Author
doquynh
View
223
Download
4
Embed Size (px)
ANALISIS KINERJA KEUANGAN EMITEN TERHADAP HARGA
SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI ISSI
(INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA) SEKTOR INFRASTRUKTUR,
UTILITAS DAN TRANSPORTASI PERIODE 2011-2015
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( S.E. Sy)
Oleh:
HANNA AMALIA YOSRAL
NIM. 1112046100104
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H /2016 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S-1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 5 Juni 2016
Hanna Amalia Yosral
ANALYSIS OF ISSUERS FINANCIAL PERFORMANCE TO STOCK PRICE
SHARIA ON COMPANIES LISTED IN ISSI (ISLAMIC STOCK SHARIA
INDEX) SECTOR INFRASTRUCTURE, UTILITIES AND
TRANSPORTATION ON PERIOD OF 2011-2015
Hanna Amalia Yosral
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of the issuer's
financial performance to Sharia Stock Price. The ratio of the issuer's financial
performance used that is Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM),
Earning per Share (EPS) and book value per share (BVPS). This research used a
samples from 5 companies that consistently at the Indonesian Sharia Stock Index
(ISSI) in sector of infrastructure, utilities and transportation during the period
2011-2015. Mechanical Sampling used purposive sampling method. The method
used is the panel data regression with fixed effect models. The results of analysis
simultaneously all four ratios significantly influence the sharia stock prices.
Partially Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning per
Share (EPS) and Book Value per Share (BVPS) positive significant effect on
fluctuations of sharia stock price.
Keywords : Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning
per Share (EPS) Book Value per Share (BVPS) and Stock price.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN EMITEN TERHADAP HARGA
SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI ISSI
(INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA) SEKTOR INFRASTRUKTUR,
UTILITAS DAN TRANSPORTASI PERIODE 2011-2015
Abstrak
Hanna Amalia Yosral. NIM: 1112046100104. Analisa Kinerja Keuangan Emiten
Terhadap Harga Saham Syariah pada Perusahaan yang Terdaftar di Indonesia
Sharia Stock Index (ISSI) Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi periode
2011-2015. Kosentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan
emiten terhadap harga saham syariah. Rasio kinerja keuangan emiten yang dipakai
yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share
(EPS) dan Book Value per Share (BVPS). Penelitian ini menggunakan data
sekunder dari data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia berupa laporan
rasio keuangan perusahaan. Sampel yang digunakan sebanyak 5 (lima) perusahaan
di sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang secara konsisten berada di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama periode 2011-2015. Teknik
Pengambilan sampel menggunakan metode sampling purposive. Metode yang
digunakan adalah regresi data panel dengan fixed effect model, teknis analisis data
menggunakan uji asumsi klasik, uji hipotesis berupa: uji F, uji T, uji koefisien
determinasi dan persamaan model. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan
keempat rasio berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah. Secara
parsial Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning per Share
(EPS) dan Book Value per Share (BVPS) berpengaruh signifikan positif terhadap
fluktuasi harga saham syariah. Variabel yang paling berpengaruh adalah Book
Value per Share (BVPS).
Kata kunci : Harga Saham Syariah, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit
Margin (NPM), Earning per Share (EPS) dan Book Value per
Share (BVPS)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat, nikmat, serta pertolongan-Nya, Khususnya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang berjudul
ANALISIS KINERJA KEUANGAN EMITEN TERHADAP HARGA
SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI ISSI
(INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA) SEKTOR INFRASTRUKTUR,
UTILITAS DAN TRANSPORTASI PERIODE 2011-2015 Shalawat dan
salam senantiasa dipanjatkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad SAW yang
telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang ini.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh lulusan dengan
menyandang gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan
baik tanpa pihak yang terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan
terima kasih yang tulus atas segala kepedulian mereka yang telah memberikan
bantuan berupa doa, bimbingan, kritik, masukan, dorongan semangat, dukungan
finansial dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankan penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Syarif Hidaytullah Jakarta.
viii
2. Bapak A.M. Hasan Ali, MA dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA, selaku Ketua
dan Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dosen pembimbing yang senantiasa sabar dalam memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan, Bpk Arif
Fauzan, M.M. Semoga Allah senantiasa merahmati beliau.
4. Para dosen Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah,
Fakultas Syariah dan Hukum atas curahan ilmu dan tuntunannya kepada
penulis.
5. Kepada seluruh staff dan pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya pegwai Fakultas Syariah dan Hukum.
6. Kedua orang tua tercinta Bapak H. Evon Yosral dan Ibu Firda Suryani
yang selalu memberikan doa dan dukungan dengan sepenuh hati kepada
penulis selama ini.
7. Adik tercinta, Rihan Yosral, Kevin Yosral, Ade Zahrah Nur Yosral yang
selalu memberikan doa, dukungan semangat dan selalu peduli kepada
penulis.
8. Keluarga besar Perbankan Syariah angkatan 2012, terkhusus teman-teman
di kelas PS C 2011 dan keluarga besar KKN SHINE 2012 Aan, Ana, Adit,
Ayub, Bari, Dirga, Fadhel, Farhan, Fatma, Indah, Mely, Rama, Ratu,
Sibon. Yang senantiasa memberikan doa, dukungan semangat dan
keceriaan kepada penulis. Tidak lupa teman-teman seperjuangan Bakwan
Community Wiwin, Seta, Rama, Farhah, Henis, Syarah, Mugni, Fadil,
ix
Acan yang selalu memberikan doa dan support agar senantiasa selalu
semangat dalam mengerjakan skripsi ini.
9. Teman-teman di SMAN 1 Tajurhalang, khususnya teman-teman 12 IPA 2,
OCHO dan DAbs yang senantiasa memberikan doa dan semangat kepada
penulis.
10. Kakak-kakak senior dan adik-adik junior di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang senantiasa meluangkan waktunya kepada penulis untuk
sharing tentang Skripsi.
Semoga Allah SWT memberikan perlindungan, rahmat dan balasan berlipat ganda
kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam skripsi ini
yang telah memberikan bantuan berupa materi maupun non materi. Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi semua kalangan.
Jakarta, 5 Juni 2016
Hanna Amalia Yosral
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 13
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 15
1. Pembatasan Masalah ........................................................ 15
2. Perumusan Masalah ......................................................... 15
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 16
E. Manfaat Penelitian ................................................................. 16
F. Teknik penulisan .................................................................... 17
G. Sistematika Penulisan ............................................................ 17
BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................ 20
A. Investasi dan Pasar Modal Syariah ........................................ 20
1. Investasi syariah ............................................................... 20
xi
2. Pasar Modal Syariah ........................................................ 21
B. Saham Syariah, Indeks dan Harga Saham ............................. 26
1. Saham Syariah ................................................................. 26
2. Indeks Saham Syariah ...................................................... 28
3. Harga saham Syariah ....................................................... 29
C. Analisis Penilaian Harga Saham ............................................ 31
1. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan ........................... 33
2. Rasio Keuangan ............................................................... 34
3. Variabel kinerja keuangan emiten ................................... 36
D. Kerangka Pemikiran .............................................................. 42
E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ..................................... 43
F. Hipotesis ................................................................................ 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 52
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 52
B. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 52
C. Metode Penentuan Sampel..................................................... 53
1. Populasi ............................................................................ 53
2. Sampel ............................................................................. 54
3. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 54
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ..................................... 56
1. Variabel Dependen .......................................................... 56
2. Variabel Independen ........................................................ 56
E. Sumber Data .......................................................................... 59
F. Metode Analisis Data............................................................. 59
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 60
xii
2. Uji Regresi Data Panel ..................................................... 63
3. Uji Hipotesis .................................................................... 72
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 79
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 79
B. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 83
1. Uji Multikolenearitas ....................................................... 83
2. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 83
3. Uji Autokorelasi ............................................................... 84
4. Uji Normalitas.................................................................. 85
C. Uji Model Regresi Data Panel ............................................... 86
1. Uji Chow .......................................................................... 87
2. Uji Hausman .................................................................... 88
D. Uji Hipotesis .......................................................................... 89
1. Persamaan Koefisien Model Regresi ............................... 89
2. Uji F ................................................................................. 90
3. Uji T ................................................................................. 92
4. Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 96
E. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 98
BAB V PENUTUP................................................................................... 104
A. Kesimpulan ............................................................................ 104
B. Saran ...................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 108
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Jumlah Saham Syariah dalam Daftar Efek Syariah 6
1.2 Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia 7
1.3 Perbandingan Indeks Saham Syariah dengan Indeks Seluruh Saham 8
1.4 Kapitalisasi Pasar Saham Sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi 9
2.1 Studi terdahulu 43
3.1 Sampel emiten 55
4.1 Emiten Subsektor Energi 79
4.2 Emiten Subsektor Jalan tol, Pelabuhan, Bandara dan Sejenisnya 80
4.3 Emiten Subsektor Telekomunikasi 80
4.4 Emiten Subsektor Transportasi 80
4.5 Lima Emiten Saham Syariah yang Diteliti 82
4.6 Uji Multikolenearitas 83
4.7 Uji Heteroskedastisitas 84
4.8 Uji Autokorelasi 85
4.9 Uji Chow 87
4.10 Uji Hausman 88
4.11 Uji Korelasi 89
4.12 Uji F 91
4.13 Uji T 93
4.14 Uji Koefisien Determinasi R2 97
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 42
4.1 Histogram 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi Islam atau lebih dikenal dengan sebutan ekonomi syariah, kini
kian tumbuh dan berkembang begitu signifikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa
perkembangan ekonomi syariah melaju begitu cepat. Hal tersebut tidak lepas
dari peran serta masyarakatnya dalam berkontribusi dan berpartisipasi dalam
pengembangan ekonomi syariah serta peran pemerintah dalam menciptakan
regulasi. Selain itu Perkembangan ekonomi syariah tidak hanya terjadi di
Indonesia, tetapi hampir sebagian besar Negara di Asia, Afrika, Australia, dan
Amerika juga mengalami hal yang sama.
Perekonomian di Indonesia saat ini masih mengalami situasi yang
terpuruk diambang kehancuran seperti krisis ekonomi yang berulang. Hal ini
dikarenakan sistem yang dipakai pada perekonomian Indonesia menggunakan
sistem riba, sedangkan yang telah kita ketahui riba itu merupakan penghancur
sistem ekonomi.1 Sejarah telah menyuguhkan berbagai macam tragedi
ekonomi akibat sistem bunga yang dikembangkan oleh perbankan
konvensiomal. Dalam pandangan Roy Davis, sepanjang abad ke-20 kemarin,
berbagai belahan dunia dilanda krisis moneter sebanyak 20 kali, itu artinya
setiap lima tahun sekali dunia dilanda krisis moneter. Sebagian ekonom
1 Ronald Rulindo, Being Global Leader in Islamic Finance, Review Kuliah umum
Ekonomi Syariah pada 4 Mei 2015 di Universitas Gunadarma. Artikel diambil dari
shariaeconomicforum.
2
menengarai bahwa berbagai krisis tersebut muncul akibat penerapan bunga
dalam sistem moneter. Seharusnya hal ini dipahami sebagai sebuah tragedi
kemanusiaan yang harus segera dicarikan jalan keluarnya secara mendasar.2
Munculnya permasalahan tersebut menyebabkan diadakannya Ekonomi
Syariah yang merupakan salah satu alternatif atau jalan keluar bagi
perekonomian di Indonesia saat ini. Ekonomi Syariah menjadi solusi
dikarenakan memiliki tujuan untuk meningkatkan keadilan dan kesejahteraan
ekonomi masyarakat sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial.3
Sebagai bukti rill di masyarakat, perkembangan ekonomi syariah
ditunjukkan dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan syariah seperti
Bank Syariah, Asuransi Syariah, BMT, Pasar Modal Syariah dan lain
sebagainya, dan dari tahun ke tahun semakin banyak. Tentunya dalam
operasional lembaga tersebut menggunakan akad-akad dan prinsip syariah.
Hal ini merupakan angin segar bagi pertumbuhan ekonomi syariah khususnya
di industri keuangan.4
Perkembangan ekonomi Islam telah mulai mendapatkan momentum
sejak didirikannya Bank Muamalat pada tahun 1992. Berbagai Undang-
Undangnya yang mendukung tentang sistem ekonomi tersebutpun mulai
dibuat, seperti UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana yang
2 M. Yazid Affandi, Bunga Bank dalam perspektif Ushul Fiqh (Bukan Ribakah Bunga
Bank?, EKBISI, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, Vol. VII, No.1,
(Desember 2012), hal 43-57. 3 Ronald Rulindo, Being Global Leader in Islamic Finance, Review Kuliah umum
Ekonomi Syariah pada 4 Mei 2015 di Universitas Gunadarma. Artikel diambil dari
httshariaeconomicforum. 4 Puri, Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia, artikel diakses pada 14 Februari
2016 dari, https://pur1225.wordpress.com
3
telah diubah dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dan Undang-
undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Berdasarkan pernyataan diatas, selain Perbankan Salah satu instrumen
dalam perkembangan ekonomi syariah adalah pasar modal syariah. Jika pasar
modal berfungsi dengan baik, maka pasar modal dapat berperan signifikan
dalam pembangunan ekonomi. Sebaliknya jika pelaku pasar modal tidak baik
menyebabkan kerentanan, yang pada gilirannya membawa contagion effect
(efek menular atas krisis finansial) sangat besar pada kondisi perekonomian
suatu Negara dan bahkan dunia. Karena di dalamnya menghubungkan begitu
banyak pelaku ekonomi tanpa batas Negara.5
Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian
global saat ini. Sebagai Negara yang pasar keuangannya tengah berkembang,
pasar modal telah menjadi bagian penting dalam perekonomian Indonesia,
baik sebagai tempat untuk menghimpun dana, tempat alternatif investasi
melalui penjualan saham dan penerbitan obligasi, maupun sebagai indikator
stabilitas kondisi makroekonomi.6
Pengertian Pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
5 Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), Hlm. 62. 6 Irfan Syauqi Beik & Sri Wulan Fatmawati Pengaruh Indeks Harga Saham Syariah
Internasional dan Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index, Al-Iqtishad
Vol VI No.2 (Juli 2014): hlm.2
4
berkaitan dengan Efek. Berdasarkan definisi tersebut, terminologi pasar modal
syariah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang
diatur dalam UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh
karena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari
sistem pasar modal secara keseluruhan.
Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan
dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik
khusus pada Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme
transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.7
Pasar modal syariah di Indonesia telah berkembang selama dua dekade,
yaitu dimulai sejak pertama kali diluncurkannya reksa dana syariah pada tahun
1997. Sejak saat itu pasar modal syariah Indonesia terus tumbuh dan
berkembang yang ditandai dengan semakin banyaknya produk syariah, dan
semakin bertambahnya masyarakat yang mengenal dan peduli pasar modal
syariah. Indikator lainnya yaitu semakin maraknya para pelaku pasar modal
syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah selain saham-saham dalam
Jakrta Islamic Index (JII)8. Produk syariah yang tersedia hingga akhir 2015
terdiri dari efek syariah berupa saham syariah, sukuk, reksa dana syariah dan
exchange traded funds (ETF) syariah. Dalam hal pengembangan produk, baik
berupa sukuk maupun reksa dana memiliki pangsa pasar kurang dari 5% dari
seluruh produk syariah dan konvensional, sedangkan saham syariah telah
7 OJK, Pasar Modal Syariah, artikel diakses pada 12 Februari 2016 pukul 11:07 dari
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/pasar-modal-syariah.aspx 8Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), Hlm. 75.
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/pasar-modal-syariah.aspx5
mencapai lebih dari 50% dari seluruh saham yang dicatat di Bursa Efek
Indonesia. Oleh karena itu, pertumbuhan produk syariah terutama saham perlu
ditingkatkan melalui peningkatan nilai maupun variasi jenis produk.
Namun Demikian, dengan banyaknya jumlah penduduk Muslim di
Indonesia, potensi pasar modal keuangan syariah seharusnya sangat besar.
Tetapi kenyataannya apabila dibandingkan dengan Negara berpopulasi
Muslim lainnya, perkembangan Indonesia masih tertinggal dalam pasar modal
syariah. Presentase perkembangan pasar modal syariah global pada porsi
produk saham masih dibawah Negara Malaysia yaitu sebesar 62% sedangkan
Malaysia sebesar 74%. Demikian juga untuk kontribusi efek syariah terhadap
total nilai efek nasional. Di Indonesia, kapitalsasi pasar (market cap) saham
syariah sebesar 56% dari total, sedangkan Malaysia sudah mencapai 62%.
Hal ini dikarenakan di satu sisi banyak pelaku pasar yang belum
memahami prinsip syariah, di sisi lain banyak ahli syariah yang belum
memamhami konsep pasar modal.
Investasi di pasar modal dinilai menarik karena banyak pilihan. Setiap
pilihan memiliki risiko yang berbeda. Di antara berbagai instrumen pasar
modal, saham merupakan instrumen dan investasi yang memiliki tingkat
return dan risiko yang tinggi. Nilai transaksi atau yang dalam istilah pasar
modal dikenal sebagai nilai kapitalisasi yang tinggi mengindikasikan potensi
perolehan laba yang tinggi. Disisi lain return atas investasi saham yaitu
dividend dan capital gain lebih sulit diprediksi, sehingga investor harus
melakukan analisis saham guna memperoleh keuntungan yang diharapkan
(Subekti, 1999).
6
Dari penjelasan tentang antusias investor berinvestasi pada intrumen
saham di pasar modal, dibawah ini merupakan tabel jumlah emiten saham
yang terus bertambah dalam Daftar Efek Syariah seiring dengan meningkatnya
investor saham syariah.
Tabel I.1
Jumlah Saham Syariah dalam Daftar Efek Syariah (DES)
Sumber: Road Map Pasar Modal Syariah-OJK
Berdasarkan DES yang telah diterbitkan pada periode lima tahun
terakhir, jumlah saham syariah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
sebagaimana telah terlihat di tabel I.1. peningkatan jumlah saham syariah ini
seiring dengan peningkatan jumlah perusahaan yang melakukan penawaran
umum saham serta bertambahnya emiten yang sahamnya memenuhi kriteria
sebagai saham syariah. Pada tahun 2014, total saham syariah pada DES
7
periode I terdiri dari 326 dan pada periode II terdiri dari 336 saham dan
diperkirakan jumlah ini terus meningkat.
Tabel I.29
Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia (Rp Milyar)
Tahun
Jakarta
Islamic
Index
Indeks
Saham
Syariah
Indonesia
Indeks
Harga
Saham
Gabungan
Indeks
LQ45
2010 1,134,632.00 - 3,247,096.78 1,134,632.00
2011 1,414,983.81 1,968,091.37 3,537,294.21 1,414,983.81
2012 1,671,004.23 2,451,334.37 4,126,994.93 1,671,004.24
2013 1,672,009.91 2,557,846.77 4,219,020.24 1,672,099.91
2014 1,944,531.70 2,946,892.79 5,228,043.48 3,337,428.00
2015 1,696,865.14 2,576,748.18 4,701,660.05 2,832,673.44
Pertumbuhan 49,55% 30,92% 44,79% 49,65%
Tabel I.2 menunjukkan kapitalisasi pasar saham pada Bursa Efek
Indonesia sesuai dengan indeks masing-masing selama 6 (enam) tahun
terakhir. Jakarta Islamic Index dari tahun 2011 sampai 2015 mengalami
pertumbuhan kapitalisasi pasar sebesar 49,55 % dengan jumlah tahun 2015
sebesar 1,696,865.14 milyar. Sedangkan pada Indeks Saham Syariah
Indonesia memiliki pertumbuhan kapitalisasi pasar hingga 2015 sebesar
30,92% dengan jumlah 2,576,748.18 milyar. Pada Indeks Harga Saham
Gabungan memiliki pertumbuhan kapitalisasi pasar sebesar 44,79% dan pada
LQ45 pertumbuhan kapitalisasi pasar sebesar 49,65%. Dari keempat indeks
yang ada pada Bursa Efek Indonesia, pada tahun 2015 keempatnya mengalami
penurunan kapitalisasi pasar.
9 OJK, Statistik Saham Syariah Oktober 2015, diakses pada 14 Feb 2016 dari ojk.go.id,
hlm 1.
8
Tabel I.3
Perbandingan Indeks Saham Syariah dengan Indeks Saham seluruh Saham10
2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan
Indeks
Syariah
JII 537,03 594,78 585,11 691,04 599,44 12,48 %
ISSI 125,36 144,99 143,71 168,64 143,71 14,64%
Indeks
Keseluruhan
LQ 45 673,51 735,04 711,14 898,58 787.45 19,06 %
IHSG 3821,99 4316,69 4274,18 5226,95 4561.33 23,16 %
Tabel I.3 menunjukkan pertumbuhan indeks saham syariah dalam
periode 5 (lima) tahun terakhir, yaitu sebesar sebesar 14,64% untuk ISSI dan
14,64% untuk JII. Sedangkan untuk saham secara keseluruhan menunjukkan
pertumbuhan sebesar 23,16% untuk IHSG dan 19,06% untuk LQ45.
Dibandingkan tahun sebelumnya, pada penutupan bursa 2014, Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) meningkat 17,35% ke level 168,64 poin dan nilai
kapitalisasi pasar sahamnya meningkat 15,21% menjadi sebesar Rp2.946,9
triliun atau sekitar 56,37% dari total kapitalisasi pasar saham. Pada periode
yang sama, Jakarta Islamic Index (JII) mengalami peningkatan sebesar
18,10% ke level 691,04 poin. Nilai kapitalisasi pasar saham JII juga
meningkat 16,29% dibandingkan akhir tahun 2013 menjadi sebesar Rp1.944,5
triliun atau sekitar 37,19% dari total kapitalisasi pasar saham. Di tahun 2015
terlihat penurunan level di indeks syariah maupun indeks keseluruhan
sehingga pertumbuhan dari 2010 ke 2015 sangat sedikit.
Masuk ke dalam perkembangan harga saham syariah yang berfluktiatif.
Salah satu sektor perusahaan dari Sembilan sektor yang ada, yaitu pada saham
syariah sektor Infrastruktur, Uitilitas dan Transportasi juga menyumbangkan
10 OJK, Road Map Pasar Modal Syariah 2015-2019, hlm. 36
9
partisipasinya dalam pertumbuhan dari seluruh saham yang berada di ISSI
(Indeks Saham Syariah Indonesia). Berikut perkembangan saham sektor
Infrastruktur, Uitilitas dan Transportasi.
Tabel I.4
Kapitalisasi Pasar Saham Sektor Infrastruktur, Utilitas, & Transportasi
(Bill. Rp)
Sub Sektor Infrastruktur, Utilitas
dan Transportasi / Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Energy 108.201 78.11 112.776 109.632 147.023 68.026
Toll Road, Airport, Harbor &
Allied Prod. 30.478 34.727 42.94 43.385 57.514 43.354
Telecommunication 253.845 239.87 287.36 299.527 357.157 381.987
Transportation 15.898 32.591 43.566 49.603 77.615 49.137
Non Building Construction 50.508 35.734 68.02 72.731 103.925 95.158
Total Keseluruhan 458.93 421.031 554.662 574.879 743.235 637.663
Dari tabel I.4 diatas menjelaskan bahwa dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2014 mengalami tren naik dari total keseluruhan sub sektor
Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi. Pada tahun 2010 ke 2011 mengalami
penurunan sebesar 37.899 Milyar dan terjadi penurunan kembali dari tahun
2014 ke tahun 2015 yang begitu signifikan sebesar 105.572 Milyar. Market
Cap yang paling besar dialami oleh sub sektor Telecommunication dengan
jumlah 381.987 Milyar pada tahun 2015.
Pada masa pemerintahan presiden Joko Widodo menyerukan pembangun
infrastruktur besar-besaran mulai dari pembangun waduk hingga jalan tol.
Joshua Tanja selaku Head of Equities and Research UBS Indonesia
menjelaskan keseriusan pemerintah di sektor infrastruktur yang terlihat sangat
jelas membuat investor tampak menggila sektor tersebut. Antusiasme investor
terhadap prospek saham saham sektor infrastruktur masih tinggi karena setelah
10
melihat subsidi BBM dipangkas, ada dana besar yang bergulir ke sektor
infrastruktur. Akuisisi yang secara efektif berjalan telah cukup
menggambarkan keseriusan pemerintah di bidang infrastruktur seperti
pembangunan pembangkit listrik dan proyek-proyek infrastruktur lainnya.11
Berdasarkan pernyataan diatas investasi sektor infrastruktur menjadi
menarik dilirik untuk dibeli sahamnya. Dalam hal ini investor akan melihat
kondisi industri dengan cara membandingkan emiten yang sejenis atau satu
sektor yang sama, manakah industri yang mengalami trend yaitu industri yang
sedang booming, industri yang sedang lesu dan industri yang stagnan. Untuk
kondisi emiten seperti diatas maka investor akan melihat perbandingan harga
saham dari beberapa emiten yang nantinya akan dibeli. Apakah harga saham
perusahaan tersebut setara dengan nilai wajar atau tidak.
Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan
dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham
tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang
menjual saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami
penurunan12
Maka dari itu untuk mendorong pertumbuhan saham syariah, harus ada
faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pada saham syariah baik
pengaruh negatif maupun positif. Pertumbuhan saham syariah diproksikan
11 Joshua Tanja, Investor Masih Tergila-gila dengan Sektor Saham Infrastruktur RI,
Artikel diakses pada 7 Desember 2015 dari http://bisnis.liputan6.com/read/2188583/investor-
masih-tergila-gila-dengan-sektor-saham-infrastruktur-ri. 12 Pandji Anoraga & Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal Edisi Revisi, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2003), hlm 58.
11
pada fluktuasi harga saham syariah pada suatu emiten. Khususnya di
perusahaan sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.
Ada berbagai pertimbangan yang mendasari investor dalam berinvestasi
di Pasar Modal Syariah khususnya pada saham syariah diantaranya
pertimbangan keuntungan dan risiko atas investasi tersebut. Bentuk
keuntungan yang diharapkan berupa dividen atau dalam bentuk capital gain
yang terbentuk dari meningkatnya harga saham. Selain itu calon investor juga
memilih saham saham yang harus memenuhi segala persyaratan dan
kualifikasi sesuai dengan prinsip syariah. Maka dari itu selain mendapatkan
keuntungan, investor juga mendapatkan keberkahan dalam investasi yang di
pilih.
Sebelum menginvestasikan uang dengan membeli saham perusahaan
yang bersangkutan di Bursa Efek, sebaiknya calon investor harus dan telah
memperhatikan hal-hal seperti faktor-faktor yang ada serta tercermin dalam
laporan keuangan perusahaan. Investor dalam menanamkan dananya
membutuhkan berbagai informasi yang berguna untuk mempredeksi hasil
investasinya dalam pasar modal. Untuk melakukan analisis tentang harga
saham syariah pada suatu emiten diperlukan adanya informasi dari kinerja
keuangan emiten itu sendiri.
Mengukur tingkat kewajaran suatu saham biasanya adalah dengan
membandingkan rasio-rasio keuangan tertentu dengan saham lainnya yang
bergerak dalam bisnis yang sama. Rasio keuangan tersebut dapat dikatan
sebagai kinerja keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan digunakan untuk
12
mengurangi banyaknya informasi relevan pada serangkaian indikator
keuangan yang terbatas dan untuk meniadakan pengaruh ukuran besarnya
perusahaan. Sehingga perbandingan antar perusahaan pada skala yang berbeda
dapat dilakukan.13 Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahan yang
sejenis dalam satu sektor yang sama.
Dari aspek tujuan analisis, rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok utama. Seluruh rasio keuangan dapat mencerminkan
seluruh aspek perusahaan. Tetapi dalam hal ini peneliti hanya mengambil
beberapa rasio saja yang dapat diproksikan pengaruhnya terhadap harga saham
syariah pada suatu emiten.
Dari Leverage Ratio diambil indikatornya yaitu Debt to Equity Rasio
(DER) yang menggambarkan kemampuan modal sendiri untuk memenuhi
seluruh kewajibannya. Pada Profitability Ratio indikator yang digunakan
adalah Net Profit Margin (NPM) untuk menghitung sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio
berikutnya yaitu Market Value Ratio atau Rasio Investasi dengan indikatornya
adalah Earning Per Share (EPS) menunjukkan berapa jumlah penghasilan
perlembar saham, Book Value Per Share (BVPS) menunjukkan Rasio harga
pasar saham terhadap nilai buku.
Serta terdapat pula kebijakan kebijakan pemerintah yang berpengaruh
seperti yang telah tertera diatas sebelumnya dalam mengeluarkan anggaran
belanja yang besar untuk peningkatan serta pembangunan infrastruktur dan
13 David & Kurniawan, Manajemen Investasi Pendekatan Teknikal dan Fundamental
untuk Analisis Saham, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010) hl. 231.
13
transportasi secara terus menerus pada daerah - daerah yang tersebar di
Indonesia.
Berdasarkan latar belakang diatas sehingga penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul ANALISIS KINERJA KEUANGAN EMITEN
TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI ISSI (INDEKS SAHAM SYARIAH
INDONESIA) SEKTOR INFRASTRUKTUR, UTILITAS DAN
TRANSPORTASI PERIODE 2011-2015.
B. Identifikasi Masalah
Persoalan yang timbul yaitu sejauh mana nilai dari sebuah perusahaan
berupa rasio keuangan mampu mempengaruhi harga saham syariah di sektor
tranportasi dan infrastruktur yang terdaftar di ISSI (Indeks Saham Syariah
Indonesia). Apa saja indikator yang berpengaruh dalam keputusan investor.
Investor dapat menentukkan sejauh mana tingkat kepekaan ataupun sejauh
mana reaksi dan respon yang terjadi terhadap harga saham syariah atas kondisi
internal perusahaan.
Pergerakan harga saham-saham di Indeks Saham Syariah Indonesia juga
bergerak secara fluktuatif sehingga berpengaruh kepada pengambilan
keputusan investasi saham. Hal tersebut tergantung pada kondisi dan situasi
kondisi internal dari perusahaan tersebut. Tidak lupa faktor yang sangat
penting dari pergerakan tersebut melalui kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan sektor infrastruktur dan transportasi. Namun dalam kondisi
tertentu harga saham tidak selalu mencerminkan pergerakan kinerja keuangan
14
perusahaan. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan faktor-faktor teknik
yang terjadi seperti merger, akuisisi, kondisi ekonomi makro, situasi politik
dan keamanan.
Hal ini dibutuhkan agar para calon investor mengetahui faktor rasio
keuangan mana saja yang berpengaruh signifikan terhadap tren atau fluktuasi
harga saham syariah pada emiten. Selain membantu keputusan investasi juga
membantu meminimalisir risiko kerugian. Apabila saham tergolong
overvalued maka saham tersebut layak jual. Apabila saham tergolong
undervalued maka saham tersebut layak beli dalam konteks jangka pendek.
Dalam konteks jangka panjang dapat membantu para investor menentukan
sektor perusahaan mana yang masa depannya signifikan naik.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, tentang beberapa variabel
yang berpengaruh kepada harga saham syariah. Maka berikut ini dikemukakan
masalah-masalah yang ada pada objek yang diteliti menjadi lebih terarah,
antara lain:
1. Bagaimana signifikansi faktor-faktor yang melatarbelakangi investor
dalam pengambilan keputusan investasi saham?
2. Sejauh mana faktor-faktor kinerja keuangan emiten mempengaruhi
fluktuasi harga saham?
3. Sejauh mana tingkat kepekaan atau reaksi terhadap harga saham syariah
atas kondisi kinerja keuangan emiten?
4. Bagaimana cara mengukur variabel dari tiap faktor-faktor kinerja
keuangan emiten dalam kesinambungan dengan harga saham syariah?
15
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah agar lebih terarah dan fokus pada objek
permasalahan, yaitu
1. Penelitian ini fokus terhadap faktor-faktor yang berpengaruh signifikan
terhadap harga saham syariah pada periode kuartal dari tahun 2011-
2015.
2. Komponen-komponen yang digunakan dalam pengaruh harga saham
syariah dibatasi pada faktor rasio kinerja keuangan emiten yaitu; Debt
to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share
(EPS), Book Value Per Share (BVPS).
3. Perusahaan yang akan diteliti yaitu perusahaan sektor infrastruktur,
utilitas dan transportasi yang secara konsisten berada di Indeks Saham
Syariah Indonesia selama periode 2011 2015.
2. Perumusan Masalah
Sejalan dengan pembatasan diatas, maka peneliti merumuskan
masalah dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:
1. Seberapa besar Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin
(NPM), Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVPS)
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham syariah
atas perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang
listing di Indeks Saham Syariah Indonesia ?
2. Seberapa besar Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM),
Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVPS) berpengaruh
16
signifikan secara Parsial terhadap harga saham syariah atas perusahaan
sektor infrastruktur dan transportasi yang listing di Indeks Saham
Syariah Indonesia ?
3. Variabel manakah yang paling besar sangat berpengaruh terhadap
harga saham syariah atas perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan
transportasi yang listing di Indeks Saham Syariah Indonesia ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Menguji dan menganalisis pengaruh faktor rasio kinerja keuangan yang
terdiri dari Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM),
Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVPS) secara simultan
(bersama-sama) terhadap harga saham syariah pada perusahaan sektor
infrastruktur, utilitas dan transportasi di Indeks Saham Syariah Indonesia.
2) Menguji dan menganalisis pengaruh faktor rasio kinerja keuangan yang
terdiri dari Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM),
Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVPS) secara Parsial
(individu) terhadap harga saham syariah pada perusahaan sektor
infrastruktur, utilitas dan transportasi di Indeks Saham Syariah Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis
Hasil penelitian dapat memberikan suatu pemahaman mengenai disiplin
ilmu yang diterima dibangku kuliah dan sebagai implentasi teori yang
diterima di kelas dalam situasi yang nyata. Secara lebih rinci peneliti dapat
17
memberikan pengetahuan menganalisa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi fluktuasi harga saham syariah pada perusahaan sektor
infrastruktur, utilitas dan transportasi.
b. Bagi investor
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi atau sumbangan
pemikiran sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi para investor untuk menginvestasikan dananya di pasar
modal khususnya pada saham syariah melalui analisis faktor rasio kinerja
keuangan emiten.
c. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan informasi
baru yang positif dan berguna berkaitan dengan saham syariah di pasar
modal serta menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.
F. Teknik penulisan
Dalam teknik penulisan penelitian ini berpedoman pada penulisan skripsi
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diperlukan agar dapat dijadikan arah dalam
pembahasan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu Skripsi ini disusun
menjadi lima bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun
penyusunan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas gambaran umum penulisan skripsi mengenai
latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan
18
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pedoman penulisan
laporan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori-teori berkenaan dengan
Teori Investasi Saham Syariah, Pasar Modal Syariah, Intrumen
pasar modal syariah, Indeks Saham Syariah Indonesia, Saham
syariah, Harga Saham Syariah serta terkait dengan Kinerja
keuanga perusahaan dan rasio keuangan emiten. Selain itu ada
kerangka pemikiran, tinjauan pustaka (studi terdahulu) dan
hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ketiga akan diuraikan metode penelitian yang
digunakan dalam penyusunan skripsi ini. Sub bab dari metode
penelitian ini adalah tentang objek penelitian, ruang lingkup
penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data dan metode
analisa data.
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas mengenai pengaruh faktor-faktor faktor
rasio kinerja keuangan yang terdiri dari Debt to Equity Ratio
(DER), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS),
Book Value Per Share (BVPS) terhadap harga saham syariah pada
emiten yang terdaftar di ISSI sektor infrastruktur, utilitas dan
transportasi pada periode kuartal tahun 2011- 2015.
19
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan memuat suatu kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan bab-bab sebelumnya dan memberikan suatu
saran yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dialami
untuk memperoleh suatu solusi atas permasalahan tersebut. Serta
dapat dijadikan suatu bahan pertimbangan penelitian.
20
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Investasi dan Pasar Modal Syariah
1. Investasi syariah
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang.1 Dalam pengertian pasar modal dan juga pasar
uang, investasi berarti sebagai penanaman uang ataupun modal dalam
suatu perusahaan ataupun penanaman dana dalam suatu proyek untuk
mencari keuntungan. Investasi juga dapat dikatakan sebagai kegiatan
penukaran uang untuk mendapatkan bentuk-bentuk kekayaan yang lain
seperti saham ataupun harta tidak bergerak yang lain yang diharapkan akan
dapat ditahan selama periode tertentu agar dapat menghasilkan
pendapatan. 2
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa investasi
adalah penanaman modal berupa sejumlah dana atau sumber daya lainnya
pada sektor keuangan dan atau sektor rill dengan harapan memperoleh
keuntungan yang lebih banyak serta mendapatkan kehidupan yang lebih
layak di masa yang akan datang.
Sedangkan Investasi syariah merupakan kegiatan usaha halal yang
bermanfaat dan memiliki maslahah, berupa penempatan aset, baik harta
1 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Kanisus, 2010), Hlm. 2 2 Mohamad Heykal, Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2012), hlm. 10
21
maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan agar memberikan hasil
pendapatan di masa mendatang serta hanya mengharapkan ridha Allah3
Jenis-jenis investasi terbagi menjadi dua yaitu investasi pada aset
keuangan dan aset rill. Aset keuangan contohnya ekuitas, hutang, sukuk,
derivatif, sekuritisasi aset, reksadana. Pada aset rill contohnya pabrik,
perdagangan, properti dan komoditas. Investasi pada aset keuangan dapat
dilakukan di pasar uang dan atau pasar modal. Pasar uang dilakukan oleh
lembaga keuangan seperti Bank dengan jangka waktu pendek dibawah
satu tahun. Sedangkan pasar modal pelakunya adalah Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan waktu jangka panjang lebih dari satu tahun.
2. Pasar Modal Syariah
a. Pengertian Pasar Modal Syariah
Pasar modal adalah mekanisme transaksi jual beli efek antara
penjual dan pembeli (individu, korporasi dan pemerintah).4 Peran
Pasar modal sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Dengan
adanya pasar modal (capital Market), investor sebagai pihak yang
memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada
berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return).
Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat
memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan proyek-
proyeknya. Dengan alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan
3Yuke Rahmawati, Mengenal Prinsip-Prinsip Investasi Keuangan dalam Islam, artikel
di akses pada 6 Maret 2016 dari www.academia.edu 4 Bursa Efek Indonesia, Pengantar Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia,
Sekolah Pasar Modal Syariah Level 1 pada 20 September 2014 (Jakarta: OJK, 2014)
22
dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya serta pemerintah
dapat membiayai berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan
kegiatan perekonomian Negara dan kemakmuran masyarakat luas.5
Masuk dalam definisi Pasar Modal Syariah, Pasar Modal Syariah
merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek
syariah perusahaan publik, berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua
produk dan mekanisme operasionalnya berjalan sesuai dengan prinsip
syariah.6
Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan pada efek
yang diterbitkan oleh perusahaan publik, serta lembaga profesi yang
berkaitan dengan efek tetapi tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.7
Oleh karena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang
terpisah dari sistem pasar modal secara keseluruhan. Secara umum
kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar
modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus
Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
5 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Kanisus, 2010), Hlm. 61 6 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
hlm.62. 7 OJK, Konsep Dasar Pasar Modal Syariah, diakses pada 21 April 2016 dari
http://www. ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Pages/Syariah.aspx
23
b. Instrumen Pasar Modal Syariah
Intrumen pasar modal syariah atau disebut dengan produk dari
pasar modal syariah antara lain berupa surat berharga atau efek.
Instrumen pasar modal syariah dikelompokkan ke dalam tiga kategori
sebagai berikut;8
2. Sekuritisasi aset atau proyek aset yang merupakan bukti
penyertaan, baik dalam penyertaan musyarakah (partnership).
Penyertaan musyarakah adalah yang mewakili modal tetap (fixed
capital) dengan hak pengelolaan, mengawasi manajemen, dan hak
suara dalam mengambil keputusan. Penyertaan mudharabah adalah
mewakili modal kerja dengan hak atas modal dan keuangan itu
tetapi tanpa hak suara, hak pengawasan atau hak pengelolaan.
3. Sekuritisasi hutang atau emisi surat hutang yang timbul atas jual
beli atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan.
4. Sekuritisasi modal. Merupakan emisi surat berharga perusahaan
emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah yang
berbentuk saham.
Adapun efek syariah yang dapat diperdagangkan menurut fatwa
DSN-MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003 adalah sebagai berikut.
1. Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksa
Dana Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK
8 DSN-MUI, Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, Jakarta: DSN-MUI, 2003.
24
EBA) Syariah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan
Prinsip-prinsip Syariah.
2. Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan
tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa.
3. Obligasi Syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan
Prinsip Syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang
Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi
hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat
jatuh tempo.
4. Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad
antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal)
dengan Manajer Investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi
sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi
sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi.
5. Efek Beragun Aset Syariah adalah Efek yang diterbitkan oleh
kontrak investasi kolektif EBA Syariah yang portofolio-nya terdiri
dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga
komersial, tagihan yang timbul di kemudian hari, jual beli
pemilikan aset fisik oleh lembaga keuangan, Efek bersifat investasi
yang dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan investasi/arus
25
kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan Prinsip-prinsip
Syariah.
6. Surat berharga komersial Syariah adalah surat pengakuan atas
suatu pembiayaan dalam jangka waktu tertentu yang sesuai dengan
Prinsip-prinsip syariah.
Pada pasar modal syariah instrumen atau produk pasar modal
syariah masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan
pada tahun 2007. Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan Efek
yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-LK atau Pihak yang disetujui
Bapepam-LK. DES tersebut merupakan panduan investasi dalam
menempatkan dan mengelola dana pada portofolio Efek Syariah.
Emiten yang dapat masuk ke Daftar Efek Syariah (DES) harus
melalui proses screening selama periode enam bulan sekali, efektifnya
pada tanggal 1 Juni dan 1 Desember. Kriteria screening emiten sebagai
berikut:9
1) Tidak melakukan kegiatan perjudian dan sejenisnya
2) Tidak termasuk perdagangan yang dilarang
3) Tidak ada jasa keuangan ribawi
4) Tidak melakukan jual beli risiko yang mengandung unsur
ketidakpastian (gharar) dan atau judi (maisir)
5) Bebas dari produksi atau distribusi barang haram
9 Bursa Efek Indonesia, Pengantar Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia,
Sekolah Pasar Modal Syariah Level 1 pada 20 September 2014 (Jakarta: OJK, 2014)
26
6) Tidak ada transaksi suap
7) Hutang berbasis bunga dibanding total aset harus kurang dari 45%
8) Pendapatan non-halal dibanding total pendapatan hanya boleh
dibawah 10%
B. Saham Syariah, Indeks dan Harga Saham
1. Saham Syariah
a. Pengertian Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti
penyertaan modal kepada perusahaan, dan dengan bukti penyertaan
tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari
usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak
bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai
kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka
secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.10
Adapun yang dimaksud dengan saham syariah adalah kegiatan
investasi berupa penyertaan modal yang dilakukan ke dalam
10OJK, Pasar Modal Syariah, diakses pada 7 Maret 2016 dari http://www.ojk.go.id/id
/kanal/pasar-modal/Pages/Syariah.aspx
http://www.ojk.go.id/id%20/kanal/pasar-modal/Pages/Syariah.aspxhttp://www.ojk.go.id/id%20/kanal/pasar-modal/Pages/Syariah.aspx27
perusahaan-perusahaan dan dalam kegiatannya tidak melanggar prinsip
syariah.11
b. Kriteria Emiten Saham Syariah
Tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan
Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham
dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut
diterbitkan oleh:
I. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan
Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
II. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan
Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah
sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak
melakukan kegiatan usaha:
a) Perjudian dan permainan yang tergolong judi;
b) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang/jasa;
c) Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
d) Bank berbasis bunga;
11Mohamad Heykal, Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2012), hlm. 44
28
e) Perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
f) Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian
(gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi
konvensional;
g) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan
dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya
(haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena
zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI;
dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat
mudarat;
h) Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap
(risywah);
2) Rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas
tidak lebih dari 45%, dan
3) Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal
lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total
pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.
2. Indeks Saham Syariah
Indeks saham merupakan instrumen yang digunakan sebagai
indikator dari pergerakan harga dan kinerja saham atau sekumpulan
saham. Di Indonesia usaha untuk melakukan investasi pada saham syariah
merujuk pada indeks syariah. BEI meluncurkan dua indeks harga saham
syariah yaitu, ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) diluncurkan pada
tanggal 12 Mei 2011 dan JII (Jakarta Islamic Index) diluncurkan tahun
29
2000. ISSI merupakan kumpulan saham syariah dari seluruh sektor yang
tercatat di BEI. Sedangkan JII merupakan kumpulan 30 saham syariah
yang kapitalisasi pasar dan likuiditasnya terbesar.
Emiten yang akan masuk pada Indeks Saham Syariah Indonesia akan
melewati proses seleksi selama enam bulan sekali. Proses seleksi
dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berikut merupakan garis
besar proses seleksi emiten:12
1) Tidak melakukan kegiatan usaha yang dilarang secara syariah dan
tercatat di BEI
2) Rasio Utang berbasis Bunga dibandingkan total aset 45%
3) Rasio pendapatan Non Halal terhadap Total Pendapatan 10%
3. Harga saham Syariah
Harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti
penyertaan atau kepemilikan suatu perusahaan. Selain itu harga saham
merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan dan
pengelolaan aset.
Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan
diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Secara umun harga saham
diperoleh untuk menghitung nilai sahamnya. Harga saham juga dapat
mencerminkan informasi yang mengalir ke bursa efek. Maka harga saham
cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikologis pembeli dan penjual.13
12 Bursa Efek Indonesia, Pengantar Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia,
Sekolah Pasar Modal Syariah Level 1 pada 20 September 2014 (Jakarta: OJK, 2014) 13 Panji Anoraga dan Piki Pakarti, Pengantar Pasar Modal, ed revisi (Semarang:
Rineka Cipta, 2001) hlm.100
30
Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa harga saham pada
umunya merupakan nilai yang dibentuk dari interaksi para penjual dan
pembeli saham sesuai dengan kesepakatan pada pasar modal di Bursa
Efek. Sedangkan harga saham syariah adalah nilai saham suatu emiten
yang telah terdaftar di Daftar Efek Syariah serta disepakati oleh penjual
dan pembeli.
Harga saham dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:14
a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham dan diterapkan oleh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya
harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal
biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga ini menerapkan pada waktu harga saham tersebut dicatat di
bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya diterapkan oleh
penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan
diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada
masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.
c. Harga Pasar
Harga jual dari investor yang satu dengan investor lain. Harga ini
terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini
tidak lagi melibatkan emiten, harga ini disebut sebagai harga di pasar
14 Sawidji widioatmodjo, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pengetahuan Dasar,
(Jakarta: Yayasan Mpu Ajar Artha, 2000) hlm. 46
31
sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga
perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil
sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit.
Harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu,
ditentukan oleh pelaku pasar berupa permintaan dan penawaran saham
yang bersangkutan. Di sisi lain harga saham terbentuk oleh beberapa
faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga
saham yaitu;15 kondisi fundamental emiten, tingkat suku bunga, valuta
asing, dana asing dibursa, indeks harga saham serta yang terakhir news
dan rumors.
C. Analisis Penilaian Harga Saham
Pada dasarnya untuk menilai harga saham emiten layak dibeli atau tidak
dapat dilihat dari tujuan seorang investor. Jika sesorang memiliki saham suatu
perusahaan, maka dia mengharapkan akan memperoleh keuntungan dari
saham tersebut. Keuntungan yang diharapkan dari pemilikan suatu saham ada
dua macam, yakni bisa dari pendapatan dividen (dividen Earning) maupun
capital gain.
Strategi aktif dalam pembentukan portofolio saham pada dasarnya bisa
menggunakan dua pendekatan dalam analisis saham, yaitu pendekatan analisis
teknikal dan pendekatan analisis fundamental. analisa teknikal adalah teknik
untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham
15 Ali Arifin, Membaca Saham, (Yogyakarta: Andi, 2004) hlm.116
32
lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan
volume.16 Menurut (Meyer 1989) analisis teknikal merupakan studi terhadap
suatu sekuritas atau pasar secara keseluruhan berdasarkan permintaan dan
penawaran. Analisis ini sebagai salah satu indikator dan patokan untuk
keputusan membeli atau menjual saham (trading rules).
Pendekatan fundamental adalah pendekatan untuk menganalisis suatu
saham dengan berdasarkan pada data-data yang ada diperusahaan. Tujuan dari
analisis ini yaitu memperkirakan harga saham di masa yang akan datang
dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental serta menetapkan
hubungan variabel-variabel tersebut untuk memperoleh harga saham.17 Dalam
analisis fundamental ada tiga bentuk analisis untuk penilaian saham. Pertama
analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi, analisis ini bertujuan untuk
membuat keputusan alokasi penginvestasian dana dimana saja, di dalam
negeri atau di luar negeri dan dalam bentuk apa saja, berupa saham, obligasi
ataupun kas. Kedua, analisasi industri dengan tujuan jenis-jenis industri mana
saja yang menguntungkan dan mana yang tidak berprospek baik. Ketiga,
analisis perusahaan bertujuan untuk menentukan perusahaan-perusahaan mana
dalam industri terpilih yang berprospek baik.18 Dalam penelitian ini
menggunakan analisis perusahaan dengan melihat kinerja keuangan
perusahaan dalam industri atau sektor yang telah ditentukan.
16 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Kanisus, 2010), Hlm.392. 17 William F. Sharpe, Investasi, Edisi ke-6, Jilid 1, (Jakarta: PT. INDEKS Kelompok
Gramedia, 2005), hlm.11. 18 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Kanisus, 2010), Hlm. 338.
33
1. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Analsis keuangan merupakan suatu penilaian terhadap kinerja
perusahaan pada waktu yang lalu dan prospek pada masa datang. Melalui
analisis keuangan diharapkan dapat diketahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan
keuangan (Financial Steatment).19 Analisis keuangan diperlukan oleh
berbagai pihak, seperti para pemegang saham atau investor, kreditor, dan
para manajer karena melalui hasil analisis keuangan ini mereka akan lebih
mengetahui posisi perusahaan bersangkutan daripada perusahaan lainnya
dalam satu kelompok industri. Hal ini sangat penting bagi para pemegang
dan calon pemegang saham untuk menaruh perhatian utama pada tingkat
keuntungan, karena tingkat keuntungan ini akan mempengaruhi harga
saham-saham yang mereka miliki. Disamping tingkat keuntungan, para
pemegang dan calon pemegang saham juga berkepentingan dengan tingkat
likuiditas, aktivitas serta leverage sebagai faktor lain dalam penilaian
kelanjutan hidup perusahaan serta proyeksi terhadap distribusi income
pada masa-masa yang akan datang.20
Analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan
dengan menganalisis laporan keuangan, yang mencakup perbandingan
kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan
mengevaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang
waktu. Analisa laporan keuangan perusahaan merupakan perhitungan
19 Moeljadi, Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Jilid
1,(Malang: Bayumedia Publishing, 2006), hlm. 43. 20 Ibid, hlm 38.
34
rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan masa lalu, saat ini,
dan kemungkinan di masa depan. Analisa dengan menggunakan rasio
merupakan hal yang sangat umum dilakukan di mana hasilnya akan
memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan.21
2. Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan sangat
penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan
perusahaan.22
Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.
Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan
antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga
kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
Rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok
berikut:23
1. Rasio likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi (dalam jangka
21 Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan: konsep aplikasi dalam
Perencanaan, Pengawasan dan pengambilan keputusan, Edisi Baru, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2007), hlm.37. 22 Sofyan S.H, Analiis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
hlm. 297 23 Budi Rahardjo, Laporan Keuangan Perusahaan: membaca, memehami dan
menganalisis, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003), hlm. 120.
35
pendek atau satu tahun terhitung sejak tanggal Neraca dibuat). Contoh
dari rasio likuiditas yaitu: rasio lancar, rasio cepat.
2. Rasio solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya (baik jangka pendek maupun jangka panjang),
apabila perusahaan saat itu dilikuidasi. Rasio solvabilitas sering
dikenal sebagai Leverage Ratios yang mengukur kontribusi pemilik
(pemodal atau pemegang saham) dibandingkan dengan dana yang
berasal dari kreditor. Rasio solvabilitas antara lain: Debt to Assets
Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER),
3. Rasio Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mengasilkan
keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya.
Rasio ini sering juga dikelompokkan dengan profitabilitas atau
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari penjualan
barang atau jasa yang diproduksinya. Contoh dari rasio ini adalah
Return on Total Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Return on
Capital Employed (ROCE), Return On Common Equity, Economic
Value Added (EVA), Value Added Ratio (VAR), Gross Profit Margin,
Operating Profit Margin, Net Profit Margin.
4. Rasio Aktivitas, menunjukkan tingkat aktivitas atau efisiensi
penggunaan dana yang tertanam pada pos-pos aktiva dalam neraca
perusahaan. Semakin tinggi perputarannya semakin aktif aktiva yang
bersangkutan. Contoh rasio aktivitas yaitu: Receivables turnover ratio,
Average Collection Period Ratio, Inventory Turnover, Average Sale
Period, Working Capital Turnover.
36
5. Rasio Investasi, menunjukkan tingkat imbalan dari dana yang
ditanamkan atau diinvestasikan ke dalam perusahaan. Rasio investasi
ini biasanya diperlukan dan digunakan oleh para pemegang saham atau
pun calon investor dan kreditor. Contoh rasio ini yaitu: Earning Per
Share (EPS), Book Value Per Share (BVPS), Price Earning ratio
(PER), Dividen Payout Ratio, Dividen Yield Ratio, Cash Flow Per
Share, Market Value Added.
Dari sekian banyaknya rasio dalam kinerja keuangan suatu
perusahaan, peneliti hanya mengambil beberapa rasio saja. Hal ini
dikarenakan pertama, terlalu banyak rasio kinerja keuangan sehingga
peneliti tidak mungkin meneliti semua rasio dalam waktu singkat
pembuatan skripsi. Kedua, beberapa variabel yang diambil peneliti, telah
dilakukan uji dalam studi empiris sebelumnya dalam bentuk skripsi, tesis
maupun jurnal. Yang menjelaskan bahwa variabel dibawah ini adalah
variabel secara konstan berpengaruh secara positif maupun negatif
terhadap harga saham syariah, lalu digabung dengan variabel-variabel
yang signifikan dan diambil beberapa untuk dijadikan penelitian.
3. Variabel kinerja keuangan emiten
1. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio merupakan rasio hutang atas modal. DER
mencerminkan sumber pendanaan perusahaan baik dari pihak luar
maupun internal. Rasio ini mengukur seberapa banyak sumber
pendanaan untuk aktiva perusahaan yang bersumber dari internal
37
maupun eksternal. Debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan
semakin besar sumber dana yang diambil dari pihak luar.
Dalam hal ini, ketika penggunaan utang atau dana eksternal
untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan mengalami
kenaikan, maka semakin banyak penggunaan biaya tetap (jangka
panjang) yang dibutuhkan perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan
laba operasional semakin kecil, karena digunakan untuk menutup
biaya jangka panjang dan beban bunganya. Hal ini menjelaskan bahwa
semakin tinggi DER akan menyebabkan meningkatnya nilai utang
yang berakibat pada penurunan laba bersih dan pada akhirnya akan
mengurangi laba yang diterima oleh pemegang saham.24
Rumus matematis untuk menghitung rasio hutang atas modal
atau Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut:
=
/
2. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin merupakan bagian dari rasio profitabilitas
yang mengukur seberapa jauh perusahaan mendapatkan laba dari
kegiatan opersaionalnya. NPM juga mengukur keberhasilan sebuah
manajemen dalam mengelola perusahaan. Menurut Lukman
syamsuddin, Net profit margin adalah rasio antara laba bersih (Net
24 Ken & Isnurhadi, Analisis Pengaruh Rasio Lancar, Rasio Perputaran total aktiva,
DER, ROE dan EPS terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan
Transportasi yang terdaftar di BEI Periode 2007-2011, Jurnal Manajemen & Bisnis
Sriwijaya, Vol 11, No 4, (Desember, 2013), hlm.2
38
Profit) yaitu, penjualan yang sudah dikurangi dengan seluruh biaya
termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Jika Semakin tinggi
NPM, maka semakin baik operasi suatu perusahaan.25 Adapun rumus
matematis untuk menghitung nilai NPM adalah sebagai berikut:
(%) =
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi fluktuasi harga
saham adalah NPM. Karena ketika investor melihat laba dari kegiatan
operasional suatu perusahaan, maka investor akan mengetahui berapa
banyak dividen yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham.
Semakin besar dividen yang akan dibagikan dari hasil laba bersih
perusahaan, semakin banyak investor yang tertarik untuk menanamkan
modalnya di perusahaan tersebut, dan hal ini tercermin dalam besar
kecilnya harga saham.
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Net
Profit Margin mempengaruhi secara positif atau searah dengan naik
turunnya harga saham suatu emiten. Hal tersebut sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Mulyono, Bahwa ketika laba meningkat maka
harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun maka
harga saham ikut juga menurun.26
25 Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007), hlm. 62 26 Mulyono, Manajemen Bisnis Logistik, (Yogyakarta: BPFE YOGYAKARTA, 2000)
hlm. 89.
39
3. Earning Per Share (EPS)
Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam
analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal
sebagai Earning Per Share (EPS). Informasi EPS pada suatu
perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan kepada semua pemegang saham.27 Besarnya EPS dapat
dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba rugi
perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS perusahaan adalah sebagai
berikut:
=
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan
akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba
per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan
pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk
melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham
perusahaan akan meningkat.28
4. Book Value Per Share (BVPS)
Book Value Per Share (BVPS) menunjukkan suatu approximate
value atau perkiraan nilai (tidak pasti) dari setiap lembar saham biasa
yang didasarkan atas asumsi bahwa semua asset perusahaan dapat
27 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Kanisus, 2010), Hlm. 373 28 Weston & Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan 1, (Jakarta: Erlangga, 2001)
hlm. 26.
40
dilikuidir menurut nilai bukunya. Nilai buku yang dimaksudkan di sini
adalah nilai akunting, yaitu nilai yang dicatat berdasarkan sistem
akuntansi dan nampak di dalam saham biasa akan menerima uang
sejumlah nilai buku dari setiap lembar saham, apabila aktiva
perusahaan dijual dan setelah terlebih dahulu melunasi semua utang-
utang nya.
Nilai buku per saham dihitung sebagai berikut:
=
Rasio harga pasar saham terhadap nilai buku memberikan
indikasi lain tentang bagaimana investor memandang perusahaan.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas ekuitas yang relatif
tinggi biasanya menjual saham beberapa kali lebih tinggi dari nilai
bukunya, dibanding dengan perusahaan dengan tingkat pengembalian
yang rendah. Untuk menghitung rasio ini, pertama kali kita harus
menghitung nilai buku per lembar sahamnya. Nilai buku per lembar
saham adalah total ekuitas saham biasa dibagi dengan jumlah saham
biasa yang beredar.29
Book Value per Share (BVPS) merupakan salah satu rasio pasar
yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap
nilai bukunya (Ang, 1997). Book Value per Share (BVPS) ditunjukkan
dengan perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku dihitung
29 Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004)
hlm. 39.
41
sebagai hasil bagi dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham
yang beredar. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan
mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal
yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio Book Value per
Share (BVPS) yang menunjukkan semakin berhasil perusahaan
menciptakan nilai bagi pemegang saham (Ang, 1997).
Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada
saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan
oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar
bursa. Semakin kecil nilai Book Value per Share (BVpS) maka harga
dari suatu saham dianggap semakin murah (Budi leksmana dan
Gunawan, 2003).
Perusahaan yang mengalami keuntungan sering mempunyai nilai
buku bersih rendah meskipun penghasilannya cukup besar. Perusahaan
yang tidak begitu menguntungkan, nilai buku sahamnya biasanya
tinggi tetapi keuntungan yang diperoleh rendah; harga pasar dari
saham perusahaan tersebut biasanya lebih rendah dari nilai buku.
42
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Model Persamaan Uji F Uji t Uji Koefisien
Determinasi
Hasil dan
Pembahasan
Variabel Rasio
Keuangan Emiten
Uji Asumsi Klasik
TEORI
Harga Saham Syariah (Y)
DER (X1) EPS (X3) BVPS (X4) NPM (X2)
Uji Regresi Data Panel
Uji Chow Fixed Effect Common
Effect
Uji Hipotesis
Uji Hausman Random Effect Fixed Effect
43
E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Studi terdahulu membantu peneliti untuk mendeskripsikan hasil
penelusuran penulis terhadap penelitian terdahulu yang serumpun mengenai
harga saham maupun kinerja emiten yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1
Studi Terdahulu
NO Judul Objek dan Hasil
Penelitian
Distingsi
1. Maris Akfalia,
tahun 2011 (skripsi
Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas
Syariah dan Hukum,
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
Pengaruh Faktor
Fundamental
Perusahaan terhadap
Beta Saham
Syariah. (Studi pada
Jakarta Islamic
Index Tahun 2004-
2010)
Variabel yang paling
dominan mempengaruhi
Beta Saham syariah
adalah Return On Equity
(ROE), dan Price
Earning Ratio (PER),
DER dan EPS pengaruh
yang signifikan secara
simultan terhadap
Perkembangan Beta
saham syariah periode
2004-2010. Saham-
sahamnya pada
perusahaan yang ada di
JII (ANTM, INCO,
INTP, KLBF, PTBA,
TLKM, UNVR) dengan
metode OLS
Namun secara parsial
hanya variabel ROE,
PER berpengaruh
signifikan terhadap Beta
saham Syariah.
Perbedaan: variabel
dependen yang
digunakan beta
saham syariah
sedangkan peneliti
menggunakan harga
saham syariah
individu perusahaan,
rentang waktu dan
objek perusahaan
Persamaan:
beberapa variabel
yang digunakan ada
yang sama yaitu
Debt To Equity
Ratio, dan Earning
Per Share. Serta
salah satu metode
yang digunakan
yaitu OLS.
2. Erik Mahfud
Fathoni, Tahun
2014 (skripsi
Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas
Faktor fundamental
dengan variabel BVS,
EPS, dan PBV
berpengaruh secara
signifikan terhadap harga
Perbedaan: objek
penelitian yang
digunakan peneliti
adalah perusahaan
Sektor Infrastruktur,
44
Syariah dan Hukum,
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
Pengaruh Faktor-
Faktor Fundamental
terhadap Harga
Saham Syariah
Sektor Consumer
Goods Di Bursa
Efek Indonesia
Periode 2011-2013
saham syariah sektor
Consumer Goods,
sedangkan variabel lain
ROA dan ROE secara
parsial tidak berpengaruh
secara signifikan.
Penelitian ini
menggunakan tiga
perusahaan sektor
Consumer Goods dengan
metode Uji Chow,
Haussman serta Uji
Regresi Berganda.
Utilitas dan
Transportasi.
Variabel yang
digunakan tidak
sebanyak yang
peneliti gunakan dari
internal perusahaan
Persamaan: metode
yang digunakan
salah satunya sama
yaitu dengan uji
regresi berganda.
3. Mutdiyanti, tahun
2013 (Skripsi
Fakultas Ekonomi
Universitas
Pasundan
Bandung). Pengaruh
Price To Book
Value, Earning Per
Share, Return on
Asset dan Debt to
Equity Ratio
terhadap Harga
Saham. (Studi
Perusahaan Indeks
LQ45 yang terdaftar
di Bursa Efek
Indoneisa.
Penelitian menggunakan
metode Regresi Liniear
berganda. Hasil
penelitiannya yaitu
Variabel Price to Book
Value (PBV), Earning
Per Share (EPS), Return
On Asset (ROA) dan
Debt to Equity Ratio
(DER) memiliki
hubungan yang positif
dan signifikan terhadap
harga saham. Sedangkan
secara parsial hanya
variabel Earning Per
Share (EPS) yang
mempengaruhi secara
signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan
Indeks LQ45 di BEI.
Perbedaan: variabel
yang ada pada
peneliti tidak
menggunakan
Return on Asset.
Objek penelitian
yang di gunakan
berbeda. Metode
analisis data yang
digunakan tidak
menggunakan
regresi linear
berganda, tetapi
memakai pool least
square.
Persamaan:
Terletak pada
beberapa variabel
yang digunakan EPS
dan DER. Variabel
Independen yang
digunakan sama
yaitu menggunakan
harga saham syariah.
4. Al-Muntasir, Tahun
2015 (Jurnal Buletin
Ekonomi Moneter
Menganalisis dampak
perubahan dari NFP
terhadap volatilitas pasar
Perbedaan:
Variabel independen
yang digunakan
45
dan Perbankan, Vol
17, No.4) Cross
Border Portofolio
Investment and The
Volatility of Stock
Market Index and
Rupiahs Rate.
modal (IHSG &
IDR/USD), Terdapat
hubungan kointegrasi
dan dinamis antara
perubahan aliran modal
asing, pergerakan IHSG
dan nilai tuka IDR/USD.
Tetapi tidak ditemukan
hubungan kausal antara
ketiganya. Peneliti
menggunakan
pendekatan multivariate
VAR dan VECM
volatilitas pasar
modal sedangkan
peneliti
menggunakan harga
saham syariah.
Variabel dependen
yang digunakan
adalah NFP berbeda
dengan peneliti yang
menggunakan DER,
NPM, EPS, BVPS.
Serta metode
analisis yang
digunakan VECM
berbeda dengan
peneliti, yaitu
menggunakan Data
Panel.
Persamaan:
menggunakan teori
tentang Saham pada
portofolio
5. Achmad
Fachruddin, Tahun
2006 (Tesis
Universitas
Indonesia) Analisis
efisiensi pasar pada
saham-saham yang
tergabung dalam JII
Penelitian terfokus pada
pengamatan reaksi pasar
terhadap pengumuman
laporan keungan tahunan
yang dikeluarkan emiten.
Penelitian ini
menggunakan metode
event study dan market
model. Pengujian data
dengan menggunakan t-
test. Penelitian ini
dilakukan pasa tahun
2006 berlokasi di pasar
modal. Peneliti
menggunakan
pendekatan teori pasar
pada posisi bersaing.
Dan informasi kepada
Perbedaan:
Variabel yang
digunakan yaitu
reaksi pasar. Metode
yang digunakan
adalah metode event
study sedangkan
peneliti
menggunakan
metode Pool Least
Square. Periode
yang digunakan
berbeda yaitu 2011-
2015.
Persamaan: objek
variabel yang
digunakan adalah
saham-saham
46
investor harus relevant,
reliable, tepat waktu dan
hemat. Dan peneliti juga
fokus kepada adanya
akuntasi untuk
memperbaiki pasar
sekuritas.
Syariah.
6. Irfan Syauqi Beik &
Sri Wulan
Fatmawati, Al-
Iqtishad, Tahun
2014 (Jurnal Ilmu
Ekonomi Sy