Upload
nidaulfa
View
5
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
FREE
Citation preview
Skenario 2
“MENELAN”
Ny. Jum adalah ibu penjual makanan di kantin. Setiap hari melayani mahasiswa ataupun
dosen yang makan di kantin yang dikelolanya. Suatu hari, ketika jam makan siang, Ny. Jum
tanpa sengaja memperhatikan mahasiswa yang sedang makan. Tiba-tiba terbesit pertanyaan
di kepalanya, `bagaimana makanan setelah dikunyah bisa masuk ke dalam perut?` Kemudian
dia bertanya kepada seorang mahasiswa Kedokteran gigi yang kebetulan sedang makan siang
disana, dan kemudian mahasiswa tersebut menjelaskan proses menelan makanan.
STEP 1
1. Menelan
Refleks yang ada pada manusia yang membuat bolus dialirkan melalui
mulut ke dalam esophagus dan lambung
Memproteksi saluran pernafasan : hidung, faring
Proses pencernaan, setelah dilakukan proses pengunyahan dimana mulut
tertutup, setelah mulut tertutup lidah bagian ventral akan bergerak ke palatum
akan mendorong bolus ke arah isthmus faucium menuju faring untuk
dilanjutkan ke esophagus.
STEP 2
1. Bagaimana anatomi menelan?
2. Bagaimana fisiologi dari menelan?
3. Jelaskan macam macam penelanan!
4. Bagaimana proses menelan yang tidak normal?
5. Berapa kali rata rata orang menelan dalam sehari?
6. Apa saja kelainan pada proses penelanan?
7. Bagaimana penatalaksanaan gangguan penelanan?
STEP 3
1. Bagaimana anatomi menelan?
Otot – otot penelanan
Otot cavum oris proprium
Lidah
Ekstrinsik : m. Genioglossus (untuk mengangkat lidah bagian tengah
ke belakang), m. Styloglossus (untuk mengangkat lidah ke atas dan
belakang)
Intrinsik : m. Longitudinalis lingua superfisialis, m. Longitudinalis
lingua profunda, m. Transversus lingua, m. Verticalis lingua.
Palatum : m.tensor veli palatini, m. Levator veli palatini (mengangkat
faring), m. Palatoglossus (mengangkat uvula).
Otot faring
Melingkar : untuk menekan arcus faring ke bawah
m.constrictor faringis superior
m. constrictor faringis media
m. constrictor faringis inferior
Membujur: untuk mengangkat arcus faring
m. palatofaringeus : mengangkat arcus faringeus
m. stylofaringeus
Otot laring
Ekstrinsik : m. cricothyroideus
Intrinsik : m. Crycoaritenoideus, m. vokalis
Omohyoid
Sternohyoid
Sternothyroid
thyrohyoid
Kartilago :
Crycoid
Arytenoid
Thyroid
Corniculate
Epiglotis
Vaskularisasi :
A. Faringeus ascenden
A. Maxillaris
A.
Nervus :
n. trigeminus
n. glossofaringeus
n. vagus
n. hypoglossus
n. facialis
mekanoreseptorfaringeal
keseimbangan kontak gigi pada saat penelanan, dinamakan triangular force
concept terdiri dari :
1) Otot lidah
2) M. Buccinator
3) M. Masseter
4) M. Orbicularis oris
Sifat otot :
Obligatif : tidak peka thd saraf sensoris
1) m. myohyoid
2) m. geniohyoid
3) lidah posterior
4) m. palatofaringeus
5) m. constrictor
fakultatif : peka thd saraf sensoris
1) M. Masseter
2) M. Orbicularis oris
3) M. temporalis
2. Bagaimana fisiologi dari menelan?
1) Tahap oral / volunter : bolus didorong oleh lidah bagian ventral ke arah
isthmus faucium, m. Palatoglossus berkontraksi untuk menyempitkan isthmus
faucium agar bolus tidak kembali ke rongga mulut. M.tensor dan levator veli
palatini berkontraksi sehingga menutup hubungan nasofaring dan orofaring
agar bolus tidak masuk ke nasofaring. (n. Trigeminal, n. Facial, n.
Hypoglossus)
2) Tahap faringeal : 12 cm/ detik s
Stylofaringeus dan m. palatofaringeus
3) Tahap esofageal : otot bekerja secara bergantian , setelah makanan sampai
esofagus ada gerak peristaltik untuk menurunkan bolus ke lambung. => 3-4
detik
Ada 2 gerak peristaltik:
Primer : awal pergerakan lambung
Sekunder : apabila ada sisa dari bolus yang belum masuk ke lambung
Ada sfingter : agar tidak masuk saluran pernafasan.
a) Aditus laringis : saat penelanan
b) Rima glotis : bersin
Lambung : cardiac, fundus, pilorus
Nasofaring :
Orofaring : atas : palatum mole
Laringofaring , atas : epiglotis, bawah : laring
Persarafan :
o Afferen (sensoris) => menerima rangsang dan meneruskan ke medulla
o Efferen (motorik)
3. Apa saja macam-macam penelanan? jelaskan
1) Pakai gigi : gigi anterior sudah erupsi sempurna (somatik) jika ditambahi
dengan kebiasaan buruk, bisa menyebabkan maloklusi.
2) Lidah : apabila gigi anterior belum erupsi atau sudah tanggal (infantil/vicera)
biasanya pada bayi yang gigi anterior belum erupsi.
4. Bagaimana proses menelan yang tidak normal?
Ketika bolus berada di orofaring, saat bersamaan orang tersebut bernafas, katup
epiglotis terbuka, masuk ke dalam saluran pernafasan, terjadi tersedak.
5. Berapa kali rata rata orang menelan dalam sehari?
Rata rata orang menelan dalam sehari : kurang lebih 2000 kali/hari
Tidur : saliva menurun, saraf pusat dr penelanan menurun, 50 kali. akan menelan 1
kali/menit.
Ketika sadar, 2kali/menit.
Normal : >500 kali/hari
6. Apa saja kelainan pada proses penelanan?
1) Disfagia : faktor saraf dan mekanis,
Nervus : IX, X, XI, XII.
Rasa sakit : odinofagia
Macam :
Berdasarkan letak :
o Orofaring
o Esofagus
Berdasarkan mekanisme :
o Mekanik = kurangnya kekuatan saraf sensorik yang dibutuhkan untuk
penelanan normal.
o Neurologi
o Emosi
Gejala disfagia:
o Susah menelan
o Sengau
o Sakit pada telinga
2) Kelainan aspirasi (gagal bernafas)
Terjadi apabila terjadi kelainan penelanan, ketika bolus masuk ke saluran
pernafasan shg menyebabkan gagal bernafas dan bisa menyebabkan kematian
bila tidak segera ditangani.
3) Miastenia grafis : karena terputusnya komunikasi otot dan saraf => kelemahan
otot. Menyerang otot penelanan dan otot mata.
4) Faringitis : radang pada faring
7. Bagaimana penatalaksanaan gangguan penelanan?
o Miastenia grafis :
Obat :
imunodepressan utk mengembalikan sistem imun
corticosteroid
o Tersedak
Pada bayi : ditelungkupkan, tangan penolong menepuk tengkuk bayi
Dewasa : posisi penolong di belakang pasien, memeluk pasien dengan kepalan
tangan berada pada ulu hati atau dibawah tulang rusuk.
STEP 4
STEP 5
1) Anatomi penelanan (otot, persarafan , vaskularisasi)
2) Fisiologi menelan
3) Refleks menelan
4) Gangguan menelan
5) Penatalaksanaan gangguan penelanan
6) Hadist yang terkait