemampuan bekerja sama, baik dalam peningkatan disiplin waktu, serta

sangat baik dalam pengembangan minat dan bakat.

SB 51%

B 47%

C 2%

K 0%

Page 107: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

93

B. Prestasi Bidang Robotika

Prestasi menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan suatu program.

Pencapaian prestasi di bidang robotika oleh peserta ekstrakurikuler robotika

di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan dapat dikatakan sangat baik. Hal

tersebut terbukti dari banyaknya prestasi yang diraih oleh peserta dalam

berbagai kompetisi, baik di dalam maupun di luar negeri. Setiap tahun

peserta sangat aktif dalam mengikuti kompetisi robotika. Sebagaimana

diungkapkan oleh Bapak Imam selaku pembina mengatakan bahwa:

“(Prestasi) sudah sesuai target. Kompetisi yang kita ikuti itu 80%-nya kita

mendapat prestasi. Kompetisi robotika yang kita ikuti ada yang secara

kolektif (terbuka), ada juga yang hanya mengirim perwakilan tertentu. Kalau

yang mengirim perwakilan itu dalam setahun kita bisa mengikuti hingga 6

kompetisi, dan itu melalui proses seleksi.” (Wawancara tanggal 23 Oktober

2019).

Ibu Eka selaku Waka Kurikulum mengungkapkan bahwa: “Siswa

sering mengikuti kompetisi dan setiap tahun sudah terjadwal rutin.

Maksimal dalam setahun ada 6 kali, hal ini juga terkait dengan pendanaan

dari madrasah. Alhamdulillah ekskul robotika sudah sampai di tingkat

internasional. Dan setiap tahun kami mengirimkan perwakilan untuk

mengikuti kompetisinya.” (Wawancara tanggal 14 November 2019).

Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Bapak Ulik Selaku Kepala

Madrasah, beliau mengungkapkan bahwa: “Sering (mengikuti kompetisi).

Rata-rata 3 kali setiap semester, jadi setahun rata-rata mengikuti 6 kali

kompetisi robotika. Sebagian sudah sesuai harapan. Jika diprosentase sudah

mencapai 80%. Artinya lumayan tinggi pencapaian prestasi di bidang

robotika.” (Wawancara tanggal 14 November 2019).

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan, berikut prestasi di bidang

robotika yang telah diraih oleh peserta ekstrakurikuler robotika MTsN 1

Kota Tangerang Selatan:

Tabel 4.3

Daftar Prestasi Peserta Ekstrakurikuler Robotika Tingkat Nasional

No. Tahun Nama Kompetisi Penyelenggara Juara

1. 2019 Madrasah Robotik 2019 Kemenag 3

2. 2019 Kompetisi Robot Nusantara Racer dan UIN

Jakarta 1

3. 2018 Indonesia Youth Robot

Competition

Racer dan ICE

BSD 1

4. 2018 Madrasah Robotik 2018 Kemenag 3

5. 2018 Indonesia Sains Enginering

Festival Jungleland 1

6. 2018 Kompetisi Robot Nusantara Racer dan ICE

BSD 1

7. 2017 Olimpiade TIK KOGTIK dan

Kemendikbud 2

Page 108: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

94

Berdasarkan tabel di atas, peserta ekstrakurikuler robotika telah meraih

prestasi di tingkat nasional sebanyak tujuh kali, yaitu satu kali pada tahun

2017, empat kali pada tahun 2018, dan dua kali pada tahun 2019. Dari tujuh

prestasi yang telah diraih, peserta ekstrakurikuler robotika berhasil meraih

juara 1 sebanyak empat kali, juara 2 sebanyak satu kali, dan juara 3

sebanyak dua kali.

Tabel 4.4

Daftar Prestasi Peserta Ekstrakurikuler Robotika Tingkat

Internasional

No. Tahun Nama Kompetisi Penyelenggara Juara

1. 2019 Asian Robot Youth Olimpiad Singapura 1

2. 2018 World Robot Confrence

Contest

IYRA Beijing

China 1

3. 2017 Asian Robot Youth Olimdiad Singapura 1

4. 2016 Asian Junior Robot Cup Malaysia 1

5. 2015 International Islamic School

Robot Olimpiad Indonesia 2

6. 2015 Asian Robot Youth Olimdiad Singapura 1

7. 2015 Asian Junior Robot Cup Malaysia 1

8. 2014 International Islamic School

Robot Olimpiad Malaysia 1

Berdasarkan tabel di atas, peserta ekstrakurikuler robotika telah meraih

prestasi di tingkat internasional sebanyak delapan kali, yaitu satu kali pada

tahun 2014, tiga kali pada tahun 2015, dan satu kali pada tahun 2016 hingga

2019. Dari delapan prestasi yang telah diraih, peserta ekstrakurikuler

robotika berhasil meraih juara 1 sebanyak tujuh kali dan juara 2 sebanyak

satu kali.

Berikut hasil perhitungan angket peserta ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan mengenai prestasi bidang robotika:

Diagram 4.27

Ekstrakurikuler Robotika Meningkatkan Prestasi Non-akademik

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa 42% peserta

berpendapat bahwa ekstrakurikuler robotika sangat baik dalam

meningkatkan prestasi non-akademik, 46% menilai baik, dan 12% menilai

cukup baik. Tidak ada peserta yang berpendapat bahwa ekstrakurikuler

SB 42%

B 46%

C 12%

K 0%

Page 109: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

95

robotika kurang baik dalam meningkatkan prestasi non-akademik. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler robotika sudah baik

dalam meningkatkan prestasi non-akademik.

Prestasi peserta ekstrakurikuler robotika MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan sudah tidak diragukan lagi. Setiap tahun MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan rutin mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti berbagai

kompetisi robotika, baik lokal, regional, maupun tingkat internasional.

Dalam setahun MTsN 1 Kota Tangerang Selatan rata-rata mengikuti

sebanyak 6 kompetisi. Prestasi yang diraih MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

sudah sesuai dengan apa yang ditargetkan. Dari seluruh kompetisi yang

diikuti, 80% membawa hasil yang memuaskan. Peserta menilai pencapaian

prestasi di bidang non-akademik sangat baik setelah mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler robotika. Oleh karena itu, banyak peserta yang menjadikan

program ekstrakurikuler robotika sebagai salah satu batu loncatan untuk

meraih prestasi di bidang non-akademik. Dengan demikian, nantinya peserta

dapat menggunakan jalur prestasi untuk masuk ke SMA/MA yang

diinginkan.

D. Pembahasan

1. Evaluasi Konteks (Context)

A. Latar Belakang Program

Ekstrakurikuler memiliki peranan yang tidak kalah penting. Program ini

berfungsi untuk membantu peserta didik memaksimalkan potensi dan

bakatnya yang mungkin belum seluruhnya bisa diperoleh melalui jam

pelajaran di madrasah. Salah satu alasan mengapa perlu diadakannya

program ekstrakurikuler robotika, yaitu untuk membentuk kepribadian

peserta menjadi terampil dan terbiasa dengan suatu kegiatan yang berkaitan

dengan teknologi. Selain itu, program ekstrakurikuler robotika dapat

membiasakan peserta terampil mengorganisasi, mengelola, menambah

wawasan, bekerja sama, dan menyelesaikan masalah.

Program yang memiliki dasar hukum semakin memperkuat latar

belakang pelaksanaan program tersebut. Dasar hukum ataupun landasan

hukum merupakan norma hukum yang mendasari suatu tindakan tertentu

sehingga dapat dibenarkan atau dianggap sah secara hukum (Asshiddiqie,

2006:151). Pelaksanaan program ekstrakurikuler yang baik tidak terlepas

dari adanya undang-undang sebagai dasar hukum atas pelaksanaan suatu

program. Dalam konteks, dasar hukum program ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan dapat dikatakan sudah memenuhi syarat

untuk menyelenggarakan program ekstrakurikuler. Program ekstrakurikuler

robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan diselenggarakan dengan

berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 pasal 3, Undang-

Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 pasal 12 ayat 1b, Peraturan Pemerintah

No. 32 tahun 2013, Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010, Permendiknas

No. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, dan Permendikbud No.

62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan

Menengah, selanjutnya Kepala MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

mengeluarkan SK penugasan Nomor B.756/MTs.28.08.02.01/PP

Page 110: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

96

00.5/07/2019 sebagai dasar pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika.

Namun dalam pelaksanaan ekstrakurikuler di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan tidak ditemukan dokumen berupa Pedoman Kegiatan

Ekstrakurikuler secara tertulis sebagaimana arahan Permendikbud No. 62

tahun 2014 pasal 5 yang mengatakan bahwa satuan pendidikan wajib

menyusun program Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari

Rencana Kerja Sekolah yang di dalamnya memuat tentang (1) rasional dan

tujuan umum, (2) deskripsi kegiatan ekstrakurikuler, (3) pengelolaan, (4)

pendanaan, dan (5) evaluasi.

Berdasarkan hasil penelitian, latar belakang diselenggarakannya

program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan antara

lain karena semakin berkembangnya teknologi di era 4.0, sedangkan mata

pelajaran TIK masih belum cukup dalam memfasilitasi pembelajaran di

bidang teknologi. Selain itu, belum banyak lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler robotika. Melalui program

ekstrakurikuler robotika, MTsN 1 Kota Tangerang Selatan dapat mewadahi

minat dan bakat peserta didik di bidang teknologi khususnya yang berkaitan

dengan robot. Peminat ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan juga sangat banyak. Adanya program ini, diharapkan mampu

mengembangkan bakat peserta didik di bidang robotika sehingga nantinya

dapat berprestasi, tidak hanya di tingkat nasional namun juga hingga tingkat

internasional. Dengan demikian, madrasah tidak hanya menjadi lembaga

pendidikan yang unggul di bidang agama Islam, namun juga mampu unggul

di bidang lain, khususnya bidang teknologi. Selain itu, penyelenggaraan

program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

diperkuat dengan adanya dasar hukum berupa Undang-undang dan

Peraturan Pemerintah serta SK penugasan yang dikeluarkan oleh pihak

madrasah. Namun dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tidak

ditemukan adanya pedoman penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler

sebagaimana yang diamanatkan dalam Permendikbud No. 62 tahun 2014

pasal 5. Pedoman tersebut dibutuhkan agar penyelenggaraan program

ekstrakurikuler semakin terarah dan terstruktur dengan baik.

B. Analisis Kebutuhan

Setyosari (2013:230) mengemukakan bahwa analisis kebutuhan

dilakukan untuk sebuah tujuan program atau produk tersebut dikembangkan.

Analisis kebutuhan ini merupakan kegiatan yang rumit, sulit, dan sangat

penting. Hal ini dikarenakan di samping menjadi landasan kegiatan

selanjutnya seperti pemilihan metode pembelajaran yang tepat, biaya

pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika juga tidak murah sehingga

jika program tidak sesuai dengan kebutuhan, maka tidak akan meningkatkan

kemampuan peserta didik di bidang teknologi, selain itu juga akan

menghabiskan banyak biaya. Selanjutnya dikatakan sulit dan rumit karena

perlu menganalisa kompetensi yang dimiliki oleh instruktur dan kompetensi

peserta didik yang dibutuhkan sesuai dengan kecenderungan perubahan

situasi lingkungan yang sedang dihadapi dan yang akan dihadapi pada masa

yang akan datang.

Page 111: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

97

Kurikulum berfungsi sebagai alat dan gambaran dari sebuah praktik

pendidikan yang harus dilaksanakan dan capaian yang diharapkan.

Kurikulum juga berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan,

sehingga hasil pendidikan sangat diwarnai oleh keberadaan kurikulum

tersebut (Khodijah, dkk., 2016:81). Kedudukan kurikulum yang penting itu

yang menyebabkan keberadaannya selalu menjadi fokus utama dalam setiap

perubahan/perbaikan sistem pendidikan. Kurikulum harus ditetapkan secara

sistematis, metode pengajaran, jumlah jam pertemuan, dan sistem

evaluasinya harus jelas agar sasaran dari pengembangan program menjadi

lebih optimal.

Berdasarkan hasil penelitian, program ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan didasarkan kepada kebutuhan dasar peserta

didik dalam mengembangkan kemampuannya pada era digital. Selain itu,

program ekstrakurikuler robotika tidak hanya sekedar untuk memenuhi

arahan pemerintah akan adanya pembelajaran mengenai IT terapan, namun

juga sebagai wadah pemenuhan kebutuhan peserta akan minat dan bakatnya

di bidang teknologi. Tingginya animo peserta didik serta dukungan dari

orang tua membuat program ekstrakurikuler robotika terus bertahan hingga

saat ini. Pengenalan dan pelatihan merakit serta memprogram robot menjadi

daya tarik tersendiri bagi siswa dalam mempelajari teknologi.

Ekstrakurikuler robotika juga memiliki prospek yang bagus ke depannya.

Tidak sedikit peserta yang mengembangkan kemampuan dan menjadikan

program ekstrakurikuler robotika sebagai batu loncatan untuk meraih

perstasi di bidang teknologi.

Berbagai prestasi yang diraih oleh peserta tidak terlepas dengan adanya

kurikulum pembelajaran robotika yang sudah relevan dengan kebutuhan.

Kurikulum disusun oleh pembina ekstrakurikuler robotika dan bekerja sama

dengan lembaga kursus robotika, Racer Robotics. Kurikulum yang disusun

terdiri atas materi-materi robotika yang akan dipelajari selama mengikuti

program ekstrakurikuler. Kurikulum disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran dan kebutuhan peserta ekstrakurikuler robotika. Kurikulum

yang digunakan juga sudah sesuai dengan standar kompetensi yang

diharapkan dan sudah terlaksana dengan baik. Setelah mengikuti program

ekstrakurikuler robotika setidaknya peserta dapat mengerti hal-hal yang

berkaitan dengan robotika dan dapat menghasilkan karya sederhana yang

bermafaat.

C. Tujuan Program

Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan,

memperluas ilmu pengetahuan peserta didik, menyalurkan bakat,

mengetahui hubungan antar pelajaran sebagai upaya pembinaan anak

(Prihatin, 2011:164). Tujuan ekstrakurikuler untuk membantu

mengembangkan keterampilan anak didik yang telah disesuaikan dengan

kebutuhan anak, minat dan bakat anak. Bimbingan tersebut dilaksanakan di

bawah bimbingan pendidik khusus, tenaga kependidikan dan seseorang yang

memiliki keahlian atas wewenang sekolah. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler

dapat tercapai apabila manajemen dikelola dengan baik (Arikunto dan

Yuliana, 2012:2).

Page 112: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

98

Adanya program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan tidak hanya bertujuan untuk menyalurkan bakat dan minat peserta

didik, namun juga untuk menggali potensi di bidang teknologi,

mengaplikasikan potensi tersebut, hingga dapat bersaing dengan sekolah

lain dalam berbagai kompetisi. Dan tentunya adanya program

ekstrakurikuler robotika bertujuan untuk membantu peserta dalam meraih

prestasi di bidang teknologi hingga ke tingkat Internasional. Tidak hanya

untuk mengembangkan pengetahuan mengenai robotika sejak dini, program

ekstrakurikuler juga memiliki tujuan mengembangkan sikap peserta didik,

antara lain melatih kerja sama tim, mengasah kreatifitas, melatih berpikir

logic, dan mengasah motorik.

Berdasarkan hasil penelitian, tujuan program ekstrakurikuler robotika

di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah sesuai dengan yang diharapkan

yaitu untuk menyalurkan bakat dan minat peserta didik di bidang teknologi

sehingga nantinya dapat menyiapkan generasi muda yang memiliki

kompetensi dan unggul dalam bidang teknologi. Selain itu, peserta didik

juga dapat bersaing dan meraih prestasi di bidang robotika.

Berdasarkan penelitian dari tiap indikator pada aspek konteks (Context),

ditemukan beberapa temuan. Dalam latar belakang pelaksanaan program,

madrasah hanya mengeluarkan SK penugasan sebagai dasar pelaksanaan

program. Madrasah tidak menyusun dokumen mengenai program kegiatan

ekstrakurikuler secara tertulis sebagai dasar pelaksanaan program. Padahal

program kegiatan ekstrakurikuler tersebut wajib disusun oleh satuan pendidikan

dan bagian dari rencana kerja sekolah sebagaimana diamanatkan dalam

Permendikbud No. 62 tahun 2014 pasal 5. Dokumen tersebut dapat dijadikan

acuan agar penyelenggaraan program ekstrakurikuler semakin terarah dan

terstruktur dengan baik.

Analisis kebutuhan dilakukan untuk sebuah tujuan program atau produk

tersebut dikembangkan. Dalam mengembangkan program ekstrakurikuler

dibutuhkan kurikulum yang berfungsi sebagai alat dan sekaligus sebagai

gambaran seperti apa praktik pendidikan harus dilaksanakan dan capaian yang

diharapkan. Kurikulum juga berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan.

Kurikulum harus ditetapkan secara sistematis, jumlah jam pertemuan, metode

pengajaran, dan sistem evaluasinya harus jelas agar sasaran dari pengembangan

itu optimal. Namun fakta di lapangan tidak ditemukan dokumen kurikulum

ekstrakurikuler robotika yang disusun secara sistematis mengenai

pembelajarannya. Silabus yang disusun juga hanya memuat susunan materi,

peralatan yang digunakan, dan target pembelajaran.

Tujuan dilaksanakannya program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan yaitu menyalurkan bakat dan minat peserta didik di bidang

teknologi sehingga nantinya dapat menyiapkan generasi muda yang memiliki

kompetensi dan unggul dalam bidang teknologi. Selain itu, peserta didik juga

dapat bersaing dan meraih prestasi di bidang robotika. Tujuan tersebut sejalan

dengan tujuan penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler yang tertulis dalam

Permendikbud No. 62 tahun 2014 yang berbunyi, “Kegiatan Ekstrakurikuler

diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,

Page 113: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

99

kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara

optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional”.

2. Evaluasi Masukan (Input)

A. Kualifikasi SDM

1. Instruktur Ekstrakurikuler Robotika

Instruktur menjadi orang dibalik layar yang mampu mengangkat

level prestasi para peserta, mulai dari tahap pemula sampai peserta

tersebut menjadi berhasil. Instruktur yang berkualitas diharapkan dapat

melahirkan prestasi yang berkualitas yang akan didapat melalui

pembelajaran yang berkualitas (Bangun, 2018:31). Oleh karena itu,

instruktur memiliki peran yang penting dalam keberhasilan dan

kelancaran suatu program ekstrakurikuler. Instruktur tidak hanya

menyampaikan materi dalam pembelajaran, melainkan juga

memberikan motivasi atau dorongan kepada peserta agar berhasil

dalam mengikuti program ekstrakurikuler.

Ketersediaan instruktur merupakan salah satu daya dukung dalam

pengembangan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Hal tersebut

sebagaimana tercantum dalam lampiran Permendikbud No. 62 Tahun

2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan

Menengah yang berbunyi, “Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler harus

didukung dengan ketersediaan pembina. Satuan pendidikan dapat

bekerja sama dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pembina”.

Selanjutnya, pada Lampiran Permendikbud No. 90 Tahun 2014 tentang

Standar Kualifikasi dan Kompetensi Instruktur pada Kursus dan

Pelatihan menetapkan standar kualifikasi akademik dan standar

kompetensi yang harus dimiliki oleh instruktur.

Instruktur pada kursus dan pelatihan berbasis keilmuan harus

memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana (S-1) atau Diploma

Empat (D-IV) yang diperoleh dari perguruan tinggi terakreditasi,

sertifikat kompetensi keahlian dalam bidang yang relevan, dan sertifikat

instruktur. Sertifikat kompetensi keahlian dikeluarkan atau diakui oleh

perguruan tinggi penyelenggara program keahlian dan/atau lembaga

yang ditunjuk oleh pemerintah. Sertifikat instruktur diperoleh setelah

calon instruktur mengikuti pelatihan dan lulus ujian kompetensi

instruktur yang diselenggarakan oleh lembaga yang ditunjuk oleh

pemerintah (Lampiran Permendikbud No.90 tahun 2014).

Standar kompetensi instruktur meliputi (1) standar kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial yang

bersifat umum dan berlaku untuk semua instruktur; dan (2) standar

kompetensi profesional sesuai dengan bidang keahlian/ keterampilan

yang diajarkan (Lampiran Permendikbud No.90 tahun 2014).

Program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan memiliki satu orang instruktur ekstrakurikuler yang berasal dari

internal madrasah yang merangkap sebagai pembina ekstrakurikuler

robotika. Selain itu, MTsN 1 Kota Tangerang Selatan juga bekerja

sama dengan lembaga kursus robotika (Racer Robotics) dalam

menyediakan instruktur. Jumlah instruktur inti yang berasal dari Racer

Page 114: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

100

Robotics sebanyak 2 orang dengan kualifikasi akademik masing-

masing S1 Teknik Elektro dan SMK Teknik Komputer dan Jaringan.

Instruktur inti tersebut didampingi oleh 2-3 orang asisten dalam setiap

kegiatan ekstrakurikuler. Racer Robotics dianggap memiliki rekam

jejak yang baik dalam membimbing peserta. Hal tersebut dibuktikan

dengan suksesnya Racer Robotics dalam membimbing peserta dalam

mengikuti kompetisi robotika tingkat internasional yang

diselenggarakan setiap tahun. Walaupun terdapat instruktur yang

berasal dari luar madrasah, kegiatan ekstrakurikulernya tetap dipantau

oleh pembina ekstrakurikuler robotika. Pembina ekstrakurikuler

robotika juga menetapkan kualifikasi khusus bagi instruktur

ekstrakurikuler robotika, yaitu harus memiliki latar belakang di bidang

informatika atau elektro dan memiliki pengalaman mengajar.

Berdasarkan hasil penelitian, instruktur ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah sesuai dengan kualifikasi yang

ditetapkan oleh madrasah karena memiliki latar belakang di bidang

elektro atau informatika, memiliki pengalaman mengajar, menguasai

materi yang diajarkan, serta memiliki track record yang baik.

Ketersediaan instruktur juga sudah sesuai dengan Lampiran

Permendikbud No. 62 tahun 2014 yang mengatakan bahwa satuan

pendidikan dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk memenuhi

kebutuhan pembina. Namun, masih terdapat instruktur yang memiliki

kualifikasi akademik SMK. Hal tersebut belum memenuhi kualifikasi

akademik yang ditetapkan pada Lampiran Permendikbud No. 90 tahun

2014. Dengan demikian, instruktur ekstrakurikuler robotika di MTsN 1

Kota Tangerang Selatan sudah berperan baik, namun masih terdapat

instruktur yang belum sesuai kompetensinya.

2. Peserta Ekstrakurikuler Robotika

Peserta sebaiknya memiliki latar belakang yang relatif homogen

dan jumlahnya ideal, agar kelancaran program dapat terjamin.

Rekrutmen peserta dapat menjadi kunci keberhasilan langkah

selanjutnya dalam pembelajaran (Kamil, 2010: 17). Dalam proses

rekrutmen pihak madrasah menetapkan beberapa persyaratan yang

harus dipenuhi oleh peserta ekstrakurikuler robotika terutama yang

berhubungan dengan media pembelajaran yang dimiliki sehingga

peserta dapat mengikuti program ekstrakurikuler dengan baik.

Peserta program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan adalah peserta didik yang memiliki bakat dan minat

di bidang teknologi dan memilih robotika sebagai program

ekstrakurikuler pada awal tahun ajaran baru. Pada dasarnya tidak ada

syarat untuk menjadi peserta ekstrakurikuler robotika. Semua peserta

didik MTsN 1 Kota Tangerang Selatan yang memiliki minat di bidang

robotika dapat mengikuti program ekstrakurikuler robotika. Namun

dikarenakan banyaknya peserta yang berminat, Pembina ekstrakurikuler

robotika memutuskan untuk membatasi peserta yang ingin mengikuti

program ekstrakurikuler robotika dengan memberlakukan syarat

kepemilikan laptop yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran

Page 115: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

101

ekstrakurikuler. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas pembelajaran

ekstrakurikuler robotika dan menyesuaikan dengan ketersediaan sarana

pembelajarannya.

Berdasarkan hasil penelitian, kualifikasi peserta program

ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah

sesuai. Peserta memiliki kesamaan minat di bidang robotika. Selain itu,

agar pembelajaran lebih kondusif, peserta juga telah melalui seleksi

sehingga jumlah peserta sesuai dengan ketersediaan sarana

pembelajarannya. Pada tahun ajaran 2019/2020 jumlah peserta

ekstrakurikuler robotika sebanyak 59 orang, yang terdiri dari 35 orang

peserta kelas VII dan 24 orang peserta kelas VIII. Dapat diambil

kesimpulan bahwa peserta sudah memenuhi syarat sebagai peserta

ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan dan

diharapkan dapat mengikuti program ekstrakurikuler robotika dengan

baik.

B. Prosedur dan Aturan dalam Kegiatan

1. Kelayakan Materi

Materi pembelajaran tidak hanya tersusun dari hal-hal sederhana

yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga terdiri dari materi

kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan sintesis (Trianto

2011: 10-11). Materi yang dibahas dalam pembelajaran harus berkaitan

dengan tujuan program yang telah ditetapkan. Selain itu, rumusan

materi harus tersusun sesuai dengan struktur materi yang telah

terintegrasi yang dapat memenuhi kebutuhan peserta akan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. Prinsip-prinsip perumusan materi meliputi:

a) Materi sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan

peserta.

b) Materi diorganisir dengan mempertimbangkan aspek kemanfaatan

dan dipilih secara cermat.

c) Materi pembelajaran yang diberikan harus memiliki manfaat bagi

peserta.

Kurikulum dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika disusun

oleh Pembina ekstrakurikuler robotika dengan bekerja sama dengan

Racer Robotics. Materi yang diberikan dalam program ekstrakurikuler

merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta

ekstrakurikuler. Materi ekstrakurikuler robotika dibuat oleh instruktur

berdasarkan kurikulum dan silabus yang sudah disusun. Berdasarkan

data, berikut materi inti dalam program ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan:

a. Kelas VII My Robot Time (MRT)

b. Kelas VIII Arduino

Materi yang diberikan juga disesuaikan dengan kebutuhan. Jika

menjelang kompetisi, maka materi yang terdapat dalam silabus akan

ditunda dan materi yang diberikan adalah materi terkait dengan

berbagai kategori yang terdapat dalam kompetisi. Dengan demikian

peserta lebih siap dalam menghadapi kompetisi. Baik kelas VII maupun

Page 116: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

102

kelas VIII dalam akhir pembelajaran diharapkan dapat membuat karya

sederhana terkait robotika.

Berdasarkan hasil penelitian, materi yang diberikan dalam

pembelajaran ekstrakurikuler robotika sudah sesuai dengan kurikulum

dan diharapkan dapat membekali peserta untuk bersaing dalam

kompetisi dengan baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

kelayakan materi dalam program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1

Kota Tangerang Selatan sudah sesuai dengan kompetensi dan tujuan

yang diharapkan.

2. Metode Pembelajaran

Instruktur sangat penting untuk menggunakan berbagai metode

dalam pembelajaran (Mujiman, 2006: 81). Selain untuk

mengakomodasi preferensi peserta yang mungkin berbeda-beda,

penggunaan metode yang bervariasi juga dapat menumbuhkan

semangat partisipasi peserta, menumbuhkan ketertarikan, mengurangi

kebosanan, dan memberikan kesempatan kepada semua peserta untuk

menemukan pilihan metode pembelajaran apa yang cocok dengan gaya

belajarnya.

Pendidikan khususnya pendidikan di sekolah, pada proses

pembelajaran harus melibatkan peserta didik secara aktif dalam aspek

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pembelajaran harus inovatif

sehingga peserta didik senang mengikuti proses pembelajaran, idealnya

proses pembelajaran berpusat pada peserta didik dan terkait dengan

kehidupan sehari-hari (Setyorini, dkk., 2011:52-56).

Terdapat beragam metode yang digunakan dalam pembelajaran

ekstrakurikuler robotika. Metode yang digunakan disesuaikan dengan

materi yang diberikan saat pembelajaran. Pembuatan robot dalam

pembelajaran dilakukan oleh peserta secara berkelompok. Pada

umumnya, di awal pembelajaran instruktur memberikan penjelasan

terkait materi ekstrakurikuler seperti mengenalkan peralatan yang

digunakan, fungsi alatnya, program yang digunakan, bagaimana cara

mengaplikasikan programnya, hingga menerapkan program ke dalam

robot yang sudah dibuat dan melakukan uji coba.

Berdasarkan hasil penelitian, metode yang digunakan dalam proses

pembelajaran pada program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan sudah bervariasi. Metode yang digunakan juga

sudah melibatkan peserta didik secara aktif dalam aspek pengetahuan,

sikap, dan keterampilan. Metode pembelajaran yang digunakan adalah

ceramah dan tanya jawab, demonstrasi, eksperimental, dan Project

Method. Akan tetapi dalam hal penyampaiannya, terdapat beberapa

instruktur yang kurang mampu dalam menghidupkan iklim belajar yang

baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode yang

digunakan secara keseluruhan sudah baik dan tepat serta dapat diterima

oleh peserta ekstrakurikuler robotika. Penggunaan metode

eksperimental dan Project Method memiliki keunggulan, yaitu dapat

melihat kemampuan peserta secara langsung karya apa yang dibuat,

bagaimana fungsinya, dan dapat menguji-cobanya hingga berhasil.

Page 117: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

103

3. Media

Media pembelajaran adalah komponen integral (satu kesatuan) dari

sistem pembelajaran. Adapun media pembelajaran sebagai alat kegiatan

belajar, menurut Latuheru dalam Suryani dan Agung (2012:137)

menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik

yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar

proses interaksi komunikasi pendidikan antara guru dan siswa

berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Dari pendapat di atas

disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sumber yang

dapat berupa alat atau perlengkapan apapun yang bila digunakan oleh

instruktur maupun peserta dalam proses pembelajaran dapat

menyalurkan pesan, merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan

peserta sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri

peserta ekstrakurikuler.

Robotika merupakan ekstrakurikuler yang menggunakan banyak

media dalam pembelajarannya. berbagai peralatan digunakan untuk

menunjang kegiatan pembelajaran. Pada umumnya media yang

digunakan dalam setiap pembelajaran antara lain laptop, LCD

proyektor, dan modul. Untuk penggunaan peralatan disesuaikan dengan

materi yang sedang dipelajari. Kelas VII menggunakan My Robot Time

(MRT) sebagai dasar mempelajari robotika. MRT sendiri berisi

berbagai bentuk part semacam lego yang dilengkapi dengan berbagai

elektrikal seperti mainboard, DC Motor, baterai, berbagai sensor, dan

remote. Sedangkan kelas VIII mempelajari materi Arduino yang

menggunakan Arduino Kit sebagai media pembelajarannya. Arduino

Kit terdiri dari project board, servo, LED, resistor, transistor,

capasitor, kabel downloader, kabel jumper, seven segment, ultrasonic

sensor, LCD, remote IR, dan modul berbentuk CD. Media lain yang

digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika antara lain

berbagai robot Humanoid (Rero, Aelos, Line Core), Drone, bahkan

handphone juga dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Sedangkan

dalam mempelajari materi untuk kompetisi disesuaikan dengan kategori

yang diadakan dalam kompetisi tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, ketersediaan media yang ada sudah

menunjang dalam kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan. Sebagian besar media memiliki

kondisi yang baik dan layak, namun dalam beberapa kegiatan masih

ditemukan beberapa alat yang tidak berfungsi optimal. Dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam program

ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah

digunakan sebaik mungkin dan alat praktik yang digunakan sudah

sesuai, namun masih harus diperhatikan lagi kelayakannya.

C. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana dalam pendidikan menjadi penunjang bagi

kegiatan belajar mengajar atau seluruh fasilitas yang diperlukan dalam

kegiatan belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak

Page 118: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

104

agar tujuan pendidikan dapat tercapai dan berjalan dengan lancar, teratur,

efektif, dan efisien (Fadhilah, 2014:9). Adapun fungsi dari pengadaan sarana

dan prasarana pendidikan mengatur dan menyelenggarakan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat,

dan waktu yang dikehendaki (Arum, 2006:47). Sarana dan prasarana

memiliki peranan penting untuk mendukung pelaksanaan program

ekstrakurikuler guna mencapai tujuan yang diharapkan. Sarana yang

digunakan dalam program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan antara lain Handout, Alat tulis, Laptop, LCD Proyektor,

Air Conditioning (AC), berbagai jenis set robot seperti My Robot Time

(MRT) Kit, Drone, Aelos, Line Core, dan sebagainya, berbagai peralatan

elektro seperti baterai, remote, Arduino Kit, dan sebagainya, dan arena robot.

Sedangkan prasarana yang digunakan antara lain ruang kelas dan aula.

Pengadaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran ekstrakurikuler

robotika dilakukan secara bersama-sama antara pihak madrasah, komite, dan

orang tua peserta. Instruktur dari Racer Robotics juga berkontribusi dalam

pengadaan sarana dengan meminjamkan peralatan yang digunakan dalam

pembelajaran ekstrakurikuler robotika. Sarana dalam pembelajaran harus

diperiksa kembali kondisi dan kelengkapannya karena seringkali dalam

kegiatan pembelajaran ditemukan beberapa robot dan peralatan yang

kondisinya kurang optimal. Pembelajaran dilakukan di dalam ruangan,

sehingga kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler robotika tidak terganggu

atau berbenturan dengan kegiatan ekstrakurikuler lain.

Berdasarkan hasil penelitian, sarana dan prasarana dalam program

ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah memadai

sehingga mampu mendukung pelaksanaan pembelajaran dalam program

ekstrakurikuler robotika. Namun demikian, kondisinya harus diperhatikan

kembali sebelum melakukan proses pembelajaran agar tidak terdapat

kendala dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika.

D. Sumber Dana

Anggaran pendidikan perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan anggaran

dalam satuan pendidikan penting untuk dilakukan agar dana yang diperoleh

dapat digunakan secara efektif dan efisien (Fitri, 2014:33). Ketersediaan

dana menjadi salah satu syarat agar kegiatan dapat dilakukan. Dana menjadi

salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu kegiatan, tanpa adanya

dana, kegiatan tidak dapat berjalan dengan lancar bahkan mungkin tidak

dapat berjalan sama sekali. Dalam kegiatan ekatrakurikuler, dana digunakan

untuk memenuhi segala kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan agar

berjalan lancar. Seperti yang penelitian oleh Hanushek, Woessmann dan

Zhang (2011) yaitu tersedianya dana dalam kegiatan ekstrakurikuler

diartikan sebagai besarnya dana yang disediakan oleh pihak sekolah untuk

memberi kemudahan kepada peserta dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler. Ukuran besar atau kecilnya dana sangat relatif, namun yang

terpenting adalah kewajaran dan optimalisasi penggunaan dana tersebut.

Pembiayaan untuk penyelenggaraan program ekstrakurikuler perlu

dirancang sebaik-baiknya agar berbagai kegiatan dalam ekstrakurikuler yang

direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.

Page 119: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

105

Program ekstrakurikuler robotika termasuk kegiatan yang

membutuhkan banyak dana. Hal ini dikarenakan harga peralatan yang

digunakan dalam pembelajaran tidaklah murah. Dana yang digunakan dalam

penyelenggaraan program ekstrakurikuler berasal dari beberapa sumber,

yaitu dari pemerintah melalui DIPA dan BOS, sumbangan dari komite

madrasah, dan swadaya dari orang tua peserta ekstrakurikuler robotika.

Ketika mengikuti kompetisi yang pesertanya terbatas dalam mewakili

madrasah, dana yang digunakan diambil dari anggaran madrasah yang sudah

dialokasikan untuk kegiatan ekstrakurikuler robotika. Sedangkan dalam

mengikuti kompetisi yang bersifat terbuka tanpa adanya batasan jumlah

peserta, dana yang digunakan adalah dana pribadi dari orang tua peserta

termasuk ketika terdapat kompetisi tingkat internasional yang

diselenggarakan di luar negeri. Dengan demikian, peserta yang didukung

oleh orang tua dalam hal materi dapat mengikuti setiap kompetisi terbuka

yang diselenggarakan dan memiliki peluang lebih besar dalam mendapatkan

prestasi di bidang robotika dibandingkan dengan peserta yang dukungan

materinya terbatas.

Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan dan anggaran ekstrakurikuler

robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah terlaksana dengan baik.

Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai sumber dana yang bersinergi untuk

lancarnya pelaksanaan program. Banyaknya kegiatan yang dilaksanakan

dalam program ekstrakurikuler robotika juga menjadi bukti bahwa dana

yang terdapat dalam program ekstrakurikuler robotika telah dikelola dengan

baik.

Berdasarkan penelitian dari tiap indikator pada aspek masukan (Input),

ditemukan beberapa temuan. Dalam kualifikasi SDM, instruktur yang

membimbing ekstrakurikuler robotika belum sesuai sepenuhnya. Menurut

Lampiran Permendikbud Nomor 90 tahun 2014 tentang Standar Kualifikasi dan

Kompetensi Instruktur pada Kursus dan Pelatihan dikatakan bahwa standar

kualifikasi akademik instruktur pada kursus dan pelatihan berbasis keilmuan

antara lain memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV, memiliki

sertifikat kompetensi keahlian dalam bidang yang relevan, dan sertifikat

instruktur. Selain itu terdapat standar kompetensi instruktur yang meliputi standar

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial yang

bersifat umum, serta standar kompetensi profesional sesuai dengan bidang

keahlian yang diajarkan. Fakta di lapangan, masih terdapat instruktur yang belum

memiliki latar belakang pendidikan S1 atau D-IV. Selain itu, tidak ada instruktur

yang memiliki sertifikat instruktur. Hal ini dikarenakan belum adanya lembaga

yang ditunjuk oleh pemerintah untuk melaksanakan pelatihan instruktur robotika.

Namun, pengadaan instruktur ekstrakurikuler robotika MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan dengan bekerja sama dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan

instruktur sudah sesuai dengan arahan pada lampiran Permendikbud No. 62 tahun

2014. Dikatakan juga bahwa satuan pendidikan diberikan kebijakan dalam

mengembangkan dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.

Dalam prosedur dan aturan pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan, penggunaan metode pembelajaran yang

bervariasi sangat penting dalam mengurangi kebosanan, menumbuhkan semangat

Page 120: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

106

partisipasi peserta, menumbuhkan ketertarikan, dan memberikan kesempatan

kepada seluruh peserta untuk menemukan pilihan metode yang sesuai dengan

gaya belajarnya. Namun dalam penerapannya, terdapat beberapa instruktur yang

masih kurang dalam menghidupkan iklim belajar yang baik.

Sarana dan prasarana dalam program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1

Kota Tangerang Selatan sudah menunjang dalam kegiatan pembelajaran. Namun

dalam penggunaannya masih ditemukan beberapa sarana pembelajaran yang

tidak berfungsi dengan baik.

3. Evaluasi Proses (Process)

A. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Mesthrie (2010:307) mengungkapkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

dilaksanakan oleh peserta didik pada waktu terluang. Dalam menyusun

kegiatan, penyelenggara program (dalam hal ini, madrasah) memilih dan

menentukan metode dan teknik pembelajaran, menentukan bahan belajar,

serta menentukan media yang akan digunakan (Kamil, 2010:18). Urutan

kegiatan yang harus disusun disini adalah seluruh rangkaian aktivitas mulai

dari pembukaan sampai penutupan.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika diawali dengan adanya

pengenalan kegiatan ekstrakurikuler di awal tahun ajaran, yaitu pada saat

masa orientasi. Setelah adanya pengenalan, peserta didik akan memilih

kegiatan ekstrakurikuler yang akan diikuti dengan cara mengisi angket yang

dikoordinir oleh koordinator ekstrakurikuler. Angket yang telah diisi akan

dikelompokkan sesuai dengan ekstrakurikulernya, lalu diserahkan kepada

masing-masing Pembina ekstrakurikuler untuk dipertimbangkan. Pembina

ekstrakurikuler robotika akan melakukan seleksi berupa tes dalam proses

rekrutmen peserta jika jumlah peserta yang mendaftar jauh melebihi kuota

yang tersedia (32 orang). Namun pada tahun ajaran 2019/2020 ini jumlah

peserta yang mendaftar masih bisa diwadahi karena hanya berjumlah 38

orang sehingga tidak diadakan seleksi. Kegiatan ekstrakurikuler robotika

dilaksanakan satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari jumat atau sabtu

dengan durasi 90 menit. Jika terdapat jadwal yang bertepatan dengan hari

libur atau terdapat halangan lain, maka kegiatan ekstrakurikuler akan diganti

jadwal pelaksanaannya di hari lain sesuai kesepakatan. Selain itu, akan ada

penambahan jadwal pembelajaran ketika mendekati kompetisi robotika

untuk memperdalam materi kompetisi yang akan diikuti.

Berdasarkan data hasil penelitian, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah sesuai dengan

kurikulum. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler juga sudah sesuai dengan

aturan, yaitu dilaksanakan diluar jam pelajaran. Selain itu, dalam

pelaksanaan kegiatan pembina juga berperan dalam menyusun urutan

kegiatan, menentukan bahan belajar, dan menentukan media yang akan

digunakan dalam pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan kegiatan program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan terlaksana dengan baik.

Page 121: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

107

B. Penggunaan Sumber Daya

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sadiman, Arief S., dkk (2007)

menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara

kelengkapan sarana prasarana terhadap kinerja guru dan kepuasan siswa,

sedangkan besarnya kontribusi kelengkapan sarana prasarana sebesar 6,76%,

sehingga terdapat pengaruh positif yang signifikan secara simultan antara

kelengkapan sarana prasarana, kinerja guru, dan metode pembelajaran

terhadap kepuasan siswa. Penggunaan sumber daya dalam suatu program

menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Hal ini bertujuan agar dapat

memfasilitasi program dengan maksimal sehingga tujuan program dapat

tercapai. Proses pembelajaran dalam program ekstrakurikuler robotika tidak

hanya dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya, tetapi juga dipengaruhi

oleh penggunaan sumber daya tersebut. Sumber daya tidak hanya berupa

sarana dan prasarana, tapi juga berupa sumber daya manusia, dalam hal ini

instruktur dan peserta. Dapat dikatakan keaktifan peserta dalam kegiatan

pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh sarana yang digunakan, tapi juga

dipengaruhi oleh kualitas instruktur dan minat peserta itu sendiri.

Ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah

sangat baik dalam penggunaan ruang belajar karena memiliki ruangan

tersendiri untuk pelaksanaan kegiatannya sehingga tidak terganggu dengan

kegiatan ekstrakurikuler lain. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam

kegiatan ekstrakurikuler juga sudah memadai. Namun terkadang masih

ditemukan kendala dalam penggunaan alat dan bahan seperti keadaan alat

yang kurang optimal ataupun kurangnya ketersediaan mengingat jumlah

peserta yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan tambahan

waktu untuk mempelajari suatu materi. Hal ini dikarenakan peserta harus

melakukan praktik sedangkan penggunaan alat harus bergantian karena

jumlahnya yang terbatas.

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan sumber daya pada program

ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah cukup

baik. Sebagian besar sumber daya sudah sesuai penggunaannya, namun

terkadang dalam kegiatan pembelajaran masih ditemukan beberapa

kekurangan terutama pada penggunaan peralatan robotika.

C. Monitoring Kegiatan

1. Kinerja Instruktur

Menurut Sugiyono (2002:77) lembaga pendidikan diharuskan

memiliki pengajar yang professional dan handal. Pendidik merupakan

ujung tombak lembaga pendidikan. Kehebatan suatu lembaga

pendidikan salah satunya dapat diukur berdasarkan kualitas

pengajarnya. Agar program ekstrakurikuler dapat berjalan dengan

efektif dan efisien, maka perlu dipilih instruktur yang memiliki

kualifikasi tertentu. Kinerja instruktur menjadi salah satu faktor penting

dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika. Instruktur tidak cukup

hanya dengan berpengalaman di bidang robotika, namun juga harus

mampu menciptakan iklim belajar yang baik. Instruktur juga tidak

hanya dituntut untuk menguasai materi, namun juga harus mampu

menyampaikan materi tersebut dengan baik kepada peserta.

Page 122: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

108

Instruktur ekstrakurikuler robotika MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan sudah berpengalaman di bidang robotika dan menguasai materi

pembelajaran dengan baik, hal ini dibuktikan dengan kemampuan

instruktur dalam menjawab pertanyaan dari peserta dan mengatasi

kendala yang ditemukan oleh peserta dalam pembelajaran. Namun

beberapa instruktir masih belum bisa menguasai kelas, terlihat dari

adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan saat instruktur

menjelaskan materi. Kurangnya jumlah instruktur juga menjadi kendala

dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika, terutama di kelas VIII.

Peserta merasa perhatian instruktur terbagi dikarenakan jumlah

instruktur yang mengajar hanya satu orang sedangkan dalam satu

rombongan belajar terdapat beberapa kelompok yang seringkali dalam

praktik menemukan kendala. Kinerja instruktur selalu dipantau oleh

Pembina ekstrakurikuler robotika. Hal ini dilakukan untuk menjaga

kualitas dalam pembelajaran ekstrakurikuler agar sesuai dengan yang

diharapkan. Menurut penilaian peserta, instruktur sudah baik dalam

menjelaskan tujuan kegiatan di awal pertemuan kegiatan, menjelaskan

target kegiatan, dan melakukan persiapan. Instrukturjuga sudah sangat

baik dalam memberikan contoh saat menjelaskan materi dan memantau

kemajuan peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian, kinerja instruktur sudah baik

terutama dalam penguasaan materi, menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh peserta, dan mengatasi kendala yang ditemukan dalam

pembelajaran. Namun masih terdapat beberapa instruktur yang kurang

mampu menarik perhatian peserta dan kurang mampu menciptakan

iklim belajar yang baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan secara

keseluruhan kinerja instruktur dalam ekstrakurikuler robotika di MTsN

1 Kota Tangerang Selatan sudah cukup baik dalam proses pembelajaran

walaupun dalam pelaksanaan program terdapat beberapa instruktur

yang kurang optimal dalam menyampaikan pembelajaran.

2. Aktifitas Peserta Ekstrakurikuler

Razak et al (2012) menyatakan bahwa pembelajaran efektif dapat

tercapai apabila:

a) Siswa termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

yang diikutinya

b) Siswa menyadari akan kemajuan dan kelebihan yang dimilikinya

c) Siswa mengalami kemajuan prestasi belajar dari hasil yang dicapai

sebelumnya

d) Siswa memiliki rasa tanggung jawab serta berperan aktif di

sekolah dan lingkungannya

e) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran serta menunjukan

peningkatan prestasi

f) Siswa diperlakukan secara adil dan dihormati.

Aktifitas peserta ekstrakurikuler dapat dilihat dari reaksi peserta

dalam pembelajaran, baik itu berupa pendapat, sikap, ataupun perhatian

atas materi dalam pembelajaran. Adanya pembentukan kelompok

Page 123: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

109

dalam setiap kegiatan pembelajaran membuat siswa aktif berinteraksi

dengan peserta lain, saling bekerja sama saat melakukan praktik, dan

berdiskusi untuk menyelesaikan suatu masalah.

Dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan, peserta aktif bertanya dan merespon pertanyaan dari

instruktur. Peserta juga antusias saat melakukan berbagai kegiatan

seperti merakit robot, membuat program, hingga uji coba robot yang

telah dibuat. Antusias peserta semakin terlihat ketika materi yang

dipelajari adalah materi lomba yang terdiri dari berbagai kategori yang

mayoritas merupakan permainan robot. Namun antusias peserta terlihat

menurun ketika materi yang dipelajari mengenai program robot, hal ini

dikarenakan dalam mempelajari pemrograman butuh keseriusan yang

lebih untuk memahami bahasa pemrograman yang cukup sulit. Dalam

hal kedisiplinan, terdapat beberapa peserta yang masih kurang disiplin.

Hal tersebut dapat terlihat dari adanya beberapa peserta yang terlambat,

mengobrol di luar materi pembelajaran, makan, dan bercanda dengan

peserta lain. Oleh karena itu, peran instruktur sangat dibutuhkan agar

kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler robotika berjalan dengan

kondusif.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peserta

program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

sudah terlibat secara aktif. Namun sangat dibutuhkan peran instruktur

dalam mengendalikan kondisi peserta agar kegiatan pembelajaran dapat

terlaksana dengan kondusif.

3. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika

Program ekstrakurikuler dirancang oleh masing-masing pembina

ekstrakurikuler. Hal tersebut didukung oleh Permendikbud (2014)

bahwa pembina merancang program kegiatan ekstrakurikuler. Adapun

kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh pembina masing-masing

ekstrakurikuler dan koordinator ekstrakurikuler. Evaluasi tersebut untuk

mengetahui indikator yang sudah tercapai maupun belum tercapai.

Sesuai dalam Permendikbud (2014) menyatakan bahwa untuk

melakukan perbaikan dan tindak lanjut maka setiap pembina

melakukan evaluasi kegiatan. Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi

sebagai wadah untuk mengembangkan bakat siswa. Hal ini diyakini

bahwa kegiatan ekstrakurikuler menawarkan cara untuk

mengekspresikan dan mengeksplorasi identitas seseorang dan

menawarkan pengalaman yang menantang di luar akademisi. Siswa

dapat membentuk identitas mereka dengan mengembangkan

keterampilan bakat minat, dan dapat berinteraksi dengan orang lain

(Eccles, J. S., Barber, B. L., Stone, M. and Hunt, 2003).

Terdapat dua jenis evaluasi dalam program pendidikan, yaitu

evaluasi pembelajaran dan evaluasi kegiatan. Evaluasi pembelajaran

dilakukan untuk mengetahui keberhasilan belajar. Dengan adanya

evaluasi pembelajaran, diharapkan nantinya dapat diketahui daya serap

dan penerimaan peserta belajar terhadap materi yang disampaikan.

Dengan demikian, penyelenggara pendidikan dapat menentukan

Page 124: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

110

langkah atau tindak lanjut yang harus dilakukan. Sedangkan evaluasi

kegiatan merupakan penilaian seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

Hasil dari evaluasi kegiatan akan menjadi masukan bagi pengembangan

program selanjutnya. Dengan dilakukannya evaluasi kegiatan, selain

diketahui faktor-faktor yang harus dipertahankan, juga diharapkan

diketahui juga kelemahan dalam setiap komponen kegiatan, setiap

langkah, dan setiap kegiatan yang sudah dilaksanakan (Kamil,

2010:19). Dalam kegiatan ini yang dinilai tidak hanya hasil, melainkan

juga proses yang telah dilakukan. Dengan demikian diperoleh

gambaran yang menyeluruh dan objektif dari program yang telah

dilakukan.

Evaluasi kegiatan secara keseluruhan dalam program

ekstrakurikuler di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan dilaksanakan sekali

dalam setahun pada saat rapat kerja. Terdapat berbagai hal yang

dievaluasi seperti pelaksanaan seluruh kegiatan ekstrakurikuler,

intruktur, fasilitas, dan pencapaian ekstrakurikuler. Setiap minggunya

pelaksanaan ekstrakurikuler juga dipantau oleh koordinator

ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler robotika sendiri selalu

disupervisi secara berkala oleh Pembina ekstrakurikuler robotika, baik

terkait intruktur, aktivitas peserta, materi pembelajaran, maupun media

pembelajaran yang digunakan.

Evaluasi pembelajaran dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan dilakukan oleh instruktur

ekstrakurikuler robotika. Instruktur memberikan tes sederhana berupa

tugas ataupun dengan tanya jawab setiap akhir pembelajaran. Evaluasi

lebih lanjut dilakukan tiap akhir semester dengan memberikan tes

berupa soal atau dengan pembuatan project sederhana yang nantinya

akan dilaporkan hasilnya dalam raport ekstrakurikuler robotika. Peserta

berpendapat bahwa instruktur sudah sangat baik dalam memberikan

tugas/project, instruktur juga sudah baik dalam memberikan penilaian

secara objektif dan melibatkan peserta dalam penilaian.

Berdasarkan hasil penelitian, evaluasi kegiatan ekstrakurikuler

robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah dilaksanakan

dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan evaluasi yang

sudah dilakukan secara menyeluruh. Evaluasi tidak hanya dilakukan

kepada pencapaian peserta, namun evaluasi juga dilakukan terhadap

instruktur dan penyelenggaraan (fasilitas).

Berdasarkan penelitian dari tiap indikator pada aspek proses (Process),

ditemukan beberapa temuan. Dalam penggunaan sumber daya, masih terdapat

kekurangan dalam penggunaan peralatan robotika seperti masih ditemukannya

kekurangan dalam ketersediaan alat. Hal tersebut sering terjadi pada saat peserta

harus melakukan praktik. Terbatasnya jumlah peralatan membuat peserta harus

bergantian dalam penggunaannya. Hal tersebut cukup mengganggu proses

pembelajaran karena diperlukan waktu tambahan untuk mempelajari suatu

materi.

Dalam monitoring kegiatan ekstrakurikuler robotika, minat peserta terlihat

kurang dalam mempelajari pemrograman. Hal tersebut dapat dilihat dari antusias

Page 125: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

111

peserta yang menurun saat mempelajari pemrograman. Peserta butuh keseriusan

yang lebih untuk memahami bahasa pemrograman yang cukup sulit. Kurangnya

minat peserta dalam mempelajari pemrograman juga dibuktikan dengan

sedikitnya jumlah peserta yang mengikuti kompetisi robotika dengan kategori

yang menggunakan pemrograman dalam penerapannya. Selain itu, dalam

pembelajaran masih ditemukan beberapa peserta yang kurang disiplin seperti

datang terlambat, mengobrol dan bercanda saat pembelajaran.

Berdasarkan hasil kuesioner peserta pada aspek proses, skor tertinggi

terdapat pada indikator aktivitas peserta, yaitu keikutsertaan peserta pada

kompetisi robotika. Hal tersebut perlu dipertahankan dalam program

ekstrakurikuler robotika agar lebih meningkatkan semangat peserta dalam

mempelajari robotika. Sedangkan skor terrendah terdapat pada indikator

penggunaan sumber daya, yaitu penggunaan peralatan yang memadai untuk

pelaksanaan ekstrakurikuler robotika. Hal tersebut harus diperbaiki agar tidak

menghambat proses pembelajaran ekstrakurikuler robotika.

4. Evaluasi Produk (Product)

A. Dampak Kegiatan

1. Penguasaan Materi

Chittenden (1994) dalam Zainal Arifin (2014:15) mengemukakan

tujuan penilaian sebagai berikut:

a) Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar

peserta didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah ditetapkan.

b) Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan

peserta didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-

kekurangan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.

c) Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi

kekurangan, kesalahan, atau kelemahan peserta didik dalam proses

pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cermat mencari

alternatif solusinya.

d) Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan

peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.

Evaluasi pada penguasaan materi dapat dilakukan dengan

memberikan tes kepada seluruh peserta mengenai setiap materi yang

telah diberikan kepada peserta. Tes tanya jawab dilaksanakan sebelum

kegiatan ekstrakurikuler berakhir. Dengan tes ini dapat diketahui

seberapa jauh penguasaan materi peserta ekstrakurikuler terhadap

materi yang telah diberikan. Selain itu kemampuan peserta

ekstrakurikuler robotika juga diuji dalam pembuatan karya sederhana.

Bahkan beberapa peserta menunjukkan kemampuannya dengan cara

mengikuti berbagai kompetisi robotika.

Dari evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran, sebagian besar

peserta ekstrakurikuler robotika MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

dianggap sudah menguasai materi ekstrakurikuler dan dianggap sudah

mencapai KKM. Peserta sudah mahir dalam merakit robot dengan

mengikuti modul, namun dalam penerapan programnya masih harus

Page 126: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

112

banyak berlatih lagi. Selain itu, penguasaan materi oleh peserta juga

terlihat dari keikutsertaannya dalam berbagai kompetisi. Dalam

kompetisi, peserta akan mengukur sejauh mana penguasaan materi yang

telah dimiliki jika dibandingkan dengan peserta lain. Peserta menilai

pelaksanaan kompetisi sudah sangat baik dalam meningkatkan

kemampuan peserta. Peserta juga menilai pelaksanaan ujian dalam

program ekstrakurikuler robotika juga sudah berjalan dengan sangat

baik.

Berdasarkan hasil penelitian, penguasaan peserta terhadap materi

ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan secara

keseluruhan dapat dikatakan sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari

keaktifan peserta pembelajaran di kelas, hasil karya yang dibuat oleh

peserta, serta berbagai prestasi yang diraih oleh peserta dalam bidang

robotika.

2. Perubahan Sikap

Allport dalam Djaali (2009:115) mengemukakan bahwa sikap itu

tidak muncul seketika atau dibawa lahir, tetapi disusun dan dibentuk

melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung kepada

respon seseorang. Perubahan sikap menjadi salah satu dampak kegiatan

yang ditimbulkan setelah mengikuti program ekstrakurikuler robotika.

Program ekstrakurikuler robotika tidak hanya meningkatkan

pengetahuan peserta dalam bidang teknologi saja, namun terdapat juga

beberapa sikap dan keterampilan yang berkembang setelah mengikuti

program ekstrakurikuler ini, antara lain peserta memiliki kemampuan

bersosialisasi dan bekerja sama, meningkatkan kreatifitas, terlatih untuk

berpikir logic, dan sebagainya. Peserta juga merasakan dampak setelah

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotika. Dampak yang dirasakan

antara lain sangat baik dalam peningkatan kemampuan berkomunikasi,

sangat baik dalam peningkatan kreatifitas, baik dalam peningkatan

kemampuan bekerja sama, baik dalam peningkatan disiplin waktu, serta

sangat baik dalam pengembangan minat dan bakat.

Berdasarkan hasil penelitian, program ekstrakurikuler robotika di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan memberikan dampak yang baik

terhadap perubahan sikap peserta. Perubahan sikap yang nampak antara

lain memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, bersosialisasi, bekerja

sama, berpikir logic, disiplin, dan meningkatnya kreativitas peserta.

B. Prestasi Bidang Robotika

Kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan prestasi siswa. Sesuai

dengan pendapat Emmer dalam Chan (2016) bahwa kegiatan ekstrakurikuler

dapat meningkatkan keterampilan akademis dan nonakademis, dan

pengembangan sosial siswa. Prestasi juga menjadi salah satu tolok ukur

keberhasilan suatu program.

Prestasi peserta ekstrakurikuler robotika MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan sudah tidak diragukan lagi. Setiap tahun MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan mengikuti berbagai kompetisi robotika, baik lokal, regional, maupun

tingkat internasional. Dalam setahun MTsN 1 Kota Tangerang Selatan rata-

Page 127: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

113

rata mengikuti sebanyak 6 kompetisi. Prestasi yang diraih MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan sudah sesuai dengan apa yang ditargetkan. Peserta

menilai pencapaian prestasi di bidang non-akademik sangat baik setelah

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotika (daftar prestasi pesera

ekstrakurikuler robotika dapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4).

Dari hasil penelitian, pencapaian prestasi di bidang robotika oleh

peserta ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah

sangat baik. Hal tersebut terbukti dari banyaknya prestasi yang diraih oleh

peserta dalam berbagai kompetisi, baik di tingkat nasional maupun di

tingkat internasional. Setiap tahun peserta sangat aktif dalam mengikuti

kompetisi robotika. Dari seluruh kompetisi yang diikuti, hampir seluruhnya

pulang dengan membawa prestasi.

Berdasarkan penelitian dari tiap indikator pada aspek produk (Product),

ditemukan beberapa temuan. Dalam dampak kegiatan peneliti tidak dapat melihat

apakah pertambahan pengetahuan, keterampilan dan sikap selama pembelajaran

ekstrakurikuler robotika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atau tidak. Jadi

ada tidaknya pertambahan pengetahuan, keterampilan dan sikap ini merupakan

hasil langsung dari pembelajaran. Hasil pembelajaran tersebut dapat dilihat dari

raport ekstrakurikuler robotika yang dilaporkan setiap semester oleh instruktur

ekstrakurikuler.

Prestasi di bidang robotika dapat menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan

madrasah dalam menyelenggarakan program ekstrakurikuler robotika. Namun

hal tersebut belum dapat mengukur keberhasilan peserta secara individu. Hal ini

dikarenakan tidak semua peserta ekstrakurikuler robotika mengikuti setiap

kompetisi.

Berdasarkan hasil kuesioner peserta pada aspek produk, skor tertinggi

terdapat pada indikator perubahan sikap, yaitu adanya kegiatan ekstrakurikuler

robotika sebagai sarana pengembangan minat dan bakat. Hal tersebut perlu

dipertahankan dalam program ekstrakurikuler robotika agar lebih meningkatkan

semangat peserta dalam mempelajari robotika. Sedangkan skor terrendah

terdapat pada indikator perubahan sikap, yaitu peningkatan disiplin waktu setelah

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotika. Dengan demikian, sikap peserta

harus lebih diperhatikan agar kegiatan ekstrakurikuler robotika memberikan

dampak yang baik, terutama dalam hal kedisiplinan.

E. Kendala dan Upaya Mengatasinya

Terdapat beberapa kendala dalam penyelenggaraan program ekstrakurikuler

robotika di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Berikut kendala yang ditemukan

dan upaya mengatasinya.

Tabel 4.5

Kendala dan Upaya Mengatasinya

No. Kendala Upaya Mengatasinya

1. Tidak adanya pedoman

penyelenggaraan kegiatan

ekstrakurikuler sebagai dasar

hukum pelaksanaan kegiatan

Pembina ekstrakurikuler robotika

bekerjasama dengan koordinator

ekstrakurikuler menyususn pedoman

penyelenggaraan ekstrakurikuler robotika

Page 128: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

114

2. Masih terdapat instruktur

yang memiliki kualifikasi

akademik SMK

Pihak madrasah berkoordinasi dengan

lembaga kursus robotika agar menyediakan

instruktur yang sesuai kualifikasinya

3. Metode pembelajaran yang

digunakan sudah sesuai,

tetapi dalam penyampaiannya

terdapat beberapa instruktur

yang kurang mampu dalam

menghidupkan iklim belajar

yang baik

Pihak madrasah berkoordinasi dengan

lembaga kursus robotika untuk

mengarahkan instruktur agar mampu dalam

menghidupkan iklim belajar yang baik.

Pembina ekstrakurikuler robotika juga

dapat berbagi ilmu dengan instruktur

mengenai penguasaan kelas.

4. Sarana dan prasarana

lengkap, namun seringkali

dalam kegiatan pembelajaran

ditemukan beberapa robot

dan peralatan yang

kondisinya kurang optimal

Berkoordinasi dengan lembaga kursus

robotika dalam penyediaan sarana

pembelajaran. Selain itu, sebelum

pembelajaran instruktur harus melakukan

pengecekan peralatan yang akan digunakan

baik kuantitas maupun kualitasnya.

5. Peserta berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran, namun

antusias peserta terlihat

menurun ketika materi yang

dipelajari mengenai program

robot. Dalam hal

kedisiplinan, terdapat

beberapa peserta yang masih

kurang disiplin

Instruktur memiliki strategi dalam

penyampaian pembelajaran, terutama untuk

materi yang memiliki tingkat kesulitan yang

cukup tinggi sehingga peserta antusias

dalam mmpelajari materi tersebut. Dalam

hal kedisiplinan, diperlukan adanya

ketegasan dari instruktur dalam

mengendalikan kelas. Instruktur dapat

membuat peraturan dalam pembelajaran

atau diberlakukannya reward and

punishment.

F. Diskusi Hasil Penelitian

Terdapat beberapa temuan hasil penelitian mengenai Evaluasi program

ekstrakurikuler robotika pada siswa MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan yang

meliputi aspek Context (Konteks), Input (Masukan), Process (Proses), dan Product

(Produk). Pada aspek Konteks, MTsN 1 Kota Tangerang Selatan memiliki dasar

hukum yang melandasi pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika. Dasar hukum

merupakan legal basis yaitu norma hukum yang mendasari suatu tindakan hukum

tertentu sehingga dapat dianggap sah atau dapat dibenarkan secara hukum

(Asshiddiqie, 2006:151).

Program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

diselenggarakan dengan berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003

pasal 3, Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 pasal 12 ayat 1b, Peraturan

Pemerintah No. 32 tahun 2013, Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010,

Permendiknas No. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, dan Permendikbud

No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan

Menengah, selanjutnya Kepala MTsN 1 Kota Tangerang Selatan mengeluarkan SK

penugasan Nomor B.756/MTs.28.08.02.01/PP 00.5/07/2019 sebagai dasar

pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika. SK penugasan yang dikeluarkan oleh

Kepala Madrasah dirasa belum cukup apabila dijadikan pedoman pelaksanaan

Page 129: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

115

kegiatan ekstrakurikuler robotika. Karena sebagaimana arahan Permendikbud No. 62

tahun 2014 pasal 5 mengatakan bahwa satuan pendidikan wajib menyusun dokumen

berupa Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler secara tertulis yang merupakan bagian dari

Rencana Kerja Sekolah yang di dalamnya memuat tentang (1) rasional dan tujuan

umum, (2) deskripsi kegiatan ekstrakurikuler, (3) pengelolaan, (4) pendanaan, dan (5)

evaluasi.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Achmad Fahrizal Zulfani

dengan judul Implementasi Manajemen Ekstrakurikuler untuk Meningkatkan Prestasi

Siswa Non-Akademik di SMA Al Multazam Mojokerto, mengatakan bahwa

penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler melalui program rutin dan prioritas

yaitu meliputi (1) menanamkan nilai-nilai Islam kepada siswa yang berorientasi

keseimbangan antara tujuan dunia dan akhirat; (2) pembentukan ekstrakurikuler

terpadu sebagai pengembangan bidang dan integrasi keahlian kegiatan ekstrakurikuler

sesuai bakat dan minatnya; (3) peningkatan prestasi non-akademik siswa dalam

rangka mengeksplorasi kemampuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan kegiatan

ekstrakurikuler.

Hasil penelitian tersebut dapat diadopsi oleh MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

dalam menyusun Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika. MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan dapat menanamkan nilai-nilai Islam dalam kurikulum

pembelajarannya. Dengan demikian madrasah tidak hanya mengembangkan

pengetahuan peserta di bidang teknologi, namun juga tetap menyeimbangkannya

dengan nilai-nilai keislaman.

Selanjutnya mengenai aspek Input (Masukan) dalam program ekstrakurikuler

robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan, terdapat beberapa temuan antara lain

instruktur yang membimbing peserta dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika

berasal dari eksternal madrasah, yaitu lembaga kursus robotika yang bernama Racer

Robotics. Hal tersebut sudah sesuai dengan lampiran Permendikbud No. 62 tahun

2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah yang

mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler harus didukung dengan

ketersediaan Pembina, dan satuan pendidikan dapat bekerja sama dengan pihak lain

untuk memenuhi kebutuhan Pembina. Namun dalam kualifikasinya, masih terdapat

instruktur yang memiliki latar belakang pendidikan SMK. Hal tersebut belum sesuai

dengan Lampiran Permendikbud No. 90 tahun 2014 tentang Standar Kualifikasi dan

Kompetensi Instruktur pada Kursus dan Pelatihan yang mengatakan bahwa standar

kualifikasi akademik instruktur pada kursus dan pelatihan berbasis keilmuan antara

lain memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV, memiliki sertifikat

kompetensi keahlian dalam bidang yang relevan, dan sertifikat instruktur. Diperlukan

adanya pelatihan khusus terhadap instruktur ekstrakurikuler mengenai pengelolaan

kelas. Seperti jurnal penelitian yang berjudul Program Pelatihan Tutor Universitas

Terbuka yang mengungkapkan bahwa dengan adanya program pelatihan tutor,

walaupun tutor memiliki latar belakang pendidikan, jenjang kepangkatan,

maupun pengalaman mengajar tutor-UT sangat beragam, namun tutor di

seluruh wilayah Indonesia mempunyai kualitas yang sama. Metode pembelajaran dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan bervariasi disesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari.

Metode yang digunakan antara lain, ceramah dan tanya jawab, demonstrasi,

eksperimental, dan Project Method. Sama seperti penelitian yang dilakukan oleh

Page 130: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

116

Hanif Dewi Saputri dengan judul Manajemen Ekstrakurikuler untuk Mengembangkan

Minat dan Bakat Siswa di SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang. Dalam

penelitian tersebut dikatakan bahwa terdapat kegiatan ekstrakurikuler membatik yang

Pembinanya menyampaikan materi dengan cara yang berbeda dengan pelatih dan

Pembina ekstrakurikuler lain di sekolahnya. Terdapat beberapa metode yang

digunakan, antara lain ceramah, putar video, member contoh, dan praktik.

Beragamnya metode yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan teori

yang dikemukakan oleh Haris Mujiman (2006: 81) yang mengatakan bahwa seorang

instruktur sangat penting dalam menggunakan metode yang bervariasi. Selain untuk

mengakomodasi preferensi yang berbeda-beda di kalangan peserta, penggunaan

metode yang beragam dalam pembelajaran akan menumbuhkan semangat partisipasi

peserta, menumbuhkan ketertarikan, mengurangi kebosanan, dan memberikan

kesempatan kepada seluruh peserta dalam menemukan pilihan metode apa yang sesuai

dengan gaya belajarnya.

Beragamnya metode yang digunakan dalam pembelajaran belumlah cukup.

Seperti penelitian pada SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang yang

mengungkapkan bahwa selain peserta didik harus diberikan materi dengan metode

yang benar, pelatih juga harus mengerti bagaimana menghadapi siswa dengan baik,

terlebih lagi siswa sekolah dasar yang tentunya membutuhkan perhatian yang lebih

besar. Oleh karena itu, guru dan pelatih di SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota

Magelang lebih menekankan pada mengikuti kemauan siswa atau melihat mood

peserta, dengan begitu maka peserta didik akan merasa senang dan dihargai sehingga

mereka akan dengan senang hati memperhatikan pelatih. Dalam ekstrakurikuler,

pelatih tentunya dituntut untuk kompeten, sabar dan telaten dalam menghadapi peserta

didik. Hal tersebut berbeda dengan hasil observasi yang peneliti temukan pada

pembelajaran ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan. Peneliti

masih menemukan adanya peserta yang kurang disiplin dalam pembelajaran, seperti

datang terlambat, mengobrol saat instruktur menjelaskan, bahkan beberapa peserta

masih ada yang bercanda dengan peserta lain saat pembelajaran berlangsung.

Selanjutnya pada aspek Process (Proses), dari hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sadiman, Arief S., dkk (2007) menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang

signifikan antara kelengkapan sarana prasarana terhadap kinerja guru dan kepuasan

siswa, sedangkan besarnya kontribusi kelengkapan sarana prasarana sebesar 6,76%,

sehingga terdapat pengaruh positif yang signifikan secara simultan antara

kelengkapan sarana prasarana, kinerja guru, dan metode pembelajaran terhadap

kepuasan siswa. Sedangkan pada kegiatan ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan masih ditemukan beberapa kekurangan dalam ketersediaan

peralatan robotika sebagai media pembelajaran. Kurangnya ketersediaan alat sering

terjadi terutama saat peserta melakukan praktikum dalam pembelajaran sehingga

peserta harus bergantian dalam menggunakan peralatan robotika. Terbatasnya jumlah

peralatan robotika cukup mengganggu dalam proses pembelajaran karena diperlukan

waktu tambahan untuk mempelajari suatu materi. Diperlukan adanya supervisi yang

dilakukan oleh pihak madrasah, sebagaimana jurnal internasional yang ditulis oleh

Kerrie Hancox dkk dengan judul An evaluation of an educational program for clinical

supervision. Dari hasil penelitian jurnal tersebut dikatakan bahwa adanya tingkat

kepuasan yang tinggi dan telah berhasil meningkatkan sikap peserta serta tingkat

kepercayaan setelah dilakukannya supervisi klinis.

Page 131: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

117

Dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan, dibutuhkan adanya evaluasi. Terdapat dua jenis evaluasi dalam program

pendidikan, yaitu evaluasi pembelajaran dan evaluasi kegiatan (Kamil, 2010:19).

Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui

keberhasilan belajar peserta. Dengan adanya evaluasi pembelajaran, diharapkan

nantinya akan diketahui daya serap peserta terhadap berbagai materi yang

disampaikan. Sedangkan evaluasi kegiatan merupakan penilaian seluruh kegiatan dari

awal sampai akhir. Hasil dari evaluasi kegiatan akan menjadi masukan bagi

pengembangan program selanjutnya. Dengan adanya evaluasi kegiatan, selain

diketahui faktor-faktor yang harus dipertahankan, juga diharapkan diketahui

kelemahan pada setiap langkah, setiap komponen, dan setiap kegiatan yang telah

dilaksanakan. Dengan demikian diperoleh gambaran yang menyeluruh dan objektif

dari program yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan analisis hasil data penelitian yang berjudul Evaluasi Program

Ekstrakurikuler Program Keahlian di SMK Muhammadiyah Prambanan oleh

Muhammad Ihsanudin, ditemukan dalam aspek proses bahwa belum adanya ujian

kompetensi terkait kegiatan yang diikuti. Hal tersebut berbeda dengan program

evaluasi yang terdapat di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan. Evaluasi pembelajaran

dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

dilakukan oleh instruktur ekstrakurikuler robotika. Instruktur memberikan tes

sederhana berupa tugas ataupun dengan tanya jawab setiap akhir pembelajaran.

Evaluasi lebih lanjut dilakukan tiap akhir semester dengan memberikan tes berupa

soal atau dengan pembuatan project sederhana yang nantinya akan dilaporkan

hasilnya dalam raport ekstrakurikuler robotika. Selain itu, dilakukan juga evaluasi

kegiatan secara keseluruhan dalam program ekstrakurikuler di MTsN 1 Kota

Tangerang Selatan setiap tahunnya pada saat rapat kerja. Terdapat berbagai hal yang

dievaluasi seperti pelaksanaan seluruh kegiatan ekstrakurikuler, intruktur, fasilitas,

dan pencapaian ekstrakurikuler. Setiap minggunya pelaksanaan ekstrakurikuler juga

dipantau oleh koordinator ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler robotika sendiri

selalu disupervisi secara berkala oleh Pembina ekstrakurikuler robotika, baik terkait

intruktur, aktivitas peserta, materi pembelajaran, maupun media pembelajaran yang

digunakan.

Selanjutnya aspek Product (Produk), salah satu indikator evaluasinya dapat

dilihat dari prestasi yang dicapai dalam kegiatan ekstrakurikuler robotika. Hal tersebut

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Emmer dalam Chan (2016) bahwa

kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan keterampilan akademis dan

nonakademis, dan pengembangan sosial siswa. Teori tersebut terbukti dalam

penelitian yang dilakukan oleh Oki Hardianto dengan judul Evaluasi Program

Ekstrakurikuler Robotika SMKN 3 Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotika

mengalami perubahan yang positif seperti lebih rajin ke bengkel untuk membuat

robot, kemampuan peserta didik dalam kerja sama tim semakin baik, komunikasi juga

semakin baik. Selain pengalaman belajar pada kegiatan ekstrakurikuler, adanya

perhatian orang tua dan moivasi belajar dari individu peserta juga penting dalam

meningkatkan prestasi peserta, sebagaimana hasil dari jurnal penelitian yang

dilakukan oleh Mawarsih dan Hamidi dengan judul Pengaruh Perhatian Orang Tua

dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Page 132: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

118

Hal yang sama juga dikemukakan dalam penelitian di SMK Muhammadiyah

Prambanan, bahwa perilaku antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sangatlah

berbeda dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler mempunyai kemandirian, ketertiban, dan prestasi

yang lebih baik dibandingkan siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler. Perubahan

sikap tersebut juga dirasakan oleh peserta program ekstrakurikuler robotika di MTsN

1 Kota Tangerang Selatan. Perubahan sikap yang nampak setelah peserta mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatanantara lain

memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, bersosialisasi, bekerja sama, berpikir

logic, disiplin, dan meningkatnya kreativitas. Selain itu, pencapaian prestasi di bidang

robotika oleh peserta ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

sudah sangat baik. Hal tersebut terbukti dari banyaknya prestasi yang diraih oleh

peserta dalam berbagai kompetisi, baik di tingkat nasional maupun di tingkat

internasional. Setiap tahun peserta sangat aktif dalam mengikuti kompetisi robotika.

Dari seluruh kompetisi yang diikuti, hampir seluruhnya pulang dengan membawa

prestasi.

Tabel 4.6

Kesesuaian Pelaksanaan Program

No Aspek Kriteria Capaian Program Kesenjangan Hasil

1. Konteks

(Context)

Adanya dasar

hukum

Program dilaksanakan

berdasarkan Undang-

undang, peraturan

pemerintah, dan SK

penugasan yang

dikeluarkan oleh pihak

madrasah

Tidak adanya

pedoman

penyelenggaraan

kegiatan

ekstrakurikuler

sebagai dasar

hokum

pelaksanaan

kegiatan

Belum

sesuai

Melakukan

analisis

kebutuhan

Penyelenggaraan

program didasarkan

pada kebutuhan peserta

didik, madrasah bekerja

sama dengan lembaga

kursus robotik dalam

pelaksanaan kegiatan

Tidak terdapat

kesenjangan

Sudah

sesuai

Tujuan sesuai

dengan

kebutuhan

peserta

Tujuan ekstrakurikuler

robotika untuk

menyalurkan bakat dan

minat peserta dan dapat

bersaing dan meraih

prestasi di bidang

robotika

Tidak terdapat

kesenjangan

Sudah

sesuai

2. Masukan

(Input)

Instruktur

memiliki

kualifikasi S1

Dua orang instruktur

memiliki kualifikasi

akademik S1 dan satu

Masih terdapat

instruktur yang

memiliki

Belum

sesuai

Page 133: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

119

atau D-IV

sesuai bidang

yang diajarkan

orang instruktur

memiliki kualifikasi

akademik SMK

kualifikasi

akademik SMK

Peserta

memiliki latar

belakang yang

homogen dan

jumlahnya

ideal

Peserta peserta didik

yang memiliki minat di

bidang teknologi

dengan jumlah peserta

32 orang dalam satu

rombongan belajar

Tidak terdapat

kesenjangan

Sudah

sesuai

Rumusan

materi

memenuhi

kebutuhan

peserta akan

pengetahuan,

keterampilan,

dan sikap

Materi inti adalah My

Robot Time (MRT) dan

Arduino. Dalam akhir

pembelajaran, peserta

diharapkan dapat

membuat karya

sederhana.

Tidak terdapat

kesenjangan

Sudah

sesuai

Metode yang

digunakan

dalam

pembelajaran

bervariasi

Metode yang digunakan

adalah ceramah dan

tanya jawab,

demonstrasi,

eksperimental, dan

Project Method.

Metode sudah

sesuai, tetapi

dalam hal

penyampaiannya,

terdapat

beberapa

instruktur yang

kurang mampu

dalam

menghidupkan

iklim belajar

yang baik.

Belum

sesuai

Media

pembelajaran

yang

digunakan

tepat guna dan

berdaya guna

Pada umumnya media

yang digunakan antara

lain laptop, LCD

proyektor, modul, dan

peralatan robotika.

Tidak terdapat

kesenjangan

Sudah

sesuai

Sarana dan

prasarana

lengkap dan

menunjang

proses

pembelajaran

Sarana yang digunakan

antara lain Handout,

Alat tulis, Laptop, LCD

Proyektor, Air

Conditioning (AC),

berbagai jenis set robot,

berbagai peralatan

elektro, dan arena robot.

Sedangkan prasarana

yang digunakan antara

lain ruang kelas dan

aula.

Sarana dan

prasarana

lengkap, namun

seringkali dalam

kegiatan

pembelajaran

ditemukan

beberapa robot

dan peralatan

yang kondisinya

kurang optimal.

Belum

sesuai

Page 134: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

120

Dana

digunakan

secara optimal

sehingga

kegiatan yang

direncanakan

dapat

dilaksanakan

dengan baik

Dana berasal dari

pemerintah melalui

DIPA dan BOS,

sumbangan dari komite

madrasah, dan swadaya

dari orang tua peserta

ekstrakurikuler robotika

Tidak terdapat

kesenjangan

Sudah

sesuai

3. Proses

(Process)

Kegiatan

ekstrakurikuler

dilaksanakan

pada waktu

luang, di luar

jam pelajaran

Kegiatan dilaksanakan

satu kali dalam

seminggu, yaitu pada

hari jumat sepulang

sekolah atau sabtu

dengan durasi 90 menit.

Tidak terdapat

kesenjangan

Sudah

sesuai

Penggunaan

sarana dalam

proses

pembelajaran

yang optimal

Ekstrakurikuler robotika

memiliki ruangan

tersendiri untuk

pelaksanaan

kegiatannya. Peralatan

dan bahan yang

digunakan dalam

kegiatan ekstrakurikuler

juga sudah memadai.

Peralatan yang

digunakan sudah

lengkap, namun

terkadang masih

ditemukan

keadaan alat

yang kurang

optimal ataupun

kurangnya

ketersediaan

karena

banyaknya

peserta

Belum

sesuai

Instruktur

mampu

menciptakan

iklim belajar

yang baik,

menguasai

materi, dan

menyampaikan

materi dengan

baik

Instruktur mampu

penguasaan materi,

menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh

peserta, dan mengatasi

kendala yang ditemukan

dalam pembelajaran.

Kinerja

instruktur sudah

baik, tetapi

masih ada

beberapa

instruktur yang

kurang mampu

menarik

perhatian dan

kurang mampu

menciptakan

iklim belajar

yang baik

Belum

sesuai

Peserta

berpartisipasi

aktif dalam

pembelajaran

peserta aktif bertanya

dan merespon

pertanyaan dari

instruktur. Peserta juga

antusias saat melakukan

berbagai kegiatan seperti

Peserta

berpartisipasi

aktif dalam

pembelajaran,

namun antusias

peserta terlihat

Belum

sesuai

Page 135: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

121

merakit robot, membuat

program, hingga uji

coba robot yang telah

dibuat.

menurun ketika

materi yang

dipelajari

mengenai

program robot.

Dalam hal

kedisiplinan,

terdapat

beberapa peserta

yang masih

kurang disiplin.

Adanya

evaluasi

pembelajaran

dan evaluasi

kegiatan

ekstrakurikuler

Evaluasi kegiatan

dilaksanakan sekali

dalam setahun pada saat

rapat kerja. Evaluasi

pembelajaran dilakukan

dengan memberikan tes

setiap akhir

pembelajaran. Evaluasi

juga dilakukan tiap akhir

semester dengan

memberikan soal atau

dengan pembuatan

project sederhana.

Tidak terdapat

kesenjangan

Sudah

sesuai

Produk

(Product)

Peserta

menguasai

materi yang

diajarkan dan

memiliki

perubahan

sikap yang

baik setelah

mengikuti

program

ekstrakurikuler

robotika

Peserta sudah mahir

dalam merakit robot

dengan mengikuti

modul, namun dalam

penerapan programnya

masih harus banyak

berlatih lagi.selain itu,

terdapat beberapa sikap

dan keterampilan yang

berkembang setelah

mengikuti program

ekstrakurikuler, seperti

kemampuan

bersosialisasi dan

bekerja sama, kreatifitas,

berpikir logic, dan

sebagainya

Tidak terdapat

kesenjangan

Sudah

sesuai

Peserta

memiliki

prestasi di

bidang

robotika

Setiap tahun MTsN 1

Kota Tangerang Selatan

mengikuti berbagai

kompetisi robotika, baik

lokal, regional, maupun

tingkat internasional.

Tidak terdapat

kesenjangan

Sudah

sesuai

Page 136: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

122

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian evaluasi program ekstrakurikuler robotika di MTs

Negeri 1 Kota Tangerang Selatan dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek context

(konteks) sudah baik, dikarenakan adanya kesesuaian latar belakang penyelenggaraan

ekstrakurikuler robotika, dasar hukum pelaksanaan program ekstrakurikuler,

kesesuaian analisis kebutuhan, relevansi kurikulum, dan tujuan program

ekstrakurikuler robotika sudah sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Namun

belum terdapat pedoman pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan kurikulum

ekstrakurikuler robotika sebagai dasar pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika.

Aspek input (masukan) kurang baik, dikarenakan masih terdapat kualifikasi

instruktur belum sesuai, penggunaan metode sudah bervariasi namun dalam

penyampaian materi masih terdapat instruktur yang kurang menguasai, sarana

prasarana pembelajaran masih belum optimal. Namun demikian, kualifikasi peserta

ekstrakurikuler sesuai dengan kriteria, materi ekstrakurikuler sudah sesuai,

penggunaan media pembelajaran dengan baik, dan pengelolaan dana anggaran dalam

program ekstrakurikuler robotika sudah baik. Selain itu, peserta yang didukung oleh

orang tua dalam hal materi dapat mengikuti setiap kompetisi terbuka yang

diselenggarakan dan memiliki peluang lebih besar dalam mendapatkan prestasi di

bidang robotika dibandingkan dengan peserta yang dukungan materinya terbatas.

Aspek process (proses) kurang baik, dikarenakan dalam materi pembelajaran

tertentu penggunaan peralatan robotika masih terdapat kekurangan karena jumlahnya

yang terbatas. Selain itu, dalam proses pembelajaran terlihat antusias peserta yang

menurun saat mempelajari materi yang berkaitan dengan pemrograman. Terdapat juga

beberapa siswa yang kurang disiplin dalam pembelajaran ekstrakurikuler robotika.

Namun demikian, pelaksanaan kegiatan sudah sesuai dan evaluasi telah dilakukan

secara menyeluruh baik evaluasi terhadap peserta, instruktur maupun

penyelenggaraan kegiatan.

Aspek product (produk) sudah sangat baik, dikarenakan peserta menguasai

materi dengan baik karena sudah sesuai dengan indikator ketercapaian program,

adanya dampak yang baik terhadap perubahan sikap peserta, dan adanya pencapaian

yang sangat baik dalam prestasi di bidang robotika. Namun dalam hal ini peneliti

tidak dapat melihat apakah perubahan sikap peserta juga diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari atau tidak. Selain itu, prestasi yang diraih oleh MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan hanya bisa menjadi tolok ukur keberhasilan madrasah saja, belum dapat

mengukur keberhasilan peserta secara individu karena tidak semua peserta

ekstrakurikuler robotika mengikuti kompetisi.

Dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika ditemukan beberapa

kendala. Tidak terdapat pedoman pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika

sebagai salah satu dasar hukum. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

disusunnya pedoman pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotika oleh Pembina

ekstrakurikuler robotika dan bekerja sama dengan koordinator ekstrakurikuler.

Kendala lain yang ditemukan adalah terdapat instruktur yang kualifikasinya belum

sesuai dan kurang mahir dalam menguasai iklim belajar. Dalam hal ini pihak

madrasah dapat meminta kepada lembaga kursus robotika yang telah bekerja sama

Page 137: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

123

dalam kegiatan ekstrakurikuler agar menyediakan instruktur yang sesuai kualifikasi

dan kompetensinya. Begitu pula mengenai sarana prasarana pembelajaran yang masih

belum optimal baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Pihak madrasah dapat

bekerja sama dengan lembaga kursus robotika dalam penyediaan sarana, selain itu

dibutuhkan adanya pemantauan yang dilakukan oleh Pembina ekstrakurikuler

robotika.

Hasil evaluasi program ekstrakurikuler robotika di MTs Negeri 1 Kota

Tangerang Selatan bahwa secara keseluruhan terlaksana dengan cukup baik. Dalam

pelaksanaannya masih ditemukan kekurangan pada beberapa komponen yang krusial.

Program ekstrakurikuler robotika di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan dapat

dilanjutkan tetapi masih perlu beberapa perbaikan terutama terkait kegiatan

pembelajaran guna menghasilkan kualitas peserta yang berkompeten dan profesional.

B. Rekomendasi

Wujud dari hasil evaluasi penelitian ini adalah sebuah rekomendasi untuk suatu

program ekstrakurikuler. Rekomendasi untuk pelaksanaan program ekstrakurikuler

robotika di MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan antara lain:

2. Aspek Context (Konteks)

Di bawah naungan WKM Kesiswaan dan Koordinator Ekstrakurikuler serta

memiliki dasar hukum yang jelas, ekstrakurikuler robotika telah mampu

menyelenggarakan program ekstrakurikuler dengan baik. Tujuan program

ekstrakurikuler robotika sudah tercapai dengan baik berdasarkan latar belakang

dan analisis kebutuhan yang terpenuhi, tetapi perlu ditinjau kembali guna

memenuhi kualitas yang diharapkan. Perlu juga dibuat secara sistematis pedoman

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan kurikulum ekstrakurikuler robotika

sebagai dasar pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika. Kurikulum dan

materi yang disusun harus selalu dipantau pelaksanaannya oleh pembina

ekstrakurikuler robotika guna relevansi kurikulum dengan standar kompetensi

yang diharapkan.

3. Aspek Input (Masukan)

Meskipun instruktur berasal dari non-kependidikan, kinerja instruktur

ekstrakurikuler robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sudah cukup baik

dan hanya perlu sedikit peningkatan dalam hal pengelolaan kelas guna

pelaksanaan program ekstrakurikuler robotika yang lebih baik lagi. Sedangkan

untuk penerimaan peserta ekstrakurikuler robotika sudah sesuai dengan kriteria

dan sudah terlaksana secara sistematis. Adanya kolaborasi antara instruktur dan

pembina dalam menyediakan sebuah materi ekstrakurikuler robotika yang sesuai

standar kompetensi diharapkan selalu dilaksanakan guna menghasilkan kualitas

peserta yang berkompeten.

Pada dasarnya metode pembelajaran yang diberikan oleh setiap instruktur

sama dan sudah disesuaikan dengan materi yang dipelajari, tetapi perlu

diperhatikan kembali cara instruktur dalam menyampaikan materi guna menarik

perhatian peserta ekstrakurikuler robotika. Media pembelajaran dan sarana

prasarana yang digunakan sudah cukup optimal dalam mendukung kegiatan

ekstrakurikuler robotika, hanya saja perlu diperhatikan kondisi sarana

pembelajaran yang digunakan agar kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler

robotika berjalan dengan lancar.

Page 138: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

124

4. Aspek Process (Proses)

Sistem evaluasi yang selama ini dilakukan dalam program ekstrakurikuler

robotika di MTsN 1 Kota Tangerang Selatan sebaiknya tetap digunakan dalam

kegiatan yang akan datang dengan merealisasikan masukan dari hasil evaluasi

guna meningkatkan kualitas program menjadi lebih baik lagi. Selama

pembelajaran, peserta mampu mengikuti kegiatan dengan baik dan aktif. Akan

tetapi, sangat dibutuhkan peran instruktur dalam mengendalikan kondisi peserta

agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan kondusif. Dibutuhkan pula

peran instruktur dalam memberikan motivasi kepada peserta terutama saat

mempelajari materi dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Oleh karena itu,

sebaiknya instruktur tidak hanya menguasai materi dan berpengalaman

dibidangnya tetapi juga menguasai keahlian dalam proses pembelajaran di kelas.

Sistem monitoring yang dilakukan oleh pembina ekstrakurikuler robotika sudah

optimal dan bisa terus dilakukan untuk program berikutnya agar kualitas program

ekstrakurikuler robotika selalu terjaga.

5. Aspek Product (Produk)

Dilihat dari keaktifan peserta pada saat pembelajaran berlangsung,

penguasaan materi dan perubahan sikap peserta ekstrakurikuler robotika dapat

dikatakan sudah baik. Bahkan prestasi peserta ekstrakurikuler robotika sangat

baik karena sudah melampaui target. Peserta yang sangat optimis meraih prestasi

dalam setiap kompetisi terkadang membuat peserta tidak siap dalam menerima

kekalahan. Oleh sebab itu, peserta masih harus diarahkan lagi dalam sikap

menerima kekalahan dan menjadikan kegagalan tersebut sebagai motivasi. Peran

pembina, instruktur, dan orang tua sangat dibutuhkan dalam memotivasi peserta

agar belajar lebih baik lagi.

Page 139: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

125

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, Nitia. 2018. Bagaimana Sistem Pendidikan Menyiapkan Anak-Anak

Menghadapi Revolusi Industri 4.0? Forbil Institute, 13 November 2018.

Diakses dari http://forbil.org/id/article/233/bagaimana-sistem-pendidikan-

menyiapkan-anak-anak-menghadapi-revolusi-industri-40 pada 13 Januari

2019.

Alim, Akhmad. 2014. Sains dan Teknologi Islami. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Ananda, Rusdy dan Tien Rafida. 2017. Pengantar Evaluasi Program Pendidikan.

Medan: Perdana Publishing.

Ansyar, Mohamad. 2015. Kurikulum; Hakikat, Fondasi, Desain dan

Pengembangan. Jakarta: Kencana.

Arifin, Zainal. 2014. “Evaluasi Pembelajaran”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2010. Evaluasi Program

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. 2012. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:

Aditya Media.

Arum, Wahyu Sri Ambar. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta:

CV. Multi Karya Mulia, 2006.

Jimly Asshiddiqie. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: Sekretariat

Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

Aziz, Aulia Luqman. 2018. Menilik Revolusi Industri 4.0 dari Aspek Pendidikan.

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, 22 Oktober 2018. Diakses

dari http://fia.ub.ac.id/blog/berita/menilik-revolusi-industri-4-0-dari-aspek-

pendidikan.html pada 13 Januari 2019.

Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Pemanfaatan dan Penggunaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi Sektor Pendidikan 2018. Direktorat Statistik

Komunikasi dan Teknologi Informasi, BPS RI.

Badrudin. 2014. Manajemen Peserta Didik. Jakarta: PT Indeks.

Budiharto, Widodo dan Derwin Suhartono. 2014. Artificial Intelligence.

Yogyakarta: ANDI.

Bangun, Sabaruddin Yunis. 2018. Peran Pelatih Olahraga Ekstrakurikuler dalam

Mengembangkan Bakat dan Minat Olahraga pada Peserta Didik. Jurnal

Prestasi, Vol.2 No.4.

Chan, Y. K. 2016. Investigating the Realitionship Among Extracurricular Activies,

Learning Approach and Academic Outcomes. Journals Permissions, 17 (3),

223–233. https://doi.org/10.1177/1469787516654796.

Danim, Aksara Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka

Setia.

Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depatemen Pendidikan Nasional. 2007. Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta.

Djaali. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Page 140: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

126

Djaali dan Pudji Muljono. 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:

Grasindo.

Eccles, J. S., Barber, B. L., Stone, M., & Hunt, J. (2003). Extracurricular Activities

and Adolescent Development. Journal of Social Issues, (59), 865–889.

https://doi.org/10.1046/j.0022-4537.2003.00095.

Fadhilah, Nur Indah. 2014. Peranan Sarana dan Prasarana Pendidikan Guna

Menunjang Hasil Belajar Siswa di SD Islam Al Syukro Universal. Jakarta:

UIN.

Fitri, Afrilliana. 2014. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kota

Bukittinggi. Bahana Manajemen Pendidikan; Jurnal Administrasi Pendidikan,

Vol. 2 No.1.

Fitzpatrick, Jody L., James R. Sanders, dan Blaine R. Worthen. 2004. Program

Evaluation: Alternative Approaches and Practical Guidelines. Boston:

Pearson Education, Inc.

Frydenberg, M. E., Andone, D. 2011. Learning for 21st Century Skills. IEEE’s

International Conference on Information Society. London, 27-29 Juni 2011,

314-318.

Hamalik, Oemar. 1992. Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum.

Bandung: Penerbit Mandar Maju.

Hanushek, E. A., Woessmann, L., dan Zhang, L. 2011. General Education,

Vocational Education, and Labor-Market Outcomes Over the Life-Cycle.

National Bureau of Economic Research.1–51.

Hariawan, Teguh. 2019. Gebrakan Muhajir, Selamat Datang Kembali Pelajaran

Informatika. Kompasiana, 4 Januari 2019. Diakses dari

https://www.kompasiana.com/www.teguhhariawan/5c2e54b0bde5757eb94b5

812/gebrakan-muhajir-welcome-back-informatika-mata-pelajaran-penting-di-

era-rev-4-0?page=all pada 17 Agustus 2019.

Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B.. 2016. “Design Principles for Industrie 4.0

Scenarios”. Proceedings of the Annual Hawaii International Conference on

System Sciences. 3928-3937. 10.1109/HICSS.2016.488.

Jumin, Hasan Basri. 2012. Sains dan Teknologi dalam Islam; Tinjauan Genetis dan

Ekologis. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Alfabeta.

Khodijah, Nyayu, dkk. 2016. Ketepatan Penyususnan Kurikulum Prodi MPI

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Dikaitkan dengan

KKNI, SN-DIKTI, dan Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi

Tahun 2014. Journal of Islamic Education Management. Vol.2 No.1.

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Lee, J., Lapira, E., Bagheri, B., dan Kao, H.. 2013. “Recent advances and trends in

predictive manufacturing systems in big data environment”. Manufacturing

Letters. Society of Manufacturing Engineers (SME). Vol. 1 No. 1.

Liputan6.com. 2018. Kemendikbud: 40 Persen Guru Tak Siap dengan Teknologi.

Liputan6.com, 4 Desember 2018. Diakses dari

Page 141: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

127

https://www.liputan6.com/news/read/3798441/kemendikbud-40-persen-guru-

tak-siap-dengan-teknologi pada 17 Agustus 2019.

Madaus, George F., Michael S. Scriven, dan Daniel L. Stufflebeam. 1983.

Evaluation Models: Viewpoints on Educational and Human Services

Evaluation. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing.

Mahmudi, Ihwan. 2011. CIPP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan. Jurnal

At-Ta’dib. Vol. 6, No. 1, Juni 2011.

Mesthrie, R. 2010. New Englishes and the Native Speaker Debate. Language

Sciences. 32 (6), 594-601.http://doi.org/10.1016/j/langsci.2010.08.002.

Miller, J. P., & Seller, W. 1985. Curriculum: Perspectives and Practice. New York:

Longman. Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyono. 2010. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta:

Ar Ruzz Media.

Mutrofin. 2010. Evaluasi Program Teks Pilihan untuk Pemula. Yogyakarta:

Laksbang Pressindo.

Nata, Abuddin. 2018. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Nitko, Anthony J.. 2001. Educational Assessment of Students. New Jersey: Prentice

Hall.

Ornstein, A.C. dan Francis P. Hunkins. 1988. Curriculum; Foundation, Principles,

and Issues. Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall.

Owen, John M. 1993. Program Evaluasi: Forms and Approaches. St. Leonards:

Allen & Unwin Pty Ltd.

Permendikbud. 2014. Permendikbud No 62 tahun 2014 tentang Kegiatan

Ekstrakurikuler Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta.

_______. Permendikbud No 90 tahun 2014 tentang Standar Kualifikasi dan

Kompetensi Instruktur pada Kursus dan Pelatihan. Jakarta.

Prihatin, Eka. 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Prima, Aries R. 2016 April. Akankah Peran Manusia Digantikan Robot? Engineer

Weekly: hlm. 3.

_______. 2016 April. Teknologi Robot; Robot Bedah, Bikin Bedah Jadi Mudah.

Engineer Weekly: hlm. 5.

Razak AA, Connoly TM & Hainey. 2012. Teachers View on the Approach of

Digital Games-Based Learning within the Curriculum for Excellence.

International Journal of Game-Based Learning. 2(1):33-51.

Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik. Bandung: Refika Aditama.

Sadiman, Arief S., dkk. 2007. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, Ed. I. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sahertian, Piet A. 1994. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional.

Saleh, Abdul Rahman. 2006. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 142: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

128

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Prenada Media.

Seftiawan, Dhita. 2018. 2019, Informatika Akan Jadi Mata Pelajaran Utama di

SMP dan SMA. Pikiran Rakyat, 3 September 2018. Diakses dari

https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2018/09/03/2019-informatika-

akan-jadi-mata-pelajaran-utama-di-smp-dan-sma-429683 pada 17 Agustus

2019.

Seno, Winarno Hani. 1991. Pembangunan Instruksional. Bandung: Tarsito.

Setyorini, dkk. 2011. Penerapan Model Problem Based Learning untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Jurnal Pendidikan

Fisika Indonesia 7.

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:

Kencana.

Sidi, Indra Djati. 2013. Ekstrakurikuler Perlu Ditingkatkan. Harian Kompas, Rabu,

16 Juli 2013.

Stufflebeam, D.L. 1971. Evaluation as Enlightment for Decision Making.

Columbus, Ohio: Ohio State University.

Stufflebeam, Daniel L., dan Anthony J. Shinkfield. 1986. Systematic Evaluation: A

Self-Instructional Guide to Theory and Practice. Boston: Kluwer-Nijhoff

Publishing.

Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi

Aksara.

_______. 2015. Evaluasi Program dan Kepelatihan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suryani, Nunuk dan Agung, Leo. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta:

Ombak.

Suryanto, Adi, A. Gafur, dan F.X. Sudarsono. 2013. Model Evaluasi Program

Tutorial Tatap Muka Universitas Terbuka. Jurnal Penelitian dan Evaluasi

Pendidikan, 17(2): 198-214.

Suyanto. 2011. Artificial Intelligence; Searching, Reasoning, Planning, dan

Learning. Bandung: Informatika.

Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evauasi Program dan Instrumen Evaluasi. Jakarta:

Rineka Cipta.

_______. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Page 143: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

129

Widiyani, Rosmha. 2015. Guru Belum Melek Teknologi. Harian Nasional, 25 Juni

2015. Diakses dari http://www.harnas.co/2015/06/25/guru-belum-melek-

teknologi pada 17 Agustus 2019.

Widoyoko,S. Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Wiersma, William dan Stephen G. Jurs. 1990. Educational Measurement and

Testing. Massachusetts.

Page 144: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada
Page 145: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

DAFTAR GURU MTS NEGERI 1 KOTA TANGERANG SELATAN

No. NAMA PENGAJAR JENIS

KELAMIN

MATA

PELAJARAN

1 Ulik Widiantoro, M.Pd L B. Indonesia

2 Dra. Hj. Surtini, M.Si P IPS

3 Tri Endah, S.Pd P IPA

4 Tjetjep Saiman, S.Pd L IPA

5 Dra. Dewi Widyantari P B. Inggris

6 Dra. Iriastuti P B. Inggris

7 Dra. Hj. Neneng Susilawati, M.Pd P B. Inggris

8 Hj. Iin Hamidah, S.Ag P IPS

9 Drs. Panji Waluyo, M.Pd L PKn

10 Dra. Hj. Nuraini, MA P Qurdits

11 Hj. Siti Nuraliyah, S.Ag P SKI

12 Drs. Nur Abdillah L B. Indonesia

13 Nofrianto, S.Pd L Penjas

14 Abdul Rozak, SH, MA L Akidah Akhlak

15 Midahwati, MA P Fiqih

16 Dra. Hj. Eka Munawaroh, M.Ed P Matematika

17 Ita Rosmita, MA P Fiqih

18 Dra. N. Supriati P B. Indonesia

19 Imam Sucipto, SP. S.Kom L Prakarya

20 Drs. Ashar Munadi L Akidah Akhlak

21 M. Kamal, S.Ag, M.Pd L B. Indonesia

22 Nalti Nasution, M.Pd L B. Inggris

23 Mawalidah, S.Ag P Matematika

24 Ikhlas, S.Ag, M.Pd L B. Arab

25 Siti Bahriah, MA P B. Arab

26 Masriah, MA P B. Arab

Page 146: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

27 Dra. Hj. Siti Rochmaniah P B. Arab

28 Ganti Endang P., S.Pd P Matematika

29 Nur Utami, S.Pd P Matematika

30 Hj. Azizah, S.Ag P IPS

31 Asep Abdurrohim, S.Pd L IPS

32 Dra. Entu Tuningrat P IPA

33 Nurlena Hayati, S.Pd, M.Si P IPA

34 Wirda Hanum, S.Ag, M.Pd P B. Indonesia

35 Dian Rivia, S.Ag P B. Indonesia

36 Sri Rahayu, S.Sos P IPS

37 Umi Widaningsih, M.Pd P PKn

38 Yuli Astuti, S.Sos P PKn

39 Suhardo, S.Pd, M.Si L IPS

40 Drs. H. Madhari L IPS

41 Dasril, M.Pd L Penjas

42 Hamdani, S.Ag L Qurdits

43 Oman Sulaeman, S.Pd.I L Qurdits

44 Arif Syahrudin, S.Pd L Penjas

45 Lia Nurmalia, S.Psi P BP/BK

46 Sri Widiastuti, S.Psi P BP/BK

47 Sugiarni, S.Pd L IPA

48 Neneng Herawati, S.Pd P B. Inggris

49 Drs. Sanusi L IPA

50 Dede Saroni, M.Pd L B. Indonesia

51 Ety Muhammad, M.Pd P B. Indonesia

52 Maryanih, S.Ag P B. Indonesia

53 Tuti Sumiati, M.A P Fiqih

54 Aulia Rahman, S.Pd P Matematika

55 Anna Saraswati, S.S. P B. Arab

56 Lia Yulia, S.Pd P Seni Budaya

57 Uung Suryadi, S.Ag L SKI

58 Afif Fauzi, S.Pd L B. Inggris

59 Syaiful Bahri, S.Ag L Mulok Tahfidz

60 Arif Ulinnuha, S.Pd.I L Mulok Tahfidz

Page 147: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

61 Siti Rahayu, S.Pd P Matematika

62 Bedah Zubaedah, S.Pd.I P Akidah Akhlak

63 Mustain, S.Ag L Seni Budaya

64 Mutmainah, M.Pd P Matematika

65 H. Romlan, MA L SKI

Page 148: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara Kepala Madrasah

Nama : Ulik Widiantoro, M.Pd.

Waktu : 14 November 2019

1. Apa analisis kebutuhan dari penyelenggaraan ekstrakurikuler robotika?

Sebenarnya tidak hanya robotika, pengadaan ekskul itu sebenarnya terletak

pada raker. Ada atau tidaknya, lanjut atau tidaknya suatu ekskul itu juga

diputuskan saat raker. Pertimbangannya adalah kegiatan ekskul kedepannya,

seperti adanya kompetisi rutin yang diikuti oleh madrasah, pertimbangan lain

diadakannya ekskul juga karena kegiatan tersebut memiliki ciri khas keislaman,

lalu juga mempertimbangkan banyaknya siswa yang memiliki minat dan bakat

di bidang tersebut. Nah robotika ini termasuk salah satu kegiatan yang banyak

diminati oleh siswa sehingga madrasah butuh memfasilitasi ekstrakurikulernya,

apalagi setiap tahun siswa madrasah rutin mengikuti kompetisinya dan bisa

berprestasi.

2. Apa dasar hukum dilaksanakannya ekstrakurikuler robotika?

Ada di permendikbud, ada di kurikulum k-13. Sebetulnya di raport namanya itu

pengembangan diri bukan ekstrakurikuler.

3. Bagaimana aturan pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Kami punya koordinator ekstrakurikuler yang berada di bawah bidang

kesiswaan, untuk aturannya yang lebih ke teknis kami serahkan ke koordinator

ekskul. Koordinator itu nanti akan mengumpulkan pembina-pembina ekskul

untuk membicarakan pelaksanaan ekstrakurikuler termasuk mengenai aturannya

seperti jadwal, penggunaan tempat pelaksanaan terutama ekstrakurikuler yang

menggunakan lapangan, dan modul atau manual book-nya.

4. Bagaimana indikator ketercapaian ekstrakurikuler robotika?

Indikatornya biasanya dilihat dari target. Jadi setiap ekskul punya target yang

berbeda. Misalnya, ekskul robotik yang sudah mencapai prestasi di tingkat

nasional, targetnya harus ditingkatkan lagi menjadi tingkat internasional,

minimal mempertahankan. Selain itu indikator ketercapaian juga bisa dilihat

dari output produknya, jadi walaupun tidak juara tapi dari segi kompetensi atau

skill itu ada peningkatan. Setiap ekskul juga punya raport tersendiri.

5. Bagaimana syarat untuk menjadi instruktur ekstrakurikuler robotika?

Pada dasarnya kami punya standar tersendiri terkait instruktur atau pelatih

ekstrakurikuler. Jadi pelatih harus punya sertifikat pelatih nasional, misalnya

pelatih basket harus punya sertifikat pelatih basket. Namun ketetapan ini

menjadi kesulitan bagi kita dalam menentukan kualifikasi pelatih yang tidak

tersertifikasi secara nasional, contohnya ekskul robotika,marching band. Kan

tidak ada secara nasional yang mengeluarkan sertifikat pelatih robotika

ataumarching band. Namun disini yang kita lihat adalah track record-nya, dia

sudah pernah membawa anak didiknya berprestasi dimana saja, sudah sampai

Page 149: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

tingkat apa. Memang agak sedikit susah karena kalau sertifikat kan lebih jelas

penilaiannya.

6. Bagaimana kinerja instruktur selama pelaksanaan ekstrakurikuler

robotika?

Kinerja instruktur ekstrakurikuler ada yang sudah sesuai harapan dan ada yang

belum, namun secara umum sudah tercapai. Hal ini dapat dilihat dari

produknya, ketika siswa mengikuti kompetisi sudah mencapai prestasi,

termasuk ekstrakurikuler robotika yang setiap tahun sudah meraih prestasi.

7. Bagaimana cara memantau kinerja instruktur selama ekstrakurikuler

robotika?

Biasanya kita memanggil koordinator ekskul. Jadi melaluikoordinator ekskul

kehadiran instruktur atau pelatih itu dipantau. Selain berkaitan dengan honor,

kehadiran juga direkap selama satu semester untuk mengetahui capaiannya.

8. Bagaimana cara sekolah melengkapi sarana dan prasarana yang

didapatkan peserta ekstrakurikuler robotika?

Untuk melengkapi sarana dan prasarana ini ada dua sumber dana, yang pertama

dari DIPA yaitu dana dari pemerintah. Jadi kita bisa mengajukan peralatan-

peralatan yang dibutuhkan dalam ekskul baik ke pemerintah pusat maupun ke

pemerintah daerah. Akan tetapi memang kuota yang kita miliki tidak semua

terpenuhi. Dan yang kedua sumbernya dari komite. Namun, dana dari komite

pun tidak hanya fokus untuk ekskul saja sehingga belum maksimal alokasi

untuk ekskulnya. Jadi salah satu cara melengkapinya yaitu dari orang tua

peserta ekskul itu sendiri. Termasuk ekskul robotik yang membutuhkan banyak

dana karena peralatanya juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

9. Apa hambatan selama pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Dalam ekstrakurikuler terdapat dua hambatan, yang pertama ada hambatan

eksternal. Ternyata sekolah lain juga sudah mempertimbangkan pentingnya

ekskul sehingga mereka menekuni apa yang kita tekuni. Jadi kita persaingan

dalam prestasi semakin ketat. Bahkan ada SMP di Tangsel yang sampai

memiliki program kelas olahraga yang isinya ada bulu tangkis, bola, dan

sebagainya. Begitupun dalam bidang robotika. Sekarang semakin banyak

sekolah-sekolah yang juga mengadakan ekstrakurikuler robotika. Lalu kendala

internalnya antara lain adanya pergantian pelatih yang membuat kita agak

kesulitan untuk membina, selain itu sarana yang dipakai juga belum cukup

untuk memfasilitasi peserta ekskul.

10. Bagaimana proses evaluasi ekstrakurikuler robotika?

Evaluasi sebenarnya ada dua. Yang pertama setiap semester, biasanya ini

mengevaluasi ketercapaian siswa ekskul yang nantinya akan tertulis juga di

raport. Evaluasi yang kedua yaitu setiap tahun saat raker.Hal-hal yang

dievaluasi antara lain mengenai target ekskul, apakah ekskul sudah memenuhi

target, kalau belum apa kendalanya. Lalu mengenai jumlah peserta, apakah

Page 150: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

jumlah peserta ekskul sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kalau kurang

dari 20 orang ekskul tersebut akan dihapuskan.

11. Apa yang mempengaruhi keaktifan siswa terhadap ekstrakurikuler

robotika?

Saya melihat keaktifan siswa ini dipengaruhi oleh sarana, kualitas pelatih, dan

dari minat siswa. Saya melihat rata-rata di dalam ekskul itu ada pasang surut.

Jadi jika pelatihnya kurang bagus akan berdampak ke siswanya jadi kurang

semangat. Jika pelatihnya bagus siswa juga akan semangat.

12. Apakah siswa sering mengikuti kompetisi robotika?

Sering. Rata-rata 3 kali setiap semester, jadi setahun rata-rata mengikuti 6 kali

kompetisi robotika.

13. Bagaimana prestasi yang dicapai oleh peserta ekstrakurikuler robotika?

Sebagian sudah sesuai harapan. Jika diprosentase sudah mencapai 80%. Artinya

lumayan tinggi pencapaian prestasi di bidang robotika.

14. Bagaimana harapan Bapak terhadap penyelenggaraan ekstrakurikuler

robotika?

Ekskul robotika disini sebenarnya sebagai pelopor yaa. Di Kementrian Agama

itu ada yang namanya madrasah robotika. Inspirasinya itu dari MTsN 1

Tangerang Selatan ini. Jadi, karena MTsN 1 Tangerang Selatan ini sebagai

inspirator, kami berharap siswa peserta ekskul robotik bisa berkembang dan

bisa menghasilkan karya nyata yang bisa dipakai di MTs ini. Jd tidak hanya

mengikuti dan memenangkan lomba-lomba saja, tapi bisa menghasilkan karya

yang bisa diaplikasikan. Selain itu, harapan saya juga bagi yang berprestasi di

tingkat regional bisa ditingkatkan lagi.

Page 151: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara PKM Kurikulum

Nama : Dra. Eka Munawaroh, M.Ed.

Waktu : 14 November 2019

1. Apa analisis kebutuhan dari penyelenggaraan ekstrakurikuler robotika?

Kalau kita sih melihat peluang yaa. Ekskul robotik ini kan terkait dengan

terapan IT, pemerintah ingin arahnya ada terapan IT dalam pembelajaran, dan

anak-anak ini kalau diberikan hal-hal yang berbau IT tuh seneng banget dan

saat dulu melihat belum banyak tingkatan SMP yang melaksanakan ekskul

robotik, makanya kita ambil kesempatan itu. Walau mahal peralatannya, tapi

antusias dari siswa dan orang tua sangat luar biasa.

2. Apa latar belakang pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Awalnya ditawarkan oleh pembina olimpiade, lalu kita pelajari robotik itu

seperti apa. Ditunjukkan alat-alatnya, setelah dipertimbangkan sepertinya

memungkinkan untuk dipelajari oleh anak-anak MTs ini. Lalu kami ajukan ke

Kepala Madrasah, dan Kepala Madrasah menyetujui. Dia memang ingin kita

menjadi pelopor di bidang apapun. Lalu kita adakan dan ditunjuklah Pak Imam

yang saat itu sebagai guru TIK menjadi pembina ekskul robotik.

3. Apa tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Untuk menggali potensi anak-anak supaya mereka bisa mengaplikasikan

potensi mereka di bidang IT, lalu juga mengajak mereka berani bersaing dengan

sekolah lain. Karena tidak semua anak yang ikut ekskul robotik itu adalah anak-

anak yang kompetensi mata pelajaran di kelasnya bagus, jadi anak-anak ini kita

giring agar bisa menunjukkan kompetensinya di bidang lain.

4. Apa dasar hukum dilaksanakannya ekstrakurikuler robotika?

Dari Kemenag dan Dikbud itu memang ada kelompok-kelompok mata pelajaran

termasuk ekstrakurikuler, dan sekolah bebas menentukan kegiatan yang cocok

dengan kebutuhan dan lingkungan sekolahnya.

5. Bagaimana aturan pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Setiap siswa wajib mengikuti 1 ekskul di luar Pramuka. Namun untuk anak

kelas IX hanya diperbolehkan mengikuti ekskul di semester ganjil saja, di

semester genap sudah tidak mengikuti ekskul lagi.

6. Bagaimana indikator ketercapaian ekstrakurikuler robotika?

Biasanya kita melihat dari ketika anak dikirim lomba ke luar. Namun

kendalanya tidak semua siswa yang mengikuti ekskul juga mengikuti lombanya.

Jadi kita juga melihat dari raportnya, jadi ada beberapa ekskul yang

mengadakan ujian sendiri, termasuk ekskul robotik.

Page 152: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

7. Bagaimana relevansi kurikulum yang digunakan?

Anak itu kan tidak sama kemampuannya, jadi tidak melulu hanya kognitifnya

saja yang dikembangkan, bisa saja kemampuannya di bidang seni atau

psikomotoriknya yang lebih unggul. Anak-anak pintar yang hobinya membaca

buku saja, kini dituntut untuk bergerak. Kita berusaha untuk mendorong dan

memberikan motivasi sehingga tidak ada lagi pernyataan bahwa anak pintar itu

tidak bisa menguasai bidang lain. Jadi dengan adanya ekskul kita berupaya agar

anak itu berkembang semua potensinya. Sehingga ekskul ini diperlukan sebagai

penyeimbang. Selain itu anak memiliki kemampuan bersosialisasi. Karena

ekstrakurikuler itu kan anak digabung dengan teman-temannya yang berasal

dari kelas lain, sehingga ekstrakurikuler itu dapat membaurkan anak.

8. Siapa yang membuat materi ekstrakurikuler robotika? Apakah sudah

sesuai kompetensi?

Pembinanya yang menyusun materi ekskul, sampai kepada apa yang mau

dicapai, setiap minggu kegiatannya apa saja. Termasuk jika instruktur itu

didatangkan dari luar. Dan sudah disesuaikan dengan kompetensi.

9. Bagaimana syarat menjadi peserta ekstrakurikuler robotika?

Ada beberapa ekskul yang harus diseleksi, terutama ekskul yang peminatnya

banyak. Jadi dipilih anak-anak yang memiliki dasar ekskul yang akan diikuti.

Kalau robotik peminatnya dibatasi dengan cara diberikan syarat harus memiliki

laptop sebagai salah satu media pembelajarannya.

10. Bagaimana proses rekrutmen peserta ekstrakurikuler robotika?

Awalnya anak dikumpulkan di lapangan untuk disosialisasikan terdapat ekskul

apa saja di MTs ini. Setelah itu anak kemudian diminta mengisi form, lalu form

tersebut dikumpulkan ke koordinator ekskul untuk dikelompokkan. Setelah

dikelompokkan, form akan diserahkan ke masing-masing pembina ekskul untuk

diproses. Selanjutnya pembina ekskul yang nantinya memutuskan ingin

diterima seperti itu atau diadakan seleksi.

11. Bagaimana syarat untuk menjadi instruktur ekstrakurikuler robotika?

Kalau instruktur ekskul di bidang olahraga seperti basket, karate, bulu tangkis,

panahan, mereka harus terdaftar sebagai pelatih minimal di tingkat kota, jadi

mereka menunjukkan kartu keanggotaan. Mereka juga kirim CV, jadi kita tahu.

Bagi ekskul yang tidak ada keorganisasian seperti olahraga tadi biasanya kita

ngeceknya dari track record-nya.

12. Bagaimana kinerja instruktur selama ekstrakurikuler robotika?

Biasanya laporannya ada di koordinator ekskul, dan diserahkan ke Waka

kesiswaan.

Page 153: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

13. Apa metode dan media yang digunakan oleh instruktur dalam

ekstrakurikuler robotika?

Agak susah sebenarnya untuk memantau metode dan media yang digunakan

masing-masing ekskul secara keseluruhan. Karena ekskul disini juga lumayan

banyak. Jadi hal ini diserahkan ke masing-masing pembina ekskulnya untuk

memantau.

14. Apa sarana dan prasarana yang didapatkan peserta ekstrakurikuler

robotika?

Kebanyakan sarana dan prasarana berasal dari siswa sendiri. Komite bisa

menambahkan, namun hanya sebagian kecil.

15. Teknologi apa saja yang digunakan dalam pembelajaran?

Salah satunya laptop. Laptop itu tidak disediakan dari sekolah, jadi siswa harus

punya sendiri.

16. Bagaimana sumber dana ekstrakurikuler robotika didapatkan?

Utamanya dari pemerintah, namun masih belum cukup. Selebihnya uang yang

dikelola oleh komite.

17. Apa hambatan selama pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Hambatannya itu terkadang ada siswa yang hanya ikut-ikutan temannya.

Hambatan lain, jika ada jadwal ekskul yang bentrok sehingga siswa sulit

dikontrol. Lalu ada juga siswa yang ikut ekskul hanya diawal-awal saja.

18. Bagaimana proses evaluasi ekstrakurikuler robotika?

Paling tidak dievaluasi setahun sekali. Biasanya terjadi antara kepala madrasah

dengan pembina. Laporannya ada di koordinator ekskul. Hal-hal yang

dievaluasi antara lain seperti apa pelaksanaannya, kendalanya apa,

pencapaiannya bagaimana.

19. Apakah siswa sering mengikuti kompetisi robotika?

Siswa sering mengikuti kompetisi dan setiap tahun sudah terjadwal rutin.

Maksimal dalam setahun ada 6 kali, hal ini juga terkait dengan pendanaan dari

madrasah.

20. Bagaimana prestasi yang dicapai oleh peserta ekstrakurikuler robotika?

Alhamdulillah ekskul robotika sudah sampai di tingkat internasional. Dan setiap

tahun kami mengirimkan perwakilan untuk mengikuti kompetisinya.

21. Apa harapan Ibu terhadap peserta yang mengikuti ekstrakurikuler

robotika?

Harapannya bakat siswa dapat tersalurkan sampai mencapai tingkat

internasional. Maju dalam bidang tersebut, punya kemampuan, dan menjadi

orang yang sukses dalam bidang robotika.

Page 154: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara Koordinator Ekstrakurikuler

Nama : Nofrianto, S.Pd

Waktu : 12 November 2019

1. Apa analisis kebutuhan dari penyelenggaraan ekstrakurikuler robotika?

Robotik ini prospek ke depannya sangat bagus, apalagi didukung oleh dua sisi

yaitu pihak sekolah dan orang tua. Selain itu, berangkat dari minat anak-anak

yang kita beri angket. Ternyata dari angket yang kita kumpulkan, minat anak-

anak cukup besar disini. Dari 18 pilihan ekstrakurikuler, robotik menjadi urutan

ketiga setelah futsal dan marching band.

2. Apa latar belakang pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Di luar sana sudah mulai booming robotik, dari penjaringan minat dan bakat

anak-anak juga ternyata besar di robotik. Sehingga kita mengakomodir untuk

pelaksanaan ekskul robotik.

3. Apa tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Selain untuk menampung dan menyalurkan bakat dari anak-anak, kami juga

berorientasi pada prestasi. Dan kami sudah membuktikan sudah banyak prestasi

yang diraih anak-anak di bidang robotik. Sering juga kami diundang oleh

Kemenag pusat untuk menerima penghargaan.

4. Apa dasar hukum dilaksanakannya ekstrakurikuler robotika?

Dasarnya dari pemerintah sendiri, ada program intra dan ekstra. Jadi kita

berangkat dari sana untuk pelaksanaan ekstrakurikuler.

5. Bagaimana aturan pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Kalau aturannya nanti langsung ke pembinanya saja. Karena saya menangani

ekstrakurikuler secara umum, jadi lebih spesifiknya bisa tanya ke pembinanya.

6. Bagaimana indikator ketercapaian ekstrakurikuler robotika?

Kalau kita selalu muaranya ke prestasi. Jadi setiap ekskul keberhasilannya

dilihat dari prestasi yang didapat. Jadi jika ekskul tersebut sudah mendapatkan

prestasi, berarti pelaksanaannya sudah bagus.

7. Bagaimana relevansi kurikulum yang digunakan?

Secara spesifik saya kurang tahu, tapi yang saya lihat pembelajarannya terkait

dengan TIK.

8. Siapa yang membuat materi ekstrakurikuler robotika? Apakah sudah

sesuai kompetensi?

Secara detail saya kurang tahu, tetapi secara hasil saya sering lihat karya yang

dibuat oleh anak-anak, seperti robot pemadam kebakaran.

Page 155: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

9. Bagaimana proses rekrutmen peserta ekstrakurikuler robotika?

Di awal tahun saya buat angket yang saya perbaharui setiap tahunnya. Anak

juga bisa melakukan perpindahan ekskul di tiap semester. Kecuali kelas IX,

hanya bisa ekskul di semester 1, di semester 2 mereka fokus UN. Tahun ini

mulai diberlakukan satu siswa memilih satu ekskul. Hal ini dikarenakan untuk

memudahkan pemantauan kehadiran siswa saat ekskul.

10. Berapa jumlah peserta ekstrakurikuler robotika?

Sebenarnya untuk seluruh ekskul kita hanya ada batas minimal, kalau batas

maksimalnya tidak kita batasi. Biasanya kita mengatasi peserta ekskul yang

terlalu banyak dengan cara menambah hari dan menambah pelatih. Namun itu

kembali ke kebijakan masing-masing pembina ekskul itu sendiri.

11. Bagaimana syarat untuk menjadi instruktur ekstrakurikuler robotika?

Secara keseluruhan untuk ekstrakurikuler itu ada instruktur dari luar dan ada

yang dari dalam. Untuk ekskul yang sudah banyak meraih prestasi, kita

memakai instruktur yang profesional yang berasal dari luar, tapi harus ada

pembina dari dalam yang ahli di bidang tersebut untuk memantau pelaksanaan

ekstrakurikuler. Untuk syarat instrukturnya kita serahkan ke pembina ekskul

terkait. Biasanya kita memberlakukan sertifikat untuk instruktur, namun jika

tidak ada sertifikatnya biasanya pembina punya referensi tersendiri dalam

menentukaninstruktur ekskul tersebut.

12. Bagaimana kinerja instruktur selama ekstrakurikuler robotika?

Cukup bagus. Mereka punya dedikasi yang tinggi. Selama ini Alhamdulillah

mereka bisa mencapai target.

13. Apa metode dan media yang digunakan oleh instruktur dalam

ekstrakurikuler robotika?

Saya selalu mendata kehadiran instruktur setiap pelaksanaan ekstrakurikuler.

Untuk media yang digunakan ada yang memakai fasilitas sekolah, ada yang dari

siswa, ada juga yang menggunakan media dari pelatih itu sendiri. Jika di

sekolah kurang lengkap, pelatih membawa sendiri peralatannya, termasuk

ekskul robotik ada beberapa peralatan yang dibawa oleh pelatih menyesuaikan

dengan materi yang saat itu diajarkan.

14. Kapan ekstrakurikuler robotika dilaksanakan?

Setiap hari jumat, dan hari sabtu untuk kelas VIII. Kadang kalau mendekati

lomba diadakan jam-jam tambahan.

15. Bagaimana kesesuaian penjadwalan ekstrakurikuler robotika?

Jadwal sudah sesuai.

Page 156: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

16. Apa sarana dan prasarana yang didapatkan peserta ekstrakurikuler

robotika?

Selama ini sarana dan prasarana itu disiapkan oleh peserta, sekolah dan pelatih.

Jadi saling melengkapi karena yang disediakan oleh sekolah juga terbatas,

sehingga ada yang disubsidi dari orang tua, ada juga yang dipinjamkan oleh

pelatih.

17. Bagaimana sumber dana ekstrakurikuler robotika didapatkan?

Dari komite dan BOSDA.

18. Bagaimana aktifitas peserta dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

robotika?

Sesuai dengan kurikulum masing-masing ekskul. Setiap pembina memiliki

program, dan masing-masing pembina ekskul sudah menyampaikan kegiatan

yang akan dilaksanakan selama ekskul. Jadi aktifitas peserta disesuaikan dengan

program yang sudah dibuat oleh pembinanya.

19. Apa hambatan selama pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Paling kendalanya waktu yang suka bentrok dengan ekskul lain karena ekskul

disini lumayan banyak. Lalu dari anggaran yang belum mencukupi. Kalau

untung lokasi Alhamdulillahrobotik tidak ada kendala karena pelaksanaannya di

dalam ruangan, tidak menggunakan lapangan sehingga tidak bentrok dengan

ekskul lain.

20. Bagaimana proses evaluasi ekstrakurikuler robotika?

Biasanya setiap akhir tahun kita evaluasi. Untuk pelaksanaan sih setiap minggu

bisa kita pantau. Biasanya yang kita evaluasi akhir tahun itu prestasinya, sesuai

dengan visi misi kita “berprestasi secara global”, tentang waktu pelaksanaan

yang suka bentrok dengan ekskul lain.

21. Apa harapan Bapak terhadap peserta yang mengikuti ekstrakurikuler

robotika?

Saya berharap ekskul robotik bisa lebih berprestasi lagi di tingkat internasional.

Sebenarnya kita berharap banyak kepada ekskul robotik karena saat ini sudah

booming dimana-mana. Saya juga berharap anak-anak juga lebih menguasai

bidang IT.

Page 157: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara PembinaEkstrakurikuler Robotika

Nama : Imam Sucipto, SP., S.Kom.

Waktu : 23 Oktober 2019

1. Apa analisis kebutuhan dari penyelenggaraan ekstrakurikuler robotika?

Jadi sebetulnya analisis kebutuhannya berawal dari memotret sekolah lain yang

bisa berprestasi di bidang robotika. Jadi tahun 2012-2013 belum banyak seperti

sekarang ekskul robotika itu. Tapi di depan gerbang Muhammadiyah itu sudah

terpampang ucapan selamat untuk siswa yang mendapat juara di tingkat

internasional. Jadi obsesinya berawal dari keberhasilan sekolah lain. Kalau

sekolah lain saja bisa mendapatkan prestasi di tingkat internasional, kenapa

MTsN 1 Tangsel juga tidak mencoba. Lalu saya memikirkan gimana caranya

agar bisa berprestasi juga. Kebetulan saat itu Racer Robotics (Lembaga kursus

robotika) datang kesini menginformasikan kompetisi robotika tingkat nasional

sekaligus memberikan promo pelatihan. Jadi seperti diberikan jalan saat itu.

Namun awalnya saya bingung siapa siswa yang akan diikutsertakan, karena

belum ada ekskulnya. Lalu saya menghadap Kepala Madrasah menceritakan

tentang kompetisi robotika. Karena beliau orang yang visioner, jadi beliau

memberikan dukungan. Kita adakan trial dulu sebagai latihan, lalu kita ikut

lomba di Serang. Saya mengikutsertakan beberapa siswa kelas peminatan Sains

dan kelas Bina Prestasi . saya pilih siswa yang unggul di bidang matematika dan

IPA. Alhamdulillah kita menang juara 3. Lalu setelah itu akhirnya dibukalah

ekskul robotika.

2. Apa latar belakang pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Yang melatar-belakangi sebenarnya adalah visi madrasah. Visi madrasah itu

adalah berwawasan global. Sementara kita belum bergaul atau berbicara di

tingkat internasional. Yang mengawali MTsN 1 Tangsel memiliki prestasi di

tingkat internasional yaa ekskul robotika ini. Tahun 2014 kita ikut International

Islamic School Robot Olimpiad (IISRO) di Johor Baru, Malaysia. Nah, itu

sudah terbentuk ekskul robotika disini. Jadi, latar belakangnya itu karena visi.

Kita ingin mengangkat nama madrasah di tingkat internasional. Jadi sebenarnya

kalau berbicara pioneer madrasah di tingkat internasional, yaa MTsN 1 Tangsel

ini. Barulah sejak saat itu booming sampai siswa yang berprestasi itu diundang

ke istana presiden, menghadiri upacara kemerdekaan dan dijamu makan malam

bersama presiden SBY waktu itu.

3. Apa tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Tujuannya ada beberapa. Yang pertama adalah melatih kerja sama tim, yang

kedua mengasah kreativitas anak di bidang robot, seperti merakit robot, lalu

melatih anak berpikir logic. Tentu tujuannya untuk meraih prestasi baik di

tingkat nasional maupun di tingkat internasional.

Page 158: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

4. Apa dasar hukum dilaksanakannya ekstrakurikuler robotika?

Ekskul robotika ini sebenarnya yaa di kurikulum itu ada pengembangan yang

diterjemahkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler. Nanti bisa di-eksplore lagi ke

waka kurikulum mengenai dasar hukumnya. Ada nanti dasar hukumnya, bisa

diperdalam lagi dengan waka kurikulum terkait muatan kurikulum.

5. Bagaimana aturan pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Pertama, ekskul robotika ini diikuti secara berkelanjutan. Jadi jika kelas 7 ikut

ekskul robotika, maka diharapkan bisa melanjutkan hingga selesai. Dan yang

kedua aturannya adalah tidak bisa bergabung di tengah jalan. Jadi contoh, kelas

7 kan sudah berlangsung ekskul robotika, lalu saat kelas 8 ada yang mau baru

bergabung, itu tidak bisa. Kecuali dia mau ikut bergabung dengan kelas 7. Jadi

keikutsertaan ekskul robotika itu berkelanjutan, tidak bisa bergabung di tengah

jalan. Karena nanti siswa akan bingung dengan bagaimana dasar-dasarnya.

Selain itu, siswa juga diharuskan memiliki laptop. Siswa juga diseleksi karena

peserta ekskul robotika ini jumlahnya terbatas. Saya mulai membatasi jumlah

siswa yang mengikuti ekskul robotika maksimal 32 siswa, jika dikonversi ke

dalam kelas itu kan jadi 1 kelas yaa. Namun tahun ini tidak dilakukan seleksi

karena jumlah siswa yang mendaftar hanya 38 orang, dan saya sudah

memprediksi akan ada siswa yang berhenti di tengah jalan. dan benar saja,

hingga saat ini jumlah siswa yang mengikuti ekskul robotika ada 32 orang

karena ada beberapa siswa yang mundur.

6. Bagaimana indikator ketercapaian ekstrakurikuler robotika?

Kalau saya mengukur keetercapaian itu dari lomba. Jadi untuk melihatnya ada

2. Yang pertama, saya mengadakan classmeeting robotika di sekolah yang

diadakan setahun sekali di bulan Desember. Itu kita kompetisi internal dan

pendanaannya dari orang tua untuk penghargaannya. Dan yang menjadi panitia

adalah siswa kelas 9. Kelas 9 itu kan sudah fokus di akademik, sehingga tidak

lagi mengikuti ekstrakurikuler. Jadi disini siswa kelas 9 hanya dijadikan panitia

untuk melatih penyelenggaraan kompetisi dan melatih tanggung jawab.

7. Bagaimana relevansi kurikulum yang digunakan?

Kurikulumnya sendiri sebenarnya kita sudah kerja sama dengan Racer. Jadi

kelas 7 itu kurikulumnya menggunakan modul My Robot Time (MRT), itu ada

bukunya dari level 1 sampai 4. Nah kelas 8 itu adalah ke arah kreativitas. Jadi

kelas 8 harus bisa membuat robot kreatif baik menggunakan arduino ataupun

MRT, diutamakan arduino yaa. Karena itu bekal untuk mereka nanti saat kuliah

ataupun untuk mengikuti lomba. Karena biasanya lomba itu mengadakan

kategori open. Dan project yang digunakan biasanya menggunakan arduino.

Jadi kelas 8 dilatih untuk membuat project sederhana seperti traffic light

menggunakan arduino, penyiram otomatis, dan sebagainya.

Page 159: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

8. Siapa yang membuat materi ekstrakurikuler robotika? Apakah sudah

sesuai kompetensi?

Karena kita kerja sama dengan Racer Robotics, jadi untuk materi kelas 7 kita

murni menggunakan materi dari sana. Kita hanya meminta materi apa saja yang

nanti diajarkan kepada siswa. Kalau kelas 8 ada materinya sendiri. Kita sudah

punya materi arduino, pihak Racer yang membantu dalam pembuatan project-

nya. Kita sudah mempunyai Arduino Kit. Disini sudah ada CD yang berisi

materi, selain ada arduino-nya, disini ada sensor-sensornya, ada remote-nya

juga. Jadi materi yang diajarkan disesuaikan dengan kompetensi. Anak

diharapkan punya karya, meskipun sederhana, tapi dia bisa.

9. Bagaimana proses rekrutmen peserta ekstrakurikuler robotika?

Awalnya diadakan demo ekskul. Saat demo itu kita menyampaikan visi misi,

program kerja, sekilas tentang ekskul robotika. Disampaikan juga persyaratan

untuk mengikuti ekskul ini yaitu memiliki laptop. Karena jika tidak

disampaikan seperti itu, akan banyak sekali siswa yang mendaftar, bahkan

pernah mencapai 68 siswa yang mendaftar ekskul ini. Jadi pertama disampaikan

persyaratannya saat demo ekskul, bilamana melebihi kuota (32 orang) maka

akan diadakan seleksi berupa tes tulis. Tesnya berupa soal-soal studi kasus

mengenai logika, untuk mengetahui cara berpikir siswa. Selain itu juga

didukung oleh biodata mereka, apakah mereka pernah memiliki prestasi. Jika

setelah dilakukan tes tulis masih melebihi kuota, maka akan dilakukan

wawancara. Namun jika setelah dilakukan tes tulis sudah cukup, maka tidak

dilakukan wawancara.

10. Berapa jumlah peserta ekstrakurikuler robotika?

Pada awal tahun ajaran ini ada 67 siswa, namun seiring berjalannya waktu ada

penurunan. Jadi saat ini yang masih aktif dalam ekstrakurikuler robotika ada 64

siswa.

11. Bagaimana syarat untuk menjadi instruktur ekstrakurikuler robotika?

Karena kerja sama dengan Racer, maka instruktur disediakan dari pihak Racer.

Namun kita tetap memiliki kriteria instruktur tersendiri yang harus diikuti oleh

pihak Racer. Yang pertama harus punya kualifikasi atau background di bidang

elektro atau informatika. Yang kedua, sudah punya pengalaman mengajar. Jadi

biasanya kita minta kepada Racer agar instruktur yang ditugaskan disini

memenuhi kriteria tersebut. Walau terkadang yang datang tidak sesuai karena

ada halangan. Dan kita selalu memantau, jika ketidaksesuaian itu berlanjut, kita

menghubungi pihak Racer untuk instruktur yang ditugaskan disini.

12. Bagaimana kinerja instruktur selama ekstrakurikuler robotika?

Instruktur yang sekarang seringkali saya kawal. Terkadang saya request minta

diajarkan materi apa. Jadi harus selalu disupervisi, yaa supervisi kecil-kecilan.

Alhamdulillah karena ada pengecekan itu, jadi instruktur tidak sembarangan

kasih materi. Masalahnya, terkadang instruktur yang diberikan pihak Racer

tidak sesuai kompetensi yang dimilikinya. Contoh, saat ada project tapi dia

Page 160: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

tidak bisa menyelesaikan masalah, itu kan artinya tidak kompeten. Tapi

memang robotika itu kan banyak kategorinya yaa. Itu juga masalah untuk

instruktur, karena dia harus bisa menguasai semua. Ekskul robotika itu kan

harus ada fun, kreatifitas, kompetisi. Siswa juga tidak melulu diberikan materi

game-game robot, tapi juga harus ada pembelajarannya. siswa juga sangat suka

dengan materi game-game robot, padahal itu hanya selingan. Seperti kemarin

saat lomba, kelas 7 sudah saya berikan materi pemrograman, tapi hanya dua

siswa yang ikut kategori tersebut. Sisanya ikut kategori game-game robot.

13. Apa metode dan media yang digunakan oleh instruktur dalam

ekstrakurikuler robotika?

Metode yang dan media yang digunakan saya yakin cukup. Karena saya selalu

request kepada pihak Racer satu hari sebelum diadakan ekskul. Misalnya saya

bilang, tolong siswa diajarkan humanoid, maka saat ekskul instruktur sudah siap

dengan robotnya. Kadang harus seperti itu. Hal ini dikarenakan belum ada

kurikulum yang baku. Materi-materi sebenarnya sudah disusun, namun ketika

akan ada kompetisi, maka materi yang diajarkan adalah materi-materi yang

akan diikuti saat kompetisi. Dan untuk persiapan kompetisi itu paling tidak

butuh waktu selama 2 bulan. Jadi kurikulum ekskul robotikanya menyesuaikan

kompetisi. Nah, jadi itu salah satu yang membuat kita kesulitan menyusun

kurikulum yang baku.

14. Kapan ekstrakurikuler robotika dilaksanakan?

Seminggu sekali. Setiap hari jumat untuk kelas VII. Kalau kelas VIII setiap hari

jumat atau sabtu. Durasinya 1,5 – 2 jam tergantung materinya.

15. Bagaimana kesesuaian penjadwalan ekstrakurikuler robotika?

Sudah sesuai jadwal. Seminggu satu kali, durasinya 1,5 jam kadang sampai 2

jam. Kelas 7 itu ekskulnya setiap hari jumat. Kalau kelas 8 itu hari jumat atau

sabtu. Semuanya seminggu sekali.

16. Apa sarana dan prasarana yang didapatkan peserta ekstrakurikuler

robotika?

Memang ekskul ini kan perlu alat yaa. Dengan peserta yang banyak, saya rasa

masih kurang. Untuk sarana, ada yang dari sekolah, ada yang dari Racer, ada

juga yang dari siswa. Kalau melihat jumlah siswa yang banyak yaa masih

kurang. Kadang ada materi yang baru bisa selesai setelah dua kali pertemuan.

Karena pada dasarnya siswa harus praktek.

17. Teknologi apa saja yg digunakan dalam pembelajaran?

Untuk tenologi, alat-alat yang digunakan antara lain robot MRT (My Robot

Time), basic arduino, lego, Rero. Kita juga menggunakan robot teknologi

Jerman, picher Tech.

Page 161: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

18. Bagaimana sumber dana ekstrakurikuler robotika didapatkan?

Ada dua sumber, yang pertama adalah sumbangan dari orang tua yang

dikoordinir oleh komite. Yang kedua adalah dari dana BOS.

19. Bagaimana aktifitas peserta dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

robotika?

Untuk keaktifan kelas 7 sih siswa masih aktif, karena materinya masih dasar

dan bervariasi, masih banyak materi-materi permainan robot. Namun di kelas 8

sudah agak menurun. Yaa karena itu tadi, karena di kelas 8 mereka sudah mulai

diajari program dan pembuatan project.

20. Apa hambatan selama pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Peralatan yang terbatas kurang mendukung sebagai sarana pembelajaran dengan

jumlah siswa yang banyak. Lalu kompetensi pelatih yang kurang maksimal atau

agak kurang. Kalau dinilai, masih di kategori cukup lah.

21. Bagaimana proses evauasi ekstrakurikuler robotika?

Ada. Ekskul itu dievaluasi oleh kesiswaan. Awalnya Pembina ekskul

dikumpulkan untuk menyampaikan targetnya apa, jadi evaluasinya kalau target

memenuhi, sering juara. Kalau belum mencapai target, hambatannya apa, lalu

dilakukan pembenahan-pembenahan. Jika tidak mencapai target, terutama

jumlah siswanya, ekskul tersebut bisa ditutup. Biasanya evaluasi secara

menyeluruh dilakukan setahun sekali. Ada juga evaluasi yang dilakukan secara

situasional. Misalnya, tidak menang saat lomba, itu dievaluasi apa

hambatannya.

22. Bagaimana penguasaan siswa terhadap materi robotika?

Yang saya lihat siswa robotika sudah bisa mencapai KKM jika dalam

pembelajaran. Kalau dinilai bisa sampai 80. Karena biasanya mereka yang ikut

robotika itu sudah siap dan punya kemampuan.

23. Apakah siswa sering mengikuti kompetisi robotika?

Kompetisi robotika yang kita ikuti ada yang secara kolektif (terbuka), ada juga

yang hanya mengirim perwakilan tertentu. Kalau yang mengirim perwakilan itu

dalam setahun kita bisa mengikuti hingga 6 kompetisi, dan itu melalui proses

seleksi.

24. Bagaimana prestasi yang dicapai oleh peserta ekstrakurikuler robotika?

Sudah sesuai target. Kompetisi yang kita ikuti itu 80%-nya kita mendapat

prestasi.

25. Apa harapan Bapak terhadap peserta yang mengikuti ekstrakurikuler

robotika?

Harapan saya siswa dapat membuat dan berkreasi. Sekecil apapun kreasi, itu

dihargai. Tidak hanya menjadi pemakai.

Page 162: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara Instruktur Ekstrakurikuler Robotika

Nama : Khoirudin Muslim

Hari / Tanggal : Jumat, 11 Oktober 2019

1. Apa latar belakang pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Pelaksanaan ekstrakurikuler robotik saat ini dirasa penting di zaman teknologi

seperti saat ini, apalagi memasuki era 4.0, saya rasa penting murid diajarkan

hal-hal yang berhubungan dengan teknologi. Seperti dalam ekstrakurikuler

robotika disini, murid diperkenalkan dengan dasarnya terlebih dahulu, dengan

membuat robot-robot sederhana seperti robot kipas angin, dan sebagainya.

Setidaknya murid mengenal dan tahu teknologi itu seperti apa.

2. Apa tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Tujuannya melatih mereka agar lebih kreatif, mengasah motorik mereka juga.

3. Bagaimana syarat untuk menjadi peserta ekstrakurikuler robotika?

Kalau untuk syarat sih ga ada, semua anak bisa mempelajari robotika.

4. Apa syarat untuk menjadi seorang instruktur ekstrakurikuler robotika?

Ga ada syaratnya sih, yang penting kita mau belajar tentang robotika, itu aja.

5. Bagaimana kesesuaian materi dengan kebutuhan ekstrakurikuler

robotika?

Sesuai sih. Kita kan punya pegangan seperti silabus, terkadang juga keluar dari

materi yang ada di silabus itu sendiri, menyesuaikan dengan kebutuhan murid.

Misalnya seperti saat ini, sebentar lagi aka nada lomba, jadi materi yang ada di

silabus ditunda dulu, kita utamakan mendalami materi-materi yang akan

dilombakan. Jadi sesuai situasi dan kondisi.

6. Bagaimana kesesuaian penjadwalan pelaksanaan ekstrakurikuler

robotika?

Sudah sesuai

7. Apa media dan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses

belajarmengajar ekstrakurikuler robotika?

Media yang digunakan biasanya ada proyektor, handphone juga dipakai, laptop,

untuk robotnya sendiri menggunakan MRT 3, MRT 5, sama humanoid. Kalau

metode kebanyakan sih belajar sambil bermain.

8. Bagaimana relevansi kurikulum yang dilaksanakan?

Menurut saya sih sudah relevan.

Page 163: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

9. Bagaimana peran sarana dan prasana yang diberikan selama

pelaksanaanekstrakurikuler robotika?

Untuk sarana dan prasarana sih sudah mendukung untuk penyampaian

pembelajaran.

10. Apa hambatan selama pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Selama ini sih ga ada hambatan

11. Bagaimana proses evaluasi pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Murid suka diberikan tes setelah selesai penyampaian materi, seperti materi

tentang maze solving kemarin, kita melakukan pengambilan nilai, siswa dites

dalam pengerjaan robotnya dan memahami program.

12. Bagaimana keaktifan dan penguasaan materi peserta ekstrakurikuler

robotika?

Hampir semua aktif, tapi aktifnya bermacam-macam yaa. Ada yang aktifnya

karena ingin tahu, ada juga yang aktif karena senang main-main dengan

robotnya. Untuk penguasaan materi, belum semua menguasai sih, tapi sebagian

besar sudah.

Page 164: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara Instruktur Ekstrakurikuler Robotika

Nama : Hakan Maulana

Hari / Tanggal : Jumat, 11 Oktober 2019

1. Apa latar belakang pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Untuk mengikuti perkembangan zaman.

2. Apa tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Untuk memperkenalkan robot kepada generasi muda sejak dini.

3. Bagaimana syarat untuk menjadi peserta ekstrakurikuler robotika?

Semua anak bisa.

4. Apa syarat untuk menjadi seorang instruktur ekstrakurikuler robotika?

Harus tahu materi apa saja yang diajarkan di bidang robotik.

5. Bagaimana kesesuaian materi dengan kebutuhan ekstrakurikuler

robotika?

Sudah sesuai, dan disesuaikan juga dengan kebutuhan.

6. Bagaimana kesesuaian penjadwalan pelaksanaan ekstrakurikuler

robotika?

Sudah sesuai.

7. Apa media dan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses

belajar mengajar ekstrakurikuler robotika?

Robot MRT (My Robot Time), Linecore, Arduino, Drone, yang pasti kita

menggunakan laptop untuk mengaplikasikan programnya. Untuk metode

biasanya kita bentuk kelompok-kelompok lalu anak menyelesaikan project-

nya.

8. Bagaimana relevansi kurikulum yang dilaksanakan?

Sudah sesuai.

9. Bagaimana peran sarana dan prasana yang diberikan selama pelaksanaan

ekstrakurikuler robotika?

Terkadang masih ada yang kurang. Harus dicek dulu kelengkapannya sebelum

mengajar.

10. Apa hambatan selama pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Siswa terkadang suka sibuk sendiri, kalau sudah asik dengan robotnya kadang

suka tidak mendengarkan penjelasan instruktur.

Page 165: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

11. Bagaimana proses evaluasi pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Setelah pembelajaran suka diulas lagi dengan tanya jawab agar tahu siswa

sudah paham atau belum.

12. Bagaimana keaktifan dan penguasaan materi peserta ekstrakurikuler

robotika?

Bermacam-macam, ada yang serius, ada yang aktifnya main, ada juga yang

pasif. Kalau untuk merakit, siswa sudah mahir, kalau program masih baru

mengenal.

Page 166: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara Instruktur Ekstrakurikuler Robotika

Nama : Lukmanul Hakim

Hari / Tanggal : Jumat, 11 Oktober 2019

1. Apa latar belakang pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Supaya siswa bisa bersaing dengan negara maju.

2. Apa tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Supaya anak-anak tidak tertinggal dengan negara lain.

3. Bagaimana syarat untuk menjadi peserta ekstrakurikuler robotika?

Sebenarnya tidak ada syarat tertentu. Semua anak bisa mempelajari robotik.

4. Apa syarat untuk menjadi seorang instruktur ekstrakurikuler robotika?

Kalau untuk level basic (SMP-SMA), instruktur dituntut untuk menguasai

program, minimal arduino.

5. Bagaimana kesesuaian materi dengan kebutuhan ekstrakurikuler

robotika?

Sudah sesuai. Kalau menjelang lomba, kita mengajarkan materi-materi yang

akan dilombakan.

6. Bagaimana kesesuaian penjadwalan pelaksanaan ekstrakurikuler

robotika?

Sudah sesuai. Biasanya suka ada yang minta jadwal tambahan juga kalau

menjelang lomba.

7. Apa media dan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses

belajar mengajar ekstrakurikuler robotika?

Media yang kita gunakan ada laptop untuk program, kalau robotnya banyak

sih. Yang sering digunakan itu MRT (My Robot Time) untuk merakit, robot-

robot Humanoid seperti Linecore dan Aelos, ada macam-macam Drone juga.

Metodenya, awalnya anak-anak dijelaskan, diperkenalkan alat-alat yang

digunakan, fungsinya apa, programnya bagaimana, setelah itu mereka praktik

secara berkelompok. Kalau sudah selesai, nanti diuji coba robotnya.

8. Bagaimana relevansi kurikulum yang dilaksanakan?

Sudah relevan. Terkadang disesuaikan dengan permintaan sekolah juga.

9. Bagaimana peran sarana dan prasana yang diberikan selama pelaksanaan

ekstrakurikuler robotika?

Sekolah cukup membantu dalam hal sarana dan prasarana.

Page 167: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

10. Apa hambatan selama pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Agak sulit mengendalikan siswa, soalnya ekstrakurikuler bukan pelajaran

wajib seperti pelajaran di kelas, jadi siswa kadang kurang serius dalam

pembelajaran.

11. Bagaimana proses evaluasi pelaksanaan ekstrakurikuler robotika?

Setiap akhir semester ada soal yang diberikan ke anak. Ada juga project yang

dikerjakan, biasanya kalau project setiap akhir tahun ajaran.

12. Bagaimana keaktifan dan penguasaan materi peserta ekstrakurikuler

robotika?

Beragam, kebanyakan siswa aktif jika mendapat materi games robot, kalau

materi yang di dalamnya membahas program agak kurang. Siswa paling

menguasai materi-materi games, paling semangat. Merakit robot juga sudah

lancar, sudah bisa mandiri mengikuti modul. Tinggal bagaimana menerapkan

programnya, kadang masih suka gagal setelah programnya diterapkan, kurang

teliti.

Page 168: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara Peserta Ekstrakurikuler Robotika

Nama : M. Nufail Arinda

Kelas : VII-3

Waktu : 11 Oktober 2019

1. Apa yang melatarbelakangi anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Karena dari kecil sudah suka sama alat-alat elektro seperti kabel-kabel gitu, jadi

tertarik sama robotika.

2. Apa tujuan anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Biar menambah wawasan.

3. Apa syarat untuk mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Ga ada sih.

4. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam ekstrakurikuler

robotika?

Ada sih yang masih kurang, seperti drone.

5. Apakah kegiatan selama proses ekstrakurikuler robotika telah sesuai

dengan jadwal?

Sudah sesuai

6. Apa saja yang anda pelajari selama ekstrakurikuler robotika?

Belajar program seperti maze solving, merakit robot.

7. Apakah materi yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan?

Sudah sesuai.

8. Bagaimana media pembelajaran dan metode pembelajaran yang

digunakan instruktur?

Sudah baik.

9. Bagaimana kinerja penyelenggara selama ekstrakurikuler robotika?

Dukungan sekolah sudah baik.

10. Bagaimana kinerja instruktur selama ekstrakurikuler robotika?

Cara mengajarnya sudah bagus.

11. Apa kendala anda dalam mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Tidak ada kendala sih, lancar-lancar saja.

12. Apa harapan anda setelah mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Bisa membuat robot sendiri.

Page 169: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara Peserta Ekstrakurikuler Robotika

Nama :Meylisa Nuraulia Sopian

Kelas : VII-10

Waktu : 11 Oktober 2019

1. Apa yang melatarbelakangi anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Karena suka, kegiatannya juga tidak menguras tenaga seperti ekskul-ekskul

yang lain, jadi tidak capek.

2. Apa tujuan anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Supaya bisa meraih prestasi di bidang robotika.

3. Apa syarat untuk mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Kalau yang berminat ekskulnya banyak sih harus ikut seleksi, tapi tahun ini

tidak terlalu banyak jadi tidak ada seleksi.

4. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam ekstrakurikuler

robotika?

Sudah bagus sih, tapi terkadang robotnya suka error. Sering ditemukan juga

alat-alat yang kondisinya rusak.

5. Apakah kegiatan selama proses ekstrakurikuler robotika telah sesuai

dengan jadwal?

Sudah sesuai. Kadang ada jadwal tambahan kalau mau ada lomba.

6. Apa saja yang anda pelajari selama ekstrakurikuler robotika?

Maze solving, permainan-permainan yang menggunakan robot seperti merakit,

soccer robot.

7. Apakah materi yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan?

Sudah sesuai.

8. Bagaimana media pembelajaran dan metode pembelajaran yang

digunakan instruktur?

Pertama dijelaskan oleh instrukturnya, lalu dibagikan alatnya untuk

dipraktekkan.

9. Bagaimana kinerja penyelenggara selama ekstrakurikuler robotika?

Sekolah sudah mendukung dengan baik.

10. Bagaimana kinerja instruktur selama ekstrakurikuler robotika?

Cara mengajarnya enak sih, seru.

Page 170: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

11. Apa kendala anda dalam mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Ga ada sih, hanya alat aja yang masih kurang.

12. Apa harapan anda setelah mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Ingin mengejar prestasi, ingin ikut kompetisi di tingkat internasional juga.

Page 171: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara Peserta Ekstrakurikuler Robotika

Nama : Gathan Attar

Kelas : VII-3

Waktu : 11 Oktober 2019

1. Apa yang melatarbelakangi anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Sebelumnya pernah ikut ekskul robotik di SD, jadi sekarang ingin meneruskan.

2. Apa tujuan anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Agar tahu lebih banyak lagi hal-hal tentang teknologi.

3. Apa syarat untuk mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Tidak ada.

4. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam ekstrakurikuler

robotika?

Sudah lengkap sih. Lebih lengkap lagi jika dibandingkan saat ekskul di SD,

mungkin karena materinya lebih sulit. Tapi masih suka ada alat yang kurang

seperti baterai, terkadang baterai yang ada sudah lemah.

5. Apakah kegiatan selama proses ekstrakurikuler robotika telah sesuai

dengan jadwal?

Sesuai jadwal.

6. Apa saja yang anda pelajari selama ekstrakurikuler robotika?

Coding, materi-materi yang akan dilombakan.

7. Apakah materi yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan?

Sudah sesuai sih. Apalagi kalau belajar materi-materi permainan robot.

8. Bagaimana media pembelajaran dan metode pembelajaran yang

digunakan instruktur?

Cara menyampaikannya pembelajarannya seru.

9. Bagaimana kinerja penyelenggara selama ekstrakurikuler robotika?

Dukungan sekolah sudah baik.

10. Bagaimana kinerja instruktur selama ekstrakurikuler robotika?

Kinerjanya sudah baik.

11. Apa kendala anda dalam mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Paling kendalanya kurang mengerti kalau ada materi yang sulit seperti coding,

karena agak ribet.

Page 172: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

12. Apa harapan anda setelah mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Ingin punya perstasi di bidang robotika.

Page 173: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara Peserta Ekstrakurikuler Robotika

Nama : Aqila Raihan

Kelas : VIII-11

Waktu : 23 Oktober 2019

1. Apa yang melatarbelakangi anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Latar belakang ikut eskul robotik, mencari prestasi dan belajar tentang

teknologi.

2. Apa tujuan anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Ingin memperdalam pengetahuan tentang teknologi.

3. Apa syarat untuk mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Syarat ikut ekskul, punya laptop dan aplikasinya.

4. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam ekstrakurikuler

robotika?

Sarana dan prasarananya lengkap di sekolah tapi beberapa ada peralatan yang

punya sendiri.

5. Apakah kegiatan selama proses ekstrakurikuler robotika telah sesuai

dengan jadwal?

Sudah sesuai. Jadwal setiap hari jumat atau sabtu selama satu setengah jam.

6. Apa saja yang anda pelajari selama ekstrakurikuler robotika?

Materi yg sudah diajarkan antara lain kerja sama tim, maze solving, cara meng-

coding robot.

7. Apakah materi yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan?

Materi sudah sesuai.

8. Bagaimana media pembelajaran dan metode pembelajaran yang

digunakan instruktur?

Pertama instruktur menjelaskan, setelah itu dipraktekkan, lalu diaplikasikan.

9. Bagaimana kinerja penyelenggara selama ekstrakurikuler robotika?

Pihak sekolah mendukung.

10. Bagaimana kinerja instruktur selama ekstrakurikuler robotika?

Cara penyampaian instruktur seru dan menarik.

11. Apa kendala anda dalam mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Tidak ada kendala selama eskul.

Page 174: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

12. Apa harapan anda setelah mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Prestasi yang sudah didapat, juara 2 lomba teater robot di KRON (Kontes Robot

Nusantara) 2018 yang diselenggarakan di ICE BSD, juara 1Brickspeedyang

diselenggarakan di Madrasah Pembangunan, dan juara 3 lomba kreatif robot

yang diselenggarakan di sekolah. Saya berharap ke depannya lebih banyak lagi

prestasi yang bisa diraih di bidang robotika.

Page 175: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara Peserta Ekstrakurikuler Robotika

Nama :Sahl Izzan

Kelas : VIII-2

Waktu : 23 Oktober 2019

1. Apa yang melatarbelakangi anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Latar belakang saya yaitu ingin mencari pengalaman, prestasi, dan belajar

teknologi.

2. Apa tujuan anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Tujuannya agar tahu cara kerja robot seperti apa.

3. Apa syarat untuk mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Syarat ikut ekskul robotika salah satunya punya laptop untuk coding aplikasi

robot.

4. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam ekstrakurikuler

robotika?

Sarana udah lengkap.

5. Apakah kegiatan selama proses ekstrakurikuler robotika telah sesuai

dengan jadwal?

Jadwal pelaksanaan sudah sesuai 1 minggu sekali.

6. Apa saja yang anda pelajari selama ekstrakurikuler robotika?

Materi yang udah dipelajari antara lain coding, maze solving, merakit robot.

7. Apakah materi yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan?

Materi yang diajarkan sudah sesuai.

8. Bagaimana media pembelajaran dan metode pembelajaran yang

digunakan instruktur?

Metode yang digunakan selama pembelajaran sudah baik, soalnya langsung

dipraktekkan.

9. Bagaimana kinerja penyelenggara selama ekstrakurikuler robotika?

Dukungan dari sekolah sudah baik, sekolah sudah memfasilitaskan.

10. Bagaimana kinerja instruktur selama ekstrakurikuler robotika?

Cara instruktur mengajar sudah bagus.

11. Apa kendala anda dalam mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Selama eskul tidak ada kendala.

Page 176: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

12. Apa harapan anda setelah mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Harapannya, eskul robotik lebih banyak lagi prestasinya dan saya bisa

meneruskan lagi di SMA.

Page 177: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara Peserta Ekstrakurikuler Robotika

Nama : Raditya Suryansyah

Kelas : VIII-11

Waktu : 23 Oktober 2019

1. Apa yang melatarbelakangi anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Latar belakang saya agar bisa membuat robot dan mendapat prestasi supaya

mudah masuk SMA melalui jalur prestasi.

2. Apa tujuan anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Tujuannya agar mendapatkan pengalaman baru.

3. Apa syarat untuk mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Memiliki laptop dan alat arduino untuk kelas VIII.

4. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam ekstrakurikuler

robotika?

Sarana dan prasarana sudah lengkap.

5. Apakah kegiatan selama proses ekstrakurikuler robotika telah sesuai

dengan jadwal?

Kegiatan eskul sudah sesuai jadwal.

6. Apa saja yang anda pelajari selama ekstrakurikuler robotika?

Merakit robot MRT (My Robot Time), maze solving, coding forest, coding

arduino.

7. Apakah materi yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan?

Materi sudah sesuai.

8. Bagaimana media pembelajaran dan metode pembelajaran yang

digunakan instruktur?

Peserta dibentuk kelompok lalu membuat robot secara bersama-sama.

9. Bagaimana kinerja penyelenggara selama ekstrakurikuler robotika?

Sekolah sudah men-support kegiatan eskul dengan baik.

10. Bagaimana kinerja instruktur selama ekstrakurikuler robotika?

Cara kerja instruktur lumayan, cuma perhatiannya terbagi oleh kelompok lain

karena di kelas VIII hanya 1 instruktur yang mengajar.

11. Apa kendala anda dalam mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Jadwal sih sudah sesuai, namun jika bentrok dengan hari libur ekskulnya diganti

di hari lain yang terkadang suka ga bisa ikut.

Page 178: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

12. Apa harapan anda setelah mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Semoga bisa mendapatkan prestasi yang banyak agar bisa masuk SMA yang

diinginkan dan lebih banyak mengenal teknologi-teknologi baru dalam bidang

robotika.

Page 179: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Wawancara Peserta Ekstrakurikuler Robotika

Nama :Emir Fadlan

Kelas : VIII-11

Waktu : 23 Oktober 2019

1. Apa yang melatarbelakangi anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Saya melihat kakak saya yang dulu sekolah disini juga. Dia ikut ekskul robotik

dan mendapatkan juara, lalu bisa masuk ke MAN 4 lewat jalur prestasi. Karena

sebelumnya saya belum pernah mendapatkan prestasi, jadi saya coba ikut

ekskul robotik.

2. Apa tujuan anda mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Ingin berprestasi seperti kakak saya, jadi bisa masuk MAN 4 lewat jalur prestasi

juga.

3. Apa syarat untuk mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Syaratnya harus punya laptop, soalnya kita sering bikin coding untuk robot.

4. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam ekstrakurikuler

robotika?

Sarana dan prasarananya sudah bagus. Sekolah dan instruktur sudah

menyediakan, tapi saya juga punya 2 robot, ada MRT (My Robot Time) dan

arduino punya kakak saya.

5. Apakah kegiatan selama proses ekstrakurikuler robotika telah sesuai

dengan jadwal?

Sudah sesuai jadwal.

6. Apa saja yang anda pelajari selama ekstrakurikuler robotika?

Sudah belajar merakit robot, memprogram coding di laptop, merakit LED

dengan arduino, merakit robot sumo.

7. Apakah materi yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan?

Materi yang diberikan sudah sesuai.

8. Bagaimana media pembelajaran dan metode pembelajaran yang

digunakan instruktur?

Metode pembelajaran awalnya instruktur menjelaskan bagian-bagian robot, lalu

merakit robot bersama-sama atau membuat program.

9. Bagaimana kinerja penyelenggara selama ekstrakurikuler robotika?

Support sekolah sangat besar terhadap eskul robotik, soalnya banyak

mendukung siswa yang inginberprestasi di bidang robotik.

Page 180: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

10. Bagaimana kinerja instruktur selama ekstrakurikuler robotika?

Kinerja instruktur sudah bagus.

11. Apa kendala anda dalam mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Kendala dalam eskul robotik, notebook yang saya gunakan terkadang tidak

support untuk menjalankan program robotik, suka hang.

12. Apa harapan anda setelah mengikuti ekstrakurikuler robotika?

Harapan saya untuk sekolah semoga eskul semakin berkembang, meraih

prestasi dan membawa nama baik sekolah. Harapan untuk saya pribadi, semoga

banyak prestasi yang saya dapat dan mudah masuk SMA yang saya inginkan.

Page 181: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

CATATAN LAPANGAN 1

Kegiatan : Demo Ekstrakurikuler

Tempat : Lapangan MTs Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

Tanggal : 17 Juli 2019

Waktu : 08.30 – 09.30 WIB

Peneliti datang ke MTsN 1 Kota Tangerang Selatan pukul 08.30 WIB lapor ke pos

satpam, kemudian ke kantor untuk bertemu Pembina Ekstrakurikuler, Bapak Imam

Sucipto. Ternyata Bapak Imam Sucipto sudah berada di tepi lapangan mengamati

berlangsungnya demo ekstrakurikuler. Peneliti menemui Bapak Imam dan

selanjutnya ikut mengamati demo ekstrakurikuler yang sedang berlangsung. Seluruh

siswa baru (siswa kelas VII) sudah berkumpul di lapangan MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan dan menyaksiskan demo ekstrakurikuler yang diadakan sejak pukul 08.00

WIB. Peneliti juga menemui para instruktur ekstrakurikuler robotika yang

berjumlah 3 orang. Para instruktur ekstrakurikuler robotika sedang menunggu

giliran demo sambil menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk demo. Pukul

09.00 WIB tiba giliran ekstrakurikuler robotika untuk melakukan demo. Para

instruktur menampilkan beberapa bentuk robot yang telah dirakit di depan lapangan.

Selain itu instruktur juga menampilkan salah satu jenis robot humanoid yang

bernama Line Core. Robot tersebut telah diprogram sedemikian rupa sehingga

ketika remote control ditekan, robot dapat bergerak. Dan agar penampilan robot

lebih menarik, instruktur sudah menyiapkan lagu yang akan diputar saat robot

tersebut bergerak. Selama robot ditampilkan, Bapak Imam memberikan penjelasan

kepada siswa baru mengenai kegiatan ekstrakurikuler robotika yang berlangsung di

MTsN 1 Kota Tangerang Selatan. Selain itu, Bapak Imam juga menyebutkan

beberapa prestasi yang sudah diraih oleh siswa MTsN 1 Kota Tangerang Selatan di

bidang robotika pada beberapa kompetisi yang sudah berlangsung baik nasional

maupun internasional. Sebelum demo ekstrakurikuler robotika ditutup, Bapak Imam

mengingatkan para siswa baru untuk segera mendaftar ekstrakurikuler robotika

karena akan dilakukan seleksi jika peserta melebihi kuota. Pukul 09.20 WIB demo

ekstrakurikuler robotika telah selesai dan ditutup dengan meminta doa untuk salah

satu siswa yang mewakili MTsN 1 Kota Tangerang Selatan dalam kompetisi

robotika tingkat internasional yang berlangsung pada 1-4 Agustus 2019 di Korea

Selatan.

Page 182: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

CATATAN LAPANGAN 2

Kegiatan : Kegiatan Ekstrakurikuler Pertemuan Ke-2

Tempat : Ruang Perpustakaan Lantai 2 MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

Tanggal : 9 Agustus 2019

Waktu : 14.30 – 16.00 WIB

Peneliti datang ke MTsN 1 Kota Tangerang Selatan pukul 14.30 WIB, lapor ke

ruang piket untuk melakukan observasi kegiatan ekstrakurikuler robotika MTsN 1

Kota Tangerang Selatan. Guru piket menunjukkan lokasi kegiatan ekstrakurikuler

robotika kepada peneliti, kemudian peneliti berjalan menuju lokasi kegiatan

ekstrakurikuler robotika di ruang perpustakaan lantai 2. Ternyata peserta

ekstrakurikuler robotika kelas VII dan VIII melakukan kegiatan pembelajaran

secara terpisah. Ruang perpustakaan lantai 2 digunakan untuk melaksanakan

kegiatan ekstrakurikuler robotika kelas VII. Sedangkan peserta kelas VIII

melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler robotika di ruang lain. Dan pertemuan kali

ini peneliti melakukan observasi pada kegiatan ekstrakurikuler kelas VII. Peneliti

memasuki ruangan perpustakaan dan meminta izin kepada instruktur untuk

mengamati kegiatan ekstrakurikuler robotika. Peserta ekstrakurikuler robotika kelas

VII sudah berkumpul di ruang perpustakaan bersama 3 orang instruktur. Peserta

sudah siap dengan laptop masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler robotika dibuka

pukul 14.30 WIB. Seorang instruktur bernama Kak Udin mengulas materi

ekstrakurikuler mengenai robot Maze Solving yang pertemuan sebelumnya sudah

dibahas teorinya. Terlihat beberapa peserta yang datang terlambat. Mereka langsung

bergabung dengan kelompok yang sudah terbentuk. Pada pertemuan kali ini peserta

akan mengaplikasikan teori tersebut pada robot. Pukul 14.40 WIB peserta dibagi ke

dalam menjadi 5 kelompok. Pukul 14.45 WIB instruktur membagikan part dan

elektrikal robotik pada masing-masing kelompok dan peserta diminta untuk merakit

robot ke dalam bentuk yang sudah ditentukan. Pukul 15.00 WIB peserta mulai

menerapkan program yang sudah dirancang di masing-masing laptop ke dalam

robot yang sudah dirakit. Kak Udin, Kak Hakan, dan Kak Kamal membantu para

peserta yang mengalami kesulitan baik dalam dalam merakit robot maupun dalam

pengaplikasian program. Pukul 15.25 WIB muali ada kelompok yang sudah selesai

menerapkan program ke dalam robotnya. Satu-persatu kelompok mencoba robotnya

untuk berjalan secara otomatis di atas gambar lintasan yang sudah disiapkan oleh

instruktur. Namun pada percobaan kali ini masih terdapat beberapa kelompok yang

belum berhasil. Hal ini diperkirakan karena masih terdapat kesalahan coding yang

di-input oleh peserta ke dalam program robot. Pukul 15.35 WIB peserta diminta

untuk membongkar kembali robot yang telah dibuat dan membereskan peralatan

yang telah digunakan karena kegiatan ekstrakurikuler robotika seharusnya sudah

selesai sejak pukul 15.30 WIB. Pukul 15.40 WIB Pak Imam masuk ke ruang

perpustakaan dan memberikan pengarahan mengenai kegiatan robotika selanjutnya

dan menginformasikan tentang adanya kompetisi robotika yang akan dilaksanakan

bulan Oktober 2019. Pukul 15.50 WIB kegiatan robotika selesai dan ditutup.

Page 183: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

CATATAN LAPANGAN 3

Kegiatan : Kegiatan Ekstrakurikuler Pertemuan Ke-11

Tempat : Ruang Perpustakaan Lantai 2 MTsN 1 Kota Tangerang Selatan

Tanggal : 11 Oktober 2019

Waktu : 14.30 – 16.00 WIB

Peneliti datang ke MTsN 1 Kota Tangerang Selatan pukul 15.00 WIB, lapor ke

ruang piket untuk melakukan observasi kegiatan ekstrakurikuler robotika MTsN 1

Kota Tangerang Selatan, kemudian peneliti berjalan menuju lokasi kegiatan

ekstrakurikuler robotika di ruang perpustakaan lantai 2. Peneliti memasuki ruangan

perpustakaan dan meminta izin kepada instruktur untuk mengamati kegiatan

ekstrakurikuler robotika. Seluruh peserta ekstrakurikuler robotika kelas VII sudah

berkumpul di ruang perpustakaan bersama 4 orang instruktur. Pada pertemuan kali

materi yang disampaikan oleh instruktur adalah mengenai berbagai kategori

permainan robot. Hal ini berhubungan dengan adanya Kontes Robot Nusantara yang

akan diselenggarakan pada 20 Oktober 2019 mendatang. Semakin dekatnya waktu

kompetisi, sehingga peserta dituntut untuk semakin serius dalam berlatih. Terdapat

beberapa kategori pada kompetisi ini, diantaranya Brickspeed, Kinder Mission,

Bowling, Creative Design, Coding Mission, Drone Mission, Sumo Push Push,

Volley Ball, Humanoid Mission,dan Soccer Cup. Peserta sangat antusias dalam

mencoba berbagai kategori, terutama kategori yang akan diikutinya dalam

kompetisi. Peserta berkumpul mengitari arena-arena yang sudah diatur oleh

instruktur. Mereka mencoba dan saling bergantian dengan peserta lain. Ruangan

dipenuhi oleh suara-suara peserta, ada yang memainkan robot sambil berteriak, ada

juga peserta yang bersorak menyemangati peserta yang lain. Pembelajaran kali ini

jauh dari kata tenang, namun penuh dengan semangat dan kegembiraan. Namun

demikian, terdapat beberapa peserta yang belum mendapatkan giliran terlihat

sedang bercanda dan berlarian di dalam ruangan. Ada juga peserta yang sedang

makan sambil menunggu giliran. Dan hanya sesekali intruktur terlihat menegur.

Waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler telah berakhir.

Peserta saling bekerja sama merapikan peralatan yang ada. Setelah semua rapi,

instruktur menutup pembelajaran.

Page 184: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Hasil Observasi Program Ekstrakurikuler Robotika

No. Model

CIPP Aspek Indikator

Hasil Observasi

Keterangan

Ya Tidak

1.

Context

(Konteks)

Dasar

Hukum

Memiliki UU

Memiliki Perda

Memiliki SK

berupa Surat

Tugas

2. Tujuan Memiliki tujuan yang

didasari pada kebutuhan

3. Kurikulum

Ditetapkan secara

sistematis

Sesuai dengan tujuan

yang dirumuskan

4.

Input

(Masukan)

Kriteria

Instruktur

Memiliki kepribadian

yang baik

Memiliki sikap seorang

pendidik

Berpengalaman

dibidangnya

5. Peserta

Memenuhi persyaratan

Sesuai karakteristik

Termotivasi mengikuti

ekstrakurikuler

6. Materi

Berkaitan dengan tujuan

Sesuai dengan kurikulum

Bahan ajar tersedia

Sesuai standar

kompetensi

7. Metode

Sesuai dengan materi

Orientasi PBL

Komunikatif

Mengembangkan

kreatifitas

8. Media

Ketersediaan memadai

Berfungsi optimal

Kondisi baik

Mampu memfasilitasi

Mampu memotivasi

Sesuai SOP

Page 185: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Memperjelas materi √

9. Sarana dan

Prasarana

Ketersediaan memadai

Berfungsi optimal

Kondisi baik

Mampu memfasilitasi

Sesuai SOP

10. Pendanaan

Melalui rapat kerja

anggaran

Transparansi

Optimalisasi penggunaan

dana

11.

Process

(Proses)

Jadwal

Kegiatan

Seluruh rangkaian aktifitas

ekstrakurikuler

mulai dari awal hingga

akhir tahun ajaran tersusun

rapi dan terlaksana dengan

baik.

terdapat

kegiatan

kompetisi

yang

jadwalnya

tidak tetap

setiap

tahunnya

12. Kinerja

Instruktur

Menguasai materi

Menguasai kelas

Menunjukkan sikap

seorang pendidik

Berpengalaman

dibidangnya

Mampu menjawab

pertanyaan peserta

13. Aktifitas

Peserta

Disiplin

Mentaati tata tertib

Peserta serius saat

mengikuti pembelajaran

Selalu memperhatikan

penjelasan instruktur

Aktif bertanya jika

diberikan kesempatan

Aktif menjawab ketika

diberikan pertanyaan

14. Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada

peserta ekstrakurikuler,

instruktur, fasilitas, dan

program.

Page 186: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

15.

Product

(Produk)

Penguasaan

Materi

Memiliki nilai evaluasi

minimal 75.00

Mampu mengoperasikan

alat praktik

Aktif dalam tanya jawab

di kelas

16. Prestasi

Siswa aktif dalam

berbagai kompetisi

robotika

Siswa menjuarai

kompetisi robotika tingkat

nasional

Siswa menjuarai

kompetisi robotika tingkat

internasional

Page 187: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Pedoman Daftar Isian Dokumen Ekstrakurikuler Robotika

NO. DOKUMEN CETAK ADA TIDAK KETERANGAN

1. Gambaran umum (Profil madrasah) √

2. Visi dan misi madrasah √

3. Arah strategi √

4. Struktur organisasi √

5. Data peserta ekstrakurikuler

robotika √

6. Data instruktur robotika √

7. Materi ekstrakurikuler robotika √

8. Jadwal pelaksanaan ekstrakurikuler

robotika √

Jadwal

dikondisikan

9. Hasil evaluasi peserta

ekstrakurikuler robotika √

10. Data prestasi siswa di bidang

robotika √

NO. DOKUMEN FOTO ADA TIDAK KETERANGAN

1. Proses pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler robotika √

2. Ruang kegiatan ekstrakurikuler

robotika √

3. Sarana dan prasarana

ekstrakurikuler robotika √

4. Bentuk robot yang dihasilkan oleh

peserta ekstrakurikuler robotika √

Page 188: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada
Page 189: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

SILABUS EKSTRAKURIKULER ROBOTIKA

MTSN 1 KOTA TANGERANG SELATAN

TH AJARAN 2019 / 2020

Silabus Ekstrakurikuler Robotika MTsN 1 Tangerang Selatan

SEMESTER GANJIL

No. Materi KIT Keterangan

1. Introduction

Part MRT,

Mainboard

Precoding, sensor

sound dan IR

Mengenalkan apa saja yang akan dipelajari selama

kegiatan ekstrakurikuler robotik

Merakit bebas mekanika konstruksi robot sederhana

(tanpa mainboard) secara berkelompok dan

menampilkannya di depan kelas

Mengenalkan bagian-bagian mainboard precoding

dan fungsi masing-masing mode yang terdapat

dalam mainboard

Mengenalkan sensor sound dan IR Sensor serta cara

kerjanya pada robot

2. Maze Solving MRT 3

Siswa dijelaskan peraturan maze solving

Siswa merakit robot bentuk Maze Solving

Siswa diajarkan cara mengoperasikan robot Maze

Solving

Siswa mensimulasikan lomba dengan temannya

Siswa dijelaskan program maze solving

3. Maze Solving MRT 3

Siswa dijelaskan peraturan maze solving

Siswa merakit robot bentuk Maze Solving

Siswa diajarkan cara mengoperasikan robot Maze

Solving

Siswa mensimulasikan lomba dengan temannya

Siswa dijelaskan program maze solving

4. Maze Solving MRT 3

Siswa dijelaskan peraturan maze solving

Siswa merakit robot bentuk Maze Solving

Siswa diajarkan cara mengoperasikan robot Maze

Solving

Siswa mensimulasikan lomba dengan temannya

Siswa dijelaskan program maze solving

5. Save the Forest Robot save the

forest & track

Siswa dijelaskan peraturan lomba

Siswa dijelaskan program dalam lomba save the

forest

Siswa diajarkan cara mengoperasikan robot di atas

arena save the forest

Siswa mensimulasikan lomba dengan temannya

6. Robot save the

forest & track

Robot save the

forest & track

Siswa dijelaskan peraturan lomba

Siswa dijelaskan program dalam lomba save the

forest

Siswa diajarkan cara mengoperasikan robot di atas

arena save the forest

Siswa mensimulasikan lomba dengan temannya

7. Sumo MRT 5

Siswa dijelaskan peraturan lomba sumo

Siswa merakit robot bentuk sumo

Siswa diajarkan cara mengoperasikan robot sumo

Siswa mensimulasikan lomba dengan temannya

8. VOLLY MRT 3

Siswa dijelaskan peraturan lomba

Siswa diajarkan cara mengoperasikan robot

Siswa mensimulasikan lomba dengan temannya

Page 190: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

SILABUS EKSTRAKURIKULER ROBOTIKA

MTSN 1 KOTA TANGERANG SELATAN

TH AJARAN 2019 / 2020

Silabus Ekstrakurikuler Robotika MTsN 1 Tangerang Selatan

9. Humanoid Robot Humanoid

Siswa dijelaskan peraturan lomba

Siswa diajarkan cara memprogram robot

Siswa mensimulasikan lomba dengan temannya

10 Humanoid Robot Humanoid

Siswa dapatmembentukbentukbebasRero

Siswa diajarkan cara memprogram robot

Siswa mensimulasikan cara kerja robot

11 Humanoid Robot Humanoid

Siswa dijelaskan peraturan lomba

Siswa diajarkan cara memprogram robot

Siswa mensimulasikan lomba dengan temannya

12 Coding

Mainboard coding

dan elektrikal

(LED Sensor,

CDS Sensor,

Servo Motor, DC

motor, Touch)

Mengenalkan bagian-bagian mainboard coding serta

masing-masing fungsinya

Mengenalkan LED Sensor dan CDS Sensor beserta

kegunaan dan cara kerjanya pada robot

Memprogram servo motor, DC Motor, Touch serta

pengoperasiannya pada robot

Memprogram time delay pada DC Motor

13 Catapult MRT 3.3

Merakit robot ketapel

Menerapkan mainboard coding pada robot

Memprogram remote control, DC motor, dan servo

pada robot

Menjelaskan prinsip kerja mainboard dan sensor

pada robot yang dirakit

Memainkan robot yang telah dirakit

14 Forceps Robot MRT 3.3

Merakit forceps robot

Menerapkan mainboard coding pada robot

Memprogram remote control, DC motor, dan servo

pada robot

Menjelaskan prinsip kerja mainboard dan sensor

pada robot yang dirakit

15 Tank MRT 3.4

Merakit robot Truk sampah

Menerapkan mainboard coding pada robot

Memprogram remote control, DC motor, dan servo

pada robot

Menjelaskan prinsip kerja mainboard dan sensor

pada robot yang dirakit

16. Final test Siswa di haruskan menyelesaikan setiap soal materi

yang sudah diajarkan

Page 191: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

SILABUS EKSTRAKURIKULER ROBOTIKA

MTSN 1 KOTA TANGERANG SELATAN

TH AJARAN 2019 / 2020

Silabus Ekstrakurikuler Robotika MTsN 1 Tangerang Selatan

SEMESTER GENAP

No. Materi KIT Keterangan

1.

Pengenalan

Hardware dan

Software Black

Smith

(memprogram

sederhana led)

Black Smith

Siswa mengetahui dan memahami jenis-jenis

mainbord yang ada

Siswa dapat memahami cara kerja Black Smith

2.

Black Smith 1

(memprogram

beberapa sensor

dan output)

Black Smith Siswa dapat mengkontrol sensor dengan Black

Smith

Siswa dapat mengetahui program sederhana dari

sesor menggunakan Black Smith

3.

Black Smith2

(memogram

beberapa sensor

dan output lebih

kompleks)

Black Smith Siswa dapat mengkombinasikan berbagai part

elektronik yang lebih kompleks

Siwa mampu berfikir lebih kompleks

4.

Pengenalan

Hardware dan

Software

Arduino(memprogr

am sederhana led)

Arduino Siswa mampu berfikir kiritis dan kreatif

Siswa dapat mempresentasikan dan bertanggung

jawab hasil kinerja yang dilakukan

5

Arduino 1

(memprogram

beberapa sensor

dan output)

Arduino

Siswa dapat mengkontrol sensor dengan Black

Smith

Siswa dapat mengetahui program sederhana dari

sesor menggunakan Black Smith

6.

Arduino 2

(memogram

beberapa sensor

dan output lebih

kompleks)

Arduino

Siswa dapat mengkombinasikan berbagai part

elektronik yang lebih kompleks

Siwa mampu berfikir lebih kompleks

7. Project Kreatif

Arduino Arduino

Siswa mampu berfikir kiritis dan kreatif

Siswa dapat mempresentasikan dan bertanggung

jawab hasil kinerja yang dilakukan

8. Project Kreatif

Arduino Arduino

Siswa mampu berfikir kiritis dan kreatif

Siswa dapat mempresentasikan dan bertanggung

jawab hasil kinerja yang dilakukan

9 Memprogram

Drone Drone

Siswa dapat mengendalikan dan mengoprasikan

Drone dengan baik

Siwa dapat mengenalbagian Drone

10 Memprogram

Drone Drone

Siswa dapat mengendalikan dan mengoprasikan

Drone dengan baik

Siswa mampu mencari jalan keluar dalam

menghadapi suatu masalah

11 Memprogram

Drone Drone

Siwa mampu menerbangkan dan menggendalikan

drone

Siswa dapat mengambil foto dan video dari

ketinggian

12 Drone (simulasi

lomba) Drone

Siswa dijelaskan cara kerja drone dan cara

mengoperasikannya

Siswa dijelasskan peraturan lomba

Page 192: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

SILABUS EKSTRAKURIKULER ROBOTIKA

MTSN 1 KOTA TANGERANG SELATAN

TH AJARAN 2019 / 2020

Silabus Ekstrakurikuler Robotika MTsN 1 Tangerang Selatan

Siswa mensimulasikan lomba dengan rekannya

13 Item Recycle &

Marine Transporter

Robot item

recycle & track

Robot marine

transporter &

track

Siswa dijelaskan peraturan lomba

Siswa diajarkan cara mengoperasikan robot

(memisahkan jenis sampah sesuai kategorinya)

Siswa diajarkan cara mengoperasikan robot

(memindahkan ikan dan barrel sesuai dengan

tempatnya)

Siswa mensimulasikan lomba dengan temannya

14 Humanoid & IoT Robot Humanoid

& IoT

Siswa dijelaskan peraturan lomba

Siswa diajarkan cara memprogram robot

Siswa mensimulasikan lomba dengan temannya

15 Project kreatif Siswa membuat project sesuai tema yang diberikan

Siswa dapat menjelaskan project yang dibuat

16. Final Project (IoT)

IoT Siswa mampu berfikir kiritis dan kreatif

Siswa dapat mempresentasikan dan bertanggung

jawab hasil kinerja yang dilakukan

Page 193: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada
Page 194: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

KUESIONER PESERTA DIDIK

EKSTRAKURIKULER ROBOTIKA

MTSN 1 KOTA TANGERANG SELATAN

Nama Responden :

Kelas :

No. Pernyataan Alternatif Jawaban

SB B C K

Aspek Proses

1. Instruktur menjelaskan tujuan kegiatan di awal

pertemuan kegiatan

2. Peserta didik dijelaskan tentang target kegiatan

3. Sebelum memulai kegiatan, instruktur melakukan

persiapan

4. Pada tahun ajaran baru, ekstrakurikuler robotika

selalu merekrut peserta didik baru

5. Peserta didik diperkenalkan tentang kegiatan

ekstrakurikuler robotika

6. Kegiatan ekstrakurikuler robotika dilaksanakan

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

7. Instruktur memberikan contoh saat menjelaskan

materi

8. Ekstrakurikuler robotika dilaksanakan di ruang

tersendiri (kelas / aula / lab / bengkel)

9. Peserta didik diberikan waktu untuk berdiskusi

10. Instruktur memantau kemajuan peserta didik

11. Instruktur memberikan tugas/project setiap

pelaksanaan kegiatan

12. Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan

ekstrakurikuler robotika memadai

13. Bahan yang digunakan untuk pelaksanaan

ekstrakurikuler robotika memadai

14. Melaksanakan kompetisi robotika untuk

meningkatkan kemampuan

15. Instruktur melakukan ujian setiap menyelesaikan

materi

16. Instruktur memberikan penilaian secara objektif

17. Peserta didik dilibatkan dalam penilaian oleh

instruktur

18. Salah satu kegiatan eksrakurikuler robotika adalah

mengikuti kompetisi robot

Page 195: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Aspek Produk

19. Kemampuan berkomunikasi menjadi lebih baik

setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

robotika

20. Kreatifitas semakin meningkat setelah mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler robotika

21. Kemampuan bekerja sama menjadi lebih baik

setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

robotika

22. Disiplin waktu lebih meningkat setelah mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler robotika

23. Ekstrakurikuler robotika dapat meningkatkan

prestasi non-akademik

24. Kegiatan ekstrakurikuler robotika menjadi sarana

mengembangkan minat

25. Kegiatan ekstrakurikuler robotika menjadi sarana

mengembangkan bakat

Informasi atau saran yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler

robotika:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 196: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Media Pembelajaran Ekstrakurikuler Robotika

Arduino Kit

Modul Pembelajaran

Fischer Technik Robotics

Partisi My Robot Time (MRT) 3 Mainboard

Rero Robot Line Core Robot

Page 197: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Prestasi Peserta Ekstrakurikuler Robotika

Tingkat Internasional Tingkat Nasional

MTsN 1 Kota Tangerang

Selatan meraih Juara 3

dalam Kompetisi

Madrasah Robotik 2019

Page 198: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Kegiatan Pembelajaran Ekstrakurikuler Robotika

Page 199: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Pembelajaran Persiapan Kompetisi

Page 200: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Latihan Gabungan Menjelang Kompetisi

Page 201: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Line Follower MRT 3 / HUNA

Menbuat Program Line Follower

(MRT3 / HUNA)

Dasar dari pemrograman maze.h pada maze solving MRT yaitu

pemrograman robot line follower, karena maze solving merupakan line

follower yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan

tantangan tantangan baru dalam pemrogramannya.

Oleh karena itu sebelum kita membahas lebih jauh tentang maze solving,

sebaiknhya kita pelajari dahulu apa itu robot line follower? bagaimana cara

kerja robot line follower? dan bagaimana cara memprogram line follower

pada MRT.

A. Robot Line Follower

Robot line follower adalah robot yang dapat bergerak sesuai garis

yang ditentukan, baik garis hitam maupun garis putih. Biasanya robot

line follower mengunakan sensor infrared (IR) untuk mendeteksi

warna dari jalur yang akan dilaluinya.

Pada beberapa kasus sensor IR yang digunakan berjumlah satu atau

dua sensor saja, namun biasanya agar pergerakan robot lebih halus

maka digunakan tiga sensor IR. Pada pembahasan kali ini kita akan

menggunakan tiga sensor IR (sensor kiri, sensor tengah dan sensor

kanan).

Page 202: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Line Follower MRT 3 / HUNA

B. Konfigurasi line follower pada MRT

IR2 (IN2) IR3 (IN3) IR4 (IN4)

Sensor kanan Sensor Tengah Sensor kiri

Tampak Bawah

IR 2 (sebelah kiri IR 1) dihubungkan ke Pin Input 2

IR 3 (IR yang tengah) dihubunkan ke Pin Input 3

IR 4 (sebelah kiri IR 3) dihubungkan ke Pin Input 4

C. Algoritma (Alur Program) line follower MRT

1) Inisialisasi program

2) Jika sensor tengah mendeteksi garis hitam, maka robot

bergerak maju

3) Jika sensor kiri mendeteksi garis hitam, maka robot berbelok

ke kiri

4) Jika sensor kanan mendeteksi garis hitam, maka robot

berbelok ke kanan

5) Ulangi lagi ke langkah no 2.

D. Pemrograman line follower pada MRT

1) Buka software MRT => Klik “Program Start” =>klik gambar

IR pada blok input.

Page 203: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Line Follower MRT 3 / HUNA

2) Aktifkan input dua, tiga dan empat, dan pilih mode sense pada

input 2, mode none pada imput 3 dan mode sense pada input

4(Ket: sensor tengah mendeteksi garis hitam).

3) Aktifkan “motor 1 left” isikan nilai speed nya antara 1 s/d

10(disarankan 8). Dan aktifkan juga “motor 1 right” isikan

nilai speednya sama dengan speed “motor 1 left”.

Page 204: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Line Follower MRT 3 / HUNA

4) Klik “End” pada baris program, lalu aktifkan input dua, tiga

dan empat, dan pilih mode none pada input 2, mode sense

pada imput 3 dan mode sense pada input 4(Ket: sensor kanan

mendeteksi garis hitam).

5) Aktifkan “motor 1 left” isikan nilai speed nya antara 1 s/d

10(disarankan 8). Dan aktifkan juga “motor 1 right” isikan

nilai speednya antara -1 s/d -10 (disarankan -8).

Page 205: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Line Follower MRT 3 / HUNA

6) Klik “End” pada baris program, lalu aktifkan input dua, tiga

dan empat, dan pilih mode sense pada input 2, mode sense

pada imput 3 dan mode none pada input 4(Ket: sensor kiri

mendeteksi garis hitam).

7) Aktifkan “motor 1 left” isikan nilai speed nya antara -1 s/d-

10(disarankan -8). Dan aktifkan juga “motor 1 right” isikan

nilai speednya antara 1 s/d 10 (disarankan 8).

Page 206: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Line Follower MRT 3 / HUNA

8) Program siap di download ke board MRT 3.

Page 207: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Cara Menggunakan “maze.h”Pada Lintasan Maze Solving

A. Contoh jenis arena maze solving

Pada jenis maze solving diatas peserta harus memprogram robot agar

menabrak pipa kuning(ditentukan oleh panitia) dan mengakhiri

lajunya di garis finish.Pemenang ditentukan oleh point terbesar, jika

point sama maka ditentukan dengan waktu tercepat.

Pada jenis maze solving diatas peserta harusmemprogram robot agar

mendapatkan point sebanyak-banyaknya (6 titik point) dan

mengakhiri jalannya sampai garis finish. Pemenang ditentukan oleh

point terbesar, jika point sama maka ditentukan dengan waktu

tercepat.

START

FINISH

Page 208: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Pada jenis maze solving diatas peserta harus memprogram robot agar

mendapatkan point sebanyak-banyaknya (6 titik point) dan

mengakhiri jalannya sampai garis finish. Pemenang ditentukan oleh

point terbesar, jika point sama maka ditentukan dengan waktu

tercepat.

Page 209: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

B. Desain robot maze solving

Tampak Samping

Tampak Atas

Page 210: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Tampak Bawah

Posisi IR (Tampak Bawah)

IR1 (IN1) IR2 (IN2) IR3 (IN3) IR4 (IN4) IR5 (IN5)

Posisi IR (Tampak Atas)

IR5(IN5) IR4(IN4) IR3 (IN3) IR2(IN2) IR1(IN1)

Page 211: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Pada pemrograman maze solving menggunakan maze.h, sensor IR

yang digunakan sebanyak lima buah. Dengan mapped pin sebagai

berikut (tampak atas):

1. IR 1 (IR paling kanan) dihubungkan ke Pin Input 1

2. IR 2 (sebelah kiri IR 1) dihubungkan ke Pin Input 2

3. IR 3 (IR yang tengah) dihubunkan ke Pin Input 3

4. IR 4 (sebelah kiri IR 3) dihubungkan ke Pin Input 4

5. IR 5 (IR paling kiri) dihubungkan ke Pin Input 5

C. Langkah-langkah sebelum memprogram

Sebelum memprogram menggunakan maze.h ada beberapa langkah

yang harus dilakukan terlebih dahulu, berikut :

1. Simpan file maze.h ke directory: C:\MRT

2. Buka aplikasi MRT3=> Pilih pemrograman dengan mode

“Code” => klik checkbox “Edit Code”

Page 212: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

3. Ketik#include “maze.h”diatas sintax int main ()=>hapus

sintax while (1) dan dua sintax dibawahnya.

4. Program maze solving menggunakan maze.h siap dimulai

Page 213: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

D. Dasar pemrograman maze.h

Inti dari pemrograman maze.h yaitu, robot mengikuti garis sampai

menemui tikungan atau persimpangan didepannya.

a) Tikungan kanan hitam

Tikungan kanan hitam terjadi jika sensor IR 1, IR2 dan IR3

mendeteksi garis hitam.Sintax untuk menggerakan robot

sampai menemui tikungan kanan hitam yaitu,

ikutgarishitam(12,_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Kondisi awal Kondisi akhir

b) Tikungan kanan putih

Tikungan kanan putih terjadi jika sensor IR 1, IR2 dan IR3

mendeteksi garis putih. Sintax untuk menggerakan robot

sampai menemui tikungan kanan putih yaitu,

ikutgarisputih(12,_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Page 214: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Kondisi awal Kondisi akhir

c) Tikungan kiri hitam

Tikungan kiri hitam terjadi jika sensor IR 4, IR5 dan IR3

mendeteksi garis hitam.Sintax untuk menggerakan robot

sampai menemui tikungan kiri hitam yaitu,

ikutgarishitam(45,_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Kondisi awal Kondisi akhir

d) Tikungan kiri putih

Tikungan kiri putih terjadi jika sensor IR 4, IR5 dan IR3

mendeteksi garis putih. Sintax untuk menggerakan robot

sampai menemui tikungan kiri putih yaitu,

ikutgarisputih(45,_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Page 215: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Kondisi awal Kondisi akhir

e) Tikungan kanan tajam hitam

Tikungan kanan tajam hitam terjadi jika sensor IR 2 dan IR

3mendeteksi garis hitam. Sintax untuk menggerakan robot

sampai menemui tikungan kanan tajam hitam yaitu,

ikutgarishitam(23,_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Kondisi awal Kondisi akhir

f) Tikungan kanan tajam putih

Tikungan kanan tajam putih terjadi jika sensor IR 2 dan IR

3mendeteksi garis putih. Sintax untuk menggerakan robot

sampai menemui tikungan kanan tajam putih yaitu,

ikutgarisputih(23,_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Page 216: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Kondisi awal Kondisi akhir

g) Tikungan kiri tajam hitam

Tikungan kiri tajam hitam terjadi jika sensor IR 3 dan IR

4mendeteksi garis hitam. Sintax untuk menggerakan robot

sampai menemui tikungan kiri tajam hitam yaitu,

ikutgarishitam(34,_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Kondisi awal Kondisi akhir

h) Tikungan kiri tajam putih

Tikungan kiri tajam putih terjadi jika sensor IR 3 dan IR

4mendeteksi garis putih. Sintax untuk menggerakan robot

sampai menemui tikungan kiri tajam putih yaitu,

ikutgarisputih(34,_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Page 217: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Kondisi awal Kondisi akhir

i) Persimpangan hitam

Persimpangan hitam terjadi jika sensor IR 2 dan

IR4mendeteksi garis hitam.

Sintax untuk menggerakan robot sampai menemui

simpanganhitam yaitu,

ikutgarishitam(24,_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Kondisi awal Kondisi akhir

j) Persimpangan putih

Persimpangan putih terjadi jika sensor IR 2 dan

IR4mendeteksi garis putih.

Sintax untuk menggerakan robot sampai menemui

simpanganputih yaitu,

ikutgarisputih(24,_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Page 218: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Kondisi awal Kondisi akhir

k) Belok kanan

Belok kanan digunakan untuk memutarkan robot agar

menghadap ke bagian kanan. Dalam sintax “kanan(_,_,_);”

terdapat nilai untuk delay, nilai ini berpengaruh terhadap

seberapa tajam robot berbelok. Semakin besar nilai delay

maka semakin tajam robot berbelok.

Sintax untuk menghadapkan robot ke arah kanan yaitu,

kanan(_,_,_);

Speed motor kiri Delay

Speed motor kanan

Kondisi awal Kondisi akhir

Page 219: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

l) Belok kiri

Belok kiri digunakan untuk memutarkan robot agar

menghadap ke bagian kiri. Dalam sintax “kiri(_,_,_);”

terdapat nilai untuk delay, nilai ini berpengaruh terhadap

seberapa tajam robot berbelok. Semakin besar nilai delay

maka semakin tajam robot berbelok.

Sintax untuk belok kiri yaitu,

kiri(_,_,_);

Speed motor kiri Delay

Speed motor kanan

Kondisi awal Kondisi akhir

m) Spartan hitam

Cara sintax spartan hitam yaitu robot akan:

maju ketika sensor IR2 dan IR4 mendeteksi garis

putih, sampai IR2 dan IR4 mendeteksi garis hitam

jika IR2 mendeteksi hitam robot akan belok ke kiri

sampai IR2 dan IR4 mendeteksi garis putih

(meluruskan posisi)

Page 220: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

jika IR4 mendeteksi hitam robot akan belok ke

kanansampai IR2 dan IR4 mendeteksi garis putih

(meluruskan posisi)

Sintax untuk melewati spartan hitam yaitu,

spartanhitam();

Kondisi awal Kondisi akhir

n) Spartan putih

Cara sintax spartan putih yaitu robot akan:

maju ketika sensor IR2 dan IR4 mendeteksi garis

hitam, sampai IR2 dan IR4 mendeteksi garis putih

jika IR2 mendeteksi putih robot akan belok ke kiri

sampai IR2 dan IR4 mendeteksi garis hitam

(meluruskan posisi)

jika IR4 mendeteksi putih robot akan belok ke

kanansampai IR2 dan IR4 mendeteksi garis hitam

(meluruskan posisi)

Sintax untuk melewati spartan putih yaitu,

spartanputih();

Page 221: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Kondisi awal Kondisi akhir

o) Balik kanan hitam

Fungsi dari balik kanan hitamadalahmembelokan robot ke

kanan untuk memutar arah dari posisi semula. Inti dari sintax

“balikkananhitam(_,_);” yaitu robot balik arah sampai sensor

IR3 mendeteksi garis hitam.

Sintax untuk balik kanan hitam yaitu,

balikkananhitam(_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Kondisi awal Kondisi akhir

p) Balik kanan putih

Fungsi dari balik kanan putih adalah membelokan robot ke

kanan untuk memutar arah dari posisi semula. Inti dari sintax

“balikkananputih(_,_);” yaitu robot balik arah sampai sensor

IR3 mendeteksi garis putih.

Sintax untuk balik kananputih yaitu,

Page 222: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

balikkananputih(_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Kondisi awal Kondisi akhir

q) Balik kiri hitam

Fungsi dari balik kiri hitam adalahmembelokan robot ke kiri

untuk memutar arah dari posisi semula. Inti dari sintax

“balikkirihitam(_,_);” yaitu robot balik arah sampai sensor

IR3 mendeteksi garis hitam.

Sintax untuk balik kirihitam yaitu,

balikkirihitam(_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Kondisi awal Kondisi akhir

Page 223: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

r) Balik kiri putih

Fungsi dari balik kiri putih adalah membelokan robot ke kiri

untuk memutar arah dari posisi semula. Inti dari sintax

“balikkiriputih(_,_);” yaitu robot balik arah sampai sensor

IR3 mendeteksi garis putih.

Sintax untuk balik kirihitam yaitu,

balikkiriputih(_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Kondisi awal Kondisi akhir

s) Jump hitam

Fungsi dari jump hitam yaitu, robot dapar melaju ke

simpangan berikutnya tanpa harus mengikuti garis hitam. Inti

dari sintax “jumphitam(_,_);” yaitu robot maju sampai sensor

IR2 dan IR4 mendeteksi garis hitam.

Sintax untuk jumphitam yaitu,

jumphitam(_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Page 224: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Kondisi awal Kondisi akhir

t) Jump putih

Fungsi dari jump putih yaitu, robot dapar melaju ke

simpangan berikutnya tanpa harus mengikuti garis putih. Inti

dari sintax “jumpputih(_,_);” yaitu robot maju sampai sensor

IR2 dan IR4 mendeteksi garis putih.

Sintax untuk jumpputih yaitu,

jumpputih(_,_);

Speed motor kiri

Speed motor kanan

Kondisi awal Kondisi akhir

u) Stop

Stop digunakan untuk menghentikan robot dalam kondisi

tertentu atau pada akhir program dengan nilai waktu tertentu.

Satuan nilai stop pada sintax “stop(_);” yaitu milli detik (ms).

Sintax untuk stop yaitu,

Page 225: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

stop(_);

Delay

Setelah robot ikutgaris

hitam 24, robot akan

berhenti selama 5 detik

lalu robot akan balikkiri

hitam.

Setelah robot balikkiri hitam robot

akan berhenti seterusnya, karena

sintax stop berada diakhir

program.

Page 226: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

E. Contoh penyelesaian program maze.h

1) Mengambil point ke 1

Sebelum program Ssetelah di

program

2) Mengambil point ke 2 dari posisi point ke 1

Page 227: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Sebelum program Setelah di

program

3) Contoh program dari start => mengambil semua point =>

menuju garis Finish

Page 228: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Page 229: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

Sebelum program Setelah di

program

4) Mengambil semua point (lingkaran kining) tanpa menuju

finish

Berikut programnya:

F. Latihan pemrograman

1. Buatlah program untuk menggerakan robot dari kondisi

berikut:

START

FINISH

Page 230: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

Maze Solving MRT 3 / HUNA

START

Sebelum program Setelah di

program

2. Programlah robot kalian untuk mendapatkan semua point dan

berhenti di garis Finish!

FINISH

Page 231: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

No. NAMA PENGAJAR JENIS KELAMINMATA

PELAJARAN 1

MATA

PELAJARAN 2

1 Ulik Widiantoro, M.Pd L B. Indonesia

2 Dra. Hj. Surtini, M.Si P IPS

3 Tri Endah, S.Pd P IPA

4 Tjetjep Saiman, S.Pd L IPA LULUSAN JUMLAH PROSENTASE JK JUMLAH PROSENTASE

5 Dra. Dewi Widyantari P B. Inggris S1 41 63% L 27 42%

6 Dra. Iriastuti P B. Inggris S2 24 37% P 38 58%

7 Dra. Hj. Neneng Susilawati, M.Pd P B. Inggris

8 Hj. Iin Hamidah, S.Ag P IPS

9 Drs. Panji Waluyo, M.Pd L PKn

10 Dra. Hj. Nuraini, MA P Qurdits

11 Hj. Siti Nuraliyah, S.Ag P SKI

12 Drs. Nur Abdillah L B. Indonesia

13 Nofrianto, S.Pd L Penjas

14 Abdul Rozak, SH, MA L Akidah Akhlak

15 Midahwati, MA P Fiqih

16 Dra. Hj. Eka Munawaroh, M.Ed P Matematika

17 Ita Rosmita, MA P Fiqih

18 Dra. N. Supriati P B. Indonesia

19 Imam Sucipto, SP. S.Kom L Prakarya

20 Drs. Ashar Munadi L Akidah Akhlak

21 M. Kamal, S.Ag, M.Pd L B. Indonesia

22 Nalti Nasution, M.Pd L B. Inggris

23 Mawalidah, S.Ag P Matematika

24 Ikhlas, S.Ag, M.Pd L B. Arab

25 Siti Bahriah, MA P B. Arab

26 Masriah, MA P B. Arab

27 Dra. Hj. Siti Rochmaniah P B. Arab

28 Ganti Endang P., S.Pd P Matematika

29 Nur Utami, S.Pd P Matematika

30 Hj. Azizah, S.Ag P IPS

31 Asep Abdurrohim, S.Pd L IPS

32 Dra. Entu Tuningrat P IPA

33 Nurlena Hayati, S.Pd, M.Si P IPA

34 Wirda Hanum, S.Ag, M.Pd P B. Indonesia

35 Dian Rivia, S.Ag P B. Indonesia

36 Sri Rahayu, S.Sos P IPS

37 Umi Widaningsih, M.Pd P PKn

38 Yuli Astuti, S.Sos P PKn

39 Suhardo, S.Pd, M.Si L IPS

40 Drs. H. Madhari L IPS

41 Dasril, M.Pd L Penjas

42 Hamdani, S.Ag L Qurdits

43 Oman Sulaeman, S.Pd.I L Qurdits

44 Arif Syahrudin, S.Pd L Penjas

45 Lia Nurmalia, S.Psi P BP/BK

46 Sri Widiastuti, S.Psi P BP/BK

47 Sugiarni, S.Pd L IPA

48 Neneng Herawati, S.Pd P B. Inggris

49 Drs. Sanusi L IPA

50 Dede Saroni, M.Pd L B. Indonesia

51 Ety Muhammad, M.Pd P B. Indonesia

52 Maryanih, S.Ag P B. Indonesia

53 Tuti Sumiati, M.A P Fiqih Akidah Akhlak

54 Aulia Rahman, S.Pd P Matematika

55 Anna Saraswati, S.S. P B. Arab

56 Lia Yulia, S.Pd P Seni Budaya

57 Uung Suryadi, S.Ag L SKI

58 Afif Fauzi, S.Pd L B. Inggris

59 Syaiful Bahri, S.Ag L Mulok Tahfidz

60 Arif Ulinnuha, S.Pd.I L Mulok Tahfidz

61 Siti Rahayu, S.Pd P Matematika

62 Bedah Zubaedah, S.Pd.I P Akidah Akhlak

63 Mustain, S.Ag L Seni Budaya

64 Mutmainah, M.Pd P Matematika

65 H. Romlan, MA L SKI

DAFTAR KODE GURU PENGAJAR

S1

63%

S2

37%

LULUSAN

L

42% P

58%

JENIS KELAMIN

Page 232: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

DAFTAR PESERTA EKSTRAKURIKULER ROBOTIKA

MTSN 1 KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Kelas : VII

NO. NAMA SISWA

1. MUTHIA ZAHIDA

2. MAHARANI SEKAR

3. M. KIANDRA RAMDOVA

4. DIMAS ADYLITA

5. AULIA NUR IZZATI

6. HAFIDZ AFLAH

7. FEBY NAILA ANDIANI

8. HISYAM ARIEF

9. M. FITRIAN RIZKY

10. IBRAHIM ANDRA

11. GATHAN ATTAR

12. M. NUFAIL ARINDA

13. M. SALMAN

14. RESYA ARLINGGA

15. SAFIRA FITRI ANDINI

16. PUSPA RIZKY ALIKA

17. RASYA ISLAMI PASHA

18. SAKHI SAVERA

19. M. RAADHI DJAUHAR

20. HAJIRA KHAIRUNNISA

21. ALIYYA ZAHRA

22. M. AKBAR MAULANA

23. ZACKY ISNAI SYAH

24. AULIA KEYSA IRAWAN

25. NABILA NUR ZAHRA

26. RAJWA RAHIQ

27. RAHMAD AGUNG

28. MEYLISA NURAULIA

29. FAIQ KEENANDITYA

30. M. KHAFI ALGHIFARI

31. GHISAN ALIF RAJA

32. AHMAD SYAUQI

33. LATANSYA AGNIA

34. AUFAR RIJAL

35. ASYHA KAKADZA

Kelas : VIII

NO. NAMA SISWA

1. HIKARI FATHAN

2. HUMAM RIFQY

3. REFA NAILATUDDHUHA

4. SAHL IZZAN

5. BINTANG FAREL ULAL

6. ARYA BAYU ARKANA

7. VALDAN AKHDAN

8. ARIASATYA EZRA

9. RASHIFALMAS

10. REYVAN KEIVI

11. M. RIZKI RAMADHAN

12. MAULANA ZAQI

13. RILDHA NURAIN

14. ZIDNI FAHMI ADZKARI

15. M. HAZRIEL SETYAWAN

16. M. ADITYA RAHMAN

17. M. DZAKWAN

18. RADITYA SURYANSYAH

19. AQILA RAIHAN

20. M. ISMAIL ZUHAIR

21. SALMAN

22. EMIR FADLAN

23. GHASKA GHIFAF

24. M. HAFIDZ RAMADHAN

Page 233: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 semoga pembelajarannya lebih seru

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 sarana robot harus lebih banyak lagi

11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 perlengkap robot dan perbanyak materi yang bagus

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 peralatan robot dimaksimalkan

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 perbanyak lagi alat dan bahan untuk robotnya

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 waktu untuk latihan ditambah

23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 waktu untuk latihan ditambah

27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 lebih tersedianya robot disekolah

31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 lebih bagus lagi alat dan bahan

38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 MTsN keluarkan modul robotik sendiri

40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 semoga jadwal lebih teratur

51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 sebaiknyasetiap pertemuan ada penilaian untuk semua kelompok

53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

TOTAL 27 29 3 0 24 26 9 0 23 29 6 1 31 25 2 0 37 19 3 0 23 28 8 0 29 25 5 0 35 16 8 0 19 32 8 0 26 25 8 0 28 24 7 0 14 31 14 0 19 30 10 0 34 18 7 0 24 22 13 0 18 32 8 1 18 30 9 2 37 22 0 0 27 21 8 2 28 26 4 1 25 29 4 1 11 38 10 0 25 27 7 0 31 26 2 0 30 28 1 0

108 87 6 0 96 78 18 0 92 87 12 1 124 75 4 0 148 57 6 0 92 84 16 0 116 75 10 0 140 48 16 0 76 96 16 0 104 75 16 0 112 72 14 0 56 93 28 0 76 90 20 0 136 54 14 0 96 66 26 0 72 96 16 1 72 90 18 2 148 66 0 0 108 63 16 2 112 78 8 1 100 87 8 1 44 114 20 0 100 81 14 0 124 78 4 0 120 84 2 0

PROSENTASE 46% 49% 5% 0% 41% 44% 15% 0% 39% 49% 10% 2% 53% 42% 3% 0% 63% 32% 5% 0% 39% 47% 14% 0% 49% 42% 8% 0% 59% 27% 14% 0% 32% 54% 14% 0% 44% 42% 14% 0% 47% 41% 12% 0% 24% 53% 24% 0% 32% 51% 17% 0% 58% 31% 12% 0% 41% 37% 22% 0% 31% 54% 14% 2% 31% 51% 15% 3% 63% 37% 0% 0% 46% 36% 14% 3% 47% 44% 7% 2% 42% 49% 7% 2% 19% 64% 17% 0% 42% 46% 12% 0% 53% 44% 3% 0% 51% 47% 2% 0%

SB B C K

Proses 44% 44% 12% 0%

Produk 43% 47% 9% 1%

TOTAL 43% 45% 10% 1%

RANGKUMAN SARAN SISWA

No.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

178 195 206 206182 214 189 199 196177 186 204 188 185201 204 188 195 198

Instruktur melakukan ujian

setiap menyelesaikan

materi

Instruktur memberikan

penilaian secara objektif

Peserta didik diperkenalkan

tentang kegiatan

ekstrakurikuler robotika

Prosentase Rata-RataASPEK

Responden

Instruktur menjelaskan

tujuan kegiatan di awal

pertemuan kegiatan

Peserta didik dijelaskan

tentang target kegiatan

Sebelum memulai kegiatan,

instruktur melakukan

persiapan

Pada tahun ajaran baru,

ekstrakurikuler robotika

selalu merekrut peserta

didik baru

201 192 192 203 211 192

Instruktur memantau

kemajuan peserta didik

Instruktur memberikan

tugas/project setiap

pelaksanaan kegiatan

Peralatan yang digunakan

untuk pelaksanaan

ekstrakurikuler robotika

memadai

Bahan yang digunakan

untuk pelaksanaan

ekstrakurikuler robotika

memadai

Melaksanakan kompetisi

robotika untuk

meningkatkan kemampuan

Penggunaan Sumber Daya

Pelaksanaan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler

robotika menjadi sarana

mengembangkan minat

Kegiatan ekstrakurikuler

robotika menjadi sarana

mengembangkan bakat

Informasi atau saran

yang berkaitan

dengan kegiatan

ekstrakurikuler

robotika

Salah satu kegiatan

eksrakurikuler robotika

adalah mengikuti kompetisi

robot

Kemampuan

berkomunikasi menjadi

lebih baik setelah mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler

robotika

Kreatifitas semakin

meningkat setelah

mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler robotika

Kemampuan bekerja sama

menjadi lebih baik setelah

mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler robotika

Disiplin waktu lebih

meningkat setelah

mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler robotika

Ekstrakurikuler robotika

dapat meningkatkan

prestasi non-akademik

Peserta didik dilibatkan

dalam penilaian oleh

instruktur

Kegiatan ekstrakurikuler

robotika dilaksanakan

sesuai dengan jadwal yang

telah ditentukan

Instruktur memberikan

contoh saat menjelaskan

materi

Ekstrakurikuler robotika

dilaksanakan di ruang

tersendiri (kelas / aula / lab

/ bengkel)

Peserta didik diberikan

waktu untuk berdiskusi

Evaluasi Kegiatan

Saran

semoga pembelajarannya lebih seru

sarana robot harus lebih banyak lagi

perlengkap robot dan perbanyak materi yang bagus

peralatan robot dimaksimalkan

perbanyak lagi alat dan bahan untuk robotnya

lebih tersedianya robot disekolah

lebih bagus lagi alat dan bahan

sebaiknya MTsN keluarkan modul robotik sendiri

waktu untuk latihan ditambah

waktu untuk latihan ditambah

semoga jadwal lebih teratur

sebaiknya setiap pertemuan ada penilaian untuk semua kelompok

Indikator

Monitoring Kegiatan

Page 234: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

SB 46%

B 49%

C 5%

K 0%

Instruktur menjelaskan tujuan kegiatan di awal pertemuan kegiatan

SB 41%

B 44%

C 15%

K 0%

Peserta didik dijelaskan tentang target kegiatan

SB 39%

B 49%

C 10%

K 2%

Sebelum memulai kegiatan, instruktur melakukan persiapan

SB 54%

B 43%

C 3%

K 0%

Pada tahun ajaran baru, ekstrakurikuler robotika selalu merekrut peserta didik baru

SB 63%

B 32%

C 5%

K 0%

Peserta didik diperkenalkan tentang kegiatan ekstrakurikuler robotika

SB 39%

B 47%

C 14%

K 0%

Kegiatan ekstrakurikuler robotika dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan

SB 49%

B 42%

C 9%

K 0%

Instruktur memberikan contoh saat menjelaskan materi

SB 59%

B 27%

C 14%

K 0%

Ekstrakurikuler robotika dilaksanakan di ruang tersendiri

SB 32%

B 54%

C 14%

K 0%

Peserta didik diberikan waktu untuk berdiskusi

SB 44%

B 42%

C 14%

K 0%

Instruktur memantau kemajuan peserta didik

SB 47%

B 41%

C 12%

K 0%

Instruktur memberikan tugas/project setiap pelaksanaan kegiatan

SB 24%

B 52%

C 24%

K 0%

Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan ekstrakurikuler robotika memadai

Page 235: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

SB 32%

B 51%

C 17%

K 0%

Bahan yang digunakan untuk pelaksanaan ekstrakurikuler robotika memadai

SB 58%

B 30%

C 12%

K 0%

Melaksanakan kompetisi robotika untuk meningkatkan kemampuan

SB 41%

B 37%

C 22%

K 0%

Instruktur melakukan ujian setiap menyelesaikan materi

SB 30%

B 54%

C 14%

K 2%

Instruktur memberikan penilaian secara objektif

SB 31%

B 51%

C 15%

K 3%

Peserta didik dilibatkan dalam penilaian oleh instruktur

SB 63%

B 37%

C 0%

K 0%

Salah satu kegiatan eksrakurikuler robotika adalah mengikuti kompetisi robot

SB 47%

B 36%

C 14%

K 3%

Kemampuan berkomunikasi menjadi lebih baik setelah mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler robotika

SB 47%

B 44%

C 7%

K 2%

Kreatifitas semakin meningkat setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotika

SB 42%

B 49%

C 7%

K 2%

Kemampuan bekerja sama menjadi lebih baik setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

robotika

SB 19%

B 64%

C 17%

K 0%

Disiplin waktu lebih meningkat setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

robotika

SB 42%

B 46%

C 12%

K 0%

Ekstrakurikuler robotika dapat meningkatkan prestasi non-akademik

SB 53%

B 44%

C 3%

K 0%

Kegiatan ekstrakurikuler robotika menjadi sarana mengembangkan minat

SB 51%

B 47%

C 2%

K 0%

Kegiatan ekstrakurikuler robotika menjadi sarana mengembangkan bakat

Page 236: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

SB 44%

B 44%

C 12%

K 0%

ASPEK PROSES

SB 43%

B 47%

C 9%

K 1%

ASPEK PRODUK

SB 43%

B 46%

C 10%

K 1%

TOTAL PENILAIAN KESELURUHAN (PROSES & PRODUK)

Page 237: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

TOTAL 27 29 3 0 24 26 9 0 23 29 6 1 31 25 2 0 37 19 3 0 23 28 8 0 29 25 5 0 35 16 8 0 19 32 8 0 26 25 8 0 28 24 7 0 14 31 14 0 19 30 10 0 34 18 7 0 24 22 13 0 18 32 8 1 18 30 9 2 37 22 0 0

108 87 6 0 96 78 18 0 92 87 12 1 124 75 4 0 148 57 6 0 92 84 16 0 116 75 10 0 140 48 16 0 76 96 16 0 104 75 16 0 112 72 14 0 56 93 28 0 76 90 20 0 136 54 14 0 96 66 26 0 72 96 16 1 72 90 18 2 148 66 0 0

PROSENTASE 46% 49% 5% 0% 41% 44% 15% 0% 39% 49% 10% 2% 53% 42% 3% 0% 63% 32% 5% 0% 39% 47% 14% 0% 49% 42% 8% 0% 59% 27% 14% 0% 32% 54% 14% 0% 44% 42% 14% 0% 47% 41% 12% 0% 24% 53% 24% 0% 32% 51% 17% 0% 58% 31% 12% 0% 41% 37% 22% 0% 31% 54% 14% 2% 31% 51% 15% 3% 63% 37% 0% 0%

MEAN 195MAX 214

MIN 177

Instruktur memberikan

tugas/project setiap

pelaksanaan kegiatan Responden

Instruktur menjelaskan

tujuan kegiatan di awal

pertemuan kegiatan

Peserta didik dijelaskan

tentang target kegiatan

Sebelum memulai kegiatan,

instruktur melakukan

persiapan

Pada tahun ajaran baru,

ekstrakurikuler robotika

selalu merekrut peserta

didik baru

Peserta didik

diperkenalkan tentang

kegiatan ekstrakurikuler

robotika

Kegiatan ekstrakurikuler

robotika dilaksanakan

sesuai dengan jadwal yang

telah ditentukan

Instruktur memberikan

contoh saat menjelaskan

materi

Ekstrakurikuler robotika

dilaksanakan di ruang

tersendiri (kelas / aula / lab

/ bengkel)

Peserta didik diberikan

waktu untuk berdiskusi

Instruktur memantau

kemajuan peserta didik

Salah satu kegiatan

eksrakurikuler robotika

adalah mengikuti kompetisi

robot

Peralatan yang digunakan

untuk pelaksanaan

ekstrakurikuler robotika

memadai

Bahan yang digunakan

untuk pelaksanaan

ekstrakurikuler robotika

memadai

Melaksanakan kompetisi

robotika untuk

meningkatkan kemampuan

Instruktur melakukan ujian

setiap menyelesaikan

materi

Instruktur memberikan

penilaian secara objektif

Peserta didik dilibatkan

dalam penilaian oleh

instruktur

182 214204 188 195 198 177 186

Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan ekstrakurikuler robotika memadai

Salah satu kegiatan eksrakurikuler robotika adalah mengikuti kompetisi robot

204 188 185201 192 192 203 211 192 201

Page 238: Siti Zulaeha (21170181000016)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50146...v ABSTRAK Siti Zulaeha (NIM: 21170181000016). Evaluasi Program Ekstrakurikuler Robotika pada

SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K

1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1

4 1 1 1 1 1 1 1

5 1 1 1 1 1 1 1

6 1 1 1 1 1 1 1

7 1 1 1 1 1 1

8 1 1 1 1 1 1 1

9 1 1 1 1 1 1 1

10 1 1 1 1 1 1 1

11 1 1 1 1 1 1 1

12 1 1 1 1 1 1 1

13 1 1 1 1 1 1 1

14 1 1 1 1 1 1 1

15 1 1 1 1 1 1 1

16 1 1 1 1 1 1 1

17 1 1 1 1 1 1 1

18 1 1 1 1 1 1 1

19 1 1 1 1 1 1 1

20 1 1 1 1 1 1 1

21 1 1 1 1 1 1 1

22 1 1 1 1 1 1 1

23 1 1 1 1 1 1 1

24 1 1 1 1 1 1 1

25 1 1 1 1 1 1 1

26 1 1 1 1 1 1 1

27 1 1 1 1 1 1 1

28 1 1 1 1 1 1 1

29 1 1 1 1 1 1 1

30 1 1 1 1 1 1 1

31 1 1 1 1 1 1 1

32 1 1 1 1 1 1 1

33 1 1 1 1 1 1 1

34 1 1 1 1 1 1 1

35 1 1 1 1 1 1 1

36 1 1 1 1 1 1 1

37 1 1 1 1 1 1 1

38 1 1 1 1 1 1 1

39 1 1 1 1 1 1 1

40 1 1 1 1 1 1 1

41 1 1 1 1 1 1 1

42 1 1 1 1 1 1 1

43 1 1 1 1 1 1 1

44 1 1 1 1 1 1 1

45 1 1 1 1 1 1 1

46 1 1 1 1 1 1 1

47 1 1 1 1 1 1 1

48 1 1 1 1 1 1 1

49 1 1 1 1 1 1 1

50 1 1 1 1 1 1 1

51 1 1 1 1 1 1 1

52 1 1 1 1 1 1 1

53 1 1 1 1 1 1 1

54 1 1 1 1 1 1 1

55 1 1 1 1 1 1 1

56 1 1 1 1 1 1 1

57 1 1 1 1 1 1 1

58 1 1 1 1 1 1 1

59 1 1 1 1 1 1 1

TOTAL 27 21 8 2 28 26 4 1 25 29 4 1 11 38 10 0 25 27 7 0 31 26 2 0 30 28 1 0

108 63 16 2 112 78 8 1 100 87 8 1 44 114 20 0 100 81 14 0 124 78 4 0 120 84 2 0

PROSENTASE 46% 36% 14% 3% 47% 44% 7% 2% 42% 49% 7% 2% 19% 64% 17% 0% 42% 46% 12% 0% 53% 44% 3% 0% 51% 47% 2% 0%

MEAN 196

MIN 178

Responden

Kemampuan berkomunikasi

menjadi lebih baik setelah

mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler robotika

Kreatifitas semakin

meningkat setelah

mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler robotika

Kemampuan bekerja sama

menjadi lebih baik setelah

mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler robotika

Disiplin waktu lebih

meningkat setelah

mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler robotika

Kegiatan ekstrakurikuler

robotika menjadi sarana

mengembangkan minat

Kegiatan ekstrakurikuler

robotika menjadi sarana

mengembangkan bakat

189 199 196 178 195 206 206

Ekstrakurikuler robotika

dapat meningkatkan prestasi

non-akademik

Kegiatan ekstrakurikuler robotika menjadi sarana mengembangkan minat

Kegiatan ekstrakurikuler robotika menjadi sarana mengembangkan bakat

Disiplin waktu lebih meningkat setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler robotika

MAX 206