Upload
zhrahfzah-audilla
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
1/23
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Faktor Kegagalan Gigi Tiruan Jembatan
3.1.1 Faktor Biologis
1. Karies pada gigi penyangga
Karies pada gigi penyangga merupakan kegagalan biologis
yang paling umum. Karies dapat mempengaruhi jembatan dalam
beberapa cara, baik secara langsung pada margin dari retainer atau
tidak langsung dengan di tempat lain pada gigi dan menyebar ke
permukaan casting atau mungkin disebabkan karena kegagalan
sementasi.
Penyebab :
- epi retainer yang terlalu panjang- epi retainer yang terbuka- Kerusakan atau keausan pada retainer - Oral hygiene yang buruk - Kesalahan pemilihan retainer
Pemeriksaan :
- Pemeriksaan !isual "diskolorasi di sekitar margin#
- $elakukan sondasi pada retainer dengan eksplorer yang tajam- %adiogra&i pada karies interproksimal
Penatalaksanaan
- 'pabi lesi karies kecil maka dapat dilakukan prosedur konser!ati& - (apian emas adalah pilihan bahan yang tepat untuk karies pada
margin- Pada daerah dengan akses yang terbatas, amalgam lebih dipilih
daripada emas karena marginal seal jangka panjang
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
2/23
- Pada area yang membutuhkan estetik dapat digunakan glass
ionomer - 'pabila karies terletak di proksimal, protesa harus dilepas untuk
meningkatkan akses. 'pabila lesi kecil maka dilakukan perluasan
untuk mengambil jaringan kariesnya kemudian ditumpat dengan
menggunakan amalgam.
). *egenerasi pulpa
+aat pemeriksaan pasien mengeluhkan adanya sensiti!itas
pada gigi abutment pasca insersi gigi tiruan jembatan, rasa sakit spontan
atau kelainan periapikal yang terdeteksi pada gambaran radiogra&i.
Penyebab:
- Panas yang berlebih pada saat preparasi- Pengurangan gigi yang berlebihan- rauma oklusal- Keterlibatan semen
Penatalaksanaan
- $embuat per&orasi dan direstorasi dengan gold &oil atau amalgam- 'pabila retainer logam menjadi longgar atau terjadi &raktur
porselen maka dilakukan pembuata protesa baru- *ilakukan pera atan endodontic untuk mengembalikan kualitas
dan kuantitas truktur gigi untuk pendukung dan retensi dari
protesa.1. Kerusakan jaringan periodontal
Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya resesi gingi!a,
keterlibatan daerah &urkasi, pembentukan poket, dan kegoyangan gigi.
alini dapat berupa kerusakan periodontal yang menyeluruh di rongga
mulut yang mungkin berhubungan dengan dri&ting gigi atau mungkin
terlokalisasi pada abutment jembatan.
Penyebab :
- nstruksi tidak adekuat pada prosthesis hygiene atau pasien dengan
implementasi rendah- Protesa yang menghalangi oral hygiene yang baik
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
3/23
o 'daptasi marginal buruk o Permukaan a/ial o!er kontur o Konektor terlalu besar sehingga membatasi embrasur pada
ser!ikalo Kontak pontik yang besar pada puncak edentolouso Protesa dengan permukaan yang kasar sehingga
menyebabkan akumulasi plak - rauma oklusi- 0umlah gigi abutment kurang
Penatalaksanaan
- 'pabila penyakit periodontal ringan hingga sedang dilakukan
scaling dan root planning serta kontroll plask - 'pabila penyakit periodontal sedang hingga berat dilkukan bedah
&lap, bone gra&t, dsb.- cclusal adjustment- 'pabila prognosis dari gigi abutment menurun, maka gigi tersebut
harus dicabut). $asalah oklusal
Kegagalan gigi tiruan jembatan yang berhubungan dengan masalah
oklusal dapat ditandai dengan adanya &acet yang besar, kegoyangan gigi,
rasa nyeri pada saat di perkusi, kontak yang terbuka, &raktur cusp, dan
keterlibatan nyeri pada otot-otot pengunyahan.
Penatalaksanaan
- Kontak oklusal yang sentrik dan eksentrik dapat menyebabkan
egoyangan gigi. 'pabila dapat terdeteksi secara dini, hal ini dapat
dihilangkan dengan cara occlusal adjustment- Pada pasien dengan kebiasaan buruk bru/ism, maka dibuatkan
night guard atau occlusal splint.- Ketidanyamanan neuromuscular berhubungan dengan oklusi yang
salah dalam kegagalan gigi tiruan cekat dapat diatasi dengan cara
membentuk kembali kontak giginya3. Per&orasi gigi
(ubang pasak atau pasak yang digunakan dalam restorasi dengan pin
retained yang teletak salah dapat menyebabkan per&orasi lateral.
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
4/23
- 'pabila per&orasi terletak lebih ke oklusal ligamen periodontal,
maka preparasi diperluas untuk menutupi de&ek.- 'pabila per&orasi meluas ke ligamen periodontal maka dilakukan
bedah periodontal untuk menghaluskan atau menempatkan
restorasi pada area per&orasi.- 'ppabila area tersebut tidak dapat diakses maka gigi tersebut
harus diekstraksi.2. ntrusi gigi pendukung
ntrusi gigi pendukung dapat terjadi karena perubahan yang terjadi
dimana posisi gigi pendukung menjauhi bidang oklusal.
3.1.) Kegagalan mekanis
1. Kehilangan retensi
al ini terjadi akibat pengaruh beban oklusi yang tidak
seimbang pada bagian lain dari gigi tiruan jembatan. %etainer yang
longgar menyebabkan kerusakan yang cepat dari gigi abutment. Pasien
mungkin menyadari kelonggaran atau sensiti!itas terhadap suhu atau
permen. juga mungkin ada rasa tidak enak yang berulang dan bau, yang
harus dibedakan dari gejala serupa yang disebabkan oleh kebersihan
atau periodontal masalah mulut yang buruk.
Penatalaksanaan :
- 'pabila retainer menjadi longgar, gigi tiruan jembatan harus
dilepas sehingga gigi abutment dapat die!aluasi.- 'pabila restorasi dapat dilepas dari gigi yang dipreparasi tanpa
kerusakan dan tidak ada karies, maka penyemenan kembali dapat
dilakukan. Prosedur penyemenan yang salah, seperti kontaminasi
dengan pelembab atau ruang kosong pada semen meningkat
mungkin dapat menyebabkan masalah.
). Fraktur konektor
%angka jembatan atau konektor yang kaku seperti patutan
yang disolder dapat patah. $obilitas tiap bagian akan menyebabkan
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
5/23
kegagalan tersebut, tetapi perlu diperiksa juga gangguan oklusi dengan
palpasi jari, kertas artikulasi, atau malam indikator oklusal.
Penatalaksanaan :
- Fraktur konektor sulit untuk dideteksi pada gigi penyangga
dengan tanpa mobilitas. edges ditempatkan di ba ah konektor
untuk memisahkan komponen gigi tiruan jembatan untuk
memastikan diagnosis. Kadang-kadang inlay seperti preparasi
*o!etail dapat dikembangkan dalam logam untuk menjangkau
lokasi &raktur dan casting dapat disemen untuk menstabilkan
prostesa.- 0ika hal ini tidak mungkin dan pembuatan ulang tidak dapat
dengan cepat dicapai, konektor tersebut harus dihilangkan dengan
memotong melalui konektor utuh. 4igi tiruan sebagian lepasan
sementara dapat diinsersikan untuk menjaga ruang yang ada dan
memenuhi persyaratan estetika.- 'kan lebih baik bila memungkinkan untuk menggabungkan
beberapa satuan jembatan dengan menyolder sendi pada tengah
pontics sebelum porselen ditambahkan. al ini dapat
memberikan luas permukaan yang lebih besar untuk sendi yang
disolder dan juga diperkuat oleh porselen penutup.
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
6/23
3. Fraktur gigi
- Fraktur koronal
Fraktur koronal dapat disebabkan karena karies pada gigi
abutment. Fraktur juga dapat disebabkan karena preparasi gigi
yang berlebihan sehingga menyebabkan struktur gigi tidak
mampu untuk menahan beban oklusal.
Penatalaksanaan :
o 'pabila de&ek kecil dapat direstorasi dengan amalgam, gold foil , atau resin.
o 'pabila terdapat &raktur koronal yang besar di sekeliling
retainer, maka dibuatkan ful coverage retainer.o 'pabila &raktur menyebabkan terbukanya pulpa, maka
dilakukan pera atan endodontic.- Fraktur akar
Fraktur akar sering terjadi pada gigi yang mengalami
trauma. Fraktur juga dapat terjadi selama pera atan endodontik akibat preparasi yang berlebihan. 'pabila &raktur akar terletak jauh
diba ah tulang al!eolar, maka harus diekstraksi dan dibuatkan
protesa baru.
2. Fraktur porselenFraktur porselen terjadi baik dengan logam keramik dan
restorasi all ceramic . +ebagian besar &raktur porcelain fused to metal
dapat dikaitkan dengan karakteristik desain yang tidak tepat darikerangka logam atau masalah yang berhubungan dengan oklusi.
%estorasi all ceramic umumnya gagal karena kekurangan dalam
preparasi gigi atau adanya gaya oklusal yang berat. +udut yang tajam
atau sudut tajam atau daerah yang sangat kasar dan tidak teratur di
atas area pelapisan bertindak sebagai titik konsentrasi tegangan yang
menyebabkan penjalaran retak dan patah keramik. Pengecoran logam
yang terlalu tipis tidak cukup mendukung porselen, sehingga lentur
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
7/23
dan patah pada porselen. porselen yang tidak didukung oleh logam
dalam porcelain fused to metal mungkin patah karena kegagalan
kohesi& dalam porselen. Penanganan yang tidak tepat dari alloy selama
pengecoran, finishing atau aplikasi dari porselen dapat menyebabkan
kontaminasi logam.
Penatalaksanaan :
- $etode terbaik adalah membuat protesa baru.- Bahan resin sering digunakan untuk membangun kembali bentuk
porselen di daerah dimana &raktur terjadi, memadai untuk
pencocokan arna yang baik dapat dicapai. %etensi dari material
ini umumnya dengan mechanical interlocking , apabila diletakkan
pada gigi dengan tekanan kunyah yang besar seringkali mengalami
kegagalan.- 'pabila &raktur disebabkan karena tekanan oklusal yang besar,
bagian yang berkontak dengan gigi tersebut dihindarkan mada
metal-ceramic junction dan harus 1.5 mm dari junction.
5. Kegagalan penyemenanKegagalan penyemenan dapat disebabkan karena
melonggarnya retainer karena retensi mekanis yang tidak memadai
sebagai kekuatan adhesi kimia, dan kekuatan kohesi& semen yang
terbatas. Kegagalan penyemenan juga dapat terjadi karena teknik
sementasi yang buruk. +emen resin dianggap paling kuat. 6amun
kelemahan utama dari semen resin yaitu perembesan ) yang
menyebabkan peningkatan tekanan pada inter&ace yang bertindak
sebagai ruang hidrolik, yang mengarah ke kegagalan.7. 4igi tiruan jembatan yang lepas dari penyangga
4igi tiruan jembatan yang lepas dari gigi penyangga dapat
terjadi karena sebagai berikut :- 'danya torsi atau ungkitan- Kesalahan teknik penyemenan "bahan semen kurang baik atau
pengadukan yang kurang sempurna#- erlarutnya semen karena terbukanya tepi restorasi- 4igi penyangga goyang
- 4igi penyangga mengalami karies
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
8/23
- Kesalahan dalam pemilihan retainer - %estorasi tidak akurat
3.1.3 Kegagalan estetis
1. Ketidakcocokan arna
Ketidakcocokan arna disebabkan oleh sebagai berikut :
- Ketidakmampuan operator untuk mencocokkan gigi alami pasien
dengan tersedia arna porselen.- Pilihan arna yang tidak memadai karena metamerism.
- Pengurangan gigi tidak cukup atau kegagalan untuk karena bentuk yang salah atau desain kerangka yang menampilkan logam.
- *i samping itu, gigi alami mengalami perubahan arna yang tidak
terjadi dalam porselen, sehingga pencocokan arna tidak dapat
diterima.- Bentuk margin atau bentuk ser!iks dari protesa dapat
meningkatkan akumulasi plak, menyebabkan in&lamasi gingi!a,
yang menghasilkan arna jaringan lunak yang tidak ajar atau
bentuk yang estetis tidak dapat diterima
). ilangnya &acing "porcelain#
ilangnya &acing atau lapisan estetik dapat disebabkan
karena kurangnya retensi, perubahan dari kerangka logam, maloklusi
dan pengolahan bahan pelapis yang salah serta keausan bahan.
3. E!alua"i Kegagalan Gigi Tiruan Jembatan
+etelah 4 0 selesai di&abrikasi dari laboratorium "belum jadi
sepenuhnya baru backing logam#, sebelum dipasangkan pada pasien 4 0 ini
perlu die!aluasi terlebih dahulu, terutama pada kualitas backing logam dan
&acing porcelainnya "pada tipe PF$#, namun jika tidak menggunakan bahan
ini maka tidak perlu die!aluasi. *isini die!aluasi kecekatan 4 8, ketepatan
marginal, kontak proksimal, ruang untuk &acing, kontak oklusal dan
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
9/23
artikulasi. 0ika e!aluasinya baik, maka backing logam ini dikembalikan lagi
ke laboratorium untuk dibuatkan &acing porselennya. +etelah jadi
sepenuhnya, kembali dilakukan e!aluasi pemeriksaan di gigi pasien namun
belum disementasi secara permanen. 9!aluasi ini meliputi:
- Kecekatan " &itness sel& retention #. 4 8 harus memiliki kecekatan yang
maksudnya saat dipasangkan bisa pas dan tidak jatuh saat dipasang di
gigi hasil preparasi dan mampu mela an gaya-gaya ringan yang
berla anan dengan arah insersi tanpa sementasi.- $arginal &itness ; integrity. *iperiksa pada bagian tepi ser!ikal restorasi
menggunakan sonde hal&- moon< apakah ada bagian yang terlalu pendek
atau terbuka serta dilakukan pemeriksaan mengelilingi ser!ikal.
Kemudian dilihat juga kondisi gusi, apakah mengalami kepucatan
"menandakan tepi ser!ikal yang terlalu panjang sehingga menekan gusi#.
*isini perlu dilakukan pengurangan panjang namun jangan sampai
terlalu pendek yang dapat berakibat terbukanya tepi restorasi.- Kontak proksimal. Kontak tidak boleh terlalu menekan, o!erhanging,
atau o!erkontur "terlalu ke labial atau lingual atau oklusal#. Perhatikan
juga e&ek dari '8F karena gaya ini sangat berpengaruh terhadap kondisi
inklinasi gigi. Pengecekan dilakukan dengan menggunakan benang gigi
dan dile atkan di proksimal gigi tetangga ataupun antar 4 8. *isini
benang harus mengalami hambatan ringan namun tidak sampai merobek
benang.- +tabilitas dan adaptasi ke mukosa gingi!a. $erupakan kedudukan pada
gigi penyangga harus tetap dan tepat, sehingga tidak goyang, memutar,
ataupun terungkit meskipun tidak diberi gaya. =ntuk masalah &aktor
ungkit umumnya diperiksa dengan menekan salah satu gigi penyangga.
'daptasi mukosa tentu perlu karena nantinya 4 0 akan menekan gusi
meskipun ringan namun tetap tidak boleh membuat perubahan arna
pada gusi yang dapat berujung pada resesi serta untuk memaksimalkan
e&ek sel& cleansing pada daerah embrasurnya.- Penyesuaian oklusal. Pemeriksaan dilakukan menggunakan kertas
artikulasi dan diletakan di titik kontak dan titi oklusi dan suruh pasien
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
10/23
menggigit kertas tersebut dalam kondisi oklusi sentris. asil yang baik
adalah tidak adanya tanda pada hasil restorasi yang menandakan bah a
oklusi sudah nyaman dan tidak ada yang mengganjal atau
ketidaknyamanan saat beroklusi. al ini perlu karena ketidaknyamanan
ini dapat berujung pada gangguan sistem mastikasi.- 9stetika. +yarat estetis selalu menjadi poin utama dalam setiap restorasi,
khususnya pada masa kini dimana pasien menginginkan restorasinya
se arna gigi dan seideal mungkin, maka pada bagian yang terlihat saat
tersenyum "anterior dan sebagian kecil posterior# maka restorasi harus
se arna gigi tetangganya dan harus mengikuti kontur, anatomi, dan
bentuk normal gigi tersebut.
). Pera atan pendahuluan
Pera atan pendahuluan adalah tindakan yang dilakukan
terhadap gigi, jaringan lunak maupun keras, dalam rangka
mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan. Keberhasilan ataugagalnya gigitiruan sebagian lepasan tergantung pada beberapa &aktor
diantarnya meliputi:
1. Kondisi mulut pasien). Keadaan periodontal gigi yang dipilih3. Prognosa gigi tersebut.
ujuan pera atan pendahuluan selain untuk mengadakan
sanitasi mulut, juga untuk menciptakan kondisi oklusi normal, yang
menjamin kesehatan gigi dan jaringan pendukungnya.
=saha mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan ada )
"dua# hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pemeriksaan mulut, gigi geligi dan jaringan mulut lainnya.). =saha mempersiapkan gigi dan mulut dalam menerima gigitiruan.
Pera atan pendahuluan meliputi:
1. indakan yang berhubungan dengan pera atan bedah=mumnya pembedahan mencakup jaringan keras dan
jaringan lunak yang memerlukan aktu penyembuhan yang cukup
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
11/23
sebelum pembuatan gigi tiruan. $akin lama jarak aktu
pembedahan dengan pencetakan makin sempurna penyembuhan
sehingga gigi tiruan lebih stabil.a. Pencabutan.
4igi yang akan dicabut harus ditentukan dengan teliti.
+etiap gigi diperiksa apakah cukup penting dan masih dapat
dipertahankan untuk keberhasilan gigitiruan yang akan dibuat
atau harus dicabut. 4igi yang cukup kuat yang akan dijadikan
sandaran dapat dipertahankan sebaliknya gigi yang dapat
menimbulkan kesulitan dalam pembuatan gigitiruan sebaiknya
dicabut.
b. Penyingkiran sisa akar yang tinggal dan gigi impaksiPengambilan sisa akar yang terpenting dapat dilakukan
dari permukaan labial bukal, atau palatal tanpa mengurangi
tinggi al!eolar ridge. Pengambilan gigi yang impaksi dilakukan
sedini mungkin agar dapat mencegah in&eksi akut dan kronis.c. Kista dan tumor odontogenik
+emua gambaran radiolusen dan radiopak harusdiselidiki. Penderita harus diyakinkan tentang keadaan
mulutnya yang mempunyai kelainan berdasarkan laporan akhir
patologis.d. Penonjolan tulang
Penonjolan tulang yang menghalangi pemasangan
gigitiruan harus disingkirkan. $isalnya torus palatinus yang
meluas sampai pada pertemuan palatum mole sehingga
menghalangi adanya posteror palatal seal, torus palatinus yang
sangat besar sehingga memenuhi palatum dan akan
menyebabkan ketidakstabilan gigitiruan, torus palatinus yang
menyebabkan penumpukan debris.
e. Bedah periodontal
Bedah periodontal dilakukan untuk mendapatkan
keadaan jaringan yang sehat sebagai pendukung gigitiruan.
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
12/23
Penyingkiran saku gusi dapat dilakukan dengan cara kuretase
dan eksisi surgical. $isalnya gingi!ectomy, reposisi &lap.
). indakan-tindakan yang berhubungan dengan pera atan jaringan
pendukung.
al ini berguna untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada
gigi yang ada sehingga dapat memberikan dukungan dan &ungsi yang
baik untuk gigitiruan, antara lain:
a. $enghilangkan kalkulus b. $enghilangkan pocket periodontal
c. $elakukan splinting terhadap gigi-gigi yang mobilitid. $emperbaiki tambalan yang tidak baik, seperti tambalan
menggantung.e. $enghilangkan gangguan oklusal&. indakan Konser!asi
+ebelum merencanakan gigitiruan harus diketahui
perbaikan yang akurat terhadap gigi-gigi yang ada, antara lain :
a. Penambalan b. Pembuatan inlay, dsb
c. Kedudukan rest
3. indakan-tindakan ortodonti
indakan ini misalnya ada kasus diastema sentralis,
sebaiknya dilakukan pera atan ortodonti terlebih dahulu sebelum
pembuatan gigitiruan.
Skenario # Gangguan Pengun$a%an
bu 'khamd 2> tahun merasakan adanya ketidaknyamanan karena
adanya kegoyangan gigi tiruan tetap pada rahang atas kiri. Keadaan ini
telah dirasakan 3 hari yang lalu setelah mengunyah makanan. Berdasarkan
hasil pemeriksaan &oto panoramic dan periapikal yaitu pada gigi )5
menunjukkan post pera atan endodontic dengan pemasangan pasak,
radiolucent berbatas jelas pada apical gigi dan tampak &raktur pada
retainer . Pada gigi )? menunjukkan &raktur pada akar palatal, radiolucent
pada bagian apical gigi dan resorbsi tulang al!eolar sampai ) 3 panjang
akar gigi. +ecara klinis gigi )5 dan )? merupakan retainer dengan desain
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
13/23
extracoronal retainer berupa porcelain fuse to metal dan pontic pada gigi
)7 dengan tipe ridge lap pontic . Retainer dan pontic dihubungkan dengan
connector tipe fixed-fixed bridge . *isamping itu pada gigi )5 terdapat
karies permukaan akarpada bagian bukal dan gigi )? tampak adanya resesi
gingi!al dan karies permukaan akar pada bagian bukal dan palatal. ampak
adanya pengelupasan lapisan estetik "lapisan porcelain # pada oklusal
retainer gigi )5. Penderita menginginkan penggantian gigi tiruan tersebut.
Penatalaksanaan pada skenario tersebut adalah 4igi tiruan sebagian
lepasan karena kondisi gigi )5 dan )? tidak dapat dipertahankan lagi
dikarenakan kondisi yang telah disebutkan di skenario. $aka gigi )5 dan
)? diindikasikan untuk dilakukan ekstraksi. +elain itu, dilihat dari data &oto
panoramik di skenario, tampak gambarak radiolusen pada beberapa gigi
seperti pada gigi 17, 1?, 37, 3?, 25, 27 dan 2? yang menandakan bah a
telah dilakukan pera atan pada gigi tersebut. +elain itu terlihat resorbsi
tulang al!eolar hori@ontal yang terjadi secara general dari gigi 3? sampai
2?. leh karena itu pasien diindikasikan untuk menggunakan 4 +(.
1.& Pen'ega%an Kegagalan Gigi Tiruan Jembatan
=saha pencegahan yang dilakukan terhadap kegagalan gigi tiruan
jembatan adalah :
1. $engetahui pemilihan jumlah dan distribusi gigi pendukung. Pemilihan
jumlah dan distribusi gigi pendukung yang baik dapat mengurangi resiko
terjadinya kegagalan gigi tiruan jembatan. ukum 'nte tetap merupakan
acuan utama untuk menentukan distribusi jumlah gigi yang tepat pada gigi
tiruan jembatan, idealnya dua pendukung digunakan untuk satu pontik
yang terletak pada ujung-ujungnya.
). *okter gigi mengetahui dengan baik prosedur pera atannya
3. Pasien menjaga oral hygiene dengan baik agar tidak ada akumulasi plak
2. 'plikasi bahan pelapis lunak
5. Pemakaian stres absorbing elemen
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
14/23
7. Pemakaian konektor non rigid. Perbedaan gerakan gigi dan implan dapat
menyebabkan berbagai bentuk kegagalan pemakaian gigi tiruan jembatan
dukungan gigi dan implant. =saha yang paling penting untuk diperhatikan
dalam mencegah berbagai bentuk kegagalan tersebut adalah dengan
mencegah terjadinya tekanan berlebihan pada pendukung gigi tiruan
jembatan yang timbul akibat perbedaan pergerakan tersebut.
?. Pada pasien dengan indeks karies yang tinggi, mengatur aktu kunjungan
untuk melakukan control plak perlu dilakukan. +erta menggunakan pasta
gigi dan obat kumur yang mengandung &luoride.
Pen$ebab Kegagalan Gigi Tiruan (ekat
a. Pinggiran restorasi retainer yang terlampau panjang, kurang panjang atau
tidak lengkap serta terbuka. b. erjadi kerusakan pada bahna mahkota retainer yang lepas, embrasure
yang terlalu sempit, pilihan tipe retainer yang salah, serta mahkota
sementara yang merusajk atau ,mendorong gingi!al terlalu lama.c. nadekuat gigi abutment
d. buruk e. Bidang oklusi yang terlalu luas dan atau&. penimbunan sisa makanan antara pontik dan retainer, tekanan yang
berlebih pada gingi!a. *aerah ser!ikal yang sakit, shok termis oleh karena
pasien belum terbiasa.g. %etainer atau jembatan lepas dari gigi penyangga. 'dakalanya satu
jembatan yang lepas secara keseluruhan dapat disemen kembali setelah
penyebab dari lepasnya restorasi tersebut diketahui dan dihilangkan. 0ika
tidak semua retainer lepas maka jembatan dikeluarkan dengan cara dirusak
dan dibuatkan kembali jembatan yang baru, jika sesuatu dan kondisi
memungkinkanh. 0embatan kehilangan dukungan, dapat terganggu oleh karena jembatan,
luas permukaan oklusal, bentuk embrasure, bentuk retainer, kurang gigi
penyangga, trauma pada periodontium dan teknik pencetakan.i. Kesalahan cara preparasi, preparasi yang tidak dilindungi dengan mahkota
sementara, karies yang tersembunyi, rangsangan dari semen serta
terjadinya per&orasi.
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
15/23
j. 0embatan patah. *apat diakibatkan oleh hubungan oleh shoulder atau bahu
yang tidak baik, teknik pengecoran yang salah serta kelelahan bahan.k. Kehilangan lapisan estetik l. rauma oklusalm. Beban kunyak yang berlebihann. ekanan yang berlebihan pada jaringan lunak
Kegagalan GTJ
'dapun beberapa bentuk kegagalan dari pemakaian gigi tiruan
jembatan yang
dapat ditemukan antara lain :
a. ntrusi gigi pendukungPerubahan yang terjadi dimana posisi gigi pendukung,
menjauhi bidang oklusal.
b. Karies gigi pendukung
=mumnya disebabkan karena pinggiran restorasi retainer yang terlampau panjan,kurang panjang atau tidak lengkap
serta terbuka. +ebab lain, yaitu terjadi kerusakan pada
bahna mahkota retainer yang lepas, embrasure yang terlalu
sempit, pilihan tipe retainer yang salah, serta mahkota
sementara yang merusak atau ,mendorong gingi!al terlalu
lama.
c. Periodontitis jaringan pendukung
d. Konektor patah.
e. Penderita mengeluh akan adanya perasaan yang tidak enak.
al yang dapat menyebabkan gangguan ini adalah kontak
prematur atau oklusi yang tidak sesuai, bidang oklusi yang
terlalu luas dan atau penimbunan sisa makanan antara
pontik dan retainer, tekanan yang berlebih pada gingi!a.
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
16/23
*aerah ser!ikal yang sakit, shock termis oleh karena pasien
belum terbiasa.
&. %etainer atau jembatan lepas dari gigi penyangga.
'dakalanya satu jembatan yang lepas secara keseluruhan
dapat disemen kembali setelah penyebab dari lepasnya
restorasi tersebut diketahui dan dihilangkan. 0ika tidak
semua retainer lepas maka jembatan dikeluarkan dengan
cara dirusak dan dibuatkan kembali jembatan yang baru,
jika sesuatu dan kondisi memungkinkan
g. 0embatan kehilangan dukungan, dapat terganggu oleh
karena jembatan, luas permukaan oklusal, bentuk
embrasure , bentuk retainer, kurang gigi penyangga, trauma
pada periodontium dan teknik pencetakan.
h. erjadi perubahan pada pulpa, dapat disebabkan oleh cara
preparasi, preparasi yang tidak dilindungi dengan mahkotasementara, karies yang tersembunyi, rangsangan dari semen
serta terjadinya per&orasi.
i. 0embatan patah, dapat diakibatkan oleh hubungan oleh
shoulder atau bahu yang tidak baik, teknik pengecoran yang
salah serta kelelahan bahan.
j. Kehilangan lapisan estetik.
Ma'am)ma'am Kegagalan Gigi Tiruan Jembatan *an Pen$ebabn$a
1. Biologikal
a. %asa tidak nyaman
b. Karies
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
17/23
c. Per&orasi pulpa
d. Kerusakan periodontal
e. $asalah oklusal
&. Fraktur gigi penyangga
). $ekanikal
a. Fraktur gigi tiruan
b. Keausan oklusal gigi tiruan
3. 9stetik
a. Perubahan arna gigi tiruan
b. Kontur yang tidak sesuai
Penyebab kegagalan 4 0:
a. Pinggiran restorasi retainer yang terlampau panjang, kurang
panjang atau
tidak lengkap serta terbuka.
b. erjadi kerusakan pada bahan mahkota retainer yang lepas,
embrasure yang terlalu sempit, pilihan tipe retainer yang salah,serta mahkota sementara yang merusak atau mendorong
gingi!a terlalu lama.
c. nadekuat gigi abutment
d. buruk
e. Bidang oklusi yang terlalu luas
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
18/23
&. Penimbunan sisa makanan antara pontik dan retainer,
tekanan yang berlebih pada gingi!a. *aerah ser!ikal yang
sakit, shock termis oleh karena pasien belum terbiasa.
g. %etainer atau jembatan lepas dari gigi penyangga.
'dakalanya satu jembatan yang lepas secara keseluruhan
dapat disemen kembali setelah penyebab dari lepasnya
restorasi tersebut diketahui dan dihilangkan. 0ika tidak
semua retainer lepas maka jembatan dikeluarkan dengan
cara dirusak dan dibuatkan kembali jembatan yang baru, jika sesuatu dan kondisi memungkinkan
h. 0embatan kehilangan dukungan, dapat terganggu oleh
karena jembatan, luas permukaan oklusal, bentuk
embrasure, bentuk retainer, kurang gigi penyangga, trauma
pada periodontium dan teknik pencetakan.
i. Kesalahan cara preparasi, preparasi yang tidak dilindungidengan mahkota sementara, karies yang tersembunyi,
rangsangan dari semen serta terjadinya per&orasi.
j. 0embatan patah. *apat diakibatkan oleh hubungan oleh
shoulder atau bahu yang tidak baik, teknik pengecoran yang
salah serta kelelahan bahan.
k. Kehilangan lapisan estetik.
l. rauma oklusal.
m. Beban kunyah yang berlebihan.
n. ekanan yang berlebihan pada jaringan lunak.
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
19/23
3.3 Penatalak"anaan Kegagalan Gigi Tiruan Jembatan Pa*a Ka"u" *i
Skenario
=ntuk mencegah kegagalan-kegagalan tersebut, sebelum dalam
pembuatan gigi tiruan jembatan, diperlukan tahap-tahap sebagai berikut:
3.3.1 Pera atan Bahan
+yarat-syarat bahan secara umum adalah memiliki aspek:
1. Biologis
6on iritan
6on toksik
Kariostatik
). Kelarutan
Bahan tersebut harus tahan terhadap sali!a "tidak larut dalam sali!a#
3. $ekanis
$emiliki daya tahan abrasi yang baik
$odulus elasticitysama dengan enamel dan dentin
2. +i&at termis
Koe&isien muai panas sama dengan enamel dan dentin.
3.3.) Pera atan Pendahuluan
Pera atan pendahuluan adalah tindakan yang dilakukan terhadap
gigi, jaringan lunak maupun keras, dalam rangka mempersiapkan mulut
untuk menerima gigi tiruan. Keberhasilan atau gagalnya gigi tiruan cekat
tergantung pada beberapa &aktor diantaranya meliputi:
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
20/23
1. Kondisi mulut pasien
). Keadaan periodontal gigi abutment
ujuan pera atan pendahuluan selain untuk mengadakan sanitasi mulut,
juga untuk menciptakan kondisi oklusi normal, yang menjamin kesehatan
gigi dan jaringan pendukungnya.
Pera atan ini meliputi:
1. indakan-tindakan yang berhubungan dengan pera atan
jaringanpendukung gigi abutment
al ini berguna untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada gigi yang
ada sehingga dapat memberikan dukungan dan &ungsi yang baik untuk gigi
tiruan.
$enge!aluasi keadaan jaringan periodontal gigi abutment secara
radiogra&i juga perlu dilakukan untuk menilai apakah gigi tersebut masih
dapat digunakan sebagai penyangga atau tidak.
). indakan Konser!asi
+ebelum merencanakan gigitiruan harus diketahui perbaikan yang akurat
terhadap gigi-gigi yang ada.
3. indakan Prostetik
+etelah semua gigi penyangga dan jaringan pendukungnya die!aluasi
tahap berikutnya adalah pembuatan gigi tiruan cekat yang baru.
Keuntungan dari perencanaan, pembuatan dan pelaksanaan persiapan
didalam mulut yang teliti adalah sangat mendasar. Preparasi yang tepat
akan mengarahkan gaya pengunyahan, sehingga desain gigi tiruan akan
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
21/23
mendukung satu sama lain. 4aya yang seimbang dan didistribusikan
dengan sesuai dapat membantu mempertahankan struktur rongga mulut
yang masih ada dan restorasi.
'khirnya keadaan ini dapat menghasilkan ramalan, prognosa yang baik
untuk suatu restorasi. +etelah dilakukan pera atan pendahuluan yang baik,
barulah dapat dilakukan pengambilan cetakan pada pasien untuk
pembuatan gigitiruan, karena gigi tiruan dapat bertindak sebagai pengganti
&ungsi gigi yang hilang dan mengembalikan kesehatan jaringan mulut.
3.3.3 Pemilihan *esain
Pertimbangan pemilihan desain dasar 4igi iruan 0embatan:
1. *esain retainer
). *esain pontik
Penatalaksanaan kasus pada skenario:
Kasus pada skenario disebutkan bah a, berdasarkan pemeriksaan klinis
diketahui gigi )5 dan )? adalah retainer dengan desain extracoronal retainer
berupa porcelain fused to metal. Pontic pada gigi )7 dengan tipe ridge lap pontic .
Pada retainer gigi )5 menunjukkan lapisan porcelain -nya telah hilang pada bagian
oklusal. Pada gigi penyangga )? terdapat &raktur akar dan adanya karies pada
bagian ser!ikal gigi tersebut. Pasien menginginkan gigi tiruannya diganti.
Penatalaksanaan pada gigi )?:
1. $enghilangkan karies
). Pera atan saluran akar
3. Pembuatan do el retainer
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
22/23
*o el retainer adalah retainer yang meliputi saluran akar gigi, dengan
sedikit atau tanpa jaringan mahkota gigi dengan syarat tidak sebagai
retainer yang berdiri sendiri. ndikasi:
a. 4igi penyangga yang telah mengalami pera atan syara&
b. 4igi tiruan pendek
c. ekanan kunyah ringan
d. 4igi penyangga perlu perbaikan posisi inklinasi
Keuntungan:
a. 9stetis baik
b. Posisi dapat disesuaikan
Kerugian:
+ering terjadi &raktur akar
Penatalaksanaan pada gigi )5:
Pera atan prostetik dengan pembuatan retainer yang baru.
+AFTA, P-STAKA
Annusavice. 2003. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
8/18/2019 skenario 3 kurhab 4
23/23
Aryanto, Gunadi H., dkk. 1991. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan
Sebagian Lepasan Jilid I . Jakarta: Hipokrates. Aryanto, Gunadi H., dkk. 1993. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan
Sebagian Lepasan Jilid II . Jakarta: Hipokrates.
Barclay, 8. < almsley, '.*. 1>>A. Fixed and Removable
Prosthodontics. Birmingham: 8hurcill (i!ingstone, hal 115.
asker !". 2003. Perawatan Prostodontik Bagi Pasien Tak
Bergigi Edisi . Jakarta: EGC.
9 ing 09. Fixed Partial Prosthesis. 2 nd ed. Philadelphia: (ea ; Febinger,
1>5>: 17>-??.
"artanto, #. 19$%. Teori dan Praktek Ilmu !a"kota dan Jembatan
Jilid # Edisi $ . andun&: #ener'it A(u)ni.
#ra*itno, H.!. 1991. Ilmu Geligi Tiruan Jembatan% Pengeta"uan
&asar dan 'an(angan Pembuatan. Jakarta: EGC.
+mith,Bernard 4 6< o e, (eslie 8. ) ?. Planning and aking !ro"n and #ridges$ %th ed. 6e Cork: n&orma ealthcare.
ylman +*. !onstruction of Pontics For Fixed Partial &entures' (ndications$
)ypes$ and aterials. (n )heory and Practice of !ro"n and Fixed
Partial Prosthodontics. * th ed. +aint (ouis: 8D $osby 1>? : )7, 175,
75 -A1.