Upload
m-rifky-jembardiansyah
View
13
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
presentasi kasus mengenai pasien skizofren yang berada di lingkungan rumah sakit RSPAD gatot soebroto
Citation preview
PRESENTASI KASUSSkizofrenia Paranoid
Disusun Oleh :
Rifky Jembardiansyah
1102010241Pembimbing :
dr. Rosita MH, Sp.KJKEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSIPERIODE 5 JANUARI 7 FEBRUARIJAKARTA
2015STATUS PASIEN PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. LIS Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 50 tahun
Tanggal lahir
: Ambarita, 14 April 1964 Alamat
: Jl. Manunggal Bakti No.29A JAKTIM Pekerjaan
: Bidan Pendidikan
: D1
Status perkawinan: Menikah
Agama
: Protestan Tanggal masuk RS: 30 Desember 2014II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis : Tanggal 17-25 Jan 2014.
Alloanamnesis
: Tanggal 18,25 Jan 2014 dengan suami pasien dan anak pasienA. Keluhan Utama
Pasien sering menghilang dari rumah, bertelanjang di luar rumah tanpa ada rasa malu, serta prilakunya kacau sejak 6 Bulan SMRS.B. Keluhan Tambahan
Pasien malas mandi, jam tidur berkurang, sering meninggalkan masakan ketika masak sampai gosong, memindah mindahkan kunci rumah dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa alasan yang jelas, gelisah.C. Riwayat Gangguan Sekarang
Sejak 6 bulan SMRS suami pasien mengatakan bahwa pasien belakangan ini terlihat aneh, sering kabur dari rumah, menghilang tanpa sebab, namun pasien masih dapat kembali kerumah dengan sendirinya dalam hari yang sama, pasien juga pernah bertelanjang diluar rumah, pasien juga sering meninggalkan masakan atau memasak sampai gosong tanpa sebab, malas mandi, jam tidur berkurang, memindah mindahkan kunci rumah dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa alasan yang jelas, dan gelisah. Lalu pasien dibawa ke RS grogol untuk berobat jalan. Saat ditanyakan kepada suami pasien nama obat yg diminum istrinya, suaminya hanya mengetahui 1 obat Largactil, sisanya tidak mengetahui nama obat yang diminum oleh istrinya. Setelah obat habis pasien tidak melanjutkan pengobatan, dan gejala aneh sebelumnya muncul kembali. Kemudian pada pertengahan November pasien dibawa ke Rs. Duren Sawit dan dirawat selama 2 minggu. Pasien dibawa oleh suami ke RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 30 Desember 2014 dengan alasan suami pasien merasa kondisi istrinya makin memburuk dan tidak membaik setelah dirawat di RS. Duren Sawit, pasien dirawat di Rumah sakit tersebut selama 2 minggu, lalu pasien dibawa pulang oleh suami secara paksa dari rumah sakit tersebut. Suami pasien mengatakan bahwa sebelum sakit bahwa pasien pernah memberikan uang gaji seluruhnya kepada pasien, jika suami membutuhkan uang, ia akan meminta pada pasien dalam jumlah tertentu, namun pasien kadang kadang aneh dan memicu konflik dengan suami, pasien meminta bunga dari uang yang dipinjam suami, jika tidak diberikan maka pasien akan marah terhadap suami namun tidak sampai adanya tindakan kekerasan fisik, hanya adanya percekcokan antara keduanya, karena tindakan tersebut membuat anak anak pasien malah menjadi menjadi kesal terhadap tindakan suami pasien dan menimbulkan konflik internal. Pada suatu saat suami pasien pernah memberikan uang sejumlah dua puluh juta rupiah, namun pasien menghilangkan uang tersebut tanpa alasan cukup jelas sehingga memicu konflik dengan suami, akhirnya semenjak kejadian itu suami pasien tidak lagi memberikan gajinya seluruhnya pada pasien. Pada saat autoanamnesis dengan pasien, dan mengkonfirmasi kejadian tersebut pasien mengatakan suaminya sekarang tidak pernah memberi uang lagi dan jarang memeluk pasien lagi, dan pasien mengatakan bahwa uang 20 juta tersebut disimpan di dompet tidak digunakan. ketika pasien ditanya apakah adanya suara - suara yang menggangu?, pasien menjawab bahwa ada suara yang yang menyuruh pasien untuk menikah lagi dengan orang lain secara berulang ulang. Pasien juga mengatakan bahwa ada seseorang tetangga nya yang merasa bahwa ia menyukai pasien yang bernama Pak manulang dan ingin menikahi dirinya, ketika pemeriksa mematahkan ide pasien bahwa itu adalah salah dan tidak benar, pasien tetap bersikeras pada keyakinannya, pasien juga mengatakan bahwa dirinya melihat sosok pak manulang mengikuti dirinya, selain itu juga pasien mengatakan bahwa dirinya sudah tidak pernah dipeluk lagi oleh suaminya.
Pada saat dirawat di rumah sakit pasien selalu berdiri didepan pintu dan mengatakan ingin pulang dan bertemu dengan suami, pasien terlihat kaku dan selalu berjalan mondar mandir disekitar tempat perawatan, menurut penuturan pasien lainnya yang berada di tempat yang sama dengan Nyonya LIS, ia tidak tidur semalaman. D. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Riwayat Gangguan Psikiatri Menurut suami pasien, awalnya gejala pasien pertama kali berobat di rumah sakit grogol pada kisaran bulan agustus 2014 pasien dibawa berobat karena suami melihat istrinya bertingkah laku aneh, seperti kabur dari rumah namun kembali lagi, telanjang di luar rumah, sering meninggal kan masakan sampai gosong dengan alasan lupa. Kemudian pasien diberi obat namun suami pasien lupa nama obatnya hanya ingat 1 jenis obat yaitu Largactil, setelah obat habis kondisi pasien membaik namun setelah obat habis dan merasa sehat tidak pasien kontrol, lalu beberapa hari kemudian pasien menunjukan gejala sebelumnya, yang akhirnya pasien dibawa ke rumah sakit duren sawit dan dirawat selama 2 minggu, pasien pulang paksa oleh permintaan suami karena suami mengatakan keadaan pasien malah lebih buruk di banding sebelumnya dan membawa pasien ke RSPAD Gatot. Riwayat Medik Umum
Riwayat kejang/epilepsi, kehilangan kesadaran, penyakit saraf, tumor otak disangkal.
Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien Tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol semasa SMA.Pasien tidak pernah merokok maupun mengkonsumsi narkoba.E. RiwayatKehidupan Pribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir secara normal, lahir direncanakan, riwayat kesehatan ibu baik selama kehamilan pasien dilahirkan pada cukup bulan. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien merupakan anak ke 4 dari 9 bersaudara. Pasien tinggal serumah bersama kedua orang tua kandungnya. Pasien mendapatkan ASI dari ibunya selama 6 bulan, riwayat imunisasi dan perkembangan semasa kecil pasien normal, pasein pernah mendapatkan imunisasi BGC, campak & DPT. Tumbuh kembang pasien seperti berjalan dan berbicara sesuai dengan usianya dan tidak mengalami keterlambatan. RiwayatMasa Kanak Pertengahan (4-11 tahun)
Pasien tidak bersekolahdi TK, namun pasien langsung melanjutkan SD di Ambarita Samosir. Prestasi pasien selama di SD termasuk biasa saja. Pasien memiliki peringkat ditengah-tengah dari jumlah total siswa di kelas. .Pasien memiliki teman yang banyak dan hubungannya baik dan lebih sering bermain dengan teman teman wanitanya. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
Pasien melanjutkan di SMP di Ambarita Samosir. Pasien mengaku .Prestasinya pun masih sama saat masih di sekolah SD. Kemudian pasien melanjutkan di SMA Samor. Pasien mengatakan akif dikegiatan pencinta alam, dan pernah beberapa kali naik gunung dengan teman-temannya. Pasien juga aktif dalam berorganisasi dan aktif dalam kegiatan seperti menari. Pasien juga mengaku pernah pacaran dengan 5 pria. Masa Dewasa
1. Riwayat Pendidikan
Pasien melanjutkan pendidikan di D1 kebidanan di Universitas Budi Kemulyaan, dan dapat menyelesaikan pendidikannya .2. Riwayat Pekerjaan Pasien pernah bekerja m45554, pasien berhenti dari pekerjaannya karena keinginan sendiri, pasien mengatakan menyesal berhenti dari pekerjaannya dan ingin kembali bekerja di rumah sakit.3. Riwayat Pernikahan dan Hubungan
Pasien pertama kali bertemu dengan suami di sebuah kantor pos pada pada tahun 1988 dan menikah pada tahun 1991. Saat ini dakarunia 2 orang putri dan 1 orang putra. 4. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Protestan.Pasien termasuk orang yang sering beribadah. suami pasien, pasien rajin datang kebaktian di gereja setiap haru sabtu bersama suami..5. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien pernah tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.6. Riwayat Psikoseksual
Pasien merupakan heteroseksual. Pasien mengatakan tidak berpacaran. Namun ketika pertemuan pertamanya dengan suami pasien merasa cocok dengan sang suami, dan ridak berapa lama kemudian di lamar oleh suaminya7. Aktivitas Sosial
Di lingkungan rumah, pasien sering bersosialisasi dengan tetangga sekitarnya untuk sekedar mengobrol, namun setelah pasien sakit pasien mengatakan malu karena takut dibicarakan oleh tetangga nya karena pernah masuk rumah sakit jiwa Riwayat Keluarga
Ayah pasien merupakan seorang guru dan ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Kedua orang tua pasien memiliki keyakinan Kristen Pasien merupakan anak 4 dari 9 bersaudara. Hubungan antara pasien dengan adik dan kakak pasien baik dan dekat terutama pada kakak perempuannya, pasien tinggal bersama keluarganya didaerah duri kepulauan riau, namun setelah SMP pasien pindah ke Jakarta bersama kakak pasien yang perempuan dan melanjutkan sekolah di Jakarta. Dikeluarga tidak ada yang sakit seperti pasien.Genogram
Situasi Kehidupan Sekarang
Saat ini pasien tinggal dengan suami, kedua anak, Ayah dan ibu pasien masih hidup namun tinggal berpisah. Semenjak tahun 2006 pasien sudah tidak bekerja lagi, mengurus kedua anaknya. Pasien yang merawat kedua anaknya, seperti memasak, dan kegiatan rumah tangga laiinnya. 6 Bulan SMRS, pasien menjadi aneh terkadang kabur dari rumah tetapi kemudian kembali lagi, membuka baju diluar rumah, dan jika memasak sering ditinggal sampai gosong hingga suami menjadi jengkel terhadap pasien Persepsi
1. Pasien tentang diri dan lingkungan
Pada saat pertama kali dirawat di RS duren sawit, pasien mengatakan merasa diri pasien sehat dan tidak memiliki penyakit apapun. Namun saat ini pasien mengatakan pasin menyadari dirinya sakit jiwa. Saat dilakukan wawancara, pasien ingin segera pulang dan bertemu suami. 2. Persepsi keluarga tentang diri pasien
Suami dan anak pasien berpendapat bahwa pasien membutuhkan pengobatan dari bagian kesehatan jiwa. Keluarga menginginkan pasien segera sembuh agar bisa beraktifitas kembali.
3. Mimpi, fantasi dan nilai-nilai
Pasien pernah bermimpi dikerjar kejar oleh seseorang yang diyakini pasien ingin menikahinya.III. STATUS MENTAL (18 Januari 2015)a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien perempuan, usia 50 tahun yang tampak lebih tua dari usianya, pasien terlihat kurus, dengan rambut hitam pendek sepanjang bahu, rambut terlihat berantakan, kuku sedikit panjang dengan terdapat sisa-sisa bekas kuteks pada kuku jari kaki, menggunakan pakaian berwarna putih dan celana pendek berwarna biru, dan dengan perawatan diri kurang.2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara pada tanggal 13 pasien dalam keadaan bergerak mondar-mandir tidak bisa duduk dengan tenang, terdapat rigiditas, . Pada tanggal 20 keadaan pasien sedikit membaik, mondar-mandir berkurang dan dapat duduk cukup lama.3. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif dalam menjawab pertanyaan pemeriksa. Pasien terlihat acuh dalam menjawab pertanyaan. Tatapan mata pasien terkadang tampak kosong, namun kadang ada kontak mata dengan pemeriksa.b. Mood dan Afek
Mood: DisforikAfek: TerbatasKeserasian : Serasi antara mood dan afekc. Pembicaraan
Pasien berbicara spontan, lancar, volume normal, intonasi datar dan terkadang sedikit meninggi, artikulasi jelas, dan isi pembicaraan dapat dimengerti.d. Gangguan Persepsi Pasien terdapat halusinasi auditorik yaitu pasien merasa seperti ada yang sedang berbicara, namun wujud dari yang sedang berbicara tidak terlihat oleh pasien. Suara-suara yang didengar oleh pasien bukan mengomentari tapi menyuruh pasien sesuatu.e. Pikiran
Proses pikir: Asosiasi Longgar Isi Pikir: Waham cinta, waham kejar dan preokupasi, ingin pulang dan bertemu suami.f. Sensorium dan Kognitif
Taraf kesadaran dan kesiagaan
Compos mentis, kesiagaan baik
Orientasi
1. Waktu: Baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang
dan malam.
2. Tempat: Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang berada
diRSPAD Gatot Soebroto.
3. Orang:Baik, pasien dapat mengenali teman-teman
sebangsalnya, keluarga, nama pemeriksa, dan perawat.
Daya ingat
1. Jangka panjang: Baik, pasien dapat mengingat tempat dan kapan pasien dilahirkan.
2. Jangka menengah: Baik, pasien dapat mengingat siapa yang mengantarnya ke rumah sakit.
3. Jangka pendek: Baik, pasien dapat mengingat makanan yang dimakan pasien pagi ini.4. Jangka Segera: Baik, pasien mengulang kata-kata yang diucapkan oleh pemeriksa.
Konsentrasi dan perhatian
kurang baik, pasien mampu menjawab dengan hitungan (3+7)x2 dan dapat menghitung dengan benar 100-7, namun pasien membutuhkan waktu untuk berpikir namun beberapa penghitungan sempat salah. Pasien juga mampu mengulang kembali angka yang disebutkan oleh pemeriksa, yaitu 37, 42, 51, 36, 41. Kemampuan membaca dan menulis
Pasien memiliki kemempuan membaca dan menulis yang baik.
Kemampuan visuospasial
Pasien dapat menggambarkan jam dengan baik. Pikiran abstrak
Pasien mampu mengartikan peribahasa tong kosong nyaring bunyinya dengan menjawab orang yang banyak ngomong tetapi padahal tidak ada apa-apanya. Intelegensia dan kemampuan informasi
Cukup baik, pasien dapat mengetahui presiden RI saat ini dan presiden Sebelumnya.g. Kemampuan Mengandalikan Impuls
Pasien berperilaku cukup sopan dan membaik dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh pemeriksa.Saat pemeriksa datang, pasien menyapa pemeriksa.h. Daya Nilai dan Tilikan
Daya dan nilai sosial
Baik, pasien bersikap sopan terhadap dokter muda perempuan maupun laki-laki, pasien juga bersikap sopan kepada perawat dan pasien lainnya.
Uji daya nilai
Cukup baik, apabila pasien dikondisikan sedang berjalan-jalan dengan kedua anak pasien di suatu mall. Kemudian timbul asap tebal dari salah satu ruangan di mall yang sedang pasien kunjungi dan pasienlah yang melihat pertama, maka pasien akan segera membawa kedua anaknya keluar dari mall tersebut dan memberitahukan kepada orang sekitar bahwa terdapat asap. Setelah itu pasien segera pergi dari mall tersebut. Penilaian realita
RTA terganggu. Tilikan
Pasien memiliki tilikan derajat 4, pasien.menyadari dirinya dirinya sakit namun tidak mengetahui penyebabnya.i. Taraf Dapat Dipercaya (Reliabilitas)
Keterangan dari pasien cukup dapat dipercaya. Walaupun beberapa keterangan dari pasien tidak sama dengan keterangan yang diberikan oleh keluarga. Namun sebagian besar perkataan pasien sama dengan yang diberikan oleh keluarga pasien.IV. PEMERIKSAAN FISIK (18 Januari 2015)1. Status Interna
a. Keadaan Umum : Baikb. Kesadaran
: Compos Mentisc. Tanda tanda vital
Tekanan Darah: 128/86 mmHg
Nadi
: 84 kali/menit, reguler
Nafas
: 20 kali/menit
Suhu
: 36,5oC
d. Mata
: Konjungtiva tidak anemik, Sklera tidak ikterik
e. THT
: Perdarahan (-), palpasi pada daerah sinus pada
bagian sinus nyeri (-), deviasi septum (-)
f. Mulut dan Gigi
: Pada mulut tidak ditemukan kelainan. Bibir tampak kering.g. Jantung
: Bunyi jantung I/II regular, tidak ada gallop dan murmur.h. Paru
: Vesikuler kiri dan kanan, tidak ada wheezing,
tidak ada rhonki.
i. Abdomen
: Cekung, supel, tidak ada nyeri tekan, hati dan limpa tidak teraba, bising usus normal.
j. Ekstremitas
: Akral hangat, tidak ada edema.
2. Status Neurologis
a. GCS
: 15b. Tanda Rangsang Meningeal
: negatifc. Tanda-tanda efek ekstrapiramidal
: positif d. Motorik
: 55
55
e. Sensorik
: Dalam batas normaV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNASejak 6 bulan SMRS suami pasien mengatakan bahwa pasien belakangan ini terlihat aneh, sering kabur dari rumah, menghilang tanpa sebab, namun pasien masih dapat kembali kerumah dengan sendirinya, pasien juga pernah bertelanjang diluar rumah, pasien juga sering meninggalkan masakan atau memasak sampai gosong tanpa sebab, malas mandi, jam tidur berkurang, memindah mindahkan kunci rumah dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa alasan yang jelas, dan gelisah. Lalu pasien dibawa ke RS grogol untuk berobat jalan. Saat ditanyakan kepada suami pasien nama obat yg diminum istrinya, suaminya hanya mengetahui 1 obat Largactil, sisanya tidak mengetahui nama obat yang diminum oleh istrinya. Setelah obat habis pasien tidak melanjutkan pengobatan, dan gejala aneh sebelumnya muncul kembali. Kemudian pada pertengahan November pasien dibawa ke RS. Duren Sawit dan dirawat selama 2 minggu. Pasien dibawa oleh suami ke RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 30 Desember 2014 dengan alasan suami pasien merasa kondisi istrinya makin memburuk dan tidak membaik setelah dirawat di RS. Duren Sawit, pasien dirawat di Rumah sakit tersebut selama 2 minggu, lalu pasien dibawa pulang oleh suami secara paksa dari rumah sakit tersebut.
Pada saat autoanamnesis dengan pasien, ketika pasien ditanya apakah adanya pikiran yang menggangu?, pasien menjawab bahwa ada suara dipikiran pasien yang menyuruh pasien untuk menikah lagi dengan orang lain secara berulang ulang. Pasien juga mengatakan bahwa ada seseorang tetangga nya yang merasa bahwa ia menyukain pasien yang bernama Pak manulang dan ingin menikahi dirinya, pasien mengatakan bahwa dirinya melihat sosok pak manulang mengikuti dirinya, selain itu juga pasien mengatakan bahwa dirinya sudah tidak pernah dipeluk lagi oleh suaminya.
Pada saat dirawat pasien selalu berdiri didepan pintu dan mengatakan ingin pulang dan bertemu dengan suami, pasien terlihat kaku dan selalu berjalan mondar mandir disekitar tempat perawatan, menurut penuturan pasien lainnya yang berada di tempat yang sama dengan Nyonya LIS, ia tidak tidur semalaman. Dalam pemeriksaan didapatkan Pasien perempuan, usia 50 tahun yang sesuai usianya, pasien terlihat kurus, rambut terlihat berantakan, dan dengan perawatan diri yang kurang. Mood pasien disforik karena pasien ingin pulang dengan afek terbatas. Proses berpikir pasien terkadang koheren, pasien menjawab pertanyaan dengan spontan. Saat diwawancara didapatkan gangguan persepsi yaitu waham cinta dan halusinasi visual. Isi pikirannya pasien merasa ada suara yang berualang ulang yang menyuruh pasien untuk menikah lagi, pasien juga kadang melihat sosok seorang tetangga nya yang bernama manulang yang selalu menikuti pasien, pasien percaya bahwa dirinya diikuti oleh sosok tersebut karena ia menginginkan pasien untuk menikah dengannya, karena sosok tersebut tidak mempunyai anak laki laki seperti anak yang pasien milikiKesiagaan dan orientasi pasien baik.Kemampuan intelegensi, visuospasial, berpikir abstrak, dan daya informasi cukup baik.Panilaian realita terganggu dan tilikan pasien derajat empat.Reabilitas cukup dapat dipercaya.VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I:
Pada pasien ditemukan adanya pola perilaku atau psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam beberapa fungsi psikososial dan pekerjaan.Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa.
Gangguan jiwa ini sebagai Gangguan Mental Non Organik (GMNO) karena tidak adanya faktor organik spesifik yang diduga berkaitan dengan gangguan jiwanya, gangguan sensorium atau kesadaran neurologis, maupun gangguan kognitif.
Berdasarkan perjalanan penyakit, pasien tidak pernah menderita sakit yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak seperti trauma kapitis ataupun tumor otak. Dari pemeriksaan fisik umum dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang secara organik menandakan adanya disfungsi otak atau disfungsi organ lainnya ataupun adanya faktor organik spesifik yang diduga berkaitan dengan gangguan jiwa, sehingga sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan. Pasien tidak memiliki riwayat meminum minuman alkohol, sehingga dapat disingkirkan pula gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif.
Pada pasien ini didapatkan adanya sindrom psikosis berupa ada hendaya berat dalam Reality Testing Ability(RTA) berupa terganggunya judgement dan tilikan; hendaya berat dalam fungsi mental dengan gejala positif berupa halusinasi visual dan waham cinta. Selain itu terdapat gejala negatif berupa afek terbatas dan gangguan proses pikir sirkumtansial. Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari terutama dalam hal menjalin hubungan sosial.
Berdasarkan uraian di atas, menurut PPDGJ III sindroma pskosis ini termasuk Skizofrenia (F20.) karena memenuhi pedoman diagnostik skizofrenia berikut: halusinasi audio & visual serta waham cinta berlangsung lebih dari satu bulan, serta terdapat perubahan konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek pribadi. Pasien memiliki waham cinta dimana pasien memiliki keyakinan bahwa seorang tetangga pasien menginginkan pasien untuk dinikahi dan menjadikannya istri. pasien juga mengalami gangguan halusinasi auditorik dimana terdapat suara yang berulang ulang yang menyuruh pasien untuk menikah lagi dan halusinasi visual dimana pasien melihat seseorang yang menyukai pasien mengikutinya, hal ini memenuhi skizofrenia tipe paranoid karena memenuhi pedoman diagnostik halusinasi auditorik dan waham yang menonjol.(F20.0)
Aksis II:
Belum bisa menentukan ciri kepribadian pasien Aksis III:
Pada saat pemeriksaan neurologis & aspek psikomotor, terlihat adanya gerakan rigiditas, distonia, brakikardia, dan pasen sulit untuk duduk, gerakan mondar mandir, namun tidak ditemukan adanya tremor.Aksis IV:
Pada pasien ditemukan adanya masalah dengan suami di dalam keluarganya, terutama masalah mengenai uang gaji yang suami berikan.Aksis V:
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assessment Of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III, didapatkan GAF tertinggi dalam satu tahun terakhir (HLPY) didapatkan 70-61, beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Pada saat ini nilai GAF pasien 40-31, beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi. Perawatan diri pasien yang kurang dan fungsi pasien sebagai ibu juga berkurang. Pasien tidak merawat kedua anaknya dengan baik.Pasien juga senang marah dengan orang-orang di rumahnya. Namun pasien masih dapat bersosialisasi cukup baik dengan tetangga, dan keluarga VIII. EVALUASI MULTI AKSIAL
Aksis I
: F20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II: Belum ditemukan Aksis III: Ekstra Piramidal Syndrom Akathisia.Aksis IV: Masalah keluarga
Aksis V: GAF tertinggi dalam satu tahun terakhir (HLPY) didapatkan 70-61, beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.Pada saat ini nilai GAF pasien 40-31, beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.IX. DIAGNOSIS
Diagnosis kerja: Skizofrenia Paranoid (F20.0)X. PROGNOSIS
Ad Vitam : ad bonamAd Fungsionam : dubia ad bonamAdSanationam : dubia ad malam
Faktor yang dapat memperberat prognosis :
1. Kurangnya kepatuhan minum obat.Faktor yang dapat meringankan prognosis :
1. Memiliki keinginan untuk sembuh.
2. Dukungan dari keluarga pasien.
3. Tidak adanya riwayat keluarga dengan gangguan yang sama seperti pasien.
XI. DAFTAR MASALAH
A. OrganobiologikEkstrapiramidal Syndrom akathisiaB. Psikologik
1. Mood
: Kesan Disforik2. Afek
: Terbatas
3. Gangguan persepsi: Halusinasi visual &auditorik4. Isi pikir
: Preokupasi ingin pulang merawat kedua anak
Waham cinta 5. RTA
: Terganggu
6. Tilikan
: Derajat 4C. Lingkungan & Sosioekonomi
Hubungan interpersonal dalam keluarganya.
XII. RENCANA TERAPI Medikamentosa1. Quetiapine 2x200mg p.o2. Trihexyphenidyl 2x2mg p.o Non-Medikamentosa
1. Intervensi Psikososial (1)a. Psikoedukasi
Psikoedukasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orang dengan skizofrenia dan keluarga tentang perjalanan penyakit, pengenalan gejala, pengelolaan gejala, pengobatan (tujuan, manfaat, dan efek samping pengobatan)peran orang yang mengidap skizofrenia dan keluarga dalam pengobatan. Psikoedukasi juga bertujuan untuk memperkenalkan orang dengan skizofrenia dan keluarga terhadap perencanaan hidup yang lebih realistic dan mampu laksana.b. Intervensi keluarga
Intervensi keluarga dimulai dengan penilaian terhadap relasi dan fungsi keluarga.Intervensi ini meliputi edukasi keluarga, meningkatka keterampilan koping dan penyelesaian masalah, memperbaiki komunikasi antar keluarga, reduksi stress dan membangun dukungan.
c. Intervensi kognitif perilaku (CBT)CBT ini berfungsi untuk mengajarkan pada orang dengan skizofrenia mengenali faktor-faktor pencetus gejala dan melatih keterampilan dalam menghadapi stress.
d. Rehabilitasi
Terapi vokasional, pelatihan keterampilan sosial, dan remediasi kognitif.Modalitas ini dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan orang dengan skizofrenia dalam bersosialisasi, menjalin relasi interpersonal, integrasi ke komunitas, dan memperoleh keterampilan kerja.XIII. PEMBAHASANPada pasien ditemukan adanya pola perilaku, alam pikiran, dan perasaan yang secara bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa. (2)Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien, tidak ditemukan adanya tanda-tanda gangguan mental organik (F0) karena tidak ditemukan kejadian yang dapat menjadi pencetusnya atau pun gejala-gejala klinis yang mengarah kepada gangguan tersebut. Seperti riwayat cedera kepala atau pun penyakit lain dalam onset yang berhubungan dengan gangguan jiwa. Pada alloanamnesis dan juga autoanamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan alkohol,.Temuan ini membuat diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-F19) dapat disingkirkan.Pada pasien ini didapatkan adanya sindrom psikosis berupa ada hendaya berat dalam Reality Testing Ability (RTA) berupa terganggunya judgement dan tilikan; hendaya berat dalam fungsi mental dengan gejala positif berupa halusinasi visual dan waham cinta. Selain itu terdapat gejala negatif berupa afek terbatas dan gangguan proses pikir sirkumtansial. Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari terutama dalam hal menjalin hubungan sosial.Berdasarkan uraian diatas, berdasarkan PPDGJ III diketahui bahwa gejaa yang dialami pasien memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia (2), yaitu : Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal); dan Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umumnyamengetahuinya. Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atauDelusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatantertentu dari luar; atauDelusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan khusus); Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat. Halusional Auditorik ; Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku pasien Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yangberbicara atau Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)Pada pasien ini didapatkan, halusinasi visual dan halusinasi auditorik, serta adanya waham. Pada pasien ini terdapat waham berupa waham cinta, dimana pasien memiliki keyakinan bahwa seseorang tetangga pasien menyukai pasien dan menginginkan menikah dengan pasien selain itu, pasien juga memiliki kebiasaan jarang mandi Sebagai tambahan untuk diagnosis Diagnosis Skizofrenia Paranoid :
Halusinasi dan/ waham arus menonjol; Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing). Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas; Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.Pada pasien didapatkan waham dan halusinasi visual yang menonjol sehingga dapat dikatagorikan sebagai skizofrenia paranoid (F20.0).Pada pasien ini terdapat waham cinta dan halusinasi visual. Tetapi pasien pernah memiliki riwayat adanya perasaan curiga yang tidak beralasan saat riwayat gangguan terdahulu.Pasien memiliki gangguan berupa afek yang terbatas dengan mood disforik.Terapi pada pasien ini diberikan quetiapine, dan trihexyfenidyl. Quetiapine (5)Farmakodinamik
Obat ini memiliki afinitas terhadap reseptor dopamine (D2), serotonin (5HT2), dan bersifat agonis parsial terhadap reseptor serotonin 5HT1A yang diperkirakan mendasari efektivitas obat ini untuk gejala positif dan negative.
Farmakokinetik
Quetiapine secara cepat diabsorbsi sesudah diminum, mencapai konsentrasi puncak di plasma dalam waktu 1,5 jam dan dimetabolisme oleh hepar. Dengan waktu paruh 6 jam yang terdapat di dalam batas dosis klinik yang dianjurkan.Efek Samping
Efek samping yang timbul tergantung obat yang dipakai, namun yang sering muncul adalah: penambahan berat badan, penglihatan kabur, gemetar (tremor), mengantuk dan detak jantung yang cepat. Trihexyfenidyl (5) Obat ini termasuk dalam golongan antikolinergik dan merupakan alternatif obat dalam pengobatan parkinsonisme.Obat ini sering diresepkan, karena termasuk dalm tanggungan BPJS.Obat ini mengurangi aktivitas kerja kolinergik di ganglia basalis.Daftar Pustaka
1. PDSKJI. Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia. Jakarta: s.n., 2011.
2. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta: PT Nuh Jaya, 2003.
3. Sadocck, Kaplan. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta: EGC, 2014.
4. Haloperidol. Medscape. [Online] [Cited: Januari 20, 2015.] emedicine.medscape.com.
5. FK-UI. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI, 2007.
6, Elvira, Silvia D. Buku Ajar Psikiatri, Ed.2, Jakarta : balai penerbit FK UI1