42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Kegawat-Daruratan adalah blok ke-XX pada semester 7 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan kasus mengenai multiple trauma 1.2 Maksud dan Tujuan 1. Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

Skenario a (2)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skenario a (2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Kegawat-Daruratan adalah blok ke-XX pada semester 7 dari Kurikulum

Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan

kasus mengenai multiple trauma

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis

dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

Page 2: Skenario a (2)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor : dr. Irfanuddin, Sp.KO, M.Pd.Ked

Waktu : Senin, 23 September 2013

Kamis, 25 September 2013

Moderator : Jeffri Wahyudi

Sekretaris Meja : Ringga Alifiandika Maulana

Sekretaris Papan : Famela

Peraturan Tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan

2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat

3. Berbicara yang sopan dan penuh tata karma.

2.2 Skenario Kasus

Tn. Agus, 25 tahun, seorang buruh bangunan sedang bekerja di lantai 2 tiba-tiba terjadi

kebakaran dilantai tersebut, dan api menyambar Tn. Agus, kemudian Tn. Agus

menyelamatkan diri dengan cara melompat dari lantai 2. Perut Tn. Agus membentur

benda keras, lengan kiri dan kanan mengalami luka bakar dan ia juga mengeluh nyeri dan

bengkak di paha kiri atas. 15 Menit kemudian ia dibawa ke UGD RSMP dalam keadaan

sadar dan mengeluh nyeri pada perut da paha kiri serta nyeri pada daerah luka bakarnya.

Pemeriksaan Primer (Primary Survey) menunjukan tanda-tanda :

- Tanda vital: Pasien sadar, berat badan 55 kg, Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi

114x/menit, RR 24x/ menit, temp axilla 36,5oC

Pemeriksaan sekunder (Secondary Survey) :

-Kepala: Tidak terdapat jejas, Mata: tidak ada kelainan, Telinga dan

hidung, Mulut: pasien bisa berbicara

-Leher: dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak distensi)

-Thoraks:

Inspeksi : Tidak ada jejas, frekuensi 24x/menit, gerak nafas simetris

Page 3: Skenario a (2)

Palpasi: nyeri tekanantidak ada, krepitasi tidak ada, stem fremitus sama kiri dan

kanan

Perkusi: sonor kanan dan kiri

Auskultasi: Suara paru vesikuler, suara jantung jejas, reguler

-Abdomen:

Inspeksi: Tampak jejas abdomen di kiri atas

Palpasi: Nyeri tekan kuadran kiri atas abdomen

Perkusi: Timpani, pekak, di abdomen kiri atas

Auskultasi: Bising usus terdengar diseluruh bagian abdomen

-Ekstremitas superior: Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan bawah di bagian

kiri dan kanan. Ditemukan warna kulit kemerahan dan terbula.

-Ekstremitas inferior Regio Femur sinistra: Inspeksi: tampak deformitas, soft tissue

swelling. Palpasi: Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba, ROM: Aktif di daerah

sendi lutut dan panggul

Data tambahan :

Foto thoraks AP: dalam batas normal, foto servikal lateral: dalam batas normal, foto

femur sinistra AP/LAT: tampak fraktur femur 1/3 proximal transversal, cum

contractionum, pada saat dipasang kateter urin: keluar urin jernih sebanyak 50 cc.

2.3 Paparan

2.3.1 Klarifikasi Istilah

1. Luka bakar : Hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh

trauma benda tajam atau tumpul, termal, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, gigitan

serangga.

2. Nyeri : Perasaan tidak nyaman/menderita yang disebabkan rangsangan dari ujung-

ujung syaraf

3. Bengkak : Menjadi besar karena suatu penyakit, salah satu dari peradangan, salah satu

pembesaran yang morbid.

Page 4: Skenario a (2)

4. Primary Survey : Pemeriksaan cepat untuk menentukan kondisi yang mengancam nyawa.

5. Temperature Axilla : Panas dinginnya suhu tubuh yang diukur pada regio axilla.

6. Secondary Survey : Mencari perubahan-perubahan yang dapat berkembang menjadi

lebih gawat yang mengancam jiwa (head to toe)

7. Distensi : Penggelembungan atau pelebaran

8. Jejas : Perlukaan

9. Bula : Lepuhan, suatu lesi kulit yang berbatas jelas mengandung cairan meninggi

biasanya diameterny lebih dari 5mm.

10. Krepitasi : Suara bergerak dikarenakan terjadi penggesaka ujung-ujung tulang yang

patah

11. Deformitas : Perubahan bentuk tubuh sebagian atau seluruhnya.

12. Tissue swelling : Pembesara abnormal pada jaringan sementara pada bagian atau

daerah tubuh tertentu.

13. Fraktur : Pemecahan suat bagian khususnya tulang

14. Cum contractionum : Penggeseran searah sumbu

2.3.2 Identifikasi Masalah

1. Tn. Agus, 25 tahun, seorang buruh bangunan sedang bekerja di lantai 2 tiba-tiba

terjadi kebakaran dilantai tersebut, dan api menyambar Tn. Agus,

2. Perut Tn. Agus membentur benda keras, lengan kiri dan kanan mengalami luka

bakar dan ia juga mengeluh nyeri dan bengkak di paha kiri atas.

3. Tn. Agus menyelamatkan diri dengan cara melompat dari lantai 2.

15 Menit kemudian ia dibawa ke UGD RSMP dalam keadaan sadar dan mengeluh

nyeri pada perut da paha kiri serta nyeri pada daerah luka bakarnya.

4. Pemeriksaan Primer (Primary Survey) menunjukan tanda-tanda

Tanda vital: Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 114x/menit

5. Pemeriksaan sekunder (Secondary Survey) :

-Abdomen:

• Inspeksi: Tampak jejas abdomen di kiri atas

• Palpasi: Nyeri tekan kuadran kiri atas abdomen

• Perkusi: Timpani, pekak, di abdomen kiri atas

Page 5: Skenario a (2)

• Auskultasi: Bising usus terdengar diseluruh bagian abdomen

-Ekstremitas superior: Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan bawah di

bagian kiri dan kanan. Ditemukan warna kulit kemerahan dan terbula.

-Ekstremitas inferior Regio Femur sinistra: Inspeksi: tampak deformitas, soft

tissue swelling. Palpasi: Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba, ROM: Aktif di

daerah sendi lutut dan panggul

6. foto femur sinistra AP/LAT: tampak fraktur femur 1/3 proximal transversal, cum

contractionum

2.3.3 Analisis Masalah

1.Tn. Agus, 25 tahun, seorang buruh bangunan sedang bekerja di lantai 2 tiba-tiba

terjadi kebakaran dilantai tersebut, dan api menyambar Tn. Agus.

A. Apa dampak api menyambar Tn. Agus?

Jawab :

Dampak dari Luka bakar adalah jaringan yang terkena bisa mengalami kerusakan

atau kehilangan baik sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini dapat menyebabkan :

1. Infeksi

2. Ketidak seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit)

3. Distress pernapasan

4. Syok hipovolemik

5. Kecacatan

6. Kematian

B. Apa penyebab dan klasifikasi luka bakar?

Jawab :

Luka bakar dapat disebabkan :

1) Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn)

a)Gas

Page 6: Skenario a (2)

b)Cairan

c) Bahan padat (Solid)

2)Luka Bakar Bahan Kimia (Chemical Burn)

3)Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)

4)Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)

Klasifikasi luka bakar dapat dibedakan menjadi :

1. Berdasarkan Kedalaman luka bakar, yaitu :

a) Derajat I (luka bakar superfisial)

Luka bakar hanya terbatas pada lapisan epidermis. Luka bakar dengan derajat

ini ditandai dengan kemerahan yang biasanay akan sembuh tanpa jaringan

parut dalam waktu 5-7 hari.

b) Derajat II (luka bakar dermis)

Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis tapi masih ada elemen

epitel yang tersisa seperti sel epitel basal, klenjar sebasea, kelenjar keringat,

folikel rambut, sehingga luka akan sembuh dengan waktu 10-21 hari.

c) Derajat III

Luka bakar meliputi seluruh kedalaman kuli, mungkin subkulit, atau organ

yang lebih dalam. Oleh karena itu tidak ada lgi epitel yang hidup maka untuk

mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit. Koagulasi protein

yang terjadi berwarna puith, tidak ada bula, dan tidak ada nyeri.

2. Luas Luka BakarDalam dunia kedokteran perkiraan luas luka bakar yang banyak digunakan

adalah dengan menggunakan metoda rule of Nine dari wallace dengan membagi

tubuh seseorang yang terkena luka bakar menjadi beberapa area, yaitu 1) kepala

dan leher = 9% ; 2) lengan kiri = 9% , lengan kanan = 9% ; 3) badan bagian depan

Page 7: Skenario a (2)

= 18% , badan bagian belakang = 18% ; 4) Tungkai kiri = 18% , tungkai kanan =

18% ; 5) genitalia = 1%. total = 100% Artikel ini dibuat sakainget,

C. Bagaimana anatomi dan fisiologi kulit pada kasus ini?

Jawab :

1. ANATOMI KULIT

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ

terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang

dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi

mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak

pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit

tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang

merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari

mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

Page 8: Skenario a (2)

EPIDERMIS

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis

gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-

beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan

epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.

Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):

1. Stratum Korneum

Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum

Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan

telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3. Stratum Granulosum

Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan

sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang

mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.

4. Stratum Spinosum

Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-

filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan

melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan

dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum

basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

5. Stratum Basale (Stratum Germinativum)

Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan

sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke

permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel

yang mengandung melanosit.

Page 9: Skenario a (2)

Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan

dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).

DERMIS

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True

Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan

jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :

·  Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

·  Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya

usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia

meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan

dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan

kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.

Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa

derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit

tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.

Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces

dan respon inflamasi

SUBKUTIS

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak.

Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di

bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi

individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.

Page 10: Skenario a (2)

Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol

bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

3.VASKULARISASI KULIT

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler

dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil

meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri

asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat

nutrient dari dermis melalui embrane epidermis

4.FISIOLOGI KULIT

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah

memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol

suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.

Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma

mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah

diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya

akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan

suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus.

Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit,

paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh

darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh

akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia

yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah

kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.

D. Bagaimana patofisiologi luka bakar? Jawab :

Page 11: Skenario a (2)

A. Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler

secara massive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau

rusaknya jaringan dan peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan cairan,

plasma, dan protein akan lolos atau hilang dari compartment intravaskuler kedalam

jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasi dan menyebabkan

peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan akan hilang melalui evaporasi

kulit yang meningkat sehingga terjadi kekurangan cairan. Peningkatan metabolisme juga

dapat menyebabkan kehilangan cairan melalui sistem pernapasan.

B. Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh mengadakan respon

dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal yang mana dapat terjadi ilius

paralitik (suatu keadaan akut abdomen berupa kembung /distensi abdomen, karena usus

tidak berkontraksi akibat adanya gangguan motilitas), tachycardia dantachypnea

merupakan kompensasi untuk menurunkan volume vaskuler dengan meningkatkan

kebutuhan oksigen terhadap injury jaringan dan perubahan sistem. Kemudian

menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan berakibat pada

depresi filtrasi glomerulus dan oliguri.

C. Repon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan menurunkan

aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital.

D. Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan hasil

dari peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana terjadi peningkatan

temperatur dan metabolisme, hiperglikemi karena meningkatnya pengeluaran glukosa

untuk kebutuhan metabolik yang kemudian terjadi penipisan glukosa, ketidakseimbangan

nitrogen oleh karena status hipermetabolisme dan injury jaringan.

E. Kerusakan pada sel daerah merah dan hemolisis menimbulkan anemia, yang kemudian

akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan perfusi.

F. Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena terfokus pada

penyembuhan jaringan yang rusak.

G. Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan pada saat yang sama terjadi vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler. Terjadi pertukaran elektrolit yang abnormal antara sel dan cairan interstisial dimana secara khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium keluar dari dalam sel. Dengan demikian mengakibatkan kekurangan sodium dalam intravaskuler.

Page 12: Skenario a (2)

2. Perut Tn. Agus membentur benda keras, lengan kiri dan kanan mengalami luka bakar dan ia juga mengeluh nyeri dan bengkak di paha kiri atas.

A. Apa dampak perut Tn. Agus membentur benda keras?

Jawab :

Dampak dari perut Tn.Agus yang terbentur benda keras yaitu bisa terjadi trauma

abdomen, trauma pada organ-organ di abdomen, yang mana organnya terbagi atas organ

padat dan organ berongga bisa menyebabkan rupture atau cedera. Organ-organ tersebut,

yaitu :

- Organ padat : hati, limpa, pancreas dan ginjal

- Organ berongga : usus kecil, usus besar, lambung dan kandung kemih.

B. Bagaimana anatomi dan fisiologi abdomen pada kasus?

Jawab :

Abdomen dapat didefinisikan sebagai daerah tubuh yang terletak antara

diaphragma di bagian atas dan pintu masuk pelvis dibagian bawah. Untuk kepentingan

klinik, biasanya abdomen dibagi menjadi empat kuadran. Cavum abdomen dibagi

menjadi 4 kuadran seperti hal nya pada jam. Untuk membagi nya menjadi 4 kuadran ini

dibutuhkan 2 garis, yaitu 1 garis vertical dan 1 garis horizontal. Garis vertical di dapat

dengan cara kita menarik linea mediana anterior yaitu garis yang ditarik dari incisura

jugularis melewati umbilicus hingga ke symphisis pubis. Lalu utk garis horizontal nya

dari garis horizontal yg melewati umbilicus.

Dinding perut mengandung struktur muskulo-aponeurosis yang kompleks. Di

bagian belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang, di sebelah atas pada iga, dan

di bagian bawah pada tulang panggul. Dinding perut ini terdiri atas beberapa lapis, yaitu

dari luar ke dalam, lapis kulit yang terdiri dari kutis dan subkutis; lemak subkutan dan

fasia superfisial (fasia Scarpa); kemudian ketiga otot dinding perut, m. oblikus abdominis

eksternus, m. oblikus abdominis internus, dan m. tranversus abdominis; dan akhirnya

lapisan preperitoneal, dan peritoneum. Otot di bagian depan terdiri atas sepasang otot

rektus abdominis dengan fasianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba.

Page 13: Skenario a (2)

Dinding perut membentuk rongga perut yang melindungi isi rongga perut.

Perdarahan dinding perut berasal dari beberapa arah. Dari kranikaudal diperoleh

pendarahan dari cabang aa.interkostales VI s/d XII dan a.epigastrika superior. Dari

kaudal, a.iliaka sirkumfleksa superfisialis, a.pudenda eksterna, dan a.epigastrica inferior.

Kekayaan vaskularisasi ini memungkinkan sayatan perut horizontal maupun vertikal

tanpa menimbulkan gangguan pendarahan. Persarafan dinding perut dilayani secara

segmental oleh n.torakalis VI s/d XII dan n.lumbalis I.9

Rongga perut (cavitas abdominalis) dibatasi oleh membran serosa yang tipis

mengkilap yang juga melipat untuk meliputi organ-organ di dalam rongga abdominal.

Lapisan membran yang membatasi dinding abdomen dinamakan peritoneum parietale,

sedangkan bagian yang meliputi organ dinamakan peritoneum viscerale. Di sekitar dan

sekeliling organ ada lapisan ganda peritoneum yang membatasi dan menyangga organ,

menjaganya agar tetap berada di tempatnya, serta membawa pembuluh darah, pembuluh

limfe, dan saraf. Bagian-bagian peritoneum sekitar masing-masing organ diberi nama-

nama khusus. 9

Mesenterium ialah bangunan peritoneal yang berlapis ganda, bentuknya seperti

kipas, pangkalnya melekat pada dinding belakang perut dan ujungnya yang mengembang

melekat pada usus halus. Di antara dua lapisan membran yang membentuk mesenterium

terdapat pembuluh darah, saraf dan bangunan lainnya yang memasok usus. Bagian

mesenterium di sekitar usus besar dinamakan mesokolon. Lapisan ganda peritoneum

yang berisi lemak, menggantung seperti celemek di sebelah atas depan usus bernama

omentum majus. Bangunan ini memanjang dari tepi lambung sebelah bawah ke dalam

bagian pelvik abdomen dan kemudian melipat kembali dan melekat pada colon

tranversum. Ada juga membran yang lebih kecil bernama omentum minus yang terentang

antara lambung dan liver.2

Organ yang mungkin terkena pada kasus ini dalam rongga abdomen dibagi

menjadi dua, yaitu :

a. Organ Intraperitoneal

1. Limpa

Page 14: Skenario a (2)

Merupakan massa jaringan limfoid tunggal yang terbesar dan umumnya

berbentuk oval, dan berwarna kemerahan. Terletak pada regio hypochondrium kiri,

dengan sumbu panjangnya terletak sepanjang iga X dan kutub bawahnya berjalan ke

depan sampai linea axillaris media, dan tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Batas

anterior limpa adalah lambung, cauda pankreas, flexura coli sinistra. Batas posterior pada

diaphragma, pleura kiri ( recessus costodiaphragmatica kiri ), paru kiri, costa IX, X, dan

XI kiri. 9

2. Lambung

Merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai 3 fungsi

utama: (1) menyimpan makanan dengan kapasitas ± 1500 ml pada orang dewasa; (2)

mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk kimus yang setengah

padat, dan (3) mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga pencernaan

dan absorbsi yang efisien dapat berlangsung.

Lambung terletak pada bagian atas abdomen, dari regio hipochondrium kiri sampai regio

epigastrium dan regio umbilikalis. Sebagian besar lambung terletak di bawah iga-iga

bagian bawah. Batas anterior lambung adalah dinding anterior abdomen, arcus costa kiri,

pleura dan paru kiri, diaphragma, dan lobus kiri hati. Sedangkan batas posterior lambung

adalah bursa omentalis, diaphragma, limpa, kelenjar suprarenal kiri, bagian atas ginjal

kiri, arteri lienalis, pankreas, mesocolon tranversum, dan colon tranversum. Secara kasar

lambung berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium

pyloricum, dua curvatura yang disebut curvatura mayor dan minor, serta dua permukaan

anterior dan posterior. Lambung dibagi menjadi fundus, corpus dan antrum. Fundus

berbentuk kubah dan menonjol ke atas terletak di sebelah kiri ostium cardiacum.

Biasanya fundus terisi gas. Sedangkan corpus adalah badan dari lambung. Antrum

merupakan bagian bawah dari lambung yang berbentuk seperti tabung. Dinding ototnya

membentuk sphincter pyloricum, yang berfungsi mengatur kecepatan pengeluaran isi

lambung ke duodenum.

Membran mukosa lambung tebal dan memiliki banyak pembuluh darah yang terdiri dari

banyak lipatan atau rugae. Dinding otot lambung mengandung serabut longitudinal,

serabut sirkular dan serabut oblik. Serabut longitudinal terletak paling superficial dan

Page 15: Skenario a (2)

paling banyak sepanjang curvatura, serabut sirkular yang lebih dalam mengelilingi

fundus lambung,dan menebal pada pylorus untuk membentuk sphincter pyloricum.

Sedangkan serabut oblik membentuk lapisan otot yang paling dalam, mengelilingi fundus

berjalan sepanjang anterior dan posterior. 9

b. Organ Retroperitoneal

1. Ginjal

Berperan penting dalam mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh

dan mempertahankan keseimbangan asam basa darah. Kedua ginjal berfungsi

mengekskresi sebagian besar zat sampah metabolisme dalam bentuk urin. Ginjal

berwarna coklat-kemerahan, terletak tinggi pada dinding posterior abdomen, sebagian

besar ditutupi oleh tulang iga. Ginjal kanan terletak lebih rendah dibanding ginjal kiri,

dikarenakan adanya lobus kanan hati yang besar.

Ginjal dikelilingi oleh capsula fibrosa yang melekat erat dengan cortex ginjal. Di

luar capsula fibrosa terdapat jaringan lemak yang disebut lemak perirenal. Fascia renalis

mengelilingi lemak perirenal dan meliputi ginjal dan kelenjar suprarenalis. Fascia renalis

merupakan kondensasi jaringan areolar, yang di lateral melanjutkan diri sebagai fascia

tranversus. Di belakang fascia renalis terdapat banyak lemak yang disebut lemak

pararenal.

Batas anterior ginjal kanan pada kelenjar suprarenalis, hati, bagian kedua

duodenum, flexura coli dextra. Batas posterior pada diaphragma, recessus

costodiaphragmatica pleura, costa XII, m. Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m.

Tranversus abdominis.

Pada ginjal kiri, batas anterior pada kelenjar suprarenalis, limpa, lambung,

pankreas, flexura coli kiri, dan lekukan-lekukan jejunum. Batas posterior pada

diaphragma, recessus costodiaphragmatica pleura, costa XI, XII, m. Psoas, m. Quadratus

lumborum, dan m. Tranversus abdominis. 9

2. Pankreas

Merupakan kelenjer eksokrin dan endokrin, organ lunak berlobus yang terletak

Page 16: Skenario a (2)

pada dinding posterior abdomen di belakang peritonium. Bagian eksokrin kelenjer

menghasilkan sekret yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak,

dan karbohirat. Bagian endokrin kelenjer, yaitu pulau langerhans, menghasilkan hormon

insulin dan glukagon yang berperan penting dalam metabolisme karbohidrat. Pankreas

menyilang bidang transpilorica.

Dibagi menjadi empat bagian, yaitu : (1) caput pankreas berbentuki seperti

cakram, terletak pada bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di

belakang av. Mesenterica superior dan dinamakan processus uncinatus; (2) collum

pancreas merupakan bagian yang mengecil dan menghubungkan caput dengan corpus

pankreas. Terletak di depan pangkal vena porta dan pangkal arteri mesenterica superior

dari aorta; (3) corpus berjalan ke atas dan kiri menyilang garis tengah; (4) cauda berjalan

menuju ke ligamentum lienorenalis dan berhubungan dengan hilus limpa.

Batas anterior pankreas dari kanan ke kiri : colon tranversum, perlekatan

mesocolon tranversum, bursa omentalis, dan lambung. Sedangkan batas posterior

pankreas dari kanan ke kiri : ductus choledochus, vena porta, vena lienalis, vena cava

inferior, aorta, pangkal arteri mesenterica superior, m. Psoas kiri, kelenjer suprarenalis

kiri, ginjal kiri, dan hilus limpa.

C. Bagaimana pertolongan pertamayang harus dilakukan pada kasus ini?

Jawab :

Pertolongan pertama yang harus kita lakukan adalah meminta pertolongan kepada

siapa pun, kemudian segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll)

orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau

bahan kain basah untuk memadamkan apinya. Kemudian tanggalkan pakaian si korban

dan bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah pada

daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan luka bakar dalam keadaan terbuka

karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang terekspose udara luar dan

menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar biasanya diberikan obat-obatan

penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin, aspirin, asam mefenamat samapai

penggunaan morfin oleh tenaga medis.

Page 17: Skenario a (2)

3. Tn. Agus menyelamatkan diri dengan cara melompat dari lantai 2. 15 Menit

kemudian ia dibawa ke UGD RSMP dalam keadaan sadar dan mengeluh nyeri

pada perut da paha kiri serta nyeri pada daerah luka bakarnya.

Apa penyebab nyeri dan bengkak di paha kiri atas Tn. Agus?

Jawab :

Fraktur pada region femoris sehingga menyebabkan spasme otot sehingga terjadi

nyeri secara terus menerus dan bertambah berat sampai fragmen tulang diimobilisasi.

Pembengkakan terjadi sebagai akibat trauma dan pendarahan yang mengikuti fraktur.

Bagaimana Anatomi dan fisiologi regio femoris?

Jawab :

Di sebelah atas, femur bersendi dengan acetabulum untuk membentuk articulation

coxae dan dibawah dengan tibia dan patella untuk embentuk articulation genus.

Ujung atas femur memiliki :

Caput femoris : membentuk kira-kira 2/3 dari bulatan dan bersendi dengan

acetabulum os coxae untuk membentuk articulation coxae.\

Collum femoris : menghubungkan caput dengan corpus, berjalan kebawah, ke

belakang, dan leteral serta membentuk sudut 125 derajat dengan sumbu panjang

corpus femoris. Sudut dapat berubah akibat adanya penyakit.

Trochanter Mayor dan Minor : tonjolan besar pada taut antara collum dan corpus.

Corpus femoris : pada linea aspera melekat otot-otot dan septa intermuscularis ( pada

bagian posterior yang berigi)

Bagaimana mekanisme nyeri pada perut dan paha kiri atas serta nyeri pada

daerah luka bakar pada kasus?

Jawab :

Cedera struktur intraabdomen dapat diklasifikasikan ke dalam 2 mekanisme

utama, yaitu tenaga kompresi (hantaman) dan tenaga deselerasi. Tenaga kompresi

(compression or concussive forces) dapat berupa hantaman langsung atau kompresi

Page 18: Skenario a (2)

eksternal terhadap objek yang terfiksasi. Hal yang sering terjadi hantaman

menyebabkan sobek dan hematom subkapsular pada organ padat visera. Hantaman

juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intralumen pada organ berongga dan

menyebabkan ruptur. Sedangkan tenaga deselerasi menyebabkan regangan dan

sobekan linier organ-organ yang terfiksasi. Cidera deselerasi klasik termasuk hepatic

tear sepanjang ligamentum teres dan cidera intima pada arteri renalis (Salomone &

Salomone,2011).

Salomone & Salomone (2011) menyatakan bahwa trauma tumpul akibat

hantaman secara umum dibagi ke dalam 3 mekanisme, yaitu :

Yang pertama ketika tenaga deselerasi hantaman menyebabkan pergerakan yang

berbeda arah dari struktur tubuh yang permanen. Akibatnya, kekuatan hantaman

menyebabkan organ viseral yang padat serta vaskularisasi abdomen menjadi ruptur,

terutama yang berada di daerah hantaman.

Yang kedua ketika isi dari intra abdomen terhimpit antara dinding depan abdomen

dan kolumna vertebralis atau posterior kavum thorak. Hal ini dapat merusak organ-

organ padat visera seperti hepar, limpa dan ginjal.

Yang ketiga Ketiga adalah kekuatan kompresi eksternal yang mengakibatkan

peningkatan tekanan intra abdomen secara mendadak dan mencapai puncaknya

ketika terjadi ruptur organ. Pada penderita ini terjadinya jejas pada abdomen

disebabkan karena terhimpitnya pasien saat terjadi kecelakaan. Hal tersebut

menyebabkan terjadinya himpitan pada organ intra abdomen antara dinding depan

abdomen dan kolumna vertebralis.

Mekanisme: melompat dari ketinggian hantaman benda tumpul menyebabkan

sobek dan hematom subkapsular pada organ padat visera. Hantaman juga dapat

menyebabkan peningkatan tekanan intralumen pada organ berongga dan menyebabkan

rupture yaiturupture lien yang menyebabkan nyeri perut

D. Apa saja klasifikasi nyeri perut?

Jawab :

Karakteristik Nyeri :

Page 19: Skenario a (2)

Nyeri alih Nyeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari suatu daerah. Misalnya, diafragma yang berasal dari regio leher C3 – C5 pindah ke bawah pada masa embrional sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan atau peradangan akan dirasakan di bahu. Demikian juga pada kolesistitis akut, nyeri dirasakan di daerah ujung belikat. Abses dibawah diafragma ata rangsangan karena radang atau trauma pada permukaan atau limpa atau hati juga dapat mengakibatkan nyeri di bahu. Kolik ureter atau kolik pyelum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin luar seperti labium mayus atau pada testis pada pria.

Nyeri kontinyu Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietal akan dirasakan terus-menerus karena berlangsung terus, misalnya pada reaksi radang. Pada saat pemeriksaan penderita peritonitis, ditemukan nyeri tekan setempat. Otot dinding perut menunjukkan defans muskuler secara refleks untuk melindungi bagian yang meradang dan menghindari gerakan atau tekanan setempat.

Nyeri kolik Nyeri kolik merupakan nyeri yang hilang timbul  yang menunjukkan suatu obstruksi organ berongga (lumen), organ yang berdinding otot (usus, empedu, duktus biliaris, ureter) Kolik merupakan nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminar). Nyeri ini timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena kontraksi ini berjeda, kolik dirasakan hilang timbul. Fase awal gangguan perdarahan dinding usus juga berupa kolik. Serangan kolik biasanya disertai perasaan mual, bahkan sampai muntah. Dalam serangan, penderita sangat gelisah, kadang sampai berguling-guling di tempat tidur atau di jalan. Yang khas ialah trias kolik yang terdiri atas serangan nyeri yang kumat-kumatan disertai mual dan muntah dan gerak paksa.

Nyeri iskemik Nyeri perut dapat juga berupa nyeri iskemik yang sangat hebat, menetap, dan tidak menyurut. Nyeri ini merupakan tanda adanya jaringan yang terancam nekrosis. Lebih lanjut akan tampak tanda intoksikasi umum, seperti takikardia, keadaan umum yang memburuk, dan syok karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.

Nyeri pindah  Kadang nyeri berubah sesuai perkembangan patologi. Misalnya pada tahap awal appendisitis, sebelum radang mencapai permukaan peritoneum, nyeri viseral dirasakan sekitar pusat disertai rasa mual karena appendiks termasuk usus tengah. Setelah radang terjadi di seluruh dinding termasuk peritoneum viseral, terjadi nyeri akibat rangsangan peritoneum yang merupakan nyeri somatik. Pada saat ini, nyeri dirasakan tepat pada letak peritoneum yang meradang, yaitu diperut kanan bawah. Jika appendiks kemudian mengalami nekrosis dan gangren, nyeri berubah lagi menjadi nyeri iskemik yang hebat, menetap dan tidak menyurut, kemudian penderita dapat jatuh dalam keadaan toksis. Pada perporasi tukak peptik duodenum, isi duodenum yang terdiri atas cairan asam garam dan empedu masuk rongga abdomen yang sangat merangsang peritoneum setempat. Pasien merasakan sangat nyeri di tempat rangsangan itu, yaitu diperut bagian atas. Setelah beberapa waktu, isi cairan lambung mengalir ke kanan bawah, melalui jalandisebelah lateral kolon asendens sampai ke tempat kedua, yaitu rongga perut kanan bawah, sekitar sekum. Nyeri itu kurang tajam dan kurang hebat dibandingkan nyeri pertama karena terjadi pengenceran. Pasien sering mengeluh bahwa nyeri yang mulai di ulu hati pindah ke kanan bawah. Proses ini berbeda sekali dengan proses nyeri pada appendisitis akut. Akan tetapi kedua keadaan ini, appendisitis akut maupun perporasi

Page 20: Skenario a (2)

lambung atau duodenum, akan mengakibatkan peritonitis purulenta umum jika tidak segera ditanggulangi dengan tindakan bedah

Nyeri disertai rasa panas biasanya mengindikasikan karena pengaruh asam dan berhubungan dengan lambung, duodenum atau bagian  esofagus bawah

Nyeri tajam konstan dangkal karena iritasi peritoneal adalah khas ulkus perforasi atau usus buntu yang pecah, kista ovarium, atau kehamilan ektopik.

Rasa sakit, mencengkeram pemasangan obstruksi usus kecil (dan kadang-kadang pankreatitis awal) biasanya terputus-putus, tidak jelas, mendalam, dan puncaknya pada awalnya, tetapi segera menjadi lebih tajam, tak henti-hentinya, dan lebih baik lokal. Tidak seperti sakit menggelisahkan tapi lumayan berhubungan dengan obstruksi usus, nyeri yang disebabkan oleh lesi occluding saluran yang lebih kecil (saluran empedu, tabung rahim, dan ureter) cepat menjadi gangguan yang tidak tertahankan.

Kolik jika ada interval bebas nyeri yang mencerminkan kontraksi intermiten otot polos, seperti pada kolik uretra. Dalam arti sempit, yang kolik istilah “empedu” adalah keliru karena sakit empedu tidak mengampuni. Alasannya adalah bahwa kantong empedu dan saluran empedu, kontras dengan ureter dan usus, tidak memiliki gerakan peristaltik. Kolik biasanya segera diatasi dengan analgesik. nyeri iskemik karena usus terjepit atau trombosis mesenterika hanya sedikit diredakan bahkan oleh narkotika.

Nyeri disebabkan oleh peritonitis lokal, terutama bila mempengaruhi organ-organ perut bagian atas, cenderung diperburuk oleh gerakan atau bernapas dalam-dalam.

Jenis nyeri perut

Keluhan yang menonjol adalah nyeri perut. Adapun jenis nyeri perut terdiri dari :

1.     Nyeri Viseral

Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut. Peritonium visceral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan.

Dengan demikian sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa rasa nyeri padapasien. Akan tetapi bila dilakukan penarikan atau peregangan organ atau terjadi kontraksiyang berlebihan pada otot sehingga menimbulkan iskemik, misalnya pada kolik atau radang pada appendisitis maka akan timbul nyeri. Pasien yang mengalami nyeri viseral biasanyatidak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga biasanya ia menggunakanseluruh telapak tangannya untuk menunjuk daerah yang nyeri. Nyeri viseral kadang disebut juga nyeri sentral (Sjamsuhidajat et all,2004).

Penderita memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan embrional organ yang terlibat. Saluran cerna berasal dari foregut yaitu lambung, duodenum, system hepatobilier dan pankreas yang menyebabkan nyeri di ulu hati atau epigastrium. Bagian saluran cerna yang berasal dari 

Page 21: Skenario a (2)

2.      Nyeri Somatik  

Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi, danluka pada dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau disayat, dan pasien dapat menunjukkansecara tepat letaknya dengan jari. Rangsang yang menimbulkan nyeri ini berupa rabaan, tekanan,rangsang kimiawi atau proses radang. Gesekan antara visera yang meradang menimbulkan rangsang peritoneum dan menyebabkan nyeri.

Peradangan nya sendiri maupun gesekan antar kedua peritoneum menyebabkan perubahan intensitas nyeri. Gesekan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pada apendisitis akut.

E. Apa interpretasi Tn. Agus dalam keadaan sadar?

Jawab :

Interpretasi dari keadaan Tn. Agus yang masih dalam keadaan sadar berarti suplai

Oksigen masih baik dan sampai ke dalam otak dan juga tidak ada trauma cervikal.

4.Pemeriksaan Primer (Primary Survey) menunjukan tanda-tanda :

Tanda vital: Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 114x/menit

A. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan primary survey?

Jawab :

a. TD : 100/70 mmHg : Hipotensi

b. Nadi : 114 x/menit : Takikardi

c. Bagiamana hubungan antara tanda vital dengan ABCDE?

Gejala Klinis A B C D E

Hipotensi - - + - +

Takikardi - - + - -

Kesadaran - - - - -

RR - - - - -

T - - - - -

Fraktur - - + - +

Page 22: Skenario a (2)

Femur

Luka bakar - - - - +

Trauma

Abdomen

- - + - +

5. Pemeriksaan sekunder (Secondary Survey) :

-Abdomen:

• Inspeksi: Tampak jejas abdomen di kiri atas

• Palpasi: Nyeri tekan kuadran kiri atas abdomen

• Perkusi: Timpani, pekak, di abdomen kiri atas

• Auskultasi: Bising usus terdengar diseluruh bagian abdomen

-Ekstremitas superior: Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan bawah

di bagian kiri dan kanan. Ditemukan warna kulit kemerahan dan terbula.

-Ekstremitas inferior Regio Femur sinistra: Inspeksi: tampak deformitas, soft tissue

swelling. Palpasi: Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba, ROM: Aktif di daerah

sendi lutut dan panggul

Bagaimana interpretasi dari p.sekunder :

A. Abdomen :

Jawab :

Inspeksi : tampak jejas di abdomen kiri atas

Palpasi : nyeri tekan kuadran abdomen kiri atas

Perkusi : timpani, pekak di abdomen kiri atas

Auskultasi : bising usus terdengar diseluruh lapang abdomen

Interpretasi : kemungkinan terjadi trauma di limpa.

Page 23: Skenario a (2)

B. Ekstremitas superior ?

Jawab :

Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan bawah dibagian kiri dan kanan.

Ditemukan warna kulit kemerahan dan terdapat bula.

Interpretasi, Luka bakar derajat II.

- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis.

- Dijumpai bullae.

- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

- Dasar luka berwarna merah.

C. Ekstremitas inferior sinistra ?

Jawab :

Inspeksi : tampak deformitas, soft tissue swelling

Palpasi : Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba

ROM : aktif terbatas didaerah sendi lutut dan panggul

Interpretasi : terjadi fraktur tertutup di paha kiri, arteri dorsalis pedis teraba

menandakan tidak terjadi gangguan pada sirkulasi darah ke ekstremitas

inferior.

6. foto femur sinistra AP/LAT: tampak fraktur femur 1/3 proximal transversal,

cum contractionum

Page 24: Skenario a (2)

A. Bagaimana interpretas dari data tambahan foto femur sinistra AP/LAT

Jawab :

Adanya frakur pada bagian 1/3 proksimal lateral dan terjadi pergeseran searah sumbu.

7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan pada kasus ini?

Jawab :

USG : untuk memeriksa oragan abdomen yang lainnya. Untuk melihat apakah ada

rupture atau tidak.

8. Apa diagnosis pasti pada kasus ini?

Jawab :

Trauma multiple : Luka bakar derajat 2, ringan, trauma abdomen dan fraktur

9. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?

Jawab :

- Penatalaksanaan awal

Sebelum dilakukan pengobatan definitive pada satu fraktur, maka diperlukan :

a. Pertolongan pertama

Pada penderita fraktur yang penting dilakukan adalah membersihkan halan

napas, menutup luka dengan perban bersih dan immobilisasi fraktur pada

anggota gerak yang terkena agar penderita merasa nyaman dan mengurangi

nyeri sebelum diangkut dengan ambulans

b. Penilaian klinis

Sebelum menilai fraktur, perlu dilakukan penilaian klinis, apakah luka itu

tembus tulang, adakah rauma pembuluh darah dan saraf ataukah trauma alat-

alat dalam lainnya.

c. Resusitasi

Kebanyakan penderita fraktur multiple tiba di rumah sakit dengan syok,

sehingga diperlukan resusitasi sebelum diberikan terapi pada fraktur, dapat

berupa pemberian tranfusi darah dan cairan lainnya.

Page 25: Skenario a (2)

Dalam kasus ini pasien harus segera diberikan resusitasi cairan (Ringer Laktat

atau NaCl 0.9%) dengan dosis yang sesuai dengan berat badan pasien.

Cara Baxter

Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

Pada kasus = 9 x 55 x 4

= 1980 mL

Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya

diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah

cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari

kedua.

- Prinsip umum pengobatan fraktur

Ada enam prinsip pengobatan fraktur :

a) Jangan membuat keadaan lebih jelek

b) Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang akurat

c) Seleksi pengobatan dengan tujuan khusus

1) Menghilangkan nyeri

2) Memperoleh posisi yang baik dari fragmen

3) Mengusahakan terjadinya penyembuhan tulang

4) Mengembalikan fungsinya secara optimal

5) Realistic dan praktis memilih jenis pengobatan

6) Seleksi pengobatan sesuai dengan individual

Metode pengobatan fraktur :

1) Fraktur tertutup

Metode pengobatan umumnya dibagi dalam :

a) Konservatif

1) Mencegah trauma lebih lanjut

2) Imobilisasi dengan bidai eksterna

b) Reduksi tertutup dengan fiksasi eksterna atau fiksasi kutaneus

c) Reduksi terbuka dan fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang

d) Eksisi fragmen tulang dan penggantian proses.

Page 26: Skenario a (2)

10. Apa saja penyulit yang dapat dialami pada kasus ini?

Jawab :

1. Trombosisperna2. Pankreatitis3. Emboli4. Syok Hemmoragick5. Obstruksi usus6. Gagal ginjal kronik

11. Bagaimana peluang pada kasus ini?

Jawab :

1. Quo ad vitam : Dubia ad Bonam

2. Quo ad fungsionam : Dubia ad Bonam

12. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ini?

Jawab :

Luka bakar derajat 1 dan 2 : 4A

Tingkat Kemampuan 4A: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri

dan tuntas. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter

Fraktur terbuka, tertutup 3B

3B. Gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan

pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan

dan/atau kecacatan pada pasien.

13. Bagimana pandangan islam pada kasus ini ?

Jawab :

Al baqarah ayat 155

155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira

kepada orang-orang yang sabar.

Page 27: Skenario a (2)

2.3.4 Kerangka Konsep

2.3.5 Kesimpulan

Tn. Agus, 25 tahun mengalami trauma abdomen, fraktur fremur sinistra, dan luka bakar

ringan derajat dua pada ekstremitas superior anterior karena multiple trauma

DAFTAR PUSTAKA

FR

Kebakaran

Luka bakar dilengan kanan

dan kiri

Melompat

Terbentur benda keras di abdomenLuka bakar

derajat 2, sedang

Fraktur femur sinistra

Nyeri

Bengkak

ROM, F.rontgen

Trauma abdomen

Nyeri

Bula

Nyeri

Page 28: Skenario a (2)

Bresler, Michael Jay, George L. Sternbach; Suyono, Y. Joko (terj.); Manual Kedokteran

Darurat, Ed. 6, Jakarta: EGC, 2007, 2-8, 30-43, 44-47, 63.

Committee, American College of Surgeons. 2004. Advanced Trauma Life Support untuk Dokter,

Ed. 7, Chicago: 633 N. Saint Clair St. 44-47, 112-125.

Lumbantobing, S.M. 2010. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental, Jakarta: Balai

Penerbit FKUI.

Putz, R., R. Pabst (ed.); Suyono, Y. Joko (terj.). 2007. Sobotta : Atlas Anatomi Manusia, Ed. 22,

Jilid 2, Jakarta: EGC, 52 – 54.

Black, Joyce M. 1997. Medical Surgical Nursing fifth edition : clinical managemen for

continuity of care. Philadelfia : WB. Saunders company

Ignativicus, Donna D ; Workman. 2006. Medical Surgical Nursing Critical Thinking for

Collaborative Care. USA : Elsevier Saunders

Soewandi, S.  Akut Abdomen Pada Alat Pencernaan orang dewasa. 

Sjamsuhidayat,R .1997.Buku Ajar Bedah. Jakarta:EGC

M Sjaifudin Noer. 2006. Penanganan Luka Bakar, Airlangga University Press.

David S. Perdanakusuma. 2006. Penanganan Luka bakar, Airlangga University Press.

R Sjamsuhidajat, Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit Buku Kedokteran, EGC. 2007

_____. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/ Ilmu Bedah, Rumah Sakit Dr. Sutomo

Surabaya.

Page 29: Skenario a (2)