Upload
suyitno-krajan
View
303
Download
82
Embed Size (px)
Citation preview
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 1 / 35
II.1. PROFIL PERUSAHAANPT. INDOHARVEST SPICELokasi Kantor & Pabrik :Jl. Joko Kendil Raya by Pass MojokertoMojokerto 61363Jawa Timur, IndonesiaTelp. +62 321 334535Fax . +62 321 320249
PT. Indohaevest Spice beroperasi sejak tanggal 08 Agustus 2008, dimana perusahaan ini
adalah perusahaan swasta atau penanaman modal dalam negeri (PMDN). Dengan total
jumlah karyawan sekitar 139 Orang, perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan
produk pertanian berupa rempah-rempah dalam bentuk “Clean, Steam wash, Sterilize and
Grinding Spice” , untuk tujuan pemasaran luar negeri (export) antara lain ke : Amerika
Serikat, Eropa, Timur Tengah dan Asia Pacific.
II.2. Informasi Umum
Alamat Kantor Pusat dan Pabrik : Jl. Joko Kendil , Raya By Pass Mojokerto 61363
Tipe Perusahaan : Swasta Nasional.
Tahun Berdiri : 2008 berdasarkan Akte Notaris Dwi Rossulliati, SH
,tanggal 12 Oktober 2006 nomor No. W10-00236 HT.01.01-TH 2006 dan akte perubahan
tanggal 11 Juni 2009 nomor No. AHU-25523.AH.01.02
Jajaran Director : 1. Fancy (President Director). 2. Oei Tjin Sun (Managing Director).
Nama Penghubung : Indra Yuswantono (Manager Representative)
Jumlah Karyawan Total : 139 orang.Jam Kerja : 3 Shift
Shift I : jam 06.00 – 14.00 WIB Shift II : jam 14.00 – 22.00 WIB Shift III : jam 22.00 – 06.00 WIB
Luas Total : 40.710 m2.
Gedung administrasi (office) : 2 lantai
Konstruksi Bangunan : Beton dengan atap aluminium rangka baja
1. Jenis Bahan Baku : 100% bahan Nabati, Hasil pertanian tanaman
rempah-rempah
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 2 / 35
Adapun jenis bahan baku yang diolah antara lain :
• Pala (Nutmeg)
• Bunga Pala (Mace)
• Kayu Manis (Cassia)
• Lada Putih / Hitam (Black Pepper / White Pepper)
• Cengkeh (Clove)
• Kapulaga (Cardamom)
• Kunir (Turmeric)
• Jahe (Ginger)
• Cabe Jamu (Long Pepper)
2. Fasilitas dan Peralatan
• Personal Computer : 14 unit computer
• Computer Server : 1 Unit
• Sumber air : 2 unit Sumur Bor dengan filterisasi.
• Bak pengolahan limbah padat : 1 unit ( 9 m3)
• Lampu penerangan : Mercury & High pressure sodium lamp
• Air Condition : 35 unit
• Dinding Gudang/Pabrik : Dinding Beton + Bata Plester dengan cat.
• Atap Gudang/Pabrik : Aluminium.
• Ventilasi : Kasa Stainless Steel.
• Meja Produksi : Stainless Steel
• Ruang Makan : 3 (tiga) unit.
• Mushollah : 2 (dua) unit.
• Ruang Ganti Pakaian Pekerja : 1 (satu) unit
• Hygrotherm : 1 (unit) unit.
• Timbangan Digital Produksi : 20 (dua puluh) unit.
• Mobil Operasional : 1 (satu) unit.
• Forklift : 4 (empat) unit
• Alat Pemadam Kebakaran : 19 (tujuh belas) unit.
• Trolly Pengangkut : 11 (sebelas) unit.
• Alat Cuci (water gun) : 2 (dua) unit
• Tempat Cuci Tangan : 16 (dua belas) unit
• Toilet : 16 (enam belas) unit.
• Lemari Arsip : 10 (sepuluh) set
• Display Digital (Temp.& RH) : 8 (delapan) unit
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 3 / 35
• Hand lift : 1 (satu) unit
• Compressor : 2 (dua ) unit
• Generator : 1 (satu) unit
3. Produk rempah-rempah terdiri dalam beberapa bentuk antara lain:
• Stick (batang)
• Whole (utuh)
• Crush /Broken (pecah)
• Ground (serbuk)
4. Sedangkan mesin yang digunakan berupa :
• Mesin Cutting
• Mesin Crushing
• Mesin Steam Wash
• Mesin Clean
• Mesin Mill
• Mesin Mixing
• Steam Sterilization
• ETO Sterilization
• Mesin Sieve
5. Dengan hasil akhir dalam bentuk steril dan non steril, yang dikemas dalam beberapa
bentuk kemasan antara lain :
• Carton Box (515x362x213)mm
• Paper Bag @ 25kg
• Polybag (Packing Primer) @22.68kg & 25kg
• Karung Plastik @50kg
• Karung Plastik @25kg
• Jumbo Bag @ 500kg
• Jumbo bag @ 750kg
Dari tahun 2008 sampai sekarang manajemen berusaha melakukan perbaikan – perbaikan
secara berkelanjutan, meliputi peningkatan mutu sesuai dengan standart sistem kemanan
pangan dan hukum halal sesuai dengan Syariat Islam.
Dengan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan seluruh karyawan dalam memahami
sistem jaminan halal sesuai Syariat Islam yang ditetapkan oleh MUI melalui fatwa MUI.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 4 / 35
Maka PT. Indoharvest Spice akan menerapkan proses produksi sesuai Syariat islam untuk
mendapatkan sertifikasi Halal dari MUI.
Dengan didapatkannya sertifikat HALAL yang mengatur tentang Sistem Kehalalan Produk
maka produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Indoharvest Spice diharapkan dapat diterima
oleh semua pasar internasional.
6. Tabel Daftar Bahan Baku Nabati dan Supplier yang digunakan di PT. Indoharvest Spice.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 5 / 35
7. Daftar Produk Akhir PT. Indoharvest Spice.
Ruang lingkup penerapan sistem jaminan halal di PT. Indoharvest Spice mencakup pengolahan produk “ Spices/ Rempah-rempah.” Adapun Produk Akhir yang diproduksi oleh PT Indoharvest Spice adalah sebagai berikut :
1. Whole Nutmeg Sterile (Buah Pala Utuh Steril)
2. Whole Nutmeg Non Sterile (Buah Pala Utuh Natural)
3. Whole White Pepper Sterile (Lada Putih Utuh Steril)
4. Whole White Pepper Non Sterile (Lada Putih Utuh Natural)
5. Whole Black Pepper Sterile (Lada Hitam Utuh Steril)
6. Whole Black Pepper Non Sterile (Lada Hitam Utuh Natural)
7. Whole White Pepper Steam Washed Non Sterile (Lada Putih Utuh Natural Steam
Washed)
8. Whole Black Pepper Steam Washed Non Sterile (Lada Hiatm Utuh Natural Steam
Washed)
9. Whole Mace Sterile (Bunga Pala UtuhSteril)
10. Whole Mace Non Sterile (Bunga Pala Utuh Natural)
11. Whole Clove Sterile (Cengkeh Utuh Steril)Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 6 / 35
12. Whole Clove Non Sterile (Cengkeh Utuh Natural)
13. Whole Long Pepper Sterile (Cabe Jamu Utuh Steril)
14. Whole Long Pepper Non Sterile (Cabe Jamu Utuh Natural)
15. Cassia Stick Sterile (Batang Kayu manis Steril)
16. Cassia Stick Non Sterile (Batang Kayu Manis Natural)
17. Ground Nutmeg Sterile (Serbuk Buah Pala Steril)
18. Ground Nutmeg Non Sterile (Serbuk Buah Pala Natural)
19. Ground Nutmeg Topo Sterile (Serbuk Buah Pala + Ketumbar Steril)
20. Ground Mace Sterile (Serbuk Bunga Pala Steril)
21. Ground Mace Non Sterile (Serbuk Bunga Pala Steril)
22. Ground White Pepper Sterile (Serbuk Lada Putih Steril)
23. Ground White Pepper Non Sterile (Serbuk Lada Putih Natural)
24. Ground Black Pepper Sterile (Serbuk Lada Hitam Steril)
25. Ground Black Pepper Non Sterile (Serbuk Lada Hitam Natural)
26. Ground Cassia Sterile (Serbuk Kayu Manis Steril)
27. Ground Cassia Non Sterile (Serbuk Kayu Manis Natural)
28. Ground Cardamom Sterile (Serbuk Kapulaga Steril)
29. Ground Cardamom Non Sterile (Serbuk Kapulaga Natural)
30. Ground Turmeric Sterile (Serbuk Kunir Steril)
31. Ground Turmeric Non Sterile (Serbuk Kunir Natural)
32. Ground Clove Sterile (Serbuk Cengkeh Steril)
33. Ground Clove Non Sterile (Serbuk Cengkeh Natural)
34. Ground Ginger Sterile (Serbuk Jahe Steril)
35. Ground Ginger Non Sterile (Serbuk Jahe Natural)
36. Broken (Crushed) Cassia Non Sterile (Kayu Manis Pecah(Kasar) Natural)
37. Broken (Crushed) Cassia Sterile (Kayu Manis Pecah(Kasar) Steril)
38. Broken Mace Sterile (Bunga Pala Pecah (Kasar) Steril)
39. Broken Mace Non Sterile (Bunga Pala Pecah (Kasar) Natural)
40. Crushed Nutmeg Sterile (Buah Pala Pecah (Kasar) Steril)
41. Crushed Nutmeg Non Sterile (Buah Pala Pecah (Kasar) Natural)
42. Crushed White Pepper Sterile (Lada Putih Pecah (Kasar) Steril)
43. Crushed Black Pepper Sterile (Lada Hitam Pecah (Kasar) Steril)
Proses Pengolahan produk “Spices.” tersebut secara garis besar mencakup :
a. Penerimaan bahan baku, bahan penunjang dan bahan kemas
b. Penyimpanan bahan baku, bahan penunjang dan bahan kemas
c. Persiapan bahan baku, bahan penunjang dan bahan kemas
d. Proses CuttingDilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 7 / 35
e. Proses Pre Cut
f. Proses Crushed (Coarse)
g. Proses Cleaning
h. Proses Steam Sterilization
i. Proses Milling
j. Proses ETO Sterilization
k. Pengemasan primer dan sekunder
l. Pengiriman / pengangkutan ekspor
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 8 / 35
II.3. Tujuan Penerapan
Tujuan Penerapan SJH di PT. Indoharvest Spice adalah untuk menjamin kehalalan produk
secara berkesinambungan dan konsisten sesuai dengan Syariat Islam yang telah
ditetapkan berdasarkan Fatwa dari MUI.
II.4. Ruang Lingkup Penerapan
Ruang lingkup penerapan SJH di PT. Indoharvest Spice meliputi, Pengadaan bahan baku,
Penerimaan bahan baku, Penyimpanan bahan dan produk, Proses produksi dan Proses
Pengiriman (Export).
III. KOMPONEN SISTEM JAMINAN HALAL
III.1. Kebijakan Halal
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 9 / 35
III.2. Panduan Halal
Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi pangan, status bahan yang dulu
difatwakan halal, setelah ditemukan adanya hal-hal meragukan maka bias menjadi berubah
fatwanya. Oleh karena itu dalam bab ini disampaikan kedudukan ketetapan hukum dalam
Islam agar dapat diterimamengapa hal tersebut dapat terjadi. Untuyk memberikan
pemahaman tentang pengertian halal-haram, dalam bab ini disampaikan pula dasar hukum
dari Al Qur’an serta fatwa MUI terbaru tentang status bahan.
Kedudukan ketetapan hukum dalam Islam:
Al Qur’an : Hukumnya bersifat tetap, dan sebagiannya masih bersifat umum, sehingga
memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Al-Hadist : Merupakan penjabaran aplikatif dari kaidah-kaidah Qur’aniyyah yang bersifat
tetap, sekaligus juga penjelasan lebih lanjut terhadap kaidah-kaidah yang bersifat umum.
Ijma’ Sahabat : Merupakan kesepakatan para sahabat Nabi saw dan ulama atas
permasalahan yang terjadi, karena meluasnya wilayah da’wah serta perkembangan
kehidupan sosial, dan tidak ada ketentuannya secara khusus dalam Al Qur’an maupun Al
Hadist.
Qiyas : Merupakan metode penentuan hukum secara analogi, yang diambil berdasarkan
pada kasus yang telah ditentukan Al Qur’an maupun Al Hadist.
Fatwa : Adalah keputusan hukum agama yang dibuat dengan Ijtihad (Ulama), atas hal-hal
yang tidak terdapat di dalam Al Qur’an maupun Al Hadist, berdasarkan pada kaidah-kaidah
pengambilan dan penentuan hukum, seperti metode qiyas atau ijma’
III.3. Pengertian Halal & Haram
Halal adalah boleh. Pada kasus makanan, kebanyakan makanan termasuk halal kecuali
secara khusus disebutkan dalam Al Qur’an atau Hadits
Haram adalah sesuatu yang Allah SWT melarang untuk dilakukan dengan larangan tegas.
Setiap orang yang menentangnya akan berhadapan dengan siksaan Allah di akhirat. Bahkan
terkadang juga terancam sanksi syariah di dunia ini
III.4. Referensi Al Qur’an dan fatwa MUI
Prinsip-prinsip tentang hukum halal dan haram
1. Pada dasarnya segala sesuatu halal hukumnya
2. Penentuan halal dan haram adalah kewenangan Allah SWT semata
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 10 / 35
3. Menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal adalalah termasuk
perilaku syirik kepada Allah SWT
4. Sesuatu yang diharamkan karena ia buruk dan berbahaya.
5. Pada sesuatu yang halal sudah terdapat sesuatu dengannya dan tidak lagi
membutuhkan yang haram
6. Sesuatu yang menghantarkan kepada yang haram maka haram pula
hukumnya.
7. Menyiasati yang haram, haram juga hukumnya
8. Niat baik tidak menghapuskan hukum haram
9. Hati-hati terhadap yang syubhat agar tidak terjerumus ke dalam yang haram
10.Sesuatu yang haram adalah haram hukumnya untuk semua
III.5. Halal – Haram menurut Al Quran.
Al-Baqarah 168: “Hai sekalian umat manusaia makanlah dari apa yang ada di bumiini
secara halal dan baik. Dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya ia
adalah musuh yang nyata bagi kalian.”
Al-Baqarah 172-173 : “hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezki yang baik-
baik yang kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar
kepada- Nya kalian menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kalian
bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barang
siapa dalam keadaan terpaksa, sedangkan ia tidak berkehendak dan tidak melampaui batas,
maka tidaklah berdosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih”.
Al-Anam 145 : “Katakanlah, saya tidak mendapat pada apa yang diwahyukan kepadaku
sesuatu yang diharamkan bagi yang memakannya, kecuali bangkai, darah yang tercurah,
daging babi karena ia kotor atau binatang yang disembelih dengan atas nama selain Allah.
Barang siapa dalam keadaan terpaksa sedangkan ia tidak menginginkan dan tidak melampaui
batas, maka tidaklah berdosa.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Pengasih”.
Al-Maidah 3 : “Diharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, hewan yang disembelih
dengan atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk,
danyang diterkam binatang buas kecuali yang kalian sempat menyembelihnya. Dan
diharamkan pula bagi kalian binatang yang disembelih disisi berhala”.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 11 / 35
Al-Maidah 90-91 : “Wahai orang-orang yang beriman sesungguhnya meminum khamr,
berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syetan. Maka jahuilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat
keuntungan. Sesungguhnya syetan itu hendak menimbulkan permusuhan dan perbencian di
antara kalian lantaran meminum khamr dan berjudi dan menghalangi kalian dari mengingat
Allah dan shalat, maka apakah kalian berhenti dari mengerjakan pekerjaan itu”
Al-Maidah 96 : “Dihalalkan untuk kalian binatang buruan laut dan makanannya”
Al-A’raf 157 : “Dia menghalalkan kepada mereka segala yang baik dan mengharamkan
kepada mereka segala yang kotor”.
Fatwa MUI Untuk beberapa bahan
Khamr
Segala sesuatu yang memabukkan dikategorikan sebagai Khamr
Minuman yang mengandung minimal 1% Alkohol (Ethanol), dikategorikan sebagai
khamr.
Minuman yang dikategorikan khamr adalah najis
Minuman yang diproduksi dari proses fermentasi yang mengandung kurang dari
1% Alkohol( ethanol), tidak dikategorikan khamr tetapi Haram untuk dikonsumsi.
Ethanol (Alkohol)
Alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organic apapun yang memiliki
gugus fungsional yang disebut gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom
karbon. Rumus umum senyawa alcohol tersebut adarah R-OH atau Ar-OH dimana
R adalah gugus alkil dan Ar adalah gugus aril.
Minuman beralkohol adalah:
- Minuman yang mengandung etanol dan senyawa lain diantaranya methanol,
asetaldehida, etilasetat yang dibuat secara fermentasi dengan rekayasa dari
berbagai jenis abahn baku nabati yang mengandung karbohidrat atau,
- Minuman yang mengandung etanol dan/ atau methanol yang ditambahkan
dengan sengaja.
Meminum minuman beralkohol sebagaimana dimaksud hukumnya haram
Ethanol yang diproduksi dari industri bukan khamr hukumnya tidak najis atau suci
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 12 / 35
Penggunaan ethanol yang berasal dari industri non khamr, didalam produksi
pangan diperbolehkan, selama tidak terdeteksi pada produk akhir.
Penggunaan ethanol yang berasal dari industri khamr tidak diperbolehkan
1. Hasil samping industri khamr
Fusel oil yang berasal dari hasil samping industri khamr adalah haram dan najis
Komponen bahan yang diperoleh dari industri khamr melalui pemisahan secara
fisik adalah haram ( missal : iso amil alcohol)
Tetapi jika direaksikan untuk menghasilkan bahan baru, bahan baru tersebut
adalah halal.
2. Flavor yang menyerupai produk haram
Flavor yang menggunakan nama dam mempunyai profil sensori produk haram
contoh : flavor rum, flavor babi dan lain-lain, tidak bisa disertifikasi halal serta tidak
boleh dikonsumsi walaupun ingredient yang digunakan adalah halal.
3. Produk Mikrobial
Produk microbial adalah halal selama ingredient medianya (mulai dari media
penyegaran hingga media produksi) tidak haram atau najis.
4. Penggunaan Alat Bersama
o Bagi industri yang memproduksi produk halal dan non halal maka untuk
menghindari terjadinya kontaminasi silang, pemisahan fasilitas produksi harus
dilakukan mulai dari penyimpanan bahan, formulasi, proses produksi dan
penyimpanan produk jadi.
o Suatu peralatan tidak boleh digunakan bergantian antara produk babi dan non babi
meskipun sudah melalui proses pencucian.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 13 / 35
IV. Identifikasi Titik Kritis Bahan Nabati PT. INDOHARVEST SPICE
Karena PT. Indoharvest Spice 100% menggunakan bahan baku Nabati (Hasil
pertanian Rempah-rempah) maka produk yang dihasilkan oleh PT. Indoharvest Spice
dikategorikan Produk Tidak Beresiko.
IV.1. Bahan Kritis
Bahan Kritis Nabati
Bahan nabati pada dasarnya halal, akan tetapi jika diproses menggunakan bahan tambahan
dan penolong yang tidak halal, maka bahan tersebut menjadi tidak halal. Oleh karena itu
perlu diketahui alur proses produksi beserta bahan tambahan dan penolong yang digunakan
dalam memproses suatu bahan nabati. Berikut ini contoh bahan nabati yang mungkin
menjadi titik kritis:
o Tepung terigu dapat diperkaya dengan berbagai vitamin antara lain B1, B2,
asam folat.
o Oleoresin (cabe, rempah-rempah dan lain-lain) dapat menggunakan
emulsifier (contoh: polysorbate/tween & glyceril monooleat yang mungkin
berasal dari hewan), supaya larut dalam air.
o Lesitin kedelai mungkin menggunakan enzim fosfolipase dalam proses
pembuatannya untuk memperbaiki sifat fungsionalnya.
o Hydrolyzed Vegetable Protein (HVP) perlu diperhatikan jika proses
hidrolisisnya menggunakan enzim.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 14 / 35
V. Organisasi Sistem Jaminan Halal PT. Indoharvest Spice
V. 1. Oraganisasi Sistem Jaminan Halal
Organisasi SJH merupakan organisasi internal PT. Indoharvest Spice yang mengelola
seluruh fungsi dan aktivitas manajemen dalam menghasilkan produk halal. Pelaksanaannya
melibatkan seluruh departemen yang terkait dengan sistem berporduksi halal, mulai dari
tingkat pengambil kebijakan tertinggi sampai tingkat pelaksana teknis di lapangan.
Struktur organisasi yang terlibat merupakan perwakilan dari top manajemen,
Purchasing, Produksi, PPIC, Gudang, Quality Control (QC), Exim. Sistem manajemen halal
dipimpin oleh seorang koordinator auditor halal internal yang melakukan koordinasi dalam
menjaga kehalalan produk.
Dalam tata kerjanya auditor halal internal PT. indoharvest Spice harus berkomunikasi
dengan pihak LPPOM MUI sebagai lembaga sertifikasi halal.
Struktur manajemen halal PT. Indoharvest Spice dapat dilihat pada Lampiran : 001-HL-IHS
Koordinator audit halal internal mengkoordinasikan semua bagian dalam segala hal yang
berkaitan dengan produksi halal. Selain itu koordinator auditor halal internal melakukan
hubungan secara langsung dengan pihal LPPOM MUI untuk mengkomunikasikan pelaksanaan
produksi halal PT. Indoharvest Spice. Manajemen halal memiliki kewenangan dalam
pengambilan keputusan PT. Indoharvest Spice yang berkaitan dengan produksi halal. Bila
suatu saat diperlukan, manajemen halal juga berwenang menghentikan produksi suatu
produk yang diduga bermasalah dari segi kehalalan.
V.2. Struktur Manajemen Halal PT. Indoharvest Spice.
Lampiran : 001-HL-IHS
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 15 / 35
Struktur manajemen halal pada prakteknya dilaksanakan oleh auditor halal internal
yang diketuai oleh seorang koordinator halal internal. Persyaratan tugas dan wewenang
auditor halal internal adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan Koordinator Auditor Halal Internal.
• Karyawan tetap PT. Indoharvest Spice
• Koordinator Tim Auditor Halal Internal adalah seorang muslim yang
mengerti dan menjalankan syariat Islam.
• Berada dalam lingkup Manajemen Halal.
• Memahami proses produksi secara umum.
• Memahami titik kritis keharaman produk, ditinjau dari bahan maupun proses
produksi secara keseluruhan.
• Diangkat melalui surat keputusan pimpinan PT. Indoharvest Spice dan diberi
kewenangan penuh untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam
melaksanakan Sistem Jaminan Halal termasuk tindakan perbaikan terhadap
kesalahan sampai pada penghentian produksi atau penolakan bahan baku,
sesuai dengan aturan yang ditetapkan LPPOM MUI.
2. Anggota Auditor Halal Internal.
Persyaratan :
• Dibentuk untuk membantu tugas Koordinator AHI dan diangkat secara
resmi dengan Surat Keputusan Manajemen.
• Personil dari departemen teknis yang terlibat dalam proses halal.
• Ditunjuk dengan memperhatikan persyaratan :
• Kompetensi yang dibutuhkan (pendidikan, pelatihan, ketrampilan,
dan pengalaman)
• Berbagai bidang keahlian (teknologi dan formulasi pangan, kimia,
pembelian, manufacturing, engineering, pergudangan dan
administrasi).
3. Tugas Tim Auditor Halal Internal secara umum.
• Menyusun manual sistem jaminan halal di internal PT. Indoharvest Spice.
• Mengkoordinasikan pelaksanaan sisitem jaminan halal PT. Indoharvest
Spice.
• Membuat laporan pelaksanaan sistem jaminan halal PT. Indoharvest Spice.
• Melakukan komunikasi dengan pihak LPPOM MUI.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 16 / 35
Uraian Tugas dan Wewenang Auditor Halal Internal berdasarkan fungsi setiap
departemenyang terlibat dalam struktur manajemen halal :
1. Manajemen Puncak.
• Merumuskan kebijakan PT. Indoharvest Spice yang berkaitan dengan
kehalalan produk yang dihasilkan.
• Memberikan dukungan penuh bagi pelaksana sistem jaminan halal.
• Menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
sistem jaminan halal.
• Memberikan wewenang pada koordinator auditor halal internal untuk
melakukan tindakan tertentu yang dianggap perlu yang berkaitan dengan
pelaksanaan sistem jaminan halal termasuk tindakan perbaikan terhadap
kesalahan sampai pada penghentian produksi atau penolakan bahan baku,
sesuai dengan aturan yang ditetapkan LPPOM MUI.
2. Produksi
• Menyusun sistem produksi yang dapat menjamin terhindar dari bahan
haram dan najis.
• Melakukan monitoring sistem produksi yang bersih dan bebas dari bahan
haram dan najis.
• Menjalankan kegiatan produksi sesuai dengan matriks formulasi bahan yang
telah disetujui oleh auditor halal internal dan disahkan oleh LPPOM MUI.
• Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal dalam hal proses
produksi halal.
3. Purchasing/EXIM
• Menyusun sistem pembelian yang dapat menjamin konsistensi bahan baku
sesuai dengan spesifikasi, sertifikat halal dan supliernya.
• Melaksanakan pembelian bahan yang sesuai dengan daftar bahan yang
telah disetujui auditor halal internal dan disahkan oleh LPPOM MUI.
• Melakukan komunikasi dengan koordinator halal internal dalam pembelian
bahan baku dan atau supplier baru.
4. QC Quality Control
• Menyusun sistem pengendalian dan monitoring yang dapat menjamin
konsistensi produksi halal.
• Melaksanakan monitor sehari-hari terhadap setiap bahan yang masuk sesuai
dengan sertifikat halal, spesifikasi dan produsennya.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 17 / 35
• Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal dalam setiap
ditemukannya kejanggalan dan ketidak cocokan bahan dengan dokumen
halal.
5. Gudang & PPIC
• Menyusun sistem administrasi penggudangan yang dapat menjamin
kemurnian produk dan bahan yang disimpan serta menghindari terjadinya
kontaminasi dari segala sesuatu yang haram dan najis.
• Melaksanakan penyimpanan produk dan bahan sesuai dengan daftar bahan
dan produk yang telah disetujui oleh auditor halal internal dan disahkan oleh
LPPOM MUI.
• Melakukan komunikasi denga auditor halal internal dalam sistem keluar
masuknya bahan dari dan ke dalam gudang.
VI. Standard Operating Procedure (SOP)
Standard Operating Procedure (SOP) adalah suatu perangkat instruksi yang dibakukan untuk
menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu. SOP dibuat agar perusahaan mempunyai
prosedur baku untuk mencapai tujuan penerapan SJH yang mengacu kepada kebijakan halal
perusahaan. SOP dibuat yntuk seluruh kegiatan kunci pada proses produksi halal yaitu Dept.
Purchasing, Produksi QC dan Gudang.
Adanya perbedaan teknologi proses maupun tingkat kompleksitas di tiap perusahaan maka
SOP di setiap perusahaan bersifat unik.
VI.1. SOP Pembelian Bahan
1. Bahan yang dibeli harus mengacu pada daftar bahan yang telah diketahui oleh
LPPOM MUI. (Sesuai matriks bahan baku)
2. Purchasing harus dapat menjamin bahwa bahan yang akan dibeli sesuai dengan
data yang tertera pada sertifikat halal atau dokumen halal (nama dan kode
bahan, nama perusahaan, nama dan lokasi pabrik).
3. Dokumen pembelian harus terdokumentasi dengan baik dan lengkap.
VI.2. SOP Pemeriksaan dan Penerimaan Bahan
1. Untuk bahan baku (Raw Material) Nabati atau hasil pertanian, pemeriksaan
kesesuaian bahan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesesuaian jenis
bahan baku, dokumen pengiriman, nama supplier, kondisi fisik bahan baku dan
kebersihan bahan dan alat transportasi yang digunakan.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 18 / 35
2. Untuk bahan Non Raw Material: Nama bahan, kode bahan, produsen, nama
dan lokasi pabrik diperiksa kesesuaiannya dengan daftar bahan yang telah
diketahui oleh LPPOM MUI.
3. Bila sertifikat halal menghendaki logo khusus, logo tersebut harus dipastikan
ada pada kemasan bahan.
4. Untuk bahan yang sertifikat halalnya diterbitkan per pengapalan, perlu
dipastikan bahwa lot number, kuantitas, tanggal produksi dan tanggal
kadaluarsa sesuai dengan yang tercantum pada dokumen halal.
5. Bahan yang telah diperiksa dan sesuai dengan kriteria maka diberi status :
halal pass.
6. Bahan yang disimpan digudang adalah bahan yang telah diketahui oleh LPPOM
MUI. Apabila ada bahan diluar daftar tersebut maka penempatannya harus
dipisah dan dipastikan tidak terjadi kontaminasi silang.
7. Bahan yang disimpan digudang harus terbebas dari najis dan bahan haram.
8. Setiap mutasi (pemasukan dan pengeluaran) bahan dari gudang harus dicatat
serta dilengkapi dengan kartu stok, nota permintaan barang dan bukti
penerimaan barang.
VI.3. SOP Penggantian dan Penambahan Pemasok Baru
1. Jika bahan termasuk kategori kritis, maka diperiksa apakah pemasok baru telah
memiliki sertifikat halal dari MUI atau dari lembaga yang diakui oleh LPPOM
MUI.
2. Bila pemasok tidak memiliki sertifikat halal maka disarankan untuk mencari
pemasok lain yang telah memiliki sertifikat halal dari MUI atau lembaga lain
yang telah diketahui oleh LPPOM MUI.
3. Bila tidak ditemukan alternative pemasok baru yang telah memiliki sertifikat
halal maka perlu dilakukan pemeriksaan spesifikasi teknis yang menjelaskan
asal usul bahan (source of origin) dan diagram alir proses pembuatan bahan
tersebut serta dikonsultasikan kepada LPPOM MUI melalui internal auditor.
4. Harus ada jaminan bahwa bahan yang akan dibeli sesuai dengan data yang
tertera pada sertifikat halal atau dokumen halal (nama dan kode bahan, nama
perusahaan, nama dan lokasi pabrik).
5. Pemasok diperiksa apakah merupakan produsen langsung atau penyalur. Bila
pemasok adalah penyalur, maka harus dibuat perjanjian tertulis dengan pihak
pemasok yang menyatakan bahwa pemasok hanya memasok bahan dari
produsen yang tertera pada dokumen halal.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 19 / 35
6. Rencana penggunaan penggantian pemasok dilaporkan kepada LPPOM MUI
melalui internal auditor.
7. Bahan dari pemasok baru dapat digunakan setelah mendapatkan persetujuan
oleh LPPOM MUI.
8. Data pemasok yang aktif maupun tidak harus didokumentasikan dengan baik.
VI.4. SOP Penggunaan Bahan Baru
1. Bahan baru diperiksa apakah bahan termasuk kategori kritis dan telah memiliki
sertifikat halal dari MUI atau lembaga yang diketahui oleh LPPOM MUI.
2. Bila bahan tidak memiliki sertifikat halal disarankan untuk mencari bahan
alternatif yang sama atau sejenis yang telah memiliki sertifikat halal dari MUI
atau dari lembaga yang telah diketahuioleh LPPOM MUI.
3. Bila bahan alternatif yang sama tidak didapatkan, maka perlu pemeriksaan
spesifikasi teknis yang menjelaskan asal usul bahan (source of origin) dan
diagram alir proses pembuatan bahan tersebut serta dikonsultasikan kepada
LPPOM MUI melalui internal auditor.
4. Rencana penggunanaan bahan baru dilaporkan kepada LPPOM MUI melalui
internal auditor.
5. Bahan baru dapat digunakan setelah mendapat persetujuan oleh LPPOM MUI.
VI.5. SOP Produksi Halal
1. Pembuatan lembar pemeriksaan produksi (checklist production sheet) harus
mengacu pada formula dan matriks bahan yang telah diketahui oleh LPPOM
MUI.
2. Bahan yang dapat digunakan dalam produksi halal hanya yang terdapat dalam
daftar bahan yang telah diketahui oleh LPPOM MUI dan telah mendapat halal
pass.
3. Bahan dipastikan terbebas dari kontaminasi najis dan bahan yang haram.
4. Lini produksi dipastikan hanya digunakan untuk bahan yang halal.
5. Apabila lini produksi juga digunakan untuk bahan yang belum disertifikasi halal,
maka prosedur pembersihan dipastikan dapat menghilangkan/menghindari
produk dari kontaminasi silang.
6. Bila ada produk yang tidak disertifikasi mengandung turunan babi, alat dan lini
produksi dipastikan benar-benar terpisah.
7. Harus dipastikan bahwa di area produksi tidak boleh ada bahan-bahan atau
barang-barang yang tidak digunakan untuk produksi.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 20 / 35
8. Catatan produksi (production checklist) didokumentasikan dengan baik dan
lengkap.
9. Proses Mixing (pencampuran) hanya dilakukan dengan bahan baku yang
sejenis dengan kualitas yang berbeda untuk memenuhi spesifikasi produk.
10. Proses Mixing untuk produk Nutmeg Topo adalah proses mixing antara bahan
baku Nutmeg (pala) dan Coriander (ketumbar) sesuai spesifikasi produk.
IDENTIFIKASI TITIK KRIITIS PENYIMPANAN DAN LINI PRODUKSI
VI.7. SOP Perubahan Formula dan Pengembangan Produk Baru
1. Prinsip perubahan formula (komposisi) dan pengembangan produk baru adalah
mengutamakan pada daftar bahan yang telah diketahui LPPOM MUI.
2. Perubahan formula yang menghasilkan produk baru harus diajukan dalam
proses sertifikasi halal baru.
3. Perubahan formula yang tidak menghasilkan produk baru dan tidak
menggunakan bahan baru (reformulasi komposisi) tidak perlu dilaporkan ke
LPPOM MUI.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 21 / 35
4. Perubahan formula yang tidak menghasilkan produk baru tetapi menggunakan
bahan baru (penggunaan bahan alternative) harus mengacu pada SOP
penggunann bahan baru.
5. Rencana pembuatan formula baru yang tidak menghasilkan produk baru
dilaporkan kepada LPPOM MUI melalui internal auditor.
6. Formula baru dapat digunakan setelah mendapat persetujuan oleh LPPOM MUI.
7. Apabila formula baru tidak mendapatkan persetujuan maka formula baru tidak
dapat digunakan.
VI.8 SOP Pengiriman Ekspor
1. Menerima Daftar Rencana hasil produksi yang siap di ekspor dari Dept.
Produksi
2. Memastikan semua produk yang akan di ekspor telah memperoleh status QC
Pass dan Halal Pass / Halal Assured dari Dept. QC/QA
3. Memastikan semua kemasan pada produk yang siap ekspor dalam kondisi yang
baik dan tidak menimbulkan kontaminasi silang.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 22 / 35
VII. Acuan Teknis Pelaksanaan Sistem Jaminan Halal (SJH)
Pelaksanaan SJH dilaksanakan oleh departemen-departemen yang terkait dalam
struktur manajemen halal. Dalam pelaksanaanya perlu dibuat acuan teknis yang berfungsi
sebagai dokumen untuk membangtu pekerjaan bidang-bidang terkait dalam melaksanakan
fungsi kerjanya.
1. Acuan teknis Departemen Purchasing & Exim
• Daftar bahan meliputi nama bahan, supplier dan produsen yang telah
disetujui oleh auditor halal dan diketahui oleh LPPOM MUI.
• Daftar lembaga sertifikasi halal yang telah diakui oleh LPPOM MUI.
• Kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi yang terkait dengan
produk (Sertifikasi per pengiriman, wilayah berlakunya sertifikat halal,
masa berlaku sertifikat Halal, logo halal pada kemasan dan lain-lain).
• SOP penambahan pemasok baru.
2. Acuan teknis Departemen Produksi
• Daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah
disetujui auditor halal internal dan diketahui oleh LPPOM MUI.
• Formula produk sesuai dengan matriks bahan.
• SOP produksi halal.
3. Acuan teknis Departemen QC
• Daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah
disetujui auditor halal internal dan diketahui oleh LPPOM MUI.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 23 / 35
• Kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi yang terkait dengan
produk (Sertifikasi per pengiriman, wilayah berlakunya sertifikat halal,
masa berlaku sertifikat Halal, logo halal pada kemasan dan lain-lain).
• SOP pemeriksaan bahan
4. Acuan teknis Departemen Gudang & PPIC
• Daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah
disetujui auditor halal internal dan diketahui oleh LPPOM MUI.
• Tanda pada kemasan/pallet (nama dan kualitas bahan, tgl masuk, nama
supplier, kualitas) yang harus disesuaikan dengan dokumen kehalalan.
• SOP penerimaan dan penyimpanan bahan.
VIII. SISTEM ADMINISTRASI
• PT. Indoharvest Spice harus membuat suatu sistem yang dapat ditelusur secara
accountable.
• Sistem administrasi yang disusun harus dapat menelusuri penggunaan bahan
untuk tiap jenis produk (per jenis, per pemasok).
• Administrasi SJH secara lengkap dimulai dari administrasi department
Purchasing, Receiving, QC, Produksi, Warehouse dan Pengiriman (Export).
• Form bukti pelaksanaan administrasi tiap departemen dilampirkan dalam
manual SJH sesuai dengan lingkup implementasi SJH PT. Indoharvest Spice
VIII.1. SISTEM DOKUMENTASI
Pelaksanaan SJH di PT. Indoharvest Spice harus didukung oleh dokumen yang
informatif dan dapat mudah diakses oleh semua pihak yang terlibat dalam produksi halal
termasuk LPPOM MUI sebagai lembaga sertifikasi halal. Dokumen yang harus dijaga antara
lain :
1. Pembelian Bahan
2. Penerimaan Bahan
3. Penyimpanan Bahan
4. Komposisi dan Pengembangan Formulasi
5. Produksi (proses Produksi dan Pembersihan Fasilitas Produksi)
6. Penyimpanan Produk
7. Pengiriman Produk
8. Evaluasi dan Monitoring (laporan berkala)
9. Kegiatan Pelatihan dan Sosialisasi
10.Tindakan Perbaikan dan Ketidaksesuaian
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 24 / 35
11.Manajemen Review
Dalam Manual SJH akan dijelaskan dokumentasi tiap fungsi operasi disertai
penanggungjawab dan lokasinya.
Dokumentasi :
Dokumentasi yang diperlukan dalam perencanaan SJH adalah:
1. Pandual halal yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI
2. Pedoman penetapan titik kritis
3. SOP Pembelian bahan
4. SOP Pemeriksaan dan penerimaan bahan
5. SOP Penggantian dan penambahan pemasok baru
6. SOP Penggunaan bahan baru
7. SOP Produksi
8. SOP Perubahan komposisi dan pengembangan produk baru.
IX. SOSIALISASI SISTEM JAMINAN HALAL
Sistem Jaminan Halal yang telah dibuat oleh PT. Indoharvest Spice harus
disosialisasikan ke seluruh Departemen PT. Indoharvest Spice, termasuk pihak ketiga
(Supplier & Makloon (jika ada)) agar dapat dipahami oleh seluruh pihak terkait sehingga
mempermudah pelaksanaannya. Metode sosialisasi yang dilakukan dapat berupa briefing
awal kerja, pemasangan poster, bulletin internal dan komunikasi internal-eksternal PT.
Indoharvest Spice.
Dalam melaksanakan komunikasi PT. Indoharvest Spice mendokumentasikan :
1. Prosedur komunikasi internal-eksternal
2. Audit Supplier
3. Internal Memo Perusahaan
4. Poster
5. Rekaman harian (logbook) komunikasi internal-eksternal
6. Surat-surat keluhan, tanggapan, notulen, berita acara
X. PELAKSANAAN PELATIHAN SISTEM JAMINAN HALAL
PT. Indoharvest Spice perlu melakukan pelatihan bagi seluruh jajaran pelaksana
Sistem Jaminan Halal (SJH). Untuk itu PT. Indoharvest Spice harus mengidentifikasikan
kebutuhan pelatihan. Pelatihan harus melibatkan semua personal yang pekerjaannya
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 25 / 35
mempengaruhi status kehalalan produk, diserahkan kepada personel yang kompeten sesuai
dengan pendidikan, pelatihan dan pengalaman (dalam hal ini di bidang pekerjaan dan hukum
Islam)
Tujuan dari pelatihan adalah :
1. Meningkatkan pemahaman karyawan terhadap hukum-hukum Islam tentang
pentingnya kehalalan suatu produk.
2. Menjadikan karyawan peduli terhadap kebijakan kehalalan dan menerapkan
di tingkat operasional.
Bentuk – bentuk pelatihan yang dapat dilakukan :
1. Pelatihan Eksternal : Pelatihan yang diselenggarakan oleh LPPOM MUI
2. Pelatihan Internal : Pelatihan yang diselenggarakan oleh internal PT.
Indoharvest Spice.
Hal-hal yang perlu didokumentasikan dalam pelaksanaan SJH adalah:
1. Identifikasi perencanaan dan jadwal pelatihan
2. Laporan pelaksanaan pelatihan (pelaksanaan kualifikasi, kuisioner dan
evaluasi)
X.1. KOMUNIKASI INTERNAL DAN EKSTERNAL
PT. Indoharvest Spice dalam melaksanakan Sistem Jaminan Halal (SJH) perlu
melakukan komunikasi dengan berbagai pihak yang terkait baik secara internal maupun
eksternal. Untuk itu PT. Indoharvest Spice harus membuat dan melaksanakan prosedur
untuk:
1. Melakukan komunikasi internal antara berbagai tingkatan dan fungsi
organisasi
2. Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi dari pihak luar
termasuk LPPOM MUI.
XI. PROSEDUR PENARIKAN DAN PENELUSURAN PRODUKPada saat dijumpai ketidak sesuaian spesifikasi baik dari segi kualitas maupun status
kehalalan dari produk – produk PT. INDOHARVEST SPICE dan telah di lepas/dijual
maka dijalankan prosedur sebagai berikut :
1. Melakukan pertemuan dengan pihak-pihak yang terkait antara lain :
- Dep. QC
- Dep. Purchasing
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 26 / 35
- Dep. Warehouse
- Dep. Produksi
- Dep. Marketing
- Dep. Maintenance
- Dep. Exim
2. Tujuan dari pertemuan ini adalah
- Menentukan masalah yang terjadi (tanggal, waktu, keadaan temuan dan
mengevaluasi resiko yang terjadi)
- Mengidentifikasi produk (jenis, kode produksi)
- Total jumlah produk dalam distribusi dan jumlah barang yang diterima oleh
konsumen
- Perkiraan tingkat resiko yang terjadi
- Usulan strategi untuk menghubungi semua yang menerima produk INDOHARVEST
SPICE
3. Semua informasi didokumentasi pada LKS (Lembar Ketidaksesuaian)
Sementara informasi yang sedang dikomunikasikan, terjadi sebagai berikut:
- Semua produk yang terkena dan masih disimpan di HOLD
- Evaluasi prosedur pengolahan dan peralatan yang terlibat untuk membantu
menentukan penyebab dan memastikan tidak ada produk lain yang terpengaruh.
- Kumpulkan semua pengendali kualitas dan catatan pengolah dan lembaga penguji
lebih lanjut pada produk yang bersangkutan.
- Dep. Exim menerima laporan pelacakan sejauh mana prosedur yang telah
dilaksanakan.
4. Simulasi Penarikan Produk (Mock Recall)
a. Harus dilakukan paling tidak dua kali setahun
b. Ditunjuk seseorang untuk memulai latihan memilih satu produk yang akan
bermasalah/akan ditarik.
c. Secara acak memilih salah satu kode tanggal yang diketahui telah dikirim dan
menghubungi pemimpin tim untuk melakukan simulasi/mock recall. Perlu di
catat, waktu awal dari latihan ini.
d. Membentuk suatu skenario mengapa produk harus ditarik
e. Berkomunikasi dengan bagian Marketing dan Exim untuk mengentahui lokasi
pengiriman dari semua produk
f. Mencoba untuk mencocokkan kuantitas yang dibuat terhadap kuantitas yang
ditemukanDilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 27 / 35
g. Jika skenario ini disebabkan oleh bahan baku, produk melacak kembali ke
bahan baku yang digunakan untuk produk tersebut dan kemudian melacak
produk-produk lainnya, termasuk yang diproduksi dengan kode produksi
lainnya, yang mungkin mempunyai masalah potensial yang sama karena bahan
baku yang sama digunakan
h. Mendokumentasikan semua temuan dan laporan persentase keberhasilan
i. Dokumentasikan penggunaan waktu penarikan
5. Manajemen melakukan verifikasi terhadap prosedur penarikan produk.
XII. AUDIT INTERNAL
Pemantauan dan evaluasi Sistem Jaminan Halal (SJH) pelaksanaannya diwujudkan
dalam bentuk audit internal yang bertujuan untuk:
1. Menentukan kesesuaian SJH PT. Indoharvest Spice dengan standar yang
telah ditetapkan oleh LPPOM MUI.
2. Menentukan kesesuaian pelaksanaan SJH PT. Indoharvest Spice dengan
perencanaannya.
3. Mendeteksi penyimpangan yang terjadi dan menentukan tindakan perbaikan
dan pencegahan.
4. Memastikan bahwa permasalahan yang ditemukan pada audit sebelumnya
telah diperbaiki sesuai dengan kerangka waktu yang telah ditetapkan.
5. Menyediakan informasi tentang pelaksanaan SJH kepada Manajemen dan
LPPOM MUI.
XII.1. RUANG LINGKUP AUDIT INTERNAL
1. Dokumen SJH
Pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian dokumen-dokumen pendukung
kehalalan produk yang menyangkut bahan, proses maupun produk disetiap
Departemen terkait, seperti daftar bahan, spesifikasi, sertifikasi halal, komposisi,
dokumen pembelian bahan, dokumen pergudangan, dan sebagainya. Hal-hal yang
diperhatikan adalah :
a. Kelengkapan dokumen SJH
b. Kelengkapan spesifikasi bahan
c. Kelengkapan, keabsahan dan masa berlaku sertifikat halal bahan
d. Kecocokan formula / komposisi bahan dengan daftar bahan halal
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 28 / 35
e. Kecocokan dokumen pembelian bahan dengan daftar bahan halal
f. Kelengkapan dan kecocokan dokumen produksi dengan daftar bahan halal
g. Kelengkapan dan kecocokan dokumen penggudangan dengan daftar bahan dan
daftar produk halal.
h. Uji mampu telusur (traceability) system
2. Pelaksanaan SJH
Audit pelaksanaan SJH di perusahaan mencakup:
a. Organisasi Manajemen Halal
b. Kelengkapan Dokumen Acuan Teknis Pelaksanaan SJH
c. Implementasi dokumen
d. Pelaksanaan sosialisasi SJH
e. Pelatihan
f. Komunikasi internal dan eksternal dalam pelaksanaan SJH
g. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan SJH
h. Pelaporan internal dan eksternal Pelaksanaan SJH
i. Pengambilan bukti berupa form-form atau hal-hal lain tentang pelaksanaan SJH
di perusahaan jika dianggap perlu.
Obyek dari audit adalah bukti-bukti pelaksanaan system pada setiap bagian yang
terkait mulai dari system pembelian bahan, penerimaan bahan, penyimpanan bahan,
pengembangan produk baru, perubahan bahan, perubahan vendor/supplier,
komunikasi internal dan eksternal, perencanaan produksi, proses produksi,
penyimpanan produk jadi dan transportasi/pengiriman.
XII.2. PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL
1. Waktu Pelaksaan
Audit Halal Internal dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali setiap enam bulan
atau pada saat terjadinya perubahan –perubahan yang mengkin mempengaruhi
status kehalalan produk, seperti : perubahan manajemen, kebijakan,
formulasi/komposisi, bahan, proses, meupun keluhan dari konsumen. Ringkasan
hasil Audit Internal kemudian dilaporkan ke LPPOM MUI.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 29 / 35
2. Metode Pelaksanaan
Audit halal internal dapat dilaksanakan secara bersamaan dengan audit system
yang lain, tetapi formulir audit halal internal dan pelaporannya harus dibuat
terpisah dari audit system yang lain. Audit dilakukan dengan metode :
a. Wawancara
b. Pengujian dokumen
c. Observasi lapangan dan fisik
3. Pelaksana (Auditor)
Audit Halal Internal dilakukan oleh Tim Auditor Halal internal. Pelaksana audit
internal dilakukan oleh AHI dari departemen yang berbeda (cross audit).
4. Pihak yang diaudit (Auditee)
Pihak auditee adalah seluruh bagian yang terkait dalam produksi halal :
- Purchasing
- QC/QA
- Produksi
- Warehouse
- Exim
- PPIC
- Human Resources Development
XIII. TINDAKAN PERBAIKAN
Persyaratan :
1. Tindakan perbaikan atas pelaksanaan SJH dilakukan jika pada saat dilakukan
audit halal internal ditemukan ketidaksesuaian pelaksanaannya.
2. Tindakan perbaikan harus dilakukan sesegera mungkin, jika temuan yang
didapatkan berdampak langsung terhadap status kehalalan produk.
3. Semua bentuk tindakan perbaikan dilakukan oleh perusahaan dengan
dibuatkan berita acara serta laporan dan terdokumentasikan dengan baik.
Ketidaksesuaian dalam SJH adalah tidak terpenuhinya sebuah persyaratan tentang kehalalan
bahan, proses dan system. Persyaratan bahan halal misalnya adanya sertifikat halal, logo,
tertentu dikemasan, spesifikasi bahan atau dokumen flowchart. Persyaratan proses misalnya
dedicated line atau adanya potensi najis. Sedangkan persyaratan sistem misalnya pembelian
bahan hanya dari matrik bahan yang telah diketahui LPPOM MUI, SOP yang sesuai, dll.
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 30 / 35
Referensi untuk mengetahui ketidaksesuaian adalah Tabel Hasil Identifikasi Titik Kritis Bahan
dan Proses pada Manual SJH. Temuan ketidaksesuaian didokumentasikan dalam format
laporan ketidaksesuaian.
XIV. KAJI ULANG MANAJEMEN (MANAGEMENT REVIEW)
Persyaratan :
1. Kaji ulang manajemen secara menyeluruh atas SJH dilakuakan dalam jangka
waktu tertentu, paling tidak 1 tahun sekali.
2. Kaji ulang manajemen dilakukan dengan melibatkan seluruh bagian yang
terlibat dalam SJH termasuk Manajemen Puncak.
3. Pertemuan kaji ulang dilaporkan dan dibuatkan rekamannnya.
Kaji ulang manajemen dilakukan karena berbagai hal antara lain:
1. Perubahan system manajemen perusahaan yang mempengaruhi peran SJH
secara menyeluruh atau sebagian, misalnya perubahan peranan auditor halal
internal.
2. Ketidaksesuaian yang sering ditemukan dalam pelaksanaan SJH.
Pertemuan kaji ulang diaporkan dan dibuatkan laporannya dalam notulen.
lampiran – Lampiran:
Lampiran : 001-HL-IHS : Surat Keputusan Pengangkatan Tim Auditor Halal Internal
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 31 / 35
Lampiran : 002-HL-IHS:
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 32 / 35
Lampiran : 003-HL-IHS: Matriks Bahan Penolong dan flowchart proses.
Lampiran : 004-HL-IHS: Spesifikasi Produk PT. Indoharvest Spice
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 33 / 35
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 34 / 35
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE
MANUAL SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal
No. Doc. : IHS-HS-MSJH-001 Revisi : 00
Tanggal : 1 Oktober 2012 Halaman : 35 / 35
Dilarang memperbanyak (copy) tanpa ijin tertulis dari Document Control PT. INDOHARVEST SPICE